Top Banner
E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 3, No. 1 Februari: 71-82 71 PENGUJIAN MARKET OVERREACTION PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA CUT LISA 1 , SYARIFAH RAHMAWATI 2 1) Mahasiswa Prodi Mnajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala 2) Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala 1) e-mail: [email protected] Abstract: This research aimed to test the existence of a market overreaction in the Indonesia Stock Exchange (BEI). Samples in research are go public companies in Indonesia Stock Exchange during the period of 2012-2016. Tests using monthly closing price data. This research classifies winner and loser portfolios into three sizes of large, medium, and small. Result obtained by using paired sample t-test shows that there has been a price reversal between the period of formation and observed on all sizes, either large, medium, or small. The loser stock in the formation period turned into winner stock in the observed period, and the winner stock in the formation period turned into loser stock in the observed period. This result is an indicator occurence of market overreaction in Indonesia Stock Exchange. Strictly, the results of this study conclude that there is a market overreaction on the company go public on the Indonesia Stock Exchange, either on large, medium, or small. Therefore, contrarian strategy can be applied in Indonesia Stock Exchange. Keywords: Market Overreaction, Price Reversal, Contrarian Strategy, Market Adjusted Return, CAR, CAAR. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji keberadaan market overreaction di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel dalam penelitian adalah perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2016. Pengujian menggunakan data harga penutupan bulanan. Penelitian ini mengklasifikasikan portofolio winner dan loser kedalam tiga ukuran yaitu besar, sedang, dan kecil. Hasil yang diperoleh dengan menggunakan paired sampel t-test menunjukkan bahwa telah terjadi price reversal diantara periode formasi portofolio dan periode pengujian portofolio pada semua ukuran, baik pada ukuran besar, sedang, maupun kecil. Saham loser pada periode formasi menjadi saham winner pada periode pengujian dan saham winner pada periode formasi menjadi saham loser pada periode pengujian. Hasil ini merupakan indikator telah terjadinya market overreaction di Bursa Efek Indonesia. Secara tegas, hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat market overreaction pada perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia, baik pada ukuran besar, sedang, maupun kecil. Oleh karena itu, strategi kontarian dapat di terapkan di Bursa Efek Indonesia. Kata kunci: Market Overreaction, Price Reversal, Strategi Kontrarian, Market Adjusted Return, CAR, CAAR. PENDAHULUAN Pasar modal merupakan indikator perekonomian dimana saat ini pasar modal telah menjadi suatu lembaga investasi yang berperan dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian suatu negara, termasuk Indonesia. Bursa Efek Indonesia adalah pasar modal yang ada di Indonesia yang merupakan salah satu contoh pasar modal yang menjadi daya tarik bagi para
12

PENGUJIAN MARKET OVERREACTION PADA PERUSAHAAN GO …

Dec 22, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGUJIAN MARKET OVERREACTION PADA PERUSAHAAN GO …

E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 3, No. 1 Februari: 71-82

71

PENGUJIAN MARKET OVERREACTION PADA PERUSAHAAN GO

PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

CUT LISA1 , SYARIFAH RAHMAWATI2

1) Mahasiswa Prodi Mnajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala 2) Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala

1)e-mail: [email protected]

Abstract: This research aimed to test the existence of a market overreaction in the Indonesia Stock

Exchange (BEI). Samples in research are go public companies in Indonesia Stock Exchange during the

period of 2012-2016. Tests using monthly closing price data. This research classifies winner and loser

portfolios into three sizes of large, medium, and small. Result obtained by using paired sample t-test

shows that there has been a price reversal between the period of formation and observed on all sizes,

either large, medium, or small. The loser stock in the formation period turned into winner stock in the

observed period, and the winner stock in the formation period turned into loser stock in the observed

period. This result is an indicator occurence of market overreaction in Indonesia Stock Exchange.

Strictly, the results of this study conclude that there is a market overreaction on the company go public

on the Indonesia Stock Exchange, either on large, medium, or small. Therefore, contrarian strategy can

be applied in Indonesia Stock Exchange.

Keywords: Market Overreaction, Price Reversal, Contrarian Strategy, Market Adjusted Return,

CAR, CAAR.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji keberadaan market overreaction di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Sampel dalam penelitian adalah perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia selama

periode 2012-2016. Pengujian menggunakan data harga penutupan bulanan. Penelitian ini

mengklasifikasikan portofolio winner dan loser kedalam tiga ukuran yaitu besar, sedang, dan kecil. Hasil

yang diperoleh dengan menggunakan paired sampel t-test menunjukkan bahwa telah terjadi price

reversal diantara periode formasi portofolio dan periode pengujian portofolio pada semua ukuran, baik

pada ukuran besar, sedang, maupun kecil. Saham loser pada periode formasi menjadi saham winner pada

periode pengujian dan saham winner pada periode formasi menjadi saham loser pada periode pengujian.

Hasil ini merupakan indikator telah terjadinya market overreaction di Bursa Efek Indonesia. Secara

tegas, hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat market overreaction pada perusahaan go public

di Bursa Efek Indonesia, baik pada ukuran besar, sedang, maupun kecil. Oleh karena itu, strategi

kontarian dapat di terapkan di Bursa Efek Indonesia.

Kata kunci: Market Overreaction, Price Reversal, Strategi Kontrarian, Market Adjusted

Return, CAR, CAAR.

PENDAHULUAN

Pasar modal merupakan indikator

perekonomian dimana saat ini pasar modal

telah menjadi suatu lembaga investasi yang

berperan dalam meningkatkan

pertumbuhan perekonomian suatu negara,

termasuk Indonesia. Bursa Efek Indonesia

adalah pasar modal yang ada di Indonesia

yang merupakan salah satu contoh pasar

modal yang menjadi daya tarik bagi para

Page 2: PENGUJIAN MARKET OVERREACTION PADA PERUSAHAAN GO …

E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 3, No. 1 Februari: 71-82

72

investor, baik investor yang berasal dari luar

negeri (asing) maupun investor yang berasal

dari dalam negeri (domestik). Fama (1970)

dalam Efficient Market Hypothesis

mengemukakan bahwa pasar efisien terjadi

jika harga sekuritas secara akurat

menggambarkan informasi yang ada dipasar.

Semakin cepat pasar modal bereaksi terhadap

informasi baru, maka pasar modal tersebut

semakin efisien. Dalam pasar yang efisien,

para investor diasumsikan bersikap

rasional. Namun, beberapa investor terbukti

berperilaku irrasional dalam mengambil

keputusan investasi, sehingga hal ini dapat

mengakibatkan terjadinya penyimpangan

dalam melakukan penilaian terhadap suatu

saham tertentu. Fenomena ini dapat di

jelaskan dengan konsep “behavioral

finance.”

Behavioral finance merupakan suatu

ilmu yang mempelajari bagaimana manusia

menyikapi dan bereaksi atas informasi yang

ada dalam upaya untuk mengambil

keputusan yang dapat mengoptimalkan

tingkat pengembalian dengan

memperhatikan risiko yang melekat di

dalamnya (Litner, 1998). Ada beberapa

jenis fenomena psikologi yang

menyebabkan pada saat-saat tertentu

investor cenderung berperilaku tidak

rasional (irrasional). Salah satu perilaku

tidak rasional diantara para investor adalah

perilaku overreaction. Overreaction adalah

kecenderungan investor bereaksi secara

berlebihan terhadap informasi baru dan

peristiwa-peristiwa yang luar biasa.

Overreaction diperkenalkan oleh De Bondt

dan Thaler (1985) melalui penelitiannya

dengan menggunakan data saham dari New

York Stock Exchange (NYSE) antara

Januari 1933 sampai Desember 1980,

portofolio saham loser memperoleh return

yang positif dan sebaliknya portofolio

saham winner pada periode yang sama

memperoleh return negatif, hal ini

menunjukkan bahwa di pasar modal

Amerika terjadi market overreaction.

Market overreaction ditandai dengan

adanya perubahan harga saham dengan

menggunakan return dari suatu saham

tertentu. Reaksi ini dapat diukur dengan

abnormal return yang diterima oleh saham

kepada investor.

Implikasi dari fenomena market

overreaction adalah bahwa para investor

tidak terdiri dari orang-orang yang rasional

dan juga tidak emosional. Jika sebagian

investor di pasar bereaksi secara berlebihan

terhadap suatu informasi, maka para

investor akan secara emosional segera

menilai terlalu rendah untuk saham yang

memiliki informasi buruk sehingga

harganya akan cenderung turun lebih jauh

dari yang seharusnya (underpriced). Begitu

pula dengan saham yang memiliki

informasi bagus, maka para pelaku pasar

akan menilai terlalu tinggi sehingga

terjadilah kenaikan harga yang lebih dari

yang seharusnya (overpriced). Ketika para

investor menyadari sejauh mana sebenarnya

informasi tersebut, mereka memperbaiki

kesalahan mereka dalam penilaian. Saat

mereka mengoreksi kembali perdagangan

yang mereka lakukan, maka terjadilah

pembalikan harga (price reversal) pada

saham terkait.

Pembalikan harga (price reversal)

didefinisikan sebagai perubahan arah yang

tiba-tiba dari suatu saham, indeks,

komoditas, atau derivative security. Ada

Page 3: PENGUJIAN MARKET OVERREACTION PADA PERUSAHAAN GO …

E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 3, No. 1 Februari: 71-82

73

beberapa faktor yang diduga menyebabkan

terjadinya pembalikan harga saham (price

reversal) selain overreaction hypothesis

yaitu ukuran perusahaan (firm size). Ukuran

perusahaan dapat di ukur dari Market

Capitalization (biasa disebut sebagai

Market Cap).

Ukuran perusahaan merupakan salah

satu faktor yang dianggap penting oleh para

investor dalam melakukan investasi,

terutama yang berkaitan dengan berita baik

(good news) atau berita buruk (bad news).

Tujuan Penelitian adalah untuk menguji

market overreaction pada perusahaan go

public dengan kapitalisasi pasar

kecil,sedang, dan besar di Bursa Efek

Indonesia.

TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Perilaku keuangan merupakan suatu

ilmu yang mempelajari bagaimana manusia

menyikapi dan bereaksi atas informasi yang

ada dalam upaya untuk mengambil

keputusan yang dapat mengoptimalkan

tingkat pengembalian dengan

memperhatikan risiko yang melekat di

dalamnya (unsur sikap dan tindakan

manusia merupakan faktor penentu dalam

berinvestasi) (Litner, 1998:7). Teori

pengambilan keputusan mengasumsikan

bahwa individu sebagai pengambil

keputusan adalah berperilaku rasional.

Tindakan para investor yang terkadang

tidak terkendali didorong oleh faktor-faktor

psikologis, seperti ketakutan (fear),

ketamakan (greed), dan kepanikan

(madness). Tindakan inilah yang

mendorong berkembangnya teori perilaku

keuangan (Behavioral finance Theory) yang

bermaksud menganalisis bias psikologi

yang belum terakumulasi dalam teori

keuangan standar (Feng dan Srasholes,

2005; Qawi, 2010; Wendy, 2010; Spindler,

2011; Shahzad dkk., 2013).

De Bondt dan Thaler (1985) (dalam

Titi dan Marwan, 1998) menyatakan bahwa

dalam overreaction hypothesis pada

dasarnya pasar telah bereaksi secara

berlebihan terhadap informasi. Dalam hal

ini, para pelaku pasar cenderung

menetapkan harga terlalu tinggi sebagai

reaksi terhadap berita yang dinilai “baik”

(good news). Sebaliknya mereka akan

memberikan harga terlalu rendah sebagai

reaksi terhadap kabar buruk (bad news).

Pembalikan harga (price reversal)

didefinisikan sebagai perubahan arah yang

tiba-tiba dari suatu saham, indeks,

komoditas, atau derivative security.

Pembalikan ini terjadi karena adanya

permintaan/penawaran yang berlebihan

sehingga terjadi perubahan terhadap

kecenderungan yang selama ini telah

terbentuk. Reversal effect adalah efek

pembalikan rata-rata return yang

merupakan sebutan lain untuk anomali

winner-loser yaitu kecenderungan saham

yang memiliki kinerja buruk (loser) akan

berbalik menjadi saham yang memiliki

kinerja baik (winner) pada periode

berikutnya dan begitu juga sebaliknya (De

Bondt dan Thaler, 1985).

Informasi akan memainkan peran

utama dalam keadaan yang tidak normal

karena pertimbangan risiko dan return

berubah. Adanya informasi, baik yang

dipersepsikan sebagai kabar baik (good

news) maupun buruk (bad news) dapat

membuat investor cenderung memberikan

Page 4: PENGUJIAN MARKET OVERREACTION PADA PERUSAHAAN GO …

E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 3, No. 1 Februari: 71-82

74

reaksi yang berlebihan (overreact).

Fenomena ini di tunjukkan dengan

terjadinya koreksi harga pada periode

pengujian yaitu harga saham yang bergerak

berlawanan pada saham-saham dalam

periode loser maupun winner.

Perbedaan tersedianya informasi

relevan juga menjadi salah satu pemicu

terjadinya market overreaction, sehingga

antisipasi pasar belum pasti sama untuk

berbagai ukuran perusahaan. Hal ini

dikarenakan informasi mengenai keadaan

perusahaan dan faktor-faktor intern pada

perusahaan besar lebih mudah didapat

dibandingkan perusahaan kecil. Pada

perusahaan-perusahaan kecil cenderung

berlaku sebaliknya. Informasi tentang

kinerja perusahaan kecil hampir tidak

dipublikasikan. Kurangnya informasi ini

menyebabkan risiko berinvestasi menjadi

lebih besar pada perusahaan kecil

dibandingkan perusahaan besar. Hipotesis

penelitian adalah sebagai berikut:

H1: Terdapat market overreaction pada

perusahaan go public dengan

kapitalisasi pasar kecil di Bursa Efek

Indonesia

H2: Terdapat market overreaction pada

perusahaan go public dengan

kapitalisasi pasar sedang di Bursa

Efek Indonesia

H3: Terdapat market overreaction pada

perusahaan go public dengan

kapitalisasi pasar besar di Bursa Efek

Indonesia

Gambar 1. Model Kerangka Teoritis

Price Reversal

Market Overr e action

Besar Sedang Kecil

Periode Pengujian Portofolio

Periode Pembentukan

Portofolio Winner

Portofolio Loser

Page 5: PENGUJIAN MARKET OVERREACTION PADA PERUSAHAAN GO …

E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 3, No. 1 Februari: 71-82

75

METODE PENELITIAN

Populasi pada penelitian ini adalah

perusahaan yang go public dan terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan

pada penelitian ini menggunakan weekly

data harga penutupan (closing price) selama

5 tahun. Pada penelitian ini penarikan sampel

dilakukan dengan menggunakan metode

purposive sampling. Adapun kriteria yang

dapat di jadikan sampel adalah perusahaan

yang terdaftar di BEI selama tahun 2012-2016

dan perusahaan yang sahamnya aktif di

perdagangkan selama periode observasi.

Jumlah sampel yang memenuhi kriteria

adalah sebanyak 310 perusahaan. Penelitian

ini juga menggunakan data market

capitalization dari perusahaan yang

terdaftar di bursa efek indonesia selama 5

tahun untuk melihat ukuran perusahaan

(firm size).

Peralatan Analisis

Operasionalisasi Variabel penelitian:

AR, CAR, AAR, dan CAAR. Data yang

telah terkumpul akan dilakukan sinkronisasi

tanggal data, kemudian diolah dengan cara

yang sama dengan teknik yang digunakan

DeBont dan Thaler (1985), yaitu membagi

replikasi ke dalam 2 proses, yaitu periode

formasi portofolio dan periode pengujian

portofolio. Metode analisis data pada

masing-masing periode adalah sebagai

berikut:

Periode Formasi Portofolio

1. Menghitung abnormal return saham i

pada bulan t.

ARit = Rit - RMt

Keterangan:

ARit = Abnormal return

Rit = Return realisasi

RMt = Return Pasar

2. Menghitung return ekspektasi.

Menghitung return ekspektasi yang

dihitung dengan market adjusted

model; return bulanan pasar (Rmt)

Keterangan:

= return pasar pada periode t

IHSG t = Indeks Harga Saham

Gabungan periode t

IHSG t-1 = Indeks Harga Saham

Gabungan periode t-1 3.

3. Menghitung cumulative abnormal

return (CAR)

Keterangan:

CARit = Cumulative Abnormal Return

saham i pada periode t

ARit = Abnormal Return saham i

pada periode t

4. Melakukan klasifikasi winner (20%

bagian teratas) dan loser (20% bagian

terbawah).

5. Melakukan klasifikasi portofolio

winner dan loser kedalam 3 kategori,

yaitu portofolio ukuran kecil, sedang,

dan besar, berdasarkan kapitalisasi

pasar (market cap).

Formulasi yang digunakan untuk

menghitung kapitalisasi pasar adalah

sebagai berikut.

Market Cap = Jumlah Saham Beredar ×

Harga Saham

Page 6: PENGUJIAN MARKET OVERREACTION PADA PERUSAHAAN GO …

E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 3, No. 1 Februari: 71-82

76

Periode Pengujian Portofolio

1. Menghitung AAR (average abnormal

return) portofolio winner dan

portofolio loser.

Keterangan:

AARn,t = Average abnormal return

saham pada bulan t

ARi,t = Abnormal return saham i

pada bulan t

n = Jumlah saham yang diteliti

2. Menghitung Cumulative Average

Abnormal Return

Keterangan:

CAARt = Cumulative average abnormal

return (akumulasi rata-rata

return tidak normal) saham

pada bulan t

AARt = Average abnormal return

(rata-rata return tidak

normal) saham pada bulan t

N = jumlah saham yang diteliti

Penetapan observasi 1 sampai 8,

Observasi dilakukan pada satu periode

formasi yaitu enam bulan dan dilakukan

empat kali pengujian yaitu pengujian 3, 6,

9, dan 12 bulan. Pengujian hipotesis

menggunakan uji beda, dengan

menggunakan SPSS.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Beda Winner Besar, Sedang,

dan Kecil

Uji beda CAAR portofolio saham

winner pada periode formasi dan periode

pengujian dilakukan untuk melihat apakah

terdapat perbedaan antara CAAR portofolio

saham winner pada periode formasi dengan

periode pengujian. Hasil uji beda dengan

menggunakan paired sample t-test

menunjukkan hasil yang signifikan untuk

empat periode pengujian, yaitu 3, 6, 9 dan

12 bulan, yang menunjukan terdapat

perbedaan yang signifikan antara CAAR

portofolio winner perusahaan besar pada

periode formasi dan pada periode

pengujian. CAAR portofolio winner pada

periode formasi juga mengalami penurunan

pada periode pengujian. CAAR portofolio

winner juga menghasil arah

Tabel 7. Hasil Uji Beda CAAR Portofolio Winner pada Periode Formasi 6 Bulan dan

Pengujian 3, 6, 9, dan 12 Bulan pada Perusahaan Besar

Periode Observasi Formasi Pengujian T Sig. Arah

Pergerakan

Ket.

3 bulan 0,48247 -0,00170 4,223 ***0,004 Negatif H0 ditolak

6 bulan 0,48247 0,03506 4,062 ***0,005 Negatif H0 ditolak

9 bulan 0,48247 0,04156 4,191 ***0,004 Negatif H0 ditolak

12 bulan 0,48247 0,05063 3,549 *0,009 Negatif H0 ditolak

* Signifikansi pada α = 0,10

**Signifikansi pada α = 0,05

*** Signifikansi pada α = 0,01

Sumber: Data Diolah (2017)

Page 7: PENGUJIAN MARKET OVERREACTION PADA PERUSAHAAN GO …

E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 3, No. 1 Februari: 71-82

77

Tabel 8. Hasil Uji Beda CAAR Portofolio Winner pada Periode Formasi 6 Bulan dan

Pengujian 3, 6, 9, dan 12 Bulan pada Perusahaan Sedang

Periode Observasi Formasi Pengujian T Sig. Arah

Pergerakan

Ket.

3 bulan 0,98232 -0,01513 3,365 **0,012 Negatif H0 ditolak

6 bulan 0,98232 0,11280 3,056 **0,018 Negatif H0 ditolak

9 bulan 0,98232 0,21590 2,842 **0,025 Negatif H0 ditolak

12 bulan 0,98232 0,29088 2,621 **0,034 Negatif H0 ditolak

Sumber: Data diolah

* Signifikansi pada α = 0,10

**Signifikansi pada α = 0,05

*** Signifikansi pada α = 0,01

Sumber: Data Diolah (2017)

Tabel 9. Hasil Uji Beda CAAR Portofolio Winner pada Periode Formasi 6 Bulan dan

Pengujian 3, 6, 9, dan 12 Bulan pada Perusahaan Kecil

Periode

Observasi Formasi Pengujian T Sig.

Arah

Pergerakan

Ket.

3 bulan 0,90181 0,13751 5,546 ***0,001 Negatif H0 ditolak

6 bulan 0,90181 0,14525 5,214 ***0,001 Negatif H0 ditolak

9 bulan 0,90181 0,22595 4,167 ***0,004 Negatif H0 ditolak

12 bulan 0,90181 0,30573 4,214 ***0,004 Negatif H0 ditolak

* Signifikansi pada α = 0,10

**Signifikansi pada α = 0,05

*** Signifikansi pada α = 0,01

Sumber: Data Diolah (2017)

pergerakan yang negatif. Terdapat

pembalikan harga (price reversal) terhadap

saham-saham yang sebelumnya winner

menjadi loser. Pembalikan ini disebabkan

oleh adanya market overreaction (DeBontd

dan Thaler, 1985).

Hasil uji beda dengan menggunakan

paired sample t-test menunjukkan hasil

yang signifikan untuk empat periode

pengujian, yaitu 3, 6, 9 dan 12 bulan, yang

menunjukan terdapat perbedaan yang

signifikan antara CAAR portofolio winner

perusahaan sedang pada periode formasi

dan pada periode pengujian. CAAR

portofolio winner pada periode formasi juga

mengalami penurunan pada periode

pengujian. CAAR portofolio winner juga

menghasil arah pergerakan yang negatif.

Terdapat pembalikan harga (price reversal)

terhadap saham-saham yang sebelumnya

winner menjadi loser. Pembalikan ini

disebabkan oleh adanya market

overreaction (DeBontd dan Thaler, 1985).

Hasil uji beda dengan menggunakan paired

sample t-test menunjukkan hasil yang

signifikan untuk empat periode pengujian,

yaitu 3, 6, 9 dan 12 bulan, yang menunjukan

terdapat perbedaan yang signifikan antara

CAAR portofolio winner perusahaan kecil

pada periode formasi dan pada periode

pengujian. CAAR portofolio winner pada

periode formasi juga mengalami penurunan

pada periode pengujian. CAAR portofolio

winner juga menghasil arah

Page 8: PENGUJIAN MARKET OVERREACTION PADA PERUSAHAAN GO …

E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 3, No. 1 Februari: 71-82

78

Tabel 10. Hasil Uji Beda CAAR Portofolio Loser pada Periode Formasi 6 Bulan dan

Pengujian 3, 6, 9, dan 12 Bulan pada Perusahaan Besar Periode

Observasi Formasi Pengujian T Sig.

Arah

Pergerakan

Ket.

3 bulan -0,29837 -0,00870 -5,911 ***0,001 Positif H0 ditolak

6 bulan -0,29837 0,00458 -5,519 ***0,001 Positif H0 ditolak

9 bulan -0,29837 -0,02396 -5,111 ***0,001 Positif H0 ditolak

12 bulan -0,29837 -0,01303 -4,583 ***0,003 Positif H0 ditolak

Sumber: Data diolah

* Signifikansi pada α = 0,10

**Signifikansi pada α = 0,05

*** Signifikansi pada α = 0,01

Sumber: Data Diolah (2017)

Tabel 11. Hasil Uji Beda CAAR Portofolio Loser pada Periode Formasi 6 Bulan dan

Pengujian 3, 6, 9, dan 12 Bulan pada Perusahaan Sedang Periode Observasi Formasi Pengujian T Sig. Arah Pergerakan Ket.

3 bulan -0,38377 0,08240 -5,797 ***0,001 Positif H0 ditolak

6 bulan -0,38377 0,12405 -5,684 ***0,001 Positif H0 ditolak

9 bulan -0,38377 0,12005 -4,150 ***0,004 Positif H0 ditolak

12 bulan -0,38377 0,18589 -3,833 ***0,006 Positif H0 ditolak

Sumber: Data diolah

* Signifikansi pada α = 0,10

**Signifikansi pada α = 0,05

*** Signifikansi pada α = 0,01

Sumber: Data Diolah (2017)

pergerakan yang negatif. Terdapat

pembalikan harga (price reversal) terhadap

saham-saham yang sebelumnya winner

menjadi loser. Pembalikan ini disebabkan

oleh adanya market overreaction (DeBontd

dan Thaler, 1985).

Hasil Uji Beda Loser Besar, Sedang, dan

Kecil

Uji beda CAAR portofolio saham

loser pada periode formasi dan periode

pengujian dilakukan untuk melihat apakah

terdapat perbedaan antara CAAR portofolio

saham loser pada periode formasi dengan

periode pengujian. Hasil uji beda dengan

menggunakan paired sample t-test

menunjukkan hasil yang signifikan untuk

empat periode pengujian, yaitu 3, 6, 9 dan

12 bulan, yang menunjukan terdapat

perbedaan yang signifikan antara CAAR

portofolio loser perusahaan besar pada

periode formasi dan pada periode

pengujian. CAAR portofolio loser pada

periode formasi juga mengalami kenaikan

pada periode pengujian. CAAR portofolio

loser juga menghasil arah pergerakan yang

positif. Terdapat pembalikan harga

terhadap saham-saham yang sebelumnya

loser menjadi winner. Pembalikan ini

disebabkan oleh adanya perilaku market

overreaction (DeBont dan Thaler, 1985).

Page 9: PENGUJIAN MARKET OVERREACTION PADA PERUSAHAAN GO …

E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 3, No. 1 Februari: 71-82

79

Tabel 12. Hasil Uji Beda CAAR Portofolio Loser pada Periode Formasi 6 Bulan dan

Pengujian 3, 6, 9, dan 12 Bulan pada Perusahaan Kecil

Periode Observasi Formasi Pengujian T Sig. Arah

Pergerakan

Ket.

3 bulan -0,35659 -0,03675 -6,058 ***0,001 Positif H0 ditolak

6 bulan -0,35659 0,03013 -5,701 ***0,001 Positif H0 ditolak

9 bulan -0,35659 0,04296 -5,550 ***0,001 Positif H0 ditolak

12 bulan -0,35659 0,04752 -5,122 ***0,001 Positif H0 ditolak

* Signifikansi pada α = 0,10

**Signifikansi pada α = 0,05

*** Signifikansi pada α = 0,01

Sumber: Data Diolah (2017)

Hasil uji beda dengan menggunakan

paired sample t-test menunjukkan hasil

yang signifikan untuk empat periode

pengujian, yaitu 3, 6, 9 dan 12 bulan, yang

menunjukan terdapat perbedaan yang

signifikan antara CAAR portofolio loser

perusahaan sedang pada periode formasi

dan pada periode pengujian. CAAR

portofolio loser pada periode formasi juga

mengalami kenaikan pada periode

pengujian. CAAR portofolio loser juga

menghasil arah pergerakan yang positif.

Terdapat pembalikan harga terhadap

saham-saham yang sebelumnya loser

menjadi winner. Pembalikan ini disebabkan

oleh adanya perilaku market overreaction

(DeBont dan Thaler, 1985).

Pengujian hipotesis pada penelitian

ini menggunakan paired sample t test untuk

menguji keberadaan market overreaction,

secara statistik menemukan adanya

perbedaan yang signifikan dari CAAR pada

periode formasi dan periode pengujian pada

portofolio winner maupun portofolio loser

pada masing-masing ukuran perusahaan.

Penelitian ini juga mendokumentasikan

adanya pergerakkan CAAR ke arah negatif

pada portofolio winner pada periode

pengujian winner pada masingmasing

ukuran perusahaan. Sebaliknya, penelitian

ini juga mendokumentasikan adanya

pergerakkan CAAR kearah positif pada

portofolio loser pada periode pengujian

loser pada masing-masing ukuran

perusahaan.

Temuan pada penelitian ini

menegaskan market overreaction terjadi

pada perusahaan go public di Bursa Efek

Indonesia, baik pada perusahaan dengan

kapitalisasi pasar besar, sedang, dan kecil.

Dengan terjadinya market overreaction

pada perusahaan go public di Bursa Efek

Indonesia, maka strategi investasi

kontrarian dapat diterapkan pada kondisi

pasar seperti ini. Strategi kontrarian adalah

strategi investasi yang berlawanan dengan

pasar. Dengan kata lain, strategi ini

dilakukan dengan cara menjual saham

ketika pasar mengalami kenaikan (bullish)

dan membeli saham pada pasar mengalami

penurunan (bearish). Pada dasarnya,

strategi ini dinamakan strategi buy low sell

high (beli murah, jual mahal). Strategi ini

bisa menjadi alternatif baru dalam transaksi

saham, hal ini dikarenakan oleh beberapa

pendapat para ahli yang menyatakan bahwa

Page 10: PENGUJIAN MARKET OVERREACTION PADA PERUSAHAAN GO …

E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 3, No. 1 Februari: 71-82

80

strategi ini dapat menghasilkan abnormal

return.

Menurut Lo dan McKinlay (1990),

konsekuensi dari adanya market

overreaction adalah keuntungan yang

didapat dari strategi kontrarian dengan

membeli saham yang berkinerja buruk

(loser) dan melakukan penjualan terhadap

saham yang berkinerja baik (winner).

Penjualan saham winner dan pembelian

saham loser akan menghasilkan expected

return. Hal ini dikarenakan adanya korelasi

yang negatif diantara keduanya, loser akan

menjadi winner di masa mendatang dan

winner akan menjadi loser di masa

mendatang. Hasil penelitian ini didukung

oleh penelitian Norli et.al (2013) yang

mengemukakan bahwa terjadinya market

overreaction di pasar modal, bahkan setelah

disesuaikan dengan ukuran perusahaan

(firm size). Temuan ini menemukan bahwa

terdapat perbedaan CAAR yang signifikan

antara periode formasi dan periode

pengujian pada portofolio winner dan

portoofolio loser. Penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Suhartini (2002) yang

mengemukakan bahwa market overreaction

pada portofolio winner dan loser muncul

karena perbedaan ukuran perusahaan (firm

size). Selanjutnya penelitian yang dilakukan

oleh Octavia dan Lantara (2014) dengan

menggunakan saham Indeks 100 Kompas di

Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitiannya

mengemukakan bahwa market overreaction

hanya ditemukan pada portofolio loser dan

market overreaction terasosiasi secara

positif dengan ukuran perusahaan (firm

size).

PENUTUP

Hasil penelitian mendokumentasikan

temuan market overreaction pada

perusahaan go public di Bursa Efek

Indonesia yang menyebabkan anomali

winnerloser pada periode pengujian 3, 6, 9,

dan 12 bulan pada portofolio winner

maupun portofolio loser di semua ukuran

perusahaan. Hal ini ditunjukkan dari

terjadinya pembalikkan harga (price

reversal) oleh portofolio winner maupun

portofolio loser pada periode pengujian.

Dengan ditemukannya market overreaction

di bursa efek indonesia, investor dapat

menggunakan strategi kontrarian seperti

yang telah dijelaskan sebelumnya, sehingga

investor dapat mengoptimalkan return yang

akan mereka peroleh.

Bagi pasar modal, dari hasil

penelitian menunjukkan bahwa terjadinya

market overreaction di Bursa Efek

Indonesia yang disebabkan karena adanya

kecenderungan investor yang bereaksi

secara berlebihan terhadap informasi baru

dan peristiwa-peristiwa luar biasa. Hal ini

menandakan bahwa pasar modal indonesia

belum efisien. Oleh karena itu, perlu adanya

peningkatan infrastruktur terutama

infrastruktur yang menyangkut

penyampaian informasi- informasi yang

relevan dengan pasar modal, sehingga

informasi tentang bursa dapat terus

dilengkapi dan semakin efisien. Bagi

investor, dari hasil penelitian menunjukkan

bahwa terjadinya market overreaction di

Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu,

investor dapat menerapkan strategi

kontrarian. Bagi perusahaan, terjadinya

market overreaction yang ditandai dengan

adanya pembalikan harga saham (price

Page 11: PENGUJIAN MARKET OVERREACTION PADA PERUSAHAAN GO …

E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 3, No. 1 Februari: 71-82

81

reversal) membuktikan bahwa harga saham

belum menunjukkan harga yang

sebenarnya. Oleh karena itu, perusahaan

diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya

sebagai salah satu patokan bagi investor

dalam menilai harga saham. Selain itu,

perusahaan juga dituntut untuk lebih cermat

dan tanggap terhadap informasi yang

beredar sebagai antisipasi terhadap strategi

kontrarian yang akan digunakan investor

dalam berinvestasi.

REFERENSI Arifin, Zaenal (2005) Teori Keuangan dan

Pasar Modal. Yogyakarta: Ekonisia

Atkins, Allen B dan Edward A Dyl (1990)

Price reversal, Bid Ask Spreads And

Market Efficiency. Journal of

Financial And Quantitative Analysis,

Vol. 25, (4), 534-547.

DeBont, W.F.M. dan R.H. Thaler (1985)

Does the Stock Market Overreact?.

Journal of Finance. Vol. 40, (3),

793-808.

Fama, Eugene F. (1970). Efficient Capital

Markets : A Review of Theory and

Empirical Work. Journal of Finance,

427-456.

Feng, Lei dan Mark S Seasholes (2005) Do

Investor Sophistication And Trading

Experience Eliminate Behavioral

Biases in Financial Markets?. Review

of Finance, Vol. 9, (3).

Ghozali, Imam (2013) Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM

SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit

Universitas Diponegoro.

Goldberg, Joachim dan Nitzsch, Rudriger

Von (2001) Behavioral Finance.

Jerman: John Wiley & Sons Inc.

Hartono, Jogiyanto (2007) Teori Portfolio

dan Analisis Investasi. Yogyakarta:

BPFE.

Jagadesh, N. dan Titman, S (1993) Returns

to buying winners and selling losers:

implications for stock market

efficiency. Journal of Finance, Vol.

48, 65-91.

Jones, Charles P. (1991) Invesment Analisys

and Management. Fourth Edition.

Singapore: Mc Graw-Hill Company.

Kahneman, D. dan A. Tversky. (1974)

Judgment under Uncertainty:

Heuristics and Biases. Science, Vol.

185), 1124-1131.

Kahneman, D. dan Tversky, A,. (1979)

Prospect Theory: An Analysis of

Decision Under Risk. Econometrica,

Vol. 47, 263-291.

Kahneman, D. dan Tversky, A. (1984)

Choices, Values and Frames.

American Psychologist, Vol. 39 (4),

341–350.

Kusumawardani, Srihartati (2001). Analisis

Reaksi Berlebihan, Efek Bid-Ask,

Firm Size dan Likuiditas Dalam

Fenomena Price reversal di Bursa

Efek Jakarta. Tesis. Program Magister

Manajemen, Universitas Dipenogoro,

Semarang.

Lintner, John. (1998) The Valuation Of

Risk Assets And The Selection Of

Risky Investments In Stock Portfolios

And Capital Budgets. Review of

Economics and Statistics.

Moskal, Michael B. (2002) Stock Market

Capitalization and Its Effect On

Performance. Employee Benefit Plan

Review, Vol. 57, (2).

Octavio, Danes Quirira dan I Wayan Nuka

Lantara. (2014). Market

Overreaction, Size Effect atau

Liquidity Effect, Studi pada Bursa

Efek Indonesia. Jurnal Manajemen

Strategi Bisnis dan Kewirausahaan,

Vol. 8, (1).

Pasaribu, Rowland Bismark Fernando.

(2011) Anomali Overreaction di

Bursa Efek Indonesia: Penelitian

Page 12: PENGUJIAN MARKET OVERREACTION PADA PERUSAHAAN GO …

E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 3, No. 1 Februari: 71-82

82

Saham LQ-45. Jurnal Ekonomi dan

Bisnis, Vol. 5, (2).

Petengill, G.N., and B.D Jordan. (1990) The

Overreaction Hypothesis, Firm Size,

and Stock Market Seasonality. The

Journal of Portfolio Management,

Spring, 60-64.

Pompian, Michael M. (2006) Behavioral

Finance and Wealth Management:

How to Build Optimal Portfolios That

Account for Investor Biases. New

Jersey: John Willey and Sons.

Qawi, Raluca B. (2010) Behavioral

Finance: Is Inventor Psyche Driving

Market Performance?. IUO Journal

of Behavioral Finance, Vol.7 (4), 7-

19

Rahmawati dan Tri Suryani. (2005) Over

Reaksi Pasar terhadap Harga Saham

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek

Jakarta. Simposium.

Ricciardi, V. dan Simon, H.K. (2000) What

is Behavioral Finance?. Bussines,

Education, and technology Journal,

Vol 1, (2), 1-9.

Sakaran, Uma. (2006). Research Methods

for Business, 4th Ed. Jakarta :

Salemba Empat.

Sugiyono. (2004). Metode Penelitian

Bisnis. Yogyakarta : Alfabeta.

Tandelilin, Eduardus. (2010) Portofolio dan

Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi

pertama. Yogyakarta : Kanisius

Warninda, Titi Dewi & Marwan, Asri.

(1998) Dapatkah strategi kontrarian

diterapkan di pasar modal Indonesia?

(pengujian anomali winner-loser di

bursa efek Jakarta). Jurnal ekonomi

dan bisnis Indonesia, 71-77.

Wibowo, Agus dan Agus Sukarno. (2004)

Reaksi Pasar Berlebihan Dan

Pengaruh Ukuran Perusahaan

Terhadap Pembalikan Harga Saham

Di Bursa Efek Indonesia. Wahana,

Vol. 7,(1) 57-73.

Widiastuti, Ekaningtyas dan Jaryono.

(2011) Short Contrarian Investment

Strategy: Pengujian Winner-loser

Anomaly pada Saham-Saham Di

Bursa Efek Indonesia. Performance,

Vol. 14 (2) 49-63.

Zarowin, Paul. (1990) Size, Seasonality,

And Stock Market Overreaction.

Journal of Finance And Quantitative

Analysis, Vol. 25,113-125.