-
Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam , Institut Pertanian Bogor , Bogor 16680
*Mahasiswa Program Studi Ilmu Komputer , FMIPA-IPB; Surel :
[email protected]
Analisis Alat Pengusir Tikus dengan Menggunakan Gelombang
Ultrasonik berbasis Mikrokontroler Arduino Uno Analysis Rat
Repellent with Ultrasonic Waves Using a microcontroller based
Arduino Uno FITHRANTO FATURAKHMAN*, KARLISA PRIANDANA
ABSTRAK
Tikus merupakan hewan pengganggu bagi perumahan dan industri,
bahkan beberapa spesiesnya digolongkan menjadi hama pertanian.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membasmi atau mengusir
tikus yaitu dengan menggunakan perangkap, racun, atau memelihara
predator alami. Salah satu cara alternatif yang dapat digunakan
adalah dengan menggunakan gelombang. Tikus merupakan salah satu
hewan yang peka terhadap gelombang ultrasonik karena memiliki
jangkauan pendengaran diatas manusia. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis alat pengusir tikus dan efek gelombang
ultrasoniknya dengan menggunakan mikrokontroler arduino. Gelombang
ultrasonik yang dihasilkan dapat diatur secara manual dengan
variasi frekuensi yang diinginkan pemakai. Hal ini bertujuan untuk
menghindari dampak adaptasi tikus pada alat.
Rodents are a nuisance animal for housing and industry, and even
some species
classified as agricultural pests. Some of the ways that can be
done to eradicate or expel rats by using traps, poison, or maintain
natural predators. One alternative way is to use the wave. Rats are
one of the animals that are sensitive to ultrasound because it has
above human hearing range. This study aims to analyze the effect of
the rat repellent with ultrasonic waves using arduino
microcontroller. Ultrasonic wave generated can be set manually by
the user with frequency variations. It aims to avoid the impact of
rats on tool adaptations.
Kata kunci : tikus, gelombang ultrasonik, mikrokontroler,
Arudino Uno
PENDAHULUAN
Latar Belakang Tikus merupakan hewan pengganggu bagi perumahan
dan industri, bahkan
beberapa spesiesnya digolongkan menjadi hama pertanian. Beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk membasmi atau mengusir tikus yaitu
dengan menggunakan perangkap, racun, atau memelihara predator
alami. Usaha tersebut bermanfaat, tetapi mengandung resiko yang
dapat membahayakan atau bahkan mengganggu pemakainya.
Salah satu acara alternatif yang dapat digunakan untuk mengusir
tikus adalah
menggunakan gelombang. Tikus merupakan salah satu hewan yang
peka terhadap gelombang ultrasonik karena tikus memiliki jangkauan
pendengaran antara 5-60 KHz (Heffner dan Heffner 2007). Berbagai
penelitian mengenai efek gelombang ultrasonik dapat mengusir tikus
masih menimbulkan hasil yang pro dan kontra sampai saat ini.
-
Timm (1994) pada penelitiannya menyatakan bahwa alat pengusir
tikus berbasis
ultrasonik hanya memberikan sedikit sekali efek terhadap tikus.
Tikus mungkin pergi untuk beberapa menit atau beberapa hari, tetapi
tikus tersebut akan kembali lagi pada habitatnya meskipun merasakan
adanya gelombang ultrasonik. Hal serupa dikemukakan oleh Bomford
dan OBrien (1990) bahwa gelombang ultrasonik yang dihasilkan oleh
alat pengusir tikus tidak efektif dan sebatas alat penghasil suara
biasa.
Hasil yang berbeda dialami oleh John (2002) dalam penelitiannya
mengenai efek
gelombang ultrasonik terhadap tikus dengan menggunakan alat
pengusir tikus komersial yang dapat mengeluarkan gelombang
ultrasonik. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tingkah laku
tikus yang terkena alat tersebut berubah dan cenderung menjauh dari
alat. Tito et al (2011) juga melakukan penelitian mengenai pengaruh
gelombang ultrasonik, yaitu dengan menggunakan gelombang ultrasonik
yang berasal dari jangkrik terhadap tikus sawah. Hasil yang
diperoleh adalah gelombang tersebut dapat menimbulkan perubahan
pola perilaku makan pasif dan gerak tikus sawah. Tetapi, tingkat
frekuensi yang dikeluarkan oleh jangkrik tidak konstan sehingga
hasilnya tidak maksimal.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Simeon et all (2013)
dengan membuat alat
pengusir tikus dengan berbasis rangkaian elektronika. Alat
tersebut mengeluarkan variasi frekuensi acak antara 31-105 kHz
dengan efisiensi frekuensi rata-rata sebesar 86,5%. Kesimpulan dari
penelitiannya adalah alat tersebut memiliki potensi untuk mengusir
tikus dan hama lainnya. Kinerja dari alat dapat ditingkatkan,
misalnya dengan menggunakan mikrokontroler yang dipasang untuk
mengirimkan suara pada pita frekuensi yang khusus.
Penelitian tentang pengaruh gelombang ultrasonik terhadap hewan
yang peka
terhadap gelombang ultrasonik dilakukan juga oleh Bhadriraju
(2001). Penelitian Bhadriraju (2001) menggunakan 9 tipe serangga, 5
alat pengusir serangga ultrasonik komersil dengan karakteristik
suara yang berbeda, 1 alat generator ultrasonik dan 3 tempat
percobaan yang berbeda. Hasil terbaik diperoleh pada hewan ngengat
dan penelitian tersebut juga menyimpulkan bahwa jumlah hewan yang
terusir bukanlah satu-satunya kriteria untuk mengevaluasi
efektivitas ultrasonik.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis alat pengusir tikus
menggunakan mikrokontroler dan efek gelombang ultrasoniknya
terhadap tikus. Gelombang ultrasonik yang dihasilkan dapat diatur
secara manual dengan beberapa variasi frekuensi. Hal ini bertujuan
untuk menghindari dampak adaptasi tikus pada alat dan melihat
tingkat frekuensi terbaik untuk mengusir tikus. Tujuan Tujuan dari
penelitian ini adalah: 1. Membuat alat pengusir tikus dengan
menggunakan gelombang ultrasonik yang
berbasis mikrokontroler. 2. Melihat efek gelombang ultrasonik
yang dihasilkan alat terhadap tikus.
Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian adalah: 1. Mikrokontroler
yang digunakan adalah Arduino Uno. 2. Hewan yang dijadikan
percobaan pada penelitian adalah tikus putih.
-
3. Tempat pengujian adalah ruangan tertutu
Manfaat Penelitian ini diharapkan untuk dikembangkan sebagai
alat pengusir tikus rumah tangga jika efek gelombang ultrasonik
dapat mengusir tikus.
METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan terbagi menjadi
beberapa tahapan proses. Gambar 1
menunjukan tahapan proses tersebut.
Gambar 1 Tahapan proses penelitian
Analisa Kebutuhan dan Perancangan Tahapan ini menentukan
komponen yang diperlukan dalam pembuatan alat.
Komponen utama yang akan digunakan pada penelitian adalah
mikrokontroler Arduino Uno, sedangkan komponen lain sebagai
pendukung diantaranya kabel, resistor, speaker, dan sebagainya..
Arduino Uno digunakan karena mempunyai berbagai fungsi yang sudah
terintegrasi di dalam satu modul mikrokontroler dan sudah siap
pakai (arduino.cc). Mikrokontroller Arduino Uno dapat dilihat pada
Gambar 2. Perancangan alat dilakukan setelah analisa kebutuhan
terpenuhi.
MULAI Analisis
Kebutuhan dan Perancangan
Evaluasi: Pengujian frekuensi
SELESAI
Persiapan alat dan Bahan
Implementasi
Pengujian
Evaluasi: Analisis efek ultrasonik pada tikus
-
. Gambar 2 Arduino Uno
Persiapan Alat dan Bahan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini
adalah mengumpulkan alat dan bahan yang akan digunakan pada
penelitian. Persiapan dibagi menjadi 2, yaitu persiapan alat dan
bahan untuk pembuatan alat dan persiapan alat dan bahan untuk
pengujian alat. Persiapan pertama adalah mengumpulkan komponen yang
akan digunakan dalam pembuatan alat seperti mikrokontroler Arduino
Uno beserta komponen pendukung lainnya. Persiapan kedua adalah
mengumpulkan alat dan bahan untuk pengujian seperti tikus, kandang
tikus, alat perekam video dan lain-lain. Implementasi Tahapan ini
adalah melakukan implementasi dengan alat dan bahan yang telah
dipersiapkan sebelumnya. Alat yang telah dirangkai kemudian
diprogram agar dapat membangkitkan gelombang ultrasonik. Frekuensi
yang akan dihasilkan oleh alat adalah antara 5-60 kHz sesuai dengan
jangkauan suara tikus (Henry dan Rickye 2007). Nilai tersebut
digunakan dengan melihat jangkauan suara yang dimiliki oleh
tikus.
Pengujian Pengujian dibagi menjadi 2, yaitu pengujian frekuensi
dan pengujian fungsi alat. Pengujian frekuensi dilakukan untuk
melihat nilai frekuensi yang dihasilkan oleh alat sesuai dengan
nilai frekuensi yang dipasang di alat. Nilai frekuensi yang
dihasilkan oleh alat dicek melalui osiloskop. Oleh karena itu,
akurasi kesalahan dan persen akurasi dari pengukuran alat perlu
dihitung dengan rumus : Persen akurasi
= 1 !!!!!!! x 100%
Dimana : ! = nilai yang diharapkan ! = nilai yang diukur
Pengujian kedua adalah pengujian fungsi alat terhadap tikus.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui efek dari suara ultrasonik
terhadap tikus. Parameter yang digunakan pada pengujian ini adalah
nilai frekuensi, waktu, dan jarak. Parameter tersebut sama dengan
parameter yang digunakan oleh Tito et all (2011) pada
penelitiannya.
-
Evaluasi Tahapan ini mengevaluasi hasil pengujian yang dilakukan
pada penelitian dan
menganalisis kinerja dari alat maupun efek gelombang ultrasonik
terhadap tikus.
HASIL DAN PEMBAHASAN Perancangan alat
Perancangan alat yang dilakukan pada penelitian terdiri dari dua
jenis, yaitu: Perancangan alat pengusir tikus
Alat pengusir tikus yang dibuat dapat menghasilkan beberapa
variasi frekuensi dengan jangkauan antara 5-60 kHz sesuai dengan
jangkauan suara yang dimiliki oleh tikus (Henry dan Rickye 2007).
Pemakai dapat memilih frekuensi yang akan dihasilkan dengan menekan
keypad yang terpasang pada alat. Keypad tersebut mewakili nilai
frekuensi yang bisa dihasilkan oleh alat. Selain itu alat tersebut
juga dapat menghasilkan frekuensi acak antara 5-60 kHz untuk
mengatasi adaptasi tikus terhadap suara. Ilustrasi alat pengusir
tikus yang dibuat dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 ilustrasi alat
Keterangan yang terdapat pada Gambar 3 menunjukan deskripsi
nilai frekuensi yang terdapat pada setiap tombol keypad. Led yang
terpasang pada alat menunjukan status alat. Led pertama menunjukan
status bahwa alat tersebut menyala, sedangkan led kedua menunjukan
status bahwa alat sedang mengeluarkan suara.
Perancangan alat pengujian Pengujian yang dilakukan terdiri dari
2 tahap pengujian, yaitu pengujian frekuensi dan pengujian fungsi
alat. Pengujian frekuensi dilakukan dengan mengecek nilai frekuensi
yang dihasilkan oleh alat menggunakan osiloskop. Sedangkan
pengujian fungsi alat, yaitu melihat efek gelombang ultrasonik
terhadap tikus. Tikus yang akan dijadikan objek percobaan adalah
tikus putih yang biasa digunakan sebagai tikus percobaan
penelitian. Pengujian dilakukan ditempat tertutup dengan
menggunakan 2 kandang berbeda. Pengamatan dilakukan dengan cara
merekam tingkah laku tikus dengan perekam video yang telah dipasang
pada setiap kandang. Ilustrasi dari pengujian fungsi alat dapat
dilihat pada Gambar 4.
keypad keterangan
speakersaklarLed
-
Gambar 4 Ilustrasi pengujian fungsi alat
Gambar 4 memperlihatkan skema 2 kandang yang dihubungkan dengan
suatu saluran penghubung yang dapat dilewati oleh tikus. Pengujian
ini bertujuan untuk melihat apakah tikus akan berpindah tempat jika
terkena gelombang ultrasonik yang dihasilkan oleh alat atau
sebaliknya gelombang ultrasonic tidak berdampak apapun terhadap
tikus. Persiapan alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat alat pengusir tikus
pada penelitian adalah sebagai berikut:
Mikrokontroler arduino uno R3 Breadboard mini Speaker piezo L010
8 Resistor 100 LED Baterai 9 volt Sakelar Membran keypad matriks 4
x 4 Kabel jumper male to male
Speaker yang digunakan adalah speaker piezo L010 karena speaker
ini memiliki
jangkauan frekuensi antara 260 kHz. Alat dan bahan yang
digunakan untuk tahapan pengujian adalah sebagai berikut:
Kawat persegi 4 meter Kardus Pipa air 3 inchi 4 meter Sambungan
pipa berbentuk L Perlengkapan hewan peliharaan Tikus putih sprague
dawley 2 ekor masing masing jantan dan betina Webcam Osiloskop
GOS-6103
Jenis tikus yang digunakan sebagai objek percobaan adalah tikus
putih galur sprague
dawley. Tikus sprague dawley digunakan sebagai pengganti tikus
rumah karena masih satu genus dengan tikus rumah. Tikus ini
merupakan jenis tikus albino dari tikus Norway (rattus norvegicus)
yang biasa dipakai dalam percobaan. Tikus jenis albino mempunyai
jangkauan pendengaran yang sama dengan tikus normal dan dapat
mendengar gelombang ultrasonik (Heffner dan Heffner 1985).
KANDANG 1 KANDANG 2
PENGHUBUNG
ALA
T
-
Implementasi Alat pengusir tikus
Alat pengusir tikus yang dibuat memiliki beberapa variasi
frekuensi yang diwakili oleh tombol keypad yang dipasang pada alat.
Frekuensi yang dapat dihasilkan oleh alat adalah 5-60 kHz.
Rangkaian alat pengusir tikus yang dibuat dapat dilihat pada Gambar
5.
Gambar 5 rangkaian alat pengusir tikus
Pin arduino yang digunakan pada rangkaian yang menghubungkan
antara keypad
dan arduino sebanyak 8 pin, yaitu pin 2,3,4,5,6,7,8, dan 12
karena keypad membutuhkan 8 pin data. Pin yang digunakan speaker
pada arduino adalah fixed pin yaitu pin 9 dan pin 10 karena library
suara yang digunakan adalah toneAc library. Resistor yang digunakan
sebagai penghambat arus speaker sebesar 100 untuk mengurangi
besarnya arus dari mikrokontroler terhadap speaker agar speaker
tidak pecah. Frekuensi yang dapat alat adalah antara 5000 60000 Hz
dan pemilihannya dilakukan dengan menekan keypad sebagai berikut
:
Tombol 1 menghasilkan frekuensi 5000 Hz Tombol 2 menghasilkan
frekuensi 10000 Hz Tombol 3 menghasilkan frekuensi 15000 Hz Tombol
4 menghasilkan frekuensi 20000 Hz Tombol 5 menghasilkan frekuensi
25000 Hz Tombol 6 menghasilkan frekuensi 30000 Hz Tombol 7
menghasilkan frekuensi 35000 Hz Tombol 8 menghasilkan frekuensi
40000 Hz Tombol 9 menghasilkan frekuensi 45000 Hz Tombol A
menghasilkan frekuensi 50000 Hz Tombol B menghasilkan frekuensi
55000 Hz Tombol C menghasilkan frekuensi 60000 Hz Tombol D
menghasilkan frekuensi acak antara 5000-60000 Hz setiap 1 detik
Tombol # dan * pada keypad digunakan untuk pengaturan volume.
Tombol #
untuk volume up dan tombol * untuk volume down. Tombol 0
digunakan untuk menghentikan suara. Delay selama 1 detik diberikan
pada tombol frekuensi acak untuk menghindari adaptasi pendengaran
tikus terhadap gelombang ultrasonik. Library suara yang digunakan
adalah toneAc library karena library ini dapat menghasilkan
frekuensi
-
tinggi diatas 20 kHz (arduino.cc). LED sebanyak 2 buah berfungsi
untuk menandakan status hidupnya alat dan hidupnya suara. Gambar 6
menunjukan salah satu penggalan kode program yang diimplementasikan
pada alat.
Gambar 6 penggalan kode implementasi Gambar 6 menunjukan jika
tombol 4 ditekan, maka alat akan menghasilkan gelombang ultrasonik
sebesar 20000 Hz dengan volume suara tertentu yang telah diset.
Volume suara yang dimiliki oleh toneAc library memiliki rentang
antara 1-10 yang menandakan bahwa 1 merupakan volume terkecil dan
10 volume terbesar. Alat pengujian
Kandang tikus yang digunakan terbuat dari kawat persegi yang
dimodifikasi dengan sambungan pipa air berbentuk L. Pipa air
digunakan sebagai saluran penghubung antar kandang sehingga tikus
dapat berpindah dari kandang satu ke kandang lainnya. Setiap
kandang dipasang webcam untuk merekam tingkah laku dari tikus.
Gambar 7 dan Gambar 8 merupakan implementasi dari kandang tikus
yang telah dibuat untuk tahap pengujian.
Gambar 7 implementasi kandang 1
void loop(){ digitalWrite(ledPin, HIGH); char key =
keypad.getKey(); if(key) { switch (key){ case '4':
toneAC(20000,vol); digitalWrite(ledPin2, HIGH); break;
-
Gambar 8 implementasi kandang 2
Pengujian
Pengujian pada penelitian dibagi menjadi 2 tahap, yaitu:
Pengujian frekuensi
Pengujian frekuensi dilakukan untuk melihat frekuensi yang
dihasilkan oleh alat sesuai dengan frekuensi yang dipasang. Hasil
pengujian frekuensi yang telah dicek dengan menggunakan osiloskop
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 hasil pengujian frekuensi
Tombol Frekuensi yang
dipasang Frekuensi yang dihasilkan Persentasi akurasi
1 5000 Hz 5000 Hz 100%
2 10000 Hz 10000 Hz 100%
3 15000 Hz 15037 Hz 99%
4 20000 Hz 20000 Hz 100%
5 25000 Hz 25000 Hz 100%
6 30000 Hz 30303 Hz 98%
7 35000 Hz 35087 Hz 99%
8 40000 Hz 40000 Hz 100%
9 45000 Hz 45454 Hz 98%
A 50000 Hz 50000 Hz 100%
B 55000 Hz 55555 Hz 98%
C 60000 Hz 60606 Hz 98%
D 5000 60000 Hz Min 5000 Hz, max 60606
Hz
99 %
Rata rata 99%
-
Hasil pengujian pada Tabel 1 menunjukan adanya sedikit perbedaan
pada hasil frekuensi yang dihasilkan alat dengan nilai frekuensi
yang dipasang ketika diukur dengan osiloskop. Hal ini terjadi
karena keterbatasan detail pengukuran pada osiloskop yang
digunakan. Hasil akurasi frekuensi yang dihasilkan mencapai 99%
artinya frekuensi yang dikeluarkan oleh alat hampir sama dengan
frekuensi yang dipasang. Salah satu contoh gelombang keluaran hasil
pengujian alat yang dicek melalui osiloskop dapat dilihat pada
Gambar 9.
Gambar 9 hasil pengujian frekuensi 10000 Hz
Nilai 10000 Hz pada Gambar 9 dapat dihitung dengan menggunakan
rumus : = 1 dan T = panjang kotak dalam 1 gelombang * waktu dimana:
f = nilai frekuensi T = periode
Ketelitian angka pada osiloskop yang digunakan untuk menghitung
jumlah kotak pada layar adalah 1 digit dibelakang angka sehingga
ada beberapa nilai frekuensi yang tidak sesuai dengan frekuensi
yang telah dipasang pada alat. Pengujian fungsi alat
Pengujian fungsi alat dilakukan untuk melihat efek dari suara
yang dihasilkan oleh alat terhadap tikus. Alat dipasang didekat
kandang tikus dengan jarak tertentu dan dinyalakan dengan beberapa
frekuensi yang dapat dihasilkan alat. Tikus yang dijadikan objek
percobaan dibiarkan adaptasi terlebih dahulu terhadap lingkungan
disekitarnya agar merasa nyaman seperti lingkungan sebelumnya.
Adaptasi tikus terhadap kandang 1 dan kandang 2 dilakukan selama
6 hari untuk masing masing setiap kandang 3 hari. Tikus yang sudah
beradaptasi dengan lingkungan ternyata lebih memilih untuk menetap
pada saluran penghubung dan menampakan diri apabila dia merasa
lapar untuk mencari makanan. Saluran penghubung yang digunakan
bersifat tertutup karena menggunakan pipa air. Tabel 2 menunjukan
hasil pengamatan perilaku tikus sebelum dipasang alat.
-
Tabel 2 pengamatan perlaku tikus sebelum dipasang alat Hari ke-
Tikus jenis kelamin laki-
laki Tikus jenis kelamin perempuan
1 normal normal 2 normal normal 3 normal normal 4 normal normal
5 normal normal
Tabel 2 menunjukan bahwa perilaku selama 6 hari adaptasi adalah
normal. Normal
artinya tikus berprilaku secara umum tidak mengidap penyakit
atau kelemahan-kelemahan tertentu selama adaptasi berlangsung.
Pengujian dilakukan dengan menempatkan makanan di waktu siang dan
malam hari ketika lingkungan sepi atau tidak adanya keberadaan
manusia.
Pengujian dilakukan dengan memberikan makanan di kandang yang
telah dipasang alat pengusir tikus. Pengujian dilakukan selama 7
hari dengan 3 tahap pengujian. Pengujian pertama dilakukan selama 3
hari berturut-turut dengan pemasangan nilai frekuensi 5,10,15,20,25
dan 30 kHz ketika pemberian makanan disaat siang dan malam. Tabel 3
menunjukan hasil pengamatan pada tahap pengujian pertama.
Tabel 3 hasil pengujian fungsi alat tahap pertama
Hari ke- Frekuensi Jarak Waktu
Pola tingkah laku
Posisi tikus Kandang 1 Kandang 2
1 5 kHz 30 cm 1 2 jam Normal - 10 kHz 30 cm 1 2 jam Normal -
2 15 kHz 30 cm 1 2 jam Normal - 20 kHz 30 cm 1 2 jam Normal
-
3 25 kHz 30 cm 1 2 jam Normal - 30 kHz 30 cm 1 2 jam Normal
-
Pada Tabel 3 menunjukan bahwa pola tingkah laku yang dialami
oleh tikus
semuanya normal. Tikus tidak menunjukan kegelisahan maupun
tindakan pasif terhadap alat. Tikus bahkan tidak merasa terusik
dengan gelombang tersebut apabila melihat posisi tikus yang selalu
berada di kandang 1 (kandang yang terdapat makanan). Pola makan
tikus pun relatif normal selama pengujian tahap pertama. Pola makan
tikus selama pengujian dapat dilihat pada Tabel 4
Tabel 4 pola makan tikus pengujian tahap pertama
Hari ke- Frekuensi Makanan yang diberikan Habis Bersisa 1 5 kHz
-
10 kHz - 2 15 kHz -
20 kHz - 3 25 kHz -
30 kHz - Tabel 4 menunjukan bahwa tikus yang telah diberikan
gelombang ultrasonik tidak
mengalami perubahan dalam pola makan. Makanan yang disediakan
selalu habis tanpa
-
sisa. Hal ini menunjukan bahwa gelombang ultrasonik yang
dikeluarkan alat belum mempunyai efek yang signifikan terhadap
tikus.
Pengujian kedua dilakukan 1 minggu setelah pengujian tahap
pertama. Jeda yang diberikan bertujuan menyegarkan pendengaran
tikus terhadap gelombang ultrasonik dan melihat dampak perilaku
tikus setelah diuji pada pengujian pertama. Tabel 5 merupakan pola
makan tikus selama 1 minggu setelah pengujian pertama.
Tabel 5 pola makan tikus selama jeda 1 minggu
Hari ke- Makanan yang diberikan Habis Bersisa 1 - 2 - 3 - 4 - 5
- 6 - 7 -
Tabel 5 menunjukan bahwa di hari ke-5 sampai ke-7 tikus tidak
menghabiskan
makanan yang telah diberikan. Perilaku tikus pun menjadi sedikit
pasif dan cenderung bersembunyi di dalam saluran penghubung yang
terbuat dari pipa air. Gelombang ultrasonik mungkin telah merubah
perilaku dari tikus sehingga tikus menjadi pasif. Pengujian kedua
dilakukan selama 4 hari berturut turut setelah jeda. Nilai
frekuensi yang berikan adalah 35, 40, 45, 50, 55, 60 kHz selama 3
hari dan frekuensi acak dari 5-60 kHz selama satu hari. Pengujian
kedua sedikit berbeda dengan pengujian pertama. Pada pengujian
kedua, makanan diberikan di kedua kandang. Hal ini bertujuan untuk
melihat Tabel 6 menunjukan hasil pengamatan pada pengujian
kedua.
Tabel 6 hasil pengamatan tikus pada pengujian kedua
Hari ke- Frekuensi Jarak Waktu
Pola tingkah laku
Posisi tikus Kandang 1 Kandang 2
1 5 kHz 30 cm 1 2 jam 10 kHz 30 cm 1 2 jam
2 15 kHz 30 cm 1 2 jam 20 kHz 30 cm 1 2 jam
3 25 kHz 30 cm 1 2 jam 30 kHz 30 cm 1 2 jam
4 5-60 kHz 30 cm 1 2 jam
Evaluasi Kesimpulan
-
Saran
DAFTAR PUSTAKA Baroch John. 2002. Laboratory Evaluation of the
Efficacy of the Pest-A-Cator/Riddex
System to Exclude Wild Mice. Genesis Laboratories,Inc: Global
Instruments,Ltd. [internet].[diunduh 2014 maret 4]. Tersedia pada:
http://greenshiled.com/download/-
2002-Genesis-Labs.pdf Bhadriraju S. 2001 .Ultrasound and
Arthropod Pest Control: Hearing is believing!.Kansas
State University.[internet][diunduh 2014 maret 4] Tersedia pada:
http://www.ksre.ksu.- Edu/grsc subi/Re-search/archives Henry E
Heffner, Rickye E Heffner. 2007. Hearing Range of Laboratory
Animals. Journal
of the American Association for Laboratory Animal
Science.[internet] 46(1) :11-13. [diunduh 2014 juni 5] Tersedia
pada: http://laboratoryofcomparativehearing.com/-
uploads/21.JAALAS Revised.pdf Iradat Tito, Yanuwiadi Bagyo ,
Sulistya Chomsin.2011. Pengaruh Gelombang Ultrasonik
Jangkrik (Acheta domesticus) terhadap Pola Perilaku Makan Pasif
dan Gerak Pasif Tikus Sawah (Rattus argentiventer).
J-PAL.[internet]1(2):72-139. [diunduh 2014 maret 10] Tersedia pada:
http://repository.ub.ac.id.
M Simeon, A.S Mohammed , S.E Adebayo. 2013. Development and
preliminary testing
pest reppeler with automatic frequency variation. International
Journal of Enggineering Science Invention.[internet] 2(1).[diunduh
2014 maret 17] Tersedia pada:
www.ijesi.org/papers/Vol(2)-/D211420.
Henry E Heffner, Rickye E Heffner. 1985. Sound localization in
wild Norway rats (Rattus
norvegicus). Hear Res. 19(2):151-5.