PENGURUSAN SURAT (MAIL HANDLING) DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) Oleh: INE DAMAYANTI NIM. 11140251000016 PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2018 M
140
Embed
PENGURUSAN SURAT (MAIL HANDLING) DI UNIVERSITAS ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGURUSAN SURAT (MAIL HANDLING) DI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh:
INE DAMAYANTI
NIM. 11140251000016
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H / 2018 M
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Ine Damayanti
NIM : 11140251000016
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul PENGURUSAN SURAT
(MAIL HANDLING) DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat
dalam penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah
saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses
yang semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata
skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan semestinya.
INE DAMAYANTI
NIM. 11140251000016
i
ABSTRAK
Ine Damayanti (NIM: 11140251000016). Pengurusan Surat (Mail Handling) di
Universitas Muhammadiyah Tangerang. Dibawah bimbingan Mukmin
Suprayogi M.Si. Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan
Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pelaksanaan kegiatan
pengurusan surat atau dalam bahasa Inggris disebut mail handling di Universitas
Muhammadiyah Tangerang, serta untuk mengetahui kendala-kendala dan upaya
menghadapi kendala tersebut oleh bagian humas protokoler Universitas
Muhammadiyah Tangerang sebagai penanggung jawab dalam bidang pengurusan
surat. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif dan strategi studi kasus. Teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah wawancara, observasi, studi literatur dan dokumentasi.
Sedangkan teknik analisis data yang digunakan meliputi: pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini
mengungkapkan bahwa pengurusan surat (mail handling) di Universitas
Muhammadiyah Tangerang terdiri dari beberapa tahapan, tahapan untuk
pengurusan surat masuk yaitu; tahap penerimaan surat, tahap penyortiran surat,
tahap pencatatan surat, tahap disposisi surat dan tahap penyimpanan surat.
Pengurusan surat keluar terdiri dari beberapa tahapan yaitu; tahap pembuatan
konsep surat, penomoran dan persetujuan, tahap pengecapan dan mengkopi surat,
tahap pencatatan surat, tahap pengiriman surat dan tahap penyimpanan surat.
Kendala yang dihadapi dalam pengurusan surat yaitu; belum adanya prosedur tetap
atau peraturan tertulis terkait pengurusan surat, belum adanya unit kearsipan yang
diperuntukkan mengurus arsip dari surat yang telah diproses, tidak memiliki
penomoran atau klasifikasi arsip, belum adanya pegawai yang memiliki latar
belakang pendidikan kearsipan atau administrasi dan juga surat rentan hilang dan
tercecer.
Kata kunci: Pengurusan Surat, Surat Masuk, Surat Keluar, Arsip Perguruan
Tinggi, Arsip Aktif, Kearsipan
ii
ABSTRACT
Ine Damayanti (NIM: 11140251000016). Mail Handling at University of
Muhammadiyah Tangerang. Supervised by Mukmin Suprayogi M.Si.,
Library Science Study Program, Faculty of Adab and Humanities, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta. 2018.
This study aims to find out about the implementation of mail handling activities at
University of Muhammadiyah Tangerang, and to find out the obstacles and efforts
to face those obstacles by the humas protokoler section of University of
Muhammadiyah Tangerang as a responsible section in the sector of mail handling.
Type of this research used is descriptive using a qualitative approach case study
strategy. The technique used in data collection is interview, observation, literature
study and documentation. While analytical techniques the data used includes: data
collection, data reduction, data presentation and conclusions. The results of this
study revealed that mail handling at the University of Muhammadiyah Tangerang
is consists of several stages, for management of incoming mail namely; letter
receiving stage, letter sorting stage, letter recording stage, letter disposition stage
and letter storing stage. Management of outgong mail consists of several stages,
namely; letter drafting stage, numbering and approval stage, letter stamping and
copying stage, letter recording stage, sending letter stage and letter storing stage.
The obstacles encountered in the process of mail handing, namely; the absence of
a fixed procedure or regulations related to the mail handing process, the absence of
an archival unit intended to manage the records of the letters that have been
processed, they don’t have numbering or classification of archives, the absence of
employees who have archival or administrative education background and also
vulnerable letters lost and scattered.
Keywords: Mail Handling, Incoming Mail, Outgoing Mail, Archive, Record,
University Archive
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil ‘Alamin, segala puji dan syukur bagi Allah Swt., yang
telah melimpahkan rahmat dan karunianya. Serta shalawat dan salam tidak lupa
dicurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw., keluarga dan para
sahabatnya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
“Pengurusan Surat (Mail Handling) di Universitas Muhammadiyah
Tangerang” ini guna memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar S.IP.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, tidak sedikit hambatan yang peneliti
hadapi. Menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidak lain berkat
bantuan, petunjuk, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh sebab itu,
pada kesempatan kali ini peneliti akan menyampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu terwujudnya penulisan skripsi ini kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta;
2. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, MA, selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;
3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan,
sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik;
4. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Perpustakaan sekaligus dosen pembimbing skripsi;
iv
5. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah memberikan banyak ilmu
pengetahuan yang bermanfaat baik dibidang akademis, sosial dan keagamaan
kepada penulis;
6. Kedua orang tuaku, Bapakku Sukari Effendi, S.E., Ibuku Marsidah S.H., adikku
Dwita Noviana dan seluruh keluargaku, yang senantiasa selalu memberikan
do’a, kasih sayang, perhatian, dukungan, semangat dan motivasi baik moral
maupun materil yang begitu besar sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini;
7. Seluruh staf bagian humas protokoler Univeristas Muhammadiyah Tangerang
Bapak Agus Kristian, M.I.Kom., Ibu Novianti Sari, S.E., dan Ibu Eti Sayeti,
S.Pd., serta seluruh staf Universitas Muhammadiyah Tangerang yang telah
membantu peneliti selama kegiatan penelitian di Universitas Muhammadiyah
Tangerang;
8. Seluruh teman-teman khususnya rekan-rekan mahasiswa program studi Ilmu
Perpustakaan angkatan 2014 khususnya kelas A, saya ucapkan terima kasih atas
segala kebersamaan, kekompakkan dan kenangan selama 4 tahun yang telah
menjadi bagian dalam hidup kita, mulai saat ini dan saat yang akan datang;
9. Seluruh teman-teman KKN PANDAWA 129 yang telah memberikan banyak
pengalaman selama pelaksanaan KKN di Desa Cibitung Wetan, Kecamatan
Pamijahan, Kabupaten Bogor;
10. Serta semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
membantu peneliti dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga Allah
Swt. membalas segala amal kebaikan kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan skripsi ini.
v
Skripsi ini disusun agar pembaca dapat memperluaas keilmuannya tentang
pengurusan surat dan kearsipan, yang telah disajikan berdasarkan observasi,
wawancara dari berbagai sumber informasi, referensi dan berita. Harapan saya
semoga skripsi ini dapat membantu pembaca dalam menambah pengetahuan dan
pengalaman, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi skripsi ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, namun peneliti berusaha semampunya untuk menyusun penulisan skripsi ini
dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak selalu saya harapkan demi mencapai kesempurnaan penulisan skripsi ini.
Peneliti berharap skripsi ini dapat memberi manfaat dan menambah wawasan bagi
pembacanya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 04 Oktober 2018
Ine Damayanti
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah....................................................................................... 8
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................................ 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................... 9
E. Definisi Istilah ............................................................................................. 10
F. Sistematika Penulisan .................................................................................. 11
BAB II TINJAUAN LITERATUR .................................................................... 13
A. Pengertian Surat ........................................................................................... 13
B. Fungsi Surat ................................................................................................. 14
C. Jenis Surat .................................................................................................... 17
D. Prosedur Pengurusan Surat Secara Umum .................................................. 18
1. Prosedur Pengurusan Surat Masuk ......................................................... 19
2. Prosedur Pengurusan Surat Keluar ......................................................... 24
E. Prosedur Pengurusan Surat di Perguruan Tinggi ......................................... 30
1. Prosedur Pengurusan Surat Masuk di Perguruan Tinggi ........................ 30
2. Prosedur Pengurusan Surat Keluar di Perguruan Tinggi ........................ 33
F. Asas Pengurusan Surat ................................................................................ 35
G. Sarana Pengurusan Surat ............................................................................. 40
H. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 45
vii
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 48
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .................................................................. 48
B. Kriteria Informan ......................................................................................... 49
C. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 50
D. Teknik Analisis Data ................................................................................... 52
E. Jadwal Penelitian ......................................................................................... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 55
A. Deskripsi Tempat Penelitian ........................................................................ 55
1. Sejarah Universitas Muhammadiyah Tangerang .................................... 55
miliki.6 Perguruan tinggi juga merupakan salah satu lembaga yang nantinya akan
melahirkan orang-orang hebat, dan juga temuan-temuan terbaru dalam berbagai
bidang keilmuan. Maka, sesuai dengan peraturan yang telah ada, perguruan
tinggi wajib memiliki lembaga kearsipan guna pengurusan arsip pada instansi
perguruan tinggi.7
Selain itu pemikiran yang melatarbelakangi konsep pengurusan surat
dalam lingkungan perguruan tinggi di Indonesia adalah adanya kebutuhan di
mana banyak perguruan tinggi yang belum melakukan kegiatan pengurusan
suratnya secara optimal. Disamping itu tidak adanya kejelasan unit atau bagian
mana yang harus bertanggung jawab terhadap penyimpanan dan pengurusan
surat di perguruan tinggi. Disisi lain kasus hilangnya surat, rusaknya surat,
pencarian surat yang memakan waktu lama, disposisi atau pengiriman surat yang
salah dan lain-lain kerap dijumpai. Kondisi inilah yang mendorong upaya
pembenahan pengurusan surat dan arsip disetiap organisasi, tak terkecuali
perguruan tinggi.8
Universitas Muhammadiyah Tangerang sebagai salah satu perguruan
tinggi yang cukup populer dan memiliki peminat yang tinggi dikalangan pelajar
yang berada di Kota Tangerang juga melaksanakan kegiatan pengurusan surat
dan memberikan tanggung jawab pengurusan surat dan arsip kepada bagian
humas protokoler di Universitas Muhammadiyah Tangerang. Bagian ini
memiliki kewajiban dalam pengurusan surat masuk dan keluar yang berasal dari
6 Susiasih Damalita, “Pentingnya Manajemen Arsip di Lingkungan Perguruan Tinggi,” Jurnal
Ekonomi, Manajemen dan Bisnis (EMAS) 3, no. 1 (Desember 2009): 1–10. 7 Dina Oktaviana, “Manajemen Arsip Lembaga Kearsipan Perguruan Tinggi: Studi Kuantitatif
Deskriptif pada Bidang Kearsipan Universitas Airlangga” 5 (n.d.): 1–19. 8 Zaenudin, “Lembaga Kearsipan Perguruan Tinggi di Indonesia: Bentuk, Tugas dan
satuan kerja dan sivitas akademika di lingkungan perguruan tinggi. Surat yang
dikelola merupakan surat yang dipergunakan secara langsung dalam
penyelenggaraan kegiatan akademik di lingkungan Universitas Muhammadiyah
Tangerang yang juga digunakan sebagai salah satu alat komunikasi baik di
lingkungan internal perguruan tinggi maupun eksternal.
Observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di Universitas
Muhammadiyah Tangerang, menunjukan bahwa pengurusan surat di lingkungan
Universitas Muhammadiyah Tangerang belum memiliki peraturan tertulis dan
pencatatan identitas surat dilakukan dengan cara menginput data surat diformat
buku agenda yang telah dibuat di komputer, lalu selanjutnya akan diprint-out
dan dijilid. Sehingga mereka dapat melakukan pencarian surat berdasarkan buku
agenda dikomputer atau yang sudah diprint-out serta pada kartu penerus
disposisi tanpa adanya kode klasifikasi atau sistem penomoran.
Disisi lain pegawai yang diberi tanggung jawab untuk pengurusan surat
bukan merupakan tenaga yang berlatar belakang pendidikan administrasi
ataupun kearsipan, melainkan berlatar belakang sarjana ekonomi, sarjana
komunikasi dan sarjana pendidikan yang hanya pernah mengikuti kegiatan
pelatihan, bimbingan teknis atau workshop. Ditambah lagi pegawai yang diberi
tanggung jawab untuk mengelola surat memiliki juga tugas ganda yaitu sebagai
humas protokoler yang bertugas juga untuk membuat surat balasan dan juga
sekaligus mengurus arsip. Sehingga hal ini dapat menimbulkan pekerjaan
pengurusan surat di Universitas Muhammadiyah Tangerang terhambat karena
surat akan tercecer dan terlambat didisposisikan.
8
Berdasarkan dari beberapa permasalahan yang telah diuraikan di atas,
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengurusan
Surat (Mail Handling) di Universitas Muhammadiyah Tangerang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Belum adanya sistem baku ataupun standar secara tertulis yang digunakan
untuk pengurusan surat.
2. Belum dibentuknya unit kearsipan atau pusat arsip perguruan tinggi untuk
menyimpan surat yang telah selesai dikelola atau telah menjadi arsip inaktif
serta belum adanya pegawai untuk pengurusan surat yang berlatar belakang
pendidikan administrasi atau kearsipan
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk menghindari penafsiran yang terlampau jauh terhadap masalah
yang akan dikaji dalam penelitian ini. Selain itu juga mengingat keterbatasan
peneliti terutama pada hal keterbatasan pikiran, waktu, tenaga maupun biaya,
maka penelitian kali ini akan dibatasi hanya pada masalah pengurusan surat atau
mail handling, dan cara bagian humas protokoler di Universitas Muhammadiyah
Tangerang menghadapi kendala dalam pengurusan surat.
Berdasarkan pada pembatasan masalah tersebut, maka untuk memperjelas
masalah yang dihadapi maka masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai
berikut:
a. Bagaimana prosedur pengurusan surat (mail handling) di Universitas
Muhammadiyah Tangerang?
9
b. Bagaimana Universitas Muhammadiyah Tangerang menghadapi kendala
dalam kegiatan pengurusan surat (mail handling)?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Setiap kegiatan tidak lepas dari adanya tujuan yang akan dicapai agar
langkah yang dilakukan menjadi jelas dan terarah, demikian pula dengan
penelitian ini. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian kali ini adalah:
a. Untuk mengetahui secara rinci prosedur pengurusan surat (mail handling) di
Universitas Muhammadiyah Tangerang.
b. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan bagian humas protokoler di
Universitas Muhammadiyah Tangerang dalam mengatasi hambatan yang
terjadi saat kegiatan pengurusan surat (mail handling).
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Adapun
manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a. Bagi Peneliti
Merupakan pengalaman praktis yang dapat digunakan sebagai
tambahan pengetahuan untuk menambah pengalaman serta wawasan kegiatan
ilmiah, dan kemampuan menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama
menjalani pendidikan terutama pada bidang pengurusan surat (mail
handling).
b. Bagi Instansi Terkait
Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam
rangka penyusunan kebijakan pengurusan surat (mail handling) di Universitas
Muhammadiyah Tangerang kearah yang lebih baik dan berkualitas.
10
c. Bagi Almamater
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi bahan
pustaka dan menambah kajian ilmu khususnya bagi para mahasiswa jurusan
Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta dapat memberikan
inspirasi bagi peneliti berikutnya.
E. Definisi Istilah
Surat adalah suatu sarana untuk menyampaikan informasi atau alat
komunikasi secara tertulis yang berasal dari satu pihak untuk disampaikan
kepada pihak lain.
Pengurusan surat atau mail handling adalah seluruh proses kegiatan
pengelolaan surat masuk (incoming mail) maupun surat keluar (outgoing mail)
yang meliputi proses penerimaan, pencatatan, pengarahan, pendistribusian,
pemrosesan lebih lanjut sampai pengiriman surat dari satu tempat ke tempat
lainnya yang berhak menerimanya serta memprosesnya.
Prosedur pengurusan surat masuk adalah serangkaian kegiatan
penanganan surat masuk yang meliputi kegiatan penerimaan surat dari instansi
luar baik dari instansi pemerintah pusat maupun daerah, swasta, perorangan
melalui pos atau utusan, kurir maupun diantar secara pribadi, kegiatan
pengarahan, pencatatan dan pendistribusian surat ke unit-unit kerja atau
pengolah yang berhak menerimanya serta memprosesnya.
Prosedur pengurusan surat keluar adalah serangkaian kegiatan
penanganan surat keluar yang meliputi kegiatan penerimaan surat dari unit kerja
atau unit pengolah, pengarahan, pencatatan dan pengiriman surat ke instansi luar
melalui kantor pos, jasa pengiriman surat maupun langsung diantar ke instansi
11
yang dituju atau dikirim ke pihak lain di luar organisasi atau instansi sesuai
dengan alamat yang dituju.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, maka skripsi ini
telah disusun dalam bentuk bab yang terbagi menjadi 5 bab. Pada setiap babnya
terdari sub bab yang akan menjelaskan keseluruhan bab utamanya, dengan
sistematika sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini akan diuraikan latar belakang pemilihan persoalan,
identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, dan pembatasan
dan perumusan masalah.
Bab II Tinjauan Literatur
Pada bab ini akan memuat mengenai penelitian terdahulu dan teori
atau pun hal-hal yang memiliki nilai informasi yang ditemukan
dalam bahan pustaka sehingga dapat dibandingkan dengan hasil
penelitian yang dilaporkan.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini terdiri dari jenis dan pendekatan penelitian, kriteria
informan, teknik pengumpulan data, sumber data, teknik analisis
data, dan jadwal penelitian.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bab ini akan mencakup mengenai profil Universitas
Muhammadiyah Tangerang. Lalu selanjutnya akan diuraikan
mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan
12
pengurusan surat (mail handling) di Universitas Muhammadiyah
Tangerang.
Bab V Penutup
Bab ini berisi gagasan khusus berdasarkan pembahasan yang telah
disampaikan yang akan diuraikan dalam bentuk kesimpulan, dan
untuk arah pengembangan penelitian yang diperlukan akan dibuat
dalam bentuk saran.
13
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Pengertian Surat
Menurut Arsip Nasional Republik Indonesia yang tercantum dalam
Prosedur Tetap Nomor 26 Tahun 2011 tentang Pengurusan Surat, surat adalah
sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi secara tertulis kepada pihak
lain sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.9
Menurut Basir Bartos, surat merupakan alat komunikasi tertulis yang
berasal dari satu pihak dan ditentukan kepada pihak lain untuk menyampaikan
suatu berita atau kabar.10
Menurut Ali, surat merupakan alat komunikasi atau sarana untuk
menyampaikan pernyataan maupun informasi secara tertulis dari pihak satu
kepada pihak yang lain. Surat adalah informasi tertulis yang dapat dipergunakan
sebagai alat komunikasi tulis yang dibuat dengan persyaratan tertentu.11
Sehingga dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa surat adalah suatu sarana untuk menyampaikan
informasi atau alat komunikasi secara tertulis yang berasal dari satu pihak untuk
disampaikan kepada pihak lain.
9 Arsip Nasional Republik Indonesia, “Prosedur Tetap Nomor 26 Tahun 2011 tentang Pengurusan
Surat” (Arsip Nasional Republik Indonesia, 2011). 10 Basir Barthos, Manajemen Kearsipan : untuk Lembaga Negara, Swasta, dan Perguruan Tinggi.
h. 36. 11 Elita dan Bakhtaruddin Nst, “Penanganan Surat Masuk dan Surat Keluar di Subbagian Tata Usaha
dan Arsip Bagian Umum Sekretariat Daerah Kota Pariaman,” Jurnal Ilmu Informasi
Perpustakaan dan Kearsipan, B, 2 (2013): 93–101.
14
B. Fungsi Surat
Surat merupakan suatu alat komunikasi tertulis yang berasal dari satu
pihak dan ditujukan kepada pihak lain untuk menyampaikan informasi.
Mengingat peranan surat yang sangat penting, berikut ini merupakan paparan
para ahli mengenai fungsi dari surat.
Basir Bartos mengemukakan bahwa surat memiliki beberapa fungsi
antara lain sebagai berikut:
1. Wakil dari pengirim atau penulis;
2. Bahan pembukti;
3. Pedoman dalam mengambil tindakan lebih lanjut;
4. Alat pengukur kegiatan organisasi;
5. Sarana memperpendek jarak (fungsi abstrak).12
Sedangkan Setiawan Djauharie dkk., menyatakan beberapa fungsi surat
yaitu:
1. Sebagai alat komunikasi, dalam hal ini surat dapat berfungsi untuk
menyampaikan informasi. Informasi yang dimaksud dapat berupa
pemberitahuan, pernyataan, permintaan, penawaran, laporan usulan dan
sejenisnya;
2. Sebagai wakil penulis, pada fungsi ini, surat dapat mewakili keinginan
penulis, sehingga peneliti tidak perlu bersusah payah untuk bertemu dengan
penerima surat, yang mungkin jarak tinggalnya cukup jauh. Harapan dan
keinginan peneliti cukup diungkapkan dan diwakili oleh surat tersebut;
12 Basir Barthos, Manajemen Kearsipan : untuk Lembaga Negara, Swasta, dan Perguruan Tinggi.
h. 36.
15
3. Sebagai alat bukti historis, surat merupakan wujud kegiatan berbahasa tertulis,
sehingga dapat diabadikan sebagai sebagai bukti historis, contohnya ialah
surat-surat pada arsip lama yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian
atau pengkajian guna mengetahui kegiatan atau keadaan suatu instansi atau
sesuatu hal pada masa yang lampau;
4. Sebagai pedoman pelaksanaan kerja, sebagai wujud tertulis, surat dapat
berupa ketentuan atau pedoman bagi pelaksanaan sesuatu. Surat-surat yang
dimaksud pada fungsi ini misalnya surat keputusan, instruksi, surat edaran
dan sebagainya;
5. Sebagai alat pengingat, surat dapat disimpan dan diamankan, sehingga dapat
dijadikan sebagai pengingat apabila terdapat kekhilapan terhadap pesan surat.
Contoh-contoh surat dalam fungsi ini adalah surat-surat yang diarsipkan dan
sewaktu-waktu dapat dibuka lagi untuk mempermudah penyelesaian suatu
masalah atau pekerjaan;
6. Sebagai alat bukti tertulis, surat dapat dijadikan sebagai bukti tertulis dari
sesuatu urusan, sehingga jika terjadi keliruan atau kesalahpahaman surat
merupakan bukti tertulis. Contohnya, surat perjanjian, surat sewa menyewa,
surat jual beli, surat wasiat, dan sebagainya;
7. Sebagai alat untuk memperpendek jarak dan penghemat tenaga, surat dapat
dijadikan media hantar informasi yang tidak terhambat oleh jarak. Dengan
surat hambatan jarak tidak menjadi alasan pemborosan energi dan waktu.13
13 Setiawan Djuharie, Suherli, dan Teddy Sutandi Komarudin, Surat Menyurat Serbaguna: Panduan
Korespondensi Bahasa Indonesia (Bandung: Yrama Widya, 2011).
16
Sedangkan Irra C. Dewi menyatakan bahwa surat akan menjadi bagian
yang vital selama budaya dan peradaban modern masih berjalan sebagaimana
biasanya, sehingga surat memiliki fungsi sebagai:
1. Alat pengingat paling akurat;
2. Bukti hitam di atas putih, terutama surat perjanjian;
3. Dokumen;
4. Wakil/duta dari penulisnya untuk pembaca;
5. Pedoman kerja, misalnya surat keputusan, surat instruksi, dan surat tugas;
6. Aspek humas, karena berdampak membina hubungan baik antara suatu
lembaga dengan publiknya. 14
Ali juga menyebutkan bahwa dalam suatu organisasi, surat dapat
berfungsi sebagai:15
1. Alat komunikasi;
2. Wakil atau duta;
3. Bahan bukti;
4. Pedoman untuk mengambil keputusan lebih lanjut;
5. Alat untuk memperpendek dan menghemat tenaga;
6. Bukti sejarah dan bukti kegiatan;
7. Alat pengikat;
8. Alat promosi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa surat memiliki fungsi sebagai alat
komunikasi, wakil penulis, pedoman untuk mengambil keputusan dan pedoman
14 Irra Chrisyanti Dewi, Manajemen Kearsipan (Jakarta: Prestasi Pustaka Raya, 2011). 15 Elita dan Bakhtaruddin Nst, “Penanganan Surat Masuk dan Surat Keluar di Subbagian Tata Usaha
dan Arsip Bagian Umum Sekretariat Daerah Kota Pariaman.”
17
pelaksanaan kerja, alat atau bukti tertulis dan historis serta sebagai alat pengingat
yang akurat.
C. Jenis Surat
Karena banyaknya jenis surat, maka untuk memudahkan dalam
mengetahui jenisnya Basir Bartos mengelompokannya dari berbagai jenis
fungsinya, yaitu sebagai berikut:16
1. Menurut wujudnya: kartu pos, warkat pos, surat bersampul, memorandum
dan nota, telegram, dan surat pengantar.
2. Menurut tujuannya: surat pemberitahuan, surat perintah, surat permintaan,
surat peringatan, surat panggilan, surat susulan, surat keputusan, surat
laporan, surat perjanjian, surat penawaran, pesanan, dan lain-lain.
3. Menurut sifat isi dan asalnya: surat dinas, surat niaga, surat pribadi, dan surat
yang berisi mengenai masalah sosial.
4. Menurut jumlah penerima
a. Surat biasa: dipergunakan untuk satu orang (pejabat/organisasi);
b. Surat edaran: untuk beberapa orang/pejabat/organisasi;
c. Surat pengumuman: untuk sekelompok masyarakat.
5. Menurut keamanan isinya: surat sangat rahasia, surat rahasia, dan surat biasa.
6. Menurut urgensi penyelesaiannya: surat sangat rahasia, surat segera, dan surat
biasa.
7. Menurut prosedur pengurusannya: surat masuk, dan surat keluar.
8. Menurut jangkauannya: surat intern, dan surat ekstern.
16 Basir Barthos, Manajemen Kearsipan : untuk Lembaga Negara, Swasta, dan Perguruan Tinggi.
h.37-39.
18
Sedangkan menurut Sedianingsih dkk. mereka membagi jenis surat
menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut:17
1. Surat Penting
Surat penting isinya bersifat mengikat, memerlukan tindak lanjut,
menyangkut masalah kebijakan. Bila terlambat atau hilang dapat
menghambat dan merugikan pelaksanaan kebijakan, kelembagaan,
kepegawaian, keuangan, dan kebendaan.
2. Surat Biasa (Rutin)
Pada surat biasa, biasanya isinya tidak mengikat dan tindak lanjut
yang diperlukan tidak ditentukan. Jika hilang, data masih dapat diperoleh dari
sumber lain.
3. Surat Rahasia
Pada surat rahasia, baik isi maupun sifatnya memerlukan
perlindungan. Jika bocor akan menimbulkan kerugian besar, dan mengurangi
atau menyulitkan pelaksanaan langkah-langkah berikutnya.
D. Prosedur Pengurusan Surat Secara Umum
Pengurusan surat menurut Budi Martono adalah aktivitas organisasi
untuk menjamin segala penyaluran informasi tertulis dari satu tempat ke tempat
lain yang kegiatannya meliputi proses menerima surat masuk, memeriksa dan
menyeleksi surat masuk, mengategorikan surat dan menetapkan arah surat,
mencatat, mendistribusikan, dan mengirim surat.18
17 Sedianingsih, Farida Mustikawati, dan Nieke Prihardini S., Teori dan Praktik Administrasi
Menurut Sedianingsih dkk. pengurusan surat adalah suatu kegiatan
penangan surat masuk dan keluar yang meliputi proses penerimaan, pencatatan,
pengarahan, pendistribusian, pemrosesan lebih lanjut, dan pengiriman.19
Sedangkan menurut Sedarmayanti pengurusan surat adalah kegiatan
mengelola surat masuk dan surat keluar yang meliputi kegiatan menerima,
mencatat, mengarahkan, mendistribusikan, menindaklanjuti, serta menyimpan
surat sesuai prosedur yang telah ditetapkan.20
Dalam Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 33
Tahun 2012 tentang Pedoman Pengurusan Surat di Lingkungan Arsip Nasional
Republik Indonesia, pengurusan surat adalah kegiatan organisasi untuk
meneruskan surat dari satu tempat ke tempat lainnya yang berhak menerimanya
serta memprosesnya.
Sehingga dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa pengurusan surat atau mail handling adalah seluruh
proses kegiatan pengelolaan surat masuk (incoming mail) maupun surat keluar
(outgoing mail) yang meliputi proses penerimaan, pencatatan, pengarahan,
pendistribusian, pemrosesan lebih lanjut sampai pengiriman surat dari satu
tempat ke tempat lainnya yang berhak menerimanya ataupun memprosesnya.
1. Prosedur Pengurusan Surat Masuk
Pengurusan surat masuk menurut Arsip Nasional Republik Indonesia
adalah serangkaian kegiatan penanganan surat masuk yang meliputi kegiatan
penerimaan surat dari instansi luar baik dari instansi pemerintah pusat
19 Sedianingsih, Mustikawati, dan Prihardini S., Teori dan Praktik Administrasi Kesekretariatan. h.
82. 20 Sedianingsih, Mustikawati, dan Prihardini S. h. 82.
20
maupun daerah, swasta, perorangan melalui pos atau utusan, kurir maupun
diantar secara pribadi, kegiatan pengarahan, pencatatan dan pendistribusian
surat ke unit-unit kerja atau pengolah yang berhak menerimanya serta
memprosesnya.21
Penanganan surat yang efisien membutuhkan penetapan prosedur
yang pasti yang melibatkan langkah demi langkah penanganan surat. Surat
masuk harus diterima dan didistribusikan dengan kecepatan dan ketepatan.
Metode yang tepat untuk menangani surat masuk berbeda dari kantor ke
kantor. Penanganan surat masuk umumnya terdiri dari langkah-langkah
berikut:
a) Menerima surat
Di kantor-kantor kecil, surat diterima oleh eksekutif atau
sekretarisnya. Tetapi di kantor-kantor besar tugas ini dipercayakan kepada
orang yang bertanggung jawab di departemen persuratan. Surat masuk
dapat dikirimkan satu atau dua kali setiap hari oleh tukang pos atau oleh
pesuruh atau kurir. Terkadang di kantor-kantor besar menggunakan
“Kotak Surat” atau “Kantung Surat”. Surat dikumpulkan sekali atau dua
kali dalam sehari dari kantor pos oleh seorang karyawan. Bagian dari
korespondensi yang masuk disampaikan oleh kurir dari kantor lain.
Petugas dipercayakan dengan pekerjaan menerima surat dan
mengeluarkan tanda terima atau mencatat tanda terima di buku
persuratan.22
21 Arsip Nasional Republik Indonesia, “Prosedur Tetap Nomor 26 Tahun 2011 tentang Pengurusan
Surat.” 22 National Institute Of Open Schooling, Commerce: Business Studies (India: National Institute Of
Open Schooling, 2012), nos .org. h. 34.
21
b) Menyortir: Kebijakan Departemen
Setelah surat diterima, itu harus dipisahkan sebelum dibuka. Surat
resmi harus dipisahkan dari surat pribadi karyawan. Surat yang bertanda
‘rahasia’ atau ditujukan kepada pejabat dengan nama harus segera dikirim
tanpa dibuka kepada pejabat yang bersangkutan. Surat resmi kelas pertama
juga disortir untuk pembukaan dan ditangani dengan cepat, dengan
mengesampingkan surat yang kurang penting untuk penanganan nanti.
Setelah melihat amplop, staf mengenali kelas surat dan konten berdasarkan
dengan pengalamannya.23
c) Membuka surat
Surat dibuka dengan tangan atau dengan bantuan pisau kertas. Jika
jumlah huruf sangat besar, mesin pembuka surat dapat digunakan. Surat
harus dibuka dengan hati-hati untuk memastikan keamanan surat. Juga
harus dilihat bahwa tidak ada kertas yang tersisa di dalam amplop. Seorang
petugas yang bertanggung jawab harus mengawasi proses ini.
Isi amplop harus diteliti untuk mengetahui tujuan korespondensi dan
departemen yang terkait. Jika ada lampiran, mereka harus diperiksa untuk
memverifikasi bahwa mereka sudah siap. Setiap ketidaksesuaian harus
dibuatkan pemberitahuan dari supervisor pengurusan surat khususnya
ketika lampiran adalah, draf, kartu pos, dan sejenisnya.24
d) Menandai surat
Setelah membuka surat, setiap surat harus distempel dengan
tanggal dan waktu penerimaannya. Stempel dapat dilakukan dengan
23 National Institute Of Open Schooling. h. 34. 24 National Institute Of Open Schooling. h. 34.
22
stempel karet dengan tangan atau dengan bantuan mesin pencatat waktu,
penomoran dan penanggalan. Jika perlu, amplop harus disematkan sebagai
bukti. Surat itu ditandai untuk departemen yang bersangkutan dan lembar
disposisi juga dapat dilampirkan jika diperlukan.25
e) Pencatatan
Semua kantor menyimpan catatan surat masuk secara permanen.
Untuk ini, “Daftar Surat Masuk” atau “Buku Surat Masuk” digunakan.
Daftar ini digunakan untuk mencatat keterangan surat yang diterima.
Dokumen semacam itu membantu dalam menetapkan tanggung jawab atas
surat yang hilang dan juga dalam proses pelacakannya. Penundaan atau
kelalaian dalam menangani surat juga bisa diketahui.
Daftar surat masuk dianggap boros dan memakan waktu jika volume surat
besar. Daftar penempatan surat kemudian disiapkan. Ini adalah daftar
dokumen yang dikirim dalam jumlah banyak ke departemen atau individu
tertentu. Penerima harus menandatangani daftar sebagai tanda terima.
Metode lain dapat diadopsi jika pengarsipan pusat beroperasi. Ini disebut
jadwal penempatan surat. Surat diberi nomor dan dimasukkan dalam
jadwal, yang menunjukkan departemen yang menangani mereka.26
f) Mendistribusikan Surat
Setelah penomoran, stempel tanggal dan dicatat, surat-surat disortir
berdasarkan kebijakan departemen. Ini harus dilakukan setelah semua
lampiran dilekatkan dengan aman ke surat pengantar. Baki atau keranjang
terpisah dapat digunakan untuk memilah surat dari masing-masing
25 National Institute Of Open Schooling. h. 34. 26 National Institute Of Open Schooling. h. 35-36.
23
departemen. Kotak dalam meja tulis dapat diatur jika ada banyak
departemen. Inisial pegawai atau pejabat penerima dimasukkan ke dalam
daftar sebagai pengakuan penerimaan mereka.27
g) Penanganan Cepat
Surat yang diterima harus dilayani dan dibalas tepat waktu. Mereka
dapat diajukan setelah tindakan yang diperlukan telah selesai
dilaksanakan. Tindak lanjut yang diambil untuk memastikan bahwa semua
surat masuk ditangani dengan cepat.28
Sedangkan prosedur pengurusan surat masuk secara umum dalam
berbagai instansi menurut Sedianingsih dkk. meliputi:
a) Menyortir atau Memisahkan Surat
Surat-surat yang telah diterima via pos maupun berbagai sumber
lainnya harus diperiksa kebenaran alamat yang dituju, dan dipisahkan
menjadi kelompok surat terbuka dan tertutup, Namun jika alamat tidak
sesuai, maka surat harus segera dikirim kembali kepada alamat pengirim.
Namun untuk surat yang ditujukan kepada pribadi dan surat rahasia, tidak
boleh dibuka. Namun apabila sudah terlanjur terbuka, sebaiknya diberikan
catatan “TIDAK SENGAJA DIBUKA” atau dapat langsung disampaikan
kepada yang berkepentingan.29
b) Membuka Surat
Surat yang boleh dibuka oleh bagian pengurusan surat adalah
hanya surat dinas saja, kecuali dalam kondisi tertentu jika memang atasan
27 National Institute Of Open Schooling. h. 36. 28 National Institute Of Open Schooling. h. 36. 29 Sedianingsih, Mustikawati, dan Prihardini S., Teori dan Praktik Administrasi Kesekretariatan. h.
85.
24
meminta untuk membuka surat pribadinya. Supaya tidak rusak dalam
waktu membuka surat, disarankan untuk menggunakan pisau atau mesin
pembuka surat pada bagian atas atau salah satu sisinya saja. Lalu bubuhkan
tanggal dan waktu surat diterima, pada balik surat atau dibagian
amplopnya.30
c) Mengeluarkan dan Memeriksa Isi Surat
Setelah surat dibuka, periksa kembali alamat, nama pengirim,
tanggal, serta lampiran setiap surat yang diterima. Jika alamat atau nama
pengirim tidak ada dalam surat, cari alamatnya pada sampul, dan
lampirkan pada bagian belakang surat.31
d) Pencatatan Surat
Setelah surat diberi tanggal, catatlah ke dalam buku agenda surat
atau kartu kendali.32
e) Surat yang telah masuk lalu disampaikan kepada pimpinan.33
f) Lalu surat dapat didistribusikan atau didisposisikan kepada departemen
yang bersangkutan.34
g) Menjawab atau menindaklanjuti surat.35
2. Prosedur Pengurusan Surat Keluar
Pengertian pengurusan surat keluar menurut Arsip Nasional Republik
Indonesia adalah serangkaian kegiatan penanganan surat keluar yang meliputi
kegiatan penerimaan surat dari unit kerja atau unit pengolah, pengarahan,
30 Sedianingsih, Mustikawati, dan Prihardini S. h. 86. 31 Sedianingsih, Mustikawati, dan Prihardini S. h. 86. 32 Sedianingsih, Mustikawati, dan Prihardini S. h. 86. 33 Sedianingsih, Mustikawati, dan Prihardini S. h. 86. 34 Sedianingsih, Mustikawati, dan Prihardini S. h. 86. 35 Sedianingsih, Mustikawati, dan Prihardini S. h. 86.
25
pencatatan dan pengiriman surat ke instansi luar melalui kantor pos, jasa
pengiriman surat maupun langsung diantar ke instansi yang dituju atau
dikirim ke pihak lain di luar organisasi atau instansi sesuai dengan alamat
yang dituju.36
Semua surat keluar melewati tiga tahapan yaitu tahap produksi, tanda
tangan dan kontrol, dan referensi. Produksi melibatkan penyusunan atau dikte
dan mengetik (atau transkripsi) dari draf atau materi yang didiktekan. Surat-
surat rutin ditandatangani oleh penanggungjawab junior atas nama kepala
tetapi surat-surat penting ditandatangani oleh petugas atau kepala yang
bersangkutan. Kontrol yang tepat pada tanda tangan adalah suatu keharusan,
hanya orang yang berwenang yang harus menandatangani surat. Setelah itu
setiap surat harus ditandai di bagian atas dengan kode atau nomor file untuk
referensi di masa mendatang. Ini dikenal sebagai referensi. Setiap organisasi
mengikuti metode pengkodean dan rujukannya sendiri, misalnya nomor
referensi ACC/148/1998 menunjukkan bahwa surat No.148 berhubungan
dengan Departemen Akutansi (Acc.) dan dikirim pada tahun 1998. 37
Menangani surat keluar biasanya melibatkan langkah-langkah berikut:
a) Mengumpulkan Surat Keluar
Umumnya setiap departemen mengirimkan korespondensinya ke
departemen pengiriman untuk proses pengiriman. Di kantor-kantor
tertentu, seorang kurir dari bagian pengiriman mengirimkan pada jadwal
tertentu untuk mengumpulkan surat dari berbagai departemen. Nampan
36 Arsip Nasional Republik Indonesia, “Prosedur Tetap Nomor 26 Tahun 2011 tentang Pengurusan
Surat.” 37 National Institute Of Open Schooling, Commerce: Business Studies. h. 38.
26
yang ditandai dengan ‘surat keluar’ disimpan di setiap departemen. Semua
surat yang akan dikirim keluar ditempatkan di nampan ini dan utusan
mengumpulkan surat dari baki tersebut. Pengumpulan surat keluar yang
tepat waktu meningkatkan efisiensi bagian pengiriman.38
b) Memasukkan Surat
Semua surat yang dikirim keluar harus dicatat. Surat-surat yang
harus disampaikan secara lokal melalui utusan atau petugas dicatat dalam
“Buku Persuratan”. Surat keluar dimasukkan dalam ‘Daftar Surat Keluar’
atau ‘Daftar Pengiriman Surat’.39
c) Melipat Surat
Surat (terlampir dengan penutup) harus dilipat dengan hati-hati dan
dalam ukuran yang benar. Tekukkan harus lurus dan tidak boleh merusak
kerapian huruf. Mereka harus dilipat dengan jumlah lipatan minimum. Jika
amplop jendela yang digunakan, lipatan harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga alamat terlihat melalui jendela. Amplop standar harus digunakan
untuk mengakomodasi huruf. Sebelum surat dimasukkan ke dalam
amplop, ada beberapa hala yang perlu diperhatikan yaitu: menulis nomor
surat pada amplop dan pada surat itu sendiri sebagaimana dicatat dalam
daftar pengiriman, memeriksa lampiran seperti yang disebutkan di bagian
bawah kiri surat, dan mengencangkan lampiran dengan surat utama
dengan pin, tag, klip atau kawat stapler. Baru-baru telah dibuat mesin yang
38 National Institute Of Open Schooling. h. 38. 39 National Institute Of Open Schooling. h. 38.
27
dapat digunakan untuk melipat surat dan memasukkannya ke dalam
amplop secara otomatis.40
d) Persiapan Amplop
Setelah dilipat, surat dimasukkan ke dalam amplop dengan benar.
Sebuah alamat yang lengkap dan benar harus ditulis. Kode pin harus
diberikan karena mereka memastikan pengiriman surat yang cepat. Alamat
yang tertulis di surat dan di amplop harus dicatat. Jendela pada amplop
dapat digunakan untuk menghindari penulisan ulang alamat pada amplop.
Alamat harus sepenuhnya terlihat apakah ditulis dengan tangan atau
diketik. Mesin pengalamatan dapat digunakan bilamana diperlukan.
Amplop harus disegel dengan lem, perekat atau selotape. Pekerjaan ini
membosankan tetapi harus dilakukan dengan hati-hati. Perekat tidak boleh
menyebar ke dalam karena dapat merusak konten. Berbagai kategori surat,
seperti ‘Pesan Pos’, ‘Daftar Paket’, dll. harus dicap atau ditulis sesuai
peraturan kantor pos.41
e) Penyortiran, Penimbangan dan Pengecapan
Amplop dari berbagai kategori surat harus diurutkan berdasarkan
kategori. Surat luar biasanya terdiri dari dua kategori yaitu kategori lokal
yang dikirim melalui kurir, dan luar kota untuk dikirimkan melalui kantor
pos, kurir, penerbangan. Kategori kedua dapat diklasifikasikan sebagai
surat yang akan dikirim melalui pos biasa, pos terdaftar, pos kilat, pos
buku, surat asing, di bawah sertifikat pengeposan. Surat yang diurutkan
40 National Institute Of Open Schooling. h. 39. 41 National Institute Of Open Schooling. h. 39-40.
28
harus diletakkan dalam baki terpisah sehingga tugas pengecapan lebih
mudah.
Perangko harus ditempelkan pada surat yang dikirim melalui pos.
Hal ini diperlukan untuk menimbang beban yang berbeda untuk dikirim
melalui pos sehingga nilai yang tepat dari perangko ditempelkan. Salinan
‘Panduan Kantor Pos’ terbaru harus disimpan oleh petugas pengiriman
yang bertanggung jawab untuk membubuhkan prangko. Dalam organisasi
besar, mesin pengecap surat digunakan untuk mempermudah
pengecapan.42
f) Pengiriman
Terakhir, jadwal pengeposan dan pengiriman surat harus diatur.
Surat biasa dimasukkan ke Kotak Pos terdekat secara berkala. Jenis surat
khusus seperti jenis pos ekspres spesial yang tidak akan hilang dan
berasuransi, dll. secara terpisah dikirim ke kantor pos. Surat yang akan
dikirim melalui pos khusus harus dijelaskan di loket kantor pos yang
dimaksudkan.43
Sedangkan prosedur pengurusan surat keluar secara umum dalam
berbagai instansi menurut Sedianingsih dkk. meliputi:
a) Menerima pendiktean atau konsep tertulis dari pimpinan dengan
mendapatkan tanda tangan atau arahan yang diberikan pimpinan.44
b) Mencatat pada Buku Agenda atau Kartu Kendali
42 National Institute Of Open Schooling. h. 40. 43 National Institute Of Open Schooling. h. 40. 44 Sedianingsih, Mustikawati, dan Prihardini S., Teori dan Praktik Administrasi Kesekretariatan. h.
89.
29
Setelah surat dikonsep, maka staf dapat melakukan pencatatan pada
buku agenda atau kartu kendali mengenai data, nomor urut, tanggal
pengiriman, hal dan alamat tujuan.45
c) Mengetik konsep surat.
Sebaiknya pengetikan konsep surat menggunakan jarak dua spasi,
hal ini dilakukan agar memudahkan pimpinan dalam mengoreksi atau
memberikan sisipan yang dibutuhkan. Setelah konsep disetujui oleh
pimpinan, maka surat dapat diketik dalam bentuk akhir dengan kertas yang
memiliki kepala surat. Lalu jika surat memiliki lampiran maka
lampirannya harus disatukan dengan menggunakan stapler.46
d) Meminta Tanda Tangan Kepada Pimpinan
Surat yang telah selesai diketik diberikan kepada pimpinan untuk
ditandatangani dengan cara meletakkan surat pada map untuk
ditandatangani (signature folder). Lalu sebelum surat dikirim, tembusan
surat harus diarsipkan sesuai dengan sistem yang terapkan.47
e) Mengecek Kembali Surat
Sebelum dikirim surat dicek kembali. Pastikan surat telah
ditandatangani dan telah lengkap jumlah lampirannya. Jika telah sesuai
maka surat dapat dilipat dan dimasukkan ke dalam amplop yang sesuai
dengan volume surat.48
f) Mendistribusikan Surat
45 Sedianingsih, Mustikawati, dan Prihardini S. h. 89-90. 46 Sedianingsih, Mustikawati, dan Prihardini S. h. 90. 47 Sedianingsih, Mustikawati, dan Prihardini S. h. 90. 48 Sedianingsih, Mustikawati, dan Prihardini S. h. 90.
30
Surat yang telah masukkan ke dalam amplop, dapat dikirim melalui
pos, jasa kurir ataupun jika masih dalam kota biasanya dapat menggunakan
jasa office boy kantor.49
E. Prosedur Pengurusan Surat di Perguruan Tinggi
1. Prosedur Pengurusan Surat Masuk di Perguruan Tinggi
Berikut ini prosedur yang dapat diterapkan oleh Perguruan Tinggi
dalam pengurusan surat masuk menurut Basir Bartos:
a) Semua surat masuk ke kantor pusat Perguruan tinggi baik dari pos maupun
dari ekspedisi lainnya yang diterima oleh satuan kerja tata usaha pada Biro
Administrasi umum, dan dipusatkan pada salah satu urusan.50
b) Surat yang diterima diteliti kebenaran alamat, dan jumlahnya serta
dikelompokkan menurut jenis sifat dan derajatnya apakah surat-surat
tersebut termasuk surat pribadi, surat dinas, surat rahasia, surat kilat, surat
rutin atau surat biasa sesuai dengan penggolongan yang telah ditetapkan.51
c) Surat pribadi langsung diberikan kepada pribadi masing-masing tanpa
diproses dalam pencatatan surat dinas. Surat rahasia langsung dapat
diberikan kepada pimpinan perguruan tinggi tanpa dibuka terlebih dahulu,
setelah dicatat identitasnya seperlunya dengan dilampirkan 1 lembar
pengantar surat rahasia.52
49 Sedianingsih, Mustikawati, dan Prihardini S. h. 90-91. 50 Basir Barthos, Manajemen Kearsipan : untuk Lembaga Negara, Swasta, dan Perguruan Tinggi.
h. 227. 51 Basir Barthos. h. 227. 52 Basir Barthos. h. 227.
31
d) Surat dinas biasa setelah dibuka dan dicatat identitasnya, diberikan kepada
pimpinan satuan kerja tata-usaha pada Biro Administrasi Umum untuk
diarahkan, dilampiri 3 kartu kendali dan satu lembar disposisi.53
e) Surat yang menyangkut kebijaksanaan perguruan tinggi diserahkan kepada
rektor untuk kemudian menunggu disposisinya.54
f) Surat rutin bisa langsung diarahkan kepada masing-masing satuan
pengolahan.55
g) Surat dari rektor yang akan diselesaikan diarahkan sesuai dengan
disposisinya dan demikian juga surat rutin lainnya yang akan diarahkan ke
satuan pengolahan.56
h) Kartu kendali dirangkap 3, setelah diisi kolom-kolomnya bersama surat
aslinya disampaikan kepada satuan kerja tata usaha pada Biro Administrasi
Umum.57
i) Kartu kendali lembar pertama disimpan oleh pimpinan satuan kerja tata
usaha pada Biro Administrasi umum sebagai pejabat pengarah surat.
Adapun lembar ke-2 dan ke-3 diserahkan bersama dengan aslinya kepada
satuan kerja pengolah.58
j) Setelah surat aslinya bersama dengan kedua lembar kartu kendali telah
diserahkan kepada satuan kerja pengolahan, maka kartu kendali lembar ke-
2 setelah diparaf sebagai tanda telah diterimanya surat tersebut, diserahkan
kembali ke satuan kerja tata usaha pada Biro Administrasi Umum untuk
53 Basir Barthos. h. 227. 54 Basir Barthos. h. 227. 55 Basir Barthos. h. 227. 56 Basir Barthos. h. 227. 57 Basir Barthos. h. 227. 58 Basir Barthos. h. 227.
32
kemudian disimpan di penata arsip sebagai ganti dari surat aslinya yang
sedang dalam proses oleh satuan kerja pengolahan.59
k) Sementara surat sedang diproses penyelesaiannya oleh satuan kerja
pengolahan, maka lembar ke-3 kartu kendali disimpan oleh petugas satuan
kerja pengolahan, maka lembar ke-3 kartu kendali disimpan petugas oleh
tata usaha satuan kerja pengolahan.60
l) Kalau penyelesaian surat tersebut dilaksanakan oleh urusan atau satuan
kerja dibawahnya lagi, maka memprosesnya dilaksanakan dengan
mempergunakan lembar disposisi, yang sudah dilampirkan sejak dari
pengarah bersama dengan kartu kendali.61
m) Jika surat tersebut telah selesai diproses disimpan sementara selama masih
tergolong arsip aktif pada satuan kerja pengolahan. Namun jika nanti telah
berubah menjadi aktif inaktif dikembalikan kepada penata arsip pusat
disatuan kerja tata usaha pada Biro Administrasi Umum bersama kartu
kendalinya, lembar ke-3 untuk dipertukarkan dengan lembar ke-2 yang
baru diterima dari penata arsip satuan kerja tata usaha pada Biro
Administrasi Umum ini kemudian disimpan oleh petugas tata usaha satuan
pengolahan sebagai ganti dan alat pengontrol bagi surat aslinya.62
Sehingga dapat disimpulkan prosedur pengurusan surat masuk
diperguruan tinggi meliputi kegiatan penerimaan surat dari instansi luar baik
dari instansi pemerintah pusat maupun daerah, swasta, perorangan melalui
pos atau utusan, kurir maupun diantar secara pribadi, kegiatan penyortiran
59 Basir Barthos. h. 228. 60 Basir Barthos. h. 228. 61 Basir Barthos. h. 228. 62 Basir Barthos. h. 228.
33
surat, kegiatan pencatatan identitas surat di kartu kendali, lembar disposisi
ataupun di buku agenda, kegiatan pendistribusian surat atau disposisi ke unit-
unit kerja atau pengolah yang berhak menerimanya serta memprosesnya,
kegiatan menindaklanjuti atau menjawab surat dan terakhir surat disimpan
sebagai arsip aktif selama proses tindaklanjutnya, namun jika telah selesai
dapat disimpan menjadi arsip inaktif.
2. Prosedur Pengurusan Surat Keluar di Perguruan Tinggi
Berikut ini merupakan prosedur yang dapat diterapkan oleh Perguruan
Tinggi dalam pengurusan surat keluar menurut Basir Bartos:
a) Semua surat keluar dari kantor pusat universitas atau institusi yang
bersangkutan dibuat konsepnya oleh satuan kerja pengolah.63
b) Setelah konsep diketik menjadi surat dinas oleh satuan kerja pengolah,
kemudian diserahkan kepada satuan kerja tata usaha Biro Administrasi
Umum untuk dapat dicatat dan diteruskan ke proses selanjutnya.64
c) Oleh satuan kerja diteruskan ke bagian tata usaha Biro Administrasi
Umum surat dinas dari satuan kerja pengolah tersebut dicatat identitsnya,
kemudian diserahkan kepada pimpinan Perguruan Tinggi.65
d) Setelah surat dinas itu ditandatangani oleh pimpinan Perguruan Tinggi
selanjutnya dilampiri 3 kartu kendali yang telah diisi kolom-kolomnya.66
e) Kartu kendali lembar pertama disimpan pada pimpinan satuan kerja tata
usaha Biro Administrasi Umum yang bertindak sebagai pejabat pengarah
63 Basir Barthos. h. 241. 64 Basir Barthos. h. 241. 65 Basir Barthos. h. 241. 66 Basir Barthos. h. 241.
34
surat, sedangkan lembar ke-2 dan ke-3 dikirimkan kepada satuan kerja
pengolah bersama dengan tembusan arsip sebagai tanda bukti.67
f) Setelah diterima oleh satuan kerja pengolah, kartu kendali lembar ke-2 dan
ke-3 ditandatangani sebagai bukti, konsep surat dan pertinggalannya telah
diterima dan sekaligus sebagai bukti pula bahwa surat yang akan
dikirimkan tadi telah dikirim oleh satuan kerja tata usaha Biro
Administrasi Umum.68
g) Kartu kendali lembar ke-2 dikirimkan kembali kepada penata arsip pusat
perguruan tinggi pada satuan kerja tata usaha Biro Administrasi Umum.
Sedangkan lembar ke-3 disimpan bersama dengan konsep surat serta
pertinggalannya di satuan kerja pengolah.69
Sehingga dapat disimpulkan prosedur pengurusan surat keluar di
perguruan tinggi meliputi kegiatan membuat konsep surat, mencatat identitas
surat pada kartu kendali atau buku agenda surat keluar, penandatanganan
surat oleh pimpinan, mengecek kelengkapan surat serta lampirannya jika ada,
kegiatan melipat surat dan menyiapkan amplop, kegiatan pengortiran surat,
kegiatan penimbangan surat, kegiatan pengecapan surat, kegiatan pengiriman
surat melalui kurir, kantor pos, ekspedisi ataupun jika masih di dalam kota
dapat dikirim melalui jasa office boy kantor, dan terakhir menyimpan lembar
kartu kendali, bukti pengiriman beserta konsep surat.
67 Basir Barthos. h. 241. 68 Basir Barthos. h. 242. 69 Basir Barthos. h. 242.
35
F. Asas Pengurusan Surat
Prinsip yang dianut oleh setiap kantor dalam penyelenggaraan dan
penyimpanan surat adalah aman, awet, efektif, efisien dan fleksibel. Asas
pengurusan surat adalah penentuan kebijakan pengorganisasian kegiatan
pengurusan surat secara baku pada sebuah instansi atau organisasi. Dalam hal
ini dikenal beberapa asas pengorganisasian yang dapat diterapkan. Berikut ini
adalah beberapa asas pengurusan surat:
1. Asas Sentralisasi
Asas sentralisasi sering disebut juga asas satu pintu atau pengendalian
secara terpusat, maksudnya adalah bahwa kegiatan pengelolaan surat
dibebankan dan dipertanggungjawaban pada satu unit kerja tertentu.
Pengelolaan dan pengendalian surat sepenuhnya menjadi tanggung jawab
unit kearsipan, sedangkan tata usaha pengolah hanya sebagai penyalur surat.
Dengan menerapkan asas sentralisasi ini maka:
a. Penerimaan, pengarahan, pengendalian, pendistribusian, pengiriman,
penyimpanan surat sepenuhnya menjadi kewenangan unit kearsipan;
b. Surat masuk yang diterima langsung oleh unit pengolah harus disampaikan
terlebih dahulu ke unit kearsipan untuk diproses mulai awal sampai pada
didistribusikan ke unit pengolah.70
Sedangkan yang dimaksud dengan asas sentralisasi menurut Arsip
Nasional Republik Indonesia adalah asas pengurusan surat di mana kegiatan
pengurusan surat baik pengurusan surat masuk maupun pengurusan surat
70 Rusidi, “Azas dan Organisasi Pengurusan Surat.” h. 2.
36
keluar dilakukan secara terpusat pada satu unit kerja. Asas sentralisasi biasa
digunakan dalam hal:
a. Penetapan kebijakan baik asas pengorganisasian, sarana maupun prosedur
pengurusan surat;
b. Pengurusan surat masuk;
c. Pengiriman surat keluar melalui jasa pengiriman;
d. Pemantauan dan pengendalian penomoran surat keluar yang dilakukan di
setiap unit pengolah.71
Penyimpanan surat yang dipusatkan pada satu unit kerja khusus atau
sentralisasi yang lazim disebut sentral arsip. Keuntungan penyimpanan asas
sentralisasi adalah:72
a. Ruang dan peralatan surat dapat dihemat;
b. Petugas dapat mengkonsentrasikan diri khusus pada pekerjaan kearsipan;
c. Kantor hanya menyimpan satu arsip, duplikasinya dapat dimusnahkan;
d. Sistem penyimpanan dari berbagai macam surat dapat diseragamkan.
Kelemahan dari penyimpanan surat dengan asas sentralisasi adalah:
a. Sentralisasi surat hanya efisien dan efektif untuk organisasi yang kecil;
b. Tidak semua jenis surat dapat disimpan dengan satu sistem penyimpanan
yang seraga;
c. Unit kerja yang memerlukan surat akan memakan waktu lebih lama untuk
memperoleh surat yang diperlukan.73
71 Arsip Nasional Republik Indonesia, “Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor
33 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengurusan Surat Di Lingkungan Arsip Nasional Republik
Indonesia” (Arsip Nasional Republik Indonesia, 2012). 72 Salman, Manajemen Sekretaris (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002). h. 105 73 H. M. Nawawi Dg. Sibali, “Penerapan Sistem Kearsipan pada Kantor Arsip Daerah Kutai Barat,”
Jurnal Eksis 6, no. 1 (2010).
37
Asas ini hanya tepat jika dilaksanakan oleh organisasi yang ruang
lingkup kerjanya kecil, dengan beban kerja sedikit serta unit-unit kerja berada
dalam satu lokasi serta volume suratnya sedikit. Kelebihan asas ini adalah
adanya keseragaman sistem, prosedur dan peralatan yang digunakan. Selain
itu mudah dalam pengendalian dan pengawasan karena kegiatan pengurusan
surat dilaksanakan dan dikontrol oleh satu unit kerja.
2. Asas Desentralisasi
Asas desentralisasi adalah bahwa masing-masing unit kerja dalam
suatu organisasi mengelola suratnya sendiri. Asas ini dapat diterapkan pada
organisasi dengan ruang lingkup kerja yang luas, unit-unit kerja tidak berada
dalam satu lokasi serta volume suratnya banyak. Dengan asas ini maka
penggolongan, pengarahan dan pengendalian surat dilaksanakan sepenuhnya
oleh masing-masing unit pengolah. Sedangkan fungsi dan wewenang unit
kearsipan hanya terbatas pada penerimaan dan pengiriman surat keluar, dan
pengelolaan serta penyimpanan arsip inaktif.74
Sedangkan yang dimaksud dengan asas desentralisasi menurut Arsip
Nasional Republik Indonesia adalah asas pengurusan surat di mana kegiatan
pengurusan surat baik pengurusan surat masuk maupun pengurusan surat
keluar dilakukan sepenuhnya oleh masing-masing unit kerja. Asas
desentralisasi dapat digunakan dalam hal:75
a. Melakukan penomoran surat keluar;
74 Rusidi, “Azas dan Organisasi Pengurusan Surat.” h. 3. 75 Arsip Nasional Republik Indonesia, “Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor
33 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengurusan Surat Di Lingkungan Arsip Nasional Republik
Indonesia.”
38
b. Pengiriman surat yang tidak melalui jasa pengiriman, diantar langsung
oleh unit pengolah ke alamat tujuan;
c. Penandatanganan dan pembubuhan stempel untuk tamu kunjungan, atau
magang.
Sistem yang dipergunakan oleh masing-masing unit kerja tergantung
kepada ketentuan dari instansi yang bersangkutan. Berikut ini keuntungan
dari asas desentralisasi surat adalah
a. Pengelolaan surat dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan unit kerja
masing-masing;
b. Keperluan akan surat mudah terpenuhi karena berada pada unit kerja
sendiri;
c. Penanganan surat lebih mudah dilakukan karena jenis suratnya sudah
dikenal dengan baik.76
Disamping asas ini mempunyai kelebihan yaitu surat akan lebih cepat
sampai ke unit-unit kerja sehingga cepat pula ditindaklanjuti. Namun
demikian asas ini mempunyai beberapa kelemahan yaitu:
a. Tidak adanya keseragaman prosedur dan sistem termasuk peralatannya;
b. Kesulitan di dalam pengendalian dan pembinaan sistem serta prosedur
untuk seluruh lingkup organisasi;
c. Kesulitan di dalam pemindahan tenaga dari satu unit ke unit kerja lain;
d. Penyimpanan surat tersebar di berbagai lokasi dan dapat menimbulkan
duplikasi surat yang tersimpan;
76 Salman, Manajemen Sekretaris. h. 106.
39
e. Kantor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan surat pada setiap
unit kerja, sehingga penghematan pemakaian peralatan dan perlengkapan
sukar dihindari;
f. Penataran dan pelatihan kearsipan surat perlu diadakan karena petugas-
petugas pada umumnya bertugas rangkap dan tidak mempunyai latar
belakang pendidikan kearsipan;
g. Memerlukan banyak tempat sehingga tidak menghemat tempat atau
ruangan karena penyimpanannya pada setiap unit kerja;
h. Kegiatan pemusnahan harus dilakukan oleh setiap unit kerja.
3. Asas Gabungan
Dalam perkembangannya pada suatu organisasi memilih dua asas
yaitu asas sentralisasi dan asas desentralisasi yang dilaksanakan secara
bersama-sama atau biasa disebut asas gabungan. Dalam asas ini pengurusan
surat dilaksanakan secara bersama oleh unit kearsipan dan unit pengolah atas
dasar tata kerja yang serasi dengan pembagian tugas yang praktis dan dapat
diterapkan pada semua organisasi. Penentuan penerapan asas pengurusan
surat harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Ruang lingkup dan fungsi organisasi yang bersangkutan;
b. Beban kerja serta volume surat;
c. Jumlah pegawai yang dimiliki;
d. Lokasi gedung perkantoran, apakah satu atap atau terpencar.77
Asas gabungan merupakan solusi untuk mengatasi kelemahan dari
dua cara pengelolaan baik sentralisasi atau desentralisasi, maka dalam
77 Rusidi, “Azas dan Organisasi Pengurusan Surat.” h. 3-4.
40
penanganan surat dapat dilakukan dengan cara mengelola arsip surat yang
masih aktif pada setiap unit kerja (desentralisasi) sedangkan arsip surat inaktif
dikelola dengan cara sentralisasi.78
G. Sarana Pengurusan Surat
Dalam pengurusan surat yang baik diperlukan sarana atau perlengkapan
untuk menunjang kegiatan pengurusan surat. Berikut ini beberapa perlengkapan
kegiatan pengurusan surat yang harus disediakan yaitu:
a. Folder (Map)
Folder adalah alat untuk menyimpan berkas atau arsip surat yang
berbentuk seperti map namun tidak memiliki daun penutup. Pada folder
terdapat bagian tab yang menonjol pada sisi atasnya, yang dapat digunakan
untuk menempatkan judul file yang terkait. Sedangkan lipatan pada dasar
folder dibuat lebih lebar untuk menambah daya muat dokumen.
Bahan yang digunakan untuk membuat folder adalah kertas manila
atau kertas kraft dengan ukuran panjang sekitar 35 cm, lebar 24 cm, dan
panjang ukuran tabnya ± 9 cm dengan lebar 2 cm. Karena biasanya folder
digunakan untuk menyimpan suatu dokumen yang merupakan bagian terkecil
dalam klasifikasi suatu masalah maka sebaiknya tab diletakan di bagian ujung
paling kanan agar lebih memudahkan dilihat dari keseluruhan tempat.79
b. Guide (Panduan)
Guide atau panduan adalah petunjuk penyimpanan berkas, tempat
berkas-berkas disimpan. Sekaligus sebagai pemisah antara berkas-berkas
78 Sibali, “Penerapan Sistem Kearsipan pada Kantor Arsip Daerah Kutai Barat.” 79 Basir Barthos, Manajemen Kearsipan : untuk Lembaga Negara, Swasta, dan Perguruan Tinggi.
h. 198-199.
41
tersebut yang telah sesuai dengan pola klasifikasi yang diterapkan. Guide
dibuat dengan kertas yang berbentuk persegi panjang dengan ketebalan ± 1
cm, panjang ± 34 cm dan tinggi ± 24 cm.
Guide juga memiliki tab seperti folder pada bagian atasnya. Ukuran
tab pada guide juga berukuran panjang ± 9 cm dengan lebar 2 cm. Tab ini
dapat digunakan untuk menyimpan atau menyematkan judul dokumen
maupun kode klasifikasi.80
Guide juga dapat digunakan untuk menstabilkan arsip serta mencegah
arsip tertekuk atau merosot sampai ke lantai laci. Guide terbagai menjadi dua,
yang pertama adalah guide primer yang digunakan untuk memisahkan divisi
dan sub divisi berkas pada masing-masing laci atau rak. Yang kedua, guide
khusus digunakan untuk menonjolkan berkas yang sering kali digunakan
karena merupakan nama umum, topik khusus, nasabah atau rekening yang
aktif.81
c. Tickler-File (Berkas Pengingat)
Tickler-file merupakan alat yang berbentuk kubus yang digunakan
untuk menyimpan kartu kendali dan kartu pinjam arsip surat.82
d. Filing Cabinet (Lemari Arsip)
Filing cabinet adalah alat yang digunakan untuk menempatkan atau
menyimpan folder yang telah berisi lembaran-lembaran arsip berkas
sekaligus dengan guide-nya. Bahan yang digunakan untuk membuat filing
cabinet adalah kayu dan logam. Namun lebih dianjurkan untuk menggunakan
80 Basir Barthos. h. 199-200. 81 Sulistyo Basuki, Manajemen Arsip Dinamis (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003). h. 174. 82 Basir Barthos, Manajemen Kearsipan : untuk Lembaga Negara, Swasta, dan Perguruan Tinggi.
h. 200.
42
yang terbuat dari bahan logam kerena akan lebih kuat, tahan air dan panas
serta lebih praktis.83
e. Box (Kotak)
Box merupakan alat penyimpanan arsip yang terbuat dari kertas tebal
atau karton yang memiliki tutup. Box digunakan sebagai pengganti filing
cabinet bagi arsip dinamis inaktif ditempat penataan arsip. Biasanya box
meliki ukuran panjang 37 cm, tinggi 26 cm dan lebar 13 cm.
Disisi bagian depan box disediakan tempat untuk memasang judul
masalah atau klasifikasi arsip. Box ini yang kemudian akan mengisi atau
ditaruh di rak.84
f. Rak
Rak adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan arsip yang telah
diletakan ke dalam box terlebih dahulu. Cara penataan berkas pada rak sama
dengan filing cabinet, hanya saja pada rak susunannya vertikal ke samping
dari kiri ke kanan. Perbedaan rak dengan filing cabinet adalah rak digunakan
untuk menyimpan arsip inaktif, sedangkan filing cabinet digunakan untuk
menyimpan arsip aktif.85
g. Vertical Filing Cabinet (Lemari Laci Vertikal)
Lemari laci vertikal merupakan tempat untuk menyimpan arsip secara
vertikal. Pertama surat dalam bentuk kertas dismpan secara mendatar,
sehingga disebut “flat file”. Kemudian setelah arsip bertambah banyak akan
disusun menurut abjad dan ditegakkan. Penjajaran arsip secara vertikal ini
83 Basir Barthos. h. 201-202. 84 Basir Barthos. h. 205. 85 Basir Barthos. h. 202.
43
memudahkan penataan berkas dan temu kembali arsip menjadi lebih mudah
dan cepat. 86 Lemari laci vertikal dapat digunakan untuk menyimpan file
dengan ukuran letter atau legal atau ukuran panjang ± 68 cm dan ± 64 cm per-
laci. Jumlah laci yang biasanya tersedia pada setiap lemari berkisar dari dua
hingga lima laci.87
h. Open-Shelf File
Open-shelf file adalah jajaran yang terdiri dari lemari terbuka, konsep
ini sama dengan rak buku. Arsip dapat diakses dari samping, panduan dan
pengenal folder juga ada disamping. Unit rak biasanya memiliki kelebaran 80
cm, sedangkan lebarnya bervariasi dari 78 hingga 110 cm. Jumlah deretan
bertingkat antara 2 sampai 8 tingkat. Karena tidak memerlukan laci, temu
kembali arsip menjadi lebih cepat daripada lemari laci vertikal.88
i. File Cover (Penutup Berkas)
Ada berbagai macam penutup berkas yang tersedia di pasaran, mulai
dari yang berbahan tipis untuk file yang tipis ke yang tebal. Untuk
menggunakannya perlu mempertimbangkan beberapa faktor seperti, beban
dan kekuatan papan yang diperlukan, tipe jepitan yang dibutuhkan,
pertimbangan biaya komponen dan ruang penyimpanan yang dibutuhkan oleh
penutup berkas.
Jenis spiral clip dengan cabang yang terpisah adalah yang dirancang
untuk dokumen yang halamannya dapat ditambahkan dan dikeluarkan. Jenis
plastic clip adalah juga dirancang untuk mempermudah proses menambahkan
86 Sulistyo Basuki, Manajemen Arsip Dinamis. h. 273-274. 87 William Saffady, Records and Information Management: Fundamentals of Profesional Practice
(United States of America: ARMA International, 2004). h. 159-160 88 Sulistyo Basuki, Manajemen Arsip Dinamis. h. 274.
44
dan mengeluarkan halaman file, dan juga untuk proses membuat fotokopi
dokumen. Sedangkan jenis clip adalah jenis termurah dari dua klip yang
lainnya dan cocok digunakan untuk file yang sebagian besar dokumennya
mudah untuk ditambahkan di atas.89
j. Kartu Kendali
Kartu kendali adalah kartu yang memiliki fungsi untuk menelusuri
serta mengendalikan proses surat. Kartu kendali dapat dibuat dari kertas tipis
dengan ukuran panjang 10 cm dan lebar 15 cm. Kartu kendalai memuat
informasi mengenai arsip seperti indeks subjek, kode klasifikasi, tanda terima
nomor urut, hal, isi ringkas, lampiran, dari, kepada, tanggal surat, nomor
surat, nama pengolah, paraf, dan catatan.90
k. Lembar Disposisi
Lembar disposisi merupakan lembar yang digunakan untuk mencatat
pendapat singkat dari pimpinan mengenai suatu hal dalam surat. Oleh sebab
itu surat tidak perlu digandakan walaupun kegiatan pemrosesan surat melalui
lebih dari satu unit kerja.
Lembar disposisi ini biasanya telah disediakan oleh petugas tata usaha
pada satuan kerja pengarah, sehingga pimpinan hanya tinggal mengisi kolom
isi disposisi serta penerusannya kepada unit kerja atau pejabat yang mana.
Lembar disposisi dibuat dengan ukuran setengah dari ukuran kertas kuarto.91
l. Buku Agenda
89 Jay Kennedy dan Cherry Schauder, Records Management: A Guide To Corporate Record Keeping
(Australia: Addison Wesley Longman, 1998). h. 184-185. 90 Basir Barthos, Manajemen Kearsipan : untuk Lembaga Negara, Swasta, dan Perguruan Tinggi.
h. 206-209 91 Basir Barthos. h. 210.
45
Buku agenda merupakan sarana yang dapat digunakan untuk mencatat
data informasi mengenai surat yang masuk maupun keluar. Pencatatan
dengan buku agenda ini dapat diterapkan jika instansi tersebut belum
menerapkan sistem kartu kendali. Namun biasanya pencatatan yang dicatat di
buku agenda merupakan surat yang penting dan perlu untuk disimpan dalam
jangka waktu yang lama.92
H. Penelitian Terdahulu
Dalam penyusunan penelitian ini penuis menemukan beberapa penelitian
yang relevan terkait dengan pengurusan surat, yaitu:
Penelitian mengenai pengurusan surat sebelumnya telah dilakukan oleh
mahasiswa Jurusan Manajemen Perkantoran, Fakultas Ekonomi, Universitas
Negeri Semarang yang bernama Indra Widyantoko pada tahun 2013 dengan
judul “Pengurusan Surat Masuk dan Surat Keluar pada Kantor Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang”. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa
pengurusan surat masuk dan surat keluar pada Kantor Kecamatan Gunungpati
bisa dikatakan berjalan dengan baik dan lancar, hal ini dapat dilihat dari
kemampuan mengelola surat masuk, membuat dan mengirim surat keluar
dengan cepat dan tepat tujuan dan mampu melaksanakan pengadaan dokumen
yang dibutuhkan masyarakat dengan cepat. Meskipun masih terdapat
kekurangan diantaranya kadang masih ada surat yang terlewat diarsipkan akibat
masih ada surat yang lupa diserahkan ke pengelola surat dari bidang yang
menjadi tujuan surat. Oleh karena itu peneliti menyarankan agar pengelola surat
meningkatkan kontrol terhadap beredarnya surat di dalam kantor, sehingga tidak
92 Basir Barthos. h. 31.
46
ada surat yang belum diarsipkan karena masih berada pada bagian tujuan surat
dan dalam pengembalian surat agar selalu melalui sepengetahuan pengelola
surat dan disimpan pengelola surat.93
Penelitian mengenai pengurusan surat juga sebelumnya telah dilakukan
oleh Dita Mustiastri mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi
Perkantoran, Jurusan Pendidikan Administrasi, Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Yogyakarta pada tahun 2015 dengan judul “Pengurusan Surat Masuk
dan Surat Keluar di Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sleman”. Dalam
penelitian ini dijelaskan bahwa pengurusan pengurusan surat masuk maupun
surat keluar di BPS Kabupaten Sleman belum berjalan optimal. Hal ini
disebabkan oleh petugas pengelola surat masuk tidak melaksanakan penyortiran
surat, surat masuk langsung dicatat dan didistribusikan, pendistribusian surat
masuk maupun surat keluar tidak menggunakan tanda bukti tertentu seperti buku
ekspedisi maupun sejenisnya, dan tidak ada pencatatan surat keluar baik secara
sistem buku agenda maupun kartu kendali.94
Penelitian dengan tema pengurusan surat juga telah dilakukan oleh Elita
dan Bakhtaruddin Nst pada Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan,
Volume 2, Nomor 1, Seri B pada September tahun 2013 yang berjudul
“Penanganan Surat Masuk dan Surat Keluar di Subbagian Tata Usaha dan
Arsip Bagian Umum Sekretariat Daerah Kota Pariaman”. Dalam penelitian
tersebut mendeskripsikan tentang penangan surat masuk dan surat keluar di
Subbagian Tata Usaha dan Arsip Bagian Umum Sekretariat Daerah Kota
93 Indra Widyantoko, “Pengelolaan Surat Masuk dan Surat Keluar pada Kantor Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang” (Universitas Negeri Semarang, 2013). 94 Dita Mustiastri, “Pengelolaan Surat Masuk dan Surat Keluar di Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten Sleman” (Universitas Negeri Yogyakarta, 2015).
47
Pariaman yang dan juga kendala dalam penanganan surat masuk dan keluar.
Penanganan surat masuk di Subbagian Tata Usaha dan Arsip Bagian Umum
Sekretariat Daerah Kota Pariaman meliputi: penerimaan surat, pencatatan surat,
penyampaian surat, dan pengolahan surat. Penanganan surat keluarnya meliputi:
pembuatan konsep surat, pengetikan surat, penandatanganan surat, pencatatan
surat, penggandaan surat, dan pengiriman. Kendala yang dihadapi oleh
Subbagian Tata Usaha dan Arsip Bagian Umum Sekretariat Daerah Kota
Pariaman dalam penanganan surat masuk dan surat keluar adalah: kurangnya
kinerja pegawai, fasilitas yang dimiliki masih terbatas, dan sistem kearsipan
yang digunakan masih manual.95
Dari ketiga penelitian di atas perbedaannya dengan penelitian ini adalah
tempat atau objek penelitian dilakukan berbeda. Selain itu juga perbedaan dari
tujuan, manfaat dan hasil penelitian yang dilakukan.
95 Elita dan Bakhtaruddin Nst, “Penanganan Surat Masuk dan Surat Keluar di Subbagian Tata Usaha
dan Arsip Bagian Umum Sekretariat Daerah Kota Pariaman.”
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif.
Karena penelitian ini akan meneliti satu variabel secara umum dan luas, maka
penelitian ini akan menjelaskan lebih mendalam dan secara apa adanya. 96
Penelitian deskriptif ini digunakan untuk mendeskripsikan proses pengurusan
surat (mail handling) di Universitas Muhammadiyah Tangerang.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Karena dengan
pendekatan kualitatif peneliti dapat mengukur ataupun menguji kemampuan dan
pola pikirnya terhadap apa yang terjadi dengan fenomena yang diteliti.
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini yang dapat digunakan
sebagai penunjang pendekatan penelitian kualitatif adalah studi kasus. Karena
strategi studi kasus merupakan strategi penelitian yang dilakukan untuk
menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, yang
dilakukan oleh sekelompok individu di mana kasusnya akan dibatasi oleh waktu
dan aktivitas, sehingga selanjutnya peneliti akan mengumpulkan infomasi
dengan berbagai teknik pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah
ditentukan.97
96 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan Praktis
Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula (Jakarta: STIA-LAN, 1999). h. 60. 97 John W. Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010). h. 20.
49
B. Kriteria Informan
Informan penelitian adalah seseorang yang memiliki informasi (data)
yang lengkap mengenai objek yang sedang diteliti, dan dapat dimintai informasi
mengenai objek penelitian tersebut. Dalam hal ini informan yang dibutuhkan
adalah orang yang bertugas di bidang pengurusan surat (mail handling) di
Universitas Muhammadiyah Tangerang, yaitu kepala bagian dan staf di bagian
humas protokoler dan kerasipan dan dokumentasi. Dalam melakukan penelitian
kualitatif, peneliti harus cermat dalam memilih narasumber atau informan. Maka
peneliti memutuskan mengambil informan sebanyak tiga orang yakni:
Table 3.1 Informan
No. Nama Jabatan
Pendidikan Terakhir dan
Pelatihan yang Pernah
diikuti
1. Agus Kristian,
M.I.Kom.
Kepala Bagian Kearsipan
dan Dokumentasi
- S2 Komunikasi
- Pelatihan Kehumasan dan
Kearsipan pada tahun 2018
2. Novianti Sari,
S.E.I.
Kepala Bagian Humas
Protokoler S1 Ekonomi Islam
3. Eti Sayeti, S.Pd. Staf Humas Protokoler S1 Pendidikan Bahasa dan
Sastra
Peneliti melakukan wawancara secara langsung kepada satu per satu
informan yang dibutuhkan informasinya. Wawancara dilakukan dengan cara
peneliti mengajukan pertanyaan yang secara umum semi-terstruktur dan terbuka
(open-ended) sehingga dapat memunculkan pandangan dan opini dari para
informan. Dengan memilih ketiga informan tersebut peneliti berharap dapat
mendapatkan informasi mengenai prosedur pengurusan surat (mail handling),
serta upaya dalam mengatasi hambatan dalam pengurusan surat di Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
50
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipakai peneliti untuk mengetahui
informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Data primer diambil secara langsung oleh peneliti dari lokasi
penelitian yaitu melalui wawancara langsung dengan staf di bagian humas
protokoler yang memiliki tanggung jawab mengurus surat masuk dan keluar
di Universitas Muhammadiyah Tangerang. Sehingga dengan melakukan
penelitian secara langsung di lapangan dapat memperoleh data yang
diperlukan dengan tepat. Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan data
primer dengan cara:
a. Observasi adalah kegiatan di mana peneliti secara langsung mengamati
proses pengurusan surat (mail handling) di Universitas Muhammadiyah
Tangerang untuk mengamati perilaku dan aktivitas yang terjadi di lokasi
tersebut. Dalam kegiatan pengamatan ini peneliti merekam serta mencatat
aktivitas yang terjadi saat proses pengurusan surat (mail handling) di
Universitas Muhammadiyah Tangerang.98
b. Wawancara mendalam adalah kegiatan di mana peneliti dapat melakukan
tanya jawab secara langsung dengan informan yang berada di bagian
pengurusan surat (mail handling) di Universitas Muhammadiyah
Tangerang dengan mengajukan pertanyaan yang secara umum semi-
terstruktur dan terbuka (open-ended) di mana peneliti memberikan
98 Creswell. h. 267.
51
kebebasan diri (informan) untuk berbicara secara luas dan mendalam.99
Dengan metode ini diharapkan peneliti dapat menggali informasi yang
dibutuhkan dengan menggunakan pedoman wawancara sehingga
wawancara tetap dibatasi dengan tema dan topik yang telah dijadikan
kontrol pembicaraan dalam penelitian.100
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari kajian
kepustakaan, yang terdiri dari literatur dan artikel yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti. Selain itu juga diambil dari regulasi, catatan atau
laporan historis yang telah terdokumentasi yang berkaitan dengan masalah
yang tengah diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan data sekunder
dengan cara:
a. Studi literatur merupakan bahan bacaan yang datanya diambil dari
berbagai literatur (buku, jurnal, artikel) dan dapat dijadikan rujukan
sebagai penulisan penelitian ini.
b. Kajian dokumen merupakan dokumen-dokumen yang terkumpul selama
proses penelitian dan digunakan sebagai penguat data observasi dan
wawancara dalam memeriksa keabsahan data, membuat interpretasi dan
penarikan kesimpulan. Dokumen ini bisa berupa dokumen publik (seperti,
koran, majalah, jurnal, regulasi dan laporan kantor) dan dokumen pribadi
99 Aunu Rofiq Djaelani, “Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif,” Pawiyatan xx,
no. 1 (Maret 2013): 82–92. 100 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial (Jakarta: Salemba
Humanika, 2012). h.123.
52
(seperti, catatan harian selama penelitian, biografi, surat-menyurat, dan
memo).101
c. Audio-Visual merupakan data yang berupa foto, video, rekaman suara
wawancara, email, dan text message yang berkaitan dengan penelitian
selama penelitian berlangsung.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam hal ini berupa data-data mentah yang
didapatkan peneliti selama proses penelitian, seperti: hasil catatan
wawancara, dokumentasi, catatan harian saat observasi, rekaman video,
rekaman suara dan sebagainya.102
b. Reduksi Data
Setelah semua data dari hasil observasi, wawancara, catatan, serta dari
bahan-bahan lain yang didapatkan saat di lapangan terkumpul maka
selanjutnya dilakukan proses reduksi data. Reduksi data dilakukan dengan
cara mengklasifikasikan, mengarahkan, memilah dan mengorganisasikan
data yang telah didapatkan dengan membuat catatan-catatan ringkasan atau
mengodekan data sedemikian rupa untuk menyesuaikan menurut hasil
penelitian sehingga dapat ditarik kesimpulan.103
c. Penyajian Data
101 Djaelani, “Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif.” 102 Ali Sya’ban, “Teknik Analisi Data Penelitian: Aplikasi Program SPSS dan Teknik
Menghitungnya,” UHAMKA, 2005. 103 Sya’ban.
53
Data yang sudah dikelompokan dan sudah disesuaikan dengan kode-
kodenya, kemudian disajikan dalam bentuk tulisan deskriptif. Hal tersebut
dilakukan agar menjadi lebih sederhana, mudah dipahami dan juga dapat
digunakan saat penarikan kesimpulan untuk melakukan penganalisisan dan
penelitian selanjutnya.104
d. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan penelitian dilakukan dengan cara mencocokkan
kembali reduksi data dan penyajian data yang telah didapatkan dari hasil
penelitian yang telah terkumpul dan terangkum, agar kesimpulan yang dikaji
dapat disepakati untuk ditulis sebagai laporan yang memiliki tingkat
keakuratan yang tinggi dan menjadi jawaban dari setiap permasalahan yang
ada.105
E. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bagian Humas Protokoler Universitas
Muhammadiyah Tangerang yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan I, No.
33 Cikokol, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Banten. Berikut ini
merupakan rincian jadwal penelitiannya:
104 Sya’ban. 105 Sya’ban.
54
Table 3.2 Jadwal Penelitian
No. Waktu
Kegiatan
Tahun 2018
April Mei Juni Juli Agustus September
1. Observasi Awal
2. Penyerahan proposal
3. Sidang proposal
skripsi
4. Konsultasi dengan
pembimbing
5. Penelitian di
lapangan
6. Analisis data dan
kesimpulan
7. Pengesahan skripsi
8. Pengajuan sidang
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Tempat Penelitian
1. Sejarah Universitas Muhammadiyah Tangerang
Pada tanggal 1 Juni 1993 STIE Muhammadiyah Tangerang didirikan
yang merupakan salah satu amal usaha milik Persyarikatan Muhammadiyah
di bawah naungan Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan
(DIKTILITBANG) Muhammadiyah berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan
Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta No.1.A/SK/B/1992 tertanggal 10
November 1992. Seiring berjalannya waktu, menyusul pula berdirinya STAI
Muhammadiyah Tangerang pada tahun 2000, kemudian berdiri pula STIKES
Muhammadiyah Tangerang pada tahun 2004. Ketiga amal usaha
Muhammadiyah tersebut didirikan di bawah naungan dan milik Pimpinan
Daerah Muhammadiyah Kota Tangerang.
Seiring dengan tuntutan zaman yang
semakin kompetitif, maka Musyawarah
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota
Tangerang periode 2005-2010
merekomendasikan pendirian Universitas
Muhammadiyah Tangerang, dengan
gagasan yang telah dipertimbangkan secara matang bahwa landasan Amal
Usaha Muhammadiyah di Kota Tangerang memiliki potensi yang sangat
Gambar 4.1 Logo Universitas
Muhammadiyah Tangerang
56
besar untuk dikembangkan. Selain terdapat kesepakatan dari ketiga pimpinan
Sekolah Tinggi Muhammadiyah yang telah ada untuk bergabung dalam
mendirikan Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT). Ketiga lembaga
tersebut ialah STIEM, STAI, dan STIKES Muhammadiyah, setelah melalui
proses yang panjang akhirnya terdapat kesepakatan untuk mendirikan
Universitas Muhammadiyah Tangerang. Akhirnya proposal pendirian
Universitas Muhammadiyah Tangerang mendapat respon positif dari Menteri
Pendidikan Nasional dan maka pada tanggal 03 Agustus 2009 terbitlah Surat
Keputusan Mendiknas RI Nomor 109/D/0/2009 tentang Izin Operasional
Universitas Muhammadiyah Tangerang. Berdasarkan Surat Keputusan
tersebut, hingga saat ini Universitas Muhammadiyah Tangerang telah
memiliki Program Studi baru hasil Visitasi Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Dinas Pendidikan Nasional. Prodi-prodi tersebut antara lain:106
a. Fakultas Ekonomi (S.1 Akuntansi, S.1 Manajemen dan D.3 Akuntansi)
b. Fakultas Agama Islam (S.1 Pendidikan Agama Islam, S.1 Perbankan
Syari'ah dan S.1 Pendidikan Bahasa Arab)
c. Fakultas Kesehatan (S.1 Keperawatan, D.III Kebidanan, D.IV Bidan
Pendidik dan Profesi Ners)
d. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (S.1 Pendidikan Matematika, S.1
Pendidikan Bahasa Inggris, S.1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
S.1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, S.1 Pendidikan Guru PAUD)
106 Universitas Muhammadiyah Tangerang, “Sejarah Universitas Muhammadiyah Tangerang,”
Universitas Muhammadiyah Tangerang (blog), 2018, https://www.umt.ac.id/id/about/history.
57
e. Fakultas Teknik (S.1 Teknik Informatika, S.1 Teknik Elektro, S.1 Teknik
Sipil, S.1 Teknik Mesin, dan S.1 Teknik Industri)
f. Fakultas Hukum (S.2 Ilmu Hukum)
g. Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (S.1 Ilmu Komunikasi, S.1 Ilmu
Pemerintahan)
h. Program Pascasarjana (Magister Manajemen)
2. Letak Geografis
Bagian humas protokoler berada di kampus utama Universitas
Muhammadiyah Tangerang yang terletak di dalam Kompleks Pendidikan
Kota Tangerang yang beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan I, No. 33,
Cikokol, Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Banten.
Gambar 4.2 Letak Geografis Universitas Muhammadiyah Tangerang107
107 Universitas Muhammadiyah Tangerang.
58
3. Visi dan Misi Universitas Muhammadiyah Tangerang
a. Visi
“Menjadi Universitas Unggul dan Islami dalam Pengembangan
IPTEKS”.
b. Misi
1) Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu.
2) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
serta pengabdian masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
3) Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling
menguntungkan dalam mengembangkan IPTEKS.
4) Mengembangkan kehidupan Islami menurut pemahaman
Muhammadiyah.108
4. Tujuan Universitas Muhammadiyah Tangerang
Tujuan yang ingin dicapai oleh Universitas Muhammadiyah
Tangerang adalah:
a. Menghasilkan lulusan yang beriman, bertakwa, menguasi IPTEK dan
mampu mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang berakhlakul
kharimah.
b. Meningkatkan kegiatan penelitian sebagai landasan penyelenggaraan
pendidikan dan pengembangan IPTEK.
108 Universitas Muhammadiyah Tangerang, Company Profile: Universitas Muhammadiyah
Tangerang (Tangerang: Universitas Muhammadiyah Tangerang, 2016).
59
c. Mewujudkan pengurusan yang terencana, terorganisir, produktif, efisien,
dan terpercaya.
d. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional,
dan internasional untuk mengembangkan dan memperluas IPTEK dalam
skala regional, nasional, dan internasional.
e. Pengurusan unit pelaksana teknis, dan;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan walikota dengan lingkup tugas dan
fungsinya.109
5. Struktur Organisasi Universitas Muhammadiyah Tangerang
Berikut ini merupakan susunan struktur organisasi yang ada di
Universitas Muhammadiyah Tangerang:
a. Rektor: Dr. H. Achmad Badawi, S.Pd.,SE.,MM
b. Wakil Rektor Bidang Akademik dan AIKA: Ahmad Amrullah, M.Pd.
c. Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Kepegawaian: Dr. H. M. Bay
Masruri, MM.
d. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama: Dr. H. Desri
Arwen, M.Pd.
Table 4.1 Struktur Biro dan Lembaga Universitas Muhammadiyah Tangerang
Struktur Staf Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan
Universitas Muhammadiyah Tangerang
No. Jabatan Nama
1. Kepala Biro Ali Mubin, MA.
2. Kabag Akademik Ismail Marzuki, M.Pd.
3. Kabag Kemahasiswaan Jumri, ST.
4. Kabag PDPT Dian E. Megasari, MM.
5. Kabag Alumni dan TS Qomarudin
6. Kabag PMB Online Ofan Sofian, S.Pd.
7. Staf Akademik Nurulia Safitri, S.Pd.I.
Ania Yulianti, S.E.
109 Universitas Muhammadiyah Tangerang.
60
Yanti Susanti
8. Staf Kemahasiswaan
Syukron Makmun, S.Pd.I.
Riza Faisal
Junied, S.Pd.
9. Staf EPSBED Muhrizal Azis, A. Md
Samudera D.
10. Staf Alumni dan TS Lazuardi El Ghiffary, S.E. Sy.
11. Staf PMB Online Sulis Puji Astuti, S.Pd.I.
Harum Lestari, S.E.
Struktur Staf Biro Keuangan Universitas Muhammadiyah Tangerang
Struktur Staf Kesekretariatan, Humas Protokoler dan ICT
Universitas Muhammadiyah Tangerang
1. Kepala Sekretariat Ahmad Nasuhi, MA.
2. Kabag Humas Drs. Khoerudin, MM
3. Kabag Protokoler Novianti Sari
4. Kabag IT Anwar Azis, S.Kom.
5. Kabag Kearsipan dan
Dokumentasi Agus Kristian, M.I.Kom.
6. Staf Humas Sugeng Siswondo, MM.
7. Staf Protokoler Eti Sayeti, S.Pd.
Andi Syafrudin
8. Staf IT
Bagus Nurwijoyo
Jaka Falah
Yopy Anggara
Agus K.Wijoyo, S.Kom.
Struktur Staf Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian Universitas
Muhammadiyah Tangerang
1. Kabag Biro Drs. H. Sulaeman Syarifudin, MM.
2. Kabag Kepegawaian Arif Ginanjar Suryatman, M.Si.
3. Kabag Perlengkaan dan
Rumah Tangga Deni Yuliana, S.S.
4. Kadiv Tenaga Pendidik Sri Widiastuti, S.E.
5. Kadiv Rumah Tangga Resy Perwitasari, MM.
Struktur Staf Lembaga Penelitian, Pengembangan dan Pengabdian
Masyarakat Universitas Muhammadiyah Tangerang
1. Direktur Dr. M. Imam Mutaqin, MM.
2. Wakil Direktur Eqi Bayhaqi Rachman, M.I.Kom.
3. Sekretaris Siti Asriah Immawati, MM.
61
4. Kabag LP3M Dadang, S.E.
5. Kabag Perpustakaan Aaf Iffatunnafsi, S.IP.
6. Kabag Pengembangan Amiludin, MH.
7. Staf Pengembangan
Asfitri hayati, S.Pd.
Ahmad Fauzan
Wiwiw Ida Khaidah, S.Pd.I.
8. Staf Perpustakaan
Surdani, S. Sos.
Januar Eky Pambudi, SE, M.Ak
Sutarji, S.Pd.I.
Struktur Staf Lembaga Pengembangan dan Kajian Al-Islam
Kemuhammadiyahan
1. Direktur Drs. H. Zulkifli, MPd.
2. Wakil Direktur I Zulpiqor, MA.
3. Wakil Direktur II Abd Rohim, M.Pd.
4. Wakil Direktur III Yusrizal S.Ag,.M.E.Sy.
5. Sekretaris Komarudin, M.Pd.I.
6. Staf
Eman Rukmantara
Al Ansori, S.Pd.I.
Abdul Gofur, S.E. Sy.
Nurwidjaya
Drs. H. Bunjamin
Hijrah Abadi, S.Sos.I.
Rayhan Akmal
Achmad Kosasih
6. Hubungan Kerjasama yang Dilakukan Universitas Muhammadiyah
Tangerang
Dalam rangka menciptakan lulusan yang unggul. Universitas
Muhammadiyah Tangerang telah menjalin kerjasama dengan:
a. Pemerintah Kabupaten dan Kota Tangerang dan Provinsi Banten
b. Kejaksaan Negeri Kota Tangerang
c. Kepala Dinas Kota Tangerang Dan Provinsi Banten
d. Rumah Sakit Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan dan Provinsi
Banten
e. Puskesmas, RB, Dan BPS se-Kota Tangerang dan DKI Jakarta
f. Dinas Pendidikan Kota dan Kabupaten Tangerang dan Provinsi Banten
g. Departemen Agama RI Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang
62
h. UNJ, UPI, UHAMKA, UMJ, Dan UMS
i. Bank Syari’ah Bukopin
j. BNI Syari’ah
k. Kantor Pajak Kota Tangerang
l. Victoria University (Australia)
m. Box Hill Institute (Australia)
n. University Of Tasmania (Australia)
o. Kyungdong University (Korea Selatan)
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penelitian ini akan membahas proses atau prosedur kegiatan pengurusan
surat (mail handling) di Universitas Muhammadiyah Tangerang yang meliputi
kegiatan pengurusan surat masuk, pengurusan surat keluar, kendala dan upaya
yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam kegiatan pengurusan surat.
Berdasarkan dari observasi dan wawancara yang telah dilakukan, hasil dari
penelitian tentang bagian yang melakukan pengurusan surat akan diuraikan
sebagai berikut:
“Yang bertanggung jawab mengurus surat di UMT bagian humas
protokoler….3 orang pegawai .....”110
Berdasarkan dari hasil wawancara yang dipaparkan oleh Bapak Agus
Kristian dapat diketahui bahwa pengurusan surat di Universitas Muhammadiyah
Tangerang dilakukan oleh bagian humas protokoler yang memiliki 3 orang
pegawai yang terdiri dari 1 orang kepala bagian dan 2 orang staf.
110 Agus Kristian, M.I.Kom., Wawancara Pribadi, 24 Juli 2018.
63
Pernyataan tersebut telah sesuai dengan teori yang disampaikan oleh
National Institute of Open Schooling yang menyatakan bahwa di kantor-kantor
kecil, surat diterima oleh eksekutif atau sekretarisnya. Tetapi di kantor-kantor
besar tugas ini dipercayakan kepada orang yang bertanggung jawab di
departemen persuratan. Surat masuk dapat dikirimkan satu atau dua kali setiap
hari oleh tukang pos atau oleh pesuruh atau kurir.111
Namun dari tersebut hasil wawancara dengan teori yang dipaparkan oleh
Basir bartos memiliki sedikit perbedaan. Menurut Basir Bartos semua surat
masuk ke kantor pusat Perguruan tinggi baik dari pos maupun dari ekspedisi
lainnya yang diterima oleh satuan kerja tata usaha pada Biro Administrasi umum,
dan dipusatkan pada salah satu urusan. 112 Sedangkan di Universitas
Muhammadiyah Tangerang menyerahkan tanggung jawab pengurusan surat
kepada bagian humas protokoler. Hal tersebut berdampak terjadinya tugas ganda
dari bagian humas protokoler yaitu disamping mereka harus bertanggung jawab
kepada surat masuk dan surat keluar tetapi mereka juga diharuskan membuat
surat balasan, surat keputusan dari rektor, surat tugas dinas, serta membuat surat
pemberitahuan.
Jenis surat yang ditangani oleh bagian humas protokoler dapat dibagi dua
berdasarkan asal suratnya yaitu internal dan eksternal. Seperti hasil wawancara
oleh Bapak Agus sebagai berikut:
“Surat masuk dan surat keluar dari internal yaitu seluruh biro dan
lembaga yang ada di lingkungan Universitas Muhammadiyah
Tangerang. Misalnya SK, surat tugas atau surat permohonan lainnya.
Surat masuk dan surat keluar dari eksternal, yaitu dari stakeholder di
luar UMT seperti Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kantor DKI Jakarta
111 National Institute Of Open Schooling, Commerce: Business Studies. h. 34. 112 Basir Barthos, Manajemen Kearsipan : untuk Lembaga Negara, Swasta, dan Perguruan Tinggi.
h. 227.
64
atau Kantor Yogyakarta terkait dengan pemberitahuan ataupun surat
lainnya, dari majelis dikti litbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah yaitu
majelis yang menaungi seluruh perguruan tinggi Muhammadiyah. Jadi
biasanya suratnya berkaitan dengan pengawasan dan evaluasi dari
kinerja perguruan tinggi seluruh Indonesia serta melalukan pelatihan
dan kualitas SDM. Lalu ada juga dari Koordinator Perguruan Tinggi
Swasta wilayah IV dari Bandung yang biasanya berkaitan dengan
pelatihan dosen dan kepegawaian. Selanjutnya dari Pemerintah Kota
Tangerang yang biasanya tentang edaran atau peraturan permintahan
atau juga permohonan narasumber karena di UMT banyak dosen yang
bisa dijadikan pemateri untuk mengisi disalah satu acara.”113
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, jenis surat yang dikelola oleh
bagian humas protokoler Universitas Muhammadiyah Tangerang dibagi
berdasarkan tujuan, jangkauan dan prosedur pengurusannya. Hal tersebut sesuai
dengan teori yang dipaparkan oleh Basir Bartos mengenai pengelompokan surat
berdasarkan fungsinya yaitu menurut wujudnya, tujuannya, sifat isi dan asalnya,
jumlah penerima, urgensi penyelesaiannya, prosedur pengurusannya dan
jangkauannya.
Asas pengurusan surat yang diterapkan di Universitas Muhammadiyah
Tangerang adalah asas sentralisasi. Seperti yang telah ditemukan pada saat
observasi dan dinyatakan dalam wawancara oleh Bapak Agus sebagai berikut:
“Sentralisasi, karena secara keseluruhan surat masuk dan keluar di
UMT akan ditujukan ke rektor atau dikirim atas nama rektor dan
sebelum diserahkan ke rektor akan melalui bagian humas protokoler
dulu.”114
Selain itu pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Novi, yaitu
sebagai berikut:
“Satu pintu. Jadi semua surat masuk atau keluar atas nama universitas
akan masuk kebagian kita dulu.” 115
113 Agus Kristian, M.I.Kom., Wawancara Pribadi. 114 Agus Kristian, M.I.Kom. 115 Novianti Sari, S.E., Wawancara Pribadi, 24 Juli 2018.
65
Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Eti, yaitu sebagai
berikut:
“Sentral, semua surat masuk dan keluar di UMT akan melewati dan
dikelola dulu di bagian humas prokoler, lalu baru didisposisikan.”116
Maka berdasarkan hasil wawancara yang telah dipaparkan oleh informan
dan berdasarkan ciri-ciri dari proses pengurusannya dapat diketahui bahwa asas
yang mereka gunakan untuk pengurusan surat adalah asas sentralisasi.
Pernyataan tersebut sesuai dengan teori dari Arsip Nasional Republik
Indonesia. Menurut ANRI, asas sentralisasi adalah asas pengurusan surat di
mana kegiatan pengurusan surat baik pengurusan surat masuk maupun
pengurusan surat keluar dilakukan secara terpusat pada satu unit kerja.117 Selain
itu hal ini juga sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh Basir Bartos mengenai
semua surat masuk ke kantor pusat perguruan tinggi baik dari pos maupun dari
ekspedisi lainnya akan diterima oleh satuan kerja, dan dipusatkan pada salah satu
urusan.118
Berikut ini merupakan hasil wawancara mengenai keberadaan pedoman
atau peraturan pengurusan surat yang ada di Universitas Muhammadiyah
Tangerang:
“Ada dari pimpinan terdahulu, namun sekarang belum ada.”119
Jawaban yang tidak berbeda juga diungkapkan oleh staf bagian humas
protokoler lainnya, berikut hasil wawancara dengan Ibu Novi:
116 Eti Sayeti, S.Pd., Wawancara Pribadi, 6 Agustus 2018. 117 Arsip Nasional Republik Indonesia, “Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia
Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengurusan Surat Di Lingkungan Arsip Nasional
Republik Indonesia.” 118 Basir Barthos, Manajemen Kearsipan : untuk Lembaga Negara, Swasta, dan Perguruan Tinggi.
h. 227. 119 Agus Kristian, M.I.Kom., Wawancara Pribadi.
66
“Untuk saat ini belum ada pedomannya. Kita hanya mengikuti prosesnya
dari yang terdahulu.”120
Begitu juga dengan pernyataan yang sama yang dipaparkan oleh Ibu Eti
pada hasil wawancara sebagai berikut:
“Saat ini belum ada peraturan yang khusus dibuat, hanya berdasarkan
standar biasa aja.”121
Berdasarkan wawancara tersebut dalam hal pengurusan surat masuk
ataupun surat keluar Universitas Muhammadiyah Tangerang belum memiliki
peraturan tertulis atau pedoman khusus yang dapat dijadikan acuan. Mereka
hanya mengandalkan perintah atau tugas yang sudah mereka terima.
1. Prosedur Pengurusan Surat Masuk dan Keluar di Universitas
Muhammadiyah Tangerang
a. Prosedur Pengurusan Surat Masuk di Universitas Muhammadiyah
Tangerang
1) Tahap Penerimaan
Tahapan pertama pada prosedur pengurusan surat masuk di
Universitas Muhammadiyah Tangerang adalah tahapan penerimaan
surat. Surat yang diterima adalah surat masuk dari pihak eksternal
maupun pihak internal Universitas Muhammadiyah Tangerang seperti
yang dinyatakan pada wawancara oleh Bapak Agus sebagai berikut:
“Pertama surat masuk akan diterima oleh salah satu dari tiga
orang staf yang bertugas di bagian humas protokoler lalu akan
diberi tanda terima. Untuk surat eksternal tanda terima akan
dikirim melalui email atau faks. Tapi jika di lingkungan
universitas akan langsung diberikan bukti tanda terima.”122
120 Novianti Sari, S.E., Wawancara Pribadi. 121 Eti Sayeti, S.Pd., Wawancara Pribadi. 122 Agus Kristian, M.I.Kom., Wawancara Pribadi.
67
Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Ibu Eti selaku staf
pengurusan surat dalam wawancara yaitu sebagi berikut:
“Surat diterima oleh bagian kita lalu dibuka dan baca ditujukan
kepada siapa.”123
Pernyataan yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan oleh Ibu
Novi dalam wawancara yaitu sebagai berikut:
“Semua surat masuk diterima sama saya atau Bu Eti. Lalu kita
baca dulu isi suratnya apa, dari mana, untuk siapa dan tentang
apa.”124
Berdasarkan wawancara tersebut dapat diketahui bahwa semua
surat masuk yang diterima oleh bagian humas protokoler yang berasal
dari internal atau eksternal akan langsung diberikan tanda terima.
Namun jika surat berasal dari eksternal maka tanda terima akan dikirim
melalui email atau faks.
Pernyataan ini sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh
National Institute Of Open Schooling yang menyatakan bahwa petugas
yang dipercayakan dengan pekerjaan menerima surat akan
mengeluarkan tanda terima atau mencatat tanda terima di buku
persuratan.125
2) Tahap Penyortiran dan Disposisi
Tahapan selanjutnya pada prosedur pengurusan surat masuk di
Universitas Muhammadiyah Tangerang setelah tahap penerimaan
adalah tahapan tahap penyortiran dan disposisi. Berikut ini hasil
wawancara dengan mengenai tahap penyortiran:
123 Eti Sayeti, S.Pd., Wawancara Pribadi. 124 Novianti Sari, S.E., Wawancara Pribadi. 125 National Institute Of Open Schooling, Commerce: Business Studies. h. 34.
68
“Lalu dibaca, surat tersebut ditujukan kepada siapa. Setelah
kita tahu ditujukan kepada siapa lalu kita pelajari halnya
tentang apa, apakah tentang undangan, pemberitahuan atau
lainya. Setelah diketahui asal dan halnya. Lalu surat
didisposisikan dengan menyiapkan kertas disposisi dengan
mecantumkan asal dan halnya. Lalu surat dan kertas disposisi
diserahkan ke rektor. Setelah diserahkan ke rektor barulah kita
tahu surat tersebut akan ditujukan ke siapa atau akan berkaitan
dengan lembaga atau bagian apa, wakil rektor, dekan atau
biro-biro yang lain…..”126
Berikut ini merupakan hasil wawancara dengan Ibu Novi
mengenai tahap penyortiran:
“Lalu informasi tentang suratnya dicatat di kartu disposisi lalu
diserahkan ke rektor atau bagian yang bersangkutan sekalian
sama kartu disposisinya. Nanti setelah dari rektor baru tahu
disposisinya ke bagian apa. Setelah itu surat dikopi dan
disimpan disini dengan satu kartu disposisinya…..”127
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa di
Universitas Muhammadiyah Tangerang, mereka menyebut kartu
kendali dengan nama lain yaitu kartu penerus disposisi. Kartu penerus
disposisi yang dimiliki oleh Universitas Muhammadiyah Tangerang
juga sama saja dengan konsep kartu kendali yang sekaligus juga
digunakan sebagai tanda terima surat. Kartu penerus disposisi ini dibuat
rangkap 3 untuk memudahkan dan mempercepat disposisi surat. Kartu
penerus disposisi ini memuat informasi tentang tanggal surat, nomor
surat, perihal surat, asal surat, tanggal penyelesaian tindaklanjut surat,
disposisi kepada siapa, dan tindakan yang harus dilakukan kepada surat.
Berikut ini contoh lampiran kartu penerus disposisi di Universitas
dalam proses pelacakannya. Penundaan atau kelalaian dalam
menangani surat juga bisa diketahui.134
4) Tahap Pengolahan dan Penyimpanan
Tahapan selanjutnya pada prosedur pengurusan surat masuk di
Universitas Muhammadiyah Tangerang adalah tahap pengolahan dan
penyimpanan. Berikut ini hasil wawancara dengan Bapak Agus
mengenai tahap pengolahan dan penyimpanan:
“Penyimpanan atau pengarsipan dilakukan perbulan, biasanya
diakhir bulan. Surat yang dikopi untuk arsip dipisahkan
misalnya dikelompokkan berdasarkan dari Pimpinan Pusat
Muhammadiyah, atau pemerintah. Jadi kedepannya jika
membutuhkan datanya kembali menjadi lebih mudah.” 135
Berikut ini hasil wawancara dengan Ibu Eti mengenai tahap
pengolahan surat masuk:
“Surat dipisahkan dan dikelompokkan direkap setiap satu minggu
sekali. Dicatat dengan format buku agenda yang ada di word.
Isinya berupa surat masuk tanggal berapa, darimana,
keteranganya seperti apa, sudah didisposisikan ke siapa.”136
Berikut ini hasil wawancara dengan Ibu Novi mengenai tahap
penyimpanan surat masuk:
“Misalkan surat masuk, kita disposisi, setelah kita disposisi kita
salurkan ke seperti yang ada didisposisi itu. Udah kita salurkan
kita bagi 2 yang asli dan fotokopi. Yang asli kita salurkan yang
fotokopi kita simpan.”137
“Biasanya 1 tahun akademik kita tutup dan kita jilid. Lalu kita
simpan di lemari-lemari arsip. Setelah lima tahun berjalan atau
lima tahun akademik barulah kita keluarkan dan kita
musnahkan. Dengan dibuatkan BAP dan disaksikan oleh bagian
kita saja. Kenapa kita memutuskan untuk memusnahan itu lima
tahun. Itu karena memang bertahannya kertas memang selama
134 National Institute Of Open Schooling, Commerce: Business Studies. h. 35 135 Agus Kristian, M.I.Kom., Wawancara Pribadi. 136 Eti Sayeti, S.Pd., Wawancara Pribadi. 137 Novianti Sari, S.E., Wawancara Pribadi.
73
itu saja. Namun kita kan juga tetap simpan data agendanya di
komputer”138
“Aturan khusus untuk menyimpan arsip atau klasifikasi itu tidak
ada. Tapi untuk mempermudah disini diurutkan bersarkan surat
ke rektor, surat ke wakil rektor, surat tugas, surat keputusan.
Tapi untuk dari pihak luar diurutkan berdasarkan surat dari
pemerintah kota, pemerintah daerah, Pimpinan Pusat
Muhammadiyah dan juga dari fakultas-fakultas sendiri.”139
Berdasarkan dari wawancara tersebut telah diketahui bahwa
kopian atau tembusan surat masuk yang sedang dilakukan proses
tindaklanjutnya atau sudah selesai diproses akan disimpan dibagian
humas protokoler. Penyimpanannya akan diurutkan berdasarkan
dengan asal atau alamat surat tersebut. Lalu setiap satu tahun akademik
akan dijilid. Hal ini diterapkan agar lebih mempermudah dalam
penemuan kembali data surat tersebut. Lalu surat yang telah disimpan
secara fisik selama lima tahun akan dimusnahkan. Tapi mereka tetap
akan mempertahankan agenda atau data surat yang ada dikomputer.
Pernyataan tersebut sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh
Basir Bartos yaitu bahwa jika surat telah selesai diproses, akan
disimpan sementara selama masih tergolong arsip aktif pada satuan
kerja pengolahan. Namun jika nanti telah berubah menjadi aktif inaktif
dikembalikan kepada penata arsip pusat disatuan kerja tata usaha pada
Biro Administrasi Umum bersama kartu kendalinya, lembar ke-3 untuk
dipertukarkan dengan lembar ke-2 yang baru diterima dari penata arsip
satuan kerja tata usaha pada Biro Administrasi Umum ini kemudian
138 Novianti Sari, S.E. 139 Novianti Sari, S.E.
74
disimpan oleh petugas tata usaha satuan pengolahan sebagai ganti dan
alat pengontrol bagi surat aslinya.140
Hasil penelitian tentang pengurusan surat masuk di Universitas
Muhammadiyah Tangerang dapat disimpulkan bahwa surat masuk
dikelola menggunakan asas sentralisasi yaitu di bagian humas protokoler.
Penerimaan dan penyortiran surat akan dilakukan oleh staf humas
protokoler yang menerima surat tersebut. Sistem pencatatan surat masuk
dilakukan di kartu penerus disposisi dan buku agenda. Pencatatan identitas
surat pada kartu penerus disposisi dilakukan sebelum surat diserahkan
kepada rektor. Pencatatan identitas surat masuk pada buku agenda yang
telah dibuatkan formatnya pada komputer akan dilakukan setelah
mendapat disposisi dari rektor.
Setelah mendapatkan perintah disposisi surat dari rektor yang telah
dituliskan di kartu penerus disposisi maka surat akan dikopi terlebih
dahulu sebagai arsip. Kopian dari surat tersebut akan disimpan dengan
kartu penerus disposisi lembar kedua. Sedangkan surat asli dan kartu
penerus disposisi lembar pertama akan diserahkan ke unit kerja yang
didisposisikan. Namun untuk beberapa jenis surat juga akan diberikan
kopiannya dan kartu penerus diposisinya kepada bagian keuangan.
Pendistribusian surat dan kartu penerus disposisi biasanya dilakukan oleh
staf humas protokoler atau office boy.
Kopian dari surat dan kartu penerus disposisi yang sedang dalam
masa pemprosesan akan disimpan di map snelhecter yang telah diberi
140 Basir Barthos, Manajemen Kearsipan : untuk Lembaga Negara, Swasta, dan Perguruan Tinggi.
h. 228.
75
judul tiap masing-masing mapnya sesuai kebutuhan atau asal dan perihal
suratnya. Lalu surat tersebut dimasukkan di dalam map snelhecter. Setelah
satu tahun akademik buku agenda yang ada dikomputer akan di print-out.
Lalu surat yang telah disimpan di map snelhecter akan dikeluarkan dan
akan dijilid bersama dengan buku agenda yang telah di print-out. Lalu
setelah 5 tahun akademik berlalu surat beserta buku agendanya akan
dimusnahkan.
Berikut ini gambaran alur yang telah dibuat untuk mempermudah
dan meringkas dalam mengetahui tahapan proses pengurusan surat masuk
di Universitas Muhammadiyah Tangerang serta dapat dipertimbangkan
sebagai acuan dalam pembuatan peraturan tertulis:
76
SURAT MASUK
Humas Protokoler Rektor Unit Kerja (Lembaga/
Biro/Fakultas)
Gambar 4.4 Alur Proses Pengurusan Surat Masuk di Universitas Muhammadiyah
Tangerang
b. Prosedur Pengurusan Surat Keluar di Universitas Muhammadiyah
Tangerang
1) Tahap Pembuatan Konsep (Draf), Penomoran dan Persetujuan
Surat masuk diterima
Memberi tanda terima
surat
Membuka dan membaca
surat
Memberikan
disposisi
Mencatat identitas surat di
buku agenda surat masuk
Membaca
surat
Mengisi kartu disposisi dan
menyerahkan ke rektor
Mencatat disposisi surat di
buku agenda surat masuk dan
mengkopi surat untuk arsip
Menerima dan
menindaklanjuti
surat masuk
Menyerahkan tanda
terima surat atau lembar
disposisi
Menyimpan dan menjilid
tembusan surat atau kopian
surat sebagai arsip bersama
dengan lembar disposisi dan
agenda surat
Selesai
Mulai
77
Tahapan pertama pada prosedur pengurusan surat keluar di
Universitas Muhammadiyah Tangerang adalah tahapan pembuatan
konsep surat atau draf. Berikut ini hasil wawancara mengenai tahap
pembuatan konsep surat keluar oleh Bapak Agus:
“Pembuatan konsep dilakukan masing-masing biro, lembaga
atau fakultas. Tapi dari fakultas biasa yang bertanda tangan
rektor akan masuk kebagian humas protokoler. Namun ada juga
untuk beberapa hal surat yang hanya untuk lingkungan fakultas
bertanda tangan dekan fakultas, tidak ke bagian humas
protokoler lagi.”141
Berikut ini hasil wawancara mengenai tahap pembuatan konsep
surat keluar oleh Ibu Eti:
“….. Nanti suratnya disini akan dicek lagi, dikasih nomor,
diserahkan ke rektor untuk disetujui …...”142
Berdasarkan pernyataan tersebut diketahui bahwa surat keluar
yang akan dikirim atas nama Universitas, konsep suratnya akan dibuat
oleh masing-masing bagian atau unit kerja yang berkepentingan.
Barulah konsep surat itu masuk ke bagian humas protokoler untuk
diperiksa kelengkapan dan kebenaran penulisan suratnya serta
pengecekan alamat tujuan surat. Hal ini dilakukan agar surat dapat
sampai pada alamat yang dituju dengan tepat waktu dan tidak ada
terjadi kesalahan maksud atau perihal surat yang dikirim. Setelah itu
surat akan diberi nomor surat dan surat dapat diserahkan kepada rektor
dengan kartu penerus disposisi.
Pernyataan tersebut senada dengan teori yang diutarakan oleh
Basir Bartos yaitu seluruh surat keluar yang berkaitan dengan kantor
141 Agus Kristian, M.I.Kom., Wawancara Pribadi. 142 Eti Sayeti, S.Pd., Wawancara Pribadi.
78
pusat universitas akan dibuat oleh masing-masing satuan kerja. Setelah
konsep diketik surat kemudian diserahkan kepada satuan kerja yang
bertanggung jawab mengelola surat keluar universitas untuk dapat
dicatat identitasnya dan kemudian diserahkan kepada pimpinan
Perguruan Tinggi.143
2) Tahap Pengecapan Surat dan Mengkopi Surat
Setelah surat ditandatangani oleh rektor tahapan selanjutnya
adalah tahap pengecapan dan mengkopi surat untuk arsip. Berikut ini
merupakan hasil wawancara dengan Ibu Eti mengenai tahapan tersebut:
“Setelah surat itu ditandatangani oleh rektor surat distempel.
Lalu surat dikopi satu untuk arsip dan surat asli akan
didistribusikan. Namun jika atas nama rektor surat yang telah
ditandatangani masuk ke bagian humas protokoler untuk
distempel, tapi kalau tidak distempelnya oleh masing-masing
bagian. Lalu surat dikopi satu untuk arsip dan surat asli akan
didistribusikan.”144
Berikut ini merupakan hasil wawancara dengan Ibu Novi
mengenai pengecapan surat keluar:
“Biasanya surat disini dicek lagi, dikasih nomor surat, baru
dicatat dan diserahkan ke rektor untuk dikasih tanda tangan
dan stampel lagi kesini.”145
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa surat yang
telah diberi tanda tangan oleh rektor selanjutnya surat akan dibubuhi
stempel fakultas. Lalu surat tersebut akan dikopi sebagai arsip di bagian
humas protokoler atau pada masing-masing bagian atau unit kerja yang
membuat surat tersebut.
143 Basir Barthos, Manajemen Kearsipan : untuk Lembaga Negara, Swasta, dan Perguruan Tinggi.
h. 241. 144 Eti Sayeti, S.Pd., Wawancara Pribadi. 145 Novianti Sari, S.E., Wawancara Pribadi.
79
Pernyataan tersebut sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh
Sedianingsih bahwa surat yang telah selesai diketik akan diberikan
kepada pimpinan untuk ditandatangani. Lalu sebelum surat dikirim,
tembusan surat harus diarsipkan sesuai dengan sistem yang
diterapkan.146
3) Tahap Pencatatan
Sama halnya dengan tahap pencatatan pada surat masuk, pada
tahap pencatatan surat keluar ini juga dilakukan dengan format buku
agenda di dalam komputer. Berikut ini hasil wawancara dengan Bapak
Agus mengenai tahap pencatatan surat keluar:
“Pencatatan dilakukan satu minggu sekali di buku agenda
dalam format word.”147
Berikut ini hasil wawancara dengan Ibu Eti mengenai tahap
pencatatan surat keluar:
“Sebelum masuk ke rektor suratnya dicatat dulu kartu penerus
disposisi dan kalau sudah ditandatangani baru dicatat
dikomputer.”148
Pada tahap pencatatan ini identitas dari surat keluar akan dicatat
dalam kartu penerus disposisi. Namun jika telah dibubuhi tanda tangan
oleh rektor maka identitasnya baru akan dicatat kedalam format
dikomputer. Namun untuk pencatatan dikomputer akan dilakukan
setiap satu minggu sekali. Hal ini dilakukan seperti merekapitulasi dan
membuat back up data dari identitas surat.
146 Sedianingsih, Mustikawati, dan Prihardini S., Teori dan Praktik Administrasi Kesekretariatan.
h. 90. 147 Agus Kristian, M.I.Kom., Wawancara Pribadi. 148 Eti Sayeti, S.Pd., Wawancara Pribadi.
80
Pernyataan dari wawancara tersebut sesuai dengan teori yang
dipaparkan oleh Sedianingsih mengenai staf dapat melakukan
pencatatan pada buku agenda atau kartu kendali mengenai data, nomor
urut, tanggal pengiriman, hal dan alamat tujuan. 149
4) Tahap Pengiriman
Setelah mealui tahap pencatatan identitas surat, tahapan yang
selanjutnya adalah tahap pengiriman. Berikut ini hasil wawancara
dengan Bapak Agus mengenai tahap pengiriman surat keluar:
“Untuk surat internal biasanya door to door ke setiap lembaga
melalui office boy atau staf, tapi untuk surat eksternal melalui
jasa pengiriman barang.”150
Berikut ini hasil wawancara dengan Ibu Eti mengenai tahap
pengiriman surat keluar:
“Lewat office boy kalau masih di lingkungan universitas, tapi kalo
ke instansi luar dikirim lewat jasa pengiriman oleh bagian kita
atau juga bisa sama bagian yang tadi bikin konsep surat itu.”151
Berdasarkan dari wawancara tersebut dapat diketahui bahwa
pengiriman surat dibagi menjadi dua. Pertama, untuk surat internal yang
diperuntukan untuk unit kerja atau fakultas/jurusan yang berada di
lingkungan Universitas Muhammadiyah Tangerang akan dikirimkan
langsung oleh office boy atau salah satu staf yang berada dibagian
humas protokoler. Kedua, surat untuk eksternal biasanya akan dikirim
melalui jasa pengiriman. Namun terkadang ada juga beberapa surat
149 Sedianingsih, Mustikawati, dan Prihardini S., Teori dan Praktik Administrasi Kesekretariatan.
h.89-90. 150 Agus Kristian, M.I.Kom., Wawancara Pribadi. 151 Eti Sayeti, S.Pd., Wawancara Pribadi.
81
yang dikirimkan melalui email ataupun faks jika surat itu harus
dikirimkan segera atau mendesak.
Pernyataan tersebut ternyata sesusai dengan teori yang
dipaparkan oleh Sedianingsih yaitu surat yang telah dimasukkan ke
dalam amplop, dapat dikirim melaui pos, jasa kurir ataupun jika masih
dalam kota biasanya dapat menggunakan jasa office boy.152
5) Tahap Penyimpanan
Tahap penyimpanan surat keluar atau pertinggalan surat di
Universitas Muhammadiyah Tangerang tidak berbeda jauh dengan
penyimpanan surat masuk. Berikut ini hasil wawancara dengan Ibu Eti
tahap penyimpanan surat keluar:
“Disimpan di folder yang sudah di tulis perihal atau asal surat.
Kalo SK ditaruh di folder SK, kalo surat rektor ditaruh di folder
rektor. Setelah 1 tahun akademik lalu dikumpulkan buat
dijilid.”153
Berikut ini hasil wawancara dengan Ibu Novi tahap
penyimpanan surat keluar:
“Jadi surat yang telah dikopi tadi akan disimpan bersama kartu
penerus disposisi untuk tanda bukti surat sudah dikirim, kalau
surat itu hanya dibagian internal. Tapi kalau untuk pihak luar
biasanya tanda terimanya ada bukti dari jasa
pengirimannya.”154
Berdasarkan wawancara tersebut dapat diketahui bahwa buku
agenda yang ada dikomputer nantinya akan diprint-out dan dibukukan.
Lalu kopian dari surat beserta tanda terimanya akan dijilid bersama
152 Sedianingsih, Mustikawati, dan Prihardini S., Teori dan Praktik Administrasi Kesekretariatan.
h. 90-91. 153 Eti Sayeti, S.Pd., Wawancara Pribadi. 154 Novianti Sari, S.E., Wawancara Pribadi.
82
dengan buku agenda yang telah diprint-out. Sehingga seluruh data surat
keluar tidak tercecer dan lebih mudah untuk ditemukan kembali
sewaktu dibutuhkan dengan segera.
Pernyataan ini sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh Basir
Bartos yaitu lembar kartu kendali akan disimpan bersama dengan
konsep surat serta pertinggalannya di satuan kerja pengolahan.155
Hasil penelitian tentang pengurusan surat keluar di Universitas
Muhammadiyah Tangerang dapat disimpulkan bahwa surat keluar yang
dikirim atas nama universitas akan dikelola di bagian humas protokoler.
Namun konsep atau draf surat dibuat oleh masing-masing unit kerja yang
berkepentingan dan diserhkan ke humas protokoler untuk diperiksa.
Setelah konsepnya telah benar bagian humas protokoler akan memberikan
nomor surat berdasarkan sistem yang telah ditetapkan. Lalu bagian humas
protokoler akan menyerahkan surat kepada rektor beserta dengan kartu
penerus disposisinya.
Setelah ditandatangani oleh rektor surat akan kembali lagi ke
bagian humas protokoler untuk dicatat pada buku agenda dan dikopi
sebagai arsip. Lalu jika telah selesai dikopi surat siap untuk dikirmkan.
Untuk surat di lingkungan internal universitas akan dikirimkan oleh staf
humas protokoler, namun untuk surat eksternal akan dikirmkan melalui
jasa pengiriman. Sebagai pertinggalannya dan arsip, surat yang telah
dikopi serta kartu penerus disposisinya akan disimpan dibagian humas
155 Basir Barthos, Manajemen Kearsipan : untuk Lembaga Negara, Swasta, dan Perguruan Tinggi.
h. 242.
83
protokoler dan nantinya kan dijilid bersama dengan buku agenda yang
telah diprint-out.
Berikut ini gambaran alur yang telah dibuat untuk mempermudah
dan meringkas dalam mengetahui tahapan proses pengurusan surat keluar
di Universitas Muhammadiyah Tangerang serta dapat dipertimbangkan
sebagai acuan dalam pembuatan peraturan tertulis:
84
SURAT KELUAR
Unit Kerja (Lembaga/
Biro/Fakultas) Humas Protokoler Rektor
Ya
Tidak
Gambar 4.5 Alur Proses Pengurusan Surat Keluar di Universitas Muhammadiyah
Tangerang
Membuat konsep surat
Menyimpan tembusan surat,
lembar disposisi atau tanda
terima surat
Memeriksa dan mengoreksi
surat
Menyimpan kopian atau
tembusan surat dan lembar
disposisi atau tanda terima
surat
Membaca dan
menandatangani
surat
Mengirim surat via email atau
jasa pengiriman untuk surat ke
instansi lain, atau office boy dan
staf untuk di unit kerja di UMT
Mencatat identitas surat pada buku
agenda surat keluar
Memberi nomor surat,
mengkopi dan
membubuhi stempel
Menyerahkan kepada rektor
beserta dengan kartu disposisi
Menyerahkan kopian atau
tembusan surat dan lembar
disposisi atau tanda terima surat
kepada unit kerja pembuat surat
Mulai
Perlu perbaikan?
Selesai
85
2. Kendala dan Upaya Mengatasi Kendala dalam Pengurusan Surat di
Universitas Muhammadiyah Tangerang
a. Kendala Pengurusan Surat Masuk
Berdasarkan dari observasi dan wawancara yang telah dilakukan
telah diketahui bahwa ada beberapa faktor penghambat atau kendala yang
terjadi selama pengurusan surat masuk di Universitas Muhammadiyah
Tangerang. Berikut ini hasil wawancara mengenai kendala dalam
pengurusan surat masuk:
“Paling lambat surat diproses 3 hari, telat itu terjadi jika bapak
rektor tidak ada ditempat atau di luar kota atau sedang ada hari
libur sehingga menjadi terpending ke beberapa hari kedepan.”156
“Telat diberi keterangan oleh rektor untuk didisposisikan kepada
siapa, terlalu banyak surat masuk, tercecer, tidak tepat
penerimaan disposisinya.”157
Maka dari pernyataan tersebut telah diketahui bahwa proses
pengurusan surat masuk dapat memakan waktu selama maksimal 3 hari.
Jika melebihi dari itu maka telah terjadi beberapa kendala. Kendala
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Surat terlambat untuk didisposisikan karena rektor sedang tidak ada
ditempat atau sedang ada hari libur.
2) Terlalu banyak surat yang masuk.
3) Surat tercecer.
4) Surat salah diterima atau tidak tepat didisposisikan.
b. Upaya Mengatasi Kendala Pengurusan Surat Masuk
156 Agus Kristian, M.I.Kom., Wawancara Pribadi. 157 Agus Kristian, M.I.Kom.
86
Untuk mengatasi beberapa kendala dalam pengurusan surat masuk,
bagian humas protokoler menerapkan beberapa strategi. Berikut ini hasil
wawancara mengenai upaya mengatasi kendala dalam pengurusan surat
masuk di Universitas Muhammadiyah Tangerang:
“Diwakilkan ke wakil rektor jika darurat lalu akan ditentukan
didisposisikan kesiapa dan tindakan yang akan dilakukan apa.
Koordinasi internal yang efektif agar tidak ada miss
komunikasi.”158
Berdasarkan dari wawancara tersebut maka telah diketahui
beberapa strategi yang digunakan untuk menyiasati kendala yang dihadapi
oleh bagaian humas protokoler dalam memproses surat masuk agar tepat
waktu sampai pada bagian atau unit kerja yang didisposisikan. Maka upaya
dalam mengatasi kendala pengurusan surat masuk tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
1) Jika rektor sedang tidak ada ditempat namun surat harus segera
didisposisikan maka surat tersebut akan diwakilkan ke wakil rektor
yang berkaitan dengan perihal surat. Surat bisa diserahkan ke wakil
rektor bidang akademik dan AIKA, wakil rektor bidang keuangan dan
kepegawaian ataupun kepada wakil rektor bidang kemahasiswaan dan
kerjasama.
2) Jika surat tercecer, hilang atau tidak tepat didisposisikan maka bagian
humas protokoler akan langsung berkoordinasi untuk melacak di mana
surat itu berada dari kartu penerus disposisi dan buku agenda. Lalu
bagian humas protokoler juga akan segera berkoordinasi dengan
158 Agus Kristian, M.I.Kom.
87
fakultas atau unit kerja yang berkaitan dengan surat tersebut untuk
menanyakan keberadaan surat agar tidak terjadi kesalahan dalam
menerima informasi.
c. Kendala Pengurusan Surat Keluar
Berdasarkan dari observasi dan wawancara yang telah dilakukan
telah diketahui bahwa ada beberapa faktor penghambat atau kendala yang
terjadi selama pengurusan surat keluar di Universitas Muhammadiyah
Tangerang. Berikut ini hasil wawancara mengenai kendala dalam
pengurusan surat keluar:
“Lama waktu pengurusan surat keluar 2 hari….. Redaksi yang
kurang lengkap dari fakultas atau biro lain. Pengiriman surat akan
melakukannya siapa, pihak universitas atau fakultas. Surat yang
ditujukan kurang jelas kepada siapa.”159
Maka dari pernyataan tersebut telah diketahui bahwa proses
pengurusan surat keluar dapat memakan waktu selama 2 hari. Jika
melebihi dari itu maka telah terjadi beberapa kendala. Kendala tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Redaksi yang salah atau kurang lengkap.
2) Tujuan surat kurang jelas.
3) Tanggung jawab dalam mengirimkan surat siapa, pihak universitas atau
fakultas.
d. Upaya Mengatasi Kendala Pengurusan Surat Keluar
Untuk mengatasi beberapa kendala dalam pengurusan surat keluar,
bagian humas protokoler menerapkan beberapa strategi. Berikut ini hasil
159 Agus Kristian, M.I.Kom.
88
wawancara mengenai upaya mengatasi kendala dalam pengurusan surat
keluar di Universitas Muhammadiyah Tangerang:
“Koordinasi ulang, karena biasanya surat yang mengirimkan
adalah office boy sehingga jika ditanyakan mereka tidak tahu,
sehingga kita harus menanyakan dan konformasi ulang ke lembaga
atau biro yang mengonsepkan surat itu.”160
Berdasarkan dari wawancara tersebut maka telah diketahui
beberapa strategi yang digunakan untuk menyiasati kendala yang dihadapi
oleh bagaian humas protokoler dalam memproses surat keluar agar tepat
waktu sampai kepada tujuan dan alamat yang tepat. Maka upaya dalam
mengatasi kendala pengurusan surat keluar tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
1) Jika konsep surat salah atau kurang tepat maka bagian humas protokoler
akan menghubungi kembali kepada bagian atau unit kerja yang telah
mengonsep surat tersebut mengenai alamat tujuan serta perihal surat
keluar tersebut.
2) Karena untuk pengiriman surat ke instansi lain memerlukan biaya maka
terkadang bagaian humas protokoler tidak bisa langsung mengirimkan
surat pada hari yang sama ketika surat telah ditandatangani dan
distempel. Maka bagian humas protokoler akan menghubungi unit kerja
atau fakultas yang membuat surat tersebut. Jika surat mendesak maka
biaya pengiriman akan ditanggung oleh unit kerja atau fakultas yang
membuat surat itu sendiri, namun jika surat tidak terlalu mendesak
160 Agus Kristian, M.I.Kom.
89
maka pihak humas protokoler yang akan mengirimkannya atas nama
universitas.
Penelitian yang telah dilakukan tentang pengurusan surat yang
dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Tangerang ini menunjukan bahwa
masih terdapat kendala yang perlu ditangani dengan serius dan beberapa
perbaikan dalam beberapa aspek yang belum sesuai dengan teori yang ada. Telah
kita ketahui bersama bahwa pengurusan surat merupakan hal yang terpenting
bagi suatu organisasi ataupun instansi untuk dijadikan bahan pendukung dalam
proses administrasi serta agar tetap menjalankan fungsi manajemennya
sebagaimana mestinya. Disamping itu pengurusan surat yang merupakan cikal
bakal dalam pembentukan arsip juga berperan penting sebagai rujukan historis,
rujukan dalam mengambil keputusan dan beberapa kegiatan lain yang masih
berhubungan dengan organisasi tersebut. Oleh sebab itu pengurusan surat tidak
bisa dianggap remeh dan memerlukan penanganan yang baik dan benar agar
surat dapat memiliki nilai guna yang maksimal.
Pada setiap kegiatan pasti tidak selalu berjalan dengan sempurna pasti
ada beberapa hal yang menghambat dalam proses pelaksanaanya, tidak
terkecuali pada kegiatan pengurusan surat. Walaupun jika dilihat dari tahapan
demi tahapan proses pengurusan surat sudah berjalan dengan baik dan telah
sesuai dengan teori yang ada, namun ada beberapa kendala yang memang terlihat
sepele namun dapat menghambat kegiatan pengurusan surat di Universitas
Muhammadiyah Tangerang. Berdasarkan dari observasi dan wawancara yang
telah dilakukan hambatan yang terlihat sangat berarti yang dialami oleh bagian
humas protokoler di Universitas Muhammadiyah Tangerang yaitu belum adanya
90
prosedur atau peraturan tertulis mengenai pengurusan surat. Sehingga terkadang
unit kerja lain yang menerima disposisi dari surat masuk dan ingin membuat
surat keluar menjadi bingung dengan alur cara pengurusannya. Maka beberapa
unit kerja yang akan membuat surat keluar terkadang salah dalam pembuatan
konsep dan tujuan surat, dan sering menanyakan bagaimana cara membuat surat
keluar. Karena masalah belum adanya prosedur atau peraturan pengurusan surat
ini juga menyebabkan tanggung jawab dalam pengiriman surat keluar menjadi
tidak jelas.
Selain dari itu petugas yang bertugas melakukan pengurusan surat masuk
dan keluar juga memiliki tugas lain yaitu mengarsip surat dan juga membuat
surat balasan dari surat masuk dan bahakan membuat surat tugas atau surat dinas
juga. Sehingga terkadang pengurusan surat yang seharusnya dapat diselesaikan
dalam waktu 3 hari menjadi terhambat. Disamping itu juga pegawai yang
bertugas melakukan pengurusan surat tidak ada yang berlatar belakang
pendidikan administrasi ataupun kearsipan. Tapi mereka hanya berlatih dan
pernah mengikuti beberapa seminar mengenai kearsipan.
Hambatan lain yang dialami oleh Universitas Muhammadiyah
Tangerang dalam pengurusan surat adalah dalam tahap penyimpanan. Karena
mereka belum memiliki pegawai yang berlatar belakang pendidikan kearsipan
serta unit atau ruangan khusus yang menyimpan arsip, dalam surat mereka tidak
memiliki penomoran atau klasifikasi arsip. Jadi surat hanya diurutkan
berdasarkan judul map snelhecter yang telah diberi judul perihal dan asal surat,
yang terkadang membuat bingung dalam mencarinya kembali jika tidak melihat
buku agenda. Disamping itu dikarenakan belum adanya unit khusus yang
91
mengurus kearsipan surat jadi rentan terselip, hilang atau tercecer bahkan
tercampur dengan berkas-berkas lain, dan hal ini membuat keefektifan dalam
pengurusan surat menjadi berkurang.
Berikut ini ringkasan beberapa kendala yang dihadapi Universitas
Muhammadiyah Tangerang dalam pengurusan surat:
a. Belum adanya prosedur tetap atau peraturan tertulis dalam kegiatan
pengurusan surat di Universitas Muhammadiyah Tangerang.
b. Belum adanya unit kearsipan yang diperuntukan mengurus arsip dari surat
yang telah diproses.
c. Penyimpanan surat yang telah menjadi arsip tidak memiliki penomoran atau
klasifikasi.
d. Belum adanya pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan kearsipan
atau administrasi.
e. Karena kurangnya tenaga dan belum adanya unit khusus kearsipan surat jadi
rentan hilang dan tercecer.
Namun karena menyadari bahwa kendala dalam pengurusan surat dapat
menggangu kegiatan manajemen di lingkungan Universitas Muhammadiyah
Tangerang, bagian humas protokoler tidak mengabaikannya begitu saja. Tapi
mereka menyiasatinya dengan menerapkan beberapa strategi yang dapat
mengurangi dampak dari kendala-kendala tersebut.
Berikut ini merupakan rangkuman dari upaya Universitas
Muhammadiyah Tangerang dalam menghadapi kendala dalam kegiatan
pengurusan surat:
92
a. Bagian humas protokoler akan berkoordinasi ulang dengan setiap unit kerja
jika terjadi keterlambatan disposisi.
b. Bagian humas protokoler akan menghubungi kembali unit kerja yang
membuat konsep surat keluar jika terjadi kesalahan atau salah ketik.
c. Bagian humas protokoler akan menjelaskan secara langsung kepada unit kerja
yang bingung dengan proses pengurusan surat masuk dan surat keluar.
d. Bagian humas protokoler akan berkoordinasi ulang dengan unit kerja jika
surat hilang atau tercecer dan juga tentang bagaimana pengiriman surat keluar.
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai proses
pengurusan surat di Universitas Muhammadiyah Tangerang yang sudah peneliti
paparkan di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Asas pengurusan surat yang diterapkan adalah asas sentralisasi. Pengurusan
surat masuk terdiri dari beberapa tahapan yaitu, tahap penerimaan surat, tahap
penyortiran surat, tahap pencatatan surat, tahap disposisi surat dan tahap
penyimpanan surat. Pengurusan surat keluar terdiri dari beberapa tahapan
yaitu; tahap pembuatan konsep surat, penomoran dan persetujuan, tahap
pengecapan dan mengkopi surat, tahap pencatatan surat, tahap pengiriman
surat dan tahap penyimpanan surat.
2. Dalam pengurusan surat di Universitas Muhammadiyah Tangerang ada
beberapa kendala yang dihadapi yaitu; belum adanya prosedur tetap atau
peraturan tertulis terkait pengurusan surat, belum adanya unit kearsipan yang
diperuntukkan mengurus arsip dari surat yang telah diproses, tidak memiliki
penomoran atau klasifikasi arsip, belum adanya pegawai yang memiliki latar
belakang pendidikan kearsipan atau administrasi dan juga surat rentan hilang
dan tercecer.
B. Saran
Dari kesimpulan yang telah diuraikan di atas, peneliti akan memberikan
beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan guna memaksimalkan
94
kegiatan pengurusan surat di Universitas Muhammadiyah Tangerang. Adapun
saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Membuat peraturan pengurusan surat atau Standar Operasional Prosedur
(SOP) dan membuat kode klasifikasi dalam pengurusan surat dan
penyimpanan surat, agar pengurusan surat menjadi seragam dan terstruktur.
Mengenai peraturan yang dapat dibuat sebagai acuan pengurusan surat,
peneliti membuat usulan peraturan pengurusan surat yang tertera pada bagian
gambar nomor 4.4 dan gambar nomor 4.5.
2. Menambah jenis dan unit sarana dan prasarana atau perlengkapan dalam
penyimpanan surat yang sedang atau sudah diproses, agar lebih mudah dalam
pencarian atau temu kembali. Peneliti membuat usulan perlengkapan
pengurusan surat yang terlampir pada bagian lampiran 9.
3. Menambah Sumber Daya Manusia (SDM) di bagian humas protokoler yang
dikhususkan untuk mengelola surat atau SDM di bidang kearsipan. Serta
meningkatan kemampuan atau skill Sumber Daya Manusia (SDM) dalam
pengurusan surat dengan mengikuti pelatihan atau seminar agar lebih
profesional dalam mengurus surat masuk maupun surat keluar.
4. Mempertimbangkan untuk membuat ruangan/unit kearsipan atau pusat arsip
perguruan tinggi di Universitas Muhammadiyah Tangerang yang
dikhususkan menyimpan arsip agar tidak tercampur dengan berkas lain atau
surat yang sedang diproses dan juga agar arsip lebih aman dan lebih mudah
untuk ditemukan kembali.
95
DAFTAR PUSTAKA
Agus Kristian, M.I.Kom. Wawancara Pribadi, 24 Juli 2018.