Top Banner
PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM AL - FALAH KOTA JAMBI SKRIPSI PUTRIE PRIHATININGTYAS TP.161556 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020
138

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Nov 18, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIDANG STUDI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SISWA

KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

ISLAM AL - FALAH KOTA JAMBI

SKRIPSI

PUTRIE PRIHATININGTYAS

TP.161556

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA

SAIFUDDIN JAMBI

2020

Page 2: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

ii

KEMENTERIAN AGAMA RI

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No.

Revisi Tgl. Revisi

Halaman

In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2020 R-0 - 1 dari 2

Hal : Nota Dinas

Lampiran : -

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

di

Tempat

Assalamu’alaikum wr.wb.

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta

mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat

bahwa skripsi saudari;

Nama : Putrie Prihatiningtyas

NIM : TP. 161556

Judul Skripsi : Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk

Peningkatan Hasil Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama

Islam Dan Budi Pekerti Siswa Kelas VIII Di Sekolah

Menengah Pertama Islam Al - Falah Kota Jambi

Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan/Program Studi Pendidikan Agama Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam

Pendidikan Agama Islam.

Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas dapat

segera dimunaqasyahkan. Atas Perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Jambi, 13 Mei 2020

Pembimbing I

Dr. Zawaqi Afdal Jamil, M.Pd.I

NIP. 19720507 199406 1001

Page 3: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

iii

KEMENTERIAN AGAMA RI

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No.

Revisi

Tgl.

Revisi

Halaman

In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2020 R-0 - 1 dari 2

Hal : Nota Dinas

Lampiran : -

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

di

Tempat

Assalamu’alaikum wr.wb.

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta

mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat

bahwa skripsi saudari;

Nama : Putrie Prihatiningtyas

NIM : TP. 161556

Judul Skripsi : Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk

Peningkatan Hasil Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama

Islam Dan Budi Pekerti Siswa Kelas VIII Di Sekolah

Menengah Pertama Islam Al - Falah Kota Jambi

Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan/Program Studi Pendidikan Agama Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam

Pendidikan Agama Islam.

Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas dapat

segera dimunaqasyahkan. Atas Perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Jambi, 13 Mei 2020

Pembimbing II

Nispi Syahbani, M.Pd.I

NIP. 19780820 201101 1005

Page 4: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

iv

KEMENTERIAN AGAMA RI

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Putrie Prihatiningtyas

NIM : TP. 161556

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk

Peningkatan Hasil Belajar Bidang Studi Pendidikan

Agama Islam Dan Budi Pekerti Siswa Kelas VIII Di

Sekolah Menengah Pertama Islam Al - Falah Kota Jambi

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai

bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Ilmu Pendidikan Islam pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

DEWAN PENGUJI

Ketua sidang, Sekretaris Sidang,

Ridwan, M.Psi Habib Muhammad, M. Ag

NIP. 197310162007011017 NIP. 196911141994011001

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Zawaqi Afdal Jamil, M.Pd.I Nispi Syahbani, M.Pd.I

NIP. 19720507 199406 1001 NIP. 19780820 201101 1005

Penguji I, Penguji II,

Dr. Yusria, M. Pd Dr. Hj. Hindun, M. Ag

NIP. 19681124 199703 2 001 NIP. 19710109 199703 2 002

Disahkan di : Jambi

Tanggal : 20 Mei 2020

Page 5: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

v

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya

sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari

hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan

norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan

hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian

tertentu, saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan dan perundang-

undangan yang berlaku.

Jambi, 20 Mei 2020

Putrie Prihatiningtyas

TP.161556

Page 6: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

vi

PERSEMBAHAN

Sujud syukur ku kusembahkan kepada-Mu ya Allah. Atas takdir-Mu saya bisa

menjadi pribadi yang berpikir, berilmu, beriman dan bersabar. Semoga

keberhasilan ini menjadi satu langkah awal untuk masa depan dalam meraih cita-

cita saya.

Dengan ini saya persembahkan karya ini untuk, Ayahanda Bambang Agus

Suprayitno dan Ibunda Tercinta Juwaenah Terima kasih atas kasih sayang yang

berlimpah dari mulai saya lahir, hingga saya sudah sebesar ini. Atas limpahan doa

yang tak berkesudahan.

Terima kasih selanjutnya untuk Suami saya Indra Utama dan adik-adik saya yang

luar biasa, dalam memberi dukungan dan doa yang tanpa henti.

Terima kasih juga buat sahabat-sahabat saya yang telah mendukung dan

menemani saya dalam situasi apapun.

Untuk semua pihak yang tidak saya sebutkan, terima kasih atas semuanya.

Semoga Tuhan senantiasa membalas setiap kebaikan kalian. Serta kehidupan

kalian semua juga dimudahkan dan diberkahi selalu oleh Allah SWT.

Saya menyadari bahwa hasil karya skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,

tetapi saya harap isinya tetap memberi manfaat sebagai ilmu dan pengetahuan

bagi para pembacanya.

Page 7: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

vii

MOTTO

“ Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ” (QS. Ar Ra’d : 11).

“ Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah

diusahakannya ” (An Najm : 39)

“ Barangsiapa yang mempelajari ilmu pengetahuan yang seharusnya yang

ditunjukan untuk mencari ridho Allah bahkan hanya untuk mendapatkan

kedudukan/kekayaan duniawi maka ia tidak akan mendapatkan baunya surge

nanti pada hari kiamat (rawayat Abu Hurairah radhiallahu anhu) ”

Page 8: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat serta

kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang mengambil

judul ”Penggunaan Model PROBLEM BASED LEARNING Untuk Peningkatan

Hasil Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Siswa

Kelas VIII Di Sekolah Menengah Pertama Islam Al-Falah Kota Jambi”.

Tujuan penulisan skripsi ini untuk memenuhi sebahagian syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) bagi mahasiswa program S-1 di

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi . Penulis menyadari bahwa skripsi

ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak,

sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa

hormat penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi semua

pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung

maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai. Tetapi berkat

kerja keras, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga semuanya masih

bisa di atasi. Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D Selaku Rektor UIN

SulthanThaha Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M.Pd Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan.

3. Bapak Mukhlis, S.Ag, M.Pd. I Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam.

4. Bapak Dr. Zawaqi Afdal Jamil, M.Pd.I. Isebagai pembimbing I yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan

penuh keikhlasan, kesabaran dan rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik.

5. Bapak Nispi Syahbani, M.Pd.I. Isebagai pembimbing II yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan

penuh keikhlasan, kesabaran dan rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik.

6. Bapak kepala Sekolah Menengah Pertama Islam Al-Falah Kota Jambi

yang telah membantu dan mengizinkan penulis untuk meniliti di sekolah.

7. Kepala Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi dan Pengelola Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan serta

karyawan yang telah membantu penulis dalam melengkapi referensi dalam

penulisan skripsi ini.

8. Kepada teman-teman sejawat dan seperjuangan yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, terkhusus kepada PAI-A. Semoga kesuksesan

senantiasa mengiringi langkah kita semua, dan juga kakak angkatan

maupun adik angkatan yang turut serta memberikan semangat dan

dukungan.

Page 9: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

ix

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

telah membantu dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

kita semua dan menjadi bahan masukan dalam dunia pendidikan.

Jambi, 20 Mei 2020

Penulis,

Putrie Prihatiningtyas TP.161556

Page 10: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................ i

Nota Dinas ....................................................................................................... ii

Pengesahan ...................................................................................................... iv

Pernyataan Orisinalitas .................................................................................. v

Persembahan ................................................................................................... vi

Motto ............................................................................................................... vii

Kata Pengantar ............................................................................................... viii

Daftar Isi ......................................................................................................... x

Daftar Tabel .................................................................................................... xii

Daftar Gambar ............................................................................................... xiv

Bab I Pendahuluan ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 7

C. Batasan Masalah................................................................................... 8

D. Rumusan Masalah ................................................................................. 8

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................... 8

Bab II Tinjauan Pustaka ................................................................................ 10

A. Kajian Teoritis....................................................................................... 10

1. Hasil Belajar .................................................................................... 10

2. Model-Model Pembelajaran ............................................................. 11

3. Fungsi Model Pembelajaran............................................................. 13

4. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ..................... 15

5. Teknis Pelaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) . 18

B. Studi Relevan ........................................................................................ 19

C. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 21

Bab III Metode Penelitian .............................................................................. 23

A. Pendekatan Penelitian ............................................................................ 23

B. Setting dan Subjek Penelitian ................................................................ 24

C. Prosedur Umum Penelitian .................................................................... 24

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................. 30

E. Teknik Analisis Data ............................................................................. 31

Page 11: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

xi

F. Kriteria Keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ........................ 34

Bab IV Temuan, Deskripsi Data, Hasil, dan Pembahasan ............................ 35

A. Temuan Penelitian ................................................................................. 35

B. Deskripsi Data ....................................................................................... 36

C. Analisis Data ......................................................................................... 60

D. Interprestasi Hasil Analisis Data ............................................................ 61

E. Pembahasan .......................................................................................... 66

Bab V Penutup ................................................................................................ 68

A. Kesimpulan ........................................................................................... 68

B. Saran ..................................................................................................... 68

C. Penutup ................................................................................................. 69

Daftar Pustaka ................................................................................................ 70

Page 12: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Studi Relevan Penelitian Tindakan Kelas ...................................... 20

Tabel 2.2 Kerangka Pemikiran pada Penelitian Tindakan Kelas ................... 21

Tabel 3.1 Pedoman Persentase Rata-rata Hasil Observasi Aktifitas

Guru dan Siswa ............................................................................ 33

Tabel 3.2 Klasifikasi Persentase Nilai Kriteria Berpikir Kritis Siswa ............ 34

Tabel 4.1 Nilai Ulangan Siswa Kelas VIII .................................................... 35

Tabel 4.2 Jadwal Perencanaan (Siklus I)....................................................... 37

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dengan

Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) (Siklus I) ... 40

Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru dengan Menggunakan

Model Problem Based Learning (PBL) (Siklus I) .......................... 41

Tabel 4.5 Hasil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dengan Model

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) (Siklus I) ............... 43

Tabel 4.6 Jadwal Perencanaan (Siklus II) ..................................................... 45

Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan

Model Problem Based Learning (PBL) (Siklus II) ....................... 49

Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru dengan Menggunakan

Model Problem Based Learning (PBL) (Siklus II) ....................... 50

Tabel 4.9 Hasil Kemampuan memecahkan masalah Siswa Dengan Model

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) (Siklus II) ............ 51

Tabel 4.10 Jadwal Perencanaan Siklus III....................................................... 53

Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan

Model Problem Based Learning (PBL) (Siklus III) ....................... 57

Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru dengan Menggunakan

Model Problem Based Learning (PBL) (Siklus III) ....................... 58

Tabel 4.13 Hasil Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Dengan Model

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) (Siklus III) ............ 59

Tabel 4.14 Persentase Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model

Problem Based Learning (PBL) .................................................... 62

Tabel 4.15 Persentase Aktivitas Mengajar Guru dengan Menggunakan

Model Problem Based Learning (PBL) ......................................... 63

Page 13: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

xiii

Tabel 4.16 Persentase Kemampuan hasil belajar Siswa Kelas VIII dengan

Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) .................. 64

Tabel 4.17 Persentase Masing-Masing Indikator Kemampuan Siswa Kelas

VIII Pada Siklus I,II dan Siklus III ................................................ 65

Page 14: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ......................... 23

Gambar 4.1 Diagram Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model

Problem Based Learning (PBL) ................................................. 62

Gambar 4.2 Diagram Aktivitas Belajar Siswa Dengan Menggunakan

Model Problem Based Learning (PBL) ...................................... 63

Gambar 4.3 Diagram Hasil Test Kemampuan Siswa Dengan Menggunakan

Model Problem Based Learning (PBL) ...................................... 64

Gambar 4.4 Diagram Indikator Tes Kemampuan Siswa ................................ 65

Page 15: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor penting dalam menciptakan kondisi

suatu negara, karena pendidikan memiliki andil yang besar terhadap kemajuan

bangsa baik secara ekonomi maupun sosial. Hal ini sesuai dengan UU No.20

Tahun 2003 pasal 1 tentang sistem pendidikan nasional, isinya yaitu

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

(Anonim, 2014: 3).

Pendidikan sebagai suatu proses yang bukan hanya memberi bekal

kemampuan intelektual dalam membaca, menulis, dan berhitung saja

melainkan juga sebagai proses mengembangkan kemampuan peserta didik

secara optimal dalam aspek intelektual, sosial, dan personal (Taufiq, 2014: 5).

Pendidikan adalah proses meningkatkan kualitas manusia baik dari segi

pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan mengikuti prosedur tertentu agar

dapat bermanfaat bagi dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Jadi

pendidikan tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual saja namun

juga bagaimana mengimplementasikannya dalam kehidupan bermasyarakat

dengan menanamkan nilai nilai moral. Pendidikan merupakan proses interaksi

antara peserta didik dan tenaga pendidik dalam kegiatan pembelajaran.

Tujuan pendidikan nasional menurut UndangUndang No. 20 Tahun

2003/ pasal 3 menyebutkan bahwa “Untuk berkembangnya potensi peserta

didik agarmenjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga Negara yang berdemokratis serta bertanggungjawab”. Dari

penjelasan tersebut aspek aektif dan psikomotorik juga menjadi prioritas

dalam tujuan pendidikan nasional bukan hanya aspek kognitif. Jadi pendidikan

Page 16: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

2

nasional juga bertujuan menyeimbangkan hasil belajar peserta didik di sekolah

dengan perilakunya.

Proses pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru memegang peranan

yang menentukan untuk mengembangkan potensi anak, maka pada akhirnya

tergantung pada guru dalam memanfaatkan kemampuan yang ada. Dalam hal

ini guru mempunyai peranan sebagai fasilitator, motivator, dan pemberi

inspirasi bagi peserta didik agar mencapai tujuan yang diharapkan (Mulyasa,

2007: 53).

Semua hal tersebut sangat menentukan terhadap keberhasilan siswa

dalam mencapai tujuan dengan adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil

dari pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan kegiatan interaksi antara

guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi

edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Prayitno, 2009: 45).

Guru sebagai tenaga pendidik berperan penting dalam memberikan

pengetahuan kepada peserta didik sehingga memiliki penguasaan pengetahuan

dan keterampilan hidup yang dibutuhkan dalam menghadapi kehidupan nyata.

Guru memiliki kewajiban untuk melahirkan generasi muda yang berkualitas

baik dari segi intelektual maupun dari segi moralnya. Hal ini dapat dilakukan

dengan menciptakan pembelajaran yang efektif. Dalam kegiatan pembelajaran

terjadi interaksi antara dengan siswa, interaksi guru dengan siswa, maupun

interaksi siswa dengan sumber belajar.

Namun pada kenyataannya proses pembelajaran yang dilakukan guru

masih belum berjalan secara maksimal khususnya pada mata pelajaran

pendidikan agama islam. Salah satu penyebabnya adalah cara guru mengajar

yang masih konvensional dengan ceramah, menjelaskan materi di depan kelas,

dan melakukan tanya jawab dengan peserta didik yang bisa atau aktif didalam

kelas. Hal ini membuat proses pembelajaran didominasi oleh guru dan

beberapa peserta didik saja. Sedangkan bagi peserta didik yang pasif, tidak

memiliki banyak peran dalam proses pembelajaran. Metode ceramah yang

digunakan guru dalam menyampaikan materi dapat membuat pembelajaran

menjadi membosankan. Peserta didik kurang diberi kesempatan untuk

menyusun pengetahuannya sendiri dalam proses pembelajaran. Keadaan

Page 17: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

3

tersebut membuat peserta didik berpikir bahwa apa yang mereka pelajari di

kelas tidak bermakna bagi kehidupannya kelas. Hal ini berdampak pada minat

belajar anak yang berkurang pada pelajaran Pendidikan Agama Islam. Selain

itu, karena kurangnya peran peserta didik dalam pembelajaran akan membuat

peserta didik pasif, jenuh, dan bosan.

Sering dijumpai masalah pada siswa, ketika berlangsung proses

pembelajaran siswa yang bersifat pasif diminta menelan saja hal-hal yang

disampaikan oleh guru. Kegiatan sistem tuang dapat menyebabkan terjadinya

pengerdilan potensi anak, padahal setiap anak lahir dengan potensi yang luar

biasa (Widowati, 2012: 9). Disini siswa banyak mengalami problem antara

lain, malas karena apa yang dikatakan tidak puas. Ngantuk karena suasananya

kurang hidup. Para siswa jarang mengajukan pertanyaan, walaupun guru

sering meminta siswa agar siswa bertanya jika ada hal yang belum tau atau

kurang paham untuk berbicara. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

semestinya memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi aktif.

Guru hendaknya dapat mengembangkan proses pembelajaran aktif sehingga

partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat. Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa, siswa tidak

hanya mampu ahli menghafal melainkan aktif dalam pembelajaran. Materi

Pendidikan Agama Islam pada dasarnya berupa fakta, konsep, prinsip, dan

teori (Lufri, 2007: 17).

Salah satu cara yang dapat membuat peserta didik aktif dalam proses

pembelajaran adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang bervariasi

(Riswati, Alpusari, Marhadi, 2018). Setelah penulis melakukan observasi

lapangan di SMP Islam Al-Falah Kota Jambi, terlihat bahwa guru bidang studi

Pendidikan Agama Islam mengajar sudah menggunakan metode pembelajaran

ceramah, tetapi penggunaan model Problem Based Learning (PBL) ini belum

pernah digunakan terutama di kelas VIII. Sejauh ini, dari pengamatan dan

hasil wawancara penulis, guru cenderung menggunakan metode teacher

center. Siswa juga kurang aktif dan cendrung pasif, setiap diberi pertanyaan

tidak satupun siswa berani menjawabnya. Demikian juga, setiap diberi

kesempatan bertanya tidak satupun siswa yang berani untuk bertanya dan mau

Page 18: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

4

menunjukkan kemampuan untuk menunjukkan ide atau gagasan dan siswa

lebih cendrung menghafal materi dalam proses pembelajaran khususnya pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VIII semester genap. Untuk

memupuk kreativitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam,

terutama menyangkut kemampuan cara berpikir siswa, maka perlu suatu

metode pembelajaran yang mendorong siswa menjadi pemikir yang baik, yang

mampu memberikan banyak alternatif jawaban terhadap suatu permasalahan.

Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VIII di SMP

Islam Al-Falah Kota Jambi khususnya pada pokok bahasan materi Puasa guru

lebih berorientasi kepada teacher center. Sehingga siswa-siswi kelas VIII di

SMP Islam Al-Falah Kota Jambi kurang aktif dan tidak kritis dalam

menanggapi suatu pembelajaran. Kondisi seperti itu tidak akan meningkatkan

kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

dan tidak melatih siswa untuk berpikir secara kritis pada materi Puasa.

Akibatnya nilai akhir yang dicapai siswa tidak seperti yang diharapkan.

Berdasarkan nilai ulangan dari buku nilai guru, siswa kelas VIII nilai hasil

belajarnya masih tergolong rendah, dari data yang diperoleh peneliti di

sekolah tersebut hasil belajar siswa pada materi Puasa yang belum tuntas 18

orang atau 64,28% siswa mendapatkan nilai dibawah standar ketuntasan batas

minimum (KBM), dan 10 orang atau 35,71% diantaranya memperoleh nilai

diatas standar ketuntasan batas minimum (KBM). Rata-rata nilai ulangan

harian Pendidikan Agama Islam siswa yang didapatkan sebesar 59,65

sedangkan standar ketuntasan yang telah ditetapkan sekolah adalah 75.

Terlihat jelas bahwa rendahnya hasil belajar mayoritas siswa pada materi

tersebut perlu ditingkatkan. Dengan meningkatkan kemampuan berpikir kritis

siswa dalam menanggapai persoalan maka akan meningkat juga hasil belajar

siswa.

Untuk memecahkan masalah tersebut, penerapan pembelajaran dan

penggunaan model pembelajaran yang tepat sangat perlu diperhatikan guna

membantu mengetahui pemahaman peserta didik terhadap apa yang

disampaikan oleh guru. Strategi dalam penelitian tindakan kelas mempunyai

tujuan tertentu yaitu untuk meningkatkan atau memperbaiki mutu dan kualitas

Page 19: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

5

pada proses pembelajaran di kelas. Dengan tujuan tersebut, maka diperlukan

suatu model pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan-permasalahan

yang dihadapi di kelas. Peneliti dan guru dalam melakukan refleksi terhadap

permasalahan yang terjadi di kelas telah sepakat untuk menggunakan salah

satu model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau

pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang berfokus

kepada peserta didik atau student centre. Model pembelajaran berbasis

masalah tersebut berciri khas kan mengenai masalah-masalah pada kehidupan

nyata dan merupakan pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas

penyelidikan dalam memecahkan masalah tersebut. Dalam hal ini diharapkan,

siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya karena ia akan

memperoleh informasi dari berbagai sumber belajar mengenai materi yang

sedang dipelajari. Selain itu, model pembelajaran berbasis masalah ini

membagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok dengan permasalahan

yang berbeda-beda pada masing-masing kelompok. Pembagian kelompok juga

dilakukan secara heterogen sehingga diharapkan dapat memotivasi siswa

untuk berinteraksi dengan siswa lain walaupun bukan per groupnya,

meningkatkan partisipasi, saling membantu, dan saling bekerjasama dalam

berdiskusi memecahkan permasalahan yang mereka dapatkan serta berperan

aktif di dalam pembelajaran .

Model Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model

pembelajaran dimana penalaran yang nyata dapat diterapkan secara

komprehensif, sebab didalamnya terdapat unsur menemukan masalah dan

memecahkannya. Unsur yang terdapat di dalamnya, yaitu menemukan

permasalahan dan memecahkan masalah.

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau

pembelajaran berbasis masalah. Model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) adalah pembelajaran yang menitik beratkan kepada peserta didik

sebagai pembelajar serta terhadap permasalahan yang otentik atau relevan

yang akan dipecahkan dengan menggunakan seluruh pengetahuan yang

dimilikinya atau dari sumber-sumber lainnya (Lidnillah, 2013). Penerapan

Page 20: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

6

model Problem Based Learning (PBL) dengan media konkret dapat menjadi

upaya dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam. Hal ini

karena model Problem Based Learning (PBL) memunculkan masalah sebagai

langkah awal mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru.

Pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang

diawali dengan masalah untuk mengumpulkan dan mengintegrasikan

pengetahuan baru (Fathurrohman, 2015). Dalam usaha memecahkan masalah

tersebut peserta didik akan mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan yang

dibutuhkan atas masalah tersebut.

Proses pembelajaran dimulai dengan pendefinisian masalah, lalu

peserta didik melakukan diskusi untuk menyamakan persepsi tentang masalah

yang dibahas lalu merancang tujuan dan target yang harus dicapai. Kegiatan

selanjutnya adalah mencari bahan-bahan dari berbagai sumber seperti buku di

perpustakaan, internet, observasi. Penilaian yang dilakukan guru tidak hanya

pada hasil belajar peserta didik namun juga pada proses yang dijalani selama

pembelajaran.

Peran guru disini adalah memantau perkembangan belajar peserta

didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru juga bertugas untuk

mengarahkan peserta didik dalam memecahkan masalah yang diberikan

sehingga tetap berada pada posisi yang benar.

Ciri-ciri pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yaitu

menerapkan pembelajaran yang kontekstual, masalah yang disajikan dapat

memotivasi siswa peserta didik untuk belajar, pembelajaran integritas yaitu

pembelajaran termotivasi dengan masalah yang tidak terbatas, peserta didik

terlibat secara aktif dalam pembelajaran, kolaborasi , peserta didik memiliki

berbagai keterampilan, pengalaman, dan berbagai konsep. Model

pembelajaran Problem Based Learning menjadikan masalah autentik sebagai

focus pembelajaran yang bertujuan agar siswa mampu menyelesaikan masalah

tersebut, sehingga siswa terlatih untuk berpikir kritis dan berpikir tingkat

tinggi (Kurnia, Rifai, Nurhayati, 2015).

Pembelajaran pendidikan agama islam akan lebih bermakna bagi setiap

siswa jika mereka dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah di

Page 21: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

7

perolehnya dalam kehidupan sehari hari, maka guru harus mampu memilah

dan memilih model pembelajaran yang cocok dan tepat untuk siswa. Agar

siswa dapat aktif mengikuti pembelajaran yang cocok dan tepat untuk siswa.

Agar siswa dapat aktif mengikuti pembelajaran dengan baik dan antusias yang

selanjutnya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga lebih

bermakna dan bermanfaat.

Model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam melibatkan siswa

menjadi aktif dan inovatif secara keseluruhan guna menunjang kelancaran

proses pembelajaran adalah menggunakan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL). Pada hakikatnya model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan

masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang

cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta memperoleh

pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan , maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan menggunakan model Problem Based

Learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya pada materi Puasa,

kemudian peneliti angkat dalam suatu karangan ilmiah yang berjudul

”Penggunaan Model PROBLEM BASED LEARNING Untuk Peningkatan

Hasil Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti

Siswa Kelas VIII Di Sekolah Menengah Pertama Islam Al-Falah Kota

Jambi”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan , maka dapat

diidentifikasikan beberapa masalah yaitu:

1. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk

mengembangkan kemampuan berpikir.

2. Kurangnya keaktifan siswa dalam proses belajar.

3. Belum tepatnya model pembelajaran yang digunakan guru sehingga pada

proses belajar mengajar dominasi guru sangat tinggi, sedangkan partisipasi

Page 22: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

8

peserta didik sangat rendah sehingga pembelajaran cenderung searah dan

klasikal.

4. Hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini dibuktikan 58,57 % siswa belum

mencapai Standar Ketuntasan Batas Minimum (KBM) yang telah

ditetapkan sebelumnya yaitu 75.

C. Batasan Penelitian

Batasan masalah penelitian sebagai berikut ini adalah:

1. Penelitian ini difokuskan pada upaya meningkatkan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan

model Problem Based Learning (PBL).

2. Peneliti hanya meneliti siswa kelas VIII.3 SMP Islam Al-Falah Kota

Jambi, Semester II Tahun pelajaran 2019/2020 pada materi Puasa.

3. Peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari skor indikator hasil belajar

siswa pada ranah kognitif diperoleh dari hasil tes siswa dalam bentuk

uraian yang terdiri dari beberapa soal.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah yang dirumuskan

sebagai berikut:

Apakah penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dapat

meningkatkan hasil belajar pendidikan agama islam di SMP Islam Al-Falah

Kota Jambi ?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian:

Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam melalui model Problem Based Learning (PBL)

kelas VIII.3 Di SMP Islam Al-Falah Kota Jambi.

2. Kegunaan penilitian:

a) Kegunaan Teoritis

Page 23: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

9

Manfaat teoritis adalah manfaat yang diambil untuk mendapatkan teori

baru tentang peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam melalui penggunaan model Problem Based

Learning (PBL) sehingga dapat menambah wawasan untuk dapat

dijadikan dasar bertindak bagi pendidik dan dunia kependidikan pada

umumnya, baik oleh penulis Penelitian Tindakan Kelas ini maupun

penulis lainnya.

b) Kegunaan Praktis

(1) Bagi dunia pendidikan, khususnya bagi para guru, penelitian ini

diharapkan dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam memilih

model pembelajaran yang efektif digunakan dalam menunjang

proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik dan

menyenangkan serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa

khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

(2) Bagi siswa, Penelitian ini dapat membantu siswa mengaktifan

dirinya dalam proses belajar mengajar sehingga keinginan siswa

untuk belajar meningkat. Selain itu dengan menggunakan model

Problem Based Learning (PBL) dapat menunjukkan cara berpikir

siswa, serta saling tukar menukar pengalaman informasi.

(3) Bagi sekolah, penelitian ini paling tidak dapat dijadikan masukan

untuk mengoptimalkan penggunaan model Problem Based Learning

(PBL) dalam kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan mutu

pembelajaran di sekolah pada khususnya dan mutu pendidikan

pada umumnya.

Page 24: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis

1. Hasil Belajar

Sebelum menguraikan pengertian hasil belajar, terlebih dahulu

peneliti memaparkan pengertian belajar, berikut akan dijelaskan tentang

pengertian belajar menurut beberapa tokoh. Menurut Ngalim Purwanto,

dalam bukunya psikologi pendidikan berpendapat bahwa “belajar adalah

setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi

sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”. Menurut Sardiman A.M

dalam buku “Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar” menegaskan

bahwa: “Belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik

untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti

menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik”. Menurut Nana Sudjana, mendefinisikan “belajar sebagai

suatu proses yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang.”

Menurut teori Behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku

sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan

kata lain belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam

hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai

hasil interaksi antara stimulus dan respon. Jadi, seseorang yang belajar

akan mengalami perubahan pada tingkah laku. Misalnya, siswa belum bisa

mengerjakan sholat. Walaupun dia sudah berusaha, dan gurunya juga

sudah mengajarkan dengan tekun, namun jika siswa tersebut belum dapat

mempraktekkan sholat maka belum dianggap belajar. Karena dia belum

dapat menunjukkan perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar.

Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan

tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,

dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 2008: 30).

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999), hasil belajar merupakan

hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru.

Page 25: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental

yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.

Howard Kingsley (Nana Sudjana, 2005: 85), membagi 3 macam

hasil belajar: 1) Keterampilan dan kebiasaan; 2) Pengetahuan dan

pengertian; dan 3) Sikap dan cita-cita. Pendapat dari Horward Kingsley ini

menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini

akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam

kehidupan siswa tersebut.

Pengertian hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya, sedangkan

menurut Gagne hasil belajar harus harus didasarkan pada pengamatan

tingkah laku melalui stimulus respon (Sudjana, 2005:19). Hasil belajar

berkenaan dengan kemampuan siswa di dalam memahami materi

pelajaran. Menurut Hamalik (2007: 31), mengemukakan, “hasil belajar

pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,

apresiasi, ablititas dan keterampilan”.

Menurut W. Winkel (dalam buku Psikologi Pengajaran 1989: 82),

Definisi hasil belajar dalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni

prestasi belajar siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka.

Hasil belajar tampak sebagai terjadi perubahan tingkah laku pada

diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan

pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan

terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan

dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang

sopan menjadi sopan dan sebagainya (Hamalik, 2007: 155).

2. Model-Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan suatu sistem pembelajaran yang

memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok

aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan

secara holistik bermakna dan otentik. Terdapat berbagai macam model

pembelajaran yang dapat digunakan pendidik sebagai bahan acuan dalam

Page 26: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Peneliti akan memamparkan

macam-macam model pembelajaran yang dapat digunakan dan

diaplikasikan pada saat kegiatan belajar mengajar terutama disatuan

sekolah yaitu sebagai berikut:

1) Model Fragmented. Pembelajaran Fragmented seperti pada

pembelajaran tradisional yang memisah-misahkan disiplin ilmu atas

beberapa mata pelajaran, seperti matematika, sains, bahasa, dan studi

sosial, serta humaniora, sains, dan seni.

2) Model Connected. Model Connected (keterhubungan) dilandasi oleh

anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada

induk mata pelajaran tertentu. Butir-butir pembelajaran kosakata,

struktur, membaca dan mengarang misalnya, dapat dipayungkan pada

mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Penguasan butir-butir

pembelajaran tersebut merupakan keutuhan dalam memmbentuk

kemampuan berbahasa dan bersastra.

3) Model Nested. Model Nested merpuakan pemaduan berbagai bentuk

penguasaan konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan

pembelajaran.

4) Model Sequenced. Model Sequenced merupakan model pemanduan

topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda secara parallel. Isi cerita

roman sejarah misalnya, topik pembahasannya secara parallel atau

dalam jam yang sama dipadukan dengan ikhwal sejarah perjuangan

bangsa.

5) Model Shared ialah merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat

adanya “overlapping” konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau

lebih.

6) Model Webbed. Model Webbed (jaring laba-laba) bertolak dari pada

pembelajaran tematik sebagai pemadu bahan dan kegiatan

pembelajaran. Pembelajaran terpadu jaring laba-laba adalah model

pembelajaran yang dipergunakan untuk mengajarkan tema tertentu

yang berkencenderungan dapat disampaikan melalui bidang studi lain.

Page 27: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

7) Model Threaded. Model Threaded sering disebut juga sebagai model

bergalur, ini merupakan model pembelajaran yang ditempuh dengan

cara mengembangkan gagasan pokok yang merupakan benang merah

(galur) yang berasal dari konsep yang terdapat dalam berbagai disiplin

ilmu.

8) Model Integrated. Model Integrated merupakan pemaduan sejumlah

topik dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam

sebuah topik tertentu. Model ini berangkat dari adanya tumpang tindih

beberapa konsep, keterampilan dan sikap yang dituntut dalam

pembelajaran, sehingga perlu adanya pengintegrasian multi disiplin.

Dalam kaitan ini perlu adanya satu tema yang dapat ditinjau dari

berbagai disiplin ilmu dalam pemecahan masalah.

9) Model Immersed. Model Immersed ini dirancang untuk membantu

peserta didik dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman

dan pengetahuan dihubungkan dengan medan pemakaiannya. Dalam

hal ini tukar pengalaman sangat diperlukan dalam kegiatan

pembelejaran.

10) Model Networked. Model Networked merupakan model pemaduan

pembelajaran yang mengendalikan kemungkinan perubahan konsepsi,

bentuk pemecahan masalah.

3. Fungsi Model Pembelajaran

Banyak model pembelajaran yang telah ditemukan atau

dikembangkan oleh para pakar pendidikan dan pembelajaran. Agar dapat

menjadi seorang guru yang profesional, pengetahuan tentang model-

model pembelajaran harus dimiliki dengan baik. Sebab model

pembelajaran memiliki beberapa fungsi dalam kaitannya untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Secara umum model

pembelajaran berfungsi untuk membantu dan membimbing guru untuk

memilih komponen proses dalam pembelajaran teknik, strategi, dan

metode pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai. Seperti telah

dipelajari sebelumnya bahwa model pembelajaran pada dasarnya memuat

Page 28: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

metode, strategi, teknik, dan taktik pembelajaran. Untuk itu, ketika

menggunakan model pembelajaran tertentu secara otomatis akan

mengetahui taktik, teknik, strategi, dan metode pembelajaran yang akan

lakukan. Adapun secara khusus model pembelajaran memiliki beberapa

fungsi, yaitu:

1) Membantu guru menciptakan perubahan perilaku peserta didik yang

diinginkan. Anda telah mengetahui bahwa model pembelajaran

digunakan untuk merealisasikan target pembelajaran atau tujuan

pembelajaran dalam RPP dan implementasinya dalam pembelajaran.

Bentuk perubahan perilaku yang ditargetkan pada peserta didik

sebenarnya termuat dalam rumusan tujuan pembelajaran. Oleh karena

itu, model pembelajaran dapat membentuk atau menciptakan

tercapainya tujuan pembelajaran atau menciptakan perubahan perilaku

pada peserta didik.

2) Membantu guru dalam menentukan cara dan sarana untuk menciptakan

lingkungan yang sesuai untuk melaksanakan pembelajaran. Ketika

menetapkan untuk menggunakan model pembelajaran tertentu, secara

otomatis harus menentukan cara dan sarana agar tercipta lingkungan

seperti yang dikehendaki dalam model pembelajaran yang dipilih.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penggunaan model

pembelajaran dapat secara langsung membantu guru untuk

menentukan cara dan sarana agar tujuan pembelajaran tercapai.

3) Membantu menciptakan interaksi antara guru dan peserta didik yang

diinginkan selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan model

pembelajaran, dapat mempunyai pedoman untuk berinteraksi dengan

peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Misalnya cara

mengkomunikasikan informasi, cara memunculkan masalah, cara

menanggapi pertanyaan atau jawaban peserta didik, cara

membangkitkan semangat peserta didik, dan lain-lain.

4) Membantu guru dalam mengkonstruk kurikulum, silabus, atau konten

dalam suatu pelajaran. Dengan memahami model-model pembelajaran,

Page 29: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

dapat membantu untuk mengembangkan dan mengkonstruk kurikulum

atau program pembelajaran pada suatu mata pelajaran.

5) Membantu guru atau instruktur dalam memilih materi pembelajaran

yang tepat untuk mengajar yang disiapkan untuk kuliah atau dalam

kurikulum. Dengan memahami model pembelajaran yang baik, guru

akan terbantu dalam menganalisis dan menetapkan materi yang

dipikirkan sesuai untuk pembelajar.

4. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Menurut Rrends (1997), pembelajaran berdasarkan masalah

merupakan suatu pendekatan pembelajaran, yang mana siswa mengerjakan

permasalahannya yang otentik dengan maksud untuk menyusun

pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuriri dan keterampilan

berfikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya

diri.

Menurut Kamdi (2007: 77), “Problem Based Learning (PBL)

merupakan model kurikulum yang berhubungan dengan masalah dunia

nyata siswa. Masalah yang diseleksi mempunyai dua karakteristik penting,

pertama masalah harus autentik yang berhubungan dengan kontek sosial

siswa, kedua masalah harus berakar pada materi subjek dari kurikulum”.

Terdapat tiga ciri utama dari model Problem Based Learning (PBL).

Pertama, Problem Based Learning (PBL) merupakan rangkaian aktivitas

pembelajaran, artinya dalam implementasi Problem Based Learning (PBL)

ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa, siswa tidak hanya

mendengar, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, tetapi

melalui model Problem Based Learning (PBL) siswa menjadi aktif

berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya

membuat kesimpulan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk

menyelesaikan masalah. Problem Based Learning (PBL) ini menempatkan

masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya tanpa

masalah pembelajaran tidak akan mungkin bisa berlangsung. Ketiga,

pemecahan masalah menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah.

Page 30: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Menurut Nurhadi (2004: 65) “Problem Based Learning (PBL)

adalah kegiatan interaksi antara stimulus dan respons, merupakan

hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan”. Lingkungan memberi

masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem

saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga yang

dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya

dengan baik. Problem Based Learning (PBL) merupakan sebuah

pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah konstektual sehingga

merangsang siswa untuk belajar. Problem Based Learning (PBL)

merupakan suatu model pembelajaran yang menantang siswa untuk

belajar, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari

permasalahan dunia nyata. Masalah ini digunakan untuk mengikat siswa

pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini ditemukan

pertama kali oleh ahli kesehatan di McMaster University di Kanada pada

tahun 1960-an. Idenya pertaman kali muncul karena para siswa tidak

mampu menerapkan sejumlah pengetahuan ilmiah dasar untuk situasi

klinis. Pembelajaran berbasis masalah ini membuat siswa menjadi

pembelajaran yang mandiri, artinya ketika siswa belajar , maka siswa

dapat memilih strategi belajar yang sesuai, terampil menggunaka strategi

tersebut untuk belajar yang sesuai , terampil menggunak strategi tersebut

untuk belajar dan mampu mengontrol proses belajarnya, serta termotivasi

untuk menyelesaikan belajarnya itu.

Pada prinsipnya, tujuan utama pembelajaran berbasis masalah

adalah untuk menggali daya krativitas siswa dalam berpikir dan

memotivasi siswa untuk terus belajar. Dan harus diingat bahwa, model

pembelajaran ini tidak dirancang untuk membantu guru memberikan

informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi pembelajaran

berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan

kemampuan berfikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual,

belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam

pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi pembelajaran yang mandiri.

Page 31: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Dan adapun tujuan dari model pembelajaran berbasis masalah Problem

Based Learning (PBL) ini adalah : membantu siswa mengembangkan

keterampilan berfikir dan keterampilan pemecahan masalah, belajar

peranan orang dewasa yang otentik, menjadi siswa yang mandiri, untuk

bergerak pada level pemahaman yang lebih umum, membuat kemungkinan

transfer pengetahuan baru, mengembangkan pemikiran kritis dan

keterampilan kratif, meningkatkan kemampuan memecahkan masalah,

meningkatkan motivasi belajar siswa, membantu siswa belajar untuk

mentransfer pengetahuan dengan situasi baru.

Menerapkan model pembelajaran ini sangat baik, akan tetapi tidak

semua materi pelajaran atau tidak semua pelajaran dapat mempergunakan

model ini. Karena ada kreteria khusus dalam menetapkan dan

memperaktekan model pembelajaran ini, adapun kreteria tersebut adalah:

Materi pelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung konflik

yang bisa bersumber dari berita, rekaman, video, dan lain-lain

sebagainya.

Materi yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar , dengan siswa,

sehingga setiap siswa dapat mengikutinya dengan baik.

Materi pelajaran yang ditetapkan merupakan bahan yang berhubungan

dengan kepentingan orang banyak, sehingga terasa manfaatnya.

Materi yang dipilih adalah bahan yang mendukung tujuan atau

kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum

yang berlaku.

Materi harus sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswa merasa

perlu untuk mempelajari nya.

Kelebihan dari model pembelajaran berbasis masalah Problem

Based Learning (PBL). Model pembelajaran berbasis masalah ini memiliki

keunggulan yang sangat banyak, Menurut Sudrajat (2011) mengemukakan

beberapa keunggulan dari model problem based learning ini, yaitu:

Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri

yang menemukan konsep tersebut.

Page 32: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Melibatkan secara aktif memecahkan masalah dan menuntut

keterampilan berpikir siswa yang lebih tinggi.

Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki oleh siswa

sehingga pembelajaran lebih bermakna.

Siswa dapat merasakan manfaat dari pembelajaran sebab masalah-

masalah yang diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan

nyata, hal ini dapat meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa

terhadap bahan yang dipelajari.

Menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi aspirasi

dan menerima pendapat dari orang lain, menanamkan sikap sosial yang

positif diantara siswa.

Pengkondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi

terhadap pembelajar dan temannya sehingga pencapaian ketuntasan

siswa dapat diharapkan. Selain itu, Problem Based Learning (PBL)

diyakini pula dapat menumbuh kembangkan kemampuan kreativitas

siswa, baik secara individual maupun secara berkelompok.

Kelemahan dari pembelajaran berbasis masalah Problem Based

Learning (PBL). Meskipun model pembelajaran ini terlihat begitu baik dan

sempurna dalam meningkatkan kemampuan serta keaktifitas siswa, tapi

tetap saja memiliki celah kelemahan, Menurut (Endriani, 2011) Selain

memiliki kelebihan, Problem Based Learning (PBL) juga memiliki

kekurangan diantaranya persiapan pembelajaran (alat, problem, dan

konsep) yang kompleks, sulitnya mencari permasalahan yang relevan,

sering terjadi mis konsepsi, dan memerlukan waktu yang cukup panjang.

5. Teknis pelaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL).

Dalam pelaksanaan model pembelajaran ini ada langkah-langkah

yang harus dipersiapkan, diantaranya adalah mengidentifikasikan masalah,

mengumpulkan data, menganalisis data, memecahkan masalah

berdasarkan pada data yang ada dan analisisnya, memilih cara untuk

memecahkan masalah , merencanakan penerapan pemecahan masalah,

Page 33: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

melakukan ujicoba terhadap rencana yang ditetapkan, dan melakukan

tindakan (action) untuk memecahkan masalah.

Adapun langkah langkah model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) sebagai berikut, Mengorganisasikan siswa kepada

masalah, Mengorganisasikan siswa untuk belajar, Membantu penyelidikan

mandiri dan berkelompok, Mengembangkan dan mempresentasikan hasil

karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Setelah itu, guru dan siswa harus mengetahui peran mereka

masing-masing ketika proses pembelajaran dengan model pembelajaran

berbasis masalah ini dilaksanakan. Adapun peran guru, siswa dan masalah

dalam pembeljaran berbasis masalah dapat digambarkan sebagai berikut :

- Guru sebagai pelatih.

- Siswa sebagai problem solver ( pemecah masalah ).

- Masalah sebagai awal tantangan dan motivasi.

Beberapa Tahapan pelaksaan PBL:

Menurut Nurhayati, pelaksaan model pembelajaran berbasis

masalah meliputi lima tahapan , yaitu:

- Orientasi siswa terhadap masalah autentik. Pada tahap ini guru

memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah.

- Mengorganisasikan peserta didik. Pada tahap ini guru membagi peserta

didik ke dalam kelompok, dan mengorganisasikan tugas belajar yang

berhubungan dengan masalah.

- Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada tahap ini guru

membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya

yang sesuai .

- Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecah masalah. Pada tahap

ini guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau

evaluasi terhadap penyelidikan mereka.

B. Studi Relevan

Dalam kaitannya dengan penelitian yang di buat yaitu model

pembelajaran Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar, ada

beberapa penelitian diantaranya, yaitu:

Page 34: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Tabel 2.1 Studi Relevan Penelitian Tindakan Kelas

NO JUDUL HASIL PERBEDAAN PERSAMAAN

1. Skripsi yang

ditulis oleh Aditya

Surya Pratama

dalam judulnya

“Penerapan

Model

Pembelajaran

Problem Based

Learning Untuk

Meningkatkan

Hasil Belajar

Pada Mata

Pelajaran

Sosiologi Kelas X-

3 SMA Negeri 1

Mojolaban.”

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

penerapan Problem

Based Learning dapat

meningkatkan hasil

belajar Sosiologi di kelas

X-3 SMA Negeri 1

Mojolaban.Hal ini

dibuktikan dengan

peningkatan nilai hasil

belajar pada pra

tindakan dengannilai

rata-rata 74.17

meningkat menjadi 77.94

pada siklus I dan 86.64

pada siklus II.

Penelitian

dilakukan

pada kelas X-3

SMA Negeri .

Penelitian ini

dilakukan

pada mata

pelajaran

Sosiologi.

Persamaan

skripsi ini

dengan

penelitian saya

yaitu sama-sama

menggunakan

model

pembelajaran

kooperatif tipe

problem based

learning dapat

meningkatkan

hasil belajar

siswa.

2. Skripsi yang

ditulis oleh Siti

Azhari Siregar

dalam judulnya

“Penerapan

Model

Pembelajaran

Problem Based

Leraning untuk

meningkatkan

hasil belajar Al-

Qur’an Hadits

siswa kelas XI di

MA Hasanuddin

di Teluk Betung

Bandar

Lampung.”

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa :

dengan melalui

penerapan model

pembelajaran Problem

Based learning pada

mata pelajaran al-

Qur’an Hadits kelas XI

MA Hasanuddin dapat

meningkatkan hasil

belajar siswa. Hasil

belajar siswa dari siklus

I nilai rata-rata post tes

hasil beajar siswa yang

mencapai ketuntasan

baru mencapai 77,3 %

sedangkan hasil belajar

siswa yang tidak tuntas

mencapai 22,7. Pada

siklus II siswa yang

mencapai ketuntasan

95,45% sedangkan hasil

siswa yang belum tuntas

4,54% . peneliti sudah

melihat adanya

peningkatan pada siklus

II dalam proses

pembelajaran dengan

menggunakan

pembelajaran Problem

Based learning.

Penelitian

dilakukan

pada kelas XI

di MA ,

penelitian ini

dilakukan

pada mata

pelajaran Al-

Qur’an

Hadist.

Persamaan

skripsi ini

dengan

penelitian saya

yaitu sama-sama

menggunakan

model

pembelajaran

kooperatif tipe

problem based

learning dapat

meningkatkan

hasil belajar

siswa.

3. Skripsi yang

ditulis oleh

Ermanelis dalam

Hasil penelitian

menunjukan bahwa

:dengan penerapan

Penelitian

dilakukan

pada kelas IX

Persamaan

skripsi ini

dengan

Page 35: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

judulnya

“Penerapan

Pembelajaran

Model Problem

Based Learning

Untuk

Meningkatkan

Hasil belajar Pada

Materi Pengertian

dan Penyebab

Takabur Dalam

Mata Pelajaran

PAI di SMP

Negeri 17

Medan.”

model problem based

learning pada mata

pelajaran pendidikan

agama islam, pada siklus

pertama sebesar 7,01%

dan pada siklus kedua

pada siklus kedua 7,80%

tergolong baik demikian

juga tentang penuntasan

belajar pada siklus

pertama 74,82% dan

pada siklus kedua

menjadi 89,96%.

di SMP Negeri

17 Medan.

penelitian saya

yaitu sama-sama

menggunakan

model

pembelajaran

kooperatif tipe

problem based

learning pada

mata pelajaran

pendidikan

agama islam

dapat

meningkatkan

hasil belajar

siswa.

C. Kerangka Pemikiran

Adapun kerangka pemikiran untuk penelitian ini digambarkan pada

gambar seperti berikut:

Tabel 2.2 Kerangka Pemikiran pada Penelitian Tindakan Kelas

Sumber : Muhammad Faiq (2013)

Kegitan belajar yang diharapkan dapat memperdayakan siswa untuk

menjadi seorang individu yang mandiri dan mampu meghadapi setiap

permasalahan dalam hidupnya di kemudian hari. Dalam pelaksanaan

pembelajaran, siswa dituntut terlibat aktif dalam mengikuti proses

KONDISI TUJUAN/HASIL TINDAKAN

1. Pembelajaran

masih bersifat

konvensional

2. Belum

menggunakan

model PBL

3. Hasil belajar

siswa rendah

1. Penjelasan

pembelajaran

2. Pelatihan

model PBL

3. Simulasi

pembelajaran

model PBL

1. Guru mampu

menerapkan model

PBL

2. Kualitas

pembelajaran

meningkat

3. Aktifitas siswa

menjadi lebih aktif

EVALUASI AWAL

Diskusi Pemecahan Maslah Penerapan Model PBL

EVALUASI TERAKHIR

Page 36: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

pembelajaran melalui diskusi kelompok. Sehingga pembelajaran ini cocok

untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.

Di sekolah SMP Islam Al-Falah Kota Jambi peserta didik masih pasif

terhadap proses pembelajaran dikelas, kurangnya motivasi yang diberikan dari

guru kepada peserta didik dan peserta didik cenderung bersikap pasif.

Kurangnya tahap berfikir kritis siswa dalam menyelesaikan suatu masalah

dalam pembelajaran sehingga siswa masih mencapai nilai yang rendah di

bawah KBM.

Pada kesempatan ini penulis ingin mencoba menggunakan salah satu

model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan

soal pemecahan masalah dalam suatu pembelajaran dan menyelesaikan soal

pemecahan masalah tersebut dengan konteks pengalaman siswa yang pernah

dialaminya.

Adapun asumsi dalam penelitian ini adalah, Pembelajaran yang

bermakna adalah belajar dengan melakukan dan mencari tahu sendiri apa yang

ingin dipelajari. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

merupakan model yang menuntut siswa untuk berpikir secara aktif untuk

dapat menyelesaikan suatu permasalahan. Belajar untuk menemukan sendiri

konsep, data dan fakta yang absah dapat menjadikan siswa lebih memahami

dan memaknai pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti berharap apabila

pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran yang tepat, maka

dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Page 37: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Desain atau rancangan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). PTK adalah “suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah

kelas secara bersama” (Arikunto, 2012: 1). Prosedur Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan,

yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing),

refleksi (reflecting) (Iskandar, 2012: 48).

Gambar 3.1 Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Sumber : Iskandar, 2012: 49

Siklus I

Siklus II

Identifikasi Masalah

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi

Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi

Permasalahan baru hasil refleksi

Perbaikan Perencanaan

Siklus III

Permasalahan baru hasil refleksi

Pelaksana

an Perbaikan Perencanaan

Pengamatan

Refleksi

Tuntas

Page 38: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

B. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Setting dalam penelitian ini meliputi: tempat penelitian dan waktu

penelitian sebagai berikut:

a) Tempat Penelitian

Peneltian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Islam Al-Falah

Kota Jambi yang berlokasi di Simpang Kawat Kota Jambi pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, alasan peneliti

memilih SMP Islam Al-Falah Kota Jambi kelas VIII.3 adalah dimana

peneliti observasi dan wawancara telah ditemukan masalah bahwa

siswa SMP Islam Al-Falah Kota Jambi kelas VIII.3 dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam siswa lebih cendrung menghapal materi

Pendidikan Agama Islam, siswa kurang aktif dan cendrung pasif,

setiap diberi pertanyaan tidak satupun siswa berani menjawabnya dan

setiap diberi kesempatan bertanya tidak satupun siswa yang berani

untuk bertanya.

b) Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2019/2020, pada

semester ganjil yaitu 4 November 2020 sampai dengan 8 November

2020.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian kelas VIII.3 terdiri dari 32 orang, 18 orang laki-

laki dan 14 orang perempuan. Sumber siswa dari data SMP Islam Al-Falah

Kota Jambi. tahun ajaran 2019/2020.

C. Prosedur Umum Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan melalui 3 siklus

untuk melihat hasil peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan model Problem Based

Learning (PBL). Masing-masing siklus dengan tahap: perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, refleksi dengan kolaborasi antara peneliti dengan

guru Pendidikan Agama Islam kelas VIII 3 di SMP Islam Al-Falah Kota Jambi,

Page 39: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

berikut ini adalah tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi

yang dilakukan pada setiap siklus.

Apabila peneliti sudah mengetahui letak keberhasilan dan hambatan

dari tindakan pada siklus I, maka peneliti dan guru berkolaborasi menentukan

rancangan tindakan berikut pada siklus II, maka peneliti dan guru

berkolaborasi melanjutkan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) seperti

pada siklus I. Jika telah selesai pelaksanaan pada siklus II, apabila peneliti

belum merasa puas untuk perbaikan dan peningkatan atas tindakan tersebut,

peneliti dapat melanjutkan penelitian kedalam siklus III, yang cara

pelaksanaanya sama siklus sebelumnya. Tidak ada ketentuan atau ketetapan

beberapa siklus yang harus dilakukan oleh peneliti dalam melakukan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal ini tergantung dengan peneliti, jika

hasil penelitian telah menemukan hasil yang memuaskan dalam perbaikan dan

peningkatan proses pembelajaran di kelas, maka peneliti dapat menghentikan

dan mengambil kesimpulan, namun disarankan sebaiknya PTK dilakukan

paling kurang dua siklus (Iskandar, 2012: 48-49).

1. Gambaran Pelaksanaan Siklus I

a) Perencanaan

Adapun langkah-langkah perencanaan yang dilakukan dalam

penelitian ini meliputi:

(1) Permintaan izin dari Kepala Sekolah SMP Islam Al-Falah Kota

Jambi.

(2) Mengadakan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang

perlu segera diatasi. Tahap ini peneliti melakukan observasi pada

pembelajaran, wawancara dengan rekan guru dan siswa.

(3) Membuat lembar observasi bagi guru dan siswa untuk melihat

proses pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based

Learning (PBL). Bagaimana aktifitas siswa dan kinerja guru

selama proses pembelajaran berlangsung yaitu:

(a) Menetapkan materi pelajaran dengan berpedoman pada siklus.

(b) Membuat RPP.

(c) Membuat lembar observasi untuk siswa.

Page 40: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

(d) Menyiapkan bahan belajar, materi dan alat evaluasi.

b) Pelaksanakan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari

suatu yang sudah direncanakan sebelumnya. Pelaksanaan adalah

bentuk kegiatan atau tindakan yang dilakukan dari semua yang telah

direncanakan dengan penelitian sebagai berikut:

Memberikan informasi tentang materi pelajaran

(1) Menyajikan materi sesuai dengan siklus dan RPP.

(2) Mempelajari materi pada siklus I, II, dan III dengan menggunakan

atau menerapkan model Problem Based Learning (PBL) .

(3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih berinteraksi,

aktif, kreatif, dan berinovasi dalam proses pembelajaran.

(4) Mengamati setiap kegiatan siswa dalam proses pembelajaran.

(5) Siswa diberikan waktu untuk mengulas atau mengulangi materi

yang baru saja dipelajari secara bersama–sama.

(6) Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

c) Tahap Pengamatan

Tahap observasi atau mengamati dalam penelitian tindakan kelas

dipusatkan baik kepada proses dan kemampuan berpikir kritis siswa

maupun kepada hasil tindakan pembelajaran beserta segala peristiwa

yang melingkupnya, pada saat dilaksanakan suatu tindakan secara

bersamaan juga dilaksanakan pengamatan tentang segala sesuatu yang

terjadi dan tidak terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

Observasi atau pengamatan terhadap pembelajaran yang sedang

berlangsung untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, kemampuan

berpikir kritis siswa, serta untuk mengetahui kendala-kendala yang

dihadapi dalam mengimplementasi pembelajaran yang dilaksanakan.

Adapun pengamatan dalam penelitian ini mencangkup:

(1) Mengamati situasi kegiatan pembelajaran

(2) Kemampuan berpikir siswa dalam memecahkan masalah.

(3) Keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Page 41: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

(4) Aktivitas siswa ketika menyimak, mengoreksi menunjukkan

gagasan ataupun ide terhadap materi pelajaran.

(5) Aktifitas siswa dalam berinteraksi antar sesama

(6) Observer mengamati aktivitas guru dalam menyampaikan materi

dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL).

d) Refleksi

Refleksi adalah untuk mengkaji keseluruhan tindakan yang telah

dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul dan kemudian

melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya

(Daryanto,2014: 40). Tahap-tahap refleksi adalah:

(1) Menganalisis kekurangan yang ada pada siklus I

(2) Peneliti (observer) dan guru berkolaborasi mendiskusikan hasil

analisis, kemudian dibuat perbaikan berdasarkan kekurangan yang

ada.

(3) Hasil dari analisis tersebut akan menjadi pertimbangan dalam

menyusun RPP pada siklus II.

2. Gambaran Pelaksanaan Siklus II

a) Perencanaan

Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil

refleksi siklus II. Perancanaan pembelajaran siklus II masih sama

dengan siklus I hanya saja guru lebih memberi ransangan kepada siswa

agar dapat mengeluarkan pendapat.

b) Pelaksanakan Tindakan

Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan

model Problem Based Learning (PBL) tentunya berdasarkan rencana

pembelajaran hasil refleksi siklus I. Di setiap pembelajaran diusahakan

guru membawa media.

c) Tahap Pengamatan

Tahap observasi atau mengamati dalam penelitian tindakan kelas

dipusatkan baik kepada proses dan kemampuan berpikir kritis siswa

maupun kepada hasil tindakan pembelajaran beserta segala peristiwa

yang melingkupnya, pada saat dilaksanakan suatu tindakan secara

Page 42: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

bersamaan juga dilaksanakan pengamatan tentang segala sesuatu yang

terjadi dan tidak terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

Observasi atau pengamatan terhadap pembelajaran yang sedang

berlangsung untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, kemampuan

berpikir kritis siswa, serta untuk mengeteahui kendala-kendala yang

dihadapi dalam mengimplementasi pembelajaran yang dilaksanakan.

Adapun pengamatan dalam penelitian ini mencangkup:

(1) Mengamati situasi kegiatan pembelajaran.

(2) Kemampuan berpikir siswa dalam memecahkan masalah.

(3) Keaktifan siswa dalam pembelajaran.

(4) Aktivitas siswa ketika menyimak, mengoreksi menunjukkan

gagasan ataupun ide terhadap materi pelajaran.

(5) Aktifitas siswa dalam berinteraksi antar sesama.

(6) Obsever mengamati aktivitas guru dalam menyampaikan materi

dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL).

e) Refleksi

Refleksi adalah sarana untuk melakukan pengkajian kembali

tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan telah

dicatat dalam observasi, biasanya peneliti dan guru berkolaborasi

direalisasikan melalui diskusi. Tahap-tahap refleksi adalah:

(1) Menganalisis kekurangan yang ada pada siklus II.

(2) Peneliti (observer) dan guru berkolaborasi mendiskusikan hasil

analisis, kemudian dibuat perbaikan berdasarkan kekurangan yang

ada.

(3) Hasil dari analisis tersebut akan menjadi pertimbangan dalam

menyusun RPP pada siklus III.

3. Gambaran Pelaksanaan Siklus III

a) Perencanaan

Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil

refleksi siklus III. Perancanaan pembelajaran siklus III masih sama

dengan siklus II hanya saja guru lebih memberi ransangan kepada

siswa agar dapat mengeluarkan pendapat.

Page 43: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

b) Pelaksanakan Tindakan

Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan

model Problem Based Learning (PBL) tentunya berdasarkan rencana

pembelajaran hasil refleksi siklus II. Di setiap pembelajaran

diusahakan guru membawa media.

c) Tahap Pengamatan

Tahap observasi atau mengamati dalam penelitian tindakan kelas

dipusatkan baik kepada proses dan kemampuan berpikir kritis siswa

maupun kepada hasil tindakan pembelajaran beserta segala peristiwa

yang melingkupnya, pada saat dilaksanakan suatu tindakan secara

bersamaan juga dilaksanakan pengamatan tentang segala sesuatu yang

terjadi dan tidak terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

Observasi atau pengamatan terhadap pembelajaran yang sedang

berlangsung untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, kemampuan

berpikir kritis siswa, serta untuk mengeteahui kendala-kendala yang

dihadapi dalam mengimplementasi pembelajaran yang dilaksanakan.

Adapun pengamatan dalam penelitian ini mencangkup :

(1) Mengamati situasi kegiatan pembelajaran.

(2) Kemampuan berpikir siswa dalam memecahkan masalah.

(3) Keaktifan siswa dalam pembelajaran.

(4) Aktivitas siswa ketika menyimak, mengoreksi menunjukkan

gagasan ataupun ide terhadap materi pelajaran.

(5) Aktifitas siswa dalam berinteraksi antar sesama.

(6) Obsever mengamati aktivitas guru dalam menyampaikan materi

dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL).

d) Refleksi

Peneliti melakukan refleksi pada siklus III dan menganalisis

ternyata masih sama dengan siklus II. Apabila pada siklus ini belum

berhasil maka dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai berhasil

(Iskandar, 2012: 50).

Page 44: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dimana data-

data dalam penelitian ini diambil melalui instrumen observasi, wawancara,

tes tertulis, dan dokumentasi. Selama pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan model Problem Based Learning (PBL) berlangsung.

Lembar observasi yang digunakan yaitu lembar observasi keterlaksanaan

pembelajaran saat melaksanakan model Problem Based Learning (PBL).

Di setiap akhir siklus dilaksanakan tes tertulis yang bertujuan untuk

mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa setelah

dilaksanakannya pembelajaran dengan model Problem Based Learning

(PBL).

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data (IPD) adalah alat bantu yang dipilih

dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar

kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah (Sugiono, 2013: 222).

a) Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

Lembar observasi yang digunakan yaitu lembar observasi

keterlaksanaan pembelajaran didalam pelaksanaan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL). Observasi sangat sesuai digunakan

dalam penelitian yang berhubungan dengan prilaku manusia, proses

kerja yaitu kegiatan belajar mengajar dan bila responden yang diamati

tidak terlalu besar. Lembar observasi tersebut digunakan sebagai

pedoman melakukan observasi atau pengamatan untuk memeroleh

informasi bagaimana proses dengan model Problem Based Learning

(PBL) yang dilaksanakan di kelas VIII SMP Islam Al-Falah Kota

Jambi.

b) Panduan wawancara

Menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui pendapat

dan gambaran di SMP Islam Al-Falah Kota Jambi.

Page 45: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

c) Tes Tertulis

Instrumen bentuk uraian yang disusun berdasarkan indikator

kemampuan berpikir kritis. Lembar tes tertulis akan diberikan kepada

siswa pada setiap akhir pelaksanaan siklus. Hasil dari tes tertulis ini

bertujuan untuk mengukur peningkatan kemampuan berpikir kritis

siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan model Problem

Based Learning (PBL). Dalam penelitian ini dilaksanakan tiga kali tes

kemampuan berpikir kritis akhir siklus yaitu: tes akhir siklus I, tes

akhir siklus II dan tes akhir siklus III.

d) Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan adalah kamera dengan

menampilkan foto-foto kegiatan siswa selama proses pembelajaran

dengan model Problem Based Learning (PBL). Foto-foto ini

digunakan sebagai alat bantu untuk menggambarkan apa yang terjadi

di kelas pada waktu pembelajaran berlangsung.

3. Data dan Sumber Data

a) Data kualitatif seperti: lembar observasi, panduan wawancara, dan

dokumentasi.

b) Data kuantitatif: tes sumber data penelitian ini adalah siswa.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi

teknik metode semi Kuantitatif. Teknik kualitatif digunakan untuk

mendeskripsikan keterlaksanaan rencana tindakan, menggambarkan

hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran dan

mendeskripsikan aktivitas atau partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran

serta kemampuan berpikir kritis siswa sesuai dengan hasil pengamatan.

Sedangkan teknik kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan tentang

efektivitas dari pembelajaran yang meliputi hasil belajar dan kemampuan

berpikir kritis siswa.

Page 46: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Penentuan hasil kemampuan berpikir kritis berdasarkan hasil tes soal

kemampuan berpikir kritis akhir siklus, dan partisipasi siswa dalam

pembelajaran. Kemampuan berpikir kritis siswa ditentukan dari hasil penilaian

kemampuan menyelesaikan soal dengan baik berdasarkan rubrik penilaian

yang disusun.

Peningkatan pembelajaran ditentukan berdasarkan pencapaian pada

aspek-aspek hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa. Berikut analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Penyajian data

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menyusun informasi

secara sistematis dari tahap reduksi data sehingga mempermudah dalam

membaca data.

2. Triangulasi

Triangulasi data dilakukan dengan memadukan data yang diperoleh

dari hasil lembar observasi, wawancara tes, dan dokumentasi untuk

mempermudah dalam penarikan kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan adalah pemberian makna pada data yang

diperoleh dari penyajian data. Penarikan kesimpulan dilakukan

berdasarkan hasil data yang telah diperoleh.

a) Analisis Data Hasil Observasi

Data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan model

Problem Based Learning (PBL). Analisis data observasi adalah sebagai

berikut:

(1) Untuk setiap aspek yang diamati diberi skor sesuai dengan

pedoman penskoran pada kisi-kisi lembar observasi yang telah

dibuat.

(2) Menghitung skor total yang telah diperoleh setelah keterlaksanaan

pembelajaran. Skor total yang telah diperoleh tersebut dihitung

persentasenya dengan menggunakan rumus sebagai berikut

(Sudijiono, 2012: 43)

𝑝 =𝑓

𝑁𝑋 100%

Page 47: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Keterangan :

p = angka persentase

f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)

Tabel 3.1

Pedoman Persentase Rata-rata Hasil Observasi Aktifitas Guru dan

Siswa

Persentase Rata-rata Kategori

81% - 100% Sangat baik

61% - 80% Baik

41% - 60% Sedang

21% - 40% Buruk

< 21% Sangat Buruk

Sumber: Rahayu, 2014: 12

b) Analisis Hasil Tes

Analisis hasil tes dilakukan untuk mengukur kemampuan berpikir

kritis siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan

model Problem Based Learning (PBL). Data hasil tes dianalisis

berdasarkan pedoman penilaian yang telah dibuat oleh peneliti.

Pedoman penilaian hasil tes berdasarkan rubrik skor berpikir kritis.

Adapun perhitungannya dengan rumus-rumus berikut. Untuk

menghitung skor rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa

menggunakan rumus (Sudijiono, 2012: 85):

𝑀𝑥 =𝑋

𝑁𝑋 100%

Keterangan :

Mx = Mean yang kita cari (skor rata-rata)

Σx = Jumlah dari skor-skor (nilai-nilai) yang ada

N = Jumlah Ideal (banyaknya skor-skor itu sendiri)

Page 48: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Hasil perhitungan nilai rata-rata tes yang telah diperoleh pada

setiap siklusnya kemudian diklasifikasikan berdasarkan kriteria

berikut:

Tabel 3.2

Klasifikasi Persentase Nilai Kriteria Berpikir Kritis Siswa

Persentase Rata-rata Kategori

80 < Mx ≤ 100 Sangat Tinggi

60 < Mx ≤ 80 Tinggi

40 < Mx ≤ 60 Sedang

20 < Mx ≤ 40 Rendah

0 < Mx ≤ 20 Sangat Rendah

Sumber: Rahayu,2014 : 13

Setelah diperoleh hasil persentase peningkatan hasil belajar,

peneliti menentukan kategori peningkatan hasil belajar siswa.

Pemberian kategori bertujuan untuk mengetahui kualifikasi persentase

peningkatan hasil belajar siswa.

F. Kriteria Keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila telah terdapat

80% siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran (Asep dkk, 2012: 138).

Keberhasilan atau ketuntasan belajar dilihat berdasarkan hasil test berpikir

kritis yang diperoleh oleh siswa. Kriteria ketuntasan batas minimal (KBM)

yang digunakan SMP Islam Al-Falah Kota Jambi apabila mencapai 75.

Page 49: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

35

BAB IV

TEMUAN, DESKRIPSI DATA, HASIL, DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Penelitian

Kondisi awal nilai ulangan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

di kelas VIII masih rendah.

Tabel 4.1 Nilai Ulangan Siswa Kelas VIII

No Nama Nilai Prasiklus Ketuntasan

1 Ahmad Nando 40 Tidak Tuntas

2 Ahmad Rehan 50 Tidak Tuntas

3 Bagas Anugrah Wicakseno 50 Tidak Tuntas

4 Berlian Cahya 40 Tidak Tuntas

5 Chiara Endrian Juneisya 70 Tuntas

6 Dika Jaya Saputra 40 Tidak Tuntas

7 Dimas Fadhila Fasha 70 Tuntas

8 Dinda Fitriani 50 Tidak Tuntas

9 Ilham Ramadhan 80 Tuntas

10 Indani Chayara Alima 50 Tidak Tuntas

11 Iqbal Januar Abdi 60 Tidak Tuntas

12 Katon Duta Pangestu 70 Tuntas

13 Mardhotilla 50 Tidak Tuntas

14 M. Agil 60 Tidak Tuntas

15 M. Fakhri Mubarokh 40 Tidak Tuntas

16 M. Iqrinata 70 Tuntas

17 M. Jalvan Daru 70 Tuntas

18 M. Alif Pastika 50 Tidak Tuntas

19 Naila Ramadhani Hidayat 60 Tidak Tuntas

20 Nayla Agustina Salsabila 70 Tuntas

21 Nayla Khairunnisa 60 Tidak Tuntas

22 Nur Asyifa 70 Tuntas

23 Rana Ghina Khalisah 50 Tidak Tuntas

24 Rizky Dhimas Adam 70 Tuntas

25 Siti Rahmah 60 Tidak Tuntas

26 Viona Amelia Putri 60 Tidak Tuntas

27 Wildan Saqry Ramadhan 70 Tuntas

28 Zahra Threesna Diva Khalid 60 Tidak Tuntas

Jumlah 1640 10

Nilai rata-rata 58,57 28

Prestasi keberhasilan siswa 35,71% 10

Prestasi siswa belum berhasil 64,28% 18

Sumber: Buku Nilai Siswa Kelas VIII SMP Islam Al-Falah Kota Jambi

Page 50: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.1 terlihat nilai ulangan siswa

masih rendah. Jumlah siswa yang berhasil hanya 10 orang atau 35,71% dari

jumlah keseluruhan siswa, sedangkan jumlah siswa yang belum berhasil 18

orang atau 64,28% dari jumlah keseluruhan. Nilai rata-rata ulangan yang

diperoleh siswa masih rendah yakni 58,57. Dari temuan nilai ulangan siswa

peneliti mulai melakukan penelitian tindakan kelas di kelas VIII untuk

memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar dengan

menggunakan Model Problem Based Learning (PBL).

B. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2020 sampai

dengan 20 April 2020. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap

siklus dilaksanakan dalam dua pertemuan satu pertemuan pemberian tindakan

dan satu kali pertemuan tes kemampuan memecahkan masalah akhir siklus

yang setiap pertemuannya terdiri dari 2x35 menit. Tindakan pembelajaran

yang dilakukan pada setiap siklus disesuaikan dengan rencana pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan mengunakan

model Problem Based Learning (PBL). di kelas VIII SMP Islam Al-Falah

Kota Jambi dengan jumlah siswa 28 orang yang terdiri dari 16 siswa laki-laki

dan 12 siswa perempuan. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini melalui

empat tahapan yaitu, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi,

dan tahap refleksi. Setelah melalui tahapan-tahapan tersebut maka diperoleh

data-data yang berkaitan dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Preoblem

Based Learning (PBL) kelas VIII di SMP Islam Al-Falah Kota Jambi.

1. Pelaksanaan Penelitian Siklus I

Pelaksanaan siklus I dilakukan selama dua kali pertemuan

pembelajaran yang dimulai pada tanggal 21 Februari 2020 dan diakhiri

pada tanggal 28 Februari 2020 dengan memberikan tes kemampuan

memecahkan masalah akhir siklus I kepada siswa. Dalam pelaksanaan

siklus I kegiatan yang dilakukan meliputi perencanaan, pelaksanaan,

observasi, dan refleksi.

Page 51: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

a) Tahap Perencanaan Siklus I

Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun rancangan yang akan

dilaksanakan, yaitu: menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) tentang materi Ibadah puasa membentuk pribadi yang bertakwa

yang akan dipelajari dengan model Problem Based Learning (PBL),

menyusun dan mempersiapkan bahan ajar, menyusun dan

mempersiapkan lembar observasi keterlaksanaan proses pembelajaran,

dan mempersiapkan soal tes kemampuan memecahkan masalah siswa

akhir siklus I dan menyiapkan kamera untuk mendokumentasikan

kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran.

Tabel 4.2 Jadwal Perencanaan (Siklus I)

No Hari/tanggal Pertemuan Materi

1 Jum'at

21 Februari 2020 Pertemuan I

-Pengertian Puasa dan

dasar hukumnya.

-Syarat-syarat Puasa

-Rukun-rukun Puasa

2 Jum’at

28 Februari 2020 Pertemuan II

Tes Kemampuan (Siklus

I)

b) Tahap Pelaksanaan Siklus I

Pada tahap ini peneliti memberikan gambaran kepada guru untuk

melaksanakan tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), tahap pelaksanaan siklus I Pelaksanaan tindakan

penelitian dilakukan dalam dua kali pertemuan pemberian tindakan,

dan satu kali pertemuan tes kemampuan memecahkan masalah siklus I

yang dilakukan selama 2x35 menit atau 2 jam pelajaran dengan pokok

bahasan Ibadah Puasa membentuk Pribadi yang Bertakwa. Peneliti

dan guru berkolaborasi melaksanakan penelitian tindakan kelas.

Peneliti dibantu satu pengamat yang akan diamati selama kegiatan

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi

yang sudah peneliti sediakan. Berikut ini deskripsi pelaksanaan dan

pengamatan kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan

menggunakan model Problem Based Learning (PBL).

Page 52: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Pertemuan I

Pertemuan I pada siklus I dilaksanakan pada hari Jumat, 20

Februari 2020 jam ke 1-2 pada pukul 07.00-08.10 WIB.

Materi yang akan disampaikan adalah pengertian puasa.

(1) Kegiatan awal

Pada awal pembelajaran guru memulai dengan salam dan doa.

Selanjutnya guru menginformasikan bahwa akan dilaksanakan

pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan model Problem

Based Learning (PBL), dimana pembelajaran berpusat pada siswa.

Siswa belajar mengeluarkan pendapat mengenai masalah yang

dihadapi. Selanjutnya guru menyampaikan kepada siswa materi

yang akan dibahas pada pertemuan ini dengan materi pokok ibadah

puasa dengan pengertian puasa. Sebelum memulai pembelajaran

guru memberikan apersepsi untuk memusatkan perhatian siswa,

kemudian guru juga memberikan motivasi tentang definisi puasa.

Setelah itu guru memulai pembelajaran sesuai dengan RPP yang

telah disusun.

(2) Kegiatan inti

(a) Persiapan (Preparation)

Guru memberikan materi tentang Puasa dimulai dengan

menjelaskan spengetian puasa, macam-macam puasa, syarat

sah puasa.

(b) Pencarian Fakta (Fact-Finding)

Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk mengutarakan

pendapat tentang pengertian puasa , kemudian guru bertanya

kenapa kita harus berpuasa?

(c) Pencarian Ide (Idea Finding)

Guru memotivasi siswa untuk mencari dan mengemukan ide-

ide atau pun gagasan-gagasan yang kemudian dituliskan di

papan tulis/white board/kartu, dengan aturan sebagai berikut

tidak ada kritik ataupun evaluasi menuliskan apa pun ide atau

gagasan yang dipikirkan siswa, kuantitas ide yang banyak

Page 53: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

sangat dibutuhkan, ide atau gagasan tersebut dapat

digabungkan, diubah dan diperbaiki, dilakukan dengan gembira

dan santai, serta terkadang waktu jeda ”diam” juga diperlukan

bagi siswa untuk berpikir.

(d) Pencarian Solusi (Solution Finding)

Guru menghentikan bahwa siswa tidak dapat lagi

mengeluarkan ide-ide, guru mengevaluasi Ide-ide atau gagasan-

gagasan yang tertampung yang telah dituliskan dipapan tulis

dan menyeleksi ide-ide atau solusi yang kurang sesuai dengan

memberi tanda silang (X), guna memperoleh beberapa ide atau

solusi yang terbaik.

(e) Pelaksanaan (Implementation)

Guru mendiskusikan hasil dari Implementation solusi/ide dalam

kelas.

(3) Penutup

Guru dan siswa mengevaluasi pembelajaran siswa mengambil

kesimpulan tentang materi puasa yang telah dipelajari. Selama

kegiatan berlangsung pada pertemuan I, siswa menangapi dan

mengeluarkan pendapat tentang soal yang diajukan oleh guru

selama 10 menit. Kebanyakan siswa masih terlihat bingung dan

susah mengeluarkan pendapat ketika permasalahan diberikan oleh

guru. Sebagian siswa malah mengobrol dan tidak memperhatikan

intruksi guru.

Pertemuan II

Pertemuan II pada siklus I dilaksanakan pada hari Jumat, 28

Februari 2020. Pada pertemuan ini guru mengadakan tes akhir siklus I.

tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir siswa setelah

menggunakan model Problem Based Learning (PBL).

(1) Kegiatan awal

Pada awal pembelajaran guru memulai dengan salam dan doa.

Selanjutnya guru menginformasikan bahwa akan dilaksanakan tes

kemampuan memecahkan masalah.

Page 54: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

(2) Kegiatan inti

(a) Guru memberikan intruksi dan menjelaskan aturan

mengerjakan tes kemampuan memecahkan masalah akhir

siklus I

(b) Siswa bertugas menanggapi masalah perintah guru dan

mengerjakan soal dengan jujur dan benar.

(3) Penutup

Guru memberi intruksi kepada siswa untuk mengumpulkan

lembar jawaban dengan tertib dan guru menutup pelajaran.

Hasil Observasi siklus I

Tabel 4.3

Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Model

Problem Based Learning (PBL) (Siklus I)

No

Indikator atau aspek yang Dinilai

Skor Jumlah

Rata-

rata

(%) P1 P2

1 Siswa membuka pelajaran dengan berdoa. 3 3 6 75

2

Siswa memberikan respon terhadap

pertanyaan atau instruksi yang diberikan oleh guru (Preparation)

2 3 5 62,5

3 Siswa Belajar secara rapi dan tertib

(Preparation) 2 2 4 50

4

Siswa memperhatikan penjelasan umum

tentang materi ajar dan penjelasan tentang

penerapan model Problem Based Learning (PBL) (Preparation).

2 2 4 50

5 Siswa bertugas menanggapi masalah atau pertanyaan yang diajukan guru (Fact-

Finding)

1 2 3 37,5

6

Siswa mengemukakan pendapat dan ide-ide

tentang pertanyaan yang diajukan (Idea Finding).

1 1 2 25

7 Siswa berpartisipasi secara aktif ketika diskusi kelas mengenai masalah yang akan

diselidiki (Idea Finding).

1 1 2 25

8

Siswa dan guru bersama-sama mencari

jawaban yang paling benar (Implementation)

2 2 4 50

9

Siswa diberi kesempatan untuk

menanyakan hal yang kurang dipahami

(Implementation)

1 1 2 25

Page 55: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

10

Siswa dan guru menarik kesimpulan untuk

pembelajaran Pendidikan Agama Islam

yang dilaksanakan hari ini

2 2 4 50

Jumlah 17 19 36

Rata-rata (%) 42,5 47,5 45

Rata-rata keseluruhan (%) 45

Keterangan:

1 : kurang (< 40%) 3 : baik (61 - 80%)

2 : sedang/cukup (41% - 60%) 4 : sangat baik ( 81% - 100%)

P1 : Pertemuan Pertama

P2 : Pertemuan Kedua

Tabel 4.4

Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru dengan Menggunakan Model

Problem Based Learning (PBL) (Siklus I)

No Indikator atau aspek yang Dinilai Skor

Jumlah

Rata-

rata

(%) P1 P2

1 Guru memasuki kelas tepat waktu 3 3 6 75

2 Guru menggali pengetahuan awal siswa 3 3 6 75

3

Guru memberikan penjelasan tentang

materi ajar atau prosedur kegiatan yang

harus dilakukan oleh siswa dan penggunaan model Problem Based

Learning (PBL)

3 3 6 75

4 Guru dapat mengkondisikan siswa untuk belajar secara rapi dan tertib

2 2 4 50

5

Guru memberikan pertanyaan tentang

materi yang sedang di pelajari (Preparation).

2 3 5 62,5

6

Guru memberikan kesempatan pada siswa

untuk berpikir kritis menjawab pertanyaan

yang di ajukan (Fact-Finding).

2 2 4 50

7

Guru memotivasi siswa untuk

mengemukakan ide-ide yang kemudian

dituliskan di papan tulis (Idea Finding).

2 2 4 50

8

Guru menghentikan siswa tidak dapat

mengeluarkan ide dan mengevaluasi ide

yang ada di depan papan tulis (Solution

Finding).

2 2 4 50

9

Guru mendiskusikan hasil dari

implementation solusi/ide dalam kelas

(implementation).

3 3 6 75

Page 56: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

10

Guru bersama siswa menarik kesimpulan

untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan hari ini.

3 3 6 75

Jumlah 25 26 51

Rata-rata (%) 62,5 65 63,75

Rata-rata keseluruhan (%) 63,75

Keterangan:

1 : kurang (< 40%) 3 : baik (61 - 80%)

2 : sedang/cukup (41% - 60%) 4 : sangat baik ( 81% - 100%)

P1 : Pertemuan Pertama

P2 : Pertemuan Kedua

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam

belum optimal yaitu persentase rata-rata sebesar 45%, masih terdapat

beberapa kekurangan yaitu siswa belum mengemukakan pendapat dan

ide-ide tentang pertanyaan yang diajukan (Idea Finding) ini terlihat

dari persentasenya sebesar 25% dan juga belum dapat berpartisipasi

secara aktif ketika diskusi kelas mengenai masalah yang diselidiki

(Idea Finding) terlihat dari persentasenya 25% dalam menanyakan hal

yang kurang dipahami (Implementation) hal ini terlihat dari

presentasenya sebesar 25%.

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa

aktifitas guru pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada

siklus I sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari persentase setiap

itemnya. Tetapi masih terdapat beberapa item yang menujukan

aktivitas mengajar guru dikelas masih rendah, yaitu guru kurang

mampu mengkomunikasikan rencana kegiatan pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) hingga berakibat pada kurangnya

keaktifan siswa saat pembelajaran sehingga siswa masih binggung

dalam menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL).

Page 57: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Adapun hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa akhir siklus I

tentang materi sistem pernapasan dengan menggunakan model

Problem Based Learning (PBL).

Tabel 4.5

Hasil Kemampuan Hasil Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) (Siklus I)

No Indikator Siklus I Kategori

1 Mempertanyakan masalah 67,24% Tinggi

2 Menguji kebenaran permasalahan 43,10% Sedang

3 Menilai/ membandingkan hasil dengan

kriteria 42,67% Sedang

4 Membuat kesimpulan dari permasalahan 65,51% Tinggi

Rata-rata keseluruhan (%) 52,24% Sedang

Untuk lebih jelas data hasil kemampuan memecahkan masalah

siswa dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

dapat dilihat pada lampiran 2.

c) Tahap Refleksi

Tahapan refleksi dilakukan setelah melewati tahap pelaksanaan

tindakan dan tahap observasi. Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk

mengetahui apakah tindakan yang dilakukan pada siklus I sudah

mencapai keberhasilannya atau belum, selain itu hasil kegiatan refleksi

dapat dijadikan acuan peneliti dalam merancang perencanaan tindakan

pada siklus selanjutnya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis

siswa yang diharapkan dan tidak mengulang kesalahan yang sama pada

siklus sebelumnya. Selanjutnya peneliti (observer) dan guru

berkolaborasi melakukan refleksi dengan menggunakan data-data yang

telah diperoleh selama proses pembelajaran. Setelah peneliti (observer)

dan guru berdiskusi dengan menggunakan data-data yang diperoleh

dari kegiatan pelaksanaan tindakan dan observasi, diketahui hasil tes

kemampuan memecahkan masalah akhir siklus I dikategorikan

kemampuan memecahkan masalah siswa dalam kategori sedang.

Belum mencapai dalam kategori sangat tinggi yaitu lebih dari 80%.

Page 58: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Namun kemampuan memecahkan masalah siswa kelas VIII hanya

52,24% kategori sedang berdasarkan hasil tes kemampuan

memecahkan masalah akhir siklus I.

Selain itu berdasarkan lembar observasi aktivitas belajar siswa dan

aktivitas mengajar guru masih terlihat adanya kekurangan. Dalam

proses pembelajaran pada siklus I siswa belum secara aktif ketika

mengeluarkan pendapat. Hal ini terlihat dari presentasenya sebesar

25%. Selain itu siswa masih belum terbiasa untuk berpartisipasi secara

aktif di kelas sehingga saat diminta untuk mengeluarkan pendapat

siswa masih malu-malu dikarenakan guru kurang mampu

mengkomunikasikan rencana kegiatan pembelajaran Pendidikan

Agama Islam dengan menggunakan model Problem Based Learning

(PBL) hingga berakibat pada kurangnya keaktifan siswa saat diskusi

sehingga siswa masih binggung dalam menerapkan model Problem

Based Learning (PBL).

Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I

dan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, maka

dilanjutkan pada siklus II dengan melakukan perbaikan-perbaikan

berikut :

(1) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil supaya siswa berani

menanggapi pertanyaan ataupun mengungkapkan pendapatnya dan

berpartisipasi secara aktif dalam diskusi di dalam kelas.

(2) Guru dapat memotivasi siswa agar tidak malu-malu dalam

mengeluarkan pendapat.

Berdasarkan hasil refleksi dapat disimpulkan bahwa pada siklus I

meningkatkan kemampuan berpikir siswa dikategorikan sedang dan

belum mencapai kategori sangat tinggi, masih terdapat kekurangan

serta hal-hal yang perlu di perbaiki dalam proses pelaksanakan

tindakan. Oleh karena itu penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan

melakukan perbaikan-perbaikan sebagaimana yang telah dipaparkan di

atas.

Page 59: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

2. Pelaksanaan Penelitian Siklus II

Pelaksanaan siklus II dilakukan selama dua kali pertemuan

pembelajaran yang dimulai pada tanggal 6 Maret 2020 dan diakhiri pada

tanggal 13 Maret 2020 dengan memberikan tes kemampuan memecahkan

masalah siklus II kepada siswa. Dalam pelaksanaan siklus II kegiatan yang

dilakukan meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

a) Tahap Perencanaan Siklus II

Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru berkolaborasi menyusun

rancangan yang akan dilaksanakan, yaitu: menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang materi sistem pernapasan

yang akan dipelajari dengan model Problem Based Learning (PBL),

menyusun dan mempersiapkan bahan ajar yang akan diajarkan,

mempersiapkan lembar observasi keterlaksanaan proses pembelajaran,

mempersiapkan soal tes kemampuan memecahkan masalah akhir

siklus II, dan menyiapkan kamera untuk mendokumentasikan kegiatan

yang terjadi selama proses pembelajaran.

Tabel 4.6

Jadwal Perencanaan (Siklus II)

No Hari/tanggal Pertemuan Materi

1 Jum'at

6 Maret 2020

Pertemuan I

-macam-macam Puasa.

-hal-hal yang membatalakan

Puasa.

2 Jum’at

13 Maret 2020 Pertemuan II

Tes Kemampuan Berpikir

kritis (Siklus II)

b) Tahap Pelaksanaan Siklus II

Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi menyusun

rancangan yang akan dilaksanakan, yaitu: menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tahap pelaksanaan siklus II

.Pelaksanaan tindakan penelitian dilakukan dalam satu kali pertemuan

pemberian tindakan, dan satu kali pertemuan tes kemampuan

memecahkan masalah akhir siklus II yang dilakukan selama 2x35

menit atau 2 jam pelajaran dengan sub pokok bahasan ibadah puasa.

Page 60: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Namun terdapat tambahan kegiatan berdasarkan hasil refleksi dari

siklus I yaitu :

(1) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil supaya siswa berani

menanggapi pertanyaan ataupun mengungkapkan pendapatnya dan

berpartisipasi secara aktif dalam diskusi di dalam kelas.

(2) Guru dapat memotivasi siswa agar tidak malu-malu dalam

mengeluarkan pendapat.

c) Tahap Pelaksanaan Siklus II

Pada tahap ini peneliti memberikan gambaran kepada guru untuk

melaksanakan tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), tahap pelaksanaan siklus II pelaksanaan tindakan

penelitian dilakukan dalam satu kali pertemuan pemberian tindakan,

dan satu kali pertemuan tes kemampuan berpikir kritis siklus II yang

dilakukan selama 2x35 menit atau 2 jam pelajaran dengan sub pokok

bahasansyarat sah dan wajib puasa , hal–hal yang membatalakan

puasa. Peneliti dibantu satu pengamat yang akan diamati selama

kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar

observasi yang sudah peneliti sediakan. Berikut ini deskripsi

pelaksanaan dan pengamatan kegiatan pembelajaran Pendidikan

Agama Islam dengan menggunakan model Problem Based Learning

(PBL).

Pertemuan I

Pertemuan I pada siklus II dilaksanakan pada hari Jumat, 6 Maret

2020 jam ke 1-2 pada pukul 07.00-08.10 WIB. Materi yang akan

disampaikan adalah sub bahasan puasa.

(1) Kegiatan awal

Pada awal pembelajaran guru memulai dengan salam dan doa.

Selanjutnya guru menginformasikan bahwa akan dilaksanakan

pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan model Problem

Based Learning (PBL), dimana pembelajaran berpusat pada siswa.

Siswa belajar mengeluarkan pendapat mengenai masalah yang

dihadapi. Selanjutnya guru menyampaikan kepada siswa materi

Page 61: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

yang akan dibahas pada pertemuan ini dengan materi sub pokok

bahasan syarat sah dan wajib puasa, hal-hal yang membatalkan

puasa. Sebelum memulai pembelajaran guru memberikan apersepsi

untuk memusatkan perhatian siswa, kemudian guru juga

memberikan contoh hal-hal yang membatalkan puasa. Setelah itu

guru memulai pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun.

(2) Kegiatan inti

(a) Persiapan (Preparation)

Guru membagi siswa dalam 6 kelompok, guru mempersiapkan

pertanyaan yang akan diajukan setiap kelompok dan guru

memotivasi siswa untuk aktif dalam mengeluarkan pendapat.

(b) Pencarian Fakta (Fact-Finding)

Guru memberi intruksi kepada kelompok untuk memecahkan

masalah yang telah di berikan berupa soal-soal seputar hal-hal

yang membatal kan puasa, syarat sah dan wajib puasa yg telah

di pelajari, siswa dituntut untuk menjawab secara berdiskusi.

(c) Pencarian Ide (Idea Finding)

Guru memotivasi siswa untuk mencari dan mengemukan ide-

ide atau pun gagasan-gagasan yang kemudian dituliskan di

papan tulis/white board/kartu, dengan aturan sebagai berikut

tidak ada kritik ataupun evaluasi menuliskan apa pun ide atau

gagasan yang dipikirkan siswa, kuantitas ide yang banyak

sangat dibutuhkan, ide atau gagasan tersebut dapat

digabungkan, diubah dan diperbaiki, dilakukan dengan gembira

dan santai, serta terkadang waktu jeda ”diam” juga diperlukan

bagi siswa untuk berpikir.

(d) Pencarian Solusi (Solution Finding)

Guru menghentikan bahwa siswa tidak dapat lagi

mengeluarkan ide-ide, guru mengevaluasi Ide-ide atau gagasan-

gagasan yang tertampung yang telah dituliskan dipapan tulis

dan menyeleksi ide-ide atau solusi yang kurang sesuai dengan

Page 62: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

memberi tanda silang (X), guna memperoleh beberapa ide atau

solusi yang terbaik.

(e) Pelaksanaan (Implementation)

Guru mendiskusikan hasil dari Implementation solusi/ide dalam

kelas.

(3) Penutup

Guru dan siswa mengevaluasi pembelajaran siswa memberikan

kesimpulan tentang ibadah puasa yang telah dipelajari. Selama

kegiatan berlangsung pada pertemuan I, siswa menangapi dan

mengeluarkan pendapat tentang peragaan yang dilakukan salah

satu siswa yang diajukan oleh guru selama 10 menit. Sudah

sebagian siswa mengeluarkan pendapat dengan jumlah siswa 17

orang dan sebagian siswa masih susah mengeluarkan pendapat

ketika permasalahan diberikan oleh guru.

Pertemuan II

Pertemuan II pada siklus II dilaksanakan pada hari Jumat, 13

Maret 2020 jam ke 1-2 pada pukul 07.00-08.10 WIB. Pada pertemuan

ini guru mengadakan tes kemampuan berpikir kritis akhir siklus II.

Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa

setelah menggunakan model Problem Based Learning (PBL).

(1) Kegiatan awal

Pada awal pembelajaran guru memulai dengan salam dan doa.

Selanjutnya guru menginformasikan bahwa akan dilaksanakan tes

kemampuan memecahkan masalah.

(2) Kegiatan inti

(a) Guru memberikan intruksi dan menjelaskan aturan

mengerjakan tes kemampuan memecahkan masalah siklus II.

(b) Siswa bertugas menanggapi masalah perintah guru dan

mengerjakan soal dengan jujur dan benar.

(3) Penutup

Guru memberi intruksi kepada siswa untuk mengumpulkan

lembar jawaban dengan tertib dan guru menutup pelajaran.

Page 63: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

d) Hasil Observasi siklus II

Tabel 4.7

Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Model

Problem Based Learning (PBL) (Siklus II)

No

Indikator atau aspek yang Dinilai

Skor Jumlah

Rata-

rata

(%) P1 P2

1 Siswa membuka pelajaran dengan berdoa. 3 3 6 75

2 Siswa memberikan respon terhadap pertanyaan atau instruksi yang diberikan oleh

guru (Preparation)

3 3 6 75

3 Siswa Belajar secara rapi dan tertib

(Preparation) 3 3 6 75

4

Siswa memperhatikan penjelasan umum

tentang materi ajar dan penjelasan tentang

penerapan model Problem Based Learning (PBL) (Preparation).

3 3 6 75

5 Siswa bertugas menanggapi masalah atau pertanyaan yang diajukan guru (Fact-

Finding)

2 3 5 62,5

6

Siswa mengemukakan pendapat dan ide-ide

tentang pertanyaan yang diajukan (Idea Finding).

2 2 4 50

7

Siswa berpartisipasi secara aktif ketika

diskusi kelas mengenai masalah yang akan

diselidiki (Idea Finding).

2 2 4 50

8 Siswa dan guru bersama-sama mencari jawaban yang paling benar (Implementation)

3 3 6 75

9 Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan

hal yang kurang dipahami (Implementation) 2 3 5 62,5

10 Siswa dan guru menarik kesimpulan untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang

dilaksanakan hari ini

2 3 5 62,5

Jumlah 25 28 53

Rata-rata (%) 62,5 70 66,25

Rata-rata keseluruhan (%) 66,25

Keterangan:

1 : kurang (< 40%) 3 : baik (61 - 80%)

2 : sedang/cukup (41% - 60%) 4 : sangat baik ( 81% - 100%)

P1 : Pertemuan Pertama

P2 : Pertemuan Kedua

Page 64: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Tabel 4.8

Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru dengan Menggunakan Model

Problem Based Learning (PBL) (Siklus II)

No Indikator atau aspek yang Dinilai Skor

Jumlah

Rata-

rata

(%) P1 P2

1 Guru memasuki kelas tepat waktu 4 4 8 100

2 Guru menggali pengetahuan awal siswa 3 3 6 75

3

Guru memberikan penjelasan tentang materi ajar atau prosedur kegiatan yang harus dilakukan

oleh siswa dan penggunaan metode

brainstorming

3 3 6 75

4 Guru dapat mengkondisikan siswa untuk belajar

secara rapi dan tertib 3 3 6 75

5 Guru memberikan pertanyaan tentang materi

yang sedang di pelajari (Preparation). 3 3 6 75

6

Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir kritis menjawab pertanyaan yang di

ajukan (Fact-Finding).

2 2 4 50

7

Guru memotivasi siswa untuk mengemukakan ide-ide yang kemudian dituliskan di papan tulis

(Idea Finding).

2 3 5 62,5

8

Guru menghentikan siswa tidak dapat mengeluarkan ide dan mengevaluasi ide yang

ada di depan papan tulis (Solution Finding).

2 3 5 62,5

9 Guru mendiskusikan hasil dari implementation

solusi/ide dalam kelas (implementation). 2 3 5 62,5

10 Guru bersama siswa menarik kesimpulan untuk

pembelajaran IPA yang dilaksanakan hari ini. 3 3 6 75

Jumlah 25 30 52

Rata-rata (%) 62,5 75 65

Rata-rata keseluruhan (%) 65

Keterangan:

1 : kurang (< 40%) 3 : baik (61 - 80%)

2 : sedang/cukup (41% - 60%) 4 : sangat baik ( 81% - 100%)

P1 : Pertemuan Pertama P2 : Pertemuan Kedua

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam

dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) siswa

sudah mengalami peningkatan dari siklus I hal ini dapat dibuktikan

persentase rata-rata siklus II sebesar 66,25% dari siklus I yaitu

Page 65: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

persentase rata-rata sebesar 45%, upaya peningkatan hasil belajar

siswa sudah dapat terlaksana walaupun secara keseluruhan belum

memuaskan masih terdapat beberapa kekurangan yaitu siswa belum

secara aktif ketika siswa mengemukakan pendapat dan ide-ide tentang

pertanyaan (Idea Finding), dan siswa berpartisipasi secara aktif diskusi

kelas mengenai masalah yang diselidiki (Idea Finding) ini terlihat dari

persentasenya sebesar 50%.

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa

aktifitas guru pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada

siklus II mengalami peningkatan dalam menciptakan suasana belajar

yang mengaktifkan siswa, hal ini dapat dilihat dari persentase setiap

itemnya. Tetapi masih terdapat beberapa item yang menujukan

aktivitas mengajar guru dikelas masih rendah, yaitu guru kurang

memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir menjawab

pertanyaan yang diajukan (Fact-Finding).

Adapun hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa akhir siklus II

tentang materi ibadah puasa dengan menggunakan model Problem

Based Learning (PBL).

Tabel 4.9

Hasil Kemampuan memecahkan masalah Siswa Dengan Model

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) (Siklus II)

No Indikator Siklus II Kategori

1 Mempertanyakan masalah 79,31% Tinggi

2 Menguji kebenaran permasalahan 73,27% Tinggi

3 Menilai/ membandingkan hasil dengan

kriteria 72,41% Tinggi

4 Membuat kesimpulan dari permasalahan 81,03% Sangat

Tinggi

Rata-rata keseluruhan (%) 75,68% Tinggi

Untuk lebih jelas data hasil kemampuan memecahkan masalah

siswa dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

dapat dilihat pada lampiran 3.

Page 66: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

e) Tahap Refleksi

Tahapan refleksi dilakukan setelah melewati tahap pelaksanaan

tindakan dan tahap observasi. Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk

mengetahui apakah tindakan yang dilakukan pada siklus II sudah

mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini terlihat dari kemampuan

berpikir kritis siswa sudah sebagian memenuhi indikator yang telah

ditetapkan, setelah peneliti dan guru berkolaborasi berdiskusi dengan

menggunakan data-data yang diperoleh dari kegiatan pelaksanaan

tindakan dan observasi, diketahui hasil tes kemampuan siklus II dalam

kategori tinggi. Belum mencapai dalam kategori sangat tinggi yaitu

lebih dari 80%. Namun kemampuan memecahkan masalah siswa kelas

VIII sudah mencapai 75,68% dikategorikan tinggi berdasarkan hasil

tes kemampuan akhir siklus II.

Selain itu berdasarkan lembar observasi aktivitas belajar siswa dan

aktivitas mengajar guru masih terlihat adanya kekurangan. Dalam

proses pembelajaran pada siklus II siswa belum secara aktif ketika

mengeluarkan pendapat. Hal ini terlihat dari presentasenya sebesar

50%. Selain itu siswa masih belum terbiasa untuk menanyakan hal

yang kurang dipahami dan siswa masih belum aktif mengeluarkan

pendapat.

Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus

II dan untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa,

maka dilanjutkan pada siklus III dengan melakukan perbaikan-

perbaikan berikut :

(1) Guru harus optimal memberi kesempatan kepada siswar untuk

berpikir kritis menjawab pertanyaan yang diajukan mengeluarkan

pendapat dan guru dapat menunjuk salah satu siswa supaya mau

bertanya.

(2) Guru memberikan tambahan point kepada siswa yang aktif agar

siswa terpancing untuk mengeluarkan pendapatnya

Berdasarkan hasil refleksi dapat disimpulkan bahwa pada siklus II

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dikategorikan tinggi

Page 67: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

dan belum mencapai kategori sangat tinggi, masih terdapat kekurangan

serta hal-hal yang perlu di perbaiki dalam proses pelaksanakan

tindakan. Oleh karena itu penelitian dilanjutkan ke siklus III dengan

melakukan perbaikan-perbaikan sebagaimana yang telah dipaparkan.

3. Pelaksanaan Penelitian Siklus III

Pelaksanaan siklus III dilakukan selama dua kali pertemuan

pembelajaran yang dimulai pada tanggal 10 April 2020 dan diakhiri pada

tanggal 17 April 2020 dengan memberikan tes kemampuan akhir siklus III

kepada siswa. Dalam pelaksanaan siklus III kegiatan yang dilakukan

meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

a) Tahap Perencanaan Siklus III

Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun rancangan yang akan

dilaksanakan, yaitu: menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) tentang materi sistem pernafasan dalam sub pokok bahasan

orang-orang yang boleh tidak melaksanakan puasa ramadhan dan tata

cara puasa yang akan dipelajari dengan model Problem Based

Learning (PBL), menyusun dan mempersiapkan bahan pembelajaran

yang akan digunakan, menyusun dan mempersiapkan lembar observasi

keterlaksanaan proses pembelajaran dan mempersiapkan soal tes

kemampuan akhir siklus III. dan menyiapkan kamera untuk

mendokumentasikan kegiatan yang terjadi selama proses

pembelajaran.

Tabel 4.10

Jadwal Perencanaan Siklus III

No Hari/tanggal Pertemuan Materi

1 Jum'at

10 April 2020 Pertemuan I

-orang-orang yang boleh

tidak melakukan puasa

Ramadhan.

-tatacara melaksanakan

puasa wajib.

2 Rabu

17 April 2020 Pertemuan II

Tes Kemampuan Berpikirkritis

(Siklus III)

Page 68: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

b) Tahap Pelaksanaan Siklus III

Pada tahap ini peneliti menyusun rancangan yang akan

dilaksanakan, yaitu: menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), tahap pelaksanaan siklus III Pelaksanaan tindakan penelitian

dilakukan dalam satu kali pertemuan pemberian tindakan, dan satu kali

pertemuan tes kemampuan memecahkan masalah siklus III yang

dilakukan selama 2x35 menit atau 2 jam pelajaran dengan sub pokok

bahasan ibadah puasa.

Namun terdapat tambahan kegiatan berdasarkan hasil refleksi dari

siklus II yaitu :

(1) Guru harus optimal memberi kesempatan kepada siswar untuk

berpikir kritis menjawab pertanyaan yang diajukan mengeluarkan

pendapat dan guru dapat menunjuk salah satu siswa supaya mau

bertanya.

(2) Guru memberikan tambahan point ke siswa agar siswa terpacing

untuk mengeluarkan pendapatnya

Pertemuan I

Pertemuan I pada siklus III dilaksanakan pada hari Jumat, 10 April

2020 jam ke 1-2 pada pukul 07.00-08.10 WIB. Materi yang akan

disampaikan adalah orang-orang yang boleh tidak melaksanakan puasa

ramadhan dan tata cara puasa.

(1) Kegiatan awal

Pada awal pembelajaran guru memulai dengan salam dan doa.

Selanjutnya guru menginformasikan bahwa akan dilaksanakan

pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan model Problem

Based Learning (PBL), dimana pembelajaran berpusat pada siswa.

Siswa belajar mengeluarkan pendapat mengenai masalah yang

dihadapi. Selanjutnya guru menyampaikan kepada siswa materi

yang akan dibahas pada pertemuan ini dengan sub bahasan orang-

orang yang boleh tidak melaksanakan puasa ramadhan dan tata

cara puasa. Sebelum memulai pembelajaran guru memberikan

apersepsi untuk memusatkan perhatian siswa, kemudian guru juga

Page 69: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

memberikan motivasi tentang sebutkan macam-macam benda

konduktor. Setelah itu guru memulai pembelajaran sesuai dengan

RPP yang telah disusun.

(2) Kegiatan inti

(a) Persiapan (Preparation)

Guru membagi siswa dalam 6 kelompok dan guru

mempersiapkan pertanyaan yang akan diajukan setiap

kelompok.

(b) Pencarian Fakta (Fact-Finding)

Guru memberi intruksi disetiap kelompok untuk

mendiskusikan pertanyaan yang diajukan guru yaitu apa saja

tata cara melaksanakan puasa? Siapa saja orang-orang yang

dibolehkan tidak melaksanakan puasa ramadhan?

(c) Pencarian Ide (Idea Finding)

Guru memotivasi siswa untuk mencari dan mengemukan

ide-ide atau pun gagasan-gagasan yang kemudian dituliskan di

papan tulis/white board/kartu, dengan aturan sebagai berikut

tidak ada kritik ataupun evaluasi menuliskan apa pun ide atau

gagasan yang dipikirkan siswa, kuantitas ide yang banyak

sangat dibutuhkan, ide atau gagasan tersebut dapat

digabungkan, diubah dan diperbaiki, dilakukan dengan gembira

dan santai, serta terkadang waktu jeda ”diam” juga diperlukan

bagi siswa untuk berpikir.

(d) Pencarian Solusi (Solution Finding)

Guru menghentikan bahwa siswa tidak dapat lagi

mengeluarkan ide-ide, guru mengevaluasi Ide-ide atau gagasan-

gagasan yang tertampung yang telah dituliskan dipapan tulis

dan menyeleksi ide-ide atau solusi yang kurang sesuai dengan

memberi tanda silang (X), guna memperoleh beberapa ide atau

solusi yang terbaik.

Page 70: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

(e) Pelaksanaan (Implementation)

Guru mendiskusikan hasil dari Implementation solusi/ide

dalam kelas.

(3) Penutup

Guru dan siswa mengevaluasi pembelajaran siswa melalui

mengambil kesimpulan yang telah dipelajari. Selama kegiatan

berlangsung pada pertemuan I, siswa menangapi dan mengeluarkan

pendapat tentang soal yang diajukan oleh guru selama 7 menit.

Hampir seluruh siswa yang berjumlah 23 orang tampak

berkonsentrasi memahami soal dan mengeluarkan pendapat, hanya

beberapa siswa saja masih diam dan susah mengeluarkan pendapat

ketika permasalahan diberikan oleh guru.

Pertemuan II

Pertemuan II pada siklus II dilaksanakan pada hari Jumat, 17 April

2020 jam ke 1-2 pada pukul 07.00-08.10 WIB. Pada pertemuan ini

guru mengadakan tes kemampuan akhir siklus III. Tes ini bertujuan

untuk mengetahui kemampuan memcahkan masalah siswa setelah

menggunakan model Problem Based Learning (PBL).

(1) Kegiatan awal

Pada awal pembelajaran guru memulai dengan salam dan doa.

Selanjutnya guru menginformasikan bahwa akan dilaksanakan tes

kemampuan memecahkan masalah.

(2) Kegiatan inti

(a) Guru memberikan intruksi dan menjelaskan aturan

mengerjakan tes kemampuan siklus III.

(b) Siswa bertugas menanggapi masalah perintah guru dan

mengerjakan soal dengan jujur dan benar.

(3) Penutup

Guru memberi intruksi kepada siswa untuk mengumpulkan

lembar jawaban dengan tertib dan guru menutup pelajaran.

Page 71: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

c) Hasil Observasi siklus III

Tabel 4.11

Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan

Model Problem Based Learning (PBL) (Siklus III)

No Indikator atau aspek yang Dinilai Skor

Jumlah Rata-

rata(%) P1 P2

1 Siswa membuka pelajaran dengan berdoa. 4 4 8 100

2

Siswa memberikan respon terhadap

pertanyaan atau instruksi yang diberikan oleh guru (Preparation)

4 4 8 100

3 Siswa Belajar secara rapi dan tertib

(Preparation) 4 4 8 100

4

Siswa memperhatikan penjelasan umum

tentang materi ajar dan penjelasan tentang

penerapan model Problem Based Learning (PBL). (Preparation).

4 4 8 100

5 Siswa bertugas menanggapi masalah atau pertanyaan yang diajukan guru (Fact-

Finding)

4 4 8 100

6

Siswa mengemukakan pendapat dan ide-

ide tentang pertanyaan yang diajukan (Idea Finding).

3 4 7 87,5

7

Siswa berpartisipasi secara aktif ketika

diskusi kelas mengenai masalah yang akan

diselidiki (Idea Finding).

3 4 7 87,5

8

Siswa dan guru bersama-sama mencari

jawaban yang paling benar (Implementation)

3 4 7 87.5

9

Siswa diberi kesempatan untuk

menanyakan hal yang kurang dipahami

(Implementation)

3 3 6 75

10 Siswa dan guru menarik kesimpulan untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam

yang dilaksanakan hari ini

3 3 6 75

Jumlah 35 38 73

Rata-rata (%) 87,5 95 91,25

Rata-rata keseluruhan (%) 91,25

Keterangan:

1 : kurang (< 40%) 3 : baik (61 - 80%)

2 : sedang/cukup (41% - 60%) 4 : sangat baik ( 81% - 100%)

P1 : Pertemuan Pertama

P2 : Pertemuan Kedua

Page 72: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Tabel 4.12

Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru dengan Menggunakan Model

Problem Based Learning (PBL) (Siklus III)

No Indikator atau aspek yang Dinilai Skor

Jumlah

Rata-

rata

(%) P1 P2

1 Guru memasuki kelas tepat waktu 4 4 8 100

2 Guru menggali pengetahuan awal siswa 4 4 8 100

3

Guru memberikan penjelasan tentang materi

ajar atau prosedur kegiatan yang harus

dilakukan oleh siswa dan penggunaan model Problem Based Learning (PBL).

4 4 8 100

4 Guru dapat mengkondisikan siswa untuk belajar secara rapi dan tertib

3 4 7 87,5

5 Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sedang di pelajari (Preparation).

4 4 8 100

6

Guru memberikan kesempatan pada siswa

untuk berpikir kritis menjawab pertanyaan

yang di ajukan (Fact-Finding).

3 4 7 87,5

7

Guru memotivasi siswa untuk mengemukakan

ide-ide yang kemudian dituliskan di papan

tulis (Idea Finding).

3 3 6 75

8 Guru menghentikan siswa tidak dapat mengeluarkan ide dan mengevaluasi ide yang

ada di depan papan tulis (Solution Finding).

3 4 7 87,5

9 Guru mendiskusikan hasil dari implementation solusi/ide dalam kelas (implementation).

3 4 7 87,5

10 Guru bersama siswa menarik kesimpulan untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam

yang dilaksanakan hari ini.

3 3 6 75

Jumlah 34 37 71

Rata-rata (%) 85 92,5 88,75

Rata-rata keseluruhan (%) 88,75

Keterangan:

1 : kurang (< 40%) 3 : baik (61 - 80%)

2 : sedang/cukup (41% - 60%) 4 : sangat baik ( 81% - 100%)

P1 : Pertemuan Pertama P2 : Pertemuan Kedua

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam

dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) siswa sudah

Page 73: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

mengalami peningkatan aktivitas belajar siswa. Kesimpulan yang

diperoleh dari hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus III,

antara lain:

(1) Siswa makin bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan model Problem

Based Learning (PBL) karena siswa terlibat langsung dalam

menyelesaikan suatu permasalahan dalam pembelajaran.

(2) Hampir semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan proses

pembelajaran karena mereka merasa termotivasi dan tertantang

untuk menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru.

(3) Siswa semakin berani untuk bertanya, bertukar pendapat,

mengungkapkan pendapat, dan berpartisipasi secara aktif dalam

diskusi yaitu dengan adanya pemberian point.

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.12 aktivitas mengajar guru

mengalami peningkatan yang optimal. Guru semakin baik dalam

menciptakan suasana belajar yang mengaktifkan siswa, selain itu

terdapat peningkatan pada kegiatan guru memotivasi siswa untuk aktif

ketika diskusi yang mengakibatkan adanya peningakatan pada

keaktifan siswa. Untuk lebih data observasi aktivitas mengajar guru

pada siklus III dapat dilihat pada hasil kemampuan berpikir kritis siswa

dapat dilihat dari tes kemampuan akhir siklus III yang dilakukan

setelah pemberian tindakan pada siswa mengenai materi ibadah puasa

dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Adapun

hasil tes kemampuan akhir siklus III adalah sebagai berikut :

Tabel 4.13

Hasil Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Dengan Model

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) (Siklus III)

No Indikator Siklus III Kategori

1 Mempertanyakan masalah 81,89% Sangat Tinggi

2 Menguji kebenaran permasalahan 93,10% Sangat Tinggi

3 Menilai/ membandingkan hasil dengan kriteria 92,67% Sangat Tinggi

4 Membuat kesimpulan dari permasalahan 97,41% Sangat Tinggi

Rata-rata keseluruhan (%) 90% Sangat Tinggi

Page 74: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Untuk lebih jelas data hasil kemampuan memecahkan masalah

siswa dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat

dilihat pada lampiran 4.

d) Tahap Refleksi

Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk mengetahui apakah tindakan

yang dilakukan pada siklus III sudah memenuhi indikator keberhasilan

penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari hasil refleksi yang

diperoleh menunjukan adanya perbaikan dan peningkatan hasil pada

siklus III. Hal ini terlihat dari adanya peningakatan pada aktivitas

belajar siswa dan aktivitas mengajar guru serta peningakatn hasil

belajar siswa pada tes kemampuan akhir siklus III yang telah mencapai

indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil refleksi tersebut penelitian pada siklus III

dikatakan sudah berhasil karena sudah memenuhi indikator

keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan, yaitu adanya

peningakatan aktivitas belajar siswa dan adanya peningkatan

kemampuan berpikir kritis siswa kedalam kategori sangat tinggi yaitu

90%, maka pemberian tindakan pada penelitian diakhiri pada siklus III.

C. Analisis Data

Tahap analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul, data

tersebut berupa hasil observasi aktivitas belajar siswa, hasil observasi aktivitas

mengajar guru, dan tes kemampuan memecahkan masalah siswa. Hasil data

yang diperoleh dari pengumpulan data dengan teknik observasi adalah sebagi

berikut:

1. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada suklis I diperoleh rata-rata

presentase sebesar 45% sedangakan pada siklus II diperoleh rata-rata

prosentase sebesar 66,25% dan pada siklus III diperoleh rata-rata

prosentase sebesar 91,25%. Hal ini menunjukan adanya peningakatan

aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama

Islam dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL).

Page 75: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

2. Hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I diperoleh rata-rata

presentase sebesar 63,75% sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata

presentase sebesar 65% dan pada siklus III di peroleh rata-rata presentase

sebesar 88,75%. Hal ini pun menunjukan adanya peningakatan

kemampuan guru dalam mengelola kelas sehingga mampu meningakatkan

hasil belajar siswa.

3. Sedangkan hasil data yang diperoleh dari pengumpulan data dengan teknik

tes kemampuan adalah sebagai berikut: perolehan persentase rata-rata hasil

belajar siswa pada tes akhir siklus I sebesar 52,24% kategori sedang, pada

tes akhir siklus II sebesar 75,68% kategori tinggi dan pada tes akhir siklus

III sebesar 90% kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukan adanya

peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam

dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL).

D. Interprestasi Hasil Analisis Data

Dari hasil analisis data yang dilakukan maka diperoleh informasi

bahwa pada pelaksanaan siklus I dari hasil observasi yang dilakukan selama

proses pembelajaran menunjukan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa

belum optimal. Namun terjadi peningakatan pada hasil belajar siswa setelah

dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus II dan siklus III. Adapun data yang

diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan sebagai pedoman bagi observer dalam

melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar

guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil yang diperoleh dari

lembar observasi digunakan peneliti dan observer sebagai bahan untuk

melakukan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan dan

sebagai acuan untuk melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Hasil

observasi yang diperoleh pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 76: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Tabel 4.14

Persentase Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model

Problem Based Learning (PBL).

Pertemuan Skor Aktivitas Peningkatan

Siklus I Siklus II Siklus III

1 42,5% 62,5% 87,5% 45%

2 47,5% 70% 95% 47,5%

Rata-rata 45% 66,25% 91,25% 46,25%

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.14 terjadi peningkatan aktivitas

belajar siswa dari siklus I ke siklus II dan III. Hal ini menunjukan bahwa

pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan model Problem

Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII

SMP Islam Al-Falah Kota Jambi selama proses pembelajaran.

Adapun persentase hasil belajar siswa pada siklus I, siklus II, dan

siklus III disajikan pada diagram berikut:

Gambar 4.1

Diagram Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model

Problem Based Learning (PBL).

Sedangkan hasil observasi aktivitas mengajar guru yang diperoleh

pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Siklus ISiklus II

Siklus III

45%

66.25%

91.25%Persentase Hasil Belajar Siswa

Page 77: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Tabel 4.15

Persentase Aktivitas Mengajar Guru dengan Menggunakan Model

Problem Based Learning (PBL).

Pertemuan Skor Aktivitas Peningkatan

Siklus I Siklus II Siklus III

1 62,5% 62,5% 85% 22,5%

2 65% 75% 92,5% 27,5%

Rata-rata 63,75% 65% 88,75% 25%

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.15 terjadi peningkatan

mengajar guru dari siklus I ke siklus II dan siklus III. Hal ini menunjukan

bahwa guru mengalami perbaikan dalam menciptakan kegiatan pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan model Problem Based Learning

(PBL) sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP

Al-Falah Kota Jambi.

Adapun persentase aktivitas mengajar guru pada siklus I, siklus II, dan

siklus III disajikan pada diagram berikut:

Gambar 4.2

Diagram Aktivitas Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model

Problem Based Learning (PBL).

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

Siklus ISiklus II

Siklus III

63.75% 65%

88.75%

Persentase Aktivitas Mengajar Guru

Page 78: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

2. Tes Kemampuan Hasil Belajar

Tes kemampuan hasil belajar yang digunakan adalah tes formatif,

yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Tes ini bertujuan

untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa. Adapun hasil belajar

siswa pada setiap tes akhir siklus tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.16

Persentase Kemampuan hasil belajar Siswa Kelas VIII dengan

Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL).

Tes Akhir Persentase Kriteria

Siklus I 52,24% Sedang

Siklus II 75,68% Tinggi

Siklus III 90% Sangat Tinggi

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.16 dapat dilihat adanya

peningakatan kemampuan berpikir kritis siswa dari siklus I ke siklus II dan

siklus III dengan peningkatan yaitu persentase sebesar 37,76%.

Peningkatan hasil tes ini menunjukan tercapainya indikator keberhasilan

Untuk lebih jelas data peningakatan hasil belajar siswa dari siklus I ke

siklus II dan siklus III dapat dilihat pada lampiran 5. Adapun persentase

kemampuan hasil belajar siswa tersaji dalam diagram sebagai berikut:

Gambar 4.3

Diagram Hasil Test Kemampuan Siswa Dengan Menggunakan Model

Problem Based Learning (PBL)

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

Siklus ISiklus II

Siklus III

52.24%

75.68%90%

Persentase Kemampuan Berpikir Kritis

Page 79: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Sedangkan rincian persentase kemampuan pada masing-masing

indikator berdasarkan hasil tes siklus I,II dan tes siklus II dapat dilihat

dalam tabel 4.17 dan diagram batang berikut:

Tabel 4.17

Persentase Masing-Masing Indikator Kemampuan Siswa Kelas VIII

Pada Siklus I,II dan Siklus III

Indikator

Persentase dan Kategori

Siklus I Siklus II Siklus III

Mempertanyakan

permaslahan

67,24%

(Tinggi)

79,31%

(Tinggi)

81,89%

(Sangat Tinggi)

Menguji kebenaran

permasalahan

43,10%

(Sedang)

73,27%

(Tinggi)

93,10%

(Sangat Tinggi)

Menilai/ membandingkan

hasil dengan kriteria

42,67%

(Sedang)

72,41%

(Tinggi)

92,67%

(Sangat Tinggi)

Membuat kesimpulan dari

solusi permasalahan

65,51%

(Tinggi)

81,03%

(Sangat Tinggi)

97,41%

(Sangat Tinggi)

Diagram indikator sebagai berikut :

Gambar 4.4

Diagram Indikator Tes Kemampuan Siswa

Keterangan

Indikator I : Mempertanyakan permaslahan

Indikator II : Menguji kebenaran permasalahan

Indikator III : Menilai/ membandingkan hasil dengan kriteria

Indikator IV : Membuat kesimpulan dari solusi permasalahan

67.24%

43.10% 42.67%

65.51%

79.31%73.27% 72.41%

81.03%81.89%

93.10% 92.67%97.41%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

120.00%

Indikator I Indikator II Indikator III Indikator IV

Siklus I Siklus II Siklus III

Persentase Indikator Kemampuan Siswa

Page 80: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

E. Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Problem Based

Learning (PBL) kelas VIII. Penelitian pembelajaran yang dilaksanakan pada

penelitian ini telah sesuai dengan tahapan model Problem Based Learning

(PBL) tahapan-tahapan pembelajaran model Problem Based Learning (PBL)

dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kegiatan pembelajaran dengan

menerapkan model Problem Based Learning (PBL) telah menunjukan hasil yang

cukup efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di kelas VIII SMP Islam Al-Falah Kota Jambi. Hal ini terlihat dari

adanya peningkatan hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan model

Problem Based Learning (PBL), karena dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan model Problem Based Learning (PBL) siswa sedemikian rupa

terlibat aktif dalam pembelajaran serta melatih kemampuan berpikir siswa

secara kritis sehingga siswa mampu memecahkan permasalahan yang

dihadapi.

Hal ini terbukti berdasarkan hasil observasi hasil belajar siswa yang

dilakukan pada siklus I mencapai 45% mengalami peningkatan pada siklus II

menjadi 66,25% dan pada siklus III lebih meningkat menjadi 91,25%. Sejalan

dengan peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model Problem

Based Learning (PBL), hal serupa terjadi pada tes hasil kemampuan siswa. Hal

ini terbukti berdasarkan hasil tes kemampuan akhir siklus I diperoleh hasil

kemampuan siswa dengan kemampuan mempertannyakan permasalahan

mencapai 67,24%, pada siklus II mengalami peningkatan mencapai 79,31%

dan pada siklus III lebih meningkat lagi hingga mencapai 81,89% kategori

sangat tinggi, hasil tes kemampuan akhir siklus I kemampuan menguji

kebenaran permasalahan mencapai 43,10%, pada siklus II mencapai 73,27%

dan pada siklus III mencapai 93,10% kategori sangat tinggi, hasil tes siklus I

kemampuan menilai/membandingkan hasil dengan kriteria mencapai 42,67%,

pada siklus II mengalami peningkatan mencapai 72,41% dan pada siklus III

meningkat hingga mencapai 92,67% kategori sangat tinggi dan hasil tes

kemampuan membuat kesimpulan dari solusi permasalahan mencapai 65,51%,

Page 81: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

pada siklus II mengalami peningkatan yang sangat signifikan mencapai

81,03% dan pada siklus III meningkat hingga mencapai 97,41% kategori

sangat tinggi. berdasarkan hasil tes penilaian peningkatan hasil belajar siswa

kelas VIII SMP Islam Al-Falah Kota Jambi pada siklus I diperoleh rata-rata

persentase hasil belajar siswa kelas VIII pada kategori sedang dengan

persentase 52,24%, mengalami peningakatan pada siklus II mencapai 75,68%

kategori tinggi dan mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus III

kategori sangat tinggi dengan persentase 90%. Berdasarkan analisis hasil tes

siklus I, siklus II dan siklus III, hasil belajar siswa kelas VIII SMP Islam Al-

Falah Kota Jambi mengalami peningkatan pada setiap indikatornya. Sehingga

dapat di simpulkan bahwa model Problem Based Learning (PBL) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Islam Al-Falah Kota Jambi.

Page 82: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian tindakan kelas (PTK), dapat

ditarik kesimpulan yaitu:

1. Hasil observasi hasil belajar siswa pada siklus I mencapai kriteria sedang,

mengalami peningkatan pada siklus II mencapai kriteria tinggi dan

mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus III mencapai kriteria

sangat tinggi.

2. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I mencapai kriteria cukup,

mengalami peningkatan pada siklus II mencapai kriteria sedang dan

mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus III mecapai kriteria

tinggi.

3. Sejalan dengan aktivitas belajar siswa yang meningkat maka, penerapan

pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) juga meningkatkan

hasil belajar siswa kelas VIII SMP Islam Al-Falah Kota Jambi pada siklus

I diperoleh persentase rata -rata pada kategori sedang. Pada siklus II

diperoleh hasil kemampuan siswa diperoleh rata-rata pada kategori tinggi.

Pada siklus III diperoleh hasil kemampuan siswa diperoleh rata-rata

persentase hasil kemampuan siswa pada kategori sangat tinggi. Sehingga

penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas VIII SMP Islam Al-Falah Kota Jambi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti merekomondasikan saran

kepada guru sebagai berikut :

1. Model Problem Based Learning (PBL) yang telah diterapkan pada siswa

kelas VIII SMP Islam Al-Falah Kota Jambi dapat meningkatkan hasil

belajar siswa sehingga dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam.

Page 83: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

2. Diharapkan kepada guru sebelum mengajar terlebih dahulu menyiapkan

rencana pelaksanaan pembelajaran, media pembelajaran dan metode

pembelajaran yang sesuai dengan kondisi sekolah dan materi

pembelajaran.

C. Penutup

Dengan mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada allah

SWT, bahwa penulis telah dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) ini, namun dalam penulisan karya ilmiah ini tentunya masih terdapat

kekurangan-kekurangan, baik dalam sistematis penulisan maupun bentuk kata-

kata.

Untuk itu kritik dan saran sangat di harapkan penulis demi perbaikan

penulisan Penelitian Tindakan (PTK) ini. Kemudian penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersedia

memberikan bantuan kepada penulis dalam penulisan karya ilmiah ini.

Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para guru di SMP Islam Al-

Falah Kota Jambi.

Page 84: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, S. P. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning

untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Jurnal Skripsi , 3-9

Amir, Mohammad Faizal and Sartika, Septi Budi (2017) Metodologi Penelitian

Dasar Bidang Pendidikan. UMSIDA PRESS.

Auliyah, S. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning.

Jurnal Pendidikan, 2(9): 1188-1195.

Awalia, F. (2018). Penerapan Model Problem Based Learning untuk

Meningkatkan Hasil Belajar. Jurnal Primary, 7(1): 40-43.

Dr. Iskandar, M.Pd. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat: Gaung Persada

(GP) Press.

Dr. Rusman, S.Pd. 2016. Model – Model Pembelajaran Mengembangkan

Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Dr. Tjipto Subadi, M.Si. (2010). Lesson Study Berbasis PTK (Penelitian Tindakan

Kelas). Surakarta.

Eka, P. (2017). Problem Based Learning Models of Religious Islamic Educations.

Jurnal Skripsi, 1-20.

Hurul, A. (2015). Penerapan Model Problem based Learning pada Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam. Jurnal Skripsi, 1-30.

Siti, A. S. (2012). Penerapan Model Problem Based Learning untuk

Meningkatkan Hasil Belajar. Jurnal Skripsi, 1-56

Page 85: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Suyadi, M.Pd.I. (2018). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Situmorang, Manihar (2010) PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) UNTUK

MATA PELAJARAN KIMIA (DENGAN SUPLEMEN). Unimed, Medan.

Tabrani. ZA, S.Pd.I., M.S.I. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. FTK Ar-Raniry

Press. Banda Aceh.

Page 86: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Pedoman Penskoran Per Indikator

Indikator Skor Keterangan

Memenuhi semua atau hampir indikator berikut:

1. Memahami petujuk, pernyataan, dan pertanyaan dengan

tepat

2. Membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat.

3. Menguji tingkat keterpercayaan.

4. Membuat keputusan untuk menarik kesimpulan

4 Baik

Memenuhi sebagian dan beberapa indikator berikut:

1. Memahami petujuk, pernyataan, dan pertanyaan dengan

tepat

2. Membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat.

3. Menguji tingkat keterpercayaan.

4. Membuat keputusan untuk menarik kesimpulan

3 Cukup

Memenuhi sebagian atau beberapa indikator berikut:

1. Kurang memahami petujuk, pernyataan, dan pertanyaan

dengan tepat

2. Kurang dapat membedakan antara fakta, non fakta dan

pendapat.

3. Kurang dapat menguji tingkat keterpercayaan.

4. Kurang dapat membuat keputusan

2 Kurang

Memenuhi sebagian atau beberapa indikator berikut:

1. Tidak dapat memberikan petujuk, pernyataan, dan

pertanyaan dengan tepat

2. Tidak dapat membedakan antara fakta, non fakta dan

pendapat.

3. Tidak dapat menguji tingkat keterpercayaan.

4. Tidak dapat membuat keputusan untuk menarik kesimpulan

1 Sangat

Kurang

Memenuhi semua atau hampir indikator berikut:

1. Tidak dapat memberikan petujuk, pernyataan, dan

pertanyaan dengan tepat

2. Tidak dapat membedakan antara fakta, non fakta dan

pendapat.

3. Tidak dapat menguji tingkat keterpercayaan

4. Tidak dapat membuat keputusan untuk menarik

kesimpulan

0 Sangat

Kurang

Sekali

LAMPIRAN 1

Page 87: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Skor Indikator Hasil Belajar (Siklus I) Responden Indikator

I

Indikator

II

Indikator

III

Indikator

IV

Skor

R1 2 1 1 1 2 7

R2 2 1 1 1 2 7

R3 2 1 1 1 3 8

R4 1 1 2 1 3 8

R5 2 3 3 1 3 12

R6 2 2 2 1 1 8

R7 3 3 2 1 2 11

R8 2 2 2 1 2 9

R9 4 2 4 2 3 15

R10 2 1 1 1 2 7

R11 2 1 2 1 3 9

R12 3 3 2 1 4 13

R13 2 1 3 1 2 9

R14 3 3 3 1 3 13

R15 3 1 2 3 2 11

R16 4 2 3 1 4 14

R17 4 1 3 1 3 12

R18 2 2 1 1 2 8

R19 2 1 2 1 3 9

R20 3 2 3 1 4 13

R21 3 2 3 1 2 11

R22 4 2 2 1 3 12

R23 2 2 2 2 2 10

R24 4 2 2 2 4 14

R25 2 1 2 1 2 8

R26 3 2 1 1 2 9

R27 4 2 3 1 3 13

R28 2 1 2 1 2 8

R29 4 2 4 2 3 15

Jumlah 78 50 99 76 303

Jumlah Ideal 116 116 232 116 580

Presentase 67,24% 43,10% 42,67% 65,51% 52,24%

𝑀𝑥 =𝑋

𝑁 𝑋 100% =

303

580𝑋 100%

= 52,24%

LAMPIRAN 2

LAMPIRAN 1

Page 88: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Skor Indikator Hasil Belajar (Siklus II) Responden Indikator

I

Indikator

II Indikator

III Indikator

IV Skor

R1 3 3 3 1 3 13

R2 3 3 3 3 4 16

R3 3 3 3 3 2 14

R4 2 3 2 3 3 13

R5 4 3 3 4 4 18

R6 3 3 3 3 2 14

R7 3 3 3 3 3 15

R8 4 4 3 4 4 19

R9 4 4 4 4 4 20

R10 3 3 3 3 2 14

R11 4 2 4 3 4 17

R12 4 3 4 4 4 19

R13 3 3 2 3 3 14

R14 3 2 3 3 2 13

R15 3 3 3 1 4 14

R16 4 4 4 3 4 19

R17 4 2 4 1 3 14

R18 3 3 2 3 3 14

R19 2 2 3 3 3 13

R20 4 3 3 3 3 15

R21 2 4 2 2 3 12

R22 3 3 3 1 2 13

R23 2 3 3 2 3 13

R24 3 3 3 1 4 14

R25 3 3 3 3 3 15

R26 4 4 3 1 4 16

R27 3 4 3 3 4 17

R28 3 3 3 3 4 16

R29 3 3 3 3 3 15

Jumlah 92 86 3168 94 439

Jumlah Ideal 116 116 232 116 580

Presentase 79,31% 73,27% 72,41% 81,03% 75,68%

𝑀𝑥 =𝑋

𝑁 𝑋 100% =

439

580𝑋 100%

=75,68%

LAMPIRAN 3

Page 89: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Skor Indikator Hasil Belajar (Siklus III) Responden Indikator

I

Indikator

II Indikator

III Indikator

IV Skor

R1 4 4 4 3 4 19

R2 4 3 3 3 4 17

R3 3 4 3 3 4 17

R4 3 2 3 3 4 15

R5 3 4 4 3 3 17

R6 3 3 4 4 4 17

R7 4 4 2 3 4 17

R8 4 4 4 4 4 20

R9 4 4 4 4 4 20

R10 2 3 4 4 4 17

R11 4 4 4 4 4 20

R12 4 4 3 4 4 19

R13 3 4 3 4 4 18

R14 3 4 4 1 3 15

R15 3 4 4 3 4 18

R16 4 3 4 4 4 19

R17 4 4 4 4 4 20

R18 3 4 4 4 4 19

R19 4 4 4 3 4 19

R20 2 4 3 4 4 17

R21 3 4 3 3 4 17

R22 3 4 4 4 4 19

R23 3 4 4 4 4 19

R24 3 3 3 4 4 17

R25 3 4 4 4 4 19

R26 3 3 3 4 4 17

R27 3 4 4 3 4 18

R28 3 4 4 4 4 19

R29 3 4 3 3 3 16

Jumlah 95 108 215 113 522

Jumlah Ideal 116 116 232 116 580

Presentase 81,89% 93,10% 92,67% 97,41% 90%

𝑀𝑥 =𝑋

𝑁 𝑋 100%=

522

580𝑋 100%

=90%

LAMPIRAN 4

Page 90: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Peningkatan Kemampuan Hasil Belajar Siswa

Indikator Siklus I Siklus II Siklus III Peningkatan

Mempertanyakan permasalahan 67,24% 79,31% 81,89% 14,65%

Menguji permasalahan 43,10% 73,27% 93,10% 50%

Menilai/membandingkan hasil

dengan kriteria 42,67% 72,41% 92,67% 50,01%

Membuat kesimpulan dari solusi

permasalahan 65,51% 81,03% 97,41% 31,9%

Persentase rata-rata tes

kemampuan berfikir kritis 52,24% 75,68% 90% 37,76%

Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa

1. (X Siklus II – X Siklus I)+ (X Siklus II – X Siklus I)

= (79,31%-67,24%)+(81,89%-14,65%)

= 12,07%+2,58%

=14,65%

2. (X Siklus II – X Siklus I)+ (X Siklus II – X Siklus I)

= (73,27%-43,10%)+(93,10%-73,27%)

= 30,17%+19,83%

=50%

3. (X Siklus II – X Siklus I)+ (X Siklus II – X Siklus I)

= (72,41%-42,67%)+(92,67%-72,41%)

=29,75%+20,26%

=50,01%

4. (X Siklus II – X Siklus I)+ (X Siklus II – X Siklus I)

= (81,03%-65,51%)+(97,41%-65,51%)

= 15,52%+16,38%

= 31,9%

5. (X Siklus II – X Siklus I)+ (X Siklus II – X Siklus I)

= (75,68%-52,24%)+(90%-75,68%)

= 23,44%+14,32%

= 37,76%

LAMPIRAN 5

Page 91: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

LAMPIRAN 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP SIKLUS I )

Sekolah : SMP Islam Al-Falah Kota Jambi

Kelas / Semester : VIII (delapan)/Semester Genap

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Materi Pokok : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang

Bertakwa

Alokasi Waktu : 4 x 35 Menit (2 x Pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,

ramah lingkungan, gotongroyong , kerjasama, cinta damai. Responsip dan

pro aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konsepteptual,

procedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora

dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban

terkait fenomena kejadian memecahan serta menerapkan pengetahuan

procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah , menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampumenggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

1.1 Menjelaskan pengertian puasa wajib dan dasar hukumnya.

1.2 Menjelaskan syarat-syarat melaksanakan puasa wajib dan puasa sunah

1.3 Menjelaskan rukun-rukun puasa wajib.

1.4 Menjelaskan macam-macam puasa wajib.

1.5 Menjelaskan hal-hal yang membatalkan puasa.

1.6 Menjelaskan orang-orang yang boleh tidak melakukan puasa Ramadlan.

1.7 Menjelaskan tatacara melaksanakan puasa wajib.

C. Indikator

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian Puasa wajib dan dasar hukum nya.

LAMPIRAN 6

Page 92: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

2. Siswa dapat menjelaskan syarat-syarat melaksanakan puasa.

3. Siswa dapat menjelaskan rukun-rukun puasa.

D. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik mampu:

1. Menjelaskan pengertian Puasa dan dasar hukumnya.

2. Menjelaskan syarat-syarat melaksanakan puasa.

3. Menjelaskan rukun-rukun Puasa.

E. Materi Pembelajaran

Ibadah Puasa Membentuk Pribadi yang Bertakwa

F. Metode Pembelajaran

Metode : Metode Diskusi Kelompok Kecil

Model : Problem Based Learning

G. Langkah- langkah Kegiatan :

1. Pertemuan I

No Kegiatan Pembelajaran Waktu

1 Kegiatan pendahuluan

a. Apersepsi

1) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama dipimpin oleh seorang peserta didik dengan penuh khidmat.

2) Guru memulai pembelajaran dengan pembacaan al-Quran surah ayat pilihan yang dipimpin oleh salah seorang peserta didik.

3) Guru memperhatikan kesiapan diri peserta didik dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kehadiran, kerapian pakaian, posisi, dan tempat duduk peserta didik.

4) Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan secara komunikatif yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

5) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicap.

6) Menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran.

10 menit

Page 93: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

2 Kegiatan inti

1) Mengamati a. Mengamati dan memberi komentar gambar

atau tayangan yang terkait dengan puasa. b. Menyimak dan membaca penjelasan mengenai

pengertian puasa wajib. c. Membaca dalil naqli mengenai puasa. 2) Menanya a. Dengan dimotivasi oleh guru mengajukan

pertanyaan tentang ketentuan puasa. 5) Komunikasi. a. Menyajikan paparan tentang ketentuan puasa. b. Merumuskan kesimpulan.

20 menit

3 Kegiatan penutup

1) Guru melakukan post test terhadap pemahaman peserta didik selama proses pembelajaran.

2) Guru bersama-sama para peserta didik melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

3) Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

4) Guru memberikan tugas mandiri kepada peserta didik berkaitan dengan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

5) Guru bersama-sama para peserta didik menutup pelajaran dengan berdoa.

5 menit

2. Pertemuan II

No Kegiatan Pembelajaran Waktu

1 Kegiatan pendahuluan

a. Apersepsi

1) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama dipimpin oleh seorang peserta didik dengan penuh khidmat.

2) Guru memulai pembelajaran dengan pembacaan al-Quran surah ayat pilihan yang dipimpin oleh salah seorang peserta didik.

3) Guru memperhatikan kesiapan diri peserta didik dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kehadiran, kerapian pakaian, posisi, dan tempat duduk peserta didik.

10 menit

Page 94: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

4) Menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran.

2 Kegiatan inti

1) Guru memberikan dan mengarahkan siswa untuk mengerjakan tes kemampuan akhir siklus 1.

2) Meng eksplore/ eksperimen a. Guru mengkondisikan peserta didik untuk

duduk secara berkelompok. b. Secara berkelompok mencari data dari berita

atau informasi tentang puasa. c. Mendiskusikan pengertian dan syarat-syarat

melaksanakan puasa. d. Mendiskusikan rukun-rukun puasa.

3) Guru membahas soal latihan dengan melontarkan pertanyaan kepada siswa, sehingga dapat menganalisis peningkatan berpikir siswa.

20 menit

3 Kegiatan penutup

1) Guru dan siswa menyimpulkan dan merefleksi materi pembelajaran hari ini.

2) Guru memberikan reward kepada “kelompok peserta didik terbaik”.

3) Siswa diminta untuk bertanya hal yang kurang dipahami pada materi hari ini.

4) Siswa diminta mempelajari materi yang diajarkan berkaitan materi Puasa untuk melaksanakan Tes kemampuaan memecahkan masalah siswa akhir siklus I.

5) Guru bersama-sama para peserta didik menutup pelajaran dengan berdoa.

5 menit

H. Alat- Alat, sumber belajar, dan penilaian

1. Alat-alat

a. Papan Tulis b. Spidol

2. Sumber Belajar

a. Buku Penunjang kurikulum 2013 mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VIII Edisi Revisi 2017, Penerbit Erlangga.

b. Sumber belajar lain yang relevan.

3. Penilaian Hasil Belajar

a. Teknik penilaian:

- Tes tertulis

Page 95: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

b. Bentuk instrumen:

- Isian

Jambi, 21 Februari 2020

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Drs. Sulaiman Putrie Prihatiningtyas

NIM : TP.161556

Page 96: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

LAMPIRAN 8

Kisi- Kisi Instrumen Tes Kemampuan Hasil Belajar

( Siklus I )

SK : Memahami pengertian Puasa.

KD : 1. Mendiskripsikan ketentuan Puasa.

No Soal Indikator

Hasil Belajar

1. Mengapa umat islam harus berpuasa

selama bulan Ramadhan ?

Mempertanyakan

permasalahan

2. Apakah wajib berniat shaum di bulan

Ramadhan setiap harinya ataukah cukup

satu kali niat saja untuk sebulan penuh?

Dan kapan sempurnanya hal itu ?

Menguji kebenaran

permasalahan

3. Bagaimana jika makan sahur setelah terbit

fajar karna tidak tahu ?

Membandingkan hasil

dengan kriteria

4. Sebutkan syarat sah puasa ! Menilai hasil dengan

kriteria

5. Sebutkan ruku-rukun puasa! Membuat kesimpulan dari

solusi permasalahan

Page 97: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

LAMPIRAN 9

Instrumen Tes Kemampuan Hasil Belajar

( Siklus I )

Petunjuk

1. Sebelum mengerjakan, perhatikan dan ikuti semua petunjuk berikut ini :

2. Tuliskan nama, kelas, sekolah.

3. Bacalah setiap soal dengan teliti, ikuti semua perintahnya ? kerjakan

berdiskusi dengan kelompokmu, kerjakanlah sungguh-sungguh semaksimal

mungkin!

4. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan.

1. Mengapa umat islam harus berpuasa selama bulan Ramadhan ?

2. Apakah wajib berniat shaum di bulan Ramadhan setiap harinya

ataukah cukup satu kali niat saja untuk sebulan penuh? Dan kapan

sempurnanya hal itu ?

3. Bagaimana jika makan sahur setelah terbit fajar karna tidak tahu ?

4. Sebutkan syarat sah puasa !

5. Sebutkan ruku-rukun puasa !

Page 98: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

LAMPIRAN 10

Jawaban Soal Tes Siklus I

1. Puasa merupakan salah satu dari lima rukun Islam. Ada juga ayat dalam

Alquran yang mengatur puasa bagi semua Muslim yang sudah baligh dan

sehat untuk menunaikan ibadah itu.

Jadi umat Islam berpuasa sebagai bagian dari ibadah, kesempatan untuk lebih

dekat dengan Allah SWT, dan cara untuk menjadi lebih berbelas kasih

kepada sesama yang membutuhkan. Selain itu, berpuasa juga dipandang sebagai cara untuk belajar kesabaran dan menghentikan kebiasaan buruk.

2. Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Setiap amalan bergantung

pada niat dan bagi setiap seseorang (akan mendapatkan) apa yang dia

niatkan.” Maka ini adalah dalil tentang keharusan niat dalam amalan-amalan.

Dan yang jelas adalah seseorang harus berniat di setiap harinya. Dan bukan

artinya ia harus mengatakan, “Nawaitu untuk berpuasa pada hari ini dan itu di

bulan Ramadhan.” Akan tetapi niat adalah maksud atau tujuan, bangunmu

untuk melaksanakan sahur dianggap sudah berniat demikian juga

penjagaanmu dari makanan dan minuman adalah berarti sudah berniat. Dan

adapun hadits, “Barangsiapa yang tidak bermalam dengan niat shaum maka

tidak ada shaum baginya,”

3. Jika anda tidak tahu waktu yang benar untuk masuknya waktu fajar di kota

yang anda baru saja pindah ke sana, dan anda makan sahur setelah masuk

waktu fajar, dan anda tidak tahu akan hal itu, para ulama telah berbeda

pendapat terkait hukumnya orang yang makan dan minum sementara ia

mengira masih ada sisa malam dan belum terbit fajar, demikian juga orang

yang makan dan minum karena ia mengira terbenam matahari lalu kemudian

ternyata perkiraannya salah.

4. Niat, dan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa.

5. Islam, Tamyiz, Suci dari haid dan nifas, bukan pd hari-hari yang diharamkan,

mampu.

Page 99: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

LAMPIRAN 11

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP SIKLUS II )

Sekolah : SMP Islam Al-Falah Kota Jambi

Kelas / Semester : VIII (delapan)/Semester Genap

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Materi Pokok : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang

Bertakwa

Alokasi Waktu : 4 x 35 Menit (2 x Pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotongroyong , kerjasama, cinta damai. Responsip dan pro aktif dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa.

3.Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konsepteptual, procedural

dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena kejadian

memecahan serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah , menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan

mampumenggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

1.1 Menjelaskan pengertian puasa wajib dan dasar hukumnya.

1.2 Menjelaskan syarat-syarat melaksanakan puasa wajib dan puasa sunah

1.3 Menjelaskan rukun-rukun puasa wajib.

1.4 Menjelaskan macam-macam puasa wajib.

1.5 Menjelaskan hal-hal yang membatalkan puasa.

1.6 Menjelaskan orang-orang yang boleh tidak melakukan puasa Ramadlan.

1.7 Menjelaskan tatacara melaksanakan puasa wajib.

C. Indikator

1. Siswa dapat menjelaskan macam-macam Puasa.

Page 100: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

2. Siswa dapat menjelaskan hal-hal yang membatalkan puasa.

D. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik mampu:

1. Menjelaskan macam-macam puasa.

2. Menjelaskan hal-hal yang membatalkan puasa.

E. Materi Pembelajaran

Ibadah Puasa Membentuk Pribadi yang Bertakwa

F. Metode Pembelajaran

Metode : Metode Diskusi Kelompok Kecil

Model : Problem Based Learning

G. Langkah- langkah Kegiatan :

1. Pertemuan I

No Kegiatan Pembelajaran Waktu

1 Kegiatan pendahuluan

a. Apersepsi

a) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama dipimpin oleh seorang peserta didik dengan penuh khidmat.

b) Guru memulai pembelajaran dengan pembacaan al-Quran surah ayat pilihan yang dipimpin oleh salah seorang peserta didik.

c) Guru memperhatikan kesiapan diri peserta didik dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kehadiran, kerapian pakaian, posisi, dan tempat duduk peserta didik.

d) Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan secara komunikatif yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

e) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicap.

f) Menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran.

10 menit

2 Kegiatan inti

1) Mengamati a. Menyimak dan membaca penjelasan mengenai

20 menit

Page 101: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

macam-macam puasa dan hal-hal yang membatalkan puasa.

2) Menanya a. Dengan dimotivasi oleh guru mengajukan

pertanyaan tentang ketentuan puasa. 3) Komunikasi. a. Menyajikan paparan tentang materi yang

dipelajari. b. Merumuskan kesimpulan.

3 Kegiatan penutup

1) Guru bersama-sama para peserta didik melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

2) Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

3) Guru memberikan tugas mandiri kepada peserta didik berkaitan dengan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

4) Guru bersama-sama para peserta didik menutup pelajaran dengan berdoa.

5 menit

2. Pertemuan II

No Kegiatan Pembelajaran Waktu

1 Kegiatan pendahuluan

a. Apersepsi

1) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama dipimpin oleh seorang peserta didik dengan penuh khidmat.

2) Guru memulai pembelajaran dengan pembacaan al-Quran surah ayat pilihan yang dipimpin oleh salah seorang peserta didik.

3) Guru memperhatikan kesiapan diri peserta didik dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kehadiran, kerapian pakaian, posisi, dan tempat duduk peserta didik.

4) Menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran.

10 menit

2 Kegiatan inti

1) Guru memberikan dan mengarahkan siswa untuk mengerjakan tes kemampuan akhir siklus 2.

20 menit

Page 102: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

2) Meng eksplore/ eksperimen a. Guru mengkondisikan peserta didik untuk

duduk secara berkelompok. b. Secara berkelompok mencari data dari berita

atau informasi tentang puasa. c. Mendiskusikan macam-macam puasa. d. Mendiskusikan hal-hal yang membatalkan

puasa. 3) Guru membahas soal latihan dengan

melontarkan pertanyaan kepada siswa, sehingga dapat menganalisis peningkatan berpikir siswa.

3 Kegiatan penutup

1) Guru dan siswa menyimpulkan dan merefleksi materi pembelajaran hari ini.

2) Guru memberikan reward kepada “kelompok peserta didik terbaik”.

3) Siswa diminta untuk bertanya hal yang kurang dipahami pada materi hari ini.

4) Guru bersama-sama para peserta didik menutup pelajaran dengan berdoa.

5 menit

H. Alat- Alat, sumber belajar, dan penilaian

1. Alat-alat

a. Papan Tulis b. Spidol

2. Sumber Belajar

a. Buku Penunjang kurikulum 2013 mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VIII Edisi Revisi 2017, Penerbit Erlangga.

b. Sumber belajar lain yang relevan.

3. Penilaian Hasil Belajar

a. Teknik penilaian: -Tes tertulis

b. Bentuk instrumen: - Isian

Jambi, 6 Maret 2020

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Drs. Sulaiman Putrie Prihatiningtyas

NIM : TP.161556

Page 103: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

LAMPIRAN 12

Kisi- Kisi Instrumen Tes Kemampuan Hasil Belajar

( Siklus II )

SK : Memahami macam-macam puasa dan hal-hal yang membatalkan puasa.

KD : 1. Mendiskripsikan ketentuan puasa.

N

o Soal

Indikator Hasil

Belajar

1. 1. Bagaimana Hukum Puasa Tapi Tidak Salat?

2. Apa Saja Tanda-Tanda Puasa yang Diterima

Allah?

3. Batalkah Puasa Jika Melihat Aurat Tak Sengaja

dan Apa Hukumnya?

4. Bolehkah Keramas dan Bekam saat Puasa?

5. Bolehkah Sahur Pada Saat Adzan Subuh Sudah

Berkumandang karena Baru Terbangun?

6. Hukum Tidur Sepanjang Hari saat Puasa?

7. Bolehkah Gosok Gigi di Siang Hari Saat Puasa ?

8. Apakah Muntah Membatalkan Puasa?

9. Bagaimana Cara Mengqadha Puasa Bagi Ibu

Hamil dan Menyusui?

10. Apakah Berkumur Saat Wudhu dan Bergosip Bisa

Membatalkan Puasa?

Mempertanyakan

permasalahan

2. 1. Bolehkan Facebook-an dan Bermain Game Saat

Puasa?

2. Mimpi Basah di Siang Bolong Saat Puasa?

3. Apa Keistimewaan Lailatul Qodar dan Nuzulul

Quran?

4. Bolehkah Membersihkan Telinga dan Ngupil Saat

Puasa ?

5. Benarkah Hukumnya Makruh Kalau Terlalu

Sering Mandi/Berkumur Saat Puasa ?

6. Apa Hukum Berenang Saat Puasa?

Menguji

kebenaran

permasalahan

3. 1. Pekerjaan yang Bagaimana yang Membolehkan

Orang Tidak Berpuasa dan Bisa Diganti di Hari-

hari yang Lain Selain Bulan Ramadan?

2. Batalkah Puasa Jika Mencicipi Makanan?

3. Mana yang Lebih Utama, Puasa Syawal atau

Membayar Utang Puasa Ramadan?

4. Bolehkah Suntik karena Pengobatan Saat Puasa?

5. Bagaimana Jika Kita Punya Utang Puasa

Ramadan dan Belum Menggantinya Pada Saat

Bulan Ramadan Berikutnya Telah Tiba?

Membandingkan

hasil dengan

kriteria

Page 104: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

4. 1. Apakah Amalan Terbaik di Bulan Ramadan?

2. Bolehkan Tidur Lagi Setelah Sahur dan Salat

Subuh?

3. Sah kah Puasa Tanpa Salat Tarawih ?

4. Bolehkah Berniat Puasa Sekaligus Diet?

Menilai hasil

dengan kriteria

5. 1. Bagaimana Hukumnya Air Mani Keluar Pada

Saat Berpuasa?

2. Bagaimana Mengetahui Ciri-ciri Lailatul Qadar?

3. Bagaimana Hukum Puasa bagi orang yang sudah

sangat tua?

4. Bolehkah berbohong pada saat puasa ?

5. Bolehkah menangis/mengeluarkan air mata pada

saat puasa ?

Membuat

kesimpulan dari

solusi permasalahan

Page 105: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

LAMPIRAN 13

Instrumen Tes Kemampuan Hasil Belajar

( Siklus II )

Petunjuk

1. Sebelum mengerjakan, perhatikan dan ikuti semua petunjuk berikut ini :

2. Tuliskan nama, kelas, sekolah.

3. Bacalah setiap soal dengan teliti, ikuti semua perintahnya ? kerjakan

sendiri

dengan sungguh-sungguh semaksimal mungkin!

4. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan

1. Bagaimana Hukum Puasa Tapi Tidak Salat?

2. Apa Saja Tanda-Tanda Puasa yang Diterima Allah?

3. Batalkah Puasa Jika Melihat Aurat Tak Sengaja dan Apa Hukumnya?

4. Bolehkah Keramas dan Bekam saat Puasa?

5. Bolehkah Sahur Pada Saat Adzan Subuh Sudah Berkumandang karena

Baru Terbangun?

6. Hukum Tidur Sepanjang Hari saat Puasa?

7. Bolehkah Gosok Gigi di Siang Hari Saat Puasa ?

8. Apakah Muntah Membatalkan Puasa?

9. Bagaimana Cara Mengqadha Puasa Bagi Ibu Hamil dan Menyusui?

10. Apakah Berkumur Saat Wudhu dan Bergosip Bisa Membatalkan Puasa?

11. Bolehkan Facebook-an dan Bermain Game Saat Puasa?

12. Mimpi Basah di Siang Bolong Saat Puasa?

13. Apa Keistimewaan Lailatul Qodar dan Nuzulul Quran?

14. Bolehkah Membersihkan Telinga dan Ngupil Saat Puasa ?

15. Benarkah Hukumnya Makruh Kalau Terlalu Sering Mandi/Berkumur

SaatPuasa ?

16. Apa Hukum Berenang Saat Puasa?

Page 106: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

17. Pekerjaan yang Bagaimana yang Membolehkan Orang Tidak Berpuasa

dan Bisa Diganti di Hari-hari yang Lain Selain Bulan Ramadan?

18. Batalkah Puasa Jika Mencicipi Makanan?

19. Mana yang Lebih Utama, Puasa Syawal atau Membayar Utang Puasa

Ramadan?

20. Bolehkah Suntik karena Pengobatan Saat Puasa?

21. Bagaimana Jika Kita Punya Utang Puasa Ramadan dan Belum

Menggantinya Pada Saat Bulan Ramadan Berikutnya Telah Tiba?

22. Apakah Amalan Terbaik di Bulan Ramadan?

23. Bolehkan Tidur Lagi Setelah Sahur dan Salat Subuh?

24. Sah kah Puasa Tanpa Salat Tarawih ?

25. Bolehkah Berniat Puasa Sekaligus Diet?

26. Bagaimana Hukumnya Air Mani Keluar Pada Saat Berpuasa?

27. Bagaimana Mengetahui Ciri-ciri Lailatul Qadar?

28. Bagaimana Hukum Puasa bagi orang yang sudah sangat tua?

29. Bolehkah berbohong pada saat puasa ?

30. Bolehkah menangis/mengeluarkan air mata pada saat puasa ?

Page 107: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

LAMPIRAN 14

Jawaban Soal Tes Siklus II

1. Pada prinsipnya seorang muslim berkewajiban melaksanakan semua kewajiban dasar agama seperti salat, puasa, zakat, dan haji jika mampu. Sebagian ulama menilai orang yang meninggalkan salah satu dari kewajiban itu tanpa alasan yang dapat diterima telah kafir atau keluar dari Islam. Sebagian lain menilai hanya yang meninggalkan salat tanpa uzur yang dinilai kafir, berdasarkan hadis Nabi "Yang membedakan antara keislaman dan kekufuran seseorang adalah salat." Atas dasar itu, puasa orang yang tidak salat tidak diterima, karena amalan orang kafir tidak diterima di sisi Allah. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa meninggalkan salat atau salah satu dari kewajiban di atas karena alasan malas (dengan tetap meyakini bahwa itu suatu kewajiban yang harus dilaksanakan, dan selama ia masih meyakini rukun iman), ia tidak keluar dari Islam. Orang itu hanya dinilai fasik. Pendapat terakhir ini tampaknya yang dipilih oleh Yusuf Qaradhawi dalam bukunya Min Hady al-Islam: Fatawa Mu'ashira. Demikian, wallahu a'lam. Anda dapat mengingatkannya dengan mengatakan bahwa salat dan puasa sama-sama rukun Islam yang wajib dikerjakan.

2. Tanda bahwa puasa kita benar-benar diterima oleh Allah dapat kita rasakan antara lain: apabila kita merasa Allah dekat dengan kita, apabila kita menyadari dosa-dosa kita, lalu tumbuh kesadaran kita untuk melakukan taubat nasuha. Selain itu juga kita lebih santun dan lebih peduli kepada sesama. Wallahu a'lam.

3. Melihat aurat wanita —tanpa sadar atau tanpa sengaja— dapat ditoleransi dan inilah antara lain yang dimaksud oleh Nabi dengan pandangan awal/ pertama ditoleransi, sedang pandangan kedua, yaitu melihatnya secara sadar dan dengan maksud melihat, itu yang diharamkan.

4. Boleh berkeramas ketika sedang berpuasa Ramadan. Membekam dan mengambil darah untuk donor atau pemeriksaan kesehatan tidak membatalkan puasa.

5. Tidak boleh. Karena masuknya waktu Subuh yang ditandai dengan dikumandangkannya adzan merupakan batas awal kita mulai berpuasa. Makan sahur hukumnya sunnah, jadi berpuasa tanpa makan sahur tetap sah. Demikian, wallahu a'lam.

6. Tentu nilai puasanya tidak sama dengan orang yang mengisi siang harinya dengan berbagai kegiatan ibadah atau kegiatan positif lainnya. Kalau tidur itu dilakukan di kantor saat jam kerja, itu merupakan korupsi waktu yang tidak berpahala bahkan berdosa. Demikian, wallahu a’lam.

7. Bersiwak/ bersikat gigi dianjurkan oleh Nabi Saw dan dilakukan beliau berkali-kali sepanjang hari ketika beliau berpuasa. Menggunakan pasta gigi pun boleh selama tidak tertelan dengan sengaja. Muntah yang membatalkan puasa seseorang adalah muntah yang disengaja, memenuhi mulut, dan terjadi pada saat dia ingat sadar sedang berpuasa. Sedangkan dahak yang keluar karena

Page 108: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

sakit batuk tidak termasuk muntah yang membatalkan puasa. Puasa tidak batal dengan mengeluarkan dahak. Demikian, wallahu a’lam.

8. Apabila yang hamil dan menyusukan tidak berpuasa maka dia wajib menggantinya di hari lain tanpa membayar fidyah menurut mazhab Imam Abu Hanifah. Sedangkan dalam mazhab Syafi'i dan Hanbali bila keduanya hanya mengkhawatirkan keadaan bayi atau janinnya saja maka yang hamil atau yang menyusukan harus menggantinya dengan tambahan membayar fidyah. Mazhab Malik membolehkan tidak membayar fidyah bagi yang hamil dan hanya mewajibkan qadha dan fidyah bagi yang menyusukan. Fidyah adalah memberi makan setiap hari tidak berpuasa kepada seorang miskin.

9. Melakukannya saat berpuasa dapat dibenarkan, tetapi harus hati-hati agar air tidak masuk ke dalam rongga. Bahkan, kalau air masuk tanpa sengaja, puasa tetap sah. Bergosip tidak membatalkan puasa, tetapi mengurangi nilai puasa. Bahkan bisa jadi orang yang bergosip tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya selain lapar dan dahaga. Bergosip hukumnya haram, baik ketika kita sedang berpuasa maupun tidak. Demikian, wallahu a’lam.

10. Selama dalam aktivitas membuka internet, jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dsb. Itu tidak ada unsur-unsur yang membatalkan puasa, hal itu boleh-boleh saja dilakukan. Bukankah saat ini banyak sekali orang yang memanfaatkan kemudahan internet untuk saling menasihati dalam kebaikan. Tetapi kalau melalui internet Anda melihat gambar atau film yang dapat mengundang birahi, nilai puasa Anda bisa berkurang, bahkan bisa jadi tidak bernilai sama sekali. Puasa tidak batal, teruskan sampai waktu berbuka. Demikian, wallahu a'lam.

11. Mimpi di luar kuasa pengendalian manusia, dan tidak dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Karena itu, keluar sperma saat bermimpi tidak membatalkan puasa.

12. Lailatul Qadar adalah malam diturunkannya al-Qur'an seperti disebutkan dalam surah al-Qadar (97):1. Tetapi peringatan Nuzulul Quran setiap 17 Ramadan di negara kita ini tidak berarti bahwa malam itu adalah Lailatul Qadar, karena Lailatul Qadar adanya di 10 malam terakhir bulan Ramadan. Mungkin akan timbul pertanyaan: kalau al-Qur'an diturunkan pada Lailatul Qadar, dan Lailatul Qadar terjadi pada 10 malam terakhir Ramadhan, mengapa kita memperingati turunnya al-Qur'an pada 17 Ramadan? Ada pendapat bahwa peringatan Nuzulul Qur'an di Indonesia pada setiap 17 Ramadan adalah usulan Haji Agus Salim (dikaitkan dengan angka 17 Agustus yang merupakan hari kemerdekaan RI). Tampaknya para pendiri pendiri bangsa ini ingin menegaskan agar semangat keagamaan dan semangat kebangsaan benar-benar menyatu dalam komponen bangsa ini. Demikian, wallahu a'lam.

13. Mengorek kuping dan hidung tidak membatalkan puasa. Sedangkan soal berhubungan seks saat puasa jika ketika itu telah masuk waktu Subuh, maka berhubungan seks saat sudah masuk waktu puasa yakni subuh hingga menjelang magrib haram hukumnya. Sanksinya memerdekakan hamba sahaya atau berpuasa dua bulan berturut-turut atau memberi makan enam puluh fakir miskin. Akan tetapi, kalau orang kaya, sanksinya adalah berpuasa

Page 109: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

dua bulan berturut-turut. Karena dikhawatirkan jika memberi makan, dia akan mengulangi pelanggarannya. Ini merupakan dosa kedua pelaku kecuali jika salah seorang dipaksa dan tidak dapat mengelak. Demikian, wallahu a'lam.

14. Mandi ketika berpuasa pun tidak apa-apa. Rasul Saw menganjurkan kita berolahraga, antara lain berenang. Agama menoleransi setiap pelanggaran apabila dilakukan dengan terpaksa atau tidak disengaja, dan selama upaya menghindarinya telah dilakukan.

15. Pekerjaan itu di antaranya adalah jenis pekerjaan pekerjaan berat (seperti kuli bangunan) yang melelahkan, pekerjaan itu sangat dibutuhkan oleh yang bersangkutan, dan ia merasa letih (tidak kuat) kalau melakukan pekerjaannya sambil berpuasa boleh diganti dengan fidyah. Orang yang sakit atau sedang dalam perjalanan juga boleh tidak berpuasa Ramadan dengan kewajiban menggantinya pada hari-hari lain.

16. Mencicipi makanan bagi orang yang berpuasa tidak membatalkan puasa selama tidak ada makanan yang masuk atau tertelan. Demikian, wallahu a'lam.

17. Dahulukan membayar utang puasa (qadha'). Puasa Syawal dapat dilakukan kapan saja selama masih bulan Syawal.

18. Pada dasarnya, suntikan tidak membatalkan puasa. Akan tetapi, sebagian ulama menilai bahwa suntikan insulin untuk yang berpenyakit gula berbeda dengan suntikan biasa. Mereka mengatakan bahwa suntikan ini langsung masuk ke dalam darah. Saya pribadi berpendapat suntikan insulin tidak membatalkan puasa, karena meskipun masuk ke dalam tubuh tetapi berbeda dengan suntikan infus yang sifatnya mengenyangkan (mengganti zat makanan). Apalagi suntikan insulin bertujuan untuk penyembuhan atau mengurangi kadar gula darah. Wallahu a'lam.

19. Hanya segelintir kecil ulama yang mengharuskan sesegera mungkin membayar utang puasa. Namun, pada umumnya tidak mengharuskan kesegeraan itu, walaupun diakui bahwa semakin cepat membayar utang puasa semakin baik. Kalau berlalu Ramadan berikut tanpa sempat menggantinya, maka kewajiban tersebut tidak gugur. Imam Malik, Syafi'i, dan Ahmad berpendapat bahwa di samping Anda harus berpuasa, Anda harus juga membayar kafarat (penutup dosa) akibat keterlambatan itu. Kafarat itu berupa memberi makan seorang miskin. Sementara itu, Imam Abu Hanifah tidak mewajibkannya. Sementara untuk perihal membayar hutang puasa yang bertahun-tahun silam bisa dengan membayarlah utang puasa dengan puasa di hari lain semampu Anda. Jika tidak mampu, bayarlah fidyah akibat ketidakmampuan itu sambil memohon ampunan kepada-Nya. Fidyah diberikan kepada fakir miskin, termasuk pengemis. Demikian, wallahu a'lam.

20. Selain puasa, amaliah utama pada ulan Ramadhan antara lain: membaca al-Qur’an, mendalami al-Qur’an, qiyamullail atau salat malam, iktikaf di masjid, siapkan buka puasa bagi orang yang berpuasa, santuni kaum dhuafa, dll.

Page 110: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

21. Tidak ada larangan untuk tidur setelah selesai sahur dan salat Subuh. Memang ada hadis yang maknanya berbunyi: "Tidur pagi mencegah rezeki", tapi hadis itu dinilai sangat lemah. Ada juga hadis Nabi Saw yang maknanya berbunyi: "Ya Allah, berikanlah berkah kepada umatku di pagi hari mereka", tetapi hadis itu pun dinilai hadis munkar. Untuk kedua hadis tersebut Anda dapat melihat buku Dha'if at-Targhib, Kitab al-Buyu’ wa Ghairiha. Ada lagi hadis lain yang diriwayatkan dari Abu Hurairah yang maknanya "Umatku diberi berkah di pagi hari". Itu pun dinilai isnadnya lemah. Demikian, wallahu a'lam.

22. Puasa orang yang melakukan salat lima waktu tetapi tidak melakukan salat tarawih dan salat witir tetap sah, karena tarawih dan witir tidak wajib. Kendati demikian, sungguh disayangkan meninggalkan tarawih dan witir yang sangat dianjurkan selama bulan puasa dan berpahala besar itu! Soal berniat puasa sekaligus diet, ibadah harus dilakukan dengan ikhlas, yakni demi karena Allah. Kendati demikian, ulama membolehkan menggabung dua niat yang berbeda, selama kedua hal tersebut atau salah satunya tidak dilarang agama. Sebagai contoh, Allah mewajibkan kita berhaji demi karena Allah, tetapi dalam saat yang sama Dia juga membenarkan yang melaksanakan haji untuk berdagang di tanah suci dan di musim haji. Allah berfirman: "Tidak ada dosa bagi kamu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu," yakni ketika melaksanakan ibadah haji (QS Al-Baqarah (2): 198). Dengan demikian, tidak ada halangan menggabung niat berpuasa bersama niat dengan menjaga kesehatan atau kecantikan, karena menjaga kesehatan dan kecantikan adalah anjuran Allah Swt. Demikian, wallahu a'lam.

23. Jika keluarnya mani itu disebabkan karena mimpi, itu tidak membatalkan puasa, karena mimpi di luar kendali manusia. Tetapi kalau keluarnya air mani itu karena hubungan badan, itu membatalkan puasa dan pelakunya (baik suami maupun istri) terkena sanksi: memerdekakan hamba sahaya atau berpuasa dua bulan berturut-turut atau memberi makan enam puluh fakir miskin. Akan tetapi, kalau orang kaya, sanksinya adalah berpuasa dua bulan berturut-turut. Karena dikhawatirkan jika memberi makan, dia akan mengulangi pelanggarannya. Ini merupakan dosa kedua pelaku kecuali jika salah seorang dipaksa dan tidak dapat mengelak. Demikian, wallahu a'lam.

24. Lailatul Qadar adalah malam yang amat mulia. Manusia tidak dapat membayangkan betapa mulianya. Karena itu, ketika menjelaskan al-Qur'an mendahulukan ungkapan Wa ma Adraka/ dan apakah yang menjadikan engkau siapa pun engkau mengetahui apakah Lailat al-Qadar? yakni Engkau —siapa pun engkau—tidak mampu mengetahui dan menjangkau secara keseluruhan betapa hebat dan mulia malam itu. Kata-kata yang digunakan manusia tidak dapat melukiskannya dan nalarnya pun sukar menjangkaunya. Lailatul Qadar dilukiskan sebagai salam kedamaian sampai terbitnya fajar dan ini menjadikan hati seseroang yang mendapatkannya selalu damai dan tenteram sehingga mengantar pemiliknya dari ragu kepada yakin, dari kebodohan kepada ilmu, dari lalai kepada ingat, khianat kepada amanat, riya kepada ikhlas, lemah kepada teguh, dan sombong kepada tahu diri. Pada malam Lailatul Qadar malaikat-malaikat turun. Dan ini menjadikan seseorang yang mendapatkannya selalu mengarah kepada kebaikan karena adanya bimbingan malaikat. Itulah alamat yang dapat dijadikan bukti pertemuan dengan Lailatul Qadar.

Page 111: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

LAMPIRAN 15

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP SIKLUS III )

Sekolah : SMP Islam Al-Falah Kota Jambi

Kelas / Semester : VIII (delapan)/Semester Genap

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Materi Pokok : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang

Bertakwa

Alokasi Waktu : 4 x 35 Menit (2 x Pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotongroyong , kerjasama, cinta damai. Responsip dan pro aktif dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa.

3.Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konsepteptual, procedural

dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena kejadian

memecahan serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah , menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan

mampumenggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

1.1 Menjelaskan pengertian puasa wajib dan dasar hukumnya.

1.2 Menjelaskan syarat-syarat melaksanakan puasa wajib dan puasa sunah

1.3 Menjelaskan rukun-rukun puasa wajib.

1.4 Menjelaskan macam-macam puasa wajib.

1.5 Menjelaskan hal-hal yang membatalkan puasa.

1.6 Menjelaskan orang-orang yang boleh tidak melakukan puasa Ramadhan.

1.7 Menjelaskan tatacara melaksanakan puasa wajib.

C. Indikator

1. Siswa menjelaskan orang-orang yang boleh tidak melakukan puasa Ramadhan.

2. Siswa dapat menjelaskan tatacara melaksanakan puasa wajib.

Page 112: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

D. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik mampu:

3. Menjelaskan orang-orang yang boleh tidak melakukan puasa Ramadhan.

4. Menjelaskan tatacara melaksanakan puasa wajib.

E. Materi Pembelajaran

Ibadah Puasa Membentuk Pribadi yang Bertakwa

F. Metode Pembelajaran

Metode : Metode Diskusi Kelompok Kecil

Model : Problem Based Learning

G. Langkah- langkah Kegiatan :

3. Pertemuan I

No Kegiatan Pembelajaran Waktu

1 Kegiatan pendahuluan

a. Apersepsi

a) Guru membuka pembelajaran dengan salam

dan berdoa bersama dipimpin oleh seorang

peserta didik dengan penuh khidmat.

b) Guru memulai pembelajaran dengan

pembacaan al-Quran surah ayat pilihan yang

dipimpin oleh salah seorang peserta didik.

c) Guru memperhatikan kesiapan diri peserta

didik dengan mengisi lembar kehadiran dan

memeriksa kehadiran, kerapian pakaian, posisi,

dan tempat duduk peserta didik.

d) Guru memberikan motivasi dan mengajukan

pertanyaan secara komunikatif yang berkaitan

dengan materi pembelajaran.

e) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan

tujuan pembelajaran yang akan dicap.

f) Menyampaikan tahapan kegiatan yang akan

dilaksanakan dalam pembelajaran.

10 menit

2 Kegiatan inti

1) Mengamati

a. Menyimak dan membaca penjelasan mengenai

orang-orang yang boleh tidak melakukan

20 menit

Page 113: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

puasa Ramadhan dan tatacara melaksanakan

puasa wajib.

2) Menanya

a. Dengan dimotivasi oleh guru mengajukan

pertanyaan tentang materi yang dipelajari.

3) Komunikasi.

a. Menyajikan paparan tentang materi yang

dipelajari.

b. Merumuskan kesimpulan.

3 Kegiatan penutup

1) Guru bersama-sama para peserta didik

melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang

telah dilaksanakan.

2) Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari

pada pertemuan berikutnya.

3) Guru memberikan tugas mandiri kepada peserta

didik berkaitan dengan materi yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya.

4) Guru bersama-sama para peserta didik menutup

pelajaran dengan berdoa.

6 menit

4. Pertemuan II

No Kegiatan Pembelajaran Waktu

1 Kegiatan pendahuluan

a. Apersepsi

1) Guru membuka pembelajaran dengan salam

dan berdoa bersama dipimpin oleh seorang

peserta didik dengan penuh khidmat.

2) Guru memulai pembelajaran dengan

pembacaan al-Quran surah ayat pilihan yang

dipimpin oleh salah seorang peserta didik.

3) Guru memperhatikan kesiapan diri peserta

didik dengan mengisi lembar kehadiran dan

memeriksa kehadiran, kerapian pakaian,

posisi, dan tempat duduk peserta didik.

4) Menyampaikan tahapan kegiatan yang akan

dilaksanakan dalam pembelajaran.

10 menit

2 Kegiatan inti

1) Guru memberikan dan mengarahkan siswa

untuk mengerjakan tes kemampuan akhir

siklus 3.

2) Meng eksplore/ eksperimen

a. Guru mengkondisikan peserta didik untuk

duduk secara berkelompok.

20 menit

Page 114: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

b. Secara berkelompok mencari data dari

berita atau informasi tentang puasa.

c. Mendiskusikan tentang orang-orang yang

boleh tidak melakukan puasa Ramadhan.

d. Mendiskusikan tatacara melaksanakan

puasa wajib.

3) Guru membahas soal latihan dengan

melontarkan pertanyaan kepada siswa,

sehingga dapat menganalisis peningkatan

berpikir siswa.

3 Kegiatan penutup

1) Guru dan siswa menyimpulkan dan merefleksi

materi pembelajaran hari ini.

2) Guru memberikan reward kepada “kelompok

peserta didik terbaik”.

3) Siswa diminta untuk bertanya hal yang kurang

dipahami pada materi hari ini.

4) Guru bersama-sama para peserta didik menutup

pelajaran dengan berdoa.

5 menit

H. Alat- Alat, sumber belajar, dan penilaian

1. Alat-alat

a. Papan Tulis

b. Spidol

2. Sumber Belajar

a. Buku Penunjang kurikulum 2013 mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

dan Budi Pekerti Kelas VIII Edisi Revisi 2017, Penerbit Erlangga.

b. Sumber belajar lain yang relevan.

3. Penilaian Hasil Belajar

a. Teknik penilaian:

-Tes tertulis

b. Bentuk instrumen:

- Isian

Jambi, 10 April 2020

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Drs. Sulaiman Putrie Prihatiningtyas

Page 115: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

NIM : TP.161556

LAMPIRAN 16

Kisi- Kisi Instrumen Tes Kemampuan Hasil Belajar

( Siklus III )

SK : Memahami Ketentuan Puasa.

KD : 1. Mendiskripsikan mengenai orang-orang yang boleh tidak melakukan

puasa Ramadhan dan tatacara melaksanakan puasa wajib.

No Soal Indikator Berfikir

Kritis

1. Farhan dan teman-temannya sedang melakukan perjalanan jauh pada bulan Ramadhan. Farhan berniat untuk tetap berpuasa. Ditengah perjalanan beberapa temanya mengajak untuk makan disebuah rumah makan yang terkenal dikota yang mereka singgahi. Farhan menolak ajakan temanya tersebut dan terus melanjutkan puasanya. Sementara teman-temannya tidak berpuasa. Bagaimana tanggapan mu terhadap pendirian farhan ?

Mempertanyakan

permasalahan

2. Meskipun pada bulan Ramadhan, kita masih

melihat ada berita kejahatan atau tindakan

criminal yang terjadi disekitar kita. Bagaimana

perasaan kamu menanggapi hal ini ?

Menguji

kebenaran

permasalahan

3. Sisi positif bulan ramadhan adalah banyak orang

yang beribadah. Namun, pada bulan Ramadhan

juga banyak orang menyalakan petasan.

Bagaimana perasaan kamu menggapi hal ini?

Membandingkan

hasil dengan

kriteria

4. pada bulan Ramadhan, tayangan televisi

didominasi berbagai acara yang berkaitan dengan

bulan ramdhan. Bagaimana perasaan kamu

menanggapi hal ini ?

Menilai hasil

dengan kriteria

5 Puasa nazar disebut juga dengan puasa janji.

Padahal janji adalah hutang yang harus ditepati.

Ada yang berpendapat bahwa orang bernazar

adalah orang yang suka berhutang. Bagaimana

perasaan kamu menanggapi hal ini ?

Membuat

kesimpulan dari

solusi

permasalahan

Page 116: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

LAMPIRAN 17

Instrumen Tes Kemampuan Hasil Belajar

( Siklus III )

Petunjuk

1. Sebelum mengerjakan, perhatikan dan ikuti semua petunjuk berikut ini :

2. Tuliskan nama, kelas, sekolah.

3. Bacalah setiap soal dengan teliti, ikuti semua perintahnya ? kerjakan

sendiri

dengan sungguh-sungguh semaksimal mungkin!

4. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan

1. Farhan dan teman-temannya sedang melakukan perjalanan jauh pada bulan

Ramadhan. Farhan berniat untuk tetap berpuasa. Ditengah perjalanan beberapa

temanya mengajak untuk makan disebuah rumah makan yang terkenal dikota

yang mereka singgahi. Farhan menolak ajakan temanya tersebut dan terus

melanjutkan puasanya. Sementara teman-temannya tidak berpuasa. Bagaimana

tanggapan mu terhadap pendirian farhan ?

2. Meskipun pada bulan Ramadhan, kita masih melihat ada berita kejahatan atau

tindakan criminal yang terjadi disekitar kita. Bagaimana perasaan kamu

menanggapi hal ini ?

3. Sisi positif bulan ramadhan adalah banyak orang yang beribadah. Namun, pada

bulan Ramadhan juga banyak orang menyalakan petasan. Bagaimana perasaan

kamu menggapi hal ini?

4. pada bulan Ramadhan, tayangan televisi didominasi berbagai acara yang

berkaitan dengan bulan ramdhan. Bagaimana perasaan kamu menanggapi hal

ini ?

5. Puasa nazar disebut juga dengan puasa janji. Padahal janji adalah hutang yang

harus ditepati. Ada yang berpendapat bahwa orang bernazar adalah orang yang

suka berhutang. Bagaimana perasaan kamu menanggapi hal ini ?

Page 117: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

LAMPIRAN 18

Jawaban Soal Tes Siklus III

1. Pendirian farhan patut untuk di acungi jempol karna dia bisa menahan dari

godaan teman nya yang mengajak farhan untuk membatalkan puasa, sikap

farhan dapat di jadikan contoh , sebab ia memiliki pendirian yang kuat.

2. Perasaan saya sangat sedih sebab di bulan suci yang penuh rahmat, dan

penuh dengan ampunan dari allah swt serta kebanyakan orang muslim

sibuk berlomba-lomba beribadah dan berbuat kebaikan demi

mengharapkan pahala yang berlimpah dari allah swt ini masih saja ada

orang yang tega melakukan perbuatan keji / tercela yang tidak patut di

contoh, semoga mereka-mereka yang masih melakukan perbuatan tersebut

di berikan hidayah oleh allah swt.

3. Perbuatan tersebut sangat tidak baik, sebab perbuatan itu dapat

mengganggu orang-orang yang sedang beribadah, mengganggu

kekhusyukan orang yang sedang beribadah , dan sangat tidak baik untuk di

contoh.

4. Saya sangat setuju sebab kita bisa mendengarkan kajian/kultum dari

televesi selama bulan suci ramadhan , karna itu juga dapat meningkat kan

ilmu agama kita.

5. Puasa nazar yaitu puasa yang wajib dilakukan, jika orang tersebut sudah

mengucapkan janji untuk berpuasa. Maksud dari hadits tersebut adalah

jika seseorang telah bernazar untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan.

Maka nazar tersebut menjadi wajib hukumnya untuk dilaksanakan. Orang

yang suka Puasa nazar juga tidak bisa dibilang dengan sebutan orang yang

suka berhutang.

Page 118: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

LEMBAR OBSERVASI SISWA

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL Problem Based Learning

Siklus/Pertemuan ke : I/ 1

Kelas/Sekolah : VIII 3/ SMP Islam Al-Falah Kota Jambi

Observer : Putrie Prihatiningtyas

Jumlah siswa : 28 Orang

Hari/Tanggal : Jum’at 21 Ferbruari 2020

Sub Pokok Bahasan : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa

Petunjuk Penilaian

a) Lingkarilah salah satu angka pada kolom skor penilaian berdasarkan

kegiatan yang diamati.

b) Kriteria skor penilaian adalah sebagai berikut:

1 : kurang ( 7 - 12 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik )

2 : sedang/cukup ( 13 - 18 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)

3 : baik ( 19 - 24 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)

4 : sangat baik ( > 25 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)

No Indikator atau aspek yang diamati Skor

1. Siswa membuka pelajaran dengan berdoa. 1 2 3 4

2. Siswa memberikan respon terhadap pertanyaan atau instruksi

yangdiberikan oleh guru (Prepation)

1 2 3 4

3. Siswa belajar secara rapi dan tertib (Prepation) 1 2 3 4

4. Siswa memperhatikan penjelasan umum tentang materi ajar dan

penjelasan tentang penerapan metode brainstorming(Prepation)

1 2 3 4

5. Siswa bertugas menanggapi masalah atau pertanyaan yang

diajukan guru (Fact Finding)

1 2 3 4

6. Siswa mengeluarkan pendapat dan ide-ide tentang pertanyaan yang

diajukan (Idea Finding)

1 2 3 4

7 Siswa berpartisipasi secara aktif ketika diskusi kelas mengenai

masalah yang akan diselidiki (Idea Finding)

1 2 3 4

8 Siswa dan guru secara bersama-sama mecari jawaban yang paling

benar (Implementation). 1 2 3 4

9. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang kurang

Dipahami (Implementation).

1 2 3 4

10 Siswa dan guru menarik kesimpulan untu pembelajaran biologi

yang dilaksanakan hari ini (Implementation). 1 2 3 4

Jambi, 21 Februari 2020

Observer

Putrie Prihatiningtyas

NIM. TP.161556

Page 119: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

LEMBAR OBSERVASI GURU

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL Problem Based Learning

Siklus/Pertemuan ke : I/ 1

Kelas/Sekolah : VIII 3/ SMP Islam Al-Falah Kota Jambi

Observer : Putrie Prihatiningtyas

Jumlah siswa : 28 Orang

Hari/Tanggal : Jum’at 21 Ferbruari 2020

Sub Pokok Bahasan : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa

Petunjuk

a) Lingkarilah salah satu angka pada kolom skor penilaian berdasarkan

kegiatan yang diamati.

b) Kriteria skor penilaian adalah sebagai berikut:

1 : kurang ( < 40% guru melakukan aktifitas dengan baik )

2 : sedang/cukup ( 41% - 60% guru melakukan aktifitas dengan baik )

3 : baik ( 61 - 80% guru melakukan aktifitas dengan baik )

4 : sangat baik ( 81% - 100% guru melakukan aktifitas dengan baik )

No Indikator atau aspek yang diamati Skor

1. Guru memasuki kelas tepat waktu 1 2 3 4

2. Guru menggali pengetahuan awal atau memotivasi siswa. 1 2 3 4

3. Guru melakukan apresiasi yang berkaitan dengan topik pembelajaran 1 2 3 4

4. Guru memberikan penjelasan umum tentang materi ajar atau prosedur kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dan penggunaan metode brainstorming

1 2 3 4

5. Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sedang di

pelajari (Preparation).

1 2 3 4

6. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir kritis

menjawab pertanyaan yang di ajukan (Fact-Finding).

1 2 3 4

7. Guru memotivasi siswa untuk mengemukakan ide-ide yang

kemudian dituliskan di papan tulis (Idea Finding).

1 2 3 4

8. Guru menghentikan siswa tidak dapat mengeluarkan ide dan

mengevaluasi ide yang ada di depan papan tulis (Solution Finding).

1 2 3 4

9. Guru mendiskusikan hasil dari implementation solusi/ide dalam

kelas (implementation).

1 2 3 4

10. Guru bersama siswa menarik kesimpulan untuk pembelajaran

biologi yang dilaksanakan hari ini.

1 2 3 4

Jambi, 21 Februari 2020 Observer

Putrie Prihatiningtyas NIM. TP.161556

Page 120: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

LEMBAR OBSERVASI SISWA

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL Problem Based Learning

Siklus/Pertemuan ke : I/ 2

Kelas/Sekolah : VIII 3/ SMP Islam Al-Falah Kota Jambi

Observer : Putrie Prihatiningtyas

Jumlah siswa : 28 Orang

Hari/Tanggal : Jum’at 28 Ferbruari 2020

Sub Pokok Bahasan : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa

Petunjuk Penilaian

c) Lingkarilah salah satu angka pada kolom skor penilaian berdasarkan

kegiatan yang diamati.

d) Kriteria skor penilaian adalah sebagai berikut:

1 : kurang ( 7 - 12 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik )

2 : sedang/cukup ( 13 - 18 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)

3 : baik ( 19 - 24 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)

4 : sangat baik ( > 25 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)

No Indikator atau aspek yang diamati Skor

1. Siswa membuka pelajaran dengan berdoa. 1 2 3 4

2. Siswa memberikan respon terhadap pertanyaan atau instruksi

yangdiberikan oleh guru (Prepation)

1 2 3 4

3. Siswa belajar secara rapi dan tertib (Prepation) 1 2 3 4

4. Siswa memperhatikan penjelasan umum tentang materi ajar dan

penjelasan tentang penerapan metode brainstorming(Prepation)

1 2 3 4

5. Siswa bertugas menanggapi masalah atau pertanyaan yang

diajukan guru (Fact Finding)

1 2 3 4

6. Siswa mengeluarkan pendapat dan ide-ide tentang pertanyaan yang

diajukan (Idea Finding)

1 2 3 4

7 Siswa berpartisipasi secara aktif ketika diskusi kelas mengenai

masalah yang akan diselidiki (Idea Finding)

1 2 3 4

8 Siswa dan guru secara bersama-sama mecari jawaban yang paling

benar (Implementation). 1 2 3 4

9. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang kurang

Dipahami (Implementation).

1 2 3 4

10 Siswa dan guru menarik kesimpulan untu pembelajaran biologi

yang dilaksanakan hari ini (Implementation). 1 2 3 4

Jambi, 28 Februari 2020

Observer

Putrie Prihatiningtyas

NIM. TP.161556

Page 121: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

LEMBAR OBSERVASI GURU

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL Problem Based Learning

Siklus/Pertemuan ke : I/ 2

Kelas/Sekolah : VIII 3/ SMP Islam Al-Falah Kota Jambi

Observer : Putrie Prihatiningtyas

Jumlah siswa : 28 Orang

Hari/Tanggal : Jum’at 28 Ferbruari 2020

Sub Pokok Bahasan : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa

Petunjuk

c) Lingkarilah salah satu angka pada kolom skor penilaian berdasarkan

kegiatan yang diamati.

d) Kriteria skor penilaian adalah sebagai berikut:

1 : kurang ( < 40% guru melakukan aktifitas dengan baik )

2 : sedang/cukup ( 41% - 60% guru melakukan aktifitas dengan baik )

3 : baik ( 61 - 80% guru melakukan aktifitas dengan baik )

4 : sangat baik ( 81% - 100% guru melakukan aktifitas dengan baik )

No Indikator atau aspek yang diamati Skor

1. Guru memasuki kelas tepat waktu 1 2 3 4

2. Guru menggali pengetahuan awal atau memotivasi siswa. 1 2 3 4

3. Guru melakukan apresiasi yang berkaitan dengan topik pembelajaran 1 2 3 4

4. Guru memberikan penjelasan umum tentang materi ajar atau prosedur kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dan penggunaan metode brainstorming

1 2 3 4

5. Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sedang di

pelajari (Preparation).

1 2 3 4

6. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir kritis

menjawab pertanyaan yang di ajukan (Fact-Finding).

1 2 3 4

7. Guru memotivasi siswa untuk mengemukakan ide-ide yang

kemudian dituliskan di papan tulis (Idea Finding).

1 2 3 4

8. Guru menghentikan siswa tidak dapat mengeluarkan ide dan

mengevaluasi ide yang ada di depan papan tulis (Solution Finding).

1 2 3 4

9. Guru mendiskusikan hasil dari implementation solusi/ide dalam

kelas (implementation).

1 2 3 4

10. Guru bersama siswa menarik kesimpulan untuk pembelajaran

biologi yang dilaksanakan hari ini.

1 2 3 4

Jambi, 28 Februari 2020 Observer

Putrie Prihatiningtyas NIM. TP.161556

Page 122: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

LEMBAR OBSERVASI SISWA

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL Problem Based Learning

Siklus/Pertemuan ke : II/ 1

Kelas/Sekolah : VIII 3/ SMP Islam Al-Falah Kota Jambi

Observer : Putrie Prihatiningtyas

Jumlah siswa : 28 Orang

Hari/Tanggal : Jum’at 6 Maret 2020

Sub Pokok Bahasan : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa

Petunjuk Penilaian

e) Lingkarilah salah satu angka pada kolom skor penilaian berdasarkan

kegiatan yang diamati.

f) Kriteria skor penilaian adalah sebagai berikut:

1 : kurang ( 7 - 12 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik )

2 : sedang/cukup ( 13 - 18 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)

3 : baik ( 19 - 24 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)

4 : sangat baik ( > 25 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)

No Indikator atau aspek yang diamati Skor

1. Siswa membuka pelajaran dengan berdoa. 1 2 3 4

2. Siswa memberikan respon terhadap pertanyaan atau instruksi

yangdiberikan oleh guru (Prepation)

1 2 3 4

3. Siswa belajar secara rapi dan tertib (Prepation) 1 2 3 4

4. Siswa memperhatikan penjelasan umum tentang materi ajar dan

penjelasan tentang penerapan metode brainstorming(Prepation)

1 2 3 4

5. Siswa bertugas menanggapi masalah atau pertanyaan yang

diajukan guru (Fact Finding)

1 2 3 4

6. Siswa mengeluarkan pendapat dan ide-ide tentang pertanyaan yang

diajukan (Idea Finding)

1 2 3 4

7 Siswa berpartisipasi secara aktif ketika diskusi kelas mengenai

masalah yang akan diselidiki (Idea Finding)

1 2 3 4

8 Siswa dan guru secara bersama-sama mecari jawaban yang paling

benar (Implementation). 1 2 3 4

9. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang kurang

Dipahami (Implementation).

1 2 3 4

10 Siswa dan guru menarik kesimpulan untu pembelajaran biologi

yang dilaksanakan hari ini (Implementation). 1 2 3 4

Jambi, 6 Maret 2020

Observer

Putrie Prihatiningtyas

NIM. TP.161556

Page 123: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

LEMBAR OBSERVASI GURU

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL Problem Based Learning

Siklus/Pertemuan ke : II/ 1

Kelas/Sekolah : VIII 3/ SMP Islam Al-Falah Kota Jambi

Observer : Putrie Prihatiningtyas

Jumlah siswa : 28 Orang

Hari/Tanggal : Jum’at 6 Maret2020

Sub Pokok Bahasan : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa

Petunjuk

e) Lingkarilah salah satu angka pada kolom skor penilaian berdasarkan

kegiatan yang diamati.

f) Kriteria skor penilaian adalah sebagai berikut:

1 : kurang ( < 40% guru melakukan aktifitas dengan baik )

2 : sedang/cukup ( 41% - 60% guru melakukan aktifitas dengan baik )

3 : baik ( 61 - 80% guru melakukan aktifitas dengan baik )

4 : sangat baik ( 81% - 100% guru melakukan aktifitas dengan baik )

No Indikator atau aspek yang diamati Skor

1. Guru memasuki kelas tepat waktu 1 2 3 4

2. Guru menggali pengetahuan awal atau memotivasi siswa. 1 2 3 4

3. Guru melakukan apresiasi yang berkaitan dengan topik pembelajaran 1 2 3 4

4. Guru memberikan penjelasan umum tentang materi ajar atau prosedur kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dan penggunaan metode brainstorming

1 2 3 4

5. Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sedang di

pelajari (Preparation).

1 2 3 4

6. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir kritis

menjawab pertanyaan yang di ajukan (Fact-Finding).

1 2 3 4

7. Guru memotivasi siswa untuk mengemukakan ide-ide yang

kemudian dituliskan di papan tulis (Idea Finding).

1 2 3 4

8. Guru menghentikan siswa tidak dapat mengeluarkan ide dan

mengevaluasi ide yang ada di depan papan tulis (Solution Finding).

1 2 3 4

9. Guru mendiskusikan hasil dari implementation solusi/ide dalam

kelas (implementation).

1 2 3 4

10. Guru bersama siswa menarik kesimpulan untuk pembelajaran

biologi yang dilaksanakan hari ini.

1 2 3 4

Jambi, 6 Maret 2020 Observer

Putrie Prihatiningtyas NIM. TP.161556

Page 124: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

LEMBAR OBSERVASI SISWA

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL Problem Based Learning

Siklus/Pertemuan ke : II/ 2

Kelas/Sekolah : VIII 3/ SMP Islam Al-Falah Kota Jambi

Observer : Putrie Prihatiningtyas

Jumlah siswa : 28 Orang

Hari/Tanggal : Jum’at 13 Maret 2020

Sub Pokok Bahasan : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa

Petunjuk Penilaian

g) Lingkarilah salah satu angka pada kolom skor penilaian berdasarkan

kegiatan yang diamati.

h) Kriteria skor penilaian adalah sebagai berikut:

1 : kurang ( 7 - 12 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik )

2 : sedang/cukup ( 13 - 18 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)

3 : baik ( 19 - 24 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)

4 : sangat baik ( > 25 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)

No Indikator atau aspek yang diamati Skor

1. Siswa membuka pelajaran dengan berdoa. 1 2 3 4

2. Siswa memberikan respon terhadap pertanyaan atau instruksi

yangdiberikan oleh guru (Prepation)

1 2 3 4

3. Siswa belajar secara rapi dan tertib (Prepation) 1 2 3 4

4. Siswa memperhatikan penjelasan umum tentang materi ajar dan

penjelasan tentang penerapan metode brainstorming(Prepation)

1 2 3 4

5. Siswa bertugas menanggapi masalah atau pertanyaan yang

diajukan guru (Fact Finding)

1 2 3 4

6. Siswa mengeluarkan pendapat dan ide-ide tentang pertanyaan yang

diajukan (Idea Finding)

1 2 3 4

7 Siswa berpartisipasi secara aktif ketika diskusi kelas mengenai

masalah yang akan diselidiki (Idea Finding)

1 2 3 4

8 Siswa dan guru secara bersama-sama mecari jawaban yang paling

benar (Implementation). 1 2 3 4

9. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang kurang

Dipahami (Implementation).

1 2 3 4

10 Siswa dan guru menarik kesimpulan untu pembelajaran biologi

yang dilaksanakan hari ini (Implementation). 1 2 3 4

Jambi, 13 Maret 2020

Observer

Putrie Prihatiningtyas

NIM. TP.161556

Page 125: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

LEMBAR OBSERVASI GURU

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL Problem Based Learning

Siklus/Pertemuan ke : II/ 2

Kelas/Sekolah : VIII 3/ SMP Islam Al-Falah Kota Jambi

Observer : Putrie Prihatiningtyas

Jumlah siswa : 28 Orang

Hari/Tanggal : Jum’at 13 Maret 2020

Sub Pokok Bahasan : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa

Petunjuk

g) Lingkarilah salah satu angka pada kolom skor penilaian berdasarkan

kegiatan yang diamati.

h) Kriteria skor penilaian adalah sebagai berikut:

1 : kurang ( < 40% guru melakukan aktifitas dengan baik )

2 : sedang/cukup ( 41% - 60% guru melakukan aktifitas dengan baik )

3 : baik ( 61 - 80% guru melakukan aktifitas dengan baik )

4 : sangat baik ( 81% - 100% guru melakukan aktifitas dengan baik )

No Indikator atau aspek yang diamati Skor

1. Guru memasuki kelas tepat waktu 1 2 3 4

2. Guru menggali pengetahuan awal atau memotivasi siswa. 1 2 3 4

3. Guru melakukan apresiasi yang berkaitan dengan topik pembelajaran 1 2 3 4

4. Guru memberikan penjelasan umum tentang materi ajar atau prosedur kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dan penggunaan metode brainstorming

1 2 3 4

5. Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sedang di

pelajari (Preparation).

1 2 3 4

6. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir kritis

menjawab pertanyaan yang di ajukan (Fact-Finding).

1 2 3 4

7. Guru memotivasi siswa untuk mengemukakan ide-ide yang

kemudian dituliskan di papan tulis (Idea Finding).

1 2 3 4

8. Guru menghentikan siswa tidak dapat mengeluarkan ide dan

mengevaluasi ide yang ada di depan papan tulis (Solution Finding).

1 2 3 4

9. Guru mendiskusikan hasil dari implementation solusi/ide dalam

kelas (implementation).

1 2 3 4

10. Guru bersama siswa menarik kesimpulan untuk pembelajaran

biologi yang dilaksanakan hari ini.

1 2 3 4

Jambi, 13 Maret 2020 Observer

Putrie Prihatiningtyas NIM. TP.161556

Page 126: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

LEMBAR OBSERVASI SISWA

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL Problem Based Learning

Siklus/Pertemuan ke : III/ 1

Kelas/Sekolah : VIII 3/ SMP Islam Al-Falah Kota Jambi

Observer : Putrie Prihatiningtyas

Jumlah siswa : 28 Orang

Hari/Tanggal : Jum’at 10 April 2020

Sub Pokok Bahasan : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa

Petunjuk Penilaian

i) Lingkarilah salah satu angka pada kolom skor penilaian berdasarkan

kegiatan yang diamati.

j) Kriteria skor penilaian adalah sebagai berikut:

1 : kurang ( 7 - 12 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik )

2 : sedang/cukup ( 13 - 18 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)

3 : baik ( 19 - 24 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)

4 : sangat baik ( > 25 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)

No Indikator atau aspek yang diamati Skor

1. Siswa membuka pelajaran dengan berdoa. 1 2 3 4

2. Siswa memberikan respon terhadap pertanyaan atau instruksi

yangdiberikan oleh guru (Prepation)

1 2 3 4

3. Siswa belajar secara rapi dan tertib (Prepation) 1 2 3 4

4. Siswa memperhatikan penjelasan umum tentang materi ajar dan

penjelasan tentang penerapan metode brainstorming(Prepation)

1 2 3 4

5. Siswa bertugas menanggapi masalah atau pertanyaan yang

diajukan guru (Fact Finding)

1 2 3 4

6. Siswa mengeluarkan pendapat dan ide-ide tentang pertanyaan yang

diajukan (Idea Finding)

1 2 3 4

7 Siswa berpartisipasi secara aktif ketika diskusi kelas mengenai

masalah yang akan diselidiki (Idea Finding)

1 2 3 4

8 Siswa dan guru secara bersama-sama mecari jawaban yang paling

benar (Implementation). 1 2 3 4

9. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang kurang

Dipahami (Implementation).

1 2 3 4

10 Siswa dan guru menarik kesimpulan untu pembelajaran biologi

yang dilaksanakan hari ini (Implementation). 1 2 3 4

Jambi, 10 April 2020

Observer

Putrie Prihatiningtyas

NIM. TP.161556

Page 127: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

LEMBAR OBSERVASI GURU

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL Problem Based Learning

Siklus/Pertemuan ke : III/ 1

Kelas/Sekolah : VIII 3/ SMP Islam Al-Falah Kota Jambi

Observer : Putrie Prihatiningtyas

Jumlah siswa : 28 Orang

Hari/Tanggal : Jum’at 10 April 2020

Sub Pokok Bahasan : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa

Petunjuk

i) Lingkarilah salah satu angka pada kolom skor penilaian berdasarkan

kegiatan yang diamati.

j) Kriteria skor penilaian adalah sebagai berikut:

1 : kurang ( < 40% guru melakukan aktifitas dengan baik )

2 : sedang/cukup ( 41% - 60% guru melakukan aktifitas dengan baik )

3 : baik ( 61 - 80% guru melakukan aktifitas dengan baik )

4 : sangat baik ( 81% - 100% guru melakukan aktifitas dengan baik )

No Indikator atau aspek yang diamati Skor

1. Guru memasuki kelas tepat waktu 1 2 3 4

2. Guru menggali pengetahuan awal atau memotivasi siswa. 1 2 3 4

3. Guru melakukan apresiasi yang berkaitan dengan topik pembelajaran 1 2 3 4

4. Guru memberikan penjelasan umum tentang materi ajar atau prosedur kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dan penggunaan metode brainstorming

1 2 3 4

5. Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sedang di

pelajari (Preparation).

1 2 3 4

6. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir kritis

menjawab pertanyaan yang di ajukan (Fact-Finding).

1 2 3 4

7. Guru memotivasi siswa untuk mengemukakan ide-ide yang

kemudian dituliskan di papan tulis (Idea Finding).

1 2 3 4

8. Guru menghentikan siswa tidak dapat mengeluarkan ide dan

mengevaluasi ide yang ada di depan papan tulis (Solution Finding).

1 2 3 4

9. Guru mendiskusikan hasil dari implementation solusi/ide dalam

kelas (implementation).

1 2 3 4

10. Guru bersama siswa menarik kesimpulan untuk pembelajaran

biologi yang dilaksanakan hari ini.

1 2 3 4

Jambi, 10 April 2020 Observer

Putrie Prihatiningtyas NIM. TP.161556

Page 128: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

LEMBAR OBSERVASI SISWA

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL Problem Based Learning

Siklus/Pertemuan ke : III/ 2

Kelas/Sekolah : VIII 3/ SMP Islam Al-Falah Kota Jambi

Observer : Putrie Prihatiningtyas

Jumlah siswa : 28 Orang

Hari/Tanggal : Jum’at 17 April 2020

Sub Pokok Bahasan : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa

Petunjuk Penilaian

k) Lingkarilah salah satu angka pada kolom skor penilaian berdasarkan

kegiatan yang diamati.

l) Kriteria skor penilaian adalah sebagai berikut:

1 : kurang ( 7 - 12 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik )

2 : sedang/cukup ( 13 - 18 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)

3 : baik ( 19 - 24 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)

4 : sangat baik ( > 25 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)

No Indikator atau aspek yang diamati Skor

1. Siswa membuka pelajaran dengan berdoa. 1 2 3 4

2. Siswa memberikan respon terhadap pertanyaan atau instruksi

yangdiberikan oleh guru (Prepation)

1 2 3 4

3. Siswa belajar secara rapi dan tertib (Prepation) 1 2 3 4

4. Siswa memperhatikan penjelasan umum tentang materi ajar dan

penjelasan tentang penerapan metode brainstorming(Prepation)

1 2 3 4

5. Siswa bertugas menanggapi masalah atau pertanyaan yang

diajukan guru (Fact Finding)

1 2 3 4

6. Siswa mengeluarkan pendapat dan ide-ide tentang pertanyaan yang

diajukan (Idea Finding)

1 2 3 4

7 Siswa berpartisipasi secara aktif ketika diskusi kelas mengenai

masalah yang akan diselidiki (Idea Finding)

1 2 3 4

8 Siswa dan guru secara bersama-sama mecari jawaban yang paling

benar (Implementation). 1 2 3 4

9. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang kurang

Dipahami (Implementation).

1 2 3 4

10 Siswa dan guru menarik kesimpulan untu pembelajaran biologi

yang dilaksanakan hari ini (Implementation). 1 2 3 4

Jambi, 17 April 2020

Observer

Putrie Prihatiningtyas

NIM. TP.161556

Page 129: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

LEMBAR OBSERVASI GURU

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL Problem Based Learning

Siklus/Pertemuan ke : III/ 2

Kelas/Sekolah : VIII 3/ SMP Islam Al-Falah Kota Jambi

Observer : Putrie Prihatiningtyas

Jumlah siswa : 28 Orang

Hari/Tanggal : Jum’at 17 April 2020

Sub Pokok Bahasan : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa

Petunjuk

k) Lingkarilah salah satu angka pada kolom skor penilaian berdasarkan

kegiatan yang diamati.

l) Kriteria skor penilaian adalah sebagai berikut:

1 : kurang ( < 40% guru melakukan aktifitas dengan baik )

2 : sedang/cukup ( 41% - 60% guru melakukan aktifitas dengan baik )

3 : baik ( 61 - 80% guru melakukan aktifitas dengan baik )

4 : sangat baik ( 81% - 100% guru melakukan aktifitas dengan baik )

No Indikator atau aspek yang diamati Skor

1. Guru memasuki kelas tepat waktu 1 2 3 4

2. Guru menggali pengetahuan awal atau memotivasi siswa. 1 2 3 4

3. Guru melakukan apresiasi yang berkaitan dengan topik pembelajaran 1 2 3 4

4. Guru memberikan penjelasan umum tentang materi ajar atau prosedur kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dan penggunaan metode brainstorming

1 2 3 4

5. Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sedang di

pelajari (Preparation).

1 2 3 4

6. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir kritis

menjawab pertanyaan yang di ajukan (Fact-Finding).

1 2 3 4

7. Guru memotivasi siswa untuk mengemukakan ide-ide yang

kemudian dituliskan di papan tulis (Idea Finding).

1 2 3 4

8. Guru menghentikan siswa tidak dapat mengeluarkan ide dan

mengevaluasi ide yang ada di depan papan tulis (Solution Finding).

1 2 3 4

9. Guru mendiskusikan hasil dari implementation solusi/ide dalam

kelas (implementation).

1 2 3 4

10. Guru bersama siswa menarik kesimpulan untuk pembelajaran

biologi yang dilaksanakan hari ini.

1 2 3 4

Jambi, 17 April 2020 Observer

Putrie Prihatiningtyas NIM. TP.161556

Page 130: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

DOKUMENTASI

1. Siklus I

Guru sedang melakukan aktivitas mengajar dengan menggunakan model Problem

Based Learning

Page 131: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Siswa Sedang Menanggapi Masalah yang Diberikan Oleh guru

Siswa sedang melaksanakan tes akhir siklus I

Page 132: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

2. Siklus II

Siswa sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

Page 133: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Siswa sedang berdiskusi dengan kelompok kecil nya memecahkan masalah yang

diberikan oleh guru, Sekaligus melaksanakan tes akhir siklus II.

Siswa mengumpulkan hasil diskusi kelompoknya.

Page 134: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

3. Siklus III

Guru sedang melakukan aktivitas mengajar dengan menggunakan model Problem

Based Learning

Siswa sedang mendengarkan penjelasan dari Guru.

Page 135: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Tes Kemampuan Berpikir Akhir Siklus III

Page 136: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

KEMENTERIAN AGAMA RI

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Alamat: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi.

Jl.Jambi–Ma. Bulian KM.16 Simp. Sungai Duren Muara Jambi 36363

KARTU KONSULTASI SKRIPSI

Nama : Putrie Prihatiningtyas

NIM : TP. 161556

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Semester : VIII (Delapan)

Judul : Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan

Hasil Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Dan Budi

Pekerti Siswa Kelas VIII Di Sekolah Menengah Pertama Islam

Al - Falah Kota Jambi

Pembimbing I : Dr. Zawaqi Afdal Jamil, M.Pd.I

NO HARI,

TANGGAL

MATERI

KONSULTASI

TANDA TANGAN

PEMBIMBING

1 Rabu,

4 September 2019

Penyerahan surat

penunjukan dosen

pembimbing

1.

2 Senin,

20 Januari 2020

ACC izin seminar proposal

2.

3 Sabtu,

15 Februari 2020

Perbaikan proposal pada

latar belakang masalah,

kategorisasi penulisan dan

pada metodologi

penelitian,fokus masalah

3.

4 Kamis,

20 Februari 2020

ACC izin riset dan

pengesahan judul

4.

5 Rabu,

13 Mei 2020

Perbaikan pada bab IV, V,

daftar pustaka dan lampiran

5.

6 Rabu,

13 Mei 2020

ACC Skripsi 6.

7 Rabu,

13 Mei 2020

ACC Nota Dinas 7.

Jambi, 2020

Mengetahui,

Dosen Pembimbing I

Dr. Zawaqi Afdal Jamil, M.Pd.I

Page 137: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

NIP. 19720507 199406 1001

KEMENTERIAN AGAMA RI

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Alamat: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi.

Jl.Jambi–Ma. Bulian KM.16 Simp. Sungai Duren Muara Jambi 36363

KARTU KONSULTASI SKRIPSI

Nama : Putrie Prihatiningtyas

NIM : TP. 161556

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Semester : VIII (Delapan)

Judul : Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan

Hasil Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Dan Budi

Pekerti Siswa Kelas VIII Di Sekolah Menengah Pertama Islam

Al - Falah Kota Jambi

Pembimbing II : Nispi Syahbani, M.Pd.I

NO HARI,

TANGGAL

MATERI

KONSULTASI

TANDA TANGAN

PEMBIMBING

1 Rabu,

4 September 2019

Penyerahan surat

penunjukan dosen

pembimbing

1.

2 Senin,

20 Januari 2020

ACC izin seminar proposal

2.

3 Sabtu,

15 Februari 2020

Perbaikan proposal pada

latar belakang masalah,

kategorisasi penulisan dan

pada metodologi

penelitian,fokus masalah

3.

4 Kamis,

20 Februari 2020

ACC izin riset dan

pengesahan judul

4.

5 Senin,

11 Mei 2020

Perbaikan pada bab IV, V

5.

6 Rabu,

13 Mei 2020

Perbaikan pada daftar

pustaka dan lampiran

6.

7 Kamis,

14 Mei 2020

ACC Skripsi 7.

8 Kamis,

14 Mei 2020

ACC Nota Dinas 8.

Jambi, 2020

Mengetahui,

Dosen Pembimbing II

Page 138: PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK …

Nispi Syahbani, M.Pd.I

NIP. 19780820 201101 1005