50 LAMPIRAN – LAMPIRAN
50
LAMPIRAN – LAMPIRAN
51
Pendekatan kontekstual menurut Nurhadi (2003) adalah konsep belajar yang mendorong
guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.
Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan
penerapannya dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri. Pengetahuan dan ketrampilan
siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan
baru ketika ia belajar. Sedangkan menurut Johnson (2002) kontekstual adalah sebuah
proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat di dalam materi akademik
yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik dengan
koteks dalamkehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, social
dan budaya mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi tujuh komponen
berikut : membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang
berarti melakukan pembelajaran yang diatur sediri, melakukan kerjasama, membantu
individu untuk tumbuh dan berkembang, berfikir kritis dan kreatif untuk mencapai standar
yang tinggi, dan menggunakan penilaian autentik.
2.1.1.2.Komponen Pendekatan Kontekstual
Pedekatanan Kontekstual menurut (Sanjaya, 2004) melibatkan tujuh komponen
utama, yaitu Konstruktivisme (Construkvism), bertanya (questioning), menemukan
(inquiry), masyarakat belajar (learning komonity), pemodelan (modelling), dan penilaian
sebenarnya (authentic assessment).
Konstruktivisme adalah proses membangun dan menyusun pengetahuan baru
dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut konstruktivisme,
pengetahuan memang berasal dari luar tetapi dikonstrusi oleh diri seseorang. Oleh sebab
itu pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting yaitu obyek yang menjadi bahan
pengamatan dan kemampuan subyek untuk mengintrepretasi obyek tersebut. Asumsi ini
52
melalandasi pendekatan kontekstual pada dasarnya mendorong agar siswa bisa
mengkonstruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan dan pengalaman nyata yang
dibangun oleh individu si pembelajar.
Inquiry, artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan
melalui proses berfikir secara sistematis. Secara umum inquiry dapat dilakukan melalui
beberapa langkah yaitu: 1) merumuskan masalah, 2) mengajukan hipotesa, 3)
mengumpulkan data, 4) menguji hipotesis, 5) membuat kesimpulan.
Penerapan asas inquiry pada kontekstual dimulai dengan adanya masalah yang jelas yang
ingin dipecahkan, dengan cara mendorong siswa untuk menemukan masalah sampai
merumuskan kesimpulan. Asas menemukan dan berfikir sistematis akan dapat
menumbuhkan sikap ilmiah, rasional sebagai dasar pembentukan kreatifitas.
Bertanya adalah bagian inti belajar dan menemukan pengetahuan. Dengan
adanya keingintahuanlah pengetahuan selalu dapat berkembang. Dalam pendekatan
kontekstual guru tidak menyampaikan informasi begitu saja tetapi memancing siswa
dengan bertanya agar siswa dapat menemukan jawabannya sendiri.
Masyarakat belajar (learning community) didasarkan pada (Depdiknas,2003)
bahwa pengetahuan dan pengalaman anak banyak dibentuk oleh komunikasi dengan
orang lain. Permasalahan tidak mungkin dipecahkan sendirian, tetapi membutuhkan
bantuan orang lain untuk saling membutuhkan. Dalam pendekatan kontekstual hasil
belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan orang lain, teman, antar kelompok,
sumber lain dan bukan hanya guru. Dengan demikian asas masyarakat belajar dapat
diterapkan melalui belajar kelompok, dan sumber-sumber lain dari luar yang dianggap tahu
tentang sesuatu yang menjadi fokus pembelajaran.
Pemodelan (modelling) adalah proses pembelajaran dengan memperagakan
suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa. Sebagai contoh, membaca berita, membaca
lafal bahasa, mengoperasikan instrument memerlukan contoh agar siswa dapat
mengerjakan dengan benar.
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajarinya
dengan cara mengurutkan dan mengevaluasi kembali kejadian atau peristiwa
pembelajaran yang telah dilaluinya untuk mendapatkan pemahaman yang dicapai baik
yang bernilai positif atau tidak bernilai negatif. Melalui refleksi siswa akan dapat
53
memperbaharui pengetahuan yang telah dibentuknya serta menambah khasanah
pengetahuannya.
Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan
informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan
untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak, penilaian ini berguna
untuk mengetahui apakah pengalaman belajar mempunyai pengaruh positif terhadap
perkembangan siswa baik intelektual, mental, maupun psikomotorik.
2.1.1.3. Pola/Skenario Pendekatan Kontekstual
Contoh-contoh berikut menunjukkan beraneka macam cara yang dilakukan oleh
guru di kelas untuk menghubungkan mata pelajaran akademik dengan konteks siswa itu
sendiri. Mereka menunjukkan bahwa pengaitan-pengaitan yang dilakukan dalam
pendekatan kontekstual cocok diterapkan mulai dari Sekolah Dasar hingga Universitas.
Contoh pengaitan dalam pendekatan kontekstual di kelas
Di kelas VI para guru mendorong siswa untuk membaca, menulis, dan berfikir
secara kritis dengan meminta mereka untuk fokus pada persoalan-persoalan kontroversial
di lingkungan atau masyarakat mereka. Kelas dibagi lima kelompok. Setiap kelompok
memilih sebuah persoalan yang kontroversial dan menelitinya. Mereka melakukan
penelitian di perpustakaan, melakukan survey lapangan, dan mewancarai pejabat
setempat mengenai persoalan yang sedang diteliti. Mereka menyajikan penemuan-
penemuan dalam bentuk presentasi disertai foto, gambar, dan diagram. Mereka
menyampaikan penemuan-penemuan tersebut di depan khalayak yang terdiri dari teman
sekelas.
2.1.1.4.Langkah-langkah Pendekatan Kontekstual
Secara sederhana langkah pendekatan kontekstual dalam kelas secara garis
besar adalah sebagai berikut :
1). Kembangkan pikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
sendiri, menemukan sendiri, dan mengontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan
barunya.
2). Pelaksanaan sejauh mungkin kegiatan inkuiry untuk semua topik.
3). Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4). Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok)
54
5). Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6). Melakukan refleksi di akhir pertemuan.
7). Melakukan penilaian yang sebenarnya.
2.1.1.5. Ciri Kelas yang Menggunakan Pendekatan Kontekstual
1) Pengalaman nyata, 2) kerjasama,saling menunjang, 3) gembira,belajar dengan
bergairah, 4) pembelajaran terintegrasi, 5) Menggunakan berbagai sumber, 6) Siswa aktif
dan kritis, 7) menyenangkan, tidak membosankan, 8) sharing dengan teman, 9) guru
kreatif.
2.1.2. Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan
Banyak penelitian yang dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas
pembelajaran dengan memberikan layanan bimbingan belajar diantaranya oleh Khosim
(2007) yang berjudul “ Peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VI SD melalui
penggunaan pendekatan kontekstual. ”Menyimpulkan hasil penelitian bahwa dengan
pendekatan yang diberikan dalam pembelajaran, ternyata siswa yang mengalami
permasalahan dapat menampakkan adanya perubahan yang cukup baik.
Persamaan penelitian Khosim dengan penelitian yang dilakukan peneliti terletak
pada pendekatan kontekstual.
Masalah penelitian yang dilakukan ada perbedaan dengan yang dilakukan peneliti
antara lain, penarikan akar pangkat tiga bilangan kubik dengan peningkatan hasil belajar
bangun ruang.
Setelah dilaksanakan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar matematika
siswa kelas VI SDN 3 Bandungsari tentang penggunaan pendekatan kontekstual semester
1 tahun 2011/2012, variabel penelitian ini adalah variabel peningkatan hasil belajar dengan
pendekatan kontekstual. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 3 Bandungsari
semester 1 tahun pelajaran 2011/2012.
Pada dasarnya untuk pembelajaran siswa SD perlu diterapkan pendekatan
kontekstual sehingga tumbuh rasa senang terhadap pelajaran matematika. Dengan
menumbuhkan rasa senang inilah menjadikan awal tumbuhnya peningkatan hasil belajar
matematika.
55
2.1.3. Kerangka Pikir
Dalam penelitian ini, berdasarkan analisis diduga bahwa rendahnya hasil belajar
matematika siswa kelas VI SD Negeri 3 Bandungsari dikarenakan tarap belajar siswa
masih rendah dan pelajaran matematika masih dianggap pelajaran yang sulit. Dengan
tindakan penelitian ini kondisi yang diharapkan adalah digunakannya pendekatan
kontekstual dalam pembelajaran matematika Kompetensi Dasar menentukan pengakaran
pangkat tiga dari bilangan kubik sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Dalam penelitian ini kerangka berfikirnya dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1.3. Skema Gambaran Kerangka Berfikir
KONDISI
AWAL
Guru.
Belum
menggunakan
pendekatan
kontekstual
Siswa :
Hasil belajar
matematika pada
panarikan akar
pangkat tiga
bil.kubik masih
rendah
Dalam
Pembelajaran
guru
menggunakan
Pendekatan
Konetkstual
SIKLUS I
Dalam pembelajaran
Matematika guru
menggunakan
pendekatan
kontekstual
TINDAKAN
KONDISI
AKHIR
SIKLUS II
Dalam pembelajaran
Matematika guru
menggunakan
pendekatan
kontekstual
Diduga melalui
Pembelajaran
dgn.Pendekatan
Kontekstual
dapat
meningkatkan
hasil belajar
Matematika
pada
pengakaran
pangkat tiga
dari bilangan
kubik.
56
2.1.4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir yang telah diungkapkan , maka
hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Jika Guru
menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar matematika
dalam menentukan pengakaran pangkat tiga bilangan kubik di kelas VI SD Negeri 3
Bandungsari Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan semester 1 tahun 2011/2012”.
57
Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki obyek abstrak dan
dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh
58
sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan
antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.
Dalam pembelajaran Matematika agar mudah dimengerti oleh siswa, proses
penalaran induksi dapat dilakukan pada awal pemebelajaran dan kemudian dilanjutkan
dengan proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki
oleh siswa.
2.1.1.2.Fungsi dan tujuan
Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui
kegiatan penerapan konsep-konsep, sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir
dan model matematika serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik,
diagram, dalam menjelaskan gagasan.
Tujuan Pembelajaran matematika adalah melatih cara berfikir secara sistematis,
logis, kritis, kreatif dan konsisten.
2.1.1.3.Ruang Lingkup
Standar Kompetensi Matematika merupakan seperangkat kompetensi
matematika yang dilakukan dan harus dicapai oleh siswa pada akhir periode
pembelajaran. Standar ini dikelompokkan dalam kemahiran matematika, bilangan,
.pengukuran dan Geometri, Aljabar, Statistika dan Peluang, Trigonometri, dan Kalkulus.
2.1.1.4.Standart Kompetensi Lintas Kurikulum
Standar Kompetensi Lintas Kurikulum merupakan kecakapan hidup dan belajar
sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman
belajar.
2.1.1.5.Standar Kompetensi Bahan Kajian Matematika.
59
1) Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan symbol, table, grafik,
atau diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah
2) Menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.
3) Menunjukkan kemampuan strategis dalam membuat (merumuskan), menafsirkan, dan
menyelesaikan mata pelajaranl matematika dalam pemecahan masalah.
4) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan
Kecakapan tersebut dicapai, dengan memilih materi matematika melalui aspek berikut:
1) Bilangan kubik
(a) Membagi bilangan kubik dengan bilangan prima ( membuat pohon faktor).
(b) Menggunakan penerapan konsep mencoba mencoba.
2) Pengukuran dan geometri
(a) Melakukan pengerjaan hitung akar dan pangkat tiga pada volume kubus.
(b) Melakukan operasi hitung yang melibatkan volume, dan satuan pengukuran bilangan
kubik.
(c) Menaksir ukuran ( misal volume ) dari benda atau bangun geometri.
(d) Mengaplikasikan konsep mencari akar pangkat tiga dari empat sampai enam digit
lebih mudah dengan menggunakan jurus konsep mencoba.
3) Peluang dan Statistika
(a) Mengumpulkan, menyajikan, dan menafsirkan data
(b) Menentukan dan menafsirkan peluang suatu kejadian dan ketidak pastian.
2.1.1.6.Standart Komptensi mata pelajaran matematika Sekolah Dasar
Kemampuan matematika yang dipilih dalam Standar Kompetensi ini dirancang
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa dengan memperhatikan perkembangan
pendidikan matematika di dunia sekarang ini. Untuk Mencapai kompetensi tersebut dipilih
materi-materi matematika dengan memperhatikan struktur keilmuan.Tingkat kedalaman
materi, serta sifat esensial materi dan keterpakaiannya dalam kehidupan sehari-hari.
Secara rinci Standar Kompetensi tersebut adalah sebagai berikut:
1).Bilangan
(a) Menggunakan bilangan kubik dalam pemecahan masalah
60
(b) Menggunakan penerapan konsep jurus mencoba dalam pemecahan masalah
(c) Menggunakan konsep bilangan kubik dalam pemecahan masalah
(d) Melakukan operasi hitung bilangan kubik serta menggunakannya dalam pemecahan
masalah
2). Pengukuran dan geometri
(a) Melakukan pengukuran bangun kubus yang berkaitan dengan bilangan kubik
(b) Melakukan pengukuran volume bangun kubus dan menggunakannya dalam
pemecahan masalah
(c) Melakukan pengukuran, menentukan sifat dan unsur bangun ruang, menentukan
kesimetrian bangun datar serta menggunakannya dalam pemecahan masalah
3). Pengelolaan data
Mengumpulkan, menyajikan, dan menafsirkan data.
2.1.1.7.Rambu-rambu
1) Standar kompetensi ini merupakan acuan bagi guru di sekolah untuk menyusun silabus
atau perencanaan pembelajaran.
2) Kemahiran matematika merupakan kecakapan matematika yang perlu dimiliki siswa
yang pembelajarannya tidak dibelajarkan tersendiri tetapi diintegrasikan dalam materi
matematika. Kemahiran matematika disajikan secara ekplisit, dalam kurikulum ini agar
menjadi perhatian dan pertimbangan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa.
3) Kompetensi dasar yang tertuang dalam standar kompetensi ini merupakan kompetensi
minimal yang dapat dikembangkan oleh sekolah.
4) Standar ini dirancang untuk melayani semua kelompok siswa, dalam hal ini, guru perlu
mengenal dan mengidentifikasi kelompok-kelompok tersebut.
5) Berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
adalah:
(a) Mengkondisikan siswa untuk menemukan kembali rumus , konsep, atau prinsip dalam
matematika melalui bimbingan guru agar siswa terbiasa melakukan penyelidikan dan
menemukan sesuatu.
61
(b) Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika
yang mencakup masalah tertutup, mempunyai solusi tunggal, terbukti atau masalah
dengan berbagai cara penyelesaian.
(c) Beberapa ketrampilan untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah adalah
(1) Memahami soal, memahami dan mengidentifikasi apa yang diketahui, apa yang
ditanyakan, diminta, untuk dicari, atau dibuktikan
(2) Memilih pendekatan atau trategi pemecahan: misalkan menggambarkan masalah
dalam bentuk diagram, memilih dan menggunakan pengetahuan aljabar yang
diketahui dan konsep yang relevan untuk membentuk model atau kalimat matematika.
(3) Menyelesaikan model: melakukan operasi hitung secara benar dalam menerapkan
strategi untuk mendapatkan solusi dari masalah.
(4) Menafsirkan solusi: menerjemahkan hasil opersi hitung dari model atau kalimat
metematika untuk menentukan jawaban dari masalah semula.
(d) Dalam setiap pemebelajaran, guru hendaknya memperhatikan penguasan materi
prasyarat yang diperlukan
(e) Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya memulai dengan
pngenalan masalah yang sesuai dengan situasi(contextual problem), dengan
mengajukan masalah-masalah yang kontekstual, siswa secara bertahap, dibimbing
untuk menguasai konsep-konsep matematika.
6) Guru perlu melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi
suatu pemebelajaran.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
(c) Penilaian yang bersifat nasional mengacu pada standar kompetensi ini.
(d) Beberapa kemampuan yang perlu diperhatikan dalam penilaian adalah:
(1) Pemahaman konsep, siswa mampu mendefinisikan konsep, mengidentifikasi
dan memberi contoh atau bukan contoh konsep.
(2) Prosedur, siswa mampu mengenali prosedur atau proses menghitung yang benar
dan tidak benar
(3) Komunikasi, siswa mampu menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika
secara lisan, tertulis, atau mendemonstrasikan.
(4) Penalaran,siswa mampu memeberikan alasan induktif dan deduktif sederhana.
62
(5) Pemecahan masalah, siswa mampu memahami masalah, memilih strategi,
penyelesaiaan, dan menyelesaikan masalah.
2.1.2 .Hakekat Belajar
Menurut teori belajar Behavioristik, belajar merupakan perubahan perilaku.
Khususnya perubahan kapasitas siswa untuk berperilaku (yang baru) sebagai hasil belajar.
Sedangkan menurut Gagne, belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme
berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Secara populer maupun khusus yang
terdapat dalam buku belajar dan pembelajaran, belajar dapat diartikan sebagai berikut:
a. Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap (WS Winkel,1989:36)
b. Belajar merupakan proses perubahan yang relative menetap sebagai hasil
pengalaman-pengalaman atau praktik (David R Skaffer,1995)
c. Belajar menurut aliran Behavioristik adalah perubahan perilaku yang dapat diamati,
yang terjadi karena adanya hubungan antara stimulus dengan respon menurut prinsip-
prinsip yang mekanistik(Sifert,1983)
Terjadinya proses belajar mengajar membutuhkan situasi yang khusus bagi
masing-masing individu.
Belajar mempunyai ciri-ciri antara lain:
a. Belajar itu membawa perubahan tingkah laku, aktual maupun potensial
b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru.
c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha ( Sumadi Suryobroto,1955;249)
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar:
a. Faktor individual
Yaitu faktor fisiologis dan psikologis
b.Faktor sosial
Yaitu factor yang mempengaruhi kegiatan belajar yang berasal dari luar diri individu itu
sendiri, seperti guru, kurikulum, bahan pelajaran, strategi, saran dan prasarana
63
2.1.3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh hasil sebenarnya didapat, maksudnya
hasil atau kemampuan yang telah dicapai seseorang setelah orang tersebut melakukan
tindakan perbuatan atau kegiatan tersebut. (Muhtar Bukori,1984;94)
Dalam penelitian ini yang dimaksud hasil belajar adalah hasil maksimal yang dicapai
oleh siswa SDN 3 Bandungsari Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan setelah
melakukan proses pembelajaran.
Hasil belajar itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor intern
yaitu factor dari dalam diri siswa yang meliputi faktor kematangan, keadaan fisik/jasmani,
kemauan, umur dan faktor ekstern yaitu faktor dari luar diri siswa yang meliputi faktor
sosial, pengaturan proses pembelajaran di sekolah faktor situasional.
2.1.4. Hasil Belajar Matematika Pengakaran pangkat tiga dari bilangan kubik
Yaitu hasil maksimal yang dicapai oleh siswa Kelas VI SD Negeri 3 Bandungsari,
pada semester 1 tahun pelajaran 2011/2012 pada mata pelajaran matematika kompetensi
dasar menentukan pengakaran pangkat tiga dari bilangan kubik.
2.1.5.Hakekat pembelajaran
Pemebelajaran merupakan kegiatan yang diselenggarakan untuk membentuk
watak, peradaban dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik serta mengembangkan
kemampuan untuk mengetahui, memahami, melakukan sesuatu, hidup dalam
kebersamaan dan mengaktualisasikan diri. Kegiatan pemebelajaran perlu memberdayakan
semua potensi peserta didik untuk mnguasai kompetensi yang diharapkan. Pemberdayaan
diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan perilaku khusus supaya setiap
individu mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat
belajar.
Dengan demikian kegiatan pembelajaran perlu:
f. Berpusat pada peserta didik
g. Mengembangkan kreativitas peserta didik
h. Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang
i. Bermuatan nilai, etika, logika, dan kinestika (gerak)
j. Menyediakan pengalaman belajar yang beragam
64
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran menerapkan berbagai strategi dan metode
pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien dan bermakna. Dalam hal
ini kegiatan pembelajaran mampu mengembangkan dan,meningkatkan kompetensi,
krteatifitas, kemandirian, kerjasama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi, dan
kecakapan hidup peserta didik guna membentuk watak serta meningkatkan peradaban
dan martabat bangsa.
Pada saat sekarang ini kegiatan pembelajaran yang sedang dikembangkan adalah
pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar berbasis kompetensi yang berpedoman
pada Kurikulum berbasis kompetensi.
Adapun prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar pada Kurikulum Berbasis Kompetensi
adalah:
i. Berpusat pada siswa
Siswa memiliki beda minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan cara belajar.
Ada siswa yang lebih mudah dengar-baca, yang lain lebih mudah melihat, ada dengan
kinestestika (gerak). Sehingga pemebelajaran, organisasi kelas, materi pembelajaran,
waktu belajar, alat belajar, dan cara penilaian perlu beragam.sesuai karakteristik. Kegiatan
belajar mengajar menempatkan siswa sebagai subyek belajar, memperhatikan bakat,
minat, kemampuan, strategi belajar, motivasi belajar, dan latar belakang sosial siswa.
Belajar dengan melakukan kegiatan belajar mengajar atau proses pemebelajaran adalah
merupakan pengalaman nyata kehidupan sehari-hari dan di dunia kerja yang terkait
dengan konsep, kaidah dan prinsip disiplin sains
j. Mengembangkan kemampuan sosial
Siswa memahami melalui interaksi dengan lingkungan sosialnya (teman dan guru).
Diskusi saling bertanya, dan saling menjelaskan memungkinkan terjadinya perbaikan
pemahaman siswa. Penyampaian ide siswa mempertajam, memantapkan dan
menyempurnakan gagasan
k. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah ber Tuhan
Siswa dilahirkan memiliki rasa ingin tahu, imajinasi, dan fitrah ber Tuhan. Dua
yang pertama merupakan modal dasar bersikap peka, kritis, mandiri, dan kreatif. Fitrah ber
Tuhan untuk taqwa kepada Tuhan.
l. Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah
65
Untuk keberhasilan dalam kehidupan siswa, kegiatan pembelajaran dipilih dan
dirancang agar mampu mendorong dan melatih siswa mengidentifikasi dan memecahkan
masalah, menggunakan kemampuan kognitif, meta kognitif, dan merangsang siswa aktif
mencari jawaban menggunakan prosedur ilmiah.
b.Mengembangkan kreatifitas siswa
Siswa memiliki potensi berbeda, polapikir, daya imajinasi, fantasi, ( pengandaian),
dan hasil karya. Pembelajran dilaksanakan agar memberikan kesempatan dan kebebasan
berkreasi, untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kreatifitasnya.
m. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi
Siswa mengenal penggunaan IPTEK sejak dini. Kegiatan Belajar Mengajar
memberi peluang memperoleh informasi dari multi media dalam menyajikan materi dan
media pembelajaran.
n. Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik
Siswa memeperoleh kesadaran dan wawasan sebagai warga yang produktif, dan
bertanggung jawab memberikan wawasan nilai-nilai moral dan sosial.
o. Belajar sepanjang hayat
Siswa perlu belajar sepanjang hidup untuk memperoleh ketahanan fisik dan
mentalnya. Kegiatan belajar mengajar mendorong siswa untuk melihat dirinya secara
positif, mengenali dirinya, kelebihan dan kekurangannya, mensyukuri anugerah Tuhan
Yang Maha Esa. Membekali ketrampilan belajar, percaya diri, keingintahuan, memahami
oranglain, berkomunikasi dan bekerja sama, belajar formal di sekolah dan informal di
masyarakat.
p. Perpaduan kompetensi, kerjasama, dan solidaritas
Siswa berkompetisi, bekerjasama, dan mengembangkan solidaritas. Memberikan
kesempatan berkompetisi sehat, memperoleh insentif, bekerjasama dan solidaritas.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi,
memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik.
Oleh karena pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik untuk menginisiasi,
memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat
dengan jenis hakikat, dan jenis belajar serta hasil belajar tersebut. Pembelajaran harus
66
menghasilkan belajar,tapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran. Proses
belajar terjadi juga dalam konteks interaksi sosial-kultural dalam lingkungan masyarakat.
Pembelajaran dalam konteks pendidikan formal, yakni pendidikan di sekolah,
sebagian besar terjadi di kelas dan lingkungan sekolah. Sebagian kecil pembelajaran
terjadi juga di lingkungan masyarakat, misalnya, pada saat kegiatan ko-kurikuler (kegiatan
di luar kelas dalam rangka tugas suatu mata pelajaran), ekstra kurikuler(kegiatan di luar
mata pelajaran, di luar kelas) dan ekstramural (kegiatan dalam rangka proyek belajar atau
kegiatan di luar kurikulum yang diselenggarakan di luar kampus sekolah, seperti kegiatan
perkemahan sekolah) Dengan demikian maka proses belajar bisa terjadi di kelas, dalam
lingkungan sekolah, dan dalam kehidupan masyarakat termasuk dalam bentuk interaksi
sosial kultural melalui media massa dan jaringan. Dalam konteks pendidikan non formal
justru sebaliknya proses pembelajaran sebagian besar terjadi dalam lingkungan
masyarakat, termasuk dunia kerja, media massa, dan jaringan internet. Hanya sebagian
kecil saja pembelajaran terjadi di kelas dan lingkngan pendidikan nonformal seperti pusat
kursus. Yang lebih luas adalah belajar dan pembelajaran dalam konteks pendidikan
terbuka dan jarak jauh, yang karakteristik peserta didiknya dan paradikma
pembelajarannya, proses belajar dan pembelajaran bisa terjadi di mana saja, kapan saja
tidak dibatasi oleh jarak, ruang, dan waktu.
Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk menunjukkan
kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya, kita menggunakan istilah “proses belajar mengajar”
dan“pengajaran”. Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction”.
Menurut Gagne, Briggs, dan Wager (1992), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan
yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Instruction is
asset of events that lesrners in such a way that learning is facilitated (Gagne,Brigg,dan
Wager,1992 :3)
Kita lebih memilih istilah pembelajaran karena istilah pembelajaran mengacu pada
segala kegiatan yang berpengaruh langsung terhadap proses belajar siswa. Kalau kita
menggunakan kata “pengajaran”, kita membatasi diri hanya pada konteks tatap muka
guru-siswa di dalam kelas. Sedangkan dalam istilah pembelajaran, interaksi siswa tidak
dibatasi oleh kehadiran guru secara fisik. Siswa dapat belajar melalui bahan ajar cetak,
program radio, program televisi, atau media lainnya. Tentu guru tetap memainkan peranan
67
penting dalam merancang setiap kegiatan pembelajran. Dengan demikian, pengajaran
merupakan salah satu bentuk kegiatan pembelajaran.
Kini, kita sudah memiliki konsep dasar pembelajaran seperti halnya dirumuskan
dalam pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yakni “ Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar” Dalam konsep tersebut terkandung 5 konsep, yakni interaksi, peserta
didik, pendidik, sumber belajar, dan lingkungan belajar.
Dalam kamus Ilmiah Populer (Tim Prima Pena 2006:209) kata interaksi
mengandung arti pengaruh timbale balik, saling mempengaruhi satu sama lain. Peserta
didik, menurut Pasal 1 butir 4 UU nomor 20 tahun 3003 tentang sisdiknas adalah, anggota
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Sementara
itu dalam Pasal 1 butir 6 UU Nomor 2003 tentang sisdiknas, Pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagi guru, dosen, konselor, pamong belajar,
widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Sumber belajar
atau learning resources, secara umum diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
digunakan oleh peserta didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Jika dikelompokkan
sumber belajar dapat berupa sumber belajar tertulis/cetakan, terekam tersiar, jaringan, dan
lingkungan (alam, sosial, budaya, spiritual) lingkungan belajar atau learning environment
adalah lingkungan yang menjadi latar terjadinya proses belajar seperti di kelas,
perpustakaan, sekolah, tempat kursus, warnet, keluarga, masyarakat, dan alam semesta.
Dari pengertian di atas ciri utama pemebelajaran adalah inisiasi, fasilitasi, dan
peningkatan proses belajar siswa. Ini menunjukkan adanya kesengajaan dari pihak luar
individu yang melakukan proses belajar, dalam hal ini pendidik secara perorangan atau
secara kolektif dalam suatu system, merupakan ciri utama dari konsep pembelajaran.
Perlu diingat bahwa tidak semua proses belajar terjadi dengan sengaja. Di samping itu ciri
lain dari pembelajaran adalah adanya interaksi yang sengaja diprogramkan. Interaksi
tersebut terjadi antara peserta didik yang belajar derngan lingkungan belajarnya, baik
dengan pendidik, siswa lainnya, media, dan atau sumber belajar lainnya. Ciri lain dari
pembelajaran adalah komponen-komponen yang saling berkaiatan satu sama lain.
68
Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, kegiatan, dan evaluasi pemebelajaran.
Tujuan pembelajaran mengacu pada kemampuan atau kompetensi yang diharapkan
dimiliki siswa setelah mengikuti sustu pembelajaran tertentu. Materi pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dibahas dalam pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Kegiatan pembelajaran mengacu pada penggunaan pendekatan, strategi,
metode, dan tehnik dan media dalam rangka membangun proses belajar, antara lain
membahas materi dan melakukan pengalaman belajar sehingga tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara optimal. Proses pembelajran dalam arti yang luas merupakan
jantungnya dari pendidikan untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak dan
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka pencerdasan kehidupan bangsa.
2.2. Hakekat Kontekstual
Kontektual adalah keadaan atau masalah-masalah nyata yang ada di lingkungan
siswa, dimiliki oleh siswa dan merupakan pengalaman, pengetahuan, dan ketrampilan
yang didapat oleh siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
2.3. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
Modul PLPG tahun 2011 pembelajaran dengan pendekatan CTL ( Contextual
Teaching and learning ) merupakan konsep belajar yang mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan demikian hasil pembelajaran dapat
diharapkan lebih bermakna bagi siswa.
Dalam hal ini strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil. Siswa perlu
mengerti apa yang dimaksud belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka dan
bagaimana mencapainya, mereka harus menyadari bahwa yang mereka pelajari berguna
bagi hidupnya nanti.
Dalam kelas kontekstual, tugas guru lebih banyak memberikan strategi daripada
memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerjasama
untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas. Sesuatu yang baru
( pengetahuan dan ketrampilan ) datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata
guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual.
69
CTL hanyalah sebuah pendekatan yang mendasari strategi pembelajaran, seperti
halnya strategi pembelajaran yang lain. CTL dikembangkan dengan tujuan agar
pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna. Pendekatan CTL dapat dijalankan
tanpa harus mengubah kurikulum dan tatanan yang ada.
Di bawah ini dikemukakan ciri-ciri pendekatan CTL yang membedakannya dengan
pendekatan tradisional .
NO PENDEKATAN CTL PENDEKATAN TRADISIONAL
1 Siswa secara aktif terlibat dalam
proses pembelajaran
Siswa adalah penerima informasi
secara pasif
2 Siswa belajar dari teman melalui kerja
kelompok, diskusi, saling mengoreksi
Siswa belajar secara individual
3 Pembelajaran dikaitkan dengan
kehidupan nyata dan atau masalah
yang disimulasikan
Pembelajaran sangat abstrak dan
sangat teoritis
4 Perilaku dibangun atas dasar
kesadaran diri
Perilaku dibangun atas dasar
kebiasaan
5 Ketrampilan dikembangkan atas
dasar pemahaman
Ketrampilan dikembangkan atas
dasar latihan
6 Hadiah untuk perilaku baik adalah
kepuasan diri
Hadiah untuk perilaku baik adalah
pujian atau nilai (angka) raport
7 Seseorang tidak melakukan yang
jelek karena dia sadar karena hal itu
keliru dan merugikan
Seseorang tidak melakukan hal yang
jelek karena takut hukuman
8 Bahasa diajarkan dengan pendekatan
komunikatif, yakni siswa diajak
menggunakan bahasa dalam konteks
nyata
Bahasa diajarklan dengan
pendekatan struktural: rumus
diterangkan sampai paham,
kemudian dilatihkan (drill)
9 Pemahaman rumus dikembangkan
atas dasar skemata yang sudah ada
dalam diri siswa
Rumus itu ada diluar diri siswa yang
harus diterangkan, diterima,
dihafalkan, dan dilatihkan
70
10 Pemahaman rumus itu relatif berbeda
antara siswa yang satu dengan siswa
yang lainnya, sesuai dengan skemata
siswa (ongoing process of
development )
Rumus adalah kebenaran absolut
(sama untuk semua orang ). Hanya
ada dua kemungkinan, yaitu
pemahaman rumus yang salah atau
pemahamn rumus yang benar
11 Siswa menggunakan
kemampuanberfikir kritis, terlibat
penuh dalam mengupayakan
terjadinya proses pembelajaran yang
efektif, dan membawa skemata
masing-masing ke dalam proses
pembelajran
Siswa secra pasif menerima rumus
atau kaidah (membaca, mendengar-
kan, mencatat, menghafal ) tanpa
memberikan kontribusi ide dalam
proses pembelajaran.
12 Pengetahuan yang dimiliki
manusia dikembangkan oleh
manusia itu sendiri. Manusia
menciptakan atau membangun
poengetahuan dengan cara memberi
arti dan memahami pengalamnnya
Penetahuan adalah penangkapan
terhadap serangkaian fakta, konsep,
atau hukum yang berada di luar diri
manusia
13 Kebenaran selalu berkembang sesuai
dengan fenomena yang ada,
pengetahuan itu tidak pernah stabil,
selalu berkembang (tentative and
incomplete )
Kebenaran bersifat absolute dan
bersifat final
14 Siswa bertanggung jawab memonitor
dan mengembangkan pembelajran
Guru penentu jalannya proses
pembelajaran.
15 Penghargaan terhadap pengalaman
siswa sangat diutamakan
Pembelajaran tidak memperhatikan
pengalaman siswa
16 Hasil belajar diukur dengan berbagai
cara, proses bekerja, hasil karya,
penampilan, rekaman, tes, dll
Hasil belajar diukur hanya dengan tes
71
17 Pembelajaran terjadi di berbagai
tempat, konteks, dan setting
Pembelajaran hanya terjadi dalam
kelas
18 Penyesalan adalah hukuman dari
perilaku jelek
Sanksi adalah hukuman dari perilaku
jelek
19 Perilaku baik berdasar motivasi
intrinsik
Perilaku baik berdasar motivasi
ekstrinsik
20 Seseorang berperilaku baik karena
dia yakin itulah yang terbaik dan
bermanfaat
Seseorang berperilaku baik karena
dia terbiasa melakukan begitu,
kebiasaan ini dibangun dengan
hadiah yang menyenangkan
a. Komponen Pendekatan CTL
Ada tujuh komponen yang mencerminkan pelakanaan pendekatan CTL dalam
pemebelajaran Matematika. Ke tujuh koponen tersebut bukan merupakan keharusan yang
harus kesemuanya tercermin dalam setiap tatap muka pemebelajaran, akan tetapi akan
sangat bergantung pada kompetensi yang akan dilatihkan. Untuk mencapai salah satu
kompetensi kadang-kadang diperlukan ketujuh komponen pendekatan kontekstual. Akan
tetapi untuk kompetensi yang lain biasa juga cukup dengan penerapan tiga atau empat
komponen penedekatan kompetensi.
Ke tujuh komponen tersebut adalah:
1).Konstruktivisme (Contructivism)
Kontrukstivosme merupakan landasan berfikir (filosofi) pendekatan CTL, yaitu bahwa
pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui
konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan seperangkat fakta,
konsep, atau kaidah yang siap utuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Dengan dasar itu, pemebelajaran harus dikemas menjadi proses konstruksi
bukan menerima pengetahuan. Dalam proses pemebelajaran, siswa membangun sendiri
pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar-mengajar. Siswa
menjadi pusat kegiatan bukan guru.
72
Dalam pandangan konstruktivis, strategi lebih diutamakan ketimbang mengingat
pengetahuan, maka tugas guru adalah:
d) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa.
e) memberi kesempatan bagi siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri
f) Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.
2) Menemukan (Inquiry )
Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil
mengingatfakta, tetapi hasil darimenemukan sendiri. Guru harus selalu merancang
kegiatan yang merujuk pada kegiatan yang menemukan .apapun materi yang diberikan.
a) a) Siklus inquiry
1)) Observasi (observasion)
2)) Bertanya (question)
3)) Mengajukan dugaan (hypothesis)
4)) Pengumpulan data (data gathering)
5)) Penyimpulan (conclusison)
b) Langkah-langkah kegiatan menemukan (inquiri )
1)) Merumuskan masalah
2)) Mengamati atau melakukan obserasi
3)) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam bentuk tulisan, gambar, laporan, bagan,
tabel, dan karya lain.
4)) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru,
atau audien yang lain.
3) Bertanya (questioning)
Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong,
membimbing, dan menilai kemampuan berfikir siswa. Bagi siswa kegiatan beranya
mrupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajran yang berbasis inquiri
yaitu menggsali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan
mengarahkan perhatian pada asfek yang belum diketahui.
4) Masyarakat belajar (Learning Community)
5) Pemodelan (Modelling)
6) Refleksi ( reflection)
73
7) Penbilaian yang sebenarnya ( authentic assessment)
b.Karakteristik pendekatan CTL
Ada beberapa kegiatan dan situasi pendekatan yang mencerminkan pembelajaran
berbasis kompetensi yaitu:
1) Kerja sama
2) Saling menunjang
3) Menyenangkan, tidak membosankan
4) Belajar dengan bergairah
5) Pembelajaran terintegrasi
6) Menggunakan berbagai sumber
7) Siswa aktif
8) Sharing dengan teman
9) Siswa kritis guru kreatif
10).Dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta-peta, gambar,
artikel, humor dan lain-lain.
11) Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil
praktikem, karangan siswa, dan lain-lain.
2.Kerangka Berfikir
Dalam penelitian ini, berdasarkan analisis diduga bahwa rendahnya hasil belajar
matematika siswa kelas VI SD Negeri 3 Bandungsari dikarenakan tarap belajar siswa
masih rendah dan pelajaran matematika masih dianggap pelajaran yang sulit. Dengan
tindakan penelitian ini kondisi yang diharapkan adalah digunakannya pendekatan CTL
dalam pembelajaran matematika Kompetensi Dasar menentukan pengakaran pangkat tiga
dari bilangan kubik sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
74
Dalam penelitian ini kerangka berfikirnya dapat digambarkan sebagai
berikut :
Dalam
Pembelajaran
guru
menggunakan
Pendekatan
Konetkstual
SIKLUS ,I
Dalam
pembelajaran
Matematika guru
menggunakan
pendekatan
kontekstual
TINDAKAN
KONDISI
AKHIR
Diduga melalui
Pembelajaran
dgn.Pendekatan
Kontekstual
dapat
meningkatkan
hasil belajar
Matematika
pada pengakaran
pangkat tiga dari
bilangan kubik.
KONDISI
AWAL
Guru.
Belum
menggunakan
pendekatan
kontekstual
Siswa :
Hasil belajar
matematika pada
panarikan akar
pangkat tiga
bil.kubik masih
rendah
SIKLUS .II
DalamPemb.mate
matika guru
menggunakan
pendekatan
Kontekstual
75
3.Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir yang telah diungkapkan, maka
hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Jika Guru
menggunakan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar Matematika Kompetensi
Dasar menentukan pengakaran pangkat tiga dari bilangan kubik di kelas VI SD Negeri 3
Bandungsari Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan tahun 2011/2012.
76
Pendekatan kontekstual menurut Nurhadi (2003) adalah konsep belajar yang
mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia
nyata siswa. Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri. Pengetahuan dan
ketrampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan
ketrampilan baru ketika ia belajar. Sedangkan menurut Johnson (2002) kontekstual adalah
sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat di dalam materi
akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik
dengan koteks dalamkehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan
pribadi, social dan budaya mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi
tujuh komponen berikut : membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, melakukan
pekerjaan yang berarti melakukan pembelajaran yang diatur sediri, melakukan kerjasama,
membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, berfikir kritis dan kreatif untuk
mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian autentik.
2.1.1.2.Komponen Pendekatan Kontekstual
Pedekatanan Kontekstual menurut (Sanjaya, 2004) melibatkan tujuh komponen
utama, yaitu Konstruktivisme (Construkvism), bertanya (questioning), menemukan
(inquiry), masyarakat belajar (learning komonity), pemodelan (modelling), dan penilaian
sebenarnya (authentic assessment).
Konstruktivisme adalah proses membangun dan menyusun pengetahuan baru
dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut konstruktivisme,
pengetahuan memang berasal dari luar tetapi dikonstrusi oleh diri seseorang. Oleh sebab
itu pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting yaitu obyek yang menjadi bahan
pengamatan dan kemampuan subyek untuk mengintrepretasi obyek tersebut. Asumsi ini
melalandasi pendekatan kontekstual pada dasarnya mendorong agar siswa bisa
mengkonstruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan dan pengalaman nyata yang
dibangun oleh individu si pembelajar.
Inquiry, artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan
melalui proses berfikir secara sistematis. Secara umum inquiry dapat dilakukan melalui
beberapa langkah yaitu: 1) merumuskan masalah, 2) mengajukan hipotesa, 3)
mengumpulkan data, 4) menguji hipotesis, 5) membuat kesimpulan.
77
Penerapan asas inquiry pada kontekstual dimulai dengan adanya masalah yang jelas yang
ingin dipecahkan, dengan cara mendorong siswa untuk menemukan masalah sampai
merumuskan kesimpulan. Asas menemukan dan berfikir sistematis akan dapat
menumbuhkan sikap ilmiah, rasional sebagai dasar pembentukan kreatifitas.
Bertanya adalah bagian inti belajar dan menemukan pengetahuan. Dengan
adanya keingintahuanlah pengetahuan selalu dapat berkembang. Dalam pendekatan
kontekstual guru tidak menyampaikan informasi begitu saja tetapi memancing siswa
dengan bertanya agar siswa dapat menemukan jawabannya sendiri.
Masyarakat belajar (learning community) didasarkan pada (Depdiknas,2003)
bahwa pengetahuan dan pengalaman anak banyak dibentuk oleh komunikasi dengan
orang lain. Permasalahan tidak mungkin dipecahkan sendirian, tetapi membutuhkan
bantuan orang lain untuk saling membutuhkan. Dalam pendekatan kontekstual hasil
belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan orang lain, teman, antar kelompok,
sumber lain dan bukan hanya guru. Dengan demikian asas masyarakat belajar dapat
diterapkan melalui belajar kelompok, dan sumber-sumber lain dari luar yang dianggap tahu
tentang sesuatu yang menjadi fokus pembelajaran.
Pemodelan (modelling) adalah proses pembelajaran dengan memperagakan
suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa. Sebagai contoh, membaca berita, membaca
lafal bahasa, mengoperasikan instrument memerlukan contoh agar siswa dapat
mengerjakan dengan benar.
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajarinya
dengan cara mengurutkan dan mengevaluasi kembali kejadian atau peristiwa
pembelajaran yang telah dilaluinya untuk mendapatkan pemahaman yang dicapai baik
yang bernilai positif atau tidak bernilai negatif. Melalui refleksi siswa akan dapat
memperbaharui pengetahuan yang telah dibentuknya serta menambah khasanah
pengetahuannya.
Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan
informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan
untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak, penilaian ini berguna
untuk mengetahui apakah pengalaman belajar mempunyai pengaruh positif terhadap
perkembangan siswa baik intelektual, mental, maupun psikomotorik.
78
2.1.1.3. Pola/Skenario Pendekatan Kontekstual
Contoh-contoh berikut menunjukkan beraneka macam cara yang dilakukan oleh
guru di kelas untuk menghubungkan mata pelajaran akademik dengan konteks siswa itu
sendiri. Mereka menunjukkan bahwa pengaitan-pengaitan yang dilakukan dalam
pendekatan kontekstual cocok diterapkan mulai dari Sekolah Dasar hingga Universitas.
Contoh pengaitan dalam pendekatan kontekstual di kelas
Di kelas VI para guru mendorong siswa untuk membaca, menulis, dan berfikir
secara kritis dengan meminta mereka untuk fokus pada persoalan-persoalan kontroversial
di lingkungan atau masyarakat mereka. Kelas dibagi lima kelompok. Setiap kelompok
memilih sebuah persoalan yang kontroversial dan menelitinya. Mereka melakukan
penelitian di perpustakaan, melakukan survey lapangan, dan mewancarai pejabat
setempat mengenai persoalan yang sedang diteliti. Mereka menyajikan penemuan-
penemuan dalam bentuk presentasi disertai foto, gambar, dan diagram. Mereka
menyampaikan penemuan-penemuan tersebut di depan khalayak yang terdiri dari teman
sekelas.
2.1.1.4.Langkah-langkah Pendekatan Kontekstual
Secara sederhana langkah pendekatan kontekstual dalam kelas secara garis
besar adalah sebagai berikut :
1). Kembangkan pikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
sendiri, menemukan sendiri, dan mengontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan
barunya.
2). Pelaksanaan sejauh mungkin kegiatan inkuiry untuk semua topik.
3). Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4). Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok)
5). Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6). Melakukan refleksi di akhir pertemuan.
7). Melakukan penilaian yang sebenarnya.
2.1.1.5. Ciri Kelas yang Menggunakan Pendekatan Kontekstual
1) Pengalaman nyata, 2) kerjasama,saling menunjang, 3) gembira,belajar dengan
bergairah, 4) pembelajaran terintegrasi, 5) Menggunakan berbagai sumber, 6) Siswa aktif
79
dan kritis, 7) menyenangkan, tidak membosankan, 8) sharing dengan teman, 9) guru
kreatif.
2.1.2. Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan
Banyak penelitian yang dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas
pembelajaran dengan memberikan layanan bimbingan belajar diantaranya oleh Khosim
(2007) yang berjudul “ Peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VI SD melalui
penggunaan pendekatan kontekstual. ”Menyimpulkan hasil penelitian bahwa dengan
pendekatan yang diberikan dalam pembelajaran, ternyata siswa yang mengalami
permasalahan dapat menampakkan adanya perubahan yang cukup baik.
Persamaan penelitian Khosim dengan penelitian yang dilakukan peneliti terletak
pada pendekatan kontekstual.
Masalah penelitian yang dilakukan ada perbedaan dengan yang dilakukan peneliti
antara lain, penarikan akar pangkat tiga bilangan kubik dengan peningkatan hasil belajar
bangun ruang.
Setelah dilaksanakan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar matematika
siswa kelas VI SDN 3 Bandungsari tentang penggunaan pendekatan kontekstual semester
1 tahun 2011/2012, variabel penelitian ini adalah variabel peningkatan hasil belajar dengan
pendekatan kontekstual. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 3 Bandungsari
semester 1 tahun pelajaran 2011/2012.
Pada dasarnya untuk pembelajaran siswa SD perlu diterapkan pendekatan
kontekstual sehingga tumbuh rasa senang terhadap pelajaran matematika. Dengan
menumbuhkan rasa senang inilah menjadikan awal tumbuhnya peningkatan hasil belajar
matematika.
2.1.3. Kerangka Pikir
Dalam penelitian ini, berdasarkan analisis diduga bahwa rendahnya hasil belajar
matematika siswa kelas VI SD Negeri 3 Bandungsari dikarenakan tarap belajar siswa
masih rendah dan pelajaran matematika masih dianggap pelajaran yang sulit. Dengan
tindakan penelitian ini kondisi yang diharapkan adalah digunakannya pendekatan
80
kontekstual dalam pembelajaran matematika Kompetensi Dasar menentukan pengakaran
pangkat tiga dari bilangan kubik sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Dalam penelitian ini kerangka berfikirnya dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1.3. Skema Gambaran Kerangka Berfikir
2.1.4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir yang telah diungkapkan , maka
hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Jika Guru
menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar matematika
KONDISI
AWAL
Guru.
Belum
menggunakan
pendekatan
kontekstual
Siswa :
Hasil belajar
matematika pada
panarikan akar
pangkat tiga
bil.kubik masih
rendah
Dalam
Pembelajaran
guru
menggunakan
Pendekatan
Konetkstual
SIKLUS I
Dalam pembelajaran
Matematika guru
menggunakan
pendekatan
kontekstual
TINDAKAN
KONDISI
AKHIR
SIKLUS II
Dalam pembelajaran
Matematika guru
menggunakan
pendekatan
kontekstual
Diduga melalui
Pembelajaran
dgn.Pendekatan
Kontekstual
dapat
meningkatkan
hasil belajar
Matematika
pada
pengakaran
pangkat tiga
dari bilangan
kubik.
81
dalam menentukan pengakaran pangkat tiga bilangan kubik di kelas VI SD Negeri 3
Bandungsari Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan semester 1 tahun 2011/2012”.
51
Lampiran I:
RENCANA PEMBELAJARAN PRA SIKLUS
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VI
Semester : I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit ( 2 Jam pelajaran )
Pelaksanaan : 4 Oktober 2011
A. Standar Kompetensi
5. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
5.2. Menyelesaikan masalah yang melibatkan operasi hitung termasuk penggunaan
akar dan pangkat.
C. Indikator
Kognitif
Menyebutkan bilangan – bilangan kubik
Menjelaskan cara menghitung panjang kubus yang sudah diketahui
volumenya.
Afektif
Menentukan faktor-faktor prima dari salah satu bilangan kubik.
Psikomotorik
Terampil mengukur panjang kubus jika diketahui volumenya.
Mengerjakan soal-soal tes.
D. Tujuan Pembelajaran
a. Kognitif
Produk :
1. Disediakan tabel bilangan 1 – 100 siswa dapat menentukan bilangan kubik
dengan cara melingkarinya dengan benar.
2. Melalui penjelasan guru tentang bilangan kubik siswa dapat mnyebutkan
bilangan kubik dibawah bilangan 100 dengan benar.
52
Proses :
3.Melalui keterangan guru tentang ukuran volume kubus siswa dapat
menghitung
panjang kubus dengan benar.
b. Afektif
4.Melalui contoh pohon faktor siswa dapat menentukan faktor-faktor prima dari
bilangan kubik dengan benar.
c. Psikomotorik
5. Melalui pengamatan siswa tentang pengukuran kubus siswa dapat
mengukur
panjang rusuk kubus dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
Melakukan pengerjaan hitung akar dan pangkat tiga.
( terlampir )
F. Model dan Metode Pembelajaran
a. Model Pembelajaran
b. Metode Pembelajaran :
1. Diskusi
2. Ceramah
3. Pemberian tugas
53
G. Kegiatan Pembelajaran
Aktifitas Belajar Peran Guru
Kegiatan awal ( 10 menit )
-Pengkondisian kelas
a.Apersepsi
Apakah tempat kapur tulis itu?
b.Orientasi
Mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran dan kegiatan siswa
yang akan dilakukan.
c.Motifasi
-Apakah anak-anak sudah
sarapan pagi?ya..kalau sudah
bagus. anak-anak hari ini ternyata
sehat-sehat semua,mari kita lan-
jutkan pelajaran matematika.
Kegiatan inti ( 45 menit )
a. Eksplorasi
- Siswa melingkari bilangan kubik
pada tabel data.
-Siswa menentukan faktoriasi
prima pada bilangan kubik
-Siswa mengukur kotak kubus.
-Siswa berdiskusi
b. Elaborasi
-Siswa mempresentasikan hasil
diskusi
c. Konfirmasi
-Siswa memberikan jawaban
hasil diskusi.
Penutup ( 15 menit )
-Siswa mengerjakan tes
-Pemberian nilai
-Mencatat PR
-Salam
Mengulas jawaban siswa.
Guru memotivasi siswa
Guru membimbing siswa
Guru memandu siswa
Guru membimbing siswa
Guru membagikan soal tes
Guru menilai
Guru memberikan PR
Salam.
54
H.Penilaian
1. Prosedur : Penilaian proses dan hasil
2. Bentuk : Tes
3. Jenis : Tes tertulis
4. Instrumen : Terlampir
I. Sumber Belajar dan Media
- Alat dan bahan
1.Alat : Mistar,kubus
2.Bahan :
3.Media : Tabel angka
Pohon faktor.
3.375 1.125 375 125 25
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,
26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47,
48,49,50,51,52,53,54,55,56,57,58,59,60,61,62,63,64,65,66,67,68,69,
70,71,72,73,74,75,76,77,78,79,80,81,82,83,84,85,86,87,88,89,90,91,
92,93,94,95,96,97,98,99,100.
3
3
3
3
3
55
a. Sumber Belajar :
YD.Sumanto( 2008 ) Gemar Matematika 6 untuk
kelas 6 SD.Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas halaman 27-30
56
Lampiran II:
Soal Tes Ujicoba
Mata Pelajaran : MATEMATIKA
NAMA : ______________________No: ____
Soal Tes Siklus 1.
Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan jawaban yang benar !
1. √
2. √
3. √
4. √
√
5. √
√
6. 53 + 33 = ... + ... = ...
7. √
√
8. √
√
√
9. √
√
.... + ....
√
√
.... - ....
.√
√
11. √ √
√
√
12. √
√
13. Arif membawa kardus yang panjang rusuknya 15 cm.
Berapa cm3 volume kardus tersebut ?
Jawab :
Volume kardus = _______________________________cm3
14. Aku bilangan kubik jika aku dikalikan bilangan berapapun hasilnya
adalah bilangan itu sendiri.Berapakah aku ?
Jawab :___________________________
15. Amir mendapat tugas sekolah membuat kubus.Ukuran kubusnya
diketahui volumenya 5.832 cm3 .Berapa cm panjang kawat yang
diperlukan untuk membuat kubus tersebut ?
Jawab:_____________________________________________
___________________________________________
57
KUNCI JAWABAN :
1. 9
2. 21
3. 15
4. 8 + 9 = 17
5. 13 + 22 = 35
6. 125 + 27 = 152
7. 6 + 3 = 9
8. 18 + 5 - 4 = 19
9. 7 + 13 20/2 = 10
5 - 3
10.
11. 2
12. 22 : 11 = 2
13. Volume kardus = 15 x 15 x 15 = 3.375 cm3
14. Aku adalah bilangan 1
15. Rusuk kubus = √
Rusuk kubus 12 x 18 cm = 216 cm
Jadi kawat yang diperlukan = 216 cm.
58
Lampiran III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A.Subyek Penelitian
1. Lokasi Penelitian : SD Negeri 3 Bandungsari Kecamatan
Ngaringan Kabupaten Grobogan.
Waktu Penelitian : Siklus I : 4 Oktober 2011
Siklus II : 25 Oktober 2011
2. Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VI / 1
3. Karakteristik Siswa :
Sesuai dengan lokasi Sekolah Dasar dan tempat tinggal orangtua siswa dari
SD Negeri 3 Bandungsari, yaitu di daerah pedesaan, maka sebagian besar
siswa kurang memperhatikan pentingnya belajar.Apalagi ditunjang dengan
kondisi lingkungan pondok pesantren yang kuat, seolah olah belajar ilmu
umum bukan hal yang pokok . Dukungan orangtua juga kurang , bagi
sebagian besar orangtua yang penting anaknya lulus Sekolah Dasar saja
sudah cukup.
B.Deskripsi Per Siklus
Siklus I.
1.Perencanaan
Dalam kegiatan ini, peneliti dengan teman sejawat membicarakan hal-hal
yang akan peneliti gunakan dalam penelitian.
Beberapa perencanaan yang peneliti lakukan adalah :
a). Berdiskusi menentukan metode dan model pembelajaran yang akan digunakan
dalam perbaikan pembelajaran.
b). Membuat rencana pembelajaran dan pengaturan waktu serta langkah-langkah
kegiatan.
c). Membuat lembar Observasi / pengamatan serta menentukan fokus
observasinya.
d). Menyiapkan alat peraga yang sesuai dengan materi pembelajaran.
59
2.Pelaksanaan
Setelah menentukan waktu pelaksanaan dan bahan-bahan yang akan
digunakan untuk pembelajaran, maka pada tanggal 4 Oktober 2011 penelitian
perbaikan ini dilaksanakan oleh peneliti.Dalam kegiatan pembelajaran teman
sejawat melakukan pengamatan didalam kelas. Berikut adalah kegiatan yang
terjadi dalam pembelajaran.
Siklus I.
a. Pra Kegiatan ( 5 menit )
Sebelum kegiatan dimulai, peneliti menyiapkan :
1) Mempersiapkan rencana pembelajaran
2) Mempersiapkan alat peraga
b. Kegiatan awal ( 5 menit )
Mengawali pembelajaran, peneliti menyiapkan siswa untuk :
1). Berdoa yang dipimpin ketua kelas
2). Mengabsen dan mencatat siswa yang tidak masuk
3) Memberikan motifasi dengan menunjukkan benda yang dibawa, dan siswa
memperhatikan salah satu temannya yang mencari benda kubus.
c.Kegiatan Inti ( 35 menit )
Setelah semua siap, peneliti mulai membawa siswa masuk ke dalam
kegiatan inti, berikut adalah kegiatan yang terjadi pada kegiatan inti :
1). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dimaksutkan agar siswa
Mengerti tujuan diadakan perbaikan pembelajaran.
2). Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai materi yang akan
dipelajari yaitu tentang akar pangkat tiga dari bilangan kubik.
3).Kemudian guru mengurai materi pelajaran yang merupakan fokus perbaikan.
Dalam menyampaikan materi guru menggunakan model pembelajaran CTL (
Contextual Teaching and Learning )
4). Siswa dibagi dalam 5 kelompok untuk mendiskusikan cara penarikan akar
pangkat tiga pada bilangan kubik yang cepat dan benar.
5). Siswa mencatat hasil diskusi .
6). Siswa mempresentasikan hasil diskusi sesuai kelompoknya masing-masing.
60
7). Kemudian guru memberi contoh cara penarikan akar pangkat tiga dengan tabel
yang telah dibuat guru.
8). Guru memberi tanya jawab mengenai cara penarikan akar pangkat tiga pada
bilangan kubik.
9) Siswa mencatat Tabel penarikan akar pangkat tiga pada bilangan kubik.
d. Kegiatan Akhir ( 25 menit )
Diakhir proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran, guru mengadakan
kegiatan :
1). Mengadakan tes formatif yang diadakan secara individu
2). Tes formatif yang sudah selesai dikoreksi dan dinilai.
3). Langkah selanjutnya , nilai yang sudah jadi dianalisis berapa yang tuntas atau
sesuai KKM.
3. Pengamatan
Pada saat pembelajaran berlangsung, teman sejawat selaku observer
melakukan pengamatan. Pengamatan dilakukan didalam kelas, adapun kegiatan yang
dilakukan dalam pengamatan adalah :
a). Mengamati proses pembelajaran yang dilakukan dalam proses perbaikan pembelajaran
Siklus I . Adapun fokus pengamatan adalah aktifitas guru, aktifitas siswa dan proses
pembelajaran.
b). Mencatat semua hal yang terjadi dan merupakan fokus pengamatan pada lembar
observasi yang telah disediakan.
c). Membuat catatan tambahan apbila ditemukan ada hal lain diluar fokus pengamatan.
4. Refleksi
Setelah melakukan perbaikan perbaikan siklus I , peneliti mencoba untuk
merefleksi apa saja yang terjadi dalam proses pembelajaran.
Beberapa hal yang menjadi titik berat refleksi adalah :
a). Bagaimana perilaku guru dan siswa dalam pembelajaran.
b). Apa pengaruh penggunaan model Pembelajaran CTL pada hasil belajar siswa.
c). Kekurangan-kekurangan yang perlu dibenahi setelah pembelajaran.
d). Langkah apa yang harus peneliti lakukan untuk memperoleh hasil belajar
maksimal sesuai dengan tujuan belajar.
61
Siklus II
Melihat hasil yang diperoleh pada perbaikan pembelajaran Siklus I kemudian
merefleksinya, akhirnya diputuskan untuk melakukan perbaikan perbaikan pembelajaran
siklus II. Langkah-langkah yang ditempuh dalam siklus II ini hampir sama dengan
perbaikan pembelajaran siklus I, hanya ada pembenahan sesuai dengan hasil observasi
yang diperoleh. Berikut ini adalah langkah kegiatan siklus II, yaitu :
1.Perencanaan
Peneliti kembali melakukan diskusi dan temu pendapat dengan teman
sejawat, kepada sekolah dan supervisor untuk menentukan langkah langkah
kegiatan pada perbaikan pembelajaran siklus II , dalam perencanaan ini yang
dilakukan peneliti :
a. Berdiskusi untuk memaksimalkan penerapan untuk model pembelajaran CTL
b. Menetapkan waktu pelaksanaan
c. Membuat rencana perbaikan pembelajaran
d. Menentukan tujuan perbaikan
2.Pelaksanaan
Setelah semua perencanaan sudah selesai dan siap, maka pada
Tanggal 25 Oktober 2011 penelitian dilaksanakan.Beberapa hal yang pene
liti lakukan dalam pelaksanaan penelitian itu diantaranya :
a. Pra Kegiatan ( 5 menit )
Sebelumkegiatan dimulai , peneliti menyiapkan :
1). Mempersiapkan rencana pembelajaran
2). Mempersiapkan alat peraga
b. Kegiatan Awal ( 5 menit )
1). Memberi salam kepada siswa
2). Menyiapkan siswa dengan berdoa
3). Mengabsen dan mencatat siswa yang tidak bisa mengikuti pelajaran.
c. Kegiatan Inti ( 35 menit )
Setelah semua siap, guru menunjukkan tabel bilangan kubik
di depan kelas, kemudian :
1). Guru menyampaikan tujuan perbaikan pembelajaran
62
2). Mengadakan tanya jawab secara lisan tentang materi yang telah disam
paikan pada perbaikan pembelajaran pada siklus I
3). Guru menyampaikan materi pelajaran secara singkat dan akan melaksa
nakan pembelajaran dengan model pembelajaran CTL.
4). Siswa melakukan observasi dengan bimbingan guru .
5). Siswa mencatat hasil kegiatan pada lembar pengamatan yang dipersiap
kan guru.
6). Siswa mepresentasikan hasil kerja kelompok masing-masing.
7). Siswa memperhatikan guru memberi penjelasan cara menarik akar
pangkat tiga pada bilangan kubik yang cepat.
8). Kemudian secara klasikal melakukan pembahasan.
9). Hasi pembahasan dicatat sebagai rangkuman.
d. Kegiatan Akhir ( 25 menit )
Diakhir kegiatan pembelajaran siklus II, kegiatan yang dilakukan
adalah :
1). Siswa mengerjakan tes formatif
2). Setelah selesai guru mengoreksi dan mengadakan penelitian
3). Hasil penilaian dianalisis,nilai yang sama dengan dan lebih dari KKM.
3. Pengamatan
Dalam proses perbaikan pembelajaran, observer kembali mengadakan
pengamatan . Adapun hal-hal yang dilakukan dalam pengamatan perbaik-
kan pembelajaran dalam siklus II adalah :
a. Mengamati proses pembelajaran yang dilakukan pada perbaikan
pembelajaran siklus II . Adapun fokus pengamatan adalah aktifitas guru,
siswa , dan proses pembelajaran.
b. Melakukan pencatatan hasil pengamatan padaclembar observasi yang
telah tersdia.
4.Refleksi
Setelah pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II, seperti hal-
nya refleksi yang dilakukan pada siklus I, maka peneliti kembali melaku-
kan refleksi. Dalam refleksi ini peneliti mencoba melihat apa yang terjadi
63
dalam pembelajaran . Berikut adalah hal-hal yang menjadi bahan refleksi
siklus II, yaitu :
a. Bagaimana pelaksanaan perbaikan dalam siklus II.
b. Peningkatan dalam hal apa yang sudah peneliti dan siswa peroleh.
c. Kekurangan-kekurangan apa yang masih perlu pembenahan.
d. Tindakan apa yang perlu peneliti lakukan selanjutnya untuk memper
baiki pembelajaran pada siklus II.
Melalui refleksi ini, peneliti berharap akan memperoleh umpan
balik untuk kemajuan bersama.
64
Lampiran IV
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VI/1
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
1.3. Menyelesaikan masalah yang melibatkan operasi hitung termasuk
penggunaan akar dan pangkat.
C. Indikator
Kognitif
Menyebutkan bilangan – bilangan kubik
Menjelaskan cara menghitung panjang kubus yang sudah diketahui
volumenya.
Afektif
Menentukan faktor-faktor prima dari salah satu bilangan kubik.
Psikomotorik
Terampil mengukur panjang kubus jika diketahui volumenya.
Mengerjakan soal-soal tes.
D. Tujuan Pembelajaran
d. Kognitif
Produk :
3. Disediakan tabel bilangan 1 – 100 siswa dapat menentukan bilangan kubik
dengan cara melingkarinya dengan benar.
4. Melalui penjelasan guru tentang bilangan kubik siswa dapat mnyebutkan
bilangan kubik dibawah bilangan 100 dengan benar.
65
Proses :
3.Melalui keterangan guru tentang ukuran volume kubus siswa dapat
menghitung
panjang kubus dengan benar.
e. Afektif
4.Melalui contoh pohon faktor siswa dapat menentukan faktor-faktor prima dari
bilangan kubik dengan benar.
f. Psikomotorik
5. Melalui pengamatan siswa tentang pengukuran kubus siswa dapat
mengukur
panjang rusuk kubus dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
Melakukan pengerjaan hitung akar dan pangkat tiga.
( terlampir )
F. Model dan Metode Pembelajaran
c. Model Pembelajaran
d. Metode Pembelajaran :
4. Diskusi
5. Ceramah
6. Pemberian tugas
G. Kegiatan Pembelajaran
Aktifitas Belajar Peran Guru
Kegiatan awal ( 10 menit )
-Pengkondisian kelas
a.Apersepsi
Apakah tempat kapur tulis itu?
b.Orientasi
Mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran dan kegiatan siswa
yang akan dilakukan.
Mengulas jawaban siswa.
66
c.Motifasi
-Apakah anak-anak sudah
sarapan pagi?ya..kalau sudah
bagus. anak-anak hari ini ternyata
sehat-sehat semua,mari kita lan-
jutkan pelajaran matematika.
Kegiatan inti ( 45 menit )
d. Eksplorasi
- Siswa melingkari bilangan kubik
pada tabel data.
-Siswa menentukan faktoriasi
prima pada bilangan kubik
-Siswa mengukur kotak kubus.
-Siswa berdiskusi
e. Elaborasi
-Siswa mempresentasikan hasil
diskusi
f. Konfirmasi
-Siswa memberikan jawaban
hasil diskusi.
Penutup ( 15 menit )
-Siswa mengerjakan tes
-Pemberian nilai
-Mencatat PR
-Salam
Guru memotivasi siswa
Guru membimbing siswa
Guru memandu siswa
Guru membimbing siswa
Guru membagikan soal tes
Guru menilai
Guru memberikan PR
Salam.
67
H. Penilaian
a. Prosedur : Penilaian proses dan hasil
b. Bentuk : Tes
c. Jenis : Tes tertulis
d. Instrumen : Terlampir
I.. Sumber Belajar dan Media
-Alat dan bahan
1. Alat : Mistar,kubus
2. Bahan :
3. Media : Tabel angka
Pohon faktor.
3.375 1.125 375 125 25
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,
26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47,
48,49,50,51,52,53,54,55,56,57,58,59,60,61,62,63,64,65,66,67,68,69,
70,71,72,73,74,75,76,77,78,79,80,81,82,83,84,85,86,87,88,89,90,91,
92,93,94,95,96,97,98,99,100.
3
3
3
3
3
3
69
Lampiran V
LEMBAR KERJA SISWA
Lingkarilah bilangan kubik pada tabel bilangan di bawah ini !
TABEL BILANGAN
Buatlah pohon faktor pada bilangan 3.375 .
3.375 1.125 375 125 25
Faktor prima dari 3.375 = ........... dan .................
Jadi 3.375 = ......... x .............= ................
3.375 = ...........
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,
16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26,
27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,
38,39,40,41,42,43,44,45,46,
47,48,49,50,51,52,53,54,55,56,57,
58,59,60,61,62,63,64,65,66,67,
68,69,70,71,72,73,74,75,76,77,78,
79,80,81,82,83,84,85,86,87,88,
89,90,91,92,93,94,95,96,97,98,99,
100.
3
3
3
3
3
3
70
Lampiran VI
Tabel hasil angka akhir bilangan kubik
ANGKA AKHIR BILANGAN KUBIK
HASIL PENARIKAN AKAR
√
0
√
1
√
8
√
7
√
4
√
5
√
6
√
3
√
2
√
9
71
Lampiran VII REFLEKSI
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VI / 1
Materi Pokok : Penarikan akar pangkat tiga
Sekolah : SD Negeri 3 Bandungsari
Tahun Pelajaran : 2011/2012
Refleksi
Setelah melaksanakan proses pembelajaran Matematika tentang penarikan akar
pangkat tiga kelas VI, siswa kurang memahami materi tersebut. Saat diberikan pertanyaan
dari guru siswa tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru. Hanya siswa yang duduk di
depan saja yang memperhatikan, sedangkan yang lain hanya bermain sendiri dan
bercerita dengan temannya.
Permasalahan
2. Identifikasi masalah
a. Sebagian besar siswa belum memahami materi pembelajaran.
b. Siswa tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
c. Siswa kurang memperhatikan karena bosan dengan pembelajaran.
d. Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru.
3. Analisis masalah
a. Guru tidak menggunakan model pembelajaran yang sesuai, sebenarnya guru bisa
menggunakan model pembelajaran CTL.
b. Guru mendominasi pelajaran sehingga siswa terasa monoton.
4. Rumusan masalah
Dari latar belakang identifikasi masalah dan analisis masalah maka perumusan
masalah : “ Bagaimana cara menerapkan metode diskusi melalui model pembelajaran
CTL( Contextual Teaching and Learning ) untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas VI
SD Negeri 3 Bandungsari dalam pelajaran Matematika tentang penarikan akar pangkat
tiga dari bilangan kubik ?
72
5. Fokus yang diperbaiki
a. Kemampuan siswa memahami materi pembelajaran melalui diskusi.
b. Kemampuan siswa menjawab pertanyaan dari guru saat pembelajaran.
73
Lampiran VIII
Tabel bilangan
TABEL HASIL ANGKA AKHIR BILANGAN KUBIK
ANGKA AKHIR BILANGAN KUBIK
HASIL PENARIKAN AKAR
√
0
√
1
√
8
√
7
√
4
√
5
√
6
√
3
√
2
√
9
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,
23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,
41,42,43,44,45,46,47,48,49,50,51,52,53,54,55,56,57,58,
59,60,61,62,63,64,65,66,67,68,69,70,71,72,73,74,75,76,
77,78,79,80,81,82,83,84,85,86,87,88,89,90,91,92,93,94,
95,96,97,98,99,100.
74
Lampiran IX
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VI
Semester : I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pelaksanaan : 4 Oktober 2011
A. Standar Kompetensi
1.Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
1.3.Menyelesaikan masalah yang melibatkan operasi hitung termasuk
penggunaan akar dan pangkat.
C. Indikator
Kognitif
Menyebutkan bilangan – bilangan kubik
Menjelaskan cara menghitung panjang kubus yang sudah diketahui
volumenya.
Afektif
Menentukan faktor-faktor prima dari salah satu bilangan kubik.
Psikomotorik
Terampil mengukur panjang kubus jika diketahui volumenya.
Mengerjakan soal-soal tes.
D. Tujuan Pembelajaran
a.Kognitif
Produk :
1.Disediakan tabel bilangan 1 – 100 siswa dapat menentukan bilangan kubik
dengan cara melingkarinya dengan benar.
75
2.Melalui penjelasan guru tentang bilangan kubik siswa dapat mnyebutkan
bilangan kubik dibawah bilangan 100 dengan benar.
Proses :
3.Melalui keterangan guru tentang ukuran volume kubus siswa dapat
menghitung
panjang kubus dengan benar.
b.Afektif
4.Melalui contoh pohon faktor siswa dapat menentukan faktor-faktor prima dari
bilangan kubik dengan benar.
c.Psikomotorik
5. Melalui pengamatan siswa tentang pengukuran kubus siswa dapat
mengukur
panjang rusuk kubus dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
Melakukan pengerjaan hitung akar dan pangkat tiga.
( terlampir )
F. Model dan Metode Pembelajaran
a.Model Pembelajaran
b.Metode Pembelajaran :
- Diskusi
- Ceramah
- Pemberian tugas
G. Kegiatan Pembelajaran
Aktifitas Belajar Peran Guru
-Kegiatan awal ( 10 menit )
-Pengkondisian kelas
a.Apersepsi
Apakah tempat kapur tulis itu?
b.Orientasi
Mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran dan kegiatan siswa
Mengulas jawaban siswa.
76
yang akan dilakukan.
c.Motifasi
-Apakah anak-anak sudah
sarapan pagi?ya..kalau sudah
bagus. anak-anak hari ini ternyata
sehat-sehat semua,mari kita lan-
jutkan pelajaran matematika.
-Kegiatan inti ( 45 menit )
a.Eksplorasi
- Siswa melingkari bilangan kubik
pada tabel data.
-Siswa menentukan faktoriasi
prima pada bilangan kubik
-Siswa mengukur kotak kubus.
-Siswa berdiskusi
b.Elaborasi
-Siswa mempresentasikan hasil
diskusi
c.Konfirmasi
-Siswa memberikan jawaban
hasil diskusi.
-Penutup ( 15 menit )
-Siswa mengerjakan tes
-Pemberian nilai
-Mencatat PR
-Salam
Guru memotivasi siswa
Guru membimbing siswa
Guru memandu siswa
Guru membimbing siswa
Guru membagikan soal tes
Guru menilai
Guru memberikan PR
Salam.
77
H. Penilaian
1.Prosedur : Penilaian proses dan hasil
2.Bentuk : Tes
3.Jenis : Tes tertulis
4.Instrumen : Terlampir
I.. Sumber Belajar dan Media
-Alat dan bahan
- Alat : Mistar,kubus
- Bahan :
- Media : Tabel angka
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,
26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47,
48,49,50,51,52,53,54,55,56,57,58,59,60,61,62,63,64,65,66,67,68,69,
70,71,72,73,74,75,76,77,78,79,80,81,82,83,84,85,86,87,88,89,90,91,
92,93,94,95,96,97,98,99,100.
78
J.Sumber Belajar :
YD.Sumanto( 2008 ) Gemar Matematika 6 untuk
kelas 6 SD.Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas halaman 27-30
Bandungsari 24 Oktober 2011 Kepala SD Negeri 3 Bandungsari Mahasiswa Mudji Hartono, S.Pd. Suparmin NIP 19611007 1982011 005 NIM 262010741
Mahasiswa
79
Lampiran X
LEMBAR KERJA SISWA
Lingkarilah bilangan kubik pada tabel bilangan di bawah ini !
Tabel Bilangan
Buatlah pohon faktor pada bilangan 3.375 .
3.375 1.125 375 125 25
Faktor prima dari 3.375 = ........... dan .................
Jadi 3.375 = ......... x .............= ................
3.375 = .........
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,
16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26,
27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,
38,39,40,41,42,43,44,45,46,
47,48,49,50,51,52,53,54,55,56,57,
58,59,60,61,62,63,64,65,66,67,
68,69,70,71,72,73,74,75,76,77,78,
79,80,81,82,83,84,85,86,87,88,
89,90,91,92,93,94,95,96,97,98,99,
100.
3
3
3
3
3
3
80
Lampiran XI
Mata Pelajaran : MATEMATIKA
NAMA : _________________No: ____
Soal Tes Siklus 1.
Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan jawaban yang benar !
1. √
2. √
3. √
4. √
√
5. √
√
6. 53 + 33 = ... + ... = ...
7. √
√
8. √
√
√
9. √
√
.... + ....
√
√
.... - ....
.√
√
11. √ √
√
√
12. √
√
13. Arif membawa kardus yang panjang rusuknya 15 cm.
Berapa cm3 volume kardus tersebut ?
Jawab :
Volume kardus = _______________________________cm3
14. Aku bilangan kubik jika aku dikalikan bilangan berapapun hasilnya adalah
bilangan itu sendiri.Berapakah aku ?
Jawab :___________________________
15.Amir mendapat tugas sekolah membuat kubus.Ukuran kubusnya diketahui
volumenya 5.832 cm3 .Berapa cm panjang kawat yang diperlukan untuk membuat
kubus tersebut ?
Jawab:__________________________________________________
__________________________________________________
81
Kunci Jawaban
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VI
Semester : I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pelaksanaan : 4 Oktober 2011
KUNCI JAWABAN :
1. 9
2. 21
3. 15
4. 8 + 9 = 17
5. 13 + 22 = 35
6. 125 + 27 = 152
7. 6 + 3 = 9
8. 18 + 5 - 4 = 19
9. 7 + 13 20/2 = 10
5 - 3
10.
11. 2
12. 22 : 11 = 2
13. Volume kardus = 15 x 15 x 15 = 3.375 cm3
14. Aku adalah bilangan 1
15. Rusuk kubus = √
Rusuk kubus 12 x 18 cm = 216 cm
Jadi kawat yang diperlukan = 216 cm.
82
Kriteria Penilaian
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VI
Semester : I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pelaksanaan : 4 Oktober 2011
1. Satu nomer benar mendapat skor 1
2. Skor maksimal = 15 x 1 = 15
Skor yang diperoleh Nilai = x100 Skor maksimal
83
Lampiran XII
Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I
Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VI/I Pelaksanaan : 4 Oktober 2011 Sekolah : SD N 3 Bandungsari
No Nama Siswa Nilai KKM Nilai Ketuntasan
T B
1 2 3 4 5 6 1. ASY 60 50 - ×
2. MSM 60 50 - ×
3. MK 60 50 - ×
4. MAN 60 30 - ×
5. RH 60 50 - ×
6. SK 60 70 √ -
7. SIN 60 50 - ×
8. UH 60 50 - ×
9. ZM 60 60 √ -
10. AS 60 40 - ×
11. AA 60 70 √ -
12. ARB 60 50 - ×
13. AH 60 70 √ -
14. AM 60 60 √ -
15. AA 60 80 √ -
16. DFA 60 70 √ -
17. ER 60 60 √ -
18. IS 60 60 √ -
19. FP 60 60 √ -
20. FS 60 50 - ×
21. FR 60 70 √ -
22. JWW 60 70 √ -
23. JS 60 70 √ -
24. LM 60 60 √ -
25. MNH 60 40 - ×
26. Muf 60 60 √ -
27. MK 60 40 - ×
28. MM 60 90 √ -
29. MF 60 80 √ -
30. NT 60 80 √ -
31 NK 60 50 - ×
32 NCR 60 80 √ -
33 RA 60 70 √ -
34 RW 60 50 - ×
35 RK 60 50 - x
36 SM 60 50 - ×
37 WY 60 70 √ -
38 WI 60 80 √ -
39 YW 60 50 - x
40 MZ 60 70 √ -
41 FB 60 50 - x
84
Lampiran XIII
Tabel Analisis Hasil Belajar Siklus 1
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VI
Semester : I
Pelaksanaan : 4 Oktober 2011
Sekolah : SD N 3 Bandungsari
No Nilai Jumlah Tuntas Tidak tuntas
1. 10 − − −
2. 20 − − −
3. 30 1 − 1
4. 40 3 − 3
5. 50 14 − 14
6. 60 7 7 −
7. 70 10 10 −
8. 80 5 5 −
9. 90 1 1 −
10. 100 − − −
Jumlah 23 18
Keterangan: Jumlah siswa nilai ≥ KKM Ketuntasan Belajar = x 100 % Jumlah siswa
23
= x 100 %
41
= 56 %
85
Lampiran XIV
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Akar pangkat tiga
Kelas : VI
Semester : I
Pelaksanaan : 24 Oktober 2011
Sekolah : SDN 3 Bandungsari
Grafik Hasil Belajar Siswa
Siklus I
0
2
4
6
8
10
12
14
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Jum
lah S
isw
a
Nilai
86
Lampiran XV
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Akar pangkat tiga
Kelas : VI
Semester : I
Pelaksanaan : 24 Oktober 2011
Sekolah : SDN 3 Bandungsari
Grafik prosentase
Siklus I
0
10
20
30
40
50
60
pra siklus siklus I
Pro
senta
se
89
Lampiran XVIII
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VI
Semester : I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pelaksanaan : 24 Oktober 2011
A. Standar Kompetensi
1.Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
1.3.Menyelesaikan masalah yang melibatkan operasi hitung termasuk
penggunaan akar dan pangkat.
C. Indikator
Kognitif
Menyebutkan bilangan – bilangan kubik
Menjelaskan cara menghitung panjang kubus yang sudah diketahui
volumenya.
Afektif
Menentukan faktor-faktor prima dari salah satu bilangan kubik.
Psikomotorik
Terampil mengukur panjang kubus jika diketahui volumenya.
Mengerjakan soal-soal tes.
D. Tujuan Pembelajaran
a.Kognitif
Produk :
- Disediakan tabel bilangan 1 – 100 siswa dapat menentukan bilangan kubik
dengan cara melingkarinya dengan benar.
90
- Melalui penjelasan guru tentang bilangan kubik siswa dapat mnyebutkan
bilangan kubik dibawah bilangan 100 dengan benar.
Proses :
- Melalui keterangan guru tentang ukuran volume kubus siswa dapat menghitung
panjang kubus dengan benar.
a. Afektif
- Melalui contoh pohon faktor siswa dapat menentukan faktor-faktor prima dari
bilangan kubik dengan benar.
b. Psikomotorik
- Melalui pengamatan siswa tentang pengukuran kubus siswa dapat mengukur
panjang rusuk kubus dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
Melakukan pengerjaan hitung akar dan pangkat tiga.
( terlampir )
F. Model dan Metode Pembelajaran
1.Model Pembelajaran : CTL
2.Metode Pembelajaran :
- Diskusi
- Ceramah
- Pemberian tugas
91
G. Kegiatan Pembelajaran
Aktifitas Belajar Peran Guru
Kegiatan awal ( 10 menit )
-Pengkondisian kelas
a.Apersepsi
Apakah tempat kapur tulis itu?
b.Orientasi
Mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran dan kegiatan siswa
yang akan dilakukan.
c.Motifasi
-Apakah anak-anak sudah
sarapan pagi?ya..kalau sudah
bagus. anak-anak hari ini ternyata
sehat-sehat semua,mari kita
lanjutkan pelajaran matematika.
Kegiatan inti ( 45 menit )
a.Eksplorasi
- Siswa melingkari bilangan kubik
pada tabel data.
-Siswa menentukan faktoriasi
prima pada bilangan kubik
-Siswa mengukur kotak kubus.
-Siswa berdiskusi
b.Elaborasi
-Siswa mempresentasikan hasil
diskusi
c.Konfirmasi
-Siswa memberikan jawaban
hasil diskusi.
Mengulas jawaban siswa.
Guru memotivasi siswa
Guru membimbing siswa
Guru memandu siswa
Guru membimbing siswa
92
Penutup ( 15 menit )
-Siswa mengerjakan tes
-Pemberian nilai
-Mencatat PR
-Salam
Guru membagikan soal tes
Guru menilai
Guru memberikan PR
Salam.
H. Penilaian
1. Prosedur : Penilaian proses dan hasil
2. Bentuk : Tes
3. Jenis : Tes tertulis
4. Instrumen : Terlampir
I.. Sumber Belajar dan Media
-Alat dan bahan
1. Alat : Mistar,kubus
2. Bahan :
3. Media : Tabel angka
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,
26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47,
48,49,50,51,52,53,54,55,56,57,58,59,60,61,62,63,64,65,66,67,68,69,
70,71,72,73,74,75,76,77,78,79,80,81,82,83,84,85,86,87,88,89,90,91,
92,93,94,95,96,97,98,99,100.
94
Lampiran XIX
LEMBAR KERJA SISWA
Lingkarilah bilangan kubik pada tabel bilangan di bawah ini !
TABEL BILANGAN
Buatlah pohon faktor pada bilangan 3.375 .
3.375 1.125 375 125 25
Faktor prima dari 3.375 = ........... dan .................
Jadi 3.375 = ......... x .............= ................
3.375 = .........
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,
16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26,
27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,
38,39,40,41,42,43,44,45,46,
47,48,49,50,51,52,53,54,55,56,57,
58,59,60,61,62,63,64,65,66,67,
68,69,70,71,72,73,74,75,76,77,78,
79,80,81,82,83,84,85,86,87,88,
89,90,91,92,93,94,95,96,97,98,99,
100.
3
3
3
3
3
3
95
Lampiran XX
Lembar tes formatif
Mata Pelajaran : MATEMATIKA
NAMA : ________________No: ____
Soal Tes Siklus II.
Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan jawaban yang benar !
1. √
√
2. √
√
3. √
√
√
4. √
√
.... + ....
√
√
.... - ....
5. √
√
6. √ √
√
√
7. √
√
8. Arif membawa kardus yang panjang rusuknya 15 cm.
Berapa cm3 volume kardus tersebut ?
Jawab :
Volume kardus = _______________________________cm3
9. Aku bilangan kubik jika aku dikalikan bilangan berapapun hasilnya adalah
bilangan itu sendiri.Berapakah aku ?
Jawab :___________________________
10.Amir mendapat tugas sekolah membuat kubus.Ukuran kubusnya diketahui
volumenya 5.832 cm3 .Berapa cm panjang kawat yang diperlukan untuk membuat
kubus tersebut ?
Jawab:_________________________________________________
96
KUNCI JAWABAN :
1. 13 + 22 = 45
2. 6 : 3 = 2
3. 18 + 5 – 4 = 19
4. 7 + 13 20/2 = 10
5 - 3
5.
6. 2
7. 22 : 11 = 2
8. Volume kardus = 15 x 15 x 15 = 3.375 cm3
9. Aku adalah bilangan 1
10. Rusuk kubus = √
Rusuk kubus 12 x 18 cm = 216 cm
Jadi kawat yang diperlukan = 216 cm.
97
Kriteria Penilaian
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VI
Semester : I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pelaksanaan : 24 Oktober 2011
3. Satu nomer benar mendapat skor 1
4. Skor maksimal = 15 x 1 = 15
Skor yang diperoleh Nilai = x100 Skor maksimal
98
Lampiran XXI: Analisis Hasil Belajar Siklus II
Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VI Semester : I Pelaksanaan : 24 Oktober 2011 Sekolah : SD N 3 Bandungsari
No Nama Siswa Nilai KKM Nilai Ketuntasan
T B
1 2 3 4 5 6
1. ASY 60 70 √ −
2. MSM 60 50 - X
3. MK 60 60 √ −
4. MAN 60 60 √ −
5. RH 60 90 √ −
6. SK 60 80 √ −
7. SIN 60 80 √ −
8. UH 60 50 − X
9. ZM 60 90 √ −
10. AS 60 80 √ −
11. AA 60 100 √ −
12. ARB 60 90 √ −
13. AH 60 100 √ −
14. AM 60 80 √ −
15. AA 60 100 √ −
16. DFA 60 90 √ −
17. ER 60 100 √ −
18. IS 60 100 √ −
19. FP 60 100 √ −
20. FS 60 70 √ −
21. FR 60 80 √ −
22. JWW 60 100 √ −
23. JS 60 90 √ −
24. LM 60 80 √ −
25. MNH 60 40 − X
26. Muf 60 90 √ −
27. MK 60 70 √ −
28. MM 60 100 √ −
29. MF 60 100 √ −
30. NT 60 100 √ −
31. NK 60 60 √ −
32. NCR 60 100 √ −
33. RA 60 80 √ −
34. RW 60 90 √ −
35. RK 60 100 √ −
36. SM 60 100 √ −
37. WY 60 90 √ −
38. WI 60 100 √ −
39. YW 60 80 √ −
40. MZ 60 100 √ −
41. FB 60 90 √ −
99
Lampiran 12:
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Akar Pangkat tiga
Kelas : VI
Semester : I
Pelaksanaan : 24 Oktober 2011
Sekolah : SDN 3 Bandungsari
Grafik Hasil Belajar Siswa
Siklus II
0
2
4
6
8
10
12
14
16
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Jum
lah N
ilai
Nilai
100
Lampiran 13
Analisis Hasil Belajar Siklus 1I
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VI
Semester : I
Pelaksanaan : 24 Oktober 2011
Sekolah : SD N 3 Bandungsari
No Nilai Jumlah Tuntas Tidak tuntas
1. 10 − − −
2. 20 − − −
3. 30 − − −
4. 40 1 − 1
5. 50 2 − 2
6. 60 3 3 −
7. 70 3 3 −
8. 80 8 8 −
9. 90 9 9 −
10. 100 15 15 −
Jumlah 38 3
Keterangan: Jumlah siswa nilai tuntas Ketuntasan Belajar = x 100 % Jumlah siswa 38 = x 100 % 41 = 92 %
101
Lampiran XXIV
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VI
Semester : I
Pelaksanaan : 24 Oktober 2011
Sekolah : SD N 3 Bandungsari
Grafik Prosentase Ketuntasan Siklus II
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
pra siklus siklus I siklus II
Pro
senta
se
102
Lampiran XXV
Daftar Hadir Siklus II
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VI/1
Pelaksanaan : 24 – 10 - 2011
Sekolah : SD N 3 Bandungsari
No Nama Kehadiran
No Nama Kehadiran
H TH H TH
1. ASY √ × 26. Muf √ ×
2. MSM √ × 27. MK √ ×
3. MK √ × 28. MM √ ×
4. MAN √ × 29. MF √ ×
5. RH √ × 30. NT √ ×
6. SK √ × 31. NK √ ×
7. SIN √ × 32. NCR √ ×
8. UH √ × 33. RA √ ×
9. ZM √ × 34. RW √ ×
10. AS √ × 35. RK √ ×
11. AA √ × 36. SM √ ×
12. ARB √ × 37. WY √ ×
13. AH √ × 38. WI √ ×
14. AM √ × 39. YW √ ×
15. AA √ × 40. MZ √ ×
16. DFA √ × 41. FB √ ×
17. ER √ ×
18. IS √ ×
19. FP √ ×
20. FS √ ×
21. FR √ ×
22. JWW √ ×
23. JS √ ×
24. LM √ ×
25. MNH √ ×
Keterangan : H : Hadir TH : Tidak Hadir
104
Lampiran XXVII:
Format Kesediaan Sebagai Teman Sejawat dalam
Penyelenggaraan PTK
Kepada
Kepala UKSW Salatiga
Di Salatiga
Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa :
Nama : Tri Utomo, S.Pd.SD.
NIP :
Tempat Mengajar : SD Negeri 3 Bandungsari
Alamat Sekolah : Desa Bandungsari Kec. Ngaringan Kab. Grobogan
Telepon : -
Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam pelaksanaan PTK
atas nama :
Nama : Suparmin
NIM : 262010741
Program Studi : S1
Tempat Mengajar : SD Negeri 3 Bandungsari
Alamat Sekolah : Desa Bandungsari Kec. Ngaringan Kab. Grobogan
Telepon : -
Demikian surat pernyataan ini agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bandungsari, 25 Oktober 2011
Mengetahui,
Kepala SDN 3 Bandungsari Teman Sejawat
Mudji Hartono, S.Pd Eri Utomo, S.Pd.SD.
NIP. 19500914 197401 1 003 NIP.198612152009022004
FOTO PROSES BELAJAR MENGAJAR
FOTO PROSES BELAJAR MENGAJAR
FOTO PROSES BELAJAR MENGAJAR