PENGANTAR TEKNOLOGI MINERAL Kode / SKS : - / 2 SKS Standar Kompetensi : Setelah selesai mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan tahapan-tahapan dalam industri pertambangan. Dosen Pengajar : Agus Winarno, ST.MT. Buku / Bahan Kuliah : 1. Howard L. Hartman, Introductory Mining Engineering, 1987. 2. Lewis, Elements of Mining, John Wiley & Sons, 1964. 3. Partanto P., Pengantar Rekayasa Pertambangan, Teknik Pertambangan ITB, 1999. 4. SME, Mining Engineering Handbook, John Wiley & Sons, 1973. 5. ……., Buku Informasi Tentang Pertambangan di Indonesia, Teknik Pertambangan, ITB, 2000 I. KONSEP-KONSEP TENTANG PERTAMBANGAN, PENAMBANGAN, TUGAS AHLI TAMBANG, DAN HUBUNGANNYA DENGAN BIDANG LAIN Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat menjelaskan arti pertambangan, penambangan serta tugas utama dan tambahan ahli tambang. Ilmu Pertambangan? Suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari kegiatan pencarian, penyelidikan, penambangan, pengolahan, dan penjualan mineral-mineral dan batuan yang memiliki arti ekonomis (berharga). Tambang? Kata benda yang berarti suatu bahan galian yang dibuat pada atau dalam tanah / bumi untuk diambil mineral / batuannya. Pertambangan? Kata sifat/keterangan yang berarti sebagai teknologi dan kegiatan/usaha yang berkaitan dengan “bahan galian”, mulai dari penyelidikan umum (prospeksi), eksplorasi, penambangan (eksplorasi), pengolahan, pemurnian, pengangkutan, sampai ke pemasaran. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGANTAR TEKNOLOGI MINERALKode / SKS : - / 2 SKSStandar Kompetensi : Setelah selesai mengikuti mata kuliah ini diharapkan
mahasiswa dapat menjelaskan tahapan-tahapan dalam industri pertambangan.
Dosen Pengajar : Agus Winarno, ST.MT.Buku / Bahan Kuliah :1. Howard L. Hartman, Introductory Mining Engineering, 1987.2. Lewis, Elements of Mining, John Wiley & Sons, 1964.3. Partanto P., Pengantar Rekayasa Pertambangan, Teknik Pertambangan ITB,
1999.4. SME, Mining Engineering Handbook, John Wiley & Sons, 1973.5. ……., Buku Informasi Tentang Pertambangan di Indonesia, Teknik
Pertambangan, ITB, 2000I. KONSEP-KONSEP TENTANG PERTAMBANGAN,
PENAMBANGAN, TUGAS AHLI TAMBANG, DAN HUBUNGANNYA DENGAN BIDANG LAINKompetensi Dasar : Mahasiswa dapat menjelaskan arti pertambangan,
penambangan serta tugas utama dan tambahan ahli tambang.
Ilmu Pertambangan?Suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari kegiatan pencarian, penyelidikan, penambangan, pengolahan, dan penjualan mineral-mineral dan batuan yang memiliki arti ekonomis (berharga).Tambang?Kata benda yang berarti suatu bahan galian yang dibuat pada atau dalam tanah / bumi untuk diambil mineral / batuannya.Pertambangan?Kata sifat/keterangan yang berarti sebagai teknologi dan kegiatan/usaha yang berkaitan dengan “bahan galian”, mulai dari penyelidikan umum (prospeksi), eksplorasi, penambangan (eksplorasi), pengolahan, pemurnian, pengangkutan, sampai ke pemasaran.Bahan Galian?Unsur-unsur kimia, mineral, bijih, dan segala macam batuan termasuk batu mulia yang merupakan endapan alam, yang dapat ditambang secara ekonomis.Penambangan?Kata kerja yang berarti kegiatan membebaskan / memberaikan / menggali bahan tambang kemudian memuatnya ke atas alat angkut untuk dibawa / diangkut keluar areal tambang.Ciri-ciri Industri Pertambangan?
1. Bahan bakunya tidak dapat diperbaharui (unrenewable, unraplaceable, wasting assets).
2. Diketemukannya terpencar ditempat-tempat yang tidak dapat dipilih.
1
3. Kandungan bahan galian berharga yang diperoleh sangat kecil bila dibandingkan dengan seluruh volume bahan galian yang ditambang dan diolah.
4. Beresiko tinggi.5. Industri yang padat modal dan padat teknologi.6. Industri strategis dan vital untuk negara, sehingga:
a. Pengelolaannya sering diintervensi oleh pemerintahb. Sulit mengendalikan harga produknya.
7. Dapat menjadi pusat pertumbuhan pembangunan dan pengembangan wilayah (agent of development).
8. Merusak lingkungan hidup.Merusak Lingkungan?a. UU No. 11 Tahun 1967 Bab X pasal 30 “ Setiap usaha eksploitasi sumber
mineral haruslah berjalan bersama dengan usaha pemeliharaan lingkungan yang terganggu”.
b. Setiap ijin Eksploitasi wajib ada AMDAL.c. AMDAL terdiri dari : ANDAL (dampak positif penting dan tidak penting
serta dampak negatif penting dan tidak penting), RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan), dan RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan).
d. Sehingga dapat diusahakan pemanfaatan sumberdaya alam berjalan bersama dengan usaha pemeliharaan fungsi lingkungan hidup yang serasi, seimbang, dan berkesinambungan (UU No.4 tahun 1982).
Pekerjaan (Tugas) Utama Ahli Tambang?Membebaskan dan mengambil mineral-mineral serta batuan yang mempunyai arti ekonomis dari batuan induknya kemudian membawanya ke permukaan bumi untuk dimanfaatkan.- Membebaskan - Mengambil- Membawa- Mineral- Batuan - Ekonomis- Batuan induk- Permukaan bumiPekerjaan (Tugas) Tambahan Ahli Tambang?- Penyanggaan- Penerangan- Ventilasi- Penisiran- Reklamasi- Keselamatan kerja- Pemeliharaan
Hubungan Pertambangan Dengan Bidang Lain1. Bidang Agraria
- Pemanfaatan tanah untuk kepentingan Pertambangan, bagi perorangan maupun badan hukum.
2
- Pemanfaatan tanah berdasarkan status tanah hak milik, Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan (HGB), hak pakai dan atau tanah Negara.
2. Bidang Kehutanan- Pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan
pertambangan.- Penggunaan kawasan hutan harus sesuai dengan peruntukan ( Hutan
konservasi, hutan lindung, hutan berdasarkan tujuan khusus, hutan berdasarkan pengaturan iklim makro/estetika/resapan air)
3. Bidang Lingkungan - Setiap kegiatan pertambangan harus atau diwajibkan memelihara
kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup (pelestarian fungsi lingkungan hidup).
- Setiap usaha bergerak dibidang pertambangan diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang tujuannya untuk menjamin kelestarian lingkungan hidup, meliputi:a. Perusahaan wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL).b. Perusahaan wajib melakukan pengelolaan limbah hasil usaha/
kegiatan pertambangan.c. Perusahaan wajib melakukan pengolahan bahan berbahaya dan
beracun (B3).d. Dilarang melanggar baku mutu dan criteria baku kerusakan
lingkungan hidup.e. Dilarang melakukan impor limbah berbahaya dan beracun.
4. Bidang PerpajakanPerpajakan merupakan kaidah-kaidah yang mengkaji dan menelaah tentang objek, subjek dan besarnya pajak yang harus dibayar oleh subjek pajak. Usaha pertambangan merupakan bidang yang sarat dengan kewajiban untuk membayar pajak.
Dalam setiap perjanjian pengusahaan pertambangan baik KK, PKP2B, SIPD, KP, Production Shearing tidak bisa lepas dengan kewajiban dan berkaitan dengan perpajakan, misalnya dalam KK:a. Penyetoran pajak penghasilan atas segala jenis keuntungan atau yang
diperoleh perusahaan.b. Menyetorkan pajak penghasilan perorangan.c. Menyetorkan pajak pertambahan nilai (PPN) atas pembelian dan
barang-barang kena pajak.d. Menyetorkan pajak bumi dan bangunan (PBB).e. Menyetorkan pungutan-pungutan, pajak, pembebanan-pembebanan dan
biaya-biaya dikenakan pemerintah daerah di Indonesia yang telah disetujui oleh pemerintah pusat.
f. Menyetorkan pajak atas pemindahan hak kepemilikan kendaraan bermotor dan kapal di Indonesia.
II. ISTILAH-ISTILAH PERTAMBANGAN1. “Mineral”
3
Suatu istilah umum untuk semua benda padat anorganik yang terbentuk di alam, mempunyai komposisi kimia tertentu dan sifat-sifat fisik yang tetap. Keuntungan (laba) yang diinginkan perusahaan.
2. “Rock” (batuan) Kumpulan mineral yang membentuk kulit bumi.
3. “Ore” (endapan bijih/cebakan bijih) Endapan dari kumpulan mineral yang dari padanya dapat diambil
(diekstrak) satu atau lebih logamnya dengan menguntungkan berdasarkan keadaan teknologi dan ekonomi pada saat itu.
4. “Country Rock” (batuan samping) Lapisan batuan yang mengelilingi suatu endapan mineral.
5. “Gangue Mineral” Mineral-mineral pengganggu yang tidak berguna tetapi yang terdapat
bersama-sama mineral berharga pada suatu endapan bijih.6. “Waste” (Barren Rock)
Batuan yang tidak mengandung mineral berharga atau bagian dari endapan bijih yang kadarnya sangat rendah.
7. “Vein” (urat bijih) Suatu endapan mineralisasi yang memiliki bentuk menyerupai pipa atau
urat dan umumnya miring terhadap bidang datar (lebih besar 45o).8. “Shoot” (ore shoot, chimney)
Bagian dari urat bijih (vein) dimana kadar mineral berharganya lebih tinggi dari sekelilingnya, mempunyai sifat-sifat khas antara lain: Salah satu dimensinya jauh lebih besar dari dua dimensi
yang lain. Letaknya biasanya searah dengan kemiringan urat bijih.
9. “Pay Streak” Sama dengan “shoot”, hanya untuk endapan alluvial.
10. “Bedded Deposit” (endapan berlapis) Endapan bahan galian sedimenter yang letaknya horizontal atau sedikit
miring dan terletak sejajar dengan stratifikasi batuan disekelilingnya. Misalnya : endapan batubara, endapan-endapan garam.
11. “Dissiminated Deposit” (endapan terpencar) Endapan bijih yang tidak teratur bentuk dan penyebaran kadarnya,
letaknya terpisah-pisah dan biasanya terdapat pada suatu daerah yang luas.
12. “Masses” Endapan bijih yang luas dan bentuknya tidak teratur , pada umumnya
endapan sekunder.
13. “Out Crop” (singkapan) Bagian dari suatu lapisan batuan atau endapan bijih yang tersingkap
dipermukaan bumi, seringkali bagian itu tertutup oleh tanah atau tumbuh-tumbuhan yang tipis sehingga sukar terlihat.
14. “”Float”
4
Bagian atau pecahan dari endapan bijih yang tersingkap dan arena gaya-gaya pelapukan terbawa kearah lembah.
15. “Overburden” (tanah/batuan penutup) Semua material atau batuan yang terdapat tepat dibawah suatu endapan
bahan galian.16. “Bed Rock”
Semua material atau batuan yang berada tepat di bawah suatu endapan bahan galian.
17. “Hanging Wall” Lapisan batuan yang terletak di bagian atas suatu “vein”, disebut “roof”
untuk batubara.18. “Foot Wall”
Lapisan batuan yang terletak di bagian bawah suatu “vein”, disebut “floor” untuk batubara.
19. “Dip” (kemiringan) Sudut terbesar yang dibentuk oleh suatu endapan bahan galian atau
lapisan batuan dengan bidang datar.20. “Strike” (jurus)
Arah mendatar dari suatu endapan atau suatu batuan yang tegak lurus “dip”.
21. “Shaft” (sumuran) Suatu lubang bukaan vertikal atau miring yang menghubungkan
tambang bawah tanah dengan permukaan bumi dan berfungsi sebagai jalan pengangkutan karyawan, alat-alat kebutuhan tambang, ventilasi, penirisan, dan lain-lain.
22. “Tunnel” (terowongan) Suatu lubang bukaan mendatar atau hamper mendatar yang menembus
ke dua belah kaki bukit.23. “Adit” (terowongan buntu)
Suatu lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan bumi dan hanya menembus sebelah kaki bukit saja.
24. “Drift” Suatu lubang bukaan mendatar yang dibuat dekat atau pada
endapan bijih dan arahnya sejajar dengan jurus atau dimensi terpanjang dari endapan bijihnya.
25. “Cross Cut” Suatu lubang bukaan mendatar yang menyilang/memotong jurus
endapan bijih. Suatu lubang bukaan mendatar yang menghubungkan “shaft” dengan
endapan bijih. Suatu lubang bukaan mendatar yang menyilang/memotong jalan
pengangkutan utama (main haulage way).26. “Level”
“drift” atau “cross cut” atau “adit” yang dibuat dengan jarak-jarak yang teratur kearah vertikal, biasanya diberi nomor-nomor urut secara teratur
5
menurut ketinggiannya dari permukaan laut atau menurut kedalamannya dari permukaan bumi.
27. “Raise” Suatu lubang bukaan vertikal atau agak miring yang dibuat dari “level”
atas ke “level” yang dibawahnya.28. “Winze”
Suatu lubang bukaan vertikal atau agak miring yang dibuat dari “level” atas ke “level” yang dibawahnya.
29. “Blind Shaft” Suatu “raise” atau “winze” yang berfungsi sebagai “shaft”, tetapi tidak
menembus sampai ke permukaan bumi. 30. “Stope” (lombong)
Suatu tempat atau ruangan pada tambang bawah tanah dimana endapan bahan galian sedang ditambang, tetapi bukan penggalian yang dilakukan selama “development”.
31. “Front/ Face” Permukaan batuan yang sedang ditambang.
32. “Sump” Suatu sumuran dangkal untuk menampung air darimana air kemudian
dipompakan ke permukaan bumi. Biasanya dibuat di tempat terendah dari “shaft”, dekat “shaft” ataupun “level”.
33. “Shaft Collar” Bagian atas dari suatu “shaft” yang diperkuat dengan beton, kayu atau
bamboo (timber).
6
III. UNDANG-UNDANG PERTAMBANGAN DAN PENGGOLONGAN BAHAN GALIANKompetensi Dasar : Mahasiswa dapat menjelaskan UU & peraturan tentang pertambangan serta penggolongan galian.A.UNDANG-UNDANG PERTAMBANGANUU Pertambangan sejak 1950 ?1. 1950 – 1959 : Indische Mijnwet 18992. 1960 – 1967 : UU No. 37 Prp Tahun 19603. 1967 – 2000 : UU No. 11 Tahun 19674. 2000 – sekarang : PP No. 75 Tahun 2001 (sebagai “Peraturan Transisi”).
1. 1950 – 1959* Indonesia mewarisi Indische Mijnwet 1899 dari ex Hindia-Belanda (dengan
amandemen tahun 1910 dan 1918)* muncul tuntutan politik : DPRS-RI menerima mosi Teuku Moh Hasan dkk (1951) yang a.l. mendesak
pemerintah untuk segera menerbitkan Undang-Undang Pertambangan Nasional.2. 1960 – 1967* UU No. 37 Prp Tahun 1960 merupakan undang-undang pertambangan nasional
yang pertama.
* Penerbitannya dengan tegas mengacu pada :a. Pasal 33 UUD 1945b. Dekrit presiden RI tanggal 5 juli 1959.c. Manifesto politik RI 17 Agustus 1959.
* UU No. 37 Prp Tahun 1960 memuat hal-hal dan konsep baru yang tidak terdapat dalam Indische Mijnwet, a.l. tentang :
a. Penggolonga bahan galian.b. Kuasa Pertambangan (KP) dan Surat Ijin Pertambangan Daerah (SIPD)
sebagai dasar hukum/ijin usaha pertambangan.c. Pembentukan Dewan Pertambangan.d. Konsep Pertambangan Rakyat.e. Perusahaan Negara (PN) dan Perusahaan Daerah (PD) dalam
pertambangan.* Tap. MPRS No. XXIII/MPRS/1966 yang menggariskan Pembaharuan
Kebijaksanaan Landasan Ekonomi dan Pembangunaan Nasional.* UU No. 37 Prp Tahun 1960 perlu diganti untuk memungkinkan masuknya
Penanaman Modal Asing (PMA) ke dalam pertambangan Indonesia.3. 1967 – 2000 UU no. 11/1967 (Desember 1967) tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Pertambangan.
7
Berhasil dikembangkan dua macam bentuk kontrak/perjanjian sebagai dasar hukum PMA dibidang pertambangan:
a. Kontrak Karya (KK) untuk PMA dalam pertambangan mineral.b. Perjanjian Kerjasama Pengusaha Pertambangan Batubara (PKP2B) untuk
PMA dalam pertambangan batubara.3. 2000 – sekarang UU No. 22/1999 dan berlakunya otonomi pemerintah daerah (sejak 2001),
maka UU No. 11/1967 tidak dapat diberlakukan lagi. Untuk menggantikan UU No. 11/1967, pemerintah menyiapakan RUU
Pertambangan Mineral dan Batubara (RUU PMB). Keputusan menteri dan Sumberdaya Mineral, Kepmen. ESDM No.
1453.K/29/MEM/2000 tentang “Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintah di Bidang Pertambangan Umum”.
Peraturan pemerintah No. 75/2001 tentang “Perubahan Kedua atas PP No. 32 Tahun 1969 tentang pelakasanaan UU No. 11 Tahun 1967”.
PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG PERTAMBANGAN RIPOKOK PERBEDAAN UU 11 TAHUN 1967 DENGAN RUU PMB
UU NO. 11 TAHUN 1967 RUU PMBJudulKETENTUTAN-KETENTUAN POKOK PERTAMBANGAN
JudulPERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
Penguasaan Bahan GalianPenguasaan diselenggarakan pemerintah
Penguaasan Mineral & BatubaraDiselenggarakan oleh Pemerintah dan Daerah Penetapan untuk Kepentingan
Nasional oleh Presiden : Pencadangan mineral dan batubara; Pengutamaan kebutuhan dalam
negeri Data dan informasi milik
pemerintah Pengelolaan dilaksanakan oleh
Pemerintah & Daerah Kewenangan PengelolaanKebijakan dan pengelolaan secara nasional
Urusan pengelolaan Pemerintah Pusat (Kebijakan &
Pengelolaan Nasional) Provinsi (Kebijakan &Pengelolaan
Regional) Kab/Kota (Kebijakan &
Pengelolaan Lokal)
POKOK PERBEDAAN (2)UU NO.11 TAHUN 1967 RUU PMB
Penggolongan Bahan Galian Strategis Vital
Pengusahaan & Penggolongan Usaha Mineral Radioaktif Mineral Logam & Batubara
8
Non-strategis dan non-vital Mineral Bukan Logam dan Batuan Perizinan dan Perjanjian Penugasan KP SIPD SIPR KK/PKP2B
Perizinan Penugasan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Izin Pertambangan Rakyat (IPR) Kontrak pertambangan hanya dengan
BUMN/BUMD sebagai pemegang IUP
Tata Cara PerizinanPermohonan
Tata cara Perizinan Lelang (data potensi sudah tersedia) Permohonan pencadangan wilayah :
Mineral logam & batubara (data potensi belum tersedia & luas terbatas)
Mineral bukan logam dan batuan
POKOK PERBEDAAN (3)UU NO.11 TAHUN 1967 RUU PMB
Pelaku Usaha Investor domestik (KP, SIPD,
PKP2B) Investor asing (KK, PKP2B)
Pelaku Usaha Instansi pemerintah (Radioaktif) Badan usaha (PMA & PMDN,
koperasi) Perorangan
Jangka Waktu KP/KK/PKP2B penyelidikan
Umum (1+1 Tahun) KP/KK/PKP2B Eksplorasi (3
Tahun + 2 x 1 Tahun) KK/PKP2B Studi Kelayakan (1 +
1 Tahun) KK/PKP2B Konstruksi (3 Tahun) KP/KK/PKP2B Operasi
Produksi/Eksplotasi termasuk pengolahan dan pemurnian serta pemasaran (30 Tahun + 2 x 10 Tahun)
Jangka Waktu IUP Eksplorasi (8 Tahun) :
Survey Tinjau & Penyelidikan Umum (1 tahun)
Eksplorasi Umum & Eksplorasi Rinci (5 tahun)
Studi kelayakan (2 tahun IUP Operasi Produksi (23 tahun)
Pengembangan Wilayah & Masyarakat Kewajiban Pemerintah/Pemda Keharusan Pemegang IUP
POKOK PERBEDAAN (4)UU NO.11 1967 RUU PMB
9
Kewajiban Pelaku Usaha Keuangan :
KP, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
KK/PKP2B, tetap oada saat kontrak ditandatangani
Lingkungan (sedikit diatur) Kemitraan (sedikit diatur) Nilai Tambah (hanya diatur
dikontrak) Data dan Pelaporan (sedikit diatur)
Kewajiban Pelaku Usaha Keuangan sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku : Pajak & PNBP
Lingkungan : Syarat perizinan Reklamasi/pasca tambang
Kemitraan Nilai Tambah Data dan Pelaporan Kemitraan dan bagi hasil
Penggunaan lahan Pembatasan tanah yang dapat diusahakan
Penggunaan Tanah Pembatasan tanah yang dapat
diusahakan Apabila telah memasuki tahap
operasi produksi, maka luas WUP Operasi Produksi tersebut ditetapkan sebagai kawasan pertambangan
POKOK PERBEDAAN (5)UU NO.11 1967 RUU PMB
Pembinaan dan PengawasanTerpusat (Khususnya KP, KK, dan PKP2B)
Pembinaan dan Pengawasan IUP (Menteri, Gubernur,
Bupati/Walikota sesuai kewenangan)
IPR (Bupati/Walikota)Penyidikan Tidak diatur (limitatif)
Penyidikan Penyidik Polri Pejabat Pegawai Negeri Sipil
Ketentuan Pidana Diatur, tetapi sudah tidak sesuai
lagoi dengan situasi dan kondisi saat ini
Sanksi Pidana/kurungan sangat lunak
Ketentuan Pidana Diatur sesuai situasi dan kondisi Sanksi cukup keras Apabila pidana dilakukan oleh
Badan Hukum, maka sanksi & denda ditambah 1/3
B. PENGGOLONGAN BAHAN GALIANPengolompokan Bahan Galian a. Menurut UU No.11 tahun 1967, yaitu tentang ketentuan-ketentuan
pokok pertambanganb. Menurut PP No. 27 tahun 1980 tanggal 15 Agustus 1980.Bahan galian dibagi 3 (tiga), yaitu :1. Bahan Galian Golongan A atau Bahan Galian Strategis yaitu:
Bahan galian yang bernilai strategis untuk pertahanan dan keamanan serta perekonomian negar, seperti : minyak bumi, ga, batubara, bahan radioaktif, nikel, timah, dan kobal.
10
2. Bahan Galian Golongan Batau Bahan Galian Vital yaitu :Bahan galian yang dapat menjamin hajat orang banyak, seperti : besi, emas, mangan, khrom, bauksit, tembaga, timbal, seng, perak, platina, intan, belerang,dll.
3. Bahan Galian C yaitu:Bahan galian tidak termasuk golongan A dan B atau bahan galian industri-konstruksi yaitu karena sifatnya tidak memerlukan pasaran yang bersifat internasional, seperti : nitrat, fosfat, garam batu, asbes, talk, mika grafit, magnesit, batu permata, pasir kuarsa, kaolin feldspar, gips, bentonit, batuapung, obsidian, marmer, batukapur, dolomit, kalsit, granit, andesit, tanah liat dan lain-lain.
Dasar Penggolongan Bahan Galiana. Nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap negarab. Terdapatnya bahan galian dialam (genesa)c. Penggunaan bahan galian bagi industrid. Pengaruhnya terhadap kehidupan rakyat banyak e. Pemberian kesempatan pengembangan pengusahaan.f. penyebaran pembangunan di daerah
III. LINGKUP INDUSTRI PERTAMBANGAN DAN KETERTARIKAN ANTAR KEGIATANNYAKompetensi Dasar : Mahasiswa dapat menjelaskan tahap kegiatan industri pertambangan.
Bagaimana Tahapan Kegiatan dalam Industri Pertambangan ?SKIP : Surat Keputusan Ijin PeninjauanA. TAHAP EKSPLORASI
Eksplorasi adalah segala kegiatan mulai dari mencari daerah prospek keterdapatan endapan bahan galian sampai mengetahui jumlah dan kadar (Sumberdaya dan cadangan bahan galian yang layak tambang/ekonomis).Tahap eksplorasi :1. Survei Tinjau (reconsaissance)
Tujuan : Mengidentifikasi daerah-daerah yang secara geologis mengandung
endapan yang berpotensi. Mengumpulkan informasi tentang kondisi geografi, tata guna lahan,
dan kesampaian daerah.Kegiatannya antara lain: Studi geologi regional, penafsiran penginderaan jauh, metode tidak langsung lainnya, serta inspeksi lapangan pendahuluan.
Peta dasar yang dipakai dengan skala = 1 : 100.000.2. Prospeksi (Prospecting)
Tujuan :
11
Membatasi daerah sebaran sndapan yang akan menjadi sasaran eksplorasi selannjutnya.Kegiatannya antara lain : Pemetaan geologi dengan skala minimal 1: 50.000, Pengukuran penampang stratigrafi, Pembuatan paritan, Pembuatan sumuran, Pemboran uji (scout drilling), Pencontohan, dan Analisis.Metode eksplorasi tidak langsung, seperti penyelidikan geofisika, dapat dilaksanakan apabila dianggap perlu.
3. Eksplorasi Pendahuluan (preliminary Explorationi)Mengetahui gambaran awal bentuk tiga-dimensi endapan yang meliputi: Ketebalan lapisan, Bentuk, Korelasi, Sebaran, Struktur, Kuantitas dan Kualitas.
Kegiatannya antara lain : Pemetaan geologi dengan skala 1: 10.000, Pemetaan topografi, Pemboran dengan jarak yang sesuai dengan kondisi geologinya, Penampangan (logging) geofisika, Pembuatan sumuran/paritan uji, dan Pencontohan yang andal.Pengkajian awal geoteknik dan geohidrologi mulai dapat dilakukan.Kualitas dinyatakan dengan :1. Mineral : Kadar dan dinyatakan dalam;
% (persen) = 1,5% Cu, 55% Fe2O3
Kw Sn/1000 m3 = SnO2
Gr/ton (primer), gr/m3 (sekunder) = Au Gr/ton = Ag Karat/m3 tanah = intan % MD (Magnetizing degree) tanah yang digali = pasir besi
(Fe3O4 + Fe2O3)2. Khusus untuk batubara adalah :
Total moisture Kandungan abu Fixed carbon Nilai kalor
4. Eksplorasi Rinci (Detailed exploration)
12
Mengetahui kuantitas dan kualitas serta model tiga-dimensi endapan secara lebih rinci.Kegiatannya antara lain : Pemetaan geologi dan topografi dengan skala minimal = 1 : 2.000, Pemboran dan pencontohan yang dilakukan dengan jarak yang
sesuai dengan kondisi geologinya, Penampangan (logging) geofisika, dan Pengkajian geohidrologi dan geotektonik.
Tahapan Metode Jenis endapan mineralPendahuluan Citra landsat
Semua Semua Logam dasarSingenetikLogam dasar tertentuLogam dasarSemuaLogam dasar,dll.
Eksplorasi detail Pengambilan contoh sistematik dengan: pemboran inti, sumur uji atau dengan logging geofisika
Semua
Tujuan dari tahap penyelidikan adalah :Menetukan tingkat keyakinan geologi dan kelas sumber daya yang dihasilkan.1. Sumber Daya (Resources)
Bagian dari endapan mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata.
2. Cadangan (Reserves)Bagian dari sumber daya yang telah diketahuii dimensi,sebaran kuantitas, dan kualitasnya, yang pada saat pengkajian kelayakan dinyatakan layak untuk ditambang.
13
3. Keyakinan Geologi (Geological Assurance)Tingkat kepercayaan tentang keberadaan yang ditentukan oleh tingkat kerapatan titik formasi geologi yang meliputi ketebalan, kemiringan lapisan, bentuk, korelasi lapisan, sebaran, struktur, ketebalan tanah penutup, kuantitas dan kualitasnya sesuai dengan tingkay penyelidikan.
4. Kajian Kelayakan (Feasibility Study)Kajian kelayakan adalah suatu kajian rinci terhadap semua aspek yang bersifat teknis dan ekonomis dari suatu rencana proyek penambangan.
Tingkat Keyakinan Geologi Jarak pengaruh adalah jarak dimana kemenerusan dimensi dan kualitas
batubara masih dapat terjadi dengan tingkat keyakinan tertentu yang disesuaikan dengan kondisi geologi daerah penyelidikan.
Titik informasi dapat berupa singkapan, parit uji, sumur uji, dan titik pengeboran dangkal atau pun pengeboran dalam.
Penentuan titik-titik informasi disesuaikan dengan penyebaran batubara (garis penyingkapan) dan jarak pengaruh.
Kondisi Geologi Sederhana Endapan batubara umumnya tidak dipengaruhi oleh aktivitas tektonik
seperti sesar, lipatan, dan intrusi. Lapisan batubara umumnya landai, menerus secara lateral sampai ribuan
meter dan hampir tidak memiliki percabangan. Ketebalan lapisan batubara secara lateral dan kualitasnya tidak
menunjukkan variasi yang berarti.
Kondisi Geologi Moderat Endapan batubara sampai tingkat tertentu telah mengalami pengaruh
deformasi tektonik. Pada beberapa tempat, intrusi batuan beku mempengaruhi struktur lapisan
dan kualitas batubaranya. Dicirikan pula oleh kemiringan lapisan dan variasi ketebalan lateral yang
sedang. Sebaran percabangan batubara masih dapat diikuti sampai ratusan meter.V. PENAMBANGAN (EKSPLOITASI)
Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat menjelaskan tentang penambangan (Eksploitasi).A. PEMILIHAN METODE PENAMBANGAN
Dasar pemilihan metode penambangan yaitu :
1. Keuntungan terbesar yang akan diperolehPada awalnya metode penambangan didasarkan pada letak endapan terhadap permukaan (dangkal atau dalam)
14
2. Perolehan tambang yang tebaik dengan memperhatikan karakteristik daerah (alamiah,geologi,lingkungan,dll)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode penambangan :
1. Karakteristik spasial dari endapanFaktor terpenting yang akan mempengaruhi dalam pemilihan suatu daerah akan ditambang dengan tambang terbuka atau bawah tanah, laju produksi, pemilihan metode penambangan material dan lay-out tambang dan rebakan.
a. Ukuran (Dimensi : tebal dan penyebaran)b. Bentuk (Tabular, leutiular, massiv dan irregular)c. Attitude (Inklinasi dan Dip)d. Kedalaman ( Nilai : Rata-rata dan ekstrim, nisbah pengupasan SR)
2. Kondisi geologi dan hidrogeologi
Karakteristik geologi dari mineral mempengaruhi kepada pemilihan metode penambangannya (Selektif atau tidak), mineral berpengaruh kepada cara pengolahan, dan hidrologi mempengaruhi sistem drainase dan pompa yeng diperlukan.
a. Mineralogi dan petrografi (sulfide dan oksida)b. Komposisi kimia dan kualitas (bahan tambang primer dan produk
samping by product, untuk batubara : CV, TM, Ash, S)c. Struktur geologi (lipatan, patahan, diskontinu, intrusi)d. Bidang lemah (kekar ,retakan, cleavage dalam endapan bijih/cleats
dalam batubara)e. Keseragaman, alterasi, oksidasi, erosi (zona dan batas).f. Air tanah dan hidrologi.
3. Sifat-siat geoteknik (Mekanika tanah dan batuan)Sifat mekanik material endapan dan batuan sekelilingnya pada tambang terbuka berpengaruh pada pemilihan peralatan dan kestabilan lereng, dan pada tambang bawah pada kelas metode (supported, unsupported, dan caving)
a. Sifat elastic (kekuatan, modulus elastic, nisbah poison, dll)b. Perilaku elastic dan viskoelastik (flow, creep)c. Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)d. Konsolidasi, kompaksi, dan kompetensi.e. Sifat-sifat fisik lainnya (bobot isi – SG, voids, porositas, permeabilitas,
kandungan lengas – moisture content)
15
4. Konsiderasi ekonomi
Faktor ini mempengaruhi hasil, investasi, aliran kas, masa pengembalian dan keuntungan.
a. Cadangan (tonase, dan kadar/kualitas)b. Laju produksi (produksi per satuan waktu)c. Umur tambangd. Produktivitas (produksi per satuan pekerja dan waktu, misal
ton/karyawan-shift)e. Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang
cocok.5. Faktor teknologi
a. Perolehan tambang (mine recovery)b. Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih/batubara)c. Ke fleksibilitas-an metode dengan perubahan kondisid. Selektivitas metode untuk batubara dan wastee. Konsentrasi atau disperse dari pekerjaanf. Modal, pekerja, dan intensitas mekanisasi
6. Faktor lingkungana. Control bawah tanahb. Penurunan permukaan bawah tanah (subsidence)c. Control atmosfir (control kualitas, control panas dan kelembaban, serta
untuk tambang bawah tanah : ventilasi)d. Kekuatan pekerja (pelatihan, recruitment, kondisi kesehatan, dan
keselamatan pekerja, kehidupan, dan pemukikiman)B. KLASIFIKASI METODE PENAMBANGAN
Secara gais besar metode penambangan dibagi menjadi :1. Tambang terbuka (surface mining)
Segala kegiatan atau aktivitas penambangan yang dilakukan pada/dekat permukaan bumi dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan udara luar dan dipengaruhi oleh cuaca.
2. Tambang bawah tanah (underground mining)Segala kegiatan/aktivitas penambangan yang dilakukan di bawah prmiukaan bumi dan tempat kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara luar.
3. Tambang bawah air (underwater mining)Segala kegiatan penggaliannya dilakukan dibawah permukaan air atau endapan mineral berharganya terletak dibawah permukaan air.
Saat ini diperlukan klasifikasi metode penambangan yang mempunyai ciri :
16
1. Umum dapat diaplikasikan pada tambang terbuka dan bawah tanah, untuk semua komoditi tambang, batubara atau non batubara)
2. Meliputi metode yang sedang berjalan dan metode baru (novel) yang sedang dikembangkan tetapi belum dapat dibuktikan keseluruhannya.
3. Mengenali perbedaan kelas metode yang besar dan biaya relative.Kategori yang digunakan Hartman adalah :- Dapat diterima (acceptance) : tradisional atau baru- Local untuk tambnag terbuka (atau tambang bawah tanah)- Kelas dan sub kelas- Metode
Dredging Metal-non metal Aquaeous Borehole Mining Nonmetal
SolutionLeaching Metal
Room & Pillar Mining* Coal, nonmetal Stope & Pillar Mining* Metal-non metal Unsupported Shrinkage Stoping Metal-non metal Sublevel Stoping* Metal-non metalTambang Bawah Cut and fill Stoping Metal
Tanah Supported Stull Stoping Metal(Underground
Mining) Square Set stoping Metal Longwall mining* Coal Caving Sublevel Caving Metal Block Caving* Metal
Rapid EscavationNon Coal (Hard rock)
Automation, robotics All Hydraulic Mining Coal, soft rock UG Gasification Coal Underground Retorting Hydrocarbone Ocean Mining Metal Nuclear mining Non-Coal Extraterrestrial Mining Metal-non metal
17
* Menunjukkan metode paling penting dan paling sering digunakanI. Tambang terbuka (Suface mining)
1. Mekanisa. Open pit mining
Cara penambangan dimana arah penggaliannya kearah bawah sehingga membentuk cekungan/pit.
Tanah penutup (overburden)/waste akan selalu dibuang dari pit (disposal).
Diterapkan pada tambang batubara yang dengan kemiringan (dip) endapan yang besar (curam).
b. QuarryCara penambangan yang diterapkan pada mineral industi.
c. Open cast (Strip) mining
Cara penambangan I mana tanah penutup tidak dibuang ke daerah pembuangan (disposal) tetapi diangkut langsung ke daerah yang berbatasan dan telah ditambang (back mining digging method).
Ada dua jenis :
1. Area mining2. Contour miningd. Auger mining
Suatu metode untuk permukaan yang berdinding tinggi (highwall) atau outcrop recovery dari batubara dengan pemboran atau penggalian bukaan ke dalam lapisan diantara lapisan penutup.
2. Aquaeous Metode ini berhubungan dengan air atau cairan untuk memperoleh mineral dari dalam bumi, baik dengan aksi hidrolik maupun dengan serangan cairan.a. Placer mining
Cara penambangan dengan menggunakan air untuk menggali, mentransportasi, dan mengkonsentrasikan mineral-mineral berat.
1. Tambang semprot (hidraulicking)Cara penambangan dengan menggunakan semprotan air yang betekananan tinggi yang berasal dari penyemprotan yang disebut monitor atau water jet atau giant.
2. Kapal keruk (dreging)
18
Cara penambangan dengan menggunakan kapal keruk (dredge) dan digunakan padan endapan placer yang terletak dibawah permukaan air, misalnya di lepas pantai, sungai, danau atau di suatu lembah dimana tersedia banyak air.
b. Solution miningCara penambangan dimana mineral yang diperoleh dilakukan dengan dilarutkan, dicairkan atau slurrying meskipun beberapa persiapan atau eksploitasi di bawah tanah, tetapi hamper semua operasi dilakukan di permukaan.
1. Borehole extractionCara penambangannya adalah air diinjeksikan melalui lubang bor ke dalam formasi mineral yang kemudian dilarutkan, dicairkan, atau sluffies, menjadi mineral berharga dan dipompakan ke permukaan melalui lubang bor.
2. LeachingLeaching adalah ekstraksi kimia metal atau mineral dari ikatan suatu cadangan bijih atau material yang telah digali atau ditambang.
II. Tambang bawah tanah (underground mining)
1. Unsupported (tanpa penyangga)Cara ini cocok untuk endapan yang kuat baik endapan bijih maupun batuan sampingnya.
a. Room and pillar miningCocok untuk endapan batubara yang :a. Cukup tebal, yaitu antara 3-6
m.b. Cleatnya tidak banyak,
sehingga tidak terlalu mudah runtuh.
c. Tidak banyak disisipi tanah liat (clay bands)
b. Stope and pillar mining
19
c. Srinkage stopingCocok untuk endapan-endapan bijih yang keadaannya sebagai berikut :a. Endapan bijih atau batuan
samping keras, tidak mudah runtuh atau clabbing.
b. Kemiringan minimum 500, tetapi akan lebih baik, bila kemiringan >600.
c. Berbentuk urat bijih (vein) dengan ketebalan antara 1-3 meter.
d. Endapan bijih mempunyai nilai tinggi.
e. Sebaiknya penyebaran kadar agak homogeny, sehingga tak diperlukan tambang bijih (selective mining).
f. Sebaiknya bukan endapan sulfide, seperti galena dan chalcopyrite.
d. Sublevel stopingCocok untuk endapan-endapan bijih yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut :a. Ketebalan urat bijih (vein) antara 1-20 meter.b. Kemiringan endapan sebaiknya 300
c. Endapan bijih dan batuan samping harus jelas dan bentuknya agak teratur, tidak retak-retak, sehingga tidak mudah terjadi dilution.
d. Penyebaran kadar bijih sebaiknya merata, karena cara ini sukar untuk melakukan tambang pilih (selective mining).
2. Supported (memakai penyangga)a. Cut and fill stoping
20
Diterapkan untuk endapan bijih yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut :a. Ketebalan antara 1-6 meter, atau endapan mendatar tetapi cukup
tebal,yaitu antara 10-15 meter.b. Mempunyai kemiringan >450 (untuk yang membetuk urat bijih).c. Batuan samping agak lunak atau kurang kompak. Endapan bijih
secara menyeluruh cukup kuat, tetapi bagian tertentu ada yang kurang kuat/kompak.
d. Endapan bijih bernilai tinggi, sehingga mining recoverynya harus tinggi.
e. Dapat dipergunakan untuk endapan-endapan bijih yang batasnya kurang teratur atau banyak barren rock diantara bijihnya
b. Stull stopingSesuai untuk endapan bijih yang memiliki ebagai berikut :a. Ketebalan antara 1-3 meter, yaitu
ketebalan yang masidapat dicapai oleh penyangga kayu (timber) sambungan.
b. Endapan bijhnya agak kuat, takperlu disangga secara langsung, tetapi batuan sampingnya mudah pecah menjadi bongkah-bongkah (slabs) sehingga perlu penyangga
c. Kemiringan kurang berpengaruh, akan tetapi kemiringan yang lebih besar akan lebih menguntungkan.
d. Endapan bjih harus memiliki nilai yang tinggi dan memerlukan perolehan tambang (mining recovery) yang tingg agar ongkos penambangannya yang tinggi masih dapat tertutup.
c. Squre set stopingDigunakan untuk endapan bijih yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
21
a. Nilai bijih sangat tinggi, sehingga dapat menutup onglos-ongkos penambangan yang sangat mahal.
b. Memilki kemiringan 450 untuk endapan yang berbentuk urat bijih.c. Ketebalan bijih minimum 3,5 meter.d. Bijih dan batuan samping lemah serta mudah runtuh sehingga
memerlukan penyanggaan yang sistematise. Endapan bijih tak perlu memiliki batas-batas yang baik atau jelas
dilihat f.
3. Caving (ambrukan)a. Longwall mining
Diterapkan untuk batubara yang:A. Ketebalannya sedang, yaitu antara 2-4 meter.B. Memilki banyak cleat, etapi tidak boleh terlalu mudah runtuh. Oleh
sebab itu penyangga harus segera dipasang di dekat medan kerja (front) penambangan.
Arah penggalian dapat advancing ataupun retreating.b. Sub level caving
Cara ini cocok untuk endapan-endapan bijih yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut :a. Endapan bijih lemah, artinya batuan itu tidak runtuh untuk
beberapa waktu dengan penyanggaan biasa, tetapi endapan ini akan segera runtuh bila penyangganya diambil.
b. Kemiringan endapan tidak begitu mudah.c. Ketebalan bijih sebaiknya >3 meter.d. Memiliki nilai endapan bijih yang tinggi atau sedang dan selective
mining tidak perlu dilakukan.e. Permukaan bumi tidak ada bangunan-bangunan yang penting
karena akan terjadi surface subsidence.
c. Block cavingCara ini sesuai untuk endapan bijih yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut :a. Endapan bijih mudah pecah
atau runtuh dan dapat dipisahkan dari block di sebelahnya.
b. Kemiringan endapan tdak menjadi soal, bila berbentuk urat bijih sebaiknya mempunyai kemoringan 650
c. Memilki cadangan yang besar dan tidak perlu benilai tinggi.
22
Ketebalan >3 meter, sedangkan tinggi vertikalnya minimal 35 meter.
d. Endapan bijih sebaiknya agak homogen, sehingga tidak diperlukan tambang bijih.
e. Endapan bijih sebaiknyatidak mudah bereaksi dengan udara, oleh sebab itu tidak cocok untuk endapan sulfide.
f. Dapat menimbulkan amblesan (surface subsidence). Oleh karena itu jangan ada bangunan penting di atas tambang.
C. PERBANDINGAN TAMBANG TERBUKA DAN BAWAH TANAH
Keuntungan tambang terbuka antra lain :1. Ongkos penambangan per ton atau per BCM bijih lebih murah karena
tidak ada penyanggaan, ventilas dan pencahayaan (illumination)2. Kondisi kerja lebih baik karena berhubungan langsung dengan udara
luar.3. Penggunaan alat-alat mekanis dengan ukuran besar dapat leluasa,
sehingga produksinya lebih besar.4. Pemakaian bahan peledak lebih efesien, leluasa dan hasilnya lebih baik,
karena :a. Adanya bidang bebas(free face) yang lebih banyak.b. Gas-gas yang dapat ditumbulkan olehpeledakan dapat dihembus
angin dengan cepat (tidak terakumulasi).
5. Perolehan tambang (mining recovery) lebih besar, karena batas endapan lebih jelas terlihat.
6. Relative lebih aman, karena bahaya yang mungkin timbul terutama akibat kelongsoran, sedangkan pada tambang bawah tanah selain kelongsoran juga disebabkan oleh adanya gas-gas beracun, kebakaran dll.
7. Pegawasan dan pengamatan mutu bijih (grade control) lebih mudah.
Kerugian tambang rebuke antara lain :1. Para pekerja akan langsung dipengaruhi langsung oleh cuaca, dimana
hujan yang lebat dan suhu yang tinggi akan mempengaruhi efesiensi kerja menurun
2. Kedalaman penggalian teratas, karena semakin dalam akan semakin banyak overburden yang harus dipindahkan.
3. Timbul masalah dalam mencari tempat pembuangan tanah penutup yang jumlahnya cukup bnyak.
4. Alat-alat mekanis letaknya tersebar.5. Pencemaran lingkungan hidup relatife lebih besar.
a. Musim hujan dapat menyebaban butir-butir tanah terlepas, tanah akan terlepas (erosi dan longsor)
b. Adanya binatang-binatang yangterganggu kelangsungan hidupnya.
23
c. Akan mnghilangkan tanah yang suburakibat penggalan (pada saat penggalian disimpan terlebih dahulu)
d. Tanah yang terbawa arus air bisa mencemari sungai (pada daerah tertentu dibuat kolam-kolam sebagai pengedapan)
e. Akibat adanya saranatransportasi akan mengakibatkan :1. Polusi udara (bising) ; disisi jalan ditanami pepohonan.2. Getaran-getaran ; dikurangi dengan peledakan beruntun.3. Adanya debu dan asap (CU)
ALAT – ALAT MUAT ( LOADING UNITS )LOADING SHOWELKelebihan
Dapat memberikan produksi lebih tinggi dibandingkan dengan back hoe (biasanya “bucket”nya lebih besar
Dapat menangani material samping Showl mempunyai kapasitas lebih
Kekurangan Kondisi oprasinya terbatas Memerlukan alat tambahan
BACK HOEKelebihan
Mampu menggali material pada berbagai kondisi
Manuver lebih baik Dapat beroprasi dengan areal kerja yang
sempitKekurangan
24
Ukraan bucket lebih kecil dibanding shovel dengan mesin yang sekelas
METODE PENGGALIAN
BACK HOEMesin diposisikan pada atas material, truk diposisikan pada lantai material galianSHOVEL
Alat dan truk diposisikan pada muka kerja (lantai material galian) yang sejajar
YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA SHOVEL & BACKHOE Ukuran Bucket (m3) Digging reach (m) Digging depth (m) Digging force (Kg/Newton) Kecepatan Swimming
(Rpm)
FRONT AND LOADERAda dua type front and loaderWheel Loader
Kelebihan Mobilitas dan
manuvernya sangat tinggi Cocok untuk loading di
stockpileKekurangan
Memerlukan Dozer untuk menurunkan OB
Memerlukan kondisi lantai kerja yang baik
Track LoaderKelebihan
Cocok untuk permukaan yang licin/tidak slip
Kekurangan Tidak ekonomis pada produksi
tinggi karena lebih banyak digunakan untuk pekerjaan konstruksi
ALAT-ALAT ANGKUT1. Dump truck (truk jungkit)2. Bulldozer3. Power scraper4. Conveyor
25
5. Cable way transportation6. Lokomotif7. Pompa atau pipa8. Tongkang9. Cage dll
BULLDOZER Ekonomis untuk radius dibawah 100 m
DUMP TRUK
Digunakan pada fragment ukuran yang besar
Baik untuk meningkatkan produksi dan menurunkan cost
TRUK TRAILER Hanya untuk material lebih ringan misalnya
batubara Dapat digunakan dijalan datar dengan
kecepatan tinggi Di Dumping langsung di hopper
CONVEYOR Volume tinggi, jarak jauh, unit cost rendah Sulit untuk dipindah-pindahkan Memerlukan ongkos investasi yang besar Dapat menghandle material dengan grade
sama Lebih aman dibandingkan truck Dampak polusi lingkungan lebih rendah
GARADER
Perbaikan jalan/meratakan jalan secara terus menerus untuk mengurangi rolling resistance
Frekuensi perataan/grading tergantung pada standar konstruksi kepadatan lalu lintas serta beban kendaraan.Frekuensi grader dapat terjadi 1 kali se jam atau dalam shift, rata-rata 1 kali dalam 2,5 jam
COMPAQTOR
26
Penimbunan jalan kadang diperlukan untuk menambah daya dukung tanah, bias berupa tanah atau perkerasan
Material timbunan ini harus dipadatkan agar daya dukung meningkat sesuai dengan desain . Tanpa pemadatan, usaha tersebut akan sia-sia.
Tipe compactor Static Vibrator (tenaga pemadatan lebih besar)
Tipe drum compactoro Smooth (tipe material : granular atau
clay)o Padfoot/sheepfoot (tipe material :
clay/silt)WATER SPRIYING
Digunakan untuk menjaga permukaan jalan agar tetap lembab (tidak basah), sehingga mengurangiadanya debu, mengurangi gangguan jarak pandang dan memlihara permukaan tnah agar tetap lpadat
Jumlah keperluan air tergantung pada : Type material permukaan jalan Kelembapan alami Cuaca Kepadatan lalu lintas
Jumlah Water Spraying dihitung berdasarkan cycle time truck, pengisian tank dan penyemprotan pompa
PELEDAKANA. Bahan Peledak
Suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran berbentuk padat, cair, atau campurannya yang apabila diberi aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal akan mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat cepat dan hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebih stabil.
B. Klasifikasi peledakan
27
BAHAN PELEDAKMEKANIK NIKLIR
KIMIA
BAHAN PELEDAK KUAT
(HIGH EXPLOSIVE)
BAHAN PELEDAK LEMAH
(LOW EKSPLOSIVE)
ASLI SECARA MOLEKULER
BLASTING AGENT NON-PERMISSIBLE
Bahan Peledak industri adalah bahan peledak yang dirancang dan dibuat khusus untuk keperluan industri, misalnya industri pertambangan, sipl, dan industri lainnya, dilua keperluan militer
a. Bujur sangkar/squreb. Persegi panjang/Rectangularc. Zig-zag/selang-seling/Staggered
2. Pola peledakana. Box cutb. V-cut
GEOMETRI PELEDAKAN1. Burden (B)
Jarak dari lubang bor terhadap bidang bebas (freeface) yang terdekat dan relative tegak lurus free face.Burden merupakan variable yang sangat penting dalam mendisain peledakan
2. Spasing (S)Jarak antara lobang bor sejajar dengan bidang bebas atau dalam satu baris (row)
3. Sub Drilling (J)
28
BAHAN PELEDAK
BAHAN PELEDAK KUAT
AGEN PELEDAKAN
BAHAN PELEDAK KHUSUS
PENGGANTI BAHAN PELEDAK
Tambahan kedalaman dari lubang bor dibawah rencana lantai jenjang (bench), berfungsi untuk menghindari tonjolan pada lantai (toe), dan merapikan dasar lantai untuk pemboran berikutnya
4. Stemming (T)Material penutup didalam lubang bor, berfungsi unutk mengurung gas ledakan.
5. Kedalaman lubang ledak (L) tinggi jenjang (H)Kedalaman lubang bor atau lubang ledak dipengaruhi oleh tinggi jenjang. Ketinggian jenjang disesuaikan dengan kemampuan alat bor dan diameter lubang
6. Power colom (PC)Panjang lubang isian pada lubang ledak yang akan diisi bahan peledak.
PERLENGKAPAN DAN PERALATAN PELEDAKAN1. Perlengkapan peledakan
a. DetonatorAlat pemicu awal yang menimbulkan inisiasi dalam bentuk letupan (ledakan kecil) sebagai bentuk aksi yang memberikan efek kejut terhadap bahan peledak peka detonator atau primer
b. Sumbu api(safety fuse) Alat berupa sumbu yang fungsinya merambatkan api dengan kecepatan tetap. Perambatan api tersebut dapat menyiakan ramuan pembakar (ignition mixture) di dalam detonator biasa, sehingga dapat meledakan isian primer dan isian dasarnya .
c. Sumbu ledak (detonating cord)Berbagai nama untuk sumbu ledak yang dikenal di lapangan antara lain detonating cord, detonating fuse, atau cordtex.
Sumbu ledak adalah sumbu yang pada bagian intinya terdapat bahan peledak PETN, yaitu salah satu jenis bahan peledak kuat dengan kecepatan rambat sekitar 6000 – 7000 m/s.
d. Penyambung (connector)Perlengkapan yang diperlukan untuk menghubungkan kawat listrik atau sumbu peledakan antar lubang ledak. Tujuannya antara lain : Sekedar menyambung leg wire antar lubang memakai kawat penyambung
pada peledakan dengan detonator listrik . Menyambung sumbu nonel antar lubang dan sekaligus mengeset waktu
tunda permukaan (surface atau trunkline delay) Menyambung sumbu ledak antar lubang dan sekaligus mengeset waktu
tunda permukaan. Menyambung sumbu api pada lubang pada peledakan dengan detonator
biasa.
29
e. Primer dan Booster Primer adalah suatu istilah yang diberikan pada bahan peledak peka detonator, yaitu bahan peledak berbentuk cartridge berupa pasta atau keras, yang sudah dipasang detonator yang diletakan di dalam kolom lubang ledak. Terdapat tiga lubang atau titik untuk meletakan primer di dalam kolom lubang ledak, yaitu :
Bagian dasar bahan peledak dalam kolom lubang ledak, disebut bottom priming
Bagian tengah bahan peledak dalam kolom lubang ledak, disebut deck atau middle priming,
Bagian atas bahan peledak dalam kolom lubang ledak, disebut top atau collar priming,
Booster didefinisikan sebagai bahan peka detonator yang dimasukan ke dalam kolom lubang ledak berfungsi sebagai penguat energi ledak.
2. Peralatan Peledakan a. Blasting Machine, sebagai energi penghantar listrik menuju detonator listrik b. Blastometer (BOM), alat pengukur kawat listrik untuk keperluan peledakan
dan tidak disarankan untuk keperluan lain.c. Pengukuran kebocoran arus, adanya kebocoran arus dapat terjadi akibat ada
nya kawat yang tidak terisolasi, misalnya pada sambungan, yang kontak dengan air, tanah basah atau batuan konduktif. Kontak tersebut dapat menghentikan arus menuju deronator, sehingga detonator tidak meledak dan dapat menyebabkan gagal ledak.
d. Multimeter peledakan, disebut juga Blasting Multimeter adalah instrument penguji yang sekaligus dapat mengukur tahanan, voltage, dan arus.
e. Tamper, stik pemadat stemming (kayu).f. Sirine, sebagai aba-aba peledakan.g. Shelter, sebagai tempat berlindung blaster .h. Kawat antara (lead wire), berfungsi sebagai penghubung rangkaian
peledakan dengan alat pemicu ledak listrik ( Blasting Machine).
A. Pengolahan Bahan Galian Pengolahan bahan galian (mineral processing, mineral dressing, mineral beneficiation) adalah proses atau operasi dimana bahan galian diolah sedemikian rupa dengan mempergunakan sifat fisika/kimianya sehingga menghasilkan produkta yang dapat dijual dan produkta yang tidak berharga dengan tidak mengubah sifat fisik/kimia bahan galian yang bersangkutan.
Khusus untuk batu bara yang sering dipakai adalah istilah preparasi batu bara (coal preparation) dan pencucian batu bara (coal washing).
Keuntungan pengolahan bahan galian:
30
1. Mengurangi ongkos pengangkutan.2. Mengurangi kehilangan logam berharga pada saat peleburan.3. Mengurangi ongkos peleburan. 4. Pemisahan secara fisik jauh lebih menguntungkan dari pada proses
pemisahan secara kimia. Hasil pengolahan bahan galian : 1. Konsentrat, hasil pengolahan bahan galian yang mempunyai kadar
mineral berharga paling tinggi.2. Tailing, hasil pengolahan bahan galian yang mempunyai kadar mineral
berharga paling rendah. 3. Midling, hasil pemgolahan bahan galain yang mempunyai kadar mineral
berharganya diantara konsentrat dan tailing.
Tahap-tahap utama dalam pengolahan bahan galian :1. Kominusi (Reduksi ukuran)
Pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses PBG, dengan tujuan:
a. Membebaskan/meliberasi mineral berharga dari material pengotornya.
b. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan proses berikutnya.
c. Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat lain, misalnya reagen flotasi.Terdiri dari:
a. Crushing (peremukan), proses reduksi ukuran dari bahan galian/ bijih yang langsung dari tambang dan berukuran besar-besar (diameter sekitar 100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai 2,5 cm. Alat : Jaw crusher, roll crusher
b. Grinding (pengerusan/penghalusan), proses lanjutan penecilan ukuran dari yang sudah berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih halus. Alat : Ball mill, Rod mill.
2. Sizing (Pemisahan berdasarkan ukuran)a. Screening (pengayakan) dan sieving (penyaringan), proses pemisahan
berdasarkan perbedaan ukuran partikel.Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri, Penyarigan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium. Alat : Vibrating sieve, Vibrating screen.
Hasil : - Oversize : ukuran lebih besar dari pada uuran lubang-lubang ayakan.- Undersize : ukuran lebih kecil dari pada ukuran lubang-lubang
ayakan.
b. Klasifikasi (classification), proses pemisahan partikel berdasarkan
31
kecepatan pengendapan dalam suatu media (udara / air). Alat : classifier.Hasil :- Overflow : produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di
bagian atas. - Underflow : produk yang berukuran besar/kasar (sand) mengalir di
bagian bawah (dasar).
4. Proses Konsentrasi a. Sorting (pemilihan), pemisahan dilakukan dengan tangan
(manual) b. Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration), pemisahan
mineral berdasarkan berat jenis dalam suatu media fluida, jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan mineral-mineral yang ada. Alat : Jig, shaking table, humprey spiral, sluice box.
c. konsentrasi dengan media berat (dense/heavy medium separation),bertujuan untuk memisahkan mineral-mineral berharga yang lebih berat dari pengotornya yang terdiri atas mineral-mineral ringan dengan menggunakan medium pemisah yang berat jenisnya lebih besar dari ais .alat : drum separator,cone separator.
Hasil:-endapan (sink),terdiri dari mineral-mineral berharga yang berat.-Apungan (float),terdiri dari mineral-mineral pengotor yang ringan.
d. konsentrasi elektrostatik (electrostatic conterncation).proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat konduktor (mudah menghantarkan arus litrik) dan non-konduktor (nir konduktor) dari mineral,alat: Elektrostatik separator
e. konsentrasi magnetic (magnetic Concerntration),proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat kemagnetan (magnetic suscepbility) yang dimilki mineral.
Sifat kemagnetan :-ferromagnetic(sangat kuat) : magnetit (Fe3O4)-paramagnetic ( sedang) : hamatit (Fe2O3)-diamagnetic(tidak ada) : Kwarsa (SiO2)Alat : magnetic separator
32
Hasil :-konsentrat, mineral-mineral magnetic-tailing,mineral-mineral non-magnetik
f. flotasi,proses konsentrasi berdasarkan sifat “senang terhadap udara” atau takut terhadap air” (hydrophobic).
Hasil :-konsentyra,mineral-mineral yang ikut terapung dengan gelembung- gelembung udara.-midling,mineral-mineral apungan yang masih mengandung banyak-banyak mineral pengotor.Tailing, yang tenggelam terdiri dari mineral-minerla pengotor
Reagen yang digunakan dalam proises flotasi :-pembuih (frother),berfungsi sebagai penstabil gelembung udara(MIBC/methyl isobuthyl carbinol,terpentin dll)-kolektor/pengumpul (collector),bisa mengubah sifat mineral yang semula suka air menjadi suka udara(xanthate,thiocarbonilid,asam oleic dll)-penekan/pencegah (defresent),berguna untuk mencegah agar mineral pengotor tidak menempel pada udara dan iut terapung(ZnSO4)-pengatur keasaman (pH regulator),berfungsi untuk mengatur tingkat keasaman proses flotasi(HCl,NH4NO3,dll)
Alat : mechanical dan pneumatic flotation
4.Dewatering (pengurangan kadar air)Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada konsentrat yang dsiperoleh engan proses basah ,misalnya proses kinsentratsi gravitasi dan flotasi.
a. Pengentalan/pemekatan (Thickening),konsentrat yang berupa limpur kedalam bejana bulat.
Alat : Thickener
Hasil :-underflow,bagian yang pekat mengendap kebawah.-overflow,bagian yang encer atau airnya mengalir dibagian atas.
b. Penapisan/pengawa-aliran(Filtration),bagian yangpekat dari pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai dengan pengisapan ,sehingga jumlah air yang terisap akan banyak.
Alat : vacuum (suction) filters dan pressure filters
33
c. Pengeringan (drying),proses membuangseluruh kandungan air dari padatan yang berasal dari konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/evaporation).
Alat : Heart type drying,shaft drier, film type drier,spray
5.material handling(penanganan material )a. Dry solids handling (penanganan material padat kering),bila bahan galian
hasil penambanagan di tumpuk mnaka sekelilingnya harus dilengkapi saluran penyaliran tetapi bila konsentrat maka disimpan dalam gudang yang tertutup.
b. Slurry handling (penanganan slurry),bila limpur sudah mengandung mineral berjarga dengan kadar tinggi ,maka dapat segera dimasukkan kedalm thickener ,tetapi jika agak kotor dip roses dengan alat khusus yang sesuai.
c. Tailing disposal (penanganan / pembuanagan tailing),paling sulit penanaganananya karena :-jumlahnya sangat banyak,70-90% dari material yang ditanbang.-kadang-kadang mengandung bahan berbahaya dan beracun.-sulit mencarikan lahan yang cocok untuk penimbunan / tak dapat segera di timbun,sehingga harus di buatkan kolam pengendap.
B.METALLURGIMetallurgi adalah ilmu yang mempejari cara –cara memperoleh logam (metal) melalui proses fisika dan kimia serta mempelajari cara-cara memperbaiki sifat-sifat fisk dan kimia logam murni maupun paduannya(alloy).Metalurgi ada kelompok utama :1.metallurgi ekstraktif (Ekstractive metallurgy).2.metallurgy fisik dan ilmu bahan (physical metallurgy and material science)
Metallurgy eksrtaktif adalah ilmu yang mempelajari cara-cara pengambialan (ektraksi) logam dari bijih (ore = naturally occurring compounds) dan proses pemurniannya, sehingga sesuai denga syarat-syarat komersial.
Tujuan proses metallurgi eksraktif :1. pemisahan (separation) , pembuanagna unsure,campuran (compound) atau
material yang tidak diinginkan dari bijih(sumber metal).2. pembentukan campuran (compound) formation),cara memproduksi
material yang secara struktur dsan sifat-sifat kimianyan berbeda dari bijihnya.(sumberbya).
3. Pengambilan/produksi metal,cara-cara memperoleh metal yang belum murni.
34
4. pemurnian metal (metalrefining),pembersihan metal yang belum murni(membuang unsure-unsur pengotor dari metal yang belum murni),sehimgga diperoleh metal murni.
Metallurgi eksrtaktif dibagi menjadi :1. pirometallurgi
Proses eksraksi metal dari bijih ataupun konsentrat degan jalan melebur(smelting),dilakukan proses oksidasi pada temperature tinggi sampai didapatkan crude metal ataupun metal murni.
Reaksi pirometallurgi :Material + coke + Flux + Panas Metal + Slag + Gas
2. HidrometallugiProses ekstraksi logan maupun logan radio aktif yang mendasarkan atas reaksi kimia didalam air dengan menambahkan zat pelarut.Tahapan: 1.pelarutan logam,2.pemisahan antar larutan kaya dengan yang tidak terlarut,3.pengambilan logam dari larutan kayu,4.pemurnian
3. ElektrometallurgiProses untuk mengambil metal dari crude metal dan larutan kaya (rich solution or pregnamt solution) hasil pelidian (Leaching) ata dengan melebur bijih,konsentrat,scrap,dengan ,menggunakan tenaga listrik.Macam : 1. electrolisa garam lebur,2. electrolisa aqua solution (electro Winning,Electro refining ,electro
plstting),3. electro thermic.
Perbandingan Pengolahan Bahan Galian dan Mtallurgi :Uraian PBG Metallurgi
Dasar : Sifat fisik Sifat kimia dan fisika Produk : Mineral LogamMacam Produk : Konsentrat,Midling<Tailing Logam,gas,dust,slagFase : Padat Padat,cair,gasPersiapan : Kominusi,Sizing Preparasi kimia dan