Pengolahan Buangan Industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen karet alam kedua terbesar di dunia setelah Thailand. Pada tahun 2006, produksi karet alam mencapai 2,64 juta ton, lebih dari 90% nya (2,45 juta ton) adalah jenis Crumb Rubber yang dihasilkan oleh sekitar 115 pabrik Crumb Rubber di seluruh Indonesia. Karet (termasuk karet alam) merupakan kebutuhan yang vital bagi kehidupan manusia sehari-hari, hal ini terkait dengan mobilitas manusia dan barang yang memerlukan komponen yang terbuat dari karet seperti ban kendaraan, conveyor belt, sabuk transmisi, dock fender, sepatu dan sandal karet. Kebutuhan karet alam maupun karet sintetik terus meningkat sejalan dengan meningkatnya standar hidup manusia. Kebutuhan karet sintetik relatif lebih mudah dipenuhi karena sumber bahan baku relatif tersedia walaupun harganya mahal, akan tetapi karet alam dikonsumsi sebagai bahan baku industri tetapi diproduksi sebagai komoditi perkebunan. Dalam proses pengolahan karet selain dihasilkan produk-produk yang diinginkan juga dihasilkan produk lain berupa limbah. Limbah yang menjadi masalah di pabrik-pabrik biasanya berupa cairan. Limbah cair industri karet mengandung senyawa organik antara lain 1
Dalam proses pengolahan karet selain dihasilkan produk-produk yang diinginkan juga dihasilkan produk lain berupa limbah. Limbah yang menjadi masalah di pabrik-pabrik biasanya berupa cairan. Limbah cair industri karet mengandung senyawa organik antara lain dalam bentuk senyawa karbon dan nitrogen, juga biasanya mengandung air cucian dari lateks yang tidak terkoagulasi, protein, lipid, karoten dan lain-lain.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Pengolahan Buangan Industri
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara produsen karet alam kedua terbesar di dunia
setelah Thailand. Pada tahun 2006, produksi karet alam mencapai 2,64 juta ton,
lebih dari 90% nya (2,45 juta ton) adalah jenis Crumb Rubber yang dihasilkan
oleh sekitar 115 pabrik Crumb Rubber di seluruh Indonesia. Karet (termasuk karet
alam) merupakan kebutuhan yang vital bagi kehidupan manusia sehari-hari, hal
ini terkait dengan mobilitas manusia dan barang yang memerlukan komponen
yang terbuat dari karet seperti ban kendaraan, conveyor belt, sabuk transmisi, dock
fender, sepatu dan sandal karet. Kebutuhan karet alam maupun karet sintetik terus
meningkat sejalan dengan meningkatnya standar hidup manusia. Kebutuhan karet
sintetik relatif lebih mudah dipenuhi karena sumber bahan baku relatif tersedia
walaupun harganya mahal, akan tetapi karet alam dikonsumsi sebagai bahan baku
industri tetapi diproduksi sebagai komoditi perkebunan.
Dalam proses pengolahan karet selain dihasilkan produk-produk yang
diinginkan juga dihasilkan produk lain berupa limbah. Limbah yang menjadi
masalah di pabrik-pabrik biasanya berupa cairan. Limbah cair industri karet
mengandung senyawa organik antara lain dalam bentuk senyawa karbon dan
nitrogen, juga biasanya mengandung air cucian dari lateks yang tidak
terkoagulasi, protein, lipid, karoten dan lain-lain. Selain itu limbah cair industri
karet juga mengandung bahan-bahan kimia yang ditambahkan selama proses
pengolahan. Sehingga bila air limbah itu dibiarkan beberapa hari saja, akan
mengeluarkan bau busuk yang dapat mengganggu lingkungan disekitarnya.
Maka dari itu perlu dilakukan suatu pengolahan terhadap limbah tersebut.
Pengolahan air limbah yang dilakukan biasanya menggunakan lumpur aktif untuk
mengurangi jumlah polutan yang terkandung dalam air limbah karet dengan cara
menguraikan senyawa organik di dalam air limbah menjadi senyawa sederhana.
Akan tetapi pengolahan limbah secara lumpur aktif ini perlu dijaga besaran
jumlah air yang masuk dan yang keluar agar aktivitas mikroorganisme dalam
lumpur aktif tidak terganggu.
1
Pengolahan Buangan Industri
Air limbah karet yang telah diolah tidak boleh langsung dibuang. Hal ini
dikarenakan belum diketahuinya jumlah polutan yang masih terkandung di
dalamnya. Maka dari itu perlu dilakukan pengolahan terhadap air limbah tersebut.
Adapun parameter-parameter air limbah karet yang diolah seperti Biochemical
Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspend Solid
(TSS), pH, Amonia (NH3-N), Nitrogen Total sebagai N.
1.2 Permasalahan
Sisa dari proses produksi karet PT. Sumber Djantin menghasilkan limbah
cair, padat dan gas yang berpotensi mencemari lingkungan dan badan sungai.
Adapun parameter yang terkandung dalam limbah cair yaitu BOD, COD, TSS,
pH, Amonia dan N.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi parameter-
parameter yang terdapat pada limbah cair, padat dan gas. Dan mengevaluasi
instalasi pengolahan air limbah PT. Sumber Djantin agar sesuai dengan standar
baku mutu air limbah industri.
2
Pengolahan Buangan Industri
BAB II
KONDISI LINGKUNGAN
2.1 Sosial Ekonomi
Luas Kecamatan Pontianak Utara adalah sebesar 37,22 km2 atau sekitar
34,52% dari luas wilayah Kota Pontianak. Kepadatan penduduk Kecamatan
Pontianak Utara adalah 2.909 km2. Kecamatan Pontianak Utara terdiri dari 4
Kelurahan, luas Kelurahan Siantan Tengah 13,7 km2. Kepadatan penduduk
Siantan Tengah adalah 3.838 km2 (BPS,2008).
Batas wilayah kecamatan Pontianak utara berdasarkan arah angin:
Utara : Desa Wajok Hulu Kec. Siantan Kab. Pontianak
Selatan: Sungai Kapuas
Timur : Desa Mega Timur Kec. Siantan Kab. Pontianak
Barat : Desa Wajok Hulu kec. Siantan Kab. Pontianak
2.1.1 Mata Pencaharian
Mata pencaharian sebagian besar penduduk di sekitar PT. Sumber
Djantin adalah pegawai negeri dan wiraswasta (berdagang dan membuka
rumah makan).
2.1.2 Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencetak sumber daya
manusia yang potensial dan produktif bagi pembangunan, baik melalui
pendidikan formal maupun non formal. Guna meningkatkan mutu pendidikan
beberapa hal harus dipenuhi, antara lain sekolah, guru, serta sarana dan
prasarana lainnya yang dapat memperlancar proses pendidikan tersebut.
Disekitar wilayah PT. Sumber Djantin terdapat banyak sarana
pendidikan, seperti Taman Kanak-kanak (TK), Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada tahun 2008, jumlah prasarana
pendidikan antara lain TK yang tersedia sebanyak 11 sekolah, SD/MI yang
tersedia sebanyak 48 sekolah, SLTP/MTS sebanyak 17 sekolah dan
3
Pengolahan Buangan Industri
SLTA/MA/SMK sebanyak 13 sekolah. Warga sekitar pun rata-rata telah
mengenyam pendidikan hingga bangku SMA.
2.1.3 Kesehatan
Pembangunan dibidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia serta kualitas kehidupan dan usia harapan
hidup, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat serta untuk
mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat.
Terdapat beberapa fasilitas kesehatan disekitar wilayah PT. Sumber
Djantin seperti Bidan, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu). Kualitas Kesehatan masyarakat disekitar PT.
Sumber Djantin masih tergolong baik dan tidak mudah terserang wabah.
2.2 Penduduk
Penduduk di sekitar PT. Sumber Djantin tergolong ramai. Jumlah
penduduk Kecamatan Pontianak Utara sebesar 126.769 jiwa dan jumlah penduduk
Kelurahan Siantan Tengah sebesar 36.860 jiwa (BPS, 2008). PT. Sumber Djantin
sendiri memanfaatkan penduduk yang berada di sekitarnya untuk menjadi tenaga
kerja. Hal ini merupakan salah satu dampak positif dari keberadaan PT. Sumber
Djantin.
2.3 Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan disekitar PT. Sumber Djantin sekarang telah
didominasi dengan rumah penduduk. Bagian belakangnya sendiri berbatasan
langsung dengan sungai Kapuas dan bagian depan berbatasan langsung dengan
jalan yang sering dilalui oleh masyarakat. Di sekitar PT. Sumber Djantin telah
terdapat gedung-gedung (seperti mesjid, sekolah, pertamina, dll) dan rumah-
rumah warga. PT. Sumber Djantin terletak di lingkungan yang aktivitasnya padat.
Banyak masyarakat lewat di sekitar pabrik tersebut.
2.4 Limbah
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi.
4
Pengolahan Buangan Industri
Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini
dikenal dengan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Bahan ini dirumuskan
sebagai bahan dalam jumlah relatif sedikit tapi mempunyai potensi mencemarkan/
merusakkan lingkungan kehidupan dan sumber daya.
Dari suatu proses produksi akan menghasilkan sisa yang berupa limbah,
begitu pula yang terjadi di PT. Sumber Djantin. Proses produksi yang dilakukan di
PT. Sumber Djantin juga menghasilkan limbah. Jenis limbah apa saja yang
dihasilkan oleh PT. Sumber Djantin akan dijelaskan sebagai berikut.
2.5 Jenis Limbah
Limbah terdiri atas 3 jenis limbah yaitu:
Limbah cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang
berwujud cair (PP 82 thn 2001). Limbah cair bersumber dari pabrik yang
biasanya banyak menggunakan air dalam sistem prosesnya. Di samping itu
ada pula bahan baku mengandung air sehingga dalam proses
pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses pengolahan
kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu
bahan sebelum diproses lanjut. Air ditambah bahan kimia tertentu
kemudian diproses dan setelah itu dibuang. Semua jenis perlakuan ini
mengakibatkan buangan air.
Limbah padat
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur
atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat
berasal dari kegiatan industri yang berupa lumpur, pasir dan lain-lain
Limbah gas
Limbah gas adalah tercemarnya udara oleh berberapa partikulat zat
(limbah) yang mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur
dioksida, nitrogen oksida, ozon (asap kabut fotokimiawi), karbon
monoksida dan timah sebagai hasil dari produksi industri.
PT. Sumber Djantin menghasilkan limbah cair, padat dan gas. Limbah
cair ini diolah menggunakan instalasi pengolahan air limbah agar tidak mencemari
badan sungai disekitar pabrik. Program PROPER (Pengelolaan Lingkungan
5
Pengolahan Buangan Industri
Hidup) memiliki 5 kriteria dalam pemberian akreditas sebuah pabrik dalam
pengelolaan limbah yang dihasilkan. Dimana PT. Sumber Djantin berhasil
memperoleh akreditas biru yaitu telah memenuhi standar baku mutu air limbah
industri yang dibuang ke lingkungan.
Limbah padat yang berasal dari proses sedimentasi ini diberikan kepada
masyarakat sekitar yang dapat digunakan sebagai pupuk. Sedangkan limbah gas
yang berasal dari proses pendinginan disaring ke udara menggunakan cerobong
yang telah dipasang scrubber.
2.6 Parameter Limbah yang Mencemarkan
Limbah cair yang dihasilkan oleh PT. Sumber Djantin mengandung
parameter-parameter berupa BOD, COD, TSS, pH, Amonia dan N yang
berpotensi mencemari lingkungan.
Tabel 2.1 Parameter Limbah Cair
No. Baku Mutu Limbah Cair Hasil Uji Inlet Metode UjiKand. Maks (mg/L) Beban penc. Maks (kg/ton) outlet beban penc. kg/ton