BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika dikaji secara mendalam, maka kekuatan pukulan butiran air hujan adalah salah satu faktor terbesar terjadinya berbagai macam erosi. Erosi percikan adalah terangkutnya material tanah yang disebabkan oleh air hujan yang langsung jatuh ke tanah. Pada daerah-daerah yang kawasan vegetasinya telah rusak, akibat yang ditimbulkan oleh erosi percikan tentu bervariasi. Misalnya: tidak adanya vegetasi diatas permukaan tanah membuat lapisan unsur hara pada daerah tersebut akan terbawa oleh aliran air yang menuju tempat yang lebih rendah. Akibatnya daerah tersebut menjadi miskin akan unsur hara. Sehingga pada saat dikelola maka hasil yang diperoleh menjadi tidak sesuai. Proses pukulan butiran air hujan juga dapat menyebabkan daerah-daerah yang berada ditempat yang lebih rendah akan tertimbun oleh lapisan-lapisan material tanah yang baru. Hal ini akan berdampak positif jika bahan yang terangkut adalah memiliki banyak kandungan unsur hara. Karena dengan begitu Pengukuran erosi percikan menggunakan metode jebakan percikan Ellison 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jika dikaji secara mendalam, maka kekuatan pukulan butiran air hujan
adalah salah satu faktor terbesar terjadinya berbagai macam erosi. Erosi
percikan adalah terangkutnya material tanah yang disebabkan oleh air hujan
yang langsung jatuh ke tanah. Pada daerah-daerah yang kawasan vegetasinya
telah rusak, akibat yang ditimbulkan oleh erosi percikan tentu bervariasi.
Misalnya: tidak adanya vegetasi diatas permukaan tanah membuat lapisan
unsur hara pada daerah tersebut akan terbawa oleh aliran air yang menuju
tempat yang lebih rendah. Akibatnya daerah tersebut menjadi miskin akan
unsur hara. Sehingga pada saat dikelola maka hasil yang diperoleh menjadi
tidak sesuai.
Proses pukulan butiran air hujan juga dapat menyebabkan daerah-
daerah yang berada ditempat yang lebih rendah akan tertimbun oleh lapisan-
lapisan material tanah yang baru. Hal ini akan berdampak positif jika bahan
yang terangkut adalah memiliki banyak kandungan unsur hara. Karena
dengan begitu akan menambah kandungan unsur hara yang sebelumnya
minim pada daerah tersebut. Tapi akan berdampak negatif jika lapisan yang
terangkut adalah lapisan tanah yang tidak subur atau sejenis sub soil karena
akan membuat lahan yang jika sebelumnya subur menjadi miskin unsur hara
karena adanya penimbunan oleh material tanah subsoil.
Erosi percikan juga akan mempengaruhi sungai yang ada disekitar
areal. Jika pada areal tersebut banyak lahan rusak yang tidak bervegetasi.
Maka dapat dipastikan setelah hari hujan aliran pada sungai tersebut akan
berwarna kuning kecoklatan. Dan tentu saja ini menandakan bahwa pada air
sungai tersebut memiliki kandungan material tanah yang tinggi yang lama
kelamaan akan mengendap dan membuat kedalaman sungai menjadi dangkal.
Pengukuran erosi percikan menggunakan metode jebakan percikan Ellison
1
Jika kedalaman sungai telah terganggu. Maka pada saat hari hujan
kemungkinan terjadinya pristiwa banjir akan memiliki frekuensi yang tinggi.
Untuk mengetahui seberapa banyak partikel tanah yang terlepas dari
induknya pada saat hari hujan, maka dapat diketahui dengan menggunakan
metode jebakan percikan Ellison. Dengan metode ini. praktikan dapat
meramalkan berapa kira-kira butiran tanah yang terlepas akibat pukulan air
hujan pada saat terjadi hujan.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini antara lain :
1. Untuk mengetahui besaran erosi percikan dibeberapa tipe permukaan
lahan dan dibeberapa jenis vegetasi penutup tanah yang berbeda.
2. Membandingkan antara jebakan percikan yang berdiameter kecil dan
berdiameter besar dalam mengukur erosi percikan.
3. Untuk mengetahui dampak akibat erosi percikan dan cara
penanggulangannya.
Pengukuran erosi percikan menggunakan metode jebakan percikan Ellison
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Di negara-negara tropis seperti indonesia, kekuatan jatuh air hujan dan
kemampuan aliran permukaan menggerus permukaan tanah adalah merupakan
penghancur utama agregat tanah. Agregat tanah yang sudah hancur kemudian di
angkut oleh aliran air permukaan, mengikuti gaya gravitasi sampai ke suatu
tempat dimana pengendapan terjadi. Keseluruhan proses tersebut yaitu
penghancuran agregat, pengangkutan partikel tanah, dan pengendapan partikel
tanah disebut erosi.
Erodibilitas tanah dipengaruhi oleh banyak sifat-sifat tanah, misalnya: sifat
fisik, mekanik, hidrologi, termasuk karakteristik profil tanah seperti kedalaman,
dan sifat-sifat dari lapisan tanah (Veiche, 2002).
Pengelolaan tanah dan tanaman yang mengakumulasi sisa-sisa tanaman
berpengaruh baik terhadap kualitas tanah, ketahanan tanah dan daya tahan tanah
terhadap daya hancur curah hujan (rahman et all, 2003).
Fraksi halus (dalam bentuk sedimen tersuspensi) juga dapat menyumbat
pori-pori tanah dilapisan pemukaan. Akibatnya infiltrasi akan menurun sehingga
aliran permukaan akan meningkat. Akan tetapi, jika tanah mempunyai agregat
yang mantap, yakni tidak mudah tersuspensi, maka penyerapan air kedalam tanah
masih cukup besar. Sehingga aliran permukaan dan erosi menjadi tidak berbahaya
(Arsyad, 2000).
Bahan organik sangat berperan dalam pembentukan dan pengikatan serta
penstabilan agregat tanah. Dan hal ini dapat dilakukan melalui pengikatan secara
fisik butir-butir primer tanah oleh jamur mycelia, actinamycetes dan atau akar-
akar halus tanaman, dan pengikat secara kimia yaitu dengan menggunakan gugus-
gugus aktif dari bahan organik tanah. Misalnya gugusan negatif (carboxil) pada
senyawa organik berantai panjang, atau gugusan positif (gugus amine, amide, atau
amino) pada senyawa organik berbentuk rantai (polymer). Bahan organik yang
Pengukuran erosi percikan menggunakan metode jebakan percikan Ellison
3
masih berbentuk serasah seperti daun, dan ranting yang menutupi permukaan
tanah yang belum hancur merupakan pelindung utama dari kekuatan daya pukul
butir air hujan yang jatuh. Selain itu, bahan organik tersebut juga menghambat
aliran permukaan, sehingga kecepatannya lebih lambat dan relatif tidak merusak.
Sedangkan, bahan organik yang telah lapuk mempunyai kemampuan menyerap
dan menahan air yang tinggi, sehingga aliran dipermukaan akan semakin
berkurang (Arsyad, 2000).
Permasalahan yang sering dihadapi didaerah yang berbukit adalah
permasalahan yang dapat menimbulkan kerusakan tanah, seperti dengan adanya
proses erosi, dan faktor manusia dan vegetasi yang kurang mendukung konservasi
tanah. Oleh karena itu perhatian pada tindakan konservasi tanah sangat
diperlukan. Agar tindakan konservasi tanah dapat efisien dan efektif baik dari segi
waktu maupun biaya, maka diperlukan perencanaan yang matang. Perencanaan
dapat dimulai dengan mengidentifikasi jenis dan penyebab kerusakan pada tanah.
Identifikasi diperlukan agar dalam pelaksanaan dapat diarahkan sesuai dengan
sasaran-sasaran yang dituju, yang merupakan sumber kerusakan, sehingga dapat
ditentukan prioritas mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu dan akhirnya
dapat ditentukan metode perlakuan konservasi tanah pada masing-masing lahan.
Erosi akan meningkat apabila lereng semakin curam atau semakin panjang.
Apabila lereng semakin curam maka kecepatan aliran permukaan meningkat
sehingga kekuatan mengangkut meningkat pula. Lereng yang semakin panjang
menyebabkan volume air yang mengalir menjadi semakin besar.
Kepekaan tanah terhadap erosi dapat diubah oleh manusia menjadi lebih
baik atau lebih buruk. Pembuatan teras-teras pada tanah yang berlereng curam
merupakan pengaruh baik bagi manusia karena dapat mengurangi erosi.
Sebaliknya, penggundulan hutan didaerah-daerah pegunungan merupakan
pengaruh manusia yang jelek karena dapat menyebabkan banjir.
Pengukuran erosi percikan menggunakan metode jebakan percikan Ellison
4
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum dilakukan pada:
Hari, Tanggal : Senin, 5 November 2012
Waktu : Pukul 14.30 – 16.00 WIB
Tempat : Disekitar lingkungan kampus Politeknik Kelapa
Sawit Citra Widya Edukasi
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum antara lain:
Linggis
Cutter
Botol aqua 2 buah (1500
ml dan 800 ml)
Alat tulis
Kamera
Neraca analitik
Gelas beaker 2 buah
(250ml)
Oven
Stopwatch
3.3 Metode dan Langkah Kerja
Adapun metode yang dipakai dalam praktikum ini yaitu Metode Jebakan
Percikan Ellison dengan langkah kerja sebagai berikut :
1. Persiapan alat:
Bagian atas botol aqua dipotong menggunakan cutter
Ukur diameter masing-masing botol
2. Tentukan lokasi lahan yang akan dijadikan sebagai tempat praktikum
(lahan miring berumput).
3. Membuat lubang dengan linggis untuk menanam botol. Jarak antar lubang
± 1 meter.
Pengukuran erosi percikan menggunakan metode jebakan percikan Ellison
5
4. Botol ditanam kedalam lubang, kemudian antara permukaan tanah dan
ujung botol diberi jarak ±2 cm.
5. Tunggu sampai datang hari hujan.
6. Pada saat hujan datang, hitung berapa lama terjadinya hujan dengan
menggunakan stopwatch.
7. Setelah hujan berhenti, angkat jebakan dan bawa ke laboratorium.
8. Prosedur di laboratorium:
1) Timbang berat masing-masing gelas beaker, lalu catat hasilnya.
2) Pindahkan isi yang terdapat dijebakan (aqua) ke dalam gelas beaker
dan beri label.
3) Hasil praktikum di oven selama 24 jam dengan suhu 1050 C.
4) Setelah di oven, gelas beaker ditimbang lagi, kemudian catat hasilnya.
5) Hitung seberapa besar erosi yang terjadi dengan rumus:
Dimana: ∆M = Massa yang tererosi (gr)
M2 = Massa total (gelas beaker + isi) setelah di oven (gr)
M1 = Massa gelas beaker awal/kosong (gr)
Pengukuran erosi percikan menggunakan metode jebakan percikan Ellison
6
∆M = M2 – M1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Praktikum
Tabel 1.1 Data Kelompok
Lokasi Media Jebakan
M2 (gr) M1 (gr) ∆M (gr)
Areal tanah miring berumput
Botol Besar 125.71 125.4 0.31
Botol Kecil 124.09 123.7 0.39
Keterangan : ∆M = Massa yang tererosi (gr)
M2 = Massa total (gelas beaker + isi) setelah di oven (gr)
M1 = Massa gelas beaker awal/kosong (gr)
Kondisi Lokasi
Lahan yang digunakan pada praktikum ini adalah lahan yang berareal
miring dengan vegetasi rerumputan yang tebal pada sekitarnya selain itu,
areal ini juga tepat berada pada pinggir jalan dengan tekstur tanah yang
gembur dan berwarna coklat.
Pengukuran erosi percikan menggunakan metode jebakan percikan Ellison
7
Gambar1. Jebakan percikan pada
botol kecil
Gambar2. Jebakan percikan pada botol besar
Tabel 1.2 Data Kelas
KelompokLokasi Media
JebakanM2 (gr) M1 (gr) ∆M (gr)
1
Areal datar dengan penutup pohon
Botol Besar 125.8 124.9 0.9
Botol Kecil 96.4 95.7 0.7
2
Areal miring dengan penutup pohon
Botol Besar 124.9 123.8 1.1
Botol Kecil 125.2 124.7 0.5
3
Areal datar dengan penutup rumput
Botol Besar 124.8 124.66 0.14
Botol Kecil 61.18 61.15 0.03
4Areal tanah miring berumput
Botol Besar 125.71 125.4 0.31
Botol Kecil 124.09 123.7 0.39
5Areal tanah kosong datar
Botol Besar 125.9 124.1 1.8
Botol Kecil 126.1 123.9 2.2
6Areal tanah kosong
Botol Besar 126.1 124.8 1.3
Pengukuran erosi percikan menggunakan metode jebakan percikan Ellison
8
miring Botol Kecil 124.1 123.7 0.4
7Areal semak datar
Botol Besar 107.6 101.9 5.7
Botol Kecil 62.8 61.72 1.08
8Areal semak belukar miring
Botol Besar 129.3 127.4 1.9
Botol Kecil 128.1 127.4 0.7
9
Areal jatuhnya air dari atap rumah
Botol Besar 102.4 101.62 0.78
Botol Kecil 93.2 92.7 0.5
Keterangan : ∆M = Massa yang tererosi (gr)
M2 = Massa total (gelas beaker + isi) setelah di oven (gr)
M1 = Massa gelas beaker awal/kosong (gr)
Kondisi Lokasi
1) Kelompok 1
Lokasi di bawah pohon dengan topografi datar. Keadaan lokasi yaitu
tanah gembur, kondisi penutup tanah (daun rapat).
2) Kelompok 2
Lokasi berada di bawah pohon dengan kondisi miring. Dengan
kemiringan ± 57% .tekstur tanah relatif gembur warna tanah gelap karena
mengandung bahan organik relatif cukup banyak. Lokasi berada berdekatan
dengan sawah dan kandang ternak warga. Lokasi di dominasi oleh pohon
bambu dan pepohonan lainnya.
3) Kelompok 3
Lokasi pengamatan berada di areal rumput datar, tekstur tanah hitam.
4) Kelompok 4
Pengukuran erosi percikan menggunakan metode jebakan percikan Ellison
9
Lahan yang digunakan pada praktikum ini adalah lahan yang berareal
miring dengan vegetasi rerumputan yang tebal pada sekitarnya selain itu,
areal ini juga tepat berada pada pinggir jalan dengan tekstur tanah yang
gembur dan berwarna coklat.
D
5) Kelompok 5
Lokasi berada di tanah bertopografi datar, tanpa adanya penutup tanah
vegetasi tanah dengan kondisi tekstur tanah gembur warna tanah kuning
kemerahan.
6) Kelompok 6
Lokasi di tanah kosong miring, dengan tekstur tanah gembur,warna
tanah merah dan trkena sinarmatahari langsung karena tidak ada tumbuh-
tumbuhan yang tumbuh di atasnya.
7) Kelompok 7
Lahan dengan topografi datar, dengan dipenuhi semak berdaun lebar,
tanah berwarna kecoklatan dan bertekstur gembur. Mendapat sinar matahari
secara langsung.
8) Kelompok 8
Pengukuran erosi percikan menggunakan metode jebakan percikan Ellison
10
BOTOL KECIL BOTOL BESAR
Lokasi pengamatan berada pada areal semak belukar dengan topografi
miring dengan vegetasi clibadium surinamense , jenis tanah podsolik merah