Top Banner
Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam , Institut Pertanian Bogor , Bogor 16680 *Mahasiswa Program Studi Ilmu Komputer , FMIPA-IPB; Surel : [email protected] Analisis Alat Pengusir Tikus dengan Menggunakan Gelombang Ultrasonik berbasis Mikrokontroler Arduino Uno Analysis Rat Repellent with Ultrasonic Waves Using a microcontroller based Arduino Uno FITHRANTO FATURAKHMAN *, KARLISA PRIANDANA ABSTRAK Tikus merupakan hewan pengganggu bagi perumahan dan industri, bahkan beberapa spesiesnya digolongkan menjadi hama pertanian. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membasmi atau mengusir tikus yaitu dengan menggunakan perangkap, racun, atau memelihara predator alami. Salah satu cara alternatif yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan gelombang. Tikus merupakan salah satu hewan yang peka terhadap gelombang ultrasonik karena memiliki jangkauan pendengaran diatas manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis alat pengusir tikus dan efek gelombang ultrasoniknya dengan menggunakan mikrokontroler arduino. Gelombang ultrasonik yang dihasilkan dapat diatur secara manual dengan variasi frekuensi yang diinginkan pemakai. Hal ini bertujuan untuk menghindari dampak adaptasi tikus pada alat. Rodents are a nuisance animal for housing and industry, and even some species classified as agricultural pests. Some of the ways that can be done to eradicate or expel rats by using traps, poison, or maintain natural predators. One alternative way is to use the wave. Rats are one of the animals that are sensitive to ultrasound because it has above human hearing range. This study aims to analyze the effect of the rat repellent with ultrasonic waves using arduino microcontroller. Ultrasonic wave generated can be set manually by the user with frequency variations. It aims to avoid the impact of rats on tool adaptations. Kata kunci : tikus, gelombang ultrasonik, mikrokontroler, Arudino Uno PENDAHULUAN Latar Belakang Tikus merupakan hewan pengganggu bagi perumahan dan industri, bahkan beberapa spesiesnya digolongkan menjadi hama pertanian. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membasmi atau mengusir tikus yaitu dengan menggunakan perangkap, racun, atau memelihara predator alami. Usaha tersebut bermanfaat, tetapi mengandung resiko yang dapat membahayakan atau bahkan mengganggu pemakainya. Salah satu acara alternatif yang dapat digunakan untuk mengusir tikus adalah menggunakan gelombang. Tikus merupakan salah satu hewan yang peka terhadap gelombang ultrasonik karena tikus memiliki jangkauan pendengaran antara 5-60 KHz (Heffner dan Heffner 2007). Berbagai penelitian mengenai efek gelombang ultrasonik dapat mengusir tikus masih menimbulkan hasil yang pro dan kontra sampai saat ini.
13
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam , Institut Pertanian Bogor , Bogor 16680 *Mahasiswa Program Studi Ilmu Komputer , FMIPA-IPB; Surel : [email protected]

    Analisis Alat Pengusir Tikus dengan Menggunakan Gelombang Ultrasonik berbasis Mikrokontroler Arduino Uno Analysis Rat Repellent with Ultrasonic Waves Using a microcontroller based Arduino Uno FITHRANTO FATURAKHMAN*, KARLISA PRIANDANA

    ABSTRAK

    Tikus merupakan hewan pengganggu bagi perumahan dan industri, bahkan beberapa spesiesnya digolongkan menjadi hama pertanian. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membasmi atau mengusir tikus yaitu dengan menggunakan perangkap, racun, atau memelihara predator alami. Salah satu cara alternatif yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan gelombang. Tikus merupakan salah satu hewan yang peka terhadap gelombang ultrasonik karena memiliki jangkauan pendengaran diatas manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis alat pengusir tikus dan efek gelombang ultrasoniknya dengan menggunakan mikrokontroler arduino. Gelombang ultrasonik yang dihasilkan dapat diatur secara manual dengan variasi frekuensi yang diinginkan pemakai. Hal ini bertujuan untuk menghindari dampak adaptasi tikus pada alat.

    Rodents are a nuisance animal for housing and industry, and even some species

    classified as agricultural pests. Some of the ways that can be done to eradicate or expel rats by using traps, poison, or maintain natural predators. One alternative way is to use the wave. Rats are one of the animals that are sensitive to ultrasound because it has above human hearing range. This study aims to analyze the effect of the rat repellent with ultrasonic waves using arduino microcontroller. Ultrasonic wave generated can be set manually by the user with frequency variations. It aims to avoid the impact of rats on tool adaptations.

    Kata kunci : tikus, gelombang ultrasonik, mikrokontroler, Arudino Uno

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang Tikus merupakan hewan pengganggu bagi perumahan dan industri, bahkan

    beberapa spesiesnya digolongkan menjadi hama pertanian. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membasmi atau mengusir tikus yaitu dengan menggunakan perangkap, racun, atau memelihara predator alami. Usaha tersebut bermanfaat, tetapi mengandung resiko yang dapat membahayakan atau bahkan mengganggu pemakainya.

    Salah satu acara alternatif yang dapat digunakan untuk mengusir tikus adalah

    menggunakan gelombang. Tikus merupakan salah satu hewan yang peka terhadap gelombang ultrasonik karena tikus memiliki jangkauan pendengaran antara 5-60 KHz (Heffner dan Heffner 2007). Berbagai penelitian mengenai efek gelombang ultrasonik dapat mengusir tikus masih menimbulkan hasil yang pro dan kontra sampai saat ini.

  • Timm (1994) pada penelitiannya menyatakan bahwa alat pengusir tikus berbasis

    ultrasonik hanya memberikan sedikit sekali efek terhadap tikus. Tikus mungkin pergi untuk beberapa menit atau beberapa hari, tetapi tikus tersebut akan kembali lagi pada habitatnya meskipun merasakan adanya gelombang ultrasonik. Hal serupa dikemukakan oleh Bomford dan OBrien (1990) bahwa gelombang ultrasonik yang dihasilkan oleh alat pengusir tikus tidak efektif dan sebatas alat penghasil suara biasa.

    Hasil yang berbeda dialami oleh John (2002) dalam penelitiannya mengenai efek

    gelombang ultrasonik terhadap tikus dengan menggunakan alat pengusir tikus komersial yang dapat mengeluarkan gelombang ultrasonik. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tingkah laku tikus yang terkena alat tersebut berubah dan cenderung menjauh dari alat. Tito et al (2011) juga melakukan penelitian mengenai pengaruh gelombang ultrasonik, yaitu dengan menggunakan gelombang ultrasonik yang berasal dari jangkrik terhadap tikus sawah. Hasil yang diperoleh adalah gelombang tersebut dapat menimbulkan perubahan pola perilaku makan pasif dan gerak tikus sawah. Tetapi, tingkat frekuensi yang dikeluarkan oleh jangkrik tidak konstan sehingga hasilnya tidak maksimal.

    Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Simeon et all (2013) dengan membuat alat

    pengusir tikus dengan berbasis rangkaian elektronika. Alat tersebut mengeluarkan variasi frekuensi acak antara 31-105 kHz dengan efisiensi frekuensi rata-rata sebesar 86,5%. Kesimpulan dari penelitiannya adalah alat tersebut memiliki potensi untuk mengusir tikus dan hama lainnya. Kinerja dari alat dapat ditingkatkan, misalnya dengan menggunakan mikrokontroler yang dipasang untuk mengirimkan suara pada pita frekuensi yang khusus.

    Penelitian tentang pengaruh gelombang ultrasonik terhadap hewan yang peka

    terhadap gelombang ultrasonik dilakukan juga oleh Bhadriraju (2001). Penelitian Bhadriraju (2001) menggunakan 9 tipe serangga, 5 alat pengusir serangga ultrasonik komersil dengan karakteristik suara yang berbeda, 1 alat generator ultrasonik dan 3 tempat percobaan yang berbeda. Hasil terbaik diperoleh pada hewan ngengat dan penelitian tersebut juga menyimpulkan bahwa jumlah hewan yang terusir bukanlah satu-satunya kriteria untuk mengevaluasi efektivitas ultrasonik.

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis alat pengusir tikus menggunakan mikrokontroler dan efek gelombang ultrasoniknya terhadap tikus. Gelombang ultrasonik yang dihasilkan dapat diatur secara manual dengan beberapa variasi frekuensi. Hal ini bertujuan untuk menghindari dampak adaptasi tikus pada alat dan melihat tingkat frekuensi terbaik untuk mengusir tikus. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Membuat alat pengusir tikus dengan menggunakan gelombang ultrasonik yang

    berbasis mikrokontroler. 2. Melihat efek gelombang ultrasonik yang dihasilkan alat terhadap tikus.

    Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian adalah: 1. Mikrokontroler yang digunakan adalah Arduino Uno. 2. Hewan yang dijadikan percobaan pada penelitian adalah tikus putih.

  • 3. Tempat pengujian adalah ruangan tertutu

    Manfaat Penelitian ini diharapkan untuk dikembangkan sebagai alat pengusir tikus rumah tangga jika efek gelombang ultrasonik dapat mengusir tikus.

    METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan terbagi menjadi beberapa tahapan proses. Gambar 1

    menunjukan tahapan proses tersebut.

    Gambar 1 Tahapan proses penelitian

    Analisa Kebutuhan dan Perancangan Tahapan ini menentukan komponen yang diperlukan dalam pembuatan alat.

    Komponen utama yang akan digunakan pada penelitian adalah mikrokontroler Arduino Uno, sedangkan komponen lain sebagai pendukung diantaranya kabel, resistor, speaker, dan sebagainya.. Arduino Uno digunakan karena mempunyai berbagai fungsi yang sudah terintegrasi di dalam satu modul mikrokontroler dan sudah siap pakai (arduino.cc). Mikrokontroller Arduino Uno dapat dilihat pada Gambar 2. Perancangan alat dilakukan setelah analisa kebutuhan terpenuhi.

    MULAI Analisis

    Kebutuhan dan Perancangan

    Evaluasi: Pengujian frekuensi

    SELESAI

    Persiapan alat dan Bahan

    Implementasi

    Pengujian

    Evaluasi: Analisis efek ultrasonik pada tikus

  • . Gambar 2 Arduino Uno

    Persiapan Alat dan Bahan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengumpulkan alat dan bahan yang akan digunakan pada penelitian. Persiapan dibagi menjadi 2, yaitu persiapan alat dan bahan untuk pembuatan alat dan persiapan alat dan bahan untuk pengujian alat. Persiapan pertama adalah mengumpulkan komponen yang akan digunakan dalam pembuatan alat seperti mikrokontroler Arduino Uno beserta komponen pendukung lainnya. Persiapan kedua adalah mengumpulkan alat dan bahan untuk pengujian seperti tikus, kandang tikus, alat perekam video dan lain-lain. Implementasi Tahapan ini adalah melakukan implementasi dengan alat dan bahan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Alat yang telah dirangkai kemudian diprogram agar dapat membangkitkan gelombang ultrasonik. Frekuensi yang akan dihasilkan oleh alat adalah antara 5-60 kHz sesuai dengan jangkauan suara tikus (Henry dan Rickye 2007). Nilai tersebut digunakan dengan melihat jangkauan suara yang dimiliki oleh tikus.

    Pengujian Pengujian dibagi menjadi 2, yaitu pengujian frekuensi dan pengujian fungsi alat. Pengujian frekuensi dilakukan untuk melihat nilai frekuensi yang dihasilkan oleh alat sesuai dengan nilai frekuensi yang dipasang di alat. Nilai frekuensi yang dihasilkan oleh alat dicek melalui osiloskop. Oleh karena itu, akurasi kesalahan dan persen akurasi dari pengukuran alat perlu dihitung dengan rumus : Persen akurasi

    = 1 !!!!!!! x 100%

    Dimana : ! = nilai yang diharapkan ! = nilai yang diukur

    Pengujian kedua adalah pengujian fungsi alat terhadap tikus. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui efek dari suara ultrasonik terhadap tikus. Parameter yang digunakan pada pengujian ini adalah nilai frekuensi, waktu, dan jarak. Parameter tersebut sama dengan parameter yang digunakan oleh Tito et all (2011) pada penelitiannya.

  • Evaluasi Tahapan ini mengevaluasi hasil pengujian yang dilakukan pada penelitian dan

    menganalisis kinerja dari alat maupun efek gelombang ultrasonik terhadap tikus.

    HASIL DAN PEMBAHASAN Perancangan alat

    Perancangan alat yang dilakukan pada penelitian terdiri dari dua jenis, yaitu: Perancangan alat pengusir tikus

    Alat pengusir tikus yang dibuat dapat menghasilkan beberapa variasi frekuensi dengan jangkauan antara 5-60 kHz sesuai dengan jangkauan suara yang dimiliki oleh tikus (Henry dan Rickye 2007). Pemakai dapat memilih frekuensi yang akan dihasilkan dengan menekan keypad yang terpasang pada alat. Keypad tersebut mewakili nilai frekuensi yang bisa dihasilkan oleh alat. Selain itu alat tersebut juga dapat menghasilkan frekuensi acak antara 5-60 kHz untuk mengatasi adaptasi tikus terhadap suara. Ilustrasi alat pengusir tikus yang dibuat dapat dilihat pada Gambar 3.

    Gambar 3 ilustrasi alat

    Keterangan yang terdapat pada Gambar 3 menunjukan deskripsi nilai frekuensi yang terdapat pada setiap tombol keypad. Led yang terpasang pada alat menunjukan status alat. Led pertama menunjukan status bahwa alat tersebut menyala, sedangkan led kedua menunjukan status bahwa alat sedang mengeluarkan suara.

    Perancangan alat pengujian Pengujian yang dilakukan terdiri dari 2 tahap pengujian, yaitu pengujian frekuensi dan pengujian fungsi alat. Pengujian frekuensi dilakukan dengan mengecek nilai frekuensi yang dihasilkan oleh alat menggunakan osiloskop. Sedangkan pengujian fungsi alat, yaitu melihat efek gelombang ultrasonik terhadap tikus. Tikus yang akan dijadikan objek percobaan adalah tikus putih yang biasa digunakan sebagai tikus percobaan penelitian. Pengujian dilakukan ditempat tertutup dengan menggunakan 2 kandang berbeda. Pengamatan dilakukan dengan cara merekam tingkah laku tikus dengan perekam video yang telah dipasang pada setiap kandang. Ilustrasi dari pengujian fungsi alat dapat dilihat pada Gambar 4.

    keypad keterangan

    speakersaklarLed

  • Gambar 4 Ilustrasi pengujian fungsi alat

    Gambar 4 memperlihatkan skema 2 kandang yang dihubungkan dengan suatu saluran penghubung yang dapat dilewati oleh tikus. Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah tikus akan berpindah tempat jika terkena gelombang ultrasonik yang dihasilkan oleh alat atau sebaliknya gelombang ultrasonic tidak berdampak apapun terhadap tikus. Persiapan alat dan bahan

    Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat alat pengusir tikus pada penelitian adalah sebagai berikut:

    Mikrokontroler arduino uno R3 Breadboard mini Speaker piezo L010 8 Resistor 100 LED Baterai 9 volt Sakelar Membran keypad matriks 4 x 4 Kabel jumper male to male

    Speaker yang digunakan adalah speaker piezo L010 karena speaker ini memiliki

    jangkauan frekuensi antara 260 kHz. Alat dan bahan yang digunakan untuk tahapan pengujian adalah sebagai berikut:

    Kawat persegi 4 meter Kardus Pipa air 3 inchi 4 meter Sambungan pipa berbentuk L Perlengkapan hewan peliharaan Tikus putih sprague dawley 2 ekor masing masing jantan dan betina Webcam Osiloskop GOS-6103

    Jenis tikus yang digunakan sebagai objek percobaan adalah tikus putih galur sprague

    dawley. Tikus sprague dawley digunakan sebagai pengganti tikus rumah karena masih satu genus dengan tikus rumah. Tikus ini merupakan jenis tikus albino dari tikus Norway (rattus norvegicus) yang biasa dipakai dalam percobaan. Tikus jenis albino mempunyai jangkauan pendengaran yang sama dengan tikus normal dan dapat mendengar gelombang ultrasonik (Heffner dan Heffner 1985).

    KANDANG 1 KANDANG 2

    PENGHUBUNG

    ALA

    T

  • Implementasi Alat pengusir tikus

    Alat pengusir tikus yang dibuat memiliki beberapa variasi frekuensi yang diwakili oleh tombol keypad yang dipasang pada alat. Frekuensi yang dapat dihasilkan oleh alat adalah 5-60 kHz. Rangkaian alat pengusir tikus yang dibuat dapat dilihat pada Gambar 5.

    Gambar 5 rangkaian alat pengusir tikus

    Pin arduino yang digunakan pada rangkaian yang menghubungkan antara keypad

    dan arduino sebanyak 8 pin, yaitu pin 2,3,4,5,6,7,8, dan 12 karena keypad membutuhkan 8 pin data. Pin yang digunakan speaker pada arduino adalah fixed pin yaitu pin 9 dan pin 10 karena library suara yang digunakan adalah toneAc library. Resistor yang digunakan sebagai penghambat arus speaker sebesar 100 untuk mengurangi besarnya arus dari mikrokontroler terhadap speaker agar speaker tidak pecah. Frekuensi yang dapat alat adalah antara 5000 60000 Hz dan pemilihannya dilakukan dengan menekan keypad sebagai berikut :

    Tombol 1 menghasilkan frekuensi 5000 Hz Tombol 2 menghasilkan frekuensi 10000 Hz Tombol 3 menghasilkan frekuensi 15000 Hz Tombol 4 menghasilkan frekuensi 20000 Hz Tombol 5 menghasilkan frekuensi 25000 Hz Tombol 6 menghasilkan frekuensi 30000 Hz Tombol 7 menghasilkan frekuensi 35000 Hz Tombol 8 menghasilkan frekuensi 40000 Hz Tombol 9 menghasilkan frekuensi 45000 Hz Tombol A menghasilkan frekuensi 50000 Hz Tombol B menghasilkan frekuensi 55000 Hz Tombol C menghasilkan frekuensi 60000 Hz Tombol D menghasilkan frekuensi acak antara 5000-60000 Hz setiap 1 detik

    Tombol # dan * pada keypad digunakan untuk pengaturan volume. Tombol #

    untuk volume up dan tombol * untuk volume down. Tombol 0 digunakan untuk menghentikan suara. Delay selama 1 detik diberikan pada tombol frekuensi acak untuk menghindari adaptasi pendengaran tikus terhadap gelombang ultrasonik. Library suara yang digunakan adalah toneAc library karena library ini dapat menghasilkan frekuensi

  • tinggi diatas 20 kHz (arduino.cc). LED sebanyak 2 buah berfungsi untuk menandakan status hidupnya alat dan hidupnya suara. Gambar 6 menunjukan salah satu penggalan kode program yang diimplementasikan pada alat.

    Gambar 6 penggalan kode implementasi Gambar 6 menunjukan jika tombol 4 ditekan, maka alat akan menghasilkan gelombang ultrasonik sebesar 20000 Hz dengan volume suara tertentu yang telah diset. Volume suara yang dimiliki oleh toneAc library memiliki rentang antara 1-10 yang menandakan bahwa 1 merupakan volume terkecil dan 10 volume terbesar. Alat pengujian

    Kandang tikus yang digunakan terbuat dari kawat persegi yang dimodifikasi dengan sambungan pipa air berbentuk L. Pipa air digunakan sebagai saluran penghubung antar kandang sehingga tikus dapat berpindah dari kandang satu ke kandang lainnya. Setiap kandang dipasang webcam untuk merekam tingkah laku dari tikus. Gambar 7 dan Gambar 8 merupakan implementasi dari kandang tikus yang telah dibuat untuk tahap pengujian.

    Gambar 7 implementasi kandang 1

    void loop(){ digitalWrite(ledPin, HIGH); char key = keypad.getKey(); if(key) { switch (key){ case '4': toneAC(20000,vol); digitalWrite(ledPin2, HIGH); break;

  • Gambar 8 implementasi kandang 2

    Pengujian

    Pengujian pada penelitian dibagi menjadi 2 tahap, yaitu: Pengujian frekuensi

    Pengujian frekuensi dilakukan untuk melihat frekuensi yang dihasilkan oleh alat sesuai dengan frekuensi yang dipasang. Hasil pengujian frekuensi yang telah dicek dengan menggunakan osiloskop dapat dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 1 hasil pengujian frekuensi

    Tombol Frekuensi yang

    dipasang Frekuensi yang dihasilkan Persentasi akurasi

    1 5000 Hz 5000 Hz 100%

    2 10000 Hz 10000 Hz 100%

    3 15000 Hz 15037 Hz 99%

    4 20000 Hz 20000 Hz 100%

    5 25000 Hz 25000 Hz 100%

    6 30000 Hz 30303 Hz 98%

    7 35000 Hz 35087 Hz 99%

    8 40000 Hz 40000 Hz 100%

    9 45000 Hz 45454 Hz 98%

    A 50000 Hz 50000 Hz 100%

    B 55000 Hz 55555 Hz 98%

    C 60000 Hz 60606 Hz 98%

    D 5000 60000 Hz Min 5000 Hz, max 60606

    Hz

    99 %

    Rata rata 99%

  • Hasil pengujian pada Tabel 1 menunjukan adanya sedikit perbedaan pada hasil frekuensi yang dihasilkan alat dengan nilai frekuensi yang dipasang ketika diukur dengan osiloskop. Hal ini terjadi karena keterbatasan detail pengukuran pada osiloskop yang digunakan. Hasil akurasi frekuensi yang dihasilkan mencapai 99% artinya frekuensi yang dikeluarkan oleh alat hampir sama dengan frekuensi yang dipasang. Salah satu contoh gelombang keluaran hasil pengujian alat yang dicek melalui osiloskop dapat dilihat pada Gambar 9.

    Gambar 9 hasil pengujian frekuensi 10000 Hz

    Nilai 10000 Hz pada Gambar 9 dapat dihitung dengan menggunakan rumus : = 1 dan T = panjang kotak dalam 1 gelombang * waktu dimana: f = nilai frekuensi T = periode

    Ketelitian angka pada osiloskop yang digunakan untuk menghitung jumlah kotak pada layar adalah 1 digit dibelakang angka sehingga ada beberapa nilai frekuensi yang tidak sesuai dengan frekuensi yang telah dipasang pada alat. Pengujian fungsi alat

    Pengujian fungsi alat dilakukan untuk melihat efek dari suara yang dihasilkan oleh alat terhadap tikus. Alat dipasang didekat kandang tikus dengan jarak tertentu dan dinyalakan dengan beberapa frekuensi yang dapat dihasilkan alat. Tikus yang dijadikan objek percobaan dibiarkan adaptasi terlebih dahulu terhadap lingkungan disekitarnya agar merasa nyaman seperti lingkungan sebelumnya.

    Adaptasi tikus terhadap kandang 1 dan kandang 2 dilakukan selama 6 hari untuk masing masing setiap kandang 3 hari. Tikus yang sudah beradaptasi dengan lingkungan ternyata lebih memilih untuk menetap pada saluran penghubung dan menampakan diri apabila dia merasa lapar untuk mencari makanan. Saluran penghubung yang digunakan bersifat tertutup karena menggunakan pipa air. Tabel 2 menunjukan hasil pengamatan perilaku tikus sebelum dipasang alat.

  • Tabel 2 pengamatan perlaku tikus sebelum dipasang alat Hari ke- Tikus jenis kelamin laki-

    laki Tikus jenis kelamin perempuan

    1 normal normal 2 normal normal 3 normal normal 4 normal normal 5 normal normal

    Tabel 2 menunjukan bahwa perilaku selama 6 hari adaptasi adalah normal. Normal

    artinya tikus berprilaku secara umum tidak mengidap penyakit atau kelemahan-kelemahan tertentu selama adaptasi berlangsung. Pengujian dilakukan dengan menempatkan makanan di waktu siang dan malam hari ketika lingkungan sepi atau tidak adanya keberadaan manusia.

    Pengujian dilakukan dengan memberikan makanan di kandang yang telah dipasang alat pengusir tikus. Pengujian dilakukan selama 7 hari dengan 3 tahap pengujian. Pengujian pertama dilakukan selama 3 hari berturut-turut dengan pemasangan nilai frekuensi 5,10,15,20,25 dan 30 kHz ketika pemberian makanan disaat siang dan malam. Tabel 3 menunjukan hasil pengamatan pada tahap pengujian pertama.

    Tabel 3 hasil pengujian fungsi alat tahap pertama

    Hari ke- Frekuensi Jarak Waktu

    Pola tingkah laku

    Posisi tikus Kandang 1 Kandang 2

    1 5 kHz 30 cm 1 2 jam Normal - 10 kHz 30 cm 1 2 jam Normal -

    2 15 kHz 30 cm 1 2 jam Normal - 20 kHz 30 cm 1 2 jam Normal -

    3 25 kHz 30 cm 1 2 jam Normal - 30 kHz 30 cm 1 2 jam Normal -

    Pada Tabel 3 menunjukan bahwa pola tingkah laku yang dialami oleh tikus

    semuanya normal. Tikus tidak menunjukan kegelisahan maupun tindakan pasif terhadap alat. Tikus bahkan tidak merasa terusik dengan gelombang tersebut apabila melihat posisi tikus yang selalu berada di kandang 1 (kandang yang terdapat makanan). Pola makan tikus pun relatif normal selama pengujian tahap pertama. Pola makan tikus selama pengujian dapat dilihat pada Tabel 4

    Tabel 4 pola makan tikus pengujian tahap pertama

    Hari ke- Frekuensi Makanan yang diberikan Habis Bersisa 1 5 kHz -

    10 kHz - 2 15 kHz -

    20 kHz - 3 25 kHz -

    30 kHz - Tabel 4 menunjukan bahwa tikus yang telah diberikan gelombang ultrasonik tidak

    mengalami perubahan dalam pola makan. Makanan yang disediakan selalu habis tanpa

  • sisa. Hal ini menunjukan bahwa gelombang ultrasonik yang dikeluarkan alat belum mempunyai efek yang signifikan terhadap tikus.

    Pengujian kedua dilakukan 1 minggu setelah pengujian tahap pertama. Jeda yang diberikan bertujuan menyegarkan pendengaran tikus terhadap gelombang ultrasonik dan melihat dampak perilaku tikus setelah diuji pada pengujian pertama. Tabel 5 merupakan pola makan tikus selama 1 minggu setelah pengujian pertama.

    Tabel 5 pola makan tikus selama jeda 1 minggu

    Hari ke- Makanan yang diberikan Habis Bersisa 1 - 2 - 3 - 4 - 5 - 6 - 7 -

    Tabel 5 menunjukan bahwa di hari ke-5 sampai ke-7 tikus tidak menghabiskan

    makanan yang telah diberikan. Perilaku tikus pun menjadi sedikit pasif dan cenderung bersembunyi di dalam saluran penghubung yang terbuat dari pipa air. Gelombang ultrasonik mungkin telah merubah perilaku dari tikus sehingga tikus menjadi pasif. Pengujian kedua dilakukan selama 4 hari berturut turut setelah jeda. Nilai frekuensi yang berikan adalah 35, 40, 45, 50, 55, 60 kHz selama 3 hari dan frekuensi acak dari 5-60 kHz selama satu hari. Pengujian kedua sedikit berbeda dengan pengujian pertama. Pada pengujian kedua, makanan diberikan di kedua kandang. Hal ini bertujuan untuk melihat Tabel 6 menunjukan hasil pengamatan pada pengujian kedua.

    Tabel 6 hasil pengamatan tikus pada pengujian kedua

    Hari ke- Frekuensi Jarak Waktu

    Pola tingkah laku

    Posisi tikus Kandang 1 Kandang 2

    1 5 kHz 30 cm 1 2 jam 10 kHz 30 cm 1 2 jam

    2 15 kHz 30 cm 1 2 jam 20 kHz 30 cm 1 2 jam

    3 25 kHz 30 cm 1 2 jam 30 kHz 30 cm 1 2 jam

    4 5-60 kHz 30 cm 1 2 jam

    Evaluasi Kesimpulan

  • Saran

    DAFTAR PUSTAKA Baroch John. 2002. Laboratory Evaluation of the Efficacy of the Pest-A-Cator/Riddex

    System to Exclude Wild Mice. Genesis Laboratories,Inc: Global Instruments,Ltd. [internet].[diunduh 2014 maret 4]. Tersedia pada: http://greenshiled.com/download/-

    2002-Genesis-Labs.pdf Bhadriraju S. 2001 .Ultrasound and Arthropod Pest Control: Hearing is believing!.Kansas

    State University.[internet][diunduh 2014 maret 4] Tersedia pada: http://www.ksre.ksu.- Edu/grsc subi/Re-search/archives Henry E Heffner, Rickye E Heffner. 2007. Hearing Range of Laboratory Animals. Journal

    of the American Association for Laboratory Animal Science.[internet] 46(1) :11-13. [diunduh 2014 juni 5] Tersedia pada: http://laboratoryofcomparativehearing.com/-

    uploads/21.JAALAS Revised.pdf Iradat Tito, Yanuwiadi Bagyo , Sulistya Chomsin.2011. Pengaruh Gelombang Ultrasonik

    Jangkrik (Acheta domesticus) terhadap Pola Perilaku Makan Pasif dan Gerak Pasif Tikus Sawah (Rattus argentiventer). J-PAL.[internet]1(2):72-139. [diunduh 2014 maret 10] Tersedia pada: http://repository.ub.ac.id.

    M Simeon, A.S Mohammed , S.E Adebayo. 2013. Development and preliminary testing

    pest reppeler with automatic frequency variation. International Journal of Enggineering Science Invention.[internet] 2(1).[diunduh 2014 maret 17] Tersedia pada: www.ijesi.org/papers/Vol(2)-/D211420.

    Henry E Heffner, Rickye E Heffner. 1985. Sound localization in wild Norway rats (Rattus

    norvegicus). Hear Res. 19(2):151-5.