Top Banner
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN 02 KARANGSARI JATIYOSO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010 SKRIPSI Oleh: YUNITA ISMIARTI X7108794 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
215

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

May 14, 2018

Download

Documents

dangdan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN

RUANG DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

SDN 02 KARANGSARI JATIYOSO KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

SKRIPSI

Oleh:

YUNITA ISMIARTI

X7108794

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN

RUANG DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

SDN 02 KARANGSARI JATIYOSO KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

OLEH

YUNITA ISMIARTI

NIM X7108794

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program S1 PGSD

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Pembelajaran Matematika Kelas V SDN 02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar

Tahun Pelajaran 2009 / 2010”.

Oleh

Nama : YUNITA ISMIARTI

Nim : X7108794

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Juni 2010

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. AMIR, M. Pd. Drs. MARWIYANTO, M. Pd.

NIP 19510706 197401 1 001 NIP 19591205 198303 1 002

Page 4: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Pembelajaran Matematika Kelas V SDN 02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar

Tahun Pelajaran 2009 / 2010”.

Oleh :

Nama : YUNITA ISMIARTI

Nim : X7108794

Pada Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Kartono, M. Pd. .........................

Sekretaris : Drs. Usada, M. Pd. .......................

Anggota I : Drs. Amir, M. Pd. ..........................

Anggota II : Drs. Marwiyanto, M. Pd. ........................

Disyahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulloh, M. Pd.

NIP 19600727 198702 1 001

Page 5: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

ABSTRAK

Yunita Ismiarti, PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN 02 KARANGSARI JATIYOSO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2010.

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman konsep bangun ruang dalam pembelajaran Matematika kelas V SDN 02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010. Variabel yang menjadi sasaran perubahan adalah pemahaman konsep bangun ruang dalam pembelajaran Matematika, sedangkan variabel tindakan adalah penggunaan pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.

Bentuk penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) dengan dua siklus. Setiap siklus memiliki empat tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai subjek penelitian ini adalah 22 siswa kelas V SDN 02 Karangsari. Tehnik pengumpulan data digunakan teknik observasi, wawancara, dan tes akhir. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi data dan trianggulasi metode. Teknik analisis yang yang digunakan melalui tiga tahap yaitu: reduksi data, paparan data, dan penyimpulan data.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tindakan kelas pada siklus I belum menunjukkan hasil yang signifikan. Untuk analisis pemahaman konsep bangun ruang dalam pembelajaran Matematika diperoleh rata – rata 67,27 dan siswa memperoleh nilai ≥ 60 sebanyak 17 siswa atau 77,27% dari 22 siswa. Pada siklus II (perbaikan) telah menunjukkan hasil yang signifikan/ bagus. Untuk pemahaman konsep diperoleh rata – rata siswa adalah 79,32 dan siswa memperoleh nilai ≥ 60 sebanyak 20 siswa atau 90,91% dari 22 siswa.

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan pemahaman konsep bangun ruang dalam pembelajaran Matematika kelas V SDN 02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar tahun pelajaran 2009/2010.

Page 6: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

ABSTRACS

Yunita Ismiarti, THE APPLICATION OF COOPERATIF JIGSAW LEARNING TYPE TO IMPROVE UNDERSTANDING OF GEOMETRY CONCEPT OF LEARNING MATHEMATICS IN THE 5TH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL 02 KARANGSARI JATIYOSO KARANGANYAR REGENCIES ACADEMIC YEAR 2009/2010 Thesis, Surakarta: Education Faculty. Sebelas Maret University, July 2010.

The aim of this study is : Improve understanding of geometry concept of learning Mathematics in the 5th grade of elementary school 02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar regencies Academic Year 2009/2010. Variables that became the target of change is the understanding of bangun ruang concept in learning mathematics, while the action variable is the use of the Cooperative Jigsaw Learning type.

Form of research is the Classroom Action Research to the two cycles. Each cycle has four stages: planning, action, observation, and reflection. As the subject of this research is 22 students of the 5th grade elementary school 02 Karangsari. Data collection technique used observation techniques, interviews, and final test. Validation of data and trianggulation method. The analysis technique is used through three stages: data reduction, data exposure, and the inference of data.

Based on the result of this research is that class actions in the cycles has not shown significant result. The score which is result draft comprehension bangun ruang in learning Mathematics for achievement analysis is 67,27 and the student who get score ≥ 60 is 17 students or 77,27% 0f 22 students. The second cycle has shown significant result. The score which is result draft comprehension bangun ruang in learning Mathematics for achievement analysis is 79,3227 and the student who get score ≥ 60 is 20 students or 90,91% 0f 22 students.

The conclusion from the result are : The application of Cooperatif Jigsaw Learning type can Improve understanding of geometry concept of learning Mathematics in the 5th grade of elementary school 02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar regencies Academic Year 2009/2010.

Page 7: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.

(Terjemahan QS. Al Insyirah: 6).

Semua kejadian yang terjadi di dunia ini pastilah terkandung hikmah di

dalamnya, maka belajarlah darinya.

Tak ada satu pun di dunia ini yang merupakan hasil karya sendiri.

Anda mencapai tujuan Anda selalu berkat bantuan orang lain.

Page 8: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada :

1. Ibunda (Titik Wahyuni, S. Pd.SD.), Ayahanda

(Taman, S. Pd. I.) dan adiku (Muslihah Sari

Aziz) yang selalu memberikan motivasi,

menyayangi dan memberikan doa kepadaku.

2. Teman – teman kost Wasis dan teman – teman

Neeta Narumi yang selalu menemani dan

memberikan semangat.

3. Almamater dan rekan – rekan S1 PGSD UNS.

Page 9: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan.

Skripsi yang berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw untuk Meningkatkan pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Pembelajaran Matematika Kelas V SDN 02 Karangsari Jatiyoso

Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010”. Ini diajukan untuk memenuhi salah

satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa penelitian tindakan kelas ini tidak akan

berhasil tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah

berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu dengan segala kerendahan

hati penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaanya yang setulus –

tulusnya kepada semua pihak, khususnya kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. R. Indianto, M. Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Kartono, M. Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Amir, M. Pd. selaku Pembimbing I yang mengarahkan dan membimbing

dengan sabar hingga selesainya skripsi ini.

5. Drs. Marwiyanto, M. Pd. selaku pembimbing II yang membimbing hingga

selesainya skripsi ini.

Page 10: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

6. Semua pihak yang telah memberi bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak

kekurangan karena keterbantasan pengetahuan yang ada. Oleh karena itu saran

dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Harapan penulis

semoga skripsi ini memberi manfaat kepada penulis khususnya dan para pembaca

umumnya.

Surakarta, Juli 2010

Penulis

Page 11: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... v

HALAMAN ABSTRACT ............................................................................ vi

HALAMAN MOTTO .................................................................................. vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI ........................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 5

C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 5

D. Perumusan Masalah ................................................................................ 6

E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 8

A. Kajian Teoritis ................................................................................. 8

1. Hakikat Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran Matematika .... 8

a. Pengertian Pemahaman ........................................................... 8

b. Pengertian Konsep .................................................................. 10

c. Pengertian pembelajaran ......................................................... 12

d. Pengertian Matematika ............................................................ 14

Page 12: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

e. Pengertian Pembelajaran Matematika ...................................... 16

f. Bangun Ruang......................................................................... 18

2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw .................. 25

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ............................. 25

b. Ciri – Ciri dan Unsur Model Pembelajaran Kooperatif ............ 27

c. Manfaat dan Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif .............. 29

d. Macam – Macam Model Pembelajaran Kooperatif .................. 30

e. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ......... 32

f. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Jigsaw .................... 34

g. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Jigsaw ............................................................................. 35

B. Penelitian yang relevan ............................................................. 36

C. Kerangka Pemikiran ................................................................. 36

D. Hipotesis Penelitian .................................................................. 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 39

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 39

B. Subjek Penelitian ...................................................................... 39

C. Bentuk dan Strategi Penelitian .................................................. 39

D. Sumber Data ............................................................................. 40

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 41

F. Validitas Data ........................................................................... 43

G. Analisis Data ............................................................................ 44

H. Indikator Kinerja ...................................................................... 45

I. Prosedur Penelitian ................................................................... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 50

A. Diskripsi Data Awal ...................................................................... 50

B. Diskripsi Data Tindakan ................................................................. 56

C. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 78

Page 13: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................... 84

A. Kesimpulan ................................................................................... 84

B. Implikasi ....................................................................................... 85

C. Saran ............................................................................................. 86

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 88

LAMPIRAN ................................................................................................ 91

Page 14: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

DAFTAR TABEL

Tabel no Halaman

1. Fase Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw .................................. 28

2. Data Sebelum Tindakan .......................................................................... 53

3. Hasil Tes Sebelum Tindakan ................................................................... 54

4. Frekuensi Data Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan .................................. 55

5. Frekuensi Data Nilai Tes Siklus I ........................................................... 65

6. Perbandingan Hasil Tes Sebelum Tindakan dan Hasil Tes Siklus I .......... 66

7. Frekuensi Data Nilai Tes Siklus II ........................................................... 75

8. Perbandingan Hasil Tes Hasil tes Siklus I dan Siklus II ........................... 76

9. Perbandingan Hasil Tes Sebelum Tindakan, Siklius I dan Siklus I ........... 77

Page 15: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

DAFTAR GAMBAR

Gambar no Halaman

1. Prisma tegak Segi Tiga ........................................................................... 19

2. Jaring – Jaring Prisma Tegak Segi Tiga .................................................. 19

3. Kubus ABCD.EFGH .............................................................................. 20

4. Jaring – Jaring Kubus ............................................................................. 20

5. Balok OPQR.RSTU ............................................................................... 21

6. Jaring – Jaring Balok .............................................................................. 22

7. Limas ..................................................................................................... 22

8. Jaring –Jaring Limas Segi Tiga dan Limas Segi Empat .......................... 23

9. Tabung ................................................................................................... 23

10. Kerucut .................................................................................................. 24

11. Skema Kerangka Pemikiran ................................................................... 38

12. Bagan Siklus Model Analisis Interaktif .................................................. 45

13. Bagan Siklus Pelaksanakan Tindakan ..................................................... 49

14. Grafik Hasil Sebelum Tidakan ............................................................... 54

15. Grafik Frekuensi Data Nilai Tes Siklus I ................................................ 55

16. Grafik Perbandingan Nilai Sebelum Tindakan dan Tes Siklus I .............. 65

17. Grafik Frekuensi Data Nilai Tes Siklus II ............................................... 75

18. Grafik Frekuensi Data Nilai Tes Siklus I dan Nilai Tes Siklus II ............ 76

19. Grafik Perbandingan Nilai Sebelum Tindakan, Nilai Tes Siklus I, dan

Nilai Tes Siklus II ................................................................................... 77

Page 16: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran no Halaman

1. Silabus Matematika ................................................................................ 91

2. RPP Siklus I Pertemuan 1........................................................................ 92

3. RPP Siklus I Pertemuan 2........................................................................ 102

4. RPP Siklus I Pertemuan 3........................................................................ 111

5. RPP Siklus II Pertemuan 1 ...................................................................... 120

6. RPP Siklus II Pertemuan 2 ...................................................................... 130

7. RPP Siklus I Pertemuan 3........................................................................ 140

8. Soal tes Siklus I....................................................................................... 147

9. Soal tes Siklus II ..................................................................................... 152

10. Perhitungan Nilai Akhir Siklus ................................................................ 156

11. Rekapitulasi Nilai Matematika ................................................................ 158

12. Daftar Nilai Pada Siklus I ........................................................................ 159

13. Daftar Nilai Pada Siklus II ...................................................................... 160

14. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Sebelum Tindakan ............................ 161

15. Lembar Observasi Kinerja Guru Sebelum Tindakan ................................ 163

16. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ............................................. 165

17. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I ................................................. 167

18. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ............................................ 169

19. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II ................................................ 171

20. Pedoman Wawancara Guru Sebelum Dilaksanakan Tindakan ................. 173

21. Pedoman Wawancara Guru Setelah Dilaksanakan Tindakan.................... 175

22. Dokumentasi penelitian ........................................................................... 177

23. Surat Keterangan ..................................................................................... 186

24. Perijinan Skripsi ...................................................................................... 188

Page 17: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia dapat diperoleh melalui jalur formal, informal

dan nonformal. Pendidikan formal di Indonesia berlangsung sejak pendidikan

dasar hingga perguruan tinggi. Perlu disadari bahwa pendidikan di Sekolah Dasar

merupakan jenjang pendidikan yang sangat penting dan menentukan. Selain itu

pendidikan di Sekolah Dasar sangat diperlukan sebagai konsep dasar untuk

jenjang pendidikan selanjutnya. Suatu pendidikan dapat diibaratkan sebuah

bangunan, maka pendidikan di Sekolah Dasar merupakan pondasinya. Bangunan

akan tetap kokoh apabila mempunyai pondasi yang kokoh. Begitu mendasarnya

pendidikan di Sekolah Dasar, maka perlu direncanakan dan dilaksanakan dengan

cermat agar kualitas pendidikan semakin baik, artinya bahwa harus sejak dini

disiapkan sumber daya manusia yang tangguh. Sasaran utama pendidikan di

Sekolah Dasar adalah memberikan bekal secara maksimal tiga kemampuan dasar

yaitu meliputi kemampuan baca, tulis, dan hitung. Apabila tiga kemampuan dasar

siswa di Sekolah Dasar lemah maka akan berdampak negatif bagi pemahaman

konsep pelajaran yang lain.

Keberhasilan dalam proses belajar mengajar biasanya diukur dengan

keberhasilan peserta didik dalam memahami dan menguasai materi yang

diberikan oleh guru. Semakin banyak siswa yang dapat mencapai tingkat

pemahaman konsep dan penguasaan materi maka akan semakin tinggi

keberhasilan dari proses belajar mengajar tersebut. Menurut Andi Hakim Nasution

dalam Moch. Mansykur dan Abdul Halim Fathani (2005 : 36), tujuan proses

kegiatan belajar mengajar secara ideal adalah bahan ajar yang dipelajari dikuasai

Page 18: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

sepenuhnya oleh murid atau mastery learning atau belajar tuntas artinya

penguasaan penuh.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan secara kolaborasi dengan

guru kelas di Sekolah Dasar 02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar terhadap ujian

akhir semester, ternyata bidang studi Matematika memiliki rata-rata yang lebih

rendah dibandingkan rerata bidang studi yang lain. Pada kenyataannya, jika

diperhatikan hasil belajar Matematika masih tergolong rendah, nilai 13 siswa dari

22 siswa kelas V SDN 02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar masih banyak yang

mendapatkan nilai 50 ke bawah, sementara nilai yang diharapkan adalah 60 ke

atas. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan peserta didik terhadap pemahaman

konsep bidang studi Matematika masih rendah. Ika Septi Lusiana

(http:psikologiremaja.com,2000) mengemukakan bahwa kurangnya pemahaman

siswa dalam mempelajari sebuah konsep yang berhubungan dengan materi dalam

pembelajaran Matematika adalah, (1) motivasi siswa rendah; (2) perhatian siswa

terhadap pembelajaran Matematika rendah; (3) jumlah siswa yang terlalu besar;

dan (4) partisipasi siswa yang rendah.

Penyediaan waktu pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar mendapat

bagian yang cukup banyak bila dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain,

tetapi dengan waktu yang cukup banyak siswa beranggapan bahwa pelajaran

Matematika merupakan pelajaran yang sangat sulit, menjemukan bahwa terkesan

tidak menyenangkan.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi kemauan untuk belajar

Matematika yaitu disebabkan karena banyak mitos menyesatkan mengenai

Matematika. Mitos-mitos salah ini memberi andil besar dalam membuat sebagian

masyarakat merasa tidak menyukai Matematika. Akibatnya, mayoritas siswa kita

mendapat nilai buruk untuk bidang studi ini, bukan lantaran tidak mampu,

melainkan karena sejak awal sudah merasa takut sehingga tidak pernah atau malas

untuk mempelajari Matematika. Menurut Moch. Mansykur dan Abdul Halim

Page 19: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Fathani (2009: 66) ada tujuh mitos sesat yang sudah mengakar dan menciptakan

persepsi negatif terhadap Matematika yaitu:

1) Anggapan bahwa untuk mempelajari Matematika diperlukan bakat

istimewa yang tidak dimiliki setiap orang;

2) Matematika adalah ilmu hitung. Selain mengerjakan perhitungan, orang

juga berusaha memahami mengapa perhitungan itu dikerjakan dengan

suatu cara tertentu;

3) Matematika hanya menggunakan otak. Untuk berkembang Matematika

juga memerlukan kreativitas dan intuisi seperti dalam seni dan sastra;

4) Yang penting dalam Matematika adalah jawaban yang benar. Sebenarnya

yang terpenting adalah bangaimana cara mendapatkan jawaban tersebut;

5) Kebenaran Matematika adalah kebenaran mutlak. Ada anggapan bahwa

tidak ada kebenaran (truth), yang ada hanyalah keabsahan (validity),

yaitu penalaran sesuai dengan logika;

6) Matematika tidak berguna dalam kehidupan; dan

7) Anggapan bahwa orang yang lulusan jurusan matematika itu pasti

menjadi guru.

Tujuan pembelajaran adalah meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam

suasana belajar mengajar di lingkungan sekolah sering dijumpai beberapa

masalah. Para siswa meskipun mendapatkan nilai-nilai yang tinggi dalam mata

pelajaran, namun banyak pengetahuan itu diterima dari guru sebagi informasi,

sedangkan mereka sendiri tidak dibiasakan untuk mencoba menemukan sendiri

pengetahuan atau informasi itu, akibatnya pengetahuan itu tidak bermakna dalam

kehidupan sehari-hari, cepat terlupakan. Serta kondisi siswa dalam mengikuti

pembelajaran yang cenderung pasif, siswa yang mengantuk, tidak memperhatikan

penjelasan dari guru, siswa masih berbicara dengan teman sebangkunya. Ada pula

siwa dalam mengikuti pembelajaran malah mengerjakan tugas rumah yang belum

mereka kerjakan serta kurangnya kesadaran siswa untuk bertanya tentang

pembelajaran yang belum mereka pahami.

Page 20: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Hal ini mengakibatkan pemahaman konsep siswa rendah dan banyak

siswa yang memandang Matematika sebagai bidang studi yang paling sulit.

Meskipun demikian, semua siswa harus mempelajarinya karena merupakan sarana

untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya bahasa ,

membaca, dan menulis kesulitan belajar Matematika harus diatasi sedini mungkin.

Pada dasarnya kemampuan siswa untuk menangkap isi pelajaran tidak

hanya terbatas pada kemampuan mendengar saja, tetapi lebih banyak terkait

dengan kemampuan visual dan kemampuan motorik, yang semua saling terkait

dan tidak dapat dipisahkan. Untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut

perlu dilakukan upaya pengembangan pembelajaran. Pengembangan pembelajaran

yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah pembelajaran

yang inovatif dan kreatif. Pembelajaran tersebut mampu mengembangkan bakat

dan potensi siswa secara optimal serta memberi iklim yang kondusif dalam

perkembangan daya nalar dan kreativitas siswa.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas proses belajar dan hasil

belajar yang lebih baik adalah penggunaan model pembelajaran yang tepat. Dari

penelitian diperoleh informasi bahwa guru yang hanya menguasai bahan bidang

studi tanpa memahami model mengajar, maka akan kurang berhasil dan

membosankan dalam mengajar. Djam’an Satori (2007 : 2.47) menyatakan bahwa

mengenal dan sanggup menggunakan metode mengajar adalah kemampuan dasar

guru yang paling utama dalam meraih sukses di sekolah. Ada beberapa strategi

yang dapat digunakan dalam pembelajaran Matematika. Menurut Gatot Muhsetyo

(2007 : 1.26) strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran Matematika yang

konstruktif dan dianggap sesuai pada saat ini salah satunya adalah cooperative

learning atau pembelajaraan kooperatif. Salah satu model pembelajaran yang

dimungkinkan mampu mengantisipasi pembelajaran yang menyebabkan

pemahaman konsep Matematika masih rendah adalah dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Page 21: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Teknik-teknik pembelajaran kooperatif lebih banyak meningkatkan

pemahaman konsep dari pada pengalaman pembelajaran konvensional. Nasution

dalam Isjoni (2009: 12) menyatakan murid sering lebih paham akan yang

disampaikan oleh temannya dari pada oleh guru. Hal ini sesuai dengan apa yang

diharapkan dalam pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini lebih meningkatkan kerja

sama antarsiswa. Kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok belajar yang terdiri

dari siswa-siswa yang bekerjasama dalam suatu perencanaan kegiatan. Dalam

pembelajaran ini setiap anggota kelompok diharapkan dapat saling bekerjasama

dan bertanggung jawab baik kepada dirinya sendiri maupun pada kelompoknya.

Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw akan bisa membantu meningkatkan

pemahaman konsep siswa terhadap materi pembelajaran yang ada dikarenakan

adanya interaksi siswa di dalam kelompoknya dan juga adanya interaksi dengan

guru sebagai pengajar. Di dalam setiap kelompok siswa yang berkemampuan

lebih tinggi akan membantu dalam proses pemahaman bagi siswa yang

berkemampuan rendah dan siswa yang berkemampuan sedang akan dapat segera

menyesuaikan dalam proses pemahaman materi. Interaksi dalam setiap kelompok

akan dapat berjalan dengan baik jika setiap kelompok memiliki kemampuan yang

heterogen.

Dengan latar belakang di atas penulis terdorong mengadakan penelitian

dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam Pembelajaran

Matematika Kelas V SDN 02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar Tahun Pelajaran

2009 / 2010”.

B. Identifikasi Masalah

Faktor – faktor yang menyebabkan pemahaman konsep Matematika yang

pada akhirnya menyebabkan hasil belajar siswa rendah adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan pemahaman konsep siswa rendah pada materi sifat – sifat

bangun ruang dan jaring – jaring bangun ruang.

Page 22: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

2. Model pembelajaran yang digunakan menggunakan pembelajaran

konvensional yang tidak sesuai dengan kondisi siswa.

3. Pembelajaran yang berlangsung kurang melibatkan siswa, aktivitas belajar

mengajar masih didominasi guru.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini efektif, efisien, dan terarah serta dapat dikaji lebih

mendalam maka perlu ada pembatasan masalah. Dalam penelitian ini difokuskan

pada hal – hal berikut:

1. Pemahaman konsep siswa pada materi sifat – sifat bangun ruang dan jaring –

jaring bangun ruang.

2. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran yang inovatif.

3.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut: apakah penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat

meningkatan pemahaman konsep bangun ruang dalam pembelajaran Matematika

kelas V SDN 02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar tahun pelajaran 2009/2010?.

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka

tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: meningkatkan

pemahaman konsep bangun ruang dalam pembelajaran Matematika kelas V SDN

02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar tahun pelajaran 2009/2010 melalui

penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.

Page 23: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw

dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa, keaktifan siswa, dan

meningkatnya prestasi belajar.

b. Bagi Guru

Membantu guru menemukan solusi yang tepat dalam pembelajaran

Matematika yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif

tipe Jigsaw yang bertujuan mempermudah guru dalam mengajar dan siswa

dalam menuangkan ide-ide kreatif mereka,meningkatkan pemahaman

konsep.

c. Bagi sekolah

Meningkatnya kualitas pendidikan dan sistem pembelajaran di

sekolah khususnya di SDN 02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar.

d. Bagi Peneliti

Peneliti menemukan fakta dengan menggunakan model

pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dalam pelajaran Matematika dapat

meningkatkan pemahaman konsep.

2. Manfaat Teoretis

Memberikan masukan dan wawasan tentang model pembelajaran

inovatif yaitu model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan

pemahaman konsep dalam pelajaran Matematika.

Page 24: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teoretis

1. Hakikat Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Pemahaman

Proses belajar - mengajar akan berhasil dengan baik, apa bila didukung

faktor – faktor psikologi. Thomas F. Staton dalam Sardiman (2009: 39),

menguraikan enam macam faktor psikologis itu: (1) motivasi, (2) konsentrasi, (3)

reaksi, (4) organisasi, (5) pemahaman, dan (6) ulangan. Pemahaman merupakan

terjemahan dari comprehension.

Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya:

(1) pengertian: pengetahuan yang banyak; (2) pendapat, pikiran; (3) aliran: pandangan; (4) mengerti benar (akan): tahu benar (akan); (5) pandai dan mengerti benar. Apabila mendapat me-i menajadi memahami, berarti: (1) mengerti benar (akan): mengetahui benar; (2) memaklumi. Dan bila mendapat imbuhan pe-an menjadi pemahaman, artinya (1) proses; (2) pembuatan; dan (3) cara memahami atau memahamkan (mempelajari baik – baik supaya paham), (Winkel,1996:106).

Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara

memahami atau cara mempelajari baik – baik supaya paham dan mengetahui lebih

banyak hal.

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:115) pemahaman (comprehension)

siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana

di antara fakta - fakta atau konsep. Oleh sebab itu siswa diminta memahami atau

mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan

dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkan dengan hal – hal

yang lain.

Ada beberapa ahli yang mempelajari ranah-ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor secara hierarkis. Di antara ahli yang mempelajari ranah-ranah

Page 25: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

kejiwaan tersebut adalah Bloom, Krathwohl dan Simpson. Hasil penelitian

mereka dikenal dengan taksonomi instruksional Bloom dan kawan-kawan. Salah

satu jenis perilaku adalah perilaku pemahaman, yaitu yang mencakup menangkap

arti dan makna yang dipelajari (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 26-27).

Pemahaman merupakan tingkat berikutnya dari tujuan ranah kognitif

berupa kemampuan memahamai/mengerti tentang isi pelajaran yang dipelajari

tanpa perlu menghubungkannya dengan isi pelajaran lainnya, Davies dalam

(Dimyati dan Mudjiono, 2009: 202-203). Perlu diingat bahwa comprehension /

pemahaman, tidak sekedar tahu, tetapi juga menghendaki agar subyek belajar

dapat memanfaatkan bahan – bahan yang telah dipahami. Tapi dalam

kenyataannya banyak peserta didik melupakan unsur comprehension. Contohnya,

peserta didik belajar pada malam hari menjelang akan ujian pada pagi harinya.

Belajar yang demikian merupakan sekedar mengtahui sesuatu bahan yang

dituangkan dalam kertas ujian, setelah itu akan lupa dengan sendirinya. Berbeda

dengan peserta didik yang mempelajari suatu konsep/ pengertian yang secara

menyeluruh.

Nana Sudjana, (1995: 24) menyatakan bahwa pemahaman dapat

dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu:

a. Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan , mulai dari menterjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan, dan menerapkan prinsip – prinsip:

b. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian – bagian terendah dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok, dan yang tidak pokok:

c. Tingkat ketiga merupakan tingkat pemahaman tertinggi.

Hasil belajar pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi dibandingkan

tipe belajar pengetahuan.

Menurut Machener dalam (http/www.teknologipendidikan.net,1987)

untuk memahami suatu objek secara mendalam, seseorang harus mengetahui: (1)

Objek itu sendiri; (2) Relasinya dengan objek lain yang sejenis; (3) Relasinya

Page 26: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

dengan objek lain yang tidak sejenis; (4) Relasi dual dengan objek lain yang

sejenis; (5) Relasi dengan objek dalam teori lainnya.

Menurut Sumarmo (http/www.teknologipendidikan.net,1987) ada 3

macam pemahaman, yaitu: (1) Pengubahan (translation); (2) Pemberian arti

(interpretation); (3) Pembuatan ekstrapolasi (extrapolation).

Pemahaman siswa terhadap konsep Matematika menurut Munggaranti

NCTM dalam (http/www.psikologiperkembangan.net.2009) dapat dilihat dari

kemampuan siswa dalam :

(1) Mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan; (2) Membuat contoh dan noncontoh penyangkal; (3) Mempresentasikan suatu konsep dengan model, diagram, dan simbol; (4) Mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk yang lain; (5) Mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep; (6) Mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat-syarat yang menentukan suatu konsep; (7) Membandingkan dan membedakan konsep-konsep.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman

adalah proses mengetahui keadaan jiwa melalui ekspresi yang diberikan melalui

indra. Pemahaman yang baik harus disertai pengertian terhadap ekspresi yang

dihadapi. Memahami berarti mengerti benar tentang sesuatu yang dipelajari. Hal

ini dapat dibuktikan dengan tingkat kesalahan yang sedikit atau siswa dapat

mengerjakan semua tugas.

b. Pengertian Konsep

Konsep adalah ingatan mengenai pengamatan yang telah lalu ( Syamsu

Yusuf LN, 2008: 70). Anak yang sudah memahami konsep suatu objek akan lebih

mudah menerapkan dalam pemecahan permasalahan, misalnya saat anak diminta

menyebutkan buah-buahan, maka anak akan menyebutkan apel, jeruk, nanas dan

lain - lain tanpa harus dijelaskan terlebih dahulu.

Konsep adalah penggambaran dari tentang intisari atau kesimpulan

umum dari suatu hal atau suatu gejala sosial (M.Toha Anggoro dkk,2007:5.2).

Banyak pengertian tentang konsep yang berkembang di kalangan ahli kognitif dan

pendidikan, misalnya saja Hulse, Egeth, dan Deese dalam Sardiman,(2009: 17)

mendefinisikan konsep sebagai sekumpulan atau seperangkat sifat yang

Page 27: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

dihubungkan oleh aturan-aturan tertentu. Konsep merupakan bayangan mental,

ide dan proses.

Kemampuan manusia untuk membentuk konsep atau pengertian,

memungkinkan manusia untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan benda-

benda atau kejadian-kejadian. Zacks el Tversky dan Santrock dalam Muhamad

Fathoni (2007:34) mengatakan bahwa konsep adalah kategori-kategori yang

mengelompokkan objek, kejadian, dan karakteristik berdasarkan properti umum.

Konsep adalah “Elemen dari kognisi yang membantu menyederhanakan dan

meringkas informasi” (Heruman, 2008: 3). Konsep warna “merah” misalnya, kita

dapat mengklasifikasikan objek-objek yang berwarna merah atau tidak. Contoh

yang lain adalah “buah-buahan”, kita dapat mengklarifikasikan mana yang

merupakan buah dan mana yang tidak.

Konsep menunjukkan pada pemahaman dasar. Siswa mengembangkan

suatu konsep ketika mereka mampu mengklasifikasikan atau mengelompokkan

benda – benda atau ketika mereka saling mengasosiasikan suatu nama dengan

kelompok benda tertentu. Sebagai contoh peserta didik mengenal konsep segitiga

sebagai suatu bidang yang dikelilingi oleh tugas garis lurus. Pemahaman peserta

didik tentang konsep segitiga dapat dilihat pada saat anak mampu membedakan

berbagai bentuk geometri lain dari segitiga.

Pemahaman konsep yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep

(menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan konsep

Matematika baru yang abstrak), yang bertujuan agar siswa lebih memahami

konsep Matematika ( Heruman, 2008: 3). Begitu pentingnya pemahaman konsep

bagi proses berpikir kita, sehingga dapat ditarik kesimpulan tentang manfaat

pemahaman tentang suatu konsep, yaitu :

(1) Konsep membuat kita tidak perlu “mengulang-ulang pencarian arti” setiap kali kita menemukan informasi baru; (2) Konsep membantu proses mengingat dan membuatnya menjadi lebih efisien; (3) Konsep membantu kita menyederhanakan dan meringkas informasi, komunikasi dan waktu yang digunakan untuk memahami informasi tersebut; (4) Konsep konsep merupakan dasar untuk proses mental yang lebih tinggi; (5) Konsep sangat diperlukan untuk problem solving; (6) Konsep menentukan apa yang

Page 28: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

diketahui atau diyakini seseorang (Wang Muba dalam http/www.psikologiperkembangan.net 2009)

Dari pemaparan pemahaman dan konsep di atas, penulis dapat

menyimpulkan bahwa pemahaman konsep adalah kemampuan yang dimiliki

siswa ketika siswa tersebut mampu mengklasifikasikan atau mengelompokkan

benda – benda atau ketika mereka saling mengasosiasikan suatu nama dengan

kelompok benda tertentu hal tersebut merupakan dasar untuk proses mental yang

lebih tinggi, menentukan apa yang diketahui atau diyakini seseorang serta

membantu menyederhanakan dan meringkas informasi sehingga membantu proses

mengingat dan membuat lebih efisien.

c. Pengertian Pembelajaran

Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari learning. Pembelajaran

adalah proses, perbuatan, cara pengajaran (Agus Suprijono, 2009:12). Dari

pengertian tersebut menghasilkan konstruksi belajar mengajar berpusat pada guru.

Perbuatan atau cara mengajar diterjemahkan sebagai kegiatan guru mengajari

peserta didik, guru menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik, dan peserta

didik sebagai pihak penerima. Guru dianggap paling dominan dan guru dipandang

sebagai orang saling mengetahui.

Menurut Oemar Hamalik (2008: 57) pembelajaran adalah suatu kombinasi

yang tersusun meliputi unsur – unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,

dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran tidak terbatas dalam ruang saja. Sistem pembelajaran dapat

dilaksanakan dengan cara membaca buku, belajar di kelas atau sekolah, karena

diwarnai oleh organisasi dan interaksi antara berbagai komponen yang saling

berkaitan, untuk memberikan pembelajaran kepada peserta didik.

Banyak aktivitas yang hampir setiap orang dapat melakukanya, sebagai

upaya menuju perkembangan kepribadian yang utuh. Dalam proses pembelajaran

terdapat pula proses belajar yang dilakukan peserta didik. Belajar merupakan juga

suatu aktivitas untuk menuju perubahan yang lebih baik dari pada sebelumnya.

Page 29: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Perumusan tentang belajar memang banyak didefinisikan oleh para pakar

penelitian melalui metode ilmiah.

Witerington dalam Ngalin Purwanto (1997: 84) menyimpulkan bahwa

belajar merupakan sebuah perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman

yang disebabkan oleh pertumbuhan atau perkembangan yang relatif mantap, harus

akhir dari suatu periode yang panjang.

Menurut beberapa pakar pendidikan mendefinisikan belajar sebagai

berikut:

1) Gagne Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara almiah.

2) Travers Belajar adalah proses menghasilkan penyesuian tingkah laku.

3) Cronbac Learning is shown by a change in behavior as a result of experience. (Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman).

4) Haroland Spears Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction. (belajar adalah mengamati, membaca, meniru, memcoba sesuatu, mendengarkan, dan mengikuti arah tertentu).

5) Geoch Learning is change in performance as a result of practice. (Belajar adalah perubahan perfomance sebagai hasil latihan).

6) Morgan Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experience. (Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman). Dalam Agus Suprijono (2009: 2-3)

Dari definisi di atas dapat disimpulkan dengan beberapa ciri penting dari

belajar dalam proses pembelajaran yang harus dilakukan, yaitu:

1) Adanya suatu proses perubahan aktivitas manusia menuju pada kemajuan

dan perkembangan yang positif.

2) Perubahan yang terjadi melalui latihan dan pengalaman.

3) Perubahan relatif menetap pada tingkah laku.

4) Perubahan timgkah laku berupa aspek kepribadian, baik fisik maupun

psikis, seperti perubahan kecakapan, sikap, kebiasaan, dan keterampilan.

Page 30: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Pembelajaran dalam persepti guru, biasanya dimaknai sebagai (a) berbagai pengetahuan bidang studi dengan peserta didik lain secara efektif dan efisien, (b) mencipta dan memelihara relasi antara pribadi guru dengan peserta didik, (c) menerapkan kecakapan teknis dalam mengelola sekaligus sejumlah peserta didik yang belajar (Nasibi Lapono,2008: 1.14).

Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan

dilakukan dengan melakukan metode imposisi, dengan menuangkan pengetahuan

kepada siswa, Oemar Hamalik (2008:58).

Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat oleh siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik untuk belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik (Isjoni,2009:14).

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah

kegiatan interaksi edukatif antara guru dengan peserta didik, isi dari kegiatannya

adalah bahan (materi) belajar yang bersumber dari kurikulim suatu program

pendidikan dan proses kegiatannya adalah guru mengajari peserta didik, guru

menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik, dan peserta didik sebagai pihak

penerima informasi.

d. Pengertian Matematika

Mata pelajaran Matematika merupakan bahan kajian dan pelajaran

tentang bentuk, susunan, besaran, dan konsep – konsep yang saling berhubungan

satu sama yang lainnya sehingga dapat meningkatkan ketajaman penalaran siswa

untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari – hari.

Andi Hakim Nasution dalam (Moch. Mansykur dan Abdul Halim

Fathani, 2009: 42) Matematika berasal dari kata Yunani mathein atau mathenein

yang artinya mempelajari. Mungkin juga kata tersebut berhubungan kata

Sansekerta metha dan widya yang artinya kepandaian, ketahuan, atau intelegensi.

Page 31: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Ciri utama Matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu

konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya

sehingga kaitan antarkonsep atau pernyataan dalam Matematika bersifat

konsisten. Menurut Kline di dalam Mulyono Abdurrahman (1999 : 252)

menyebutkan Matematika merupakan bahasa simbol dan ciri utamanya adalah

penggunaan cara bernalar deduktif tetapi juga tidak melupakan cara bernalar

induktif. Sedangkan menurut Reseffendi dalam (Heruman, 2008:1), Matematika

adalah bahsa simbol, ilmu induktif yang tidak menerima pembuktian secara

induktif, ilmu tentang pola keteraturan , dan struktur yang terorganisir mulai dari

unsur yang diidentifikasikan sampai pola yang tidak didefinisikan

Soedjadi dalam Moch. Mansykur Ag dan Abdul Halim Fathani (2007 :

11) menyatakan bahwa definisi Matematika ada beraneka ragam dan definisi

tersebut tergantung dari sudut pandang pembuat definisi. Di bawah ini beberapa

definisi Matematika :

1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik.

2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi. 3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan

dengan bilangan. 4) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah

tentang ruang dan bentuk. 5) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik. 6) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.

Johnson dan Myklebus di dalam Mulyono Abdurrahman (1999 : 252)

mengemukakan bahwa Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya

untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan ke ruang yang lebih

khusus, sedangkan fungsi teoretisnya adalah untuk memudahkan berpikir.

Demikian pula Leaner di dalam Mulyono Abdurrahman (1999 : 252)

mengemukakan bahwa Matematika di samping sebagai bahasa simbolis juga

merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat

dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas.

Page 32: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Sedangkan menurut Paling di dalam Mulyono Abdurrahman (1999 :252) mengemukakan bahwa, Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban tehadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran dan menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Matematika

adalah disiplin ilmu yang mempunyai sifat khas dibandingkan ilmu yang lainnya

dengan bahasa simbolis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan yang

memudahkan manusia berpikir dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-

hari.

e. Pengertian Pembelajaran Matematika

Menyelenggarakan proses pembelajaran Matematika yang lebih baik dan

bermutu di sekolah adalah suatu keharusan yang tidak dapat ditawar lagi. Sudah

bukan bukan zamannya lagi Matematika menjadi momok yang menakutkan bagi

siswa di sekolah. Jika selama ini Matematika dianggap sebagai ilmu abstrak, yang

terdapat rumus – rumus dan soal – soal, maka sudak saatnya bagi siswa untuk

menjadi lebih akrab dan familier dengan Matematika. Untuk itu, seorang guru

harus dapat menghadirkan pembelajaran Matematika yang menarik.

Siswa tertarik untuk mempelajari Matematika jika siswa tersebut dapat

melihat bahwa Matematika yang dipelajari dapat dipakai dalam memenuhi

kehidupanya, artinya mempelajari Matematika merupakan salah satu cara untuk

menyelesaikan masalah atau menemukan jawaban yang dihadapi manusia. Untuk

memenuhi atas jawaban atas masalah yangt dihadapi, Mulyono Abdurahman

(1999: 252) mengemukakan penyelesaian masalah dengan menggunakan: (1)

Informasi yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi; (2) Pengetahuan tentang

bulangan, bentuk, dan ukuran; (3) Kemampuan untuk menghitung; dan (4)

Kemampuan untuk mengingat dan menggunakan hubungan – hunbungan.

Freundenthal dan Marpaung dalam Mulyono Abdurahman (1999 : 4)

menyatakan bahwa “Mathemathics is a human activity”. Dalam Matematika

menemukan konsep Matematika dengan berbuat, kemudian merefleksikan

Page 33: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

terhadap tingkah laku, lalu menemukan hasilnya berupa konsep – konsep, aturan –

aturan, dan prinsip – prinsip. Mereka benar – benar mengkonstruksi pelajaran.

Demikianlah seharusnya pembelajaran Matematika berlangsung. Siswa diberikan

kesempatan untuk mengamati, berbuat, mengklasifikasikan, menyelesaikan

masalah, dan berinteraksi dengan yang lainnya.

Menurut Marpung dalam Suprayekti dkk (2008 : 6) pemebelajaran Matematika harus bermakna, artinya siswa melihat bahwa Matematika penting untuk dirinya kelak kerena dapat membantunya dalam memecahkan masalah – masalah yang dihadapinya. Mengubah pembelajaran Matematika bagi siswa tidak mudah, perlu usaha keras. Tetapi, walupun sulit perubahan tersebut haruslah tetap dilakukan agar mutu pendidikan Indonesia menjadi lebih baik.

Langkah pembelajaran Matematika di SD: 1) penanaman konsep dasar

yaitu pembelajaran konsep Matematika, 2) pemahaman konsep yaitu dengan tujuan siswa memahami konsep Matematika, dan 3) pembinaan ketrampilan yaitu agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep Matematika (Heruman, 2008: 3).

Faktor – faktor yang memepengaruhi belajar Matematika menurut Ngalim Purwanto (1997: 102), faktor yang mempengaruh belajar dibedakan menajadi dua, yaitu: (1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor individual dan (2) Faktor yang berada di luar individu yang disebut faktor sosial.

Yang termasuk dalam faktor individual antara lain: faktor kematangan/ pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/ keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajar, alat – alat yang diperlukan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.

Menurut Slamento (2003: 54–72), faktor – faktor yang mempengaruhi belajar Matematika dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal:

1) Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor ini meliputi: fakor jasmani, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.

2) Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berada di luar individu yang sedang belajar. Faktor ini meliputi: faktor keluarga, faktor keluarga, dan faktor masyarakat.

Menurut As’ari dalam Moch. Masykur Ag dan Abdul Halim Fathani,

(2009:81-82) syarat anak bisa bisa dikatakan mahir Matematika memiliki

beberapa potensi di bawah ini, yaitu:

Page 34: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

1) Menguasai konsep Matematika; 2) Kelancaran prosedur : mengetahui dan memahami soal mana yang mengeluarkan penembahan, pembagian, pengalian, dan pengurangan; 3) Kompeten; 4) Penalaran yang l0gis : menyangkut kemampuan menjelaskan secara logika, sebab - akibatnya secara sitematis; 5) Positiv Dispotion : sikap bahwa Matematika bermanfaat dalam penalaran kehidupan.

Menurut Gatot Muhsetyo dkk (2007 : 1.26) pembelajaran Matematika

adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui

serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh

kompetensi tentang bahan Matematika yang dipelajari.

Dari penjelasan di atas bahwa pembelajaran Matematika merupakan

proses belajar Matematika dengan memperdayakan siswa untuk memberikan

kesempatan secara aktif dan kreatif mengembangkan dirinya menjadi manusia

yang mandiri, berpikir variatif, dan kritis sehingga mampu menyelesaikan

masalah dalam kehidupannya.

f. Hakikat Bangun Ruang

Menurut GBPP 2004 materi bangun ruang disampaikan di SD pada siswa

kelas V semester II meliputi : membandingkan dan mengurutkan bangun ruang

menurut volumenya, menentukan volume kubus dan balok dengan menggunakan

kubus satuan menentukan rumus volume tabung dan prisma tegak, mengenal dan

menggunakan volume limas dan kerucut. Menggambar berbagai bentuk jaring –

jaring kubus dan balok. Bangun ruang adalah bangun yang memiliki dimensi yaitu

panjang, lebar, dan tinggi (Clara Ikan Septi Budhayanti,2008:3.24).

1) Prisma

Gambar bangun ruang prisma tegak segi tiga dapat dilihat pada gambar

1. di bawah ini.

Page 35: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Rusuk prisma

Gambar 1. Prisma tegak segi tiga

Menurur Heruman (2008: 110), Prisma adalah bangun ruang yang

dibatasi oleh dua bidang sejajar, serta beberapa bidang yang saling berpotongan

menurut garis sejajar. Dua bidang tersebut dinamakan bidang alas dan bidang

atas, sedangkan bidang yang lainya dinamakan bidang tegak. Macam prisma yang

dipelajari pada materi bangun ruang kelas V SD ada dua yaitu prisma segitiga dan

prisma segiempat.

Jaring – jaring prisma tegak segi tiga dapat digambarkan pada gambar 2

di bawah ini:

Gambar 2. Jaring – jaring risma tegak segi tiga

2) Kubus

Kubus adalah prisma siku-siku khusus. Semua sisinya berupa persegi

atau bujur sangkar yang sama (RJ. Soenarjo, 2008: 233).

Perhatikan gambar 3. kubus ABCD.EFGH berikut!

Page 36: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Gambar 3. Kubus ADCD.EFGH

Keterangan:

Sisi-sisi pada kubus ABCD.EFGH adalah:

sisi ABCD, EFGH, ABFE, DCGH, ADHE, BCGF

Rusuk-rusuk pada kubus ABCD.EFGH adalah:

rusuk AB, rusuk BC, rusuk AE, rusuk EF, rusuk FG, rusuk BF

rusuk HG, rusuk EH, rusuk CG, rusuk DC, rusuk AD, rusuk DH

Titik-titik sudut pada kubus ABCD.EFGH adalah:

Titik sudut A, Titik sudut E, Titik sudut B, Titik sudut F, Titik sudut C, Titik

sudut G, Titik sudut D, Titik sudut H

Kubus jika dibuat jaring – jaring dapat dilihat pada gambar 4 di bawah ini:

Keterangan:

(i) Kubus

(ii) Kubus yang terbuka

(iii)Jaring – jaring kubus.

Gambar 4. Jaring – jaring kubus

Page 37: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

3) Balok

Balok adalah sebuah benda ruang yang dibatasi oleh tiga pasang (enam

buah) persegi panjang di mana setiap pasang persegi panjang saling sejajar

(berhadapan) dan berukuran sama (RJ. Soenarjo, 2008: 233).

Gambar bangun ruang prisma tegak segi tiga dapat dilihat pada gambar 5

di bawah ini.

Gambar 5. Balok OPQR.STUV

Keterangan:

Sisi-sisi pada balok ABCD.EFGH adalah:

Sisi OPQR, STUV, ORSV, PQTU, OPST, RQUT,

Rusuk-rusuk pada balok OPQR. STUV adalah:

ada 12 rusuk pada bangun ruang balok

Rusuk OP, rusuk OR, rusuk PQ, rusuk QR,

Rusuk OS, rusuk ST, rusuk SV , rusuk TU,

Rusuk UV, rusuk QU , rusuk PT, rusuk RV.

Titik-titik sudut pada balok ABCD.EFGH adalah:

Titik sudut A, Titik sudut E, Titik sudut B, Titik sudut F, Titik sudut C,

Titik sudut G, Titik sudut D, Titik sudut H

Jika balok tersebut dibuka akan didapat jaring – jaring dapat dilihat pada gambar

6 di bawah ini:

Page 38: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Gambar 6. Jaring – jaring balok

4) Limas

Limas juga disebut piramida. Menurut Clara Ika Septi Budhayanti

(2008:3.29) limas adalah bangun ruang yang dibatasi sebuah segitiga atau segi

banyak sebagai alas dan beberapa buah bidang berbentuk segitiga yang bertemu

pada satu titik puncak.

Limas adalah suatu benda ruang yang berbentuk segitiga- segitiga yang

bertemu pada sebuah titik dan oleh suatu segibanyak (Musono dan

Sudjono,2008:169).

Sifat – sifat limas dapat dilihat pada gambar 7 di bawah ini.

Gambar 7. Limas

Keterangan:

(i) Limas segitiga

(ii) Limas segiempat

Page 39: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Jaring – jaring limas dapat dilihat pada gambar 8 di bawah ini:

Gambar 8. Jaring – jaring limas segi tiga dan limas segi empat

5) Tabung

Bangun ruang tabung beserta bagian – bagiannya dapat dilihat pada

gambar 9 di bawah ini:

Gambar 9. Tabung

Page 40: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Sifat-sifat tabung sebagai berikut:

1. Tabung mempunyai sisi sebanyak 3 buah, yaitu sisi atas, sisi alas, dan

selimut tabung.

2. Tidak mempunyai titik sudut.

3. Bidang atas dan bidang alas berbentuk lingkaran dengan ukuran sama.

4. Memiliki sisi lengkung yang disebut selimut tabung.

5. Jarak bidang atas dan bidang alas disebut tinggi tabung (Y.D.Sumanto,

Heny Kusumawati dan Nur Aksin, 2008:146).

6) Kerucut

Bangun ruang tabung beserta bagian – bagiannya dapat dilihat pada

gambar 10 di bawah ini:

Gambar 10. Kerucut

Kerucut mempunyai dua sisi, yaitu sebuah sisi lengkung dan sebuah sisi

datar (yang berbentuk daerah lingkaran). Kerucut mempunyai sebuah rusuk

Page 41: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

lengkung (yang berupa lingkaran). Kerucut tidak mempunyai titik sudut. Alat

peraga digunakan untuk menguatkan penguasaan konsep jaring-jaring kerucut.

Kerucut adalah bentuk khusus dari limas dengan alas berbentuk lingkaran,karena

semua sifat yang dimiliki limas dimiliki oleh kerucut misalnya memiliki satu alas

dan satu titik sudut, tetapi tidak berlaku sebaliknya (Clara Ika Septi Budhayanti

dkk, 2008:3.30).

2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Milles dalam (Agus Suprijono, 2009:45) model adalah bentuk

representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau

kelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Model pembelajaran

dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk menyusun kurikulum,

mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru kelas. Model pembelajaran

berfungsi pula sebagai pedoman bagi guru dalam merancang aktivitas belajar

mengajar.

Macam model pembelajaran yaitu model pembelajaran langsung direct

instruction, model pembelajaran berbasis masalah (discovery learning), dan

model pembelajaran Kooperatif (cooperatif learning). Ada beberapa istilah untuk

menyebut pembelajaran berbasis sosial yaitu pembelajaran Kooperatif

(cooperative learning) dan pembelajaran Kolaborasi.

Nurhadi dalam Isjoni (2009 : 20) berpendapat bahwa pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran ini memungkinkan siswa belajar dan berkeja sama untuk mencapai pada pengalaman yang optimal, baik yang berupa pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Pengalaman tersebut muncul karena siswa memiliki derajat potensi, latar belakang historis, serta masa depan yang berbeda-beda dalam satu kelompok atau kelompok lainnya.

Di dalam sebuah pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran

Kooperatif, siswa belajar untuk bekerja dalam kelompok untuk mencapai tujuan

pembelajaran, hal ini akan membuat mereka bisa mengembangkan keterampilan

Page 42: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

sosial sebagaimana yang terjadi di dunia nyata. Pembelajaran Kooperatif

menciptakan interaksi yang asah, asih, dan asuh saling mencerdaskan sehingga

tercipta masyarakat belajar (learning community). Siswa tidak hanya belajar dari

guru, tetapi juga dari semua siswa (Sugiyanto, 2008: 37 – 38).

Model pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang

berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam

memaksimalkan kondisi belajar untuk bekerjasama dalam memaksimalkan

kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Sugiyanto, 2008:37).

Model pembelajaran kooperatif ialah pembelajaran dalam kelompok

kecil (4 orang), murid-murid bekerjasama, membantu baik individu maupun

kelompok untuk mencapai tugas yang dibebankan masing-masing maupun

kelompok oleh Anita (http//uns.ac.id/anita/wp.2009).

Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk

pembelajaran yang diyakini keberhasilan peserta didik tercapai jika setiap anggota

kelompoknya berhasil. Sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada

anak didik untuk kerja sama dengan temannya dalam tugas-tugas terstruktur

disebut sebagai sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative learning

Koes dalam Isjoni (2009: 20), belajar kooperatif adalah didasarkan pada

hubungan antara motivasi, hubungan interpersonal, strategi pencapaian khusus,

suatu ketegangan dalam individu memotivasi gerakan ke arah pencapaian hasil

yang diinginkan.

Menurut Siti Maesuri dalam Isjoni (2009 : 1) pada dasarnya model

pembelajaran kooperatif adalah suatu proses sederhana tetapi berbeda dengan

pembelajaran tradisional dan operasi kelas tradisional. Dalam suatu kelas

Kooperatif, guru mengorganisasikan kurikulum sekitar tugas atau proyek siswa

dalam kelompok kecil. Menurut Siti Maesuri dalam Isjoni (2009 : 3) model

pembelajaran Kooperatif adalah anggota-anggota kelompok memahami bahwa

mereka adalah bagian dari tim dan semua anggota tim bekerja untuk tujuan

bersama.

Anggota-anggota kelompok memahami bahwa kesuksesan atau

kegagalan kelompok akan ditanggung oleh semua anggota. Oleh karena itu, setiap

Page 43: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

anggota sedapat mungkin memberi konstribusi untuk tujuan kelompok.Semua

sistem membicarakan dan mendiskusikan masalah satu sama lain guna mencapai

tujuan kelompok.

b. Ciri – Ciri dan Unsur Model Pembelajaran Kooperatif

Pelaksanaan model pembelajaran Kooperatif membutuhkan partisipasi

dan kerja sama dalam kelompok pembelajaran. Pembelajaran Kooperatif dapat

meningkatkan cara belajar siswa lebih baik, sikap tolong – menolong dalam

beberapa perilaku sosial. Latar belakang siswa yang berbeda – beda, maka guru

dalam menyajikan pembelajaran tentunya harus memahami kepribadian anak

tersebut.

Ciri dari model pembelajaran Kooperatif adalah; (1) tiap anggota memiliki peran, (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa, (c) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman – teman sekelompoknya, (d) guru membantu dalam mengembangkan keterampilan interpesonal kelompok, dan (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok yang sedang menyampaikan informasi (Isjoni, 2009: 27).

Model pembelajaran Kooperatif menciptakan interaksi yang asah, asih,

dan asuh saling mencerdaskan, sehingga tercipta masyarakat belajar (learning

community). Siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari semua siswa

(Sugiyanto, 2008: 37 – 38).

Ciri – ciri model pembelajaran Kooperatif menurut Anita Lie (2009 : 32)

adalah:

1) Saling ketergantungan positif Ketergantungan positif merupakan suasanan yang diciptakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Ketergantungan positif dapat dicapai melalui: (a) saling ketergantungan untuk mencapai tujuan, (b) saling ketergantungan untuk menyelesaikan tugas, (c) saling ketergantungan bahan atau sumber, (d) saling ketergantungan peran, (e) saling ketergantungan hadiah.

2) Interaksi tatap muka 3) Akuntabilitas individu

Kemampuan tiap individu untuk menguasai bahan untuk disumbangkan pada kelompoknya.

4) Keterampilan menjalin hubungan antarpribadi.

Page 44: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Bennet dalam Isjoni (2009: 60) menyatakan ada lima usur dasar yang dapat membedakan model pembelajar Kooperatif dengan kerja kelompok, yaitu: (1) Positive interdependence; (2) Interaction face to face; (3) Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok; (4) Membutuhkan keleluasaan; dan (5) Meningkatkan keterampilan kerja sama dalam memecahkan masalah.

Unsur-unsur model pembelajaran Kooperatif sebagaimana yang telah

diuraikan di atas bahwa pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang

dilakukan dalam kelompok kecil, Muslim Ibrahim dalam Eline B Jahnson (2009 :

56) menguraikan unsur-unsur model pembelajaran Kooperatif sebagai berikut:

1) Siswa dalam kelompoknya harus beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”.

2) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya seperti milik mereka sendiri.

3) Siswa harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.

4) Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.

5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua kelompok.

6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

7) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok Kooperatif.

Menurut Agus Suprijono (2009:65), Model Pembelajaran Kooperatif

terdiri dari 6 (enam) fase. Fase tersebut dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Enam (6) fase model pembelajaran kooperatif

FASE – FASE PERILAKU GURU

Fase 1: Present goals and set

Menyampaikan tujuan dan

mempersiapkan peserta didik.

Menjelaskan tujuan pembelajaran dan

mempersiapkan peserta didik siap belajar.

Fase 2: Present information

Menyajikan informasi

Mempresentasikian informasi kepada

peserta didik secara verbal.

Fase 3: Organize students into

learning teams

Memberika penjelasan kepada peserta

didik tentang tata cara pembentukan tim

Page 45: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Mengorganisir peserta didik ke

dalam tim – tim belajar

belajar dan membantu kelompok

melakukan transisi yang efisien.

Fase 5: Test on the materials

Mengevaluasi

Menguji pengetahuan peserta didik

mengenai berbagai materi pembelajaran

atau kelompok – kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6: Provide recorganition

Memberikan pengakuan atau

penghargaan

Mempersiapkan cara untuk mengakui

usaha dan presentasi individu maupun

kelompok.

c Manfaat dan Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif

Keberhasilan proses model pembelajaran ditentukan banyak faktor di

antaranya guru. Guru terkait erat dengan kemampuan dalam memilih model

pembelajaran yang dapat memberi keefektivitasan kepada siswa. Siswa

merupakan sasaran dari proses pembelajaran sehingga memiliki motivasi dalam

belajar, berpikir kritis, serta hasil belajar yang lebih baik.

Menurut Anita Lie (2009: 8) ada beberapa manfaat proses model

pembelajaran Kooperatif antara lain : siswa dapat meningkatkan kemampuan

untuk bekerja sama dengan siswa lain; siswa mempunyai banyak kesempatan

untuk menghargai perbedaan; partisipasi siswa dalam proses pembelajaran dapat

meningkat; dapat mengurangi kecemasan siswa (kurang percaya diri),

meningkatkan motivasi, harga diri dan sikap positif; serta dapat meningkatkan

prestasi siswa.

Robert E. Slavin (2009 : 16-17) mengatakan bahwa tujuan model

pembelajaran Kooperatif adalah menciptakan suatu situasi sedemikian hingga

keberhasilan anggota kelompok mengakibatkan keberhasilan kelompok itu

sendiri.

Penulis menyimpulkan bahwa model pembelajaran Kooperatif adalah

pembelajaran dengan seting kolompok – kelompok kecil dengan memperhatikan

Page 46: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

keragaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan

memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebaya,

memberikan kepada peserta didik untuk belajar sesuai, baik dengan waktu yang

bersamaan dan ia menjadi nara sumber bagi teman yang lainnya.

d. Macam-macam Model Pembelajran Kooperatif

a) TAI (Teams Assisted Individualization)

TAI (Teams Asssisted Individualization) adalah metode

pembelajaran kelompok di mana terdapat seorang siswa yang lebih mampu

berperan sebagai assisten yang bertugas membantu secara individual siswa

lain yang kurang mampu dalam suatu kelompok Robert E. Slavin(2009:

15). Dalam hal ini pendidik hanya sebagai fasilitator dan mediator dalam

proses belajar mengajar. Pendidik cukup menciptakan kondisi lingkungan

belajar yang kondusif bagi peserta didiknya.

b) STAD ( Student Team Achievment Division )

Student Team Achievment Division (STAD) merupakan strategi

belajar ini, siswa ditugaskan untuk bekerja dalam satu kumpulan yang

terdiri dari 4-5 orang setelah guru menyampaikan bahan pelajaran dan

mengharuskan semua anggota menguasai pelajaran itu. Setelah

melakukan kegiatan diskusi setiap anggota kelompok akan diberi ujian

atau kuis secara individu. Nilai yang diperoleh setiap anggota

dikumpulkan untuk memperoleh nilai kelompok. Sehingga untuk

mendapatkan penghargaan, setiap siswa dalam kelompok harus

membantu kelompoknya.

c) TGT ( Teams Games Tournament )

Pembelajaran Kooperatif model TGT membagi siswa dalam tim

belajar yang beranggotakan 4 orang yang merupakan campuran menurut

tingkat kinerja, jenis kelamin, dan suku Slavin (2009:13). Dalam metode

Teams Games Tournament (TGT), untuk menambah skor perolehan

tim/kelompok setelah pelaksanaan kuis, antarkelompok dipertandingkan

suatu permainan edukatif (Educative Games).

Page 47: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

d) CIRC ( Cooperative Integrated Reading and Composition )

Pada awalnya, model CIRC diterapkan dalam pembelajaran Bahasa. Dalam

kelompok kecil, para siswa diberi suatu teks/bacaan (cerita atau novel),

kemudian siswa latihan membaca atau saling membaca, memahami ide

pokok, saling merevisi, dan menulis ikhtisar cerita atau memberikan

tanggapan terhadap isi cerita, atau untuk mempersiapkan tugas tertentu dari

guru, Robert E. Slavin (2009:13).

e) GI (Groups Investigation)

Menurut Shaharan dalam Robert E. Slavin (2009: 24) Pembelajaraan GI

dengan perencanaan pengaturan kelas yang umum, para siswa bekerjasama

dalam kelompok kecil, perencanaan, dan proyek Kooperatif. Tiap kelompok

memilih topik dari unit yang telah dipelajari kemudian topik tersebut

menjadi tugas pribadi dan dipresentasikan dihadapan kelas.

f) NHT (Number Heads Together)

Pembelajaran Kooperatif tipe NHT dikembangkan oleh Spencer

Kagen (1993). Pada umumnya NHT digunakan untuk melibatkan

siswa dalam penguatan pemahaman pembelajaran atau mengecek

pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

g) Tehnik Mencari Pasangan (Make a Mach)

Merupakan teknik yang dikembangkan Loma Curran (Isjoni,

2009:112). Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari

pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasanan

yang menyenangkan.

h) JIGSAW

Pemikiran dasar dari metode ini adalah kesempatan siswa untuk

berbagi dengan yang lain, mengajar serta diajar oleh sesama siswa untuk

berbagi dengan yang lain. mengajar serta diajar oleh sesama siswa

merupakan bagian penting dalam proses belajar dan sosialisasi yang

berkesinambungan.

Page 48: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

e. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan – kawan dari

Universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan – kawan.

Jigsaw adalah salah satu model pembelajaran Kooperatif dalam pembelajaran ini

siswa ditempatkan ke dalam tim beranggotakan 4 sampai 5 orang untuk

mempelajari meteri pelajaran yang telah dipecah menjadi bagian-bagian untuk

tiap anggota, Isjoni (2009: 29).

Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et al. sebagai metode pembelajaran Kooperatif. Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Pendekatan ini bisa digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Matematika, Agama, dan Bahasa. Teknik ini cocok untuk semua kelas/ tingkatan Anita Lie, (2009: 69)

Pokok bahasan yang terdiri dari banyak sub dipastikan dapat

menggunakan metode pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw, akan tetapi untuk

pokok bahasan yang sedikit subtopiknya kurang cocok menggunakan model

pembelajaran tipe Jigsaw, karena bisa terjebak pada fenomena “ free rider’

(penunggang bebas) atau diffusion of responsibility (menunggang

tanggungjawab), karena ada anggota kelompok yang terabaikan perannya.

Sidharta dalam (http//www.artikel.us,2008).

Menurut Anita Lie (2009: 69) model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran Kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang secara heterogen dan bekerja sama, saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok lain.

Menurut Hisyam Zaini dalam Robert E. Slavin (2009:56) Jigsaw learning

merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi-bagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh peserta didik dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain.

Model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu tipe

pembelajaran Kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam

Page 49: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

menguasai materi pembelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal ( Isjoni,

2009: 77)

Dalam model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw terdapat 3

karakteristik yaitu: a) kelompok kecil, b) belajar bersama, dan c) pengalaman

belajar. Esensi Cooperatif learning adalah tanggung jawab individu sekaligus

tanggung jawab kelompok, sehingga dalam diri siswa terbentuk sikap

ketergantungan positif yang menjadikan kerja kelompok optimal. Keadaan ini

mendukung siswa dalam kelompoknya belajar bekerja sama dan tanggung jawab

dengan sungguh-sungguh sampai suksesnya tugas-tugas dalam kelompok. Hal ini

sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Eline B. Johnson (2009: 27) yang

menyatakan bahwa: “Pembelajaran Kooperatif Jigsaw ialah kegiatan belajar

secara kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja sama sampai kepada pengalaman

belajar yang maksimal, baik pengalaman individu maupun pengalaman

kelompok”.

Serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan

tujuan untuk memberikan pengalaman, pengetahuan, dan pemahaman bagi peserta

didik sehingga siswa dapat memiliki kemampuan, baik kemampuan akademis

(intelectual question) maupun kemampuan emosional (emotional question).

Tujuan pembelajaran Jigsaw lebih kepada penguasaan konsep dari pada

penguasaan kemampuan (Robert E.Slavin, 2009:237).

William Young, Roger Hadgraft dan Marianne Young (http://olc.spsd.sk.ca/DE/PD/instr/strats/Jigsaw/,2009) Jigsaw is a cooperative learning strategy that enables each student of a “home” group to specialize in one aspect of a learning unit. Students meet with members from other groups who are assigned the same aspect, and after mastering the material, return to the “home” group and teach the material to their group members. Artinya Jigsaw adalah strategi pembelajaran Kooperatif yang memungkinkan setiap siswa dari suatu kelompok untuk mengambil spesialisasi dalam satu aspek dari suatu unit belajar.siswa bertemu dengan anggota dari kelompok lain yang ditugaskan aspek yang sama, dan setelah menguasai materi, kembali ke kelompok "rumah" dan mengajarkan materi kepada anggota kelompok mereka.

Page 50: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

f. Langkah Pembelajaran Jigsaw

Persiapan dalam model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw

1) Pembentukan Kelompok Belajar

Pada model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw siswa dibagi menjadi dua

anggota kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli, yang dapat

diuraikan sebagai berikut:

a) Kelompok Kooperatif Awal (Kelompok Asal).

Siswa dibagi atas beberapa kelompok yang terdiri dari 3-5 anggota.

Setiap anggota diberi nomor kepala, kelompok harus heterogen

terutama di kemampuan akademik.

b) Kelompok Ahli

Kelompok ahli anggotanya adalah nomor kepala yang sama pada

kelompok asal.

2) Langkah-langkah model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw

Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw ini berbeda dengan kelompok

Kooperatif lainnya, karena setiap siswa bekerja sama pada dua kelompok

secara bergantian, dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

a) Siswa dibagi dalam kelompok kecil yang disebut kelompok asal,

beranggotakan 3-5 orang. Setiap siswa diberi nomor kepala misalnya

A,B,C,D,E

b) Membagi wacana/ tugas sesuai dengan materi yang diajarkan. Masing-

masing siswa dalam kelompok asal mendapat wacana/ tugas yang

berbeda, nomor kepala yang sama mendapat tugas yang sama pada

masing-masing kelompok.

c) Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki wacana/ tugas yang

sama dalam satu kelompok sehingga jumlah kelompok ahli sama

dengan jumlah wacana atau tugas yang telah dipersiapkan oleh guru.

d) Dalam kelompok ahli ini tugas siswa adalah belajar bersama untuk

menjadi ahli sesuai dengan wacana/ tugas yang menjadi tanggung

jawabnya.

Page 51: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

e) Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan

dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari wacana / tugas yang

telah dipahami kepada kelompok Kooperatif (kelompok asal).

f) Apabila tugas telah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing-

masing siswa kembali ke kelompok Kooperatif asal.

g) Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk

menyampaikan hasil dari tugas di kelompok ahli.

h) Bila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya secara keseluruhan,

masing-masing kelompok menyampaikan hasilnya dan guru

memberikan klarifilkasi.

g. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Pembelajaran Kooperatif mempunyai kelebihan-kelebihan dibanding

metode lain di antaranya:

1) Meningkatkan kemampuan siswa.

2) Mendorong siswa aktif dan saling menbantu untuk meningkatkan prestasi

belajar.

3) Meningkatkan rasa percaya diri.

4) Menumbuhkan keinginan untuk menggunakan pengetahuan dan keahlian.

5) Memperbaiki hubungan antarkelompok.

Disamping keunggulan, model pembelajaran Kooperatif memiliki pula

kelemahan yaitu:

1) Memerlukan persiapan yang rumit untuk melaksanakan.

2) Bila terjadi persaingan yang negatif maka hasilnya akan buruk.

3) Bila ada siswa yang malas atau ada yang ingin berkuasa maka usaha dalam

kelompok tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw adalah teknik pembelajaran Kooperatif di mana bukan

guru yang aktif tetapi siswa yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam

melaksanakan pembelajaran. Tujuan dari Jigsaw ini adalah mengembangkan kerja

Page 52: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

tim, keterampilan belajar Kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara

mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk

mempelajari semua materi sendirian.

B. Penelitian yang Relevan

Muhamad Fathoni (2007:38-50) melakukan penelitian yang berjudul

Pengaruh Penggunaan Metode Cooperatif Learning Model Jigsaw Terhadap

Kemampuan Kognitif Ditinjau Dari jenis Kelamin Siswa Sekolah Dasar Negeri Se

Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali. Dari hasil penelitian ini dapat terlihat

bahwa kemampuan kognitif dan kemampuan afektif meningkat setelah

menggunakan metode cooperatif learning tipe jigsaw.

Hal tersebut dapat terbukti dari hasil perbandingan nilai rata-rata

kemapuan afektif siswa pada pembelajaran Matematika dengan menggunakan

model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw memiliki nilai rata – rata 7,119 untuk

anak siswa laki – laki dan nilai rata – rata7,426 untuk siswa perempuan,

sedangkan nilai siswa yang sebelum menggunakan model pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw atau dengan menggunakan pembelajaran yang

konvensional dengan nilai rata – rata sebesar 6,537 untuk siswa laki – laki dan

nilai rata – rata untuk siswa 7,303 untuk siswa perempuan. Jadi dapat disimpulkan

bahwa siswa perempuan cenderung memperoleh nilai kemampuan kognitif yang

lebih baik dibandingkan siswa laki – laki setelah menggunakan model

pembelajaran cooperatif tipeJigsaw.

C. Kerangka Pemikiran

Pada umumnya siswa SD mengalami kesulitan dalam memahami konsep

suatu pelajaran, khususnya pelajaran Matematika. Siswa pada dasarnya hanya

menghafal rumus yang diberikan oleh guru, namun tidak memahami konsep lebih

dalam. Sehingga siswa akan mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah

jika permasalahan tersebut berbeda dengan contoh masalah yang disajikan oleh

guru. Hal ini disebabkan metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran

Matematika menggunakan model pembelajaran konvensional yang hanya

Page 53: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

membuat siswa menghafal rumus tertentu tanpa dituntut untuk memahami

konsepnya.

Model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw diharapkan mampu

mengatasi permasalahan tersebut. Dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk

memahami konsep dari materi yang dipelajari dalam satu kelompok. Dalam

penerapan pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw siswa secara individu diberikan

tanggung jawab untuk mengguasai suatu materi yang kemudian harus mampu

menyampikan materi yang telah dipelajari kepada rekannya. Sehingga secara

tidak langsung siswa harus memahami konsep agar dapat menyampikan konsep

tersebut kepada rekan dalam kelompoknya.

Pemahaman konsep pada siswa yang masih rendah bukan hanya

disebabkan dari faktor internal siswa melainkan dari faktor ekternal yaitu dari

guru, proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran guru harus menggunakan

model pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan setiap materi yang

diajarkan. Dalam hal ini penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw

dapat membantu meningkatkan pemahaman konsep siswa yang masih rendah

khususnya pemahaman konsep bangun ruang. Penelitian ini dilaksanakan melalui

dua siklus. Pada siklus I telah diterapkan pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw,

hasil belajar siswa meningkat namun masih ada beberapa siswa yang belum

mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimal) yaitu 60. Kemudian dilanjutkan

pada siklus II dengan menerapkan kodel pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw

dengan indikator yang berbeda. Hasil siklus II menunjukkan peningkatan, hanya 2

siswa dari 22 siswa tidak mencapai KKM. Target penelitian ini adalah 85 % dari

22 siswa mencapai KKM. Karena telah melebihi batas target yang diharapkan

maka penelitian dihentikan pada siklus II.

Untuk melihat sejauh mana pemahaman konsep yang didapat siswa maka

dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang telah mencapai KKM. Jika siswa

mendapatkan nilai ≥ 60 maka siswa tersebut dianggap telah memahami konsep

pelajaran yang telah dipelajari.

Page 54: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar 11. di bawah ini:

Gambar 11. Skema Kerangka Berfikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, tinjauan pustaka, dan kerangka pemikiran di

atas, maka dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai beriku: “Penggunaan model

pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan pemahaman konsep

bangun ruang dalam pembelajaran Matematika kelas V SDN 02 Karangsari Jatiyoso

Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010”.

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Tindakan

Pembelajaran konvensional dengan ceramah

Siswa:

Pemahaman Konsep

bangun ruang

pemahaman konsep

bangun ruang dalam

pembelajaran Matematika

Siklus I

Siswa saling berkerja sama

Dalam pembelajaran

guru menggunakan

model pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw;

membuat siswa saling

asah, asih, dan asuh

Siklus II

Siswa saling berkerja sama

Page 55: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 02 Karangsari Jatiyoso

Karanganyar, dengan alasan :

a. SD Negeri 02 Karangsari di wilayah kecamatan Jatiyoso yang belum pernah

dijadikan tempat penelitian.

b. Hasil penelitian nanti diharapkan dapat memberikan masukan yang dapat

digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep dan pada akhirnya dapat

meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam mata pelajaran Matematika.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran

2009/2010 dimulai bulan Desember 2009 sampai bulan Mei Tahun 2010. (Jadwal

kegiatan pada lampiran 23 halaman 191).

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalah siswa – siswi kelas V SDN 02 Karangsasi

Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar. Di kelas V secara umum

penguasaan kosep bangun ruang pada pembelajaran Matematika masih sangat

kurang.

Kelas V SDN 02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar terdiri dari 22 siswa,

14 siswa perempuan dan 8 siswa laki – laki. Dengan latar belakang siswa yang

berbeda – beda dari segi intelegensi, sikap, lingkungan sosial, dan ekonomi.

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Karena data yang akan diperoleh/dikumpulkan berupa data yang

langsung tercatat dari kegiatan di lapangan maka bentuk pendekatan yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif kualitatif dan jenis

penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut IGAK Wardani

Page 56: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

dan Kuswaya Wihardit, 2007:2.31), Penelitian tindakan kelas merupakan

terjemahan dari classroom action reseach yang dilakukan di kelas.

2. Strategi Penelitian

Pada strategi penelitian ini langkah-langkah yang diambil adalah strategi

tindakan kelas model siklus karena objek penelitian yang diteliti hanya satu kelas.

Adapun rancangan penelitiannya sebagai berikut:

a. Perencanaan

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

2) Membuat lembar observasi

3) Membuat alat evaluasi.

b. Tindakan

Melaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai rencana yang telah dibuat.

c. Pengamatan

Melaksanakan observasi tehadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan

lembar observasi yang telah disiapkan.

d. Refleksi

Data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis sehingga

dapat diketahui seberapa jauh tindakan tersebut membawa perubahan atau

dapat diketahui dimana perubahan tersebut terjadi.

D. Sumber Data

Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji

dalam penelitian ini diperoleh dari data kualitatif. Informasi data ini akan digali

dari berbagai macam sumber data. Adapun sumber data yang akan dimanfaatkan

dalam penelitian ini antara lain:

1. Informasi data dari nara sumber yang terdiri siswa kelas V dan Guru kelas V.

2. Arsip nilai ulangan harian dan tes akhir semester.

3. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw.

Page 57: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam

penelitian diperlukan alat atau metode untuk mendapatkan data yang tepat dan

objektif. Penetapan metode pengumpulan data di samping berdasarkan tujuan

penelitian yang akan dicapai juga berdasarkan kebutuhan sumber data. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Wawancara

Untuk mengumpulkan informasi dari sumber data maka diperlukan

teknik wawancara. Teknik penelitian ini adalah cara mengumpulkan data yang

mengharuskan seorang peneliti mengadakan kontak langsung secara lisan atau

tatap muka dengan sumber data, baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam

situasi sengaja dibuat untuk keperluan tersebut.

Wawancara yaitu suatu teknik pengumpulan data yang menuntut

adanya pertemuan langsung atau komunikasi langung antara elevator dengan

sumber data, Dimyati dan Mudjiono (2009: 229). Wawancara ini untuk

menggali kemampuan dasar siswa pada pelajaran Matematika. Wawancara

yang digunakan bersifat terbuka. Wawancara ialah alat penilaian untuk

menilai hasil dan proses hasil belajar, melalui wawancara dapat kontak

langsung sehingga bisa mengungkap jawaban secara lebih bebas dan

mendalam (Nana Sudjana, 1995:68).

Wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak struktur.

Wawancara tidak terstruktur, tidak dibutuhkan pedoman wawancara yang

detail tetapi semacam rencana untuk menanyakan pendapat atau komentar

responden tentang suatu topik sesuai tujuan pewawancara. (M. Toha Anggoro

dkk, 2007:5.17). Wawancara dilakukan pada siswa dan guru kelas V SDN 02

Karangsari. (Lembar wawancara terdapat pada lampiran 20 halaman 173 dan

lampiran 21 halaman 175).

2. Observasi

Observasi dilakukan jika data yang diperoleh melalui wawancara

kurang merefleksikan informasi yang diinginkan. Format observasi

hendaknya menuntut sedikit mungkin pencatat dari pengamat. Ada lima jenis

Page 58: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

format informasi (1) Daftar riwayat kelakuan (anecdotal records), (2) catatan

berkala, (3) check list, (4) rating scale, dan (5) format observasi yang standar

(M. Toha Anggoro dkk, 2007:5.19 – 5.21).

Observasi yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini menggunakan

observasi berperan atau partisipatif agar hasilnya subjektif. Observasi

dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri 02 Karangsari kecamatan Jatiyoso

kabupaten Karanganyar untuk mengetahui situasi dan perkembangan dalam

proses belajar mengajar mata pelajaran Matematika dengan metode

pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Melalui kegiatan observasi dapat

diketahui kekurangan dan kelebihan proses belajar mengajar yang telah

berlangsung, sehingga dapat dijadikan bahan perbaikan dan penyempurnaan

mengajar selanjutnya, (Nana Sudjana, 1995: 65). Dalam observasi yang

diamati adalah aktifitas guru dan siswa kelas V SDN 02 Karangsari dalam

proses pembelajaran. (Lembar observasi terdapat pada lampiran

14,15,16,17,18 dan 19 pada halaman 161 sampai halaman 172).

3. Metode Tes

Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan – pertanyaan yang

diberikan kepada siswa untuk mendapatkan jawaban dari siswa dalam bentuk

lisan, dalam bentuk tulisan atau dalam bentuk perbuatan (Nana Sudjana, 1995:

35).

Tes merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur sesuatu,

berwujud pernyataan atau tugas yang diselesaikan oleh siswa, sehingga akan

diketahui kuantitas dan kualitas sesuatu setelah dibandingkan dengan standar

yang telah ditetapkan. Metode tes merupaskan instrumen untuk mendapatkan

data pemahaman konsep bangun ruang. Tes yang dalam penelitian ini memuat

beberapa pertanyaan yang berisi tentang materi bangun ruang yang berbentuk

10 tes objektif dan 5 tes subjektif. (Lampiran 8 pada halaman 147 dan lampiran

9 halaman 152).

Page 59: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

F. Validitas Data

Untuk informasi yang dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat

dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Validitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi atau kurikulum. Validitas isi

merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan

analisis rasional atau lewat professional judgement, Taslan dalam

(http://digilib.unes.ac.id.2005).

Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah sejauhmana

aitem-aitem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi (dengan catatan tidak

keluar dari batasan tujuan ukur) objek yang hendak diukur atau sejauhmana isi tes

mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Teknik yang digunakan dalam

memeriksa validitas data, peneliti lakukan dengan triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan

memanfaatkan sarana diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau

perbandingan data itu (Patton dalam St.Y.Slamet dan Suwarto, 2007:54).

Macam-macam teknik trianggulasi yang digunakan peneliti :

1. Triangulasi data sumber yaitu mengumpulkan data sejenis dari sumber yang

berbeda. Artinya data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya

bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda yaitu dari kepala sekolah,

guru kelas, dan siswa. Data tentang informasi tentang aktifitas pembelajaran

yang dilakukan.

2. Triangulasi metode yaitu mengumpulkan data yang sejenis tetapi dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda. Di sini yang ditekankan

adalah penggunaan teknik atau metode penggumpulan data yang berbeda dan

bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama

untuk menguji kemampuan informasinya. Yaitu melalui observasi, wawancara,

dan tes hasil belajar.

Misalnya untuk mengetahui rendahnya pemahaman konsep siswa pada

pembelajaran Matematika dan faktor penyebabnya, peneliti melakukan hal – hal

sebagai berikut: (1) Mengajar siswa dengan model konvensional, kemudian

Page 60: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

menganalisis hasil belajar siswa untuk mengidentifikasi pemahaman konsep yang

diterima siswa; (2) Melakukan wawancara dengan guru untuk mengetahui

pandangan guru tentang hambatan – hambatan siswa dalam mengikut proses

pembelajaran Matematika serta dibandingkan dengan kegiatan observasi yang

dilaksanakan pada saat proses pembelajaran.

G. Analisi Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

kualitatif dengan model interaktif Miles & Huberman. Model analisis interaktif

mempunyai tiga buah komponen pokok, yaitu reduksi data, sajian data dan

penarikan kesimpulan/verifikasi (St. Y. Slamet dan Suwarto, 2007 : 10 ).

Adapun rincian model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data meruakan suatu bentuk analisis yang meminjamkan,

menggolongkan, mengarahkan membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan –

kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

2. Penyajian data

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersususn yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam

pelaksanaan penelitian penyajian – penyajian data yang lebih baik merupakan

suatu cara bagia penganalisian yang valid. Untuk menampilkan data – data

tersebut agar lebih menarik maka diperlukan penyajian yang menarik pula. Dalam

penyajian ini dapat dilakukan melalui berbagai macam cara visual misalnya

gambar, grafik, chart network, diagram, matrik, dan sebagainya.

3. Kesimpulan atau verifikasi

Data – data dari hasil penelitian setelah direduksi, disajikan langkah

terakhir adalah kesimpulan – kesimpulan : penarikan/ verifikasi. Verifikasi data

yaitu pemeriksaan tenetang benar tidaknya hasil laporan penelitian. Kesimpulan

adalah tinjauan ulang pada catatan di lapangan atau kesimpulan dapat diuji

Page 61: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya yaitu yang merupakan

validitasnya.

Untuk lebih jelasnya, proses analisis kualitatif dengan model interaktif

dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut.

Bagan Siklus Analisis Interaktif

Milles dan Hebberman (1984: 20-21).

Gambar 12. Bagan Siklus Model Analisis Interaktif

Langkah-langkah analisis :

1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup,

maka dapat dikumpulkan.

2. Mengembangkan dalam bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan

matrik yang berguna untuk penelitian lanjut.

3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar kelas.

4. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data apabila dalam

persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau

kurang jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.

5. Merumuskan kesimpulan akhir sebagai temuan penelitian.

6. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran

dalam laporan akhir penelitian.

Reduksi Data Sajian Data

Penarikan Kesimpulan

Pengumpulan Data

Page 62: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

H. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan

atau patokan dalam menentuan keberhasilan/ keefektifan penelitian. Yang menjadi

indikator kinerja dalam penelitian ini adalah meningkatnya pemahaman konsep

bangun ruang dalam pembelajaran Matematika pada siswa kelas V SDN 02

Karangsari melalui penggunaaan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.

Indikator kinerja dalam penelitian ini bersumber pada silabus KTSP Matematika

kelas V dan KKM (kriteria ketuntasan minimal) 60. Penelitian ini akan diakhiri

setelah 85% siswa telah mendapatkan nilai 60 ke atas. Sesuai perhitungan paling

sedikit 19 siswa dari 22 siswa kelas V harus mengalami peningkatan mendapatkan

nilai 60 ke atas. Jika batas KKM telah tercapai berarti siklus dapat dihentikan dan

penelitian dikatakan telah memenuhi target yang telah ditetapkan peneliti.

I. Prosedur Penelitian

Dalam pelaksanaan PTK ini, mekanisme kerjanya diwujudkan dalam

bentuk siklus yang tercakup empat kegiatan, yaitu rencana, tindakan, observasi,

dan refleksi.

Siklus I

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Merencanakan pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw yang akan diterapkan

dalam pembelajaran

b. Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS)

c. Mengembangkan format evaluasi pembelajaran

d. Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.

2. Tahap pelaksanaan Tindakan

a. Guru menerapkan pembelajaran dengan pendekatan Kooperatif tipe Jigsaw.

b. Siswa belajar dalam situasi pembelajaran dengan pendekatan Kooperatif

tipe Jigsaw.

Siswa dibagi dalam kelompok yang disebut kelompok asal.

Page 63: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Masing-masing siswa dalam kelompok asal mendapat wacana / tugas

yang berbeda.

Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki wacana / tugas yang

sama dalam satu kelompok, disebut kelompok ahli.

Dalam kelompok ahli, siswa belajar bersama untuk menjadi ahli sesuai

dengan wacana / tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

Apabila tugas telah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing-

masing siswa kembali ke kelompok asal.

Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk

menyampaikan hasil dari tugas di kelompok ahli. Yaitu menyampaikan

materi yang menjadi bagianya secara lisan kepada rekan satu

kelompoknya.

Bila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya secara keseluruhan,

masing-masing kelompok menyampaikan hasilnya dan guru memberikan

klarifilkasi.

c. Guru memantau perkembangan pemahaman konsep bangun ruang.

3. Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran

(aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam

pedoman yang telah disiapkan peneliti. Selain itu, untuk memperoleh data

yang akurat, peneliti juga melakukan wawancara dengan para siswa mengenai

poin-poin tertentu yang dirasa perlu ditanyakan pada siswa untuk

mendapatkan data yang lebih lengkap.

4. Tahap Refleksi

Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan pelaksanaan tindakan.

Apabila hasil evaluasi pada siklus ini menunjukkan bahwa sasaran telah

tercapai maka penelitian dihentikan, namun bila sasaran pada siklus ini belum

tercapai maka perlu diadakan siklus berikutnya.

Page 64: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Siklus II

1. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pada siklus I baik yang

berkaiatan dengan guru dan siswa maka diadakan perencanaan ulang yang

meliputi:

a. Identifikasi masalah

Masalah pokok yang dihadapi dan dikaji dari hasil refleksi siklus I.

b. Rencana tindakan

Tindakan yang direncanakan adalah pembelajaran menggunakan bantuan

media/ alat peraga dalam pembelajaran. Serta pembiasan mengerjakan soal

– soal berkaitan dengan sifat – sifat bangun ruang dan jaring – jaring

bangun ruang.

2. Tindakan

a. Guru melakukan semua tindakan sebagaimana pada siklus I.

b. Guru menyuruh siswa menggunakan media/ alat peraga bangun ruang serta

melaksanakan pembiasan mengerjakan soal – soal pada siklus II untuk

mengetahui peningkatan pemahaman konsep tentang sifat – sifat dan jaring

– jaring bangun ruang.

c. Guru mengevalusasi hasil pekerjaan siswa.

3. Observasi

Observasi melakukan semua langkah observasi sebagaimana siklus I. Tahap

observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktivitas guru

dan siswa).

4. Refleksi

Peneliti menganalisis semua tindakan pada siklus II sebagaimana

langkah yang telah dilakukan pada siklus I, selanjutnya peneliti melakukan

refleksi. Refleksi pada siklus II merupakan renungan terakhir. Kegiatan ini

untuk mengukur kompetensi dasar pokok bahasan Matematika.

Dengan demikian pembelajaran pembiasan mengerjakan soal – soal

tentang sifat – sifat dan jaring – jaring bangun ruang diharapkan

Page 65: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

meningkatkan pemahaman konsep pada siswa kelas V SD Negeri 02

Karangsari Jatiyoso Karanganyar.

Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dapat digambarkan sebagai berikut :

Rencana Rencana II Renana III

Refleksi Siklus Tindakan Refeksi SiklusII Tindakan

Observasi Observasi Rekomendasi

Gambar 13. Bagan Siklus Pelaksanakan Tindakan

Model Kemmis dan MC Targgart dalam Muhamad Fathoni, (2007:42).

BAB IV

Page 66: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Awal

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 02 Karangsari

Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar. SDN 02 Karangsari berada di

daerah pedesaan, tepatnya di bagian utara Kabupaten Karanganyar yang sudah

masuk daerah pegunungan. Jumlah kelas yang dimiliki tahun 2009/2010 adalah

sebanyak 6 kelas. Personalia sekolah dari I Kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru

agama, 1 guru olah raga, 1 penjaga sekolah, dan 3 guru wiyata bakti.

Dengan jumlah guru yang memadai seperti tersebut diatas proses belajar

mengajar dapat berjalan dengan lancar. Dengan kelancaran proses belajar

mengajar tersebut, seharusnya siswa – siswa di SDN 02 Karangsari dapat tercapai

prestasi belajar dengan baik pada seluruh mata pelajaran.

Mata pelajaran Matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang

sulit dan menakutkan. Keadaan ini juga terjadi pada siswa kelas V SDN 02

Karangsari khususnya pada materi bangun ruang. Banyak siswa yang mengalami

kesulitan walaupun sudah diupayakan penyampaian materi dengan beberapa

metode dan media yang menarik. Masih banyak sekali siswa yang masih

mendapatkan nilai di bawah 60. Hal ini yang menjadi latar belakang peneliti

untuk melakukan penelitian.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian tindakan kelas

yaitu melalui siklus berulang, bertahap, berkelanjutan yang direncanakan dan

melalui dua siklus. Pada siklus I siswa dibagi dalam beberapa kelompok

(kelompok asal), anggota kelompok asal memahami materi yang berbeda,

kemudian siswa yang mendapatkan materi yang sama bergabung menbentuk

kelompok ahli. Kelompok ahli mendiskusikan materi yang diperoleh, setelah itu

kembali ke kelompok asal dan menyampaikan materi kepada temannya. Pada

siklus II kegiatan pembelajaran tidak jauh beda pada siklus I. Siswa dibentuk ke

dalam beberapa kelompok. Pada siklus II dalam mengacak siswa untuk dibentuk

kelompok, guru memperhatikan hasil pada siklus I. Siswa yang terlalu aktif akan

Page 67: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

dipindahkan ke kelompok yang anggotanya kurang aktif sehingga akan terjadi

transfer ilmu dari siswa yang lebih paham ke siswa yang kurang paham.

Berdasarkan hasil observasi guru sebelum dilaksanakan tindakan dapat

dilihat pada lampiran15 halaman 163. Sebelum Tindakan, pembelajaran

Matematika pada siswa kelas V SDN 02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar tentang

bangun ruang adalah sebagai berikut:

Pendahuluan

1. Siswa masuk kelas tepat waktu

2. Siswa sudah cukup baik menunjukkan kesiapan buku materi pelajaran dengan

mengikuti pelajaran

3. Siswa cukup baik menunjukkan perhatian pada apersepsi dan guru.

Kegiatan Inti

1. Siswa kurang dapat mengikuti pembelajaran Matematika.

2. Siswa kurang aktif memperhatikan penjelasan guru.

3. Siswa melakukan kerjasama yang baik dengan temannya

4. Siswa cukup baik menganalisis perintah yang diberikan oleh guru.

5. Siswa dapat mengatur pembagian tugas di tiap – tiap kelompok dengan baik.

6. Siswa cukup baik terlibat dalam pembelajaran Matematika.

7. Siswa kurang aktif menjawab pertanyaan guru.

8. Rasa ingin tahu dan keberanian siswa meningkat.

Penutup

1. Siswa kurang dapat menguasai seluruh tujuan pembelajaran.

2. Siswa cukup baik menunjukkan kepuasan dalam pembelajaran Matematika.

Rata – rata observasi dati aktivitas siswa sebelum dilaksanakan tindakan

adalah 2 (cukup).

Sedangkan berdasarkan lembar observasi aktivitas guru pada lampiran15

halaman 163 sebelum tindakan adalah sebagai berikut:

Kegiatan awal pembelajaran

1. Guru telah baik dalam mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang

kondusif.

2. Guru cukup baik dalam memberikan motivasi kepada siswa.

Page 68: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

3. Guru kurang dalam menyampaikan tujuan.

4. Guru sudah baik dalam melakukan apersepsi

Kegiatan inti pembelajaran

1. Guru cukup baik menyampaikan materi dengan jelas dan mudah dipahami

2. Guru sudah baik memberikan kesempatan untuk bertanya

3. Guru sudah baik mengarahkan siswa untuk menemukan konsep materi

4. Guru cukup baik membimbing siswa dalam kegiatan kelompok

Kegiatan akhir pembelajaran

1. Guru sudah baik memberikan tes akhir

2. Guru cukup baik membantu siswa mengkonsepkan materi

3. Guru kurang dalam memberikan balikan pada siswa

4. Guru kurang dalam menyimpulkan pembelajaran.

Rata – rata observasi dati aktivitas guru sebelum dilaksanakan tindakan

adalah 2,1 (cukup).

Rendahnya hasil belajar siswa yang ditunjukkan sebelum tindakan dari

tes tentang bangun ruang yaitu dari 22 siswa hanya 9 siswa yang mendapatkan

nilai di atas batas kriteria ketuntasan belajar (KKM). Sedangkan yang lainnya di

bawah KKM. Fakta hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar

siswa mendapatkan nilai rendah. Dengan demikian pemahaman konsep yang

dikuasai siswa kelas V SDN 02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar perlu

ditingkatkan. Adapun nilai siswa disajikan dalam tabel 2.

Page 69: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Tabel 2. Data Sebelum Tindakan

No Nilai Siswa Frekuensi Persentase

1 30 1 4,55%

2 35 1 4,55%

3 40 3 13,64%

4 45 1 4,55%

5 50 5 22,73%

6 55 2 9,09%

7 60 5 22,73%

8 65 0 0%

9 70 2 9,09%

10 75 1 4,55%

11 80 1 4,55%

Jumlah 1180 22

Rata - rata 53,63

TUNTAS 9 40,91%

TIDAK TUNTAS 13 59,09%

Berdasarkan nilai pada tabel 2 dapat dilihat bahwa sebelum dilaksanakan

tindakan, siswa kelas V SD Negeri 02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar memiliki

rata – rata kelas 53,63. Sejumlah 22 siswa hanya 9 siswa atau 40,91% yang

memperoleh nilai di atas nilai ketuntasan minimal. Sebanyak 13 siswa atau

59,09% memperoleh nilai di bawah KKM atau mendapatkan nilai 60 ke bawah.

Untuk lebih lengkapnya, lembar daftar nilai siswa yang diperoleh sebelum

dilaksanakan tindakan dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 158.

Page 70: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Frekuensi data nilai siswa sebelum dilaksankan tindakan dapat dilihat

pada tabel 3. Di bawah ini.

Tabel 3. Frekuensi Data Nilai Sebelum Tindakan

NO Nilai Interval Nilai Tengan Interval Frekuensi Persentase

1 21 – 30 25,5 1 4,55%

2 31 – 40 35,5 4 18,18%

3 41 – 50 45,5 6 27,27%

4 51 – 60 55,5 6 27,27%

5 61 – 70 65,5 3 13,64%

6 71 – 80 75,5 2 9,09%

Jumlah 22 100%

Tabel 3 Jika disajikan dalam bentuk grafik dapat digambarkan seperti pada

gambar 14 di bawah ini:

0

1

2

3

4

5

6

7

25,5 35,5 45,5 55,5 65,5 75,5

Frek

uens

i

Nilai

Gambar 14. Grafik Frekuensi Data Nilai Sebelum Diadakan Tindakan

Page 71: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Tabel 4. Hasil Sebelum Tindakan

Keterangan Sebelum Tindakan

Nilai terendah 30

Nilai tertinggi 80

Rata – rata nilai 53,63

Siswa belajar tuntas 40,91 %

Berdasarkan Tabel 4 hasil Sebelum Tindakan dapat digambarkan pada

gambar 15 di bawah ini:

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Nilai terendah Nilai tertinggi Rata – rata nilai

Gambar 15. Grafik Hasil Nilai Sebelum Tindakan

Analisis hasil evaluasi dari Sebelum Tindakan siswa diperoleh nilai rata

– rata kemampuan siswa menjawab soal dengan benar adalah 53,63 di mana hasil

tersebut masih di bawah rata – rata nilai yang diinginkan dari pihak guru, peneliti,

dan sekolah yaitu sebesar 60 ke atas. Sedangkan besar Persentase siswa tuntas

pada materi bangun ruang sebesar 40,91 % saja sebanyak 9 siswa, dari pihak

sekolah ketuntasan siswa diharapkan mencapai lebih dari 85% pada. Dari hasil

analisis Sebelum Tindakan tersebut, maka dilakukan tindakan lanjutan untuk

meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam kegiatan pembelajaran, khususnya

pada materi pokok bangun ruang.

Page 72: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Dari hasil Sebelum Tindakan pada tabel di atas dapat disimpulkan

sementara bahwa penguasaan materi bangun ruang pada siswa kelas V SDN 02

Karangsari Jatiyoso Karanganyar masih kurang. Adanya beberapa indikator yang

masih memiliki porsi jawaban yang kurang dari yang diharapkan memberikan

indikasi bahwa siswa masih belum paham pada beberapa indikator belajar pada

materi pokok bangun ruang.

Untuk mengupayakan penyelesaian dari permasalahan – permasalahan

maka peneliti berusaha untuk dapat meningkatkan pemahaman konsep

Matematika siswa khususnya pada materi pokok bangun ruang. Yaitu dengan cara

menggunakan model pembelajaran Koopertif tipe Jigsaw.

B. Deskripsi Data Tindakan

Deskripsi pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini

terdiri dari Deskripsi tindakan siklus I dan Deskripsi tindakan siklus II.

1. Deskripsi Tindakan Siklus I

Deskripsi data tindakan siklus I terdiri dari paparan perencanaan,

tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun tahapan yang dilaksanakan adalah

sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan dilaksanakan sebagai titik tolak terhadap observasi

pembelajaran yang dilaksanakan pada kondisi awal. Pada tahap perencanaan

peneliti membuat suatu perencanaan untuk mengkondisikan dan membuat

komitmen atas peraturan dan konsekuensi yang akan dilaksanakan dalam

pembelajaran Matematika tentang bangun ruang menggunakan model

pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Langkah – langkah perencanaan

persiapan guru adalah sebagai berikut:

Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Rabu 8 Maret

2010 diruang guru SDN 02 Karangsari. Peneliti berdiskusi dengan guru kelas

V mengenai segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini. Serta

menetapkan batas ketuntasan belajar siswa yang diperoleh pada siklus I

sebesar 85%. Kemudian disepakati bahwa tindakan pada siklus pertama akan

Page 73: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

dilaksanakan dalam 3 x pertemuan,tiap 1 x pertemuan menggunakan alokasi

waktu 2 x 35 menit. Pelaksanaan tindakan siklus I belangsung pada tanggal 17

Maret 2010, 22 Maret 2010, dan 24 Maret 2010.

Dengan berpedoman pada silabus Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan SD Kelas V (lampiran 1 halaman 91) , peneliti melakukan langkah

– langkah perencanaan pembelajaran materi bangun ruang dengan model

pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.

Standar Kompetensi :

- Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun

Kompetensi Dasar :

- Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang.

- Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana.

Indikator :

1. Menganalisis sifat – sifat kubus, balok, prisma tegak, limas, tabung, dan

kerucut.

2. Menjelaskan sifat- sifat bangun ruang kubus, balok, prisma tegak, limas,

tabung, dan kerucut.

3. Menggambar bangun ruang kubus, balok, dan prisma tegak, limas,

tabung, dan kerucut beserta keterangannya.

4. Menggambar jaring - jaring kubus, balok, prisma tegak, dan limas.

5. Membuat jaring - jaring kubus, balok, prisma tegak, dan limas.

Rencana Tindakan :

1. Peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan

indikator yang telah ditetapkan kemudian dikonsultasikan dengan guru

kelas V yang akan melaksanakan pembelajaran (penelitian kolaboratif)

supaya hasil yang pembelajaran yang dapat maksimal. Rencana tersebut

akan dilaksanakan selama 3 x pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35

menit untuk satu kali pertemuan.

2. Peneliti mempersiapkan media yang akan digunakan dalam proses

pembelajaran.

Page 74: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

3. Peneliti mempersiapkan lembar kerja siswa, lembar diskusi kelompok

serta soal – soal yang akan digunakan dalam latihan.

4. Peneliti mempersiapkan lembar observasi siswa dan lembar observasi

guru.

5. Peneliti mempersiapkan lembar penilaian yang akan dipergunakan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini guru melaksanakan tindakan sesuai dengan jadwal

yang akan ditetapkan dan sesuai dengan RPP yang dibuat. Kegiatan

pembelajaran mengacu pada penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe

Jigsaw selama 2 x 35 menit untuk satu kali pertemuan.

1) Pertemuan pertama

Pada pertemuan ke-1 yang dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2010.

Peneliti melakukan pembelajaran dengan menyususn rencana pelaksanaan

pembelajaran (lampiran 2 pada halaman 90) menggunakan model Kooperatif

tipe Jigsaw untuk meningkatkan pemahaman konsep bangun ruang. Langkah –

langkah siklus I adalah sebagai berikut :

Sebelum guru melakukan kegiatan pembelajaran guru memimpin doa,

mengabsen siswa, mengkondisikan siswa. Kegiatan awal dalam pembelajaran,

guru menunjukkan gambar macam – macam bangun ruang. Kemudian siswa

disuruh menyebutkan nama – nama bangun ruang secara satu - persatu.

Setelah itu kegiatan pembelajaran selanjutnya:

a) Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Guru membagi siswa kedalam 7 kelompok, Siswa dibagi dalam

kelompok kecil yang disebut kelompok asal, beranggotakan 3 siswa,

sedangkan kelompok yang terakhir beranggotakan 4 siswa.

b) Membagi wacana/ tugas sesuai dengan materi yang diajarkan. Masing-

masing siswa dalam kelompok asal mendapat wacana/tugas yang

berbeda, yaitu siswa 1, mendapatkan materi sifat – sifat kubus; siswa 2

mendapatkan materi sifat - sifat balok, dan siswa 3 mendapatkan

materi sifat – sifat prisma tegak.

Page 75: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

c) Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki wacana/ tugas yang

sama dalam satu kelompok sehingga jumlah kelompok ahli sama

dengan jumlah wacana atau tugas yang telah dipersiapkan oleh guru.

d) Dalam kelompok ahli ini tugaskan agar siswa belajar bersama untuk

menjadi ahli sesuai dengan wacana/ tugas yang menjadi tanggung

jawabnya. Misalnya kelompok ahli kubus, maka harus mempelajari

sifat – sifat kubus dan seterusnya.

e) Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan

dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari wacana / tugas yang

telah dipahami kepada kelompok Kooperatif (kelompok asal). Poin c,

d, dan e dilakukan dalam waktu 30 menit.

f) Apabila tugas telah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing-

masing siswa kembali ke kelompok Kooperatif asal.

g) Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk

menyampaikan hasil dari tugas di kelompok ahli dengan media gambar

bangun ruang yang disediakan. Siswa menyampaikan materi yang

berupa sifat – sifat kepada rekan kelompoknya dengan menunjukkan

gambar bangun ruang sebagai media untuk mempermudah

menjelaskan kepada rekan kelompoknya. Poin f dan g dilakukan dalam

waktu 20 menit.

h) Masing – masing kelompok mengerjakan lembar kerja, berupa

menggambar bangun ruang serta memberikan keterangan yang berupa

sisi, titik sudut, dan rusuk.

i) Bila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya secara keseluruhan,

masing-masing kelompok menyampaikan hasilnya. Guru

menjembatani adanya pelaksanaan pembelajaran Kooperatif tipe

Jigsaw, dengan mengulas materi yang telah dipelajari bersama

temannya tadi. Siswa dengan arahan guru menyimpulkan materi yang

telah dipelajari. (10 menit).

j) Siswa mengerjakan evaluasi yang telah disiapkan.

Page 76: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

2) Pertemuan kedua

Pada tahap ini dilaksanakan tanggal 22 Maret 2010, dilakukan

tindakan kelas terhadap 22 siswa. Guru menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (lampiran 3 halaman 102) untuk pembelajaran memahami sifat

– sifat bangun ruang dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif

tipe Jigsaw.

Sebelum guru melakukan kegiatan pembelajaran guru memimpin doa,

mengabsen siswa, mengkondisikan siswa. Kemudian guru melakukan tanya

jawab tentang pembelajaran yang telah dipelajari kemaren.

Kegiatan pembelajaran selanjutnya:

1) Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Guru membagi siswa kedalam 7 kelompok, Siswa dibagi dalam

kelompok kecil yang disebut kelompok asal, beranggotakan 3 siswa,

sedangkan kelompok yang terakhir beranggotakan 4 siswa.

2) Membagi wacana/ tugas sesuai dengan materi yang diajarkan. Masing-

masing siswa dalam kelompok asal mendapat wacana/ tugas yang

berbeda, yaitu , yaitu siswa 1, mendapatkan materi sifat – sifat limas;

siswa 2 mendapatkan materi sifat - sifat tabung, dan siswa 3

mendapatkan materi sifat – sifat kerucut.

3) Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki wacana/ tugas yang

sama dalam satu kelompok sehingga jumlah kelompok ahli sama

dengan jumlah wacana atau tugas yang telah dipersiapkan oleh guru.

4) Dalam kelompok ahli ini tugaskan agar siswa belajar bersama untuk

menjadi ahli sesuai dengan wacana/ tugas yang menjadi tanggung

jawabnya. Misalnya kelompokm ahli limas, maka harus mempelajari

sifat – sifat limas dan seterusnya.

5) Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan

dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari wacana / tugas yang

telah dipahami kepada kelompok Kooperatif (kelompok asal). Siswa

menyampaikan materi yang berupa sifat – sifat kepada rekan

kelompoknya dengan menunjukkan gambar bangun ruang sebagai

Page 77: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

media untuk mempermudah menjelaskan kepada rekan kelompoknya.

Poin c, d, dan e dilakukan dalam waktu 30 menit.

6) Apabila tugas telah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing-

masing siswa kembali ke kelompok Kooperatif asal.

7) Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk

menyampaikan hasil dari tugas di kelompok ahli dengan media gambar

yang disediakan. Poin f dan g dilakukan dalam waktu 20 menit.

8) Masing – masing kelompok mengerjakan lembar kerja, berupa

menggambar bangun ruang serta memberikan keterangan yang berupa

sisi, titik sudut, dan rusuk.

9) Bila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya secara keseluruhan,

masing-masing kelompok menyampaikan hasilnya. Guru

menjembatani adanya pelaksanaan pembelajaran Kooperatif tipe

Jigsaw, dengan mengulas materi yang telah dipelajari bersama

temannya tadi. Siswa dengan arahan guru menyimpulkan materi yang

telah dipelajari. (10 menit).

10) Siswa mengerjakan evaluasi yang telah disiapkan.

3) Pertemuan ketiga

Pada pertemuan ketiga materi pembelajaran Matematika yang

diajarkan adalah tentang jaring – jaring bangun ruang. Pembelajaran

dilaksanakan tanggal 24 Maret 2010. Guru menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (lampiran 4 halaman 111) untuk pembelajaran pemahaman

konsep jaring – jaring bangun ruang.

Sebelum guru melakukan kegiatan pembelajaran, guru memimpin

doa, mengabsen siswa, mengkondisikan siswa. Kemudian guru melakukan

tanya jawab tentang pembelajaran yang telah dipelajari kemaren.

Kegiatan pembelajaran selanjutnya:

1) Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru

membagi siswa kedalam 7 kelompok, Siswa dibagi dalam kelompok

Page 78: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

kecil yang disebut kelompok asal, beranggotakan 3 siswa, sedangkan

kelompok yang terakhir beranggotakan 4 siswa.

2) Membagi wacana/ tugas sesuai dengan materi yang diajarkan. Masing-

masing siswa dalam kelompok asal mendapat wacana/ tugas yang

berbeda, yaitu siswa 1, mendapatkan materi jaring – jaring kubus; siswa

2 mendapatkan materi jaring – jaring balok, dan siswa 3 mendapatkan

materi jaring – jaring prisma tegak.

3) Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki wacana/ tugas yang

sama dalam satu kelompok sehingga jumlah kelompok ahli sama dengan

jumlah wacana atau tugas yang telah dipersiapkan oleh guru.

4) Dalam kelompok ahli ini tugaskan agar siswa belajar bersama untuk

menjadi ahli sesuai dengan wacana/ tugas yang menjadi tanggung

jawabnya. Misalnya ahli jaring – jaring kubus maka kelompok tersebut

harus mempelajari macam jaring – jaring yang dapat dibentuk bangun

ruang kubus dengan cara menggambarnya.

5) Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan

dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari wacana / tugas yang

telah dipahami kepada kelompok Kooperatif (kelompok asal). Poin c, d,

dan e dilakukan dalam waktu 30 menit.

6) Apabila tugas telah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing-

masing siswa kembali ke kelompok Kooperatif asal.

7) Pada kelompok ahli, guru telah menyediakan kardus bekas sabun mandi,

pasta gigi, kotak kapur. Siswa diminta menggunting kardus tersebut

sehingga membentuk sebuah jaring – jaring, kemudian mengambarnya.

Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk

menyampaikan hasil diskusinya dari kelompok ahli yang berupa

menyampaikan macam jaring – jaring dari bangun ruang yang dipelajari.

8) Bila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya secara keseluruhan,

masing-masing kelompok menyampaikan hasilnya. Guru menjembatani

adanya pelaksanaan pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw, dengan

mengulas materi yang telah dipelajari bersama temannya tadi. Siswa

Page 79: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

dengan arahan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. (10

menit).

9) Siswa mengerjakan evaluasi yang telah disiapkan.

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan

proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif

tipe Jigsaw untuk meningkatkan pemahaman konsep bangun ruang pada siswa

kelas V. Dalam mengadakan pengamatan peneliti menggunakan lembar

observasi. Observasi ini dilakukan untuk mengetahuai keaktifan siswa dalam

proses belajar mengajar dengan menggunakan model Kooperatif tipe Jigsaw.

Berdasarkan hasil observasi siswa pada saat pelaksanaan tindakan siklus

I dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 165 adalah sebagai berikut:

Pendahuluan

1. Siswa masuk kelas tepat waktu

2. Siswa sudah baik menunjukkan kesiapan buku materi pelajaran dengan

mengikuti pelajaran

3. Siswa kurang baik menunjukkan perhatian pada apersepsi dan guru.

Kegiatan Inti

1. Siswa sudah baik dalam mengikuti pembelajaran Matematika.

2. Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru.

3. Siswa melakukan kerjasama yang cukup baik dengan temannya

4. Siswa sudah baik menganalisis perintah yang diberikan oleh guru.

5. Siswa dapat mengatur pembagian tugas di tiap – tiap kelompok dengan

baik.

6. Siswa cukup baik terlibat dalam pembelajaran Matematika.

7. Siswa cukup baik menjawab pertanyaan guru.

8. Rasa ingin tahu dan keberanian siswa meningkat cukup baik.

Penutup

1. Siswa kurang dapat menguasai seluruh tujuan pembelajaran.

Page 80: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

2. Siswa cukup baik menunjukkan kepuasan dalam pembelajaran

Matematika.

Rata – rata observasi dati aktivitas siswa sebelum dilaksanakan tindakan

adalah 2,3 (cukup).

Berdasarkan hasil observasi siswa pada saat pelaksanaan tindakan siklus

I dapat dilihat pada lampiran 17 halaman 167 adalah sebagai berikut:

Kegiatan awal pembelajaran

1. Guru sudah baik dalam mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang

kondusif.

2. Guru sudah baik dalam memberikan motivasi kepada siswa.

3. Guru cukup baik dalam menyampaikan tujuan.

4. Guru sudah baik dalam melakukan apersepsi

Kegiatan inti pembelajaran

1. Guru sudah baik menyampaikan materi dengan jelas dan mudah dipahami

2. Guru sudah baik memberikan kesempatan untuk bertanya

3. Guru cukup baik mengarahkan siswa untuk menemukan konsep materi

4. Guru cukup baik membimbing siswa dalam kegiatan kelompok

Kegiatan akhir pembelajaran

1. Guru sudah baik memberikan tes akhir

2. Guru cukup baik membantu siswa mengkonsepkan materi

3. Guru kurang dalam memberikan balikan pada siswa

4. Guru sudah baik dalam menyimpulkan pembelajaran.

Rata – rata observasi dati aktivitas guru sebelum dilaksanakan tindakan

adalah 2,7 (baik).

d. Analisis dan Refleksi

Dari hasil penelitian pada siklus I, maka peneliti dapat menarik

kesimpulan bahwa masih ada 5 siswa yang belum mencapai KKM. Dengan

demikian dapat direnungkan bahwa penelitian pada sikus I belum

menunjukkan keberhasilan suatu proses pembelajaran sehingga peneliti

Page 81: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

merencanakan lagi untuk siklus berikutnya. Daftar nilai siswa pada siklus I

dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 158 dan lampiran 12 halaman 159.

Dari data yang diperoleh pada siklus I dapat dibuat tabel dan grafik

sebagai berikut :

Tabel 5. Frekusnsi Data Nilai Tes Siklus I

NO Nilai Interval Nilai Tengah Interval Frekuenasi Persentase

1 41 – 50 45,5 2 9,09 %

2 51 – 60 55,5 6 22,73 %

3 61 – 70 65,5 7 31,82 %

4 71 – 80 75,5 4 18,18 %

5 81 – 90 85,5 3 13,64 %

JUMLAH 22 100 %

Berdasarkan tabel 5 Frekuensi Data Nilai Tes Siklus I hasil belajar

maka dapat digambarkan pada gambar grafik 16 di bawah ini.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

45,5 55,5 65,5 75,5 85,5

Frre

kuen

si

Nilai

Gambar 16. Grafik Frekuensi Data Nilai Tes Siklus I

Page 82: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Tabel 6. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah

Diberikan Tindakan Siklus I

Keterangan Sebelum Tindakan Tes Siklus I

Nilai terendah 30 50

Nilai Tertinggi 80 90

Rata – rata nilai 53,63 67,27

Siswa belajar tuntas 40,91 % 77,27 %

Berdasarkan tabel nilai perbandingan Sebelum Tindakan dan tes siklus

I dapat digambarkan dalam grafik 6 sebagai berikut:

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Sebelum Tindakan

Siklus I

Nilai terendah

Nilai tertinggi

Rata - rata

Gambar 17. Grafik Perbanding Nilai Sebelum Tindakan dan Tes Siklus I

2. Tindakan siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari siklus

pertama. Karena pada siklus I belum memenuhi target yang dikehendaki peneliti,

yaitu target yang diharapkan peneliti sebesar 85% siswa mencapai KKM,

sedangkan pada siklus I Persentase siswa yang mencapai KKM hanya 77,27% .

Dari hasil siklus I tersebut maka penelitian dilanjutkan ke siklus II. Siklus II

berlangsung mulai tanggal 26 Maret 2010. Sedangkan pelaksanaan terdiri dari 3

kali pertemuan. Pada siklus II ini, penggunaan model pembelajaran Kooperatif

Page 83: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

tipe Jigsaw untuk meningkatkan pemahaman konsep Matematika dilihat dari hasil

belajar yang dilaksanakan dalam 4 tahap, yaitu: tahap perencanaan, pelaksanaan,

tindakan, dan refleksi.

a. Tahap Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada

siklus I diketahui bahwa pembelajaran melalui model pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw yang dilaksanakan pada siklus I diketahui bahwa

belum menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep Matematika

dalam materi pokok bangun ruang yang belum cukup signifikan.

Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Jumat

tanggal 26 Maret 2010 diruang guru SDN 02 Karangsari. Peneliti dan guru

kelas V berdiskusi menentukan rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada

siklus II. Pelaksanakan tindakan siklus II dilakukan 3 x pertemuan, setiap kali

pertemuan mendapatkan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pertemuan pertama pada

pelaksanaan tindakan siklus II dimulai tanggal 29 Maret 2010, 30 Maret 2010,

dan 1 April 2010. Untuk peningkatan pemahaman konsep Matematika, maka

merencanakan hal – hal berikut:

1) Menyusun kembali rencana pelaksanaan pembelajaran sesuaai dengan

silabus KTSP Kelas V (lampiran 1 halaman 91).

2) Lebih mengoptimalkan penggunaan model pembelajaran Koopertif tipe

Jigsaw dalam proses pembelajaran melalui penggunaan media yang

lebih optimal dan tugas. Adapun tugas yang diberikan yaitu agar siswa

mampu memahami konsep bangun ruang.

3) Mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran terutama

untuk siswa yang kurang aktif dalam siklus I.

Adapun indiaktor yang dibuat sebagai dasar penyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut:

1) Membandingkan sifat – sifat kubus, balok, prisma tegak, limas, tabung,

dan kerucut.

2) Membuat rusuk bangun ruang kubus, balok, dan prisma tegak dengan

menggunakan lidi dan karet gelang.

Page 84: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

3) Menggambar bangun kubus, balok, dan prisma tegak, limas, tabung, dan

kerucut beserta keterangannya.

4) Menggambar macam jaring – jaring kubus, balok, prisma tegak, dan

limas.

5) Membuat jaring – jaring kubus, balok, prisma tegak, dan limas untuk

dirangkai menjadi bangun ruang.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tanggal peneliti mengulangi materi pembelajaran dengan

menggunakan model pembalajaran Kooperatif tipe Jigsaw

Dalam tahap ini guru melaksanakan tindakan sesuai dengan jadwal yang

akan ditetapkan dan sesuai dengan RPP yang dibuat. Kegiatan pembelajaran

mengacu pada penggunaan model pembelajaran Kooperetif tipe Jigsaw

selama 2 x 35 menit untuk satu kali pertemuan.

1) Pertemuan pertama

Pada pertemuan ke-1 yang dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2010.

Peneliti menyususn rencana pelaksanaan pembelajaran (lampiran 5 halaman

120) dengan melakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan pemahaman konsep bangun

ruang. Langkah – langkah siklus I adalah sebagai berikut :

Sebelum guru melakukan kegiatan pembelajaran guru memimpin doa,

mengabsen siswa, mengkondisikan siswa. Kegiatan awal dalam pembelajaran,

guru menunjukkan gambar macam – macam bangun ruang ruang. Kemudian

siswa disuruh menyebutkan nama – nama bangun ruang secara satu - persatu.

Setelah itu kegiatan pembelajaran selanjutnya:

a) Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru

membagi siswa kedalam 7 kelompok, Siswa dibagi dalam kelompok

kecil yang disebut kelompok asal, beranggotakan 3 siswa, sedangkan

kelompok yang terakhir beranggotakan 4 siswa.

b) Membagi wacana/ tugas sesuai dengan materi yang diajarkan. Masing-

masing siswa dalam kelompok asal mendapat wacana/ tugas yang

Page 85: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

berbeda, yaitu siswa 1, mendapatkan materi sifat – sifat kubus; siswa 2

mendapatkan materi sifat – sifat balok, dan siswa 3 mendapatkan materi

sifat – sifat prisma tegak.

c) Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki wacana/ tugas yang

sama dalam satu kelompok sehingga jumlah kelompok ahli sama dengan

jumlah wacana atau tugas yang telah dipersiapkan oleh guru.

d) Dalam kelompok ahli ini tugaskan agar siswa belajar bersama untuk

menjadi ahli sesuai dengan wacana/ tugas yang menjadi tanggung

jawabnya. Misalnya kelompok ahli kubus, maka harus mempelajari sifat

– sifat kubus.

e) Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan

dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari wacana / tugas yang

telah dipahami kepada kelompok Kooperatif (kelompok asal). Poin c, d,

dan e dilakukan dalam waktu 30 menit.

f) Apabila tugas telah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing-

masing siswa kembali ke kelompok Kooperatif asal.

g) Pada kelompok asal peserta didik ditugaskan membuat rusuk bangun

ruang dengan menggunakan lidi dan karet gelang. Selama membuat

rusuk bangun ruang, siswa yang mendapatkan materi yang sesuai

menjelaskan tenyang sifat – sifat bangun ruang. Setelah selesai membuat

rusuk dari bangun ruang, secara bergantian siswa kembali

menyampaikan materi kepada rekan kelompoknya.

h) Bila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya secara keseluruhan,

masing-masing kelompok menyampaikan hasilnya. Guru menjembatani

adanya pelaksanaan pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw, dengan

mengulas materi yang telah dipelajari bersama temannya tadi. Siswa

dengan arahan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. (10

menit).

i) Siswa mengerjakan evaluasi yang telah disiapkan.

Page 86: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

2) Pertemuan kedua

Pada tahap ini dilaksankan tanggal 30 Maret 2010, dilakukan tindakan

kelas terhadap 22 siswa. Peneliti kembali menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (lampiran 6 halaman 130) dalam pembelajari memahami sifat

– sifat bangun ruang dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif

tipe Jigsaw.

Sebelum guru melakukan kegiatan pembelajaran guru memimpin doa,

mengabsen siswa, mengkondisikan siswa. Kemudian guru melakukan tanya

jawab tentang pembelajaran yang telah dipelajari kemaren.

Kegiatan pembelajaran selanjutnya:

a) Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru

membagi siswa kedalam 7 kelompok, siswa dibagi dalam kelompok

kecil yang disebut kelompok asal, beranggotakan 3 siswa, sedangkan

kelompok yang terakhir beranggotakan 4 siswa.

b) Membagi wacana/ tugas sesuai dengan materi yang diajarkan. Masing-

masing siswa dalam kelompok asal mendapat wacana/ tugas yang

berbeda, yaitu siswa 1, mendapatkan materi sifat – sifat limas; siswa 2

mendapatkan materi sifat – sifat tabung, dan siswa 3 mendapatkan

materi sifat – sifat limas.

c) Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki wacana/ tugas yang

sama dalam satu kelompok sehingga jumlah kelompok ahli sama dengan

jumlah wacana atau tugas yang telah dipersiapkan oleh guru.

d) Dalam kelompok ahli ini tugaskan agar siswa belajar bersama untuk

menjadi ahli sesuai dengan wacana/ tugas yang menjadi tanggung

jawabnya. Misalnya kelompokm ahli limas, maka harus mempelajari

tentang sifat – sifat limas dan kubus, agar dapat mengetahui

perbedaanya.

e) Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan

dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari wacana / tugas yang

telah dipahami kepada kelompok Kooperatif (kelompok asal). Poin c, d,

dan e dilakukan dalam waktu 30 menit.

Page 87: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

f) Apabila tugas telah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing-

masing siswa kembali ke kelompok Kooperatif asal.

g) Secara bergiliran masing-masing siswa untuk menyampaikan hasil

diskusi berupa membandingkan sifat – sifat bangun ruang (kubus, balok,

dan prisma tegak) dengan sifat – sifat bangun ruang (limas, kerucut, dan

tabung) yang telah didikusikan di kelompok ahli dengan bantuan benda

berbentuk bangun ruang tersebut.

h) Bila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya secara keseluruhan,

masing-masing kelompok menyampaikan hasilnya. Guru menjembatani

adanya pelaksanaan pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw, dengan

mengulas materi yang telah dipelajari bersama temannya tadi. Siswa

dengan arahan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. (10

menit).

i) Siswa mengerjakan evaluasi yang telah disiapkan.

3) Pertemuan ketiga

Pada pertemuan ketiga materi pembelajaran Matematika yang

diajarkan adalah tentang jaring – jaring bangun ruang. Dilaksankan tanggal 1

April 2010. Sebagai perencanaan tindakan, peneliti menyususn rencana

pelaksanaan pembelajaran (lampiran 7 halaman 140).

Sebelum guru melakukan kegiatan pembelajaran guru memimpin doa,

mengabsen siswa, mengkondisikan siswa. Kemudian guru melakukan tanya

jawab tentang pembelajaran yang telah dipelajari kemaren.

Kegiatan pembelajaran selanjutnya:

a) Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru

membagi siswa kedalam 7 kelompok, Siswa dibagi dalam kelompok

kecil yang disebut kelompok asal, beranggotakan 3 siswa, sedangkan

kelompok yang terakhir beranggotakan 4 siswa.

b) Membagi wacana/ tugas sesuai dengan materi yang diajarkan. Masing-

masing siswa dalam kelompok asal mendapat wacana/ tugas yang

berbeda, yaitu siswa 1, mendapatkan materi jaring – jaring limas; siswa

Page 88: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

2 mendapatkan materi jaring – jaring tabung, dan siswa 3 mendapatkan

materi jaring – jaring limas.

c) Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki wacana/ tugas yang

sama dalam satu kelompok sehingga jumlah kelompok ahli sama dengan

jumlah wacana atau tugas yang telah dipersiapkan oleh guru.

d) Dalam kelompok ahli ini tugaskan agar siswa belajar bersama untuk

menjadi ahli sesuai dengan wacana/ tugas yang menjadi tanggung

jawabnya. Misalnya ahli jaring – jaring kubus maka kelompok tersebut

harus mempelajari macam jaring – jaring yang dapat dibentuk bangun

ruang kubus dengan cara membuat polanya pada selembar kertas HVS.

e) Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan dapat

menyampaikan informasi tentang hasil dari wacana / tugas yang telah

dipahami kepada kelompok Kooperatif (kelompok asal). Poin c, d, dan e

dilakukan dalam waktu 30 menit.

f) Apabila tugas telah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing-

masing siswa kembali ke kelompok Kooperatif asal.

g) Pada kelompok asal, siswa membuat jaring – jaring bangun ruang

menggunakan kertas karton dengan melihat salah satu pola untuk

dirangkai menjadi bangun ruang. Hal tersebut menunjukkan apakah pola

jaring – jaring yang telah dibuat dapat membentuk bangun ruang yang

dikehendaki.

h) Bila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya secara keseluruhan,

masing-masing kelompok menyampaikan hasilnya. Guru menjembatani

adanya pelaksanaan pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw, dengan

mengulas materi yang telah dipelajari bersama temannya tadi. Siswa

dengan arahan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. (10

menit).

i) Siswa mengerjakan evaluasi yang telah disiapkan.

Page 89: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti mengadakan pengamatan terhadap siswa.

Pengamatan tersebut dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Pengamatan tersebut dilakukan dengan maksud untuk mengetahui aktivitas

siswa dan melihat sejauh mana pemahaman konsep yang telah mereka

pahami.

Berdasarkan hasil observasi siswa setelah dilaksanakan tindakan siklus II

dapat dilihat pada lampiran 18 halaman 169, adalah sebagai berikut:

Pendahuluan

1. Siswa masuk kelas tepat waktu

2. Siswa sudah baik menunjukkan kesiapan buku materi pelajaran dengan

mengikuti pelajaran

3. Siswa sudah baik menunjukkan perhatian pada apersepsi dan guru.

Kegiatan Inti

1. Siswa sudah baik dalam mengikuti pembelajaran Matematika.

2. Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru.

3. Siswa melakukan kerjasama yang cukup baik dengan temannya

4. Siswa cukup baik menganalisis perintah yang diberikan oleh guru.

5. Siswa dapat mengatur pembagian tugas di tiap – tiap kelompok dengan

baik.

6. Siswa sudah baik terlibat dalam pembelajaran Matematika.

7. Siswa sudah baik menjawab pertanyaan guru.

8. Rasa ingin tahu dan keberanian siswa meningkat baik.

Penutup

1. Siswa cukup dapat menguasai seluruh tujuan pembelajaran.

2. Siswa sudah baik menunjukkan kepuasan dalam pembelajaran

Matematika.

Rata – rata observasi dati aktivitas siswa sebelum dilaksanakan tindakan

adalah 2,8 (baik).

Page 90: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Sedangkan berdasarkan hasil observasi guru pada tindakan siklus II dapat

dilihat pada lampiran 18 halaman 169, adalah sebagai berikut:

Kegiatan awal pembelajaran

1. Guru sudah baik dalam mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang

kondusif.

2. Guru sudah baik dalam memberikan motivasi kepada siswa.

3. Guru cukup baik dalam menyampaikan tujuan.

4. Guru sudah baik dalam melakukan apersepsi

Kegiatan inti pembelajaran

1. Guru sudah baik menyampaikan materi dengan jelas dan mudah dipahami

2. Guru sudah baik memberikan kesempatan untuk bertanya

3. Guru sudah baik mengarahkan siswa untuk menemukan konsep materi

4. Guru sudah baik membimbing siswa dalam kegiatan kelompok

Kegiatan akhir pembelajaran

1. Guru sudah baik memberikan tes akhir

2. Guru sudah baik membantu siswa mengkonsepkan materi

3. Guru sudah baik dalam memberikan balikan pada siswa

4. Guru cukup baik dalam menyimpulkan pembelajaran.

Rata – rata observasi dati aktivitas guru sebelum dilaksanakan tindakan

adalah 2,8 (baik).

d. Analisis dan Refleksi

Dari hasil analisis dan refleksi hasil pembelajaran pada siklus II

peneliti menyimpulkan bahwa ada peningkatan pemahaman konsep bangun

ruang dalam pembelajaran Matematika, dengan menggunakan model

Kooperatif tipe Jigsaw.

Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang meningkat dari

jumlah siswa yang mencapai KKM sejumlah 17 siswa atau sebesar 77,27%

menjadi 20 siswa atau sebesar 90,91%, (hasil nilai siklus II dapat dilihap pada

lampiran 11 halaman 156 dan lampiran 12 halaman 157). Dari hasil tersebut

dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep siswa meningkat dan penelitian

Page 91: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

dihentikan sampai siklus II karena telah mencapau target KKM sebesar 85%.

Adapun hasil belajar Matematika pada siklus II dapat dilihat pada tabel dan

grafik di bawah ini:

Tabel 7. Frekuensi Data Nilai Tes Siklus II

NO Nilai Interval Nilai Tenggah Interval Frekuensi Persentase

1 51 - 60 55,5 3 13, 64 %

2 61 - 70 65,5 4 18,18 %

3 71 - 80 75,5 7 31,82 %

4 81 - 90 85,5 4 18,18 %

5 91 - 100 95,5 4 18,18 %

JUMLAH 22 100 %

Berdasarkan tabel 7 Frekuensi Data Nilai Tes Siklus II maka dapat

digambarkan pada gambar 18.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

55,5 65,5 75,5 85,5 95,5

Frek

uens

i

Nilai

Gambar 17. Grafik Frekuensi Data Nilai Tes Siklus II

Page 92: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Tabel 8. Perbandingan Hasil Tes belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

Keterangan Tes Siklus I Tes Siklus II

Nilai Terendah 50 55

Nilai Tertinggi 90 100

Rata – rata Nilai 67,27 79,32

Siswa Belajar Tuntas 77,27 % 90,91 %

Berdasarkan tabel 8 Frekuensi Data Nilai Tes Siklus I dan Nilai Tes

Siklus II maka dapat digambarkan pada gambar 18 di bawah ini:

0

20

40

60

80

100

120

Tes Siklus I Tes Siklus II

Nilai terendah

Nilai tertinggi

Rata-rata nilai

Gambar 18. Grafik Frekuensi Data Nilai Tes Siklus I dan Nilai Tes Siklus II

Dari data nilai yang diperoleh mulai pelaksanaan Sebelum Tindakan, Tes

siklus I, dan Tes siklus II dapat dibuat tabel perbandingan dan dapat digambarkan

dalam grafik sebagai berikut :

Page 93: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Tabel 9. Perbandingan Hasil Tes Sebelum

Tindakan, Tes Akhir Siklus I dan Siklus II

Keterangan Tes Sebelum Tindakan

Tes Siklus I Tes Siklus II

Nilai Terendah 30 50 55

Nilai Tertinggi 80 90 100

Rata – rata Nilai 53,63 67,27 79,32

Siswa Belajar Tuntas 40,91 % 77,27 % 90,91%

Berdasarkan tabel 9 Frekuensi Data Nilai Tes Siklus I dan Nilai Tes

Siklus II maka dapat digambarkan pada gambar 20 di bawah ini:

0

20

40

60

80

100

120

Tes Sebelum Tindakan

Tes Siklus I Tes Siklus II

Nilai terendah

Nilai tertinggi

Rata-rata nilai

Gambar 29. Grafik Perbandingan Nilai Sebelum Tindakan,

Tes Siklus I, dan Nilai Tes Siklus II

Page 94: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan pelaksanaan pada siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa

pembelajaran Matematika dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif

tipe Jigsaw dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas V SDN 02

Karangsari, baik hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor.

1. Perkembangan Pemahaman Konsep dari Hasil Belajar Kognitif Siswa

Setelah dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas menggunakan model

pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran Matematika pada

siswa kelas V SDN 02 Karangsari didapat deskipsi data sebagai berikut :

a. Data Nilai Matematika Siswa Kelas V SDN 02 Karangsari Jatiyoso

Karanganyar Sebelum Tindakan

Analisis dan hasil evaluasi dari Sebelum Tindakan sebelum dilakukan

tindakan diperoleh rata – rata nilai siswa 53,63, hasil nilai siswa masih

dibawah nilai KKM yang telah ditetapkan oleh Guru dan Kepala Sekolah

yaitu 60. Sedangkan besarnya Persentase siswa yang mencapai ketuntasan

sebesar 40,91 % (9 siswa) dan yang lainya atau sebesar 59,09 % belum

mencapai kriteria ketuntasan yang diinginkan. Hasil tersebut belum dapat

memenuhi target yang ingin dicapai yaitu siswa kelas V dapat mencapai

ketuntasan sebesar 85%. Dari hasil analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan,

bahwa untuk meningkatkan pemahaman konsep bangun ruang dalam

pembelajaran Matematika perlu dilakukan tindakan lebih lanjut.

b. Data Nilai Matematika Siswa Kelas V SDN 02 Karangsari Jatiyoso

Karanganyar Siklus I

Pada siklus I setelah diadakan tes kemampuan awal dilanjutkan dengan

siswa menerima materi bangun ruang dengan menggunakan model

pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dengan mengacu pada:

Standar Kompetensi :

- Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun

Kompetensi Dasar :

- Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang.

Page 95: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

- Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana.

Indikator :

1) Menganalisis sifat – sifat kubus, balok, prisma tegak, limas, tabung, dan

kerucut.

2) Menjelaskan sifat- sifat bangun ruang kubus, balok, prisma tegak, limas,

tabung, dan kerucut.

3) Menggambar bangun kubus, balok, dan prisma tegak, limas, tabung, dan

kerucut beserta keterangannya.

4) Menggambar jaring - jaring kubus, balok, prisma tegak.

5) Membuat jaring – jaring kubus, balok, prisma tegak.

Proses pembelajaram disampaikan dengan strategi dan terencana,

dimulai dari kegaitan awal, inti, dan penutup. Kegiatan inti terfokus

meningkatkan pemahaman konsep siswa dan keaktifan siswa mulai dari

memperhatikan penjelasan, melakukan pengamatan untuk memperoleh

kesimpulan, mendemonstrasikan, tugas kelompok, diskusi, tugas individual

yang diakhiri dengan evaluasi.

Dari hasil analisa data perkembangan pemahaman konsep siswa yang

dilihat dari nilai tes siklus I tabel 2, dapat disimpulkan besarnya nilai terendah

yang diperoleh siswa pada saat Sebelum Tindakan sebesar 30 dan pada siklus

I menjadi 50. Untuk nilai tertinggi terdapat kenaikkan dari 80 naik menjadi 90

dan nilai rata – rata kelas yang pada Sebelum Tindakan sebesar 53,63 naik

pada siklus I menjadi 67,27 nilai tersebut sudah menjadi rata – rata minimum

batas ketuntasan siswa yaitu 60. Sedangkan Persentase hasil tes siswa yang

belajar tuntas pada siklus I sebesar 77, 27%, naik 36,36% dari Sebelum

Tindakan.

c. Data nilai Matematika Siswa Kelas V SDN 02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar pada Siklus II

Siklus II merupakan lanjutan dari siklus sebelumnya untuk

memantapkan dan mencapai tujuan penelitian. Materi pembelajaran yang

Page 96: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

disampaikan adalah tentang bangun ruang dengan model pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw dengan indikator:

1) Membandingkan sifat – sifat kubus, balok, prisma tegak, limas, tabung,

dan kerucut.

2) Membuat rusuk bangun ruang kubus, balok, dan prisma tegak dengan

menggunakan lidi dan karet gelang.

3) Menggambar bangun kubus, balok, dan prisma tegak, limas, tabung, dan

kerucut beserta keterangannya.

4) Menggambar macam jaring – jaring kubus, balok, prisma tegak, dan limas.

5) Membuat jaring – jaring kubus, balok, prisma tegak, dan limas untuk

dirangkai menjadi bangun ruang.

Dari hasil analisa data peningkatan pemahaman konsep siswa dari hasil

Sebelum Tindakan. Siklus I, dan tes siklus II dapat disimpulkan bahwa :

1) Nilai terendah yang diperoleh siswa pada Sebelum Tindakan adalah 30,

pada tes siklus I adalah 50 kemudian meningkat pada tes siklus II menjadi

55.

2) Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada Sebelum Tindakan sebesar 80

pada siklus I 90, kemudian menjadi 100 pada tes siklus II.

3) Nilai rata – rata kelas juga meningkat yaitu pada Sebelum Tindakan

sebesar 53,63; tes siklus I 67,27; dan pada siklus II 79,32.

4) Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan minimum di atas 60) pada

Sebelum Tindakan 40,91 % sebanyak 9 siswa; tes siklus I 77,27%

sebanyak 17 siswa; dan tes siklus II menjadi 90,91% sebanyak 20 siswa.

2. Perkembangan Pemahaman Konsep dari Hasil Belajar Afektif

Data observasi pada siklus I diperoleh data hasil belajar afektif siswa

sebagai berikut:

a. Suasana kelas tertib dan teratur sehingga kegiatan pembelajaran dengan

model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw berjalan dengan baik.

Page 97: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

b. Pada umumnya siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan

teman kelompoknya tetapi ada beberapa siswa yang masih belum

memperhatikan dengan sungguh – sungguh.

c. Siswa aktif selama pembelajaran berlangsung. Sebagian besar siswa

sudah dapat berkomunikasi dengan baik dalam menyampaikan materi

yang telah dipelajari dalam kelompok untuk disampaikan secara

bergantian.

d. Siswa masih belum berani bertanya walaupun mereka belum jelas

mengenai pembelajaran yang dilakukan.

Data observasi pada siklus II diperoleh data hasil belajar afektif siswa

sebagai berikut:

a. Siswa dapat melaksanakan pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dengan

baik.

b. Minat dan motivasi siswa semakin meningkat.

c. Kemauan menyampaikan materi secara bergantian kepada rekan

kelompoknya meningkat dan terjalin komunikasi yang semakin baik.

d. Sudah banyak siswa yang berani mengajukan petanyaan dan pendapat.

3. Perkembangan Pemahaman Konsep Dari Hasil Belajar Psikomotorik

Data observasi pada siklus I dan siklus II diperoleh data peningkatan

hasil belajar psikomotor siswa sebagai berikut:

a. Menyiapkan alat pembelajaran dengan lengka.

b. Membentuk kelompok belajar dengan tertib.

c. Siswa saling berkomunikasi dengan baik.

d. Mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik.

4. Hasil Observasi Bagi Guru Selama Pelaksanaan Penelitian

Dari data observasi dalam siklus I selama 3 kali pertemuan diperoleh

hasil observasi sebagai berikut:

Page 98: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

a. Guru membuka pelajaran dengan baik, guru melakukan apersepsi dengan

melakukan tanya jawab berkaitan dengan materi yang akan dipelajari agar

siswa termotivasi unuk belajar.

b. Guru memberikan penjelasan dengan jelas tentang kegiatan pembelajaran

yang akan dilakukan.

c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi

yang belum jelas.

d. Guru sudah menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw

dengan baik.

e. Guru mampu merangsang siswa untuk aktif menyampaikan materi

pelajaran yang telah didapat tiap siswa untuk disampaikan secara

bergantian dalam kelompok barunya.

f. Guru kurang aktif untuk mengecek kegiatan siswa dalam proses

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe

Jigsaw.

Dari data observasi dalam siklus II selama 3 kali pertemuan diperoleh

hasil observasi sebagai berikut:

a. Guru telah menyiapkan rencana pembelajaran dan media dengan baik

sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi

bangun ruang. Guru telah mampu mengelola kelas dengan menciptakan

suasanan yang menyenangkan dan menegur siswa yang kurang tanggung

jawab dalam menyampaikan materi kepada rekannya.

b. Guru sudah memberikan penguatan berupa pujian dan membimbing

pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Guru telah memberikan bimbingan

pada individu siswa dan pada kelompok yang mengalami kesulitan pada

saat melakukan pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw (menyampaikan

materi secara bergantian).

Persentase hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa

meningkat. Hal ini terbukti adanya peningkatan siswa berinteraksi dengan

temannya, saling bertukar pengalaman, berinteraksi dengan guru, mampu

menjelaskan alat peraga yang telah disediakan, mampu menerapkan model

Page 99: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw, kerjasama dengan kelompok meningkat, dan

menyelesaikan evaluasi dengan baik. Dengan partisipasi siswa yang aktif dan

kreatifitas siswa dalam pembelajaran yang semakin meningkat, suasanan kelaspun

semakin hidup dan menyenangkan dan pada akhirnya pemahaman konsep siswa

dilihat dari hasil belajar Matematika siswa kelas V SDN 02 Karangsari

meningkat. Berdasarkan peningkatan hasil belajar yang telah dicapai siswa maka

pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dianggap cukup dan diakhiri pada

siklus II. Karena penelitian telah memenuhi target yang telah ditentukan

sebelumnya yaitu 85% dari 22 siswa kelas V mencapai KKM sebesar ≥ 60.

Page 100: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian penggunaan model pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas V SDN 02 Karangsari Jatiyoso

Karanganyar tahun pelajaran 2009/2010, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Pembelajaran Matematika melalui pendekatan Kooperatif tipe Jigsaw yang

dilaksanakan secara optimal, dapat meningkatkan pemahaman konsep bangun

ruang dalam pembelajaran Matematika pada siswa kelas V SDN 02

Karangsari Jatiyoso Karanganyar dilihat dari aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata – rata kelas terjadi peningkatan

yaitu pada nilai sebelum tindakan sebesar 53,63; siklus I 67,27; dan siklus II

79,32. Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 60) pada nilai sebelum

tindakan 40,91 % sebanyak 9 siswa; tes siklus I 77,27 % sebanyak 17 siswa;

dan tes siklus II 90,91% sebanyak 20 siswa. Maka penelitian pada siklus II ini

telah mencapai target capaian yaitu 85% siswa mencapai nilai KKM.

2. Model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan keaktifan

proses pembelajaran yang berlangsung. Peningkatan ini dapat dilihat dari

observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung untuk

melihat keaktifan siswa dan cara guru mengajar menggunakan model

pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Dalam proses pembelajaran Matematika

melalui pendekatan Kooperatif tipe Jigsaw yang dilaksanakan secara optimal,

masih ditemukan beberapa hambatan – hambatan dalam proses pembelajaran.

Hambatan – hambatan yang ditemukan selama pelaksanaan pembelajaran

Koperatif tipe Jigsaw adalah (1) siswa belum dapat berkomunikasikan dengan

baik (malu) menyampaikan materi secara bergantian, (2) kurangnya tanggung

jawab siswa untuk menyampaikan materi kepada orang lain. Cara mengatasi

kendala yang ditemukan selama proses pembelajaran Matematika

menggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatan

Page 101: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

pemahaman konsep bangun ruang maka guru harus terampil dalam

menerapkan model pembelajaran Koopratif tipe Jigsaw diantaranya : (1)

memahami latar belakang siswa tentang pemahaman konsep yang mereka

miliki, (2) merancang pengajaran dengan membentuk kelompok atas dasar

memperhatikan latar belakang prestasi siswa, (3) melaksanakan pengajaran

dengan selalu mendorong siswa agar dapat menyampaikan materi yang telah

dipelajari kepada kelompok secara bergantian, (4) melakukan pengacakan

siswa untuk dibentuk kelompok yang baru agar siswa lebih aktif dalam setiap

kegiatan pembelajaran, (5) melakukan penilaian terhadap pemahaman konsep

siswa.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan

pemahaman konsep siswa pada pembelajaran Matematika materi pokok bangun

ruang pada siswa kelas V SDN 02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar, berdasarkan

hasil tersebut maka dapat dibuat implikasi sebagai berikut ini:

1. Penggunakan Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw

Penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dalam

penelitian yang dilaksanakan di SDN 02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar

dapat memotivasi guru dalam mencari mengembangkan model pembelajaran

yang bervariasi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan untuk

mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Dalam proses

pembelajaran harus diperhatikan hal – hal yang dapat mendorong siswa agar

dapat belajar dengan baik sehingga siswa mempunyai motivasi untuk berfikir

dan memusakan perhatian, merencanakan, dan melaksanakan kegiatan yang

berhubungan/ menunjang belajar. Motivasi tersebut dapat juga ditanamkan

kepada diri siswa dengan cara memberikan latihan – latihan/ kebiasaan –

kebiasaan dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

Model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat memberi hasil yang

baik dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa. Oleh karena itu, model

Page 102: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

pembelajaran ini perlu diterapkan dan dikembangkan, khususnya pada pokok

bahasan yang sesuai. Hasil penelitian yang dilakukan pada kelas V SDN 02

Karangari Jatiyoso Karanganyar menunjukkan peningkatan pemahaman

konsep yang signifikan.

2. Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran

Adapun aktifitas siswa yang dapat dilihat atau diobservasi selama

proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe

jigsaw dalam pelajaran Matematika adalah, siswa menjadi lebih aktif yaitu

siswa tidak malu menyampaikan jawaban didepan kelas, tidak malu untuk

bertanya, siswa selalu berebut maju dengan mengangkat tangannya, siswa

dapat berkomunikasi dengan teman-teman dalam pembelajaran yaitu mereka

akan secara sadar bergabung dengan kelompoknya tanpa banyak membuang

waktu, siswa juga lebih kritis dalam menerima materi, mereka dituntut untuk

mengkonsepkan materi pelajaran yang mereka terima.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas V SDN 02 Karangsari Jatiyoso

Karanganyar tahun pelajaran 2009/2010, maka saran – saran yang dapat

disampaikan saran – saran sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Sekolah disarankan menyediakan fasilitas pembelajaran yang

dipergunakan dalam meningkatkan mutu pendidikan.

2. Bagi Guru

a. Guru tidak hanya mengunakan model pembelajaran konvensional tetapi

dapat menggunakan pembelajaran yang inovatif disesuaikan dengan

kebutuhan siswa.

b. Guru disarankan menggunakan media yang variatif dalam pembelajaran

Matematika.

c. Untuk meningkatkan keaktifan dan keefektivan pembelajaran diharapkan

mengunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.

Page 103: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

d. Untuk meningkatkan rasa tanggungjawab, saling menghargai pendapat

orang lain, meningkatkan hasil belajar Matematika serta meningkatkan

komunikasi dengan orang lain, sesuai dengan tujuan penelitian, disarankan

menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.

3. Bagi Siswa

a. Peserta didik hendaknya dapat berperan aktif dalam menyampaikan materi

yang telah dipelajari pada teman kelompoknya secara bergantian, serta

menyampaikan ide atau pikiran pada saat proses pembelajaran, sehingga

proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan memperoleh hasil

yang maksimal.

b. Peserta didik yang sudah lancar dalam menyampiakan materi secara

bergantian mendengarkan pendapat teman kelompoknya.

Page 104: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Lampiran 1

Silabus Matematika

Standar Kompetensi 6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan

antarbangun

Kompetensi Dasar 6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang

6.3 Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana

Indikator 1. Menganalisis sifat – sifat bangun ruang kubus,

balok, prisma tegak, limas, tabung, dan kerucut.

2. Menjelaskan sifat- sifat bangun ruang kubus,

balok, prisma tegak limas, tabung, dan kerucut.

3. Membandingkan sifat – sifat bangun ruang

kubus, balok, prisma tegak limas, tabung, dan

kerucut.

4. Menggambar bangun ruang kubus, balok,prisma

tegak limas, tabung, dan kerucut tegak beserta

keterangannya.

5. Menggambar jaring - jaring kubus, balok, prisma

tegak, dan limas .

6. Membandingkan jaring – jaring kubus, balok,

prisma tegak, dan limas.

7. Membuat jaring - jaring kubus, balok , prisma

tegak, dan limas.

Page 105: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS I Pertemuan 1

Satuan Pendidikan : SDN 02 Karangsari

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : V / II

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

STANDAR KOMPETENSI

6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun. KOMPETENSI DASAR

6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. INDIKATOR

1. Menganalisis sifat – sifat bangun ruang kubus, balok, dan prisma tegak.

2. Menjelaskan sifat- sifat bangun ruang kubus, balok, dan prisma tegak.

3. Menggambar bangun ruang kubus, balok, dan prisma tegak beserta

keterangannya.

I. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Melalui kegitan demonstrasi siswa dapat menunjukkan sifat – sifat bangun

ruang kubus, balok, dan prisma tegak dengan tepat.

2. Melalui kegitan berdiskusi siswa dapat menjelaskan sifat – sifat bangun

ruang kubus, balok, dan prisma tegak dengan tepat.

3. Melalui kegitan demonstrasi siswa dapat menggambar bangun ruang

kubus, balok, dan prisma tegak beserta keterangannya dengan tepat.

4. Melalui kegitan tanya jawab siswa dapat menyimpulkan pembelajaran

yang telah dilakukan dengan tepat.

Page 106: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

II. DAMPAK PENGIRING

Setelah pembelajaran sesesai diharapkan siswa dapat menyelesaikan

permasalahan dalam kehidupan sehari – hari yang berhubungan dengan

bangun ruang.

III. MATERI PEMBELAJARAN

Mengidentifikasi Sifat-Sifat Bangun Ruang

1. Kubus

Kubus adalah prisma siku-siku khusus. Semua sisinya berupa persegi

atau bujur sangkar yang sama.

Sisinya = 6 buah, rusuknya = 12 buah, titik sudutnya = 8 buah

Mari menyebutkan sisi, rusuk, dan titik sudut pada kubus ABCD.EFGH.

Sisi-sisi pada kubus ABCD.EFGH adalah:

sisi ABCD, sisi EFGH

sisi ABFE, sisi DCGH

sisi ADHE, sisi BCGF

Jadi, ada 6 sisi pada bangun ruang kubus.

Rusuk-rusuk pada kubus ABCD.EFGH adalah:

rusuk A, rusuk BC , rusuk AE

rusuk EF, rusuk FG, rusuk BF

rusuk HG, rusuk EH, rusuk CG

rusuk DC, rusuk A, rusuk DH

Jadi, ada 12 rusuk pada bangun ruang kubus.

Page 107: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Rusuk-rusuk kubus tersebut mempunyai panjang yang sama.

Titik-titik sudut pada kubus ABCD.EFGH adalah:

Titik sudut A , Titik sudut E

Titik sudut B , Titik sudut F

Titik sudut C , Titik sudut G

Titik sudut D, Titik sudut H

Jadi, ada 8 titik sudut pada bangun ruang kubus.

2. Balok

Sisi-sisi pada balok ABCD.EFGH adalah:

ada 6 sisi pada bangun ruang balok.

Sisi ABCD, sisi EFGH,

Sisi BCFG, sisi ADHE,

Sisi ABFE, sisi EFGH.

Rusuk-rusuk pada balok ABCD.EFGH adalah:

ada 12 rusuk pada bangun ruang balok

Rusuk AB, rusuk EF, rusuk HG, rusuk DC,

Rusuk BC , rusuk FG , rusuk EH, rusuk AD,

Rusuk AE, rusuk BF, rusuk CG, rusuk DH.

Titik-titik sudut pada balok ABCD.EFGH adalah:

Titik sudut A, Titik sudut E

Titik sudut B, Titik sudut F

Titik sudut C, Titik sudut G

Titik sudut D, Titik sudut H

Page 108: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

3. Prisma Tegak

Prisma tegak adalah bangun ruang yang bagian atas dan bagian bawah

sama.

a. Prisma Tegak Segiempat

Sisinya = 6 buah, rusuknya = 12 buah, titik sudut= 8 buah

b. Prisma Tegak Segitiga

Sisi = 5 buah = 2 segitiga, dan 3 persegi panjang, rusuk = 9 buah,

titik sudut= 6 buah

.

IV. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN

NO Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu

1 Kegiatan awal:

a.Guru menyuruh salah satu

siswa untuk memimpin

doa.

b.Guru mengadakan presensi.

c. Guru mempersiapkan alat

peraga yang dibutuhkan.

d. Guru bertanya kepada

siswa ”Sebutkan benda-

benda yang ada di

sekitarmu!”

“Bagaimanakah bentuk

dari benda-benda itu?”

Kegiatan awal:

a.Salah satu siswa (ketua kelas)

memimpin doa.

b.Presensi

c.Siswa mempersiapkan diri mengikuti

pelajaran.

d.Siswa menjawab pertanyaaan dari

guru tentang benda-benda di

sekitarnya dan bentuk dari benda-

benda itu.

5

menit

2 Kegiatan inti:

a.Guru memberikan materi

tentang sifat-sifat kubus,

balok, dan prisma tegak

beserta media gambar

Kegiatan inti:

a.Siswa menerima materi tentang sifat-

sifat kubus, balok, dan prisma tegak

dari guru.

5

menit

Page 109: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

bangun ruang untuk

memperjelas materi.

b.Guru menyuruh siswa

membentuk 7 kelompok

heterogen.

c.Guru membagi bahan

materi kepada siswa (siswa

ahli).

d.Guru menyuruh siswa

untuk membaca bagian

masing-masing.

e.Guru meminta siswa-siswa

yang mendapat bagian yang

sama untuk berkumpul

mendiskusikan materi

bagiannya.

f.Guru menyuruh pakar atau

ahli kembali ke kelompok

asal dan menjelaskan

materi yang didapatnnya

dalam kelompok ahli

sambil diskusi.

g.Guru membimbing siswa

dalam mempresentasikan

hasil diskusi kelompoknya,

b.Siswa membentuk kelompok

heterogen.

c.Siswa ahli menerima bagian

bahan/materi yang akan

didiskusikan.Bagian pertama bahan

kepada siswa yang pertama yaitu

sifat – sifat kubus, bagian kedua

pada siswa kedua yaitu tentang sifat

– sifat balok, dan bagian ketiga yaitu

sifat – sifat prisma tegak (siswa

ahli).

d.Siswa mempelajari bagian materi

yang didapatnya.

e.Siswa-siswa yang mendapat bagian

materi yang sama berkumpul dan

mendiskusikan materinya yang akan

disampaikan pada kelompok asal.

f.Siswa ahli/pakar kembali ke

kelompok asal untuk menjelaskan

materi yang didiskusikannya dalam

kelompok ahli dengan menggunakan

media gambar bangun ruang.

g.Siswa mendemonstrasikan hasil

diskusi kelompoknya di depan rekan

kelompoknya dengan bimbingan

10 menit

10 menit

10 menit

10 menit

Page 110: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

agar guru dapat

menyamakan persepsi pada

materi sifat-sifat bangun

ruang yang telah

didiskusikan.

h.Guru memberikan evaluasi

pada siswa.

i.Guru memberikan

kesimpulan tentang materi

yang telah didiskusikan dan

melakukan refleksi.

guru. Siswa berdiskusi sambil

mengerjakan lembar kerja yang

dikerjakan secara berkelompok.

Yaitu mengambar bangun ruang

serta menjelaskan materi kepada

rekan kelompoknya secara

bergantian.

h.Siswa mengerjakan evaliasi tentang

materi yang telah didiskusikan.

i.Siswa menyimpulkan materi bersama

guru dan melakukan refleksi.

5 menit

3 Kegiatan akhir:

a.Guru memberikan

penguatan materi tentang

sifat-sifat kubus, balok, dan

prisma tegak.

b.Guru meminta hasil kerja

siswa secara kelompok

maupun individu.

c.Guru memberikan

pekerjaan rumah (PR).

d.Guru menutup pelajaran

dengan salam.

Kegiatan akhir:

a.Siswa memperhatikan penjelasan

guru.

b.Siswa mengumpulkan hasil

pekerjaannya.

c.Siswa mencatat PR yang diberikan

oleh guru.

d.Siswa memberi salam pada guru.

10

menit

5 menit

V. METODE, MEDIA, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. Metode

a. Ceramah

b. Tanya jawab

c. Model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw

Page 111: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

d. Demonstrasi

e. Penugasan.

2. Media

Media gambar bangun ruang

3. Sumber Pembelajaran

a. Silabus kelas V

b. Buku Matematika, Kelas V SD, Pengarang M. Mikti Aji dan Henny

Lisyastuti, Penerbit Intan Pariwara Klaten 2005.

c. Buku Matematika 5, kelas V SD, Pengarang R. J. Soenarjo, penerbit

Depdiknas, Jakarta 2008.

VI. EVALIASI PEMBELAJARAN

1. Prosedur tes : Tes proses dan akhir

2. Jenis Tes : Tertulis

3. Bentuk Tes : Subjektif

4. Alat tes : Soal, Kunci jawaban, dan Kriteria Penilaian (terlampir).

Karangsari, 17 Maret 2010

Guru Kelas V Peneliti

SURADI, S. Pd. SD YUNITA ISMIARTI

NIP 19700101 200501 1 024 X7108794

Mengetahui

Kepala Sekolah

WIJI LESTARI, S. Pd. SD

NIP 19660311 198806 2 003

Page 112: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Siklus I Pertemuan 1

Lembar Kerja Siswa

Kerjakan Soal berikut ini.

1. Gambarlah bangun ruang balok beserta keteranganya dan tentukan pula sisi,

titik sudut, dan rusuknya.

2. Gambarlah bangun ruang prisma tegas segi tiga beserta keteranganya dan

tentukan pula sisi, titik sudut, dan rusuknya.

Soal Evaluasi

Perhatikan gambar di bawah ini!

1. Berapa jumlah titik sudut kubus?

2. Manakah yang termasuk titik sudut dari kubus?

3. Ada berapa jumlah rusuk tegak dari kubus?

4. Manakah yang termasuk rusuk kubus?

5. Manakah yang termasuk sisi tegak kubus?

Page 113: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Kunci jawaban lembar kerja siswa

1. Balok

Sisi-sisi pada balok ABCD.EFGH adalah:

sisi ABCD, sisi EFGH, sisi ABFE,

sisi DCGH, sisi ADHE, sisi BCGF

Rusuk-rusuk pada balok ABCD.EFGH adalah:

rusuk AB, rusuk BC, rusuk AE, rusuk EF, rusuk FG, rusuk BF,

rusuk HG, rusuk EH, rusuk CG, rusuk DC, rusuk AD, rusuk DH

Titik-titik sudut pada balok ABCD.EFGH adalah:

Titik sudut A, Titik sudut B, Titik sudut C, Titik sudut D, Titik sudut E,

Titik sudut F, Titik sudut G, Titik sudut H

2. Prisma tegak segi tiga

Sisi-sisi pada kubus ABCD.EFGH adalah:

sisi ABCD, sisi ACDF, sisi BCEF, sisi ABC, sisi DEF

Rusuk-rusuk pada kubus ABCD.EFGH adalah:

rusuk AB, rusuk BC, rusuk AC, rusuk AD, rusuk BE,

rusuk DE, rusuk DF, rusuk EF, rusuk CF

Titik-titik sudut pada kubus ABCD.EFGH adalah:

Titik sudut A, Titik sudut B, Titik sudut C, Titik sudut D, Titik sudut E

Titik sudut F

Page 114: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Kunci jawaban soal evaluasi

1. 6

2. Titik sudut A, Titik sudut B, Titik sudut C, Titik sudut D, Titik sudut E

Titik sudut F, Titik sudut G, Titik sudut H

3. 4

4. rusuk AB, rusuk BC, rusuk AE, rusuk EF, rusuk FG, rusuk BF

rusuk HG, rusuk EH, rusuk CG, rusuk DC, rusuk AD, rusuk DH

5. sisi ADEH, sisi ABEF, sisi DCHG, sisi BCGF

Kriteria Penilaian soal evalusi

Nilai Tes Akhir

Benar x 20 = 100

Page 115: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS I Pertemuan 2

Satuan Pendidikan : SDN 02 Karangsari

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : V / II

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

STANDAR KOMPETENSI

6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun. KOMPETENSI DASAR

6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. INDIKATOR

1. Menunjukkan sifat – sifat bangun ruang limas, tabung, dan kerucut

2. Menjelaskan sifat- sifat bangun ruang limas, tabung, dan kerucut.

3. Menggambar bangun ruang limas, tabung, dan kerucut tegak beserta

keterangannya.

I. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Melalui kegitan demonstrasi siswa dapat menunjukkan sifat – sifat bangun

ruang limas, tabung, dan kerucut dengan tepat.

2. Melalui kegitan berdiskusi siswa dapat menjelaskan sifat – sifat bangun

ruang limas, tabung, dan kerucut dengan tepat.

3. Melalui kegitan demonstrasi siswa dapat menggambar bangun ruang

limas, tabung, dan kerucut beserta keterangannya dengan tepat.

4. Melalui kegitan tanya jawab siswa dapat menyimpulkan pembelajaran

yang telah dilakukan dengan tepat.

Page 116: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

II. DAMPAK PENGIRING

Setelah pembelajaran sesesai diharapkan siswa dapat menyelesaikan

permasalahan dalam kehidupan sehari – hari yang berhubungan dengan

bangun ruang.

III. MATERI PEMBELAJARAN

Mengidentifikasi Sifat-Sifat Bangun Ruang

1. Limas

a. Limas Segiempat

Sisi = 5 buah, rusuk = 8 buah, titik sudut = 5 buah

b. Prisma Segitiga

Sisi = 4 buah, rusuk = 6 buah, titik sudut = 4 buah

2. Kerucut

Sisi kerucut ada 2, yaitu lingkaran (bawah), dan bidang melengkung yang

disebut selimut.

Rusuk kerucut ada 1.

Page 117: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

3. Tabung

Sisi atas

Tabung adalah bangun ruang yang bagian atas dan bagian bawahnya

berbentuk lingkaran yang sama.

Tabung mempunyai 3 sisi, yaitu sisi bawah, sisi atas dan bidang yang

melengkung (selimut), serta 2 rusuk.

IV. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN

NO Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu

1 Kegiatan awal:

a.Guru menyuruh salah satu

siswa untuk memimpin

doa.

b.Guru mengadakan

presensi.

c. Guru mempersiapkan alat

peraga yang dibutuhkan.

d. Guru bertanya kepada

siswa ”Sebutkan benda-

benda yang ada di

sekitarmu!”

“Bagaimanakah bentuk

Kegiatan awal:

a.Salah satu siswa (ketua kelas)

memimpin doa.

b.Presensi

c.Siswa mempersiapkan diri mengikuti

pelajaran.

d.Siswa menjawab pertanyaaan dari guru

tentang benda-benda di sekitarnya dan

bentuk dari benda-benda itu.

5

menit

Page 118: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

dari benda-benda itu?”

2 Kegiatan inti:

a.Guru memberikan materi

tentang sifat-sifat

limas,kerucut, dan tabung.

b.Guru menyuruh siswa

membentuk 7 kelompok

heterogen.

c. Guru membagi bagian

pertama bahan kepada

siswa (siswa ahli).

d.Guru menyuruh siswa

untuk membaca bagian

masing-masing.

e.Guru meminta siswa-

siswa yang mendapat

bagian yang sama untuk

berkumpul mendiskusikan

materi bagiannya yang

akan disampaikan pada

kelompok asal.

f.Guru menyuruh pakar atau

ahli kembali ke kelompok

asal dan menjelaskan

materi yang didapatnnya

Kegiatan inti:

a.Siswa menerima materi tentang sifat-

sifat limas, tabung, dan kerucut dari

guru. Beserta model bangun ruang

untuk memperjelas materi.

b.Siswa membentuk kelompok

heterogen.

c.Siswa ahli menerima bagian

bahan/materi yang akan didiskusikan

atas bimbingan guru, yang pertama

yaitu sifat – sifat limas, bagian kedua

pada siswa kedua yaitu tentang sifat –

sifat tabung, dan bagian ketiga yaitu

sifat – sifat kerucut

d.Siswa mempelajari bagian materi yang

didapatnya.

e.Siswa-siswa yang mendapat bagian

materi yang sama berkumpul dan

mendiskusikan materinya.

f.Siswa ahli/pakar kembali ke kelompok

asal untuk menjelaskan materi yang

didiskusikannya dalam kelompok ahli

kepada rekan kelompoknya dengan

5

menit

10 menit

10 menit

10 menit

Page 119: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

dalam kelompok ahli

sambil diskusi.

g.Guru membimbing siswa

dalam mempresentasikan

hasil diskusi

kelompoknya, agar guru

dapat menyamakan

persepsi pada materi sifat-

sifat bangun ruang yang

telah didiskusikan.

h. Guru mengawasi jalannya

diskusi

i.Guru memberikan evaluasi

pada siswa.

j.Guru memberikan

kesimpulan tentang materi

yang telah didiskusikan dan

melakukan refleksi.

bantuan media gambar bangun ruang.

g.Siswa mendemonstrasikan hasil diskusi

kepada rekan kelompoknya dengan

bimbingan guru.

h. Siswa mendemonstrasikan hasil

diskusi kelompoknya di depan rekan

kelompoknya dengan bimbingan guru.

Siswa berdiskusi sambil mengerjakan

lembar kerja yang dikerjakan secara

berkelompok. Yaitu mengambar

bangun ruang serta menjelaskan materi

kepada rekan kelompoknya secara

bergantian.

i. Siswa mengerjakan evaluasi

j.Siswa menyimpulkan materi bersama

guru dan melakukan refleksi.

10 menit

5 menit

3 Kegiatan akhir:

a.Guru memberikan

penguatan materi tentang

sifat-sifat limas, tabung,

dan kerucut

b.Guru meminta hasil kerja

Kegiatan akhir:

a.Siswa memperhatikan penjelasan guru.

b.Siswa mengumpulkan hasil

10

menit

Page 120: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

siswa secara kelompok

maupun individu.

c.Guru memberikan

pekerjaan rumah (PR).

d.Guru menutup pelajaran

dengan salam.

pekerjaannya.

c.Siswa mencatat PR yang diberikan oleh

guru.

d.Siswa memberi salam pada guru.

5 menit

V. METODE, MEDIA, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. Metode

a. Ceramah

b. Tanya jawab

c. Kooperatif tipe Jigsaw

d. Penugasan.

2. Media

Model – model bangun ruang

3. Sumber Pembelajaran

a. Silabus kelas V

b. Buku Matematika, Kelas V SD, Pengarang M. Mikti Aji dan Henny

Lisyastuti, Penerbit Intan Pariwara Klaten 2005.

c. Buku Matematika 5, kelas V SD, Pengarang R. J. Soenarjo, penerbit

Depdiknas, Jakarta 2008.

Page 121: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

VI. EVALIASI PEMBELAJARAN

1. Prosedur tes : Tes proses, dan akhir

2. Jenis Tes : Tertulis

3. Bentuk Tes : Subjektif

4. Alat tes : Soal, Kunci jawaban, dan Kriteria Penilaian (terlampir).

Karangsari, 22 Maret 2010

Guru Kelas V Peneliti

SURADI, S. Pd. SD YUNITA ISMIARTI

NIP 19700101 200501 1 024 X7108794

Mengetahui

Kepala Sekolah

WIJI LESTARI, S. Pd. SD

NIP 19660311 198806 2 003

Page 122: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Siklus I Pertemuan 2

Lembar Kerja siswa

No Nama Bangun Ruang Sifat - sifatnya

1 Tabung

2 Limas segi empat

3 Kerucut

Soal evalusi

Kerjakan dengan benar!

1. T.ABCD berupa limas segi empat beraturan.

a. Berapa banyak sisi limas T.ABCD?

b. Sebutkan sisi-sisi tersebut.

c. Sebutkan rusuk-rusuk yang membentuk limas T.ABCD.

d. Sebutkan rusuk-rusuk yang sejajar AB

2. Gambar di samping merupakan bangun limas segitiga

beraturan T.ABC.

a. Sebutkan rusuk-rusuk tegaknya.

b. Sebutkan sisi-sisi tegaknya.

c. Berbentuk apakah sisi tegaknya?

d. Di titik mana rusuk-rusuk tegaknya berpotongan?

e. Sebutkan rusuk-rusuk yang sama panjang dengan AT?

Page 123: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Kunci jawaban

Lembar kerja siswa

No Nama Bangun Ruang Sifat - sifatnya

1 Tabung Mempunyai tiga sisi, yaitu sisi alas, sisi atas, dan selimut

Sisi alas dan sisi atas berbentuk lingkara dengan ukuran sama dan sejajar

2 Limas segi empat Sisi-sisi tegak berbentuk segitiga Rusuk-rusuk tegak bertemu di satu titik Mempunyai 5 titik sudut Sisi alas berbentuk segi emapt

3 Kerucut Sisi alas berbentuk lingkaran Selimutnya mengerucut ke atas Mempunyai 1 titik sudut

Lembar evaluasi

1. a. 5

b. Sisi ABCD, sisi ABT, sisi BCT, sisi ADT, sisi CDT

c. Rusuk AB,BC,CD,AD,AT,BT,CT, dan DT

d. Rusuk CD

2. a. Rusuk AT, BT, dan CT

b. Sisi ABT, CBT, dan ACT

c. Segi tiga

d. Titik T

e. Rusuk BT dan rusuk CT

Kriteria Penilaian

Nilai tes akhir

Benar x 10 = 100

Page 124: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Lampiran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEBELAJARAN

SIKLUS I Pertemuan 3

Satuan Pendidikan : SDN 02 Karangsari

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : V / II

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

STANDAR KOMPETENSI

6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun.

KOMPETENSI DASAR

6.3 Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana.

INDIKATOR

1. Menggambar jaring - jaring kubus, balok, prisma tegak, dan limas.

2. Membuat jaring - jaring kubus, balok, prisma tegak, dan limas.

I. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Melalui kegiatan diskusi siswa dapat menggambar jaring - jaring kubus,

balok, dan prisma tegak dengan benar.

2. Melalui kegiatan demonstrasi siswa dapat menggambar jaring - jaring

kubus, balok, dan prisma tegak dengan benar.

3. Melalui kegitan tanya jawab siswa dapat menyimpulkan pembelajaran

yang telah dilakukan dengan tepat.

Page 125: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

II. DAMPAK PENGIRING

Setelah pembelajaran sesesai diharapkan siswa dapat menyelesaikan

permasalahan dalam kehidupan sehari – hari yang berhubungan dengan

bangun ruang.

III. MATERI PEMBELAJARAN

Jaring-jaring bangun ruang terdiri dari beberapa bangun datar yang

dirangkai. Jaring-jaring dapat dibuat dari berbagai bangun ruang. Sebuah

kotak mempunyai rusuk. Rusuk-rusuk itu juga merupakan jaring-jaring.

Jika sebuah kotak kita lepas perekatnya, maka akan terbentuk jaring-

jaring.

Jaring – jaring kubus:

Jaring – jaring balok

Page 126: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Jaring – jaring prisma segi tiga:

IV. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN

NO Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu

1 Kegiatan awal:

a.Guru menyuruh salah satu

siswa untuk memimpin

doa.

b.Guru mengadakan presensi.

c. Guru mempersiapkan alat

peraga yang dibutuhkan.

d. Guru bertanya kepada

siswa ”Kardus tempar

kapur itu berbentuk apa?”

“Bagaimanakah jika kardus

kapur itu dibuat jaring –

jaring?”

Kegiatan awal:

a.Salah satu siswa (ketua kelas)

memimpin doa.

b.Presensi

c.Siswa mempersiapkan diri mengikuti

pelajaran.

d.Siswa menjawab pertanyaaan dari

guru.

5

menit

Page 127: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

2 Kegiatan inti:

a.Guru memberikan materi

tentang jaring – jaring

kubus,balok, dan prisma

tegak beserta model bangun

ruang untuk memperjelas

materi.

b.Guru menyuruh siswa

membentuk 7 kelompok

heterogen.

c.Guru membagi bagian

pertama bahan kepada

siswa (siswa ahli).

d.Guru menyuruh siswa

untuk membaca bagian

masing-masing.

e.Guru meminta siswa-siswa

yang mendapat bagian yang

sama untuk berkumpul

mendiskusikan materi.

f.Guru menyuruh pakar atau

ahli kembali ke kelompok

asal dan menjelaskan

materi yang didapatnnya

dalam kelompok ahli

sambil diskusi.

g.Guru membimbing siswa

dalam mempresentasikan

hasil diskusi kepada

Kegiatan inti:

a.Siswa menerima materi tentang

jaring – jaring kubus,balok, dan

prisma tegak dari guru.

b.Siswa membentuk kelompok

heterogen.

c.Siswa ahli menerima bagian

bahan/materi yang akan

didiskusikan atas bimbingan guru.

d.Siswa mempelajari bagian materi

yang didapatnya.

e.Siswa-siswa yang mendapat bagian

materi yang sama berkumpul dan

mendiskusikan materi bagiannya

yang akan disampaikan pada

kelompok asal.

f.Siswa ahli/pakar kembali ke

kelompok asal untuk menjelaskan

materi yang didiskusikannya dalam

kelompok ahli.

g.Siswa mendemonstrasikan hasil

diskusi kepada kelompoknya dengan

bimbingan guru. Siswa

5

menit

10 menit

10 menit

10

Page 128: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

kelompoknya

h. Guru menyuruh siswa

membuat jaring – jaring

bangun ruang dari karton

bersama dengan kelompok

asalnya.

i. Guru memberikan evaluasi

pada siswa.

j. Guru memberikan

kesimpulan tentang materi

yang telah didiskusikan dan

melakukan refleksi.

menggunting kardus-kardus bekass

yang telah disediakan guru untuk

dibentuk jaring-jaring. Kemudian

menggambar berbagai macam jaring

– jaring yang telah mereka temukan

dari menggunting kardus tersebut.

h. Siswa bersama kelompok asal

membuat salah satu macam jaring –

jaring bangun ruang dari karton

i. Siswa mengerjakan tes tentang

materi yang telah didiskusikan.

j. Siswa menyimpulkan materi

bersama guru dan melakukan

refleksi.

menit

10 menit

5 menit

3

Kegiatan akhir:

a.Guru memberikan

penguatan materi tentang

jaring – jaring kubus,

balok, dan prisma tegak.

b.Guru meminta hasil kerja

siswa secara kelompok

maupun individu.

c.Guru memberikan

pekerjaan rumah (PR).

d.Guru menutup pelajaran

dengan salam.

Kegiatan akhir:

a.Siswa memperhatikan penjelasan

guru.

b.Siswa mengumpulkan hasil

pekerjaannya.

c.Siswa mencatat PR yang diberikan

oleh guru.

d.Siswa memberi salam pada guru.

10

menit

5 menit

Page 129: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

V. METODE, MEDIA, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. Metode

a. Ceramah

b. Tanyaa jawab

c. Kooperatif tipe Jigsaw

d. Demonstrasi

e. Penugasan

2. Media

a. Model – model bangun ruang

b. Gambar jaring – jaring bangun ruang

3. Sumber Pembelajaran

a. Silabus kelas V

b. Buku Matematika, Kelas V SD, Pengarang M. Mikti Aji dan Henny

Lisyastuti, Penerbit Intan Pariwara Klaten 2005.

c. Buku Matematika 5, kelas V SD, Pengarang R. J. Soenarjo, penerbit

Depdiknas, Jakarta 2008.

Page 130: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

VI. EVALUASI

1. Prosedur tes : Tes proses dan akhir

2. Jenis Tes : Tertulis

3. Bentuk Tes : Subjektif

4. Alat tes : Soal, Kunci jawaban, dan Kriteria Penilaian (terlampir).

Karangsari, 23 Maret 2010

Guru Kelas V Peneliti

SURADI, S. Pd. SD YUNITA ISMIARTI

NIP 19700101 200501 1 024 X7108794

Mengetahui

Kepala Sekolah

WIJI LESTARI, S. Pd. SD

NIP 19660311 198806 2 003

Page 131: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Siklus I Pertemuan 3

Lembar Kerja siswa

Gambarlah 3 macam jaring – jaring dari bangun ruang:

1. Kubus

2. Balok

Soal Evaluasi

Tes Siklus I

Page 132: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Kunci Jawaban lembar kerja siswa

NO Jaring – jaring Kubus Jaring – jaring balok

1

2

3

Page 133: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS II Pertemuan 1

Satuan Pendidikan : SDN 02 Karangsari

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : V / II

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

STANDAR KOMPETENSI

6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun. KOMPETENSI DASAR

6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. INDIKATOR

1. Membuat rusuk bangun ruang kubus, balok, dan prisma tegak dengan

menggunakan lidi dan karet gelang.

2. Membandingkan sifat – sifat kubus, balok, prisma tegak, limas, tabung, dan

kerucut.

3. Menggambar bangun kubus, balok, dan prisma tegak, limas, tabung, dan

kerucut beserta keterangannya.

I. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Melalui kegitan demonstrasi siswa dapat membuat rusuk bangun ruang

kubus, balok, dan prisma tegak dengan menggunakan lidi dan karet

gelangdengan baik.

2. Melalui kegiatan diskusi siswa dapat menganalisis sifat – sifat kubus,

balok, prisma tegak, limas, tabung, dan kerucut dengan tepat.

Page 134: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

3. Melalui kegitan demonstrasi siswa dapat menggambar bangun kubus,

balok, dan prisma tegak, limas, tabung, dan kerucut beserta

keterangannya dengan tepat.

4. Melalui kegiatan tanya jawab siswa dapat siswa dapat menbandingkan

sifat – sifat bangun ruang kubus, balok, dan prisma tegak dengan tepat.

II. DAMPAK PENGIRING

Setelah pembelajaran sesesai diharapkan siswa dapat menyelesaikan

permasalahan dalam kehidupan sehari – hari yang berhubungan dengan

bangun ruang.

III. MATERI PEMBELAJARAN

Mengidentifikasi Sifat-Sifat Bangun Ruang

1. Kubus

Kubus adalah prisma siku-siku khusus. Semua sisinya berupa persegi

atau bujur sangkar yang sama.

Sisinya = 6 buah, rusuknya = 12 buah, titik sudutnya = 8 buah

Mari menyebutkan sisi, rusuk, dan titik sudut pada kubus ABCD.EFGH.

Sisi-sisi pada kubus ABCD.EFGH adalah:

sisi ABCD, sisi EFGH

sisi ABFE, sisi DCGH

sisi ADHE, sisi BCGF

Jadi, ada 6 sisi pada bangun ruang kubus.

Page 135: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Rusuk-rusuk pada kubus ABCD.EFGH adalah:

rusuk AB, rusuk BC, rusuk AE,

rusuk EF, rusuk FG, rusuk BF,

rusuk HG, rusuk EH, rusuk CG,

rusuk DC, rusuk AD, rusuk DH.

Jadi, ada 12 rusuk pada bangun ruang kubus.

Rusuk-rusuk kubus tersebut mempunyai panjang yang sama.

Titik-titik sudut pada kubus ABCD.EFGH adalah:

Titik sudut A, Titik sudut E,

Titik sudut B, Titik sudut F,

Titik sudut C, Titik sudut G,

Titik sudut D, Titik sudut H.

Jadi, ada 8 titik sudut pada bangun ruang kubus.

2. Balok

Sisi-sisi pada balok ABCD.EFGH adalah:

ada 6 sisi pada bangun ruang balok.

Sisi ABCD, sisi EFGH,

Sisi BCFG, sisi ADHE,

Sisi ABFE, sisi EFGH.

Rusuk-rusuk pada balok ABCD.EFGH adalah:

ada 12 rusuk pada bangun ruang balok

Rusuk AB, rusuk EF, rusuk HG, rusuk DC,

Rusuk BC, rusuk FG, rusuk EH, rusuk AD,

Page 136: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Rusuk AE, rusuk BF , rusuk CG, rusuk DH.

Titik-titik sudut pada balok ABCD.EFGH adalah:

Titik sudut A, Titik sudut E,

Titik sudut B, Titik sudut F,

Titik sudut C, Titik sudut G,

Titik sudut D, Titik sudut H.

3. Prisma Tegak

Prisma tegak adalah bangun ruang yang bagian atas dan bagian bawa

sama.

a. Prisma Tegak Segiempat

Sisinya = 6 buah, rusuknya = 12 buah, titik sudut= 8 buah

b. Prisma Tegak Segitiga

Rusuk prisma

Sisi = 5 buah = 2 segitiga, dan 3 persegi panjang, rusuk = 9 buah,

titik sudut= 6 buah.

Prisma tegas segi tiga.

IV. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN

NO Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu

1 Kegiatan awal:

a.Guru menyuruh salah satu

siswa untuk memimpin

doa.

Kegiatan awal:

a.Salah satu siswa (ketua kelas)

memimpin doa.

5

menit

Page 137: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

b.Guru mengadakan

presensi.

c. Guru mempersiapkan alat

peraga yang dibutuhkan.

d. Guru bertanya kepada

siswa “tunjukkan,

manakah yang termasuk

titik sudut !” (guru

menunjukkan kotak

kapur).

b.Presensi

c.Siswa mempersiapkan diri mengikuti

pelajaran.

d.Siswa menjawab pertanyaaan dari

guru, menunjukkan mana yang

termasuk titik sudut.

2 Kegiatan inti:

a.Guru memberikan materi

b.Guru menyuruh siswa

membentuk 7 kelompok

heterogen.

c.Guru membagi materi

(siswa ahli).

d.Guru menyuruh siswa

untuk membaca bagian

masing-masing.

e.Guru meminta siswa-

siswa yang mendapat

Kegiatan inti:

a. Siswa menerima materi tentang sifat-

sifat kubus,balok, dan prisma tegak

beserta media gambar bangun ruang

untuk memperjelas materi.

b.Siswa membentuk kelompok

heterogen.

c.Siswa ahli menerima bagian

bahan/materi yang akan didiskusikan

atas bimbingan guru, yang pertama

yaitu sifat – sifat kubus, bagian kedua

pada siswa kedua yaitu tentang sifat –

sifat balok, dan bagian ketiga yaitu

sifat – sifat prisma tegak

d.Siswa mempelajari bagian materi

yang didapatnya.

e.Siswa-siswa yang mendapat bagian

materi yang sama berkumpul dan

5

menit

10 menit

Page 138: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

bagian yang sama untuk

berkumpul mendiskusikan

materi bagiannya yang

akan disampaikan pada

kelompok asal.

f.Guru menyuruh pakar atau

ahli kembali ke kelompok

asal dan menjelaskan

materi yang didapatnnya

dalam kelompok ahli

sambil diskusi.

g.Guru membimbing siswa

dalam mempresentasikan

hasil diskusi

kelompoknya, agar guru

dapat menyamakan

persepsi pada materi sifat-

sifat bangun ruang yang

telah didiskusikan.

h. Guru mengawasi jalannya

diskusi.

i.Guru memberikan evaluasi

pada siswa.

j.Guru memberikan

kesimpulan tentang materi

yang telah didiskusikan

dan melakukan refleksi.

mendiskusikan materinya.

f.Siswa ahli/pakar kembali ke kelompok

asal untuk menjelaskan materi yang

didiskusikannya dalam kelompok

ahli.

g.Siswa mendemonstrasikan hasil

diskusi kelompoknya di depan rekan

kelompoknya dengan bimbingan

guru. Siswa diminta agar mampu

menunjukkan sifat – sifat bangun

ruang, menjelaskannya,membedakan

sifat – sifat bangun ruang, dan mampu

menggambarnya berserta

keterangannya.

h. Siswa membuat rusuk bangun ruang

dengan menggunakan lidi dan karet

gelang.

i.Siswa mengerjakan evaluasi tentang

materi yang telah didiskusikan.

j.Siswa menyimpulkan materi bersama

guru dan melakukan refleksi.

10 menit

10 menit

10 menit

5 menit

Page 139: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

3 Kegiatan akhir:

a.Guru memberikan

penguatan materi tentang

sifat-sifat kubus, balok,

dan prisma tegak.

b.Guru meminta hasil kerja

siswa secara kelompok

maupun individu.

c.Guru memberikan

pekerjaan rumah (PR).

d.Guru menutup pelajaran

dengan salam.

Kegiatan akhir:

a.Siswa memperhatikan penjelasan

guru.

b.Siswa mengumpulkan hasil

pekerjaannya.

c.Siswa mencatat PR yang diberikan

oleh guru.

d.Siswa memberi salam pada guru.

10

menit

5 menit

V. METODE, MEDIA, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. Metode

a. Ceramah

b. Tanya jawab

c. Model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw

d. Demonstrasi

e. Penugasan.

2. Media

Media gambar bangun ruang

3. Sumber Pembelajaran

a. Silabus kelas V

b. Buku Matematika, Kelas V SD, Pengarang M. Mikti Aji dan Henny

Lisyastuti, Penerbit Intan Pariwara Klaten 2005.

c. Buku Matematika 5, kelas V SD, Pengarang R. J. Soenarjo, penerbit

Depdiknas, Jakarta 2008.

Page 140: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

VI. EVALIASI PEMBELAJARAN

1. Prosedur tes : Tes proses, dan akhir

2. Jenis Tes : Tertulis

3. Bentuk Tes : Subjektif

4. Alat tes : Soal, Kunci jawaban, dan Kriteria penilaian (terlampir)

Karangsari, 29 Maret 2010

Guru Kelas V Peneliti

SURADI, S. Pd. SD YUNITA ISMIARTI

NIP 19700101 200501 1 024 X7108794

Mengetahui

Kepala Sekolah

WIJI LESTARI, S. Pd. SD

NIP 19660311 198806 2 003

Page 141: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Siklus II Pertemuan 1

Lembar Kerja siswa

Buatlah rusuk dari bangun ruang balok, kubus, dan prisma tegak bersama teman 1 kelompok!

Soal Evaluasi

1. Banyak rusuk pada kubus ada..... buah

2. Banyak rusuk pada tabung ada..... buah

3. Banyaknya titik sudut pada limas segiemapt ada ........ buah

4. Sisi pada balok berbentuk........

5. Banyak rusuk pada kerucut ada ........ buah

6. Banyaknya titik sudut pada prisma tegak segitiga ada......

7. Sisi pada limas segitiga berbentuk........

8. Ada berapa jumalah sisi kerucut yang berbentuk lingkaran.....

9. Ada berapa jumlah titik sudut tabung.....

10. Ada berapa jumlah sisi prisma segitiga yang berbentuk segitiga......

Page 142: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Kunci Jawaban Soal Evalusasi

1. 6 buah

2. 2 buah

3. 5 buah

4. Persegi dan persegi panjang

5. 1 buah

6. 3 buah

7. Segitiga

8. 1 buah

9. Tidak ada

10. 2 buah

Kriteria Penilaian

Nilai Akhir

Benar x 10 = 100

Page 143: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Lampiran 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS II Pertemuan 2

Satuan Pendidikan : SDN 02 Karangsari

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : V / II

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

STANDAR KOMPETENSI

6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun. KOMPETENSI DASAR

6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. INDIKATOR

1. Menunjukkan sifat – sifat bangun ruang limas, tabung, dan kerucut.

2. Menjelaskan sifat- sifat bangun ruang limas, tabung, dan kerucut.

3. Membandingkan sifat – sifat bangun ruang limas, tabung, dan kerucut.

4. Menggambar bangun ruang limas, tabung, dan kerucut tegak beserta

keterangannya.

I. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Melalui kegitan demonstrasi siswa dapat Menunjukkan sifat – sifat bangun

ruang kubus, balok, dan prisma tegak dengan tepat.

2. Melalui kegitan berdiskusi siswa dapat menjelaskan sifat – sifat bangun

ruang limas, tabung, dan kerucut dengan tepat.

3. Melalui kegiatan tanya jawab siswa dapat siswa dapat menbandingkan

sifat – sifat bangun ruang limas, tabung, dan kerucut dengan tepat.

4. Melalui kegitan demonstrasi siswa dapat menggambar bangun ruang

limas, tabung, dan kerucut beserta keterangannya dengan tepat.

Page 144: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

II. DAMPAK PENGIRING

Setelah pembelajaran sesesai diharapkan siswa dapat menyelesaikan

permasalahan dalam kehidupan sehari – hari yang berhubungan dengan

bangun ruang.

III. MATERI PEMBELAJARAN

Mengidentifikasi Sifat-Sifat Bangun Ruang

1. Limas

a. Limas Segiempat

Sisi = 5 buah, rusuk = 8 buah, titik sudut = 5 buah

b. Prisma Segitiga

Sisi = 4 buah, rusuk = 6 buah, titik sudut = 4 buah

2. Kerucut

Sisi kerucut ada 2, yaitu lingkaran (bawah), dan bidang melengkung yang

disebut selimut.

Rusuk kerucut ada 1.

Page 145: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

3. Tabung

Sisi atas

Tabung adalah bangun ruang yang bagian atas dan bagian bawahnya

berbentuk lingkaran yang sama.

Tabung mempunyai 3 sisi, yaitu sisi bawah, sisi atas dan bidang yang

melengkung (selimut), serta 2 rusuk.

IV. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN

NO Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu

1 Kegiatan awal:

a.Guru menyuruh salah satu

siswa untuk memimpin doa.

b.Guru mengadakan presensi.

c. Guru mempersiapkan alat

peraga yang dibutuhkan.

d. Guru bertanya kepada siswa

”Sebutkan benda-benda yang

ada di sekitarmu!”

“Bagaimanakah bentuk

dari benda-benda itu?”

Kegiatan awal:

a.Salah satu siswa (ketua kelas)

memimpin doa.

b.Presensi

c.Siswa mempersiapkan diri

mengikuti pelajaran.

d.Siswa menjawab pertanyaaan dari

guru tentang benda-benda di

sekitarnya dan bentuk dari benda-

benda itu.

5

menit

Page 146: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

2 Kegiatan inti:

a.Guru memberikan materi

tentang sifat-sifat

limas,kerucut, dan tabung .

b.Guru menyuruh siswa

membentuk 7 kelompok

heterogen.

c. Guru membagi bagian

pertama bahan kepada siswa

(siswa ahli).

d.Guru menyuruh siswa untuk

membaca bagian masing-

masing.

e.Guru meminta siswa-siswa

yang mendapat bagian yang

sama untuk berkumpul

mendiskusikan materi

bagiannya.

f.Guru menyuruh pakar atau

ahli kembali ke kelompok

asal dan menjelaskan materi

yang didapatnnya dalam

kelompok ahli sambil

diskusi.

Kegiatan inti:

a.Siswa menerima materi tentang

sifat-sifat limas, tabung, dan

kerucut dari guru beserta model

bangun ruang untuk memperjelas

materi.

b.Siswa membentuk kelompok

heterogen.

c.Siswa ahli menerima bagian

bahan/materi yang akan

didiskusikan atas bimbingan guru

yang pertama yaitu sifat – sifat

limas, bagian kedua pada siswa

kedua yaitu tentang sifat – sifat

tabung, dan bagian ketiga yaitu

sifat – sifat kerucut .

d.Siswa mempelajari bagian materi

yang didapatnya.

e.Siswa-siswa yang mendapat bagian

materi yang sama berkumpul dan

mendiskusikan materi yang akan

disampaikan pada kelompok asal.

f.Siswa ahli/pakar kembali ke

kelompok asal untuk menjelaskan

materi yang didiskusikannya

dalam kelompok ahli.

5

menit

10 menit

10 menit

10 menit

Page 147: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

g.Guru membimbing siswa

dalam mempresentasikan

hasil diskusi kelompoknya,

agar guru dapat menyamakan

persepsi pada materi sifat-

sifat bangun ruang yang

telah didiskusikan.

h. Guru mengawasi jalannya

diskusi

i.Guru memberikan evaluasi

pada siswa.

j.Guru memberikan

kesimpulan tentang materi

yang telah didiskusikan dan

melakukan refleksi.

g.Siswa mendemonstrasikan hasil

diskusi kepada rekan kelompoknya

dengan menggunakan media

bangun ruang beserta bimbingan

guru.

h.Siswa mengerjakan lembar kerja

dari guru.

i. Siswa mengerjakan evaluasi

j.Siswa menyimpulkan materi

bersama guru dan melakukan

refleksi.

10 menit

5 menit

3 Kegiatan akhir:

a.Guru memberikan penguatan

materi tentang sifat-sifat

limas, tabung, dan kerucut

b.Guru meminta hasil kerja

siswa secara kelompok

maupun individu.

c.Guru memberikan pekerjaan

rumah (PR).

d.Guru menutup pelajaran

dengan salam.

Kegiatan akhir:

a.Siswa memperhatikan penjelasan

guru.

b.Siswa mengumpulkan hasil

pekerjaannya.

c.Siswa mencatat PR yang diberikan

oleh guru.

d.Siswa memberi salam pada guru.

10

menit

5 menit

Page 148: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

V. METODE, MEDIA, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. Metode

Ceramah, Tanya jawab, Kooperatif tipe Jigsaw, dan Penugasan.

2. Media

Model – model bangun ruang

3. Sumber Pembelajaran

a. Silabus kelas V

b. Buku Matematika, Kelas V SD, Pengarang M. Mikti Aji dan Henny

Lisyastuti, Penerbit Intan Pariwara Klaten 2005.

c. Buku Matematika 5, kelas V SD, Pengarang R. J. Soenarjo, penerbit

Depdiknas, Jakarta 2008.

VI. EVALIASI PEMBELAJARAN

1. Prosedur tes : Tes proses dan akhir

2. Jenis Tes : Tertulis

3. Bentuk Tes : Subjektif

4. Alat tes : Soal, Kunci jawaban, dan Kriteria Penilaian (terlampir)

Karangsari, 30 Maret 2010

Guru Kelas V Peneliti

SURADI, S. Pd. SD YUNITA ISMIARTI

NIP 19700101 200501 1 024 X7108794

Mengetahui

Kepala Sekolah

WIJI LESTARI, S. Pd. SD

NIP 19660311 198806 2 003

Page 149: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Siklus II Pertemuan 2

Lembar Kerja siswa. Isilah dengan jawaban yang tepat!

Page 150: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Lembar Evaluasi

Kerjakan soal-soal berikut.

1. Perhatikan gambar tabung di samping.

a. Tentukan banyak sisinya

b. Tentukan banyak rusuknya

c. Tentukan banyak titik sudutnya.

d. Tunjukkan sisi – sisi yang sejajar.

e. Berbentuk apakah sisi-sisi yang sejajar itu?

2. Perhatikan prisma Perhatikan prisma segitiga di

samping.ABC berbentuk segitiga sama sisi.

a. Sebutkan sisi-sisi yang sama luas dengan ABC.

b. Sebutkan sisi-sisi yang sama luas dengan ABED.

c. Sebutkan rusuk-rusuk yang sejajar dengan AD.

d. Sebutkan rusuk-rusuk yang sejajar dengan AB.

e. Sebutkan rusuk-rusuk yangsejajar dengan BC.

Page 151: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Kunci Jawaban

Page 152: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Kunci jawaban

1. a. 3

b. 2

c. Tidak ada

d. Sisi alas dan sisi atas

e. Lingkaran

2. a. Sisi DEF

b.Sisi BCEF dan sisi ACDF

c. BE dan CF

d. DE

e. EF

Kriteria Penilaian

Nilai = Benar x 10 = 100

Page 153: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Lampiran 7

RENCANA PELAKSANAAN PEBELAJARAN

SIKLUS II Pertemuan 3

Satuan Pendidikan : SDN 02 Karangsari

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : V / II

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

STANDAR KOMPETENSI

6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun.

KOMPETENSI DASAR

6.3 Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana.

INDIKATOR

1. Menggambar jaring - jaring kubus, balok, prisma tegak, dan limas.

2. Membandingkan jaring – jaring kubus, balok, prisma tegak, dan limas.

3. Membuat jaring - jaring kubus, balok, risma tegak, dan limas.

4. Membuat bangun ruang dari kertas karton.

I. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Melalui kegiatan diskusi siswa dapat menggambar jaring - jaring kubus,

balok, prisma tegak, dan limas dengan benar.

2. Melalui kegiatan diskusi siswa dapat membandingkan jaring – jaring

kubus, balok, prisma tegak, dan limas dengan tepat.

3. Melalui kegiatan demonstrasi siswa dapat menggambar jaring - jaring

kubus, balok, prisma tegak, dan limas dengan benar.

4. Melalui kegiatan demonstrasi siswa dapat membuat bangun ruang kubus,

balok, prisma tegak, dan limas dengan kertas karton dengan benar.

Page 154: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

II. DAMPAK PENGIRING

Setelah pembelajaran sesesai diharapkan siswa dapat menyelesaikan

permasalahan dalam kehidupan sehari – hari yang berhubungan dengan

bangun ruang.

III. MATERI PEMBELAJARAN

Jaring-jaring bangun ruang terdiri dari beberapa bangun datar yang dirangkai.

Jaring-jaring dapat dibuat dari berbagai bangun ruang. Sebuah kotak

mempunyai rusuk. Rusuk-rusuk itu juga merupakan jaring-jaring. Jika sebuah

kotak kita lepas perekatnya, maka akan terbentuk jaring-jaring.

Jaring – jaring kubus:

Jaring – jaring balok:

Jaring – jaring prisma segi tiga:

Page 155: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

IV. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN

NO Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Wakt

u

1 Kegiatan awal:

a.Guru menyuruh salah satu siswa

untuk memimpin doa.

b.Guru mengadakan presensi.

c. Guru mempersiapkan alat peraga

yang dibutuhkan.

d. Guru bertanya kepada siswa

”Kardus tempar kapur itu

berbentuk apa?”

“Bagaimanakah jika kardus kapur itu

dibuat jaring – jaring?”

Kegiatan awal:

a.Salah satu siswa (ketua kelas)

memimpin doa.

b.Presensi

c.Siswa mempersiapkan diri

mengikuti pelajaran.

d.Siswa menjawab pertanyaaan

dari guru.

5

menit

2 Kegiatan inti:

a.Guru memberikan materi tentang

jaring – jaring kubus,balok, dan

prisma tegak beserta model bangun

ruang untuk memperjelas materi.

b.Guru menyuruh siswa membentuk

7 kelompok heterogen.

c.Guru membagi bagian pertama

bahan kepada siswa yang pertama,

bagian kedua pada siswa kedua,

dan seterusnya (siswa ahli).

d.Guru menyuruh siswa untuk

membaca bagian masing-masing.

e.Guru meminta siswa-siswa yang

Kegiatan inti:

a.Siswa menerima materi

tentang jaring – jaring

kubus,balok, dan prisma tegak

dari guru.

b.Siswa membentuk kelompok

heterogen.

c.Siswa ahli menerima bagian

bahan/materi yang akan

didiskusikan atas bimbingan

guru.

d.Siswa mempelajari bagian

materi yang didapatnya.

e.Siswa-siswa yang mendapat

5

menit

10 menit

10

Page 156: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

mendapat bagian yang sama untuk

berkumpul mendiskusikan materi

bagiannya yang akan disampaikan

pada kelompok asal.

f.Guru menyuruh pakar atau ahli

kembali ke kelompok asal dan

menjelaskan materi yang

didapatnnya dalam kelompok ahli

sambil diskusi.

g.Guru membimbing siswa dalam

mempresentasikan hasil diskusi

kepada kelompoknya

h. Guru menyuruh siswa membuat

jaring – jaring bangun ruang dari

karton bersama dengan kelompok

asalnya.

i. Guru memberikan evaluasi pada

siswa.

j. Guru memberikan kesimpulan

tentang materi yang telah

didiskusikan dan melakukan

refleksi.

bagian materi yang sama

berkumpul dan mendiskusikan

materinya.

f.Siswa ahli/pakar kembali ke

kelompok asal untuk

menjelaskan materi yang

didiskusikannya dalam

kelompok ahli.

g.Siswa mendemonstrasikan

hasil diskusi kepada

kelompoknya dengan

bimbingan guru.

h. Siswa bersama kelompok asal

membuat jaring – jaring

bangun ruang dari karton,

kemudian membentuknya

menjadi bangun ruang.

i. Siswa mengerjakan tes tentang

materi yang telah

didiskusikan.

j. Siswa menyimpulkan materi

bersama guru dan melakukan

refleksi.

menit

10 menit

10 menit

5 menit

Page 157: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

3

Kegiatan akhir:

a.Guru memberikan penguatan

materi tentang jaring – jaring

kubus, balok, dan prisma tegak.

b.Guru meminta hasil kerja siswa

secara kelompok maupun individu.

c.Guru memberikan pekerjaan rumah

(PR).

d.Guru menutup pelajaran dengan

salam.

Kegiatan akhir:

a.Siswa memperhatikan

penjelasan guru.

b.Siswa mengumpulkan hasil

pekerjaannya.

c.Siswa mencatat PR yang

diberikan oleh guru.

d.Siswa memberi salam pada

guru.

10

menit

V. METODE, MEDIA, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. Metode

a. Kooperatif tipe Jigsaw

b. Tanya jawab

c. Demonstrasi

d. Penugasan

2. Media

a. Model – model bangun ruang

b. Gambar jaring – jaring bangun ruang

3. Sumber Pembelajaran

a. Silabus kelas V

b. Buku Matematika, Kelas V SD, Pengarang M. Mikti Aji dan Henny

Lisyastuti, Penerbit Intan Pariwara Klaten 2005.

c. Buku Matematika 5, kelas V SD, Pengarang R. J. Soenarjo, penerbit

Depdiknas, Jakarta 2008.

Page 158: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

VI. EVALUASI

1. Prosedur tes : Tes proses, dan akhir

2. Jenis Tes : Tertulis

3. Bentuk Tes : Subjektif

4. Alat tes : Soal, Kunci jawaban, dan Kriteria Penilaian (lampiran).

Karangsari, 1 April 2010

Guru Kelas V Peneliti

SURADI, S. Pd. SD YUNITA ISMIARTI

NIP 19700101200501 1 024 X7108794

Mengetahui

Kepala Sekolah

WIJI LESTARI, S. Pd. SD

NIP 19660311 198806 2 003

Page 159: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Lembar Kerja Siswa

Buatlah bangun ruang kubus, balok, dan prisma tegak segi tiga dari kertas karton berama teman 1 kelompok!

Page 160: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Lampiran 8

SOAL TES SIKLUS I

Berikan tanda silang untuk jawaban yang paling benar!

1. Bangun di bawah ini yang merupakan tabung adalah:

a. b. c. d.

2. Bangun di bawah ini berutut – turut adalah:

a. Kubus, prisma segi tiga, tabung

b. Tabung, prisma segi tiga , kubus

c. Tabung, kubus, prisma segi tiga

d. Limas, prisma segi tiga, kubus

3.

Dari gambar di ata manakah yang termasuk titik sudut? a. OPQRST c. OPQRSTUV

Page 161: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

b. OVSTUV d. STUVQR 4. Dari gambar di atas manakah yang termasuk sisi? Kecuali.

a. OPST c. PQTU b. QRUV d. SVQP

5. Dari gambar di atas manakah yang termasuk rusuk? Kecuali. a. OR c. UV b. OQ d. PQ

6. Bagian benda yang dapat dibuat jaring – jaring adalah: a. Isinya c. Tingginya b. Volumenya d. Rusuknya

7. Jaring – jaring prisma segi tiga yang berbentuk persegi panjang adalah:

a. 1 b. 2 c. 3 d. 4

8. Berikut ini yang merupakan jaring – jaring balok adalah:

a. c.

b. d.

9. Gambar jaring – jaring bangun runag di bawah ini adalah:

a. c.

Page 162: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

b. d.

10. Bangun di bawah ini adalah jaring – jaring dai bangun ruang.

a. Limas c. Kerucut

b. Tabung d. Prisma segi tiga

II. Isilah dengan jawaban yang benar.

1. Gambarlah sebuah kubus kemudian berikanlah keterangan berupa sisi, titik

sudut, dan rusuknya.

2. Gambarlah sebuah tabung kemudian berikanlah keterangan berupa sisi,

titik sudut, dan rusuknya.

3. Gambarlah sebuah kerucut dan ada berapa jumlah sisi dari bangun ruang

kerucut?

4. Gambarkanlah 2 macam jaring – jaring dari bangun ruang balok.

5. Gambarkanlah 2 macam jaring – jaring dari bangun ruang kubus.

Kunci Jawaban Soal Tes Siklus I

Pilihan Ganda

Page 163: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

1. d

2. c

3. c

4. d

5. b

6. b

7. d

8. b

9. c

10. d

II. Esay

1.

Sisi-sisi pada kubus ABCD.EFGH adalah:

ABCD ,EFGH, ABFE, DCGH, ADHE, dan BCGF

Rusuk-rusuk pada kubus ABCD.EFGH adalah:

AB, BC, AE, EF, FG, BF, HG, EH, CG, DC, AD, DH

2.

3.

Page 164: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

4.

5.

Kriteria Penilain Soal Siklus I

Nilai akhir tes siklus I

(Soal I x 1) + (Soal II x 2) = 20 x 50 = 100

Lampiran 9

Page 165: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

SOAL TES SIKLUS II

1.Ada berapa jumlah titik sudut dari bangun ruang di samping?

b. 1 c. 3

c. 2 d. 0

2.

Ada berapa jumlah sisi dari bangun ruang disamping?

a. 3 c. 5

b. 4 d. 6

3. Bangun ruang yang semua alasnya berbentuk persegi adalah: (kecuali)

a. Limas ` b. Prisma segi empat c. Tabung d. Kubus

4. Bangun ruang yang terdapat sisi yang berbentu dua buah lingkaran adalah:

a. Lingkaran e. Bola

b. Kerucut d. Tabung

5.

Dari gambar di atas terdapat berapa bangun ruang?

a. 2 c. 4

b. 3 d. 5

6. Jaring – jaring prisma segi tiga yang berbentuk persegi panjang adalah:

Page 166: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

b. 1 b. 2 c. 3 d. 4

7. Jaring – jaring kubus yang berbentuk persegi ada:

a. 2 b. 4 c. 5 d. 6

8. Jaring – jaring limas segi tiga yang berbentuk segi tiga ada:

a. 1 b. 2 c. 3 d. 4

9. Gambar di bawah ini yang sisinya berbentuk persegi panjang ada:

a. 4 buah c. 5 buah

b. 6 buah d. 7 buah

10. Bangun yang mempunyai dua rusuk lengkung adalah: a. Kubus c. Tabung b. Balok d. Limas

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat:

1.

a. Tentukan banyak sisi dan titik sudut!

b. Tentukan sisi yang sejajar dan berbentuk apakah sisi

yang sejajar itu?

2.

a. Sebutkan sisi tegak bangun di

Page 167: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

atas!

b. Berbentuk apakah alas bangun di atas?

3.

a. Apa nama bangun di atas?

b. Sebutkan sisi yang sejajar

4. Buatlah 2 macam jaring – jaring limas segi empat!

5.

a. Sebutkan dua limas yang dapat dibentuk bangun di atas!

b. Sebutkan yang menjadi sisi dari alas limas tersebut!

Page 168: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Kunci Jawaban Soal Tes Siklus II

Pilihan Ganda

1. d

2. c

3. c

4. c

5. a

6. c

7. d

8. b

9. b

10. c

II. Esay

1. a. Sisi dari bangun ruang tabung ada 2

b.Tidak memiliki titik sudut

2. a. Sisi tegak : MNO, KLO, KNO, dan LMO

b.Alas berbentuk segi empat

3. a. Prisma segi tiga

b.Sisi yang sejajar BCEF ACDF dan ABC DEF

4.

5. a. Limas TABCD dan limas TEFGH

b.Alas limas ABCD dan EFGH

Kriteria Penilain Soal Siklus I

Nilai akhir tes siklus I

(Soal I x 1) + (Soal II x 2) = 20 x 50 = 100

Page 169: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Lampiran 10

PENGHITUNGAN NILAI AKHIR SIKLUS

1. Sebelum tindakan

a. Nilai rata-rata tes awal

Jumlah Nilai = 1180 = 53,63 Jumlah Siswa 22

b. Prosentase Siswa mencapai KKM (60 ke atas)

Jlh siswa mencapai KKM x 100% =

Jumlah siswa

9 x 100% = 40,91%

22

c. Siswa belum mencapai KKM

Jlh siswa belum mencapai KKM x 100% =

Jumlah siswa

13 x 100% = 59,09%

22

2. Siklus 1

a. Nilai rata-rata tes akhir siklus I

Jumlah nilai 1485 = = 67,27 Jumlah siswa 22

b. Prosentase Siswa mencapai KKM (60 ke atas)

Jlh siswa mencapai KKM x 100% =

Jumlah siswa

17 x 100% = 77,27%

22

Page 170: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

c. Siswa belum mencapai KKM

Jlh siswa belum mencapai KKM x 100% =

Jumlah siswa

5 x 100% = 22,73%

22

3. Siklus 2

a. Nilai rata-rata tes akhir siklus II Jumlah nilai 1745

= = 79,32 Jumlah siswa 22

b. Prosentase Siswa mencapai KKM (60 ke atas)

Jlh siswa mencapai KKM x 100% =

Jumlah siswa

20 x 100% = 90,91%

22

c. Siswa belum mencapai KKM

Jlh siswa belum mencapai KKM x 100% =

Jumlah siswa

2 x 100% = 9,09%

22

Page 171: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Lampiran 11

REKAPITULASI NILAI MATEMATIKA

No

Responden

Nilai Matematika Kategori

Sebelum

Siklus/S1/ S2

Tes Awal Tes Siklus I Tes Siklus II

1 40 50 55 TT / TT / TT

2 55 60 80 TT / T / T

3 80 90 100 T / T / T

4 50 65 65 TT / T / T

5 60 70 85 T / T / T 6 70 90 95 T / T / T

7 60 75 80 T / T / T

8 50 65 70 TT / T / T

9 30 55 60 TT / TT / T

10 40 55 70 TT / TT / T

11 50 60 75 TT / T / T 12 40 55 70 TT / TT / T

13 50 65 75 TT / T / T

14 70 85 100 T / T / T

15 60 70 90 T / T / T

16 75 80 100 T / T / T

17 45 55 75 TT / TT / T

18 50 70 80 TT / T / T

19 55 65 80 TT / T / T

20 60 75 90 T/ T / T

21 60 75 85 T / T / T

22 35 50 55 TT / TT / TT

Jumlah 1180 1485 1745

Rata – rata 53,63 67,27 79,32

Page 172: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Lampiran 12

DAFTAR NILAI SISWA PADA SIKLUS I

NO

RESPONDEN

Siklus I pada Pertemuan:

1 2 3

1 40 50 60

2 60 70 70

3 80 85 90

4 55 60 60

5 60 75 70

6 60 60 75

7 50 60 70

8 55 50 60

9 40 45 50

10 35 50 50

11 55 60 60

12 50 55 50

13 50 60 60

14 70 80 85

15 50 60 65

16 80 80 90

17 40 50 55

18 70 75 75

19 40 60 65

20 60 75 75

21 55 60 70

22 30 35 40

Jumlah 1185 1355 1395

Rata - rata 53,86 61,59 63,40

Page 173: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Lampiran 13

DAFTAR NILAI SISWA PADA SIKLUS II

NO

RESPONDEN

Siklus II pada Pertemuan

1 2 3

1 50 55 55

2 70 75 75

3 90 100 100

4 70 65 65

5 70 80 80

6 75 80 80

7 65 75 75

8 60 70 70

9 50 50 65

10 60 60 60

11 75 75 80

12 70 70 75

13 65 60 75

14 85 100 100

15 80 85 85

16 95 100 100

17 65 75 80

18 80 80 80

19 65 75 75

20 80 95 85

21 70 70 55

22 50 55 55

Jumlah 1486 1650 1715

Rata - rata 67,54 75 77,95

Page 174: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Lampiran 14

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

SEBELUM DILAKSANKAN TINDAKAN

Nama Guru : SURADI, S. Pd. SD

Observer : YUNITA ISMIARTI

Kelas / Semester : V / II

NO Aspek Pengamatan Hasil pengamatan 3 2 1

1 Pendahuluan a. Apakah siswa masuk kelas tepat waktu? b. Apakah siswa menunjukkan kesiapan buku

materi pelajaran dengan mengikuti pelajaran?

c. Apakah siswa menunjukkan perhatian pada apersepsi dan guru?

2 Kegiatan Inti a. Apakah siswa dapat mengikuti

pembelajaran Matematika dengan pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw?

b. Aktif memperhatikan penjelasan guru? c. Apakah siswa melakukan kerjasama yang

baik dengan temannya? d. Apakah siswa dapat menganalisis perintah

yang diberikan oleh guru? e. Apakah siswa dapat mengatur pembagian

tugas di tiap – tiap kelompok? f. Apakah siswa terlibat secara aktif dalam

pembelajaran Matematika? g. Aktif menjawab pertanyaan guru? h. Rasa ingin tahu dan keberanian siswa

meningkat?

3 Penutup

a. Apakah siswa dapat menguasai seluruh tujuan pembelajaran?

b. Apakan siswa menunjukkan kepuasan dalam pembelajaran Matematika dengan

Page 175: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

menggunakan pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw?

Jumlah 9 14 3

Rata - rata 2

Keterangan:

Baik : Skor 3

Cukup : Skor 2

Kurang : Skor 1

Karangsari, 11 Maret 2010

Guru Kelas V Peneliti

SURADI, S. Pd. SD YUNITA ISMIARTI

NIP 19700101200501 1 024 X7108794

Mengetahui

Kepala Sekolah

WIJI LESTARI, S. Pd. SD

NIP 19660311 198806 2 003

Page 176: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Lampiran 15

LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU

SEBELUM TINDAKAN

Nama Guru : SURADI, S. Pd. SD

Bidang Studi : Matematika

Tanggal observasi : 11 Maret 2010

No Aspek yang diamati Hasil Pengamatan

3 2 1

1 Kegiatan awal pembelajaran

a. Mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang

kondusif

b. Memberikan movitasi

c. Menyampaikan Tujuan

d. Melakukan apersepsi

2 Kegiatan inti pembelajaran

a. Menyampaikan materi dengan jelas dan mudah

dipahami

b. Memberi kesempatan untuk bertanya

c. Mengarahkan siswa untuk menemukan konsep materi

d. Membimbing siswa dalam kegiatan kelompok

3 Kegiatan akhir pembelajaran

a. Memberikan tes akhir

b. Membantu siswa mengkonsepkan materi

c. Memberikan balikan pada siswa

d. Menyimpulkan pelajaran

Jumlah 15 8 2

Page 177: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Rata - rata 2,1

Keterangan:

Baik : Skor 3

Cukup : Skor 2

Kurang : Skor 1

Karangsari, 11 Maret 2010

Guru Kelas V Peneliti

SURADI, S. Pd. SD YUNITA ISMIARTI

NIP 19700101 200501 1 024 X7108794

Mengetahui

Kepala Sekolah

WIJI LESTARI, S. Pd. SD

NIP 19660311 198806 2 003

Page 178: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Lampiran 16

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I

Yang diamati : Aktivitas siswa selama proses pembelajaran

Nama Guru : SURADI, S.Pd.SD

Observer : YUNITA ISMIARTI

Kelas / Semester : V / II

NO Aspek Pengamatan Hasil pengamatan

3 2 1

1 Pendahuluan a. Apakah siswa masuk kelas tepat waktu? b. Apakah siswa menunjukkan kesiapan buku materi

pelajaran dengan mengikuti pelajaran? c. Apakah siswa menunjukkan perhatian pada

apersepsi dan guru?

2 Kegiatan Inti a. Apakah siswa dapat mengikuti pembelajaran

Matematika dengan pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw?

b. Aktif memperhatikan penjelasan guru? c. Apakah siswa melakukan kerjasama yang baik

dengan temannya? d. Apakah siswa dapat menganalisis perintah yang

diberikan oleh guru? e. Apakah siswa dapat mengatur pembagian tugas di

tiap – tiap kelompok? f. Apakah siswa terlibat secara aktif dalam

pembelajaran Matematika? g. Aktif menjawab pertanyaan guru? h. Rasa ingin tahu dan keberanian siswa meningkat?

3 Penutup a. Apakah siswa dapat menguasai seluruh tujuan

pembelajaran? b. Apakan siswa menunjukkan kepuasan dalam

Page 179: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

pembelajaran Matematika dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw?

Jumlah 18 10 2

Rata - rata 2,3

Keterangan:

Baik : Skor 3

Cukup : Skor 2

Kurang : Skor 1

Karangsari, 24 Maret 2010

Guru Kelas V Peneliti

SURADI, S. Pd. SD YUNITA ISMIARTI

NIP 197001012005011024 X7108794

Mengetahui

Kepala Sekolah

WIJI LESTARI, S. Pd. SD

NIP 19660311 198806 2 003

Page 180: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Lampiran 17

LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU SIKLUS I

Nama Guru : SURADI, S. Pd. SD

Bidang Studi : Matematika

Tanggal observasi : 24 Maret 2010

No Aspek yang diamati Hasil Pengamatan

3 2 1

1 Kegiatan awal pembelajaran

a. Mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang

kondusif

b. Memberikan movitasi

c. Menyampaikan Tujuan

d. Melakukan apersepsi

2 Kegiatan inti pembelajaran

a. Menyampaikan materi dengan jelas dan mudah

dipahami

b. Memberi kesempatan untuk bertanya

c. Mengarahkan siswa untuk menemukan konsep

materi

d. Membimbing siswa dalam kegiatan kelompok

3 Kegiatan akhir pembelajaran

a. Memberikan tes akhir

b. Membantu siswa mengkonsepkan materi

c. Memberikan balikan pada siswa

d. Menyimpulkan pelajaran

Jumlah 24 8 1

Rata - rata 2,75

Page 181: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Keterangan:

Baik : Skor 3

Cukup : Skor 2

Kurang : Skor 1

Karangsari, 24 Maret 2010

Guru Kelas V Peneliti

SURADI, S. Pd. SD YUNITA ISMIARTI

NIP 19700101 200501 1 024 X7108794

Mengetahui

Kepala Sekolah

WIJI LESTARI, S. Pd. SD

NIP 19660311 198806 2 003

Page 182: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Lampiran 18

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS II

Yang diamati : Aktivitas siswa selama proses pembelajaran

Nama Guru : SURADI,S.Pd.SD.

Observer : YUNITA ISMIARTI

Kelas / Semester : V / II

NO Aspek Pengamatan Hasil pengamatan

3 2 1

1 Pendahuluan a. Apakah siswa masuk kelas tepat waktu? b. Apakah siswa menunjukkan kesiapan buku materi

pelajaran dengan mengikuti pelajaran? c. Apakah siswa menunjukkan perhatian pada

apersepsi dan guru?

2 Kegiatan Inti a. Apakah siswa dapat mengikuti pembelajaran

Matematika dengan pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw?

b. Aktif memperhatikan penjelasan guru? c. Apakah siswa melakukan kerjasama yang baik

dengan temannya? d. Apakah siswa dapat menganalisis perintah yang

diberikan oleh guru? e. Apakah siswa dapat mengatur pembagian tugas di

tiap – tiap kelompok? f. Apakah siswa terlibat secara aktif dalam

pembelajaran Matematika? g. Aktif menjawab pertanyaan guru? h. Rasa ingin tahu dan keberanian siswa meningkat?

3 Penutup a. Apakah siswa dapat menguasai seluruh tujuan

pembelajaran? b. Apakan siswa menunjukkan kepuasan dalam

Page 183: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

pembelajaran Matematika dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw?

Jumlah 33 4

Rata - rata 2,85

Keterangan:

Baik : Skor 3

Cukup : Skor 2

Kurang : Skor 1

Karangsari, 1 April 2010

Guru Kelas V Peneliti

SURADI, S. Pd. SD YUNITA ISMIARTI

NIP 19700101200501 1 024 X7108794

Mengetahui

Kepala Sekolah

WIJI LESTARI, S. Pd. SD

NIP 19660311 198806 2 003

Page 184: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Lampiran 19

LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU SIKLUS II

Nama Guru : SURADI, S.Pd. SD

Bidang Studi : Matematika

Tanggal observasi : 1 April 2010

No Aspek yang diamati Hasil Pengamatan

3 2 1

1 Kegiatan awal pembelajaran

a. Mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang

kondusif

b. Memberikan movitasi

c. Menyampaikan Tujuan

d. Melakukan apersepsi

2 Kegiatan inti pembelajaran

a. Menyampaikan materi dengan jelas dan mudah

dipahami

b. Memberi kesempatan untuk bertanya

c. Mengarahkan siswa untuk menemukan konsep

materi

d. Membimbing siswa dalam kegiatan kelompok

3 Kegiatan akhir pembelajaran

a. Memberikan tes akhir

b. Membantu siswa mengkonsepkan materi

c. Memberikan balikan pada siswa

d. Menyimpulkan pelajaran

Jumlah 30 4

Rata - rata 2,83

Page 185: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Keterangan:

Baik : Skor 3

Sedang : Skor 2

Kurang : Skor 1

Karangsari, 1 April 2010

Guru Kelas V Peneliti

SURADI, S. Pd. SD YUNITA ISMIARTI

NIP 19700101 200501 1 024 X7108794

Mengetahui

Kepala Sekolah

WIJI LESTARI, S. Pd. SD

NIP 19660311 198806 2 003

Page 186: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Lampiran 20

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU

SEBELUM DITERAPKAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Nama Guru : SURADI, S. Pd. SD

Waktu Wawancara: 15 Maret 2010

Pewawancara : Yunita Ismiarti

No Pertanyaan Ringkasan Jawaban

1. Bagaimanakah pembelajaran

Matematika dalam pemahaman

konsep bangun ruang selama ini ?

Siswa kurang antusias dan

berpartisipasi mengikuti pelajaran

2. Apakah dengan pembelajaran

tersebut siswa sudah dapat mengikuti

pembelajaran dengan baik?

Pemahaman konsep siswa baru

15%. Belum semua siswa

berpartisipasi dalam pembelajaran.

Siswa cenderung banyak bermain

dan berbicara sendiri dengan

temannya

3. Apakah dalam pelaksanaan

pembelajaran Matematika yang anda

terapkan selama ini sudah ada

interaksi multiarah antara siswa

dengan guru dan siswa dengan

siswa?.

Belum menggunakan model

pembelajaran inovatif.

4. Bagaimanakah nilai yang diperoleh

siswa dengan pembelajaran tersebut?

Masih di bawah KKM

Page 187: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Kesimpulan hasil wawancara:

Pemahaman konsep siswa kelas V pada mata pelajaran Matematika masih rendah

.

Karanganyar, 15 Maret 2010

Guru Kelas V Peneliti

SURADI, S. Pd. SD YUNITA ISMIARTI

NIP 19700101 200501 1 024 X7108794

Mengetahui

Kepala Sekolah

WIJI LESTARI, S. Pd. SD

NIP 19660311 198806 2 003

Page 188: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Lampiran 21

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU

SETELAH DITERAPKAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Nama Guru : SURADI, S. Pd. SD

Waktu Wawancara: 2 April 2010

Pewawancara : Yunita Ismiarti

No Pertanyaan Ringkasan Jawaban

1. Bagaimanakah pendapat anda, setelah

pembelajaran Matematika mengenai

pemahaman konsep siswa tentang materi

bangun ruang dengan diterapkan model

pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw?

Siswa lebih antusias dan

partisipatif dalam pembelajaran

2. Menurut anda, apakah pembelajaran

Matematika dengan model pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan

pemahaman konsep bangun ruang pada

siswa?

Ya, model pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw dapat

meningkatkan pemahaman

konsep siswa sehingga hasil

belajar siswa juga meningkat.

3. Adakah kendala-kendala dalam

pelaksanaan pembelajaran dengan model

pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw?

Ada sedikit kendala yaitu siswa

belum terbiasa dengan

penyelidikan namun seiring

waktu, dapat menyesuaikan

4. Bagaimanakah kesan anda dengan

diterapkannya model pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw dalam

pembelajaran Matematika materi bangun

ruang?

Model pembelajaran Kooperatif

tipe Jigsaw dapat

meningkatkan pemahaman

konsep siswa sehingga hasil

belajar siswa juga meningkat .

Page 189: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

5. Bagaimanakah nilai yang diperoleh siswa

setelah diterapkan pembelajaran

Matematika melalui model pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw?

Meningkat cukup tinggi

Kesimpulan wawancara: Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat

meningkatkan pemahaman konsep siswa sehingga hasil belajar Matematika siswa

juga meningkat siswa kelas V di SD Negeri 2 Karangasari, Jatiyoso,

Karanganyar.

Karanganyar, 2 April 2010

Guru Kelas V Peneliti

SURADI, S. Pd. SD YUNITA ISMIARTI

NIP 19700101 200501 1 024 X7108794

Mengetahui

Kepala Sekolah

WIJI LESTARI, S. Pd. SD

NIP 19660311 198806 2 003

Page 190: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Lampiran 22

DOKUMENTASI PENELITIAN

Konsultasi dengan Guru Kelas V Tentang Penelitian yang akan Dilaksankan.

Page 191: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Kelompok Ahli dalam pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw

Page 192: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Kelompok asal dalam pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw

Page 193: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam
Page 194: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam
Page 195: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam
Page 196: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Guru membimbing diskusi

Page 197: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam
Page 198: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Siswa mengerjakan Evaluasi

Page 199: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Lampiran 23

SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SD Negeri 02 Karangsari

Jatiyoso Karanganyar menerangkan bahwa yang tersebut di bawah ini:

Nama : Yunita Ismiarti

NIM : X7108794

Program Studi : Program S1 PGSD

Jurusan : Ilmu Pengetahuan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret

Mahasiswa tersebut benar – benar telah mengadakan penelitian pada

siswa kelas V SD Negeri 02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar tahun pelajaran

2009/2010 dalam rangka menyusun skripsi yang berjudul “Penggunaan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep

Bangun Ruang dalam Pembelajaran Matematika Kelas V SDN 02 Karangsari

Jatiyoso Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010”.

Demikian harap menjadi periksa kepada yang bersangkutan.

Karanganyar, 5 April 2010

Kepala SDN 02 Karangsari

WIJI LESTARI, S. Pd. SD

NIP 19660311 198806 2 003

Page 200: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa:

Nama : SURADI, S. Pd. SD

NIP : 19700101 200501 1 024

Tempat Mengajar : SDN 02 Karangsari

Guru Kelas : V (lima)

Menyatakan bersedia membantu dalam penelitian tindakan kelas guna

penyusunan skripsi yang dilakukan oleh:

Nama : Yunita Ismiarti

NIM : X7108794

Program Studi : Program S1 PGSD

Jurusan : Ilmu Pengetahuan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret

Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana

mestinya.

Karanganyar, 5 April 2010

Guru Kelas V

SURADI, S. Pd. SD

NIP 19700101 200501 1 024

Page 201: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG DALAM PEMBELAJARAN

MATEMATIKA KELAS V SDN 02 KARANGSARI JATIYOSO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

Penulis: Yunita Ismiarti (X7108794) Dosen Pembimbing: 1. Drs. Amir, M. Pd. 2. Drs.Marwiyanto, M. Pd.

ABSTRAK

Yunita Ismiarti, PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN 02 KARANGSARI JATIYOSO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Juni 2010.

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman konsep bangun ruang dalam pembelajaran Matematika kelas V SDN 02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010. Variabel yang menjadi sasaran perubahan adalah pemahaman konsep bangun ruang dalam pembelajaran Matematika, sedangkan variabel tindakan yang adalah penggunaan pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.

Bentuk penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK )dengan model siklus. Setiap siklus memiliki empat tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai subjek penelitian ini adalah 22 siswa kelas V SDN 02 Karangsari. Tehnik pengumpulan data digunakan teknik observasi, wawancara, dan tes akhir. Teknik analisis yang yang digunakan melalui tiga tahap yaitu: reduksi data, paparan data, dan penyimpulan data.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tindakan kelas pada siklus I belum menunjukkan hasil yang signifikan. Untuk analisis pemahaman konsep bangun ruang dalam pembelajaran Matematika diperoleh rata – rata 67,27 dan siswa memperoleh nilai ≥ 60 sebanyak 17 siswa atau 77,27% dari 22 siswa. Pada siklus II (perbaikan) telah menunjukkan hasil yang signifikan/ bagus. Untuk pemahaman konsep diperoleh rata – rata siswa adalah 79,32 dan siswa memperoleh nilai ≥ 60 sebanyak 20 siswa atau 90,91% dari 22 siswa.

Kesimpulan yang dapat diambil darp penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan pemahaman konsep bangun ruang dalam pembelajaran Matematika kelas V SDN 02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar tahun pelajaran 2009/2010.

A. PENDAHULUAN

Page 202: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

1. Latar Belakang Masalah

Sasaran utama pendidikan di Sekolah Dasar adalah memberikan bekal

secara maksimal tiga kemampuan dasar yaitu meliputi kemampuan baca, tulis,

dan hitung. Apabila tiga kemampuan dasar siswa di Sekolah Dasar lemah maka

akan berdampak negatif bagi pemahaman konsep pelajaran yang lain.

Keberhasilan dalam proses belajar mengajar biasanya diukur dengan

keberhasilan peserta didik dalam memahami dan menguasai materi yang

diberikan oleh guru. Semakin banyak siswa yang dapat mencapai tingkat

pemahaman konsep dan penguasaan materi maka akan semakin tinggi

keberhasilan dari proses belajar mengajar tersebut. Menurut Andi Hakim Nasution

dalam Moch. Mansykur Ag dan Abdul Halim Fathani (2005 : 36), tujuan proses

kegiatan belajar mengajar secara ideal adalah bahan ajar yang dipelajari dikuasai

sepenuhnya oleh murid atau mastery learning atau belajar tuntas artinya

penguasaan penuh.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Sekolah Dasar 02

Karangsari Jatiyoso Karanganyar terhadap ujian akhir semester, ternyata bidang

studi Matematika memiliki rata-rata yang lebih rendah dibandingkan rerata bidang

studi yang lain. Pada kenyataannya, jika diperhatikan hasil belajar Matematika

masih tergolong rendah, nilai 13 siswa dari 22 siswa kelas V SDN 02 Karangsari

Jatiyoso Karanganyar masih banyak yang mendapatkan nilai 50 ke bawah,

sementara nilai yang diharapkan adalah 60 ke atas.

Pada dasarnya kemampuan siswa untuk menangkap isi pelajaran tidak

hanya terbatas pada kemampuan mendengar saja, tetapi lebih banyak terkait

dengan kemampuan visual dan kemampuan motorik, yang semua saling terkait

dan tidak dapat dipisahkan. Untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut

perlu dilakukan upaya pengembangan pembelajaran. Pengembangan pembelajaran

yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah pembelajaran

yang inovatif dan kreatif. Pembelajaran tersebut mampu mengembangkan bakat

dan potensi siswa secara optimal serta memberi iklim yang kondusif dalam

perkembangan daya nalar dan kreativitas siswa.

Page 203: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas proses belajar dan hasil

belajar yang lebih baik adalah penggunaan model pembelajaran yang tepat.

Menurut Gatot Muhsetyo (2008 : 1.26) strategi yang dapat digunakan dalam

pembelajaran Matematika yang konstruktif dan dianggap sesuai pada saat ini

salah satunya adalah cooperative learning atau pembelajaraan Kooperatif. Salah

satu model pembelajaran yang dimungkinkan mampu mengantisipasi

pembelajaran yang menyebabkan pemahaman konsep Matematika masih rendah

adalah dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.

Teknik-teknik pembelajaran Kooperatif lebih banyak meningkatkan

pemahaman konsep dari pada pengalaman pembelajaran konvensional. Nasution

dalam Isjoni (2009: 12) menyatakan murid sering lebih paham akan yang

disampaikan oleh temannya dari pada oleh guru. Hal ini sesuai dengan apa yang

diharapkan dalam pembelajaran Kooperatif.

Bertolak dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka

identifikasi permasalahan sebagai berikut: (1) Kemampuan pemahaman konsep

siswa rendah pada materi sifat – sifat bangun ruang dan jaring – jaring bangun

ruang, (2) Model pembelajaran yang digunakan menggunakan pembelajaran

konvensional yang tidak sesuai dengan kondisi siswa, dan (3) Pembelajaran yang

berlangsung kurang melibatkan siswa, aktivitas belajar mengajar masih

didominasi guru.

Dari uraian di atas maka agar siswa mampu meningkatkan pemahaman

konsep pada pembelajaran Matematika, salah satunya adalah dengan model

pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Hal inilah yang mendorong penulis

mengambil judul skripsi : ”Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe

Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Pembelajaran Matematika Kelas V

SDN 02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar Tahum Pelajaran 2009/2010”

2. Permasalahan

Page 204: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut: Apakah penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat

meningkatan pemahaman konsep bangun ruang dalam pembelajaran Matematika

kelas V SDN 02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar tahun pelajaran 2009/2010?

3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan pemahaman konsep bangun

ruang dalam pembelajaran Matematika kelas V SDN 02 Karangsari Jatiyoso

Karanganyar tahun pelajaran 2009/2010 melalui penggunaan model pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw.

4. Ringkasan Kajian Pustaka

a. Pengertian Pemahaman Konsep.

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:115) pemahaman

(comperhension) siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami

hubungan yang sederhana diantara fakta - fakta atau konsep. Oleh sebab

itu siswa diminta dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan,

mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan

isinya tanpa keharusan menghubungkan dengan hal – hal yang lain.

Konsep adalah penggambaran dari tentang intisari atau kesimpulan

umum dari suatu hal atau suatu gejala sosial (M.Toha Anggoro

dkk,2007:5.2).

Dari pemaparan pemahaman dan konsep di atas, penulis dapat

menyimpulkan bahwa pemahaman konsep adalah kemampuan yang

dimiliki siswa ketika siswa tersebut mampu mengklasifikasikan atau

mengelompokkan benda – benda atau ketika mereka saling

mengasosiasikan suatu nama dengan kelompok benda tertentu hal tersebut

merupakan dasar untuk proses mental yang lebih tinggi, menentukan apa

yang diketahui atau diyakini seseorang serta membantu menyederhanakan

dan meringkas informasi sehingga membantu proses mengingat dan

membuat lebih efisien.

Page 205: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

b. Pengertian Bangn Ruang

Bangun ruang adalah bangun yang memiliki dimensi yaitu panjang,

lebar, dan tinggi (Clara Ikan Septi Budhayanti,2008:3.24).

c. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Nurhadi dalam Isjoni (2009 : 20) berpendapat bahwa pembelajaran

Kooperatif (Cooperative Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang

berfokus pada penggunaan kelompok kecil untuk mencapai tujuan belajar.

Pembelajaran ini memungkinkan siswa belajar dan bekeja sama untuk

mencapai pada pengalaman yang optimal, baik yang berupa pengalaman

individu maupun pengalaman kelompok. Pengalaman tersebut muncul

karena siswa memiliki derajat potensi, latar belakang historis, serta masa

depan yang berbeda-beda dalam satu kelompok atau kelompok lainnya.

Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et al. sebagai

metode pembelajaran Kooperatif. Teknik ini menggabungkan kegiatan

membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara, Anita Lie, (2009: 69)

Menurut Anita Lie (2009: 69) model pembelajaran Kooperatif tipe

Jigsaw merupakan model pembelajaran Kooperatif, dengan siswa belajar

dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang secara heterogen dan

bekerja sama, saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab atas

ketuntasan materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan

materi tersebut kepada anggota kelompok lain.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw adalah teknik pembelajaran Kooperatif di mana

bukan guru yang aktif tetapi siswa yang memiliki tanggung jawab lebih

besar dalam melaksanakan pembelajaran. Tujuan dari Jigsaw ini adalah

mengembangkan kerja tim, keterampilan belajar Kooperatif, dan

menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh

apabila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian.

d. Pengertian Pembelajaran Matematika

Menurut Oemar Hamalik (2008: 57) pembelajaran adalah suatu

kombinasi yang tersusun meliputi unsur – unsur manusiawi, material,

Page 206: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai

tujuan pembelajaran. Pembelajaran tidak terbatas dalam ruang saja.

Johnson dan Myklebus di dalam Mulyono Abdurrahman (1999 :

252) mengemukakan bahwa Matematika adalah bahasa simbolis yang

fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif

dan ke ruang yang lebih khusus, sedangkan fungsi teoretisnya adalah

untuk memudahkan berpikir.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

Matematika adalah disiplin ilmu yang mempunyai sifat khas dibandingkan

ilmu yang lainnya dengan bahasa simbolis untuk mengekspresikan

hubungan-hubungan yang memudahkan manusia berpikir dalam

memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.

B. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan objek penelitian

siswa kelas V SDN 02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar Penelitian ini

dilakukan dari bulan Desember 2009 sampai bulan Mei 2010.

2. Desain, Variabel, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisis Data.

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Karangsari, Jatiyoso Karanganyar

Tahun Pelajaran 2009/2010. Penelitian ini meneliti penggunaan Model

Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan pemahaman konsep

dalam pembelajaran Matematika. Sejalan dengan masalah dan tujuan

penelitian sehingga penelitian ini mengunakan Penelitian Tindakan Kelas.

Sumber data yang digunakan merupakan sumber data primer karena

peneliti memperoleh data langsung dari subyek penelitian. Populasi dalam

penelitian ini adalah semua siswa kelas V SDN02 Karangsari, Jatiyoso

Karanganyar. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas

meliputi observasi, kajian dokumen, dan tes yang masing-masing diuraikan

berikut ini : (1) Observasi yang dilakukan adalah observasi langsung.

Page 207: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Observasi langsung (direct observation) adalah observasi yang dilakukan

tanpa perantara (secara langsung) terhadap objek yang diteliti. Observasi

dilakukan pada SDN 02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar untuk mengetahui

minat dan perhatian siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan Model pembelajran Kooperatif tipe Jigsaw. (2) Kajian

dilakukan pula pada arsip atau dokumen yang ada. Dokumen tersebut antara

lain Kurikulum, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, hasil nilai ulangan siswa,

dan daftar nilai yang diberikan kepada siswa. (3) Pemberian tes dimaksudkan

untuk mengukur seberapa jauh kemampuan yang diperoleh siswa setelah

kegiatan pembelajaran tindakan. Tes yang diberikan kepada siswa kelas V

SDN 02 Karangsari, yakni tes tertulis. Selain itu peneliti juga melakukan

penilaian non tes yaitu dengan cara mengamati proses pembelajaran

penjumlahan dan pengurangan yang berlangsung dengan menggunakan

lembar observasi dan dihitung dari jumlah siswa yang menampakkan

kesungguhan dalam mengikuti pelajaran.(4) Perekaman dengan kamera foto

sehingga memperjelas berbagai diskripsi berbagai situasi dan perilaku subyek

yang diteliti. (5) Analisis Dokumen dilakukan untuk mengetahui profil

kemampuan siswa kelas V 02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar dalam

pemahaman konsep serta minat siswa terhadap pembelajaran Matematika.

Validitas data merupakan kebenaran dari proses penelitian. Validitas

data dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat

dalam menarik kesimpulan. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi ada

2 yaitu, trianggulasi data dan trianggulasi metode.

3. Hasil Penelitian dan Pebahasan Hasil Penelitian

Page 208: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Dalam mengolah data yang dilaksanakan pada lampiran dapat

dideskripsikan sebagai berikut :

a. Data Nilai Matematika Siswa Kelas V sebelum tindakan

Analisis dan hasil evaluasi dari Sebelum Tindakan sebelum dilakukan

tindakan diperoleh rata – rata nilai siswa 53,63, hasil nilai siswa masih

dibawah nilai KKM yang telah ditetapkan oleh Guru dan Kepala Sekolah

yaitu 60. Sedangkan besarnya Prosentase siswa yang mencapai ketuntasan

sebesar 40,91 % (9 siswa) dan yang lainya atau sebesar 59,09 % belum

mencapai kriteria ketuntasan yang diinginkan. Hasil tersebut belum dapat

memenuhi target yang ingin dicapai yaitu siswa kelas V dapat mencapai

ketuntasan sebesar 85%. Dari hasil analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan,

bahwa untuk meningkatkan pemahaman konsep bangun ruang dalam

pembelajaran Matematika perlu dilakukan tindakan lebih lanjut.

b. Data Nilai Matematika Siswa Kelas V Siklus I.

Dari hasil analisa data perkembangan pemahaman konsep siswa yang

dilihat dari nilai tes siklus I tabel 2, dapat disimpulkan besarnya nilai terendah

yang diperoleh siswa pada saat Sebelum Tindakan sebesar 30 dan pada siklus

I menjadi 50. Untuk nilai tertinggi terdapat kenaikkan dari 80 naik menjadi

90 dan nilai rata – rata kelas yang pada Sebelum Tindakan sebesar 53,63 naik

pada siklus I menjadi 67,27 nilai tersebut sudah menjadi rata – rata minimum

batas ketuntasan siswa yaitu 60. Sedangkan Prosentase hasil tes siswa yang

belajar tuntas pada siklus I sebesar 77, 27%, naik 36,36% dari Sebelum

Tindakan.

c. Daftar Nilai Matematika Siswa Kelas V Siklus II

Dari hasil analisa data peningkatan pemahaman konsep siswa dari hasil

Sebelum Tindakan. Siklus I, dan tes siklus II dapat disimpulkan bahwa :

5) Nilai terendah yang diperoleh siswa pada Sebelum Tindakan adalah 30,

pada tes siklus I adalah 50 kemudian meningkat pada tes siklus II menjadi

55.

6) Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada Sebelum Tindakan sebesar 80

pada siklus I 90, kemudian menjadi 100 pada tes siklus II.

Page 209: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

7) Nilai rata – rata kelas juga meningkat yaitu pada Sebelum Tindakan

sebesar 53,63; tes siklus I 67,27; dan pada siklus II 79,32.

8) Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan minimum di atas 60) pada

Sebelum Tindakan 40,91 % sebanyak 9 siswa; tes siklus I 77,27%

sebanyak 17 siswa; dan tes siklus II menjadi 90,91% sebanyak 20 siswa.

Secara rinci perkembangan prestasi belajar Matematika siswa kelas V

SDN 02 Karangsari dalam penelitian dapat dijelaskan dalam tabel 1:

NO Keterangan Sebelum tindakan Siklus I Siklus II

1 Nilai Terendah 30 50 55

2 Nilai Tertinggi 80 90 100

3 Rata – rata 53,63 67,27 79,32

4 Siswa Belajar Tuntas 40,91% 77,27% 90,91%

Tabel 1. Perbandingan Hasil Tes Sebelum Tindakan,

Tes Akhir Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan perhitungan nilai rata-rata kelas dan jumlah siswa yang

mendapat nilai di atas KKM pada, menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw yang dilaksanakan

pada siklus II untuk materi bangun ruang dinyatakan berhasil, karena secara

klasikal sudah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar Matematika siswa

kelas V sehingga penelitian dihentikan.

Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus I dan II dapat dinyatakan

bahwa pembelajaran Matematika menggunakan model pembelajaran Kooperatif

tipe Jigsaw dapat meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran

Matematika siswa kelas V SDN 02 Karangari.

Dengan demikian dapat diajukan rekomendasi bahwa pembelajaran

dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw efektif untuk meningkatkan

Page 210: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

pemahaman konsep dalam pembelajaran Matematika kelas V SDN 02 Karangsari

Jatiyoso Karanganyar tahun pelajaran 2009/2010.

D. Simpulan dan Saran

1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian penerapan media abakus pada siswa kelas V

SDN 02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar tahun pelajaran 2009/201, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

a. Pembelajaran Matematika melalui pendekatan Kooperatif tipe Jigsaw yang

dilaksanakan secara optimal, dapat meningkatkan pemahaman konsep

bangun ruang dalam pembelajaran Matematika pada siswa kelas V SDN 02

Karangsari Jatiyoso Karanganyar dilihat dari aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata – rata kelas terjadi

peningkatan yaitu pada nilai sebelum tindakan sebesar 53,63; siklus I 67,27;

dan siklus II 79,32. Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 60) pada

nilai sebelum tindakan 40,91 % sebanyak 9 siswa; tes siklus I 77,27 %

sebanyak 17 siswa; dan tes siklus II 90,91% sebanyak 20 siswa. Maka

penelitian pada siklus II ini telah mencapai target capaian yaitu 85% siswa

mencapai nilai KKM.

b. Model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan keaktifan

proses pembelajaran yang berlangsung. Peningkatan ini dapat dilihat dari

observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung untuk

melihat keaktifan siswa dan cara guru mengajar menggunakan model

pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Dalam proses pembelajaran

Matematika melalui pendekatan Kooperatif tipe Jigsaw yang dilaksanakan

secara optimal, masih ditemukan beberapa hambatan – hambatan dalam

proses pembelajaran. Hambatan – hambatan yang ditemukan selama

pelaksanaan pembelajaran Koperatif tipe Jigsaw adalah (1) siswa belum

dapat berkomunikasikan dengan baik (malu) menyampaikan materi secara

bergantian, (2) kurangnya tanggung jawab siswa untuk menyampaikan

materi kepada orang lain. Cara mengatasi kendala yang ditemukan selama

Page 211: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

proses pembelajaran Matematika menggunaan model pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatan pemahaman konsep bangun ruang

maka guru harus terampil dalam menerapkan model pembelajaran Koopratif

tipe Jigsaw diantaranya : (1) memahami latar belakang siswa tentang

pemahaman konsep yang mereka miliki, (2) merancang pengajaran dengan

membentuk kelompok atas dasar memperhatikan latar belakang prestasi

siswa, (3) melaksanakan pengajaran dengan selalu mendorong siswa agar

dapat menyampaikan materi yang telah dipelajari kepada kelompok secara

bergantian, (4) melakukan pengacakan siswa untuk dibentuk kelompok yang

baru agar siswa lebih aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, (5)

melakukan penilaian terhadap pemahaman konsep siswa.

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas V SDN 02 Karangsari Jatiyoso

Karanganyar tahun pelajaran 2009/2010, maka saran – saran yang dapat

disampaikan saran – saran sebagai berikut:

a. Bagi Sekolah

Sekolah disarankan menyediakan fasilitas pembelajaran yang

dipergunakan dalam meningkatkan mutu pendidikan.

b. Bagi Guru

1) Guru tidak hanya mengunakan model pembelajaran konvensional tetapi

dapat menggunakan pembelajaran yang inovatif disesuaikan dengan

kebutuhan siswa.

2) Guru disarankan menggunakan media yang variatif dalam pembelajaran

Matematika.

3) Untuk meningkatkan keaktifan dan keefektivan pembelajaran

diharapkan mengunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.

4) Untuk meningkatkan rasa tanggungjawab, saling menghargai pendapat

orang lain, meningkatkan hasil belajar Matematika serta meningkatkan

Page 212: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

komunikasi dengan orang lain, sesuai dengan tujuan penelitian,

disarankan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.

c. Bagi Siswa

1) Peserta didik hendaknya dapat berperan aktif dalam menyampaikan

materi yang telah dipelajari pada teman kelompoknya secara

bergantian, serta menyampaikan ide atau pikiran pada saat proses

pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan

lancar dan memperoleh hasil yang maksimal.

2) Peserta didik yang sudah lancar dalam menyampiakan materi secara

bergantian mendengarkan pendapat teman kelompoknya.

DAFTAR PUSTAKA Agus Suprijono. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Surabaya: Pustaka Pelajar. Anita. 2009. http//uns.ac.id/anita/wp. Diunduh 23 September 2009.

Page 213: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Anita Lie. 2009. Cooperatif Learning. Bandung: Rosda. Clara Ika Sari Budhayani dkk. 2008. Pemecahan Masalah Matematika. Jakarta:

Depdiknas. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta. Eline B Jahnson. 2009. Cooperatif Learning.Jakarta: MLC. (disadur oleh:

Chaedar Alwasilah). Gatot Muhsetyo dkk. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Universitas

Terbuka. Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:

Rosda. IGAK Wardani dan Kuswaya Wihardit. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

Universitas Terbuka. Isjoni. 2009. Cooperatif Learning Evektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:

Alfa Beta. M. Toha Anggoro. 2007. Metode Penelitian. Jakarta; Universitas Terbuka. Machener.1987. http/www.teknologipendidikan.net. Diunduh 22 Januari 2010. Milles,M.B. & Hunnerman,A.H. 1984. Qualitavive Data Analysis Surce Book of a

New Methde. Baverly Hills: Saga Pucication. Moch Mansykur Ag dan Abdul Halim Fathani. 2007. Matematical Intelegence.

Jogjakarta. Ar – Ruzz Media. Muhamad Fathoni. 2007. Efektifitas Pembelajaran Matematika Motode Jigsaw

Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa Ditinjau Dari jenis Kelamin Siswa Sekolah Dasar Negeri Se Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali. Surakarta: FKIP.

Mulyono Abdurahman. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.

Jakarta: Rineka Cipta. Munggaranti NCTM. 2009. http/www.psikologiperkembangan.net. Diunduh 27

Desember 2009. Musono dan Sudjono. 2008. Matematika 4. Jakarta: Depdiknas. Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda.

Page 214: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Nasibi Lapono. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas. Ngalim Purwanto. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung : Rosdakarya. Oemar Hamalik. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Sinar Grafika. R.J. Soenarno. 2008. Matematika 5. Jakarta: Depdiknas. Robert E Slavin. 2009. Cooperatif Learning. Jakarta: Nusa Media. Sardiman A.M. 2009. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. PT

Grafarindo Persada. Sidharta. 2008. http//www.artikel.us. Diunduh 15 Desember 2009. Slamento. 2003. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta. St Y Slamet dan Suwarto. 2007. Dasar – Dasar Metodelgi Penelitian Kualitatif.

Surakarta: UNS Press. Sugiyanto. 2008. Model – Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia

Sertifikasi Guru Rayon 13. Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT Rieneka Cipta. Sumarmo. 1987. http/www.teknologipendidikan.net,1987. Diunduh 22 Januari

2010. Suprayekti dkk. 2008. Pembaharuan Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas

Terbuka Syamsu Yusuf LN. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:

Rosda. UNS. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: UNS Press. W.S. Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta. Jakarta: PT Gramedia

Widiasrama. Wang Muba. 2009. http/www.psikologiperkembangan.net. Diunduh 27 Desember

2009. William Young, Roger Hadgraft dan Marianne Young

http://olc.spsd.sk.ca/DE/PD/instr/strats/jigsaw/. Diunduh 28 Maret 2010.

Page 215: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Y.D.Sumanto, Heny Kusumawarty, dan Nur Aksin. 2008. Gemar Matematika 5. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.