Page 1
1
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI FAKTOR
PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DAN KELIPATAN PERSEKUTUAN
TERKECIL (KPK) MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LECTURE
BINGO DAN MEDIA DEKAK PADA SISWA KELAS IV
DI MI DARUL FALAH TAWANG 02
KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
NORMA PRATIWI
NIM. 11514132
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019
Page 3
3
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI FAKTOR
PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DAN KELIPATAN PERSEKUTUAN
TERKECIL (KPK) MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LECTURE
BINGO DAN MEDIA DEKAK PADA SISWA KELAS IV
DI MI DARUL FALAH TAWANG 02
KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
NORMA PRATIWI
NIM. 11514132
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019
Page 7
7
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
فإن مع العسس يسسا
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.S Asy Syarh ayat 5)
ومه جاهد فإوما يجاهد لىفسه
“Barang siapa yang bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhan tersebut
untuk kebaikan dirinya sendiri.” (Q.S Al-Ankabut ayat 6)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Kedua orang tua saya (Bapak Suparjo dan Ibu Parsinah) yang telah membesarkan,
mendidik, membimbing, serta memberikan semangat, motivasi dan do‟a tiada
henti.
Kakak-kakak saya : Wardiyanto, Riris Supriyanto dan Aris Supriyono (Alm) yang
memberi semangat dalam mengerjakan skripsi ini.
Para dosen dan dosen pembimbing saya Ibu Siti Farikhah, M.Pd yang telah sabar
dalam membimbing dan memberi ilmu.
Sahabat-sahabat tercinta terutama Niesaa Fadlilah Yusuf, Putri Sari, dan Siska
Novitasari yang selalu memberi dukungan, semangat dan membantu
menyelesaikan skripsi ini.
Sahabat-sahabat mahasiswa pejuang skripsi serta keluarga besar PGMI terutama
angkatan 2014.
Para pembaca yang budiman.
Page 8
8
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayahnya, sehingga penulis dapat
menyelasaikan skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi
Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
Melalui Model Pembelajaran Lecture Bingo dan Media Dekak Pada Siswa Kelas
IV di Darul Falah Tawang 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2018/2019. Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang
penuh ilmu pengetahuan sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan di
akhirat kelak.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai berkat motivasi, bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis
mengucakan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd selaku rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd Ketua Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, S.Si selaku ketua jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI).
4. Ibu Dra. Siti Farikhah M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan motivasi serta pengorbanan waktunya dalam upaya
membimbing penulis untuk menulis skripsi ini.
Page 9
9
5. Ibu Eva Palupi, S.Psi selaku pembimbing akademik yang telah
membimbing penulis selama kuliah di IAIN Salatiga.
6. Kepada bapak dan ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu
serta pengalaman dengan penuh kesabaran.
7. Karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan.
Atas bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat berdoa semoga amal
mereka mendapat balasan yang lebih baik dan mendapat kesuksesan baik di dunia
maupun di akhirat.
Penulis menyadari bahwa dalam peyusunan skripsi ini tentu memiliki
kekurangan. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca
pada umumnya.
Salatiga, 19 September 2018
Penulis
Page 10
10
ABSTRAK
Pratiwi, Norma. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Faktor
Persekutuan Terbesar (FPB) Dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
Melalui Model Pembelajaran Lecture Bingo dan Media Dekak Pada
Siswa Kelas IV Di MI Darul Falah Tawang 02 Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi. Program
Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra. Siti
Farikhah, M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model
pembelajaran lecture bingo dan media dekak dapat meningkatkan hasil belajar
Matematika materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan
Terkecil (KPK) pada siswa kelas IV di MI Draul Falah Tawang 02 Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.
Subyek dalam penelitian ini adalah guru matematika dan siswa kelas IV di
MI Darul Falah Tawang 02 yang terdiri dari 15 siswa. Penelitian ini merupakan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dengan dua siklus. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
Sedangkan analisis data dilakukan dengan membandingkan pencapaian nilai tiap
siklus dengan ditandai adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model
pembelajaran lecture bingo dan media dekak dapat meningkatkan hasil belajar
Matematika materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan
Terkecil (KPK) pada siswa kelas IV di MI Draul Falah Tawang 02 Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019. Dalam penelitian ini
hasil belajar siswa dapat meningkat, dilihat dari hasil tes formatif pada setiap
siklus yaitu pada siklus I siswa tuntas sebanyak 10 siswa atau 66.67% dengan
nilai rata-rata 69.33. Pada siklus II meningkat menjadi 14 siswa atau 93.33%
dengan nilai rata-rata 82. Nilai akhir hasil belajar siswa siklus I dan siklus II
membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran lecture bingo dan media
dekak pada mata pelajaran matematika materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)
dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) pada siswa kelas IV di MI Draul Falah
Tawang 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang mengalami peningkatan.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Pembelajaran Lecture Bingo, Media
Dekak
Page 11
11
DAFTAR ISI
SAMPUL............................................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO .......................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
ABSTRAK .......................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
D. Kegunan Penelitian ................................................................................... 6
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ....................................... 8
F. Metode penelitian ...................................................................................... 9
G. Langkah-langkah Penelitian ................................................................ .... 10
H. Metode Pengumpulan Data ................................................................. .... 12
I. Instrumen Penelitian ............................................................................ .... 13
Page 12
12
J. Analisis Data ....................................................................................... .... 14
K. Sistematika Penulisan........................................................................... .... 16
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 17
A. Hasil Belajar ............................................................................................ 17
1. Pengertian Belajar ............................................................................ 17
2. Ciri-ciri Belajar ................................................................................. 18
3. Prinsip-prinsip Belajar ...................................................................... 19
4. Pengertian Hasil Belajar .................................................................... 21
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............................. 21
B. Matematika ............................................................................................. 25
1. Pengertian Matematika 25
2. Tujuan Pembelajaran Matematika 26
C. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil
(KPK) ...................................................................................................... 27
D. Model Pembelajaran Lecture Bingo ....................................................... 31
1. Pengertian Model Pembelajaran ......................................................... 31
2. Tehnik Pembelajaran Lecture Bingo ................................................... 34
3. Langkah-langkah Lecture Bingo ........................................................ 35
E. Media Dekak .......................................................................................... 38
1. Pengertian Media Pembelajaran ........................................................ 38
2. Tujuan dan Fungsi Media Pembelajaran ........................................... 41
3. Nilai Media Pembelajaran ................................................................. 43
4. Media Dekak ..................................................................................... 45
Page 13
13
F. Kaitan Antara Model Pembelajaran Lecture Bingo dan Media Dekak
dengan Hasil Belajar Matematika……………………….……………….47
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN……………………………………..50
A. Gambaran Umum MI Darul Falah Tawang 02………………….……....50
B. Deskripsi Siklus I……………………………………………….……….53
C. Deskripsi Siklus II……………………………………………….……...60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………….……....67
A. Hasil Penelitian………………………………………………….………67
1. Deskripsi Pra Siklus………………………………………….……...67
2. Deskripsi Hasil Siklus I……………………………………………..69
3. Deskripsi Hasil Siklus II……………………………………………71
B. Pembahasan……………………………………………………………..74
1. Siklus I……………………………………………………………...75
2. Siklus II………………………………………………………….….76
BAB V PENUTUP………………………………………………………….…..79
A. Kesimpulan………………………………………………………….…..79
B. Saran……………………………………………………………….…....79
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..82
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………..84
Page 14
14
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Guru dan Karyawan…………………………………………….51
Tabel 3.2 Daftar Siswa Kelas IV MI Darul Falah Tawang 02…………………52
Tabel 3.3 Lembar Observasi Guru Siklus I…………………………………….56
Tabel 3.4 Lembar Observasi Siswa Siklus I……………………………………58
Tabel 3.5 Lembar Observasi Guru Siklus II…………………………………....63
Tabel 3.6 Lembar Observasi Siswa Siklus II…………………………………...64
Tabel 4.1 Nilai Hasil Post-test Pra Siklus………………………………………68
Tabel 4.2 Nilai Siswa Siklus I……………………………………………….….69
Tabel 4.3 Nilai Siswa Siklus II………………………………………………….72
Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus………………………………….74
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II……………….………………….77
Page 15
15
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK
Gambar 1.1 Tahap-tahap PTK…………………………………………………...11
Grafik 4.1 Grafik Peningkatan Hasil belajar Siswa Siklus I………….………….76
Grafik 4.3 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus II……………………78
Grafik 4.4 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Per Siklus…………………………..78
Page 16
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I………………………85
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II……………………...93
Lampiran 3 Lembar Soal Siklus I………………………………………………100
Lampiran 4 Lembar Soal Siklus II……………………………………………...101
Lampiran 5 Lembar Observasi Guru Siklus I…………………………………..102
Lampiran 6 Lembar Observasi Siswa Siklus I………………………………….104
Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Siklus II………………………………….106
Lampiran 8 Lembar Observasi Siswa Siklus II…………………………………108
Lampiran 9 Dokumentasi……………………………………………………….110
Lampiran 10 Rekapitulasi Nilai Pra Siklus………………..……………………113
Lampiran 11 Rekapitulasi Nilai Siklus I…………………..……………………114
Lampiran 12 Rekapitulasi Nilai Siklus II……………………………………….115
Lampiran 13 Surat Tugas Pembimbing…………………………………………116
Lampiran 14 Surat Keterangan Penelitian……………………………………...117
Lampiran 15 Lembar Konsultasi Skripsi……………………………………….118
Lampiran 16 Daftar SKK ………………………………………………………120
Lampiran 17 Daftar Riwayat Hidup…………………………………………….123
Page 17
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Suatu bangsa dapat dikatakan maju apabila selalu melakukan
perbaikan di bidang pendidikan. Pendidikan memiliki peranan yang sangat
penting sebagai sarana dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Peran guru dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia
melalui hasil belajar berbanding lurus dengan upaya paningkatan
kompetensi dari setiap sisi sebagai seorang pendidik. Sehingga
keberhasilan proses pendidikan salah satunya ditentukan oleh kompetensi
seorang pendidik tersebut.
Pendidikan sebagai upaya perbaikan yang meliputi keseluruhan
hidup individu termasuk akal, hati, dan rohani, jasmanai, akhlak dan
tingkah laku. Melalui pendidikan, setiap potensi yang di anugrahkan oleh
Allah SWT dapat dioptimalkan dan dimanfaatkan untuk menjalani fungsi
sebagai khalifah dimuka bumi. Sehingga pendidikan merupakan suatu
proses yang sangat penting tidak hanya dalam hal pengembangan
kecerdasannya, namun juga untuk membawa peserta didik pada tingkat
manusiawi dan peradaban, terutama pada zaman modern dengan berbagai
kompleksitas yang ada. Seperti firman Allah SWT dan Al-Qur‟an Surat Al
Mujadalah Ayat 11:
Page 18
18
حىا في المجالس فافسحىايفسح يا أيها الريه امىىا إذا قيل لكم تفس
مىكم والريه أوتىا الريه امىىا هللاوإذا قيل اوشزوا فاوشزوا يسفع لكم هللا
بما تعملىن خبيس هللاو العلم دزجات
Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan
kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, Maka lapangkanlah
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
“Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan” (Al-Qur‟an dan tejemahan, 2005:543).
Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks,
yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran dapat diartikan
sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan
pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran
hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan
siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya)
dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan (Trianto, 2009: 17).
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan setiap hari, merupakan
kehidupan dari suatu kelas , dimana guru dan peserta didik saling terkait
dalam pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan oleh guru.
Keberhasilan kegiatan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab guru,
karena guru merupakan pengelola tunggal di dalam kelas. Oleh karena itu
bila peserta didik kurang menunjukan keterampilan dalam suatu mata
pelajaran maka tuduhan kekurang berhasilan juga tertuju pada guru.
Page 19
19
Salah satu mata pelajaran yang sangat penting untuk dipelajari
adalah mata pelajaran matematika. Karena matematika merupakan ilmu
universal yang mendasari pekembangan teknologi modern, selain itu
matematika mempunyai peran penting dalam berbagai ilmu. Matematika
merupakan pelajaran ynag sulit dan meyeramkan bagi sebagian besar
siswa. Hal ini tentu saja menyebabkan menurunnya antusiasme siswa
terhadap pelajaran Matematika, hal tersebut didukung dengan pasifnya
proses pembelajaran di kelas, dimana alur pembelajarannya hanya terjadi
satu arah. Dominasi guru, membuat anak hanya sebagai objek saja,
sehingga tidak ada hubungan timbal balik dalam proses pembelajarannya.
Sundayana (2015:2) mengemukakan bahwa meskipun matematika
dianggap memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, namun setiap orang harus
mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah
sehari-hari. Pemecahan masalah tersebut meliputi penggunaan informasi,
penggunaan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, penggunaan
pengetahuan tentang menghitung, dan yang terpenting adalah kemampuan
melihat serta menggunakan hubungan-hubungan yang ada.
Matematika sebagai salah satu ilmu pengetahuan merupakan salah
satu sarana untuk meningkatkan kemampuan berpikir setiap orang, oleh
karena itu kesadaran untuk mampu mengetahui dan memahami
matematika bagi siswa sangat diharapkan sudah bertumbuh sejak usia dini.
Membentuk pemahaman yang utuh pada anak dalam pelajaran matematika
diperlukan kecintaan terlebih dahulu terhadap matematika , oleh karena itu
Page 20
20
seorang pendidik hendaknya mampu menciptakan “Fun Learning” di
dalam kelas. Fun learning pada matematika dapat tercipta apabila seorang
guru mampu mengajarkan konsep matematika menggunakan metode dan
tehnik-tehnik yang bervariasi sehingga pembelajaran tidak monoton dan
membosankan bagi anak didik.
Salah satu materi yang menjadi dasar matematika di sekolah adalah
bilangan, pemahaman yang baik tentang konsep bilangan akan sangat
membantu dalam memahami konsep-konsep yang lain, seperti pada materi
FPB dan KPK yang merupakan materi yang diajarkan dari tingkat SD
sampai SMP dan banyak digunakan untuk memahami konsep matematika
SMA.
Konsep FPB dan KPK di jenjang SD dan SMP sering kali disajikan
sangat mendasar, namun tidak secara utuh. Sebagai contoh untuk
menentukan FPB dan KPK cenderung menggunakan salah satu cara yaitu
konsep pohon faktor, sementara munculnya konsep ini tidak dikaji secara
utuh atau merupakan materi prasyararnya yaitu konsep bilangan prima
sehingga metode untuk menentukan FPB dan KPK kadangkala sulit
dikembangkan dan cenderung monoton dan hanya mengikuti cara-cara
yang lazim yang ada dibuku cetak.
Menurut pendapat Ibu Faizah selaku guru kelas IV, ada beberapa
faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa, diantaranya
adalah kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan masih
Page 21
21
banyak siswa yang belum memahami konsep FPB dan KPK dengan
menggunakan pohon faktor.
Dari hasil survey di MI Tawang 02, kec. Susukan, Kab. Semarang
pada hari Jum‟at, 10 Agustus 2018, ditemukan beberapa masalah yaitu
metode pembelajaran yang kurang tepat, serta masih kurangnya
pemahaman anak tentang materi yang diajarkan, sehingga hasil belajar
siswa pada materi pelajaran matematika belum maksimal khususnya
materi FPB dan KPK. Hal ini dapat ditunjukkan berdasarkan hasil
pengamatan awal di MI Darul Falah Tawang 02 perolehan nilai
matematika siswa kelas IV rata-rata 70% masih di bawah standar. Adapun
KKM yang ditetapkan di MI tersebut adalah 70.
Setelah peneliti melihat masalah yang terjadi di MI Tawang 02,
Kec. Susukan, Kab. Semarang, peneliti mempunyai alternatif solusi untuk
memecahkan masalah tersebut yaitu dengan menerapkan model
pembelajaran lecture bingo dan media dekak. Dengan penggunaan model
pembelajaran dan media ini siswa diharapkan semakin tinggi motivasinya,
tertarik dan aktif dalam pembelajaran.
Mencermati permasalahan di atas, maka peneliti memandang perlu
untuk mengatasi hal tersebut melalui penelitian dengan judul
“PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI
FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DAN KELIPATAN
PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN LECTURE BINGO DAN MEDIA DEKAK PADA
Page 22
22
SISWA KELAS IV DI MI DARUL FALAH TAWANG 02, KEC.
SUSUKAN, KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2018/2019.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah “Apakah penerapan model
pembelajaran lecture bingo dan penggunaan media dekak mampu
meningkatkan hasil belajar siswa materi Faktor Persekutuan Terbesar
(FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) pada siswa kelas IV di
MI Darul Falah Tawang 02, Kec. Susukan, Kab. Semarang tahun ajaran
2018/2019?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa terhadap materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan
Persekutuan Terkecil (KPK) dengan model pembelajaran lecture bingo
dan media dekak pada siswa kelas IV di MI Darul Falah Tawang 02, Kec.
Susukan, Kab. Semarang tahun ajaran 2018/2019.
D. Kegunaan Penelitian
Dari Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi semua kalangan pendidik di sekolah. Adapun berbagai
manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
dalam dunia pendidikan berupa gambaran mengenai sebuah teori yang
Page 23
23
menyatakan bahwa peningkatan hasil belajar matematika pada Faktor
Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
dengan model pembelajaran lecture bingo dan media dekak pada siswa
kelas IV di MI Tawang 02 Kec. Susukan.
2. Dari segi praktis,
a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan hasil belajar matematika siswa materi Faktor
Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan
Terkecil (KPK)
2) Menciptakan suasan belajar yang berkesan dan menyenangkan
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
b. Bagi Guru
1) Dapat memperbaiki kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar.
2) Meningkatkan kreativitas guru dalam mengajar sebagai wujud
inovasi dalam dunia pendidikan.
3) Sebagai masukan bagi guru Matematika dalam upaya
meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.
c. Bagi Sekolah
1) Memberikan sumbangan yang berguna bagi sekolah dalam
kegiatan pembelajaran matematika maupun mata pelajaran
yang lain.
Page 24
24
2) Meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada pembelajaran
matematika.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2013:96).
Hipotesis merupakan jawaban berdasarkan rumusan masalah
diatas. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;
Penggunaan model pembelajaran lecture bingo dan media dekak dapat
meningkatkan hasil belajar matematika materi faktor persekutuan
terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) pada siswa
kelas IV di MI Tawang 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
tahun ajaran 2018/2019.
2. Indikator Keberhasilan
Dalam penelitian ini peneliti menetapkan indikator yang ingin
dicapai pada siklus tindakan terakhir sebagai berikut : hasil belajar
siswa dari segi afektif dan psikomotorik menunjukan kemampuan dan
keaktifan siswa meningkat. Sedangkan dari segi kognitif ada
peningkatan hasil belajar secara berkelanjutan dari siklus pertama ke
Page 25
25
siklus ke dua dan seterusnya hingga memenuhi kriteria ketuntasan
minimal dalam pembelajaran matematika. Kriteria Ketuntasan
Minimal ( KKM ) yang sudah ditetapkan Madrasah untuk mata
pelajaran Matematika yaitu 70, dan banyaknya siswa memperoleh nilai
70 ke atas minimal 85%. Apabila 85% dari jumlah sudah mencapai
KKM maka penelitian ini akan dihentikan.
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action
Research (CAR). Penelitian Tindakan Kelas adalah kegiatan
mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau
metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hal-hal
yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati (Suyadi, 2010:18).
Terdapat empat tahap yang digunakan secara sistematis dalam
prosedur penelitian dan diterapkan dalam dua siklus yaitu proses
tindakan siklus I dan siklus II. Adapun tahapan yang digunakan dalam
setiap siklus yaitu perencanaan (Planning), tindakan (Action),
observasi (Observation), dan refleksi (Reflection).
2. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti yaitu siswa kelas IV MI Darul Falah Tawang
02 Kec. Susukan, Kab. Semarang yang berjumlah 15 orang siswa yang
terdiri dari 9 perempuan dan 6 laki-laki.
Page 26
26
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Darul Falah
Tawang 02 Kec. Susukan, Kab. Semarang. Sedangkan waktu
penelitian pada tanggal 27 Agustus 2018 sampai selesai pada semester
ganjil tahun ajaran 2018/2019.
4. Pelaksanaan dan kolaborator
Pelaksanaan penelitian ini berkolaborasi dengan Ibu Faizah S.Pd.I
selaku guru kelas IV di MI Tawang 02 Kec. Susukan, Kab. Semarang
tahun ajaran 2018/2019.
G. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
menggunakan data pengamatan langsung terhadap jalannya metode dan
media yang sudah digunakan untuk menyampaikan materi Matematika di
kelas. Data tersebut diamati melalui beberapa tahapan dalam siklus-siklus
tindakan.
Dalam pelaksanaannya peneliti bekerjasama dengan guru kelas.
Dalam hal ini pengampu mata pelajaran Matematika yaitu Ibu Faizah,
S.Pd.I. Peneliti sebagai kolaborator, sedangkan guru kelas bertindak
sebagai pelaksana. Pada pelaksanaannya terdapat beberapa kegiatan yang
terangkum dalam beberapa siklus.
Secara umum, terdapat empat langkah dalam melakukan PTK,
yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Berikut ini adalah
Page 27
27
gambaran keempat langkah dalam PTK yang dikemukakan oleh Arikunto
(2006:16).
Gambar 1.1 tahap-tahap PTK (Arikunto, 2006:16)
1. Perencanaan (Planning)
Proses penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan 2 jam
pelajaran (2 x 35 menit). Pada tahap perencanaan dilaksanakan
berdasarkan refleksi awal sebelum melakukan penelitian. Hasilnya
dalam memahami tingkat penguasaan kompetensi siswa dalam
pembelajaran siswa masih kurang. Kemudian dilanjutkan dengan
pelaksanaan tindakan yang diawali dengan:
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
SIKLUS II
Perencanaan
Pengamatan
?
Pelaksanaa
n
Refleksi
Pelaksanaa
n
Refleksi
Page 28
28
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai
dasar untuk membantu memecahkan permasalahan yang ditemukan
dengan adanya perencanaan tindakan pembelajaran.
b. Menyusun lembar observasi keaktifan siswa dalam proses
pembelajarn menggunakan model pembelajaran lecture bingo dan
menggunakan media dekak.
c. Menyusun soal/tes formatif untuk siswa.
2. Tindakan (Action)
Pada tahapan ini menerapkan apa yang telah direncanakan dan
tindakan harus sesuai dengan rencana. Penerapan pembelajaran sesuai
dengan scenario/jalan cerita pembelajaran yang tertulis pada RPP
dalam tahap perencanaa (Planning).
3. Pengamatan (Observation)
Pada tahapan ini peneliti menggunakan pedoman observasi yang
telah direncanakan dalam melaksanakan pengamatan pembelajaran
yaitu terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa.
4. Refleksi (reflection)
Pada tahapan ini untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang
telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian
dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya.
H. Metode Pengumpulan Data
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
Page 29
29
1. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan
dan pencatatan secara sistematis. Metode ini digunakan untuk
mengetahui tingkat kelemahan dan kelebihan dalam pembelajaran
berkaitan dengan proses kegiatan pembelajaran oleh guru dan siswa
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata peajaran
matematika.
2. Wawancara
Metode ini digunakan untuk memperoleh data dengan cara
mengajukan pertanyaan secara lisan dan memerlukan jawaban lisan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dapat diartikan sebagai kumpulan data verbal yang
berbentuk tulisan dan bisa juga dalam bentuk dokumentasi berupa foto
dan lain-lain. Metode ini digunakan untuk memperoleh gambaran
mengenai kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung.
I. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara
pengamatan terhadap objek (benda, peristiwa) diikuti dengan
pencatatan secara cermat (Sudiran, 2016:68). Lembar observasi ini
berisi tentang catatan lapangan yang mendiskripsikan proses kegiatan
pembelajaran dan kemampuan siswa setelah melakukan kegiatan
Page 30
30
pembelajaran. Lembar observasi juga diperlukan peneliti untuk
mengamati guru pada proses pembelajaran berlangsung.
2. Tes tertulis
Tes tertulis adalah tes dimana soal dan jawaban yang diberikan
kepada siswa dalam bentuk bahan tulisan. Tes tertulis digunakan untuk
mengukur pengatahuan atau penguasaan objek ukur terhadap
seperangkat konten atau materi tertentu. Tes tertulis juga digunakan
untuk mengukur dan menilai hasil belajar siswa.
3. Silabus
Silabus sebagai acuan atau pedoman bagi pengembangan
pembelajaran lebih lanjut, dan sebagai ukuran dalam melakukan
penilaian keberhasilan suatu program pembelajaran.
4. RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan perencanaan
jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang
akan dilakukan guru dalam pembelajaran. RPP ini sebagai acuan guru
dalam memberikan pembelajaran, sehingga lebih sistematis dan
terencana untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam waktu tertentu.
5. Materi pembelajaran matematika, sumber belajar yang relevan
digunakan dalam pembelajaran.
J. Analisis Data
Analisis data adalah analisis yang telah dikumpulkan guna
mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk
Page 31
31
perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2010:85). Analisa data dalam penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap
siklusnya berdasarkan hasil penelitian. Analisi data dalam kegiatan belajar
mengajar ranah afektif menggunakan lembar pengamatan guru dan siswa,
sedangkan untuk ranah kognitif analisa data menggunakan hasil belajar
yang diperoleh dari hasil tes siswa. Analisi data yang digunakan peneliti
menggunakan rumus sebagai berikut:
1. Untuk menghitung nilai rata-rata kelas digunakan rumus
Keterangan :
M = Mean (niali rata-rata)
= Jumlah semua nilai kelas
N = Jumlah siswa
2. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa digunakan
rumus sebagai beriku:
Keterangan :
P = Jumlah nilai dalam persen
F = Frekuensi
N = Jumlah siswa
P = 𝑭
𝑵 x 100%
M = 𝑿
𝑵
Page 32
32
K. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, penulis
menyusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : Merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, metode penelitian, langkah-
langkah penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian,
analisis data, sistematika penulisan.
BAB II : Kajian pustaka yang terdiri dari Hasil Belajar, model
pembelajaran lecture bingo, media dekak, dan materi FPB dan KPK.
BAB III : Pelaksanaan penelitian meliputi deskripsi pelaksanaan per
siklus (perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi).
BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi per
siklus ( data hasil penelitian, refleksi ), pembahasan hasil penelitian.
BAB V : Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.
Page 33
33
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Proses belajar merupakan aktifitas tak terpisahkan dari kehidupan
manusia, yang dapat terjadi di dalam sekolah maupun diluar sekolah.
Dengan belajar manusia dapat memperoleh ilmu pengetahuan,
mengembangkan potensi hingga mencapai kehidupan yang lebih
sejahtera. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang
kompleks, sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.
Tiap ahli psikologi memberi batasan yang berbeda tentang belajar
atau terdapat keragaman dalam cara menejelaskan dan mendefinisikan
makna belajar (learning). Diantaranya dapat dikemukakan yaitu
Hilgard dan Marquis berpendapat bahwa belajar merupakan proses
mencari ilmu yang terjadi dalam diri seorang melalui latihan,
pembelajaran dan sebagainya sehingga terjadi perubahan dalam diri
(Syaiful, 2017:13).
Mengingat begitu pentingnya aktifitas belajar bagi perkembangan
individu, banyak ahli yang berusaha mengembangkan masalah belajar
ini dari berbagai aspek. Menurut Crow and Crow dalam Lilik Sriyanti
(2013:14) belajar adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasan, ilmu
pengetahuan, dan berbagai sikap, termasuk penemuan baru dalam
mengerjakan sesuatu, usaha memecahkan rintangan, dan
Page 34
34
menyesuaikan dengan situasi baru. Definisi ini menekankan hasil dari
aktifitas belajar.
Pendapat lain tentang belajar dikemukakan oleh Gregory A.
Kimble dalam Lilik, dkk (2014:14) yang mendefiniskan belajar
sebagai berikut; “Learning is a relatively permanent change in
behavior or in behavioral potentiality that results from experience and
cannot be attributed to temporary body states such as those induced by
illness, fatigue, or drugs”.
Definisi ini secara sederhana dapat diterjemahkan sebagai berikut;
“Belajar a dalah perubahan relative permanen dalam tingkah laku atau
potensi perilaku yang diperoleh dari pengalaman dan tidak
berhubungan dengan kondisi tubuh pada saat tertentu semacam
penyakit, kelelahan, atau obat-obatan”.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian
kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku dari
pengalaman individu dalam interaksi lingkungan secara keseluruhan
yang menyangkut ranah kognitif, afektif, psikomotorik individu itu
sendiri.
2. Ciri-ciri Belajar
Menurut Baharuddin (2017:15), ciri-ciri belajar meliputi:
a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change
behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati
Page 35
35
dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak
tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil.
b. Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa
perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu
tertentu akan tetap atau tidak beubah-ubah. Tetapi, perubahan
tingkah laku tesebut tidak akan terpancang seumur hidup.
c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera diamati pada saat proses
belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat
potensial.
d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu
yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan
untuk mengubah tingkah laku.
Dari beberapa ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar
memiliki ciri pokok yaitu seseorang di anggap telah belajar apabila di
dalam diri individu terjadi perubahan tingkah laku.
3. Prinsip-prinsip Belajar
Syaiful Sagala (2017:53) ada beberapa prinsip belajar yang
dikemukakan oleh para ahli dibidang psikologi pendidikan, antara lain
prinsip-prinsip belajar sebagaimana berikut ini:
a. Law of Effect, yaitu bila hubungan antara stimulus dengan respon
terjadi dan diikuti dengan keadaan memuaskan, maka maka
Page 36
36
hubungan itu diperkuat sebaliknya jika bubungan itu diikuti dengan
perasaan tidak menyenangkan maka hubungan itu akan melemah.
b. Spread of Effect, yaitu reaksi emosinal yang mengiringi kepuasan
itu tidak terbatas kepada sumber utama pemberi kepuasan, tetapi
kepuasan mendapat pengetahuan baru.
c. Law of Exercice, yaitu hubungan antara perangsang dan reaksi
diperkuat dengan latihan dan penguasaan, sebaliknya hubungan itu
melemahkan jika dipergunakan.
d. Law of Readiness yaitu bila satuan-satuan dalam system syaraf
telah siap berkonduksi, dan hubungan itu berlangsung, maka
terjadinya hubungan itu akan memuaskan.
e. Law of Primacy yaitu hasil belajar yang diperoleh melalui kesan
pertama, akan sulit digoyahkan.
f. Law of Intensity yaitu belajar memberi makna yang dalam apabila
diupayakan melalui kegiatan yang dinamis.
g. Law of Recency yaitu bahan yang baru dipelajari, akan lebih mudah
diingat.
h. Fenomena kejenuhan adalah suatu penyebab yang menjadi
perhatian signifikan dalam pembelajaran.
i. Belongingness yaitu keterikatan bahan yang dipelajari pada situasi
belajar, akan mempermudah berubahnya tingkah laku.
Page 37
37
4. Pengertian Hasil Belajar
Berdasarkan konsep pembelajaran diatas, Susanto (2013:5)
berpendapat bahwa Hasil Belajar yaitu perubahan-perubahan yang
terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek belajar. Afektif,
psikomokorik sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Hasil belajar dapat diartikan juga sebagai sebagai tingkat
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah
yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari tes mengenai
sejumlah pelajaran tertentu.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa adalah kemampuan yang diperoleh setelah melalui kegiatan
belajar dan siswa dianggap berhasil dalam belajar setelah mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Secara umum faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan
atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua
faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu
sehingga menentukan kualitas hasil belajar.
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam
diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu.
Faktor-faktor internal meliputi faktor fisiologis dan psikologis.
1) Faktor fisiologis
Page 38
38
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan
dengan dengan kondisi fisik individu. Faktor –faktor ini
dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan tonus
jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat
mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang
sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap
kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah
atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang
maksimal.
Kedua, keadaan fungsi jasmani/ fisiologis. Selama proses
belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia
sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra.
Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah
aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar,
pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang
diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat
mengenal dunia luar. Pancaindra yang memiliki peran besar
dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga.
2) Faktor psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis
seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa
faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar
adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat.
Page 39
39
b. Faktor eksternal
Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor internal, faktor
eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Faktor-
faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan
nonsosial.
1) Lingkungan sosial
a) Lingkunan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan
teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar
seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya
dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik
di sekolah.
b) Lingkungan sosial masyarakat, kondisi lingkungan
masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi
belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak
pengangguran dan anak telantar juga dapat mempengaruhi
aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika
memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-
alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.
c) Lingkungan sosial keluarga, lingkungan ini sangat
mempengarui kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-
sifat orng tua, demografi keluarga (letak rumah),
pengelolaan keluarga , semuanya dapat memberi dampak
Page 40
40
terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota
keluarga, orang tua, anak, kakak, atau adik yang harmonis
akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan
baik.
2) Lingkungan nonsosial
a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar,
tidak panas dan tidak dingin, sinar yag tidak terlalu
silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang
sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tesebut meupakan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar.
b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat
digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti
gedung sekolah, alat-alat be;ajar, fasilitas belajar, lapangan
olahraga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti
kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku
panduan, silabi, dan lain sebagainya.
c) Faktor materi pelajaran, faktor ini hendaknya disesuaikan
dengan usia perkembangan siswa., begitu juga dengan
metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi
perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat
memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas
belajar siswa, maka guru harus menguasai materi pelajaran
Page 41
41
dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai
dengan kondisi siswa (Baharudin, 2007:19-28).
Dari beberapa faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa
yang mempengaruhi hasil belajar yaitu, faktor yang berasal dari
dalam diri indvidu dan dari lingkungan sekitar individu itu
sendiri, fakor-faktor tersebut bisa memberikan efek positif dan
efek negatif.
B. Matematika
1. Pengertian Matematika
Kata matematika berasal dari bahasa Latin manthanein atau
mathema yang berarti „belajar atau hal yang dipelajari‟, sedang dalam
bahasa Belanda disebut wiskunde atau „ilmu pasti‟, yang kesemuanya
berkaitan dengan penalaran (reasoning). Definisi matematika sangat
beragam dan bervariasi sesuai dengan sudut pandang pendefinisiannya,
sehingga tidak satupun definisi matematika yang tunggal dan
disepakati secara umum oleh tokoh/pakar matematika (Susanto,
2013:205).
De Lange dalam Fadjar (2014:7) menyatakan bahwa:
“Mathematics could be seen as the language that describes patterns -
both patterns in nature and patterns invented by the human mind.
Those patterns can either be real or imagined, visual or mental, static
or dynamic, qualitative or quantitative, purely utilitarian or of little
more than recreational interest. They can arise from the world around
Page 42
42
us, from depth of space and time, or from the inner workings of the
human mind.”
Jelaslah sekarang bahwa matematika dapat dilihat sebagai
bahasa yang menjelaskan tentang pola – baik pola di alam dan maupun
pola yang ditemukan melalui pikiran pola-pola tersebut bisa berbentuk
real (nyata) maupun berbentuk imajinasi, dapat dilihat atau dapat
dalam bentuk mental, statis atau dinamis, kualitatif atau kuantitatif, asli
berkait dengan kehidupan nyata sehari-hari atau tidak lebih hanya
sekedar untuk keperluan rekreasi. Hal-hal tersebut dapat muncul dari
lingkungan sekitar, dari kedalaman ruang dan waktu, atau dari hasil
pekerjaan pikiran insani.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa matematika adalah
ilmu yang membahas pola atau keteraturan. Seperti halnya tuntutan
untuk memanfaatkan penalaran induktif pada awal proses
pembelajaran, perubahan definisi matematika bertujuan agar para
siswa belajar mencerna ide-ide baru, ammpu menyesuaikan diri
terhadap perubahan, mampu menangani ketidakpastian, mampu
menemukan keteraturan, dan mampu memecahkan masalah yang tidak
lazim.
2. Tujuan Pembelajaran Matematika
Ketentuan Depdiknas dalam Fadjar (2014:11) ditegaskan bahwa
mata pelajaran matematika di SD, SMP, SMA, dan SMK bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
Page 43
43
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, emlakukan
manipulasi matemaika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh
d. Mengomunikasikan gagasan dengan symbol, table, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu perhatian, dan minat
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah.
Sehingga tujuan pembelajaran matematika secara umum yaitu
memahami konsep matematika, memahami penalaran, memecahkan
masalah, mengomunikasikan gagasan dan memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika dalam kehidupan.
C. Materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan
Persekutuan Terkecil (KPK)
1. Kelipatan Bilangan
Page 44
44
Kelipatan suatu bilangan merupakan hasil perkalian bilangan tersebut
dengan bilangan asli.
Contoh:
Tentukan bilangan kelipatan 5!
Jawab:
1 x 5 = 5
2 x 5 = 10
3 x 5 = 15
4 x 5 = 20, dan seterusnya.
Bilangan 5, 10, 15, 20, … merupakan bilangan kelipatan 5.
Kita juga dapat menentukan kelipatan bilangan dengan menggunakan
garis bilangan.
Contoh :
Tentukan 4 bilangan kelipatan 3 yang pertama!
Jawab :
Jadi, empat bilangan kelipatan 3 yang pertama adalah 3, 6, 9 dan 12.
2. Faktor bilangan
Faktor bilangan adalah semua bilangan dapat membagi habis bilangan
tersebut.
Contoh:
Tentukan faktor dari 16!
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
+3 +3 +3 +3
Page 45
45
Jawab:
Faktor dari 16 adalah 1, 2, 4, 8 dan 16 karena semua bilangan tersebut
dapat membagi habis 16.
3. Kelipatan persekutuan
Kelipatan persekutuan dari dua bilangan atau lebih adalah kelipatan
bilangan-bilangan tersebut yang nilainya sama. Kelipatan persekutuan
dapat dapat ditentukan dengan beberapa cara:
Cara 1:
Mengalikan bilangan dengan bilangan asli berurutan, kemudian
tentukan kelipatan yang sama.
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan kelipatan persekutuan
dua bilangan:
a. Tentukan kelipatan bilangan yang pertama secara berurutan mulai
dari kelipatan yang paling kecil.
b. Tentukan kelipatan bilangan yang kedua secara berurutan mulai
dari kelipatan yang paling kecil.
c. Pilih bilangan yang sama dari dua kelompok bilangan tadi dan
tandai dengan lingkaran, kemudian urutkan dari yang paling kecil.
d. Bilangan yang sama tersebut merupakan kelipatan persekutuan dua
bilangan yang dimaksud.
Contoh:
Tentukan kelipatan persekutuan dari 2 dan 3
Jawab:
Page 46
46
Kelipatan 2 : 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, …
Kelipatan 3 :3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, …
Jadi kelipatan persekutuan dari 2 dan 3 adalah, 6, 12, 18, 24, …
Cara 2:
Menggunakan garis bilangan
Jadi, kelipatan persekutuan dari 2 dan 3 adalah 6, 12, 18, …
4. Kelipatan persekutuan terkecil
Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua atau lebih bilangan
adalah kelipatan persekutuan dari bilangan-bilangan tersebut yang
nilainya paling kecil diantara kelipatan perekutuan yang lain.
Contoh:
Tentukan KPK dari 6 dan 8
Jawab:
Kelipatan 6 = 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, 72, 78, …
Kelipatan 8 = 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64, 72, 80, 88, …
Kelipatan persekutuan dari 6 dan 8 adalah 24, 48, 72, …
Jika menentukan KPK , maka di ambil kelipatan persekutuan yang
terkecil yaitu 24.
Jadi , KPK dari 6 dan 8 adalah 24
5. Faktor Persekutuan Terbesar
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Page 47
47
Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua atau lebih bilangan adalah
faktor persekutuan dari bilangan-bilangan tersebut yang terbesar.
Contoh:
Tentukan FPB dari 28 dan 42
Jawab:
Faktor dari 28 = 1, 2, 4, 7, 14, 28
Faktor dari 42 = 1, 2, 3, 6, 7, 14, 21, 42
Faktor persekutuan dari 28 dan 42 adalah 1, 2, 7, 14.
Jika menentukan FPB, maka diambil faktor persekutuan yang terbesar
yaitu 14.
Jadi, FPB dari 28 dan 42 adalah 14. (Basuki, 2018:39-44)
D. Model Pembelajaran Lecture Bingo
1. Pengertian model pembelajaran
Arends dalam Hamruni (2012:5) menyatakan “The term teaching
refers to a particular approach to instruction that includes its goals,
syntax, environtment, and management system”. Istilah model
pengajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu
termasuk tujuannya, sintaksnya lingkungan, dan sistem
pengelolaannya, sehingga model pembelajaran mempunyai makna
yang lebih luas dari pendekatan, strategi, metode atau prosedur.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan
Page 48
48
perangkat-perangkat pembelajaran temasuk di dalamnya buku-buku,
film, computer, kurikulum dan lain-lain. Selanjutnya Joyce
menyatakan bahwa setiap model pemnbelajaran mengarah kepada
desain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa
sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. (Hamruni,
2012:5-6).
Model pembelajaran juga dapat diartikan sebagai cara, contoh
ataupun pola, yang mempunyai tujuan menyajikan pesan kepada
peserta didik yang harus diketahui, dimengerti dan dipahami yaitu
dengan cara membuat suatu pola atau contoh dengan bahan-bahan
yang dipilih oleh para pendidik sesuai dengan materi yang diberikan
dan kondisi di dalam kelas. Suatu model akan mempunyai ciri-ciri
tertentu dilihat dari faktor-faktor yang melengkapinya. Ciri-ciri model
pembelajaran antara lain sebagai berikut:
a. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar tertentu, misalnya
model pembelajaran inkuiri yang disusun oleh Richard Suchman
dan dirancang untuk mengembangkan penalaran didasarkan pada
tatacara penelitian ilmiah. Model pembelajaran kelompok yang
Page 49
49
disusun oleh Hebert Thelen, dirancang untuk melatih partisipasi
dan kerjasama dalam kelompok didasarkan pada teori John Dewey.
b. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
c. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan pembelajaran
di kelas.
d. Memiliki perangkat bagian model yang terdiri atas
1) Urutan langkah pembelajaran, yaitu tahap-tahap yang harus
dilakukan oleh pendidik jika akan menggunakan model
pembelajaran tertentu.
2) Prinsip reaksi, yaitu pola perilaku pendidik dalam memberikan
reaksi terhadap perilaku peserta didik dalam belajar.
3) Sistem sosial, adalah pola hubungan pendidik dengan peserta
didik pada saat mempelajari mata pelajaran. Ada tiga pola
hubungan dalam system sosial , yaitu tinggi, menengah, dan
rendah. Pola hubungan disebut tinggi apabila pendidik menjadi
pemegang kendali dalam pembelajaran. pola hubungan disebut
menengah apabila pendidik berperan sederajat dengan peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran. Pola hubungan disebut
rendah apabila pendidik membrikan kebebasan kepada peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran.
4) Sistem pendukung adalah penunjang keberhasilan pelaksanaan
kegiatan pembelajaran dikelas, misalnya media dan alat peraga.
Page 50
50
e. Memiliki dampak sebagai akibat penerapan model pembelajaran,
baik dampak langsung dengan tercapinya tujuan pembelajaran
maupun dampak tidak langsung yang berhubungan dengan hasil
belajar jangka panjang (Zainal, 2016:3-4).
Jadi model pembelajaran adalah seluruh penyajian materi ajar
yang meliputi segala aspek serta segala fasilitas yang terkait yang
digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses
pembelajaran.
2. Tehnik Pembelajaran Lecture Bingo
Lecture bingo adalah model pembelajaran dengan menggunakan
permainan bingo sebagai media pembelajarannya. Lecture bingo
merupakan jenis pembelajaran dengan permainan yang diterapkan
pada saat peserta didik merasa bosan dan peserta didik akan lebih
waspada atau memerhatikan jika kita dapat membuatnya kedalam
permainan ini. Permainan ini dapat dilakukan pendidik saat mereview
materi pembelajaran. Model pembelajaran “Lecture Bingo” ini
merupakan bentuk penerapan dalam model pembelajaran Aktif
Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) (Zainal,
216:248).
Model pembelajaran lecture bingo bertujuan untuk merangsang
kemampuan berfikir siswa menjadi cepat dan dapat meningkatkan rasa
percaya diri serta tanggung jawab. Adapun sasaran dari penerapan
model pembelajaran ini adalah siswa Sekolah Dasar baik kelas rendah
Page 51
51
maupun kelas tinggi. Penggunaan model pembelajarn ini akan mudah
dipahami oleh guru dan peserta didik (Puji, 2016:17).
Lecture Bingo muncul dan coba diterapkan dalam pembelajaran di
sekolah, dengan tujuan kompetensi sebagai berikut:
a. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi peserta didik dalam proses
pembelajaran di sekolah, seperti pada mata pelajaran matematika
masalah perkalian dan pembagian.
b. Menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan bagi peserta didik.
Lecture bingo adalah tindakan kelas oleh pendidik yang merupakan
upaya untuk memecahkan masalah yang timbul dikelas.
Kemampuan peserta didik untuk memecahkan masalah melalui
lecture bingo menunjukan bahwa, baik peserta didik dengan
kemampuan tinggi, sedang, maupun rendah dapat meningkatkan
hasil belajarnya. Di samping itu, pembelajaran dengan permainan
bingo juga dapat meningkatkan antusias dan keaktifan peserta
didik. Hasil belajar peserta didik dapat terlihat dari hasil tes
sebelum diterapkannya model pembelajaran lecture bingo.
3. Langkah-langkah Lecture Bingo
Lecture bingo dapat diterapkan dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
Page 52
52
a. Susunlah sejumlah 24 atau 25 pertanyaan tentang materi pelajaran
tertentu yang dapat dijawab dengan menggunakan istilah baku.
Berikut adalah beberapa contoh istilahnya: angka penyebut yang
paling sedikit, Hieroglifik, Inflasi, Otokrasi, Database, Hukum
Humurabi, Byte, dan lain-lain.
b. Sortirlah pertanyaan menjadi lima tumpukan. Berilah label tiap
tumpukan dengan huruf B-I-N-G-O…… kartu bingo untuk setiap
peserta didik. Kartu ini mesti mirip betul dengan kartu Bingo biasa,
dengan nomor-nomor dalam tiap 24 celah dalam matrik 5 x 5
(celah tengah “kosong”).
c. Bacalah sebuah pertanyaan dengan angka yang terkait jika seorang
peserta didik memiliki angkanya dan dia dapat menuliskan
jawabannya dengan benar maka dia dapat mengisi celah tersebut.
d. Jika seorang peserta didik mencapai lima jawaban benar dalam
sebuah deretan (baik vertical, horizontal maupun diagonal), peserta
didik tersebut boleh meneriakkan “Bingo”. Permainan dapat
diteruskan hingga ke 25 celah tersebut berisi kelompok pemenang
dari tiap grup dan akan diadu kembali dalam babak final hingga
didapatkan sebuah kelompok sebagai pemenang.
e. Namun apabila kesempatan tersebut tidak dapat dilakukan atau
dengan kata lain jawabannya salah, strategi lain yang dapat
dilakukan adalah dengan menutup jalan (memilih angka) agar
kelompok lawanpun tidak dapat membuat deretan angka secara
Page 53
53
horizontal, vertikal, maupun diagonal. Bagi kelompok yang dapat
menjawab pertanyaan dengan benar akan menampilkan symbol
kelompok di atas papan bingo hingga membuat deretan secara
horizontal, vertical, atau diagonal. Kemudian berteriak “BINGO”
dan kelompok tersebut dinyatakan sebagai pemenang.
Agar tidak membosankan dan peserta didik akan lebih siaga maka
permainan dengan menggunakan bingo ini dapat dirancang dalam
suatu permainan berikut ini.
a. Buatlah materi pelajaran menjadi sampai dengan Sembilan poin
kunci.
b. Buatlah kartu Bingo yang berisi pion-poin kunci dalam
matrik/kotak 3 x 3. Letakkan sebuah poin yang berbeda pda
masing-masing kotak. Jika materi pelajaran kurang dari sembilan
poin biarkan beberapa kotak kosong.
c. Buatlah beberapa kartu Bingo lagi dengan poin-poin kunci yang
sama, tetapi letak poin kunci berada pada kotak yang berbeda-beda.
d. Bagikan kartu Bingo pada peserta didik. Bagikan juga Sembilan
kertas bundar berwarna yang dapat diletakkan pada kartu Bingo.
Mintalah peserta didik untuk mengikuti poin demi poin pelajaran
yang dijelaskan dan mereka menempelkan kertas bundar pada
kotak yang berisi poin yang sedang dijelaskan.
Page 54
54
e. Mintalah peserta didik yang dapat melengkapi tiga kotak vertical
atau horizontal atau diagonal dengan tempelan keras bundar
berwarna, ia mengucapkan bingo.
f. Selesaikan pelajaran. Biarkan peserta didik memperoleh bingo
sebanyak yang mereka dapat (Zainal, 2016:248-251).
E. Media Dekak
1. Pengertian Media Pembelajaran
Istilah media berasal dari bahasa latin medius yang merupakan
bentuk jamak dari “medium”. Sedangkan secara harfiah media berarti
“perantara” atau “pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber
pesan dengan penerima pesan. Dalam dunia pendidikan media telah
menjadi bagian yang tak terpisahkan untuk memudahkan serta
mewujudkan tercapainya pemahaman materi kepada siswa sehingga
seorang guru diharapkan mampu menggunakan metode dan media
untuk menciptakan suasana pembelajaran efektif, kreatif dan
menyenangkan (Kastolani, 2014:221).
Dalam hal ini beberapa ahli memberikan penjelasan tentang media
pembelajaran sebagai berikut. Menurut Arsyad dalam kastolani
(2014:221) media adalah manusia, materi atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa dapat memperoleh
pengetahuan, ketrampilan dan sikap, misalnya guru, buku, teks,
lingkungan sekolah. Adapun National Education Association (NEA)
dalam Sukiman (2012:28) mengartikan media sebagai segala benda
Page 55
55
yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan
beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut.
Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa media pembelajaran
merupakan suatu bagian yang tak terpisahkan dalam menyampaikan
pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemampuan peserta
didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri
peserta didik. Dalam hal ini media pembelajaran dapat dimaknai
sebagai alat bantu atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar, dengan maksud untuk menyampaikan pesan (informasi)
pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada
penerima (siswa maupun warga belajar). Pesan (informasi) yang
disampaikan melalui media, dalam bentuk isi atau materi pengajaran
itu harus dapat diterima oleh penerima pesan (siswa), dengan
menggunakan salah satu ataupun gabungan beberapa alat indera
mereka (Kastolani, 2014: 223).
Menurut Sukiman (2012:40-41) secara umum dapat dikatakan
media mempunyai kegunaan, antara lain:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
1) Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan
langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto,
slide, realita, film, radio atau model.
Page 56
56
2) Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh
indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide
atau gambar.
3) Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali
dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video,
film, foto, slide di samping secara verbal.
4) Objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah
dapat ditampilkan melalui film, gmbar, slide, atau simulasi
komputer.
5) Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat
disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video.
6) Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau
proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti
proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan
teknik-teknik rekaman seperti time-lapse untuk film, video,
slide, atau simulasi komputer.
c. Penggunan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif anak didik.
d. Memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan
pengalaman dan persepsi peserta didik terhadap isi pelajaran.
e. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman
kepada peserta didik tentang peristiwa-peristiwa dilingkungan
mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan
Page 57
57
guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui
karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun
binatang.
Jadi media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunanakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembeljaran), sehingga
dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
2. Tujuan dan Fungsi Media Pembelajaran
a. Tujuan media pembelajaran
Kastolani (2014:230) menyatakan bahwa tujuan media
dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Membantu proses belajar mengajar dalam memperjelas makna
pesan yang disampaikan.
2) Perangsang belajar yang dapat menumbuhkan motivasi belajar.
3) Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga
memudahkan pengajaran bagi guru.
4) Memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi
kongkret).
5) Menarik perhatian siswa lebih besar (prosesnya tidak
membosankan).
Sehingga tujuan media pembelajaran secara umum yaitu
membantu proses pembelajaran dalam memperjelas makna pesan
yang disampaikan dan menumbuhkan motivasi siswa.
Page 58
58
b. Fungsi media pembelajaran
Menurut Daryanto (2013:10) fungsi media dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada
masa lampau.
2) Mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena
jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang.
3) Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang
sukar diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak
memungkinkan, baik karena terlalu besar atau terlalu kecil.
4) Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati
secara langsung karena sukar ditangkap.
5) Melihat bagian-bagian tersembunyi dari suatu alat.
6) Dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan
mengamati suatu obyek secara serempak.
7) Dengan mudah membandingkan sesuatu.
8) Melihat ringkasan dari suatu rangkaian yang lama atau panjang.
Sehingga fungsi media pembelajaran dapat disimpulkan
sebagai penyaji stimulus informasi, sikap dan lain-lain.
3. Nilai Media Pembelajaran
Nilai media dalam pembelajaran adalah ukuran yang harus
mendapat respon dalam meletakkan dasar proses kegiatan belajar
mengajar bagi seorang guru dalam menjalankan tugas
Page 59
59
pembelajarannya sehingga proses pembelajaran yang dijalankan
seorang guru akan lebih bermakna. Media dalam proses pembelajaran
mempunyai nilai-nilai sebagai berikut:
a. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang
dimiliki siswa. Pengalaman masing-masing individu yang beragam
karena kehidupan keluarga dan masyarakat sangat menentukan
macam pengalaman yang dimiliki mereka. Dua orang anak yang
hidup di dua lingkungan yang berbeda akan mempunyai
pengalaman yang berbeda pula.
b. Media dapat mengatasi ruang kelas. Banyak hal yang sukar untuk
dialami secara langsung oleh siswa di dalam kelas, seperti: objek
yang terlalu besar atau terlalu kecil, gerakan-gerakan yang diamati
terlalu cepat atau telalu lambat.
c. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa
dengan lingkungan. Gejala fisik dan sosial dapat diajak
berkomunikasi dengannya.
d. Media menghasilkan keseragaman pengamatan. Pengamatan yang
dilakukan siswa dapat secara bersama-sama diarahkan kepada hal-
hal yang dianggap penting sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
e. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan
realistis.
f. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru.
Dengan menggunakan media, horizon pengalaman anak semakin
Page 60
60
luas, persepsi semakin tajam, dan konsep-konsep dengan
sendirinya semakin lengkap, sehingga keinginan dan minat baru
untuk belajar selalu timbul.
g. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa
untuk belajar.
h. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu
konkrit sampai kepada yang abstrak (Basyiruddin, 2002:14).
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai dalam
media pembelajaran yaitu media dapat mengatasi masalah dalam
kegiatan pembelajaran, seperti keterbatasan pengalaman yang dimiliki
siswa, mengatasi ruang kelas, menanamkan konsep yang konkrit dan
lain-lain.
4. Media Dekak
Kegunaan media dalam pembelajaran yaitu untuk memperjelas
konsep atau materi dalam matematika, media yang dipakai untuk
mempermudah memahami, penggunaan media pendidikan secara tepat
dan bervariasi dapat mengatasi sifat pasif anak didik (menimbulkan
kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung
dengan lingkungan dan kenyataan (dikutip Marzuki, 2015:2).
Dekak adalah alat yang digunakan sebagai media yang berfungsi
untuk memodelkan bilangan secara konkrit, dekak-dekak yang
berbentuk bangun balok, dituliskan dengan bilangan-bilangan. Alat
bantu dekak yang digunakan adalah yang terbuat dari kardus.
Page 61
61
Langkah-langkah pembuatan
1. Alat dan bahan
Alat:
a. Gunting
b. Penggaris
c. Cutter
d. Spidol
Bahan
a. Kardus bekas
b. Sterofom
c. Kertas HVS
d. Karton
e. Batang lidi
2. Langkah-langkah
a. Siapkan alat-alat yang telah disediakan.
b. Sediakan sebuah kardus bekas sebagai bidang dasar.
c. Bungkus kardus tersebut dengan kertas karton.
d. Ambil sterofom, lalu potong berbentuk persegi panjang dengan
ukuran 50x 4
e. Susunlah kardus yang yang telah dipotong tadi sehingga
berbentuk balok. Sebanyak 3 balok.
f. Buatlah lubang sebanyak 10 buah diatas balok tersebut
g. Potong lidi dengan panjang 5 cm, kemudian lilit dengan lakban
Page 62
62
h. Tancapkan potongan lidi kedalam lubang balok.
i. Lalu tempelkan balok yang berisi potongan lidi yang dililit
lakban tadi ke bidang dasar.
j. Untuk lembar pencarian, buatlah dari kertas HVS dan diberi
nomor dari 1-100 atau lebih.
k. Kemudian gantung pada bidang dasar menggunakan benang
nilon.
l. Lalu buat juga lembar kerjanya dari kertas HVS.
m. Selanjutnya buatlah cincin-cincin penanda dari kalender bekas.
n. Media siap digunakan.
F. Kaitan Antara Model Pembelajaran Lecture Bingo dan Media Dekak
dengan Hasil Belajar Matematika
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua
jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Bahkan Matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara informal.
Belajar Matematika merupakan suatu syarat cukup untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang berikutnya. Karena dengan belajar Matematika, kita
akan belajar bernalar secara kritis, kreatif, dan aktif. Matematika
merupakan ide-ide abstrak yang merupakan simbol-simbol, maka konsep-
konsep matematika harus dipahami terlebih dahulu sebelum memanipulasi
simbol-simbol itu.
Pada usia sekolah dasar (7-8 tahun hingga 12-13 tahun), menurut teori
kognitif Piaget termasuk pada tahap operasional konkret. Berdasarkan
Page 63
63
perkembangan kognitif ini, maka anak usia sekolah dasar pada umumnya
mengalami kesulitan dalam memahami matematika yang bersifat abstrak.
Karena keabstrakannya matematika relatif tidak mudah untuk dipahami
oleh siswa sekolah dasar pada umunya (Susanto, 2013:183-184).
Penggunaan model pembelajaran dan media yang menarik dapat
membangkitkan rasa kebersamaan dengan teman, mengasah kerjasama
dan membantu guru menyampaikan materi dengan lebih mudah. Hal ini
dapat ditunjukan dari antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran secara
berkelompok dengan menggunakan model pembelajaran lecture bingo.
Kelebihan dalam penerapan model pembelajaran lecture bingo dan
media dekak ini yaitu siswa akan merasa rileks dan merasa senang, tidak
merasa terpaksa dan takut, padahal mereka sedang mengikuti
pembelajaran. Model pembelajaran dengan bantuan media dekak ini
sebagai sarana bagi siswa untuk melaksanakan latihan melalui kegiatan
interaktif dan kreatif yang menyenangkan yaitu dengan permainan. Selain
itu juga dapat meningkatkan keterampilan, penanaman konsep,
pemahaman dan pemantapannya, meningkatkan kemampuan menemukan
dan memecahkan masalah.
Media sangat berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan,
termasuk untuk meningkatkan kualitas pendidikan Matematika. Media
dapat digunakan untuk membangun pemahaman dan penguasaan objek
pendidikan. Dengan menggunakan media atau alat peraga, konsep dan
simbol matematika yang tadinya bersifat abstrak menjadi konkret.
Page 64
64
Sehingga kita dapat memberikan pengalaman konsep dan simbol
Matematika sejak dini, disesuaikan dengan taraf berfikir anak.
Media dekak sangat sederhana, menggambarkan secara kongkret
proses penemuan siswa mengenai faktor bilangan dan kelipatan bilangan.
Melalui media dekak siswa lebih mudah memahami materi Faktor
Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK).
Dengan media ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk belajar dan
dapat membantu kesulitan siswa dalam memperlajari materi Faktor
Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK),
sehingga hasil belajar siswa akan meningkat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
lecture bingo dan media dekak dapat meningkatkan antusiasme siswa
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Karena penggunaan model
pembelajaran dan media ini dapat membuat siswa merasa rileks dan
merasa senang, tidak merasa terpaksa dan takut, padahal mereka sedang
mengikuti pembelajaran.
Page 65
65
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Darul Falah Tawang 02
1. Profil MI Darul Falah Tawang 02
a. Identitas Madrasah
Nama Madrasah : MI Darul Falah Twang 02
NIS : 563
NSS : 111233220027
NPSN : 50712871
Propinsi : Jawa Tengah
Kecamatan : Susukan
Desa / Kelurahan : Tawang
Kode Pos : 50777
Telepon : 081325006433
Status Madrasah : Swasta
Tahun berdiri : 1973
Bangunan Sekolah Milik Sendiri
b. Visi dan Misi MI Darul Falah Tawang 02
1) Visi
Terwujudnya peserta didik yang unggul dalam prestasi, dan
berakhlakul karimah dalam masyarakat
2) Misi
Page 66
66
a) Meningkatkan kegiatan keagamaan.
b) Mempercepat hubungan dan kerja sama dalam masyarakat.
c) Meningkatkan efektifitas KBM.
d) Meningkatkan profesionalisme guru.
e) Meningkatkan pendayagunaan sarana dan prasarana.
f) Meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler.
g) Menumbuhkan semangat oretasi.
2. Data Guru dan Karyawan di MI Darul Falah Tawang 02
Tabel 3.1
Data Guru dan Karyawan
No Nama Guru Status
Guru
Guru
Kelas/Mapel
Latar
Pend. Sertifikasi
1 Sumiyati S.Pd.I
GTY
GURU
KELAS IV
S1-
PGMI SUDAH
2 Titik Widyastuti, S.Pd.I
GTY
GURU
KELAS VI
S1-
PGMI SUDAH
3 Faizah, S.Pd.I
GTY GURU
KELAS III
S1-
PGMI SUDAH
4 Esti Winarni, S.Pd.I
GTY GURU
KELAS I
S1-
PGMI BELUM
5 Slamet Eko Apriyanto,
S.Pd GTY
GURU
KELAS II BK BELUM
6 Ahmad Marzuqi, S.Pd
GTY GURU
KELAS V
S1-
PGMI BELUM
7
Muhammad
Nuruddin,S.PdI GTY
GURU
MAPEL
B.Ing
B.Ing SUDAH
8 Panut Muniri
GTY PENJAGA
SPG -
9 Wakit
GTY PEGAWAI
TU SPG -
Page 67
67
3. Karakteristik siswa kelas IV di MI Darul Falah Tawang 02
Siswa kelas IV di MI Darul Falah Tawang 02 berjumlah 15 siswa
yang terdiri dari 9 perempuan dan 6 laki-laki. Berikut daftar siswa
kelas IV:
Tabel 3.2
Daftar siswa kelas IV di MI Darul Falah Tawang 02
Tahun Pelajaran 2018/2019
No. Nama L/P
1. Anisa Al Mughfiroh P
2. Devita Tia Anastasya P
3. Firda Bela Aulia P
4. Hendra Pratama L
5. Laila Meiyasyifa P
6. Faris Makin L
7. Muhammad Arhan Nazil L
8. M. Wildan Alfin Muktafirin L
9. Muhammad Ridho Bahtiar L
10. Oktavia Nurutami P
11. Selviana Agustin Putri P
12. M. Septian Dwi Cahyo L
13. Sofianingsih P
14. Siti Tri Arfiyanti P
15. Jessica Putri Anggrainy P
Page 68
68
4. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran
matematika materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan
Persekutuan Terkecil (KPK) pada semester ganjil tahun 2018.
Penelitian menggunakan model pembelajaran Lecture Bingo dan media
dekak yang dilaksanakan kedalam 2 siklus. Penelitian tersebut
dilaksanakan pada jam mata pelajaran matematika sesuai dengan
jadwal pelajaran matematika kelas II di MI Darul Falah Tawang 02.
a. Kegiatan observasi awal pada tanggal 10 Agustus 2018.
b. Kegiatan siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 2018.
c. Kegiatan siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2018.
B. Deskripsi Siklus 1
Pelaksanaa tindakan pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 28
Agustus 2018. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester
ganjil mata pelajaran Matematika Kelas IV selama 2 jam pelajaran (2X35
menit). Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilakukan dalam 4 tahapan,
yaitu tahap perencanaan (Planning), tindakan (action), observasi
(observation), refleksi (reflection), secara garis besar pelaksanaan dapat
dideskripsikan sebagai berikut :
1. Perencanaan
Tahap ini mencakup kegiatan sebagai berikut:
a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada hari rabu
tanggal 28 Agustus 2018.
Page 69
69
b. Menyusun RPP.
c. Menyiapkan instrument penilaian untuk guru dan siswa.
d. Menyiapkan alat pembelajaran.
e. Menyiapkan media dekak.
f. Menyiapkan lembar evaluasi pre-test dan post-test.
2. Tindakan
Pada tahap ini guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan
RPP yang telah disusun.
a. Kegiatan Awal
1) Guru membuka pembelajaran dengan salam
2) Guru dan siswa mengawali pelajaran dengan membacan doa
3) Guru menanyakan keadaan siswa
4) Guru mengecek kehadiran siswa
5) Guru meminta siswa untuk menyiapka alat tulis
6) Guru melakukan apersepsi
7) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
8) Pre test
b. Kegiatan Inti
1) Guru memperkenalkan media dekak kepada siswa
2) Guru menjelaskan materi KPK dan FPB
3) Guru menjelaskan tentang cara penggunaan media dekak pada
materi FPB dan KPK.
Page 70
70
4) Guru membagi siswa menjadi dua kelompok dan diberi nama
dengan tim biru dan tim merah.
5) Setiap kelompok diberikan spidol berwarna biru dan merah.
6) Guru menyiapkan papan bingo.
7) Guru menjelaskan cara bermain dengan papan bingo.
8) Guru memberikan pertanyaan mengenai materi FPB dan KPK.
9) Dari kedua kelompok, siapa yang terlebih dahulu tunjuk jari,
maka kelompok tersebut yang diberi kesempatan untuk
menjawab dengan menggunakan bantuan media dekak.
10) Kelompok yang berhasil menjawab diberikan kesempatan
untuk memberikan lingkaran dengan spidol yang diberikan
guru ke papan bingo.
11) Kelompok yang berhasil mengumpulkan tanda dengan garis
sejajar akan mendapatkan nilai lebih.
12) Guru memberikan reward kepada kelompok yang menang.
13) Guru bertanya kepada siswa tentang pemahaman mengenai
materi yang telah dipelajari.
14) Guru memberika lembar soal pos test dari kegiatan yang telah
dilakukan.
c. Kegiatan Akhir
1) Guru melakukan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan
dengan bertanya tentang kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
Page 71
71
2) Guru mengingatkan siswa untuk belajar materi pembelajaran
selanjutnya.
3) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan
mengucapkan salam.
3. Pengamatan
Pada tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, yaitu:
a. Memperhatikan sikap dan perilaku guru serta siswa saat proses
pembelajaran sedang berlangsung.
b. Peneliti mengamati dengan menggunakan lembar observasi.
Berikut hasil pengamatan guru dan siswa pada siklus 1:
Tabel 3.3
Lembar Observasi Guru Siklus 1
No. Aspek yang diamati Skor
3 2 1
Kemampuan guru membuka
pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi awal √
3. Memberikan apersepsi √
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
Sikap guru dalam proses
pembelajaran
5. Kejelasan artikulasi suara √
6. Antusiasme dalam penampilan √
7. Mobilitas posisi mengajar √
Penguasaan bahan belajar
8. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam
RPP
√
Bersambung. . .
Page 72
72
9. Kejelasan dalam menyampaikan materi
ajar
√
10. Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan bahan ajar
√
Kegiatan pembelajaran
11. Penyajian bahan pelajaran sesuai sesuai
dengan tujuan atau indikator yang telah
ditetapkan
√
12. Penerapan model pembelajaran lecture
bingo
√
13. Memiliki keterampilan dalam
merespon dan menanggapi pertanyaan
siswa
√
14. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu
√
Pemanfaatan sumber belajar/ media
pembelajaran
15. Menggunakan media secara efektif dan
efisien
√
16. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media
√
Evaluasi pembelajaran
17. Penilaian relevan dengan tujuan yang
telah ditetapkan
√
18. Penilaian yang diberikan sesuai dengan
RPP
√
Kemampuan menutup kegiatan
pembelajaran
29. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
√
20. Memberikan kesempatan bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
21. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
√
Jumlah 45 12
Total 57
Kategori Baik
Sambungan. . . .
Page 73
73
Keterangan :
Skor Nilai
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Kategori total kinerja guru
50 – 63 = baik
36 – 49 = cukup
22 – 35 = kurang
Tabel 3.4
Lembar Obervasi Siswa Siklus 1
No. Aspek yang diamati Skor
3 2 1
1. Siswa merespon apersepsi/motivasi yang
diberikan guru
√
2. Siswa mendengarkan saat tujuan
pembelajaran disampaikan
√
3. Siswa memusatkan perhatian pada materi
pembelajaran yang dipelajari
√
4. Siswa antusias ketika guru menjelaskan
materi dengan menggunakan media
√
5. Siswa antusias saat diperkenalkan guru
mengenai permainan bingo
√
6. Siswa antusias dalam melakukan
permainan bingo
√
7. Bekerja sama dalam kelompok pada saat
melakukan permainan
√
8. Siswa memberikan tanggapan saat guru
mengecek pemahaman
√
9. Siswa mengerjakan dengan tertib saat
dilaksanakan tes evaluasi
√
10. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai
waktunya
√
Jumlah 18 8
Total 26
Kategori Baik
Page 74
74
Keterangan:
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Kategori:
24 – 30 = baik
17 – 23 = cukup
10 – 16 = kurang
4. Refleksi
Tahap akhir pada siklus ini peneliti menemukan beberapa
keberhasilan, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Siswa antusias mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran lecture bingo.
b. Siswa terlihat tertarik dengan media pembelajaran yang digunakan.
c. Sebagian besar siswa mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan guru.
d. Sebagian besar siswa dapat menjawab soal-soal FPB dan KPK
yang diberikan dengan bantuan media dekak.
Meskipun terdapat keberhasilan namun selama proses
pembelajaran siklus 1 masih terdapat beberapa kekurangan.
Kekurangan kekurangan tersebut diantaranya adalah:
a. Ada beberapa siswa yang tidak menjawab salam dari guru karena
sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Page 75
75
b. Siswa masih belum dapat memanfaatkan waktu yang tersedia
dengan tepat dalam mengerjakan soal post-test.
C. Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 29
Agustus 2018. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester
ganjil mata pelajaran Matematika kelas IV selama 2 jam pelajaran (2x35
menit). Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilaksanakan dalam 4
tahapan, yaitu tahap perencanaan (planning), tindakan (action),
pengamatan (observation), refleksi (reflection), secara garis besar
pelaksanaan dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Perencanaan (planning)
Berdasarkan refleksi yang diperoleh dari observasi dan hasil
perolehan nilai pada siklus I, maka siklus II merupakan perbaikan dari
siklus I. Rencana tindakan siklus II yang dilakukan oleh peneliti adalah:
Tahap ini mencakup kegiatan sebagai berikut:
a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada hari rabu
tanggal 28 Agustus 2018.
b. Menyusun RPP.
c. Menyiapkan instrument penilaian untuk guru dan siswa.
d. Menyiapkan alat pembelajaran.
e. Menyiapkan media dekak.
f. Menyiapkan lembar evaluasi pre-test dan post-test.
2. Tindakan (action)
Page 76
76
Pada tahap ini guru melaksanaka proses pembelajaran sesuai dengan
RPP yang telah disusun sebelumnya.
a. Kegiatan Awal
1) Guru membuka pembelajaran dengan salam
2) Guru dan siswa mengawali pelajaran dengan membacan doa
3) Guru menanyakan keadaan siswa
4) Guru mengecek kehadiran siswa
5) Guru meminta siswa untuk menyiapka alat tulis
6) Guru melakukan apersepsi
7) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
8) Pre test
b. Kegiatan Inti
1) Guru menuliskan beberapa soal mengenai FPB dan KPK di
papan tulis.
2) Guru menunjuk beberapa siswa yang nilainya belum memenuhi
KKM pada kegiatan siklus I untuk mengerjakan soal di papan
tulis.
3) Guru menyiapkan papan bingo dan media dekak.
4) Guru membagi siswa menjadi dua kelompok dan diberi nama
dengan tim biru dan tim merah.
5) Setiap kelompok diberikan spidol berwarna biru dan merah.
6) Guru memberikan pertanyaan mengenai materi FPB dan KPK.
Page 77
77
7) Dari kedua kelompok, siapa yang terlebih dahulu tunjuk jari,
maka kelompok tersebut yang diberi kesempatan untuk
menjawab dengan menggunakan bantuan media dekak.
8) Kelompok yang berhasil menjawab diberikan kesempatan
untuk memberikan lingkaran dengan spidol yang diberikan
guru ke papan bingo.
9) Kelompok yang berhasil mengumpulkan tanda dengan garis
sejajar akan mendapatkan nilai lebih.
10) Guru memberikan reward kepada kelompok yang menang.
11) Guru bertanya kepada siswa tentang pemahaman mengenai
materi yang telah dipelajari.
12) Guru memberika lembar soal pos test dari kegiatan yang telah
dilakukan.
c. Kegiatan Akhir
1) Guru melakukan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan
dengan bertanya tentang kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
2) Guru mengingatkan siswa untuk belajar materi pembelajaran
selanjutnya.
3) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan
mengucapkan salam.
3. Pengamatan (observation)
Page 78
78
Pada tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Peneliti mengamati dengan
menggunakan lembar observasi guru dan siswa yang telah disiapkan
untuk melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa dalam
kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Berikut ini adalah
hasil pengamatan guru dan siswa:
Tabel 3.5
Lembar Observasi Guru Siklus II
No. Aspek yang diamati Skor
3 2 1
Kemampuan guru membuka pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi awal √
3. Memberikan apersepsi √
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
Sikap guru dalam proses pembelajaran
5. Kejelasan artikulasi suara √
6. Antusiasme dalam penampilan √
7. Mobilitas posisi mengajar √
Penguasaan bahan belajar
8. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam RPP
√
9. Kejelasan dalam menyampaikan materi ajar √
10. Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan bahan ajar
√
Kegiatan pembelajaran
11. Penyajian bahan pelajaran sesuai sesuai
dengan tujuan atau indikator yang telah
ditetapkan
√
12. Penerapan model pembelajaran lecture bingo √
13. Memiliki keterampilan dalam merespon dan
menanggapi pertanyaan siswa
√
14. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu √
Pemanfaatan sumber belajar/ media
Bersambug. . .
Page 79
79
pembelajaran
15. Menggunakan media secara efektif dan
efisien
√
16. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media √
Evaluasi pembelajaran
17. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
√
18. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √
Kemampuan menutup kegiatan
pembelajaran
19. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
√
20. Memberikan kesempatan bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
21. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
√
Jumlah 57 4
Total 61
Kategori Baik
Keterangan :
Skor Nilai
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Kategori total kinerja guru
50 – 63 = baik
36 – 49 = cukup
22 – 35 = kurang
Tabel 3.6
Lembar Obervasi Siswa Siklus II
No. Aspek yang diamati Skor
3 2 1
1. Siswa merespon apersepri/motivasi yang
diberikan guru
√
2. Siswa mendengarkan saat tujuan
pembelajaran disampaikan
√
3. Siswa memusatkan perhatian pada materi
pembelajaran yang dipelajari
√
Sambungan. . . .
Bersambung. . .
Page 80
80
4. Siswa antusias ketika guru menjelaskan
materi dengan menggunakan media
√
5. Siswa antusias saat diperkenalkan guru
mengenai permainan bingo
√
6. Siswa antusias dalam melakukan permainan
bingo
√
7. Bekerja sama dalam kelompok pada saat
melakukan permainan
√
8. Siswa memberikan tanggapan saat guru
mengecek pemahaman
√
9. Siswa mengerjakan dengan tertib saat
dilaksanakan tes evaluasi
√
10. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai
waktunya
√
Jumlah 24 4
Total 28
Kategori Baik
Keterangan:
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Kategori:
24 – 30 = baik
17 – 23 = cukup
10 - 16 = kurang
4. Refleksi (reflection)
Setelah mengumpulkan dan menganalisis data, didapati bahwa
hasil belajar pada siklus II sudah jauh lebih baik dari siklus I, karena
hampir semua siswa dapat mengikuti proses pembelajaran secara aktif
dengan menerapkan model pembelajaran lecture bingo dan media
Sambungan. . . .
Page 81
81
dekak. Siswa terlihat antusias dan senang dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran yang sedang berlangsung. Pada siklus II guru dan siswa
dapat melaksanakan peran masing-masing dengan sangat baik.
Selain itu hasil observasi dan hasil nilai yang didapat juga
menunjukan perubahan hasil yang sangat baik. Nilai siswa pada siklus
II sudah mencapai target ketuntasan yang diharapkan yaitu 85%
dinyatakan tuntas. Selain itu, nilai rata-rata kelas juga sudah melebihi
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Oleh karena itu tidak diperlukan
lagi perbaikan tindakan. Kegiatan pada siklus II ini menjadi
keberhasilan dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas
IV MI Darul Falah Tawang 02 Tahun Pelajaran 2018/2019 pada materi
Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan
Terkecil (KPK) dengan menggunakan model pembelajaran lecture
bingo dan media dekak.
Page 82
82
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bagian ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan sesuai
dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bahwa model pembelajaran
lecture bingo dan media dekak dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran matematika materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan
Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) pada siswa kelas IV di MI Darul Falah
Tawang 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2018/2019.
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi pra siklus
Kondisi awal sebelum dilakukannya tindakan penelitian, kegiatan
pembelajaran di MI Darul Falah Tawang 02 sudah berlangsung dengan
baik. Menurut peneliti guru menyampaikan materi pembelajaran
dengan padat dan jelas. Perhatian guru terhadap siswa ketika
pembelajaran juga sudah baik. Siswa mengikuti pembelajaran dengan
baik meskipun masih ada beberapa siswa yang belum fokus terhadap
materi yang disampaikan guru. Akan tetapi ketika siswa diberikan soal
post-test, sebagian besar siswa di kelas tersebut masih belum tuntas,
seperti tabel nilai dibawah ini :
Page 83
83
Table 4.1
Hasil Nilai Post-test Pra Siklus
No. Nama Nilai Keterangan
1. Anisa Al Mughfiroh 10 Tidak Tuntas
2. Devita Tia Anastasya 80 Tuntas
3. Firda Bela Aulia 20 Tidak Tuntas
4. Hendra Pratama 30 Tidak Tuntas
5. Laila Meiyasyifa 60 Tidak Tuntas
6. Faris Makin 70 Tuntas
7. Muhammad Arhan Nazil 60 Tidak Tuntas
8. M. Wildan Alfin Muktafirin 50 Tidak Tuntas
9. Muhammad Ridho Bahtiar 60 Tidak Tuntas
10. Oktavia Nurutami 50 Tidak Tuntas
11. Selviana Agustin Putri 50 Tidak Tuntas
12. M. Septian Dwi Cahyo 40 Tidak Tuntas
13. Sofianingsih 30 Tidak Tuntas
14. Siti Tri Arfiyanti 70 Tuntas
15. Jessica Putri Anggrainy 60 Tidak Tuntas
Rata-rata 49.33
Keterangan:
Tuntas : 3
Tidak Tuntas : 12
a. Nilai rata-rata pra siklus
M =
=
= 49.33
b. Persentase ketuntasan siswa pra siklus
Page 84
84
M =
x 100%
=
x 100%
= 20%
c. Persentase siswa tidak tuntas
M =
x 100%
=
x 100%
= 80%
Dari data diatas dapat diketahui bahwa rata-rata kelas adalah 49.33.
siswa yang tuntas sebanyak 3 siswa dan yang tidak tuntas sebanyak 12
siswa.
2. Deskripsi Hasil Siklus 1
Pada siklus I peneliti mencoba menggunaka model pembelajaran
lecture bingo dan media dekak pada proses pembelajaran matematika
materi Faktor Perdekutuan Bilangan (FPB) dan Kelipatan Persekutuan
Terkecil (KPK) yang dilaksanakan pada hari Rabu 28 Agustus 2018.
Selama proses pembelajaran peneliti juga melakukan pengamatan
terhadap aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
Kegiatan pembelajaran ini diakhiri dengan mengerjakan soal
tertulis (post-test) dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa dalam menguasai materi Faktor Perdekutuan
Bilangan (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK). Hasil nilai
Page 85
85
tersebut juga dijadika sebagai indikator keberhasilan pembelajaran
Faktor Perdekutuan Bilangan (FPB) dan Kelipatan Persekutuan
Terkecil (KPK) dengan menerapkan model pembelajaran lecture bingo
dan media dekak. Dari instrument soal test diperoleh data sebagai
berikut :
Tabel 4.2
Nilai Siswa Siklus 1
No. Nama Nilai Keterangan
1. Anisa Al Mughfiroh 30 Tidak Tuntas
2. Devita Tia Anastasya 100 Tuntas
3. Firda Bela Aulia 50 Tidak Tuntas
4. Hendra Pratama 70 Tuntas
5. Laila Meiyasyifa 80 Tuntas
6. Faris Makin 70 Tuntas
7. Muhammad Arhan Nazil 80 Tuntas
8. M. Wildan Alfin Muktafirin 60 Tidak Tuntas
9. Muhammad Ridho Bahtiar 80 Tuntas
10. Oktavia Nurutami 70 Tuntas
11. Selviana Agustin Putri 70 Tuntas
12. M. Septian Dwi Cahyo 50 Tidak Tuntas
13. Sofianingsih 60 Tidak Tuntas
14. Siti Tri Arfiyanti 90 Tuntas
15. Jessica Putri Anggrainy 80 Tuntas
Jumlah 1040
Keterangan:
Tuntas : 10
Tidak Tuntas : 5
Page 86
86
a. Nilai rata-rata siklus I
M =
=
= 69.33
b. Persentase ketuntasan siswa siklus I
P =
x 100%
=
x 100%
= 66.67 %
c. Persentase siswa tidak tuntas
P =
x 100%
=
x 100%
= 33.33 %
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai post-test
siswa adalah 69.33, dengan jumlah siswa yang dinyatakan lulus pada
post-test siswa tuntas berjumlah 10 siswa dengan persentase
ketuntasan siswa 66.67%.
Meskipun telah mengalami peningkatan, namun jumlah ketuntasan
belajar siswa masih belum mencapai target, yaitu siswa yang
memperoleh nilai diatas KKM yakni 70 sebanyak 85%. Sehingga
peneliti melanjutkan penelitian di siklus selanjutnya dengan
Page 87
87
menggunakan model pembelajaran lecture bingo dan media dekak
untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I.
3. Deskripsi Hasil Siklus II
Pada siklus II peneliti mencoba menggunaka model pembelajaran
lecture bingo dan media dekak pada proses pembelajaran matematika
materi Faktor Perdekutuan Bilangan (FPB) dan Kelipatan Persekutuan
Terkecil (KPK) yang dilaksanakan pada hari Kamis 29 Agustus 2018.
Selain memaksimalkan penerapan model pembelajaran lecture bingo
dan media dekak, peneliti juga mencoba mengatasi beberapa
kekurangan yang ada pada siklus I. Dari instrument soal tes didapatkan
nilai sebagai berikut:
Tabel 4.3
Nilai Siswa Siklus II
No. Nama Nilai Keterangan
1. Anisa Al Mughfiroh 50 Tidak Tuntas
2. Devita Tia Anastasya 100 Tuntas
3. Firda Bela Aulia 80 Tuntas
4. Hendra Pratama 80 Tuntas
5. Laila Meiyasyifa 90 Tuntas
6. Faris Makin 70 Tuntas
7. Muhammad Arhan Nazil 80 Tuntas
8. M. Wildan Alfin Muktafirin 70 Tuntas
9. Muhammad Ridho Bahtiar 100 Tuntas
10. Oktavia Nurutami 70 Tuntas
11. Selviana Agustin Putri 90 Tuntas
12. M. Septian Dwi Cahyo 70 Tuntas
Bersambung. . .
Page 88
88
13. Sofianingsih 80 Tuntas
14. Siti Tri Arfiyanti 100 Tuntas
15. Jessica Putri Anggrainy 100 Tuntas
Jumlah 1230
Keterangan:
Tuntas : 14
Tidak Tuntas : 1
a. Nilai rata-rata siklus II
M =
=
= 82
b. Persentase ketuntasan siswa siklus II
P =
x 100%
=
x 100%
= 93.33 %
c. Persentase siswa tidak tuntas
P =
x 100%
=
x 100%
= 6.67 %
Dari data siklus II dapat disimpulkan bahwa nilai siswa pada siklus
II lebih meningkat jika dibandingkan dengan siklus I. Hal ini
ditunjukan dengan jumlah siswa dinyatakan tuntas dari hasil belajar
Sambungan. . . .
Page 89
89
pada siklus I yaitu 69,33% dengan jumlah siswa tuntas 10 siswa,
sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 14 siswa
dengan persentase ketuntasan 93.33 %.
Penelitian pada siklus I dan siklus II sudah cukup untuk
memperlihatkan adanya peningkatan hasil belajar. Hasil Pembelajaran
ini sudah memenuhi standar ideal ketuntasan belajar yaitu 85% siswa
sudah mencapai KKM/ dinyatakan tuntas. Sehingga peneliti tidak
perlu melanjutkan ke siklus berikutnya. Adapun 1 siswa yang belum
tuntas, menurut pengamatan memang kurang memiliki motivasi untuk
belajar, tidak fokus dalam mengikuti pembelajaran, dan kurang aktif
ketika pembelajaran berlangsung.
B. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, dari
data yang diperoleh menunjukan terjadinya peningkatan nilai yang cukup
baik. Selain itu antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran juga
sangat tinggi. Sehingga jika dipadukan dengan model pembelajran lecture
bingo dan media dekak dalam pembelajaran Matematika dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di MI Darul Falah Tawang 02
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Hal ini dapat dilihat dari hasil
post-test siswa. Berikut hasil rekapitulasi nilai siswa per silklus;
Page 90
90
Tabel 4.4
Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus
No. Nama Pra Siklus Siklus I Siklus II
1. Anisa Al Mughfiroh 10 30 50
2. Devita Tia Anastasya 80 100 100
3. Firda Bela Aulia 20 50 80
4. Hendra Pratama 30 70 80
5. Laila Meiyasyifa 60 80 90
6. Faris Makin 70 70 70
7. Muhammad Arhan Nazil 60 80 80
8. M. Wildan Alfin M 50 60 70
9. Muhammad Ridho B 60 80 100
10. Oktavia Nurutami 50 70 70
11. Selviana Agustin Putri 50 70 90
12. M. Septian Dwi Cahyo 40 50 70
13. Sofianingsih 30 60 80
14. Siti Tri Arfiyanti 70 90 100
15. Jessica Putri Anggrainy 60 80 100
Rata-rata 49.33 69.33 82
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa perolehan rata-rata
nilai pada pra siklus 49.33, siklus I 69.33 dan pada siklus II meningkat
menjadi 93.33. berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui bahwa
pelaksanaan PTK dengan menggunakan model pembelajaran lecture bingo
dan media dekak dapat meningkatkan hasil belajar.
Hasil dari penelitian ini memperoleh hasil seperti di atas. Berikut
penjabaran hasil penelitian dari siklus ke siklus.
Page 91
91
1. Siklus I
Proses pembelajaran pada siklus I , peneliti menggunakan model
pembelajaran lecture bingo dan media dekak. Adapun dalam penelitian
mencakup 4 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap
pengamatan atau observasi dan tahap refleksi. Sebelum dilakukan
penelitian, peneliti melakukan observasi di MI Darul Falah Tawang 02
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
Pada tahap ini hasil evaluasi yang diperoleh pada siswa kelas IV
tahun pelajaran 2018/2019 adalah 66.67 % siswa tuntas (10 siswa) dan
siswa yang tidak tuntas sebesar 33.33 % (5 siswa). Hasil ketuntasan ini
meningkat dari nilai pra siklus siswa yang di dapatkan ada 12 siswa
yang tidak tuntas dan ada 3 siswa yang tuntas, dengan persentase
ketuntasan 20%. Peningkatan hasil belajar siswa ini dapat di lihat dari
grafik peningkatan hasil belajar siswa di bawah ini :
Grafik 4.1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Pra Siklus Siklus I
Page 92
92
Dalam pelaksanaan siklus I ini masih banyak kekurangan yang
harus diperbaiki. Selain itu,meskipun ketuntasan belajar siswa telah
meningkat, namun belum mencapai target yaitu sebanyak kurang lebih
85% siswa. Oleh karena itu, penelitian akan dilanjutkan pada siklus II.
2. Siklus II
Pada siklus II tindakan penelitian mempertimbang kekurangan dan
kendala yang muncul pada siklus I. untuk proses pembelajaran masih
sama dengan siklus I yaitu dengan menggunakan model pembelajaran
lecture bingo dan media dekak. Melalui data yang diperoleh pada
siklus II dapat dilihat terjadi peningkatan yang signifikan pada hasil
belajar siswa. Hasil tes evaluasi yang diperoleh pada siklus II yaitu
93.33% (14 siswa) tuntas, sedangkan 6.67% (1 siswa) tidak tuntas.
Dengan demikian, persentase nilai yang diperoleh pada siklus II telah
memenuhi target yang telah ditetapkan peneliti yaitu 85% siswa tuntas
atau mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan MI Darul Falah
Tawang 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
Oleh karena itu, pembelajaran matematika kelas IV materi Faktor
Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
dengan menggunakan model pembelajaran lecture bingo dan media
dekak dianggap telah berhasil dan pelaksanaan penelitian berhenti
pada siklus II. Berikut ini adalah tabel peningkatan hasi belajar dari
siklus I dan siklus II dan grafik peningkatan hasil belajar siswa siklus
II :
Page 93
93
Tabel 4.5
Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
No. Nama Hasil Belajar
Siklus I Siklus II
1. Anisa Al Mughfiroh 30 50
2. Devita Tia Anastasya 100 100
3. Firda Bela Aulia 50 80
4. Hendra Pratama 70 80
5. Laila Meiyasyifa 80 90
6. Faris Makin 70 70
7. Muhammad Arhan Nazil 80 80
8. M. Wildan Alfin M 60 70
9. Muhammad Ridho B 80 100
10. Oktavia Nurutami 70 70
11. Selviana Agustin Putri 70 90
12. M. Septian Dwi Cahyo 50 70
13. Sofianingsih 60 80
14. Siti Tri Arfiyanti 90 100
15. Jessica Putri Anggrainy 80 100
Persentase ketuntasan 66.67% 93.33%
Grafik 4.2 Peningkatan hasil belajar siklus II
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Siklus I Siklus II
Page 94
94
Dilihat dari jumlah ketuntasan terjadi kenaikan dari pra
siklus hingga siklus II, sedangkan jumlah tidak tuntas mengalami
penurunan. Kenaikan dan penurunan ini bila digambarkan dalam grafik
tampak seperti dibawah ini.
Grafik 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Per Siklus
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
Page 95
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti diperoleh
kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelejaran
lecture bingo dan media dekak dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran matematika materi Faktor Persekutuan Terbesar
(FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) pada siswa kelas IV di
MI Darul Falah Tawang 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
tahun pelajaran 2018/2019.
Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh siswa pada hasil
post-test yang dilakukan mulai dari siklus I yaitu siswa yang tuntas KKM
sebanyak 10 siswa dan yang tidak tuntas 5 siswa, dengan nilai rata-rata
kelas 69.33 dan persentase ketuntasan siswa 66.67%. Selanjutnya pada
Siklus II siswa mampu menunjukkan peningkatan hasil belajar yang baik
yaitu siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sebanyak 14 siswa dan
yang tidak tuntas 1 siswa, dengan nilai rata-rata 82 dan persentase
ketuntasan siswa 93.33%.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah diuraikan peneliti diatas serta
simpulan, maka peneliti akan menuliskan beberapa saran yang dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan guru ketika melaksanakan
pembelajaran di kelas:
Page 96
96
1. Bagi Siswa
a. Sebaiknya siswa selalu aktif dan antusias dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
b. Bagi siswa yang menganggap matematika adalah pelajaran yang
sulit dan membosankan hendaknya mulai merubah anggapan
tersebut, karena sebenarnya matematika itu menyenangkan dan
tidak sulit.
c. Sebaiknya siswa dapat lebih memperhatikan guru dan fokus pada
saat pembelajaran matematika.
2. Bagi Guru
a. Guru sebagai mediator dan motivator bagi siswa sangat
mempengaruhi kemajuan siswa. Oleh sebab itu, guru harus pandai
memilih model pembelajaran agar siswa menjadi tertarik dan
senang dalam menerima materi pembelajaran matematika yang
mana disesuaikan dengan media pembelajaran yang dipakai.
Seperti menerapkan model pembelajaran lecture bingo pada
pelajaran matematika dengan materi yang berbeda untuk
meningkatkan hasil belajar matematika.
b. Untuk siswa yang belum tuntas diperlukan pendampingan,
motivasi serta bimbingan dalam belajar yang lebih khusus dari
siswa lainnya. Seperti dilakukannya remedial, drill, pengulangan
materi, pembelajaran tutor sebaya dan sebagainya.
3. Bagi Madrasah
Page 97
97
Sebaiknya sekolah menambah atau lebih melengkapi sarana
pembelajaran yang ada disekolah, untuk menunjang proses
pembelajaran Matematika. Seperti media, sumber belajar, dan lain-lain.
Page 98
98
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahan, Departemen Agama RI, Bandung: CV Penerbit J-Art,
2005.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Aqib, Zainal dan Ali Murtadlo. 2016. Kumpulan Metode Pembelajaran Kreatif
dan Inovatif. Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera
Baharudin dan Esa N.W. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-
ruzz Media
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media
Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Kastolani. 2014. Model Pembelajaran Inovatif: Teori dan Aplikasi. Salatiga:
STAIN Salatiga Press
Marzuki. 2015. Prestasi belajar Kelipatan Persekutuan Terkecil dan Faktor
Persekutuan Terbesar dengan Menggunakan Alat Bantu Dekak-dekak
Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Bireuen. FKIP. Universitas Almuslim.
Aceh.
Sagala, Syaiful. 2017. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Setiawan, Basuki. 2018. Matematika. Karanganyar: Pustaka Persad
Shadiq, Fadjar. 2014. Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sriyanti, Lilik. 2013. Psikologi Belajar. Salatiga: Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri
, dkk. 2014. Teori-teori Pembelajaran. Salatiga: Sekolah Tinggi
Agama Ilsam Negeri
Sudiran, R.A.S. 2016. Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang: TSmart
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif
dan R&D). Bandung: Alfabeta
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia
Page 99
99
Sundayana, Rostina. 2015. Media dana Alat Peraga dalam Pembelajaran
Matematika. Bandung: Alfabeta
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Goup
Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Diva Press
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep
Landasan dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
Usman, Basyiruddin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers
Yamin, Moh. 2015. Teori dan Metode Pembelajaran. Malang: Madani
Page 101
101
Lampiran 1
Rencana Pelaksaan Pembelajaran ( RPP )
Siklus I
Sekolah : MI Darul Falah Tawang 02
Kelas / Semester : IV / 1
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan
Persekutuan Terkecil (KPK)
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan
masalah
B. Kompetensi Dasar
2.3 menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan
terbesar (FPB)
C. Indikator
2.3.1 Menjelaskan pengertian KPK
2.3.2 Menjelaskan pengertian FPB
2.3.3 Menyelesaikan soal KPK dua bilangan
2.3.4 Menyelesaikan soal FPB dua bilangan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran siswa dapat menjelaskan
pengertian KPK dengan benar.
2. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran siswa dapat menjelaskan
pengertian FPB dengan benar.
3. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran siswa dapat menyelesaikan soal
KPK dua bilangan dengan benar.
4. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran siswa dapat menyelesaikan soal
FPB dengan benar.
Page 102
102
A. Materi Pembelajaran
1. Kelipatan Bilangan
Kelipatan suatu bilangan merupakan hasil perkalian bilangan tersebut
dengan bilangan asli.
Contoh:
Tentukan bilangan kelipatan 5!
Jawab:
1 x 5 = 5
2 x 5 = 10
3 x 5 = 15
4 x 5 = 20, dan seterusnya.
Bilangan 5, 10, 15, 20, … merupakan bilangan kelipatan 5.
Kita juga dapat menentukan kelipatan bilangan dengan menggunakan garis
bilangan.
Contoh :
Tentukan 4 bilangan kelipatan 3 yang pertama!
Jawab :
Jadi, empat bilangan kelipatan 3 yang pertama adalah 3, 6, 9 dan 12.
2. Faktor bilangan
Faktor bilangan adalah semua bilangan dapat membagi habis bilangan
tersebut.
Contoh:
Tentukan faktor dari 16!
Jawab:
Faktor dari 16 adalah 1, 2, 4, 8 dan 16 karena semua bilangan tersebut
dapat membagi habis 16.
3. Kelipatan persekutuan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
+3 +3 +3 +3
Page 103
103
Kelipatan persekutuan dari dua bilangan atau lebih adalah kelipatan
bilangan-bilangan tersebut yang nilainya sama. Kelipatan persekutuan
dapat dapat ditentukan dengan beberapa cara:
Cara 1:
Mengalikan bilangan dengan bilangan asli berurutan, kemudian tentukan
kelipatan yang sama.
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan kelipatan persekutuan dua
bilangan:
a. Tentukan kelipatan bilangan yang pertama secara berurutan mulai dari
kelipatan yang paling kecil.
b. Tentukan kelipatan bilangan yang kedua secara berurutan mulai dari
kelipatan yang paling kecil.
c. Pilih bilangan yang sama dari dua kelompok bilangan tadi dan tandai
dengan lingkaran, kemudian urutkan dari yang paling kecil.
d. Bilangan yang sama tersebut merupakan kelipatan persekutuan dua
bilangan yang dimaksud.
Contoh:
Tentukan kelipatan persekutuan dari 2 dan 3
Jawab:
Kelipatan 2 : 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, …
Kelipatan 3 :3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, …
Jadi kelipatan persekutuan dari 2 dan 3 adalah, 6, 12, 18, 24, …
Cara 2:
Menggunakan garis bilangan
Jadi, kelipatan persekutuan dari 2 dan 3 adalah 6, 12, 18, …
4. Kelipatan persekutuan terkecil
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Page 104
104
Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua atau lebih bilangan adalah
kelipatan persekutuan dari bilangan-bilangan tersebut yang nilainya paling
kecil diantara kelipatan perekutuan yang lain.
Contoh:
Tentukan KPK dari 6 dan 8
Jawab:
Kelipatan 6 = 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, 72, 78, …
Kelipatan 8 = 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64, 72, 80, 88, …
Kelipatan persekutuan dari 6 dan 8 adalah 24, 48, 72, …
Jika menentukan KPK , maka di ambil kelipatan persekutuan yang terkecil
yaitu 24.
Jadi , KPK dari 6 dan 8 adalah 24
5. Faktor Persekutuan Terbesar
Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua atau lebih bilangan adalah
faktor persekutuan dari bilangan-bilangan tersebut yang terbesar.
Contoh:
Tentukan FPB dari 28 dan 42
Jawab:
Faktor dari 28 = 1, 2, 4, 7, 14, 28
Faktor dari 42 = 1, 2, 3, 6, 7, 14, 21, 42
Faktor persekutuan dari 28 dan 42 adalah 1, 2, 7, 14.
Jika menentukan FPB, maka diambil faktor persekutuan yang terbesar
yaitu 14.
Jadi, FPB dari 28 dan 42 adalah 14.
B. Model Pembelajaran dan Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Lecture bingo
2. Metode Pembelajaran :
a. Ceramah
b. Tanya jawab
C. Media Pembelajaran
1. Dekak FPB dan KPK
Page 105
105
D. Sumber Belajar
1. Guru
2. LKS Matematika untuk SD/MI kelas IV
E. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
1. Pendahuluan
- Guru membuka pembelajaran dengan salam
- Guru dan siswa mengawali pelajaran dengan membacan doa
- Guru menanyakan keadaan siswa
- Guru mengecek kehadiran siswa
- Guru meminta siswa untuk menyiapka alat tulis
- Guru melakukan apersepsi
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
- Pre test
2. Kegiatan inti
- Guru memperkenalkan media dekak kepada siswa
- Guru menjelaskan materi KPK dan FPB
- Guru menjelaskan tentang cara penggunaan media dekak pada materi
FPB dan KPK.
- Guru membagi siswa menjadi dua kelompok dan diberi nama dengan
tim biru dan tim merah.
- Setiap kelompok diberikan spidol berwarna biru dan merah.
- Guru menyiapkan papan bingo.
- Guru menjelaskan cara bermain dengan papan bingo.
- Guru memberikan pertanyaan mengenai materi FPB dan KPK.
- Dari kedua kelompok, siapa yang terlebih dahulu tunjuk jari, maka
kelompok tersebut yang diberi kesempatan untuk menjawab dengan
menggunakan bantuan media dekak.
- Kelompok yang berhasil menjawab diberikan kesempatan untuk
memberikan lingkaran dengan spidol yang diberikan guru ke papan
bingo.
Page 106
106
- Kelompok yang berhasil mengumpulkan tanda dengan garis sejajar
akan mendapatkan nilai lebih.
- Guru memberikan reward kepada kelompok yang menang.
- Guru bertanya kepada siswa tentang pemahaman mengenai materi
yang telah dipelajari.
- Guru memberika lembar soal pos test dari kegiatan yang telah
dilakukan.
3. Penutup
- Guru melakukan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan dengan
bertanya tentang kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
- Guru mengingatkan siswa untuk belajar materi pembelajaran
selanjutnya.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan
mengucapkan salam.
F. Penilaian Hasil Belajar
1. Jenis/teknik penilaian : tes tertulis
2. Instrument penilaian : Uraian
Soal :
a. Tentukan 5 bilangan kelipatan 8 yang pertama!
b. Tentukan KPK dari 12 dan 15 !
c. Tentukan KPK dari 21 dan 14 !
d. Tentukan KPK dari 18 dan dan 45 !
e. Tentukan KPK dari 35 dan 63 !
f. Tentukan faktor dari 63 !
g. Tentukan FPB dari 20 dan 30 !
h. Tentukan FPB dari 35 dan 21!
i. Tentukan FPB dari 45 dan 63 !
j. Tentukan FPB dari 60 dan 72
Jawab:
a. 8, 16, 24, 32, 40 b. 60
Page 107
107
c. 42
d. 90
e. 315
f. 1, 3, 7, 9, 21, 63
g. 10
h. 7
i. 9
j. 12
Nilai = skor yang diperoleh x 100
Page 109
109
Lampiran 2
Rencana Pelaksaan Pembelajaran ( RPP )
Siklus II
Sekolah : MI Darul Falah Tawang 02
Kelas / Semester : IV / 1
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan
Persekutuan Terkecil (KPK)
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
E. Standar Kompetensi
2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan
masalah
F. Kompetensi Dasar
2.3 menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan
terbesar (FPB)
G. Indikator
2.3.1 Menjelaskan pengertian KPK
2.3.2 Menjelaskan pengertian FPB
2.3.3 Menyelesaikan soal KPK dua bilangan
2.3.4 Menyelesaikan soal FPB dua bilangan
H. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran siswa dapat menjelaskan
pengertian KPK dengan benar.
2. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran siswa dapat menjelaskan
pengertian FPB dengan benar.
3. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran siswa dapat menyelesaikan soal
KPK dua bilangan dengan benar.
4. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran siswa dapat menyelesaikan soal
FPB dengan benar.
G. Materi Pembelajaran
Page 110
110
1. Kelipatan Bilangan
Kelipatan suatu bilangan merupakan hasil perkalian bilangan tersebut
dengan bilangan asli.
Contoh:
Tentukan bilangan kelipatan 5!
Jawab:
1 x 5 = 5
2 x 5 = 10
3 x 5 = 15
4 x 5 = 20, dan seterusnya.
Bilangan 5, 10, 15, 20, … merupakan bilangan kelipatan 5.
Kita juga dapat menentukan kelipatan bilangan dengan menggunakan garis
bilangan.
Contoh :
Tentukan 4 bilangan kelipatan 3 yang pertama!
Jawab :
Jadi, empat bilangan kelipatan 3 yang pertama adalah 3, 6, 9 dan 12.
2. Faktor bilangan
Faktor bilangan adalah semua bilangan dapat membagi habis bilangan
tersebut.
Contoh:
Tentukan faktor dari 16!
Jawab:
Faktor dari 16 adalah 1, 2, 4, 8 dan 16 karena semua bilangan tersebut
dapat membagi habis 16.
3. Kelipatan persekutuan
Kelipatan persekutuan dari dua bilangan atau lebih adalah kelipatan
bilangan-bilangan tersebut yang nilainya sama. Kelipatan persekutuan
dapat dapat ditentukan dengan beberapa cara:
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
+3 +3 +3 +3
Page 111
111
Cara 1:
Mengalikan bilangan dengan bilangan asli berurutan, kemudian tentukan
kelipatan yang sama.
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan kelipatan persekutuan dua
bilangan:
a. Tentukan kelipatan bilangan yang pertama secara berurutan mulai dari
kelipatan yang paling kecil.
b. Tentukan kelipatan bilangan yang kedua secara berurutan mulai dari
kelipatan yang paling kecil.
c. Pilih bilangan yang sama dari dua kelompok bilangan tadi dan tandai
dengan lingkaran, kemudian urutkan dari yang paling kecil.
d. Bilangan yang sama tersebut merupakan kelipatan persekutuan dua
bilangan yang dimaksud.
Contoh:
Tentukan kelipatan persekutuan dari 2 dan 3
Jawab:
Kelipatan 2 : 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, …
Kelipatan 3 :3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, …
Jadi kelipatan persekutuan dari 2 dan 3 adalah, 6, 12, 18, 24, …
Cara 2:
Menggunakan garis bilangan
Jadi, kelipatan persekutuan dari 2 dan 3 adalah 6, 12, 18, …
4. Kelipatan persekutuan terkecil
Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua atau lebih bilangan adalah
kelipatan persekutuan dari bilangan-bilangan tersebut yang nilainya paling
kecil diantara kelipatan perekutuan yang lain.
Contoh:
Tentukan KPK dari 6 dan 8
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Page 112
112
Jawab:
Kelipatan 6 = 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, 72, 78, …
Kelipatan 8 = 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64, 72, 80, 88, …
Kelipatan persekutuan dari 6 dan 8 adalah 24, 48, 72, …
Jika menentukan KPK , maka di ambil kelipatan persekutuan yang terkecil
yaitu 24.
Jadi , KPK dari 6 dan 8 adalah 24
5. Faktor Persekutuan Terbesar
Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua atau lebih bilangan adalah
faktor persekutuan dari bilangan-bilangan tersebut yang terbesar.
Contoh:
Tentukan FPB dari 28 dan 42
Jawab:
Faktor dari 28 = 1, 2, 4, 7, 14, 28
Faktor dari 42 = 1, 2, 3, 6, 7, 14, 21, 42
Faktor persekutuan dari 28 dan 42 adalah 1, 2, 7, 14.
Jika menentukan FPB, maka diambil faktor persekutuan yang terbesar
yaitu 14.
Jadi, FPB dari 28 dan 42 adalah 14.
H. Model Pembelajaran dan Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Lecture bingo
2. Metode Pembelajaran :
c. Ceramah
d. Tanya jawab
I. Media Pembelajaran
1. Dekak FPB dan KPK
J. Sumber Belajar
1. Guru
2. LKS Matematika untuk SD/MI kelas IV
K. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
1. Pendahuluan
Page 113
113
- Guru membuka pembelajaran dengan salam
- Guru dan siswa mengawali pelajaran dengan membacan doa
- Guru menanyakan keadaan siswa
- Guru mengecek kehadiran siswa
- Guru meminta siswa untuk menyiapka alat tulis
- Guru melakukan apersepsi
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
- Pre test
2. Kegiatan inti
- Guru menuliskan beberapa soal mengenai FPB dan KPK di papan tulis.
- Guru menunjuk beberapa siswa yang nilainya belum memenuhi KKM
pada kegiatan siklus I untuk mengerjakan soal di papan tulis.
- Guru menyiapkan papan bingo dan media dekak.
- Guru membagi siswa menjadi dua kelompok dan diberi nama dengan
tim biru dan tim merah.
- Setiap kelompok diberikan spidol berwarna biru dan merah.
- Guru memberikan pertanyaan mengenai materi FPB dan KPK.
- Dari kedua kelompok, siapa yang terlebih dahulu tunjuk jari, maka
kelompok tersebut yang diberi kesempatan untuk menjawab dengan
menggunakan bantuan media dekak.
- Kelompok yang berhasil menjawab diberikan kesempatan untuk
memberikan lingkaran dengan spidol yang diberikan guru ke papan
bingo.
- Kelompok yang berhasil mengumpulkan tanda dengan garis sejajar
akan mendapatkan nilai lebih.
- Guru memberikan reward kepada kelompok yang menang.
- Guru bertanya kepada siswa tentang pemahaman mengenai materi
yang telah dipelajari.
- Guru memberika lembar soal pos test dari kegiatan yang telah
dilakukan.
3. Penutup
Page 114
114
- Guru melakukan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan dengan
bertanya tentang kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
- Guru mengingatkan siswa untuk belajar materi pembelajaran
selanjutnya.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan
mengucapkan salam.
L. Penilaian Hasil Belajar
1. Jenis/teknik penilaian : tes tertulis
2. Instrument penilaian : Uraian
Soal :
a. Tentukan 5 bilangan kelipatan 12 yang pertama!
b. Tentukan KPK dari 10 dan 14 !
c. Tentukan KPK dari 16 dan 28 !
d. Tentukan KPK dari 21 dan 35 !
e. Tentukan KPK dari 45 dan 63 !
f. Tentukan faktor dari 72 !
g. Tentukan FPB dari 21 dan 42 !
h. Tentukan FPB dari 36 dan 44!
i. Tentukan FPB dari 48 dan 56 !
j. Tentukan FPB dari 72 dan 90 !
Jawab:
a. 12, 24, 36, 48, 60
b. 70
c. 112
d. 105
e. 315
f. 1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 12, 18,
24, 36, 72
g. 7
h. 4
i. 8
j. 18
Nilai = skor yang diperoleh x 100
Page 116
116
Lampiran 3
SOAL EVALUASI SIKLUS I
Soal !
a. Tentukan 5 bilangan kelipatan 8 yang pertama!
b. Tentukan KPK dari 12 dan 15 !
c. Tentukan KPK dari 21 dan 14 !
d. Tentukan KPK dari 18 dan dan 45 !
e. Tentukan KPK dari 35 dan 63 !
f. Tentukan faktor dari 63 !
g. Tentukan FPB dari 20 dan 30 !
h. Tentukan FPB dari 35 dan 21!
i. Tentukan FPB dari 45 dan 63 !
j. Tentukan FPB dari 60 dan 72 !
Page 117
117
Lampiran 4
SOAL EVALUASI SIKLUS II
Soal !
a. Tentukan 5 bilangan kelipatan 12 yang pertama!
b. Tentukan KPK dari 10 dan 14 !
c. Tentukan KPK dari 16 dan 28 !
d. Tentukan KPK dari 21 dan 35 !
e. Tentukan KPK dari 45 dan 63 !
f. Tentukan faktor dari 72 !
g. Tentukan FPB dari 21 dan 42 !
h. Tentukan FPB dari 36 dan 44!
i. Tentukan FPB dari 48 dan 56 !
j. Tentukan FPB dari 72 dan 90 !
Page 118
118
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS I
Nama Sekolah : MI Darul Falah Tawang 02
Nama Guru : Ibu Faizah, S.Pd.I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Faktor Persekutuan Terbesar dan Kelipatan
Persekutuan Terkecil
Kelas/Semester : IV / 1
Petunjuk : Skor diisi dengan tanda cek ( √ ) sesuai dengan kinerja guru
terhadap pelaksanaan pembelajaran
No. Aspek yang diamati Skor
3 2 1
Kemampuan guru membuka pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa
2. Memberikan motivasi awal
3. Memberikan apersepsi
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Sikap guru dalam proses pembelajaran
5. Kejelasan artikulasi suara
6. Antusiasme dalam penampilan
7. Mobilitas posisi mengajar
Penguasaan bahan belajar
8. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam RPP
9. Kejelasan dalam menyampaikan materi ajar
10. Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan bahan ajar
Kegiatan pembelajaran
11. Penyajian bahan pelajaran sesuai sesuai
dengan tujuan atau indikator yang telah
ditetapkan
12. Penerapan model pembelajaran lecture bingo
13. Memiliki keterampilan dalam merespon dan
menanggapi pertanyaan siswa
14. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu
Page 119
119
Pemanfaatan sumber belajar/ media
pembelajaran
15. Menggunakan media secara efektif dan
efisien
16. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
Evaluasi pembelajaran
17. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
18. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP
Kemampuan menutup kegiatan
pembelajaran
29. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
20. Memberikan kesempatan bertanya dan
menjawab pertanyaan
21. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
Jumlah
Total
Kategori
Keterangan :
Skor Nilai
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Kategori total kinerja guru
50 – 63 = baik
36 – 49 = cukup
22 – 35 = kurang
Susukan, 28 Agustus 2018
Kolaborator
Norma Pratiwi
Page 120
120
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS II
Nama Sekolah : MI Darul Falah Tawang 02
Nama Guru : Ibu Faizah, S.Pd.I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Faktor Persekutuan Terbesar dan Kelipatan
Persekutuan Terkecil
Kelas/Semester : IV / 1
Petunjuk : Skor diisi dengan tanda cek ( √ ) sesuai dengan kinerja guru
terhadap pelaksanaan pembelajaran
No. Aspek yang diamati Skor
3 2 1
Kemampuan guru membuka pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa
2. Memberikan motivasi awal
3. Memberikan apersepsi
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Sikap guru dalam proses pembelajaran
5. Kejelasan artikulasi suara
6. Antusiasme dalam penampilan
7. Mobilitas posisi mengajar
Penguasaan bahan belajar
8. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam RPP
9. Kejelasan dalam menyampaikan materi ajar
10. Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan bahan ajar
Kegiatan pembelajaran
11. Penyajian bahan pelajaran sesuai sesuai
dengan tujuan atau indikator yang telah
ditetapkan
12. Penerapan model pembelajaran lecture
bingo
13. Memiliki keterampilan dalam merespon dan
menanggapi pertanyaan siswa
Page 121
121
14. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu
Pemanfaatan sumber belajar/ media
pembelajaran
15. Menggunakan media secara efektif dan
efisien
16. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
Evaluasi pembelajaran
17. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
18. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP
Kemampuan menutup kegiatan
pembelajaran
19. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
20. Memberikan kesempatan bertanya dan
menjawab pertanyaan
21. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
Jumlah
Total
Kategori
Keterangan :
Skor Nilai
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Kategori total kinerja guru
50 – 63 = baik
36 – 49 = cukup
22 – 35 = kurang
Susukan, 29 Agustus 2018
Kolaborator
Norma Pratiwi
Page 122
122
Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS I
Nama Sekolah : MI Darul Falah Tawang 02
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Faktor Persekutuan Terbesar dan Kelipatan Persekutuan Terkecil
Kelas/Semester : IV / 1
Petunjuk : Skor diisi dengan tanda cek ( √ ) sesuai dengan kinerja guru terhadap pelaksanaan
pembelajaran
No. Aspek yang diamati Skor
3 2 1
1. Siswa merespon apersepsi/motivasi yang
diberikan guru
2. Siswa mendengarkan saat tujuan pembelajaran
disampaikan
3. Siswa memusatkan perhatian pada materi
pembelajaran yang dipelajari
4. Siswa antusias ketika guru menjelaskan materi
dengan menggunakan media
5. Siswa antusias saat diperkenalkan guru
mengenai permainan bingo
6. Siswa antusias dalam melakukan permainan
bingo
7. Bekerja sama dalam kelompok pada saat
melakukan permainan
8. Siswa memberikan tanggapan saat guru
mengecek pemahaman
9. Siswa mengerjakan dengan tertib saat
dilaksanakan tes evaluasi
10. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai
waktunya
Jumlah
Total
Kategori
Keterangan:
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Page 123
123
Kategori:
24 – 30 = baik
17 – 23 = cukup
10 – 16 = kurang
Susukan, 28 Agustus 2018
Kolaborator
Norma Pratiwi
Page 124
124
Lampiran 8
LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS II
Nama Sekolah : MI Darul Falah Tawang 02
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Faktor Persekutuan Terbesar dan Kelipatan Persekutuan Terkecil
Kelas/Semester : IV / 1
Petunjuk : Skor diisi dengan tanda cek ( √ ) sesuai dengan kinerja guru terhadap pelaksanaan
pembelajaran
No. Aspek yang diamati Skor
3 2 1
1. Siswa merespon apersepri/motivasi yang
diberikan guru
2. Siswa mendengarkan saat tujuan pembelajaran
disampaikan
3. Siswa memusatkan perhatian pada materi
pembelajaran yang dipelajari
4. Siswa antusias ketika guru menjelaskan materi
dengan menggunakan media
5. Siswa antusias saat diperkenalkan guru
mengenai permainan bingo
6. Siswa antusias dalam melakukan permainan
bingo
7. Bekerja sama dalam kelompok pada saat
melakukan permainan
8. Siswa memberikan tanggapan saat guru
mengecek pemahaman
9. Siswa mengerjakan dengan tertib saat
dilaksanakan tes evaluasi
10. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai
waktunya
Jumlah
Total
Kategori
Keterangan:
3 = Baik
2 = Cukup
Page 125
125
1 = Kurang
Kategori:
24 – 30 = baik
17 – 23 = cukup
10 - 16 = kurang
Susukan, 29 Agustus 2018
Kolaborator
Norma Pratiwi
Page 126
126
Lampiran 9
DOKUMENTASI
Page 129
129
Lampiran 10
REKAPITULASI NILAI PRASIKLUS
No. Nama Nilai Keterangan
1. Anisa Al Mughfiroh 10 Tidak Tuntas
2. Devita Tia Anastasya 80 Tuntas
3. Firda Bela Aulia 20 Tidak Tuntas
4. Hendra Pratama 30 Tidak Tuntas
5. Laila Meiyasyifa 60 Tidak Tuntas
6. Faris Makin 70 Tuntas
7. Muhammad Arhan Nazil 60 Tidak Tuntas
8. M. Wildan Alfin Muktafirin 50 Tidak Tuntas
9. Muhammad Ridho Bahtiar 60 Tidak Tuntas
10. Oktavia Nurutami 50 Tidak Tuntas
11. Selviana Agustin Putri 50 Tidak Tuntas
12. M. Septian Dwi Cahyo 40 Tidak Tuntas
13. Sofianingsih 30 Tidak Tuntas
14. Siti Tri Arfiyanti 70 Tuntas
15. Jessica Putri Anggrainy 60 Tidak Tuntas
Rata-rata 49.33
Page 130
130
Lampiran 11
REKAPITULASI NILAI SIKLUS I
No. Nama Nilai Keterangan
1. Anisa Al Mughfiroh 30 Tidak Tuntas
2. Devita Tia Anastasya 100 Tuntas
3. Firda Bela Aulia 50 Tidak Tuntas
4. Hendra Pratama 70 Tuntas
5. Laila Meiyasyifa 80 Tuntas
6. Faris Makin 70 Tuntas
7. Muhammad Arhan Nazil 80 Tuntas
8. M. Wildan Alfin Muktafirin 60 Tidak Tuntas
9. Muhammad Ridho Bahtiar 80 Tuntas
10. Oktavia Nurutami 70 Tuntas
11. Selviana Agustin Putri 70 Tuntas
12. M. Septian Dwi Cahyo 50 Tidak Tuntas
13. Sofianingsih 60 Tidak Tuntas
14. Siti Tri Arfiyanti 90 Tuntas
15. Jessica Putri Anggrainy 80 Tuntas
Jumlah 1040
Rata-rata 69.33
Page 131
131
Lampiran 12
REKAPITULASI NILAI SIKLUS II
No. Nama Nilai Keterangan
1. Anisa Al Mughfiroh 50 Tidak Tuntas
2. Devita Tia Anastasya 100 Tuntas
3. Firda Bela Aulia 80 Tuntas
4. Hendra Pratama 80 Tuntas
5. Laila Meiyasyifa 90 Tuntas
6. Faris Makin 70 Tuntas
7. Muhammad Arhan Nazil 80 Tuntas
8. M. Wildan Alfin Muktafirin 70 Tuntas
9. Muhammad Ridho Bahtiar 100 Tuntas
10. Oktavia Nurutami 70 Tuntas
11. Selviana Agustin Putri 90 Tuntas
12. M. Septian Dwi Cahyo 70 Tuntas
13. Sofianingsih 80 Tuntas
14. Siti Tri Arfiyanti 100 Tuntas
15. Jessica Putri Anggrainy 100 Tuntas
Jumlah 1230
Rata-rata 82
Page 134
134
Lampiran 15
Lembar Konsultasi Skripsi
Page 136
136
Lampiran 16
Satuan Kredit Kegiatan
Nama : Norma Pratiwi Jurusan : PGMI
NIM : 115-14-132 Dosen Pembimbing Akademik : Eva Palupi, S.Psi
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai
1. Opak STAIN Salatiga 2014
“Aktulisasi Gerakan Mahasiswa
yang Beretika, Disiplin, dan
Berfikir Terbuka”
18-19
Agustus 2014
Peserta 3
2. Opak Jurusan Tarbiyah STAIN
Salatiga 2014
“Aktualisasi Pendidikan
Karakter Sebagai Pembentuk
Generasi yang Religius,
Educative, dan Humanis”
20-21
Agustus 2014
Peserta 3
3. Orientasi Dasar keislaman
(ODK)
“Pemahaman Islam Rahmatan
Lil‟Alamin Sebagai Langkah
Awal Menjadi Mahasiswa
Berkarakter”
21 Agustus 2014 Peserta 2
4. Achievement Motivation
Training (AMT) “Dengan AMT
Semangat Menyongsong
Prestasi”
23 Agustus 2014 Peserta 2
5. Pengakraban Mahasiswa Baru
PGMI STAIN Salatiga
“Harmoni Keluarga PGMI yang
Humanis dn Berkarakter”
27 Agustus 2014 Peserta 2
6. UPT Perpustakaan “Library
User Education (Pendidikan
Pemustaka)”
28 Agustus 2014 Peserta 2
7. Talk Show Dengan Tema
“Ciptakan Karakter Mahasiswa
Religius dan Berakhlak Mulia”
19 september
2014
Peserta 2
8. Seminar Nasional “Optimalisasi
Sumber Daya Insani Terhadap
Lembaga Keuangan Syariah”
14 Oktober 2014 Peserta 8
9. Piagam Penghargaan Himpunan 19 November Peserta 2
Page 137
137
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai
Mahasiswa Islam Cabang
Salatiga Komisariat Walisongo
“Mempertegas Peran
Pendidikan Dalam Mencerahkan
Masa Depan Bangsa”
2014
10. Seminar Nasional HMJ
Komunikasi Dan Penyiaran
Islam Fakultas Dakwah Institute
Agama Islam Negreri Salatiga
“Peran Media Massa Terhadap
Kelestarian Lingkungan Hidup”
19 November
2015
Peserta 8
11. Seminar Nasional “Hak Gender
Kaum Difabl Dalam Perspektif
Sosiologi Dan Hokum Islam
Himpunan Mahasiswa Jurusan
Ahwal Al-Syakhshiyyah”
24 Desember
2015
Peserta 8
12. Seminar Nasional “Memperkuat
Peran Pemuda Dalam
Meningkatkan Ekonomi Sosial
Melalui Kewirausahaan”
26 April 2016 Peserta 8
13. Seminar Nasional “Penguatan
Wawasan Kebangsaan Dan
Nasionalisme”
28 April 2016 Peserta 8
14. Seminar Nasional “Feminisme
Era MEA”
28 April 2016 Peserta 8
15. Dialog Interaktif “Peran UU
Sisdiknas dan Permendikbud
Dalam Penerapan Kurikulum
2013”
02 Mei 2016 Peserta 2
16. Seminar Nasional “Esensi
Dakwah Kontemporer”
21 Mei 2016 Peserta 8
17. Seminar Nasional “Indonesia
Budayaku Indonesia
Warisanku”
02 Juni 2016 Peserta 8
18. Seminar Nasional dan
Launching Majalah LPM
Dinamika “Hedonisme”
04 Maret 2017 Peserta 8
19. Seminar Nasional “Mendorong
Kepatuhan Wajib Pajak UMKM
Pasca Amnesti Pajak”
04 Maret 2017 Peserta 8
Page 139
139
Lampiran 17
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Norma Pratiwi
Tempat, Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 10 April 1996
Alamat : Dusun Sumber, Desa Timpik Rt/Rw 03/11,
Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang
Nomor Telepon : 083865430375
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : PGMI
Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri Timpik 04 lulus tahun 2008
2. SMP N 1 Susukan lulus tahun 2011
3. SMA N 1 Susukan lulus tahun 2014
Salatiga, 15 September 2018
Penulis
Norma Pratiwi
NIM 115-14-132