PENGUMUMAN Equity Research PT Trust Finance Indonesia Tbk. (TRUS) (Tercatat di Papan : Pengembangan) No.Peng-ER-00017/BEI.PPJ/11-2013 (dapat dilihat di laman: http://www.idx.co.id ) PT Bursa Efek Indonesia pada tanggal 6 November 2013 telah menerima surat melalui email dari PT Pemeringkat Efek Indonesia dengan No. 1875/PEF-DIR/XI/2013 tanggal 4 November 2013 mengenai Publikasi Laporan Penilaian Target Harga Referensi Saham PT Trust Finance Indonesia Tbk. sebagaimana terlampir (21 lembar). Demikian untuk diketahui. 7 November 2013 Umi Kulsum Andre P.J. Toelle Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Sektor Jasa Kepala Divisi Perdagangan Saham Tembusan: 1. Yth. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Otoritas Jasa Keuangan; 2. Yth. Direktur Transaksi dan Lembaga Efek, Otoritas Jasa Keuangan; 3. Yth. Direktur Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa, Otoritas Jasa Keuangan; 4. Yth. Direktur PT Indonesian Capital Market Electronic Library; 5. Yth. Direksi PT Trust Finance Indonesia Tbk. psu_TRUS_er_20131107_17
22
Embed
PENGUMUMAN Equity Research PT Trust Finance Indonesia Tbk ...€¦ · Pemegang Saham (%) PT Majujaya Terus Sejahtera 30,00 PT Artha Securities Indonesia 11,66 Federal Investment Holding,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGUMUMAN Equity Research
PT Trust Finance Indonesia Tbk. (TRUS) (Tercatat di Papan : Pengembangan) No.Peng-ER-00017/BEI.PPJ/11-2013
(dapat dilihat di laman: http://www.idx.co.id) PT Bursa Efek Indonesia pada tanggal 6 November 2013 telah menerima surat melalui email dari PT Pemeringkat Efek Indonesia dengan No. 1875/PEF-DIR/XI/2013 tanggal 4 November 2013 mengenai Publikasi Laporan Penilaian Target Harga Referensi Saham PT Trust Finance Indonesia Tbk. sebagaimana terlampir (21 lembar). Demikian untuk diketahui.
7 November 2013
Umi Kulsum Andre P.J. Toelle Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Sektor Jasa Kepala Divisi Perdagangan Saham Tembusan: 1. Yth. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Otoritas Jasa Keuangan; 2. Yth. Direktur Transaksi dan Lembaga Efek, Otoritas Jasa Keuangan; 3. Yth. Direktur Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa, Otoritas Jasa Keuangan; 4. Yth. Direktur PT Indonesian Capital Market Electronic Library; 5. Yth. Direksi PT Trust Finance Indonesia Tbk.
psu_TRUS_er_20131107_17
187S/PEF-DIR/XI/2013
Jakarta, 4 November 2013
Kepada Yth.1. PT Trust Finance Indonesia, Tbk
Artha Graha Building 21st FloorJI. Jend. Sudirman Kav.52-53Jakarta 12190
u.p. Bapak Suhiwan Budiyanto, Direktur Keuangan
2. PT Bursa Efek IndonesiaGedung Bursa Efek IndonesiaJI. Jend. Sudirman Kav 52-53Jakarta Selatan, 12190
u.p. Bapak Ito Warsito, Direktur UtamaBapak Hoesen, Direktur Penilaian Perusahaan
Sehubungan dengan penugasan yang kami peroleh untuk melakukan Penilaian Target HargaReferensi Saham, dengan ini kami sampaikan hasil penilaian kami atas saham PT Trust FinanceIndonesia Tbk (TRUS) dalam versi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Apabila masih ada hal-hal yang memerlukan penjelasan lebih lanjut, mohon agar menghubungi kami.Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,lbYohanes Arts AbimanyuDirektur
Tembusan : Ibu Umi Kulsum, Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Sektor Jasa, PT Bursa Efek Indonesia
/mo
PT. Pemeringkat Efek IndonesiaPanin Tower Senayan City, 17th FloorJI. Asia Afrika Lot. 19, Jakarta 10270, INDONESIAPhone: (62-21) 7278 2380· Fax: (62-21) 7278 2370
Sumber:PT Trust Finance Indonesia, PEFINDO Equity & Index
Valuation Division
Penilaian Saham Sebelumnya Saat Ini
Tertinggi 820 600
Terendah 780 530
Pemegang Saham (%)
PT Majujaya Terus Sejahtera 30,00
PT Artha Securities Indonesia 11,66
Federal Investment Holding, Ltd 34,99
Publik (dibawah 5% kepemilikan) 23,35
Kuncinya Adalah Kehati-hatian
PT Trust Finance Indonesia Tbk (TRUS) didirikan pada tahun 1990 dengan nama PT Multi Finance Kapitalindo (MFK). MFK berubah nama menjadi PT KIA Asia Finance (KAF) pada 7 Juni 2000, yang kemudian
berubah nama menjadi TRUS ketika go public pada 2002. Lini bisnis TRUS meliputi penyewaan mobil dan alat-alat berat, anjak piutang, pembiayaan kartu kredit, dan kredit konsumsi. Di awal tahun 2000, TRUS fokus pada pembiayaan mobil, terutama untuk merek KIA. Namun, ketika TRUS go public pada tahun 2002, diperluas untuk merek
mobil lainnya serta untuk pembiayaan mobil komersial dan mesin alat berat, seperti excavator, bulldozer, dll. TRUS memiliki kantor pusat di
Jakarta dan cabang masing-masing di Medan, Surabaya, dan Pekanbaru. TRUS juga membuka satu cabang lagi di Balikpapan pada Januari 2012. TRUS juga memiliki satu unit usaha di Aceh yang beroperasi berdasarkan prinsip Syariah.
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian yang tidak
teRpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
Trust Finance Indonesia, Tbk
4 November 2013 Halaman 2 dari 10 halaman
Penyesuaian Target Harga
Kami melakukan beberapa penyesuaian terhadap proyeksi kami sebelumnya dan menyesuaikan Target Harga ke dalam kisaran Rp530 – Rp600 per saham, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut: Pertumbuhan penjualan mobil melambat. Penjualan mobil di Indonesia pada
1H13 naik 12% YoY menjadi 601.920 unit karena suku bunga rendah dan
berbagai kampanye pemasaran yang dilakukan oleh distributor (Agen Tunggal Pemegang Merk atau ATPM). Kami percaya bahwa dengan faktor-faktor ini, bersama dengan diluncurkannya Low Cost Green Car (LCGC), penjualan mobil tahun ini mungkin setidaknya sama dengan 2012 yang mencapai 1,1 juta unit, meskipun terdapat kendala dari kenaikan harga BBM bersubsidi dan kenaikan suku bunga acuan.
Pertumbuhan negatif yang sementara. Industri alat berat selama 1H13
mengalami masa yang suram, dikarenakan penurunan permintaan Crude Palm Oil (CPO) dan batu bara dari Cina, menyeret turunnya harga komoditas Indonesia. Namun, kami melihat situasi ini hanya bersifat sementara, dan
kedua komoditas tersebut diperkirakan pulih pada 2014 - 2015. Kinerja negatif TRUS di 1H13. Pendapatan TRUS yang mencapai Rp31,3 miliar
dan laba bersih yang mencapai Rp8,3 miliar pada 1H13 berada di bawah pendapatan Rp40,2 miliar dan laba bersih Rp11,9 miliar yang diraih
Perusahaan pada periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini dapat dimengerti karena 62% dari bisnis pembiayaan TRUS adalah dalam industri alat berat. Namun, kami memprediksikan TRUS mampu membukukan pertumbuhan positif lagi karena permintaan internasional untuk batubara dan CPO meningkat dalam jangka panjang.
Perubahan pada asumsi Risk free rate, equity premium, dan beta menjadi
7,2%, 3,6%, dan 0,5x. Prospek Usaha Kami melihat 2013 tidak menjadi tahun yang baik bagi industri multifinance. Ekspektasi perlambatan pertumbuhan GDP tahunan menjadi 5,9% dan kenaikan inflasi menjadi 8,9% pada Agustus 2013 menyebabkan Bank Indonesia meningkatkan suku bunga acuan menjadi 7,25%. Ini menjadikan biaya dana
yang lebih tinggi bagi perusahaan pembiayaan. Bagi TRUS, hal ini sulit karena sebagian besar bisnis pembiayaannya adalah alat berat, yang juga mengalami perlambatan. Namun, kami percaya bahwa situasi akan pulih pada 2014 karena harga komoditas Indonesia, khususnya batubara dan CPO. Sehingga, kami mengekspektasikan TRUS mampu membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 9% YoY, dan compound annual growth rate (CAGR) sebesar 6% periode tahun 2012 – 2017. Tabel 1: Ringkasan Kinerja
* Berdasarkan harga saham tanggal 1 November 2013 – Rp 460/saham
PARAMETER INVESTASI
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian yang tidak
teRpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
Trust Finance Indonesia, Tbk
4 November 2013 Halaman 3 dari 10 halaman
Growth-Value Map memberikan gambaran akan ekspektasi pasar untuk perusahaan-
perusahaan yang tercatat di BEI. Metrik Current Performance (“CP”), sumbu horisontal, adalah bagian dari nilai pasar saham saat ini yang dapat dihubungkan dengan nilai peRpetuitas dari kinerja profitabilitas perusahaan. Metrik Growth Expectations (“GE”), sumbu vertikal, merupakan perbedaan antara nilai pasar saham saat ini dengan nilai current performance. Kedua metrik tersebut dinormalisasikan dengan nilai buku perusahaan. Growth-Value Map membagi perusahaan-perusahaan ke dalam empat kluster, yaitu:
Excellent value managers (“Q-1”) Pasar memiliki ekspektasi terhadap perusahaan-perusahaan di Q-1 melebih benchmark mereka dalam hal profitabilitas dan pertumbuhan.
Expectation builders (“Q-2”)
Pasar memiliki ekspektasi yang relatif rendah terhadap profitabilitas perusahaan-perusahaan di Q-2 dalam jangka pendek, tetapi memiliki ekspektasi pertumbuhan yang melebihi benchmark.
Traditionalists (“Q-3”)
Pasar memiliki ekspektasi yang rendah terhadap pertumbuhan perusahaan-perusahaan di Q-3, walaupun mereka menunjukkan profitabilitas yang baik dalam jangka pendek.
Asset-loaded value managers (“Q-4”) Pasar memiliki ekspektasi yang rendah terhadap profitabilitas dan
pertumbuhan perusahaan-perusahaan di Q-4.
Gambar 1: Growth-Value Map
(TRUS; Industri Multi Finance)
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
0 1 2 3 4
Gro
wth
Exp
ecta
tio
ns
Current Performance (CP)
Q-2 Q-1
Q-4 Q-3
TRUS
ADMF
MFINCFIN
HDFA
DEFI
Sumber: PEFINDO Equity & Index Valuation Division
Berdasarkan laporan keuangan dan nilai pasar, TRUS terletak di klaster Tradisionalis (Q-3). TRUS masih kurang diperhatikan oleh pasar, meskipun menunjukkan kinerja yang baik. Dengan demikian, masih perlu usaha investors
relation yang lebih baik untuk membuat investor menyadari potensi perusahaan. TRUS memiliki kesempatan untuk pindah ke kluster Excellent Value Managers’ (Q-1) dengan cara memperkuat kemampuan internal perusahaan untuk tumbuh dan melakukan tindakan untuk mendorong persepsi pasar terhadap keberhasilan Perusahaan.
GROWTH-VALUE MAP
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian yang tidak
teRpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
Trust Finance Indonesia, Tbk
4 November 2013 Halaman 4 dari 10 halaman
Gambaran Ekonomi Indonesia di 2013: Perlambatan Pertumbuhan yang
Sementara
Ekonomi global yang lemah terus dibayangi oleh ketidakpastian, dengan ekonomi AS tidak menunjukkan kinerja seperti yang diharapkan, meskipun terjadi peningkatan dalam produksi dan konsumsi. Perekonomian Eropa belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi India dan Cina lebih rendah dari yang diharapkan, meskipun masih
tinggi. Berdasarkan perkembangan tersebut, ekonomi global pada 2013 diperkirakan tumbuh 3,2%.
Perlambatan ekonomi global ini dirasakan juga di Indonesia, yang diproyeksikan akan mencatat pertumbuhan PDB sekitar 5,9% pada 2013, sejalan dengan 1Q13 dan 2Q13 yang hanya 6,03% YoY dan 5,81% YoY. Inflasi IHK berlari cukup tinggi pada Agustus 2013, mencapai 8,8% YoY, menyusul kenaikan harga BBM bersubsidi, yang memicu Bank Indonesia untuk mengangkat suku bunga acuan
menjadi 7,25%. Namun, pada 2014, kami yakin ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih cepat, didorong oleh konsumsi rumah tangga yang akan menerima
dorongan tambahan dari kegiatan terkait Pemilu. Pada saat yang sama, ekspor diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi sejalan dengan pemulihan ekonomi global.
Tabel 2: Indikator Makroekonomi Indonesia
2012 1Q13 2Q13 2013P*
Pertumbuhan PDB[%, YoY] 6,2 6,0 5,8 5,9
Inflasi [%, YoY] 4,2 5,9 5,9 9,2
BI Rate [%] 5,75 5,75 6,50 7,25
Cadangan devisa [USD Juta] 112,8 104,8 98,1 90,0
Nilai tukar [Rp/USD] 9.670 9.719 9.929 11.200
Sumber: Bank Indonesia, Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing Catatan: Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Gambaran Industri Alat Berat Tahun 2013: Menghadapi Angin Kencang
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan di pasar alat berat di Indonesia sangat erat kaitannya dengan perkembangan pasar komoditi Indonesia, terutama batubara dan CPO, karena kedua industri tersebut menghasilkan permintaan untuk alat berat. Pada 2013, karena permintaan batu bara dan CPO dari Cina dan India turun, harga-harga komoditas tersebut juga jatuh. Harga batubara internasional menurun dari USD87/metric ton (mt) pada tanggal 1 Januari 2012,
menjadi USD78,55/mt per tanggal 24 September 2013. Harga CPO internasional juga menurun dari USD970/ton pada tanggal 25 September 2012, menjadi USD812,5/ton pada 24 September 2013.
Gambar 2: Harga Batubara Internasional, Jan’12 – 25 Sept ’13
Gambar 3: Harga CPO Internasional, Sept’12 – 24 Sept’13
Dengan kondisi tersebut, penjualan alat berat di Indonesia anjlok pada 1H13. Pada Juni 2013, hanya 2.452 unit alat berat telah dijual oleh salah satu
INFORMASI BISNIS
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian yang tidak
teRpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
Trust Finance Indonesia, Tbk
4 November 2013 Halaman 5 dari 10 halaman
distributor terkemuka di Indonesia sejak awal tahun ini, turun 42,05% dari periode yang sama tahun lalu, yang mencapai 4.231 unit
Namun, kami percaya bahwa harga CPO dan batubara akan rebound, karena pulihnya Cina. Berdasarkan perkiraan Bloomberg, harga CPO akan naik dari harga saat ini MYR2.310/mt menjadi MYR2.375 pada akhir tahun 2015, sementara harga batubara diperkirakan meningkat dari USD78,55/ton ke USD91,1/ton pada akhir 2015.
Gambar 4: Perkiraan Harga Batubara dan CPO,
24 September 2013 – Hingga 2015
2,310
2,600
2,500
2,675
2,750
78.55
75.9281.34
84.991.08
65
70
75
80
85
90
95
2,000
2,100
2,200
2,300
2,400
2,500
2,600
2,700
2,800
Spot Q313 Q413 2014 2015
USD/tonMYR/Mt
Perkiraan harga CPO (MYR/Mt) Perkiraan harga batubara (USD/ton)
Semester Pertama 2013, Pertumbuhan Penjualan Mobil Tetap Meningkat, Namun Melambat Penjualan mobil domestik skala besar (pengiriman dari pabrik ke dealer)
meningkat sebesar 12% menjadi 601.952 unit pada semester pertama 2013 dari
535.261 unit pada periode yang sama tahun lalu. Kenaikan ini didukung oleh rendahnya tingkat suku bunga dan berbagai kampanye pemasaran yang dilakukan oleh distributor. Walaupun terjadi peningkatan, namum pertumbuhannya terlihat melambat, sejalan dengan melambatnya pertumbuhan PDB Indonesia. Namun demikian, kami percaya bahwa kenaikan harga BBM pada Juni 2013 tidak akan secara signifikan mempengaruhi penjualan mobil untuk tahun ini, yang sudah mencapai 792.358 unit pada bulan Agustus 2013. Seiring
dengan LCGC yang diluncurkan baru-baru ini, penjualan mobil tahun ini mungkin setidaknya sama dengan 2012 yang mencapai 1,1 juta unit.
Gambar 5: Penjualan Mobil di Indonesia, 2009 – Agustus 2013
Penurunan Sementara di 1H13 TRUS mengalami pertumbuhan negatif pada 1H13, tapi hal ini dapat dimengerti mengingat perlambatan di industri alat berat. Pendapatan dari bisnis pembiayaan konsumen turun sebesar 33,3% dari Rp25 miliar menjadi Rp16,7 miliar pada 1H13. Sementara itu, pendapatan dari sewa hanya turun sedikit dari Rp11,9 miliar menjadi Rp11,7 miliar. Hal ini membawa total pendapatan TRUS di 1H13
menjadi Rp31,3 miliar, penurunan 22,1% YoY. Mengingat hal ini, TRUS melakukan penyesuaian utang dan hal ini tercermin dari beban bunga yang lebih rendah di 1H13 yang hanya mencapai Rp11,0 miliar, jauh lebih kecil daripada Rp15,0 miliar pada 1H12. Namun, karena beban umum dan administrasi TRUS masih relatif stabil pada level Rp9,2 miliar - Rp9,3 miliar, maka laba usaha di 1H13 masih berkisar Rp10.9 miliar, lebih rendah dari Rp15,9 miliar pada 1H12. Tetapi dengan harga CPO dan batubara yang diperkirakan akan naik kembali
pada tahun 2014 dan 2015, maka kami perkirakan penurunan pendapatan dan laba TRUS hanya bersifat sementara.
Gambar 6: Pendapatan, Laba Operasional, Laba Bersih, 1H12 – 2015P
Mempertahankan Kualitas Pembiayaannya Dengan kondisi sulit di 1H13 ketika permintaan alat berat menurun, pembiayaan konsumen TRUS menurun 15,7% YoY menjadi Rp192.5 miliar, dan sewa pembiayaan turun 4,8% YoY menjadi Rp166.9 miliar. Kami percaya bahwa TRUS
tetap memberlakukan pemberian pembiayaan yang selektif. Hasilnya, jumlah pembiayaan lancar TRUS saat ini tetap berada di atas 94% dari total pembiayaan di 1H13.
Gambar 7: Piutang Pembiayaan Konsumen dan Sewa Pembiayaan TRUS Berdasarkan Hari Tunggakannya, 1H13
95.01%
Pembiayan Konsumen - Berdasarkan Jumlah hari tertunggak
Lancar Menunggak 1 - 30 hari Menunggak 31 - 60 hari
Menunggak 61 - 90 hari Menunggak 91 - 120 hari Menunggak lebih dari 120 hari
94.85%
Sewa pembiayaan - Berdasarkan Jumlah Hari Tertunggak
Lancar Menunggak 1 - 30 hari Menunggak 31 - 60 hari
Menunggak 61 - 90 hari Menunggak 91 - 120 hari Menunggak lebih dari 120 hari
Kami mengaplikasikan pendekatan pendapatan menggunakan Excess Return Method (ERM) sebagai metode penilaian utama dengan pertimbangan bahwa pertumbuhan pendapatan adalah merupakan faktor yang sangat
mempengaruhi nilai (value driver) TRUS jika dibandingkan dengan pertumbuhan aset. Selain itu kami menggunakan metode Guideline Company Method (GCM) sebagai metode pembanding. Penilaian ini didasarkan pada Nilai 100% saham TRUS per tanggal 1
November 2013, menggunakan laporan keuangan TRUS per tanggal 30 Juni 2013, sebagai dasar dilakukannya analisa fundamental.
Estimasi Nilai
Kami menggunakan Cost of Equity sebesar 8,89% berdasarkan asumsi-asumsi berikut: Tabel 3: Asumsi
Target harga saham untuk 12 bulan berdasarkan posisi penilaian pada tanggal 1 November 2013, adalah sebagai berikut:
Dengan menggunakan metode ERM dan asumsi tingkat diskonto
8,89% adalah sebesar Rp615 - Rp628 per saham. Dengan metode GCM (PBV 1,01X dan P/E 7,1X) adalah sebesar
Rp342 – Rp518 per saham.
Untuk mendapatkan nilai yang mewakili kedua indikasi nilai tersebut dilakukan rekonsiliasi dengan dilakukan pembobotan terhadap kedua metode
tersebut sebesar 70% untuk ERM dan 30% untuk metode GCM. Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka Target Harga Saham TRUS untuk 12 bulan adalah Rp530 - Rp600 per saham.
Laporan ini dibuat berdasarkan sumber-sumber yang kami anggap terpercaya dan dapat diandalkan.Namun kami tidak menjamin kelengkapan, keakuratan atau kecukupannya.Dengan demikian kami tidak bertanggung jawab atas segala keputusan investasi yang diambil berdasarkan laporan ini. Adapun asumsi, opini, dan perkiraan merupakan hasil dari pertimbangan internal kami per tanggal penilaian (cut off date), dan kami dapat mengubah pertimbangan diatas sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Kami tidak bertanggung jawab atas kekeliruan atau kelalaian yang terjadi akibat penggunaan laporan ini. Kinerja dimasa lalu tidak selalu dapat dijadikan acuan hasil masa depan. Laporan ini bukan merupakan rekomendasi penawaran, pembelian atau menahan suatu saham tertentu.Laporan ini mungkin tidak sesuai untuk beberapa investor.Seluruh opini dalam laporan ini telah disampaikan dengan it ikad baik, namun sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan disajikan dengan benar per tanggal diterbitkan laporan ini.Harga, nilai, atau pendapatan dari setiap saham Perseroan yang disajikan dalam laporan ini kemungkinan dapat lebih rendah dari harapan pemodal, dan pemodal juga mungkin mendapatkan pengembalian yang lebih rendah dari nilai investasi yang ditanamkan. Investasi didefinisikan sebagai pendapatan yang kemungkinan besar diterima dimasa depan, namun nilai dari pendapatan yang akan diterima tersebut kemungkinan besar juga akan berfluktuasi. Untuk saham Perseroan yang penyajian laporan keuangannya didenominasi dalam mata uang selain Rupiah, perubahan nilai tukar mata uang tersebut kemungkinan dapat menurunkan nilai, harga, atau pendapatan investasi pemodal.Informasi dalam laporan ini bukan merupakan pertimbangan pajak dalam mengambil suatu keputusan investasi. Target harga saham dalam Laporan ini merupakan nilai fundamental, bukan merupakan Nilai Pasar Wajar, dan bukan merupakan harga acuan transaksi yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Laporan target harga saham yang diterbitkan oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing bukan merupakan rekomendasi untuk membeli, menjual, atau menahan suatu saham tertentu, dan tidak dapat dianggap sebagai nasehat investasi oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing yang behubungan dengan cakupan Jasa Pefindo kepada, atau kaitannya kepada, beberapa pihak, termasuk emiten, penasehat keuangan, pialang saham, investment banks, institusi keuangan dan perantara keuangan, dalam kaitannya menerima imbalan atau keuntungan lainnya dari pihak tersebut, Laporan ini tidak ditujukan untuk pemodal tertentu dan tidak dapat dijadikan bagian dari tujuan investasi terhadap suatu saham dan juga bukan merupakan rekomendasi investasi terhadap suatu saham tertentu atau suatu strategi investasi.Sebelum melakukan tindakan dari hasil laporan ini, pemodal disarankan untuk mempertimbangkan terlebih dahulu kesesuaian situasi dan kondisi dan, jika dibutuhkan, mintalah bantuan penasehat keuangan. PEFINDO memisahkan kegiatan Valuasi Saham dengan kegiatan Pemeringkatan untuk menjaga independensi dan objektivitas dari proses dan produk kegiatan analitis. PEFINDO telah menetapkan
kebijakan dan prosedur untuk menjaga kerahasiaan informasi non-publik tertentu yang diterima sehubungan dengan proses analitis. Keseluruhan proses, metodologi dan databse yang digunakan dalam penyusunan Laporan Target Harga Referensi Saham ini secara keseluruhan adalah berbeda dengan proses, metodologi dan database yang digunakan PEFINDO dalam melakukan pemeringkatan. Laporan ini dibuat dan disiapkan Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing dengan tujuan untuk meningkatkan transparansi harga saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.Laporan ini juga bebas dari pengaruh tekanan atau paksaan dari Bursa maupun Perseroan yang dinilai. Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing akan menerima imbalan sebesar Rp 20.000.000,- masing-masing dari Bursa Efek Indonesia dan Perseroan yang dinilai untuk 2 (dua) kali pelaporan per tahun. Untuk keterangan lebih lanjut, dapat mengunjungi website kami di http://www.pefindo.com Laporan ini dibuat dan disiapkan oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing.Di Indonesia Laporan ini dipublikasikan pada website kami dan juga pada website Bursa Efek Indonesia.
Source:PT Trust Finance Indonesia, PEFINDO Equity & Index
Valuation Division
Stock Valuation Last Current
High 820 600
Low 780 530
Shareholders (%)
PT Majujaya Terus Sejahtera 30.00
PT Artha Securities Indonesia 11.66
Federal Investment Holding, Ltd 34.99
Public (each below 5% of ownerships) 23.35
Being Prudent is the Key
PT Trust Finance Indonesia Tbk (TRUS) was established in 1990 under the name PT Multi Finance Kapitalindo (MFK). MFK changed its name to PT KIA Asia Finance (KAF) on June 7, 2000, which then changed its
name to TRUS when it went public in 2002. TRUS’s business line includes car and heavy equipment leasing, factoring, credit card financing, and consumer loans. In the early 2000s, TRUS focused on car financing, especially for the KIA brand. However, when TRUS went public in 2002, it expanded to other car brands as well as to financing
commercial cars and heavy equipment machines, such as excavators, bulldozers, etc. TRUS has a head office in Jakarta and a branches each
in Medan, Surabaya, and Pekanbaru. It also opened one more office in Balikpapan in January 2012. TRUS also has one business unit in Aceh that operates based on the Syariah principle.
“Disclaimer statement in the last page
is an integral part of this report”
www.PEFINDO.com
Trust Finance Indonesia, Tbk
November 4, 2013 Page 2 of 10 pages
Target Price Adjustment
We made several adjustments to our previous projections, and adjust our Target Price to a range of IDR530 – IDR600 per share, based on the following considerations: Slower car sales growth. Car sales in Indonesia in 1H13 increased 12% YoY to
601,920 units due to low interest rates and a variety of marketing campaigns
undertaken by distributors (Agen Tunggal Pemegang Merk or ATPM). We believe that with these factors, along with the low cost green cars (LCGC) launched recently, car sales this year may be at least the same as 2012’s 1.1 million units, despite the obstacles posed by the subsidized fuel price and benchmark interest rate hikes.
Temporary negative growth. The heavy machineries industry experienced a gloomy 1H13, as China lowered its demand for crude palm oil (CPO) and coal,
dragging down the prices of those Indonesian commodities. However, we view this situation to only be temporary, and both commodities are expected to recover in 2014 - 2015.
TRUS’s negative performance in 1H13. TRUS’s IDR31.3 billion revenue and IDR8.3 billion net profit in 1H13 were below the IDR40.2 billion revenue and IDR11.9 billion net profit the Company booked in the same period the previous year. This was understandable as 62% of TRUS’s financing business
is in the heavy machineries industry. However, we expect TRUS to book positive growth again as international demand for coal and CPO increases over the long term.
Change in risk free rate, equity premium, and beta assumption are 7.2%, 3.6%, and 0.5x, respectively.
Business Prospects We view 2013 to not be a good year for the multifinance industry. The expected slowdown of annual GDP growth to 5.9% and the increase in inflation rate to 8.9% in August 2013 led Bank Indonesia to increase its benchmark rate to 7.25%. These create a higher cost of fund for multifinance companies. It is particularly harder for TRUS since most of its financing business is in the heavy machinery industry, which also suffered a slowdown. However, we believe that
the situation will recover in 2014 as the price of Indonesian commodities, particularly coal and CPO, are beginning to rebound. As a result, we expect TRUS to book a revenue growth of 9% YoY, and a compound annual growth rate (CAGR) of 6% during 2012 - 2017. Table 1: Performance Summary
2010 2011 2012 2013P 2014P
Revenue [IDR bn] 52 68 79 68 74
Pre-tax profit [IDR bn] 25 28 29 26 30
Net profit [IDR bn] 19 21 22 19 22
EPS [IDR] 46 53 54 48 54
EPS growth [%] 14 15 2 (11) 13
P/E [x] 7.8 14.9 9.5 9.5* 8.5*
PBV [x] 1.0 2.2 1.1 0.9* 0.8*
Source: PT Trust Finance Indonesia Tbk, PEFINDO Equity & Index Valuation Division Estimates
* based on share price as of November 1, 2013 – Rp 460/share
INVESTMENT PARAMETER
“Disclaimer statement in the last page
is an integral part of this report”
www.PEFINDO.com
Trust Finance Indonesia, Tbk
November 4, 2013 Page 3 of 10 pages
The Growth-Value Map below provides an overview of the market expectations
for the companies listed on the IDX. The Current Performance (CP) metric, running along the horizontal axis, is a portion of current stock market value that can be linked to the perpetuity of a company’s current performance in profitability. The Growth Expectations (GE) metric, plotted on the vertical axis, is the difference between the current stock market value and the value of current performance. Both metrics are normalized by the company’s book value.
Growth-Value Map divides companies into four clusters:
Excellent Value Managers (Q-1) Market expects companies in Q-1 to surpass their benchmark in profitability and growth.
Expectation Builders (Q-2) Market has relatively low expectations of profitability from companies in Q-2 in the short term, but has growth expectations exceed the benchmark.
Traditionalists (Q-3)
Market has low growth expectations of companies in the Q-3, although they showed a good profitability in the short term.
Asset-loaded Value Managers (Q-4)
Market has low expectations in terms of profitability and growth for companies in Q-4.
Figure 1: Growth-Value Map
(TRUS; Multi Finance Industry)
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
0 1 2 3 4
Gro
wth
Exp
ecta
tio
ns
Current Performance (CP)
Q-2 Q-1
Q-4 Q-3
TRUS
ADMF
MFINCFIN
HDFA
DEFI
Source: PEFINDO Equity & Index Valuation Division
Based on its financial statement and market value, TRUS is lying in the Traditionalist (Q-3) cluster. TRUS is still overlooked by the market, although it showed a good performance. Thus, it may still need better investor relations to make investors realize the company’s potential. TRUS has the opportunity to move to the Excellent Value Managers’ cluster (Q-1) by way of strengthening its internal growth capabilities and carrying out actions to drive market perceptions of its economic success.
GROWTH-VALUE MAP
“Disclaimer statement in the last page
is an integral part of this report”
www.PEFINDO.com
Trust Finance Indonesia, Tbk
November 4, 2013 Page 4 of 10 pages
Indonesia’s Economic Outlook in 2013: Temporary Slowdown of Growth
The weak global economy continues to be overshadowed by uncertainty, with the US economy not performing as expected, despite increases in production and consumption. The European economy has not shown significant improvement either. Meanwhile, the economic growth of India and China is lower than expected, though still high. Based on these developments, global economic growth in 2013 is expected to be 3.2%.
This global slowdown is also felt in Indonesia, which is projected to see a GDP growth of around 5.9% in 2013, in line with 1Q13 and 2Q13 figures of just 6.03% YoY and 5.81% YoY, respectively. CPI inflation ran fairly high in August 2013, reaching 8.8% YoY, following the hike in subsidized fuel price, which triggered Bank Indonesia to lift its benchmark rate to 7.25%. However, in 2014, we believe Indonesia’s economy will grow faster, driven by household consumption that will receive an added boost from election-related activities. At
the same time, exports are expected to chart higher growth in line with the expected global economic recovery.
Source: Bank Indonesia, PEFINDO Equity & Index Valuation Division Estimates Notes: PEFINDO Equity & Index Valuation Division Estimates
Heavy Machineries Market Outlook 2013: Facing Strong Headwinds It can’t be denied that the developments in Indonesia’s heavy machineries market is closely related to the developments in Indonesia’s commodity market,
particularly coal and CPO, as those industries generate demand for heavy machineries. In 2013, as the demand of coal and CPO from China and India dropped, the prices of such commodities also plunged. International coal price declined from USD87/metric ton (mt) on January 1, 2012, to USD78.55/mt as of September 24, 2013. International CPO price also declined from USD970/ton on September 25, 2012, to USD812.5/ton as of September 24, 2013.
Figure 2: International Coal Price, Jan’12 – Sept,25 ’13
Figure 3: International CPO Price, Sept’12 – Sept’24, 2013
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100
Oct-12 Dec-12 Feb-13 Apr-13 Jun-13 Aug-13
USD/Mt
International Coal Price
600
650
700
750
800
850
900
950
1000
Sep-12 Nov-12 Jan-13 Mar-13 May-13 Jul-13
USD/Mt
International CPO Price
Source: Bloomberg, PEFINDO Equity & Index Valuation Source: Bloomberg, PEFINDO Equity & Index Valuation
Division Division
Under these conditions, the sale of heavy machineries in Indonesia plummeted in 1H13. As of June 2013, only 2,452 units of heavy machineries had been sold by one of Indonesia’s leading distributors since the start of the year, a drop of
42.05% from the same period last year, which hit 4,231 units. However, we believe that prices for CPO and coal will rebound, as China’s growth
BUSINESS INFORMATION
“Disclaimer statement in the last page
is an integral part of this report”
www.PEFINDO.com
Trust Finance Indonesia, Tbk
November 4, 2013 Page 5 of 10 pages
recovers. Based on Bloomberg’s forecast, CPO prices will go up from the current MYR2,310/mt to MYR2,375 by the end of 2015, while coal prices are expected to
increase from USD78.55/ton to USD91.1/ton at the end of 2015.
Figure 4: Forecast of Coal and CPO, September 24, 2013 -
Until 2015
2,310
2,600
2,500
2,675
2,750
78.55
75.9281.34
84.991.08
65
70
75
80
85
90
95
2,000
2,100
2,200
2,300
2,400
2,500
2,600
2,700
2,800
Spot Q313 Q413 2014 2015
USD/tonMYR/Mt
Forecast of CPO Price (MYR/Mt) Forecast of Coal price (USD/ton)
Source: Bloomberg, PEFINDO Equity & Index Valuation Division Estimates
First Half 2013, Growth of Car Sales Remain Bullish But Slowing Down
Wholesales domestic car sales (shipment from factory to dealers) increased by 12% to 601,952 units in the first half of 2013 from 535,261 units in the same period last year. The increase was supported by low interest rates and a variety of marketing campaigns undertaken distributors. Despite the increase, the rate of growth is slower, in line with the slowdown of Indonesia’s GDP growth. Nevertheless, we believe that the fuel price hike in June 2013 will not significantly affect car sales for the year, which already reached 792,358 units by August
2013. Along with the LCGC launched recently, car sales this year may be at least the same as 2012’s 1.1 million units.
Figure 5: Indonesia’s Car Sales, 2009 – August 2013
486,088
764,710
894,164
1,116,230
792,358
-
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
1,200,000
2009 2010 2011 2012 Jan - August2013
Indonesia car sales (units)
Source: PT Trust Finance Indonesia Tbk, PEFINDO Equity & Index Valuation Division
“Disclaimer statement in the last page
is an integral part of this report”
www.PEFINDO.com
Trust Finance Indonesia, Tbk
November 4, 2013 Page 6 of 10 pages
Temporary Down in 1H13 TRUS’s suffered negative growth in 1H13, but this was understandable given the slowdown in the heavy machinery industry. Income from its consumer financing business also dropped by 33.3% from IDR25 billion to IDR16.7 billion in 1H13. Meanwhile, income from leasing only dipped from IDR11.9 billion to IDR11.7 billion. These bring TRUS’s total revenue in 1H13 to IDR31.3 billion, a 22.1% YoY decline. Given this, TRUS adjusted its debt balance and this was reflected by
lower interest expenses in 1H13 of just IDR11.0 billion, significantly less than the IDR15.0 billion in 1H12. However, since TRUS’s general and administrative expenses were relatively stable at IDR9.2 billion–IDR9.3 billion, its operating profit in 1H13 was still IDR10.9 billion, lower than IDR15.9 billion in 1H12. But with coal and CPO prices expected to climb back up in 2014 and 2015, then we view TRUS’s revenue and profit decline to be temporary.
Source: PT Trust Finance Indonesia Tbk, PEFINDO Equity & Index Valuation Division
Maintaining Its Quality of Financing With the difficult conditions in 1H13 when the demand for heavy machineries declined, TRUS’s consumer financing declined 15.7% YoY to IDR192.5 billion and its financing lease dipped 4.8% YoY to IDR166.9 billion. We believe that TRUS was exercising more selective lending practices. As a result, TRUS’s current financing was above 94% of the total in 1H13.
Figure 7: TRUS’s Consumer Financing and Finance Lease Receivables Based on the Number of Days in Arrears, 1H13
95.01%
Consumer financing - number of days in arrears
No arrears 1 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days 91 - 120 days More than 120 days
94.85%
Finance lease - number of days in arrears
No arrears 1 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days 91 - 120 days More than 120 days
Source: PT Trust Finance Indonesia Tbk, PEFINDO Equity & Index Valuation Division
FINANCE
“Disclaimer statement in the last page
is an integral part of this report”
www.PEFINDO.com
Trust Finance Indonesia, Tbk
November 4, 2013 Page 7 of 10 pages
VALUATION
Methodology
We applied the income approach using the Excess Return Method (ERM) as the main valuation approach considering that income growth is a value driver in TRUS instead of asset growth.
Furthermore, we also applied the Guideline Company Method (GCM) as comparison method. This valuation is based 100% on share price as of November 1, 2013, using TRUS’s financial report as of June 30, 2013, for our fundamental analysis.
Value Estimation
We used a Cost of Equity of 8.89% based on the following assumptions:
Table 3: Assumption
Risk free rate [%]* 7.2
Risk premium [%]* 3.6
Beta [x]* 0.5
Cost of Equity [%] 8.89
Source: Bloomberg, PEFINDO Equity & Index Valuation Division Estimates * as of November 1, 2013
Target price for 12 months based on the valuation as of November 1, 2013, is
as follows:
Using the ERM method with a discount rate assumption of 8.89% is
IDR615 - IDR628 per share. Using the GCM method (PBV 1.01X and P/E 7.1X) is IDR342 –
IDR518 per share.
In order to obtain a value that represents both value indications, we have weighted both ERM and GCM methods by 70%:30%. Based on the above calculation, the target price for TRUS for 12 months is IDR530 - IDR600 per share.
Table 4: Summary of ERM Method Valuation
Conservative Moderate Optimist
Beginning book value of equity – [IDR, bn]
196 196 196
PV equity excess return – [IDR bn] 19.3 20.3 21.3
Terminal Value excess return – [IDR, bn]
69.1 72.7 76.4
Total Equity Value – [IDR bn] 246.1 248.8 251.3 Number of Share, [mn shares] 400 400 400 Fair Value per Share, [IDR] 615 622 628
Source: PEFINDO Equity & Index Valuation Division Estimates
TARGET PRICE
“Disclaimer statement in the last page
is an integral part of this report”
www.PEFINDO.com
Trust Finance Indonesia, Tbk
November 4, 2013 Page 8 of 10 pages
Table 5: GCM Comparison
TRUS BFIN BBLD MFIN CFIN Average
P/E [x] 10.3 7.3 9.6 3.9 4.5 7.1
P/BV [x] 0.9 1.2 1.3 1.0 0.6 1.0
Source: Bloomberg, PEFINDO Equity & Index Valuation Division Table 6: Summary of GCM Method Valuation
Multiple [x] Est. EPS [IDR] Est. BV/share [IDR] Value [IDR]
P/E 7.1 48.2 - 342
P/BV 1.0 - 510.9 518
Source: Bloomberg, PEFINDO Equity & Index Valuation Division Estimates
Table 7: Fair Value Reconciliation
Fair Value per Share [IDR]
DCF GCM Average
Upper limit 628 518 600
Bottom limit 615 342 530
Weight 70% 30%
Source: PEFINDO Equity & Index Valuation Division Estimates
“Disclaimer statement in the last page
is an integral part of this report”
www.PEFINDO.com
Trust Finance Indonesia, Tbk
November 4, 2013 Page 9 of 10 pages
Table 8: Consolidated Statement of Comprehensive Income