PROPOSAL PTK PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF TUTORIAL TEMAN SEBAYA BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUASAAN MATERI STATISTIKA KELAS XII TEKNIK KOMPUTER JARINGAN SMK NEGERI 1 GIRISUBO DI SUSUN OLEH: NAMA : SUMARNO NO PESERTA : 13040318010185 1
40
Embed
PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF TUTORIAL ... · Web viewWalaupun penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini kurang maksimal dan jauh dari kesempurnaan tetapi akhirnya penulisan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PROPOSAL PTK
PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF TUTORIAL TEMAN SEBAYA
BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PENGUASAAN MATERI STATISTIKA KELAS XII TEKNIK
KOMPUTER JARINGAN SMK NEGERI 1 GIRISUBO
DI SUSUN OLEH:
NAMA : SUMARNO
NO PESERTA : 13040318010185
SMK NEGERI 1 GIRISUBOJl. Wediombo KM 0.5 , Jepitu,Girisubo,Gunungkidul,Yogyakarta
2013
1
KATA PENGANTAR
Assalamua’alaikum wr.wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmatnya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan judul
“PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF TUTORIAL TEMAN
SEBAYA BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PENGUASAAN MATERI STATISTIKA KELAS XII
TEKNIK KOMPUTER JARINGAN SMK NEGERI 1 GIRISUBO”.
Penelitian ini dimaksudkan sebagai acuan sistem pembelajaran peneliti
agar lebih baik lagi dalam mengajar.
Walaupun penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini
kurang maksimal dan jauh dari kesempurnaan tetapi akhirnya penulisan bisa
terselesaikan. Akhirnya peneliti ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas.
Wassalamu`alaikum Wr.Wb.
Yogyakarta, 21 Oktober 2013
Peneliti
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul iHalaman Kata Pengantar iiHalaman Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A.Latar Belakang 1
B. Identifikasi Masalah 3
C. Pembatasan Masalah …………………………………………….. 4
D. Perumusan Masalah 4
E. Tujuan Penelitian 4
F. Manfaat Penelitian 4
BAB II LANDASAN TEORI 6
A. Mengajar dan Pembelajaran 6
B. Pembelajaran Koopertif 6
C. Tutorial Teman sebaya …………………………………………… 7
D. Konsep dan Strategi Pembelajaran Kontkstual …………………... 8
E. Penguasan dan Ketuntasan Belajar Statistika ................................ 10
F. Materi Statistika …………………………………………………. 10
G. Penelitian yang Relevan …………………………………………. 11
H. Kerangka Berpikir ……………………………………………….. 11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 12
A. Jenis Penelitian 12
B. Subyek Penelitian 12
C. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………… 12
D. Perencanaan Tindakan Penelitian ………………………………… 12
E. Perangkat Pembelajaran ………………………………………….. 15
F. Instrumen Penelitian 17
G. Definisi Operasional Penelitian 19
H. Teknik Analisa Data 20
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 21
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik
Tujuan utama diselenggarakannya proses belajar adalah demi tercapainya tujuan
pembelajaran. Tujuan tersebut utamanya adalah keberhasilan peserta didik belajar
pada suatu mata pelajaran maupun pendidikan pada umumnya (Krismanto, 2003).
Matematika sekolah merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan
pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dalam pedoman penyusunan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dijelaskan bahwa tujuan pengajaran
matematika di sekolah antara lain agar siswa memahami konsep matematika,
menjelaskan keterkaitan antar konsep, mengaplikasikan konsep secara luwes,
akurat, efisien, dan tepat, menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, memecahkan masalah yang
meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, serta
mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah (Depdiknas: 2006).
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang akan diganti dengan
Kurikulum 2013 menjadi acuan sekarang ini antara lain menyatakan bahwa dalam
kegiatan pembelajaran, pendidik hendaknya menerapkan berbagai pendekatan,
strategi, metode dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif, penataan
materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan
karakteristik peserta didik. Pengajaran ini dimulai dari hal-hal konkret dilanjutkan
ke hal yang abstrak. Pembelajaran diarahkan agar peserta didik memiliki
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta memiliki
sikap menghargai matematika dan kegunaannya dalam kehidupan, harapan
tersebut tidak sejalan dengan situasi dan kondisi pembelajaran matematika di
4
kelas selama ini dalam belajar adalah pembelajaran secara konvensional dimana
peserta didik hanya menerima saja apa yang disampaikan oleh pendidik, urutan
penyajian bahan dimulai dari abstrak ke konkret, yang bertentangan dengan
perkembangan kognitif peserta didik yang masih ditingkat rendah.
Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai objek yang bersifat
abstrak. Sifat abstrak ini menyebabkan banyak peserta didik mengalami kesulitan
dalam matematika. Prestasi matematika peserta didik baik secara nasional maupun
internasional belum menggembirakan. Rendahnya prestasi matematika peserta
didik disebabkan oleh faktor peserta didik yaitu mengalami masalah secara
komprehensif atau secara parsial dalam matematika. Selain itu, belajar
matematika peserta didik belum bermakna, sehingga pengertian peserta didik
tentang konsep sangat lemah.
Materi Statistika adalah salah satu materi operasi hitung bilangan yang
diajarkan pada semester 1 kelas XII. Materi ini adalah materi yang tentunya
dikaitkan dengan materi-materi sebelumnya. Terkadang pendidik hanya
menyampaikan materi secara verbal tentang sifat-sifat, rumus Statistika. Peserta
didik tanpa diberi kesempatan untuk mengetahui darimana hal itu diperoleh.
Peserta didik mengalami kesulitan ketika dihadapkan pada soal-soal cerita tentang
Statistika.
Agar proses pembelajaran Statistika menjadi bermakna, kontekstual dan
tidak membosankan diperlukan model pembelajaran yang berorientasi pada
peserta didik, dapat melibatkan peserta didik secara aktif, dan peserta didik dapat
menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya untuk mengkonstruk
pengetahuan yang baru, dan dapat menuntun peserta didik dalam mengkonstruk
pengetahuannya, sehingga dapat menarik minat peserta didik dan menyenangkan.
Sehubungan dengan hal tersebut perlu adanya suatu pembelajaran dengan
pendekatan atau metode tertentu yang dapat meningkatkan kemampuan peserta
didik dan hasil belajar peserta didik. Pada penelitian ini akan diterapkan metode
kooperatif Pembelajaran Kooperatif Teman Sebaya berbasis Kontekstual.
Pembelajaran ini pada prinsipnya adalah mengembangkan perangkat yang
pembelajarannya dirancang dengan metode kooperatif Pembelajaran Kooperatif
Teman Sebaya dan perangkat pembelajarannya memenuhi indikator-indikator
5
dengan pendekatan Kontekstual.
Salah satu metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik adalah
metode pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat saling
ketergantungan positif di antara peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Setiap peserta didik mempunyai kesempatan yang sama untuk
sukses. Aktivitas belajar berpusat pada peserta didik dalam bentuk diskusi,
mengerjakan tugas bersama, saling membantu dan saling mendukung dalam
memecahkan masalah. Melalui interaksi belajar yang efektif, peserta didik lebih
termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan strategi berpikir tingkat tinggi,
serta mampu membangun hubungan interpersonal.
Berangkat dari paparan di atas, maka dipandang perlu dilakukan uji coba
pembelajaran dengan melakukan penelitian tindakan kelas tentang “Penggunaan
Metode Kooperatif Tutorial Teman Sebaya Berbasis Kontekstual Untuk
Meningkatkan Kemampuan Statistika Kelas XII Teknik Komputer Jaringan
SMK N 1 Girisubo. ”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasikan menjadi
beberapa masalah yang mempengaruhi Kemampuan Penguasaan Materi Statistika
siswa, antara lain:
1. Siswa kelas XII Teknik Komputer Jaringan SMK N 1 Girisubo tahun
pelajaran 2013/2014 masih menganggap pembelajaran matematika
khususnya pada materi Statistika sebagai materi pembelajaran yang
sulit untuk dipahami dan dipelajari.
2. Motivasi siswa kelas XII Teknik Komputer Jaringan SMK N 1
Girisubo tahun pelajaran 2013/2014 dalam pembelajaran kurang
sehingga siswa pasif pada saat mengikuti pelajaran matematika.
3. Prestasi belajar siswa kelas XII Teknik Komputer Jaringan SMK N 1
Girisubo tahun pelajaran 2013/2014 dalam proses pembelajaran
matematika perlu ditingkatkan
6
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti tidak meneliti secara keseluruhan masalah-
masalah yang telah diidentifikasi. Agar penelitian ini tidak menyimpang dari
sasaran pokok penelitian, maka peneliti membatasi masalah dengan subyek dan
obyek penelitian. Subyek penelitiannya adalah siswa Sedangkan obyek
penelitiannya adalah Kemampuan Penguasaan Materi Statistika yang diperoleh
dengan penerapan Metode pembelajaran Kooperatif Tutorial Teman Sebaya
Berbasis Kontekstual pada Kelas XII Teknik Komputer Jaringan SMK N 1
Girisubo.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut.
1. Apakah pembelajaran matematika dengan metode Pembelajaran
Kooperatif Tutorial Teman Sebaya berbasis Kontekstual pada pokok
bahasan Statistika di kelas XII dapat meningkatkan keaktifan belajar
siswa?
2. Apakah pembelajaran matematika dengan metode Pembelajaran
Kooperatif Tutorial Teman Sebaya berbasis Kontekstual pada pokok
bahasan Statistika di kelas XII dapat meningkatkan jumlah siswa yang
tuntas prestasi belajarnya?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Metode pembelajaran
Kooperatif Tutorial Teman Sebaya Berbasis Kontekstual, melatih siswa untuk
belajar secara bersama demi kemajuan setiap anggota kelompok sehingga tercipta
hubungan yang akrab antar anggota kelas, meningkatkan rasa percaya diri dan
gairah siswa kelompok bawah dalam pembelajaran Metode pembelajaran
Kooperatif Tutorial Teman Sebaya Berbasis Kontekstual dapat meningkatkan
kuantitas siswa tuntas belajar dalam menyelesaikan soal pada materi pokok
Statistika.
7
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan :
1. Siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam menyelesaikan soal
Statistika.
2. Siswa dengan kategori kurang pandai semakin memiliki rasa percaya
diri bahwa sesungguhnya dia mampu mengikuti pelajaran dan mampu
berprestasi seperti siswa yang lain.
3. Guru menjadi semakin tertantang untuk menggunakan kreatifitasnya
dalam memanfaatkan berbagai model pembelajaran yang lain.
4. Guru mendapatkan pengalaman tambahan, sehingga dapat melakukan
penelitian lanjutan pada kelas dan pokok kajian yang berbeda.
5. Dapat menjadi bahan masukan guru mata pelajaran lainnya tentang
alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Mengajar dan Pembelajaran
Kegiatan mengajar adalah suatu kegiatan menciptakan suatu lingkungan
yang memungkinkan untuk terjadinya proses belajar. Dengan demikian siswa
merasa aman dan nyaman di dalam kelas ketika proses pembelajaran sedang
berlangsung. Guru berperan sebagai fasilitator dan dinamisator kelas, sehingga
subjek belajar yaitu siswa akan lebih banyak berperan serta dalam proses
pembelajaran. Pada prinsipnya peran guru sebagai fasilitator dan dinamisator
kelas adalah dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan belajar memberikan
arah pada proses pembelajaran dan menjadi pedoman bagi seluruh kegiatan
belajar. Berdasarkan hal ini, maka guru harus menetapkan terlebih dahulu tujuan
belajar yang ingin dicapai, sebelum mulai mengajar. Tercapai tidaknya tujuan
belajar dapat diketahui guru setelah melakukan kegiatan evaluasi hasil belajar.
Pada dasarnya setiap siswa memiliki keinginan untuk berprestasi tinggi
secara akademik di lingkungna sekolahnya. Namun tentu saja hal ini tidak
mungkin dicapai oleh semua siswa , karena prestasi akademik yang baik, dicapai
dengan melibatkan berbagai faktor dalam misalnya kecerdasan siswa, dan
kelengkapan belajar, sedangkan faktor luar misalnya guru, sarana dan prasarana di
sekolah, dan hubungan dengan siswa.
B. Pembelajaran kooperatif
Dalam pembelajaran seringkali kelas didomonasi oleh kelompok atas,
sedangkan kelompok menengah apalagi kelompok tidak begitu nampak perannya
dalam pembelajaran. Guru yang baik akan berusaha untuk melibatkan ketiga
kelompok ini untuk ikut serta dalam proses pembelajaran. Berbagai cara dapat
ditempuh baik melalui pengajuan pertanyaan secara langsung, menyusun stategi
pembelajaran yang melibatkan seluruh kelompok siswa dalam kelas. Cara yang
terakhir ini seringkali lebih efektif karena melibatkan seluruh anggota kelompok
dalam kegiatan pembelajaran.
9
Pembelajaran kooperatif pada dasarnya adalah metode pembelajaran dengan
menempatkan siswa dalam kelompok kemampuan anggota heterogen dan
memberi penghargaan terhadap usaha dan keberhasilan kelompok, bukan pada
perorangan. Gambaran umum dari pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut
:
1. Siswa secara kooperatif bekerja dalam kelompok untuk menguasai materi.
2. Kelompok tersusun atas siswa dengan kemampuan tinggi, sedang, dan
rendah.
3. Sistem penghargaan berorientasi pada kelompok, bukan perorangan.
4. Bilamana mungkin memperhatikan ras, budaya, dan jenis kelamin siswa.
C. Tutorial Teman Sebaya
Metode ini dilakukan dengan cara memberdayakan kemampuan siswa yang
memiliki daya serap yang tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi/latihan
kepada teman-temannya yang belum faham. Metode ini banyak sekali manfaatnya
baik dari sisi siswa yang berperan sebagai tutor maupun bagi siswa yang
diajarkan. Peran guru adalah mengawasi kelancaran pelaksanaan metode ini
dengan memberi pengarahan dan lain-lain.
Tutor teman sebaya dikenal dengan pembelajaran teman Sebaya atau antar
peserta didik, hal ini bisa terjadi ketika peserta didik yang lebih mampu
menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik lain
yang kurang mampu. Alternatifnya, waktu khusus tiap harinya harus dialokasikan
agar peserta didik saling membantu dalam belajar baik satu-satu atau dalam
kelompok kecil. Tutor teman sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran
untuk membantu memenuhi kebutuhan peserta didik. Ini merupakan pendekatan
kooperatif bukan kompetitif. Rasa saling menghargai dan mengerti dibina di
antara peserta didik yang bekerja bersama.
Dalam penggunaan metode pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan
kekurangan, seperti halnya tutor sebaya. Uraian di atas adalah beberapa kelebihan
dari metode Tutor teman sebaya sementara kekurangan metode ini antara lain :
- Tidak semua siswa dapat menjelaskan kepada temannya.
10
- Tidak semua siswa dapat menjawab pertanyaan temannya.
D. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual
Pengajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan peserta didik
dari TK sampai dengan SMU/SMK untuk menguatkan, memperluas, dan
menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai
macam tatanan dalam sekolah dan luar sekolah agar dapat memecahkan masalah-
masalah yang disimulasikan.
Pembelajaran kontekstual terjadi apabila peserta didik menerapkan dan
mengalami apa yang sedang diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalah
dunia nyata yang berhubungan dengan peran dan tanggung jawab mereka sebagai
anggota keluarga, warga Negara, peserta didik, dan tenaga kerja. Pembelajaran
kontekstual adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan
pengalaman sesungguhnya.
Enam unsur kunci pembelajaran kontekstual, yaitu :
1. Pembelajaran bermakna : pemahaman, relevansi, dan penghargaan
pribadi peserta didik bahwa ia berkepentingan terhadap konten yang
harus dipelajari. Pembelajaran dipersepsi sebagai relevan dengan hidup
mereka;
2. Penerapan pengetahuan : kemampuan untuk melihat bagaimana apa
yang dipelajari diterapkan dalam tatanan-tatanan lain dan fungsi-fungsi
pada masa sekarang dan akan dating;
3. Berfikir tingkat lebih tinggi : peserta didik dilatih untuk berfikir kritis
dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami persoalan, atau
memecahkan suatu masalah;
4. Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar : konten
pengajaran berhubungan dengan suatu rentang dan beragam standar
lokal, Negara bagian, nasional, asosiasi, dan / atau industri;
5. Responsif terhadap budaya : pendidik harus memahami dan
menghormati nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan
peserta didik, sesama rekan pendidik dan masyarakat tempat mereka
mendidik;
11
6. Penilaian autentik : penggunaan berbagai macam strategi penilaian yang
secara valid mencerminkan hasil belajar sesungguhnya yang diharapkan
dari peserta didik.
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik
dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan
melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni:
3. Dari data soal no 2 buatlah table distribusi frekuensi
4. Dari data soal no 2 tentukan nilai rata-rata
F. Instrumen Penelitian
Pengembangan Instrumen untuk Mengukur Keberhasilan Tindakan
nstrumen yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) haruslah sejalan
dengan prosedur dan langkah PTK. Instrumen untuk mengukur keberhasilan
tindakan dapat dipahami dari dua sisi yaitu sisi proses dan sisi hal yang diamati.
1. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mencatat kegiatan yang dilakukan
oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran selama tindakan diberikan
untuk mengetahui sejauh mana keefektifan pemberian kuis dalam
pembelajaran sebagai upaya peningkatan motivasi belajar siswa.
Untuk mengisi lembar observasi ini yaitu memilih “ya” bila deskripsi
dilakukan dan “tidak” bila deskripsi tidak dilakukan. Adapun kisi-kisi
untuk lembar observasi yang digunakan sebagai berikut.
Tabel . Kisi-kisi Lembar Observasi
Aspek yang Diamti Nomor Butir Jumlah
A Guru membimbing siswa dalam
proses belajar mengajar
1, 2, 3, 6, 7,
10,11, 23
8
B Guru memotivasi siswa dalam
meningkatkan belajar matematika
dengan pemberian kuis
4, 5, 17, 22 4
C Sikap siswa saat pembelajaran 9, 15, 16 3
D Sikap siswa saat diberikan kuis 18, 19, 20 3
E Bentuk motivasi yang diberikan
guru
8, 12, 13, 14,
21
5
Jumlah 23
20
2. Angket
Angket ini berupa kumpulan pernyataan untuk mengumpulkan data
mengenai respons siswa terhadap pemberian kuis dalam proses
pembelajaran matematika guna meningkatkan motivasi siswa dalam
belajar matematika. Angket ini terdiri dari 22 butir pernyataan yang
terbagi menjadi 2 butir pernyataan negatif dan 20 butir pernyataan positif.
Masing-masing butir pernyataan mempunyai 5 alternatif jawaban yaitu:
SS : sering sekali, JR : jarang,
S : sering, TP : tidak pernah.
KK : kadang-kadang,
Tabel 2. Kisi-kisi Angket
No. Indikator Nomor Butir Soal JumlahA.
B.
C.
D.
Motivasi mengerjakan kuis matematikaKetekunan dalam mengerjakan dan menyelesaiakan kuis matematikaUsaha untuk meningkatkan prestasi belajarBesarnya perhatian terhadap kuis matematika
1, 2, 3, 4, 5, 6
7, 8, 9, 10, 11
12,13,14,15
16,17,18,19,20,22
6
5
4
7
Jumlah 22
3. Soal-soal Kuis
Kuis yang disusun untuk penelitian ini dikembangkan berdasarkan
analisis kurikulum atau silabus SMK N 1 Girisubo untuk mata pelajaran
matematika materi Statistika kelas XII Komputer Jaringan sebagai berikut.
Kompetensi Dasar : Menyajikan hasil penerapan konsep peluang
untuk menjelaskan berbagaiobjek nyata melalui percobaan menggunakan
frekuensi relatif
Indikator :
Membuat data dalam bentuk diagram dan table
Membuat data dalam bentuk table dari suatu data tunggal
Menghitung nilai rata-rata dari data table yang sudah diberikan Kuis
diberikan di awal, maupun pada akhir pembelajaran. Kuis hanya diberikan
21
sekali atau dua kali dalam setiap pertemuan. Tes singkat (kuis) diberikan
dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
b. Tes prestasi
Tes prestasi merupakan tes evaluasi diberikan apabila sub bab telah
selesai. Tes ini diberikan pada akhir siklus I dan akhir siklus II. Tes
prestasi digunakan untuk mengukur penguasaan dan kemampuan para
siswa setelah siswa menerima proses belajar-mengajar dari guru.
Instrumen ini juga digunakan sebagai sumber tambahan dalam melihat
perkembangan motivasi siswa yang dilihat dari aspek peningkatan nilai
dan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran dengan metode
ekspositori yang diberikan kuis. Tes digunakan untuk mengetahui
ketercapaian prestasi belajar siswa siswa.
G. Definisi Operasional Penelitian
1. Metode Kooperatif Tutorial Teman Sebaya Berbasis Konseptual
a. Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
tujuan penting pembelajaran, diantaranya hasil belajar akademik,
penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan
social.
Menurut Slavin (1997), pembelajaran kooperatif, merupakan
model pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang
memiliki kemampuan heterogen.
b. Pembelajaran Tutorial Teman Sebaya
Menurut Suharsimi Arikunto(2009) Tutor teman sebaya yaitu
mereka yang mempunyai usia hampir sebaya dengan sesamanya
dimintai bantuan oleh guru untuk menerangkan kepada teman-
temannya dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran
diperlukan bantuan tutor yaitu orang yang dapat membantu murid
secara individual. Sebaiknya orang itu jangan gurunya sendiri
sehingga ia dapat memberi bantuan dengan cara yang lain daripada
22
guru itu. Hendaknya diusahakan agar murid selekas mungkin dapat
membebaskan diri dari bantuan tutor. Jadi tutor harus mendidik
agar dapat belajar sendiri.
c. Pembelajaran Berbasis Konseptual
Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk
membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya
kepada siswa. Pembelajaran berdasarkan masalah bertujuan untuk
(a) membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikir dan
keterampilan pemecahan masalah, (b) belajar peranan orang
dewasa yang autentik, dan (c) menjadi pebelajar yang mandiri.
2. Kemampuan penguasaan materi Statistika
Pemahaman konsep adalah pemahaman terhadap ide atau
pengertian umum yang disusun dengan kata atau simbol yang menjadi
titik tolak awal dari semua hal yang berhubungan dengan ide tersebut.
Indikator pemahaman konsep meliputi:
1) Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan guru dan
mengerjakan soal di papan tulis secara tepat.
2) Kemampuan siswa dalam menerapkan konsep secara tepat.
3) Kemampuan siswa memberi tanggapan tentang jawaban siswa lain.
4) Kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan materi.
H. Teknik Analisa Data
Data penelitian dikumpulkan melalui :
1. Pengamatan pembelajaran sebelum penelitian, yang terasa begitu
berat dalam mengajarkan Statistika di kelas XII SMK N 1 Girisubo.
2. Pengisian angket oleh siswa sebelum dan sesudah penelitian
dilakukan.
3. Pengisian lembar pengamatan proses pembelajaran selama penelitian
oleh kolaborator dan peneliti sendiri.
4. Melalui tes (pretes dan postes) materi penelitian sebelum dan sesudah
tindakan dilakukan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas. 2006. Model Pelatihan dan Pengembangan Silabus. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Krismanto, Al. 2003. Beberapa Teknik, Model, dan Strategi Dalam
Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Pusat