Page 1
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI ALAT PERNAPASAN MANUSIA
DAN HEWAN MELALUI MODEL LEARNING CYCLE
PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL HUDA
KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN
SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
UMI KAIRUROH
NIM 11511001
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015
Page 3
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI ALAT PERNAPASAN MANUSIA DAN HEWAN
MELALUI MODEL LEARNING CYCLE
PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL HUDA
KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
UMI KAIRUROH
NIM 11511001
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015
Page 4
iv
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323422 Salatiga 50721
Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:
Nama : Umi Kairuroh
NIM : 11511001
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : PGMI
Judul Skripsi : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI ALAT PERNAPASAN MANUSIA DAN HEWAN
MELALUI MODEL LEARNING CYCLE
PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL HUDA
KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 22 Agustus 2015
Pembimbing
Peni Susapti, M.Si
NIP. 19700403 200003 2 003
SKRIPSI
Page 5
v
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI ALAT PERNAPASAN MANUSIA DAN HEWAN
MELALUI MODEL LEARNING CYCLE
PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL HUDA
KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016 DISUSUN OLEH
UMI KAIRUROH
NIM : 11511001
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 29 Agustus 2015 dan telah
dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan
Islam.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Rasimin, M.Pd. __________________
Sekretaris Penguji : Peni Susapti, M.Si. __________________
Penguji I : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. __________________
Penguji II : Wahidin, S.Pd.I, M.Pd. _______________
Salatiga, 29 Agustus 2015
Dekan
FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd.
NIP: 19670121 199903 1 002
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Page 6
vi
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Umi Kairuroh
NIM : 11511001
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, 20 Agustus 2015
Yang menyatakan,
Umi Kairuroh
NIM. 11511001
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Page 7
vii
MOTTO
Hidup bukan hanya untuk menyesali apa yang terjadi, namun hidup akan lebih
indah jika kita bisa mengambil dan mempelajari hikmah dari apa yang telah
terjadi serta tetap menghargai masa lalu. Adanya masa depan karena kita telah
melalui masa lalu. Percayalah Allah selalu bersama kita.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Kedua orang tua yang sangat saya sayangi (Bapak Sulchani dan Ibu Fatiah) yang
tidak pernah henti memberikan doa dan kasih sayang yang tulus.
Keluarga dan saudara-saudara yang telah mendukung dan memberikan semangat.
Seseorang yang menjadi doa dan harapan saya, yang selalu memberikan
dukungan dan semangat.
Sahabat-sahabatku terkasih yang selalu berbagi ilmu dan pengalaman serta
memberikan motivasi, khususnya Mba Rochmah, Giarti, Sholikah, Yuni, Duwi,
Sulis, Fatim, dan Munda.
Tidak lupa kepada seluruh teman-teman PGMI kelas A dan B angkatan 2011,
yang selalu meluangkan waktu untuk mengajari dalam menyusun skripsi,
terimakasih atas semuanya dari awal sampai akhir.
Juga saya persembahkan kepada pembaca yang budiman.
Page 8
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya kepada peneliti, sehingga penelilitian ini dapat berjalan dengan baik
dan lancar. Sholawat serta salam senantiasa terlantunkan kepada Nabi Muhammad
SAW Sholawat yang senantiasa dinanti-nantikan syafa’atnya di yaumul qiyamah
nanti.
Penelitian yang diberi judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Alat
Pernapasan Manusia dan Hewan Melalui Model Learning Cycle pada Siswa
Kelas V MI Miftahul Huda Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2015/2016” ini, adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar akademik sarjana pendidikan dalam bidang Islam di Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan
dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
(FTIK) IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan PGMI dan dosen pembimbing
yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiranya guna memberikan
Page 9
ix
bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga
akhir penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Muh. Saerozi, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang selalu membimbing dan memberikan nasehat.
5. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu, arahan, dan bimbinganya.
6. Ibu Azizah, S.Pd selaku kepala madrasah MI Miftahul Huda yang telah
memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian.
7. Ibu Sugiana, S.Pd selaku wali kelas V MI Miftahul Huda yang turut
membantu dalam penelitian.
8. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan baik moral maupun
material.
9. Sahabat–sahabat yang selalu memberikan inspirasi dan motivasi.
10. Teman–teman PGMI A dan B angkatan 2011 yang senantiasa berjuang
bersama-sama dan saling memberikan dukungan.
11. Teman-teman tercinta Konsentrasi IPA, PPL, KKN, HMJ Tarbiyah,
Kopma, HMPS PGMI, dan semuanya yang peneliti tidak bisa sebutkan
satu persatu. Terimaksih atas ilmu dan kebersamaannya yang akan selalu
peneliti rindukan.
12. Tidak lupa seluruh siswa kelas V MI Miftahul Huda yang telah
mendukung dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian.
Selanjutnya peneliti hanya dapat berdo’a “jazakumullahu khairal jaza’
jazaan katsiran”. Peneliti sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
Page 10
x
sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, peneliti hanya bisa
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
peneliti pada khususnya.
Salatiga, 7 Agustus 2015
Peneliti
Umi Kairuroh
NIM. 11511001
Page 11
xi
ABSTRAK
Kairuroh, Umi. 2015. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Alat Pernapasan Manusia
dan Hewan Melalui Model Learning Cycle pada Siswa Kelas V MI Miftahul
Huda Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016
Jurusan PGMI. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Pembimbing Peni Susapti, M.Si.
Kata kunci: Hasil Belajar IPA, Model Learning Cycle
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di MI memiliki hasil belajar
yang rendah, dimana hal ini tidak terlepas dari sistem pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru. Hal ini berkaitan dengan masalah utama yang ingin
dijawab dalam penelitian ini adalah: Apakah model learning cycle dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi alat pernapasan manusia dan hewan pada
siswa kelas V MI Miftahul Huda Tahun Pelajaran 2015/2016?
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan melalui
dua siklus yaitu siklus I, siklus II. Tiap siklusnya ada empat tahapan yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun metode
pengumpulan data yang digunakan meliputi tes tertulis, lembar observasi, dan
dokumentasi.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan hasil
belajar IPA materi alat pernapasan manusia dan hewan kelas V Tahun Pelajaran
2015/2016. Melalui model learning cycle adanya peningkatan hasil belajar pada
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dapat dilihat kondisi awal dari hasil
pembahasan yaitu nilai rata-rata hasil belajar siswa pada pra-siklus sebesar 47,5
atau 20% siswa yang tuntas belajar, pada siklus I meningkat menjadi 76,5% atau
80% dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 83,5 atau 100% siswa tuntas. Pada
aspek afektif, sebagian besar siswa (70%) kelas V telah mempunyai nilai afektif
dengan predikat baik sekali. Pada aspek psikomotorik, sebagian besar siswa atau
60% kelas V telah mempunyai nilai psikomotorik dengan predikat baik.
Berdasarkan hasil belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui model
learning cycle dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi alat pernapasan
manusia dan hewan pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016.
Page 12
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL.......................................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO ..................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
ABSTRAK ...................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8
D. Hipotesis .................................................................................................. 8
E. Indikator Keberhasilan........................................................................ ...... 8
F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 9
G. Definisi Operasional ................................................................................ 11
Page 13
xiii
H. Metode Penelitian 13
1. Rancangan Penelitian .......................................................................... 13
2. Subyek Penelitian ................................................................................ 14
3. Langkah-langkah Penelitian ................................................................ 15
4. Instrumen Penelitian ........................................................................... 16
5. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 17
6. Analisis Data ....................................................................................... 18
I. Sistematika Penulisan ............................................................................... 21
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 23
A. Hasil Belajar ............................................................................................. 23
1. Belajar ................................................................................................. 23
a. Definisi Belajar............................................................................. 23
b. Hakikat Belajar.............................................................................. 24
c. Ciri-ciri Belajar............................................................................. 25
d. Prinsip-prinsip Belajar.................................................................. 27
e. Proses Belajar di Sekolah ............................................................. 28
2. Hasil Belajar ........................................................................................ 31
a. Pengertian Hasil Belajar............................................................... . 31
b. Perwujudan Hasil Belajar............................................................. . 35
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar......................... 36
d. Ragam Evaluasi Hasil Belajar...................................................... . 39
e. Pentingnya Penilaian Hasil Belajar.............................................. . 41
Page 14
xiv
B. IPA Materi Alat Pernapasan manusia dan Hewan .................................... 44
1. IPA ...................................................................................................... 44
a. Pengertian IPA.............................................................................. 44
b. Hakikat Pembelajaran IPA............................................................ 44
c. Karakteristik IPA........................................................................... 46
d. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ................................. 47
e. Ruang Lingkup IPA ...................................................................... 49
f. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA
....................................................................................................... 49
2. Materi Alat Pernapasan Manusi dan hewan ........................................ 51
a. Alat Pernapasan Manusia.............................................................. 51
b. Alat Pernapasan Hewan................................................................ 54
C. Model Learning Cycle.................................................... .......................... 57
1. Pengertian Model Learning Cycle ....................................................... 57
2. Tahap Pembelajaran Model Learning Cycle ....................................... 58
3. Penerapan Model Learning Cycle di Kelas .......................................... 61
4. Kelebihan dan Kelemahan Model Learning Cycle................................ 64
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ................................................. 65
A. Gambaran Umum MI Miftahul Huda ...................................................... 65
1. Profil MI Miftahul Huda .................................................................... 65
2. Sarana dan Prasarana .......................................................................... 66
3. Visi dan Misi Madrasah ...................................................................... 67
4. Tenaga Pendidik .................................................................................. 67
Page 15
xv
B. Subjek Penelitian ..................................................................................... 68
C. Waktu Penelitian ....................................................................................... 69
D. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ........................................................... . 69
1. Deskripsi Pra Siklus ............................................................................ 70
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ........................................................... 71
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II .......................................................... 81
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 93
A. Analisis Tiap Siklus ................................................................................. 93
1. Pra Siklus ............................................................................................ 93
2. Siklus I ................................................................................................ 96
3. Siklus II ............................................................................................... 111
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 122
1. Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif ........................................... 122
2. Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif ............................................. 125
3. Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik ................................... 127
4. Penilaian Aktivitas Guru ..................................................................... 129
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 130
A. Kesimpulan .............................................................................................. 130
B. Saran-Saran .............................................................................................. 130
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 132
LAMPIRAN.................................................................................................... 134
Page 16
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek
Kognitif................................................................................
20
Tabel 1.2 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek
Afektif..................................................................................
20
Tabel 1.3 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek
Psikomotorik........................................................................
20
Tabel 2.1 Standar Kompetendi Dan Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran IPA Kelas V Semester 1.......................................
49
Tabel 2.2 Penerapan Model Siklus Belajar di Kelas......................... 61
Tabel 3.1 Daftar Nama Guru MI Miftahul Huda................................ 68
Tabel 3.2 Daftar Nama Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Tahun
2015......................................................................................
68
Tabel 3.3 Aspek Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru
Siklus I.................................................................................
76
Tabel 3.4 Aspek Pengamatan Terhadap Aspek Afektif Siswa Siklus
I............................................................................................
79
Tabel 3.5 Aspek Pengamatan Terhadap Aspek Psikomotorik Siswa
Siklus I.................................................................................
Page 17
xvii
79
Tabel 3.6 Aspek Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru
Siklus II................................................................................
87
Tabel 3.7 Aspek Pengamatan Terhadap Aspek Afektif Siswa Siklus
II...........................................................................................
89
Tabel 3.8 Aspek Pengamatan Terhadap Aspek Psikomotorik Siswa
Siklus II................................................................................
90
Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Pra Siklus................. 94
Tabel 4.2 Klasifikasi Hasil Siswa Pra Siklus................................. 95
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Aspek
Kognitif Siklus I...................................................................
97
Tabel 4.4 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif
Siklus I.................................................................................
98
Tabel 4.5 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Afektif Siklus I............. 99
Tabel 4.6 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Afektif
Siklus I.................................................................................
100
Tabel 4.7 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Psikomotorik
Siklus I.................................................................................
101
Page 18
xviii
Tabel 4.8 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Psikomotorik
Siklus I.................................................................................
102
Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I..................... 103
Tabel 4.10 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Aspek
Kognitif Siklus II ................................................................
112
Tabel 4.11 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif
Siklus II...............................................................................
113
Tabel 4.12 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Afektif Siklus II........ 114
Tabel 4.13 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Afektif
Siklus II................................................................................
115
Tabel 4.14 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Psikomotorik
Siklus II................................................................................
116
Tabel 4.15 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Psikomotorik Siklus
II...........................................................................................
117
Tabel 4.16 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II.................... 118
Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Pra
Siklus, Siklus I, dan Siklus II...........................................
123
Tabel 4.18 Klasifikasi hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Pra
Siklus, Siklus I dan Siklus II............................................
124
Page 19
xix
Tabel 4.19 Rekapitlasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif Siklus
I dan Siklus II.......................................................................
126
Tabel 4.20 Klasifikasi hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif Siklus
I dan Siklus II.......................................................................
126
Tabel 4.21 Rekapitlasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik
Siklus I dan Siklus II............................................................
127
Tabel 4.22 Klasifikasi hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik
Siklus I dan Siklus II............................................................
128
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas.............................. 16
Gambar 2.1 Model Learning Cycle......................................................... 60
Gambar 4.1 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra
Siklus....................................................................................
94
Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar Siswa Pra Siklus................................. 95
Page 20
xx
Gambar 4.3 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Siklus I.................................................................................
97
Gambar 4.4 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif
Siklus I.................................................................................
98
Gambar 4.5 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif
Siklus I.................................................................................
100
Gambar 4.6 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik
Siklus I.................................................................................
102
Gambar 4.7 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Siklus II................................................................................
112
Gambar 4.8 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif
Siklus II................................................................................
113
Gambar 4.9 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif
Siklus II................................................................................
115
Gambar 4.10 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik
Page 21
xxi
Siklus II................................................................................ 117
Gambar 4.11 Grafik Peningkatan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar
Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II..............................
124
Gambar 4.12 Grafik Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek
Kognitif Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II..........................
125
Gambar 4.13 Grafik Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif
Siklus I dan Siklus II............................................................
127
Gambar 4.14 Grafik Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek
Psikomotorik Siklus I dan Siklus II.....................................
129
Page 22
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 3. Instrumen Observasi Siswa Siklus I
Lampiran 4. Instrumen Observasi Siswa Siklus II
Lampiran 5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Lampiran 6. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa Siklus I
Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa Siklus II
Lampiran 9. Lembar Otentik (asli) Hasil Tes Tertulis Siswa Siklus I dan II
Lampiran 10. Lembar Otentik (asli) Hasil Tugas Siswa Pada LKS Siklus I Dan II
Lampiran 11. Daftar Nilai Siswa
Lampiran 12. Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 13. Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 14. Dokumentasi
Lampiran 15. Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 16. Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 17. Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 18. Nilai SKK Mahasiswa
Lampiran 19. Riwayat Hidup Penulis
Page 23
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, dan bangsa (Silaban, 2003: 3). Pendidikan IPA
merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengungkapkan
gejala-gejala alam dengan menerapkan langkah-langkah ilmiah serta untuk
membentuk kepribadian atau tingkah laku siswa sehingga siswa dapat
memahami proses IPA dan dapat dikembangkan di masyarakat.
Seperti dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
memberikan pengertian bahwa IPA berkaitan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA
diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri
dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya
Page 24
2
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Sebagaimana bahwa IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam
semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan
prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga memperolehkan suatu
kesimpulan (Susanto, 2013: 167). Seperti halnya dalam firman Allah QS. Al-
A’raaf ayat 54 :
تىي عل ض ف ستة أام ثن اسأ رأ الذ خلق السواوات والأ إى ربكن الل
ش غأش الل زات الأعزأ س والأقوز والنجىم هسخ لبو حثثا والشوأ أل النهار طأ
رب الأعالو ز تبارك الل هأ زه أل لو الأخلأق والأ بأهأ
Artinya : “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan
langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ´Arsy. Dia
menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan
(diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing)
tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah
hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-A’raaf :
54).
Dalam firman Allah tersebut menjelaskan bahwa Allah menciptakan
langit dan bumi, adanya matahari, bulan, dan bintang-bintang. Semua itu
merupakan bagian dari alam semesta ini. Salah satu tujuan Allah menciptakan
alam semesta ini adalah untuk mencukupi kebutuhan manusia, salah satu
kebutuhan manusia adalah ilmu pengetahuan, seperti halnya dalam
Page 25
3
pendidikan IPA yang mengarahkan siswa untuk melakukan penemuan dan
berbuat agar membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar. Sehingga siswa akan mempunyai
pengetahuan akan alam semesta ini melalui belajar.
Proses pembelajaran IPA tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar
di kelas. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, guru akan menemukan
berbagai permasalahan, baik permasalahan siswa, permasalahan metodologis,
permasalahan akademis maupun permasalahan nonakademis lainnya. Semua
permasalahan tersebut tentu berimplikasi langsung atau tidak langsung
terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Semua permasalahan tersebut harus
dianggap sebagai tantangan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan.
Dilihat dari perilaku belajar siswa, juga akan ditemukan berbagai
permasalahan. Misalnya ada siswa yang lambat dalam memahami isi
pembelajaran, ada siswa yang tidak bisa bekerja secara kelompok, ada siswa
yang tidak mampu membuat suatu kesimpulan terhadap permasalahan, hasil
belajar yang masih rendah, belum bisa memenuhi nilai KKM, dan berbagai
permasalahan lainnya. Di dalam kelas seorang guru juga dituntut untuk
mampu menyajikan materi pelajaran dengan maksimal. Oleh karena itu
diperlukan kreativitas dan gagasan yang baru untuk mengembangkan cara
penyajian materi pelajaran di kelas terutama pada mata pelajaran IPA.
Kreativitas dan gagasan baru yang dimaksud di sini adalah kemampuan
seorang guru dalam memilih pendekatan, metode, strategi ataupun media
Page 26
4
pembelajaran IPA untuk menghadapi permasalahan yang ada. Begitu
beragamnya permasalahan siswa dalam belajar sehingga para ahli
pembelajaran mengembangkan berbagai strategi pembelajaran. Adanya
berbagai permasalahan belajar dan tersedianya beragam model pembelajaran,
menuntut adanya kemampuan seorang guru untuk memadukan antara model
pembelajaran yang digunakan dengan kerakteristik model belajar siswa
(Wena, 2011 : 170).
IPA akan mudah dipahami dan menyenangkan apabila menggunakan
pendekatan, model, metode maupun strategi pembelajaran yang tepat.
Menurut Soekamto (dalam Trianto, 2013: 22) model pembelajaran adalah
karangan konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Pembelajaran IPA terutama pada materi alat pernapasan manusia dan
hewan merupakan materi pelajaran kelas V semester 1 yang membutuhkan
pemahaman yang lebih mendalam, maka dibutuhkan model pembelajaran
yang tepat sehingga siswa dapat menguasai kompetensi yang telah ditentukan
dan diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat. Materi ini berisi tentang
organ tubuh makhluk hidup yang memiliki fungsi tertentu, salah satunya
adalah alat untuk bernapas. Bernapas merupakan proses pengambilan
oksigen dari udara bebas dan pengeluaran karbondioksida serta uap air.
Oksigen merupakan zat yang diperlukan oleh tubuh dalam proses pembakaran
Page 27
5
makanan. Pada proses ini dihasilkan sejumlah energi yang nantinya
digunakan untuk melakukan aktivitas kehidupan. Alat pernapasan pada
manusia terdiri dari rongga hidung, pangkal tenggorokan, tenggorokan
(trakea), dan paru-paru. Seperti halnya pada manusia, hewan juga memiliki
alat pernapasan, ada beberapa jenis alat pernapasan pada hewan yang
tentunya berbeda satu dan lainnya. Kucing, sapi, dan kerbau bernapas dengan
paru-paru sedangkan sebagian besar jenis ikan bernapas dengan insang. Lain
halnya dengan serangga yang bernapas dengan trakea (Sulistyanto, 2008: 3).
Diketahui dari hasil survei bahwa hasil belajar siswa kelas V MI
Miftahul Huda terhadap mata pelajaran IPA materi alat pernapasan manusia
dan hewan ternyata masih banyak siswa yang kurang paham akan materi
tersebut. Hal ini dibuktikan dari 10 siswa ada 8 siswa atau 80% yang belum
tuntas mencapai KKM. Nilai KKM untuk mata pelajaran IPA di MI Miftahul
Huda adalah 70. Berdasarkan diskusi dengan guru, ditemukan faktor-faktor
yang menyebabkan siswa memperoleh nilai dibawah KKM terhadap materi
alat pernapasan manusia dan hewan. Penyebabnya yaitu siswa kurang
berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran, kurang aktif, kurang perhatian
terhadap penjelasan guru, bermain sendiri, terkadang merasa bosan. Faktor
secara umum yang menyebabkan masih rendahnya hasil belajar pada mata
pelajaran IPA adalah saat ini masih banyak guru yang menggunakan
pendekatan tradisional dalam pembelajaran IPA sehingga siswa belum
terarahkan untuk memahami sendiri konsep-konsep IPA yang sedang
dipelajari. Pendekatan tradisional tersebut belum mampu mengembangkan
Page 28
6
kemampuan kognitif (penalaran), afektif (sikap), dan psikomotorik
(keterampilan). Dengan demikian siswa hanya cenderung menghafalkan
konsep-konsep IPA yang dipelajarinya tanpa memahami dengan benar.
Akibatnya penguasaan terhadap konsep-konsep IPA siswa menjadi sangat
kurang. Selain itu, dengan adanya perubahan kurikulum baru, pembelajaran
yang sebelumnya lebih banyak didominasi oleh seorang guru (teacher
centered), tetapi sekarang kurikulum menuntut dengan sistem pembelajaran
yang berpusat pada siswa (student centered). Di mana siswa harus berperan
aktif dalam pembelajaran. Seorang guru juga harus mampu menghadapkan
siswa dengan dunia nyata sesuai dengan yang dialaminya sehari-hari.
Pembelajaran IPA kurang mengena pada diri siswa. Mengingat siswa di usia
SD/MI (7 sampai 12 tahun) memiliki sifat-sifat yang khas yaitu berfikir atas
dasar pengalaman yang konkret, mereka belum dapat membayangkan pada
hal-hal yang abstrak.
Salah satu solusi untuk mengatasi faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu dengan menerapkan model learning
cycle sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata
pelajaran IPA materi alat pernapasan manusia dan hewan. Learning cycle
merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan
kontruktivitasme. Model learning cycle pertama kali diperkenalkan oleh
Robert Karplus dalam Science Curriculum Improvement Study/SCIS.
Merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan kontruktivis
yang pada mulanya terdiri atas tiga tahap, yaitu: 1. Eksplorasi (exploration);
Page 29
7
2. Pengenalan konsep (concept intrduction); dan 3. Penerapan konsep
(concept application).
Pada proses selanjutnya, tiga tahap tersebut mengalami
pengembangan. Menurut Wena (2011: 170), tiga siklus tersebut saat ini
dikembangkan menjadi lima tahap, yang terdiri dari : 1. Pembangkitan Minat
(Engagement); 2. Eksplorasi (Exploration); 3. Penjelasan (Explanation); 4.
Elaborasi (Elaboration); dan 5. Evaluasi (Evaluation).
Pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa khususnya pada
penerapan model ini diharapkan siswa tidak hanya mendengar keterangan
guru tetapi dapat berperan aktif untuk menggali, menganilisis, mengevaluasi
pemahamannya terhadap konsep yang dipelajari sehingga hasil belajar siswa
pun dapat meningkat. Untuk memahami persoalan di atas, maka perlu
diadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Hasil
Belajar IPA Materi Alat Pernapasan Manusia dan Hewan Melalui Model
Learning Cycle pada Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016”.
B. Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: apakah melalui model learning
cycle dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi alat pernapasan manusia
dan hewan pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016 ?
Page 30
8
C. Rumusan Tujuan
Berdasarkan pada permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah melalui model learning cycle dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi alat pernapasan manusia dan hewan
pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang Tahun Pelajan 2015/2016.
D. Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah model learning cycle
dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi alat pernapasan manusia dan
hewan pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016.
E. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila terjadi
peningkatan hasil belajar siswa kelas V MI Miftahul Huda pada aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik. Adapun indikator pembelajaran alat
pernapasan manusia dan hewan melalui model leaening cycle yang dapat
dirumuskan peneliti adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan hasil belajar siswa yang dilihat dari hasil tes dan persentase
ketuntasan belajar klasikal yang dicapai siswa. Keberhasilan siswa untuk
aspek kognitif dapat dilihat dari tes tertulis, jika hasil belajar siswa
Page 31
9
mencapai nilai minimal 70 secara individu dan mencapai ketuntasan
minimal 80% secara klasikal.
2. Terjadi peningkatan aktivitas afektif dan psikomotorik siswa dari siklus I
ke siklus selanjutnya (rata-rata klasikal minimal dalam predikat baik).
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan pendidikan pada umumnya, dan dapat memberikan
informasi baru bagaimana cara mengatasi permasalahan yang muncul
dalam proses belajar mengajar khususnya dalam mata pelajaran IPA,
terutama dalam hal meningkatkan hasil belajar siswa IPA materi alat
pernapasan manusia dan hewan.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi Guru
Membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi
oleh guru dan menambah wawasan serta keterampilan pembelajaran
yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
b. Manfaat bagi Siswa
a) Siswa memperoleh pelajaran IPA yang lebih menarik,
menyenangkan, dan memungkinkan dirinya untuk memahami
materi IPA sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Page 32
10
b) Meningkatkan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas
mandiri, kelompok, yang terstruktur dan yang tidak terstruktur.
c) Meningkatkan keberanian siswa mengungkapkan pendapat, ide,
pertanyaan, dan saran.
c. Manfaat bagi Sekolah
1) Menciptakan rasa saling membantu dan kerjasama dengan
lembaga lain sehingga suasana intensif tersebut menjadi lebih
harmonis.
2) Dapat mengangkat nama baik sekolah tersebut karena dapat
mengembangkan metode pembelajaran yang tepat dan
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang
diajarkan.
3) Membantu sekolah tersebut berkembang dikarenakan adanya
guru-guru yang profesional dan mempunyai kompetensi yang
memadai.
d. Manfaat bagi Pendidikan
1) Dapat menemukan kekurangan dan kelebihan dalam
pembelajaran sehingga dapat memperbaiki kekurangan tersebut
dan pada akhirnya hasil belajar siswa akan meningkat.
2) Dunia pendidikan akan semakin maju karena guru semakin
profesional dan kreatif dalam meningkatkan pembelajaran.
Page 33
11
G. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Hasil adalah suatu pendapatan atau perolehan dari sesuatu yang
telah dikerjakan. Belajar adalah proses perubahan perilaku akibat adanya
interaksi dengan lingkungannya (Hartiny, 2010: 31). Hasil belajar pada
dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan
perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh.
Dalam hal ini, Gagne dan Briggs mendefinisikan hasil belajar sebagai
kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar
(Hartiny, 2010: 33). Jadi hasil belajar ialah suatu perolehan yang telah
dicapai dari suatu pekerjaan sesuai dengan usaha yang dilakukan dalam
proses kegiatan belajar.
Dalam penelitian ini yang dimaksud hasil belajar IPA materi Alat
pernapasan manusia dan hewan adalah kemampuan yang dimiliki setiap
siswa mengenai pengetahuan, pemahaman tentang materi tersebut yang
ditandai dengan adanya perubahan hasil belajar siswa secara
berkelanjutan baik pada aspek kognitif dengan tercapainya Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70, afektif, dan psikomotorik.
2. IPA
IPA adalah suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut didasarkan
pada pengamatan atas percobaan-percobaan terhadap gejala-gejala alam
(Ahmadi, 2000: 1). Sedang menurut Abdullah Aly dan Eni Rahma (1991:
18) IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun
Page 34
12
dengan cara yang khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi,
penyusunan teori, penyimpulan, eksperimentasi, observasi dan demikian
seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain.
Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
IPA adalah ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan
berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan
melalui suatu rangkaian kegiatan yang disebut metode ilmiah.
3. Model Learning cycle
Model learning cycle merupakan cara-cara yang berbeda untuk
mencapai hasil pembelajaran yang berbeda (Wena, 2011: 5). Learning
cycle merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan
kontruktivisme yang terdiri dari 5 tahap yaitu tahap pembangkitan minat
(engagement), eksplorasi (exploration), penjelasan (explanation),
elaborasi (elaboration), dan evaluasi (evaluation) (Wena, 2011: 170-
171).
H. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom
Action Research (CAR) dan di Indonesia dikenal dengan sebutan PTK.
Namanya sendiri sebetulnya sudah menunjukkan isi yang terkandung di
dalamnya. Menurut Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi (dalam Mulyasa,
Page 35
13
2009: 10-11) ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka
ada tiga pengertian pula yang dapat diterangkan, yaitu sebagai berikut :
a. Penelitian, adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan
aturan metodologi tertentu untu memperoleh data atau informasi
yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan, adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
denga tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian
siklus kegiatan.
c. Kelas, adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari seseorang guru. Kelas bukan
wujud ruangan tetapi sekelompok siswa yang sedang belajar.
Dari ketiga pengertian di atas, yakni penelitian, tindakan, dan
kelas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud penelitian tindakan kelas
adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersamaan (Suyadi, 2010: 18).
Penerapan PTK dalam penelitian ini didasarkan pada temuan
problem dalam bentuk problem pembelajaran yaitu tingkat keberhasilan
belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA rendah dan adanya keinginan
guru untuk memperbaiki tingkat keberhasilan belajar siswa dengan
kegiatan penelitian. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk
memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. Penelitian
Page 36
14
tindakan kelas dilaksanakan secara berkesinambungan dimana setiap
siklus mencerminkan peningkatan atau perbaikan. Siklus sebelumnya
merupakan patokan untuk siklus selanjutnya. Sehingga diperoleh model
pembelajaran yang paling baik.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian adalah siswa MI Miftahul Huda
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang yang berjumlah 10 siswa,
laki-laki 6 siswa dan perempuan 4 siswa. Peneliti menggunakan pola
kolaboratif partisipan yaitu peneliti yang mengajar dan guru sebagai
pengamat. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester 1
tahun pelajaran 2015/2016.
3. Langkah-langkah Penelitian
a. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan berkaitan dengan hal-hal yang harus disiapkan
untuk melaksanakan tindakan perbaikan berkaitan dengan masalah
penelitian yang ditetapkan (Somadayo, 2013 : 44).
b. Pelaksanaan Tindakan
Merupakan tahapan pengaplikasian semuan perencanaan tindakan
yang telah disusun (Somadayo, 2013 : 44).
c. Observasi
Observasi tindakan kelas merupakan pengamatan yang dilakukan
oleh peneliti untuk menggali data yang dilakukan dengan cara
mengamati aktivitas siswa serta guru mengamati aktivitas peneliti
Page 37
15
(peneliti bertindak sebagai pengajar) selama proses pembelajaran
berlangsung dengan mengacu pada lembar observasi yang telah
disiapkan.
d. Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi dan eksplanasi
terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi atas
pelaksanaan tindakan. Analisis dan refleksi dilakukan untuk
memaknai hasil temuan pada pelaksanaan tindakan dan menentukan
tingkat keberhasilan tindakan dalam menyelesaikan masalah
penelitian (Somadayo, 2013: 44).
Adapun skema berdasarkan penjelasan di atas adalah sebagai berikut :
Perencanaan
SIKLUS I Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan SIKLUS II
Pengamatan
?
Page 38
16
Gambar 1.1 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2006 : 74)
4. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
tindakan adalah :
a. Lembar observasi, alat yang digunakan untuk mengamati secara
langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
b. Soal tes tertulis, digunakan untuk memperolehkan data kuantitatif
berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi
dalam mata pelajaran IPA materi alat pernapasan manusia dan
hewan.
c. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat membantu
peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Instrumen yang akan
peneliti kumpulkan dalam teknik dokumentasi adalah RPP, nilai
siswa sebelum penerapan model learning cycle, dan foto atau
gambar selama proses belajar mengajar berlangsung sebagai tanda
bukti konkret dalam pelaksanaan penelitian.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah :
a. Observasi, peneliti melakukan pengamatan selama proses penelitian
tindakan kelas dilakukan.
Page 39
17
b. Tes tertulis, tes ini dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam mata pelajaran IPA dan untuk
memperolehkan data kuantitatif dari siswa dalam materi Alat
pernapasan manusia dan hewan.
c. Dokumentasi, dilakukan untuk merekam kegiatan siswa dan guru
dalam proses pembelajaran berupa foto dan gambar hidup (Hartiny,
2010 : 93). Instrumen yang dapat peneliti kumpulkan dalam teknik
dokumentasi adalah RPP, nilai siswa sebelum penerapan model
learning cycle, dan foto atau gambar selama proses belajar mengajar
berlangsung sebagai tanda bukti konkret dalam pelaksanaan
penelitian.
6. Analisis Data
Analisis data adalah menganalisa seluruh data yang sudah
terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam
penelitian untuk perbaikan belajar siswa. Teknik analisis data dalam
penelitian ini dilakukan dengan menelaah semua data yang diperoleh
melalui hasil tes, observasi, dan wawancara, jenis data atau informasi
yang direkam selama observasi dan monitoring dapat berupa data
kuantitatif dan kualitatif tergantung dari dampak atau hasil keluaran yang
dapat di harapkan.
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan dari pelaksanaan
siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik
Page 40
18
persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan
pembelajaran.
a. Hasil Belajar pada Aspek Kognitif
Hasil belajar pada aspek kognitif dengan analisis nilai rata-rata tes
tertulis, kemudian dikategorikan dalam bentuk klasifikasi. Analisis
data dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai tiap siklus
dengan KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 70. Oleh
karena itu setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai
KKM jika nilai perolehan siswa ≥ 70. Sebaliknya siswa dikatakan
belum tuntas belajarnya atau belum mencapai KKM jika nilai
perolehan siswa <70. Selanjutnya, untuk menentukan akhir
perbaikan melalui siklus-siklus digunakan tolok ukur kriteria
ketuntasan klasikal. Adapun KKL yang dipilih sebesar 80%. Untuk
Persentase ketuntasan klasikal dapat dihitung menggunakan rumus
(Djamarah, 2000 : 226) :
P =
x 100 %
Keterangan:
P : Persentase
: Jumlah siswa yang tuntas belajar
: Jumlah semua siswa
Penilaian rata-rata dapat menggunakan rumus sebagai berikut (Aqib,
2010 : 204) :
X= ∑
∑
Page 41
19
Dengan
∑ = Jumlah nilai keseluruhan siswa
∑ = Jumlah siswa
= Nilai rata-rata
Setelah hasil belajar siswa IPA materi alat pernapasan manusia dan
hewan dengan melalui model learning cycle dianalisis secara
kuantitatif yakni dengan memberikan nilai yang kemudian
diklasifikasikan sesuai dengan acuan penilaian. Adapun klasifikasi
hasil belajar pada aspek kognitif sebagai berikut ini:
Tabel 1. 1 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif
No Nilai Predikat
1 86-100 Sangat baik
2 71-85 Baik
3 56-70 Cukup
4 41-55 Kurang
5 < 40 Sangat kurang
b. Hasil Belajar pada Aspek Afektif dan Psikomotorik
Penilaian terhadap hasil belajar pada aspek afektif dan psikomotorik
diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa selama proses belajar
berlangsung dengan mengacu pada lembar observasi. Setelah skor
nilai siswa diperoleh, dicari nilai rata-rata, kemudian diklasifikasikan
Page 42
20
sesuai dengan acuan penilaian yang telah ditentukan. Adapun
klasifikasi penilaian pada aspek afektif adalah sebagai berikut :
Tabel 1.2 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif
No. Nilai Predikat
1 21-24 Sangat baik
2 17-20 Baik
3 13-16 Cukup
4 8-12 Kurang
Berikut klasifikasi penilaian pada aspek psikomotorik :
Tabel 1.3 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik
No. Nilai Predikat
1 6 Sangat baik
2 5 Baik
3 4 Cukup
4 2-3 Kurang
c. Aktivitas Guru
Penilaian pada aktivitas guru diperoleh dari hasil observasi selama
guru mengajar. Data hasil observasi menggunakan skala penilaian
dengan rentang nilai dalam bentuk angka (4, 3, 2, 1). Untuk aktivitas
guru yang berarti angka 1= kurang, 2= Cukup, 3= baik, 4= sangat
baik dengan cara memberikan tanda (˅) pada kolom skala nilai.
Setelah itu diperolehlah nilai total.
I. Sistematika Penulisan
Page 43
21
1. Bagian awal terdiri dari : sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan
pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto,
halaman persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel,
daftar gambar, dan daftar lampiran.
2. Bagian inti terdiri dari :
BAB I, Pendahuluan, terdiri dari : latar belakang, rumusan masalah,
rumusan tujuan, hipotesis, indikator keberhasilan, manfaat penelitian,
definisi operasional, metodologi penelitian, instrumen penelitian, teknik
pengumpulan data, analisis data penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II, Landasan Teori, terdiri dari uraian yang mengenai : hasil belajar,
IPA materi alat pernapasan manusia dan hewan, dan model learning
cycle.
BAB III, Pelaksanaan Penelitian, terdiri dari uraian yang mengenai : :
gambaran umum MI Miftahul Huda, subjek penelitian, waktu penelitian,
dan deskripsi pelaksanaan siklus.
Bab IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari uraian yang
mengenai analisis per siklus dan pembahasan hasil penelitian.
Bab V, Penutup. Pada bagian penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.
3. Bagian Akhir, pada bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-
lampiran, dan riwayat hidup peneliti.
Page 44
22
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Belajar
a. Definisi Belajar
1) Definisi Belajar Menurut Bahasa
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, belajar berarti
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Definisi ini
memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk
mencapai kepandaian atau ilmu. Di sini, usaha untuk mencapai
kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk
memenuhi kebutuhannya memperolehkan ilmu atau kepandaian
yang belum dicapai sebelumnya (Baharuddin & Wahyuni, 2008:
13).
2) Definisi Belajar Menurut Para Ahli
Definisi belajar menurut para ahli antara lain sebagai
berikut :
Page 45
23
a) Menurut Baharuddin dan Wahyuni (2008: 11), belajar
adalah proses manusia untuk mencapai berbagai macam
kompetensi, keterampilan, dan sikap.
b) Menurut Kastolani (2014: 56), belajar adalah tahapan
perubahan perilaku individu yang relatif menetap sebagai
hasil pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan
disekitarnya dan latihan yang diperkuatnya.
c) Menurut Trianto (2013: 16), belajar adalah perubahan pada
individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan
karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau
karakteristik seseorang sejak lahir.
d) Menurut Winkel (1996: 53), belajar adalah suatu aktivitas
mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungannya, yang menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan,
dan nilai sikap
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh perubahan tingkah laku melalui pengalaman
individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
b. Hakikat Belajar
Page 46
24
Hakikat belajar ini sangat penting diketahui untuk dijadikan
pegangan dalam memahami secara mendalam masalah belajar.
Berdasarkan sejumlah definisi belajar yang telah diuraikan, ada kata
yang sangat penting untuk diketahui, yakni kata “perubahan”.
Ketika kata “perubahan” dibicarakan dan dipermasalahkan,
maka pembicaraan sudah menyangkut permasalahan mendasar dari
masalah belajar. Apa pun formasi kata dan kalimat yang dirangkai
oleh para ahli untuk memberikan pengertian belajar, maka intinya
tidak lain adalah masalah “perubahan” yang terjadi dalam diri
individu yang belajar.
Seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan diakhir
aktivitasnya itu telah memperoleh perubahan dalam dirinya dangan
pemilikan pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah
belajar. Perubahan yang terjadi akibat belajar adalah perubahan yang
bersentuhan dengan aspek kejiwaan dan mempengaruhi tingkah
laku. Perubahan tingkah laku akibat mabuk karena meminum
minuman keras, akibat gila, akibat tabrakan, dan sebagainya,
bukanlah kategori belajar yang dimaksud. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa hakikat belajar adalah perubahan dan tidak
setiap perubahan adalah sebagai hasil belajar (Djamarah, 2011: 14-
15).
c. Ciri-ciri Belajar
Page 47
25
Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada
beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri
belajar. Adapun ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut :
1) Perubahan yang terjadi secara sadar, individu yang belajar akan
menyadari terjadinya perubahan itu atau individu merasakan
telah terjadi suatu perubahan dalam dirinya.
2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional, individu
mengalami perubahan yang berlangsung terus menerus dan tidak
statis.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, individu
mengalami perubahan-perubahan yang selalu bertambah dan
tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari
sebelumnya.
4) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, perubahan
tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.
5) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku (Djamarah,
2011: 15-17).
6) Perubahan perilaku relative permanent, perubahan tingkah laku
yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau
tidak berubah-ubah (Baharuddin & Wahyuni, 2008: 15).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa ciri-ciri belajar yang dimaksud dalam penelitian ini antara
lain : 1) siswa mengalami perubahan secara sadar, siswa menyadari
Page 48
26
bahwa pengetahuannya tentang materi Alat pernapasan manusia dan
hewan bertambah; 2) siswa mengalami perubahan dalam belajar
bersifat positif dan aktif, siswa aktif selama proses pembelajaran
berlangsung seperti aktif bertanya, mengungkapkan pendapat, maju
ke depan kelas untuk mengerjakan tugas dari guru, dan sebagainya;
3) siswa mengalami perubahan tingkah laku yang terarah, yaitu
sesuai dengan kompetensi atau tujuan pendidikan yang telah
ditentukan; 4) siswa mengalami perubahan baik dari segi afektif,
kognitif, dan psikomotorik; 5) siswa mengalami perubahan yang
bersifat fungsional dan permanen, siswa mengalami proses
pembelajaran tentang materi alat pernapasan manusia dan hewan
yang dapat mengena pada diri siswa, sehingga kecakapan yang
dimilikinya tidak akan hilang setelah belajar.
d. Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar dapat dijadikan sebagai dasar dalam
upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya
belajarnya, maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan
mengajarnya. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan
motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman,
pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan
individual (Dimyati & Mudjiono, 2002: 42).
Page 49
27
Menurut Soekamto (dalam Baharuddin &Wahyuni, 2008:
16), di dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seorang
guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar sebagai berikut :
1) Apa pun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan
orang lain. Untuk itulah, siswalah yang harus bertindak aktiff.
2) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
3) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila memperoleh
penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selam
proses belajar.
4) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan
siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.
5) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi
tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.
Menurut Kastolani (2014: 72), bahwa dengan mengetahui
prinsip-prinsip belajar, seorang guru akan dapat melaksankan fungsi
atau perannya semakin baik. Hal ini dikarenakan bahwa prinsip-
prinsip belajar memberikan pedoman berharga bagi guru untuk dapat
ditindaklanjuti dengan benar, sehingga pelaksanaan pembelajaran
dapat diarahkan secara efektif dan efisien.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan
memperhatikan prinsip-prinsip belajar, maka pembelajaran IPA
materi alat pernapasan manusia dan hewan melalui model learning
cycle akan dapat tersampaikan dengan baik dan akan lebih mengena
Page 50
28
pada diri siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan
baik pula.
e. Proses Belajar di Sekolah
Proses belajar di sekolah merupakan serangkaian aktivitas
yang dilakukan secara sengaja oleh seseorang atau individu pada saat
belajar di sekolah. Selama di sekolah, proses belajar terjadi tidak
hanya pada aspek kognitif, namun juga meliputi afektif, maupun
psikomotoriknya (Baharuddin & Wahyuni, 2008: 16).
Menurut Syah (dalam Sriyanti, dkk, 2009: 22),
pengembangan aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik dalam
proses belajar di sekolahan memerlukan dua strategi. Strategi
pertama, guru perlu mengupayakan agar siswa dapat memahami isi
materi pelajaran. Strategi kedua, guru harus mengupayakan agar
siswa dapat meyakini arti pentingnya isi materi pelajaran dan
mengaplikasikannya serta menyerap pesan-pesan moral yang
terkandung dalam materi pelajaran tersebut.
Menurut Gagne (dalam Baharuddin & Wahyuni, 2008: 17),
proses belajar yang terjadi di sekolah itu melalui tahap-tahap :
motivasi, konsentrasi, mengolah, menggali 1, menggali 2, prestasi,
dan umpan balik.
Pada tahap motivasi, muncul motivasi dan keinginan dalam
diri siswa untuk mempelajari sesuatu yang akan dipelajari. Oleh
karena itu, pada saat memulai pelajaran guru harus dapat
Page 51
29
membangkitkan motivasi yang ada dalam diri siswa (Sriyanti, dkk,
2009: 22).
Tahap konsentrasi, yaitu siswa memperhatikan unsur-unsur
yang relevan sehingga terbentuk pola perseptual tertentu. Kemudian
tahap mengolah informasi, yaitu siswa menahan informasi dalam
STM (Short Term Memory/ingatan jangka pendek) dan mengolah
informasi untuk diambil maknanya (dibuat berarti) (Kastolani, 2014:
61).
Tahap menyimpan, yaitu siswa menyimpan simbol-simbol
hasil olahan yang telah diberi makna ke dalam Long Term Memory
(LTM) atau gudang ingatan jangka panjang. Pada tahap ini
perubahan-perubahan pun sudah terjadi, baik perubahan
pengetahuan, sikap, maupun keterampilan (Baharuddin & Wahyuni,
2008: 17-18).
Tahap menggali 1, yaitu siswa menggali informasi yang telah
disimpan dalam ingatan jangka panjang ke dalam ingatan jangka
pendek untuk dikaitkan pada informasi baru yang diterimanya. Pada
tahap menggali 1 ini berarti terjadi pada proses belajar berikutnya.
Kemudian tahap menggali 2, yaitu siswa mulai menggali informasi
yang telah disimpan sebagai persiapan untuk masuk tahap prestasi.
Tahap menggali 2 merupakan tahap persiapan untuk kepentingan
kerja, menyelesaikan tugas, dan menjawab soal-soal (Sriyanti, dkk,
2009: 23).
Page 52
30
Tahap prestasi, yaitu siswa menggunakan informasi yang
telah tergali sebelumnya untuk menunjukkan prestasi yang
merupakan hasil belajar. Tahap yang terakhir adalah tahap umpan
balik, yaitu siswa memperoleh penguatan (konfirmasi) saat perasaan
puas atas prestasi yang ditunjukkan (Baharuddin & Wahyuni, 2008:
18).
Berdasarkan uraian di atas, proses belajar yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah siswa dengan bantuan dan bimbingan
guru melakukan serangkaian aktivitas baik secara individu maupun
kelompok yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang
berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan
atau pengalaman yang diperoleh. Hasil belajar pada diri siswa sering
tidak langsung tampak tanpa siswa itu melakukan tindakan untuk
memperlihatkan kemampuan yang diperolehnya melalui belajar.
Namun demikian, hasil belajar merupakan perubahan yang
mengakibatkan siswa berubah dalam perilaku, sikap, dan
kemampuannya. Kemampuan-kemampuan yang menyebabkan
perubahan tersebut menjadi kemampuan kognitif yang meliputi
pengetahuan dan pemahaman, kemampuan sensorik-motorik yang
Page 53
31
meliputi keterampilan melakukan gerak badan dalam urutan tertentu,
dan kemampuan dinamik-afektif yang meliputi sikap dan nilai yang
meresapi perilaku dan tindakan (Hartiny, 2010: 33-34).
Menurut Sudjana (2008: 22), hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya, dimana siswa memperoleh hasil dari suatu
interaksi tindakan belajar. Diawali dengan siswa mengalami proses
belajar, mancapai hasil belajar, dan menggunakan hasil belajar, yang
semua itu mencakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif,
dan aspek psikomotorik.
Dalam kaitannya dengan hasil belajar tersebut, Bloom
membagi ke dalam tiga kawasan yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Aspek kognitif berkaitan dengan tujuan pembelajaran
dalam kaitannya dengan kemampuan berpikir, mengetahui, dan
memecahkan masalah. Aspek afektif berkenaan dengan sikap, nilai,
minat, dan apresiasi. Aspek psikomotor berkenaan dengan
keterampilan motorik dan manipulasi bahan atau objek.
Hasil belajar dalam aspek kognitif menurut Bloom ini secara
rinci mencakup kemampuan mengingat dan memecahkan masalah
berdasarkan apa yang telah dipelajari siswa. Dalam hal ini mencakup
keterampilan intelektual yang merupakan salah satu tugas dan
kegiatan pendidikan yang meliputi pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Hasil belajar aspek afektif
Page 54
32
menekankan pada perasaan, emosi, apresiasi, pertimbangan, dan
tingkat penerimaan atau penolakan terhadap suatu nilai. Hasil belajar
aspek afektif ini ditandai adanya penerimaan, pemberian respon,
penilaian, mengkonseptualisasikan sesuatu dan mengkonversi nilai-
nilai. Perolehan hasil belajar pada kawasan psikomotor menekankan
pada keterampilan motorik dan manipulasi bahan, maka siswa akan
memperoleh pengetahuan antara lain dalam hal imitasi, manipulasi,
presisi, artikulasi, dan adaptasi (Hartiny, 2010: 35-36).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah
mengalami proses pembelajaran dan dapat diukur melalui
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis yang diraih
siswa dan merupakan tingkat penguasaan setelah menerima
pengalaman belajar. Adapun hasil belajar tersebut meliputi tiga
aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dalam penelitian ini yang dimaksud hasil belajar IPA materi
alat pernapasan manusia dan hewan adalah kemampuan yang
dimiliki setiap siswa mengenai pengetahuan, pemahaman tentang
materi tersebut yang ditandai dengan adanya perubahan hasil belajar
siswa secara berkelanjutan baik pada aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik, serta tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM), dengan nilai KKM yaitu 70.
Page 55
33
Dalam penelitian ini, setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya
(ketuntasan individu) jika memperoleh nilai ≥ 70, dan suatu kelas
dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas
tersebut ≥ 80 % siswa yang telah tuntas belajarnya. Berdasarkan
ketentuan KTSP penentuan keberhasilan belajar di tentukan oleh
masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah kriteria
ketuntasan minimal (KKM), dengan berpedoman pada tiga
pertimbangan yaitu: kemampuan setiap peserta didik berbeda-beda,
fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda, dan daya dukung setiap
sekolah juga berbeda. Dengan demikian, setiap sekolah dan setiap
mata pelajaran memiliki KKM yang dapat berbeda dengan sekolah
lain (Trianto, 2013: 241).
Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan guru dalam
melakukan penilaian hasil belajar, yaitu:
1) Penilaian Acuan Norma (Norm-Referenced Assesment), adalah
penilaian yang membandingkan hasil belajar siswa terhadap
hasil belajar siswa lain di kelompoknya. Hal ini berarti bahwa
tolak ukur atau standar bersifat relatif, dalam artian akan
tergantung pada kemampuan kelompok yang bersangkutan.
2) Penilaian Acuan Patokan (Criterion-Referenced Assesment),
adalah penilaian yang membandingkan hasil belajar siswa
dengan suatu patokan yang telah ditetapkan sebelumnya, suatu
hasil yang harus dicapai oleh siswa yang dituntut oleh guru. Hal
Page 56
34
ini berarti bahwa tolak ukur atau standar bersifat mutlak, dalam
artian tidak dipengaruhi oleh kemampuan kelompok (Mudjijo,
1995: 95).
Penilaian hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penilaian pada aspek kognitif, afektif, dan psikomtorik.
Penilaian pada aspek kognitif melalui tes tertulis yang berdasarkan
Penilaian Acuan Patokan (PAP) dimana siswa harus mencapai
standar ketuntasan minimal. Standar ketuntasan minimal tersebut
telah ditetapkan oleh guru dengan memperhatikan prestasi siswa
yang dianggap berhasil. Siswa dikatakan tuntas apabila hasil belajar
siswa telah mencapai skor tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya
dan siswa tersebut dapat dikatakan telah mencapai kompetensi yang
telah ditetapkan, dengan nilai KKM yaitu 70. Sedangkan penilaian
pada aspek afektif dan psikomotorik dilaksanakan melalui observasi
selama proses pembelajaran berlangsung.
b. Perwujudan Hasil Belajar
Syah (dalam Sriyanti, dkk, 2009: 20-21) menyatakan bahwa
wujud hasil belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud perubahan.
Adapun wujud perubahan tersebut adalah sebagai berikut : 1)
Kebiasaan; 2) Keterampilan; 3) Pengamatan; 4) Berpikir asosiatif
dan daya ingat; 5) Berpikir rasional dan kritis; 6) Sikap; 7) Inhibisi;
8) Apresiasi; dan 9) Tingkah laku efektif.
Page 57
35
Dalam penelitian ini, peneliti berharap akan adanya
perwujudan dari hasil belajar siswa yaitu : 1) keberhasilan siswa
belajar akan menjadikannya berperilaku dan mempunyai kebiasaan
yang positif; 2) siswa terampil dalam memperagakan alat peraga
atau media pembelajaran yang telah disediakan oleh guru yang pada
penelitian ini dengan menggunakan model alat pernapasan manusia,
memiliki kecakapan dalam hal kecepatan dan ketepatan ketika
mengerjakan tugas dari guru; 3) siswa dapat menanggapi atau
merespon dari apa yang telah mereka amati terhadap penjelasan guru
ataupun teman serta media pembelajaran seperti gambar alat
pernapasan manusia dan hewan; 4) guru dapat mengajak siswa untuk
dapat menghubungkan materi yang dipelajarinya berdasarkan
pengalaman yang telah mereka alami dalam kehidupan sehari-hari;
5) siswa mampu menggunakan logika untuk menentukan sebab-
akibat, menganisis, menyimpulkan, bahkan meramalkan sesuatu
khususnya yang berkenaan dengan materi Alat pernapasan manusia
dan hewan; 6) siswa mengalami perubahan sikap yang relatif
menetap sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai; 7) inhibisi,
yang berarti siswa memiliki kesanggupan dalam melakukan sesuatu
secara baik; 8) adanya apresiasi dalam diri siswa, seperti
kemampuan untuk menilai dan menghargai terhadap sesuatu
khususnya selama proses pembelajaran berlangsung; dan 9) siswa
Page 58
36
memiliki tingkah laku yang efektif, yaitu tingkah laku yang
bermanfaat.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Suryabrata (dalam Sriyanti, dkk, 2009: 23),
keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara
umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan
internal. Masing-masing faktor tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :
1) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di
luar diri siswa. Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal
berarti faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor-faktor
eksternal tersebut terdiri dari dua yaitu :
a) Faktor Nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar siswa yang
berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Kondisi
fisik berupa cuaca, alat , gedung, dan sejenisnya.
b) Faktor Sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar siswa yang berupa
manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa dipilah
menjadi faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan
sekolah, dan lingkungan masyarakat (termasuk teman
Page 59
37
pergaulan). Misalnya, kehadiran orang dalam belajar,
kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain,
keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga, hubungan
antar personil sekolah dan sebagainya (Sriyanti, dkk, 2009 :
24)
2) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri
siswa yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor
fisiologis dan faktor psikologis. Adapun penjelasannya sebagai
berikut :
a) Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam
diri siswa. Faktor fisiologis terdiri dari :
(1) Keadaan tonus jasmani pada umumnya
Keadaan tonus jasmani secara umum yang ada dalam
diri siswa sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan
tonus jasmani secara umum ini, misalnya tingkat
kesehatan dan kebugaran fisik siswa. Apabila badan
siswa dalam keadaan bugar dan sehat maka akan
mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika badan siswa
dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat akan
menghambat hasil belajar.
(2) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu
Page 60
38
Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah keadaan
fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait dengan
fungsi panca indra yang ada dalam diri siswa. Panca
indra merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan
dalam diri siswa.
b) Faktor Psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri
siswa. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat
kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian,
kematangan, dan lain sebagainya (Sriyanti, dkk, 2009: 24-
25).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor
eksternal dan internal dapat mempengaruhi keberhasilan belajar.
Pengaruhnya bisa bersifat positif yaitu dapat mendukung dalam
pencapaian hasil belajar sehingga didapat hasil yang maksimal dan
memuaskan, namun bisa juga bersifat negatif, yaitu menghambat
sehingga pencapaian hasil belajarnya kurang maksimal. Oleh karena
itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses belajar
dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
d. Ragam Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana dan
berkesinambungan. Oleh karena itu, ragamnya pun banyak, mulai
Page 61
39
dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. Adapun
ragam evaluasi hasil belajar sebagai berikut :
1) Pre-test dan Post-test
Kegiatan pre-test dilakukan oleh guru sebelum akan
memulai penyajian materi baru. Post-test adalah kegiatan
evalausi yang dilakukan oleh guru pada setiap akhir penyajian
materi.
2) Evaluasi Prasyarat
Tujuannya untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas
materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan.
3) Evalausi Diagnostik
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah
satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian
tertentu yang belum dikuasai siswa.
4) Evaluasi Formatif
Evaluasi jenis ini dapat dipandang sebagai “ulangan”
yang dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau
modul.
5) Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif dapat dianggap sebagai “ulangan
umum” yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau
Page 62
40
prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program
pengajaran.
6) Ujian Akhir Nasional (UAN)
Ujian Akhir Nasional (UAN) pada prinsipnya sama
dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu
kenaikan status siswa (Syah, 2013: 197).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan ragam evaluasi
yang berupa tes tertulis, yang dlaksanakan pada kegiatan akhir
(tahap evaluasi) dengan tujuan untuk mengetahui taraf penguasaan
siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Sedangkan yang
melatarbelakangi pelaksanaan penelitian ini adalah nilai yang
diperoleh siswa dari pelaksanaan tes formatif atau ulangan harian
sebelum menggunakan model learning cycle. Nilai tes formatif atau
ulangan harian yang diperoleh siswa menjadi tolak ukur dalam
penelitian ini.
e. Pentingnya Penilaian Hasil Belajar
Menurut Arikunto (dalam Widoyoko, 2009 : 36) guru
maupun pendidik lainnya perlu mengadakan penilaian terhadap hasil
belajar siswa karena dalam dunia pendidikan, khususnya dunia
persekolahan penilaian hasil belajar mempunyai makna penting baik
bagi siswa, guru maupun sekolah. Adapun makna bagi ketiga pihak
tersebut adalah sebagai berikut :
1) Makna bagi Siswa
Page 63
41
Dengan diadakannya penilaian hasil belajar, maka siswa
dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti
pelajaran yang disajikan oleh guru.
2) Makna bagi Guru
Makna diadakannya penilaian hasil belajar bagi guru
antara lain, yaitu :
a) Berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh, guru akan dapat
mengetahui siswa-siswa mana yang sudah berhak
melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil mencapai
kriteria ketuntasan minimal (KKM) kompetensi yang
diharapkan, maupun mengetahui siswa-siswa yang belum
berhasil mencapai KKM kompetensi yang diharapkan.
b) Berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh, guru akan dapat
mengetahui apakah pengalaman belajar (materi pelajaran)
yang disajikan sudah tepat bagi siswa sehingga untuk
kegiatan pembelajaran di waktu yang akan datang tidak
perlu diadakan perubahan.
c) Berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh, guru akan dapat
mengetahui apakah strategi pembelajaran yang digunakan
sudah tepat atau belum (Widoyoko, 2009: 37-38).
3) Makna bagi Sekolah
Makna diadakannya penilaian hasil belajar bagi sekolah
antara lain, yaitu :
Page 64
42
a) Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui
bagaimana hasil belajar siswa-siswanya, maka akan dapat
diketahui pula apakah kondisi belajar maupun kultur
akademik yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan
harapan atau belum. Hasil belajar siswa merupakan cermin
kualitas suatu sekolah.
b) Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun
dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah untuk
mengetahui apakah yang dilakukan oleh sekolah sudah
memenuhi standar pendidikan sebagaimana dituntut Standar
Nasional Pendidikan (SNP) atau belum.
c) Informasi hasil penilaian yang diperoleh dapat dijadikan
sebagai pertimbangan bagi sekolah untuk menyusun
berbagai program pendidikan di sekolah untuk masa-masa
yang akan datang (Widoyoko, 2009: 39).
Berdasarkan uraian di atas, penilaian hasil belajar dalam
penelitian ini dimaksudkan agar memberikan manfaat bagi
siswa, guru, dan sekolah. Siswa dapat mengetahui tingkat
keberhasilannya dalam belajar IPA materi alat pernapssan
mausia dan hewan apakah sudah memuaskan atau belum.
Penilaian hasil belajar siswa dapat dijadikan guru sebagai tolak
ukur untuk mengetahui berapa jumlah siswa yang telah tuntas
dan yang belum tuntas terhadap materi alat pernapasan manusia
Page 65
43
dan hewan, selain itu untuk mengetahui apakah dengan
penerapan model learning cycle dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Sedangkan bagi sekolah, penilaian hasil belajar
dapat dijadikan pedoman untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa dalam belajar khususnya pada mata pelajaran IPA serta
untuk mengetahui keberhasilan guru dalam penggunaan model
learning cycle. Jadi penilaian hasil belajar dapat dijadikan
sebagai bahan evaluasi untuk pengambilan keputusan
kedepannya.
B. IPA Materi Alat pernapasan manusia dan hewan
1. IPA
a. Pengertian IPA
IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta
melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan
prosedur dan dijelaskan dengan penalaran sehingga memperolehkan
suatu kesimpulan. Dalam hal ini para guru, khususnya yang
mengajar IPA di sekolah dasar, diharapkan mengetahui dan mengerti
hakikat pembelajaran IPA, sehingga dalam pembelajaran IPA guru
tidak kesulitan dalam mendesain dan melaksanakan pembelajaran.
Siswa yang melakukan pembelajaran juga tidak memperoleh
kesulitan dalam memahami konsep IPA (Susanto, 2013: 167).
Dalam penelitian ini, yang dimaksud IPA adalah usaha siswa
dalam memahami materi alat pernapasan manusia dan hewan
Page 66
44
melalui pengamatan dan langkah-langkah pembelajaran model
learning cycle sehingga memperoleh sebuah kesimpulan.
b. Hakikat Pembelajaran IPA
Hakikat pembelajaran IPA yaitu ilmu pengetahuan alam
sebagai produk, proses, dan sikap. Ilmu pengetahuan alam sebagai
produk, yaitu kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuwan lakukan
dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan
empiris dan kegiatan analitis. Bentuk IPA sebagai produk, antara lain
: fakta-fakta, prinsip, hukum, dan teori-teori IPA (Susanto, 2013:
168).
Ilmu pengetahuan sebagai proses, yaitu untuk menggali dan
memahami pengetahuan tentang alam. Karena IPA merupakan
kumpulan fakta dan konsep, maka IPA membutuhkan proses dalam
menemukan fakta dan teori yang akan digeneralisasi oleh ilmuwan.
Adapun proses dalam memahami IPA disebut dengan keterampilan
proses sains adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan,
seperti mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, dan
menyimpulkan. Ilmu pengetahuan alam sebagai sikap, sikap yang
dimaksud adalah sikap ilmiah. Sikap ilmiah dikembangkan dalam
pembelajaran IPA. Hal ini sesuai dengan sikap yang harus dimiliki
oleh seorang ilmuwan dalam melakukan penelitian dan
mengkomunikasikan hasil penelitiannya. Ada sembilan aspek yang
dikembangkan dari sikap ilmiah dalam pembelajaran IPA, yaitu :
Page 67
45
sikap ingin tahu, ingin memperoleh sesuatu yang baru, sikap kerja
sama, tidak putus asa, tidak berprasangka, mawas diri, bertanggung
jawab, berpikir bebas,dan kedisiplinan diri (Susanto, 2013: 169).
Dalam penelitian ini, IPA sebagai produk adalah fakta-fakta
yang berkenaan dengan alat pernapasan manusia dan hewan serta
teori-teori yang berkenaan dengan materi yang dipelajari. IPA
sebagai proses, siswa mengamati gambar-gambar alat pernapasan
manusia dan hewan, mengklasifikasikan, memperagakan media
pembelajaran, dan menyimpulkan terhadap materi yang telah
dipelajari. IPA sebagai sikap, dengan mempelajari IPA materi Alat
pernapasan manusia dan hewan melalui model learning cycle, siswa
diharapkan memiliki sikap ilmiah yang dapat dikembangkan yaitu
seperti sikap ingin tahu yang tinggi terhadap materi yang sedang
dipelajarinya, berani untuk melakukan sesuatu yang baru, melalui
kerja kelompok dapat memupuk kerja sama, tidak mudah putus asa,
misal dalam memperagakan media pembelajaran (model alat
pernapasan manusia) belum bisa berhasil maka siswa akan tetap
mencoba dan berusaha untuk dapat berhasil dalam memperagakan
media pembelajaran tersebut, siswa selalu berpikir positif. Selain itu,
siswa diharapkan dapat bertanggung jawab dan disiplin dalam
mengerjakan tugas, berani mengemukakan pendapat serta mawas
diri.
c. Karakteristik IPA
Page 68
46
IPA memliliki karakteristik sebagai dasar untuk
memahaminya. Karakteristik tersebut menurut Jacobson & Bergman
(dalam Susanto, 2013: 170) antara lain sebagai berikut :
1) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori.
2) Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati
fenomena alam, termasuk juga penerapannya.
3) Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam
menyikap rahasia alam.
4) IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya sebagian
atau beberapa saja.
5) Keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang
bersifat objektif.
d. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Pembelajaran IPA di sekolah dasar dikenal dengan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Konsep IPA di sekolah
dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum
dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi,
dan fisika.
Adapun tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar (Susanto,
2013: 171-172), dimaksudkan untuk :
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam
ciptaan-Nya.
Page 69
47
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bemanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara
IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
Tujuan pembelajaran IPA dalam penelitian ini lebih
dikhususkan pada materi alat pernapasan manusia dan hewan.
Adapun tujuan pembelajarannya adalah sebagai berikut :
1) Siswa akan mengetahui kebesaran Tuhan yang akan dapat
meningkatkan keimanan dan rasa syukur atas apa yang telah
diciptakan-Nya, seperti Tuhan menciptakan beragam alat
pernapasan pada makhluk hidup.
2) Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
terhadap materi alat pernapasan manusia dan hewan yaitu siswa
Page 70
48
dapat menyebutkan alat (organ) pernapasan pada manusia dan
hewan, dapat menjelaskan fungsi organ pernapasan manusi dan
hewan, serta dapat menjelaskan proses pernapasan pada
manusia.
3) Siswa dapat mengembangkan kesadaran dan sikap positif yang
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
4) Siswa dapat mengembangkan keterampilan bertanya,
mengamati, mengklasifikasikan, meramalkan, serta
mengkomunikasikan (konfirmasi) terhadap mater alat
pernapasan manusia dan hewan.
5) Meningkatkan kesadaran untuk menjaga kesehatan alat
pernapasan manusia.
e. Ruang Lingkup IPA
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI (Mulyasa,
2006: 112 ) meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.
2) Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair,
padat, dan gas.
3) Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet,
listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.
4) Bumi dan alam semesta meliputi, tanah, bumi, tata surya, dan
benda-benda langit lainnya.
Page 71
49
f. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA
Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran IPA kelas V semester 1 (Mulyasa, 2006: 120) adalah
sebagai berikut :
Tabel. 2.1 Standar Kompetendi Dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA
Kelas V Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Makhluk Hidup dan
Proses Kehidupan
1. Mengidentifikasi fungsi
organ tubuh manusia
dan hewan
1.1 Mengidentifikasi fungsi organ
pernapasan manusia
1.2 Mengidentifikasi fungsi organ
pernapasan hewan misalnya
ikan, cacing, burung, dan
serangga
1.3 Mengidentifikasi fungsi organ
pencernaan manusia dan
hubungannya dengan makanan
dan kesehatan
1.4 Mengidentifikasi organ
peredaran darah manusia
1.5 Mengidentifikasi gangguan pada
organ peredaran darah manusia
2. Memahami cara
tumbuhan hijau
membuat makanan
2.1 Mengidentifikasi cara tumbuhan
hijau membuat makanan
2.2 Mendeskripsikan
ketergantungan manusia dan
hewan pada tumbuhan hijau
sebagai sumber makanan
3. Mengidentifikasi cara
makhluk hidup
menyesuaikan diri
dengan lingkungan
3.1 Mengidentifikasi penyesuaian
diri hewan dengan lingkungan
tertentu untuk mempertahankan
hidup
3.2 Mengidentifikasi penyesuaian
diri tumbuhan dengan
Page 72
50
lingkungan tertentu untuk
mempertahankan hidup
Benda dan Sifatnya
4. Memahami hubungan
antara sifat bahan
dengan penyusunnya
dan perubahan sifat
benda sebagai hasil
suatu proses
4.1 mendeskripsikan hubungan
antara sifat bahan dengan bahan
penyusunnya, misalnya benang,
kain, dan kertas.
4.2 Menyimpulkan hasil
penyelidikan tentang perubahan
sifat benda, baik sementara
maupun tetap
Dalam penelitian ini, standar kompetensi yang digunakan
adalah mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan.
Sedangkan kompetensi dasarnya mengidentifikasi fungsi organ
pernapasan manusia dan mengidentifikasi fungsi organ pernapasan
hewan.
2. Materi Alat Pernapasan Manusia dan Hewan
Salah satu ciri makhluk hidup adalah bernapas. Pada tumbuhan,
kegiatan bernapas tidak tampak dengan jelas. Akan tetapi, kegiatan
bernapas pada manusia dan hewan lebih mudah untuk diamati. Bernapas
merupakan proses pengambilan oksigen dari udara bebas dan
pengeluaran karbondioksida serta uap air. Oksigen merupakan zat yang
diperlukan oleh tubuh dalam proses pembakaran zat makanan. Pada
proses ini dihasilkan sejumlah energi yang nantinya digunakan untuk
melakukan aktivitas kehidupan. Udara dapat masuk dan keluar tubuh
karena kerja alat pernapasan (Sulistyanto, 2008: 3).
Page 73
51
a. Alat Pernapasan Manusia
Udara masuk dan keluar tubuh manusia melalui saluran
pernapasan yang terdiri dari hidung, tenggorokan, dan peru-paru
(Haryanto, 2007: 3). Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai alat
pernapasan manusia adalah sebagai berikut :
1) Hidung
Hidung diamati dari luar terdiri dari batang hidung dan
dua lubang (rongga hidung). Hidung bagian dalam dilapisi oleh
selaput mukosa. Permukaan selaput mukosa menghasilkan
lendir yang berfungsi untuk melembapkan dan menghangatkan
udara dari luar sebelum masuk ke paru-paru. Di permukaan
mukosa terdapat rambut-rambut yang berfungsi menyaring debu
atau kotoran dalam udara yang masuk ke rongga hidung
(Haryanto, 2007: 4).
2) Tenggorokan atau Trakea
Tenggorokan merupakan alat pernapasan yang
menghubungkan hidung dengan paru-paru. Bagian atas
tenggorokan terdapat jakun, pita suara, dan epiglotis. Epiglotis
adalah katup yang terdapat di pangkal tenggorokan. Fungsi
epiglotis adalah mengatur supaya makanan masuk ke
kerongkongan dan udara masuk ke tenggorokan (Haryanto,
2007: 4).
Page 74
52
Pada tenggorokan terdapat bulu-bulu halus yang
berfungsi untuk menyaring udara dari kotoran yang masih dapat
lolos ke tenggorokan. Ujung trakea bercabang menjadi dua
bagian. Cabang-cabang ini disebut bronkus. Bronkus terdiri dari
bronkus kiri yang menuju ke paru-parusebelah kiri dan bronkus
kanan yang menuju ke paru-paru sebelah kanan. Setiap ujung
bronkus bercabang-cabang yang semakin menyempit hingga
seperti ranting yang disebut bronkiolus (Azmiyawati, dkk, 2008:
3).
3) Paru-paru
Paru-paru manusia ada sepasang, yaitu paru-paru kiri dan
paru-paru kanan. Paru-paru terletak di dalam rongga dada dan
dilindungi oleh tulang rusuk. Bagian bawah paru-paru
berbatasan dengan diafragma.
Bagian luar paru-paru dilapisi suatu selaput yang disebut
pleura. Bagian dalam paru-paru terdiri dari gelembung-
gelembung halus yang disebut alveolus. alveolus merupakan
tempat terjadinya pertukaran antara oksigen dengan
karbondioksida (Haryanto, 2007: 5).
Udara masuk ke paru-paru karena dua hal. Pertama karena
kontraksi otot antar tulang rusuk, sehingga tulang rusuk terangkat.
Kedua karena kontraksi otot sekat rongga dada (diafragma),
sehingga diafragma mendatar. Terangkatnya tulang rusuk dan
Page 75
53
mendatarnya diafragma mengakibatkan rongga dada membesar.
Membesarnya rongga dada diikuti mengembangnya paru-paru
sehingga udara masuk ke paru-paru. Udara keluar dari paru-paru
juga karena dua hal. Pertama, karena mengendurnya otot antar tulang
rusuk, sehingga tulang rusuk turun. Kedua karena mengendurnya
otot diafragma sehingga diafragma melengkung. Turunnya tulang
rusuk dan melengkungnya diafragma mengakibatkan rongga dada
mengecil. Mengecilnya rongga dada diikuti mengempisnya paru-
paru, sehingga udara keluar dari paru-paru. Masuk dan keluarnya
udara pernapasan yang disebabkan oleh naik dan turunnya tulang
rusuk disebut pernapasan dada. Sedangkan masuk dan keluarnya
udara pernapasan karena mendatar dan melengkungnya diafragma
disebut pernapasan perut (Sulistyanto, 2008: 4).
b. Alat Pernapasan Hewan
Seperti halnya pada manusia, hewan juga memiliki alat
pernapasan, ada beberapa jenis alat pernapasan pada hewan yang
tentunya berbeda satu dan lainnya. Kucing, sapi, dan kerbau
bernapas dengan paru-paru sedangkan sebagian besar jenis ikan
bernapas dengan insang. Lain halnya dengan serangga yang bernapas
dengan trakea (Sulistyanto, 2008: 5). Adapun penjelasan lebih lanjut
mengenai alat pernapasan hewan adalah sebagai berikut :
1) Cacing tanah
Page 76
54
Cacing tanah bernapas dengan permukaan tubuhnya.
Pada permukaan kulit cacing tanah terdapat banyak pembuluh
darah. Kulit cacing tanah juga menghasilkan lendir. Oleh karena
itu, kulit terlihat basah dan lembab. Kulit yang lembap ini selain
mempermudah masuknya oksigen ke dalam tubuh, juga
memudahkan keluarnya karbon dioksida yang merupakan zat
sisa pernapasan. Tempat lembab membantu proses pernapasan
agar dapat berlangsung dengan baik (Azmiyawati, 2008: 8).
2) Serangga
Untuk melakukan proses pernapasan, serangga
menggunakan trakea sebagai alat pernapasanyan. Trakea
merupakan pembuluh-pembuluh halus yang bercabang-cabang
dan tersebar ke seluruh tubuh. Pada ujung pembuluh ini terdapat
lubang-lubang pernapasan yang disebut stigma. Stigma terletak
di sepanjang kedua sisi tubuh serangga dan berfungsi sebagai
jalan keluar dan masuknya udara. Jadi, pada serangga
pernapasan dimulai dengan masuknya udara melalui stigma,
kemudian udara tersebut dialirkan ke seluruh tubuh oleh trakea
(Sulistyanto, 2008: 7).
3) Ikan
Ikan bernapas dengan menggunakan insang. Alat
pernapasan ikan ini terdapat di sebalah kanan dan kiri kepalanya
serta dilindungi oleh tutup insang.
Page 77
55
Ikan memperoleh oksigen dari dalam air. Mekanisme
pernapasan ikan melalui beberap tahap. Mula-mula ikan
membuka mulutnya untuk mengambil air. Air, kemudian
mengalir masuk ke rongga mulut menuju lembaran insang,
oksigen diikat oleh Hb darah. Pada saat yang sama, Hb juga
melepaskan karbondioksida ke air (Azmiyawati, 2008: 7).
4) Burung
Burung bernapas dengan paru-paru. Selain paru-paru,
pernapasan pada burung juga dibantu oleh pundi-pundi
(kantong) udara. Pundi-pundi udara ini merupakan alat bantu
pernapasan, terutama pada saat terbang.
Pada saat terbang, burung menyimpan udara di dalam
pundi-pundi tersebut. Pada saat burung tidak terbang,
pernapasannya dilakukan dengan cara menghirup udara melalui
hidung, tenggorokan, paru-paru, dan pundi-pundi udara. Pada
paru-paru inilah terjadi pengikatan oksigen dan pelepasan
karbon dioksida serta uap air. Pada saat terbang, burung
bernapas dengan cara mengalirkan udara yang ada di dalam
pundi-pundi udara melalui gerakan sayapnya. Gerakan kedua
sayapnya inilah yang menyebabkan pundi-pundi udara
mengembang dan mengempis sehingga udara dapat masuk ke
dalam paru-paru (Sulistyanto, 2008: 6).
5) Hewan Menyusui
Page 78
56
Kucing, sapi, kambing, kuda, dan anjing termasuk
kelompok hewan menyusui. Hewan-hewan ini bernapas
menggunakan paru-paru. Hewan menyusui yang hidup di air
seperti paus dan lumba-lumba juga bernapas dengan paru-paru.
Saat menyelam di air, paus dan lumba-lumba menggunakan
udara yang tersimpan di paru-paru untuk bernapas (Haryanto,
2007: 13).
C. Model Learning Cycle
1. Pengertian Model Learning Cycle
Menurut Soekamto (dalam Trianto, 2013: 22) model
pembelajaran adalah karangan konseptual yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi
para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar.
Model learning cycle merupakan salah satu model pembelajaran
dengan pendekatan kontruktivisme. Model pembelajaran ini pertama kali
diperkenalkan oleh Robert Karplus dalam Science Curriculum
Improvement Study/SCIS (Wena, 2011: 170). Pendekatan teori
Page 79
57
kontruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru
dengan aturan-aturan lama dan merevissinya apabila aturan-aturan iitu
tidak lagi sesuai (Trianto, 2013: 28). Dengan kata lain pembelajaran
menggunakan model learning cycle berpusat pada siswa dan guru
berperan sebagai fasilitator
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model
learning cycle adalah suatu model pembelajaran dengan pendekatan
kontruktivisme, yang terdiri dari serangkaian kegiatan yang diorganisasi
sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Siswa berperan aktif dan guru sebagai fasilitator.
Model ini mempunyai tujuan yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengkontruksi pengetahuan dan pengalaman mereka
sendiri dengan terlibat secara aktif mempelajari materi secara bermakna
dengan bekerja dan berpikir baik secara individu maupun kelompok,
sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus
dicapai dalam pembelajaran.
2. Tahap Pembelajaran Model Learning Cycle
Tahapan pembelajaran dalam penerapan model learning cycle
adalah sebagai berikut :
a. Pembangkitan Minat (Engagement)
Tahap pembangkitan minat merupakan tahap awal dari. Pada
tahap ini, guru berusaha membangkitkan dan mengembangkan minat
Page 80
58
dan keingintahuan (curiosity) siswa tentang topik yang akan
diajarkan. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan
tentang proses faktual dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
demikian, siswa akan memberikan respon atau jawaban. Kemudian
jawaban siswa tersebut dapat dijadikan pijakan oleh guru untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa tentang pokok bahasan.
b. Eksplorasi (Exploration)
Eksplorasi merupakan tahap kedua model learning cycle..
Pada tahap ini dibentuk kelompok-kelompok kecil antara 2-4 siswa,
kemudian diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok
kecil tanpa pembelajaran langsung dari guru. Dalam kelompok ini
siswa didorong untuk untuk menguji hipotesis dan atau membuat
hipotesis baru, mencoba alternatif pemecahannya dengan teman
sekelompok, melakukan dan mencatat pengamatan serta ide-ide atau
pendapat yang berkembang dalam diskusi. Pada tahap ini guru disini
bertindak sebagai fasilitator.
c. Penjelasan (Explanation)
Penjelasan merupakan tahap ketiga . Pada tahap ini, guru
dituntut mendorong siswa untuk menjelaskan suatu konsep dengan
kalimat atau pemikiran sendiri, meminta bukti dari klarifikasi atas
penjelasan siswa, dan saling mendengar secara kritis penjelasan antar
siswa atau guru.
d. Elaborasi (Elaboration)
Page 81
59
Elaborasi merupakan tahap keempat dari . Pada tahap ini
siswa menerapkan konsep dan keterampilan yang telah dipelajari
dalam situasi baru atau konteks yang berbeda. Dengan demikian,
siswa akan dapat belajar secara bermakna, karena telah dapat
menerapkan atau mengaplikasikan konsep yang baru dipelajarinya
dalam situasi baru. Jika tahap ini dapat dirancang dengan baik oleh
guru maka motivasi belajar siswa tentu dapat mendorong
peningkatan hasil belajar siswa.
e. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi merupakan tahap akhir dari . Pada tahap ini, guru
dapat mengamati pengetahuan atau pemahaman siswa dalam
menerapkan konsep baru. Siswa dapat melakukan evaluasi diri
dengan mengajukan pertanyaan terbuka dan mencari jawaban yang
menggunakan observasi, bukti, dan penjelasan yang diperoleh
sebelumnya. Hasil evaluasi ini dapat dijadikan guru sebagai bahan
evaluasi tentang proses penerapan model yang sedang diterapkan,
apakah sudah berjalan dengan sangat baik, cukup baik, atau masih
kurang. Demikian pula melalui evaluasi diri, siswa akan dapat
mengetahui kekurangan atau kemajuan dalam proses pembelajaran
yang sudah dilakukan (Wena, 2011: 170-172).
Kelima tahap tersebut dapat digunakan dalam bentuk siklus seperti
di bawah ini :
1. Tahap
pembangkitan
minat
5. Tahap
Evaluasi
Page 82
60
Gambar 2. 1 Model (Wena, 2011: 176)
Berdasarkan tahapan dalam model learning cycle seperti yang
telah dipaparkan di atas, diharapkan siswa tidak hanya mendengar
keterangan guru tetapi dapat berperan aktif untuk menggali,
menganalisis, mengevaluasi pemahamannya terhadap konsep yang
dipelajari. Perbedaan mendasar antara model learning cycle dengan
pembelajaran konvesional adalah guru lebih banyak bertanya daripada
memberi tahu. Misalnya, pada waktu akan melakukan eksperimen
terhadap suatu permasalahan, guru tidak memberi petunjuk langkah-
langkah yang harus dilakukan siswa, tetapi guru mengajukan pertanyaan
penuntun tentang apa yang akan dilakukan siswa, apa alasan siswa
merencanakan atau memutuskan perlakuan yang demikian. Dengan
demikian, kemampuan analisis, evaluatif, dan argumentatif siswa dapat
berkembang dan meningkat secara signifikan.
3. Penerapan Model Learning Cycle di Kelas
Secara operasional kegiatan guru dan siswa selama proses
pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 2.2 Penerapan Model Learning Cycle di Kelas (Wena, 2011: 173-175)
4. Tahap
Elaborasi
2. Tahap
Eksplorasi
3. Tahap
Penjelasan
Page 83
61
No. Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Tahap
Pengembangan
Minat
(Engagement)
Membangkitkan
minat dan
keingintahuan
(curiosity) siswa.
Mengembangkan
minat atau rasa
ingin tahu terhadap
topik bahasan.
Mengajukan
pertanyaan tentang
proses faktual dalam
kehidupan sehari-
hari (yang
berhubungan topik
bahasan).
Memberikan
respons terhadap
pertanyaan guru.
Mengkaitkan topik
yang dibahas dengan
pengalaman siswa.
Mendorong siswa
untuk mengingat
pengalaman sehari-
harinya dan
menunjukkan
keterkaitannya
dengan topik
pembelajaran yang
sedang dibahas.
Berusaha
mengingat
pengalaman sehari-
hari dan
menghubungkan
dengan topik
pembelajaran yang
akan dibahas.
2. Tahap Eksplorasi
(Exploration)
Membentuk
kelompok , memberi
kesempatan untuk
bekerja sama dalam
kelompok kecil
secara mandiri.
Membentuk
kelompok dan
berusaha bekerja
dalam kelompok.
Guru berperan
sebagai fasilitator.
Membuat prediksi
baru.
Mendorong siswa
untuk menjelaskan
konsep dengan
kalimat mereka
sendiri.
Mencoba alternatif
pemecahan dengan
teman sekelompok,
mencatat
pengamatan, serta
mengembangkan
Page 84
62
ide-ide baru.
Meminta bukti dan
klarifikasi
penjelasan siswa,
mendengar secara
kritis penjelasan
antar siswa.
Menunjukkan
bukti dan memberi
klarifikasi terhadap
ide-ide baru.
Memberi definisi
dan penjelasan
dengan memakai
penjelasan siswa
terdahulu sebagai
dasar diskusi.
Mencermati dan
berusaha
memahami
penjelasan guru.
3. Tahap Penjelasan
(Explanation)
Mendorong siswa
untuk menjelaskan
konsep dengan
kalimat mereka
sendiri.
Mencoba memberi
penjelasan
terhadap konsep
yang ditemukan.
Meminta bukti dan
klarifikasi
penjelasan siswa.
Menggunakan
pengamatan dan
catatan dalam
memberi
penjelasan.
Mendengar secara
kritis penjelasan
antar siswa atau
guru.
Melakukan
pembuktian
terhadap konsep
yang diajukan.
Memandu diskusi. Mendiskusikan.
4. Tahap Elaborasi
(Elaboration)
Mengingatkan siswa
pada penjelasan
alternatif dan
mempertimbangkan
data atau bukti saat
mereka
mengekplorasi
situasi baru.
Menerapkan
konsep dan
keterampilan
dalam situasi baru
dan menggunakan
label dan definisi
formal.
Page 85
63
Mendorong dan
memfasilitasi siswa
mengaplikasi konsep
atau keterampilan
dalam setting yang
baru atau yang lain.
Bertanya,
mengusulkan
pemecahan,
membuat
keputusan,
melakukan
percobaan, dan
pengamatan.
5. Tahap Evaluasi
(Evaluation)
Mengamati
pengetahuan atau
pemahaman siswa
dalam hal penerapan
konsep baru.
Mengevaluasi
belajarnya sendiri
dengan
mengajukan
pertanyaan terbuka
dan mencari
jawaban yang
menggunakan
observasi, bukti,
dan penjelasan
yang diperoleh
sebelumnya.
Mendorong siswa
melakukan evaluasi
diri.
Mengambil
kesimpulan lanjut
atas situasi belajar
yang dilakukannya.
Mendorong siswa
memahami
kekurangan atau
kelebihannya dalam
kegiatan
pembelajaran.
Melihat dan
menganalisis
kekurangan atau
kelebihannya
dalam kegiatan
pembelajaran.
Berdasarkan uraian pada tabel 2.2 di atas, dapat disimpulkan
bahwa guru dan siswa mempunyai kegiatan masing-masing yang harus
dilaksanakan sesuai dengan tahapan yang ada di model learning cycle.
Page 86
64
Dalam hal ini, kreativitas guru juga diperlukan dalam penerapan model
learning cycle. Dalam penelitian ini, peneliti menyusun tahapan-tahapan
yang ada pada model learning cycle disesuaikan dengan tahapan langkah
pembelajaran yang ada di RPP KTSP.
4. Kelebihan dan Kelemahan Model Learning Cycle
Dilihat dari dimensi guru, implementasi model pembelajaran ini
dapat memperluas wawasan dan meningkatkan kreativitas guru dalam
merancang kegiatan pembelajaran. Sedangkan dilihat dari dimensi siswa,
penerapan model pembelajaran ini memberikan kelebihan sebagai
berikut:
a. Meningkatkan motivasi belajar karena siswa dilibatkan secara aktif
dalam proses pembelajaran.
b. Lebih berpeluang untuk menyampaikan pendapat dan gagasan.
c. Dapat menumbuhkan kegiatan belajar.
d. Pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Sedangkan kekurangan penerapan model pembelajaran ini adalah
sebagai berikut:
a. Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi
dan langkah–langkah pembelajaran.
b. Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan
melaksanakan proses pembelajaran.
c. Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan
terorganisasi.
Page 87
65
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Miftahul Huda
1. Profil MI Miftahul Huda
Adapun profil MI Miftahul Huda adalah sebagai berikut :
a. Identitas
Nama Madrasah : MI Miftahul Huda
No. Identitas Sekolah : 111233220015
NPSN : 60712887
NPWP : 0059981138505000
Nomor Telepon : 08975724516
b. Alamat lembaga
Jalan : Yudistira
Provinsi : Jawa Tengah
Kabupaten : Semarang
Kecamatan : Tengaran
Desa : Cukil
Kode Pos : 50775
Daerah : Pedesaan
c. Informasi dokumen dan perijinan
Tahun Berdiri : 1969
No. SK Pendirian : LK3C145PGMM178
Page 88
66
Tgl. SK pendirian : 06 / 06 / 1978
No. SK Ijin Pendirian : LK06145PEMU178
Status Akreditasi : B
Tahun Akreditasi : 2011
No. SK Akreditasi : Dd044767
d. Informasi KKM
Status dalam KKM : Anggota
Komite Madrasah : Sudah terbentuk
e. Informasi penyelenggara madrasah
Penyelenggara Madrasah : Yayasan
Yayasan : YASPINAMAT
f. Data kepala madrasah
Nama : Azizah, S.Pd.
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : Strata 1
2. Sarana dan Prasarana
Adapun sarana dan prasarana yang ada di MI Miftahul Huda
adalah sebagai berikut :
a. Tanah dan bangunan
Luas Tanah : 650 m²
Luas Bangunan : 475 m²
b. Sarana pendukung kegiatan belajar/mengajar
Ruang kelas : 6
Page 89
67
Ruang Kepala Madrasah : 1
Ruang Guru : 1
Ruang UKS : 1
Ruang Toilet Guru : 1
Ruang Toilet Siswa : 1
Sumber Penerangan : PLN
3. Visi dan Misi Madrasah
MI Miftahul Huda sebagai lembaga pendidikan dasar berciri khas
islami perlu mempertimbangkan harapan siswa, orang tua siswa, lembaga
pengguna lulusan madrasah, dan masyarakat dalam merumuskan visinya.
Adapun visinya adalah “Membentuk peserta didik yang berakhlak mulia
dan menguasai ilmu pengetahuan”.
MI Miftahul Huda juga memiliki misi dalam penyelenggaraan
pendidikan. Adapun misinya adalah sebagai berikut :
a. Membiasakan peserta didik yang berperilaku sopan santun kepada
orang tua, guru, dan orang lain.
b. Menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif sesuai dengan
perkembangan jaman.
c. Membangun citra madrasah sebagai mitra terpercaya di masyarakat.
4. Tenaga Pendidik
Tenaga pendidik di MI Miftahul Huda berjumlah 7 guru. Adapun
nama dari ke tujuh guru tersebut adalah sebagai berikut :
Page 90
68
Tabel 3.1 Daftar Nama Guru MI Miftahul Huda
No. Nama Jenis Kelamin
1. H. Slamet Supriyadi, S.Ag. Laki-laki
2. Azizah, S.Pd. Perempuan
3. Eny Musrifah, S.PdI. Perempuan
4. Suswati, S.PdI. Perempuan
5. Sugiana, S.Pd. Perempuan
6. Munafi’atun, S.PdI. Perempuan
7. Siti Aisiyah, S.Pd. Perempuan
B. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti adalah siswa kelas V MI Mifttahul Huda yang
berjumlah 10 siswa, terdiri dari 4 perempuan dan 6 laki-laki yang pada tahun
2015 tercatat sebagai siswa kelas V MI Miftahul Huda Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang. Adapun nama-nama siswa yang menjadi subjek
penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Daftar Nama Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Tahun 2015
No. Nama Jenis Kelamin
1. Faradzabila Perempuan
2. Oktagar Ardiyan Laki-laki
3. Risnan Amalah Laki-laki
4. Izra Razak Laki-laki
5. Roma Purna Laki-laki
6. Egustina Perempuan
7. Agus Black Laki-laki
8. Inwardana Perempuan
9. Azifah Aamalah Perempuan
10. Zaki Al Laki-laki
C. Waktu Penelitian
Page 91
69
Penelitian dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016
pada bulan Juli sampai Agustus 2015. Adapun rinciannya sebagai berikut :
1. Observasi, dilaksanakan pada hari Selasa, 28 Juli 2015.
2. Kegiatan Siklus I, dilaksanakan pada hari Selasa, 11 Agustus 2015.
3. Kegiatan Siklus II, dilaksanakan pada hari Kamis, 13 Agustus 2015.
D. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Pada bagian ini peneliti akan memaparkan gambaran tentang kondisi
kelas V tempat penelitian dilaksanakan disertai penjelasan adanya perbedaan
antara medote ataupun model pembelajaran yang biasa dilakukan dengan
model pembelajaran yang akan diujicobakan dalam penelitian ini.
MI Miftahul Huda ini merupakan tempat yang dipilih untuk
mengadakan penelitian tindakan kelas. Dengan subjek yang dikenai tindakan
adalah siswa kelas V yang berjumlah 10 siswa dengan fokus penelitian pada
pembelajaran IPA semester 1 dengan menggunakan kurikulum KTSP pada
materi alat pernapasan manusia dan hewan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan peneliti terdiri dari 2
siklus ini merancang model pembelajaran yang berbeda dengan model
pembelajaran yang biasa diterapkan dalam pembelajaran yang selama ini
berlangsung. Hal ini mengingat salah satu tujuan penelitian tindakan kelas
adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil belajar siswa di kelas
serta kualitas proses pembelajaran. Peneliti menyadari bahwa proses
pembelajaran yang selama ini berlangsung kurang memberi dampak yang
Page 92
70
positif pada siswa serta masih kurang mengena (bermakna) pada diri siswa
yang pada akhirnya hasil belajar siswa masih banyak yang rendah.
Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti
mencoba menerapkan model pembelajaran yaitu learning cycle pada setiap
siklus dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada
mata pelajaran IPA materi alat pernapsan manusia dan hewan.
1. Deskripsi Pra Siklus
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti sebelum
melakukan penelitian diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran di
MI Miftahul Huda. Sistem pembelajaran yang berlangsung masih
terpusat pada guru, guru lebih berperan aktif dalam pembelajaran.
Metode pembelajaran yang masih sering digunakan adalah ceramah.
Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang aktif. Selain
itu siswa juga kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran yang
ditunjukkan dengan masih sedikitnya siswa mengajukan pertanyaan,
sering bercanda dan asyik bermain dengan temannya, kurang
memperhatikan penjelasan guru ketika kegiatan pembelajaran
berlangsung.
Data yang diperoleh dari observasi, bahwa hasil tes formatif siswa
pada mata pelajaran IPA materi alat pernapasan manusia dan hewan
masih banyak yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Adapun KKM mata pelajaran IPA kelas V MI Miftahul Huda adalah 70.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Page 93
71
Dalam pelaksanaan siklus I ini terdiri dari empat tahapan yang
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Kegiatan
siklus I ini dilaksanakan pada hari Selasa, 11 Agustus 2015 pukul 12.00-
13.10 dengan kompetensi dasar “Mengidentifikasikan fungsi organ
pernapasan manusia”. Adapun tahapan atau langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu
membuat RPP dengan kompetensi dasar “Mengidentifikasikan
fungsi organ pernapasan manusia”. Peneliti menggunakan model
pembelajaran yaitu learning cycle. Adapun tahap perencanaan
meliputi :
1) Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model learning cycle pada mata pelajaran IPA
kelas V.
2) Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada hari Selasa,
11 Agustus 2015.
3) Menetapkan materi (kompetensi dasar) yang akan diajarkan
pada siklus I.
4) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.
5) Menyusun tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada siklus I.
6) Membuat instrumen penelitian, yaitu :
Page 94
72
a) Lembar observasi untuk kegiatan siswa, yaitu untuk
mengumpulkan data mengenai penilaian aspek afektif dan
psikomotorik siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
b) Lembar observasi untuk kegiatan guru, yaitu untuk
mengumpulkan data mengenai pengelolaan kelas oleh guru.
c) Tes tertulis sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA dengan kompetensi dasar dan indikator
kompetensi yang telah ditentukan.
7) Membuat lembar kerja siswa.
8) Menyiapkan alat atau media pembelajaran.
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada hari
Selasa, 11 Agustus 2015. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini
mengacu pada RPP yang telah disiapkan.
1) Kegiatan awal atau pendahuluan (± 10 menit)
a) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a
bersama, dipimpin oleh salah satu siswa dengan penuh
khidmat.
b) Guru bertanya : “Apa kabar anak-anak?”
c) Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapian pakaian, posisi dan
tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
Page 95
73
d) Guru memberikan appersepsi dengan menanyakan hal-hal
yang terkait dengan materi yang akan berlangsung. ”
Apakah kalian tahu mengapa kita sampai saat ini masih bisa
hidup ?” Setelah mendengar berbagai jawaban dari siswa,
kemudian guru mengajak siswa untuk menutup mulut dan
hidungnya selama beberapa detik, kemudian siswa
diperintahkan untuk mengamati apa yang terjadi ketika
menutup hidung dan mulut selama beberapa detik. Guru
menjelaskan bahwa salah satu ciri dari makhluk hidup
adalah bernapas. (Tahap 1. Pembangkitan
Minat/Engagement)
e) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan inti (± 50 menit)
Eksplorasi
Tahap 2. Eksplorasi/Exploration
a) Guru menunjukkan gambar bagian alat pernapasan
manusia. Kemudian guru meminta siswa memperhatikan
dan guru bertanya kepada siswa “ apakah kalian tahu
apakah nama-nama bagian dari alat pernapasan ini? Dan
apa fungsi dari setiap alat pernapasan ini? Guru
membentuk kelompok yang terdiri 3 – 4 siswa setiap
kelompoknya.
Page 96
74
b) Guru membagikan LKS
c) Siswa secara berkelompok mengamati gambar alat
pernapasan manusia yang diberikan guru berdasarkan
bantuan LKS dan kemudian mendiskusikan hasil
pengamatannya.
d) Guru meminta bukti berupa penjelasan siswa terhadap hasil
pekerjaannya di LKS tugas 1.
e) Guru memberi penguatan dan penjelasan terhadap materi
bagian alat pernapasan manusia dengan memakai
penjelasan siswa terdahulu.
f) Siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru.
Tahap 3. Penjelasan/Explanation
g) Perwakilan kelompok diminta untuk memberikan
penjelasan yaitu dengan menyampaikan hasil diskusi
terhadap pekerjaannya di LKS tugas 2.
h) Siswa dalam memberikan penjelasan boleh menggunakan
catatan.
i) Guru serta siswa mendengar secara kritis dari penjelasan
siswa.
j) Ketika kelompok yang satu menyampaikan penjelasan,
kelompok yang lain menyimaknya (diskusi klasikal).
Page 97
75
Elaborasi
Tahap 4. Elaborasi/Elaboration
a) Guru menunjukkan media pembelajaran berupa model
sederhana tentang proses pernapasan manusia.
b) Guru mendorong dan memfasilitasi siswa mengaplikasikan
konsep yang telah didapat sebelumnya dalam situasi baru.
c) Siswa secara individu dengan bimbingan guru,
memperagakan media yang telah disediakan oleh guru.
Konfirmasi
a) Guru memberi pujian dan tepuk tangan atas kerja siswa.
Tahap 5. Evaluasi/Evaluation
b) Siswa mengevaluasi belajarnya sendiri dengan mengajukan
pertanyaan dan atau menjawab pertanyaan dari guru
berdasarkan apa yang telah dipelajari (guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang
belum jelas).
c) Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran
yang telah berlangsung.
3) Kegiatan akhir atau penutup (± 10 menit)
a) Guru mendorong siswa untuk memahami kekurangan atau
kelebihannya terhadap pengetahuan yang dimiliki
khususnya pengetahuan mengenai materi pembelajaran
yang telah berlangsung yaitu dengan mengerjakan soal
Page 98
76
latihan (tes tertulis) secara individu (Tahap 5.
Evaluasi/Evaluation).
b) Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan dipelajari
pada pertemuan yang selanjutnya.
c) Guru menutup dengan doa dan salam.
c. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengadakan penilaian aktivitas
siswa (penilaian afektif dan psikomotorik) maupun peneliti
(bertindak sebagai guru) selama proses pembelajaran berlangsung.
Observasi terhadap siswa dilakukan oleh peneliti, sedangkan
penilaian aktivitas peneliti dilakukan oleh guru kolaborator. Guru
pamong menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan untuk
melakukan pengamatan terhadap aktivitas peneliti dalam mengelola
pembelajaran yang sedang berlangsung di dalam kelas.
Aspek pengamatan dalam penelitian ini mencakup aspek
pengamatan pada guru (yang bertindak sebagai guru adalah peneliti)
dan pengamatan pada siswa. Adapun aspek-aspek yang diamati
terhadap aktivitas guru adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Aspek Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru Siklus I
No Aspek yang diamati
Kemampuan guru membuka pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa
2. Memberi motivasi awal
Page 99
77
3. Memberikan apresepsi (kaitan materi yang sebelumnya
dengan materi yang akan disampaikan.
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan diberikan
Sikap guru dalam Proses Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa
8. Antusiasme dalam penampilan
9. Mobilitasi posisi mengajar
Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran)
10. Bahan belajar disajikan sesuai langkah-langkah yang
diencanakan di RPP
11. Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar (materi)
12. Kejelasan dalam memberikan cotoh
13. Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan bahan
belajar
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses Pembelajaran)
14. Guru menunjukkan gambar bagian alat pernapasan manusia
15. Guru membagi kelompok diskusi
16. Guru membagikan LKS 1 dan LKS 2
17. Guru meminta bukti berupa penjelasan siswa terhadap hasil
pekerjaannya di LKS 1
18. Guru memberi penguatan dan penjelasan terhadap materi
bagian alat pernapasan manusia dengan memakai
penjelasan siswa terdahulu.
19. Guru meminta dari perwakilan kelompok untuk
Page 100
78
menyampaikan hasil diskusi.
20. Guru mendengar secara kritis dari penjelasan siswa.
21. Guru menunjukkan media pembelajaran berupa model sederhana tentang proses pernapasan manusia.
22. Guru mendorong dan memfasilitasi siswa mengaplikasikan
konsep yang telah didapat sebelumnya dalam situasi baru.
23. Guru memberi pujian dan tepuk tangan atas kerja siswa
24. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
hal yang belum jelas
25. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran
yang telah berlangsung
Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
26. Menggunakan media secara efektif dan efisien
27. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
Evaluasi Pembelajaran
28. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan
29. Penilaian yang diberikan seseuai dengan RPP
Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran
30. Meninjau kembali materi yang telah diberikan
31. Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan
32. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran
Tindak Lanjut (Follow Up)
33. Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu
maupun kelompok
34. Menginformasikan materi atau bahan belajar yang akan
dipelajari berikutnya
Page 101
79
Peneliti mengadakan penilaian terhadap aktivitas siswa yang
meliputi penilaian afektif dan psikomotorik melalui observasi.
Adapun aspek penilaian afektif siswa yang diamati adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.4 Aspek Pengamatan Terhadap Aspek Afektif Siswa Siklus I
No. Aspek yang diamati
1. Kesiapan mengikuti pelajaran
2. Minat terhadap topik pembahasan yang akan berlangsung
3. Aktif dalam pembelajaran
4. Memperhatikan penjelasan guru
5. Melaksanakan tugas dari guru
6. Kerjasama dalam kelompok
7. Berani
8. Menghargai teman
Sedangkan aspek penilaian psikomotorik siswa adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.5 Aspek Pengamatan Terhadap Aspek Psikomotorik Siswa Siklus I
No. Aspek yang diamati
1. Keterampilan dalam memperagakan media model alat
pernapasan manusia.
2. Kecepatan dan ketepatan dalam memperagakan media model
alat pernapasan manusia.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil tertulis pada siklus I diketahui bahwa
jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar meningkat, serta
telah mencapai 80% ketuntasan secara klasikalnya. Setelah diberi
tindakan terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa dibanding
sebelum adanya tindakan melalui penerapan model learning cycle.
Page 102
80
Pada tahap refleksi ini peneliti mengevaluasi kegiatan yang
ada di siklus I. Peneliti menemukan beberapa keberhasilan yang
dicapai, diantaranya :
1) Adanya perkembangan minat siswa terhadap pokok bahasan
yang dipelajari.
2) Sebagian siswa telah aktif mengikuti proses pembelajaran yang
berlangsung.
Walaupun sudah ada beberapa keberhasilan yang dicapai,
namun masih banyak kekurangan yang ditemukan selama kegiatan
siklus I. Adapun kekurangan yang ditemukan, diantaranya :
1) Sebagian siswa masih kurang dalam kesiapan mengikuti
pelajaran, ditandai dengan posisi duduk yang salah dan
berpakaian tidak rapi.
2) Selama proses pembelajaran berlangsung masih ada beberapa
siswa yang tidak aktif.
3) Masih ada beberapa siswa yang mengabaikan perintah atau pun
penjelasan dari guru, siswa cenderung ramai sendiri dan
pandangan tidak berpusat ke guru.
4) Dalam melaksanakan tugas dari guru, khususnya selama
pelaksanaan diskusi siswa belum dapat bekerja sama dengan
baik. Masih terdapat siswa yang hanya bergantung pada
temannya.
Page 103
81
5) Masih ada beberapa siswa yang kurang berani untuk
memberikan pendapat serta maju ke depan kelas.
6) Ada beberapa siswa yang kurang menghargai temannya ketika
presentasi.
7) Sebagian besar siswa tidak terampil dalam menjawab
pertanyaan guru berkenaan dengan media pembelajaran yang
telah diperagakan.
8) Sebagian besar siswa tidak terampil dalam menjawab
pertanyaan guru terhadap dalam mengenai media pembelajaran.
9) Sebagian siswa kurang cepat dalam menetukan cara
memperagakan media pembelajaran.
10) Melaksanakan pembelajaran kurang sesuai dengan alokasi
waktu yang telah direncanakan.
Refleksi pada siklus I dilakukan untuk menentukan apakah
siklus I sudah mencapai indikator keberhasilan atau belum. Jika
belum maka akan dicari kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus
I yang selanjutnya akan diperbaiki pada siklus II.
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan terhadap siklus I,
maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pada siklus I sudah
berhasil khususnya pada aspek kognitif dan afektif. Dengan
demikian perlu adanya pelaksanaan pada siklus II untuk lebih
memantapkannya dalam peningkatan hasil belajar.
Page 104
82
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Dalam tahap ini peneliti menetapkan seluruh rencana tindakan
yang akan dilakukan untuk memperbaiki pelaksanaan siklus I. Kegiatan
siklus II ini dilaksanakan pada hari Kamis, 13 Agustus 2015 pukul 07.30-
08.40 dengan kompetensi dasar “Mengidentifikasikan fungsi organ
pernapasan hewan”. Adapun tahapan atau langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian pada siklus II
terlebih dahulu membuat RPP dengan kompetensi dasar
“Mengidentifikasikan fungsi organ pernapasan hewan”. Adapun
tahap perencanaan meliputi :
1) Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada hari Kamis,
13 Agustus 2015.
2) Menetapkan materi (kompetensi dasar) yang akan diajarkan
pada siklus II.
3) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.
4) Menyusun tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada siklus II.
5) Membuat instrumen penelitian, yaitu :
a) Lembar observasi untuk kegiatan siswa, yaitu untuk
mengumpulkan data mengenai penilaian aspek afektif dan
psikomotik siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Page 105
83
b) Lembar observasi untuk kegiatan guru, yaitu untuk
mengumpulkan data mengenai pengelolaan kelas oleh guru.
c) Tes tertulis sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA dengan kompetensi dasar dan indikator
kompetensi yang telah ditentukan.
d) Membuat lembar kerja siswa.
e) Menyiapkan alat atau media pembelajaran.
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini mengacu pada
RPP yang telah disiapkan.
1) Kegiatan awal atau pendahuluan (± 10 menit)
a) Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama
dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan penuh
khidmat.
b) Guru bertanya : “Apa kabar anak-anak?”
c) Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapian pakaian, posisi dan
tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
d) Guru menunjukkan beberapa gambar hewan (ikan, burung,
cacing tanah, serangga, dan hewan menyusui). Guru
bertanya kepada siswa tentang beberapa aspek penting pada
sistem pernapasan manusia yang telah diketahui siswa
sebelumnya. Kemudian guru juga bertanya, “bagaimana
Page 106
84
dengan hewan-hewan yang ada di gambar ini, apakah alat
pernapasan hewan sama dengan manusia ?” (Tahap 1.
Pembangkitan Minat/Engagement).
e) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan inti (± 50 menit)
Eksplorasi
Tahap 2. Eksplorasi/Exploration
a) Guru membentuk kelompok yang terdiri 3–4 siswa setiap
kelompoknya.
b) Siswa secara berkelompok mencoba mencari jawaban dari
ke-5 gambar yang telah ditunjukkan oleh guru di awal
pelajaran dan mengerjakan LKS yang diberikan guru.
c) Siswa mengerjakannya dengan berdiskusi dan
diperbolehkan membuka catatan di buku paket.
d) Guru mengecek pengetahuan yang dimiliki siswa apakah
sudah benar, masih salah, atau mungkin sebagian salah,
sebagai benar yaitu dengan cara guru meminta perwakilan
kelompok memberi penjelasan sederhana mengenai
jawaban terhadap gambar hewan dengan nama alat
pernapasannya.
e) Guru memberi penguatan dan penjelasan secara singkat
terhadap materi bagian alat pernapasan hewan dengan
memakai penjelasan siswa terdahulu.
Page 107
85
f) Siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru.
Tahap 3. Penjelasan/Explanation
g) Perwakilan dari kelompok mencoba memberikan penjelasan
yaitu dengan menyampaikan hasil diskusi terhadap
pekerjaannya di LKS. Siswa sebisa mungkin didorong
untuk menjelaskan dengan kalimat mereka sendiri.
h) Siswa dalam memberikan penjelasan diperbolehkan
membuka catatan.
i) Guru serta siswa mendengar secara kritis dari penjelasan
temannya.
j) Siswa dengan bimbingan guru berusaha menanggapi apa
yang telah disampaikan oleh temannya. Apakah konsep
yang disampaikan sudah benar atau masih ada yang kurang
benar.
Elaborasi
Tahap 4. Elaborasi/Elaboration
a) Guru mengajak siswa untuk menerapkan konsep atau
pengetahuan yang dimiliki dalam situasi baru yaitu dengan
media kartu yang tertuliskan nama hewan.
b) Guru membagikan kertas atau kartu kepada siswa secara
acak. Setiap siswa memperoleh satu kartu.
Page 108
86
c) Siswa diminta untuk menempelkan kartu yang dipegangnya
di karton yang telah disediakan guru sesuai dengan nama
alat pernapasannya.
d) Guru mendorong dan memfasilitasi siswa mengaplikasikan
konsep yang telah didapat sebelumnya dalam situasi baru
yaitu menjodohkan nama hewan sesuai alat pernapasannya.
Konfirmasi
a) Guru memberi pujian dan tepuk tangan atas kerja siswa.
Tahap 5. Evaluasi/Evaluation
b) Guru mengajak siswa untuk mengevaluasi atau mengecek
apakah yang ditempelkan sudah sesuai antara nama hewan
dengan nama alat pernapasannya.
c) Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran
yang telah berlangsung.
3) Kegiatan akhir (± 10 menit)
a) Guru mendorong siswa untuk memahami kekurangan atau
kelebihannya terhadap pengetahuan yang dimiliki
khususnya pengetahuan mengenai materi pembelajaran
yang telah berlangsung yaitu dengan mengerjakan soal
latihan (tes tertulis) secara individu (Tahap 5.
Evaluasi/Evaluation).
b) Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan dipelajari
pada pertemuan yang selanjutnya.
Page 109
87
c) Guru menutup dengan doa dan salam
c. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengadakan penilaian aktivitas
siswa (penilaian afektif dan psikomotorik) maupun peneliti selama
proses pembelajaran berlangsung. Observasi terhadap siswa
dilakukan oleh peneliti, sedangkan penilaian aktivitas peneliti
dilakukan oleh guru kolaborator. Guru kolaborator menggunakan
lembar observasi yang telah disiapkan untuk melakukan pengamatan
terhadap aktivitas peneliti dalam mengelola pembelajaran yang
sedang berlangsung di dalam kelas.
Aspek pengamatan pada siklus II ini sama dengan aspek
pengamatan pada siklus I yaitu mencakup aspek pengamatan pada
guru (yang bertindak sebagai guru adalah peneliti) dan pengamatan
pada siswa. Adapun aspek-aspek yang diamati terhadap aktivitas
guru adalah sebagai berikut :
Tabel 3.6 Aspek Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru Siklus II
No. Aspek yang diamati
Kemampuan guru membuka pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa
2. Memberi motivasi awal
3. Memberikan apresepsi (kaitan materi yang sebelumnya
dengan materi yang akan disampaikan.
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan
Page 110
88
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan diberikan
Sikap guru dalam Proses Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa
8. Antusiasme dalam penampilan
9. Mobilitasi posisi mengajar
Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran)
10. Bahan belajar disajikan sesuai langkah-langkah yang
diencanakan di RPP
11. Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar (materi)
12. Kejelasan dalam memberikan cotoh
13. Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan bahan
belajar
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses Pembelajaran)
14. Guru membentuk kelompok yang terdiri 3–4 siswa setiap
kelompoknya (Teknik pembagian kelompok).
15. Guru membagikan LKS
16. Guru mengecek pengetahuan yang dimiliki siswa dengan
cara guru meminta perwakilan kelompok memberi
penjelasan sederhana mengenai jawaban terhadap gambar
hewan dengan nama alat pernapasannya.
17. Guru memberi penguatan dan penjelasan secara singkat
terhadap materi bagian alat pernapasan hewan dengan
memakai penjelasan siswa terdahulu
18. Guru meminta perwakilan dari kelompok mencoba
memberikan penjelasan yaitu dengan menyampaikan hasil
diskusi terhadap pekerjaannya di LKS.
Page 111
89
19. Guru mendengar secara kritis dari penjelasan siswa.
20. Guru mengajak siswa untuk menerapkan konsep atau
pengetahuan yang dimiliki dalam situasi baru yaitu dengan
media short card (kartu yang tertulis nama hewan).
21. Guru membagikan kertas atau kartu kepada siswa secara
acak. Setiap siswa memperolehkan satu kertas atau kartu
yang tertuliskan nama hewan.
22. Guru menjelaskan petunjuk dalam pelaksanaan tugas.
23. Guru memberi pujian dan tepuk tangan atas kerja siswa.
24. Guru mengajak siswa untuk mengevaluasi atau mengecek
apakah yang ditempelkan sudah sesuai antara nama hewan
dengan nama alat pernapasannya.
25. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran
yang telah berlangsung
Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
26. Menggunakan media secara efektif dan efisien
27. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
Evaluasi Pembelajaran
28. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan
29. Penilaian yang diberikan seseuai dengan RPP
Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran
30. Meninjau kembali materi yang telah diberikan
31. Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan
32. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran
Tindak Lanjut (Follow Up)
33. Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu
Page 112
90
maupun kelompok
34. Menginformasikan materi atau bahan belajar yang akan
dipelajari berikutnya
Peneliti mengadakan penilaian terhadap aktivitas siswa yang
meliputi penilaian afektif dan psikomotorik melalui observasi.
Adapun aspek penilaian afektif siswa yang diamati adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.7 Aspek Pengamatan Terhadap Aspek Afektif Siswa Siklus II
No. Aspek yang diamati
1. Kesiapan mengikuti pelajaran
2. Minat terhadap topik pembahasan yang akan berlangsung
3. Aktif dalam pembelajaran
4. Memperhatikan penjelasan guru
5. Melaksanakan tugas dari guru
6. Kerjasama dalam kelompok
7. Berani
8. Menghargai teman
Sedangkan aspek penilaian psikomotorik siswa adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.8 Aspek Penigamata Terhadap Aspek Psikomotorik Siswa Siklus II
No. Aspek yang diamati
1. Kecepatan dan ketepatan dalam menjodohkan nama hewan
dengan alat pernapasannya.
2. Pelaksanaan tugas (menjodohkan kartu) sesuai intruksi
d. Refleksi
Berdasarkan hasil tes tertulis pada siklus II diketahui bahwa
jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar semakin
Page 113
91
meningkat. Setelah diberi tindakan terlihat adanya peningkatan hasil
belajar siswa dibanding pelaksanaan siklus I.
Pada tahap refleksi ini peneliti mengevaluasi kegiatan yang
ada di siklus II. Peneliti menemukan beberapa keberhasilan yang
dicapai, diantaranya :
1) Sebagian besar siswa telah siap mengikuti pelajaran, ditandai
dengan posisi duduk yang sudah benar dan berpakaian rapi.
2) Adanya perkembangan minat siswa terhadap pokok bahasan
yang dipelajari yang semakin meningkat
3) Sebagian besar siswa telah aktif mengikuti proses pembelajaran
yang berlangsung.
4) Sebagian besar siswa sudah dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan guru.
5) Sebagian besar siswa telah berperan aktif dalam proses
pembelajaran berlangsung.
6) Sebagian besar siswa telah memperhatikan perintah atau pun
penjelasan dari guru, siswa sudah tidak ramai sendiri dan
pandangan berpusat ke guru.
7) Dalam melaksanakan tugas dari guru, khususnya selama
pelaksanaan diskusi siswa sudah dapat bekerja sama dengan
baik. Sebagian besar siswa telah ikut berperan aktif.
8) Sebagian besar siswa telah berani untuk memberikan pendapat
serta maju ke depan kelas.
Page 114
92
9) Sebagian besar siswa terampil dalam menjodohkan kartu antara
nama hewan dengan alat pernapasannya.
10) Sebigian besar siswa telah menjalankan tugas (menjodohkan
kartu) sesuai intruksi.
11) Guru menggunakan alokasi waktu pembelajaran sesuai dengan
yang telah direncanakan.
Walaupun sudah ada beberapa keberhasilan yang dicapai,
namun masih ada kekurangan yang ditemukan selama kegiatan
siklus II. Adapun kekurangan yang ditemukan yaitu masih ada
beberapa siswa yang kurang menghargai temannya ketika presentasi,
mereka lebih asyik bermain sendiri.
Refleksi pada siklus II dilakukan untuk menentukan apakah
siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan atau belum. Jika
belum maka akan dicari kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus
II yang selanjutnya akan diperbaiki pada siklus selanjuntnya.
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan terhadap siklus II,
maka dapat disimpulkan bahwa pelaksannaan pada siklus II sudah
berhasil. Dengan demikian tidak perlu diadakanya pelaksanaan serta
perbaikan pada siklus III.
Page 116
94
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Tiap Siklus
1. Pra Siklus
Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan
observasi terlebih dahulu di MI Miftahul Huda Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang. Observasi ini dilaksanakan pada hari Selasa, 28
Juli 2015. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti,
diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran di MI Miftahul Huda.
Sistem pembelajaran yang berlangsung masih terpusat pada guru, guru
lebih berperan aktif dalam pembelajaran. Metode pembelajaran yang
masih sering digunakan adalah ceramah. Keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran masih kurang aktif. Selain itu siswa juga kurang antusias
dalam mengikuti pembelajaran yang ditunjukkan dengan masih
sedikitnya siswa mengajukan pertanyaan, sering bercanda dan asyik
bermain dengan temannya, kurang memperhatikan penjelasan guru
ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.
Data yang diperoleh dari observasi, bahwa hasil tes formatif siswa
pada mata pelajaran IPA materi alat pernapasan manusia dan hewan
masih banyak yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Adapun KKM mata pelajaran IPA kelas V MI Miftahul Huda adalah 70.
Berikut ini adalah Tabel rekapitulasi hasil belajar siswa pra siklus :
Page 117
95
Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Pra Siklus
No. Keterangan Tes Awal
1. Nilai Terendah 20
2. Nilai Tertinggi 75
3. Nilai Rata-rata Kelas 47,5
4. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70
5. Jumlah Siswa yang Mencapai Nilai KKM 2
6. Jumlah Siswa yang Memperoleh Nilai di Bawah
KKM
8
7. Persentase Siswa yang Mencapai KKM 20 %
8. Persentase Siswa yang Belum Mencapai KKM 80 %
Berdasarkan data pada tabel 4.1 dapat digambarkan dalam bentuk
diagram lingkaran yang berisi tentang persentase siswa yang tuntas dan
siswa yang tidak tuntas. Berikut diagram lingkaran dari data di atas :
Gambar 4.1 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
Tuntas
20%
Tidak Tuntas
80%
Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Pra Siklus
Page 118
96
Setelah diperoleh data secara keseluruhan, peneliti
mengklasifikasikan nilai perolehan siswa berdasarkan acuan penilaian
yang telah ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil belajar siswa pra siklus
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Klasifikasi Hasil Siswa Pra Siklus
No. Nilai Frekuensi Persentase Predikat
1. 86-100 0 20% Sangat baik
2. 71-85 1 10% Baik
3. 56-70 1 10% Cukup
4. 41-55 3 30% Kurang
5. ≤ 40 5 50% Kurang sekali
Jumlah 10 100 %
Berdasarkan pada tabel 4.2, dapat di ketehui bahwa siswa yang
memperoleh predikat baik ada 1 siswa (10%), cukup ada 1 siswa (10%),
kurang sebanyak 3 siswa (30%), dan kurang sekali sebanyak 5 siswa
(50%). Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai
berikut :
0
1
2
3
4
5
6
86-100 71-85 56-70 41-55 ≤ 40
Fre
kuen
si
Nilai
Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
Frekuensi
Page 119
97
Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
Hasil analisis data yang diperoleh membuktikan banyaknya hasil
belajar siswa yang masih rendah atau belum memenuhi kriteria
ketuntasan minimal yang telah ditentukan. Oleh karena itu, hasil data
tersebut menjadi dasar bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian
tindakan kelas dengan tujuan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa
yaitu dengan menerapkan model learning cycle dalam mata pelajaran
IPA materi Alat pernapasan manusia dan hewan di MI Miftahul Huda
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016.
2. Siklus I
Kegiatan penelitian pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa,
11 Agustus 2015 pukul 12.00 – 13.00. Kegiatan pembelajaran
dilaksanakan di dalam ruang kelas V dengan jumlah peserta 10 siswa.
Kegiatan pembelajaran mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran
yang telah disiapkan serta menggunakan lembar observasi guru dan
siswa. Penilaian hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penilaian terhadap aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Penilaian
pada aspek kognitif melalui tes tertulis yang dilaksanakan pada tahap
evaluasi dalam kegiatan akhir pembelajaran. Sebagai nilai patokan
ketuntasan digunakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas V
pada mata pelajaran IPA yaitu 70. Sedangkan penilaian pada aspek
afektif dan psikomotorik melalui observasi yang dilaksanakan selama
Page 120
98
proses pembelajaran berlangsung. Adapun data dari hasil penelitian pada
siklus I adalah sebagai berikut :
a. Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif
Tes tertulis dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar
siswa pada aspek kognitif. Berikut Tabel mengenai hasil belajar
siswa pada aspek kognitif :
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus I
No. Keterangan Tes Siklus I
1. Nilai Terendah 40
2. Nilai Tertinggi 100
3. Nilai Rata- Rata Kelas 76,5
4. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70
5. Jumlah Siswa yang Mencapai Nilai KKM 8
6. Jumlah Siswa yang Memperoleh Nilai di
Bawah KKM
2
7. Persentasi Siswa yang Mencapai KKM 80 %
8. Persentasi Siswa yang Belum Mencapai
KKM
20 %
Berdasarkan data pada tabel 4.3 dapat digambarkan dalam
bentuk diagram lingkaran yang berisi tentang persentase siswa yang
tuntas dan siswa yang tidak tuntas. Berikut diagram lingkaran dari
data di atas :
Page 121
99
Gambar 4.3 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
Setelah diperoleh data secara keseluruhan pada siklus I,
peneliti mengklasifikasikan nilai perolehan siswa berdasarkan acuan
penilaian yang telah ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil belajar
siswa pada spek kognitif siklus I adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus I
No. Nilai Frekuensi Persentase Predikat
1. 86-100 6 60% Sangat baik
2. 71-85 1 10% Baik
3. 56-70 1 10% Cukup
4. 41-55 1 10% Kurang
5. ≤ 40 1 10% Kurang sekali
Jumlah 10 100 %
Berdasarkan data pada tabel 4.4, dapat di ketehui bahwa
siswa yang memperoleh predikat sangat baik sebanyak 6 siswa
(60%), baik ada 1 siswa (10%), cukup ada 1 siswa (10%), kurang
ada 1 siswa (10%), dan kurang sekali ada 1 siswa (10%). Data
tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut :
Tuntas
80%
Tidak Tuntas 20%
Page 122
100
Gambar 4.4 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus I
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa setelah
dilaksanakan tindakan pada siklus I adanya peningkatan pada nilai
terendah dan tertinggi yang diperoleh siswa, nilai rata-rata kelas
yang meningkat menjadi 76,5 dengan predikat baik, serta jumlah
keseluruhan siswa yang tuntas mencapai nilai KKM sebanyak 8
siswa (80%), sedangkan yang belum tuntas mencapai KKM
sebanyak 2 siswa (20%).
b. Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif
Penilaian siswa terhadap aspek afektif diperoleh melalui
observasi selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengacu
pada lembar observasi yang telah disediakan. Setelah dianalisis,
diperoleh nilai secara keseluruhan. Berikut daftar nilai siswa pada
aspek afektif :
Tabel 4.5 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Afektif Siklus I
No. Nama Jumlah Nilai
1 Faradzabila 22
0
1
2
3
4
5
6
7
86-100 71-85 56-70 41-55 ≤ 40
Fre
kuen
si
Nilai
Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus I
Frekuensi
Page 123
101
2 Oktagar Ardiyan 18
3 Risnan Amalah 22
4 Izra Razak 21
5 Roma Purna 14
6 Egustina 16
7 Agus Black 13
8 Inwardana 19
9 Azifah Aamalah 19
10 Zaki Al 14
Nilai rata-rata 17,8 =18
Berdasarkan data pada Tabel 4.5, dapat diketahui bahwa nilai
terendah yang diperoleh siswa pada aspek afektif adalah 13 dan nilai
tertinggi yang diperoleh adalah 22. Setelah diperoleh data secara
keseluruhan pada siklus I, peneliti mengklasifikasikan nilai
perolehan siswa pada aspek afektif berdasarkan acuan penilaian yang
telah ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil belajar siswa pada aspek
afektif siklus I adalah sebagai berikut :
Tabel 4.6 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Afektif Siklus I
Nilai Frekuensi Persentase Predikat
21-24 3 30% Sangat baik
17-20 3 30% Baik
13-16 4 40% Cukup
8-12 0 0% Kurang
Jumlah 10 100%
Berdasarkan data pada Tabel 4.6, dapat diketahui bahwa
siswa yang mendapat predikat sangat baik sebanyak 3 siswa (30%),
baik sebanyak 3 siswa (30%), cukup sebanyak 4 siswa (40%). Maka
penilaian afektif siswa pada siklus I berada pada predikat baik
Page 124
102
ditandai dengan nilai rata-rata 18. Data tersebut dapat digambarkan
dalam bentuk grafik sebagai berikut :
Gambar 4.5 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif Siklus I
c. Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik
Penilaian siswa terhadap aspek psikomotorik diperoleh
melalui observasi selama proses pembelajaran berlangsung dengan
mengacu pada lembar observasi yang telah disediakan. Berikut
daftar nilai siswa pada aspek psikomotorik:
Tabel 4.7 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Psikomotorik Siklus I
No. Nama Jumlah Nilai
1 Faradzabila 4
2 Oktagar Ardiyan 5
3 Risnan Amalah 6
4 Izra Razak 6
5 Roma Purna 4
6 Egustina 4
7 Agus Black 4
8 Inwardana 4
9 Azifah Aamalah 4
0
1
2
3
4
5
21-24 17-20 13-16 8-12
Fre
kuen
si
Nilai
Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif
Siklus I
Frekuensi
Page 125
103
10 Zaki Al 3
Nilai rata-rata 4,4 = 4
Berdasarkan data pada Tabel 4.7, dapat diketahui bahwa nilai
terendah yang diperoleh siswa pada aspek psikomotorik adalah 3 dan
nilai tertinggi yang diperoleh adalah 6. Setelah diperoleh data secara
keseluruhan pada siklus I, peneliti mengklasifikasikan nilai
perolehan siswa pada aspek psikomotorik berdasarkan acuan
penilaian yang telah ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil belajar
siswa pada aspek psikomotorik siklus I adalah sebagai berikut :
Tabel 4.8 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Psikomotorik Siklus I
Nilai Frekuensi Persentase Predikat
6 2 20% Sangat baik
5 1 10% Baik
4 6 60% Cukup
2-3 1 10% Kurang
Jumlah 10 100%
Berdasarkan data pada Tabel 4.8, dapat diketahui bahwa
siswa yang mendapat predikat sangat baik sebanyak 2 siswa (20%),
baik ada 1 siswa (10%), cukup sebanyak 6 siswa (60%). Maka
penilaian terhadap aspek psikomotorik siswa berada pada predikat
cukup ditandai dengan nilai rata-rata 4. Data tersebut dapat
digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut :
Page 126
104
Gambar 4.6 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik Siklus I
d. Hasil Observasi Aktivitas Guru
Hasil observasi pada aktivitas guru selama melaksanakan
proses kegiatan mengajar siklus I adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I
No Aspek yang diamati 4 3 2 1
Kemampuan guru membuka
pelajaran
1 Memeriksa kesiapan siswa v
2 Memberi motivasi awal v
3 Memberikan apresepsi (kaitan materi
yang sebelumnya dengan materi
yang akan disampaikan.
v
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan diberikan
v
5 Memberikan acuan bahan pelajaran
yang akan diberikan
v
Sikap guru dalam Proses
0
1
2
3
4
5
6
7
6 5 4 2-3
Fre
kuen
si
Nilai
Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik
Siklus I
Frekuensi
Page 127
105
Pembelajaran
6 Kejelasan artikulasi v
7 Variasi gerakan badan tidak
mengganggu perhatian siswa
v
8 Antusiasme dalam penampilan v
9 Mobilitasi posisi mengajar v
Penguasaan Bahan Belajar
(Materi Pelajaran)
10 Bahan belajar disajikan sesuai
langkah-langkah yang direncanakan
di RPP
v
11 Kejelasan dalam menjelaskan bahan
belajar (materi)
v
12 Kejelasan dalam memberikan cotoh v
13 Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan bahan belajar
v
Kegiatan Belajar Mengajar
(Proses Pembelajaran)
14 Guru menunjukkan gambar bagian
alat pernapasan manusia
v
15 Teknik pembagian kelompok v
16 Guru membagikan LKS 1 dan LKS 2 v
17 Guru meminta bukti berupa
penjelasan siswa terhadap hasil
pekerjaannya di LKS 1
v
18 Guru memberi penguatan dan
penjelasan terhadap materi bagian
alat pernapasan manusia dengan
memakai penjelasan siswa terdahulu.
v
19 Guru meminta dari perwakilan
kelompok untuk menyampaikan hasil
diskusi.
v
20 Guru mendengar secara kritis dari
penjelasan siswa.
v
Page 128
106
21 Guru menunjukkan media
pembelajaran berupa model
sederhana tentang proses pernapasan
manusia.
v
22 Guru mendorong dan memfasilitasi
siswa mengaplikasikan konsep yang
telah didapat sebelumnya dalam
situasi baru.
v
23 Guru memberi pujian dan tepuk
tangan atas kerja siswa
v
24 Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan hal yang
belum jelas
v
25 Guru mengajak siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran yang
telah berlangsung
v
Pemanfaatan Media Pembelajaran
dan Sumber Belajar
26 Menggunakan media secara efektif
dan efisien
v
27 Melibatkan siswa dalam
pemanfaatan media
v
Evaluasi Pembelajaran
28 Penilaian relevan dengan tujuan yang
telah ditetapkan
v
29 Penilaian yang diberikan sesuai
dengan RPP
v
Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
30 Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
v
31 Memberi kesempatan untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan
v
32 Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
v
Tindak Lanjut (Follow Up)
33 Memberikan tugas kepada siswa baik
secara individu maupun kelompok
v
Page 129
107
34 Menginformasikan materi atau bahan
belajar yang akan dipelajari
berikutnya
v
Jumlah nilai 32 78 0 0
Total 110
Keterangan:
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar
mengajar pada siklus I memperoleh skor 110 dari skor maksimal
136. Adapun perincian dari 34 aspek penilaian yang ada adalah 8
aspek penilaian memperoleh masing-masing 4 skor dan 26 aspek
penilaian memperoleh masing- masing 3 skor. Sehingga aktifitas
guru pada siklus I tergolong predikat baik. Adapun penjelasan lebih
lanjut mengenai aktivitas guru adalah sebagi berikut :
1) Penilaian terhadap kemampuan guru, berada pada skor nilai 3
berpredikat baik.
2) Penilaian terhadap sikap guru dalam proses pembelajarn berada
pada skor nilai 3 berpredikat baik.
Page 130
108
3) Penilaian terhadap penguasaan bahan belajar (materi pelajaran),
berada pada skor nilai 3 berpredikat baik.
4) Penilaian terhadap kegiatan belajar mengajar (proses
pembelajaran) berada pada skor nilai 4 berpredikat sangat baik.
5) Penilaian terhadap pemanfaatan media pembelajaran berada
pada skor nilai 3 berpredikat baik.
6) Penilaian terhadap evaluasi pembelajaran berada pada skor nilai
4 berpredikat sangat baik.
7) Penilaian terhadap kemampuan menutup kegiatan pembelajaran
berada pada skor nilai 3 berpredikat baik.
8) Penilaian terhadap tindak lanjut (follow up) berada pada skor
nilai 3 berpredikat baik.
e. Refleksi
Pada tahap refleksi ini peneliti mengevaluasi kegiatan yang
ada di siklus I. Peneliti menemukan beberapa keberhasilan yang
dicapai, diantaranya :
1) Setelah diberi tindakan terlihat adanya peningkatan hasil tes
tertulis siswa dibanding sebelum adanya tindakan melalui
penerapan model learning cycle. Sebelum adanya tindakan (pra
siklus), jumlah siswa yang telah tuntas sebanyak 2 siswa (20 %),
dengan nilai rata-rata kelas 47,5 yang kemudian meningkat
setelah adanya tindakan siklus I yaitu jumlah siswa yang telah
tuntas sebanyak 8 siswa (80 %) dengan nilai rata-rata kelas 76,5.
Page 131
109
2) Adanya perkembangan minat siswa terhadap pokok bahasan
yang dipelajari, dibuktikan dari hasil observasi pada aspek
afektif yaitu 6 siswa yang masing-masing memperoleh skor nilai
3 dengan indikator siswa mau melaksanakan ajakan guru untuk
menutup mulut dan hidung dalam waktu beberapa detik.
3) Sebagian siswa telah aktif mengikuti proses pembelajaran yang
berlangsung, dibuktikan dari hasil observasi pada aspek afektif
yaitu 3 siswa yang masing-masing memperoleh skor nilai 3
dengan indikator siswa mempunyai keinginan yang kuat untuk
bertanya, menjawab ataupun berpendapat saat proses
pembelajaran dan percaya diri dan 7 siswa masing-masing
memperoleh skor nilai 2 dengan indikator siswa mempunyai
keinginan yang kuat untuk bertanya, menjawab ataupun
berpendapat saat proses pembelajaran dan kurang percaya diri.
Walaupun sudah ada beberapa keberhasilan yang dicapai,
namun masih banyak kekurangan yang ditemukan selama kegiatan
siklus I. Adapun kekurangan yang ditemukan, diantaranya :
1) Sebagian siswa masih kurang dalam kesiapan mengikuti
pelajaran, Dibuktikan dari hasil observasi pada aspek afektif
yaitu 4 siswa yang masing-masing memperoleh skor nilai 2
dengan indikator siswa berpakaian kurang rapi, posisi duduk
kurang benar.
Page 132
110
2) Masih ada banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan
guru. Dibuktikan dari hasil observasi pada aspek afektif yaitu 7
siswa yang masing-masing memperoleh skor nilai 2 dengan
indikator siswa mendengarkan penjelasan guru tetapi pandangan
kurang terpusat pada guru.
3) Dalam melaksanakan tugas dari guru, khususnya selama
pelaksanaan diskusi siswa belum dapat bekerja sama dengan
baik. Masih terdapat siswa yang hanya bergantung pada
temannya. Dibuktikan dari hasil observasi pada aspek afektif
yaitu 4 siswa yang masing-masing memperoleh skor nilai 2
dengan indikator siswa masih malu-malu bertukar pendapat dan
terlibat dalam diskusi serta peragaan media pernapasan manusia
secara berkelompok dan 1 siswa memperoleh skor nilai 1
dengan indikator siswa tidak saling bertukar pendapat dan
terlibat dalam diskusi serta peragaan media pernapasan manusia
secara berkelompok.
4) Masih ada beberapa siswa yang kurang berani untuk
memberikan pendapat serta maju ke depan kelas. Dibuktikan
dari hasil observasi pada aspek afektif yaitu 5 siswa yang
masing-masing memperoleh skor nilai 2 dengan indikator Siswa
masih malu-malu untuk maju ke depan sebagai perwakilan
kelompok untuk memberikan penjelasan terhadap hasil diskusi
dan kurang berani menanggapi penjelasan dari teman dan 1
Page 133
111
siswa memperoleh skor nilai 1 dengan indikator siswa
cenderung diam selama pembelajaran berlangsung.
5) Ada beberapa siswa yang kurang menghargai temannya ketika
presentasi. Dibuktikan dari hasil observasi pada aspek afektif
yaitu 6 siswa yang masing-masing memperoleh skor nilai 2
dengan indikator siswa mendengar pendapat atau penjelasan
teman tetapi pandangan kurang terpusat pada teman yang
sedang memberikan pendapat atau penjelasan dan 4 siswa
memperolehkan skor nilai 1 dengan indikator siswa tidak
mendengar pendapat atau penjelasan teman.
6) Sebagian besar siswa tidak terampil dalam menjawab
pertanyaan guru berkenaan dengan media pembelajaran yang
telah diperagakan. Dibuktikan dari hasil observasi pada aspek
psikomotorik yaitu 7 siswa yang masing-masing memperoleh
skor nilai 2 dengan indikator siswa paham tata cara
memperagakan media yang telah disediakan oleh guru tetapi
tidak terampil menjawab pertanyaan guru berkenaan dengan
media tersebut.
7) Sebagian besar siswa kurang cepat dalam menentukan cara
memperagakan media pembelajaran. Dibuktikan dari hasil
observasi pada aspek psikomotorik yaitu 7 siswa yang masing-
masing memperoleh skor nilai 2 dengan indikator Siswa
Page 134
112
berpikir lama dan tepat dalam memperagakan media model alat
pernapasan manusia.
8) Melaksanakan pembelajaran kurang sesuai dengan alokasi
waktu yang telah direncanakan.
Untuk memperbaiki kekurangan dan mempertahankan
keberhasilan yang telah dicapai pada siklus I, maka pada
pelaksanaan siklus II dapat dibuat perencanaan sebagai berikut :
1) Perencanaan pembelajaran dirancang yang lebih variatif dengan
tanpa mengabaikan tahapan-tahapan serta kegiatan-kegiatan
guru dan siswa yang ada pada model learning cycle.
2) Memperhatikan penggunaan alokasi waktu, agar dalam
pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang
telah direncanakan sebelumnya.
3) Memberi motivasi kepada siswa agar yang lebih aktif, perhatian
kepada guru maupun teman, berani, menghargai teman, dan
bertanggung jawab atas tugas yang diberikan oleh guru.
4) Menentukan media pembelajaran yang dapat meningkatkan
aspek psikomotorik siswa.
3. Siklus II
Pelaksanaan penelitian pada siklus II dilaksanakan pada hari
Kamis, 13 Agustus 2015 pukul 07.30 - 08.40. Kegiatan pembelajaran
dilaksanakan di dalam ruang kelas V dengan jumlah peserta 10 siswa.
Kegiatan pembelajaran mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran
Page 135
113
yang telah disiapkan serta menggunakan lembar observasi guru dan
siswa. Penilaian hasil belajar yang digunakan pada siklus II sama dengan
yang ada di siklus I yaitu penilaian terhadap aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Penilaian pada aspek kognitif melalui tes tertulis yang
dilaksanakan pada tahap evaluasi dalam kegiatan akhir pembelajaran.
Sebagai nilai patokan ketuntasan digunakan nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) kelas V pada mata pelajaran IPA yaitu 70. Sedangkan
penilaian pada aspek afektif dan psikomotorik melalui observasi yang
dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun data dari
hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut :
a. Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif
Tes tertulis dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar
siswa pada aspek kognitif. Berikut tabel mengenai rekapitulasi hasil
belajar siswa pada aspek kognitif :
Tabel 4.10 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif
Siklus II
No. Keterangan Tes Siklus
II
1. Nilai Terendah 70
2. Nilai Tertinggi 100
3. Nilai Rata- Rata Kelas 83,5
Page 136
114
4. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70
5. Jumlah Siswa yang Mencapai Nilai KKM 10
6. Jumlah Siswa yang Memperoleh Nilai di
Bawah KKM
0
7. Persentasi Siswa yang Mencapai KKM 100 %
8. Persentasi Siswa yang Belum Mencapai
KKM
0 %
Berdasarkan data pada Tabel 4.10 dapat digambarkan dalam
bentuk diagram lingkaran yang berisi tentang persentase siswa yang
tuntas dan siswa yang tidak tuntas. Berikut diagram lingkaran dari
data di atas :
Gambar 4.7 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
Setelah diperoleh data secara keseluruhan pada siklus II,
peneliti mengklasifikasikan nilai perolehan siswa berdasarkan acuan
penilaian yang telah ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil belajar
siswa pada spek kognitif siklus II adalah sebagai berikut :
Tabel 4.11 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus II
No. Nilai Frekuensi Persentase Predikat
Tuntas
100%
Tidak
Tuntas
0%
Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Siklus II
Page 137
115
1. 86-100 6 60% Sangat baik
2. 71-85 3 30% Baik
3. 56-70 1 10% Cukup
4. 41-55 0 0% Kurang
5. ≤ 40 0 0% Kurang sekali
Jumlah 10 100 %
Berdasarkan data pada Tabel 4.11, dapat di ketehui bahwa
siswa yang memperoleh predikat sangat baik sebanyak 6 siswa
(60%), baik sebanyak 3 siswa (30%), dan cukup ada 1 siswa (10%).
Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai
berikut :
Gambar 4.8 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus II
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa setelah
dilaksanakan tindakan pada siklus II adanya peningkatan pada nilai
terendah dan tertinggi yang diperoleh siswa, nilai rata-rata kelas
yang meningkat menjadi 83,5 dengan predikat baik, serta jumlah
keseluruhan siswa yang tuntas mencapai nilai KKM sebanyak 10
0
1
2
3
4
5
6
7
86-100 71-85 56-70 41-55 ≤ 40
Fre
kuen
si
Nilai
Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus II
Frekuensi
Page 138
116
siswa (100%), dengan kata lain pada siklus II semua siswa telah
tuntas.
b. Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif
Penilaian siswa pada aspek afektif siklus II dilaksanakan
seperti pada siklus I yaitu melalui observasi dengan mengacu pada
lembar observasi. Setelah dianalisis, diperoleh nilai secara
keseluruhan. Berikut daftar nilai siswa pada aspek afektif :
Tabel 4.12 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Afektif Siklus II
No. Nama Jumlah Nilai
1 Faradzabila 22
2 Oktagar Ardiyan 22
3 Risnan Amalah 23
4 Izra Razak 23
5 Roma Purna 21
6 Egustina 18
7 Agus Black 18
8 Inwardana 22
9 Azifah Aamalah 22
10 Zaki Al 16
Nilai rata-rata 20,7 = 21
Berdasarkan data pada Tabel 4.12, dapat diketahui bahwa
nilai terendah yang diperoleh siswa pada aspek afektif adalah 16 dan
nilai tertinggi yang diperoleh adalah 23. Setelah diperoleh data
secara keseluruhan pada siklus II, peneliti mengklasifikasikan nilai
perolehan siswa pada aspek afektif berdasarkan acuan penilaian yang
telah ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil belajar siswa pada aspek
afektif siklus II adalah sebagai berikut :
Tabel 4.13 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Afektif Siklus II
Nilai Frekuensi Persentase Predikat
Page 139
117
21-24 7 70% Sangat baik
17-20 2 20% Baik
13-16 1 10% Cukup
8-12 0 0% Kurang
Jumlah 10 100%
Berdasarkan data pada Tabel 4.13, dapat diketahui bahwa
siswa yang mendapat predikat sangat baik sebanyak 7 siswa (70%),
baik sebanyak 2 siswa (20%), cukup ada 1 siswa (10%). Maka
penilaian afektif siswa pada siklus II berada pada predikat sangat
baik ditandai dengan nilai rata-rata 21. Data tersebut dapat
digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut :
Gambar 4.9 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif Siklus II
c. Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik
Penilaian siswa terhadap aspek psikomotorik pada siklus II
diperoleh melalui observasi selama proses pembelajaran berlangsung
dengan mengacu pada lembar observasi yang telah disediakan
seperti halnya pada siklus I tetapi dengan aspek penilian dan
0
2
4
6
8
21-24 17-20 13-16 8-12
Fre
kuen
si
Nilai
Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif
Siklus II
Frekuensi
Page 140
118
indikator penilaian yang berbeda. Berikut daftar nilai siswa pada
aspek psikomotorik:
Tabel 4.14 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Psikomotorik Siklus II
No. Nama Jumlah Nilai
1 Faradzabila 6
2 Oktagar Ardiyan 4
3 Risnan Amalah 6
4 Izra Razak 6
5 Roma Purna 6
6 Egustina 4
7 Agus Black 6
8 Inwardana 6
9 Azifah Aamalah 4
10 Zaki Al 4
Nilai rata-rata 5,2 = 5
Berdasarkan data pada Tabel 4.14, dapat diketahui bahwa
nilai terendah yang diperoleh siswa pada aspek psikomotorik adalah
4 dan nilai tertinggi yang diperoleh adalah 6. Setelah diperoleh data
secara keseluruhan pada siklus II, peneliti mengklasifikasikan nilai
perolehan siswa pada aspek psikomotorik berdasarkan acuan
penilaian yang telah ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil belajar
siswa pada aspek psikomotorik siklus II adalah sebagai berikut :
Tabel 4.15 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Psikomotorik Siklus II
Nilai Frekuensi Persentase Predikat
6 6 60% Sangat baik
5 0 0% Baik
4 4 40% Cukup
2-3 0 0% Kurang
Jumlah 10 100%
Page 141
119
Berdasarkan data pada Tabel 4.15, dapat diketahui bahwa
siswa yang mendapat predikat sangat baik sebanyak 6 siswa (60%),
cukup sebanyak 4 siswa (40%). Maka penilaian terhadap aspek
psikomotorik siswa berada pada predikat baik ditandai dengan nilai
rata-rata 5. Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik
sebagai berikut :
Gambar 4.10 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik Siklus II
d. Hasil Observasi Aktivitas Guru
Hasil observasi aktivitas guru selama melaksanakan proses
kegiatan mengajar siklus I adalah sebagai berikut :
Tabel 4.16 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
No. Aspek yang diamati 4 3 2 1
Kemampuan guru membuka
pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa v
0
2
4
6
8
6 5 4 2-3
Fre
kuen
si
Nilai
Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik
Siklus II
Frekuensi
Page 142
120
2. Memberi motivasi awal v
3. Memberikan apresepsi (kaitan materi
yang sebelumnya dengan materi yang
akan disampaikan.
v
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan diberikan
v
5. Memberikan acuan bahan pelajaran
yang akan diberikan
v
Sikap guru dalam Proses
Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi v
7. Variasi gerakan badan tidak
mengganggu perhatian siswa
v
8. Antusiasme dalam penampilan v
9. Mobilitasi posisi mengajar v
Penguasaan Bahan Belajar (Materi
Pelajaran)
10. Bahan belajar disajikan sesuai
langkah-langkah yang diencanakan di
RPP
v
11. Kejelasan dalam menjelaskan bahan
belajar (materi)
v
12. Kejelasan dalam memberikan cotoh v
13. Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan bahan belajar
v
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses
Pembelajaran)
14. Guru membentuk kelompok yang
terdiri 3–4 siswa setiap kelompoknya
(Teknik pembagian kelompok)
v
15. Guru membagikan LKS v
16. Guru mengecek pengetahuan yang
dimiliki siswa dengan cara guru
meminta perwakilan kelompok
memberi penjelasan sederhana
mengenai jawaban terhadap gambar
v
Page 143
121
hewan dengan nama alat
pernapasannya.
17. Guru memberi penguatan dan
penjelasan secara singkat terhadap
materi bagian alat pernapasan hewan
dengan memakai penjelasan siswa
terdahulu
v
18. Guru meminta perwakilan dari
kelompok mencoba memberikan
penjelasan yaitu dengan
menyampaikan hasil diskusi terhadap
pekerjaannya di LKS.
v
19. Guru mendengar secara kritis dari
penjelasan siswa.
v
20. Guru mengajak siswa untuk
menerapkan konsep atau pengetahuan
yang dimiliki dalam situasi baru yaitu
dengan media kartu.
v
21. Guru membagikan kertas atau kartu
kepada siswa secara acak. Setiap
siswa memperolehkan satu kertas
atau kartu yang tertuliskan nama
hewan.
v
22. Guru menjelaskan petunjuk dalam
pelaksanaan tugas.
v
23. Guru memberi pujian dan tepuk
tangan atas kerja siswa.
v
24. Guru mengajak siswa untuk
mengevaluasi atau mengecek apakah
yang ditempelkan sudah sesuai antara
nama hewan dengan nama alat
pernapasannya.
v
25. Guru mengajak siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran yang
telah berlangsung
v
Pemanfaatan Media Pembelajaran
dan Sumber Belajar
26. Menggunakan media secara efektif
dan efisien
v
27. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media
v
Page 144
122
Evaluasi Pembelajaran
28. Penilaian relevan dengan tujuan yang
telah ditetapkan
v
29. Penilaian yang diberikan seseuai
dengan RPP
v
Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
30. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
v
31. Memberi kesempatan untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan
v
32. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
v
Tindak Lanjut (Follow Up)
33. Memberikan tugas kepada siswa baik
secara individu maupun kelompok
v
34. Menginformasikan materi atau bahan
belajar yang akan dipelajari
berikutnya
v
Jumlah 84 29
Total 113
Keterangan:
Skor:
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
Hasil observasi aktifitas guru dalam kegiatan belajar
mengajar pada siklus II memperolehkan perolehan skor 123 dari skor
maksimal 136. Adapun perincian dari 34 aspek penilaian yang ada
Page 145
123
adalah 21 aspek penilaian memperoleh masing- masing 4 skor
dengan predikat sangat baik dan 13 aspek penilaian memperoleh
masing- masing 3 skor dengan predikat baik. Sehingga aktifitas guru
pada siklus II tergolong predikat sangat baik. Adapun penjelasan lebih
lanjut mengenai aktivitas guru adalah sebagi berikut :
1) Penilaian terhadap kemampuan guru berada pada skor nilai 4
berpredikat sangat baik.
2) Penilaian terhadap sikap guru dalam proses pembelajaran berada
pada skor nilai 4 berpredikat sangat baik.
3) Penilaian terhadap penguasaan bahan belajar (materi pelajaran)
berada pada skor nilai 3 berpredikat baik.
4) Penilaian terhadap kegiatan belajar mengajar (proses
pembelajaran) berada pada skor nilai 4 berpredikat sangat baik.
5) Penilaian terhadap pemanfaatan media pembelajaran berada
pada skor nilai 4 berpredikat sangat baik.
6) Penilaian terhadap evaluasi pembelajaran berada pada skor nilai
4 berpredikat sangat baik.
7) Penilaian terhadap kemampuan menutup kegiatan pembelajaran
berada pada skor nilai 3 berpredikat baik.
8) Penilaian terhadap tindak lanjut (follow up) berada pada skor 4
berpredikat sangat baik.
e. Refleksi
Page 146
124
Bedasarkan pada lembar hasil penelitian nilai yang diperoleh
pada siklus II lebih meningkat dibandingkan dengan siklus I. Pada
siklus II ini, semua siswa kelas V yang berjumlah 10 siswa telah
memenuhi nilai KKM dengan nilai rata-rata kelas 83,5 maka semua
siswa telah tuntas (100%) sudah melebihi dari 80%. Begitu pula
pada hasil belajar siswa aspek afektif dengan predikat sangat baik
dan psikomotorik dengan predikat baik. Aktivitas guru pun juga
mengalami peningkatan. Refleksi pada siklus II yaitu model learning
cycle mampu meningkatkan hasil belajar siswa dengan baik.
Tindakan penelitian dari siklus I sampai dengan siklus II telah cukup
untuk memperlihatkan adanya peningkatan hasil belajar, sehingga
penelitian tindakan kelas ini tidak perlu berlanjut ke siklus
berikutnya. Pada siklus II ini penelitian telah menunjukkan adanya
keberhasilan dalam meningkatkan hasil belajar IPA materi alat
pernapasan manusia dan hewan pada siswa kelas V MI Miftahul
Huda Kecamatan tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajran
2015/2016.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan paparan hasil penelitian dari sebelum tindakan sampai
pelaksanaan tindakan siklus I dan II diperoleh data nilai hasil belajar siswa
secara keseluruhan. Adapun data yang diperoleh sebagai berikut :
1. Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif
Page 147
125
Berikut tabel hasil belajar siswa pada aspek kognitif dari pra
siklus sampai pelaksanaan tidakan siklus I dan II :
Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Pra Siklus,
Siklus I, dan Siklus II
No. Keterangan Pra Siklus Tes Siklus
I
Tes Siklus
II
1. Nilai Terendah 20 40 70
2. Nilai Tertinggi 75 100 100
3. Nilai Rata- Rata
Kelas
47,5 76,5 83,5
4. Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM)
70 70 70
5. Jumlah Siswa yang
Mencapai Nilai
KKM
2 8 10
6. Jumlah Siswa yang
Memperoleh Nilai di
Bawah KKM
8 2 0
7. Persentasi Siswa
yang Mencapai KKM
20 % 80 % 100 %
8. Persentasi Siswa
yang Belum
Mencapai KKM
80 % 20 % 0 %
Berdasarkan data pada Tabel 4.17, dapat diketahui bahwa adanya
peningkatan pada nilai terendah dari pra sikus 25 meningkat pada siklus
Imenjadi 40 kemudian meningkat lagi pada siklus II menjadi 70. Nilai
tertinggi pra siklus 80 meningkat pada siklus I dan II menjadi 100. Nilai
Page 148
126
rata-rata kelas pra siklus 47,5 dengan predikat kurang mengalami
peningkatan pada siklus I menjadi 76,5 dengan predikat baik,kemudian
meningkat lagi pada siklus II menjadi 83,5 dengan predikat baik. Jumlah
ketuntasan siswa pun juga mengalami peningkatan yaitu pra siklus 2
siswa (20%) meningkat pada siklus I menjadi 8 siswa (80%) dan pada
siklus II meningkat menjadi 10 siswa (100%). Jadi dari pra siklus ke
siklus I mengalami peningkatan ketuntasan belajar siswa 60%, kemudian
dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan 20%. Data tersebut
dapat digambarkan dalam bentuk grafik yang berisi tentang persentase
ketuntasan siswa dari pra siklus, siklus I sampai siklus II. Adapun grafik
tersebut adalah sebagai berikut :
Gambar 4.11 Grafik Peningkatan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Setelah diperoleh data secara keseluruhan, peneliti
mengklasifikasikan nilai perolehan siswa berdasarkan acuan penilaian
yang telah ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil belajar siswa pada aspek
kognitif pra siklus, siklus I, dan siklus II adalah sebagai berikut :
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Pra siklus siklus I siklus II
Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra
Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Page 149
127
Tabel 4.18 Klasifikasi hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Pra Siklus, Siklus I,
dan Siklus II
Nilai Pra
Siklus
Siklus I Siklus II Predikat
86-100 0 6 6 Sangat baik
71-85 1 1 3 Baik
56-70 1 1 1 Cukup
41-55 3 1 0 Kurang
≤ 40 5 1 0 Sangat kurang
Jumlah 10 10 10
Berdasarkan data Tabel 4.18, dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan jumlah siswa yang memperoleh predikat sangat baik dari pra
siklus yang tidak ada siswa kemudian meningkat pada siklus I dan II
menjadi 6 siswa, predikat baik dari pra siklus 1 siswa meningkat pada
siklus II menjadi 3, predikat kurang dari pra siklus 3 siswa kemudian
menurun menjadi 1 siswa pada siklus I dan tidak ada siswa yang
memperoleh preikat kurang pada siklus II, dan predikat sangat kurang
dari pra siklus 5 siswa menurun pada siklus I menjadi 1 dan pada siklus
II serta siklus II tidak ada siswa yang memperoleh predikat sangat
kurang. Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai
berikut :
Page 150
128
Gambar 4.12 Grafik Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif
Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
2. Hasil Belajar Siswa pada Apek Afektif
Berikut tabel hasil belajar siswa pada aspek afektif dari sebelum
adanya tindakan sampai pelaksanaan tidakan siklus I dan II :
Tabel 4.19 Rekapitlasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif Siklus I dan Siklus
II
No. Keterangan Siklus I Siklus II
1. Nilai terendah 13 16
2. Nilai tertinggi 22 23
3. Nilai rata-rata 18 21
Setelah diperoleh data secara keseluruhan, peneliti
mengklasifikasikan nilai perolehan siswa berdasarkan acuan penilaian
yang telah ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil belajar siswa pada aspek
afektif siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut :
Tabel 4.20 Klasifikasi hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif Siklus I dan Siklus
II
Nilai Siklus I Siklus II Predikat
21-24 3 7 Sangat baik
0
1
2
3
4
5
6
7
86-100 71-85 56-70 41-55 ≤ 40
Fre
kuen
si
Nilai
Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif
Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Pra Siklus
siklus I
siklus II
Page 151
129
17-20 3 2 Baik
13-16 4 1 Cukup
8-12 0 0 Kurang
Jumlah 10 10
Berdasarkan data pada tabel 4.19 dan 4.20, dapat diketahui bahwa
adanya peningkatan hasil belajar siswa pada aspek afektif ditandai
dengan perolehan nilai terendah siswa dari siklus I yaitu 13 meningkat
pada siklus II menjadi 16, nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus
I yaitu 22 meningkat pada siklus II menjadi 23, serta nilai rata-rata yang
diperoleh secara klasikal yaitu dari 18 dengan predikat cukup kemudian
menigkat menjadi 21 pada siklus II dengan predikat sangat baik. Jumlah
siswa dalam perolehan predikat pun juga meningkat, siswa yang
memperoleh predikat sangat baik dari 3 siswa pada siklus I kemudian
meningkat menjadi 7 siswa pada siklus II, cukup dari 4 siswa pada siklus
I menurun menjadi 1 siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa
kelas V telah mempunyai nilai afektif dengan predikat sangat baik. Data
tersebut dapat digambarka dalam bentuk grafik seperti di bawah ini:
Page 152
130
Gambar 4.13 Grafik Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif Siklus I
dan Siklus II
3. Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik
Berikut tabel hasil belajar siswa pada aspek psikomotorik dari
pelaksanaan tidakan siklus I dan II :
Tabel 4.21 Rekapitlasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik Siklus I dan
Siklus II
No. Keterangan Siklus I Siklus II
1. Nilai terendah 3 4
2. Nilai tertinggi 6 6
3. Nilai rata-rata 4 5
Setelah diperoleh data secara keseluruhan, peneliti
mengklasifikasikan nilai perolehan siswa berdasarkan acuan penilaian
yang telah ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil belajar siswa pada aspek
psikomotorik siklus I, dan siklus II adalah sebagai berikut :
Tabel 4.22 Klasifikasi hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik Siklus I dan
Siklus II
Nilai Siklus I Siklus II Predikat
6 2 6 Sangat baik
5 1 0 Baik
0
2
4
6
8
6 5 4 2-3
Fre
kuen
si
Nilai
Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif
Siklus I dan Siklus II
siklus I
siklus II
Page 153
131
4 6 4 Cukup
2-3 1 0 Kurang
Jumlah 10 10
Berdasarkan data pada tabel 4.20 dan 4.21, dapat diketahui bahwa
adanya peningkatan hasil belajar siswa pada aspek psikomotorik ditandai
dengan perolehan nilai terendah siswa dari siklus I yaitu 3 meningkat
pada siklus II menjadi 4, serta nilai rata-rata yang diperoleh secara
klasikal yaitu dari 4 dengan predikat cukup kemudian menigkat menjadi
5 pada siklus II dengan predikat baik. Jumlah siswa dalam perolehan
predikat pun juga meningkat, siswa yang memperoleh predikat sangat
baik dari 2 siswa pada siklus I kemudian meningkat menjadi 6 siswa
pada siklus II, cukup dari 6 siswa pada siklus I menurun menjadi 4 siswa,
dan kurang dari 1 siswa pada siklus I menurun pada siklus II tidak ada
siswa yang memperoleh predikat sangat kurang. Jadi dapat disimpulkan
bahwa rata-rata siswa kelas V telah mempunyai nilai psikomotorik
dengan predikat baik. Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk
grafik seperti di bawah ini:
Page 154
132
Gambar 4.14 Grafik Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik
Siklus I dan Siklus II
4. Penilaian Aktivitas Guru
Penilaian terhadap aktivitas guru mengalami peningkatan dari
siklus I ke siklus II, ditandai dengan peningkatan pemerolehan skor total
yaitu pada siklus I berjumlah 110 dengan rata-rata berpredikat baik
kemudian pada siklus II meningkat menjadi 113 dengan rata-rata
berpredikat sangat baik. Jadi peningkatan pemerolehan skor nilai nya
adalah 2.
0
2
4
6
8
6 5 4 2-3
Fre
kuen
si
Nilai
Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek
Psikomotorik Siklus I dan Siklus II
siklus I
siklus II
Page 155
133
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model learning
cycle dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi alat pernapasan manusia
dan hewan pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya peningkatan hasil belajar IPA pada aspek kognitif, afektif, dan
piskomotorik. Pada aspek kognitif terjadi peningkatan jumlah siswa yang
sebelum pelaksanaan tindakan ada 2 siswa (20%) yang telah tuntas memenuhi
KKM, meningkat pada siklus I menjadi sebanyak 8 siswa (80%), kemudian
meningkat lagi pada siklus II menjadi sebanyak 10 siswa (100%). Nilai rata-
rata kelas juga mengalami peningkatan yaitu dari 76,5 menjadi 83,5. Pada
aspek afektif, rata-rata siswa kelas V telah mempunyai nilai afektif dengan
predikat sangat baik. Pada aspek psikomotorik, rata-rata siswa kelas V telah
mempunyai nilai psikomotorik dengan predikat baik.
B. Saran
1. Siswa
Siswa yang hasil belajarnya sudah mencapai ketuntasan dan aktif dalam
pembelajaran untuk dapat mempertahankan atau meningkatkan hasil
belajarnya.
Page 156
134
2. Guru
a. Guru mata pelajaran IPA diharapkan dapat menerapkan model learning
cycle dalam pembelajaran IPA di sekolah
b. Perlu adanya pengembangan lebih lanjut dalam mendesain
pembelajaran yang berpedoman pada tahap-tahapan yang ada di model
learning cycle.
c. Untuk dapat meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan
model learning cycle, sebaiknya guru dapat mengoptimalkan waktu
pertemuan, sehingga kualitas pembelajaran akan meningkat dan
berpengaruh baik terhadap hasil belajar siswa.
3. Sekolah
a. Memberikan dorongan kepada para guru agar dapat menggunakan
model learning cycle pada kegiatan pembelajaran selain mata pelajaran
IPA di kelas yang lain, karena model learning cycle dapat membantu
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Menyediakan sarana dan prasarana sebagai pendukung dalam proses
kegiatan belajar mengajar.
4. Pendidikan
a. Sebaiknya penerapan model learning cycle dijadikan sebagai bahan
evaluasi dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Penerapan model learning cycle dengan penggunaan metode-metode
pembelajaran yang lebih bervariatif dan bermakna bagi siswa.
Page 157
135
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Supatmo. 2000. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Aly,Abdullah. Eny Rahma.1991. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Aqib,Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Azmiyawati, dkk. 2008. IPA 5 Salingtemas. Jakarta: PT. Intan Pariwara.
Baharuddin & Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Djamarah, Saiful Bahri. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Djamarah, Syiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hartiny, Rosma. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta:
Teras.
Haryanto. 2007. IPA SD Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Gelora Aksara
Pratama.
Kastolani. 2014. Model Pembelajaran Inovatif Teori dan Aplikasi. Salat iga:
STAIN Salat iga Pres.
Mudjijo. 1995. Tes Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Silaban, Permin. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: PT. Kloang Putra Timur.
Somadayo,Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sriyanti, dkk. 2009. Teori-teori Belajar. Salat iga: STAIN Salat iga Press.
Page 158
136
Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Sulistyanto, Heri. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas: Buku Panduan Wajib bagi
Para Pendidik. Yogyakarta: DIVA Press.
Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Trianto. 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Landasan dan
Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Widoyoko, Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis
bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Winkel, WS. 1996. Psikologi Pendidikan.Jakarta: Gramedia.
Ngazizah, Nur. 2010. Penerapan Model Learning Cycle untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Materi Peluang Siswa Kelas XI MA At-Tauhid Sidoresno,
(Online), (http://digilib.uinsby.ac.id/9342/6/Bab%202.pdf/, diakses 17 Juni
2015).
Page 160
138
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) I
Satuan Pendidikan : MI Miftahul Huda
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : V / I
Materi Pokok : Alat Pernapasan Manusia dan Hewan
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (2 x 35 menit)
A. Standar Kompetensi
Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan.
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasikan fungsi organ pernapasan manusia.
Indikator Kompetensi
1. Siswa dapat memnyebutkan alat pernapasan manusia.
2. Siswa dapat menjelaskan fungsi alat pernapasan manusia.
2. Siswa dapat menjelaskan proses pernapasan manusia.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pengamatan terhadap gambar alat pernapasan manusia, siswa dapat
memnyebutkan alat pernapasan manusia dengan benar.
Page 161
139
2. Melalui penugasan dan diskusi kelompok, siswa dapat menjelaskan fungsi alat
pernapasan manusia dengan benar.
3. Melalui penugasan, diskusi kelompok, dan penggunaan media, siswa dapat
menjelaskan proses pernapasan manusia dengan benar
Pendidikan karakter yang ingin dicapai antara lain :
1. Kerjasama
2. Aktif
3. Berpartisipasi
D. Materi Ajar ( Materi Pokok )
Salah satu ciri makhluk hidup adalah bernapas. Pada tumbuhan, kegiatan
bernapas tidak tampak dengan jelas. Akan tetapi, kegiatan bernapas pada manusia dan
hewan lebih mudah untuk diamati. Bernapas adalah menghirup dan menghembuskan
udara. Udara dapat masuk dan keluar tubuh karena kerja alat pernapasan.
a. Alat dan fungsi alat pernapasan manusia
Udara masuk dan keluar tubuh manusia melalui saluran pernapasan yang
terdiri dari hidung, tenggorokan, dan peru-paru. Adapun penjelasan lebih lanjut
mengenai alat pernapasan manusia adalah sebagai berikut :
4) Hidung
Hidung diamati dari luar terdiri dari batang hidung dan dua lubang
(rongga hidung). Hidung bagian dalam dilapisi oleh selaput mukosa.
Permukaan selaput mukosa menghasilkan lendir yang berfungsi untuk
melembapkan dan menghangatkan udara dari luar sebelum masuk ke paru-
paru. Di permukaan mukosa terdapat rambut-rambut yang berfungsi
menyaring debu atau kotoran dalam udara yang masuk ke rongga hidung.
5) Tenggorokan atau trakea
Page 162
140
Tenggorokan merupakan alat pernapasan yang menghubungkan hidung
dengan paru-paru. Bagian atas tenggorokan terdapat jakun, pita suara, dan
epiglotis. Epiglotis adalah katup yang terdapat di pangkal tenggorokan.
Fungsi epiglotis adalah mengatur supaya makanan masukke kerongkongan
dan udara masuk ke tenggorokan.
Tenggorokan bagian bawah bercabang menjadi dua, yaitu bronkus.
Bronkus terdiri dari bronkus kiri yang menuju ke paru-parusebelah kiri dan
bronkus kanan yang menuju ke paru-paru sebelah kanan. Setiap ujung
bronkus bercabang-cabang yang semakin menyempit hingga seperti ranting
yang disebut bronkiolus.
6) Paru-paru
Paru-paru manusia ada sepasang, yaitu paru-paru kiri dan paru-paru
kanan. Paru-paru terletak di dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang
rusuk. Bagian bawah paru-paru berbatasan dengan diafragma.
Bagian luar paru-paru dilapisi suatu selaput yang disebut pleura. Bagian
dalam paru-paru terdiri dari gelembung-gelembung halus yang disebut
alveolus. alveolus merupakan tempat terjadinya pertukaran antara oksigen
dengan karbondioksida.
b. Proses pernapasan manusia
Udara masuk ke paru-paru karena dua hal. Pertama karena kontraksi otot
antar tulang rusuk, sehingga tulang rusuk terangkat. Kedua karena kontraksi otot
sekat rongga dada (diafragma), sehingga diafragma mendatar. Terangkatnya
tulang rusuk dan mendatarnya diafragma mengakibatkan rongga dada membesar.
Membesarnya rongga dada diikuti mengembangnya paru-paru sehingga udara
masuk ke paru-paru.
Page 163
141
Udara keluar dari paru-paru juga karena dua hal. Pertama, karena
mengendurnya otot antar tulang rusuk, sehingga tulang rusuk turun. Kedua
karena mengendurnya otot diafragma sehingga diafragma melengkung. Turunnya
tulang rusuk dan melengkungnya diafragma mengakibatkan rongga dada
mengecil. Mengecilnya rongga dada diikuti mengempisnya paru-paru, sehingga
udara keluar dari paru-paru. Masuk dan keluarnya udara pernapasan yang
disebabkan oleh naik dan turunnya tulang rusuk disebut pernapasan dada.
Sedangkan masuk dan keluarnya udara pernapasan karena mendatar dan
melengkungnya diafragma disebut pernapasan perut.
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : kontruktivisme
Model : siklus belajar (learning cycle)
Metode : pengamatan, penugasan, dan diskusi
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media dan alat
a. Gambar bagian alat pernapasan manusia
b. Model sederhana alat pernapasan manusia
2. Sumber belajar
Buku paket IPA kelas 5 halaman 3 – 6.
Page 164
142
G. Langkah - langkah Kegiatan Pembelajaran
No. Tahap
Pembelajaran
Kegiatan Belajar Mengajar Alokasi
Waktu
1. ± 10 menit Pendahuluan a. Membuka pembelajaran dengan salam
dan berdo’a bersama dipimpin oleh
salah satu siswa dengan penuh
khidmat.
b. Guru bertanya : “Apa kabar anak-
anak?”
c. Memperlihatkan kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapian pakaian, posisi
dan tempat duduk disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran.
d. Guru bertanya pada siswa :” Apakah
kalian tahu mengapa kita sampai saat
ini masih bisa hidup ?”
Setelah mendengar berbagai jawaban
dari siswa , kemudian guru mengajak
siswa untuk menutup mulut dan
hidungnya selama beberapa detik,
kemudian siswa diperintahkan untuk
mengamati apa yang terjadi ketika
Page 165
143
menutup hidung dan mulut selama
beberapa detik. Guru menjelaskan
bahwa salah satu ciri dari makhluk
hidup adalah bernapas. (Tahap 1.
Pembangkitan Minat/Engagement)
e. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran.
± 50 menit 2. Kegiatan inti
Eksplorasi Tahap 2. Eksplorasi/Exploration
k) Guru menunjukkan gambar bagian alat
pernapasan manusia. Kemudian guru
meminta siswa memperhatikan dan guru
bertanya kepada siswa “ apakah kalian
tahu apakah nama-nama bagian dari alat
pernapasan ini? Dan apa fungsi dari
setiap alat pernapasan ini? Guru
membentuk kelompok yang terdiri 3 – 4
siswa setiap kelompoknya.
l) Guru membagikan LKS
m) Siswa secara berkelompok mengamati
gambar alat pernapasan manusia yang
diberikan guru berdasarkan bantuan LKS
dan kemudian mendiskusikan hasil
Page 166
144
pengamatannya.
n) Guru meminta bukti berupa penjelasan
siswa terhadap hasil pekerjaannya di LKS
Tugas I.
o) Guru memberi penguatan dan penjelasan
terhadap materi bagian alat pernapasan
manusia dengan memakai penjelasan
siswa terdahulu.
p) Siswa memperhatikan dan mendengarkan
penjelasan guru.
Tahap 3. Penjelasan/Explanation
q) Perwakilan kelompok diminta untuk
memberikan penjelasan yaitu dengan
menyampaikan hasil diskusi terhadap
pekerjaannya di LKS Tugas II.
r) Siswa dalam memberikan penjelasan
boleh menggunakan catatan.
s) Guru serta siswa mendengar secara kritis
dari penjelasan siswa.
t) Ketika kelompok yang satu
menyampaikan penjelasan, kelompok
yang lain menyimaknya (diskusi klasikal)
Elaborasi Tahap 4. Elaborasi/Elaboration
d) Guru menunjukkan media pembelajaran
Page 167
145
berupa model sederhana tentang proses
pernapasan manusia.
e) Guru mendorong dan memfasilitasi siswa
mengaplikasikan konsep yang telah
didapat sebelumnya dalam situasi baru.
f) Siswa secara individu dengan bimbingan
guru, memperagakan media yang telah
disediakan oleh guru.
Konfirmasi a. Guru memberi pujian dan tepuk tangan
atas kerja siswa.
Tahap 5. Evaluasi/Evaluation
b. Siswa mengevaluasi belajarnya sendiri
dengan mengajukan pertanyaan dan atau
menjawab pertanyaan dari guru
berdasarkan apa yang telah dipelajari
(guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menanyakan hal yang belum jelas).
c. Guru mengajak siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran yang telah
berlangsung.
3. Kegiatan akhir ± 10 menit
Penutup a. Guru mendorong siswa untuk memahami
kekurangan atau kelebihannya terhadap
pengetahuan yang dimiliki khususnya
Page 168
146
pengetahuan mengenai materi
pembelajaran yang telah berlangsung
yaitu dengan mengerjakan soal latihan
(tes tertulis) secara individu (Tahap 5.
Evaluasi/Evaluation).
b. Guru menyampaikan materi pelajaran
yang akan dipelajari pada pertemuan
yang selanjutnya
c. Guru menutup dengan doa dan salam
H. Penilaian
Penilaian : tes tertulis (kognitif), afektif, dan psikomotorik
1. Penilaian tes tertulis
I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang
benar !
1. Kita bernapas menghirup. . . .
a. uap air c. oksigen
b. karbon dioksida d. hemoglobin
2. Alat tubuh yang tidak termasuk alat pernapasan adalah. . . .
a. rongga hidung c. kerongkongan
b. tenggorokan d. paru-paru
3. Rambut hidung dan selaput lendir berguna untuk . . . .
a. menyaring udara yang masuk
b. mengikat oksigen
c. membasahi pangkal tenggorokan
Page 169
147
d. mengeluarkan kotoran
4. Cabang-cabang bronkus disebut . . . .
a. Bronkiolus c. trachea
b. faring d. paru-paru
5. Apakah yang dimaksud dengan proses inspirasi. . . .
a. proses masuknya udara pernapasan ke dalam paru-paru
b. proses masuknya udara pernapasan ke dalam hidung
c. proses keluarnya udara pernapasan dari dalam paru-paru
d. proses keluarnya udara pernapasan dari dalam hidung
II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang singkat dan benar !
6. Udara yang dihembus keluar dari peru-paru mengandung gas . . . .
7. Saat menarik napas, udara masuk rongga hidung dan selanjutnya menuju . .
. .
8. Rongga dada dan rongga perut dibatasi oleh otot yang dinamakan. . . .
9. Pada manusia pernapasan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
Pernapasan . . . . dan pernapasan . . . .
10. Posisi diafragma dan tulang rusuk saat kita mneghirup udara adalah
diafragma tertarik ke arah rongga perut, sedangkan tulang rusuk . . . .
Kunci jawaban :
1. c 6. karbondioksida
2. c 7. tenggorokan
3. a 8. diafragma
4. a 9. pernapasan dada dan perut
Page 170
148
5. a 10. Terangkat ke atas
Lembar Penilaian
Jumlah instrumen penilaian = 10 butir soal
Jika setiap butir soal benar mempunyai nilai 2
Nilai akhir =
× 100
Page 171
149
2. Penilaian pada aspek afektif dan psikomotorik (terlampir)
Tengaran, 11 Agustus 2015
Guru Pamong Peneliti
Sugiana, S.Pd Umi Kairuroh
NIP. NIM. 115 11 001
Mengetahui,
Kepala MI Miftahul Huda
Azizah, S.Pd
NIP.
No. Nama Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Page 172
150
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) II
Satuan Pendidikan : MI Miftahul Huda
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : V / I
Materi Pokok : Alat Pernapasan Manusia dan Hewan
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (2 x 35 menit)
A. Standar Kompetensi
Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasikan fungsi organ pernapasan hewan
Indikator Kompetensi
1. Siswa dapat memnyebutkan alat pernapasan pada hewan, misal : ikan, burung,
cacing tanah, serangga, dan hewan menyusui.
2. Siswa dapat menjelaskan fungsi organ pernapasan hewan.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pengamatan terhadap gambar hewan dan diskusi kelompok, siswa dapat
memnyebutkan alat pernapasan hewan (misal : ikan, burung, cacing tanah,
serangga, dan hewan menyusui) dengan benar.
2. Melalui penugasan dan diskusi kelompok, siswa dapat menjelaskan fungsi alat
pernapasan hewan dengan benar.
Pendidikan karakter yang ingin dicapai antara lain :
Page 173
151
1. Kerjasama
2. Aktif
3. Berpartisipasi
D. Materi Ajar ( Materi Pokok )
Alat Pernapasan Hewan
Seperti halnya pada manusia, hewan juga memiliki alat pernapasan, ada beberapa
jenis alat pernapasan pada hewan yang tentunya berbeda satu dan lainnya. Kucing,
sapi, dan kerbau bernapas dengan paru-paru sedangkan sebagian besar jenis ikan
bernapas dengan insang. Lain halnya dengan serangga yang bernapas dengan trakea.
6) Cacing
Cacing yang merupakan hewan yang tidak memiliki alat pernapasan
khusus seperti halnya pada hewan lainnya. Cacing bernapas dengan permukaan
kulitnya. Udara yang berada di sekitar cacing, yaitu berupa oksigen akan masuk ke
dalam tubuh cacing melalui permukaan kulitnya yang lembap. Kulit yang lembap
ini selain mempermudah masuknya oksigen ke dalam tubuh, juga memudahkan
keluarnya karbon dioksida yang merupakan zat sisa pernapasan.
7) Serangga
Untuk melakukan proses pernapasan, serangga menggunakan trakea
sebagai alat pernapasanyan. Trakea merupakan pembuluh-pembuluh halus yang
bercabang-cabang dan tersebar ke seluruh tubuh. Pada ujung pembuluh ini terdapat
lubang-lubang pernapasan yang disebut stigma. Stigma terletak di sepanjang kedua
sisi tubuh serangga dan berfungsi sebagai jalan keluar dan masuknya udara. Jadi,
pada serangga pernapasan dimulai dengan masuknya udara melalui stigma,
kemudian udara tersebut dialirkan ke seluruh tubuh oleh trakea.
Page 174
152
8) Ikan
Ikan bernapas dengan menggunakan insang. Alat pernapasan ikan ini
terdapat di sebalah kanan dan kiri kepalanya serta dilindungi oleh tutup insang.
9) Burung
Burung bernapas dengan paru-paru. Selain paru-paru, pernapasan pada
burung juga dibantu oleh pundi-pundi (kantong) udara. Pundi-pundi udara ini
merupakan alat bantu pernapasan, terutama pada saat terbang.
Pada saat terbang, burung menyimpan udara di dalam pundi-pundi
tersebut. Pada saat burung tidak terbang, pernapasannya dilakukan dengan cara
menghirup udara melalui hidung, tenggorokan, paru-paru, dan pundi-pundi udara.
Pada paru-paru inilah terjadi pengikatan oksigen dan pelepasan karbon dioksida
serta uap air. Pada saat terbang, burung bernapas dengan cara mengalirkan udara
yang ada di dalam pundi-pundi udara melalui gerakan sayapnya. Gerakan kedua
sayapnya inilah yang menyebabkan pundi-pundi udara mengembang dan
mengempis sehingga udara dapat masuk ke dalam paru-paru.
10) Hewan menyusui
Kucing, sapi, kambing, kuda, dan anjing termasuk kelompok hewan
menyusui. Hewan-hewan ini bernapas menggunakan paru-paru. Hewan menyusui
yang hidup di air seperti paus dan lumba-lumba juga bernapas dengan paru-paru.
Saat menyelam di air, paus dan lumba-lumba menggunakan udara yang tersimpan
di paru-paru untuk bernapas.
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : kontruktivisme
Model : siklus belajar (learning cycle)
Metode : penugasan, dan diskusi
Page 175
153
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media dan alat
a. Gambar hewan (ikan, burung, cacing tanah, serangga, dan hewan menyusui)
b. kartu yang tertuliskan nama-nama hewan
2. Sumber belajar
Buku paket IPA kelas 5 halaman 11 – 13.
Langkah - langkah Kegiatan Pembelajaran
No Tahap
Pembelajaran
Kegiatan Belajar Mengajar Alokasi
Waktu
1. ± 10 menit Pendahuluan a. Membuka pembelajaran dengan salam
dan berdo’a bersama dipimpin oleh
salah seorang peserta didik dengan
penuh khidmat.
b. Guru bertanya : “Apa kabar anak-
anak?”
c. Memperlihatkan kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapian pakaian, posisi
dan tempat duduk disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran.
d. Guru menunjukkanbeberapa gambar
hewan (ikan, burung, cacing tanah,
serangga, dan hewan menyusui). Guru
Page 176
154
bertanya kepada siswa tentang
beberapa aspek penting pada siste
pernapasan manusia yang telah
diketahui siswa sebelumnya.
Kemudian guru juga bertanya,
“bagaimana dengan hewan-hewan
yang ada di gambar ini, apakah alat
pernapasan hewan sama dengan
manusia ?” (Tahap 1. Pembangkitan
Minat/Engagement)
e. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran.
± 50 menit 2. Kegiatan inti
Eksplorasi Tahap 2. Eksplorasi/Exploration
k) Guru membentuk kelompok yang terdiri
3–4 siswa setiap kelompoknya.
l) Siswa secara berkelompok mencoba
mencari jawaban dari ke-5 gambar yang
telah ditunjukkan oleh guru di awal
pelajaran dan mengerjakan LKS yang
diberikan guru.
m) Siswa mengerjakannya dengan berdiskusi
dan diperbolehkan membuka catatan di
Page 177
155
buku paket.
n) Guru mengecek pengetahuan yang
dimiliki siswa apakah sudah benar, masih
salah, atau mungkin sebagian salah,
sebagai benar yaitu dengan cara guru
meminta perwakilan kelompok memberi
penjelasan sederhana mengenai jawaban
terhadap gambar hewan dengan nama alat
pernapasannya.
o) Guru memberi penguatan dan penjelasan
secara singkat terhadap materi bagian alat
pernapasan hewan dengan memakai
penjelasan siswa terdahulu.
p) Siswa memperhatikan dan mendengarkan
penjelasan guru.
Tahap 3. Penjelasan/Explanation
q) Perwakilan dari kelompok mencoba
memberikan penjelasan yaitu dengan
menyampaikan hasil diskusi terhadap
pekerjaannya di LKS. Siswa sebisa
mungkin didorong untuk menjelaskan
dengan kalimat mereka sendiri.
r) Siswa dalam memberikan penjelasan
diperbolehkan membuka catatan.
s) Guru serta siswa mendengar secara kritis
Page 178
156
dari penjelasan temannya.
t) Siswa dengan bimbingan guru berusaha
menanggapi apa yang telah disampaikan
oleh temannya. Apakah konsep yang
disampaikan sudah benar atau masih ada
yang kurang benar.
Elaborasi Tahap 4. Elaborasi/Elaboration
e) Guru mengajak siswa untuk menerapkan
konsep atau pengetahuan yang dimiliki
dalam situasi baru yaitu dengan media
kartu.
f) Guru membagikan kertas atau kartu
kepada siswa secara acak. Setiap siswa
mendapatkan satu kertas atau kartu yang
tertuliskan nama hewan.
g) Siswa diminta untuk menempelkan kartu
yang dipegangnya di karton yang telah
disediakan guru sesuai dengan nama alat
pernapasannya.
g) Guru mendorong dan memfasilitasi siswa
mengaplikasikan konsep yang telah
didapat sebelumnya dalam situasi baru.
Konfirmasi a. Guru memberi pujian dan tepuk tangan
atas kerja siswa.
Page 179
157
Tahap 5. Evaluasi/Evaluation
b. Guru mengajak siswa untuk
mengevaluasi atau mengecek apakah
yang ditempelkan sudah sesuai antara
nama hewan dengan nama alat
pernapasannya.
c. Guru mengajak siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran yang telah
berlangsung.
3. Kegiatan akhir ± 10 menit
Penutup a. Guru mendorong siswa untuk memahami
kekurangan atau kelebihannya terhadap
pengetahuan yang dimiliki khususnya
pengetahuan mengenai materi
pembelajaran yang telah berlangsung
yaitu dengan mengerjakan soal latihan
(tes tertulis) secara individu (Tahap 5.
Evaluasi/Evaluation).
b. Guru menyampaikan materi pelajaran
yang akan dipelajari pada pertemuan
yang selanjutnya.
c. Guru menutup dengan doa dan salam
Page 180
158
G. Penilaian
Penilaian : tes tertulis (kognitif), afektif, dan psikomotorik
1. Penilaian tes tertulis
I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang
benar !
1. Pada saat terbang burung bernapas dengan bantuan . . . .
a. pundi-pundi udara
b. paru-paru
c. insang
d. trakea
2. Hewan berikut ini yang hidup di air dan juga bernapas menggunakan
paru-paru adalah . . . .
b. ikan salmon
c. hiu
d. lumba-lumba
e. anjing laut
3. Insang merupakan alat pernapasan pada hewan . . . .
a. serangga
b. ikan
c. kuda
d. cacing
4. Stigma pada serangga berfungsi sebagai . . . .
a. tempat bertukarnya udara
b. tempat menyaring udara yang masuk
c. tempat jalan keluar dan masuknya udara
Page 181
159
d. tempat saluran pencernaan
5. Hewan yang bernapas dengan permukaan kulitnya adalah . . . .
a. ular
b. ikan
c. serangga
d. cacing
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang singkat dan benar !
6. Ikan mengambil udara yang terlarut dalam air dengan alat pernapasan
yang disebut . . . .
7. Kupu-kupu adalah hewan yang termasuk dalam kelompok serangga,
maka bernapas dengan . . . .
8. Supaya pertukaran udara dapat terjadi di tubuh cacing tanah, maka kulit
cacing harus selalu basah. Hal inilah yang menyebabkan cacing lebih
suka tinggal ditempat yang . . . .
9. Orang utan dan gajah termasuk dalam kelompok hewan menyusui, maka
hewan-hewan tersebut bernapas dengan . . . .
10. Salah hewan yang hidup di air yang bernapas dengan paru-paru adalah . .
. .
Kunci jawaban :
1. a 6. Insang
2. c 7. Sistem trakea
3. b 8. Lembap dan berair
4. c 9. Paru-paru
Page 182
160
5. d 10. Paus atau lumba-lumba
Lembar Penilaian
Jumlah instrumen penilaian = 10 butir soal
Jika setiap butir soal benar mempunyai nilai 2
Nilai akhir =
× 100
No. Nama Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Page 183
161
3. Penikaian afektif dan psikomotorik (terlampir)
Tengaran, 13 Agustus 2015
Guru Pamong Peneliti
Sugiana, S.Pd Umi Kairuroh
NIP. NIM. 115 11 001
Mengetahui,
Kepala MI Miftahul Huda
Azizah, S.Pd
NIP.
Page 184
162
LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS I
Lakukanlah hal berikut !
1. Amati dan pelajari gambar alat pernapasan manusia !
2. Lakukanlah tugas berikut ini dan isilah pertanyaan-pertanyaan yang ada dibawah ini
secara berkelompok !
Jawablah pertanyaan berikut ini !
TUGAS I
1. Setelah kalian mengamati dan mempelajari gambar alat pernapasan manusia,
diskusikanlah dengan teman sekelompok kalian apa saja alat atau organ pernapasan
manusia ?
TUGAS II
2. Apakah fungsi dari masing-masing alat pernapasan tersebut ?
3. Jelaskan proses perjalanan udara dari luar masuk ke paru-paru (proses inspirasi) !
4. Bagaimanakah proses perjalanan udara hasil pernapasan dari paru-paru kalian ke
luar tubuh?
5. Di manakah tempat terjadinya pertukaran udara pernapasan dan udara hasil
pernapasan?
Page 185
163
LEMBAR TUGAS SISWA
SIKLUS II
Lakukanlah hal berikut !
1. Amati dan pelajari gambar alat pernapasan hewan !
2. Lakukanlah tugas berikut ini secara kelompok dan isilah titik-titik yang ada dibawah
ini secara berkelompok !
Isilah titik-titik yang ada dibawah ini !
1. Ikan bernapas dengan menggunakan . . . .
2. Cacing lebih suka tinggal di tempat yang lembap dan berair karena . . . .
3. Serangga bernapas dengan sistem trakea. Bagian tubuh serangga yang berfungsi
sebagai tempat masuk dan keluarnya udara dinamakan . . . .
4. Alat bantu pernasapan burung saat terbang adalah pundi-pundi udara. Fungsi dari
pundi-pundi udara tersebut adalah . . . .
5. Paus dan lumba-lumba merupakan hewan yang menyusui dan hidup di air, maka
hewan-hewan tersebut bernapas dengan . . . .
Page 186
164
LEMBAR OBSERVASI SISWA
SIKLUS I
A. Aspek Penilaian Afektif
No. Aspek yang
Diamati
Skor Nilai Indikator Penilaian
1 2 3
1. Kesiapan
mengikuti
pelajaran
1. Siswa berpakaian tidak rapi, posisi
duduk salah.
2. Siswa berpakaian kurang rapi,
posisi duduk kurang benar.
3. Siswa berpakaian rapi, posisi
duduk benar.
2. Minat terhadap
topik pembahasan
yang akan
berlangsung
1. Siswa tidak mau melaksanakan
ajakan guru untuk menutup mulut
dan hidung dalam beberapa detik.
2. Siswa masih malu-malu
melaksanakan ajakan guru untuk
menutup mulut dan hidung dalam
waktu beberapa detik.
3. Siswa mau melaksanakan ajakan
guru untuk menutup mulut dan
hidung dalam beberapa waktu
Page 187
165
detik.
3. Aktif dalam
pembelajaran
1. Siswa tidak mempunyai keinginan
yang kuat untuk bertanya,
menjawab ataupun berpendapat
saat proses pembelajaran dan tidak
percaya diri.
2. Siswa mempunyai keinginan yang
kuat untuk bertanya, menjawab
ataupun berpendapat saat proses
pembelajaran dan kurang percaya
diri.
3. Siswa mempunyai keinginan yang
kuat untuk bertanya, menjawab
ataupun berpendapat saat proses
pembelajaran dan percaya diri.
4. Memperhatikan
penjelasan guru
1. Siswa tidak mendengarkan
penjelasan guru dan pandangan
tidak terpusat pada guru.
2. Siswa mendengarkan penjelasan
guru tetapi pandangan kurang
terpusat pada guru.
3. Siswa mendengarkan penjelasan
Page 188
166
guru dan pandangan terpusat pada
guru.
5. Melaksanakan
tugas dari guru
1. Siswa tidak mengerjakan tugas
dari guru.
2. Siswa mengerjakan tugas dari guru
tetapi tidak tepat waktu dalam
pengumpulannya.
3. Siswa mengerjakan tugas dari guru
dan tepat waktu dalam
pengumpulannya.
6. Kerjasama dalam
kelompok
1. Siswa tidak saling bertukar
pendapat dan terlibat dalam
diskusi serta peragaan media
pernapasan manusia secara
berkelompok.
2. Siswa masih malu-malu bertukar
pendapat dan terlibat dalam
diskusi serta peragaan media
pernapasan manusia secara
berkelompok.
3. Siswa saling bertukar pendapat
dan terlibat dalam diskusi serta
Page 189
167
peragaan media pernapasan
manusia secara berkelompok
7. Berani 1. Siswa cenderung diam selama
pembelajaran berlangsung.
2. Siswa masih malu-malu untuk
maju ke depan sebagai perwakilan
kelompok untuk memberikan
penjelasan terhadap hasil diskusi
dan kurang berani menanggapi
penjelasan dari teman.
3. Siswa berani untuk maju ke depan
sebagai perwakilan kelompok
untuk memberikan penjelasan
terhadap hasil diskusi dan berani
menanggapi penjelasan dari teman.
8. Menghargai
teman
1. Siswa tidak mendengar pendapat
atau penjelasan teman.
2. Siswa mendengar pendapat atau
penjelasan teman tetapi pandangan
kurang terpusat pada teman yang
sedang memberikan pendapat atau
Page 190
168
penjelasan.
3. Siswa mendengar pendapat atau
penjelasan teman dan pandangan
terpusat pada teman yang sedang
memberikan pendapat atau
penjelasan.
Keterangan :
Penilaian pada aspek afektif terdiri dari 8 aspek pengamatan, setiap aspek
memiliki skor nilai minimal 1 dan skor nilai maksimal 3. Jadi total skor nilai
minimal yang akan diperoleh siswa adalah 8 dan total skor nilai maksimal
adalah 24. Jika dibagi dalam 4 predikat, maka nilai :
21–24 : afektif siswa sangat baik
17-20 : afektif siswa baik
13-16 : afektif siswa cukup
8-12 : afektif siswa kurang
B. Aspek Penilaian Psikomotorik
No Aspek yang
Diamati
Skor Nilai Indikator Penilaian
1 2 3
1. Keterampilan
dalam
1. Siswa tidak paham tata cara
memperagakan media yang telah
Page 191
169
memperagakan
media yang telah
disediakan oleh
guru
disediakan oleh guru dan tidak
terampil menjawab pertanyaan
guru berkenaan dengan media
tersebut.
2. Siswa paham tata cara
memperagakan media yang telah
disediakan oleh guru tetapi tidak
terampil menjawab pertanyaan
guru berkenaan dengan media
tersebut.
3. Siswa paham tata cara
memperagakan media yang telah
disediakan oleh guru dan terampil
menjawab pertanyaan guru
berkenaan dengan media tersebut.
2. Kecepatan dan
ketepatan dalam
memperagakan
media model alat
pernapasan
manusia.
1. Siswa berpikir lama dan kurang
tepat dalam memperagakan media
alat pernapasan manusia.
2. Siswa berpikir lama dan tepat
dalam memperagakan media alat
pernapasan manusia.
3. Siswa berpikir cepat dan kurang
Page 192
170
tepat dalam memperagakan media
alat pernapasan manusia.
Keterangan :
Penilaian pada aspek psikomotorik terdiri dari 2 aspek pengamatan, setiap
aspek memiliki skor nilai minimal 1 dan skor nilai maksimal 3. Jadi total skor
nilai minimal yang akan diperoleh siswa adalah 2 dan total skor nilai maksimal
adalah 6. Jika dibagi dalam predikat, maka nilai :
6 : psikomotorik siswa sangat baik
5 : psikomotorik siswa baik
4 : psikomotorik siswa cukup
2-3 : psikomotorik siswa kurang
Page 193
171
LEMBAR OBSERVASI SISWA
SIKLUS II
A. Aspek Penilaian Afektif
No. Aspek yang
Dinilai
Skor Nilai Indikator Penilaian
1 2 3
1. Kesiapan
mengikuti
pelajaran
1. Siswa berpakaian tidak rapi, posisi
duduk salah.
2. Siswa berpakaian kurang rapi, posisi
duduk kurang benar.
3. Siswa berpakaian rapi, posisi duduk
benar.
2. Minat terhadap
topik
pembahasan
yang akan
1. Siswa tidak tertarik (suka) dengan
gambar yang telah disediakan guru
dan tidak memberikan respon
terhadap pertanyaan guru.
Page 194
172
berlangsung 2. Siswa tertarik (suka) dengan gambar
yang telah disediakan guru tetapi
masih malu-malu memberikan
respon terhadap pertanyaan guru.
3. Siswa tertarik (suka) dengan gambar
yang telah disediakan guru dan
memberikan respon
terhadappertanyaan guru.
3. Aktif dalam
pembelajaran)
1. Siswa tidak mempunyai keinginan
yang kuat untuk bertanya, menjawab
ataupun berpendapat saat proses
pembelajaran dan tidak percaya diri.
2. Siswa mempunyai keinginan yang
kuat untuk bertanya, menjawab
ataupun berpendapat saat proses
pembelajaran dan kurang percaya
diri.
3. Siswa mempunyai keinginan yang
kuat untuk bertanya, menjawab
ataupun berpendapat saat proses
pembelajaran dan percaya diri.
4. Memperhatikan 1. Siswa tidak mendengarkan
Page 195
173
penjelasan guru penjelasan guru dan pandangan tidak
terpusat pada guru.
2. Siswa mendengarkan penjelasan
guru tetapi pandangan kurang
terpusat pada guru.
3. Siswa mendengarkan penjelasan
guru dan pandangan terpusat pada
guru.
5. Melaksanakan
tugas dari guru
1. Siswa tidak mengerjakan tugas dari
guru.
2. Siswa mengerjakan tugas dari guru
tetapi tidak tepat waktu dalam
pengumpulannya.
3. Siswa mengerjakan tugas dari guru
dan tepat waktu dalam
pengumpulannya.
6. Kerjasama
dalam kelompok
1. Siswa tidak saling bertukar pendapat
dan terlibat dalam diskusi kelompok.
2. Siswa masih malu-malu bertukar
pendapat dan terlibat dalam diskusi.
3. Siswa saling bertukar pendapat dan
terlibat dalam diskusi kelompok.
Page 196
174
7. Berani 1. Siswa cenderung diam selama
pembelajaran berlangsung.
2. Siswa masih malu-malu untuk maju
ke depan sebagai perwakilan
kelompok untuk memberikan
penjelasan terhadap hasil diskusi dan
kurang berani menanggapi
penjelasan dari teman tetapi berani
maju ke depan kelas untuk
melaksanakan penugasan dari guru
yaitu menempel (menjodohkan)
kartu yang secara individu.
3. Siswa berani untuk maju ke depan
sebagai perwakilan kelompok untuk
memberikan penjelasan terhadap
hasil diskusi, menanggapi penjelasan
dari teman, dan maju ke depan kelas
untuk melaksanakan penugasan dari
guru yaitu menempel (menjodohkan)
kartu secara individu.
8. Menghargai
teman
1. Siswa tidak mendengar pendapat
atau penjelasan teman.
Page 197
175
2. Siswa mendengar pendapat atau
penjelasan teman tetapi pandangan
kurang terpusat pada teman yang
sedang memberikan pendapat atau
penjelasan.
3. Siswa mendengar pendapat atau
penjelasan teman dan pandangan
terpusat pada teman yang sedang
memberikan pendapat atau
penjelasan.
Keterangan :
Penilaian pada aspek afektif terdiri dari 8 aspek pengamatan, setiap aspek
memiliki skor nilai minimal 1 dan skor nilai maksimal 3. Jadi total skor nilai
minimal yang akan diperoleh siswa adalah 8 dan total skor nilai maksimal
adalah 24. Jika dibagi dalam 4 predikat, maka nilai :
21–24 : afektif siswa sangat baik
17-20 : afektif siswa baik
13-16 : afektif siswa cukup
8-12 : afektif siswa kurang
B. Aspek Penilaian Psikomotorik
No. Aspek yang Skor Nilai Indikator Penilaian
Page 198
176
Dinilai 1 2 3
1. Kecepatan dan
ketepatan dalam
menjodohkan
1. Siswa berpikir lama untuk
menjodohkan antara nama hewan
dengan alat pernapasannya dan hasil
yang ditempel tidak tepat (tidak
sesuai).
2. Siswa berpikir cepat dalam
menjodohkan antara nama hewan
dengan alat pernapasannya, tetapi
hasil yang ditempel tidak tepat (tidak
sesuai).
3. Siswa berpikir cepat dalam
menjodohkan antara nama hewan
dengan alat pernapasannya dan hasil
yang ditempel tepat (sesuai).
2. Pelaksanaan
tugas
(menjodohkan
kartu) sesuai
intruksi
1. Siswa melaksanakan tugas
(menjodohkan kartu) tidak sesuai
intruksi
2. Siswa melaksanakan tugas kurang
sesuai intruksi
3. Siswa melaksanakan tugas sesuai
intruksi
Page 199
177
Keterangan :
Penilaian pada aspek psikomotorik terdiri dari 2 aspek pengamatan, setiap
aspek memiliki skor nilai minimal 1 dan skor nilai maksimal 3. Jadi total skor
nilai minimal yang akan diperoleh siswa adalah 2 dan total skor nilai maksimal
adalah 6. Jika dibagi dalam predikat, maka nilai :
6 : psikomotorik siswa sangat baik
5 : psikomotorik siswa baik
4 : psikomotorik siswa cukup
2-3 : psikomotorik siswa kurang
Lampiran
LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS I
Lakukanlah hal berikut !
3. Amati dan pelajari gambar alat pernapasan manusia !
Page 200
178
Keterangan : 1. Rongga hidung 4. Bronkus
4. Tenggorokan (trakea) 5. Bronkiolus
5. Paru-paru 6. Alveolus
2. Lakukanlah tugas berikut ini dan isilah pertanyaan-pertanyaan yang ada dibawah ini
secara berkelompok !
Jawablah pertanyaan berikut ini !
TUGAS I
6. Setelah kalian mengamati dan mempelajari gambar alat pernapasan manusia,
diskusikanlah dengan teman sekelompok kalian apa saja alat pernapasan manusia ?
TUGAS II
7. Apakah fungsi dari masing-masing alat pernapasan tersebut ?
8. Jelaskan proses perjalanan udara dari luar masuk ke paru-paru (proses inspirasi) !
9. Bagaimanakah proses perjalanan udara hasil pernapasan dari paru-paru kalian ke luar
tubuh?
10. Di manakah tempat terjadinya pertukaran udara pernapasan dan udara hasil
pernapasan?
Page 201
179
Lampiran
LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS II
Lakukanlah hal berikut !
3. Amati dan pelajari gambar alat pernapasan hewan (di halaman belakang) !
Page 202
180
4. Lakukanlah tugas berikut ini secara kelompok dan isilah titik-titik yang ada dibawah
ini secara berkelompok !
Isilah titik-titik yang ada dibawah ini !
6. Ikan bernapas dengan menggunakan . . . .
7. Cacing lebih suka tinggal di tempat yang lembap dan berair karena . . . .
8. Serangga bernapas dengan sistem trakea. Bagian tubuh serangga yang berfungsi
sebagai tempat masuk dan keluarnya udara dinamakan . . . .
9. Alat bantu pernasapan burung saat terbang adalah pundi-pundi udara. Fungsi dari
pundi-pundi udara tersebut adalah . . . .
10. Paus dan lumba-lumba merupakan hewan yang menyusui dan hidup di air, maka
hewan-hewan tersebut bernapas dengan . . . .
GAMBAR PERNAPASAN HEWAN
Page 203
181
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3 Gambar 4
Gambar 5 Gambar 6
Page 205
183
Lampiran
DAFTAR NILAI SISWA PRA SIKLUS
No. Nama KKM Nilai Keterangan
1. Faradzabila 70 55 Tidak tuntas
2. Oktagar Ardiyan 70 75 Tuntas
3. Risnan Amalah 70 55 Tidak tuntas
4. Izra Razak 70 70 Tuntas
5. Roma Purna 70 25 Tidak tuntas
6. Egustina 70 30 Tidak tuntas
7. Agus Black 70 20 Tidak tuntas
8. Inwardana 70 50 Tidak tuntas
9. Azifah Aamalah 70 40 Tidak tuntas
10. Zaki Al 70 20 Tidak tuntas
Page 206
184
Lampiran
DAFTAR NILAI SISWA HASIL TES TERTULIS SIKLUS I
No. Nama KKM Nilai Keterangan
1. Faradzabila 70 90 Tuntas
2. Oktagar Ardiyan 70 100 Tuntas
3. Risnan Amalah 70 90 Tuntas
4. Izra Razak 70 90 Tuntas
5. Roma Purna 70 90 Tuntas
6. Egustina 70 40 Tidak tuntas
7. Agus Black 70 70 Tuntas
8. Inwardana 70 85 Tuntas
9. Azifah Aamalah 70 50 Tidak tuntas
10. Zaki Al 70 100 Tuntas
Page 207
185
Lampiran
DAFTAR NILAI SISWA HASIL TES TERTULIS SIKLUS II
No. Nama KKM Nilai Keterangan
1. Faradzabila 70 90 Tuntas
2. Oktagar Ardiyan 70 100 Tuntas
3. Risnan Amalah 70 100 Tuntas
4. Izra Razak 70 90 Tuntas
5. Roma Purna 70 80 Tuntas
6. Egustina 70 80 Tuntas
7. Agus Black 70 80 Tuntas
8. Inwardana 70 90 Tuntas
Page 208
186
9. Azifah Aamalah 70 70 Tuntas
10. Zaki Al 70 100 Tuntas
Lampiran
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA
PENILAIAN AFEKTIF SIKLUS I
N
o.
Na
ma
Nilai J
M
L
A B C D E F G H
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 V
1 v v v v v v v v 22
2 V
2 v v v v v v v v 18
3 V
3 v v v v v v v v 22
4 V
4 v v v v v v v v 21
5 V
5 v v v v v v v v 14
Page 209
187
6 V
6 v v v v v v v v 16
7 V
7 v v v v v v v v 13
8 V
8 v v v v v v v v 19
9 V
9 v v v v v v v v 19
1
0
V
10 v v v v v v v v 14
Keterangan :
V 1 : Faradzabila
V 2 : Oktagar Ardiyan
V 3 : Risnan Amalah
V 4 : Izra Razak
V 5 : Roma Purna
V 6 : Egustina
V 7 : Agus Black
V 8 : Inwardana
V9 : Azifah Aamalah
V10 : Zaki Al
A : Kesiapan mengikuti pelajaran
B : Minat terhadap topik pembahasan yang akan berlangsung
C : Aktif dalam pembelajaran
D : Memperhatikan penjelasan guru
E : Melaksanakan tugas dari guru
Page 210
188
F : Kerjasama dalam kelompok
G : Berani
H : Menghargai teman
Lampiran
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA
PENILAIAN AFEKTIF SIKLUS II
N
o.
Na
ma
Nilai J
M
L A B C D E F G H
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 V
1 v v v v v v v v 22
2 V
2 v v v v v v v v 22
3 V
3 v v v v v v v v 23
4 V
4 v v v v v v v v 23
Page 211
189
5 V
5 v v v v v v v v 21
6 V
6 v v v v v v v v 18
7 V
7 v v v v v v v v 18
8 V
8 v v v v v v v v 22
9 V
9 v v v v v v v v 22
1
0
V
10 v v v v v v v v 16
Keterangan :
V 1 : Faradzabila
V 2 : Oktagar Ardiyan
V 3 : Risnan Amalah
V 4 : Izra Razak
V 5 : Roma Purna
V 6 : Egustina
V 7 : Agus Black
V 8 : Inwardana
V9 : Azifah Aamalah
V10 : Zaki Al
A : Kesiapan mengikuti pelajaran
B : Minat terhadap topik pembahasan yang akan berlangsung
C : Aktif dalam pembelajaran
D : Memperhatikan penjelasan guru
Page 212
190
E : Melaksanakan tugas dari guru
F : Kerjasama dalam kelompok
G : Berani
H : Menghargai teman
Lampiran
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA
PENILAIAN PSIKOMOTORIK SIKLUS I
No. Nama
Nilai
Jumlah A B
1 2 3 1 2 3
1 V 1 v v 4
2 V 2 v v 5
3 V 3 v v 6
4 V 4 v v 6
5 V 5 v v 4
6 V 6 v v 4
Page 213
191
7 V 7 v v 4
8 V 8 v v 4
9 V 9 v v 4
10 V 10 v v 3
Keterangan :
V 1 : Faradzabila
V 2 : Oktagar Ardiyan
V 3 : Risnan Amalah
V 4 : Izra Razak
V 5 : Roma Purna
V 6 : Egustina
V 7 : Agus Black
V 8 : Inwardana
V9 : Azifah Aamalah
V10 : Zaki Al
A : Keterampilan dalam memperagakan media yang telah disediakan oleh
guru
B : Kecepatan dan ketepatan dalam memperagakan media model alat
pernapasan manusia.
Page 214
192
Lampiran
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA
PENILAIAN PSIKOMOTORIK SIKLUS II
No. Nama
Nilai
Jumlah A B
1 2 3 1 2 3
1 V 1 v v 6
2 V 2 v v 4
3 V 3 v v 6
4 V 4 v v 6
5 V 5 v v 6
6 V 6 v v 4
Page 215
193
7 V 7 v v 6
8 V 8 v v 6
9 V 9 v v 4
10 V 10 v v 4
Keterangan :
V 1 : Faradzabila
V 2 : Oktagar Ardiyan
V 3 : Risnan Amalah
V 4 : Izra Razak
V 5 : Roma Purna
V 6 : Egustina
V 7 : Agus Black
V 8 : Inwardana
V 9 : Azifah Aamalah
V10 : Zaki Al
A : Kecepatan dan ketepatan dalam menjodohkan
B : Pelaksanaan tugas (menjodohkan kartu) sesuai intruksi
Page 225
203
Lampiran
DOKUMENTASI SIKLUS I
Gambar 1. Siswa berdo bersama
dengan penuh khidmat
Gambar 2. Tahap 1. Pembangkitan
Minat
Page 226
204
Gambar 3. Tahap 2. Eksplorasi
Guru menunjukkan gambar
Gambar 4. Guru membagikan LKS
Page 227
205
Gambar 5. Siswa berdikusi secara kelompok
Page 228
206
Gambar 6. Perwakilan kelompok
menyampaikan penjelasan secara
singkat pada LKS Tugas 1
Gambar 7. Guru memberikan
penguatan atas penjelasan yang
disampaikan siswa
Gambar 8. Tahap 3. Penjelasan
Perwakilan kelompok menyampaikan
hasil diskusi terhadap pekerjaannya di
LKS Tugas 2
Gambar 9. Tahap 4. Elaborasi
Guru menunjukkan media
pembelajaran
Page 229
207
Gambar 10. Siswa memperagakan
media pembelajaran
Gambar 11. Tahap 5. Evaluasi
Siswa mengerjakan soal tes tertulis
Page 230
208
Gambar 12. Guru dan siswa berdoa
bersama
DOKUMENTASI SIKLUS II
Gambar 1. Siswa berdo bersama
dengan penuh khidmat
Gambar 2. Guru mengabsen siswa
Page 231
209
Gambar 3. Tahap 1 Pembangkitan
minat
Guru menunjukkan gambar berbagai
hewan
Gambar 4. Tahap 2. Eksplorasi
Guru membagikan LKS
Page 232
210
Gambar 5. Siswa berdikusi secara kelompok
Page 233
211
Gambar 6. Perwakilan kelompok
menyampaikan penjelasan secara
singkat tehadap gambar yang telah
diamati
Gambar 7. Guru memberikan
penguatan atas penjelasan yang
disampaikan siswa
Gambar 8. Tahap 3. Penjelasan
Perwakilan kelompok menyampaikan
hasil diskusi terhadap pekerjaannya di
LKS
Gambar 9. Tahap 4. Elaborasi
Guru memberi penjelasan mengenai
penugasan
Page 234
212
Gambar 10. Siswa berlomba
menjodohkan kartu yang telah
diberikan guru
Gambar 11. Siswa menempelkan
kartu di papan yang telah tersedia
Page 235
213
Gambar 12. Tahap 5. Evaluasi
Guru mengajak siswa mengoreksi hasil
pekerjaannya
Gambar 13. Siswa mendapatkan stiker
bintang karena telah mengerjakan
tugas dari guru
Gambar 14. Siswa mengerjakan soal tes tertulis
Page 246
224
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Umi Kairuroh
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Kab.Semarang, 15 Maret 1993
Agama Islam
Jenjang Pendidikan :
1. TK Dharma Wanita Tengaran, lulus tahun 1999
2. SD Negeri Tengaran 01, lulus tahun 2005
3. SMP Negeri 1 Tengaran, lulus tahun 2008
4. SMA Negeri 1 Tengaran, lulus tahun 2011
Masih menyelesaikan pendidikan S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
PGMI IAIN Salatiga.
Demikian riwayat hidup penulis, penulis buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 02 Agustus 2015
Penulis
Umi Kairuroh
NIM. 11511028