LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN KUNJUNGAN KE PDAM SLEMAN – PDAM GUNUNG KIDUL – PDAM KEBUMEN DALAM MATA KULIAH PAPLC-B Disusun Oleh: HASTOMO NIM. 5410 /Reguler DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN 2006
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN
KUNJUNGAN KE PDAM SLEMAN – PDAM GUNUNG KIDUL –
PDAM KEBUMENDALAM MATA KULIAH PAPLC-B
Disusun Oleh:
HASTOMO
NIM. 5410 /Reguler
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2006
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk,
bimbingan dan kekuatan sehingga dapat menyelesaikan laporan praktek kunjungan
lapangan di PDAM Sleman, PDAM Gunung Kidul, dan PDAM Kebumen dalam mata
kuliah Penyehatan Air dan Pengelolaan Limbah Cair-B (PAPLC-B) dalam konsep
penyediaan, pengolahan, pendistribusian air , yang dilakukan di PDAM Sleman,
Gunung Kidul, dan Kebumen.
Selama melaksanakan praktek kunjungan lapangan ini penyusun telah banyak
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Oleh karena itu penyusun
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir.Achadi Budi C,M.Kes sebagai direktur teknik PDAM Sleman. Serta
pembimbing PDAM Gunung Kidul dan Kebumen. Yang tidak dapat kami
sebutkan.
2. Bapak Herman Santjoko, SKM, MSi , selaku pembimbing pada pelaksanaan
praktek lapangan ini.
3. semua pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan laporan ini,
baik berupa moril maupun materiil sehingga pelaksanaan praktek lapangan ini
dapat selesai, yang tidak dapat sebutkan satu persatu.
Disadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan laporan ini, semoga bermanfaat
bagi kita.AMIN.
Yogyakarta, Desember 2006
Penyusun
H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7
INTISARI
Selama Praktek Kunjungan Lapangan kami ditempatkan pada tiga tempat
kunjungan yaitu di PDAM Sleman di Sleman, PDAM Gunung Kidul di Gunung
Kidul, dan PDAM Kebumen di Kebumen. Dalam prakteknya kami di bimbing
oleh petugas dari PDAM, atau perwakilannya dengan pemberian teori beserta
penekananya dengan melakukan pengamataqn langsung di lapangan sehingga
penyampaian di lapangan dapat kami pahami.
Pengamatan di lapangan kami dapat mengetahui proses penyediaan air,
cara pengolahanuya dan cara pendistribusian beserta bahan dan prasarana
penunjang dalam teknik manajemenya. Dalam hakekatnya masyarakat sangat
meerlukan skali sarana air dari PDAM karena di daerah yang kami kunjungi
belum tentu mendapatkan sarana air seperti daerah yang kondisi airnya melimpah,
sehingga perlu adanya pengamatan yang rutin dalam menjangakau standar baku
mutu air karena menyangkut dengan masyarakat luas.
H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dan Tujuan Kunjungan Lapangan
1. Latar Belakang
Politeknik Kesehatan Yogyakarta Jurusan Kesehatan Lingkungan
merupakan Perguruan Tinggi Negeri dibawah naungan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Politeknik Kesehatan Yogyakarta Jurusan Kesehatan Lingkungan
termasuk perguruan tinggi dengan program studi di bidang kesehatan
kususnya kesehatan lingkungan.
Dalam program studi yang berlaku yaitu 40 % teori dan 60 %
dilakukan praktikum di laboratorioum serta di lapangan. Sehingga
mahasiswa dituntut untuk mengikuti praktikum yang ada.
Latar belakang praktek lapangan:
a. keinginan belajar di lingkungan kerja yang nyata.
b. Keinginan mendalami proses kerja yang diterapkan pada waktu
kunjungan lapangan yaitu di PDAM Sleman, PDAM Gunung Kidul,
dan PDAM Kebumen.
2. Tujuan
tujuan diadakan kunjungan lapangan sebagai berikut:
a. mengamati, memadukan, dan kemudian menerapkan hasil kunjungan
di lapangan.
b. Memahami perbedaan proses pengolahan dari ketiga tempat sebagai
tujuan kunjungan lapangan beserta pendistribusiannya.
c. Menambah wawasan tentang proses pengolahan air di tempat
kunjungan.
d. Mengetahui kendala apa saja yang dihadapi oleh ketiga jenis tempat
yang berbeda geografisnya dalam mendapatkan air dan
pendistribusianya.
H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7
BAB II
A. Tanggal : Kamis, 23 November 2006
B. Judul : Manajemen Dan Proses Produksi Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Sleman.C. Tujuan
Mengetahui management dan proses produksi Perusahaan Daerah Air Minum
( PDAM ) di Kabupaten Sleman.
D. Metode
1. Seminar Yang Disampaikan Oleh Ir. Achadi Budi C, M.Kes sebagai Direktur
Teknik PDAM Sleman
2. Kunjungan lapangan di salah satu instalasi pengolahan air milik PDAM
Sleman.
E. Pembahasan
1. Management Produksi
Management produksi PDAM terdiri dari :
a. Direksi
b. Badan pengawas
c. SPI dan Litbang
d. Kepala Bagian
e. Kepala Cabang
1) Direksi terdiri atas Direktur Utama, Direktur Umum, dan Direktur
Teknik. Direktur utama menjadi atasan dan bertanggung jawab
langsung kepada SPI, Litbang ( penelitian dan pengembangan ) dan
kepala cabang.
2) Direktur umum bertanggung jawab kepada Kabag. Umum, Kabag.
Keuangan dan Kabag. Humas.
3) Direktur Teknik bertanggung jawab membuat perencanaan,
pendistribusian produk, dan proses produksi.
2. Proses Produksi
Dalam produksi memerlukan :
a. Personil
b. Pengukuran
H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7
c. Metode
d. Material
e. Treatment / mesin
1) Personil / pekerja, melakukan tugas atau bekerja pada siang hari. Karena
resiko kecelakaan kerja lebih kecil bila pekerjaan dilakukan pada siang
hari selain itu juga dapat menghemat listrik, karena pada siang hari tidak
membutuhkan lampu untuk penerangan.
2) Pengukuran terhambat oleh keadaan lingkungan, missalnya pemeriksaan
kebocoran pipa terhambat karena tertanam di bawah aspal atau bocor
dan terhalang oleh akar pohon
3) Metode yang digunakan masih menggunakan mesin dan alat-alat lama
yang sudah berumur, hal ini dapat mengganggu proses produksi.
Pembaharuan mesin dan alat terkendala pada jumlah dana / keuangan
yang harus dikeluarkan untuk mendatangkan / mengimpor mesin dan alat
dari luar negeri ( 85 % mesin produksi di PDAM merupakan buatan luar
negeri ).
4) Material dan mesin memerlukan pemeliharaan dan perawatan supaya
dapat bekerja secara kontinyu dan meningkatkan kuantitas dan kualitas
hasil produksi.
5) Kontinyuitas, kuantitas dan kualitas produksi merupakan jaminan
kepuasan pelanggan.
3. Keluhan pelanggan PDAM diantaranya :
a. Angka E. coli dalam air tinggi
b. Air PDAM rasanya tidak enak ( berbeda dari air biasa ) / bau kaporit
c. Pasokan air tersendat
4. Kendala yang menghambat PDAM
a. Pipa tertanam di bawah aspal akibat pelebaran jalan sehingga sulit
dilakukan pengecekan pipa dan banyak pipa yang rusak akibat tekanan
berlebihan dari kendaraan yang lewat.
b. Pipa rusak / bocor akibat akar pohon yang diotanam di atas pipa.
c. Kadar Fe dan Mn yang tinggi di Yogyakarta.
d. Terjadi penjarahan air / pembocoran pipa secara disengaja oleh
masyarakat tertentu.
H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7
Gambar 1.1 skema struktur organisasi PDAM Sleman
Keterangan :
1. Distribusi
Ketika proses pendistribusian terdapat banyak kebocoran pada pipa hal ini
disebabkan oleh:
a. Pada saat pemasangan pipa kedalaman ± 80 – 100 cm pemerintah mengadakan
gerakan penghijauam dengan penanaman pohon, yang ditanam pada
kedalaman ± 50 cm beberapa tahun kemudian akar-akar pohon terseburt
masuk pada kedalaman pipa sehingga menyebabkan kerusakan pipa akibat
tekanan akar-akar pohon, dan kebocoran pipa pun terjadi seiring besarnya
tekanan yang diperoleh pipa-pipa tersebut.
b. Pipa yang dipasang di pinggir jalan dilakukan tindakkan pengaspalan jalan.
Dengan padatnya angkutan umum sepereti truk, bus, dll dengan beban yang
H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7
DIREKSI
Direkturutama
Satuan pengawas
Internal (SPI)
Kepala Cabang
Mulai Juli 2006Telah ada 17
Cabang di Sleman
Direkturumum
Kepala bagianumum
Kepala bagian
keuangan
Kepala bagianhumas
Personalia
Direkturutama
Kepala bagianumum
Kepala bagianumum
Kepala bagianumum
berat maka akibat gaya berat yang di pengaruhi gaya gravitasi maka
kemungkinan tekanan partial oleh kendaraan umum tersebut memberi dampak
tekanan dengan menekan pipa PDAM yang ada di bawahnya sehingga
kerusakan pipa pun tidak dapat terelakkankarena besarnya perbandingan
tekanan yang diperole pipa.
c. Kualitas pipa yang sudah tua, perlu rehabilasi atau peremajaan sehingga
dengan adanya subtitusi bahan yang baru akan mengurangi beban kebocoran.
d. Para petani yang sengaja melubangi pipa guna irigasi persawahan.
Gambar 1.2 skema system produksi PDAM Sleman
Keterangan:
Kualitativ dilihat berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PerMenKes) yang antara
lain membahas tentang baku mutu air. Baku mutu tersabut meliputi:
Fisik : bau, warna, rasa, tss dll
Kimia : Fe, Mn, dll
Biologi : E Coli dll.
H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7
Lingkungan
Pengukuran kualitativkuantitativ
Sumber listrik
Personil (manusia)
Produksi
pengolahan
mesin
Kepuasan pelanggan
KualitasKuantitaskontinuita
Material (bahan baku) Metode
Keuangan Pemeliharaan
Gambar 1.3 Skema Proses Produksi
Keterangan :
1. sumur bor
air berasal dari sumur bor diolah dahulu melalui proses water treatment
pant baru kemudian dimasukkan dalam reservoir dan di beri kaporit. Setelah
itu ddistribusikan kepada consumer.
2. mata air
air yang berasal dari mata air langsung dikirim kepada pelanggan tanpa
melewati proses dalam reservoir.
3. infiltration gallery
hanya dip roses dalam reservoir dan diberi kaporit kemudian dapat
langsung didistribusikan kepada pelanggan.
Catatan : realisasinya di lapangan PDAM Sleman tidak menggunakan kaporit
tidak sesuai justru akan menimbulkan masalah.
H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7
Sumber air 1. sumur borKedalaman
± 80 – 100 m
2. mata airUmbul Wadon WTP
(Water Treatment Plant)
Sumur borMemproduksi air ± 10 L/dtk
Sumur bor dangkal
Memproduksi air ± 5 L/dtk
3. infiltration Gallery
Sumur resapanDangkal ± 10 m
Pelanggan Reservoir
Kaporit
PROSES WATER TREATMENT PLANT (WTP)
Konstruksi sumur bor yang baik adalah :
1. pengeboran dilakukan sampai kedalaman lebih dari 40 meter. Pada kedalaman
30 m bagian dalam sumur diberi beton agar air yang berasal dari rumah tangga
dapat merembes masuk ke dalam sumur.
2. pada kedalaman minimal 40 m baru dapat diambil airnya
air yang sudah diambil tersebut kemudian mengalami pemrosesan lebih lanjut,
yang meliputi :
Gambar 1.4 Proses Water Treatmen Plant (WTP)
AERATOR
BAK SEDIMENTASI SAND FILTER
RESERVOIRSUMUR BOR
H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7
a) Aerator
Untuk mereaksikan air dengan udara ( O2 ) yang bertujuan untuk mengubah Fe
( besi ) terlarut dalam air menjadi senyawa Fe padat. Proses aerasi dapat
memperluas permukaan kontak air dengan udara sehingga mempercepat
pengendapan Fe terlarut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi :
1) Suhu
2) Tekanan
3) Katalis
4) Luas permukaan kontak
5) Konsentrasi berlebih
b) Settler / Bak Pengendap
Air dari bak aerator masuk / mengalir ke bak pengendap ( sedimentasi ) untuk
mengendapkan flok / padatan dan Fe padat.
Prinsip utama bak pengendap ini adalah kecepatan pengendapan lebih besar
daripada kecepatan aliran. Jika kecepatan aliran lebih besar dari kecepatan
pengendapan akan membuat endapan tidak terendapkan dan ikut mengalir bersama
air.
Gambar 1.5 Bak Pengendap
V0 diupayakan sekecil mengkin agar lebih kecil dari V1. Jika V0 = Vs maka
tidak ada padatan yang terendapkan.
Q1 = Q0 = V0.A0 jika Q1 = Qp = Q0 +Qs jika V0<<maka>>A0
Catatan : Q dalam liter/detik dan tinggi penyekatnya 2 meter
H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7
Q1V1 Q0V0 Q0V0Q1V1
VsQp QsVs
c) Sand Filter
Dikenal sebagai saringan lambat, prisip utamanya menyaring flok yang
tidak terendapkan di bak pengendap. Tergantung dari kualitas air bakunya, sand
filter perlu di back wash secara berkala. Bahan yang dipakai untuk sand filter
biasanya adalah pasir kuarsa, karena pasir jenis ini mempunyai pori-pori halus
yang bagus untuk menyaring.
Penambahan kaporit dilakukan untuk desinfeksi bila angka E. coli dalam
air tinggi, penambahan dilakukan saat air akan dialirkan ke reservoir. Dalam
proses sand filter membutuhkan biaya yang cukup mahal karena terdapat proses
back wash. Pada kenyataan satu kali proses back wash memelukan ± 20 m3 air
sedangkan proses back wash tersebut dilakukan sebanyak dua kali. Sand filter
memang perlu di back wash secara berkala.
H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7
Proses back wash
Table 1.1 Proses Back Wash
N0 Proses back wash tahap pertama Proses back wash tahap kedua.
1.
2.
3
4.
Gambar proses back wash tahap
pertama
(air masuk melalui bagian bawah)
Cara kerja:
Air dari bak pengendap masuk ke
dalam sand filter melalui bagian bawah
bak →mengalir ke bawah → air akan
naik ke atas → air tersebut akan
disaring dari atas → di keluarklan dari
bawah.
Keuntungan :
a. pemeliharaan mudaj
b. tekanan melalui bed
berdasarkan gravitasi.
Kerugian:
Tinggi permukaan dimulai dari dasar.
Gambar proses back wash tahap
kedua
(air masuk melalui bagian atas bak)
Cara kerja :
Air dari bak pengendap masuk ke
dalam sand filter melalui bagian atas
bak → air akan langsung turun ke
bawah → air tersebut akan disaring
dari bawah → dikeluarkan dari
bawah.
Keuntungan:
a. tinggi permukaan di atas bed
b. tekanan melalui bed
berdasarkan bejana
berhubungan.
Kerugian:
a. pemeliharaan sulit
b. pompa back wash harus
memberi tekanan air kuat.
H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7
d) Reservoir
reservoir merupakan bak penampung akhir setelah air melalui proses back wash di
dalam sand filter
5. perencanaan
Seluruh proses perencanan dikerjakan dengan bantuan teknologi, yaitu menggunakan
computer. Setiap akhir bulan diaakan evaluasi hasil perencanaan. Proses pengerjaanya
cukup rumit dan mendetail.
Masalah tehnik yang penting
Gambar 1.8 Skema Masalah Tehnik Yang Dihadapi PDAM Sleman
Keterangan:1. kadar Fe di daerah Yogyakarta kususnya di daerah Sleman cukup
tinggi karena berada di daerah gunung berapi
2. pasir yang digunakan dalam proses penyaringan adalah pasir kuarsa
karena sifat pasir kuarsa seperti spon (berpori-pori tetapi mudah
hancur)
F. Kesimpulan
System pengolahan air di PDAM Sleman menggunakan cara fisik dan
kimia dengan 2 metode pemanfaatan air yaitu pada air yang perlu pengolahan
dengan air yang tidak perlu pengolahan sehingga langsung didistribusikan ke
konsumen. Berkaitan dengan berbagai macam hal sosial kemasyarakatan, PDAM
Sleman menemui hambatan yang sifatnya mencakup masalah social, dalam rangka
pengembangan daerah di Sleman dan kondisi geografis daerah Sleman pada
khususnya. Sehingga pencapaian baku mutu qualitas air perlu adanya penanganan
berkala karena sifatnya adalah public consumer
H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7
KadarFe, Mn
Head (meter) Sumber air pasir
Debit Liter/detik
BAB III
A. Hari, Tanggal : Kamis, 30 November 2006
B. Judul : Proses Produksi Perusaan Daerah Air Minum (PDAM)
Gunung Kidul.
C. Tujuan
1. agar mahasiswa dapat mengetahui proses produksi yang dilakukan oleh
PDAM gunung kidul
2. agar mahasiswa dapat mengetahui perbedaan proses produksi sewaktu
musim hujan dan musim kemarau.
3. agar mehasiswa dapt mengetahui jangkiauan yanmg dilakukan oleh
PDAM gunung kidul.
D. Metode
Metode yang dilakukan adalah kunjungan langsung ke lapangan
disertai dengan penjelasan.
E. Pembahasan
PDAM gunung kidul mengolah air dari berbagai sumber, antara lain:
muara air pantaiu baron, ngobaran, bribing, pengeboran air tanah (sumur bor)
dan air hujan.. sebagai berikut.
1. Pelayanan Sub System Baron
PDAM gunung kidul melakukan proses produksi dengan mengambil air
dari beberapa sumber salah satu sumber adalah diambil dari Muara Air Pantai
Baron (sungai bawqah tanah) yang diambil denagn cara pemasangan pipa
yang ditanam pada kedalaman ± 100 m, lokasi pemasangan pipa tidak di tepi
muara dikarenakan bagian tepi muara banyak digunakan untuk kegiatan
masyarakat daerah sekitar antara lain; mandi, mencuci, dan lain-lain sehingga
kondisi air di tepi muara lebih terkontaminasi. Pipa- pipa ini kemudian
digunakan untuk mengalirkan air ke tiga reservoir utama yang nantinya akan
melayani ± 39 dusun. Pipa penyaluran yang digunakan adalah pipa berbahan
dasar besi yang kuat, tahan lama dan anti karat dengan diameter 6.
H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7
H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7
Intake baronDebit pompa 15 ltr/dtk
Reservoir I (Rejosari)Kapsitas 50 m3
Desa Planjan Reservoir II (Kemadang)Kapsitas 50 m3