JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-32 Abstrak— Konsumsi LPG mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia. Menurut Senior Vice President Non Fuel Marketing Pertamina pertumbuhan konsumsi LPG mencapai rata-rata 24% per tahun. Terminal LPG memiliki fungsi yang sangat penting dalam pendistribusiannya yaitu sebagai penimbun dan penyalur ke semua daerah-daerah. Dalam pengoperasiannya, terminal LPG berpotensi memiliki bahaya yang disebabkan oleh kondisi lingkungan maupun kegagalan dari komponen pada setiap sistem. Dalam Tugas Akhir ini dilakukan dua kajian analisis yang bertujuan untuk memastikan kemananan pipa terpendam terhadap pengaruh settlement dan memastikan tidak ada risiko yang terjadi pada manusia. Kajian yang pertama adalah analisa geoteknik pada lajur pipa terpendam 200 meter dari jetty sampai terminal LPG. Analisa geoteknik dilakukan dengan software GEO 5, dan selanjutnya tegangan pipa dianalisa dengan mengacu API RP 1102. Kajian yang kedua adalah penilaian risiko sosial pada lajur pipa gas LPG sepanjang 1200 meter dari jetty ke terminal. Societal risk pada studi ini akan diidentifikasi dengan menggunakan fault tree analysis dan event tree analysis untuk analisa frekuensi, fire modelling dengan software ALOHA dan Shellfred dipilih untuk penilaian konsekuensi dan selanjutnya ditampilkan pada F-N Curve yang mengacu pada UK HSE Standart. Hasil dari penilaian risiko sosial diperoleh bahwa skenario bahaya yang mungkin akan terjadi di lajur pipa gas LPG berada pada tingkat aman atau tidak membutukan mitigasi. Hasil dari analisa geoteknik diperoleh bahwa tegangan pipa akibat settlement melebihi batas aman, sehingga membutuhkan mitigasi. Rekomendasi mitigasi yang dapat dilakukan adalah dengan permeation grouting pada lapisan tanah di area jalur pipa dengan tujuan menambah kekuatan tanah sehingga tidak terjadi penurunan tanah berkelanjutan dan instalasi pipa gas di bawah tanah dapat terlindung dari pengaruh beban excavator. Kata Kunci-Analis Geoteknik, Analisa risiko, Fire Modelling, F- N Curve I. PENDAHULUAN onsumsi LPG diproyeksikan akan terus menunjukkan tren peningkatan rata- rata sekitar 6% per tahun. Selain karena dipicu oleh peningkatan jumlah konsumsi LPG 3kg oleh masyarakat seiring dengan pertumbuhan jumlah keluarga. Senior Vice President Non Fuel Marketing Pertamina Taryono mengatakan sejak diterapkannya program konversi kerosene ke LPG 3 kg hingga 2013, pertumbuhan konsumsi LPG mencapai rata-rata 24% per tahun. Konsumsi LPG 3 kg naik dari semula 0,55 juta ton pada 2008 menjadi 4,39 juta ton pada 2013, di sisi lain penjualan LPG non subsidi relatif stabil dilevel sekitar 1,1 -1,2 juta ton per tahun [1]. Terminal LPG memegang peranan yang cukup penting dalam proses pendistribusiannya ke berbagai wilayah Indonesia dengan fungsi utama terminal yaitu sebagai penerima, pencampur, penimbun, serta pendistribusi. Sistem transfer LPG dari jetty sampai plant area terdiri dari tiga kondisi, yaitu pada jetty (segmen 1 ), terpendam dibawah tanah sedalam 2 meter (segmen 2), diatas permukaan tanah pada plant area (segmen 3). Dalam pengoperasiannya, terminal LPG berpotensi memiliki bahaya yang disebabkan oleh kondisi lingkungan seperti kelelahan pipa (fatigue) akibat geotechnical forces maupun kegagalan dari komponen pada setiap sistem. Kelelahan pipa kemungkinan dapat terjadi dikarenakan kondisi tanah kota Semarang yang sering mengalami penurunan tanah dan adanya rencana kegiatan reklamasi dengan menggunakan alat berat (excavator) pada area jalur pipa terpendam. Bahaya lain yang dapat terjadi pada terminal LPG yaitu kebakaran dan ledakan yang dapat mengakibatkan kerusakan aset perusahaan hingga jatuhnya korban jiwa. II. DASAR TEORI A. Liquefied Petroleum Gas (LPG) Liquefied Petroleum Gas (LPG) merupakan gas hasil produksi kilang minyak yang dicairkan. Komponen utama dari LPG adalah campuran dari butana dan propana serta hidrokarbon lainnya seperti pentane, etana. Komposisi gas propana sekitar (C3H8) 50% dan butana ( C4H10) 49% sedangkan 1% adala gas hidrokarbon lainnya. Pada proses pendistribusiannya , LPG diubah fasenya menjadi cair dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya. Hal ini dikarenakan volume LPG dalam bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. B. Analisa Geoteknik Dalam menganalisa besar penurunan tanah yang terjadi akibat pembebanan pada studi ini menggunakan 2 metode, yaitu metode elemen hingga dan perhitungan manual dengan menggunakan persamaan yang diambil dari buku mekanika tanah B.1 Metode Elemen Hingga Penilaian Risiko Sosial dan Analisis Geoteknik Terhadap Jalur Pipa LPG Semarang Iqba Nurul Rikayanti 1 , A.A.B. Dinariyana D.P 1 , Kriyo Sambodho 2 1 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, 2 Jurusan Teknik Kelautan Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: [email protected]K
7
Embed
Penilaian Risiko Sosial dan Analisis Geoteknik Terhadap Jalur … · 2020. 1. 18. · geoteknik pada lajur pipa terpendam 200 meter dari jetty sampai terminal LPG. Analisa geoteknik
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-32
Abstrak— Konsumsi LPG mengalami peningkatan
seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia.
Menurut Senior Vice President Non Fuel Marketing Pertamina
pertumbuhan konsumsi LPG mencapai rata-rata 24% per
tahun. Terminal LPG memiliki fungsi yang sangat penting
dalam pendistribusiannya yaitu sebagai penimbun dan penyalur
ke semua daerah-daerah. Dalam pengoperasiannya, terminal
LPG berpotensi memiliki bahaya yang disebabkan oleh kondisi
lingkungan maupun kegagalan dari komponen pada setiap
sistem. Dalam Tugas Akhir ini dilakukan dua kajian analisis
yang bertujuan untuk memastikan kemananan pipa terpendam
terhadap pengaruh settlement dan memastikan tidak ada risiko
yang terjadi pada manusia. Kajian yang pertama adalah analisa
geoteknik pada lajur pipa terpendam 200 meter dari jetty
sampai terminal LPG. Analisa geoteknik dilakukan dengan
software GEO 5, dan selanjutnya tegangan pipa dianalisa
dengan mengacu API RP 1102. Kajian yang kedua adalah
penilaian risiko sosial pada lajur pipa gas LPG sepanjang 1200
meter dari jetty ke terminal. Societal risk pada studi ini akan
diidentifikasi dengan menggunakan fault tree analysis dan event
tree analysis untuk analisa frekuensi, fire modelling dengan
software ALOHA dan Shellfred dipilih untuk penilaian
konsekuensi dan selanjutnya ditampilkan pada F-N Curve yang
mengacu pada UK HSE Standart. Hasil dari penilaian risiko
sosial diperoleh bahwa skenario bahaya yang mungkin akan
terjadi di lajur pipa gas LPG berada pada tingkat aman atau
tidak membutukan mitigasi. Hasil dari analisa geoteknik
diperoleh bahwa tegangan pipa akibat settlement melebihi batas
aman, sehingga membutuhkan mitigasi. Rekomendasi mitigasi
yang dapat dilakukan adalah dengan permeation grouting pada
lapisan tanah di area jalur pipa dengan tujuan menambah
kekuatan tanah sehingga tidak terjadi penurunan tanah
berkelanjutan dan instalasi pipa gas di bawah tanah dapat
terlindung dari pengaruh beban excavator.
Kata Kunci-Analis Geoteknik, Analisa risiko, Fire Modelling, F-
N Curve
I. PENDAHULUAN
onsumsi LPG diproyeksikan akan terus menunjukkan
tren peningkatan rata- rata sekitar 6% per tahun. Selain
karena dipicu oleh peningkatan jumlah konsumsi LPG 3kg
oleh masyarakat seiring dengan pertumbuhan jumlah
keluarga. Senior Vice President Non Fuel Marketing
Pertamina Taryono mengatakan sejak diterapkannya program
konversi kerosene ke LPG 3 kg hingga 2013, pertumbuhan
konsumsi LPG mencapai rata-rata 24% per tahun. Konsumsi
LPG 3 kg naik dari semula 0,55 juta ton pada 2008 menjadi
4,39 juta ton pada 2013, di sisi lain penjualan LPG non
subsidi relatif stabil dilevel sekitar 1,1 -1,2 juta ton per tahun
[1].
Terminal LPG memegang peranan yang cukup penting
dalam proses pendistribusiannya ke berbagai wilayah
Indonesia dengan fungsi utama terminal yaitu sebagai
penerima, pencampur, penimbun, serta pendistribusi. Sistem
transfer LPG dari jetty sampai plant area terdiri dari tiga
kondisi, yaitu pada jetty (segmen 1 ), terpendam dibawah
tanah sedalam 2 meter (segmen 2), diatas permukaan tanah
pada plant area (segmen 3).
Dalam pengoperasiannya, terminal LPG berpotensi
memiliki bahaya yang disebabkan oleh kondisi lingkungan
seperti kelelahan pipa (fatigue) akibat geotechnical forces
maupun kegagalan dari komponen pada setiap sistem.
Kelelahan pipa kemungkinan dapat terjadi dikarenakan
kondisi tanah kota Semarang yang sering mengalami
penurunan tanah dan adanya rencana kegiatan reklamasi
dengan menggunakan alat berat (excavator) pada area jalur
pipa terpendam. Bahaya lain yang dapat terjadi pada terminal
LPG yaitu kebakaran dan ledakan yang dapat mengakibatkan
kerusakan aset perusahaan hingga jatuhnya korban jiwa.
II. DASAR TEORI
A. Liquefied Petroleum Gas (LPG)
Liquefied Petroleum Gas (LPG) merupakan gas hasil
produksi kilang minyak yang dicairkan. Komponen utama
dari LPG adalah campuran dari butana dan propana serta
hidrokarbon lainnya seperti pentane, etana. Komposisi gas
propana sekitar (C3H8) 50% dan butana ( C4H10) 49%
sedangkan 1% adala gas hidrokarbon lainnya. Pada proses
pendistribusiannya , LPG diubah fasenya menjadi cair dengan
menambah tekanan dan menurunkan suhunya. Hal ini
dikarenakan volume LPG dalam bentuk cair lebih kecil
dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama.
B. Analisa Geoteknik
Dalam menganalisa besar penurunan tanah yang terjadi
akibat pembebanan pada studi ini menggunakan 2 metode,
yaitu metode elemen hingga dan perhitungan manual dengan
menggunakan persamaan yang diambil dari buku mekanika
tanah
B.1 Metode Elemen Hingga
Penilaian Risiko Sosial dan Analisis Geoteknik
Terhadap Jalur Pipa LPG Semarang
Iqba Nurul Rikayanti1, A.A.B. Dinariyana D.P
1, Kriyo Sambodho2
1Jurusan Teknik Sistem Perkapalan,
2 Jurusan Teknik Kelautan
Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)