Top Banner
JURNAL AKUNTANSI, MANAJEMEN BISNIS ISSN 1829 9857 DAN SEKTOR PUBLIK (JAMBSP) 118 JAMBSP Vol. 7 No. 1 Oktober 2010: 118 141 PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURAN KEUANGAN PADA INTELLECTUAL CAPITAL Sigit Hermawan [email protected] Universitas Muhammadiyah Sidoarjo ABSTRACT The aim of this article is to explain the non-financial measurement which gives more benefits than the financial measurement method on intellectual capital. Those benefits are in aspects of the profit earned by the organization or company in formulating the strategy, evaluating the strategy, pursuing a development strategy, diversification, and expansion. It includes in the determination of compensation systems, non-financial measurement is more beneficial than financial measurement. In addition, non-financial measurement provides more long term informations rather than financial measurement in stakeholder external for communication. Keywords: Intellectual Capital, Non-Financial Measurement, Measurement Financial. PENDAHULUAN “Apa yang dapat diukur maka akan dapat dikelola”. Itulah kata yang tepat guna mengungkapkan betapa pentingnya sebuah pengukuran intellectual capital (IC) di dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Karena ketika pengukuran telah berhasil dilakukan maka unsur-unsur pembentuk IC akan dapat diurai, dikelola, dan dikaitkan dengan kinerja, strategi, dan peningkatan nilai perusahaan. Sehingga perusahaan akan mendapatkan banyak manfaat dari proses pengukuran terhadap IC yang dimilikinya. Banyak metode yang telah dihasilkan oleh para ahli di bidang IC. Bahkan pengamatan paling aktual dilakukan oleh Sveiby (2010), yang menyatakan telah ada 45 metode pengukuran IC yang dihasilkan oleh para ahli. Namun kemudian metode pengukuran tersebut dikelompokkan ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil lagi. Tetapi umumnya pembagian yang paling banyak dan mudah ditemukan adalah pengukuran non keuangan dan pengukuran keuangan. Pengukuran non keuangan lebih banyak direkomendasikan untuk mengganti pengukuran keuangan karena perubahan orientasi dan saat ini adalah era ekonomi berpengetahuan.
24

PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURAN ...

Jan 29, 2017

Download

Documents

doliem
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURAN ...

JURNAL AKUNTANSI, MANAJEMEN BISNIS ISSN 1829 – 9857DAN SEKTOR PUBLIK (JAMBSP)

118 JAMBSP Vol. 7 No. 1 – Oktober 2010: 118 – 141

PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURANKEUANGAN PADA INTELLECTUAL CAPITAL

Sigit [email protected]

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

ABSTRACT

The aim of this article is to explain the non-financial measurement which gives morebenefits than the financial measurement method on intellectual capital. Those benefits arein aspects of the profit earned by the organization or company in formulating thestrategy, evaluating the strategy, pursuing a development strategy, diversification, andexpansion. It includes in the determination of compensation systems, non-financialmeasurement is more beneficial than financial measurement. In addition, non-financialmeasurement provides more long term informations rather than financial measurement instakeholder external for communication.

Keywords: Intellectual Capital, Non-Financial Measurement, MeasurementFinancial.

PENDAHULUAN

“Apa yang dapat diukur maka akan dapat dikelola”. Itulah kata yang tepat gunamengungkapkan betapa pentingnya sebuah pengukuran intellectual capital (IC) di dalamsebuah organisasi atau perusahaan. Karena ketika pengukuran telah berhasil dilakukanmaka unsur-unsur pembentuk IC akan dapat diurai, dikelola, dan dikaitkan dengankinerja, strategi, dan peningkatan nilai perusahaan. Sehingga perusahaan akanmendapatkan banyak manfaat dari proses pengukuran terhadap IC yang dimilikinya.

Banyak metode yang telah dihasilkan oleh para ahli di bidang IC. Bahkan pengamatanpaling aktual dilakukan oleh Sveiby (2010), yang menyatakan telah ada 45 metodepengukuran IC yang dihasilkan oleh para ahli. Namun kemudian metode pengukurantersebut dikelompokkan ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil lagi. Tetapi umumnyapembagian yang paling banyak dan mudah ditemukan adalah pengukuran non keuangandan pengukuran keuangan.

Pengukuran non keuangan lebih banyak direkomendasikan untuk mengganti pengukurankeuangan karena perubahan orientasi dan saat ini adalah era ekonomi berpengetahuan.

Page 2: PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURAN ...

Pengukuran Non Keuangan Mengungguli Pengukuran Keuangan (Sigit Hermawan) 119

Pada banyak aspek pengukuran non keuangan mengungguli pengukuran aspek-aspekkeuangan. Misalnya ketika perusahaan merumuskan strategi, mengevaluasi pelaksanaanstrategi, mengembangkan diri untuk pengembangan, diversifikasi dan ekspansi, untukpemberian kompensasi, dan untuk berkomunikasi dengan stakeholders eksternal.

Artikel ini bertujuan untuk membahas pengukuran non keuangan mengunggulipengukuran keuangan dalam pengukuran intelectual capital. Pada awal penulisandijelaskan tentang pentingnya dan manfaat pengukuran IC. Kemudian dibahas pulatentang metode pengukuran IC dan akhirnya akan dibahas tentang pengukuran nonkeuangan yang mengungguli pengukuran keuangan.

PENTINGNYA PENGUKURAN INTELLECTUAL CAPITAL

Pengukuran IC sangat penting artinya karena dapat mengembangkan pengetahuan tentangIC perusahaan yang berguna untuk pengambilan keputusan terkait dengan peningkatanatau penurunan elemen-elemen IC (Mouritsen, 2009). Secara ringkas Kannan and Aulbur(2004) menjelaskan alasan utama pengukuran IC yakni untuk mengetahui asettersembunyi dan mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan organisasi. Hal yangtidak jauh berbeda disampaikan oleh Marr and Gray (2002), yang menjelaskan alasanuntuk mengukur IC adalah untuk merumuskan dan menilai strategi, memberikan dampakpada perilaku karyawan, dan untuk memvalidasi kinerja eksternal. Sedangkan menurutAndriessen (2004), tujuh alasan utama dalam pengukuran aset tak berwujud bagimanajemen internal adalah 1) memusatkan perhatian pada yang diukur (apa yang dapatdiukur maka dapat dikelola), 2) mengembangkan manajemen sumber daya tak berwujud,3) mencipta sumber daya berbasis strategi, 4) memonitor dampak dari tindakan-tindakan,5) menerjemahkan strategi bisnis pada tindakan nyata, 6) menimbang berbagai tindakan,7) meningkatkan manajemen bisnis secara keseluruhan.

Sementara itu menurut Marr et al, (2004), ada dua perspektif tujuan pengukuran IC yakniperspektif eksternal dan perspektif internal. Perspektif eksternal menyatakan bahwatujuan pengukuran IC adalah untuk mengevaluasi organisasi guna mengkomunikasikannilai sebenarnya pada pasar. Sehingga perspektif ini lebih banyak berguna untuk tujuanakuntansi dalam memberikan nilai aset tak berwujud di laporan keuangan, sedangkanperspektif internal menyatakan bahwa tujuan pengukuran IC adalah untukmengidentifikasi komponen organisasi untuk dikelola sehingga bermanfaat dalampengembangan kinerja organisasi secara berkelanjutan, sehingga perspektif ini lebihbanyak berkaitan dengan aktivitas knowledge management.

Page 3: PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURAN ...

120 JAMBSP Vol. 7 No. 1 – Oktober 2010: 118 – 141

MANFAAT PENGUKURAN INTELLECTUAL CAPITAL

Berbagai manfaat didapatkan bila organisasi melakukan pengukuran IC. Umumnya selaludikaitkan dengan strategi perusahaan dan upaya untuk menggali unsur-unsur IC yangdapat meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan. Kannan and Aulbur (2004)memberikan penjelasan tentang manfaat pengukuran IC yakn:1) untuk mengidentifikasidan memetakan aset tak berwujud, 2) untuk mengetahui aliran pola pengetahuan yang adadi organisasi, 3) memiliki prioritas pengetahuan yang utama, 4) akselerasi polapembelajaran bagi organisasi, 4) praktik yang baik untuk identifikasi dan penyebaran keperusahaan dari contoh-contoh bisnis yang ada, 5) memonitoring secara berkala nilai asetdan menemukan cara untuk meningkatkan nilai, 6) memahami jaringan sosial organisasidan mengindentifikasi perubahan yang terjadi, 7) meningkatkan inovasi, 8) meningkatkanaktivitas kolaborasi dan berbagi budaya pengetahuan sebagai hasil peningkatankepedulian atas manfaat manajemen pengetahuan (knowledge management), 9)meningkatkan persepsi diri karyawan pada organisasi dan meningkatkan motivasi, 10)meningkatkan budaya yang berorientasi kinerja.

Dengan demikian pengukuran IC dan knowledge management secara praktis akanmenghasilkan manfaat bagi organisasi yakni untuk membantu menjelaskan strategi bisnis,mendesain proses dan meningkatkan keunggulan bersaing. Sedangkan Marr, et al (2002)menjelaskan alasan mengapa organisasi melakukan pengukuran terhadap intellectualcapital, yakni 1. untuk membantu organisasi merumuskan strateginya, 2. menilaipelaksanaan strategi, 3. memberikan saran dalam diversifikasi dan keputusan ekspansi, 4.menggunakannya sebagai basis untuk pemberian kompensasi, dan 5. untukmengkomunikasikan pengukuran pada stakeholders eksternal.

METODE PENGUKURAN INTELLECTUAL CAPITAL

Perkembangan metode pengukuran dari waktu ke waktu telah dilakukan oleh Sveiby.Pada tahun 2001, Sveiby mengamati ada 21 metode pengukuran (Sawarjuwono danKadir, 2003). Pada tahun 2007, ada 34 metode pengukuran aset tak berwujud (Sveiby,2007), dan pada tahun 2010 terdapat 45 metode pengukuran (Sveiby, 2010). Pada setiappengamatannya, Sveiby telah mengklasifikasikannya ke dalam beberapa metode yaknimarket capitalization method, return on assets method, direct intellectual capital, danscorecard method. Selain itu juga telah diklasifikasikan ke dalam kelompok pengukurannon moneter (non keuangan) dan pengukuran moneter (keuangan). Gambar 1,menjelaskan klasifikasi beberapa metode pengukuran IC menurut Sveiby (2010).

Page 4: PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURAN ...

Pengukuran Non Keuangan Mengungguli Pengukuran Keuangan (Sigit Hermawan) 121

Gambar IKlasifikasi Metode Pengukuran Intangibles (Sveiby, 2010)

Penjelasan untuk masing-masing metode yang ada di gambar 1, terdapat di tabel1.

Tabel IMetode Pengukuran Intellectual Capital

Tahun Label PenganjurUtama

Kategori Deskripsi

2009 ICU Report Sanchez(2009)

ScorecardMethods

ICU adalah hasil dari EU yangdibiayai untuk mendesain pelaporanIC khusus untuk universitas. Berisitiga hal yakni : (1) visi institusi; (2)ringkasan sumber daya takberwujud dan aktivitasnya; (3)sistem dari indikator-indikator

Page 5: PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURAN ...

122 JAMBSP Vol. 7 No. 1 – Oktober 2010: 118 – 141

Tahun Label PenganjurUtama

Kategori Diskripsi

2008 EVVICAET

MMcMcCutcheon(2008)

DirectIntellectual Capital

Dikembangkan oleh IntellectualAssets Center di Skotlandia sebagaiweb didasarkan pada perigkatEVVICAE, yang didasarkan padakerjaPatrickH.Sullivan (1995/2000)

2008 RegionalIntellectualCapitalIndex(RICI)

Schiuma,Lerro,Carlucci(2008)

ScorecardMethods

Menggunakan konsep “TheKnoware Tree” dengan empatperspektif (hardware, netware,wetware, software) untukmenciptakan seperangkat indikator-indikator untuk daerah

2007 DinamicMonetaryModel

Milost(2007)

DirectIntellectual Capital

Evaluasi karyawan denganmenggunakan analogi dari evaluasiaktiva tetap berwujud. Nilaikaryawan adalah jumlah dari nilaipembelian karyawan dan nilai yangdiinvestasikan pada karyawandikurangi nilai penyesuaiankaryawan

2004 IAbM JapaneseMinistry ofEconomy,Trade andIndustry

ScorecardMethods

Intellectual asset-based mana-gement (IAbM) adalah petunjukpelaporan IC yang dikenalkan olehMentri Perekonomian, Perdagangandan Perindustrian Jepang. LaporanIAbM berisi tentang (1) filosofimanajemen; (2) laporanperkembangan masa lalu ke masasekarang; (3) masa sekarang kemasa depan; (4) indikator assetintelektual. Desain indikator-indikator lebih banyak mengikutipetunjuk dari MERITUM,sebagaimana digambarkan olehJohanson & al (2009).

2004 SICAP ScorecardMethods

Uni Eropa membiayai proyek untukmengembangkan mode lIC khusus-Nyayangdidesainuntukadministrasipublik dan platform teknologiuntuk memfasilitasi efisiensimanajemen dari layanan publik.

Page 6: PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURAN ...

Pengukuran Non Keuangan Mengungguli Pengukuran Keuangan (Sigit Hermawan) 123

Tahun Label PenganjurUtama

Kategori Diskripsi

2004 NationalIntellectualCapitalIndex

Bontis(2004)

ScorecardMethods

Versi modifikasi dari SkandiaNavigator untuk Negara Kesejah-teraan nasional dibandingkandengan dengan kesejahteraankeuangan dan intellectual capital(Human Capital+Structural Capital)

2004 Topplinjen/ BusinessIQ

Sandvik(2004)

Scorecards Methods(SC)

Metode ini dikembangkan diNorwegia dengan mengkombi-nasikan empat indeks yakni :Indentify Index, Human CapitalIndex, Knowledge Capital Index,Reputation Index

2003 PublicSector IC

Bossi(2003)

Scorecards Methods(SC)

Model IC yang dikembangkan olehGarcia (2001), dan menambah duaperspektif yakni transparansi dankualitas.Metode ini jugamengidentifikasi elemen-elemennegatif yang menghasilkankewajiban intelektual. Konsepkewajiban intelektualmerepresentasikan jarak antaramanajemen yang ideal danmanajemen yang nyata, dengansalah satu tugas entitas publik harusmemenuhi untuk kemasyarakatan

2003 DanishGuidelines

Mouritze,Bukh & al(2003)

Scorecards Methods(SC)

Menurut metode ini, IC Statementberisi tentang : 1) narasipengetahuan; 2) satu set tantanganmanajemen; 3) jumlah inisiatif; 4)indikator-indikator yang relevan.

2003 IC-dVALTM

Bonfour(2003)

Scorecards Methods(SC)

“Dinamic Valuation of IntellectualCapital”. Indikator-indikatornyadari empat dimensi kompetitif yangdihitung dari : Sumber daya danKompetensi, Proses, Luaran, danAktiva Tak Berwujud (StructuralCapital dan Indek Human Capital)

Page 7: PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURAN ...

124 JAMBSP Vol. 7 No. 1 – Oktober 2010: 118 – 141

Tahun Label PenganjurUtama

Kategori Diskripsi

2002 IntellectusModel

Sanchez-Canizares(2007)

ScorecardsMethods(SC)

Model ini terstruktur ke dalamkomponen, dengan setiapkomponen terdiri dari elemen-elemen dan variable-variabel.Struktur capital dibagi menjadidua yakni organizational capitaldan technological capital.Relational capital dibagi menjadibusiness capital dan social capital.

2002 FiMIAM Rodov &Leliaert(2002)

DirectIntellectualCapitalMethods(DIC)/MarketCapitalization Method(MCM)

Menilai nilai moneter darikomponen IC, denganmengkombinasikan keduapengukuran baik untuk aktivaberwujud maupun aktiva tidakberwujud. Metode ini berusahamenghubungkan nilai IC terhadapnilai pasar atas dan nilai bukuatas.

2002 IC RatingTM

Edvinsson(2002)

ScorecardsMethods(SC)

Perluasan dari kerangka kerjaSkandia Navigator yangmenggabungkan ide dari TheIntellectual Assets Monitor :peringkat efisiensi, pembaruandan resiko

2002 ValueChainScoreboardTM

Lev B(2002)

ScorecardsMethods(SC)

Suatu matrik dari indikator nonkeuangan yang disusun tigakategori menurut sikluspengembangan, implementasi,komersialisasi. Digambarkan dibukunya Lev (2005): Intangibles :Management, Measurement, andReporting

Page 8: PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURAN ...

Pengukuran Non Keuangan Mengungguli Pengukuran Keuangan (Sigit Hermawan) 125

Tahun Label PenganjuUtama

Kategori Diskripsi

2002 MeritumGuidelines

MeritumGuidelines(2002)

Scorecards Methods(SC)

Sebuah Uni Eropa yang menspon-sori riset yangmenghasilkankerangka kerja untukmanajemendan pengungkapanaktiva tak berwujud dalam tigatahap yakni 1) mengidentifikasitujuan-tujuan strategis; 2)mengidentifikasi sumber daya-sumber daya tak berwujud; 3)tindakan untuk mengembangkansumber daya tak berwujud. Tigakelompok aktiva tak berwujudadalah human capital, structuralcapital dan relational capital.

2001 Caba &Sierra(2001)

Scorecards Methods(SC)

Model pengukuran IC untuk sectorpublic didasarkan pada EuropeanFoundation Quality ManagementModel (EFQM). Mengintegrasikanelemen-elemen dari model EFQMdengan tiga model komposisiintellectual capital yakni humancapital, structural capital, danrelational capital. Seperti yangdigambarkan oleh Ramirez Y(2010)

2001 IntangibleAssetsStatement

Garcia(2001)

Scorecards Methods(SC)

Model pengukuran IC untuk sectorpublik didasarkan pada IAMdengan indikator pertumbuhan atauefisiensi pembaruan dan stabilitas

2001 KnowledgeAuditCycle

Schiuma &Marr(2001)

Scorecards Methods(SC)

Metode untuk menilai enam dimen-si pengetahuan dari kapabilitas or-ganisasi melalui empat tahap yakni1)menjelaskan kunci asset penge-tahuan; 2) mengidentifikasi prosespengetahuan kunci; 3)mengiden-tifikasi proses pengetahuan kunci;4) implementasi dan memonitorpengembangan.

Page 9: PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURAN ...

126 JAMBSP Vol. 7 No. 1 – Oktober 2010: 118 – 141

Tahun Label PenganjurUtama

Kategori Diskripsi

2000 ValueCreationIndex(VCI)

Baum,Ittner,Larcker,Low,Siesfeld,and Malone(2000)

ScorecardsMethods(SC)

Dikembangkan oleh WharthonBusiness School, bersama denganCap Gemini Ernst & YoungCenter for Business BusinessInovation and Forbes. Merekamengestimasi pentingnyaperbedaan matrik non financialuntuk menjelaskan nilai pasarperusahaan. Faktor berbeda untukindustri yang beda. PengembangVCI mengklaim fokus padafaktor-faktor yangdipertimbangkan oleh pasardaripada yang dikatakan olehmanajer bahwa faktor-faktortersebut penting.

2000 The ValueExplorerTM

Andriessen& Tiessen(2000)

DirectIntellectualCapitalMethods(DIC)

Metodologi akuntansi diajukanoleh KMPG untuk menghitungdan mengalokasikan nilai kepadalima jenis intangible : (1) assetsand endowments; (2) skills andtacit knowledge; (3) collectivevalue and norm; (4) technologyand explicit knowledge; (5)process management

2000 IntellectualAssetValuation

Sullivan(2000)

DirectIntellectualCapitalMethods(DIC)

Metode yang menaksir nilai dariintellectual property

2000 Total ValueCreation(TVCTM)

Anderson& Mc Lean(2000)

DirectIntellectualCapitalMethods(DIC)

Suatu proyek inisiatif olehCanadian Institute of CharteredAccountants. TVC menggunakandiscounted arus kas diproyeksikanuntuk menguji kembali bagaimanaperistiwa mempengaruhi aktivitasyang direncanaka

Page 10: PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURAN ...

Pengukuran Non Keuangan Mengungguli Pengukuran Keuangan (Sigit Hermawan) 127

Tahun Label PengenjurUtama

Kategori Diskripsi

1999 KnowledgeCapitalEarnings

Lev (1999) Return OnAssets(ROA)

Knowledge Capital Earnings di-hitung sebagai porsi atas kelebihannormalized earnings dan tambahanexpected earnings yang bisadihubungkan dengan book assets.

1998 InclusiveValuationMethodology (IVM)

McPherson(1996)

DirectIntellectual CapitalMethods(DIC)

Menggunakan hirarki dari weightedindicator yang dikombinasikan, danfocus pada nilai relative daripadanilai absolute. Kombinasi valueadded = monetary value addeddikombinasikan dengan intangiblevalue added.

1998 Accountingfor theFuture(AFTF)

Nash H.(1998)

DirectIntellectual CapitalMethods(DIC)

Suatu sistem dari projecteddiscounted cash flows. Perbedaanantara nilai AFTF pada akhir tahundan awal periode adalah nilaitambah (value added) selamaperiode tersebut

1998 Investorassignedmarketvalue(IAMVT)

Standfield(1998)

MarketCapitalizationMethods(MCM)

Mengambil nilai sesungguhnyaperusahaan untuk nilai pasarsahamnya dan membaginya kepadaintangible capital + (Realized IC +IC Erosion + SCA (SustainableCompetitive Advantage))

1997 CalculatedIntangibleValue

Stewart(1997)

MarketCapitalizationMethods(MCM)

Nilai intelektual capital didasarkanpada perbedaan antara nilai pasarsaham perusahaan dan nilai bukuperusahaan. Metode ini didasarkanpada asumsi bahwa pendapatanperusahaan lebih tinggi dibandingdengan perusahaan lain di industriyang sama, sebagai hasil dariintellectual capital yang dimilikioleh perusahaan. Ini adalah pelopordari model Lev’s KnowledgeCapital.

Page 11: PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURAN ...

128 JAMBSP Vol. 7 No. 1 – Oktober 2010: 118 – 141

Tahun Label PenganjurUtama

Kategori Diskripsi

1997 EconomicValueAdded(EVATM)

Stern &Stewart(1997)

Return OnAssets(ROA)

Dihitung dengan menyesuaikanlaba yang diungkap perusahaandengan beban yang berhubungandengan intangible. Perubahandalam IVA merupakan indikasiapakah intellectual capitalperusahaan produktif atau tidak

1997 ValueAddedIntellectualCoefficient(VAICTM)

Pulic(1997)

Return OnAssets(ROA)(tidakcukupmemenuhisalah satukategori)

Mengukur seberapa dan bagaimanaefisiensi intellectual capital dancapital employed menciptakan nilaiyang berdasar pada hubungan tigakomponen utama yaitu (1) capitalemployed; (2) human capital; (3)structural capital. VAICTM i =CEEi+HCEi+SCEi.http://www.vaic-on.net/start.htm.

1997 IC IndexTM

Roos,Roos,DragonettiandEdvinsson(1997)

ScorecardMethods(SC)

Mengkonsolidasikan seluruhindikator individual yangmerepresentasikan intellectualproperty dan komponen-komponenkepada satu indeks. Perubahan padaindeks kemudian dihubungkandengan perubahan di dalampenilaian pasar perusahaan

1996 TechnologyBroker

Brooking(1996)

DirectIntellectual CapitalMethods(DIC)

Nilai intellectual capital suatuperusahaan ditaksir berdasarkanpada analisis diagnostik dari responperusahaan terhadap 20 pertanyaanyang meliput empat komponenutama intellectual capital

1996 CitationWeightedPatents

DowChemical(1996)

DirectIntellectual CapitalMethods(DIC)

Faktor teknologi dihitungberdasarkan pada pengembanganpaten oleh perusahaan. Intellectualcapital dan kinerjanya diukurberdasarkan pada dampak upayapengembangan riset atasserangkaian indeks, seperti jumlahpaten, dan biaya paten terhadapperputaran penjualan, yangmenjelaskan paten perusahaan

Page 12: PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURAN ...

Pengukuran Non Keuangan Mengungguli Pengukuran Keuangan (Sigit Hermawan) 129

Tahun Label PengenjurUtama

Kategori Diskripsi

1995 HolisticAccounts

RambollGroup

Scorecards Methods(SC)

Metode ini menggunakan 9 areakunci untuk indikatornya yakninilai-nilai dan manajemen, prosesstrategi, sumber daya manusia,sumber daya struktural, konsultasi,hasil-hasil pelanggan, hasil-hasilkaryawan, hasil-hasilkemasyarakatan, dan hasil- hasilkeuangan. Laporan-laporan tersebutdapat di download diwww.ramboll.com

1994 SkandiaNavigatorTM

Edvinssonand Malone(1997)

Scorecards Methods(SC)

Intellectual capital diukur melaluianalisis 164 ukuran metric (91berbasis intellectual dan 73tradisional metrik) yang mencakuplima komponen : (a) keuangan; (b)pelanggan; (c) proses; (d)pembaruan dan pengembangan; (e)manusia

1994 IntangibleAssetsMonitor

Sveiby(1997)

Scorecards Methods(SC)

Manajemen memiliki indikator,berdasarkan pada tujuan stratejikperusahaan, untuk mengukur empataspek dari penciptaan nilai dariasset tidak berwujud dari tigakelompok aktiva tidak berwujudyakni : kompetensi orang, strukturinternal, dan struktur eksternal.Penciptaan nilai melalui : (1)Pertumbuhan; (2) pembaruan; (3)utilisasi/efisiensi, dan (4)pengurangan resiko/stabilitas

1992 BalanceScorecard

Kaplan danNorton(1992)

ScorecardMethods(SC)

Kinerja perusahaan diukur denganindikator-indikator yang meliputiempat perspektif yaitu: (1) financialperspective(2)customerperspective(3) internal process perspective (4)learning perspective. Indikator-indikator disusun berdasarkan padatujuan strategik perusahaan

Page 13: PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURAN ...

130 JAMBSP Vol. 7 No. 1 – Oktober 2010: 118 – 141

Tahun Label PenganjurUtama

Kategori Diskripsi

1990 HRStatement

Ahonen(1998)

DirectIntellectual Capital(DIC)

Aplikasi manajemen HRCA telahberkembang luas di Finlandia.Rekening laba rugi human resourceterkait dengan beban dibagi dalamtiga kategori untuk beban sumberdaya manusia yakni renewal costs, ,development costs, and exhaustioncosts. Sebanyak 150 perusahaanFinlandia yang go public mulaimenggunakan HR statement ditahun 1999.

1989 TheInvisibleBalanceSheet

Sveiby (ed1989) The“Konrad”Group

MarketCapitalizationMethods(MCM)

Perbedaan antara nilai pasar sahamperusahaan dan nilai buku bersihdijelaskan dengan tiga kategoriterkait modal (capital) yakni humancapital, organizational capital, dancustomer capital

1988 HumanResourceCosting andAccounting(HRCA 2)

Johansson(1996)

DirectIntellectual Capital(DIC)

Menghitung dampak tersembunyidari beban terkait HR denganpenurunan laba perusahaan.Penyesuaian dibuat terhadap P & L.Intellectual capital diukur denganmenghitung kontribusi humanassets yang dimiliki perusahaandibagi dengan pengeluaran gajiyang dikapitalisasi

1970’s HumanResourceCosting &Accounting(HRCA 1)

Flamholtz(1985)

DirectIntellectual Capital(DIC)

Pioner dalam akuntansi sumberdaya manusia, Eric Flamholtz, telahmengembangkan sejumlah metodeuntuk menghitung nilai sumberdaya manusia. Beberapa papertersedia untuk didownload di homepagenya,yaknihttp://www.hrrt.ucla.edu/faculty/bios/flamholtz.html.

Page 14: PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURAN ...

Pengukuran Non Keuangan Mengungguli Pengukuran Keuangan (Sigit Hermawan) 131

Tahun Label PenganjurUtama

Kategori Diskripsi

1950’s Tobin’s q TobinJames

MarketCapitalizationMethods(MCM)

“q” adalah rasio dari nilai pasarsaham perusahaan dibagi denganbiaya pengganti (replacement cost)asset. Perubahan pada “q”merupakan proksi untukpengukuran efektif tidaknya kinerjaintellectual capital perusahaan.

Sumber : Sveiby (2010)

Sementara itu Abdolmohammadi (1999), membagi metode pengukuran menjadi duayakni indirect methods dan direct methods. Berikut penjelasannya :

Indirect Methods.Metode ini menggunakan laporan keuangan seperti yang selama ini dikenal. Metode-metode yang termasuk dalam kelompok ini adalah :a. Metode yang menggunakan konsep Return On Asset (ROA). Metode ini menghitung

kelebihan return dari tangible assets milik perusahaan dan menganggapnya sebagaiintangible assets untuk dihitung sebagai intellectual capital. Metode ini mudah untukdisajikan karena seluruh informasi telah tersedia dengan mudah pada laporantahunan, dan dapat segera dibandingkan dengan rata-rata perusahaan sejenis.Kelemahannya adalah metode ini hanya mengukur intellectual capital perusahaanmasa lalu karena mendasarkan pada historical cost dan belum dapat diterapkan padaperusahaan baru.

b. Metode Market Capitalization Method (MCM) yang memerlukan penyesuaian atasinflasi dan replacement cost. Metode ini melaporkan kelebihan kapasitas pasarperusahaan (yang dicerminkan dengan nilai pasar saham) atas stakeholders equity(setelah disesuaikan dengan inflasi dan replacement cost) sebagai nilai intellectualcapital. Salah satu metode yang terkenal adalah Tobin’s “Q”. Kelemahan darimetode ini adalah ketergantungan sepenuhnya pada pasar, dengan asumsi pasarefisien dan tidak disyaratkannya laporan keuangan yang disesuaikan terhadap inflasi.

Direct Intellectual Capital (DIC) MethodsMetode ini langsung menuju ke komponen intellectual capital. Variabel-variabelintellectual capital dikelompokkan dalam kategori, kemudian dibagi ke dalamkomponen-komponen. Masing-masing kelompok intellectual capital. Misalnya Brooking(1996), mengklasifikasikan intellectual capital menjadi empat kategori yakni a) marketassets, misalnya merk, loyalitas konsumen; b) intellectual property, misalnya paten,rahasia dagang; c) human centered assets, misalnya pendidikan, penguasaan pekerjaan; d)infrastructure assets, misalnya filosofi manajemen, budaya perusahaan.

Page 15: PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURAN ...

132 JAMBSP Vol. 7 No. 1 – Oktober 2010: 118 – 141

PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURANKEUANGAN

Pengukuran non keuangan banyak direkomendasikan menggantikan pengukurankeuangan di era ekonomi berbasis pengetahuan (Cumby and Conrod, 2001; Kannan andAulbur, 2004). Pengukuran non keuangan dirasakan lebih signifikan. Secara internal,aktivitas yang mencipta nilai bagi pemegang saham harus diidentifikasi dan dikeloladengan baik. Sedangkan secara eksternal, investor butuh akses untuk mencipta nilai.Dengan demikian baik secara internal dan eksternal organisasi membutuhkan cara yangtepat untuk memperoleh dan mengkomunikasikan aktivitas terkait dengan strategi danvisinya.

Sedangkan menurut Thornburg (1994) yang mengutip pendapat Edvinsson, menyatakanbahwa metode pengukuran non keuangan memiliki keunggulan yakni :“Non financial measures that help a company determine direction and predict successmight include the number of customers the company has, the number of ideas customerbring to the company and how they are developed, the number of the software packagescompared to the number of employees, how many people are tied into the internet system,how much networking is done between customers and employees, and similar measuresthat show the relationship between human, customer and structural capital”.

Berikutnya Hartono (2001) menguraikan beberapa keunggulan menggunakan pengukurannon keuangan dalam mengukur intangible assets perusahaan. Keunggulan tersebut adalah:a. pengukuran secara non moneter akan mudah untuk menunjukkan unsur-unsur yang

membangun intellectual capital dalam perusahaan, sedangkan bila menggunakanukuran moneter hal tersebut sulit untuk dilakukan;

b. pengaruh internal development dalam pembentukan intellectual capital tidak dapatdiiukur dengan pengukuran atribut moneter;

c. pengkapitalisasian biaya menjadi assets akan mengakibatkan adanya manipulasiterhadap laba.

Terkait dengan strategi perusahaan, pengukuran non keuangan memberikan manfaat yangsangat besar dibandingkan dengan pengukuran keuangan. Seperti yang dijelaskan olehMarr et al (2003), bahwa pengukuran non keuangan akan lebih dapat digunakan untukmerumuskan strategi, menilai pelaksanaan strategi, dapat digunakan untuk strategipengembangan, diversifikasi, dan ekspansi, penentuan kompensasi karyawan dankomunikasi dengan stakeholders eksternal Penjelasan untuk masing-masingnya adalahsebagai berikut :

Page 16: PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURAN ...

Pengukuran Non Keuangan Mengungguli Pengukuran Keuangan (Sigit Hermawan) 133

Merumuskan StrategiPengukuran non keuangan pada IC dapat digunakan untuk membantu merumuskanstrategi bisnis. IC adalah strategi yang penting bagi perusahaan (Grant, 1991; Stewart,2001; Andriessen and Tissen, 2000). Ketika perusahaan merumuskan strategi bisnisnya,tidak cukup hanya mengidentifikasi kekuatan kompetitif, peluang, dan tantangan industri,tetapi perusahaan harus juga mengidentifikasi kompetensinya, dan sumber daya untukmengevaluasi kesempatan yang ada. Beda perusahaan bisa jadi beda pula pengembangankompetensinya, dan pertanyaan yang harus dijawab adalah apakah perusahaan telahmemiliki kompetensi yang tepat untuk meraih kesempatan yang ada.

Menurut Grant (1991), IC harusnya menjadi satu pusat yang harus dipertimbangkandalam merumuskan strategi dan menjadi hal paling utama dimana perusahaan dapatmembangun identitas dan kerangka strateginya serta sebagai salah satu sumber utamaprofitabilitas perusahaan. Bagaimanapun juga perusahaan perlu untuk mengidentifikasidan mengembangkan IC-nya untuk memperoleh keunggulan kompetitif dan peningkatankinerja (Petergraf, 1993; Prahad and Hamel, 1990; Teece et al, 1997). Kunci pendekatansumber daya (resource-based approach) untuk merumuskan strategi adalah memahamihubungan antara intellectual capital, keunggulan bersaing, dan profitabilitas (Grant,1991).

Marr et al, (2003) merangkum beberapa penelitian yang menguji hubungan antaraperumusan strategi dengan IC yakni penelitian Peppard and Rylander (2001), Hall(1993), Marr et al (2001, 2002). Penelitian Peppard and Rylander (2001), menjelaskantentang studi kasus perusahaan software telekomunikasi APiON yang dapatmengembangkan dan mengimplementasikan strategi pertumbuhan serta meningkatkannilai bagi pemegang saham melalui pemanfaatan sumber daya intellectual capital.Penelitian Hall (1993), menghasilkan kesimpulan bahwa sumber daya tak berwujud(intangible resources) memainkan peranan penting dalam proses strategi manajemen.Demikian pula dengan penelitian Marr et al (2001, 2002) menghasilkan hal yang samayakni perusahaan Lycos and Great Universal Store dapat mengidentifikasi asetpengetahuannya dan menghubungkannya dengan proses perumusan strategi.

Dengan demikian apabila dikaitkan dengan pengukuran non keuangan atas IC, maka haltersebut sangatlah tepat karena pengukuran non keuangan dapat mengurai danmengidentifikasi unsur-unsur pembentuk IC dalam kaitannya dengan strategi perusahaan.Dengan pengukuran non keuangan, perusahaan akan dapat mengetahui kompetensi,sumber daya, kekuatan, peluang, dapat membangun identitas perusahaan, membangunkerangka strateginya, dan mengimplementasikannya sehingga bermanfaat untukmeningkatkan kinerja perusahaan dan nilai perusahaan. Hal tersebut akan sangat sulit biladilakukan dengan pengukuran keuangan.

Page 17: PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURAN ...

134 JAMBSP Vol. 7 No. 1 – Oktober 2010: 118 – 141

Pelaksanaan dan Penilaian StrategiPenggunaan pengukuran non keuangan pada IC sangat memungkinkan perusahaan untukmengembangkan indikator kinerja kunci (key performance indicators) guna membantumengevaluasi strategi perusahaan. Berdasarkan pengalaman pionir IC yakni Edvinssondan Malone (1997) menyatakan bahwa informasi dari IC memiliki sedikit nilai kecualibila dihubungkan dengan strategi perusahaan (Marr et al, 2003). Setiap sistempengukuran kinerja harus digunakan untuk menilai dan mengevaluasi asumsi yangmendasari arah strategi saat ini. Memeriksa atau menolak asumsi strategi secara potensialakan berdampak pada alokasi sumber daya di perusahaan. Oleh karena itu,pengembangan pengukuran kinerja harus dipandu oleh strategi.

Banyak sistem pengukuran berasumsi bahwa hubungan kausal antara IC dan strategididasarkan pada hipotesis bisnis, dimana perusahaan mampu mentransformasi IC kedalam peta strategi. Peta strategi sendiri merupakan perwujudan dari asumsi strategi danbercerita tentang sejarah bagaimana perusahaan mentransformasi IC-nya ke dalamtujuan-tujuan strategis seperti halnya tingkat pengembalian saham atau kepemimpinanpasar. Kaplan dan Norton (1996) menjelaskan bahwa untuk menilai strategi haruslahberkelanjutan dan dilakukan secara terus menerus.

Marr et al (2003) merangkum beberapa penelitian yang menguji hubungan kausalitastersebut, yakni penelitian Ittner and Larcker (1998), Rucci, et al (1998), Neely and AlNajjar (2002), dan Marr et al (2002). Penelitian Ittner and Larcker (1998) menggunakandata pelanggan dan data unit bisnis, menemukan bukti bahwa pengukuran kepuasanpelanggan merupakan indikator utama dalam menilai perilaku pembelian kembali olehpelanggan, pertumbuhan jumlah pelanggan, dan kinerja akuntansi (pendapatan unitbisnis, profit margin, dan retun on sales). Selanjutnya penelitian Rucci, et al (1998)mengembangan model bisnis untuk Sears yang sukses dari perilaku manajemen melaluisikap karyawan untuk kepuasan pelanggan dan kinerja keuangan. Penelitian Neely and AlNajjar (1998) juga memberikan bukti adanya hubungan positif antara kepuasankaryawan, kepuasan pelanggan dan kinerja keuangan. Dan penelitian Marr et al (2002)menunjukkan bukti bahwa Shell International memperoleh dampak positif dari aset takberwujud (intangibles assets) seperti kepuasan pelanggan, budaya organisasi, lingkungandan tanggung jawab sosial pada strategi perusahaan dan kinerja keuangan.

Dengan demikian berdasarkan penelitian-penelitian tersebut secara umum dapatdisimpulkan bahwa pengukuran non keuangan berdampak pada perilaku manajerial dantindakan yang pada gilirannya akan mendorong pelaksanaan dan penilaian strategi. Selainitu penilaian-penilaian strategi tidak lagi bersumber dari data-data keuangan tetapi sudahlebih kompleks misalnya kepuasan pelanggan, kepuasan kerja karyawan, inovasi danbudaya perusahaan. Hal-hal seperti ini hanya bisa dilakukan pengukurannya denganpenilaian non keuangan.

Page 18: PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURAN ...

Pengukuran Non Keuangan Mengungguli Pengukuran Keuangan (Sigit Hermawan) 135

Strategi Pengembangan, Diversifikasi dan EkspansiPengukuran non keuangan IC sangat berarti bagi strategi pengembangan, diversifikasidan ekspansi. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan untuk dapat mengakses IC sangatdiperlukan untuk kebutuhan tersebut. Ketika perusahaan berencana untukmengembangkan, mendiversifikasi, dan juga ekspansi dalam bentuk merger dan akuisisimaka perusahaan akan mencari cara terbaik untuk dapat mengeksplotasi sumber dayanya(Teece, 1980; Montgomery and Wernerfelt, 1988), dan hal tersebut hanya dapatdilakukan dengan pengukuran non keuangan. Tetapi ketika perusahaan kekurangansumber daya baik berwujud maupun tidak berwujud, maka biasanya akan mencari sumberdaya dari perusahaan lain melalui hubungan internal antar perusahaan. Caranya denganaliansi strategi, joint ventures, dan merger serta akuisisi. Lev (2001) menyarankan bahwajaringan ekonomi dan hubungan sinergi dengan riset dan pengembangan (R&D), dansumber daya tak berwujud lainnya adalah isu utama dalam akuisisi perusahaan,diversifikasi dan aliansi. Hal ini menjadi bukti pentingnya kebutuhan perusahaan untukmengakses IC.

Ketika melakukan akuisisi, maka dibutuhkan kombinasi aset tak berwujud antarperusahaan. Juga kebutuhan untuk memahami sifat dasar dan sumber daya aset takberwujud termasuk IC. Selain itu agar upaya untuk mendongkrak aset tak berwujudmemiliki nilai yang tinggi dalam akuisisi, maka dibutuhkan kemampuan untukmengidentifikasi dan mengukur IC perusahaan. Demikian pula dengan banyaknya asettak berwujud yang terpendam dalam organisasi seperti budaya organisasi, rutinitas, danpengetahuan yang tentunya proses ini menimbulkan tantangan besar untuk dapatmengurai dan mengidentifikasinya.

Walau tidak banyak penelitian yang menguji secara teoritis wilayah strategipengembangan, diverisifikasi dan ekspansi, tetapi Marr et al (2003) merangkum beberapapenelitian yang dianggap bisa mewakili untuk tujuan tersebut. Penelitian Gupta and Roos(2001) menjelaskan tentang bagaimana pengukuran IC dapat digunakan untuk tujuanmerger organisasi dan strategi perusahaan. Morck and Yeung (2003) menghasilkanpenelitian dengan kesimpulan bahwa diversifikasi mampu menambah nilai bagi aset takberwujud kaitannya dengan pekerjan riset dan pengembangan (R&D). Penelitian Des et al(2003) memberikan bukti empiris bahwa aliansi strategi menciptakan nilai dalamkaitannya dengan kreasi IC.

KompensasiPengukuran non keuangan lebih direkomendasikan daripada pengukuran keuangan dalamsistem kompensasi. Sebagian besar perusahaan menyadari bahwa mengandalkansepenuhnya pada pengukuran keuangan dapat mendorong pemikiran jangka pendek,khususnya jika pengukuran monetary dikaitkan dengan sistem kompensasi (Kaplan danNorton, 1992; Bushman et al, 1995). Hal tersebut dkarenakan pengukuran monetaryhanya mengunakan data historis, terlalu melihat ke belakang (backward-looking),

Page 19: PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURAN ...

136 JAMBSP Vol. 7 No. 1 – Oktober 2010: 118 – 141

mendorong perilaku disfungsional, dan memberikan pertimbangan kurang tepat dalampengembangan aset tak berwujud seperti kapabilitas karyawan dan kepuasan pelanggan(Ittner and Larcker, 1998). Selanjutnya dalam agency model menyarankan bahwapengukuran keuangan saja dalam perencanaan kompensasi bukanlah cara yang efisiendalam memotiasi karyawan. Oleh karena itu, disarankan agar pengukuran keuangandilengkapi atau bahkan diganti dengan pengukuran non keuangan, dimana lebihinformatif terkait dengan karyawan dan dapat mengembangkan ide-ide tentangkompensasi (Ittner and Larcker, 2002).

Alasan utama penggunaan pengukuran non keuangan dalam skema kompensasi adalahbahwa pengukuran ini lebih lebih unggul dibanding pengukuran keuangan. Alasan keduaadalah bahwa dalam perencanaan kompensasi diperlukan tingkat informasi yang lebihtinggi terkait dengan pengukuran kinerja manajerial dan tindakan-tindakan yangdiinginkan oleh perusahaan. Penelitian Ittner et al (1997) terhadap 317 perusahaanmenemukan bukti adanya hubungan antara strategi perusahaan dan pengukuran kinerjaterkait dengan rencana pemberian intensif bagi eksekutif perusahaan. Pengukuran kinerjayang dimaksud adalah penggunaan pengukuran kinerja non keuangan, dimanapengukuran tersebut dianggap lebih berorientasi pada strategi inovasi dan jugaberorientasi pada kualitas. Hal tersebut mendukung gagasan bahwa perusahaan yangmemiliki aset tak berwujud lebih bernilai seperti lebih inovatif dan berorientasi padakualitas, cenderung untuk lebih menempatkan dan memilih pengukuran kinerja nonkeuangan daripada yang keuangan. Bukti nyata penggunaan pengukuran non moneteruntuk kompensasi di perusahaan dilakukan oleh Chrysler Corporation, dan Ford MotorCompany ((Lavin, 1994 dan Anon, 1998, dalam Marr et al, 2003).

Komunikasi Pada Stakeholders EksternalKomunikasi pada stakeholders eksternal tidak hanya berkaitan dengan kinerja keuanganperusahaan tetapi juga disclosure hal-hal non keuangan dan juga prospek jangka panjang.Walaupun komunikasi ini awalnya sebagai sebuah mandatory tapi kemudian dirasasangat perlu guna keberlanjutan perusahaan. Mandatory tersebut dikarenakan adanyaaturan resmi yang dibuat oleh pembuat kebijakan di bidang akuntansi. Dengan demikianmaka hal tersebut memberikan tekanan pada perusahaan untuk melakukan pengukurandan men-disclosure IC. Kegagalan untuk mengkomunikasikan IC dapat berdampak padapemegang saham minoritas karena tidak mempunyai akses informasi pada aset takberwujud yang biasanya sering disampaikan saat pertemuan terbatas para investor besar(Holland, 2001), selain itu juga akan menyebabkan meningkatnya cost of capital (Lev,2001). Dampak lain adalah adanya kesalahan penilaian atas perusahaan yang kemudianmenyebabkan investor dan perbankan menerima resiko yang lebih tinggi. Demikian puladengan eksploitasi aset tak berwujud yang dilakukan oleh manajer tetapi tidak diketahuioleh pihak lain termasuk investor.

Page 20: PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURAN ...

Pengukuran Non Keuangan Mengungguli Pengukuran Keuangan (Sigit Hermawan) 137

Hasil penelitian yang menguji tentang masalah ini adalah penelitian Narayanan et al(2000) yang menyatakan bahwa perusahaan yang mampu untuk membuat disclosure yangbermakna terkait dengan prospek jangka panjang akan memperoleh penilaian pasar yanglebih baik. Berikutnya penelitian Brynjolfsson and Yang (1999) yang menggunakananalisis regresi dimana hasilnya adalah pengeluaran terkait aktiva tak berwujud sepertiriset dan pengembangan (R&D) dan investasi pembelian komputer memiliki dampakpositif pada nilai pasar 1.000 perusahaan besar.

Hasil yang sama dinyatakan oleh Aboody and Lev (2000) yakni satu dollar investasidalam riset dan pengembangan kimia akan meningkatkan rata-rata pendapatan operasisaat ini dan masa datang sebesar dua dollar. Apabila diamati perkembangan yang adatentang komunikasi yang harus dilakukan kepada pihak eksternal, nampak ada pergeseranorientasi. Orientasi masa lalu menyatakan bahwa pihak eksternal hanya membutuhkaninformasi-informasi keuangan saja, sedangkan pihak internal membutuhkan informasinon keuangan. Tetapi dari hasil penelitian menunjukkan bahwa disclosure yang baik akanberdampak pada penilaian pasar yang lebi baik. Dengan demikian pengukuran nonkeuangan juga sangat diperlukan dalam berkomunikasi dengan pihak stakeholderseksternal.

Pada sisi lain, memang pengukuran keuangan dirasakan lebih handal, dapatdiperbandingkan dan diterima secara umum. Tetapi kelemahannya terlalu melihat kebelakang (backward looking) (Marr et al, 2003; Cumby and Conrod, 2001), padahalmanajemen dan direktur perusahaan butuh cara untuk melihat masa depan agar mampuuntuk mengidentifikasi proses dan aktivitas yang menghasilkan nilai lebih dalam jangkapanjang. Perhatian pada data keuangan historis saja tidaklah cukup. Sehingga dibutuhkanfaktor-faktor non keuangan seperti loyalitas pelanggan, kepuasan karyawan, prosesinternal dan inovasi organisasi untuk memperoleh nilai bagi pemegang saham secaraberkesinambungan (Cumby and Conrod, 2001).

Kelemahan lain dari pengukuran keuangan karena pengukuran ini lebih banyakmenggunakan data laporan keuangan. Padahal laporan keuangan gagal untuk mengukurdan menunjukkan unsur-unsur yang paling signifikan dalam pengembangan bisnis,seperti human capital, organizational capital, dan customer capital. Sehingga hasilnyaadalah laporan keuangan gagal untuk mengkomunikasikan keadaan bisnis sesungguhnyaguna pengembangan IC bagi manajemen dan investor (Kannan and Aulbur, 2004).Sementara itu, aset tak berwujud seperti kompetensi karyawan, hubungan baik denganpelanggan, model bisnis, sistem admnistrasi dan komputerisasi belum dikenal oleh modelkeuangan tradisional dan pelaporannya.

Page 21: PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURAN ...

138 JAMBSP Vol. 7 No. 1 – Oktober 2010: 118 – 141

SIMPULAN DAN SARAN

SimpulanPengukuran non keuangan pada IC dirasa lebih unggul dan memberikan keuntungan bagiperusahaan karena pengukuran ini mampu “melihat isi perusahaan lebih dalam”dibandingkan dengan pengukuran keuangan. Dengan kemampuan tersebut maka akanlebih mudah untuk menemukan unsur-unsur pembentuk IC, yang selanjutnya dapatdikelola dan dikaitkan dengan kinerja, strategi, dan peningkatan nilai perusahaan.Sehingga perusahaan akan mendapatkan banyak manfaat dari proses pengukuranterhadap IC yang dimilikinya.

SaranBagi organisasi atau perusahaan harus mampu melakukan pengukuran non keuanganterhadap IC sehingga dapat menerima manfaat atas pengukuran tersebut. Untuk penelitiatau para ahli yang bergerak dalam bidang IC, harus mampu menggali metode-metodepengukuran non keuangan yang lebih mudah, terukur, handal, dapat diterima secaraumum sehingga memberikan kemanfaatan bagi organisasi dan perusahaan. Sedangkanbagi organisasi atau perusahaan yang tetap menggunakan pengukuran keuanganhendaknya melampiri dengan pengukuran non keuangan sehingga disclosure tentang ICdapat memberikan manfaat jangka panjang.

DAFTAR PUSTAKA

Aboody, D. and Lev, B. 1998. The Value Relevance of Intangibles : The Case ofSoftware Capitalization. Journal of Accounting Research. Vol 36 (Supplement),pp 161-91

Abdolmohammadi, Mohammad J. 1999. “The Component of Intellectual Capital forAccounting Measurement”.www.sbaer.lka.edu/research/1999/wdsi/99wds.024.htm. Diakses 25 Oktober2010. Jam 20.30 WIB

Andrissen, D. and Tiessen, R. 2000. Weight Wealth : Find Your Real Value in A Futureof The Intangible Assets. FT Prentice Hall, London

Andriessen, Daniel. 2004. Making Sense of INTELLECTUAL CAPITAL. Designing aMethod for the Valuation of Intangibles. USA : Elsevier, Inc

Brooking, A. 1996. Intellectual Capital : Core Assets for The Third Millennium,Enterprise Thomson Business Press. London. United Kingdom.

Page 22: PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURAN ...

Pengukuran Non Keuangan Mengungguli Pengukuran Keuangan (Sigit Hermawan) 139

Brynjolfsson, E. and Yang, S. 1999. The Intangible Cost and Benefits of ComputerInvestment : Evidence from The Financial Market. MIT Working Paper.Cambridge, MA

Bukh, P.N. 2003. Commentary, The Relevance of Intellectual Capital Disclosure aParadox. Accounting, Auditing and Accountability Journal. Vol 16 No 1, pp 49-56

Cumby, Judy. and Joan Conrod. 2001. Non Financial Performance Measures in TheCanadian Biotechnology Industry. Journal of Intellectual Capital. Vol 2 No 3,pp 261-271

Edvinsson, L and M Malone. 1997. Intellectual Capital : Realizing Your Company’s TrueValue by Finding Its Hidden Brainpower. HapperCollins. New York

Grant, R.M. 1991. The Resource-Based Theory of Competitive Advantage : Implicationfor Strategic Formulation. California Management Review. Vol 33, pp 14-35

Hartono, B. 2001. Intellectual Capital : Sebuah Tantangan Akuntansi Masa Depan. MediaAkuntansi. Edisi 21/Oktober. Hlm 65–72

Holland, J. 2001. Financial Institution, Intangibles, and Corporate Governance.Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol 14 No 4, pp 479-529

Ittner, CD., Larker, D.F, and Rajan, M.V. 1997. The Choice of Performance Measures inAnnual Bonus Contract. The Accounting Review. Vol 72 No 2, pp 231 – 55

Ittner, Christopher D, and David F. Larcker. 1998. Are Nonfinancial Measures LeadingIndicators of Financial Performance ? An Analysis of Customer Satisfaction.Journal of Accounting Research. Vol 36 Supplemen.

_____, 2002. Determinants of Performance Measures Choices in Worker Incentive Plans.Journal of Labor Economic, Vol 20 No 2, pp58 -90

Kaplan, R.S, and Norton, D.P. 1992. The Balance Scorecard – Measure That DrivePerformance. Harvard Business Review, Vol 70, oo 71 – 9

Kannan, Gopika, and Wilfried G. Aulbur. 2004. Intellectual Capital, MeasurementEffectiveness. Journal of Intellectual Capital. Vol 5 No 3, pp 389 – 413

Lev, B. 2001. Intangibles : Management, Measurement, and Reporting, The BrookingsInstitution, Washington, DC.

Page 23: PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURAN ...

140 JAMBSP Vol. 7 No. 1 – Oktober 2010: 118 – 141

Marr, Bernard., and Dina Gray. 2002. The Internal and External Drivers of MeasuringIntellectual Capital. Proceeding of Transparent Enterprises. Conference.Madrid.

Marr, Bernard., Dina Gray, and Andy Neely. 2003. Why Do Firms Measure TheirIntellectual Capital. Journal of Intellectual Capital. Vol 4 No 4, pp 441 - 464

Marr, Bernadr, Gianni Schiuma, and Andy Neely. 2004. Intellectual Capital – DefiningKey Performance Indicators for Organizational Knowledge Assets. BusinessProsess Management. Vol 10 No 5, pp 551 – 569

Mouritsen, Jan. 2009. Classification, Measurement, and The Ontology of IntellectualCapital Entities. Journal of Human Resources Costing & Accounting. Vol 13No 2, pp 154 – 162.

Narayanan, VK., Pinches, G.E., Kelm, K.M, and Lander, D.M. (2000). The Influence ofVoluntary Disclosure Qualitative Information. Strategic Management Journal.Vol 21, pp 707-22

Petergraf, M.A. 1993. The Corner Stone of Competitive Advantage : A Resouce-BasedView. Strategic Management Journal. Vol 14, pp 179-88

Prahad, C.K, and Hamel, G. The Core Competence of The Corporation. HarvardBusiness Review, Vol 68, pp 79 – 91

Rucci, A.J., Kirn, S.P., and Quinn, R.T. 1998. The Employee-customer profit chain atSears. Harvard Business Review. Vol 76, pp 82 – 98

Sawarjuwono, Tjiptohadi, dan Agustine Prihatin Kadir. 2003. Intellectual Capital :Perlakuan, Pengukuran, dan Pelaporan (Sebuah Library Research). JurnalAkuntansi dan Keuangan. Vol 5 No 1, Mei, hal 35-57

Stewart, Thomas A. 2001. The Wealth of Knowledge – Intellectual Capital and Twenty –First Century Organization. Nicholas Brealy Publishing, London

Sveiby, Karl Erik. 2001. Method for Measuring Intangibles Assets.www.sveiby.com/articles. Diakses 27 Oktober 2010. Jam 21.15 WIB

_____, 2007. Method for Measuring Intangibles Assets. www.sveiby.com/articles.Diakses 02 Desember 2010. Jam 18.50 WIB

Page 24: PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURAN ...

Pengukuran Non Keuangan Mengungguli Pengukuran Keuangan (Sigit Hermawan) 141

_____, 2010. Method for Measuring Intangibles Assets. www.sveiby.com/articles.Diakses 10 Desember 2010. Jam 16.35 WIB

Teece, D.J., Pissano, G. and Shuen, A. 1997. Dynamic Capabilities and StrategicManagement. Strategic Management Journal. Vol 18. No 7, pp 509 – 33

Thornburg, Linda. 1994. Knowledge. Human Resource Magazine. October, pp 51 – 56.