Octo Sindji PENINGGALAN KEBUDAYAAN MASA BERCOCOK TANAM
Masa bercocok tanam adalah masa dimana manusia purba mulai bisa menanam tanamannya sendiri setelah masa berburu.Masa ini mulai diterapkan sistem barter, mulai berinteraksi sosial (bekerja sama) dan kepercayaannya adalah kepada roh-roh leluhur.
MASA BERCOCOK TANAM
Perkembangan kebudayaan pada masa bercocok tanam makin bertambah pesat.Hal ini dikarenakan manusia mulai dapat mengembangkan dirinya untuk menciptakan kebudayaan yang lebih baik.Peninggalan-peninggalan kebudayaan manusia pada masa bercocok tanam makin banyak dan beragam, baik yang terbuat dari tanah liat, batu maupun logam.
a. Alat-alat batu yang digunakan umumnya sudah diupam hingga halus. Alat batu yang digunakan berupa kapak persegi, kapak lonjong, alat-alat obsidian, dan mata panah.
b. Masyarakat mulai menunjukkantanda-tanda menetap di suatutempat.
CIRI-CIRI MASA BERCOCOK TANAM :
c. Telah terbentuk desa-desa kecil semacam pedukuhan.
d. Kegiatan bercocok tanam telah menghasilkan sukun, pisang, durian, manggis, rambutan, duku, salak, dan sebagainya.
e. Masyarakat mulai mengenal sistem barter (tukar menukar barang dengan barang).
CIRI-CIRI MASA BERCOCOK TANAM :
f. Perahu bercadik dan rakit banyak digunakan sebagai sarana lalu lintas air.
g. Alat komunikasi berupa bahasa dianggap sangat penting.
h. Tumbuh kepercayaan animisme (pemujaan terhadap roh nenek moyang) dan dinamisme (kepercayaan terhadap benda-benda yang mempunyai kekuatan gaib).
CIRI-CIRI MASA BERCOCOK TANAM :
Peralatan batu yang paling menonjol dari masa bercocok tanam.
Bentuknya mirip cangkul, namun tidak sebesar dan selebar cangkul zaman sekarang.
BELIUNG PERSEGI
Digunakan untuk mengolah kayu, misalnya untuk membuatrumah dan perahu.
Beliung persegi ditemukan hampir di seluruh wilayah kepulauan Indonesia,yaitu Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
Adapun penemuannya diluarwilayah Indonesia yaitu diSemenanjung Melayu danAsia Tenggara.
Beliung persegi terbuat daribatu api.
BELIUNG PERSEGI
Kapak lonjong terbuat dari batu kali yang warnanya kehitaman.Kapak lonjong juga dapat dibuat dari jenis batu nefrit yang berwarna hijau tua yang diperoleh dari segumpal batu yang diserpih atau dari kerakal yang sudah sesuai bentuknya.
Setelah permukaan batu itu diratakan,selanjutnya diasah sampai halus.
KAPAK LONJONG
1. Kapak lonjong kecilsebagai benda wasiat.2. Kapak lonjong besarsebagai cangkul untuk menggarap ladang/sawah dan sebagai kapak biasa.3. Kapak-kapak lonjonguntuk keperluan upacara saja.
MANFAAT KAPAK LONJONG
Merupakan salah satu dari perlengkapan berburu maupun menangkap ikan.
Mata panah untuk menangkap ikan dibuat bergerigi seperti mata gergaji dan umumnya dibuat dari tulang.
Sisi-sisi mata panah dari zaman kehidupan bercocok tanam berhasil ditemukan didalam gua-gua yang ada di pinggir sungai. Kemungkinan juga ada mata panah yang dibuat dari kayu seperti yang masih digunakan oleh penduduk asli Papua. Daerah yang banyak ditemukan mata panah ini adalah Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
MATA PANAH
Pada tahap kehidupan bercocok tanam di persawahan atau masa bercocok tanam tingkat lanjut, pembuatan gerabah mengalami kemajuan dan ragamnya pun bertambah banyak.
Gerabah terbuat dari tanah liat yang dibakar.
Gerabah digunakan untuk keperluan rumah tangga sehari-hari.Contoh : sebagai tempat air, alat untuk masak, tempat menyimpan makanan, untuk menyimpan perhiasan dan sebagai aksesoris untuk upacara keamanan dan ritual, misalnya untuk tempayan dan sebagai bekal kubur.
GERABAH
Pada masa kehidupan bercocok tanam telah dikenal berbagai bentuk perhiasan.
Bahan-bahan yang biasa digunakan untuk membuat perhiasan seperti tanah liat, batu kalsedon, batu agat, batu yaspur yang berwarna kuning; putih; cokelat; merah; serta kulit kerang.
PERHIASAN