I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pestisida mencakup bahan-bahan racun yang digunakan untuk mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Penggunaan pestisida yang berlebihan dapat menimbulkan dampak ekologis yang sangat serius terhadap alam dan manusia. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwabudidaya padi dengan penggunaan insektisida secara intensif akan menurunkan fungsi parasitoid telur Anagrus nilaparvatae sebagai agen pengendali hayati dalam mengendalikan wereng batang padi cokelat (Nilaparvata lugens) (Meilin, 2012). Penggunaan insektisida yang tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada tanaman bawang merah telah meningkatkan tingkat resistensi hama larva Spodoptera sp sebagai hama utama, dan ledakan Liriomyza sp(hama sekunder), dan disisi lain telah memusnahkan berbagai hewan dan serangga predator seperti laba-laba (Aranaeus inustus, Argiope sp, Lycosa pseudoannulata dan Oxyopes javanicus) (Sulistiyono et al., 2008). Penggunaan pestisida yang berlebihan membawa dampak yang serius terhadap lingkungan, termasuk manusia. Keterlambatan perkembangan anak di usia dini, misalnya 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pestisida mencakup bahan-bahan racun yang digunakan
untuk mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
Penggunaan pestisida yang berlebihan dapat menimbulkan
dampak ekologis yang sangat serius terhadap alam dan
manusia. Beberapa hasil penelitian menunjukkan
bahwabudidaya padi dengan penggunaan insektisida secara
intensif akan menurunkan fungsi parasitoid telur Anagrus
Menyiapkan bahan-bahan, seperti pestisida yang akan
digunakan (harus terdaftar), fisiknya memenuhi syarat
(layak pakai), sesuai jenis dan keperluannya, dan
peralatan yang sesuai. Menyiapkan perlengkapan keamanan
seperti pemakaian pelindung pernafasan/masker, kaca mata,
baju pelindung, topi, sarung tangan dan sepatu kebun.
Alat-alat pelindung harus terbuat dari karet atau bahan
tahan minyak. Memeriksa alat aplikasi dan bagian-
bagiannya, untuk mengetahui apakah ada kebocoran atau
keadaan lain yang dapat mengganggu pelaksanaan aplikasi.
Mencampur pestisida sebaiknya menyiapkan ember dan
mengisi air secukupnya terlebih dahulu, kemudian tuangkan
17
pestisida sesuai dengan takaran-takaran yang dikehendaki
dan aduk hingga merata. Kemudian larutan tersebut
dimasukkan kedalam tangki dan tambahkan air secukupnya.
Mengantisipasi keracunan pestisida dengan mencatat nama
bahan aktif agar mempermudah dalam proses pengobatan
(Adriyani, 2006).
b) Saat melaksanakan aplikasi pestisida
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan
aplikasi yaitu operator/petani yang melakukan aplikasi
pestisida hendaknya telah berusia dewasa, sehat, tidak
ada bagian yang luka, dan dalam keadaan tidak lapar,
perhatikan arah angin saat mengaplikasi pestisida, tidak
boleh melakukan penyemprotan yang berlawanan dengan arah
angin karena drift pestisida dapat membalik dan mengenai
diri sendiri. Tidak boleh menyeka keringat di wajah
dengan tangan, sarung tangan, atau lengan baju yang
terkontaminasi petisida untuk menghindari pestisida masuk
ke mata atau mulut. Apabila nozzle tersumbat, jangan meniup
nozzle yang terkontaminasi langsung dengan mulut. Selama
aplikasi Pestisida, tidak diperbolehkan makan, minum,
atau merokok (Adriyani, 2006).
c) Sesudah melaksanakan aplikasi pestisida
18
Sesudah melaksanakan aplikasi pestisida, beberapa
hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah mencuci
alat-alat aplikasi dan menyimpan peralatan semprot yang
telah dicuci terpisah dari dapur, tempat makanan, kamar
mandi, dan kamar tidur serta jauhkan dari jangkauan orang
yang tidak berkepentingan (terutama anak-anak),
membersihkan diri/segera mandi dengan menggunakan sabun,
mengganti pakaian yang bersih dan menyimpan pakaian kerja
dalam kantung tersendiri, mencuci pakaian kerja secara
terpisah, menyimpan pestisida dengan menutup rapat
kemasannya dan meletakkan ditempat yang sejuk dan kering,
jauh dari bahan makanan, api dan sumber air. Wadah bekas
pestisida harus dirusak, dibakar atau dibenamkan supaya
tidak bisa digunakan lagi (Adriyani, 2006).
H. Pertolongan Terhadap Keracunan Pestisida
Ada beberapa cara yang perlu dilakukan pada
seseorang yang keracunan pastisida yaitu :
1. Pestisida tertelan
19
Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu mencari
informasi tentang jenis bahan aktif pestisida yang
tertelan. Untuk itu korban harus segera melakukan
pemuntahan. Untuk merangsang pemuntahan, kita bisa
melakukan dengan cara mengkili-kili pangkal tenggorokan
korban atau memberi minum larutan garam dapur satu senduk
makan penuh pergolas air air hangat. Pemuntahannya boleh
dilakukan jika korban berada dalam keadaan sadar. Setelah
pemuntahan berhasil dilakukan, berikan karbon aktif
(norit) dapat dibeli di apotik tanpa resep dokter.
Berikan 3 sendok makan norit yang dilarutkan dalam
segelas air. Ulangi pemberian norit sesering mungkin dan
bawa penderita sesegera mungkin ke dokter atau puskesmas.
Jika penderita tidak sadar, jangan lakukan pemuntahan.
Longgarkan pakaian dan segera bawa ke dokter. Jika
pernapasan terhenti lakukan pernapasan buatan tetapi
jangan melalui mulut, untuk menghindari masuknya racun ke
tubuh penolong (Riza dan Gayatri, 1994).
2. Kontaminasi pada kulit
Buka pakaian yang terkontaminasi dan segera mandikan
korban dengan air dan sabun. Semakin cepat korban
dimandikan, kontaminasi akan semakin berkurang. Keringkan
tubuh dengan handuk yang kering dan bersih. Bakar pakaian
20
yang terkontaminasi karena sulit untuk membersihkan
racun dengan tuntas dan usahakan mendapat pertolongan
dari dokter (Riza dan Gayatri, 1994).
3. Pestisida mengenai mata
Buka mata dan cuci dengan air mengalir selama 15
menit. Jangan gunakan boor water atau obat tetes mata
lainnya. Jika mata masih terasa sakit, segera dibawa ke
rumah sakit (Riza dan Gayatri, 1994).
4. Pestisida terhirup lewat pernapasan.
Jauhi korban dari tempat kerja, lalu tidurkan korban
di tempat berudara bersih dan segar. Kendorkan pakaian
korban agar korban bisa bernapas dengan leluasa dan jika
korban gawat segera bawa ke dokter (Riza dan Gayatri,
1994).
21
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survai. Metode survai merupakan metode
pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan lisan dan
tertulis (memerlukan adanya komunikasi langsung antara
peneliti dengan subjek/responden penelitian untuk
memperoleh data yang diperlukan). Pengumpulan data
dilakukan melalui wawancara menggunakan kuisioner.
B. Rancangan Penelitian
1. Rancangan Pengambilan Sampel
Kecamatan Kupang Timur merupakan daerah yang dipilih
sebagai lokasi penelitian. Pengambilan sampel dilakukan
secara sengaja dengan menentukan tiga lokasi yaitu
Kelurahan Merdeka, Desa Oesao, dan Desa Pukdale.
Selanjutnya dilakukan pengambilan petani sampel dengan
menggunakan teknik pengambilan sampel bola salju (Snow-ball
sampling method) dengan jumlah populasi sampel sebanyak 30
orang petani. Dalam pelaksanan pengambilan sampel mula-
mula dicari/ditentukan satu orang petani untuk
22
diwawancarai mengenai pola aplikasi pestisida, lalu
dicari informasi dari sampel pertama untuk menunjukkan
petani lain yang bisa dijadikan sampel berikutnya dan
seterusnya sehingga didapatkan tiap desa 10 petani
sampel. Untuk mengetahui penyimpangan yang dilakukan oleh
petani, maka perlu dilakukan wawancara pembanding
mengenai pola aplikasi pestisida kepada para penyuluh
pertanian atau tokoh masyarakat.
2. Rancangan Peubah Penelitian
Peubah penalitian yang amati adalah sebagai berikut:
No Variabel Indikator
1 Jenis dan dosis
pestisida
a. Jenis pestisida berdasarkan
jenis OPT
b. Formulasi pestida
c. Selektivitas pestisida
d. Dosis pestisida,
konsentrasi dan volume
semprot
e. Bahan aktif
23
f. Nama dagang
2 Waktu dan
frekuensi
aplikasi
pestisida
a. Kapan pestisida diaplikasi
b. Frekuensi penggunaan
pestisida
c. Kapan terakhir kali
pestisida diaplikasi
d. Waktu penyemprotan
pestisida (pagi, siang,
soreh hari), waktu aplikasi
disesuaikan dengan waktu
rentan OPT sasaran.
e. Campuran beberapa pestisida
dan bahan lainnya.
3 Alat aplikasi
pestisida
a. Jenis alat aplikasi
pestisida
b. Daya tampung atau kapasitas
alat aplikasi
4 Penanganan
pestisida sebelum
aplikasi.
a. Dicampur atau ditaburkan
b. Cara mencampur
c. Pelindung yang digunakan
(sarung tangan, pelindung
24
mata, sepatu bot, masker,
penutup kepala, pakaian
pelindung)
Saat aplikasia. Keadaan kondisi tubuh
b. Melakukan makan dan merokok
c. Apa saja pelindung yang
digunakan.
Setelah aplikasia. Penyimpanan pestisida
b. Pengelolaan alat-alat
aplikasi
c. Pengelolaan limbah
pestisida
5 Pengetahuan
Petani
a. Pendapat mengenai pestisida
menurut petani
b. Dampak negatif dan positif
dari penggunaan pestisida
C. Pelaksanaan Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan dilakukan pada
pertanaman padi di Kelurahan Merdeka, Desa Oesao, dan
25
Desa Pukdale Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang pada
bulan September sampai November 2014.
2. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
Alat tulis menulis berfungsi untuk mencatat hasil
wawancara, kamera berfungsi untuk dokumentasi kegiatan,
alat perekam berfungsi sebagai alat antisipasi dalam
berwawancara, kuisioner berfungsi sebagai panduan untuk
mencari informasi lebih jelas, dan gelas ukur yang
berfungsi untuk mengetahui volume semprot tiap tutup
botol pestisida.
3. Prosedur pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan prosedur sebagai
berikut:
a) Melakukan wawancara mengenai pola aplikasi pestisida
pada tanaman padi dengan menggunakan daftar
pertanyaan.
b) Melakukan pengamatan tentang bagaimana pola aplikasi
pestisida
26
c) Mendokumentasi kegiatan pola aplikasi pestisida yang
sedang dilakukan.
D. Metode Analisis Data
Data hasil wawancara yang diperoleh ditabulasi dan
disajikan dalam bentuk ringkasan tabel dan foto, kemudian
dideskripsikan. Analisis deskriptif adalah berisi
penyimpangan aplikasi yang dilakukan petani padi sawah.
Menurut Widinugraheni et al(2000), besarnya penyimpangan
dikategorikan berdasarkan nilai persentase penyimpangan
dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika persentase penyimpangan lebih besar dari 50%
dikategorikan berat
2. Jika persentase penyimpangan 25-50% dikategorikan
sedang
3. Jika persentase penyimpangan lebih kecil dari 25%
dikategorikan ringan
27
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, R,. 2006. Usaha Pengendalian PencemaranLingkungan Akibat Penggunaan Pestisida Pertanian.Jurnal Kesehata Lingkungan, 3(7) : 95-106
Arifin M., dan Agus Iqbal. 1993. Arah, strategi, danprogram penelitian biodiversitas daninteraksi komponenekosistem pertanian tanaman pangan sebagai unsur dasarpengelolaan hama secara alamiah. Seminar Hama Tanaman, 4-7 Maret 1993 di Sukarami.Pusat Penelitian danPengembangan Tanaman Pangan. Balai penelitian TanamanPangan Sukarami
BPS Kabupaten Kupang. Kupang Timur Dalam Angka 2013. NusaTenggara Timur
Ditjenbun .2014.http://ditjenbun.pertanian.go.id/bbpptpambon/berita-251 mengatasi resistensi-hama-terhadap-pestisida-.html .Diakses: 2 juli 2014
Djojosumarto, P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. Agromedia,Jakarta.
Enny S Purwukir dan Joko. 2002. Hubungan antaraPenggunaan Pestisida dan Dampak Kesehatan. Studi Kasus diDataran Tinggi Sumatra. Jurnal Manusia dan Lingkungan,9(3):126-136
Girsang, W. 2009. Dampak Negatif Penggunaan Pestisida.http://usitani.wordpress.com/2009/02/26/dampak-negatif-penggunaan-pestisida/. Diakses: 1 Mei 2014
Hidayat Natawigena dan G. Satari.1981. KecenderunganPenggunaan Pupuk dan Pestisida dalam IntensifikasiPertanian dan Dampak Potensialnya TerhadapLingkungan. Seminar terbatas 19 Maret 1981 LembagaEkologi Unpad Bandung.
Martono.2010.Risiko Kesehatan Akibat Pemakaian PestisidaKimia Di Tingkat Rumah Tangga di Kabupaten Badungdan Ubud Propinsi Bali.Puslitbang Ekologi dan StatusKesehatanBadan Penelitian dan PengembanganKesehatan.
Nahas, A.E. 2013.Perilaku Petani Sayuran dalam PenggunaanPestisida Kimiawi (Studi Kasus di Desa Mata Air danKelurahan Tarus, Kecamatan Kupang Tengah, KabupatenKupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. (Tesis).Program Studi Ilmu Lingkungan, Pasca SarjanaUniversitas Nusa Cendana Kupang.
Nikada.2012. Racun pada Pestisida. http://fkthl-tbpp-bireuen.blogspot.com/2012/04/kita-kok-selalu-makan-racun.html.Departemen Pertanian Kabupaten Bireuen.Diakses:5 Maret 2014.
Pohan N. 2004. Pestisida danPencemarannya.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1367/1/tkimia-nurhasmawaty7.pdf. Diakses: 12 Mei 2014
Pratiwi, W,. 2013. Manajemen PencemaranTanah .http://wiwipratiwiwiwi.blogspot.com/2013/02/manajemen-pencemaran-tanah.html. Diakses: 2 Mei 2014.
Parjons.2011. Kaitan antara Formulasi Teknik Aplikasi danAlat Aplikasi Pestisida.http://pardjons.staff.uns.ac.id/2011/10/30/kaitan-antara-formulasi-tekhnik-aplikasi-dan-alat-aplikasi-pestisida/. Diakses: 5 Maret 2014.
Riza dan Gayatri, 1994.Residu Pestisida dan Alternatifnya.Pesticide Action Network (PAN). Jakarta
Sudarmo. 1992. Teknik Aplikasi Pestisida. Gadjah Mada UniversityPress, Yogyakarta.
Soejitno, J. ean Edi S. 1993. Arah dan strategipenelitian ambang ekonomi hama tanaman pangan.Seminar Hama Tanaman, 4-7 Maret 1993 di Sukarami. PusatPenelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.Balaipenelitian Tanaman Pangan Sukarami.
Setyobudi, B., Onny Setiani, Nur Endah W. 2013. HubunganPeparan Pestisida Pada Masa Kehamilan DenganKejadian Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) diKecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.Jurnal KesehatanLingkungan Indonesia, 2(1):10-20.
Sulistiyono, L., Rudi C. Tarumingkeng, Bunasor Sanim,Dadang. 2008. Pengetahuan Sikap dan Tindakan PetaniBawang Merah Dalam Penggunaan Pestisida (Studi Kasus
di Kabupaten Nganjuk Provinsi Jawa Timur).JurnalAgroland,15(1): 12-17.
Widinugraheni S., E. B. Widayanto, Titik Sri Harini, IWayan Mudita. 2000. Tinjauan Penerapan Pestisidaoleh Petani Sayuran Di Desa Tarus dan Oesao. LaporanPenelitian Faperta Undana. Kupang
Wudianto, R. 2008. Petunjuk Penggunaaan Pestisida, EdisiRevisi. Penerbit Penebar, Surabaya.
Widiyastuti dan Puji, 2009. Faktor-Faktor Risiko IbuHamilYang Berhubungan Dengan Kejadian BBLR (Studi KasusDi Wilayah Kerja Puskesmas Ampel I Boyolali Tahun2008). (Tesis) Universitas Negeri Semarang.
Yuantari, C, Budi Widarko, Henna Rya Sunoko. 2013.Tingkat Pengetahuan Petani Dalam MenggunakanPestisida. Studi Kasus di Desa Curut KecamatanPenawangan Kabupaten Grobogan. Universitas DianNuswantoro. Semarang.