Top Banner
PENGUKURAN POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKATAN MENGGUNAKAN NIOSH DAN LIFTING INDEX Disusun oleh: Ainul Haq 020432 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100, Pondok Cina, Depok 16424 ABSTRAK PT Jaya Food Indonesia adalah perusahaan produksi makanan ringan berupa agar batang aneka rasa seperti rasa nanas, leci, mangga, jeruk dan strawberi berbentuk panjang seperti batang yang biasanya digemari oleh anak-anak. Dalam pembuatannya perusahaan masih menggunakan tenaga manual manusia, mulai dari memasak, mengikat, mengepak produk hingga pengangkatan produk jadi ke gudang. Tingkat kemungkinan resiko cidera yang dihadapi oleh pekerja dalam melakukan pengangkatan produk secara manual perlu diperhatikan dimulai dari pengambilan produk dari tempat awal penyimpanan kemudian produk diangkat dan dibawa menuju mobil box, terakhir produk diletakan di dalam box yang tersedia. Apabila berat beban angkat dari pekerja melebihi rekomendasi maksimal beban yang seharusnya maka akan menimbulkan keluhan dalam jangka pendek dan dapat juga menimbulkan resiko cidera dalam jangka panjang. Nilai lifting index kedua perhitungan sebelum pemberian usulan adalah lebih dari 1 dan mengartikan bahwa kegiatan pengangkatan yang dilakukan beresiko menimbulkan cidera. Perbaikan yang diberikan dengan merubah jarak pengangkatan baik secara horizontal maupun vertikal, sehingga setelah melakukan perbaikan terjadi penurunan nilai lifting index mencapai kurang dari 1 yang mengartikan kegiatan setelah pemberian usulan aman dilakukan. Kata Kunci: Pengangkatan , lifting index, NIOSH. PENDAHULUAN Pekerjaan yang bersifat fisik merupakan kegiatan yang membutuhkan energi rangka dan otot sebagai sumber energinya, dengan kata lain jenis pekerjaan ini sangat bergantung dengan kekuatan fisik seorang manusia. Tingkat kemungkinan resiko cidera yang dihadapi oleh pekerja yang melakukan pengangkatan produk jadi secara manual dalam perusahaan perlu diperhatikan. Apabila berat beban angkat dari pekerja melebihi rekomendasi maksimal beban yang seharusnya maka akan menimbulkan keluhan dalam jangka pendek dan dapat juga menimbulkan resiko cidera dalam jangka panjang. Terlihat dalam jumlah beban yang diangkat pada pekerja di PT Jaya Food Indonesia melebihi rekomendasi beban maksimal juga posisi kerja yang dilakukan kurang tepat karena pekerja membungkuk ketika proses pegangkatan dilakukan menjadikan pekerjaan yang dilakukan memiliki resiko yang cukup besar. Berdasarkan permasalahan maka perlu dilakukan pengamatan terhadap beban dan posisi pengangkatan agar dapat mengurangi resiko keluhan dan cidera yang mungkin terjadi pada pekerja pengangkatan di PT Jaya Food Indonesia. Tujian dari penelitian adalah menganalisis resiko kelelahan dan
14

PENGUKURAN POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKATAN MENGGUNAKAN NIOSH DAN LIFTING ...ainul.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/80818/jurnal... · Kata Kunci: Pengangkatan , lifting

Aug 24, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGUKURAN POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKATAN MENGGUNAKAN NIOSH DAN LIFTING ...ainul.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/80818/jurnal... · Kata Kunci: Pengangkatan , lifting

PENGUKURAN POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKATAN MENGGUNAKAN NIOSH DAN LIFTING INDEX

Disusun oleh:

Ainul Haq

020432

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100, Pondok Cina, Depok 16424

ABSTRAK

PT Jaya Food Indonesia adalah perusahaan produksi makanan ringan berupa agar batang aneka rasa seperti rasa nanas, leci, mangga, jeruk dan strawberi berbentuk panjang seperti batang yang biasanya digemari oleh anak-anak. Dalam pembuatannya perusahaan masih menggunakan tenaga manual manusia, mulai dari memasak, mengikat, mengepak produk hingga pengangkatan produk jadi ke gudang. Tingkat kemungkinan resiko cidera yang dihadapi oleh pekerja dalam melakukan pengangkatan produk secara manual perlu diperhatikan dimulai dari pengambilan produk dari tempat awal penyimpanan kemudian produk diangkat dan dibawa menuju mobil box, terakhir produk diletakan di dalam box yang tersedia. Apabila berat beban angkat dari pekerja melebihi rekomendasi maksimal beban yang seharusnya maka akan menimbulkan keluhan dalam jangka pendek dan dapat juga menimbulkan resiko cidera dalam jangka panjang. Nilai lifting index kedua perhitungan sebelum pemberian usulan adalah lebih dari 1 dan mengartikan bahwa kegiatan pengangkatan yang dilakukan beresiko menimbulkan cidera. Perbaikan yang diberikan dengan merubah jarak pengangkatan baik secara horizontal maupun vertikal, sehingga setelah melakukan perbaikan terjadi penurunan nilai lifting index mencapai kurang dari 1 yang mengartikan kegiatan setelah pemberian usulan aman dilakukan.

Kata Kunci: Pengangkatan , lifting index, NIOSH.

PENDAHULUAN Pekerjaan yang bersifat fisik

merupakan kegiatan yang membutuhkan energi rangka dan otot sebagai sumber energinya, dengan kata lain jenis pekerjaan ini sangat bergantung dengan kekuatan fisik seorang manusia. Tingkat kemungkinan resiko cidera yang dihadapi oleh pekerja yang melakukan pengangkatan produk jadi secara manual dalam perusahaan perlu diperhatikan. Apabila berat beban angkat dari pekerja melebihi rekomendasi maksimal beban yang seharusnya maka akan menimbulkan keluhan dalam jangka pendek dan dapat juga menimbulkan

resiko cidera dalam jangka panjang. Terlihat dalam jumlah beban yang diangkat pada pekerja di PT Jaya Food Indonesia melebihi rekomendasi beban maksimal juga posisi kerja yang dilakukan kurang tepat karena pekerja membungkuk ketika proses pegangkatan dilakukan menjadikan pekerjaan yang dilakukan memiliki resiko yang cukup besar. Berdasarkan permasalahan maka perlu dilakukan pengamatan terhadap beban dan posisi pengangkatan agar dapat mengurangi resiko keluhan dan cidera yang mungkin terjadi pada pekerja pengangkatan di PT Jaya Food Indonesia. Tujian dari penelitian adalah menganalisis resiko kelelahan dan

Page 2: PENGUKURAN POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKATAN MENGGUNAKAN NIOSH DAN LIFTING ...ainul.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/80818/jurnal... · Kata Kunci: Pengangkatan , lifting

cidera sebelum dan setelah perbaikan dengan hasil perhitungan indeks keamanan.

METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam

penelitian adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari studi literatur atau jurnal ilmiah terdahulu yang relevan dengan materi pembahasan. Sedangkan data primer adalah data yang diperoleh langsung saat pengamatan pada PT Jaya Food Indonesia, dan hasil pengisian kuesioner dengan lembar kuesioner nordic body map langsung oleh pekerja. Data primer yang diambil berupa pengukuran jarak horizontal (H), pengukuran jarak vertikal (V),

pengukuran sudut assimetrik (A), pengukuran frekuensi (F), dan pengukuran pegangan (C). Nilai H merupakan jarak horizontal yang didefinisikan sebagai jarak antara titik tengah kedua mata kaki bagian dalam sampai dengan titik yang diproyeksikan dari titik pusat beban saat pengangkatan. Maka besaran HM ditentukan dengan rumus (Iridiastadi dan Yassierli, 2014).

Jika nilai H < 25 cm maka diasumsikan H = 25 sehingga nilai HM nilai maksimum yaitu 1. Nilai H sangat ditentukan oleh sikap tubuh saat pengangkatan, dimana kondisi ideal adalah saat beban sedekat mungkin dengan tubuh. Perubahan nilai HM terhadap nilai H ditunjukan oleh Tabel 1 (Iridiastadi dan Yassierli, 2014).

Tabel 1. Faktor Pengali Horizontal H (cm) HM ≤25 1.00 30 0.83 40 0.63 50 0.50 60 0.42 70 0.36 80 0.31 90 0.28 ≤100 0.00

Nilai V merupakan jarak dari lantai terhadap posisi kedua tangan saat pengangkatan, yang biasanya diasumsikan sebagai titik tengah benda yang dibawa. Maka besaran VM ditentukan dengan rumus (Iridiastadi dan Yassierli, 2014).

Perubahan VM terhadap V bersifat linier, walaupun tidak setajam perubahan HM terhadap H. Nilai V juga ditentukan oleh sikap tubuh saat pengangkatan, dimana komdisi ideal adalah saat beban berada setinggi pinggang atau V = 75 maka VM = 1. Perubahan VM terhadap V ditunjukan oleh Tabel 2. (Iridiastadi dan Yassierli, 2014).

Tabel 2. Faktor Pengali Vertikal V (cm) VM

0 0.78 15 0.82 30 0.87 45 0.91 60 0.96 75 1.00

100 0.93 125 0.85 150 0.78 175 0.70

Nilai A merupakan sudut asimetrik atau sudut yang dibentuk antara pertengahan bidang sagital dan garis asimetrik. Bidang sagital adalah bidang yang membagi tubuh menjadi dua bagian, kanan dan kiri saat posisi tubuh netral (tidak ada perputaran pada bahu dan kaki). Garis asimetrik adalah garis horizontal yang menghubungkan kedua mata kaki bagian dalam dan proyeksi titik tengah beban pada lantai setiap posisi pengangkatan. Besaran AM ditentukan dengan rumus (Iridiastadi dan Yassierli, 2014).

Kondisi ideal diperoleh bila AM = 1, yaitu saat posisi tubuh berada dalam keadaan netral atau tidak berputar. Garis asimetrik dan garis sagital ditunjukan oleh Gambar 1 (Iridiastadi dan Yassierli, 2014).

AM = 1 – 0,0032 A (rad)

VM = 1 – (0.003 | V – 75 |)

HM = 25/H

Page 3: PENGUKURAN POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKATAN MENGGUNAKAN NIOSH DAN LIFTING ...ainul.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/80818/jurnal... · Kata Kunci: Pengangkatan , lifting

Gambar 1. Posisi Sudut Asimetrik Terhadap

Bidang Sagital Sumber: Iridiastadi dan Yassierli, 2014

Berbeda dengan faktor pengali yang telah dibahas sebelumnya, FM tidak dihitung secara matematis. Penentuan nilai FM berdasarkan dari tabel acuan, dalam hal ini FM dilihat dari frekuensi rata-rata pengangkatan per menit dan posisi beban saat diangkat dari lantai (jarak vertikal). Acuan nilai FM ditunjukan oleh Tabel 3 (Iridiastadi dan Yassierli, 2014).

Page 4: PENGUKURAN POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKATAN MENGGUNAKAN NIOSH DAN LIFTING ...ainul.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/80818/jurnal... · Kata Kunci: Pengangkatan , lifting

Tabel 3. Faktor Pengali Frekuensi Frekuensi Angkat/ Menit

Durasi Kerja≤ 1 Jam 1 – 2 Jam 2 – 8 Jam

V<75 V≥75 V<75 V≥75 V<75 V≥750.2 1.00 1.00 0.95 0.95 0.85 0.85 0.5 0.97 0.97 0.92 0.92 0.81 0.81 1 0.94 0.94 0.88 0.88 0.75 0.75 2 0.91 0.91 0.84 0.84 0.65 0.65 3 0.88 0.88 0.79 0.79 0.55 0.55 4 0.84 0.84 0.72 0.72 0.45 0.45 5 0.80 0.80 0.60 0.60 0.35 0.35 6 0.75 0.75 0.50 0.50 0.27 0.27 7 0.70 0.70 0.42 0.42 0.22 0.22 8 0.60 0.60 0.35 0.35 0.18 0.18 9 0.52 0.52 0.30 0.30 0.00 0.15

10 0.45 0.45 0.26 0.26 0.00 0.13 11 0.41 0.41 0.00 0.23 0.00 0.00 12 0.37 0.37 0.00 0.21 0.00 0.00 13 0.00 0.34 0.00 0.00 0.00 0.00 14 0.00 0.31 0.00 0.00 0.00 0.00 15 0.00 0.28 0.00 0.00 0.00 0.00

>15 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Besaran CM juga ditentukan melalui tabel acuan, dimana CM ditentukan oleh kondisi pegangan benda yang diangkat dan juga nilai V. Kondisi yang baik diindikasikan oleh adanya pegangan yang nyaman dipegang oleh tangan pada saat pengangkatan, dan kondisi yang buruk apabila benda yang diangkat tidak memiliki pegangan sama sekali seperti pada karung beras atau karung tepung. Kondisi dinilai cukup jika berada diantara baik dan buruk, misalnya terdapat pegangan tangan, namun tidak nyaman digunakan karena terlalu kecil atau tidak sesuai dengan antropometri tangan. Besaran nilai CM ditunjukan pada Tabel 4 (Iridiastadi dan Yassierli, 2014).

Tabel 4. Faktor Pengali Pegangan Kondisi

Pegangan V < 75 cm V ≥ 75 cm

Baik 1.00 1.00Cukup 0.95 1.00Buruk 0.90 0.90

Nilai D merupakan jarak perbedaan atau perpindahan ketinggian secara vertikal antara posisi awal dan akhir dari

pengangkatan. Nilai D diasumsikan berada antara 25 cm sampai dengan 175 cm. Maka besaran DM ditentukan dengan rumus (Iridiastadi dan Yassierli, 2014).

Jika nilai D kurang dari 25 cm maka D tetap dianggap 25 cm. Kondisi ideal adalah ketika perpindahan jarak vertikal kurang dari sama dengan 25 cm. Perubahan nilam DM terhadap D ditunjukan oleh Tabel 5 (Iridiastadi dan Yassierli, 2014).

Tabel 5. Faktor Pengali Jarak V (cm) VM

=25 1.00 50 0.91 75 0.88

100 0.87 125 0.86 150 0.85 175 0.85

>175 0.00 Setelah melakukan pengumpulan data, maka tahap berikutnya adalah melakukan pengolahan dari data yang telah dikumpulkan. Pengolahan data yang

DM = 0.82 + 4.5/D

Page 5: PENGUKURAN POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKATAN MENGGUNAKAN NIOSH DAN LIFTING ...ainul.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/80818/jurnal... · Kata Kunci: Pengangkatan , lifting

dilakukan berupa perhitungan recommended weight limit (RWL) pengangkatan beban maksimal yang ada dalam metode NIOSH, serta perhitungan indeks pengangkatan dan menganalisis hasil perhitungan indeks pengangkatan. NIOSH merancang sebuah rumusan yang dapat digunakan untuk menentukan batasan besar beban yang diangkat pada sebuah aktivitas pengangkatan yang disebut Recommended Weight Limit. Persamaan NIOSH berlaku apabila dalam keadaan (Waters, dkk. 1994): 1. Beban yang diberikan adalah beban

statis, tidak ada penambahan ataupun pengurangan beban dite/ngah-tengah pekerjaan.

2. Beban diangkat dengan kedua tangan. 3. Pengangkatan atau penurunan benda

dilakukan dalam waktu maksimal 8 jam.

4. Pengangkatan atau penurunan benda tidak boleh dilakukan saat duduk atau berlutut.

5. Tempat kerja tidak sempit. Berat maksimum yang direkomendasikan dengan perhitungan RWL diperoleh dari persamaan dengan kriteria berat beban angkut yang konstan dan enam kriteria lainnya, yang dapat dinyatakan sebagai berikut (Elfeituri dan Taboun, 2002):

untuk menunjukkan batas aman beban angkat kerja, yang dimana jika LI > 1, maka berat beban yang diangkat melebihi batas pengangkatan yang direkomendasikan, sehingga aktivitas tersebut mengandung risiko cedera tulang belakang. Jika LI < 1, maka berat beban

yang diangkat tidak melebihi batas pengangkatan yang direkomendasikan, sehingga aktivitas tersebut tidak mengandung risiko cedera tulang belakang. Lifting Index adalah (Singh dan Kumar, 2010): Rumusan RWL yang telah dibahas sebelumnya diusulkan oleh NIOSH didasarkan atas berbagai studi yang dilakukan di Amerika Serikat. Kondisi sampel yang digunakan berbeda dengan karakter orang Indonesia. Sehingga dilakukan beberapa revisi rumusan RWL agar dapat disesuaikan dengan keadaan orang Indonesia. Besaran konstanta (LC) diusulkan menjadi 20 kg. Widyanti (1998) melakukan telaah terhadap faktor pengali vertikal (VM) yang didasarkan dari tinggi pinggang untuk ukuran rata- rata orang Indonesia sehingga didapatkan rumusan baru untuk faktor pengali vertikal (Iridiastadi dan Yassierli, 2014).

Dimana: LC = Konstanta beban. AM = Pengali asimetris. HM = Pengali horizontal. FM = Pengali frekuensi. VM = Pengali vertikal. CM = Pengali coupling. DM = Pengali jarak. NIOSH mengembangkan persamaan batas beban kegiatan mengangkat pada tahun 1981 dan direvisi pada tahun 1991

Salmiah (2001) melakukan penelitian terhadap faktor pengali asimetrik (AM), dan kemudian mengusulkan persamaan faktor pengali asimetrik (AM) sebagai berikut (Iridiastadi dan Yassierli, 2014).

AM = 1 – (0.005 A) untuk 0° ≤ A ≤ 30° AM = 1 – (0.0031 A) untuk 30° < A ≤ 60° AM = 1 – (0.0025 A) untuk A > 60°

VM = 1 – (0.003 |V-69|) RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

Lifting Index (LI) = Load Weight / RWL

Page 6: PENGUKURAN POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKATAN MENGGUNAKAN NIOSH DAN LIFTING ...ainul.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/80818/jurnal... · Kata Kunci: Pengangkatan , lifting

PEMBAHASAN Pendistribusian yang dilakukan oleh

PT Jaya Food Indonesia kepada pelanggan menggunakan mobil box dengan kapasitas maksimal sebanyak 600 dus. Pemuatan produk ke dalam mobil dilakukan secara manual oleh salah satu pekerja perusahaan, dimana dalam melakukan satu kali pengangkatan pekerja dapat mengangkat sebanyak 3 dus dengan berat total sebesar 15 kg. Frekuensi pengangkatan yang dilakukan adalah 5 kali pengangkatan permenit secara berulang hingga produk memenuhi

mobil box dan produk siap untuk didistribusikan. Pekerja melakukan proses pengangkatan selama kurang lebih sejam setiap harinya.

Penilaian akan resiko pekerjaan juga dilakukan secara subjektif dengan menggunakan alat kuesioner nordic body map. Dikatakan subjektif karena pengisian dilakukan langsung oleh pekerja berdasarkan keluhan yang dirasakan selama melakukan pekerjaan pengangkatan. Keluhan subjektif pekerja ditunjukkan pada Tabel 6.

Tabel 6. Kuesioner Nordic Body Map

Lembar Pengamatan Nama : Hendrik Berat Beban : 15 kg Umur : 26 Tahun Lama Bekerja : 10 Tahun Berat Badan : 60 kg Waktu Bekerja : ± 1 jam

No

Jenis Keluhan

Responden TS AS S SS

1 Sakit kaku di bagian leher bagian atas √

2 Sakit kaku di bagian leher bagian bawah √ 3 Sakit di bahu kiri √ 4 Sakit di bahu kanan √ 5 Sakit lengan atas kiri √

6 Sakit di punggung √

7 Sakit lengan atas kanan √

8 Sakit pada pinggang √ 9 Sakit pada bawah pinggang √

10 Sakit pada pantat √ 11 Sakit pada siku kiri √ 12 Sakit pada siku kanan √ 13 Sakit lengan bawah kiri √ 14 Sakit lengan bawah kanan √ 15 Sakit pada pergelangan tangan kiri √ 16 Sakit pada pergelangan tangan kanan √ 17 Sakit pada tangan kiri √ 18 Sakit pada tangan kanan √ 19 Sakit pada paha kiri √ 20 Sakit pada paha kanan √ 21 Sakit pada lutut kiri √ 22 Sakit pada lutut kanan √ 23 Sakit pada betis kiri √ 24 Sakit pada betis kanan √ 25 Sakit pada pergelangan kaki kiri √ 26 Sakit pada pergelangan kaki kanan √ 27 Sakit pada kaki kiri √ 28 Sakit pada kaki kanan √

Page 7: PENGUKURAN POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKATAN MENGGUNAKAN NIOSH DAN LIFTING ...ainul.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/80818/jurnal... · Kata Kunci: Pengangkatan , lifting

Hasil dari kuesioner subjektif terdapat rasa tidak nyaman pada leher, lengan atas kanan, lengan atas kiri, lengan bawah kiri, lengan bawah kanan dan punggung yang ditunjukkan oleh pemberian nilai AS (agak sakit) di bagian tubuh tersebut. Hasil kuesioner ini menunjukkan keluhan yang dirasakan berdasarkan penilaian subjektif dari pekerja sendiri, maka dari itu dilakukan analsis untuk kegiatan pengangkatan berdasarkan hasil subjektif yang dirasakan pekerja agar dapat mengetahui kegiatan tersebut aman atau tidak untuk dilakukan.

Perhitungan dilakukan dengan mengamati posisi kerja dari pekerja terbelih dulu. Posisi yang terlihat dalam proses kerja menunjukkan juga beberapa keterangan lain seperti jarak dari setiap kegiatan pengangkatan. Adapun keterangan cara dan jarak pengangkatan posisi awal dan posisi akhir dapat dilihat pada Gambar 2 Gambar 3.

Gambar 2. Posisi Awal Pengangkatan

Gambar 3. Posisi Akhir Pengangkatan

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dapat dihitung dengan menggunakan metode recommended weight limit (RWL) agar dapat melakukan penilaian aman atau tidaknya suatu kegiatan pengangkatan yang didasarkan atas besarnya nilai lifting index (LI) (Iridiastadi dan Yassierli, 2014). Sebelum melakukan perhitungan maka data dirangkum dalam Tabel 7.

Tabel 7. Data Faktor Pengali RWL Pengangkatan Lama

Posisi

H (cm)

V (cm)

D (cm)

A (derajat)

F (angk./mnt)

C

Awal 41 0 75 0 5 Cukup

Akhir 35 75 75 0 5 Cukup

Nilai D adalah jarak perbedaan atau perpindahan ketinggian secara vertikal antara posisi awal dan akhir dari pengangkatan. Nilai A adalah 0 derajat karena tidak ada sudut yang terbentuk oleh tubuh selama melakukan pengangkatan dengan kata lain tubuh pekerja tidak berputar sedikit pun. Nilai C dikatakan buruk karena tidak adanya pegangan pada produk untuk pengangkatan.

Page 8: PENGUKURAN POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKATAN MENGGUNAKAN NIOSH DAN LIFTING ...ainul.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/80818/jurnal... · Kata Kunci: Pengangkatan , lifting

Nilai D adalah jarak perbedaan atau perpindahan ketinggian secara vertikal antara posisi awal dan akhir dari pengangkatan. Nilai A adalah 0 derajat karena tidak ada sudut yang terbentuk oleh tubuh selama melakukan pengangkatan dengan kata lain tubuh pekerja tidak berputar sedikit pun. Nilai C dikatakan buruk karena tidak adanya pegangan pada produk untuk pengangkatan. Perhitungan data faktor pengali RWL ditentukkan dengan rumus pada tinjauan pustaka dan Tabel 3 dan Tabel 4. Perhitungan faktor pengali posisi awal dengan rumus yang telah disesuaikan untuk pekerja Indonesia.

HM = 25/H = 25/41 = 0,610

RWL dan LI untuk pengangkatan lama pekerja PT Jaya Food Indonesia. RWL awal = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 20 x 0,610 x 0,793 x 0,88 x 1 x 0,80 x 1,00

= 6,811 kg RWL akhir = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 20 x 0,714 x 0,982 x 0,88 x 1 x 0,80 x 1,00

= 9,872 kg Perhitungan LI

merekomendasikan berat beban yang diangkat dipilih dari nilai terkecil antara RWL awal dan RWL akhir, karena LI dirumuskan sebagai perbandingan antara batas beban yang direkomendasikan

VM = 1- ( 0 003 |V- 69| = 1- ( 0 003 |0- 69| 0, 793 DM = 0,82 (4,5/D) = 0,82 + (4,5/75)= 0,88

seharusnya diangkat (Iridiastadi dan Yassierli, 2014).

LI = Bobot beban aktual / min (RWL AM= 1 (posisi tubuh dalam keadaan tidak berputar) FM= 0,80 (dilihat dari Tabel 3) CM= 1,00 (dilihat dari Tabel 4) Perhitungan faktor pengali posisi akhir HM = 25/H = 25/35 = 0,714

awal, RWL akhir) = 15 kg / 6,811 kg 2 202 1< 2 202 ≤ 3 maka

pekerjaan mungkin beresiko) Hasil LI yang diperoleh sebesar

2,202 mengartikan bahwa kegiatan VM = 1- ( 0 003 |V- 69| pengangkatan yang dilakukan= 1- (

= 1- (0 003 |75- 69| 0, 982 oleh DM = 0,82 (4,5/D) = 0,82 + (4,5/75)= 0,88 pekerja dengan beban aktual sebesar 15

kg mungkin beresiko dikemudian hari. Hal tersebut dikarenakan nilai LI lebih AM= 1 (posisi tubuh dalam keadaan tidak berputar) FM= 0,80 (dilihat dari Tabel 3) CM= 1,00 (dilihat dari Tabel 4)

Tabel 8. Hasil Perhitungan Faktor Pengali RWL Pengangkatan Lama

Posisi HM VM DM AM FM CM

Awal 0,610 0,793 0,88 1 0,80 1,00

Akhir 0,714 0,982 0,88 1 0,80 1,00

Setelah memperoleh perhitungan faktor pengali maka dilakukan perhitungan

besar dari 1 tetapi lebih kecil sama dengan 3, sedangkan pekerjaan pengangkatan dapat dikatakan aman apabila memiliki nilai LI kurang dari 1. Perhitungan juga dilakukan dengan rumusan NIOSH, berikut adalah hasil perhitungan yang ditunjukkan oleh Gambar 4.

Page 9: PENGUKURAN POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKATAN MENGGUNAKAN NIOSH DAN LIFTING ...ainul.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/80818/jurnal... · Kata Kunci: Pengangkatan , lifting

Gambar 4. Hasil Perhitungan NIOSH

Perhitungan dalam Gambar 4 merupakan hasil perhitungan nilai RWL dengan menggunakan ketentuan dan standar dari NIOSH dengan menggunakan software ErgoFellow. Perbedaan rumus ini dengan sebelumnya terletak dari nilai beban maksimal yang dalam rumus ini adalah sebesar 23 kg sedengkan pada rumus yang telah direvisi untuk disesuaikan dengan pekerja

Indonesia adalah 20 kg. Walaupun terdapat beberapa perbedaan rumus tetapi dari keduanya menunjukkan kesamaan untuk jenis pengangkatan yang diamati yaitu memiliki batas nilai LI yang lebih dari 1 sehingga bila dilihat dari penelitian berdasarkan NIOSH maupun rumus yang telah disesuaikan untuk Indonesia pekerjaan ini beresiko mengalami kelelahan bahkan cidera.

Page 10: PENGUKURAN POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKATAN MENGGUNAKAN NIOSH DAN LIFTING ...ainul.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/80818/jurnal... · Kata Kunci: Pengangkatan , lifting

Jarak dan beban usulan diberikan karena kegiatan pengangkatan yang dilakukan beresiko berdasarkan nilai LI dalam perhitungan sebelumnya. Usulan jarak dan beban merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sikap pengangkatan. Usulan yang diberikan adalah usulan jarak baik secara horizontal maupun vertikal, dengan beban angkat tetap sebesar 15 kg dan frekuensi sebanyak 5 kali per menit. Posisi awal dan akhir pengangkatan usulan dapat dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 6.

Gambar 6. Posisi Akhir Pengangkatan Usulan Data pengakutan usulan yang ada

kemudian dihitung dengan rumus yang sama dengan data pengamatan sebelumnya. Hasil dari usulan diharapkan dapat memperkecil nilai LI hingga mendekati rekomendasi berat beban aman untuk kegiatan ini.Berikut ini merupakan rangkuman data usulan yang ditunjukkan

pada Tabel 9. Tabel 9. Data Faktor Pengali RWL Pengangkatan

Usulan

Posisi H (cm)

V (cm)

D (cm)

A (derajat)

F (angk./mnt)

C

Awal 20 68 7 0 5 Cukup

Akhir 20 75 7 0 5 Cukup

Perhitungan faktor pengali posisi awal usulan

HM = 25/H = 25/20= 1 VM = 1- ( 0 003 |V- 69| = 1- ( 0 003 |68- 69| 0, 997

DM = 0,82 (4,5/D) = 0,82 + (4,5/7)= 1

AM= 1 (posisi tubuh dalam keadaan tidak berputar) FM= 0,80 (dilihat dari Tabel 3) CM= 1,00 (dilihat dari Tabel 4) Perhitungan faktor pengali posisi akhir

Gambar 5. Posisi Awal pengankatan usulan

HM = 25/H = 25/20= 1 VM = 1- ( 0 003 |V- 69| = 1- ( 0 003 |75- 69| 0, 982

DM = 0,82 (4,5/D) = 0,82 + (4,5/7)= 1

AM= 1 (posisi tubuh dalam keadaan tidak berputar) FM= 0,80 (dilihat dari Tabel 3) CM= 1,00 (dilihat dari Tabel 4)

Tabel 10. Hasil Perhitungan Faktor Pengali RWL Pengangkatan Usulan

Posisi HM VM DM AM FM CM

Awal 1 0,997 1 1 0,80 1,00

Akhir 1 0,982 1 1 0,80 1,00

Setelah memperoleh perhitungan faktor pengali maka dilakukan perhitungan RWL dan LI untuk pengangkatan lama pekerja PT Jaya Food Indonesia.

Page 11: PENGUKURAN POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKATAN MENGGUNAKAN NIOSH DAN LIFTING ...ainul.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/80818/jurnal... · Kata Kunci: Pengangkatan , lifting

RWL awal = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 20 x 1 x 0,997 x 1 x 1 x 0,80 x 1,00 = 15,952 kg

RWL akhir = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 20 x 1 x 0,982 x 1 x 1 x 0,80 x 1,00 = 15,712 kg Perhitungan LI

merekomendasikan berat beban yang diangkat dipilih dari nilai terkecil antara RWL awal dan RWL akhir, karena LI dirumuskan sebagai perbandingan antara batas beban yang direkomendasikan untuk diangkat terhadap beban yang seharusnya diangkat (Iridiastadi dan Yassierli, 2014).

LI = Bobot beban aktual / min (RWL awal, RWL akhir)

= 15 kg / 15,712 kg = 0,955 (< 1, maka pekerjaan

pengangkatan aman) Hasil LI yang diperoleh sebesar

0,955 jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan data sebelumnya. Usulan yang diberikan menjadikan nilai LI lebih kecil dari 1, sehingga dapat dikatakan pekerjaan pengangkatan yang dilakukan dengan jarak usulan yang diberikan aman. Perhitungan juga dilakukan dengan rumusan NIOSH, berikut adalah hasil perhitungan yang ditunjukkan oleh Gambar 7.

Gambar 7. Hasil Perhitungan NIOSH Usulan Perhitungan dalam Gambar 7

merupakan hasil perhitungan usulan nilai RWL dengan menggunakan ketentuan dan standar dari NIOSH dengan

menggunakan software ErgoFellow. Berdasarkan jarak usulan yang telah diberikan maka dilakukan juga perhitungan usulan tersebut dengan

Page 12: PENGUKURAN POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKATAN MENGGUNAKAN NIOSH DAN LIFTING ...ainul.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/80818/jurnal... · Kata Kunci: Pengangkatan , lifting

menggunakan rumus standar dari NIOSH. Usulan yang diberikan menjadikan nilai LI lebih kecil dari 1 dalam perhitungan ini, sehingga dapat dikatakan pekerjaan pengangkatan yang dilakukan dengan jarak usulan yang diberikan aman baik secara penelitian NIOSH maupun perhitungan yang telah disesuaikan dengan pekerja Indonesia.

Data usulan yang ada kemudian coba diterapkan kepada pekerja selama dua minggu. Setelah penerapan dilakukan kemudian dilakukan pengambilan data keluhan secara subjektif kembali dengan menggunakan bantuan alat kuesioner Nordic body map. Hasil keluhan subjektif setelah penarapan usulan ditunjukkan oleh Tabel 11.

Tabel 11. Kuesioner Nordic Body Map Setelah Usulan

Lembar Pengamatan Nama : Hendrik Berat Beban : 15 kg Umur : 26 Tahun Lama Bekerja : 10 Tahun Berat Badan : 60 kg Waktu Bekerja : ± 1 jam

No Jenis Keluhan Responden

TS AS S SS 1 Sakit kaku di bagian leher bagian atas √

2 Sakit kaku di bagian leher bagian bawah √

3 Sakit di bahu kiri √

4 Sakit di bahu kanan √

5 Sakit lengan atas kiri √

6 Sakit di punggung √ 7 Sakit lengan atas kanan √

8 Sakit pada pinggang √

9 Sakit pada bawah pinggang √

10 Sakit pada pantat √

11 Sakit pada siku kiri √

12 Sakit pada siku kanan √

13 Sakit lengan bawah kiri √

14 Sakit lengan bawah kanan √

15 Sakit pada pergelangan tangan kiri √

16 Sakit pada pergelangan tangan kanan √

17 Sakit pada tangan kiri √

18 Sakit pada tangan kanan √

19 Sakit pada paha kiri √

20 Sakit pada paha kanan √

21 Sakit pada lutut kiri √

22 Sakit pada lutut kanan √

23 Sakit pada betis kiri √

24 Sakit pada betis kanan √

25 Sakit pada pergelangan kaki kiri √

26 Sakit pada pergelangan kaki kanan √

27 Sakit pada kaki kiri √

28 Sakit pada kaki kanan √

Hasil dari kuesioner subjektif

setelah penerapan data usulan mengalami beberapa perubahan. Jika sebelumnya

terdapat rasa tidak nyaman pada leher, lengan atas kanan, lengan atas kiri dan punggung, sedangkan setelah usulan

Page 13: PENGUKURAN POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKATAN MENGGUNAKAN NIOSH DAN LIFTING ...ainul.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/80818/jurnal... · Kata Kunci: Pengangkatan , lifting

keluhan yang dirasakan sebelumnya berkurang dan keluhan tidak nyaman yang dirasakan oleh pekerja hanya pada bagian lengan atas kanan dan kiri. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada hasil perhitungan yang menyatakan aman pada pekerjaan dengan jarak usulan sesuai dengan berkurangnya keluhan yang dirasakan pekerja setelah penerapan.

Analisis dilanjutkan dari hasil perhitungan, dimana data pengamatan awal menunjukkan berat beban angkat pekerja melebihi rekomendasi secara penelitian NIOSH yang ditunjukkan dengan batas nilai LI sebesar 1,96 dan 1,297, sedangkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan rumus yang telah disesuaikan dengan pekerja Indonesia juga memiliki nilai sebesar 2,202. Terdapat perbedaan yang signifikan dari kedua perhitungan dikarenakan beberapa perbedaan rumus yang digunakan, dimana pada nilai konstanta vertikal dan asimetrik memiliki perbaikan yang telah disusaikan dengan tinggi rata-rata pinggang orang Indonesia. Meskipun memiliki beberapa perbedaan akan tetapi kedua perhitungan menunjukkan nilai lifting index yang lebih dari 1 dan mengartikan bahwa kegiatan pengangkatan yang dilakukan beresiko menimbulkan cidera. Perbaikan yang diberikan dengan merubah jarak pengangkatan baik secara horizontal maupun vertikal. Setelah melakukan perbaikan terjadi penurunan nilai lifting index yang cukup signifikan, bahkan penuruan yang terjadi menjadikan kegiatan tersebut aman dilakukan karena nilai lifting index yang telah mencapai kurang dari 1 yaitu sebesar 0,833 dan 0,815 untuk perhitungan NIOSH dan 0,955 untuk perhitungan menggunakan nilai yang telah direvisi. Perbaikan tidak mengurangi beban angkat dan frekuensi

pengangkatan karena dapat mempengaruhi produktifitas dari pekerja itu sendiri.

SIMPULAN DAN SARAN

Nilai lifting index kedua perhitungan sebelum pemberian usulan adalah lebih dari 1 dan mengartikan bahwa kegiatan pengangkatan yang dilakukan beresiko menimbulkan cidera. Perbaikan yang diberikan dengan merubah jarak pengangkatan baik secara horizontal maupun vertikal, sehingga setelah melakukan perbaikan terjadi penurunan nilai lifting index mencapai kurang dari 1 yang mengartikan kegiatan setelah pemberian usulan aman dilakukan.

Perbaikan tempat dengan mempertinggi tempat pengangkatan awal produk agar dapat memberikan nilai resiko rendah pada pekerja. Saran yang diberikan diharapkan penulis dapat membantu mengurangi resiko keluhan dan penyakit yang dialami oleh pekerja.

DAFTAR PUSTAKA CHUNG, M.K., Kee,D. 2000. Evaluation

of lifting tasks frequently performed during fire brick manufacturing processes using NIOSH lifting equation. International journal of Industrial Ergonomics. Vol. 25, 423-433.

Elfeituri, Farag E dan Taboun, Salem M. 2002. An Evaluation of The NIOSH Lifiting Equation: A Psychophsysical and Biomechanical Investigation. Canada: Industrial and Manufacturing Systems Engineering, University of Windsor.

ICMR Bulletin, 2000. Ergonomics in manual materials handling

Page 14: PENGUKURAN POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKATAN MENGGUNAKAN NIOSH DAN LIFTING ...ainul.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/80818/jurnal... · Kata Kunci: Pengangkatan , lifting

tasks.Vol .30, No. 8, ISSN 0377- 4910.

Iridiastadi, Ir. Hardianto dan Yassierli. 2014. Ergonomi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ningrum, Irwantika Dwi., Susetyo, Joko., Oesman, Titin Isna. 2014. Analisis Pstur Kerja Dengan Metode OWAS dan NIOSH Pada Pekerja Manual Material Handling Bagian Loading- Unloading Bandara Adisutjipto Yogyakarta Studi kasus PT Gapura Angkasa. Yogyakarta.

Pangaribuan, Dina M. 2009. Analisa Postur Kerja Dengan Metode RULA Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Prassetiyo, Hendro. 2010. Analisis Sikap Kerja Operator Pengisian Botol Lithos Dengan Menggunakan Metode Recommended Weight Limit (RWL) (Studi Kasus di PT. Pertamina Unit Produksi Cilacap). Institut Teknologi Nasional. Bandung.

Saxena, Dr. Vishal., Misra, Garima., Ahmed, Nadeem. 2015. Physiological Measures to Determine the Recommended Weight Limit using NIOSH Lifting Equation. International Journal of Computer & Mathematical Sciences IJCMS ISSN 2347 – 8527 Volume 4, Issue 7.

Singh, Sarbjeet dan Kumar, Sunand. 2010. The Effect Of Mechanical Lifting Aid In Single Task Lifting Using Revised NIOSH Lifitng Equation. India: International

Journal of Advanced Engineering Technology

Waters, T. R.; Anderson, V. P.; Garg, A. 1994. Application Manual For The Revised NIOSH Lifting Equation. Cincinnati: US Department of Health and Human Service.