Top Banner
Penilaian Kesesuaian Lahan Budidaya Kakao Disusun oleh : Khasril Atrisiandy, SP 1 PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA KAKAO Disusun Oleh : Khasril Atrisiandy, SP NIP : 19750323 200901 1 005 Penyuluh Pertama KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA UTARA 2015
17

PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA KAKAOsumut.litbang.pertanian.go.id/ind/images/DokumenPdf/PENILAIAN... · berbagai macam produk makanan dan minuman, ... Pengelolaan air khususnya

Apr 30, 2018

Download

Documents

dinhtuyen
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA KAKAOsumut.litbang.pertanian.go.id/ind/images/DokumenPdf/PENILAIAN... · berbagai macam produk makanan dan minuman, ... Pengelolaan air khususnya

Penilaian Kesesuaian Lahan Budidaya Kakao

Disusun oleh : Khasril Atrisiandy, SP 1

PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA KAKAO

Disusun Oleh :

Khasril Atrisiandy, SP NIP : 19750323 200901 1 005

Penyuluh Pertama

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA UTARA

2015

Page 2: PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA KAKAOsumut.litbang.pertanian.go.id/ind/images/DokumenPdf/PENILAIAN... · berbagai macam produk makanan dan minuman, ... Pengelolaan air khususnya

Penilaian Kesesuaian Lahan Budidaya Kakao

Disusun oleh : Khasril Atrisiandy, SP 2

I. PENDAHULUAN

Kakao (Theobroma cacao, L) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang

sesuai untuk perkebunan rakyat, karena tanaman ini dapat berbunga dan berbuah

sepanjang tahun, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan harian atau

mingguan bagi pekebun. Tanaman kakao yang ditanam di perkebunan pada

umumnya adalah kakao jenis Forastero (bulkcocoa atau kakao lindak), Criolo (fine

cocoa atau kakao mulia), dan hibrida (hasil persilangan antara jenis Forastero dan

Criolo). Pada perkebunan – perkebunan besar biasanya kakao yang dibudidayakan

adalah jenis mulia (Tumpal H.S. Siregar, dkk., 2003).

Kakao (Theobroma cacao, L) merupakan salah komoditas perkebunan yang sesuai

untuk perkebunan rakyat, karena tanaman ini dapat berbunga dan berbuah

sepanjang tahun, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan harian atau

mingguan bagi pekebun. Tanaman kakao yang ditanam di perkebunan pada

umumnya adalah kakao jenis Forastero (bulkcocoa atau kakao lindak), Criolo (fine

cocoa atau kakao mulia), dan hibrida (hasil persilangan antara jenis Forastero dan

Criolo). Pada perkebunan – perkebunan besar biasanya kakao yang dibudidayakan

adalah jenis mulia (Tumpal H.S. Siregar, dkk., 2003).

Komoditi kakao dapat digunakan dalam berbagai macam produk. Biji buah kakao

(cokelat) yang telah difermentasi dijadikan serbuk yang disebut cokelat bubuk.

Cokelat dalam bentuk bubuk ini banyak dipakai sebagai bahan untuk membuat

berbagai macam produk makanan dan minuman, seperti susu, selai, roti, dan lain–

lain. Buah cokelat yang tanpa biji dapat difermentasi untuk dijadikan pakan ternak.

Konsumsi biji kakao dunia sedikit berfluktuasi dengan kecenderungan terus

meningkat. Negara konsumen utama biji kakao dunia adalah Belanda yang

mengkonsumsi 452 ribu ton pada tahun 2000/01. Konsumsi negara ini diperkirakan

menurun menjadi 418 ribu ton tahun 2001/02 dan 440 ribu ton tahun 2002/03. Selain

Belanda, konsumen besar lainnya adalah Amerika Serikat, diikuti Pantai Gading,

Jerman dan Brazil yang masing masing mengkonsumsi 456 ribu ton, 285 ribu ton,

227 ribu ton dan 195 ribu ton pada tahun 2000/01. Diperkirakan pada tahun 2001/02

dan 2002/03 konsumsi negaranegara konsumen utama kakao dunia ini relatif stabil,

kecuali Amerika Serikat dan Jerman yang sedikit mengalami penurunan

(International Cocoa Organization, 2003).

Sementara itu konsumsi cokelat dunia masih didominasi oleh negara-negara maju

terutama masyarakat Eropa yang tingkat konsumsi rata-ratanya sudah lebih dari

1,87 kg per kapita per tahun. Konsumsi per kapita tertinggi ditempati oleh Belgia

dengan tingkat konsumsi 5,34 kg/kapita/tahun, diikuti Eslandia, Irlandia, Luxemburg,

dan Austria masing-masing 4,88 kg, 4,77 kg, 4,36 kg dan 4,05 kg/kapita/tahun.

Page 3: PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA KAKAOsumut.litbang.pertanian.go.id/ind/images/DokumenPdf/PENILAIAN... · berbagai macam produk makanan dan minuman, ... Pengelolaan air khususnya

Penilaian Kesesuaian Lahan Budidaya Kakao

Disusun oleh : Khasril Atrisiandy, SP 3

Selanjutnya jika dilihat total konsumsi, maka konsumen terbesar cokelat adalah

Amerika Serikat dengan total konsumsi 653 ribu ton atau rata-rata 2,25

ka/kapita/tahun pada tahun 2001/02. Negara konsumen besar lainnya adalah

Jerman, Prancis, Inggris, Rusia dan Jepang dengan konsumsi masing-masing 283

ribu ton, 215 ribu ton, 208 ribu ton, 180 ribu ton dan 145 ribu ton. Pada kelompok

negara produsen, hanya Brazil yang dapat dikategorikan sebagai konsumen cokelat

utama dengan total konsumsi sebesar 105,2 ribu ton atau rata-rata 0,6 kg/kapita.

Sedangkan, konsumsi negara produsen lainnya masih sangat rendah. Pantai

Gading hanya mengkonsumsi 8,5 ribu ton, Ghana 10 ribu ton, Nigeria 14 ribu ton

dan Indonesia 12 ribu ton (International Cocoa Organization, 2003).

Produksi kakao Indonesia sebagian besar diekspor dan hanya sebagian kecilyang

digunakan untuk konsumsi dalam negeri. Produk yang diekspor sebagianbesar

(78,5%) dalam bentuk biji kering (produk primer) dan hanya sebagian kecil(21,5%)

dalam bentuk hasil olahan. Tujuan utama ekspor kakao Indonesia adalahAmerika

Serikat, Malaysia, Brazil dan Singapura. Di sisi lain, Indonesia juga

Produksi kakao Indonesia sebagian besar diekspor dan hanya sebagian kecil yang

digunakan untuk konsumsi dalam negeri. Produk yang diekspor sebagian besar

(78,5%) dalam bentuk biji kering (produk primer) dan hanya sebagian kecil (21,5%)

dalam bentuk hasil olahan. Tujuan utama ekspor kakao Indonesia adalah Amerika

Serikat, Malaysia, Brazil dan Singapura. Di sisi lain, Indonesia juga mengimpor biji

kakao yang akan digunakan untuk campuran bahan baku industri pengolahan dalam

negeri. Negara asal impor biji kakao Indonesia antara lain Pantai Gading, Ghana

dan Papua New Guinea (Goenadi et all, 2005)

Kondisi agroklimat, seperti ketinggian tempat, curah hujan, kondisi tanah, sifat kimia

tanah, ketersediaan unsur hara tanah, dan toksitas sangat mempengaruhi

pertumbuhan suatu tanaman. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan (Dirjenbun)

dan Pusat Penelitian Kopi & Kakao Jember, tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman

kakao digolongkan menjadi sesuai (S1), cukup sesuai (S2), agak sesuai (S3) dan

tidak sesuai (N). Dengan demikian dapat diketahui tingkat kesesuaian penanaman

kakao di suatu wilayah. Penilian tersebut didasarkan atas kondisi agroklimat, sifat

fisik dan kimia tanah.

Page 4: PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA KAKAOsumut.litbang.pertanian.go.id/ind/images/DokumenPdf/PENILAIAN... · berbagai macam produk makanan dan minuman, ... Pengelolaan air khususnya

Penilaian Kesesuaian Lahan Budidaya Kakao

Disusun oleh : Khasril Atrisiandy, SP 4

II. PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA KAKAO

A. Penilaian Kesesuaian Lahan

Langkah awal penilaian kesesuaian lahan adalah melakukan evaluasi

sumberdaya lahan yang merupakan proses untuk menduga potensi sumber

daya lahan untuk berbagai penggunaannya, caranya adalah dengan

membandingkan antara persyaratan yang diperlukan oleh suatu tanaman dan

kondisi atau sifat sumberdaya lahan yang ada. Dalam evaluasi sumber daya

lahan, ada 3 aspek penting untuk diperhatikan, aspek lahan, penggunaan

lahan dan ekonomi.

Penilaian kesesuaian lahan mempunyai manfaat untuk mengetahui potensi

sumber daya lahan dalam mendukung suatu usaha tani tertentu dan

memprediksi produksi yang dapat diperoleh serta tindakan-tindakan agronomi

yang mendukung keberhasilan usaha tani.

Secara umum, terdapat dua cara menilai lahan, yaitu secara langsung dan

tidak langsung. Penilaian secara langsung dilakukan dengan percobaan

lapangan, misalnya menanam suatu tanaman dilahan tertentu kemudian

mengevaluasinya. Cara ini memerlukan waktu yang lama dan secara praktik

penggunaannya terbatas. Penilaian secara tidak langsung dilakukan dengan

melakukan asumsi bahwa cirri lahan suatu tempat (site) dapat memengaruhi

keberhasilan penggunaan lahan itu untuk usaha pertanian. Kualitas suatu

lahan dapat dipelajari dari hasil pengamatan cirri lahan tersebut.

Proses penilaian lahan secara tidak langsung dapat dibagi menjadi beberapa

tahapan, dari pencirian lahan yang umumnya dilakukan saat survey tanah,

menentukan karakterisasi lahan, hingga menilai kualitas lahan. Kualitas lahan

yang dihubungkan dengan syarat tumbuh tanaman akan dapat digunakan

untuk menilai kesesuaian lahan.

B. Penilaian Kesesuaian Lahan Kakao

a. Iklim

Iklim merupakan faktor yang meliputi, curah, hujan, suhu kelembaban

udara, penyinaran matahari, dan kecepatan angin yang antar unsure

tersebut mempunyai hubungan yang rumit.Iklim mempengaruhi

pertumbuhan dan produksi kakao, karena itu, unsure ini perlu diperhatikan

dalam membuat penilaian kesesuaian lahan.

Sebaran curah hujan lebih berpengaruh terhadap produksi kakao

dibandingkan dengan jumlah curah hujan yang tinggi. Alvim(1980)

Page 5: PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA KAKAOsumut.litbang.pertanian.go.id/ind/images/DokumenPdf/PENILAIAN... · berbagai macam produk makanan dan minuman, ... Pengelolaan air khususnya

Penilaian Kesesuaian Lahan Budidaya Kakao

Disusun oleh : Khasril Atrisiandy, SP 5

menunjukkan bahwa keragaman produksi kakao dari tahun ketahun lebih

ditentukan oleh sebaran curah hujan daripada oleh unsure iklim yang lain.

Jumlah curah hujan memengaruhi pola pertunasan kakai (flush). Curah

hujan yang tinggi dan sebaran yang tidak merata akan berpengaruh

terhadap flush dan berakibat terhadap produksi kakao.

Pertumbuhan dan produksi kakao banyak ditentukan oleh ketersediaan air

sehingga kakao dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik ditempat

yang jumlah curah hujannya relative sedikit tapi merata sepanjang tahun.

Pengelolaan air khususnya pada musim kemarau ditanah yang daya

simpan airnya rendah menentukan produksi kakao.

Proses fisiologi tanaman kakao juga dipengaruhi oleh suhu udara. Suhu

udara yang rendah akan menghambat pembentukan tunas dan bunga

(AlvIm, 1980). Sementara itu, suhu udara yang tinggi dapat menghambat

pertumbuhan pucuk dan mendorong pertumbuhan cabang serta

mengakibatkan daun-daun kurang berkembang (Wood, 1975).

Kelembaban udara berkaitan erat dengan curah hujan dan suhu udara.

Unsur ini berhubungan dengan timbulnya penyakit yang menyerang

kakao. Pada curah hujan yang tinggi, 3 – 6 hari berturut-turut akan

menyebabkan kelembaban udara tinggi dan munculnya cendawan

Phytophthora palmivora yang menjadi penyebab penyakit busuk buah.

Kecepatan angin juga menentukan keberhasilan usaha tani kakao.

Kecepatan angin yang tinggi dan berlangsung lama jelas akan merusak

daun kakao, sehingga rontok dan tanaman menjadi gundul. Kerusakan

kakao karena angin tersebut akan mempunyai dampak terhadap turunnya

produksi kakao. Didaerah pegunungan yang setiap dua tahun sekali dari

bulan Januari hingga Maret bertiup angin kencang bisa mengakibatkan

kerusakan pertanaman kakao, sehingga produksinya hanya setengah dari

potensinya.

b. Tanah

Sifat-sifat tanah yang memengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman

adalah sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Sifat kimia tanah meliputi kadar

unsur hara kiro dan makro dalam tanah, kejenuhan basa, kapasitas

pertukaran kation, pH atau kemaswaman tanah, dan kadar bahan organik

relative mudah diperbaiki dengan teknologi yang ada. Sementara itu, sifat

fisik tanah yang meliputi tekstur, struktur, konsistensi, kedalaman efektif

tanah (solum), dan akumulasi endapan suatu unsure (konkresi) relative

sulit diperbaiki, meskipun teknologi perbaikannya telah ada. Sifat biologi

tanah belum menjadi pertimbangan dalam melakukan penilaian

Page 6: PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA KAKAOsumut.litbang.pertanian.go.id/ind/images/DokumenPdf/PENILAIAN... · berbagai macam produk makanan dan minuman, ... Pengelolaan air khususnya

Penilaian Kesesuaian Lahan Budidaya Kakao

Disusun oleh : Khasril Atrisiandy, SP 6

kesesuaian lahan, karena hubungannya belum banyak diketahui secara

pasti. Secara tidak langsung sifat tersebut memengaruhi pertumbuhan

tanaman.

1. Sifat Kimia tanah

Kemasaman (pH) tanah yang baik untuk kakao adalah netral atau

berkisar 5,6-6,8 (ackenhorah, 1979). Sifat ini khusus berlaku untuk

tanah atas (top soil), sedangkan pada tanah bawah (subsoil)

keasaman tanah sebaiknya netral, agak asam, atau agak basa. Tanah

dengan keasaman tinggi menyebabkan kadar unsure hara mikro

seperti Al, Fe dan Mn terlarut sehingga dapat menjadi racun bagi

kakao. Tanah-tanah tua dengan tingkat pelapukan tinggi, umumnya

bersifat asam dan Al tinggi yang mudah diserap tanaman, sehingga

akan menghambat perkembangan akar dan pertumbuhan tanaman.

Tanaman kakao membutuhkan tanah berkadar organik yang tinggi,

yaitu diatas 3 %. Kadar bahan organik yang tinggi akan memperbaiki

struktur tanah, biologi tanah, kemampuan penyerapan (absorpsi) hara,

dan daya simpan lengas tanah. Tingginya kemampuan absorpsi

menandakan bahwa daya pegang tanah terhadap unsur-unsur hara

cukup tinggi dan selanjutnya melepaskannya untuk diserap akar

tanaman.

Kadar hara mikro dan makro yang diperlukan tanaman harus dalam

jumlah cukup untuk mendukung pertumbuhan dan produksi kakao.

Setiap variasi umur kakao menghendaki jenis dan jumlah hara yang

berbeda.

Kemampuan tukar kation merupakan kemampuan tanah untuk

menyerap hara dan melepaskan kembali untuk diserap akar. Tanah

yang baik untuk kakao menghendaki kemampuan tukar kation yang

tinggi karena umumnya tanahnya subur demikian juga dengan

kejenuhan basanya. Semakin tinggi kejenuhan basanya, tanah

tersebut semakin subur dan baik untuk kakao.

2. Sifat Fisik Tanah

Jeluk mempan atau kedalaman tanah yang dapat dijangkau akar

secara aktif (effective depth) tidak identik dengan ketebalan solum

tanah. Ketebalan solum merupakan cerminan ketebalan tanah hasil

proses pembentukan tanah. Kedalaman efektif adalah tebalnya lapisan

tanah yang dapat mendukung pertumbuhan akar secara leluasa. Jeluk

mempan ditentukan oleh ada tidaknya atau posisi lapisan pada keras,

Page 7: PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA KAKAOsumut.litbang.pertanian.go.id/ind/images/DokumenPdf/PENILAIAN... · berbagai macam produk makanan dan minuman, ... Pengelolaan air khususnya

Penilaian Kesesuaian Lahan Budidaya Kakao

Disusun oleh : Khasril Atrisiandy, SP 7

lapisan kerikil, atau bongkahan batu yang tidak dapat ditembus akar.

Selain itu, faktor dangkal tidaknya permukaan air tanah juga

memengaruhi kedalaman efektif tanah.

Tekstur tanah menunjukkan perbandingan tertentu antara tiga fraksi

tanah, yaitu pasir, debu dan lempung. Susunan ketiga komponen

tersebut menentukan kemampuan tanah mendukung pertumbuhan

tanaman. Hasil penelitian di Jawa Barat menunjukkan bahwa tekstur

tanah nyata memengaruhi daya dukung terhadap kakao. Semakin

tinggi kadar lempungnya, semakin rendah daya dukungnya terhadap

pertumbuhan kakao (Hardjono, 1986).

3. Timbulan

Faktor ini meliputi elevasi, topografi dan tinggi tempat. Kakao tumbuh

baik pada lahan datar atau kemiringan tanah kurang dari 15%. Suhu

udara harian idealnya sekitar 28oC, sehingga semakin tinggi tempat,

semakin rendah tingkat kesesuaiannya. Faktor timbulan yang

berpengaruh adalah lereng. Hal ini berkaitan dengan tingkat

kesuburan, manajemen pemeliharaan dan pemanenan.

c. Klasifikasi Kesesuain Lahan Kakao

Tujuan penilaian kesesuaian lahan adalah untuk mengetahui potensi

sumber daya lahan yang dapat digunakan untuk suatu usaha budi daya

tanaman tertentu. Pengetahuan tersebut selanjutnya digunakan untuk

menentukan tingkat kesesuaian lahan tanaman tertentu serta membantu

menentukan langkah-langkah pengelolaan secara rasional dan optimal.

Selain itu, dengan informasi ini tetap dapat melestarikan sumber daya

lahan tersebut.

Klasifikasi kesesuaian lahan bertujuaan untuk menentukan tingkat

kesesuaian lahan suatu tanaman, sehingga diperoleh informasi untuk

melakukan tindakan pengelolaan selanjutnya.

Metode klasifikasi kesesuaian lahan kakao yang digunakan adalah

metode yang dikembangkan oleh Food Of Agricultural Organization

(FAO). Metode ini lebih menekankan pada kondisi lahan saat evaluasi,

tanpa adanya perbaikan yang berarti. Pusat Penelitan Tanah dan

Agroklimat sebagai lembaga rujukan utama dalam bidang pertanahan

untuk pertanian di Indonesia banyak bekerjasama dengan FAO.

Struktur system klasifikasi kesesuaian lahan kakao terdiri atas empat

kategori sebagai berikut.

Page 8: PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA KAKAOsumut.litbang.pertanian.go.id/ind/images/DokumenPdf/PENILAIAN... · berbagai macam produk makanan dan minuman, ... Pengelolaan air khususnya

Penilaian Kesesuaian Lahan Budidaya Kakao

Disusun oleh : Khasril Atrisiandy, SP 8

1. Ordo kesesuaian lahan (order), menunjukkan jenis atau macam

kesesuaian.

2. Kelas kesesuaian lahan (class), menunjukkan tingkat kesesuaian

dalam ordo.

3. Sub kelas kesesuaian lahan (subclass), menunjukkan jenis pembatas

atau macam perbaikan didalam kelas.

4. Satuan kesesuaian lahan, menunjukkan perbedaan-perbedaan kecil

yang diperlukan dalam pengelolaan didalam subkelas.

Kesesuaian lahan dalam tingkat ordo menunjukkan sesuai atau tidaknya

lahan untuk penggunaan tertentu. Oleh karena itu, berdasarkan

kesesuaian lahannya, ordo dibagi menjadi dua sebagai berikut.

1. Ordo S atau Sesuai (Suitable). Lahan yang dapat digunakan untuk

maksud tertentu, tanpa atau dengan sedikit resiko keruwsakan

terhadap sumber daya lahannya. Keuntungan yang diharapkan akan

melebihi masukan yang diberikan.

2. Ordo N atau tidak sesuai (not suitable). Lahan yang tidak dapat

dipergunakan untuk maksud tertentu karena mempunyai faktor

pembatas sedemikian rupa sehingga mencegah penggunannya secara

lestari.

Kelas kesesuaian lahan terdiri atas tiga kelas yang menunjukkan tingkat

kesesuaiannya dari kelas yang tertinggi hingga yang terendah.

1. Kelas S1. Lahan yang sangat sesuai, yaitu lahan tanpa faktor

pembatas nyata apabila digunakan, atau hanya sedikit pembatas yang

tidak secara nyata mengurangi produktivitas dan keuntungan serta

tidak meningkatkan masukan melebihi aras taraf yang dapat diterima

.

2. Kelas S2. Lahan yang cukup sesuai, yaitu lahan dengan faktor-faktor

pembatas yang apabila bekerjasama akan menghambat dukungan

pertumbuhan tanaman tertentu. Penghambat tersebut akan

mengurangi produktivitas atau keuntungang dan meningkatkan

masukan yang diperlukan sehingga ada keuntungan keseluruhan yang

diperoleh dari penggunaan tersebut.

3. Kelas S3. Lahan yang kurang sesuai, yaitu faktor-faktor pembatas

yang apabila bekerjasama akan sangat menghambat dukungan

terhadap pertumbuhan tanaman tertentu. Penghambat tersebut sangat

memengaruhi produktivitas atau keuntungan dan meningkatkan

masukan yang diperlukan sehingga keuntungan keseluruhan yang

diperoleh dari penggunaan sangat rendah, bahkan tidak untung.

Pemakain lahan kelas ini dipertimbangkan marginal ( membutuhkan

Page 9: PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA KAKAOsumut.litbang.pertanian.go.id/ind/images/DokumenPdf/PENILAIAN... · berbagai macam produk makanan dan minuman, ... Pengelolaan air khususnya

Penilaian Kesesuaian Lahan Budidaya Kakao

Disusun oleh : Khasril Atrisiandy, SP 9

input besar untuk memperoleh hasil cukup sehingga keuntungan

terbatas).

Sub kelas mencerminkan jenis faktor pembatas atau perbaikan yang

diperlukan dalam kelas (Anonim, 1976). Sub kelas dinyatakan dengan

symbol huruf kecil yang menyatakan peringatan adanya pembatas

tertentu. Symbol sub kelas dan artinya sebagai pembatas lahan dapat

dilihat pada table 1.

Tabel 1. Simbol subkelas dan artinya sebagai pembatas kelas lahan

Simbol Arti

C Iklim

T Elevasi

S Kemiringan lahan

R Sifat fisik tanah

N Ketersediaan hara

D Genangan, kelas pangatusan (drainase)

X Keracunan (toksisitas)

d. Tata Cara Penilaian Kesesuaian Lahan Kakao

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan penilaian lahan dan

membuat kelas kesesuaian lahannya meliputi tiga hal sebagai berikut.

1. Mengumpulkan data yang terkait dengan kualitas dan sifat lahan,

umumnya dilakukan dalam bentuk survey tanah.

2. Menentukan kebutuhan tanaman sesuai dengan syarat pertumbuhannya.

3. Membandingkan antara sifat dan kualitas lahan dengan syarat tumbuh

tanaman.

Seperti halnya langkah penilaian kesesuaian lahan pada umumnya, pada

kakao tahapan aktivitas yang sama juga dilakukan. Klasifikasi lahan kakao

disajikan dalam table 2.

Page 10: PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA KAKAOsumut.litbang.pertanian.go.id/ind/images/DokumenPdf/PENILAIAN... · berbagai macam produk makanan dan minuman, ... Pengelolaan air khususnya

Penilaian Kesesuaian Lahan Budidaya Kakao

Disusun oleh : Khasril Atrisiandy, SP 10

Tabel 2. Kriteria teknis kesesuaian lahan untuk kakao

Tolak Ukur

Kelas Kesesuaian Lahan

S1 S2 S3 N

c. Iklim : - curah hujan tahunan (mm) - Lama Bulan Kering (<60mm)

1500-2500

0-1

1250-1500 2500-3000

1-3

1100-1250 3000-4000

3-5

<1100 >4000

>5 t. Elevasi (meter dpl.) - kakao mulia - kakao lindak

0-600 0-300

600-700 300-450

700-800 450-600

>800 >600

s. Kemiringan Lahan 0-8 8-15 15-45 >45 r. Sifat Fisik Tanah - Kedalaman Efektif (cm) - Tekstur - Persentase batu dipermukaan

> 150

Sandy loam, clayloam, silt

loam, silty clay, loam

0

100-150

0-3

60-100

Strukturd clay

3-15

<60

Gravel, sand, massive clay

>15

n. Ketersediaan hara (0-30 cm) - pH - C-organik (%) - KPK (me/100g) - KB (%) - N - P - K

6-7

2-5

>15 >35

Sedang-sangat tinggi

Sedang-sangat tinggi

Sedang-sangat tinggi

5,0-6,0 7,0-7,5

1-2 5-10

10-15 20-35

Rendah

Rendah

Rendah

4-5

7,5-8 0,5-1 10-15 5-10 <20

Sangat rendah

Sangat rendah

Sangat rendah

<4.0 >8,0 <0,5 >15 <5 - - - -

e. Genangan, Kelas Drainase Well Moderately well

Somewhat poor, somewhat excessive

Excessivedry poor

x. Keracunan (toksisitas) - salinitas (mm hos/cm) - Kejenuhan Al (%)

<1 <5

1-3

5-20

3-6

20-60

>6

>60

Klasifikasi lahan kakao ini ditekankan pada faktor pembatas, sehingga kelas lahan

ditulis berdasar faktor pembatas yang ada. Kelas lahan kakao S3d, artinya lahan

tersebut sesuai dengan faktor pembatas berupa iklim (bulan kering yang panjang.

Page 11: PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA KAKAOsumut.litbang.pertanian.go.id/ind/images/DokumenPdf/PENILAIAN... · berbagai macam produk makanan dan minuman, ... Pengelolaan air khususnya

Penilaian Kesesuaian Lahan Budidaya Kakao

Disusun oleh : Khasril Atrisiandy, SP 11

III. PERSIAPAN DAN KONSERVASI LAHAN

A. Prinsip Konservasi Tanah

Kegiatan konservasi tanah diperlukan dalam budi daya tanaman kakao

karena curah hujan tidak dapat seluruhnya masuk kedalam tanah. Namun

sebagian air hujan tidak dapat seluruhnya masuk kedalam tanah. Namun

sebagian air hujan justru mengalir diatas permukaan tanah dan menyebabkan

erosi. Pertanaman dengan tajuk yang rapat dan ditumbuhi tanaman penutup

tanah, tingkat erosinya relative kecil karena pukulan curah hujan tertahan oleh

tajuk tanaman dan tanaman penutup tanah. Akibatnya, agregat tanah

permukaan tidak hancur dan terangkut oleh aliran permukaan.

Disamping, itu adanya penutupan lahan bisa menambah suplai bahan organik

yang berasal dari seresah tanaman dan dekomposisi bagian tanaman yang

telah mati. System perakaran yang telah mati dan terdekomposisi bisa

meninggalkan saluran-saluran air dalam tanah. Adanya saluran air ini akan

meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah.

Lahan dengan tanaman penutup tanah yang baik bisaanya memiliki kapasitas

infiltrasi relative tinggi, sehingga sebagian besar air hujan yang jatuh diatas

tanah dapat meresap kedalam tanah. Sementara itu, air yang mengalir diatas

permukaan tanah dan terjadinya erosi bisa diperkecil.

Kurangnya penutupan lahan dan menurunnya kapasitas infiltrasi akibat

pembabatan hutan menyebabkan air hujan yang masuk kedalam tanah

berkurang, sedangkan air yang mengalir diatas permukaan tanah meningkat.

Air yang mengalir dipermukaan tanah ini akan mengangkut partikel-partikel

tanah permukaan yang hancur karena tidak terlindung dari pukulan air hujan.

Semakin intensif pengurangan penutupan lahan dan permukaan tanah,

semakin besar juga aliran permukaan dan pengangkutan tanah. Akibatnya,

tanah semakin rusak dan kurang mampu mendukung pertumbuhan tanaman

diatasnya.

Analog dengan mekanisme diatas, kerusakan tanah oleh erosi dapat terjadi

dilahan yang dibudidayakan untuk tanaman pertanian. Kebijakan dlam

mengelola lahan akan menentukan besarnya erosi dan kecepatan kerusakan

tanah dilahan-lahan pertanian. Karena itu pilihan komposisi pertanaman dan

Page 12: PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA KAKAOsumut.litbang.pertanian.go.id/ind/images/DokumenPdf/PENILAIAN... · berbagai macam produk makanan dan minuman, ... Pengelolaan air khususnya

Penilaian Kesesuaian Lahan Budidaya Kakao

Disusun oleh : Khasril Atrisiandy, SP 12

praktik bercocok tanam yang diterapkan atas suatu lahan sebaiknya

mengindahkan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air.

B. Erosi dan Dampaknya Terhadap Tanaman

Erosi didefenisikan sebagai pemindahan atau pengangkutan tanah dari suatu

tempat ketempat lain yang lebih rendah melalui media air atau angin.

Didaerah tropis media penyebab erosi yang umum adalah air. Erosi dianggap

sebagai penyebab kerusakan tanah yang utama karena melalui proses ini

kerusakan tanah dapat terjadi dalam waktu yang relative singkat, bergantung

kepada besar dan kekuatan media pengangkut tanah.

Erosi yang terjadi diareal pertanian dapat menyebabkan hilangnya lapisan

permukaan tanah yang subur dan diganti dengan munculnya lapisan tanah

bawah yang relative kurang subur. Kurang suburnya tanah dilapisan bawah

disebabkan oleh tanah lebih mampat, kadar bahan organik sangat rendah,

hara tanah yang berasal dari hasilmpenguraian seresah tanaman rendah,

struktur tanah memiliki imbangan porositas lebih buruk, dan sifat-sifat lain

dengan daya dukung yang lebih rendah terhadap pertumbuhan tanaman.

Karena itu, erosi dianggap faktor penyebab utama degradasi lahan pertanian

didaerah tropika basah.

Akibat erosi, daya dukung tanah terhadap pertumbuhan tanaman terhambat,

produksi merosot, serta respon tanaman terhadap pemupukan berkurang

sehingga tidak ada lagi produk yang dapat diharapkan dari pertanaman.

C. Persiapan Lahan

Setelah lahan dibuka, pohon yang tidak berfungsi sebagai penaung ditebang,

dan lahan dibersihkan dari semak dan gulma, kegiatan selanjutnya adalah

mempersiapkan lahan pertanaman kakao. Agar produksi kakao selama masa

produktif tinggi perlu diciptakan kondisi lingkungan pertumbuhan dengan

menerapkan teknik konservasi tanah dan air. Untuk mengatur cahaya dan

iklim mikro, tanaman kakao memerlukan tanaman penaung.

Kondisi tanah dilapangan belum tentu memenuhi syarat sebagai media

tumbuh tanaman muda. Karena itu, pengolahan tanah, minimal dalam bentuk

lubang tanam perlu dilakukan agar tanaman kakao bisa tumbuh dilingkungan

yang optimal sejak tanaman muda sampai akhir masa produktif.

Budidaya yang menerapkan azas konservasi tanah dan air perlu melakukan

pembuatan teras, penanaman menurut kontur, pembuatan saluran

pembuangan air hujan dan drainase menurut kontur, serta pembuatan rorak

(galian yang dibuat disebelah pokok tanaman untuk menempatkan pupuk

Page 13: PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA KAKAOsumut.litbang.pertanian.go.id/ind/images/DokumenPdf/PENILAIAN... · berbagai macam produk makanan dan minuman, ... Pengelolaan air khususnya

Penilaian Kesesuaian Lahan Budidaya Kakao

Disusun oleh : Khasril Atrisiandy, SP 13

organik dan dapat berfungsi sebagai lubang drainase). Semua kegiatan ini

bisa menekan erosi dengan cara menurunkan laju aliran permukaan,

memperbesar penyerapan air kedalam tanah, dan mencegah akumulasi air

hujan yang dapat mengalir dengan kekuatan merusak. Pembuatan teras

diterapkan dilahan miring. Sementara itu, pembuatan rorak dilakukan dilahan

miring dan lahan datar.

Saluran drainase bisaanya dibuat dipinggir blok kebun atau disisi kanan dan

kiri jalan kebun. Saluran drainase berfungsi untuk membuang aliran hujan

berlebih keluar hamparan lahan pertanaman menuju selokan yang lebih

besar. Namun, pada kondisi yang lebih spesifik saluran drainase diperlukan

untuk mengatasi masalah air menggenang, kondisi salinitas, dan alkalinitas

tanah. Bahkan, dilahan –lahan pertanian yang terletak diwilayah curah hujan

dan intensitas tinggi, saluran drainase bermanfaat untuk meningkatkan

produktifitas tanah.

a. Pembuatan Teras

Ada tiga jenis teras yang selama ini dikenal, yaitu teras bangku, teras

gulud dan teras individu. Teras tersebut dibuat searah dengan garis

kontur, agar aliran air didalam teras tidak deras. Garis komtur adalah garis

yang menghubungkan titik-titik lokasi atau tempat yang memiliki ketinggian

(elevasi) sama. Jenis teras yang dibuat harus disesuaikan dengan kondisi

lahan, kemiringan lahan, kedalaman efektif tanah (jeluk tanah), dan

kepekaan tanah terhadap erosi.

Pembuatan teras pada kedalaman tanah yang dangkal cenderung

membuat kedalamn efektif tanah menjadi semakin dangkal, sehingga

daerah perakaran menjadi semakin sempit. Pada kondisi tanah seperti ini,

teras yang dibuat sebaiknya disesuaikan dengan kedalaman efektif yang

ada.

Dilahan yang miring, pergerakan air akan semakin cepat, volume air yang

mengalir diatas permukaan tanah akan semakin besar sehingga kekuatan

merusak semakin besar. Akibatnya, sering terjadi erosi. Untuk mengatasi

keadaan ini, sebaiknya lahan dibuat teras yang secara efektif mampu

menekan kecepatan aliran air sekaligus memberikan peluang peresapan

air hujan kedalam tanah. Bentuk teras yang tahan terhadap kecepatan

aliran yang deras dan memperbesar peresapan air kedalam tanah adalah

teras bangku, kemudian disusul teras gulud dan teras individu.

Pemilihan bentuk teras harus tetap memerhatikan kesesuaian jeluk efektif

yang tersisa bagi tanaman kakao. Pembuatan teras dilahan yang

tanahnya peka terhadap erosi harus mempertimbangkan efektifitasnya

Page 14: PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA KAKAOsumut.litbang.pertanian.go.id/ind/images/DokumenPdf/PENILAIAN... · berbagai macam produk makanan dan minuman, ... Pengelolaan air khususnya

Penilaian Kesesuaian Lahan Budidaya Kakao

Disusun oleh : Khasril Atrisiandy, SP 14

dalam menekan volume dan kecepatan aliran permukaan. Selain

membuat teras, aliran permukaan lahan yang agregat tanahnya mudah

hancur bisa diperkecil dengan menanam tanaman penutup tanah. Adanya

tanaman penutup tanah bisa menyebabkan agregat tanah menjadi lebih

stabil, tidak mudah hancur, serta tidak mudah terangkut aliran air diatas

permukaan tanah (aliran permukaan).

b. Bentuk Teras

Teras Bangku

Teras bangku adalah teras yang dibuat memotong lereng dan

meratakan tanah dibagian bawah, sehingga membentuk susunan

seperti tangga. Teras bangku tidak dianjurkan untuk tanah-tanah

yang mudah longsor, jeluk tanahnya dangkal, atau lapisan tanah

bawah mengandung unsure yang tersedia berlebihan dan dapat

meracuni tanaman. Teras bangku perlu dibuat sedikit miring

kedalam sehingga bibir teras sedikit lebih tinggi daripada dalam

teras. Tujuannya, agar aliran permukaan memiliki peluang lebih

besar untuk meresap kedalam tanah.

Tebing teras dapat diperkuat dengan rerumputan atau tanaman

merambat lain. Bibir teras juga dapat ditanami dengan tanaman

penguat teras untuk memperkuat teras dari kemungkinan longsor.

Hasil penelitian Pujiyanto et al (2001) menunjukkan tanaman

penguat teras seperti Vetiveria zizanioides terbukti meningkatkan

stabilitas teras bangku disamping dapat digunakan sebagai sumber

pupuk organik. Saluran drainase dilahan dengan teras bangku

dibuat bukan dipinggir teras, melainkan tepat dibawah tebing teras

diatasnya.

Page 15: PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA KAKAOsumut.litbang.pertanian.go.id/ind/images/DokumenPdf/PENILAIAN... · berbagai macam produk makanan dan minuman, ... Pengelolaan air khususnya

Penilaian Kesesuaian Lahan Budidaya Kakao

Disusun oleh : Khasril Atrisiandy, SP 15

Gambar 1. Ilustrasi Teras Bangku

Teras Gulud

Teras gulud dibuat dengan memotong lereng sesuai dengan kontur

dan dilengkapi dengan saluran pembuangan air. Teras gulud

sebaiknya dibuat bdilahan yang kedalaman tanahnya dangkal dan

kemiringan lahan kurang dari 15%. Dilahan yang kedalaman

tanahnya dangkal tidak mungkin dibuat teras bangku karena teras

bangku cenderung akan memperdangkal kedalaman efektif tanah.

Akibatnya daerah perakaran minimal yang diperlukan tanaman

kakao dewasa untuk tumbuh normal tidak terpenuhi. Kedalaman

efektif minimum untuk tanaman kakao dewasa adalah 60 cm.

saluran drainase dilahan dengan teras gulud dibuat dipinggir teras

disebelah dalam guludan.

Gambar 2. Ilustrasi Teras Gulud

Teras Individu

Teras individu adalah teras yang dibuat dengan meratakan tanah

disekitar pokok tanaman dengan garis tengah 1-1,5 meter. Teras

individu merupakan satu-satunya teras yang dapat dibuat dilahan

yang kemiringannya lebih dari 45%. Piringan teras perlu dibuat

sedikit miring kedalam seperti pada teras bangku.

Page 16: PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA KAKAOsumut.litbang.pertanian.go.id/ind/images/DokumenPdf/PENILAIAN... · berbagai macam produk makanan dan minuman, ... Pengelolaan air khususnya

Penilaian Kesesuaian Lahan Budidaya Kakao

Disusun oleh : Khasril Atrisiandy, SP 16

Gambar 3. Ilustrasi Teras Individu

Manfaat Teras

Memperpendek panjang lereng dan menurunkan kemiringan

lereng

Memperlambat laju aliran permukaan dan menyalurkannya

dengan kekuatan yang tidak merusak

Meningkatkan laju infiltrasi air kedalam tanah

Mencegah akumulasi air hujan dan aliran permukaan yang

dapat mengalir dengan kekuatan yang merusak

Mempermudah pengelolaan tanah dan pertanaman.

Tabel 3. Hubungan Jeluk tanah efektif, kecuraman lereng, dan kepekaan tanah

terhadap erosi dengan bentuk teras yang dipilih

Jeluk

Tanah

Kepekaan

Erosi

Lebih dari 90 cm 40 – 90 cm Kurang dari 40 cm

Kurang Tinggi Kurang Tinggi Kurang Tinggi

Lereng

(%)

0-15 G/B G/B G/B G/B G G

Page 17: PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA KAKAOsumut.litbang.pertanian.go.id/ind/images/DokumenPdf/PENILAIAN... · berbagai macam produk makanan dan minuman, ... Pengelolaan air khususnya

Penilaian Kesesuaian Lahan Budidaya Kakao

Disusun oleh : Khasril Atrisiandy, SP 17

15-30 G/B G/B G/B B G G

30-45 B B B B I I

Lebih

dari 45 B/I B/I B/I B/I I I

Sumber : Pusat Penelitian Kopi dan kakao, 1998

Keterangan : G= Gulud; B= Bangku; I= Individu

DAFTAR PUSTAKA

1. Alvim, Enviromental Requirement of Cocoa With Emphasis on Responses to

Shde And Moisture Stress, Kuala Lumpur: Proceeding International Conference

Cocoa & Coconuts, 1980.

2. Buku Pintar- Budidaya kakao, Pusat penelitan Kopi dan Kakao Indonesia, 2010

3. Goenadi, D.H., Baon, J.B., Herman, dan Purwoto, A. 2005.

4. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, Jember, Pedoman Teknis Budi Daya

Tanaman Kakao, 1998

5. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kakao di Indonesia. Jakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian RI.

6. Winarno, H. 2006. Budidaya Tanaman Kakao. Agromania