Pengukuhan Dua Guru Besar UB Dikirim oleh siti-rahma pada 31 Januari 2018 | Komentar : 0 | Dilihat : 1347 Universitas Brawijaya, Rabu (24/01/2018), mengukuhkan dua guru besar di Gedung Widyaloka. Yang pertama adalah Guru Besar dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Prof. Widodo, S.Si.,M.Si.,PhD.Med Sc di bidang Ilmu Biologi Kanker. Dan Prof. Dr. Ir. Happy Nursyam, MS dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Keamanan Hasil Perikanan dan Lingkungan. Manfaatkan Potensi Hayati Indonesia Prof. Widodo,S.Si.,M.Si.,PhD.Med Sc Proses penuaan manusia rata-rata dimulai pada usia 24 tahun. Namun, kecepatan proses yang paling lama dalam siklus hidup manusia inilah yang berbeda di setiap individu. Proses ini dikendalikan oleh interaksi antar gen yang ada dalam tubuh dengan lingkungannya seperti gaya hidup, cara berfikir, serta makanan. Penuaan disertai penurunan fungsi fisiologis, elastisitas jaringan, respon imun, kekuatan otot, memori. Selain itu terjadi peningkatan resiko penyakit diantaranya osteoporosis, osteoartritis, diabetes, kardiovaskuler, katarak, kepikunan dan kanker. Sebenarnya, hubungan antara penuaan dan kanker merupakan hubungan yang kontradiktif. Penuaan memprogram sel menuju kematian sedangkan kanker mengatur sel agar tetap hidup. Penjelasan yang paling mudah dipahami adalah proses penuaan berarti metabolisme menurun sehingga terjadi penurunan antioksidan, DNA repair dan antibodi. Ditambah lagi produksi radikal bebas yang terus meningkat dapat menyebabkan terjadinya kerusakan dan mutasi DNA yang dapat menginisiasi terjadinya kanker. Sebenarnya sudah banyak penelitian untuk mencari pengobatan kanker dari bahan alam. Namun belum ada obat kanker yang sudah dihasilkan dan diberi ijin oleh BPOM. Hal ini dikarenakan regulasi, infrastruktur dan kesinambungan program penelitian dari bahan alam Indonesia yang masih belum mapan. Padahal Indonesia merupakan negara kedua yang memiliki kekayaan hayati terbanyak setelah Brazil. Kekayaan alam Indonesia menganugerahi bangsa ini dengan kearifan tradisional yang dikenal dengan jamu. Jamu disampaikan Widodo memiliki multi senyawa aktif yang bekerja secara gabungan yang mampu berinteraksi dengan sistem komplek di dalam sel atau tubuh kita. Logika kearifan pengobatan tradisional ini sejalan dengan konsep penemuan obat-obatan yang telah bergeser dari single target ke multi target yang lebih holistik. Konsep ini dimungkinkan dengan adanya teknologi microarray dan biosystem yang memungkinkan menganalisis pola ratusan