Page 1
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MELALUI
PERMAINAN TRADISIONAL CONGKLAK PADA SISWA
KELAS I MI BARAN KEC. AMBARAWA KAB. SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh :
FITRIA NUR AFDLILA
NIM. 115-12-026
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018/2019
Page 3
ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MELALUI
PERMAINAN TRADISIONAL CONGKLAK PADA SISWA
KELAS I MI BARAN KEC. AMBARAWA KAB. SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh :
FITRIA NUR AFDLILA
NIM. 115-12-026
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018/2019
Page 7
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
من جدّ وجد
MAN JADDA WA JADA
“Barang siapa bersungguh-sungguh, pasti akan mendapatkan hasil.”
Sopo wonge seng temen, bakal tinemu.
Learning Mathematic like as a game.
We can feel happy to learn.
Page 8
vii
PERSEMBAHAN
Teruntuk:
Kedua orang tua terhebatku, Bapak Joko Sumpeno dan Ibu Marfu’ah
Yang selalu sabar menghadapiku, terimakasih atas doa-doa yang
terpanjatkan untukku dan ku persembahkan karya kecilku ini sebagai
wujud rasa terimakasihku kepadamu.
Adik-adikku yang terkasih dan paling aku sayangi, Audi Farih Busthomi
Putra dan Latifa Tazkiyatunnisa’.
Alm. Mbah Kardono dan Alm. Mbah Rumisih, kakek nenek tercinta yang
telah merawatku sejak kecil sampai bisa menjadi seperti sekarang ini.
Keluarga Besar Pati, yang selalu menyemangati dan memotivasiku tanpa
lelah
Sahabat kecilku, Alfia Husna
Sahabat-sahabat seperjuanganku, Zhendy Kusumawardhani, Auliadina
Fillah, dan Khariroh
Keluarga Besar PGMI angkatan 2012
Keluarga Besar KKN Desa Pucungroto, Kec. Kajoran, Magelang
Keluarga Besar PPL MI Dukuh Salatiga
Keluarga Besar Racana Kusuma Dilaga – Woro Srikandi
Keluarga Besar Brigade Khusus Naga Sandhi
Keluarga Besar IAIN Salatiga, kampus tercinta
Calon imamku, penggenap separuh agamaku
Page 9
viii
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Puji syukur senantiasa terpanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis masih diberi
kesempatan untuk meyelesaikan tugas yang menjadi tanggungjawab dengan tepat
waktu. Tak lupa shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya; yang dinantikan
syafa’atnya di yaumil akhir nanti. Aamiin.
Atas nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi
Penjumlahan dan Pengurangan Melalui Permainan Tradisional Congklak pada
Siswa Kelas I MI Baran Kec. Ambarawa Kab. Semarang Tahun Pelajaran
2018/2019”.
Dalam penyusunan skripsi ini, ditujukan sebagai syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan di IAIN Salatiga. Dengan kerendahan hati dan kesadaran
penuh, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa
adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu. Untuk itu penulis sampaikan terimakasih sedalam-
dalamnya kepada:
Page 10
ix
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan (FTIK)
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI)
4. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya, dengan penuh kesabaran dan
kebijaksanaannya dalam memberikan bimbingan dan arahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi.
5. Ibu Eni Titikusumawati, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing Akademik yang
telah membimbing dari semester awal dan yang telah sabar serta
meluangkan waktu untuk bimbingan akademik.
6. Seluruh Dosen dan Staff Karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak
membantu selama masa kuliah hingga menyelesaikan skripsi.
7. Bapak Imroni, M.Pd.I selaku Kepala MI Baran Kec. Ambarawa Kab.
Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
meneliti.
8. Ibu Indah Susilowati, S.Pd.SD selaku Wali Kelas dan Guru yang mengajar
di Kelas I MI Baran Kec. Ambarawa Kab. Semarang yang berkenan
menjadi kolaborator penelitian dan seluruh siswa Kelas I yang telah
berkenan untuk menjadi subyek penelitian.
Page 11
x
9. Bapak Joko Sumpeno dan Ibu Marfu’ah selaku orang tua terhebatku yang
selalu dengan sabar mencurahkan kasih sayang, dukungan, dan doa yang
tak pernah putus.
10. Sahabat-sahabatku dan teman seperjuangan PGMI angkatan 2012 yang
telah menemani hari-hari saat kuliah di IAIN Salatiga
11. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan dan kerjasamanya
sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik.
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis ucapkan banyak
terimakasih dari hati yang paling dalam. Semoga segala amal yang telah diperbuat
akan menjadi amal sholeh, yang akan mendapatkan pahala yang berlipat dari
Allah SWT kelak di kemudian hari.
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Segala kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis harapkan dengan
senang hati demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca. Aamiin.
Salatiga, 20 Maret 2019
Penulis
Fitria Nur Afdlila
Page 12
xi
ABSTRAK
Afdlila, Fitria Nur. 2019. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi
Penjumlahan dan Pengurangan Melalui Permainan Tradisional
Congklak pada Siswa Kelas I MI Baran Kec. Ambarawa Kab.
Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi. Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Suwardi, M.Pd
Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika, Permainan Tradisional Congklak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui media Permainan
Tradisional Congklak dapat meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi
Operasi Penjumlahan dan Pengurangan pada Siswa Kelas I MI Baran Kec.
Ambarawa Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019. Pertanyaan utama yang
akan dijawab melalui penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan media
Permainan Tradisional Congklak dapat meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Materi Operasi Penjumlahan dan Pengurangan pada Siswa Kelas I MI Baran Kec.
Ambarawa Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2
siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subyek penelitian terdiri dari 15 siswa
laki-laki dan 13 siswa perempuan. Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi. Analisis data yang
digunakan peneliti adalah membandingkan pencapaian nilai dengan KKM dan
ditandai dengan adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal pada setiap
siklusnya.
Hasil yang diperoleh dari penelitian dan pembahasan dalam
pelaksanaan pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan dan
Pengurangan Melalui Permainan Tradisional Congklak pada Siswa Kelas I MI
Baran Kec. Ambarawa Kab. Semarang dapat disimpulkan bahwa, penerapan
Permainan Tradisional Congklak sangat cocok untuk mata pelajaran Matematika
Kelas I MI Baran Kec. Ambarawa Kab. Semarang. Karena terjadi peningkatan
hasil belajar siswa. Standart KKM mata pelajaran Matematika 75. Hasil yang
diperoleh dari penelitian ini adalah terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini
dapat dilihat dari kondisi awal yaitu 17,85%, pada siklus I meningkat menjadi
39,00% dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 89,28% siswa yang tuntas.
Berdasarkan hasil belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui Permainan
Tradisional Congklak dapat meningkatkan hasil belajar Matematika Materi
Operasi Penjumlahan dan Pengurangan pada Siswa Kelas I MI Baran Kec.
Ambarawa Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.
Page 13
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL i
LEMBAR BERLOGO ii
HALAMAN JUDUL iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN v
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN vi
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN vii
KATA PENGANTAR viii
ABSTRAK xi
DAFTAR ISI xv
DAFTAR TABEL xvi
DAFTAR GAMBAR xvii
DAFTAR LAMPIRAN xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 6
D. Manfaat Penelitian 6
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 8
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian 8
2. Subyek Penelitian 12
3. Langkah-langkah Penelitian 14
4. Teknik Pengumpulan Data 21
5. Instrumen Penelitian 22
6. Analisis Data 25
G. Sistematika Penulisan 27
Page 14
xiii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar 28
2. Pengertian Hasil Belajar 29
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa 30
4. Pengertian Pembelajaran Matematika 36
5. Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan 39
B. Permainan Tradisional Congklak
1. Gambaran Umum Permainan Tradisional Congklak 42
2. Papan Congklak 43
3. Cara Bermain Congklak 43
4. Konsep Kearifan Lokal dalam Congklak 44
5. Manfaat Permainan Congklak 46
C. Hubungan Permainan Tradisional Congklak dengan Hasil Belajar
Matematika 49
D. Kajian Pustaka 51
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaan Tindakan 62
2. Pelaksanaan Tindakan 63
3. Pengamatan/Observasi 65
4. Refleksi 68
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan Tindakan 69
2. Pelaksanaan Tindakan 70
3. Pengamatan/Observasi 72
4. Refleksi 75
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Deskripsi Penelitian 77
2. Deskripsi Data Pra Siklus 77
3. Deskripsi Data Siklus I 79
4. Deskripsi Data Siklus II 88
B. Pembahasan
1. Siklus I 96
2. Siklus II 97
3. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II 98
Page 15
xiv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 101
B. Saran 102
DAFTAR PUSTAKA 103
LAMPIRAN 104
Page 16
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Siwa Kelas I MI Baran 13
Tabel 1.2 Lembar Observasi Kinerja Guru 22
Tabel 1.3 Lembar Observasi Keaktifan Siswa 24
Tabel 1.4 Lembar Hasil Tes 25
Tabel 1.5 Kriteria Ketuntasan 26
Tabel 3.1 Profil MI Baran Kec. Ambarawa Kab. Semarang 55
Tabel 3.2 Data Siswa MI Baran Tahun Pelajaran 2018/2019 56
Tabel 3.3 Daftar Guru MI Baran Tahun Pelajaran 2018/2019 56
Tabel 3.4 Struktur Organisasi 58
Tabel 3.5 Daftar Sarana MI Baran Tahun Pelajaran 2018/2019 59
Tabel 3.6 Daftar Prasarana MI Baran Tahun Pelajaran 2018/2019 59
Tabel 3.7 Identitas Siswa 61
Tabel 3.8 Jenis Kelamin Siswa 62
Tabel 3.9 Lembar Observasi Guru Siklus I 66
Tabel 3.10 Hasil Belajar Siswa Siklus I 67
Tabel 3.11 Lembar Observasi Guru Siklus II 73
Tabel 3.12 Hasil Belajar Siswa Siklus II 74
Tabel 4.1 Hasil Awal (Pra Siklus) 78
Tabel 4.2 Keaktifan Siswa Pada Siklus I 83
Tabel 4.3 Lembar Observasi Guru Siklus I 83
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus I 85
Tabel 4.5 Keaktifan Siswa Pada Siklus II 91
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II 92
Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus II 94
Tabel 4.8 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II 99
Page 17
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Langkah-langkah Siklus PTK 12
Gambar 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus 79
Gambar 4.2 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I 87
Gambar 4.3 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II 95
Gambar 4.4 Diagram Peningkatan Hasil Belajar Siswa 99
Page 18
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I 106
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II 118
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian Siklus I 129
Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian Siklus II 131
Lampiran 5 Soal Tes Evaluasi Siklus I 135
Lampiran 6 Soal Tes Evaluasi Siklus II 137
Lampiran 7 Nilai Pra Siklus 138
Lampiran 8 Nilai Evaluasi Siklus I 139
Lampiran 9 Nilai Evaluasi Siklus II 140
Lampiran 10 Lembar Observasi Guru Siklus I 141
Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus II 143
Lampiran 12 Lembar Observasi Siswa Siklus I 145
Lampiran 13 Lembar Observasi Siswa Siklus II 146
Lampiran 14 Lembar Konsultasi 147
Lampiran 15 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi 148
Lampiran 16 Surat Pengantar Lembaga 149
Lampiran 17 Surat Keterangan Penelitian 150
Lampiran 18 Daftar Nilai SKK 151
Lampiran 19 Daftar Riwayat Hidup 155
Page 19
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam rangka mewujudkan tatanan pendidikan yang mandiri dan
berkualitas sebagaimana diatur dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, perlu dilakukan berbagai upaya strategis dan integral
yang menunjang penyelenggaraan pendidikan. Kesempatan memperoleh
pendidikan yang berkualitas berlaku untuk semua (education for all), mulai
dari usia dini sebagai masa the golden age sampai jenjang pendidikan tinggi.
Guru adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap
pendidikan murid, baik secara individual atau kelompok baik sekolah atau di
luar sekolah. Guru dalam arti kata digugu dan ditiru jadi guru adalah
pembimbing dan pengajar, pembimbing artinya pembentuk watak, perilaku,
dan akhlak anak didik (transfer of values) (Hawi, 2006:57). Menurut Djamarah
(2011:107), menyatakan bahwa guru adalah salah satu unsur manusia dalam
proses pendidikan. Unsur manusia lainnya adalah anak didik. Guru dan anak
didik berada dalam suatu relasi kejiwaan. Keduanya berada dalam proses
interaksi edukatif dengan tugas dan peranan yang berbeda. Guru yang
mengajar dan mendidik dan anak didik yang belajar dengan menerima bahan
pelajaran dari guru di kelas. Jadi, dapat dipahami bahwa guru adalah orang
yang bertanggung jawab memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan pada
siswa.
Page 20
2
Pada masa anak-anak, bermain merupakan dasar dan sumber energi
bagi perkembangan mereka. Bermain merupakan bagian dari perkembangan,
suatu ekspresi dari personalitas perkembangan anak, sense of self, kapasitas
sosial dan fisik. Pada saat yang sama, melalui bermain anak-anak mengarahkan
(direct) energi untuk melakukan aktivitas yang mereka pilih.
Banyak jenis permainan yang beredar di masyarakat. Dari permainan
yang murah sampai dengan yang mahal, yang modern sampai dengan yang
tradisional. Di lingkungan sekolah anak usia dini sekarang banyak yang
menjual berbagai jenis mainan yang mereka gunakan untuk alat permainan
mereka. Setiap kali ada jenis mainan yang baru mereka langsung antusias
untuk membelinya, walau mereka membeli hanya karena ikut-ikutan teman dan
tanpa mempedulikan kemampuan pemakaiannya.
Para pakar psikologi sepakat bahwa dunia anak adalah dunia bermain.
Bahkan kebutuhan bermain bagi mereka adalah hampir sama seperti kebutuhan
akan makan dan minum. H. Spencer (Muksin, 2006: 57) dengan teori Surplus
Energy mengemukakan bahwa bermain sangat bermanfaat untuk mengisi
kembali energi seorang anak yang telah melemah. Setelah anak puas bermain
mereka akan merasakan semangat kembali untuk melakukan aktivitasnya.
Teori Practice For Adulthood dari K. Gross dalam Muksin (2006: 57)
menyatakan bermain merupakan peluang bagi pengembangan keterampilan
dan pengetahuan anak yang sangat penting fungsinya bagi mereka pada saat
menjelang dewasa kelak. Melalui bermain, anak-anak dapat mengembangkan
Page 21
3
kreativitasnya. Dan bagi anak yang sudah mulai muncul kreativitasnya maka
akan mengembangkan kreativitasnya.
Teori Psychoanalystic dari Sigmund Freud (Muksin, 2006: 57)
menyatakan bahwa bermain berguna untuk mengurangi kecemasan anak
dengan mencoba mengekspresikan berbagai dorongan implusifnya. Melalui
bermain anak-anak juga bisa mengekspresikan semua yang dirasakan apakah
dia sedang sedih ataupun dia sedang bahagia. Sementara Jean Piagnet (Muksin,
2006: 57) melalui teori Cognitif Developmental-nya mengemukakan bahwa
bermain amat penting bagi perkembangan kognitif seorang anak dengan
melatih kemampuan adaptasi dengan lingkungannya dan suasana yang
menyenangkan. Dan melalui bermain anak-anak dapat mengembangkan
kemampuan kognitif yang ada pada diri mereka. Mereka juga bisa beradaptasi
dengan cepat dengan lingkungan sekitarnya. Berbeda dengan anak yang tidak
suka bermain, mereka akan sulit beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Semua jenis permainan dapat menimbulkan dampak yang positif dan
dampak yang negatif. Misalnya permainan dengan kartu gambar dari segi
positif saat anak mengocok kartu hal ini bisa melatih kecerdasan kinestetik,
pada saat membagi kartu bisa melatih kecerdasan logika matematika. Dari segi
negatif saat anak bermain dengan mempertaruhkan kartunya untuk
mendapatkan yang lebih banyak lagi maka hal ini bisa menuju arah judi dan
lain-lain.
Observasi penulis di MI Baran Kec. Ambarawa Kab. Semarang,
bahwa pelaksanaan pembelajaran guru di sana masih banyak menggunakan
Page 22
4
metode ceramah khususnya. Materi pembelajaran matematika lebih banyak
terfokus pada penyampaian materi dan pengisian lembar kerja siswa sedangkan
pembelajaran matematika secara praktek kurang diaplikasikan sehingga
berdampak pada pencapaian hasil pembelajarannya. Secara Klasikal nilai
ulangan siswa belum memenuhi standart KKM sekolah yaitu 75. Dari 28 siswa
hanya 5 siswa yang dapat memenuhi KKM atau sebesar 17,85% sedangkan
sisanya masih berada dibawah KKM. Hal tersebut tentunya disebabkan oleh
berbagai faktor, diantaranya kemampuan guru dalam mengelola komponen-
komponen pembelajaran. Dalam aplikasi metode dan penggunaan media
pembelajaranpun cenderung kaku dan tidak maksimal karena siswa hanya
diberi tugas untuk mengisi LKS (Lembar Kerja Siswa) kemudian guru
memberikan nilai. Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi kurang efektif.
Ketercapaian hasil belajar siswa bukan hanya dilihat dari metode atau cara
penyampaian materi kepada siswa, akan tetapi proses belajar mengajar siswa
sangat berperan penting dalam meningkatkan tercapainya hasil belajar siswa.
Untuk meningkatkan hasil pembelajaran tersebut diperlukan upaya
perbaikan dalam model pembelajarannya. Suasana kelas perlu direncanakan
dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan metode pembelajaran
yang tepat dengan mengacu pada pembelajaran yang berpusat pada siswa. Di
dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki model, agar siswa dapat
belajar secara efektif dan efisien, mengenai pada tujuan yang diharapkan. Salah
satu langkah untuk memiliki model itu ialah harus menguasai teknik-teknik
Page 23
5
penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar. Metode mengajar adalah
suatu cara atau jalan yang harus dilalukan di dalam mengajar.
Bermula dari latar belakang tersebut di atas, maka untuk melatih
kecerdasan anak bisa dilakukan dengan berbagai cara yaitu: dengan cara
berbagai jenis permainan bercerita, bernyanyi, ceramah, bermain peran,
mendongeng, eksperimen. Suatu proses belajar mengajar akan berhasil jika apa
yang kita sampaikan bisa dimengerti oleh anak dan anak merasa senang dengan
cara kita menyampaikan materi pembelajaran. Pada penelitian ini penulis akan
menunjukkan bahwa penggunaan metode permainan tradisional congklak, anak
akan lebih mudah belajar matematika sekaligus mengasah dalam kemampuan
operasi penjumlahan dan pengurangan.
Berkaitan dengan hal tersebut maka penulis melakukan penelitian
tindakan kelas yang akan tertuang dalam skripsi dengan judul: “Peningkatan
Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Penjumlahan dan Pengurangan
Melalui Permainan Tradisional Congklak pada Siswa Kelas I MI Baran
Kec. Ambarawa Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah di atas, maka dapat
diambil sebuah rumusan masalah yaitu Apakah Penerapan Permainan
Tradisional Congklak dapat meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi
Operasi Penjumlahan dan Pengurangan pada Siswa Kelas I MI Baran Kec.
Ambarawa Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019?
Page 24
6
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan maka penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi
Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Melalui Permainan Tradisional
Congklak pada Siswa Kelas I MI Baran Kec. Ambarawa Kab. Semarang Tahun
Pelajaran 2018/2019.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terbagi dua, yaitu manfaat secara teoritis dan
manfaat secara praktis.
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung teori yang sudah ada.
b. Dapat membantu meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada siswa
Materi Operasi Penjumlahan dan Pengurangan menggunakan Permainan
Tradisional Congklak dalam proses pembelajaran.
2. Manfaat Praksis
a. Manfaat bagi Siswa
1) Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa materi operasi penjumlahan
dan pengurangan.
2) Dapat memberikan gairah belajar dalam pelajaran, sehingga
siswa lebih mandiri, menumbuhkan mental yang kuat,
termotivasi dan menjadikan siswa mampu bersikap kritis.
Page 25
7
b. Manfaat bagi Guru
1) Melalui penelitian tindakan kelas ini, guru dapat melakukan inovasi
dan implementasi dengan menggunakan media permainan yang
menyenangkan dalam pembelajaran matematika materi Operasi
Penjumlahan dan Pengurangan.
2) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai saran dan masukan
bagi guru, bahwa media pembelajaran permainan tradisional
congklak dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar
matematika.
c. Manfaat bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan positif
terhadap penggunaan Permainan Tradisional Congklak untuk
meningkatkan hasil belajar matematika.
d. Manfaat bagi Institusi
Hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai referensi
bagi mahasiswa lain untuk penulisan yang relevan dan dapat digunakan
sebagai tambahan bahan koleksi di perpustakaan.
e. Manfaat bagi Peneliti
Dapat memberikan pengalaman kepada peneliti untuk terjun ke
bidang pendidikan.
Page 26
8
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan
penelitian (Saifuddin Azwar, 2010:49).
Hipotesis yang diajukan oleh penulis adalah Penerapan Permainan
Tradisional Congklak dapat meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi
Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Kelas I MI Baran Kec. Ambarawa
Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator pencapaian dalam penelitian tindakan ini adalah
meningkatnya hasil belajar siswa. Apabila siswa dapat memperoleh nilai
dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 75 dan meningkatnya hasil
belajar ditandai dengan rata-rata nilai lebih dari 75. Dan rata-rata siswa yang
mendapatkan nilai tersebut dinyatakan tuntas apabila telah mencapai 85%
(Trianto, 2010 : 24) dari jumlah siswa Kelas I yang ada di MI Baran Kec.
Ambarawa Kab. Semarang.
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar yang berupa
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersama. PTK merupakan suatu tindakan yang bersifat reflektif oleh
para pelaku tindakan, dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional
Page 27
9
mengenai tindakan mereka dalam bertugas, memperdalam pemahaman
terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta memperbaiki
kondisi di mana praktik pembelajaran dilaksanakan.
Penelitian tindakan Kelas (PTK), atau dalam bahasa Inggris sering
disebut dengan Classroom Action Research, yaitu penelitian yang dilakukan
oleh guru di kelas dengan penekanan pada menyempurnaan atau praktek
dan proses pembelajaran (Susilo, 2007:16). Penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama (Arikunto. dkk, 2010:3).
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah:
a. Peningkatan dan perbaikan praktik pembelajaran.
b. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan
pembelajaran di sekolah.
c. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah
pembelajaran dan pendidikan di dalam kelas.
d. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
e. Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah
sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu
pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable).
Tahap-tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari
empat tahapan penting, meliputi; (1) planning (perencanaan), (2) Action
Page 28
10
(tindakan), (3) Observation (pengamatan) dan (4) Reflection (refleksi) Lebih
jelasnya sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan (planning)
Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum
seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang digunakan saat
proses pembelajaran berlangsung.
3) Menyusun soal test.
4) Membuat lembar observasi kegiatan guru dan siswa.
5) Membuat simulasi perbaikan.
b. Tahap Tindakan (action)
1) Guru membuat skenario atau konsep pembelajaran yang kreatif dan
menyenangkan.
2) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
dibuat.
c. Tahap Pengamatan (observation)
Pada tahap ini segala aktivitas guru dan siswa dalam proses
pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis untuk
dijadikan umpan balik. Aktivitas guru antara lain: pemberian motivasi
belajar, kejelasan dan sistematika penyampaian materi, pengelolaan
pembelajaran, kejelasan suara, penguasaan bahan, tuntutan pencapaian
atau ketercapaian kompetensi siswa, memberikan evaluasi, ketetapan
Page 29
11
strategi pembelajaran. Sedangkan aktivitas siswa antara lain:
memperhatikan penjelasan guru, bertanya mengenai materi yang belum
jelas, rasa ingin tahu siswa meningkat, mengerjakan soal evaluasi,
kerjasama dengan kelompok, dan keaktifan dalam kelompok.
d. Tahap Analisis dan Refleksi (reflection)
Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan
penelitian, maka terdapat beberapa tahap refleksi (reflection), yang
meliputi :
1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran.
2) Evaluasi hasil observasi.
3) Analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan siklus I pada
siklus II dan siklus III (Arikunto. dkk, 2010:20).
Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah
dilaksanakan tersebut, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja
guru pada tahap selanjutnya, yaitu siklus II dan seterusnya.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut di atas adalah unsur
untuk membentuk siklus, yaitu satu putaran beruntun yang kembali kelangkah
semula. Jadi satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai
dengan refleksi. Dalam PTK ini, peneliti menggunakan kegiatan pembelajaran
yang terbentuk dalam sebuah siklus yang meliputi perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Untuk lebih jelasnya mengenahi langkah-langkah siklus
dalam penelitian tindakan kelas dapat dilihat gambar di bawah ini :
Page 30
12
Gambar 1.1 Langkah-langkah Siklus PTK
Sumber: Bagan PTK menurut Suharsimi Arikunto
2. Subyek Penelitian
a. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa dan guru Kelas I MI Baran Kec.
Ambarawa Kab. Semarang. Siswa Kelas I MI Baran dipilih menjadi
objek penelitian karena dalam pembelajaran perlu diperbaharui agar
siswa lebih termotivasi dan muncul semangat belajar sehingga hasil
belajar akan meningkat. Sedangkan bagi guru akan menambah wawasan
tentang model-model pembelajaran. Penelitian ini dilakukan di satu kelas
yang terdapat 28 siswa.
Page 31
13
Tabel 1.1 Daftar siswa kelas I MI Baran
No. Nama Jenis Kelamin
1 AHN Perempuan
2 AUA Laki-laki
3 AFI Laki-laki
4 APU Laki-laki
5 AMS Perempuan
6 AA Perempuan
7 ANP Laki-laki
8 CEA Perempuan
9 DRD Laki-laki
10 DSA Laki-laki
11 DAC Perempuan
12 DM Laki-laki
13 GSM Laki-laki
14 KPA Laki-laki
15 KDEF Laki-laki
16 KN Perempuan
17 KFP Perempuan
18 KDA Perempuan
19 LN Perempuan
20 LZ Perempuan
21 MSA Perempuan
22 MTA Laki-laki
23 MZ Laki-laki
24 MH Laki-laki
25 NNM Perempuan
26 RB Laki-laki
27 SK Perempuan
28 SDP Perempuan
Sumber : Data MI Baran Kec. Ambarawa Kab. Semarang
Page 32
14
b. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Baran Kec. Ambarawa Kab.
Semarang tahun 2019. Madrasah ini dipilih menjadi tempat penelitian
karena mata pelajaran matematika dianggap sulit, sehingga memerlukan
pengembangan metode pembelajaran yang akan meningkatkan hasil
kinerja guru dan siswa. Dengan demikian tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
c. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas akan dimulai pada tanggal 4 Februari
sampai 4 Maret 2019 di MI Baran Kec. Ambarawa Kab. Semarang.
3. Langkah-langkah Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti memakai 2 siklus yaitu
siklus I dan siklus II. Sebelum peneliti melaksanakan siklus, terlebih dahulu
diadakan pre tes yaitu untuk mengetahui sejauhmana kemampuan siswa
dalam memahami materi yang telah diajarkan sebelumnya. Nilai dari soal
akan digunakan sebagai skor awal dalam menentukan poin bagi kemajuan
siswa. Sedangkan untuk tiap-tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu:
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi partisipasif
antara guru Matematika kelas I MI Baran Kec. Ambarawa Kab. Semarang
dengan peneliti.
Page 33
15
a. Pra Siklus
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan penelitian
awal pra siklus. Dengan tujuan mengetahui sejauh mana antusias dan
kemampuan awal siswa kelas I MI Baran Kec. Ambarawa Kab.
Semarang.
b. Siklus I
1) Perencanaan tindakan (planning)
Merupakan tahapan awal dalam penelitian tindakan kelas.
Kegiatan utama pada tahap ini adalah menyusun rancangan tindakan
kelas yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran. Adapun
persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan tindakan siklus I
diantaranya:
a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan Permainan Tradisional Congklak
b) Membuat instrumen pengamatan yang terdiri dari lembar observasi
dan pedoman wawancara
c) Menyiapkan media yang diperlukan dalam rencana tindakan kelas
2) Pelaksanaan tindakan (acting)
Tahap pelaksanaan ini meliputi:
a) Pendahuluan, dimulai dengan salam, berdoa bersama, presensi
siswa dan apersepsi dan motivasi
b) Kegiatan inti
Page 34
16
3) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
(1) Siswa menghitung angka 20 sampai 50 dengan jari-jari dan
mengucapkannya dengan lantang
(2) Siswa menunjukkan beberapa angka dan menambahkannya
dengan menggunakan permainan tradisional congklak
(3) Siswa menuliskan hasil dari penghitungan menggunakan
congklak ke papan tulis
(4) Melalui tanya jawab siswa menjumlahkan dan mengurangkan
pada soal yang ditulis guru di papan tulis
b) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
(1) Menyimak soal menjumlahkan dan mengurangkan bilangan 2
angka dengan 2 angka dengan cara bersusun pendek yang
ditulis di papan tulis
(2) Melalui penjelasan guru siswa menjumlahkan dan
mengurangkan bilangan 2 angka dengan 2 angka cara
bersusun pendek
(3) Mengerjakan dengan mendahulukan angka yang mempunyai
nilai tempat satuan
Page 35
17
(4) Siswa dengan didampingi guru memainkan permainan
tradisional congklak dengan petunjuk soal dari guru yang
sudah disiapkan
(5) Mencari hasil penjumlahan dan pengurangan dengan cermat
(6) Membahas salah satu contoh soal untuk melihat sejauh mana
kemampuan siswa
c) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
(1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa
(2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
4) Penutup, pada tahap ini guru menyampaikan ulasan terhadap jawaban
atau tanggapan siswa serta membuat kesimpulan dan memberikan
penguatan terhadap jawaban atau tanggapan siswa.
5) Pengamatan (Observation)
Pada tahap ini guru melaksanakan observasi atau
pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan
berpedoman pada lembar observasi.
6) Refleksi
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengungkapkan
kembali apa yang sudah dilakukan dari pelaksanaan tindakan dan
observasi, maka diperoleh informasi tentang penerapan Permainan
Page 36
18
Tradisional Congklak. Kemudian hasilnya dianalisis dan disimpulkan
bersama oleh peneliti untuk mengetahui apakah tindakan yang
dilaksanakan sudah berjalan sesuai tujuan yang diinginkan atau
belum.
c. Siklus II
Siklus ini merupakan tahap perbaikan dari siklus I. Siklus ini
bertujuan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I. Tahapan-tahapan
yang dilakukan pada siklus II ini sama dengan tahapan pada siklus I,
hanya pada siklus II ini lebih ditekankan pada perbaikan siklus I.
Tahapan yang dilakukan pada siklus II ini adalah:
1) Perencanaan (planning)
Pada tahap ini tindakan yang dilakukan adalah menyusun
rancangan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
sebagaimana pada siklus I.
2) Pelaksanaan tindakan (action)
Tahap pelaksanaan ini meliputi:
a) Pendahuluan, dimulai dengan salam, berdoa bersama, presensi
siswa dan apersepsi dan motivasi
b) Kegiatan inti
3) Kegiatan inti
a) Eksplorasi
Page 37
19
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
(1) Membagi siswa dalam 14 kelompok kecil yang terdiri dari 2
siswa untuk melakukan permainan
(2) Siswa menghitung angka 20 sampai 50 dengan
mengucapkannya dengan lantang
(3) Siswa menunjukkan angka satuan dan puluhan serta mencoba
menambahkannya dengan menggunakan permainan tradisional
congklak
(4) Siswa menuliskan hasil dari soal penghitungan menggunakan
permainan tradisional congklak ke papan tulis
(5) Melalui tanya jawab siswa menjumlahkan dan
mengurangankan pada soal yang ditulis guru di papan tulis
b) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
(1) Menyimak soal menjumlahkan dan mengurangkan bilangan 2
angka dengan 2 angka dengan cara bersusun pendek yang
ditulis di papan tulis
(2) Melalui penjelasan guru siswa menjumlahkan dan
mengurangkan bilangan 2 angka dengan 2 angka cara
bersusun pendek
(3) Mengerjakan dengan mendahulukan angka yang mempunyai
nilai tempat satuan
Page 38
20
(4) Siswa dengan didampingi guru memainkan permainan
tradisional congklak dengan petunjuk soal dari guru yang
sudah disiapkan
(5) Mencari hasil penjumlahan dan pengurangan dengan cermat
(6) Membahas salah satu contoh soal untuk melihat sejauh mana
kemampuan siswa
c) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
(1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa
(2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
4) Penutup, pada tahap ini guru menyampaikan ulasan terhadap jawaban
atau tanggapan siswa serta membuat kesimpulan dan memberikan
penguatan terhadap jawaban atau tanggapan siswa
5) Pengamatan (observation)
Peneliti mengamati kegiatan pembelajaran pada siklus II
untuk mengetahui kekurangan yang terjadi pada siklus I.
6) Refleksi
Data dan informasi yang telah didapatkan kemudian
didiskusikan oleh peneliti yang kemudian akan dijadikan sebagai
landasan untuk menentukan apakah tujuan yang diharapkan sudah
tercapai atau belum. Apabila pada siklus II ini sudah terjadi
Page 39
21
peningkatan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, maka
penelitian akan dihentikan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam hal ini, peneliti menggunakan beberapa metode untuk
menggali informasi yang dibutuhkan. Metode yang dipakai oleh peneliti
untuk memperoleh informasi antara lain:
a. Metode Observasi
Metode observasi adalah tekhnik pengumpulan data yang
dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-
pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran (Abdurrahmat
Fathoni, 2001:104). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang
berkaitan dengan situasi proses pembelajaran Matematika Kelas I MI
Baran Kec. Ambarawa Kab. Semarang.
b. Tes
Metode tes adalah metode penyelidikan yang menggunakan
soal-soal, pertanyaan-pertanyaan, atau tugas-tugas lain yang telah
distandarisasikan. Dilihat dari caranya orang mengerjakan test seakan-
akan seperti eksperimen, namun kedua metode ini berbeda. Pada
eksperimen, orang dengan sengaja menerapkan treatment atau perlakuan
dan ingin mengetahui efek dari treatment tersebut. Pada test orang ingin
mengetahui kemampuan-kemampuan ataupun sifat-sifat lain dari test.
Pada test yang penting adalah telah adanya standarisasi di mana ini tidak
terdapat dalam eksperimen (Suharsimi Arikunto, 1980:217-218).
Page 40
22
Metode tes digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan
pencapaian atau Hasil Belajar Matematika melalui Permainan Tradisional
Congklak sebagai evaluasi setelah proses pembelajaran berlangsung. Tes
yang digunakan adalah tes tertulis.
c. Dokumentasi
Dokumentasi terdiri atas tulisan pribadi seperti buku harian,
surat-surat dan dokumen resmi (S. Nasution, 2002:85). Metode
dokumentasi ini digunakan peneliti untuk mengetahui dan mendapatkan
daftar nama siswa yang menjadi sampel penelitian tindakan kelas.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang peneliti gunakan untuk menilai tingkat
keberhasilan peserta didik adalah:
a. Lembar observasi terhadap kinerja guru
Lembar observasi adalah lembar pengamatan yang harus diisi oleh
observer. Lembar observasi berisi tentang kegiatan guru dan aktifitas
siswa dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini ada beberapa aspek yang
menjadi bahan pengamatan peneliti diantaranya:
Tabel 1.2 Lembar Observasi Kinerja Guru
No. Aspek yang diamati Skala Partisipasi
A B C D
I PRA PEMBELAJARAN
1. Memeriksa kesiapan siswa
2. Melakukan kegiatan apersepsi
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran
Page 41
23
4. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
5. Menyampaikan materi dengan jelas
6. Mengkaitkan materi dengan realita kehidupan
B Pendekatan/Strategi Pembelajaran
7. Membimbing siswa membentuk kelompok
secara heterogen
8. Menjelaskan cara mengerjakan soal
9. Memberikan bantuan apabila siswa mengalami
kesulitan dalam kerja kelompok
10. Memberikan soal secara individu
11. Memberikan reward kepada siswa
C Pemanfaatan Media/Sumber Belajar
12. Menggunakan soal sebagai sumber belajar
13. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
belajar
D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa
14. Menumbuhkan ke aktifan siswa
15. Menunjukkan respon siswa
16. Menunjukkan keceriaan dan antusias siswa
dalam pembelajaran
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
17. Memantau kemajuan belajar selama
pembelajaran
18. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi
F Penggunaan Bahasa
19. Menggunakan bahasa lisan secara baik, jelas,
dan benar
20. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
III PENUTUP
21. Menanyakan hal-hal yang belum diketahui
siswa
22. Melakukan refleksi/memberikan kesimpulan
materi pembelajaran dengan melibatkan siswa
23. Mengadakan tes evaluasi
Jumlah
Total
Kategori
Page 42
24
Keterangan :
Skor :
A = 4 nilai 81-100 (sangat baik)
B = 3 nilai 71-80 (baik)
C = 2 nilai 61-70 (cukup)
D = 1 nilai 0-60 (kurang)
b. Observasi terhadap siswa tentang keaktifan belajar
Tabel 1.3 Lembar Observasi Keaktifan Siswa
NO Aspek yang Diamati F %
1 Antusias anak dalam kegiatan belajar
2 Perhatian anak pada guru
3 Sikap anak dalam menerima motivasi guru
4 Keaktifan anak dalam kegiatan apersepsi
5 Perhatian anak mendengarkan penjelasan guru
6 Ketertarikan anak terhadap kegiatan bermain Permainan Tradisional
Congklak
7 Keaktifan anak dalam bertanya
8 Keaktifan anak menjawab pertanyaan guru
9 Keaktifan anak dalam kegiatan evaluasi
10 Kemampuan anak secara kelompok dalam berdiskusi
11 Kemampuan anak secara individu mengemukakan pendapat
12 Kesediaan anak dalam bermain congklak
13 Keaktifan anak dalam menarik kesimpulan hasil belajar
Rata-rata
c. Instrumen evaluasi
Instrumen evaluasi adalah alat untuk memperoleh hasil yang telah
sesuai dengan kenyataan yang dievaluasi. Sedang bentuk evaluasi yang
dilakukan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik adalah soal
pilihan ganda dan uraian.
Page 43
25
Tabel 1.4 Lembar Hasil Tes
No Nama Nilai
Tes
Keterangan
Tuntas Tidak Tuntas
1 AHN
2 AUA
3 AFI
4 APU
5 AMS
6 AA
7 ANP
8 CEA
9 DRD
10 DSA
11 DAC
12 DM
13 GSM
14 KPA
15 KDEF
16 KN
17 KFP
18 KDA
19 LN
20 LZ
21 MSA
22 MTA
23 MZ
24 MH
25 NNM
26 RB
27 SK
28 SDP
Jumlah
Rata-rata
6. Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian baik melalui pengamatan, tes,
atau dengan menggunakan metode yang lain kemudian diolah dengan
analisis data deskriptif untuk menggambarkan keberhasilan pembelajaran
Matematika dengan penerapan Permainan Tradisional Congklak.
Page 44
26
Semua data hasil penelitian di analisis dengan menggunakan
deskriptif prosentase, hasil penelitian dianalisis dua kali yaitu analisis
ketuntasan belajar secara individu dan analisis ketuntasan belajar secara
klasikal. Ketuntasan belajar secara individu menggunakan rumus berikut:
Nilai = %100xalskormaksim
capaiskoryangdi
Dengan kriteria ketuntasan yang ditunjukkan tabel berikut:
Tabel 1.5 Kriteria Ketuntasan
Nilai Kriteria Ketuntasan
< 75 Tidak Tuntas
≥ 75 Tuntas
Sedangkan untuk mengetahui ketuntasan belajar secara klasikal digunakan
rumus berikut:
P = %1002
1x
n
n
Keterangan :
P = Nilai ketuntasan belajar
∑n1 = Jumlah siswa tuntas belajar
∑n2 = Jumlah total siswa, (Aqib, dkk., 2010:41)
Page 45
27
G. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini penulis bagi dalam beberapa bab
dengan sistematika sebagai berikut:
Sebelum memasuki bab pendahuluan akan penulis kemukakan
terlebih, halaman judul, lembar persetujuan, lembar pengesahan, motto,
abstraksi, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.
Bab I adalah Pendahuluan berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan
Indikator Keberhasilan, Metode Penelitian (Rancangan Penelitian, Subjek
Penelitian, Langkah-langkah Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen
Penelitian, Pengumpulan Data) dan Analisis Data.
Bab II adalah Kajian Teori (berisi Hasil Belajar Matematika, Metode
Permainan Tradisional Congklak), Hubungan Permainan Tradisional
Congklak dengan Hasil Belajar Matematika dan Kajian Pustaka.
Bab III adalah Gambaran umum MI Baran Kec. Ambarawa Kab.
Semarang dan Pelaksanaan Penelitian yaitu Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
(perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi), Deskripsi Pelaksanaan
Siklus II.
Bab IV adalah Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi Deskripsi per
siklus (data hasil penelitian, refleksi serta Pembahasan).
Bab V adalah Penutup. Bab ini merupakan Bab terakhir yang terdiri
dari uraian, kesimpulan, dan saran-saran.
Page 46
28
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar menurut bahasa adalah usaha atau berlatih dan sebagai upaya
mendapat kepandaian (Poerwadarminto, 1976 : 965). Secara umum belajar
dapat diartikan dengan proses perubahan perilaku, akibat interaksi antara
individu dan lingkungan (Ali, 2004 : 14). Menurut Purwanto (2009 : 42),
Belajar juga merupakan aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Tujuan belajar adalah untuk
memperoleh kepandaian dan untuk merubah perilaku individu menjadi lebih
baik. Belajar merupakan proses atau usaha untuk memperoleh tujuan belajar
tersebut.
Makna belajar dalam pengertian secara luas, yaitu perkembangan
psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Maksudnya belajar
itu suatu perubahan mental yang menjadikan seseorang berkembang secara
baik. Sedangkan dalam arti sempit belajar dimaksudkan sebagai usaha
penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan
menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.
Jadi, belajar adalah suatu perubahan tingkah laku atau penampilan
dengan melalui praktik-praktik, yaitu mendengar, mengikuti, membaca,
Page 47
29
mencoba hal-hal baru atau berbeda, mengamati, dan mengikuti petunjuk
serta pengarahan.
2. Pengertian Hasil Belajar
Untuk mengetahui pengertian hasil belajar dapat diketahui dengan dua
kata yang membentuknya yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil
sendiri yaitu menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu
aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara
fungsional (Purwanto, 2009 : 44).
Sedangkan, belajar sesuai pengertian yang sudah dijelaskan di atas
merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Perubahan tingkah laku tersebut akan nyata dalam seluruh aspek
tingkah laku.
Pada hakikatnya hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses
dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perilaku yang
relatif menetap (Abdurrahman, 2003 : 37-38). Dan hasil belajar merupakan
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Jadi hasil
belajar pada hakikatnya yaitu berubahnya perilaku peserta didik meliputi
kognitif, afektif, serta psikomotoriknya. Sehingga setiap pendidik pastinya
akan mengharapkan agar hasil belajar peserta didiknya itu meningkat
setelah melakukan proses pembelajaran.
Page 48
30
Hasil belajar dapat dilihat saat kegiatan pembelajaran atau pula pada
saat tes evaluasi. Pada saat tes evaluasi ini lebih terlihat perubahan siswa
dari saat pembelajaran awal yang belum memahami pelajaran hingga akhir
pembelajaran yang menunjukkan peningkatan pemahaman.
Hasil belajar yang dicapai siswa pada hakekatnya merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor tersebut. Oleh karena itu, pengenalan guru
terhadap faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa penting sekali
artinya dalam membantu siswa mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya
sesuai dengan kemampuan masing-masing (Supriyanto, 2001:138).
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Dalyono (2007:55-60) menyatakan, faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar siswa terdiri dari:
a. Faktor Internal
1) Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya
terhadap kemampuan belajar siswa. Bila siswa selalu tidak sehat, sakit
kepala, demam, pilek, dan sebagainya, dapat mengakibatkan tidak
bergairah untuk belajar.
Demikian halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik,
misalnya mengalami gangguan pikiran, ini dapat mengganggu dan
mengurangi semangat belajar.
Page 49
31
2) Intelegensi dan Bakat
Dua aspek kejiwaan (psikis) ini besar sekali pengaruhnya
terhadap kemampuan belajar. Siswa yang memiliki intelagensi baik
(IQ- nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung
baik. Sebaliknya siswa yang intelegensi-nya rendah cenderung
mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir sehingga prestasi
belajarnya rendah. Bakat juga besar pengaruhnya dalam menentukan
keberhasilan belajar. Misalnya belajar bermain gitar, apabila dia
memiliki bakat musik akan lebih mudah dan cepat pandai dibanding
dengan siswa yang tidak memiliki bakat itu.
Selanjutnya, bila siswa mempunyai intelegensi tinggi dan
bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya
akan lancar dan suskses dibanding dengan siswa yang memiliki bakat
saja tetapi intelegensinya rendah.
3) Minat dan Motivasi
Sebagaimana halnya intelegensi dan bakat, maka minat dan
motivasi adalah dua aspek psikis yang juga besar pengaruhnya
terhadap pencapaian hasil belajar. Minat dapat timbul karena daya
tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Timbulnya minat
belajar bisa disebabkan dari berbagai hal, diantaranya minat belajar
yang besar untuk menghasilkan prestasi yang tinggi.
Motivasi berbeda dengan minat. Motivasi adalah daya
pendorong untuk melakukan pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam
Page 50
32
diri (intrinsik) yaitu dorongan yang umumnya karena kesadaran akan
pentingnya sesuatu. Motivasi yang berasal dari luar diri (ekstrinsik),
misalnya dari orang tua, guru atau teman.
4) Cara Belajar
Cara belajar siswa juga mempengaruhi pencapaian hasil
belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis,
psikologis, dan kesehatan, akan memperoleh hasil yang kurang
memuaskan. Siswa yang rajin belajar siang dan malam tanpa istirahat
yang cukup. Cara belajar seperti ini tidak baik, belajar harus istirahat
untuk memberi kesempatan kepada mata, otak, serta tubuh lainnya
untuk memperoleh tenaga kembali.
Selain itu, teknik-teknik belajar perlu diperhatikan bagaimana
caranya membaca, mencatat, membuat ringkasan, apa yang harus
dicatat dan sebagainya. Selain dari teknik teknik tersebut, perlu juga
diperhatikan waktu belajar, tempat, fasilitas untuk belajar.
b. Faktor Eksternal
1) Keluarga
Faktor keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan siswa dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang
tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurangnya perhatian dan
bimbingan orang tua, keharmonisan keluarga, semuanya turut
mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa.
Page 51
33
2) Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat
keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian
kurikulum dengan kemampuan siswa, keadaan fasilitas sekolah,
keadaan ruangan, dan sebagainya. Semua ini turut mempengaruhi
hasil belajar siswa.
3) Masyarakat
Keadaan masyarakat juga menentukan hasil belajar. Bila
disekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-
orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata
bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak
lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya, apabila tinggal di lingkungan
banyak anak-anak yang nakal, tidak bersekolah dan pengangguran, hal
ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan tidak
menunjang sehingga motivasi belajar berkurang.
4) Lingkungan Sekitar
Keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal juga sangat
penting dalam mempengaruhi hasil belajar. Keadaan lingkungan,
bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan
sebagainya. Keadaan lalu lintas yang membisingkan, suara hiruk
pikuk orang disekitar, suara pabrik, polusi udara, iklim yang terlalu
panas, semua ini akan mempengaruhi kegairahan belajar. Sebaliknya
Page 52
34
tempat yang sepi dengan iklim yang sejuk akan menunjang proses
belajar.
Faktor-faktor diatas sangat berpengaruh terhadap proses
belajar mengajar. Ketika dalam proses belajar peserta didik tidak
memenuhi faktor tersebut dengan baik, maka hal tersebut akan
berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik.
Oleh karena itu, untuk mencapai hasil belajar yang telah
direncanakan, seorang guru harus memerhatikan faktor-faktor diatas
agar hasil belajar yang dicapai peserta didik bisa maksimal.
Hasil belajar dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai
tujuan pendidikan. Di mana tujuan pendidikan berdasarkan hasil
belajar peserta didik secara umum menurut Dimyati (2006 : 202-204)
dapat diklasifikasikan menjadi tiga yakni:
a) Aspek Kognitif
1) Pengetahuan, dalam hal ini siswa diminta untuk mengingat kembali
satu atau lebih dari fakta-fakta yang sederhana.
2) Pemahaman, yaitu siswa diharapkan mampu untuk membuktikan
bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-
fakta atau konsep.
3) Penggunaan/penerapan, disini siswa dituntut untuk memiliki
kemampuan untuk menyeleksi atau memilih generalisasi/abstraksi
tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, cara) secara tepat untuk
Page 53
35
diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara
benar.
4) Analisis, merupakan kemampuan siswa untuk menganalisis
hubungan atau situasi yang kompleks atau konsep-konsep dasar.
5) Sintesis, merupakan kemampuan siswa untuk menggabungkan
unsur-unsur pokok ke dalam struktur yang baru.
6) Evaluasi, merupakan kemampuan siswa untuk menerapkan
pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya.
b) Aspek Afektif
Tujuan ranah afektif berhubungan dengan hierarki perhatian,
sikap, penghargaan, nilai, perasaan, dan emosi. Tujuan ranah kognitif
meliputi 5 kategori yaitu menerima, merespons, menilai,
mengorganisasi, dan karakterisasi.
c) Aspek Psikomotorik
Tujuan ranah psikomotorik berhubungan dengan ketrampilan
motorik, manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi
saraf dan koordinasi badan. Ranah psikomotorik meliputi gerakan
tubuh yaang mencolok, ketepatan gerakan yang dikoordinasikan,
perangkat komunikasi nonverbal, dan kemampuan berbicara.
Dalam proses belajar mengajar, tidak hanya aspek kognitif
yang harus diperhatikan, melainkan aspek afektif dan
psikomotoriknya juga. Untuk melihat keberhasilan kedua aspek ini,
Page 54
36
pendidik dapat melihatnya dari segi sikap dan ketrampilan yang
dilakukan oleh peserta didik setelah melakukan proses belajar.
4. Pengertian Pembelajaran Matematika
Pembelajaran Matematika merupakan suatu upaya untuk
memfasilitasi, mendorong, dan mendukung siswa dalam belajar matematika.
Banyak orang yang tidak menyukai matematika, termasuk siswa yang masih
duduk di bangku Sekolah Dasar. Mereka menganggap matematika adalah
pelajaran yang sulit dan menakutkan. Anggapan ini membuat mereka
merasa malas untuk belajar matematika. Belajar adalah proses perubahan
perilaku berkat pengalaman latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah
perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan,
maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai
edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan siswa. Interaksi
yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan
sebelum pengajaran dilakukan (Djamarah, 1996:11).
Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang dilakukan secara
sadar dan bertujuan. Tujuan ini yang menjadi arah ke mana proses belajar
mengajar tersebut akan di bawa. Proses belajar mengajar akan berhasil jika
mampu memberikan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan nilai sikap dalam diri siswa.
Page 55
37
Walaupun belajar dan mengajar adalah dua hal yang berbeda,
keduanya saling berkaitan. Mengajar akan lebih efektif jika kemampuan
berpikir anak diperhatikan. Karena itu perhatian ditujukan kepada kesiapan
struktur kognitif siswa. Adapun struktur kognitif mengacu pada organisasi
pengetahuan atau pengalaman yang telah dikuasai siswa yang
memungkinkan siswa itu dapat menangkap konsep-konsep baru termasuk
konsep matematika.
Pembelajaran matematika adalah proses interaksi antara guru dan
siswa yang melibatkan pengembangan pola berpikir dan mengolah logika
pada suatu lingkungan belajar yang sengaja diciptakan oleh guru dengan
berbagai metode agar program belajar matematika tumbuh dan berkembang
secara optimal dan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif
dan efisien.
Siswa sekolah dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun
sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase
operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah
kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah
logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret
(Heruman, 2007:1).
Dalam pembelajaran matematika di tingkat SD, diharapkan terjadi
reinvention (penemuan kembali). Penemuan kembali adalah menemukan
suatu cara penyelesaian secara informal dalam pembelajarann dikelas.
Walaupun penemuan tersebut sederhana dan bukan hal yang baru bagi
Page 56
38
orang yang telah mengetahui sebelumnya, tetapi bagi siswa SD penemuan
tersebut merupakan sesuatu hal yang baru.
Tujuan Pembelajaran Matematika dalam Depdiknas Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional tahun 2008 yang tercantum dalam pedoman
penyusunan KTSP di SD / MI adalah agar peserta didik mempunyai
kemampuan sebagai berikut:
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien,
dan tepat dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Page 57
39
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena beberapa hal:
1) Selalu digunakan dalam segi kehidupan.
2) Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang
sesuai.
3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas.
4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara.
5) Meningkatkan kemampuan berpikir logis dan ketelitian.
6) Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang
menantang.
5. Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan
a. Operasi penjumlahan
Penjumlahan merupakan suatu aturan yang mengaitkan setiap
pasangan bilangan dengan bilangan yang lain. Penjumlahan ini
mempunyai beberapa sifat yaitu: sifat pertukaran (komutatif), sifat
identitas, dan sifat pengelompokan asosiatif (Sukayati, 2011:24). Operasi
yang dipergunakan untuk memperoleh jumlah dari dua bilangan disebut
penjumlahan. Penjumlahan merupakan operasi hitung yang pertama
sekali diajarkan kepada anak-anak. Sifat-sifat penjumlahan bilangan
cacah antara lain:
Page 58
40
1) Sifat komutatif atau sifat pertukaran. Jumlah dua bilangan tidak
berubah, walaupun urutan kedua bilangan itu dipertukarkan. Jika a
dan b bilangan cacah, maka a + b = b + a.
Contoh: 2 + 3 = 3 + 2
2) Sifat asosiatif atau sifat pengelompokan. Jika a, b, dan c bilangan
cacah, maka (a + b) + c = a + (b + c).
Contoh: (4 + 3) + 2 = 4 + (3 + 2)
3) Sifat penjumlahan bilangan nol
Jika a bilangan cacah, maka a + 0 = 0 + a = a, Jika a = 0, maka 0 + 0 =
0.
b. Operasi Pengurangan
Jika a dan c bilangan cacah dengan c > a, maka c - a = n <=> a +
n = c. c – a adalah bilangan yang bila ditambah dengan a menghasilkan c.
Karena pengurangan diperoleh dari penjumlahan, maka pengurangan
disebut juga kebalikan dari penjumlahan.
Sifat-sifat pengurangan bilangan cacah antara lain:
1) Jika a, b, dan c bilangan cacah dan a > b,
maka (a - b)+c = (a+c) – b.
Contoh: 12 - 5 + 3 = (12 + 3) – 5 = 15 -5
2) Jika a, b, dan c bilangan cacah dan a > b dan b > c,
maka (a - b) + c = a - (b - c)
Contoh: 12 - 5 + 3 = 12 - (5 - 3) = 12 - 2 = 10
Page 59
41
3) Jika a, b, dan c bilangan cacah dan a > b ,
maka a - b = (a + c)
Contoh: 12 - 5 = (12 + 3) - (5 + 3) = 15 – 8 = 7
Pengertian pengurangan dapat pula dijelaskan sebagai
berikut:
Untuk 4 + 5 = 9 mempunyai dua arti, yaitu:
a) Jika dua himpunan yang saling asing mempunyai 4 anggota dan 5
anggota digabungkan, maka diperoleh himpunan yang mempunyai
9 anggota.
b) Suatu himpunan yang mempunyai 9 anggota dapat dipisahkan
menjadi dua himpunan bagian. Jika himpunan bagian yang
pertama mempunyai 4 anggota dapat dipisahkan mempunyai 4
anggota, maka himpunan bagian yang kedua mempunyai 5
anggota. Jika himpunan bagian yang pertama mempunyai 5
anggota, maka himpunan bagian yang kedua mempunyai 4
anggota.
Arti yang pertama adalah penjumlahan, sedangkan arti yang
kedua mengarah kepada mencari suku yang belum diketahui.
Kalimat bilangannya: 4 +... = 9 atau ... + 5 = 9
Kalimat 4 + ... = 9 dapat ditulis 9 - 4 =... .
Kalimat ... + 5 = 9 dapat ditulis 9 - 5 =... .
Dengan kata lain, jika salah satu suku dari 9 adalah 5, maka
sukunya yang lain adalah 9 - 5.
Page 60
42
B. Permainan Tradisional Congklak
1. Gambaran Umum Permainan Tradisional Congklak
Di Indonesia, (seperti dikutip dalam situs
http://www.expat.or.id/info/congklak.html), permainan tradisional congklak
dikenal dengan nama yang berbeda dari daerah ke daerah. Nama yang
paling umum congklak, diambil dari kerang cowrie, yang biasa digunakan
untuk bermain permainan. Di Sumatra, permainan ini kebanyakan dikenal
sebagai congkak. Di Jawa, permainan ini dikenal sebagai congklak, dakon,
dhakon atau dhakonan. Di Lampung, permainan ini disebut dentuman
lamban. Di Sulawesi, permainan ini disebut sebagai Mokaotan,
Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata.
Referensi historis untuk congklak merujuk pada permainan yang
dimainkan oleh perempuan-perempuan muda dari bangsawan Jawa. Hal ini
paling mungkin bahwa pedagang asing, karena kontak dekat mereka dengan
kelas atas, congklak memperkenalkan kepada mereka. Dengan berlalunya
waktu. Popularitas congklak tumbuh sampai sekarang yang banyak
dimainkan oleh rakyat biasa. Di sebagian besar wilayah, bermain congklak
adalah terbatas pada perempuan-perempuan muda, dan remaja wanita di
waktu luang mereka dan dilihat sebagai permainan gadis. Dalam hanya
beberapa daerah yang congklak dimainkan oleh laki-laki dan anak laki-laki
juga.
Di Sulawesi permainan hanya disediakan untuk bermain hanya
selama periode berduka, setelah kematian orang yang dicintai. Ini dianggap
Page 61
43
tabu untuk bermain game pada waktu lainnya. Di Jawa Tengah, pada masa
pra-sejarah kali, congklak digunakan oleh petani untuk menghitung musim,
untuk tahu kapan untuk menanam dan panen, serta untuk memprediksi masa
depan.
2. Papan Congklak
Pemutaran papan yang terbuat dari kayu, dengan jumlah lubang
pada masing-masing pihak, baik lima (5), enam (6), tujuh (7) atau sembilan
(9) lubang. Alat yang digunakan terbuat dari kayu atau plastik berbentuk
mirip perahu dengan panjang sekitar 75cm dan lebar 15cm. Pada kedua
ujungnya terdapat lubang yang disebut induk. Diantara keduanya terdapat
lubang yang lebih kecil dari induknya berdiameter kira-kira 5cm. Semua
papan ada dua lubang, satu persatu pada setiap akhir.
Di Jawa Tengah papan congklak didesain dengan rumit yaitu
memanfaatkan bentuk Jawa naga (naga) yang umum. Bentuk wajah naga
dan ekornya didekorasi dibagian sisi sudut setiap lubang induk serta kakinya
dibagian sisi samping bawah papan. Papan congklak dapat diukir dan
dilukis dengan warna emas dan merah yang populer. Sebagian besarnya,
namun yang relatif sederhana yang terbuat dari kayu. (Mutiatin, 2010:24).
Sedangkan papan congklak yang saat ini terbuat dari bahan plastik.
3. Cara Bermain Congklak
Fariha (2011:98), pemainan dilakukan oleh dua orang, saling
berhadapan dengan papan congklak di antara mereka. Setiap lubang
berpasangan diisi biji congklak sesuai dengan jumlah pasangan
Page 62
44
congklaknya. Permainan congklak dilakukan dengan mengambil salah satu
isi di lubang congklak kemudian sesuai arah jarum jam membagi masing-
masing satu biji congklak yang berada di tangan pada setiap lubang yang
dilewati termasuk lubang induk, setiap biji habis maka pemain langsung
mengambil isi dilubang terakhir termasuk biji terakhir tersebut dan
membagikannya kembali. Demikian terus menerus sampai pemain
menemukan lubang yang kosong dan berhenti. Dengan demikian giliran
bermain pindah pada lawannya.
Bila salah satu pemain berhenti pada lubang yang pasangan
didepannya terdapat sejumlah biji congklak, maka semua biji congklak yang
ada di lubang pasangannya tersebut boleh dimilikinya dan masuk ke lubang
induknya. Hal ini sering disebut nembak. Setiap pemain hanya mengisi
lubang induknya sendiri. Pemain yang pada akhir permainan memiliki
jumlah biji conglak yang lebih banyak adalah pemenangnya.
4. Konsep Kearifan Lokal dalam Congklak
Ridwan (2010:110), kearifan lokal atau sering disebut local wisdom
dapat dipahami sebagai usaha manusia dengan menggunakan akal budinya
(kognisi) untuk bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau
peristiwa yang terjadi dalam ruang tertentu. Sebagai sebuah istilah wisdom
sering diartikan sebagai “kearifan/kebijaksanaan”. Local secara spesifik
menunjuk pada ruang interaksi terbatas dengan sistem nilai yang terbatas
pula. Sebagai ruang interaksi yang sudah didesain sedemikian rupa yang di
dalamnya melibatkan suatu pola-pola hubungan antara manusia dengan
Page 63
45
manusia atau manusia dengan lingkungan fisiknya. Pola interaksi yang
sudah terdesain tersebut disebut setting. Setting adalah sebuah ruang
interaksi tempat seseorang dapat menyusun hubungan-hubungan face to
face dalam lingkungannya. Sebuah setting kehidupan yang sudah terbentuk
secara langsung akan memproduksi nilai-nilai. Nilai-nilai tersebut yang
akan menjadi landasan hubungan mereka atau menjadi acuan tingkah-laku.
Congklak atau yang biasa disebut dengan dakon adalah salah satu
permainan tradisional dari Indonesia. Jauh dari sebuah pelestarian akan
artefak dari suatu permainan tradisional congklak atau dakon, ternyata ada
satu sisi yang sangat perlu untuk dilestarikan. Nilai yang terdapat dalam
suatu permainan tradisional merupakan barang mewah perlu dirawat dan
dipelihara. Pada permainan tradisional congklak terdapat tujuh lubang yang
melambangkan hari dalam seminggu yaitu tujuh hari. Lalu terdapat lubang
tabungan biji pada kedua sisi kanan dan kiri kayu permainan kemudian
nantinya siapa yang terbanyak maka akan menang. Begini pemain
mengambil satu sekop biji pada satu lubang melambangkan bahwa manusia
hidup hendaknya hidup cukup tidak berlebihan dengan mengambil
sesuatunya sesuai porsinya. Berikutnya biji-biji yang didapat dari satu
lubang dibagikan kepada lubang lainnya mengisyaratkan bahwa manajemen
dalam hidup diperlukan agar terjadinya keselarasan dalam hidup dengan
menggunakan atau membelanjakan sesuatunya dengan bijak dan arif.
Selanjutnya biji-biji yang ditelurkan pada masing-masing lubang
terakhir dimasukan pada lubang penyimpanan yang berukuran besar. Secara
Page 64
46
tidak langsung pelajaran menabung tersampaikan pada bagian ini. Ada
isyarat bahwa di sini anak manusia tidak sarankan untuk bertindak
konsumtif tanpa menyisihkan untuk menabung. Bila suatu halnya terjadi hal
yang tidak diinginkan, dengan adanya tabungan hal tersebut dapat
terminimalisir. Lalu berikut ini merupakan bagian yang melambangkan
manusia secara utuhnya yaitu manusia untuk manusia lainnya. Setelah
menabung pada penampungan besar pemain juga menelurkan bijinya pada
lubang-lubang milik musuh. Toleransi dan tolong menolong seolah
dimaterikan pada bagian ini. Terakhir pemain tidak dibolehkan menaruh biji
pada tabungan pemain lain. Lagi-lagi soal kearifan dalam menggunakan
sesuatunya.
Permainan tradisional boleh padam bentuk keasliannya dengan
menggabungkan bentuk tradisional dengan bentuk modern. Namun nilai
pada permainan ini rasanya terlalu sayang untuk dikuburkan oleh zaman
karena nilai ini akan hidup sampai zaman kapan pun. Jangankan anak kecil,
remaja serta orang dewasa pun dapat belajar dari permainan ini, bahkan para
pemimpin bangsa ini sekalipun.
5. Manfaat Permainan Congklak
Sekilas permainan ini terlihat sangat sederhana, tetapi dibalik
kesederhanaan tersebut sesungguhnya ada manfaat yang dapat diperoleh
dari permainan tersebut. Permainan congklak mampu meningkatkan
kemampuan bersosialisasi karena selalu dimainkan bersama-sama,
Page 65
47
mengasah kemampuan menganalisis, sekaligus melatih kemampuan motorik
halus, juga melatih kesabaran dan ketelitian.
Ada beberapa manfaat yang terdapat pada permainan tersebut
(Mutiatin, 2010:100) yaitu:
a. Melatih kemampuan motorik halus
Saat memegang dan memainkan biji-biji congklak tersebut,
yang paling berperanan adalah motorik halus, yaitu jari jemari. Bagi
individu yang kemampuan motorik halusnya tidak terlalu baik, maka ia
tidak dapat menjalankan permainan tersebut dengan cepat, dan mungkin
saja biji-biji congklak tersebut akan tersebar dan terlepas dari
genggamannya. Kemampuan motorik halus ini sangat bermanfaat bagi
anak untuk memegang dan menggenggam alat tulis. Dengan kemampuan
motorik halus yang baik, maka anak, dapat menulis atau mengetik
dengan baik dan cepat.
b. Melatih Kesabaran dan Ketelitian
Permainan ini sangat memerlukan kesabaran dan ketelitian.
Terutama pada saat si pemain harus membagikan biji congklak ke dalam
lubang-lubang yang ada di papan congklak. Jika si pemain tidak sabar
dan tidak teliti, maka permainan tidak akan berjalan dengan baik.
c. Melatih jiwa sportivitas
Dalam permaianan ini diperlukan kemampuan untuk menerima
kekalahan. Karena permainan ini dilakukan hanya dua (2) orang saja,
maka akan terlihat jelas antara menang dan kalah. Kekalahan akan sangat
Page 66
48
terasa manakala pemenang hanya meninggalkan satu (1) butir biji
congklak saja. Kondisi kalah tentu saja sangat tidak menyenangkan,
namun bagaimanapun kondisi tersebut harus diterima dengan besar hati.
Situasi ini sangat berbeda, jika dibandingkan saat bermain permainan di
komputer. Disaat merasa akan mengalami kekalahan, maka dengan
mudah dapat mematikan (off) atau mengulang (restart) permainan
tersebut.
d. Melatih kemampuan menganalisa
Untuk bisa menjadi pemenang, maka kemampuan untuk
menganalisa sangat diperlukan, terutama saat lawan mendapatkan giliran
untuk bermain. Bagi yang mampu menganalisa dengan baik, anak dapat
memenangkan permain tersebut dengan hanya meninggalkan satu (1)
butir biji congklak.
e. Menjalin kontak sosial
Dapat dikatakan, faktor ini merupakan hal terpenting dalam
permainan ini. Karena dilakukan secara bersama-sama, maka terjalin
suatu kontak sosial antara pemainannya. Berbagai macam informasi
dapat disampaikan saat permainan ini dilakukan. Tak jarang senda gurau
dan tawa terdengar saat permainan ini berlangsung.
Congklak sebagai salah satu alternatif Alat Permainan Edukatif
(APE). Sebuah alat dinamakan sebagai APE ketika ia memiliki nilai
manfaat yakni untuk menstimulasi potensi anak. Misalnya saja yang
terstimulasi dalam congklak adalah kemampuan motorik halus, anak
Page 67
49
menggenggam biji congklak dan memindahkan dari tangannya dan
dimasukkan dalam lubang. Kemampuan numerik, untuk anak yang
belum dapat berhitung bisa distimulasi dengan memancingnya dengan
sebutan angka yang tidak utuh.
Selain itu bermain adalah suatu kegiatan yang dapat membuat
kesenangan, bermain juga adalah kegiatan yang sangat dekat dengan
dunia anak.
C. Hubungan Permainan Tradisional Congklak dengan Hasil Belajar
Matematika
Pendidik sebagai komponen penting dari tenaga kependidikan,
memiliki tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran. Dalam
melaksanakan pembelajaran tentunya menggunakan model pembelajaran dan
paham tentang model pembelajaran tersebut. Dalam hal ini yang dimaksud
adalah penerapan Permainan Tradisional Congklak pada pembelajaran mata
pelajaran matematika, yang mana model tersebut menuntut siswa untuk aktif
bermain secara individu dan aktif secara kelompok.
Tuntutan masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan serta
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat pendidikan tidak
mungkin lagi dikelola hanya dengan pola tradisional. Oleh karena itu peran
kreatif guru sangat mempengaruhi dalam kelancaran pembelajaran di kelas.
Dalam hal ini model pembelajaran sebagai cara bagaimana
melaksanakan program yang telah direncanakan dalam kegiatan belajar
mengajar memegang peranan penting dalam proses pembelajaran, karena
Page 68
50
dengan penggunaan model yang tepat proses pembelajaran akan menjadi hal
yang menyenangkan dan pengetahuan yang di dapat tidak hanya sebatas
mengetahui tetapi peserta didik dapat mengolah dan mengkonstruk
pengetahuan yang dibangun sendiri, sehingga apa yang mereka dapatkan bisa
terinternalkan dalam diri peserta didik sehingga memungkinkan adanya
perubahan setelah melewati proses pembelajaran, karena memang pada
hakikatnya belajar adalah interaksi manusia dengan lingkungannya, yang
kemudian menghasilkan sebuah perubahan, baik perubahan perilaku, maupun
perubahan bertambahnya pengetahuan. Oleh karena itu demi tercapainya
tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan, maka MI Baran Kec. Ambarawa
Kab. Semarang mencoba menerapkan model pembelajaran Permainan
Tradisional Congklak pada mata pelajaran matematika dengan harapan akan
terjadi interaksi pembelajaran yang menyenangkan.
Penerapan pelaksanaan pembelajaran matematika materi Operasi
Hitung Penjumlahan dan Pengurangan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pembentukan Kelompok
Dalam satu kelas terdiri dari 28 siswa, sehingga kelas dibagi menjadi
14 kelompok yang terdiri dari 2 anak untuk memainkan congklak dengan
panduan guru matematika.
2. Pembelajaran Kelompok
Guru menyampaikan sekilas tentang materi Operasi Hitung
Penjumlahan dan Pengurangan. Kemudian guru membagikan lembar kerja
Page 69
51
kepada masing-masing siswa. Sebelum diskusi dengan kelompok siswa
terlebih dahulu mengerjakan sendiri-sendiri soal yang telah diberikan oleh
guru. Kemudian setelah selesai guru menyuruh siswa untuk mendiskusikan
lembar kerja yang telah mereka jawab sendiri untuk mencari jawaban yang
lebih tepat lagi menurut kelompok tersebut.
3. Pemberian Kuis
Kuis diberikan secara lisan, guru memberikan beberapa soal kuis
untuk dijawab bagi kelompok yang cepat dan bisa menjawab. Masing-
masing soal yang dijawab benar mendapatkan poin 10. Kelompok dengan
point terbanyak akan mendapatkan penghargaan.
4. Pemberian Penghargaan
Penghargaan diberikan kepada kelompok yang mendapatkan nilai
rata-rata terbanyak dari masing-masing kelompok atau kelompok yang
mendapatkan point terbanyak dari kuis secara lisan. Penghargaan berupa
bintang yang telah dibuat oleh guru.
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan uraian singkat tentang hasil-hasil penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya tentang masalah sejenis, kajian pustaka ini
berfungsi sebagai dasar otentik tentang orisinalitas atas keaslian penelitian.
Sebelum penelitian ini dilakukan, sudah ada penelitian-penelitian yang sejenis.
Berdasarkan judul skripsi yang penulis angkat, ada beberapa kajian
yang telah dilakukan oleh peneliti yang lain, yang relevan dengan penelitian
ini, dengan segala kemampuan, penulis berusaha menelusuri dan menelaah
Page 70
52
beberapa hasil kajian, berikut adalah hasil analisis yang di dapat dari beberapa
skripsi :
Pertama skripsi Ngaunu Rofik. 2015. Judul “Peningkatan Prestasi
Belajar Matematika Materi Penjumlahan Menggunakan Media Liquid Crystal
Display (LCD) Proyektor Pada Siswa Kelas II MI Mlilir Bandungan Tahun
Pelajaran 2014/2015”. Hasil penelitian terdapat peningkatan hasil belajar
siswa. Dari hasil nilai prasiklus menunjukan siswa yang tuntas adalah 3 orang
dalam prosentase 9,68%. Pada siklus I menunjukan siswa yang tuntas sebanyak
23 orang dalam prosentase 74,19%. Pada siklus II menunjukan siswa yang
tuntas sebanyak 24 orang 77,42%. Pada siklus III menunjukan siswa yang
tuntas sebanyak 31 dengan persentase 100%. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan media LCD Proyektor dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika materi penjumlahan pada siswa kelas II MI Mlilir Bandungan
tahun pelajaran 2014/2015.
Berdasarkan kajian pustaka skripsi Ngaunu Rofik diatas, terdapat
persamaan dengan penelitian yang sedang peneliti kaji. Persamaan tersebut
pada intinya penerapan sebuah media dalam meningkatkan hasil pembelajaran
siswa. Yaitu pada mata pelajaran matematika dengan materi operasi
penjumlahan pada tingkat dasar. Akan tetapi dalam kajian pustaka ini terdapat
perbedaan yang jelas pada media pembelajaran, dalam kajian pustaka
menggunakan Media Liquid Crystal Display (LCD) Proyektor sedangkan
dalam penelitian ini menggunakan media Permainan Tradisional Congklak
dalam meningkatkan hasil belajar matematika.
Page 71
53
Kedua skripsi Unik Widyastuti. 2014. Judul “Peningkatan Kompetensi
Berhitung Cepat Materi Penjumlahan dan Pengurangan untuk Mata Pelajaran
Matematika melalui Metode Jarimatika pada Siswa Kelas II MI Tarbiyatul
Ulum Desa Jembrak, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang Tahun Ajaran
2013/2014”. Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan diperoleh bahwa
dengan metode jarimatika dapat meningkatkan kompetensi berhitung cepat
kelas II MI Tarbiyatul Ulum Jembrak, Kecamatan Pabelan, Kabupaten
Semarang. Hasil tes siswa pada siklus I sebesar 50%, siklus II 60% dan siklus
III sebesar 90%. Yang dibuktikan dengan adanya peningkatan kemampuan
siswa dari sesudah penerapan metode jarimatika yaitu siklus I sebanyak 10
siswa, siklus II sebesar 12 siswa dan siklus III sebesar 18 siswa yang
memenuhi KKM dengan nilai (70).
Berdasarkan kajian pustaka skripsi Unik Widyastuti diatas, terdapat
persamaan dengan penelitian yang sedang peneliti kaji. Persamaan tersebut
adalah penerapan sebuah metode dalam meningkatkan hasil pembelajaran
siswa. Yaitu pada mata pelajaran matematika dan sama-sama dengan objek
siswa kelas dasar. Akan tetapi dalam kajian pustaka ini terdapat perbedaan
yang jelas pada metode pembelajaran. Dalam kajian pustaka menggunakan
Metode Jarimatika sedangkan dalam penelitian ini menggunakan media
Permainan Tradisional Congklak dalam meningkatkan hasil belajar
matematika.
Page 72
54
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Baran Kec. Ambarawa
1. Sejarah Madrasah
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Baran didirikan tanggal 01 Desember 1977
oleh Yayasan Islamic Centre Sudirman GUPPI sebagai yayasan
penyelenggara dan beralokasi Jl. Mlilir Km. 1 No. 36 Baran Kec.
Ambarawa 50651.
Telah kita ketahui bersama bahwa pendidikan merupakan tanggung
jawab kita bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah, lebih-lebih
pendidikan agama sebagai muslim berkewajiban untuk mengembangkan
ditengah- tengah masyarakat. Sebagai usaha untuk merintis berkembangnya
pendidikan terutama Pendidikan Agama Islam.
Fungsi dasar berdirinya MI Baran tidak lain untuk menampung para
siswa-siswi yang ada di lingkungan Desa Baran yang ingin belajar di
Madrasah agar tidak terlalu jauh. Para siswa pada umumnya adalah anak
petani dan buruh pabrik. Hal ini menjadi kewajiban Madrasah untuk
membekali anak didik dengan dasar Ajaran Islam. Berikut adalah profil MI
Baran Kec. Ambarawa Kab. Semarang:
Page 73
55
a. Nama MI Baran
b. No. Statistik Madrasah 111233220098
c. Akreditasai Madrasah B
d. Alamat lengkap Jl. Mlilir No. 36 Km. 1 Baran
e. No. Telp./HP 081228211337
f. Nama Yayasan Yayasan Pusat Pedidikan Islam (YAPPIS)
g. Alamat Yayasan Jl. Jend. Sudirman No. 2A Ambarawa
h. No. Akta Pendirian C -973. HT.03.01 – TH. 1999
i. Kepemilikan tanah MI Baran
j. Luas Tanah 920 m²
k. Status bangunan No.sertifikat 11.07.10.10.1.00328
l. Luas bangunan 407 m²
Tabel 3.1 Profil MI Baran Kec. Ambarawa Kab. Semarang
Sumber : Data MI Baran Kec. Ambarawa Kab. Semarang
2. Visi, Misi dan Tujuan
b. Visi : Menjadikan anak bangsa yang cerdas, berbakat dan berakhlakul
karimah yang berpedoman pada Iman dan Taqwa serta Iptek yang
seimbang.
c. Misi :
1) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran Islam yang sesuai dengan
Alqur’an dan Hadits.
2) Menggali dan mengembangkan potensi siswa untuk mengetahui
kemampuan jati dirinya.
3) Menjadikan generasi muda berprestasi, berkepribadian luhur dengan
pemahaman keilmuan, keterampilan, serta keislaman yang mantap
melalui pendidikan dan latihan.
Page 74
56
d. Tujuan : Menciptakan generasi muslim Indonesia dengan meletakkan
dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian dan akhlak mulia serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3. Keadaan Siswa MI Baran Ambarawa
Jumlah siswa MI Baran Ambarawa tahun ajaran 2018/2019 secara
keseluruhan adalah 187 siswa dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.2 Data Siswa MI Baran Tahun Pelajaran 2018/2019
Kelas JUMLAH SISWA
L P Jumlah
I 15 13 28
II 15 16 31
III 17 15 32
IV 20 10 30
V 24 18 42
VI 14 10 24
TOTAL 105 82 187
Sumber : Data MI Baran Kec. Ambarawa Kab. Semarang
4. Keadaan Guru MI Baran Ambarawa
Sebagian besar Guru MI Baran Ambarawa adalah lulusan S1. Berikut
ini penulis berikan rincian keadaan Guru di MI Baran Ambarawa :
Tabel 3.3 Daftar Guru MI Baran Tahun Pelajaran 2018/2019
No. Kualifikasi Guru Tetap Guru Tidak
Tetap
1
2
3
Strata 1 (S1)
Diploma 3 (D3)
SLTA
-
-
-
9
-
1
Jumlah - 10
Total Keseluruhan 10
Sumber : Data MI Baran Kec. Ambarawa Kab. Semarang
Page 75
57
5. Struktur Organisasi
MI Baran merupakan organisasi kecil yang didalamnya memuat
susunan tugas masing-masing anggota. Dengan tugas yang terstruktur
diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan yang baik di
MI Baran.
Page 76
58
Tabel 3.4 Struktur Organisasi
Sumber : Data MI Baran Kec. Ambarawa Kab. Semarang
YAYASAN GUPPI KOMITE
IMRONI, S.PdI
Kepala Madrasah
ZAEDUN NURHUDA
Waka Madrasah
DEWAN GURU
MUH.SUJUD
Guru Kelas V
INDAH S, S.Pd.SD
Guru Kelas I
KAIFIYATUL H, S.Pd.I
Guru Kelas II
YUNI P, S.Pd.SD
Guru Kelas VI
EKO HARYANTO, S.PdI
Guru Kelas III
ZAEDUN NURHUDA
Guru Mapel
RULIYAH, S.Pd.I
Guru Mapel
HENI ISNAWATI
Guru Mapel
SISWA
KRISMAWATI, S.Pd.I
Guru Kelas IV
Page 77
59
6. Sarana dan Prasarana MI Baran Ambarawa
Dalam upaya menyukseskan program yang telah disusun, setiap
sekolah tentu membutuhkan ketersediaan sarana dan prasarana yang
memadai. Untuk mencapai tujuan tersebut MI Baran Ambarawa telah
menyediakan sarana yang mendukung, antara lain tersaji dalam tabel
berikut:
Tabel 3.5 Daftar Sarana MI Baran Tahun Pelajaran 2018/2019
No. Ruang/ Sarana Jumlah Kondisi
1 Ruang kelas 7 Baik
2 Ruang Guru 1 Baik
3 Ruang kepala sekolah 1 Baik
4 Ruang TU 1 Baik
5 Ruang tamu 1 Baik
6 Perpustakaan 1 Baik
7 Mushola 1 Baik
8 UKS 1 Baik
9 Gudang peralatan 1 Baik
10 Kamar mandi/ WC siswa 3 Baik
11 Kamar mandi/ WC Guru 1 Baik
Sumber : Data MI Baran Kec. Ambarawa Kab. Semarang
Tabel 3.6 Daftar Prasarana MI Baran Tahun Pelajaran 2018/2019
No. Jenis Barang Jumlah Kondisi
1 Laptop 1 Baik
2 Printer 1 Baik
3 Proyektor 1 Baik
4 VCD player 1 Baik
5 Digital camera 1 Baik
6 Alat olahraga 2 set Baik
7 Filling cabinet/
lemari
4 Baik
8 Rak buku 4 Baik
9 Meja Guru 11 Baik
Page 78
60
10 Kursi Guru 12 Baik
11 Meja siswa 90 Baik
12 Kursi siswa 195 Baik
17 Meja TU 2 Baik
18 Kursi TU 2 Baik
Sumber : Data MI Baran Kec. Ambarawa Kab. Semarang
7. Kegiatan Ekstrakurikuler MI Baran Ambarawa Tahun 2018/2019
Untuk menunjang bakat dan kreatifitas siswa, MI Baran melaksanakan
kegiatan Ekstrakurikuler dengan diampu oleh beberapa guru dan pengajar
dari luar sekolah. Hal ini diharapkan optimalisasi kegiatan agar sesuai
harapan. Sehingga peserta didik MI Baran dapat mengembangkan bakat
masing-masing.
a. Tahfidz Al-Qur’an
b. Pramuka (Wajib)
c. Marchingband
d. Rebana
B. Subyek Penelitian dan Karakteristik
1. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas I Siswa MI Baran Kec.
Ambarawa Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019, dengan jumlah
siswa 28 orang yang terdiri dari 15 siswa putra dan 13 siswa putri. Dengan
mata pelajaran yang dijadikan obyek penelitian adalah mata pelajaran
matematika.
Dalam penelitian ini juga bekerja sama dengan rekan sejawat yang
bertindak sebagai guru pengajar dan peneliti sebagai observer dalam
Page 79
61
mengamati proses belajar mengajar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Februari sampai Maret 2019. Adapun keadaan subyek penelitian adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.7 Identitas Siswa
NO NAMA TEMPAT LAHIR TANGGAL
LAHIR
1 AHN Kab.Semarang 07/01/2012
2 AUA Kab.Semarang 03/03/2012
3 AFI Kab.Semarang 28/07/2012
4 APU Kab.Semarang 31/05/2012
5 AMS Semarang 29/01/2012
6 AA Kab.Semarang 28/12/2011
7 ANP Kab.Semarang 24/03/2011
8 CEA Kab.Semarang 17/10/2011
9 DRD Kab.Semarang 30/07/2011
10 DSA Kab.Semarang 17/03/2011
11 DAC Kab.Semarang 22/05/2012
12 DM Kab.Semarang 12/03/2012
13 GSM Kab.Semarang 06/03/2012
14 KPA Kab.Semarang 20/11/2012
15 KDEF Brebes 17/08/2012
16 KN Demak 10/03/2012
17 KFP Magelang 30/01/2012
18 KDA Kab.Semarang 23/03/2012
19 LN Kab.Semarang 13/09/2011
20 LZ Kab.Semarang 29/05/2012
21 MSA Kab.Semarang 13/12/2011
22 MTA Kab.Semarang 28/08/2011
23 MZ Kab.Semarang 06/01/2012
24 MH Magelang 25/09/2011
25 NNM Kab.Semarang 29/01/2012
26 RB Kab.Semarang 12/02/2012
27 SK Kab.Semarang 06/01/2012
28 SDP Kab.Semarang 19/09/2011
Sumber : Data MI Baran Kec. Ambarawa Kab. Semarang
Page 80
62
2. Jenis Kelamin Siswa
Jenis kelamin secara umum dapat memberikan perbedaan pada
perilaku seseorang. Dalam suatu bidang kerja jenis kelamin seringkali
dapat menjadi pembeda aktivitas yang dilakukan oleh individu. Penyajian
data responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut ini:
Tabel 3.8 Jenis Kelamin Siswa
Jenis Kelamin Jumlah %
Laki – laki
Perempuan
15
13
53,57 %
46,43 %
Total 28 100 %
Sumber : Data MI Baran Kec. Ambarawa Kab. Semarang
Berdasarkan tabel 3.8 dapat diketahui bahwa responden terbanyak
adalah laki-laki yaitu sebanyak 15 orang (53,57%) dibanding perempuan
13 orang (46,43%).
C. Deskripsi Siklus I
Siklus I merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran Materi
Operasi Penjumlahan dan Pengurangan dengan menggunakan media
permainan tradisional congklak. Kegiatannya meliputi perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi.
1. Perencanaan Tindakan
Dalam kegiatan perencanaan ini guru membuat rencana pembelajaran
dengan menggunakan permainan tradisional congklak. Kegiatan yang
dilaksanakan peneliti meliputi:
Page 81
63
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b. Menyiapkan materi, dalam hal ini peneliti menyiapkan materi.
Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan dua
angka.
c. Menyiapkan alat bantu pembelajaran yaitu permainan tradisional
congklak atau dakon.
d. Membuat lembar observasi untuk mengamati aktifitas guru dan siswa
selama proses belajar mengajar.
e. Membuat lembar soal test.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilaksanakan pada tanggal
13 Februari 2019 di MI Baran Kec. Ambarawa Kab. Semarang dengan
jumlah siswa 28 anak. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai observer.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah dirancang. Pengamatan atau observasi dilakukan
bersamaan dengan proses kegiatan belajar mengajar. Kegiatan meliputi:
kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir. Pelaksanaan kegiatan tersebut
digambarkan sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
1) Guru mengucapkan salam
2) Presensi siswa
3) Apersepsi
Page 82
64
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
(1) Siswa menghitung angka 20 sampai 50 dengan jari-jari dan
mengucapkannya dengan lantang
(2) Siswa menunjukkan beberapa angka dan menambahkan dan
mengurangkannya dengan menggunakan permainan tradisional
congklak
(3) Siswa menuliskan hasil dari penghitungan menggunakan congklak
ke papan tulis
(4) Melalui tanya jawab siswa menjumlahkan dan mengurangkan pada
soal yang ditulis guru di papan tulis
2) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a) Menyimak soal menambah dan mengurang bilangan 2 angka
dengan 2 angka dengan cara bersusun pendek yang ditulis di papan
tulis
b) Melalui penjelasan guru siswa menjumlah dan mengurang bilangan
2 angka dengan 2 angka cara bersusun pendek
c) Mengerjakan dengan mendahulukan angka yang mempunyai nilai
tempat satuan
d) Siswa dengan didampingi guru memainkan permainan tradisional
congklak dengan petunjuk soal dari guru yang sudah disiapkan
Page 83
65
e) Mencari hasil penjumlahan dan pengurangan dengan cermat
f) Membahas salah satu contoh soal untuk melihat sejauh mana
kemampuan siswa
3) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
b) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
c. Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir, guru:
1) Membuat kesimpulan dari tiap materi yang disampaikan.
2) Mengerjakan post tes
3) Pemberian PR / tugas
4) Penutup
3. Observasi
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui kemajuan yang
dicapai selama dan setelah proses pembelajaran dengan menggunakan
lembar observasi yang telah disiapkan. Observasi bertujuan untuk
memperoleh data kemampuan guru mengelola proses pembelajaran Materi
Operasi Penjumlahan dan Pengurangan dengan menggunakan permainan
tradisional congklak. Dari hasil observasi menunjukkan adanya faktor
pendukung dan dan faktor penghambat dalam pelaksanaan tindakan kelas
Page 84
66
dengan media Permainan Tradisional Congklak pada mata pelajaran
Matematika. Aspek-aspek yang diamati sebagai berikut:
a. Lembar Observasi Guru
Tabel 3.9 Lembar Observasi Guru Siklus I
No. Aspek yang diamati Skala Partisipasi
A B C D
I PRA PEMBELAJARAN
1. Memeriksa kesiapan siswa V
2. Melakukan kegiatan apersepsi V
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran V
4. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran V
5. Menyampaikan materi dengan jelas V
6. Mengkaitkan materi dengan realita kehidupan V
B Pendekatan/Strategi Pembelajaran
7. Membimbing siswa membentuk kelompok
secara heterogen V
8. Menjelaskan cara mengerjakan soal V
9. Memberikan bantuan apabila siswa mengalami
kesulitan dalam kerja kelompok V
10. Memberikan soal secara individu V
11. Memberikan reward kepada siswa V
C Pemanfaatan Media/Sumber Belajar
12. Menggunakan soal sebagai sumber belajar V
13. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
belajar
V
D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa
14. Menumbuhkan keaktifan siswa V
15. Menunjukkan respon siswa V
16. Menunjukkan keceriaan dan antusias siswa
dalam pembelajaran V
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
17. Memantau kemajuan belajar selama V
Page 85
67
pembelajaran
18. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi
V
F Penggunaan Bahasa
19. Menggunakan bahasa lisan secara baik, jelas,
dan benar
V
20. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai V
III PENUTUP
21. Menanyakan hal-hal yang belum diketahui
siswa V
22. Melakukan refleksi/memberikan kesimpulan
materi pembelajaran dengan melibatkan siswa V
23. Mengadakan tes evaluasi V
Jumlah 16 33 16 0
Total 65
Kategori Cukup
Sumber : Data Hasil Observasi Guru Siklus I
Keterangan :
Skor :
A = 4 nilai 80-100 (sangat baik)
B = 3 nilai 79-79 (baik)
C = 2 nilai 60-69 (cukup)
D = 1 nilai 0-59 (kurang)
b. Nilai Siswa Siklus I
Tabel 3.10 Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nama Nilai
(KKM 75) Keterangan
1 AHN 75 Tuntas
2 AUA 70 Tidak Tuntas
3 AFI 75 Tuntas
Page 86
68
4 APU 70 Tidak Tuntas
5 AMS 65 Tidak Tuntas
6 AA 75 Tuntas
7 ANP 65 Tidak Tuntas
8 CEA 60 Tidak Tuntas
9 DRD 65 Tidak Tuntas
10 DSA 65 Tidak Tuntas
11 DAC 75 Tuntas
12 DM 85 Tuntas
13 GSM 85 Tuntas
14 KPA 75 Tuntas
15 KDEF 65 Tidak Tuntas
16 KN 75 Tuntas
17 KFP 65 Tidak Tuntas
18 KDA 70 Tidak Tuntas
19 LN 70 Tidak Tuntas
20 LZ 75 Tuntas
21 MSA 75 Tuntas
22 MTA 70 Tidak Tuntas
23 MZ 70 Tidak Tuntas
24 MH 80 Tuntas
25 NNM 70 Tidak Tuntas
26 RB 70 Tidak Tuntas
27 SK 60 Tidak Tuntas
28 SDP 60 Tidak Tuntas
Jumlah 1980
Rata-rata 70,71429
Nilai Rendah 60
Nilai Tinggi 85
Sumber : Data Hasil Tes Siklus I
Keterangan:
Tuntas : 11 Siswa
Belum Tuntas : 17 Siswa
4. Refleksi
Refleksi dilakukan terhadap hasil belajar siswa setelah dilakukan
evaluasi dari pelaksanaan siklus I. Dari hasil evaluasi dapat diketahui
kelemahan atau kekurangan yang mungkin dapat disempurnakan dalam
Page 87
69
siklus II. Langkah ini ditempuh dalam rangka membuat perubahan positif
terhadap kemampuan menjumlah dan mengurangi angka, keaktifan siswa
dalam pembelajaran matematika, serta peningkatan minat siswa terhadap
proses pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran pada siklus I terdapat beberapa hal yang
harus diperbaiki, yang dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan
siklus II.
Hal-hal yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki adalah:
a. Guru perlu pembenahan dalam pengelolaan kelas sehingga anak yang
akan tenang dan senang mengikuti kegiatan pembelajaran.
b. Guru harus meningkatkan kreatifitas dalam bercerita terutama perubahan
intonasi dalam memperagakan permainan tradisional congklak.
D. Deskripsi Siklus II
Siklus II merupakan siklus pemantapan, artinya apa yang sudah
diperoleh pada siklus I dilaksanakan lagi pada siklus II ditambah dengan
perbaikan kekurangan-kekurangan pada siklus I. Pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar siklus II dilaksanakan 20 Februari 2019 dilaksanakan di kelas I MI
Baran Kec. Ambarawa Kab. Semarang. Pembelajaran dilaksanakan di dalam
kelas dan jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran pada siklus II ini adalah
sejumlah 28 anak.
1. Perencanaan Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan adalah:
Page 88
70
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk pertemuan
siklus II
b. Membuat atau menyiapkan Materi Operasi Penjumlahan dan
Pengurangan
c. Menyiapkan alat bantu pembelajaran dalam hal ini guru menyiapkan
permainan tradisional congklak dengan alat hitungnya menggunakan biji-
bijian atau batu kerikil
d. Mengubah penataan kelas, yaitu berkelompok didalam kelas
e. Membuat lembar test lesan untuk mengetahui tingkat kemampuan
menjumlah dan mengurangi angka
f. Membuat lembar observasi untuk mengetahui bagaimana kondisi belajar
mengajar. Untuk memperoleh gambaran tingkat keaktifan dan minat
siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan permainan
congklak
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan Tindakan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal
20 Februari 2019. Berdasarkan perencanaan atau skenario yang telah dibuat
pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adapun prosedur
pelaksanaan tindakan meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
1) Guru mengucapkan salam, mengajak anak bernyanyi dan bertepuk
tangan
2) Guru melakukan presensi
Page 89
71
3) Apersepsi
b. Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
(6) Membagi siswa dalam 14 kelompok kecil yang terdiri dari 2 anak
untuk melakukan permainan
(7) Siswa menghitung angka 20 sampai 50 dan mengucapkannya
dengan lantang
(8) Siswa menunjukkan angka satuan dan puluhan serta mencoba
menambahkan dan mengurangkannya dengan menggunakan
permainan tradisional congklak
(9) Siswa menuliskan hasil dari soal penghitungan menggunakan
congklak ke papan tulis
(10) Melalui tanya jawab siswa menjumlahkan dan mengurangkan
pada soal yang ditulis guru di papan tulis
b) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a) Menyimak soal menambahkan dan mengurangkan bilangan 2
angka dengan 2 angka dengan cara bersusun pendek yang ditulis
di papan tulis
b) Melalui penjelasan guru siswa menambahkan dan mengurangkan
bilangan 2 angka dengan 2 angka cara bersusun pendek
Page 90
72
c) Mengerjakan dengan mendahulukan angka yang mempunyai nilai
tempat satuan
d) Siswa dengan didampingi guru memainkan permainan tradisional
congklak dengan petunjuk soal dari guru yang sudah disiapkan
e) Mencari hasil penjumlahan dan pengurangan dengan cermat
f) Membahas salah satu contoh soal untuk melihat sejauh mana
kemampuan siswa
c) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
b) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
c. Kegiatan akhir
Dalam kegiatan akhir, guru:
1) Membuat kesimpulan dari tiap materi yang disampaikan
2) Mengerjakan post tes
3) Pemberian PR/tugas
4) Penutup
3. Observasi
Seperti halnya dalam siklus I, pada siklus II ini juga dilaksanakan
observasi selama proses belajar mengajar. Dalam kegiatan observasi
dikumpulkan data-data sebagai berikut:
Page 91
73
a. Lembar Observasi Guru
Tabel 3.11 Lembar Observasi Guru Siklus II
No. Aspek yang diamati Skala Partisipasi
A B C D
I PRA PEMBELAJARAN
1. Memeriksa kesiapan siswa V
2. Melakukan kegiatan apersepsi V
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran V
4. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran V
5. Menyampaikan materi dengan jelas V
6. Mengkaitkan materi dengan realita kehidupan V
B Pendekatan/Strategi Pembelajaran
7. Membimbing siswa membentuk kelompok
secara heterogen V
8. Menjelaskan cara mengerjakan soal V
9. Memberikan bantuan apabila siswa mengalami
kesulitan dalam kerja kelompok V
10. Memberikan soal secara individu V
11. Memberikan reward kepada siswa V
C Pemanfaatan Media/Sumber Belajar
12. Menggunakan soal sebagai sumber belajar V
13. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
belajar V
D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa
14. Menumbuhkan ke aktifan siswa V
15. Menunjukkan respon siswa V
16. Menunjukkan keceriaan dan antusias siswa
dalam pembelajaran V
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
17. Memantau kemajuan belajar selama
pembelajaran
V
18. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi
V
Page 92
74
F Penggunaan Bahasa
19. Menggunakan bahasa lisan secara baik, jelas,
dan benar
V
20. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai V
III PENUTUP
21. Menanyakan hal-hal yang belum diketahui
siswa V
22. Melakukan refleksi/memberikan kesimpulan
materi pembelajaran dengan melibatkan siswa V
23. Mengadakan tes evaluasi V
Jumlah 48 33 0 0
Total 81
Kategori Sangat Baik
Sumber : Data Hasil Observasi Guru Siklus II
Keterangan :
Skor :
A = 4 nilai 80-100 (sangat baik)
B = 3 nilai 70-79 (baik)
C = 2 nilai 60-69 (cukup)
D = 1 nilai 0-59 (kurang)
b. Nilai Siswa Siklus II
Tabel. 3.12 Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama Nilai
(KKM 75) Keterangan
1 AHN 85 Tuntas
2 AUA 70 Tuntas
3 AFI 70 Tuntas
4 APU 80 Tuntas
5 AMS 70 Tuntas
6 AA 80 Tuntas
7 ANP 80 Tuntas
8 CEA 75 Tuntas
Page 93
75
9 DRD 80 Tuntas
10 DSA 75 Tuntas
11 DAC 85 Tuntas
12 DM 90 Tuntas
13 GSM 95 Tuntas
14 KPA 85 Tuntas
15 KDEF 80 Tuntas
16 KN 85 Tuntas
17 KFP 80 Tuntas
18 KDA 80 Tuntas
19 LN 80 Tuntas
20 LZ 90 Tuntas
21 MSA 80 Tuntas
22 MTA 85 Tuntas
23 MZ 85 Tuntas
24 MH 90 Tuntas
25 NNM 85 Tuntas
26 RB 85 Tuntas
27 SK 80 Tuntas
28 SDP 90 Tuntas
Jumlah 2295
Rata-rata 81,96
Nilai Rendah 70
Nilai Tinggi 95
Sumber : Data Hasil Tes Siklus II
Keterangan:
Tuntas : 25 Siswa
Belum Tuntas : 3 Siswa
4. Refleksi
Hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan serta
dianalisis dalam tahap ini. Dari hasil observasi peneliti dapat merefleksikan
diri dengan melihat data observasi, baik observasi terhadap guru melalui
lembar observasi guru, maupun observasi siswa melalui lembar observasi
siswa. Di samping itu juga hasil test hasil belajar Materi Operasi
Page 94
76
Penjumlahan dan Pengurangan siswa. Hasil analisis data yang dilaksanakan
dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk menarik suatu
kesimpulan apakah Materi Operasi Penjumlahan dan Pengurangan dengan
permainan congklak dapat:
a. Meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran Materi Operasi
Penjumlahan dan Pengurangan di kelas I MI Baran Ambarawa tahun
pelajaran 2018/2019.
b. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Materi Operasi
Penjumlahan dan Pengurangan di kelas I MI Baran Ambarawa tahun
pelajaran 2018/2019
c. Meningkatkan hasil belajar Materi Operasi Penjumlahan dan
Pengurangan di kelas I MI Baran Ambarawa tahun pelajaran 2018/2019.
Page 95
77
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Kegiatan Pra Siklus
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan peneliti terdiri dari 2
(dua) siklus ini peneliti mencoba menerapkan strategi pembelajaran
menggunakan permainan tradisional congklak setiap siklus. Dengan tujuan
untuk meningkatkan pemahaman konsep belajar dan mampu menarik
perhatian siswa sehingga akan berdampak hasil belajar siswa.
Kegiatan Pra Siklus yang dilakukan peneliti adalah Pre Test sebelum
tindakan penelitian. Pre Test yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda yang
dilaksanakan pada 11 Februari 2019. Peneliti melakukan pre test di tahap
awal tersebut diketahui bahwa dari 28 siswa yang tuntas berjumlah 5 siswa
atau 17,85% dan siswa yang belum tuntas berjumlah 23 siswa atau 82,15%
dengan rata-rata nilai 67,5. Hasil Awal (Pra Siklus) sebagai berikut:
Page 96
78
Tabel. 4.1. Hasil Awal (Pra Siklus)
No Nama Nilai
(KKM 75) Keterangan
1 AHN 75 Tuntas
2 AUA 70 Tidak Tuntas
3 AFI 75 Tuntas
4 APU 70 Tidak Tuntas
5 AMS 60 Tidak Tuntas
6 AA 70 Tidak Tuntas
7 ANP 65 Tidak Tuntas
8 CEA 60 Tidak Tuntas
9 DRD 65 Tidak Tuntas
10 DSA 65 Tidak Tuntas
11 DAC 70 Tidak Tuntas
12 DM 70 Tidak Tuntas
13 GSM 70 Tidak Tuntas
14 KPA 70 Tidak Tuntas
15 KDEF 60 Tidak Tuntas
16 KN 75 Tuntas
17 KFP 60 Tidak Tuntas
18 KDA 65 Tidak Tuntas
19 LN 65 Tidak Tuntas
20 LZ 75 Tuntas
21 MSA 70 Tidak Tuntas
22 MTA 70 Tidak Tuntas
23 MZ 70 Tidak Tuntas
24 MH 75 Tuntas
25 NNM 65 Tidak Tuntas
26 RB 65 Tidak Tuntas
27 SK 60 Tidak Tuntas
28 SDP 60 Tidak Tuntas
Jumlah 1890
Rata-rata 67,5
Nilai Rendah 60
Nilai Tinggi 75
Sumber : Data Hasil Tes Pra Siklus
Page 97
79
Data di atas berasal dari hasil ulangan sebelum dilakukan Penelitian
Tindakan Kelas. Berikut gambar ketuntasan ulangan siswa pada pra siklus:
2. Analisis Siklus I
a. Perencanaan
Dalam kegiatan perencanaan ini guru membuat rencana
pembelajaran permainan tradisional congklak. Kegiatan yang
dilaksanakan peneliti meliputi:
1) Refleksi awal, yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan
evaluasi terhadap pembelajaran matematika Materi Operasi
Penjumlahan dan Pengurangan yang selama ini dilakukan.
Gambar 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus
Page 98
80
2) Penentuan fokus permasalahan dan pengkajian teori untuk memilih
solusi bagi permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran.
3) Menyusun RPP sesuai dengan materi, dan instrument pengumpulan
data selama penelitian tindakan ini dilaksanakan.
4) Menyediakan media congklak (papan dan biji-bijian) yang sesuai
dengan materi.
5) Memilih siswa yang akan memainkan congklak.
6) Memberikan media congklak (papan dan biji-bijian) kepada masing-
masing kelompok yang telah ditunjuk untuk bermain congklak.
7) Metode yang digunakan adalah permainan tradisional congklak.
b. Pelaksanaan Tindakan
Siklus I penelitian dilaksanakan pada 13 Februari 2019 dengan
Materi Operasi Penjumlahan dan Pengurangan. Tahapan dan langkah-
langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan awal
a) Mengajak semua siswa untuk berdoa yang dipimpin oleh salah satu
siswa
b) Menyapa kondisi kelas dan mengkomunikasikan tentang kehadiran
siswa serta kebersihan kelas
c) Guru mengajak siswa tadarus bersama surat-surat pendek atau ayat-
ayat pilihan
d) Guru menyampaikan tujuan belajar yang akan dipelajari
Page 99
81
e) Guru memberikan pengertian tentang permainan tradisional
congklak
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
(5) Siswa menghitung angka 20 sampai 50 dengan jari-jari dan
mengucapkannya dengan lantang
(6) Siswa menunjukkan beberapa angka dan menambahkan dan
mengurangkannya dengan menggunakan permainan tradisional
congklak
(7) Siswa menuliskan hasil dari penghitungan menggunakan
congklak ke papan tulis.
(8) Melalui tanya jawab siswa menjumlahkan dan mengurangkan
pada soal yang ditulis guru di papan tulis
b) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
g) Menyimak soal menjumlahkan dan mengurangkan bilangan 2
angka dengan 2 angka dengan cara bersusun pendek yang
ditulis di papan tulis
h) Melalui penjelasan guru siswa menjumlahkan dan
mengurangkan bilangan 2 angka dengan 2 angka cara
bersusun pendek.
Page 100
82
i) Mengerjakan dengan mendahulukan angka yang mempunyai
nilai tempat satuan
j) Siswa dengan didampingi guru memainkan permainan
tradisional congklak dengan petunjuk soal dari guru yang
sudah disiapkan
k) Mencari hasil penjumlahan dan pengurangan dengan cermat
l) Membahas salah satu contoh soal untuk melihat sejauh mana
kemampuan siswa
c) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
(1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa
(2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3) Kegiatan penutup
a) Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
b) Guru memberikan penguatan materi ajar
c) Guru memberikan tugas untuk penjumlahan dan pengurangan
angka 20 sampai 50.
d) Guru bersama-sama siswa membaca doa penutup majlis
c. Observasi
Observasi peneliti lakukan untuk mengetahui sejauhmana minat
siswa dan keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran matematika
Page 101
83
materi Operasi Penjumlahan dan Pengurangan dengan mengunakan
permainan tradisional congklak.
Pada pelaksanaan siklus I dapat diketahui keaktifan siswa dan
guru dalam pembelajaran setelah menggunakan permainan tradisional
congklak seperti terlihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.2 Keaktifan Siswa pada Siklus I
NO Aspek yang Diamati F %
1 Antusias anak dalam kegiatan belajar 5 17,86 %
2 Perhatian anak pada Guru 9 32,14 %
3 Sikap anak dalam menerima motivasi guru 3 10,71 %
4 Keaktifan anak dalam kegiatan apersepsi 4 14,29 %
5 Perhatian anak mendengarkan penjelasan guru 6 21,43 %
6 Ketertarikan anak terhadap kegiatan bermain permainan
Congklak 5 17,86 %
7 Keaktifan anak dalam bertanya 5 17,86 %
8 Keaktifan anak menjawab pertanyaan guru 10 35,71 %
9 Keaktifan anak dalam kegiatan evaluasi 8 28,57 %
10 Kemampuan anak secara kelompok dalam berdiskusi 7 25,00 %
11 Kemampuan anak secara individu mengemukakan pendapat 5 17,86 %
12 Kesediaan anak dalam bermain congklak 3 10,71 %
13 Keaktifan anak dalam menarik kesimpulan hasil belajar 2 7,14 %
Rata-rata 5,5 19,78 %
Sumber : Data Hasil Observasi Siswa Siklus I
Tabel 4.3 Lembar Observasi Guru Siklus I
No. Aspek yang diamati Skala Partisipasi
A B C D
I PRA PEMBELAJARAN
1. Memeriksa kesiapan siswa V
2. Melakukan kegiatan apersepsi V
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran V
4. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran V
Page 102
84
5. Menyampaikan materi dengan jelas V
6. Mengkaitkan materi dengan realita kehidupan V
B Pendekatan/Strategi Pembelajaran
7. Membimbing siswa membentuk kelompok
secara heterogen V
8. Menjelaskan cara mengerjakan soal V
9. Memberikan bantuan apabila siswa mengalami
kesulitan dalam kerja kelompok V
10. Memberikan soal secara individu V
11. Memberikan reward kepada siswa V
C Pemanfaatan Media/Sumber Belajar
12. Menggunakan soal sebagai sumber belajar V
13. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
belajar
V
D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa
14. Menumbuhkan ke aktifan siswa V
15. Menunjukkan respon siswa V
16. Menunjukkan keceriaan dan antusias siswa
dalam pembelajaran V
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
17. Memantau kemajuan belajar selama
pembelajaran
V
18. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi
V
F Penggunaan Bahasa
19. Menggunakan bahasa lisan secara baik, jelas,
dan benar
V
20. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai V
III PENUTUP
21. Menanyakan hal-hal yang belum diketahui
siswa V
22. Melakukan refleksi/memberikan kesimpulan
materi pembelajaran dengan melibatkan siswa V
23. Mengadakan tes evaluasi V
Jumlah 16 33 16 0
Total 65
Kategori Cukup
Sumber : Data Hasil Observasi Guru Siklus I
Page 103
85
Keterangan :
Skor :
A = 4 nilai 80-100 (sangat baik)
B = 3 nilai 79-79 (baik)
C = 2 nilai 60-69 (cukup)
D = 1 nilai 0-59 (kurang)
Dari tabel tersebut dapat diketahui keaktifan siswa dalam
pembelajaran yang menggunakan permainan tradisional congklak masih
rendah hanya 19,78 % dan hanya 5 siswa yang aktif. Sikap anak dalam
menerima motivasi guru masih rendah, sehingga siswa cenderung pasif.
Untuk mengukur keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada
kegiatan akhir, peneliti mengadakan evaluasi.
d. Tes
Tes yang dilakukan peneliti untuk mengetahui sejauhmana
penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi setelah melaksanakan
tindakan permainan tradisional congklak pada mata pelajaran matematika
Kelas I semester genap di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Baran Kec.
Ambarawa sebagai evaluasi setelah proses tindakan berlangsung. Berikut
hasil dalam tes yang sudah dikerjakan siswa:
Tabel. 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nama Nilai
(KKM 75) Keterangan
1 AHN 75 Tuntas
2 AUA 70 Tidak Tuntas
3 AFI 75 Tuntas
Page 104
86
4 APU 70 Tidak Tuntas
5 AMS 65 Tidak Tuntas
6 AA 75 Tuntas
7 ANP 65 Tidak Tuntas
8 CEA 60 Tidak Tuntas
9 DRD 65 Tidak Tuntas
10 DSA 65 Tidak Tuntas
11 DAC 75 Tuntas
12 DM 85 Tuntas
13 GSM 85 Tuntas
14 KPA 75 Tuntas
15 KDEF 65 Tidak Tuntas
16 KN 75 Tuntas
17 KFP 65 Tidak Tuntas
18 KDA 70 Tidak Tuntas
19 LN 70 Tidak Tuntas
20 LZ 75 Tuntas
21 MSA 75 Tuntas
22 MTA 70 Tidak Tuntas
23 MZ 70 Tidak Tuntas
24 MH 80 Tuntas
25 NNM 70 Tidak Tuntas
26 RB 70 Tidak Tuntas
27 SK 60 Tidak Tuntas
28 SDP 60 Tidak Tuntas
Jumlah 1980
Rata-rata 70,71429
Nilai Rendah 60
Nilai Tinggi 85
Sumber : Data Hasil Tes Siklus I
Dari data diatas ketuntasan siswa dalam kegiatan evaluasi belum
maksimal, karena ketuntasan belajar anak dengan standar KKM 75 hanya
39,30 % yang berarti masih jauh dari harapan yaitu 80 % dengan rincian
ketuntasan siswa berjumlah 11 anak atau (61,00%) sedangkan tidak
tuntas 17 anak atau (39,00%). Melihat temuan diatas, masalah yang
dihadapi anak terletak pada ketidakjelian terhadap soal dan anak masih
Page 105
87
kesulitan dalam berhitung. Berikut gambar 4.2 ketuntasan siswa pada
siklus I:
Gambar 4.2 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
e. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada
siklus I belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Ada beberapa siswa
yang kurang memperhatikan, siswa cenderung berbicara dengan teman
sebelah, beberapa siswa belum bisa memahami media permainan
tradisional congklak (papan dan biji-bijian) yang telah disajikan,
keaktifan siswa masih kurang, sebagian siswa cenderung pasif masih
takut ataupun malu bertanya terhadap guru tentang materi yang telah
disampaikan, hasil belajar siswa belum mencapai Standar
Di dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I terdapat beberapa
hal yang harus diperbaiki, yang dipergunakan sebagai acuan untuk
39%
61%
Tuntas : 11 siswa Tidak Tuntas : 17 siswa
Page 106
88
merencanakan siklus II. Hal-hal yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki
adalah:
1) Guru perlu pembenahan dalam pengelolaan kelas sehingga siswa tidak
akan gaduh dan tenang saat pembelajaran berlangsung
2) Guru harus meningkatkan kreatifitas dalam menginstruksi penggunaan
media.
3) Guru akan lebih lantang lagi agar suaranya jelas.
3. Analisis Siklus II
Siklus II penelitian dilaksanakan pada 20 Februari 2019 dengan
materi Operasi Penjumlahan dan Pengurangan, dengan indikator pencapaian
siswa dapat melakukan penambahan dan pengurangan bilangan 20 sampai
50 dengan bantuan benda kongkrit dan mengingatnya dengan berbagai cara..
Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai
berikut:
a. Perencanaan
1) Refleksi dari hasil siklus pertama
2) Penentuan fokus permasalahan dan pengkajian teori untuk memilih
solusi bagi permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran.
3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan pokok
bahasan dilengkapi dengan instrumen pengumpulan data selama
penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan.
4) Mengatur kelas agar siswa bisa lebih nyaman dalam proses
pembelajaran
Page 107
89
5) Mengumpulkan tugas siswa dalam siklus I
6) Beberapa siswa memainkan media congklak (papan dan biji-bijian)
7) Menggunakan permainan tradisional congklak.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran.
Langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh adalah:
1) Kegiatan awal
a) Mengajak semua siswa untuk berdoa yang dipimpin oleh salah satu
siswa
b) Menyapa kondisi kelas dan mengkomunikasikan tentang kehadiran
siswa serta kebersihan kelas
c) Guru mengajak siswa tadarus bersama surat-surat pendek atau ayat-
ayat pilihan
d) Guru menyampaikan tujuan belajar yang akan dipelajari
e) Guru memberikan pengertian tentang permainan tradisional
congklak
f) Guru menyiapkan permainan tradisional congklak
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
(1) Membagi siswa dalam 14 kelompok kecil yang terdiri dari 2
anak untuk melakukan permainan
Page 108
90
(2) Siswa menghitung angka 20 sampai 40 dengan
mengucapkannya dengan lantang
(3) Siswa menunjukkan angka satuan dan puluhan serta mencoba
menambahkan dan mengurangkannya dengan menggunakan
permainan tradisional congklak
(4) Siswa menuliskan hasil dari soal penghitungan menggunakan
congklak ke papan tulis
(5) Melalui tanya jawab siswa menjumlahkan dan mengurangkan
pada soal yang ditulis guru di papan tulis
b) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
g) Menyimak soal menjumlahkan dan mengurangkan bilangan 2
angka dengan 2 angka dengan cara bersusun pendek yang
ditulis di papan tulis
h) Melalui penjelasan guru siswa menjumlahkan dan
mengurangkan bilangan 2 angka dengan 2 angka cara
bersusun pendek
i) Mengerjakan dengan mendahulukan angka yang mempunyai
nilai tempat satuan
j) Siswa dengan didampingi guru memainkan permainan
tradisional congklak dengan petunjuk soal dari guru yang
sudah disiapkan
k) Mencari hasil pengurangan dengan cermat
Page 109
91
l) Membahas salah satu contoh soal untuk melihat sejauh mana
kemampuan siswa
c) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
c) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa
d) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3) Kegiatan penutup
a) Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
b) Guru memberikan penguatan materi ajar
c) Guru memberikan tugas penjumlahan dan pengurangan
d) Guru bersama-sama siswa membaca doa penutup majlis
c. Observasi
Pada siklus II perhatian siswa, keaktifan, dan hasil belajar siswa
sudah sesuai harapan dengan menggunakan permainan Congklak.
Berikut keaktifan siswa pada siklus II:
Tabel. 4.5 Keaktifan Siswa pada Siklus II
NO Aspek yang Diamati F %
1 Antusias anak dalam kegiatan belajar 23 82,14 %
2 Perhatian anak pada Guru 22 78,57 %
3 Sikap anak dalam menerima motivasi guru 26 92,86 %
4 Keaktifan anak dalam kegiatan apersepsi 28 100 %
5 Perhatian anak mendengarkan penjelasan guru 28 100 %
6 Ketertarikan anak terhadap kegiatan bermain permainan
Congklak 28 100 %
7 Keaktifan anak dalam bertanya 25 89,28 %
Page 110
92
8 Keaktifan anak menjawab pertanyaan guru 22 78,57 %
9 Keaktifan anak dalam kegiatan evaluasi 20 71,43 %
10 Kemampuan anak secara kelompok dalam berdiskusi 28 100 %
11 Kemampuan anak secara individu mengemukakan pendapat 26 92,86 %
12 Kesediaan anak dalam bermain congklak 24 85,71
13 Keaktifan anak dalam menarik kesimpulan hasil belajar 27 96,43
Rata-rata 25,15 89,84
Sumber : Data Hasil Observasi Siswa Siklus II
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II
No. Aspek yang diamati Skala Partisipasi
A B C D
I PRA PEMBELAJARAN
1. Memeriksa kesiapan siswa V
2. Melakukan kegiatan apersepsi V
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran V
4. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran V
5. Menyampaikan materi dengan jelas V
6. Mengkaitkan materi dengan realita kehidupan V
B Pendekatan/Strategi Pembelajaran
7. Membimbing siswa membentuk kelompok
secara heterogen V
8. Menjelaskan cara mengerjakan soal V
9. Memberikan bantuan apabila siswa mengalami
kesulitan dalam kerja kelompok V
10. Memberikan soal secara individu V
11. Memberikan reward kepada siswa V
C Pemanfaatan Media/Sumber Belajar
12. Menggunakan soal sebagai sumber belajar V
13. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
belajar V
D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa
14. Menumbuhkan ke aktifan siswa V
15. Menunjukkan respon siswa V
16. Menunjukkan keceriaan dan antusias siswa
dalam pembelajaran V
Page 111
93
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
17. Memantau kemajuan belajar selama
pembelajaran
V
18. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi
V
F Penggunaan Bahasa
19. Menggunakan bahasa lisan secara baik, jelas,
dan benar
V
20. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai V
III PENUTUP
21. Menanyakan hal-hal yang belum diketahui
siswa V
22. Melakukan refleksi/memberikan kesimpulan
materi pembelajaran dengan melibatkan siswa V
23. Mengadakan tes evaluasi V
Jumlah 48 33 0 0
Total 81
Kategori Sangat Baik
Sumber : Data Hasil Observasi Guru Siklus II
Keterangan :
Skor :
A = 4 nilai 80-100 (sangat baik)
B = 3 nilai 70-79 (baik)
C = 2 nilai 60-69 (cukup)
D = 1 nilai 0-59 (kurang)
Dari tabel tersebut dapat diketahui keaktifan siswa dalam
pembelajaran yang menggunakan permainan tradisional congklak sudah
baik sesuai harapan dengan prosentase 89,28% dan sekitar 25 siswa yang
sudah aktif.
Page 112
94
d. Tes
Hasil Tes pada siklus II, hasil belajar siswa sudah sesuai harapan
dengan tingkat ketuntasan 89,28% dengan nilai rata-rata 81,96. Jadi,
penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Matematika
dengan melaksanakan tindakan permainan tradisional congklak sudah
ada peningkatan dan sesuai harapan. Berikut hasil dalam tes yang sudah
dikerjakan siswa:
Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama Nilai
(KKM 75) Keterangan
1 AHN 85 Tuntas
2 AUA 70 Tidak Tuntas
3 AFI 70 Tidak Tuntas
4 APU 80 Tuntas
5 AMS 70 Tidak Tuntas
6 AA 80 Tuntas
7 ANP 80 Tuntas
8 CEA 75 Tuntas
9 DRD 80 Tuntas
10 DSA 75 Tuntas
11 DAC 85 Tuntas
12 DM 90 Tuntas
13 GSM 95 Tuntas
14 KPA 85 Tuntas
15 KDEF 80 Tuntas
16 KN 85 Tuntas
17 KFP 80 Tuntas
18 KDA 80 Tuntas
19 LN 80 Tuntas
20 LZ 90 Tuntas
21 MSA 80 Tuntas
22 MTA 85 Tuntas
23 MZ 85 Tuntas
24 MH 90 Tuntas
25 NNM 85 Tuntas
26 RB 85 Tuntas
Page 113
95
27 SK 80 Tuntas
28 SDP 90 Tuntas
Jumlah 2295
Rata-rata 81,96
Nilai Rendah 70
Nilai Tinggi 95
Sumber : Data Hasil Tes Siklus II
Dari data diatas ketuntasan siswa dalam kegiatan evaluasi sudah
maksimal, karena ketuntasan belajar anak dengan standar KKM 75 sudah
mencapai 25 anak atau (89,28%). Berikut gambar ketuntasan siswa pada
siklus II:
Gambar 4.3 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Page 114
96
e. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada
siklus II ini menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I yaitu siswa
lebih memperhatikan, siswa lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran,
siswa sudah mengurangi bergurau di dalam kelas, aktif dalam proses
pembelajaran, siswa sudah mulai berani dan tidak malu bertanya
terhadap materi yang telah diberikan dan hasil belajar siswa lebih baik
dari siklus I serta Standar Ketuntasan Belajar Mengajar sudah tercapai,
untuk itu peneliti menghentikan pembelajaran pada siklus II.
B. Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada Pra
Siklus, siklus I dan siklus II, mengalami peningkatan. Peningkatan ini dicapai
setelah pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menggunakan permainan
tradisional congklak.
1. Pra Siklus
Pada Pra Siklus adalah kondisi awal dimana belum dilakukan
tindakan dengan menggunakan permainan tradisional congklak.
Berdasarkan hasil penelitian pra siklus dengan pre test diketahui dari hasil
belajar siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Hal ini diketahui nilai
rata-rata tes tertulis siswa sebesar 67,50 dan baru 5 siswa yang telah
mencapai ketuntasan belajar dan 23 siswa tidak tuntas. Hal ini disebabkan
karena siswa kurang fokus, bicara sendiri, gaduh, sering bercanda dan
rendahnya kesadaran siswa untuk interaktif. Dari pengamatan selama
Page 115
97
pembelajaran berlangsung dapat dilihat bahwa siswa kurang dapat
mengoptimalkan kegiatan pembelajaran, mereka cenderung asyik dengan
diri sendiri dan kurang aktif dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa
masih belum terbiasa dengan pembelajaran yang diterapkan.
2. Siklus I
Pada siklus I guru menjelaskan materi pelajaran pada siswa dengan
menggunakan permainan tradisional congklak. Berdasarkan hasil penelitian
tindakan siklus I diketahui dari hasil belajar siswa belum mencapai
ketuntasan belajar. Hal ini diketahui nilai rata-rata tes tertulis siswa sebesar
70,71 dan baru 11 siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar. Keaktifan
siswa dalam mengikuti pelajaran masih kurang dengan perolehan nilai rata-
rata prosentase 19,78%. Hal ini disebabkan karena siswa masih kurang
fokus, bicara sendiri, gaduh, sering bercanda dan rendahnya kesadaran
siswa untuk interaktif. Siswa juga masih bingung dan belum terbiasa dengan
aturan yang dilakukan dalam permainan tradisional congklak. Dari
pengamatan selama pembelajaran berlangsung dapat dilihat bahwa siswa
kurang dapat mengoptimalkan kegiatan pembelajaran, mereka cenderung
asyik dengan diri sendiri dan kurang aktif dalam pembelajaran. Hal ini
dikarenakan siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran yang
diterapkan.
Berdasarkan uraian di atas, masih perlu diadakan perbaikan untuk
proses pembelajaran selanjutnya. Guru meningkatkan hasil belajar siswa
dengan perbaikan-perbaikan yang dilakukan antara lain lebih
Page 116
98
mengoptimalkan kegiatan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk
berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3. Siklus II
Pada siklus II hasil belajar siswa terlihat adanya peningkatan dari
siklus I. Perolehan nilai rata-rata siswa adalah 81,96. Hasil belajar pada
siklus II ini menunjukkan hasil yang memuaskan, dengan nilai rata-rata
hasil tes tertulis lebih dari KKM. Pada siklus II ini diketahui siswa
berjumlah 25 anak mencapai ketuntasan belajar. Keaktifan siswa telah
meningkat menjadi 89,28%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan indikator
yang diinginkan telah tercapai. Pencapaian hasil belajar pada siklus II
disebabkan adanya perbaikan dalam penerapan model pembelajaran.
Pada siklus II lebih mengoptimalkan kerja sama dan peran aktif
siswa dalam pembelajaran. Siswa juga sudah bisa menerima pembagian
kelompok yang heterogen, siswa berani menyampaikan ide-idenya dan
sudah paham serta terbiasa dengan pelaksanaan metode pembelajaran.
Siswa akan mendapat motivasi dari teman sekelompoknya karena semua
anggota kelompok bertanggung jawab atas anggota kelompoknya tersebut.
Dengan adanya kerja sama antar anggota kelompoknya berarti siswa telah
melakukan interaksi dalam proses pembelajaran. Sehingga diharapkan akan
terjalin sikap saling membantu antara anggota kelompok dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
Page 117
99
4. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Tabel 4.8 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Siklus Kategori Jumlah Persentase
Pra Siklus Tuntas 5 17,85%
Tidak Tuntas 23 82,15%
Siklus I Tuntas 11 39,00%
Tidak Tuntas 17 61,00%
Siklus II Tuntas 25 89,28%
Tidak Tuntas 3 10,71%
Sumber : Data Hasil Tes Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa
Kelas I MI Baran Kec. Ambarawa Kab. Semarang mengalami peningkatan
pada setiap siklusnya. Pada pra siklus hasil belajar tuntas 5 siswa (17,85%),
siklus I meningkat menjadi 11 siswa (39,00%) siswa yang tuntas. Dan pada
siklus II hasil belajar meningkat menjadi 25 (89,28%) siswa yang tuntas.
Hal ini dapat digambarkan menggunakan grafik sebagai berikut:
Page 118
100
Gambar 4.4 Diagram Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Dari diagram di atas peningkatan ketuntasan hasil belajar dari Pra
siklus (17,85% ) ke siklus I (39,00%) meningkat 21,15%. Sedangkan dari
siklus I (39,00%) ke Siklus II (89,28%) meningkat 50,28%. Dan dari
evaluasi pada tindakan siklus I sampai siklus II yang telah dilakukan
mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 70,74 menjadi 81,96 maka
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan permainan
tradisional congklak serta perubahan strategi dapat meningkatkan keaktifan
dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika. Dari hasil
evaluasi menggunakan permainan tradisional congklak, dari siklus I sampai
siklus II dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika melalui
penerapan permainan tradisional congklak dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
Page 119
101
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam pelaksanaan
pembelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan dan Pengurangan
Melalui Permainan Tradisional Congklak pada Kelas I MI Baran Kec.
Ambarawa Kab. Semarang dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penerapan permainan tradisional congklak sangat cocok untuk mata
pelajaran Matematika Kelas I MI Baran Kec. Ambarawa Kab. Semarang,
hal ini bukan disebabkan karena sistem pengajaran yang diulang-ulang,
tetapi karena adanya strategi dalam setting kelas yang dapat meningkatkan
pemahaman siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Penerapan Permainan Tradisional Congklak dapat meningkatkan Hasil
Belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika Kelas I MI Baran Kec.
Ambarawa Kab. Semarang yaitu nilai rata-rata hasil belajar dari pra siklus
67,5 (17,85%) sebanyak 5 siswa, siklus I adalah 70,71 (39,00%) sebanyak
11 siswa dan pada siklus II 81,96 (89,28%) sebanyak 25 siswa. Dengan
demikian siklus dihentikan karena sudah memenuhi indikator keberhasilan
baik secara individu maupun klasikal.
B. Saran
Dengan selesainya pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan Permainan Tradisional Congklak pada mata pelajaran
Page 120
102
Matematika Kelas I di MI Baran Kec. Ambarawa Kab. Semarang ini, maka
penulis memberikan saran, diantaranya :
1. Pembelajaran dengan Permainan Tradisional Congklak perlu
dikembangkan dan diterapkan pada pokok bahasan yang lain karena
terbukti dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
2. Dalam seluruh pembelajaran, hendaknya peserta didik dilibatkan secara
aktif, baik secara fisik maupun secara psikis.
3. Dalam melakukan pembelajaran, seorang guru hendaknya melakukan
persiapan sedetail mungkin, agar proses pembelajaran dapat berjalan
dengan lancar dan hasil belajar yang dicapai menjadi maksimal.
C. Penutup
Alhamdulillah laporan penelitian ini dapat penulis selesaikan tepat
waktu. Penulis menyadari akan kekurangan penulis dalam segala hal. Penulis
hanya berharap Allah SWT senantiasa memberikan kemanfaatan untuk apa
yang telah kita lakukan. Demikian halnya, semoga hasil penelitian ini
bermanfaat untuk penulis sendiri, MI Baran Kec. Ambarawa Kab. Semarang
dan siapapun yang membaca hasil penelitian ini. Akhirnya hanya kepada Allah
penulis berserah diri dan mengharap keridhoannya, aamiin.
Page 121
103
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ahmadi, Muksin. 2008. Strategi Mengajar. Malang: Yayasan Asah Asuh
Asih.
Ali, M. 2004. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.
Aqib, Zainal. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi. 1980. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan
Praktik). Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktik.
Cet. Ke-15 Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Dalyono, Muhammad. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Drajat, Zakiyah. 1992. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Fariha. 2011. Permainan Tradisional Indonesia. Jakarta: Kencana.
Fathoni, Abdurrahmat. 2011. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan
Skripsi. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Hawi, Akmal. 2013. Kompetensi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Muhaimin. 2002. Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan PAI
di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mutiatin. 2010. Permainan Congklak Nusantara. Jakarta: Rineka Cipta.
Nasution, S. 2002. Metode Research. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Permendiknas. 2011. Undang-Undang SISDIKNAS No 20 Tahun 2003
(Sistem Pendidikan Nasional). Jakarta: Sinar Grafika.
Ridwan. 2010. Adat dan Budaya Lokal. Yogyakarta: Penerbit Pelajar.
Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam
Mulia.
Semiawan dkk, Conny. 2012. Pendekatan Keterampilan Proses. Dikutip
dari Makalah Metodologi Pengajaran PAI “Permainan Congklak”,
(Kelompok IV).
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Supriyanto. 2001. Teori Belajar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Susilo. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book.
Suyitno, Amin. 2005. Seminar Nasional Mengadopsi Pembelajaran CIRC
Dalam Meningkatkan Keterampilan Siswa Menyelesaikan Soal
Cerita. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif. Jakarta:
Kencana Prenada Media.
W.J.S., Poerwadarminta. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai.
Jakarta: Balai Pustaka.
Page 122
104
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian Siklus I
Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian Siklus II
Lampiran 5 Soal Tes Evaluasi Siklus I
Lampiran 6 Soal Tes Evaluasi Siklus II
Lampiran 7 Nilai Pra Siklus
Lampiran 8 Nilai Evaluasi Siklus I
Lampiran 9 Nilai Evaluasi Siklus II
Lampiran 10 Lembar Observasi Guru Siklus I
Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus II
Lampiran 12 Lembar Observasi Siswa Siklus I
Lampiran 13 Lembar Observasi Siswa Siklus II
Lampiran 14 Lembar Konsultasi
Lampiran 15 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi
Lampiran 16 Surat Pengantar Lembaga
Lampiran 17 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 18 Daftar Nilai SKK
Lampiran 19 Daftar Riwayat Hidup
Page 124
106
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS I
Satuan Pendidikan : MI BARAN
Kelas / Semester : I (Satu) / 2
Tema / Topik : Pengalamanku
Petemuan ke : 3
Alokasi Waktu : 2JPL (2 x 35 menit)
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran Agama yang dianutnya
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar, melihat,
membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia
Page 125
107
B. KOMPETENSI DASAR
Matematika
4.1 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan 20 sampai 50
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Matematika
4.1.1 Siswa dapat lebih memahami penggunaan simbol (+), (-) dan (=).
4.1.2 Siswa dapat melakukan penjumlahan bilangan 20 sampai 50 dengan
bantuan benda kongkrit dan mengingatnya dengan berbagai cara.
4.1.3 Siswa dapat melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan 20 sampai
50 dengan bantuan benda kongkrit dan mengingatnya dengan berbagai cara.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, drill dan permainan
tradisional congklak, siswa dapat memahami dan dapat melakukan penjumlahan
bilangan 20 sampai 50 menjadi lebih meningkat.
2. Dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, drill dan permainan
tradisional congklak, siswa dapat memahami dan dapat melakukan pengurangan
bilangan 20 sampai 50 menjadi lebih meningkat.
Page 126
108
Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin (Discipline), Tekun (Diligence), Tanggung Jawab
(Responsibility), Ketelitian (Carefulness), Kerjasama (Cooperative),
Toleransi (Tolerance), Percaya Diri (Confidence), dan Keberanian
(Bravery)
E. MATERI PEMBELAJARAN
Matematika
A. Materi Pembelajaran
1. Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan 20 Sampai
50
a) Membaca Simbol
- Simbol + dibaca tambah / menghitung maju
- Simbol – dibaca kurang / menghitung mundur
- Simbol = dibaca sama dengan
b) Operasi Hitung Penjumlahan Menggunakan Simbol
Dalam operasi hitung penjumlahan menggunakan simbol + dan =.
Contoh :
a. + =
Page 127
109
20 + 8 =
Dua puluh ditambah delapan sama dengan
Cara membacanya: Dua puluh ditambah delapan sama dengan ....
Jawab : 20 + 8 = 28
Dua puluh ditambah delapan sama dengan dua puluh delapan.
b. 24 + 24 = .....
Jawab : 24 + 24 = 48
c) Operasi Hitung Pengurangan Menggunakan Simbol
Contoh:
a. - =
24 - 12 =
Dua puluh empat dikurangi dua belas sama dengan .....
Cara membacanya: Dua puluh empat dikurangi dua belas sama
dengan .....
Jawab : 24 - 12 = 12
Dua puluh empat dikurangi dua belas sama dengan dua belas.
b. 45 – 15 =
Jawab : 45 – 15 = 30
F. METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Ceramah
Tanya Jawab
Permainan Tradisional Congklak
Page 128
110
Drill
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahuluan - Membuka pembelajaran dengan mengucapkan
salam.
- Mengajak semua siswa berdo’a bersama dipimpin
oleh salah seorang siswa dengan penuh khidmad.
(untuk mengawali kegiatan pembelajaran)
- Menanyakan kabar siswa.
- Melakukan absensi tentang kehadiran siswa.
- Memeriksa kerapian berpakaian dan tempat duduk
siswa.
- Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan
yaitu tentang “Pengalamanku”.
10 menit
Inti Eksplorasi (10menit)
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
- Melakukan apersepsi dengan bertanya jawab
dengan siswa tentang penjumlahan dan
pengurangan.
Misalnya:
50 Menit
Page 129
111
1. Siapa yang bisa menjumlah / menghitung maju?
2. Siapa yang bisa mengurangi / menghitung mundur?
Elaborasi (30menit)
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
- Mengulas sedikit materi sebelumnya untuk
pengingat siswa.
- Menjelaskan materi berikutnya, yaitu melakukan
penjumlahan dan pengurangan bilangan 20 sampai
50.
- Terlebih dahulu menjelaskan tentang penjumlahan,
kemudian memberikan contoh dan melakukan
tanya jawab.
- Kemudian menjelaskan tentang pengurangan,
kemudian memberikan contoh dan melakukan
tanya jawab.
- Mendemonstrasikan pengaplikasian operasi
penjumlahan dan pengurangan melalui permainan
tradisional congklak.
- Siswa dibagi berpasang-pasangan, kemudian tiap
pasang diberikan congklak set dan menirukan
demonstrasi dari guru.
- Berkeliling, mengamati kerjasama yang dilakukan
Page 130
112
siswa secara berpasang-pasangan serta membantu
siswa yang mengalami kesulitan.
- Menyudahi permainan dan melakukan penilaian
hasil belajar.
- Memberikan penugasan (test) secara mandiri.
Konfirmasi (10menit)
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
- Guru menyuruh siswa mengumpulkan tugas.
- Guru bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari dan hal-hal yang belum diketahui siswa
(untuk mengetahui hasil ketercapaian materi).
- Memberikan penghargaan pada siswa yang sudah
bersedia menjawab pertanyaan dari guru.
- Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan
membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar.
Penutup
- Memotivasi siswa.
- Meminta informasi dari siswa mengenai kegiatan
piket yang akan dilaksanakan setelah pembelajaran
berakhir dan bertanya tentang hubungan antara
kebersihan kelas dengan kenyamanan kegiatan
pembelajaran.
10 menit
Page 131
113
- Menutup pelajaran.
- Mengajak semua siswa berdo’a bersama dipimpin
oleh salah seorang siswa dengan penuh khidmad.
(untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran).
H. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
Media
Papan congklak/dakon dan biji-bijiannya/kuwuk
Alat
Papan Tulis
Kapur
Penghapus
Sumber Belajar
Buku siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tema 5 “Pengalamanku”
Buku pengembangan diri anak
Buku lain yang relefan
Congklak set
Lingkungan sekitar
Benda-benda di kelas
Page 132
114
I. EVALUASI DAN PENILAIAN
Jenis penilaian : Tes Tertulis
Instrument Penilaian : Soal pilihan ganda dan isian
Skor Penilaian :
Nilai pilihan ganda : Jumlah skor benar X 1 = 10
Nilai soal isian : Jumlah skor benar X 2 = 10
Nilai akhir : 10 + 10 = 20
20 x 5 = 100
J. BENTUK SOAL
Soal Test Siklus 1
Pilihan Ganda
Kerjakan soal dibawah ini dengan benar!
1. Hitunglah jumlah apel dibawah ini!
+ =
+
a. 30 b. 40 c. 50
2. 33 + 13 = .......
a. 45 b. 46 c. 47
3. 18 + 17 = .......
Page 133
115
a. 35 b. 36 c. 37
4. Ada berapakah jumlah permen kakak dan adik?
+ =
+
a. 18 b. 17 c. 16
5. Berapa hasil penjumlahan 25 dan 16?
a. 40 b. 41 c. 42
6. Ada berapakah kelinci ayah?
- =
-
a. 10 b. 9 c. 8
7. 30 – 11 = .......
a.1 9 b. 20 c. 21
8. 46 - 24 = .......
a. 22 b. 23 c. 24
9. Berapa hasil pengurangan 46 dan 18?
a. 30 b. 29 c. 28
Page 134
116
10. 46 - 19 = .......
a. 27 b. 28 c. 29
Soal Esay
Kerjakan soal dibawah ini dengan cermat!
11. Berapakah hasil pengurangan dari 28 dan 12?
12. 15 + 24 = .......
13. 29 - 11 = .......
14. Berapakah hasil penjumlahan dari 11 dan 28?
15. 35 + 11 = .......
Kunci Jawaban Tes Siklus I
Pilihan Ganda
1. B (40)
2. B (46)
3. A (35)
4. C (16)
5. B (41)
6. B (9)
7. A (19)
8. A (22)
9. C (28)
10. A (27)
Page 136
118
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS II
Satuan Pendidikan : MI BARAN
Kelas / Semester : I (Satu) / 2
Tema / Topik : Pengalamanku
Petemuan ke : 6
Alokasi Waktu : 2JPL (2 x 35 menit)
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran Agama yang dianutnya
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar, melihat,
membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia
Page 137
119
B. KOMPETENSI DASAR
Matematika
4.1 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan 20 sampai 50
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Matematika
4.1.1 Siswa dapat lebih memahami penggunaan simbol (+), (-) dan (=).
4.1.2 Siswa dapat melakukan penjumlahan bilangan 20 sampai 50 dengan
bantuan benda kongkrit dan mengingatnya dengan berbagai cara.
4.1.3 Siswa dapat melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan 20 sampai
50 dengan bantuan benda kongkrit dan mengingatnya dengan berbagai cara.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, drill dan permainan
tradisional congklak, siswa dapat memahami dan dapat melakukan penjumlahan
bilangan 20 sampai 50 menjadi lebih meningkat.
2. Dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, drill dan permainan
tradisional congklak, siswa dapat memahami dan dapat melakukan pengurangan
bilangan 20 sampai 50 menjadi lebih meningkat.
Page 138
120
Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin (Discipline), Tekun (Diligence), Tanggung Jawab
(Responsibility), Ketelitian (Carefulness), Kerjasama (Cooperative),
Toleransi (Tolerance), Percaya Diri (Confidence), dan Keberanian
(Bravery)
E. MATERI PEMBELAJARAN
Matematika
B. Materi Pembelajaran
1. Penjumlahan dengan Cara Bersusun
Ketika mengerjakan operasi bilangan penjumlahan dengan cara
bersusun, nilai satuan dijumlahkan dengan nilai satuan, sedangkan
nilai puluhan dijumlahkan dengan puluhan.
Contoh :
a.
10 Gajah
1 Gajah
11 Gajah
Page 139
121
b. Dilan punya bola bekel empat buah, ia membeli lagi 1 buah.
Berapa bola bekel Dilan sekarang?
Jadi bola bekel Dilan sekarang berjumlah 5 bola bekel.
2. Pengurangan dengan cara bersusun
Ketika mengerjakan operasi pengurangan dengan cara bersusun nilai
satuan – satuan, dan nilai puluhan – puluhan.
Contoh :
a. 7 – 3 = 4 dapat ditulis
b.
13 manggis
8 manggis
5 manggis
c. Ibu membeli permen 20, lalu membeli lagi 5.
Berapakah jumlah permen ibu sekarang?
Jawab : 20
5
25 permen
Page 140
122
d. Ayah mempunyai 15 burung, keesokan harinya burung dijual
3. Berapa sisa burung yang dimiliki ayah?
Jawab : 15
3
12 burung
F. METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Ceramah
Tanya Jawab
Permainan Tradisional Congklak
Drill
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahuluan - Membuka pembelajaran dengan mengucapkan
salam.
- Mengajak semua siswa berdo’a bersama dipimpin
oleh salah seorang siswa dengan penuh khidmad.
(untuk mengawali kegiatan pembelajaran)
- Menanyakan kabar siswa.
- Melakukan absensi tentang kehadiran siswa.
- Memeriksa kerapian berpakaian dan tempat duduk
10 menit
Page 141
123
siswa.
- Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan
yaitu tentang “Pengalamanku”.
Inti Eksplorasi (10menit)
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
- Melakukan apersepsi dengan bertanya jawab
dengan siswa tentang penjumlahan dan
pengurangan.
Misalnya:
1. Siapa yang sudah bisa berhitung menjumlah?
2. Siapa yang sudah bisa berhitung mengurang?
Elaborasi (30menit)
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
- Mengulas sedikit materi sebelumnya untuk
pengingat siswa.
- Menjelaskan materi berikutnya, yaitu melakukan
penjumlahan dan pengurangan bilangan 20 sampai
50 menggunakan cara bersusun dan melalui soal
cerita.
- Terlebih dahulu menjelaskan tentang penjumlahan,
kemudian memberikan contoh dan melakukan
tanya jawab.
50 Menit
Page 142
124
- Kemudian menjelaskan tentang pengurangan,
kemudian memberikan contoh dan melakukan
tanya jawab.
- Mendemonstrasikan pengaplikasian operasi
penjumlahan dan pengurangan melalui permainan
tradisional congklak.
- Siswa dibagi berpasang-pasangan, kemudian tiap
pasang diberikan congklak set dan menirukan
demonstrasi dari guru.
- Berkeliling, mengamati kerjasama yang dilakukan
siswa secara berpasang-pasangan serta membantu
siswa yang mengalami kesulitan.
- Menyudahi permainan dan melakukan penilaian
hasil belajar.
- Memberikan penugasan (test) secara mandiri.
Konfirmasi (10menit)
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
- Guru menyuruh siswa mengumpulkan tugas.
- Guru bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari dan hal-hal yang belum diketahui siswa
(untuk mengetahui hasil ketercapaian materi).
- Memberikan penghargaan pada siswa yang sudah
Page 143
125
bersedia menjawab pertanyaan dari guru.
- Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan
membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar.
Penutup
- Memotivasi siswa.
- Meminta informasi dari siswa mengenai kegiatan
piket yang akan dilaksanakan setelah pembelajaran
berakhir dan bertanya tentang hubungan antara
kebersihan kelas dengan kenyamanan kegiatan
pembelajaran.
- Menutup pelajaran.
- Mengajak semua siswa berdo’a bersama dipimpin
oleh salah seorang siswa dengan penuh khidmad.
(untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran).
10 menit
H. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
Media
Papan congklak/dakon dan biji-bijiannya/kuwuk
Alat
Papan Tulis
Kapur
Penghapus
Sumber Belajar
Page 144
126
Buku siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tema 5 “Pengalamanku”
Buku pengembangan diri anak
Buku lain yang relefan
Congklak set
Lingkungan sekitar
Benda-benda di kelas
I. EVALUASI DAN PENILAIAN
Jenis penilaian : Tes Tertulis
Instrument Penilaian : Soal pilihan ganda dan isian
Skor Penilaian : Jumlah skor benar X 10 = 100
J. BENTUK SOAL
Soal Test Siklus II
Soal Cerita.
Kerjakan soal dibawah ini dengan benar!
1. Jika Nisa mempunyai 12 buah pensil dan Tomi mempunyai 15 buah pensil,
berapakah jumlah pensil mereka ?
2. Jika paman memesan 18 potong pizza dan bibi memakan 8 potong pizza.
Berapa potong pizza yang tersisa ?
3. Jika kamu mempunyai 10 buah permen dan diberi lagi 10 buah permen
oleh kakakmu, berapakah jumlah permen yang kamu miliki ?
Page 145
127
4. Jika kamu mempunyai 19 ekor anak ayam dan kamu berikan 12 ekor anak
ayam kepada adikmu, berapakah anak ayam yang kamu miliki sekarang ?
5. Jika Imam mempunyai 32 bola dan Eri mempunyai 15 bola, berapakah
jumlah bola mereka?
6. Jika Danik mempunyai 25 boneka dan dia memberikan 15 bonekanya
kepada Lia, berapakah boneka Danik yang tersisa ?
7. Jika Dendi mempunyai 21 kelereng dan Ari memberinya 14 kelereng ,
berapakah jumlah kelereng Dendi sekarang ?
8. Jika dalam keranjang ikan Anton terdapat 37 ikan tongkol dan 12 ikan
kakap, berapakah jumlah ikan yang dia miliki ?
9. Ada 48 burung dalam sangkar, 13 burung berwarna kuning. Berapakah
burung yang tidak berwarna kuning ?
10. Sigit pergi ke toko hewan, disana dia melihat 27 ekor kelinci dan 7 kelinci
sedang tidur. Berapa kelinci yang sedang tidak tidur?
Kunci Jawaban Test Siklus II
11. 12 + 15 = 27
12. 18 – 8 = 10
13. 10 + 10 = 20
14. 19 – 12 = 7
15. 32 + 15 = 47
16. 25 - 15 = 10
17. 21 + 14 = 35
Page 147
129
DOKUMENTASI PENELITIAN
1. Gambar Siklus I
Guru menjelaskan operasi penjumlahan dan pengurangan.
Guru menjelaskan operasi penjumlahan dan pengurangan dalam bentuk
soal cerita.
Page 148
130
Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru.
Page 149
131
2. Gambar Siklus II
Guru menjelaskan kembali operasi penjumlahan dan pengurangan.
Guru menjelaskan cara bermain permainan tradisional congklak yang
benar.
Page 150
132
Guru berkeliling mengecek siswa yang sedang bermain permainan tradisional
congklak.
Guru berkeliling mengamati siswa yang sedang bermain permainan tradisional
congklak.
Page 151
133
Siswa sedang bermain permainan tradisional congklak.
Siswa antusias menjawab soal yang diberikan oleh guru.
Page 152
134
Salah satu siswa maju menjawab soal yang diberikan oleh guru.
Beberapa siswa maju menyelesaikan soal yang diberikan guru.
Page 156
138
Nilai Pra Siklus
No Nama Nilai
(KKM 75) Keterangan
1 AHN 75 Tuntas
2 AUA 70 Tidak Tuntas
3 AFI 75 Tuntas
4 APU 70 Tidak Tuntas
5 AMS 60 Tidak Tuntas
6 AA 70 Tidak Tuntas
7 ANP 65 Tidak Tuntas
8 CEA 60 Tidak Tuntas
9 DRD 65 Tidak Tuntas
10 DSA 65 Tidak Tuntas
11 DAC 70 Tidak Tuntas
12 DM 70 Tidak Tuntas
13 GSM 70 Tidak Tuntas
14 KPA 70 Tidak Tuntas
15 KDEF 60 Tidak Tuntas
16 KN 75 Tuntas
17 KFP 60 Tidak Tuntas
18 KDA 65 Tidak Tuntas
19 LN 65 Tidak Tuntas
20 LZ 75 Tuntas
21 MSA 70 Tidak Tuntas
22 MTA 70 Tidak Tuntas
23 MZ 70 Tidak Tuntas
24 MH 75 Tuntas
25 NNM 65 Tidak Tuntas
26 RB 65 Tidak Tuntas
27 SK 60 Tidak Tuntas
28 SDP 60 Tidak Tuntas
Jumlah 1890
Rata-rata 67,5
Nilai Rendah 60
Nilai Tinggi 75
Page 157
139
Nilai Evaluasi Siklus I
No Nama Nilai
(KKM 75) Keterangan
1 AHN 75 Tuntas
2 AUA 70 Tidak Tuntas
3 AFI 75 Tuntas
4 APU 70 Tidak Tuntas
5 AMS 65 Tidak Tuntas
6 AA 75 Tuntas
7 ANP 65 Tidak Tuntas
8 CEA 60 Tidak Tuntas
9 DRD 65 Tidak Tuntas
10 DSA 65 Tidak Tuntas
11 DAC 75 Tuntas
12 DM 85 Tuntas
13 GSM 85 Tuntas
14 KPA 75 Tuntas
15 KDEF 65 Tidak Tuntas
16 KN 75 Tuntas
17 KFP 65 Tidak Tuntas
18 KDA 70 Tidak Tuntas
19 LN 70 Tidak Tuntas
20 LZ 75 Tuntas
21 MSA 75 Tuntas
22 MTA 70 Tidak Tuntas
23 MZ 70 Tidak Tuntas
24 MH 80 Tuntas
25 NNM 70 Tidak Tuntas
26 RB 70 Tidak Tuntas
27 SK 60 Tidak Tuntas
28 SDP 60 Tidak Tuntas
Jumlah 1980
Rata-rata 70,71429
Nilai Rendah 60
Nilai Tinggi 85
Page 158
140
Nilai Evaluasi Siklus II
No Nama Nilai
(KKM 75) Keterangan
1 AHN 85 Tuntas
2 AUA 70 Tidak Tuntas
3 AFI 70 Tidak Tuntas
4 APU 80 Tuntas
5 AMS 70 Tidak Tuntas
6 AA 80 Tuntas
7 ANP 80 Tuntas
8 CEA 75 Tuntas
9 DRD 80 Tuntas
10 DSA 75 Tuntas
11 DAC 85 Tuntas
12 DM 90 Tuntas
13 GSM 95 Tuntas
14 KPA 85 Tuntas
15 KDEF 80 Tuntas
16 KN 85 Tuntas
17 KFP 80 Tuntas
18 KDA 80 Tuntas
19 LN 80 Tuntas
20 LZ 90 Tuntas
21 MSA 80 Tuntas
22 MTA 85 Tuntas
23 MZ 85 Tuntas
24 MH 90 Tuntas
25 NNM 85 Tuntas
26 RB 85 Tuntas
27 SK 80 Tuntas
28 SDP 90 Tuntas
Jumlah 2295
Rata-rata 81,96
Nilai Rendah 70
Nilai Tinggi 95
Page 159
141
Tabel Lembar Observasi Guru Siklus I
No. Aspek yang diamati Skala Partisipasi
A B C D
I PRA PEMBELAJARAN
1. Memeriksa kesiapan siswa V
2. Melakukan kegiatan apersepsi V
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran V
4. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran V
5. Menyampaikan materi dengan jelas V
6. Mengkaitkan materi dengan realita kehidupan V
B Pendekatan/Strategi Pembelajaran
7. Membimbing siswa membentuk kelompok
secara heterogen V
8. Menjelaskan cara mengerjakan soal V
9. Memberikan bantuan apabila siswa mengalami
kesulitan dalam kerja kelompok V
10. Memberikan soal secara individu V
11. Memberikan reward kepada siswa V
C Pemanfaatan Media/Sumber Belajar
12. Menggunakan soal sebagai sumber belajar V
13. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
belajar
V
D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa
14. Menumbuhkan ke aktifan siswa V
15. Menunjukkan respon siswa V
16. Menunjukkan keceriaan dan antusias siswa
dalam pembelajaran V
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
17. Memantau kemajuan belajar selama
pembelajaran
V
18. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi
V
F Penggunaan Bahasa
19. Menggunakan bahasa lisan secara baik, jelas,
dan benar
V
20. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai V
Page 160
142
III PENUTUP
21. Menanyakan hal-hal yang belum diketahui
siswa V
22. Melakukan refleksi/memberikan kesimpulan
materi pembelajaran dengan melibatkan siswa V
23. Mengadakan tes evaluasi V
Jumlah 16 33 16 0
Total 65
Kategori Cukup
Keterangan :
Skor :
A = 4 nilai 80-100 (sangat baik)
B = 3 nilai 79-79 (baik)
C = 2 nilai 60-69 (cukup)
D = 1 nilai 0-59 (kurang)
Page 161
143
Tabel Lembar Observasi Guru Siklus II
No. Aspek yang diamati Skala Partisipasi
A B C D
I PRA PEMBELAJARAN
1. Memeriksa kesiapan siswa V
2. Melakukan kegiatan apersepsi V
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran V
4. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran V
5. Menyampaikan materi dengan jelas V
6. Mengkaitkan materi dengan realita kehidupan V
B Pendekatan/Strategi Pembelajaran
7. Membimbing siswa membentuk kelompok
secara heterogen V
8. Menjelaskan cara mengerjakan soal V
9. Memberikan bantuan apabila siswa mengalami
kesulitan dalam kerja kelompok V
10. Memberikan soal secara individu V
11. Memberikan reward kepada siswa V
C Pemanfaatan Media/Sumber Belajar
12. Menggunakan soal sebagai sumber belajar V
13. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
belajar V
D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa
14. Menumbuhkan ke aktifan siswa V
15. Menunjukkan respon siswa V
16. Menunjukkan keceriaan dan antusias siswa
dalam pembelajaran V
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
17. Memantau kemajuan belajar selama
pembelajaran
V
18. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi
V
F Penggunaan Bahasa
19. Menggunakan bahasa lisan secara baik, jelas,
dan benar
V
20. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai V
Page 162
144
III PENUTUP
21. Menanyakan hal-hal yang belum diketahui
siswa V
22. Melakukan refleksi/memberikan kesimpulan
materi pembelajaran dengan melibatkan siswa V
23. Mengadakan tes evaluasi V
Jumlah 48 33 0 0
Total 81
Kategori Sangat Baik
Keterangan :
Skor :
A = 4 nilai 80-100 (sangat baik)
B = 3 nilai 70-79 (baik)
C = 2 nilai 60-69 (cukup)
D = 1 nilai 0-59 (kurang)
Page 163
145
Tabel Keaktifan Siswa pada Siklus I
NO Aspek yang Diamati F %
1 Antusias anak dalam kegiatan belajar 5 17,86 %
2 Perhatian anak pada Guru 9 32,14 %
3 Sikap anak dalam menerima motivasi guru 3 10,71 %
4 Keaktifan anak dalam kegiatan apersepsi 4 14,29 %
5 Perhatian anak mendengarkan penjelasan guru 6 21,43 %
6 Ketertarikan anak terhadap kegiatan bermain permainan
Congklak 5 17,86 %
7 Keaktifan anak dalam bertanya 5 17,86 %
8 Keaktifan anak menjawab pertanyaan guru 10 35,71 %
9 Keaktifan anak dalam kegiatan evaluasi 8 28,57 %
10 Kemampuan anak secara kelompok dalam berdiskusi 7 25,00 %
11 Kemampuan anak secara individu mengemukakan pendapat 5 17,86 %
12 Kesediaan anak dalam bermain congklak 3 10,71 %
13 Keaktifan anak dalam menarik kesimpulan hasil belajar 2 7,14 %
Rata-rata 5,5 19,78 %
Page 164
146
Tabel Keaktifan Siswa pada Siklus II
NO Aspek yang Diamati F %
1 Antusias anak dalam kegiatan belajar 23 82,14 %
2 Perhatian anak pada Guru 22 78,57 %
3 Sikap anak dalam menerima motivasi guru 26 92,86 %
4 Keaktifan anak dalam kegiatan apersepsi 28 100 %
5 Perhatian anak mendengarkan penjelasan guru 28 100 %
6 Ketertarikan anak terhadap kegiatan bermain permainan
Congklak 28 100 %
7 Keaktifan anak dalam bertanya 25 89,28 %
8 Keaktifan anak menjawab pertanyaan guru 22 78,57 %
9 Keaktifan anak dalam kegiatan evaluasi 20 71,43 %
10 Kemampuan anak secara kelompok dalam berdiskusi 28 100 %
11 Kemampuan anak secara individu mengemukakan pendapat 26 92,86 %
12 Kesediaan anak dalam bermain congklak 24 85,71
13 Keaktifan anak dalam menarik kesimpulan hasil belajar 27 96,43
Rata-rata 25,15 89,84
Page 169
151
SURAT KETERANGAN KEGIATAN
Nama : Fitria Nur Afdlila Jurusan : PGMI
NIM : 115-12-026 Dosen P.A. : Eni Titikusumawati, S.Pd., M.Pd.
NO. NAMA KEGIATAN PELAKSANAAN KETERANGAN NILAI
1. Seminar Nasional “Urgensi Media
Dalam Pergulatan Politik” (LPM
Dinamika STAIN Salatiga)
29 September 2012 Peserta 8
2. Seminar Nasional “Upaya
Membangun Perekonomian dan
Stabilitas Keuangan Nasional,
Menimbang Peran dan Fungsi BI
Pasca Pembentukan OJK (Otoritas
Jasa Keuangan)” (DEMA-KSEI
STAIN Salatiga)
15 Desember 2012 Peserta 8
3. Seminar Nasional
Entrepreneurship “Menumbuhkan
Jiwa Entrepreneur Generasi
Muda” (KOPMA FATAWA
STAIN Salatiga)
27 Mei 2013 Peserta 8
4. Ijazah Kursus Pembina Pramuka
Mahir Tingkat Dasar (KMD) 2013
IAIN Surakarta (RACANA IAIN
Surakarta - PUSDIKLATCAB
Kwartir Cabang Sukoharjo)
25-30 November
2013 Peserta 8
5. Seminar Nasional “Peran Sistem
Ekonomi Islam dalam
Meningkatkan Stabilitas Ekonomi
Global dengan Mensinergikan
Sektor Riil dan Sektor Keuangan”
(KSEI IAIN Salatiga)
13 Oktober 2015 Peserta 8
6. Seminar Nasional “Penerapan
Nilai-nilai Lingkungan Kepada
Individu” (MAPALA
MITAPASA)
21 September 2016 Peserta 8
7. Latihan Gabungan (LATGAB)
Ke-9 Brigade Khusus Naga
Sandhi STAIN Salatiga dan
Brigade Khusus Nogo Sosro –
Sabuk Inten STAIN Kudus
Bersama Racana Perguruan
26-28 Agustus
2014 Panitia 5
Page 170
152
Tinggi Se-Jawa (RACANA
STAIN Salatiga)
8. Latihan Gabungan (LATGAB)
Perguruan Tinggi X bersama
Brigsus Nogo Sosro Sabuk Inten
Racana STAIN Kudus dan
Brigsus Naga Sandhi Racana
IAIN Salatiga serta Racana se-
Jawa dan sekitarnya (RACANA
STAIN Kudus)
09-11 Mei 2015 Panitia 5
9. Kemah Bhakti Ke-V Racana Se-
Jawa Tengah dan Penegak Se-
Jepara (RACANA INISNU
Jepara)
12-13 Januari 2013 Peserta 4
10. Lomba Kecerdasan dan
Ketangkasan Penggalang Penegak
(LK2PP) VIII se Eks-Karisidenan
Surakarta (RACANA IAIN
Surakarta)
03-07 April 2013 Juri PBB 4
11. Temu Tegak Racana Ki/Nyai
Ahmad Dahlan (Racana Ki/Nyai
Ahmad Dahlan Universitas
Muhammadiyah Surakarta)
25-28 April 2013 Juri Pionering 4
12. Latihan Gabungan (LATGAB)
Perguruan Tinggi VIII Brigsus
Nogo Sosro Sabuk Inten Racana
STAIN Kudus dan Brigsus Naga
Sandhi Racana STAIN Salatiga
Serta Racana Sejawa dan
Sekitarnya (RACANA STAIN
Kudus)
04-06 Mei 2013 Peserta 4
13. Kemah Kebangsaan bagi
Mahasiswa Tingkat Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2015 (Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah Dinas
Pendidikan)
13-15 November
2015 Peserta 4
14. Orientasi Pengenalan Akademik
Dan Kemahasiswaan (OPAK)
STAIN Salatiga 2012
“Progresifitas Kaum Muda, Kunci
Perubahan Indonesia” (DEMA
STAIN Salatiga)
05-07 September
2012 Peserta 3
15. Orientasi Pengenalan Akademik
Dan Kemahasiswaan (OPAK)
Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga
2012 “Mewujudkan Gerakan
08-09 September
2012 Peserta 3
Page 171
153
Mahasiswa Tarbiyah Sebagai
Kebangkitan Pendidikan
Indonesia” (HMJ Tarbiyah
STAIN Salatiga)
16. Sarasehan “Mendalami Koperasi
Mahasiswa Sebagai Sarana
Pembelajaran Manajemen”
(KOPMA FATAWA STAIN
Salatiga)
22 Juni 2013 Panitia 3
17. Pendidikan dan Latihan Calon
Pramuka Pandega ke-23 (PLCPP
XXIII) “PLCPP Membuka
Cakrawala Dunia Serta
Membangun Kredibilitas Bangsa”
(RACANA STAIN Salatiga)
20-23 September
2013 Panitia 3
18. Temu Pramuka Penggalang
Penegak (TPPP) 2 (RACANA
STAIN Salatiga)
05-06 Oktober
2013 Panitia 3
19. Pendidikan Dasar Perkoperasian
“Menumbuhkan Jiwa
Berwirausaha Melalui Koperasi
Mahasiswa” (KOPMA FATAWA
STAIN Salatiga)
27-29 Desember
2013 Panitia 3
20. OPAK STAIN SALATIGA 2014
“Aktualisasi Gerakan Mahasiswa
yang Beretika, Disiplin dan
Berfikir Terbuka” (DEMA
STAIN Salatiga)
18-19 Agustus
2014 Panitia 3
21. Pembrivetan dan Pelantikan
Brigade Khusus Racana Kusuma
Dilaga – Woro Srikandhi STAIN
Salatiga (BRIGSUS STAIN
Salatiga)
29-30 November
2014 Panitia 3
22. Gladi Tangguh Brigsus Ke-10
(GTB X) Brigade Khusus Naga
Sandhi IAIN Salatiga (BRIGSUS
IAIN Salatiga)
11-12 April 2015 Panitia 3
23. Pendidikan dan Latihan Calon
Pramuka Pandega XXV “Racana
Sebagai Garda Terdepan Pelaku
Perubahan” (RACANA IAIN
Salatiga)
25-27 September
2015 Panitia 3
24. Pembrivetan dan Pelantikan ke-22
(VETTIK XXII) Brigade Khusus
Naga Sandhi IAIN Salatiga
(BRIGSUS IAIN Salatiga)
28-29 November
2015 Panitia 3
Page 172
154
25. Orientasi Dasar Keislaman (ODK)
“Membangun Karakter Keislaman
Bertaraf Internasional di Era
Globalisasi Bahasa” (CEC-
ITTAQO STAIN Salatiga)
10 September 2012 Peserta 2
26. Achievment Motivation Training
(AMT) “Dengan AMT, Bangun
Karakter Raih Prestasi” (JQH-
LDK STAIN Salatiga)
12 September 2012 Peserta 2
27. Library User Education
“Pendidikan Pemakai
Perpustakaan” (UPT Perpustakaan
STAIN Salatiga)
13 September 2012 Peserta 2
28. Pra Youth Leadership Training
“Surat Cinta Pembasmi Galau”
(KAMMI STAIN Salatiga)
06 Oktober 2012 Peserta 2
29. Pendidikan dan Latihan Calon
Pramuka Pandega ke-22 (PLCPP
XXII) “Pendidikan Pramuka
Sebagai Pembentuk Karakter
Pandega Yang Berdisiplin dan
Berkredibilitas Tinggi Untuk
Membangun Bangsa” (RACANA
STAIN Salatiga)
12-15 Oktober
2012 Peserta 2
30. GEMA ITTAQO “Aktualisasi
Bahasa Arab Dalam Menjaga
Khazanah Keilmuan Islam
Mutakhir” (ITTAQO STAIN
Salatiga)
27-28 Oktober
2012 Peserta 2
31. Pendidikan Dasar Perkoperasian
(PDP) “Mencetak Kader Kopma
Fatawa Yang Berjiwa Koperasi
dan Enterpreneur Dalam Rangka
Menghadapi Perekonomian
Global” (KOPMA FATAWA
STAIN Salatiga)
12-14 Februari
2013 Peserta 2
32. Entrepreneurship Training
(KSEIN STAIN Salatiga) 25 Maret 2013 Peserta 2
33. Training For Trainer “Membentuk
Kader Koperasi Profesional”
(KOPMA UNNES)
14-16 Juni 2013 Peserta 2
34. Pendidikan Lanjutan
Perkoperasian “Mengembangkan
Kreatifitas Entrepreneur Berbasis
Koperasi” (KOPMA FATAWA
STAIN Salatiga)
05-07 Juli 2013 Peserta 2
Page 174
156
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : FITRIA NUR AFDLILA
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Pati, 20 Maret 1994
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Nama Ayah : Joko Sumpeno
Nama Ibu : Marfu’ah
Alamat : Perumahan Griya Mustikajati RT 03 RW XI Gang
Sengon Blok B No. 11 Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang Jawa Tengah
No. HP : 085-712-788-740
E-Mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. TK Lestari (Tahun 1999-2000)
2. SDN Mulyoharjo 01 (Tahun 2000-2006)
3. SMP N 1 Pati (Tahun 2006-2009)
4. SMA PGRI 1 Pati (Tahun 2009-2012)