Top Banner
Penggunaan Mesin Perajang Serba Agroindustri Keripik Pis Karya Tulis Ini Disusun untuk Mengikuti Lo Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional DPW I Diusulkan Oleh: 1. Khurimanti Siregar (110 32 2. Marito Hasibuan (110 320
48

Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

Apr 07, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada

Agroindustri Keripik Pisang

Karya Tulis Ini Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis

Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional DPW I POPMASEPI 2013

Diusulkan Oleh:

1. Khurimanti Siregar (110 320

2. Marito Hasibuan (110 320

Page 2: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada

penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah dengan judul

“Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri

Keripik Pisang”. Penulisan karya ilmiah ini dibuat

dalam rangka mengikuti perlombaan karya tulis ilmiah

mahasiswa tingkat nasional DPW I POPMASEPI 2013.

Penulis telah banyak memperoleh kontribusi berupa

pemikiran, bimbingan dan saran dari banyak pihak, Sejak

awal rintisan pelaksanaan sampai penyusunan karya tulis

ilmiah, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Suryadi, S.P., M.P selaku dosen pembimbing

atas segala bimbingan dan arahan yang telah

diberikan kepada penulis.

2. Bapak Dr. Ismadi, S.P., M.Si dan Bapak Fadli, S.P.

M.Si yang senantiasa membantu dan membimbing tim

penulis dalam memberi dorongan dan masukan yang

sangat bermanfaat dalam penulisan karya ilmiah

ini.

Page 3: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBARAN PENGESAHAN ............................... i

KATA PENGANTAR..................................... ii

DAFTAR ISI......................................... iii

DAFTAR TABEL....................................... v

ABSTRAK............................................ vi

I. PENDAHULUAN..................................... 1

1.1. Latar Belakang............................ 1

1.2. Rumusan Masalah........................... 2

1.3. Tujuan Penulisan.......................... 3

1.4. Manfaat penulisan......................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA............................... 4

2.1.Pendapatan................................. 4

2.2.Nilai Tambah............................... 5

Page 4: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

2.3. Keuntungan................................ 6

2.4. Agroindustri.............................. 7

2.5. Pisang.................................... 8

2.6. Mesin Perajang Serbaguna.................. 9

2.7. Kajian Terdahulu.......................... 11

III. METODE PENULISAN.............................. 12

3.1.Teknik Pengumpulan Data.................... 12

3.2.Analisis Data.............................. 12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................ 13

4.1. Gambaran Umum UD. Mudah Rezeki............. 13

4.2. Proses Pembuatan Keripik Pisang Pada UD.

Mudah Rezeki.................................... 13

4.3. Biaya Produksi Pada UD. Mudah Rezeki....... 15

4.4. Produksi dan Nilai Produksi................ 17

Page 5: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

4.5. Keuntungan dan Nilai Tambah Agroindustri

Keripik Produksi................................ 17

4.6. Analisis Biaya Produksi Keripik Pisang

Dengan Menggunakan Mesin Perajang Serbaguna . 20

4.7. Produksi dan Nilai Produksi

Keripik Pisang..................................... 22

4.8. Keuntungan dan Nilai Tambah Yang

Diperoleh Dengan Menggunakan Mesin

Perajang Pisang............................

......................................22222

V. PENUTUP......................................... 25

5.1. Kesimpulan................................ 25

5.2. Saran..................................... 25

DAFTAR PUSTAKA..................................... vii

LAMPIRAN...........................................

...............................................viii

Page 6: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

DAFTAR TABEL

No Judul Hal

1. Hasil dan Analisis Teknik....................... 9

Page 7: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

2. Prosedur Perhitungan Nilai Tambah Agroindustri. . 123. Rincian Penggunaan Biaya Produksi Pada

Agroindustri UD. Mudah Rezeki Per ProsesProduksi........................................ 15

4. Rincian Penggunaan Bahan Baku Pembuatan KeripikPisang Dalam Satu Kali Proses Produksi PadaAgroindustri Keripik Pisang..................... 16

5. Rincian Penggunaan Tenaga Kerja Per ProsesProduksi Pada Agroindustri Keripik Pisang....... 16

6. Produksi, Harga Jual dan Nilai Produksi KeripikPisang Per Proses Produksi...................... 17

7. Hasil Analisis Nilai Tambah dan KeuntunganKeripik Pisang Pada Agroindustri UD. MudahRezeki.......................................... 18

8. Analisis Biaya Produksi Keripik Pisang DenganMenggunakan Mesin Perajang Serbaguna............ 20

9. Rincian Penggunaan Bahan Baku Dengan MenggunakanMesin Perajang Serbaguna........................ 21

10.................................................Rincian Penggunaan Tenaga Kerja Dengan MenggunakanMesin Perajang Serbaguna........................ 22

11.................................................Produksi Harga Jual dan Nilai Produksi KeripikPisang Per Proses Produksi...................... 23

12.................................................Hasil Analisis Nilai Tambah dan Keuntungan KeripikPisang Per Proses Produksi Dengan MenggunakanMesin Perajang Serbaguna........................ 23

Page 8: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

ABSTRAK

Keripik merupakan makanan yang dapat dimakan kapan

dan di mana saja dalam kondisi santai maupun resmi.

Keripik dapat dijadikan sebagai peluang usaha yang

menguntungkan. Di Kecamatan Bireuen banyak masyarakat

yang sudah menjalankan usaha pembuatan keripik. Namun

di dalam proses pengolahan keripik ini terdapat

beberapa permasalahan. Salah satunya adalah masalah

pemotongan/perajangan bahan baku yang masih dilakukan

secara manual, sehingga membutuhkan lebih banyak waktu

dan tenaga. Untuk mengatasi masalah tersebut, terdapat

satu jalan yang dapat dilakukan dengan menggunakan

mesin perajang serbaguna yang menggunakan prinsip

putaran dan menggunakan beberapa pisau untuk memotong

bahan baku, sehingga dapat meningkatkan produktivitas ,

efisiensi waktu dan tenaga kerja pada home industry

keripik. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui

peningkatan produksi dan pendapatan, kendala yang

dihadapi , serta besarnya nilai tambah dan keuntungan

dari usaha keripik pisang. Data yang diperlukan dalam

penelitian ini terdiri dari data primer dan data

skunder. Data primer diperoleh melalui wawancara

langsung dengan Bapak M, Yakob Mahmud sebagai pemilik

UD. Mudah Rezeki yang berlokasi di Kota Meuligoe

Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen. Data skunder

diperoleh dari studi kepustakaan yang berkaitan dengan

Page 9: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

materi penulisan. Agroindustri UD. Mudah Rezeki

terletak Desa Kuta Meuligoe, Kecamatan Jeumpa,

Kabupaten Bireuen. Agroindustri ini merupakan salah

satu agroindustri yang berskala rumah tangga. Usaha ini

didirikan oleh Bapak Muhammad Yakob Mahmud, pada tahun

1996. Pengolahan bahan baku pisang masih dilakukan

secara manual dengan menggunakan pisau tajam sehingga

produktivitas tidak maksimal. Tetapi, jika pengolahan

dengan menggunakan mesin perajang serbaguna perolehan

produktivitas akan maksimal. Mesin perajang pisang

mampu meningkatkan hasil produksi dibandingkan dengan

menggunakan cara manual. Pengolahan dengan menggunakan

cara manual dalam waktu 1 jam hanya dihasilkan 5 kg

keripik, sedangkan dengan menggunakan mesin perajang

dapat dihasilkan 12 kg keripik dalam waktu 1 jam.

Keyword: pendapatan, keuntungan, nilai tamb

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keripik adalah sejenis makanan ringan berupa irisan

tipis dari buah-buahan, umbi-umbian dan sayuran yang

digoreng di dalam minyak nabati. Untuk menghasilkan

rasa yang gurih dan renyah biasanya diberi bumbu rempah

tertentu. Secara umum keripik dibuat melalui tahap

penggorengan, selain itu ada juga dengan melalui

penjemuran, atau pengeringan. Keripik dapat berasa

Page 10: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

asin, pedas, manis, gurih, atau paduan dari

keseluruhannya

Keripik pisang adalah makanan yang dibuat dari buah

pisang yang diiris tipis kemudian digoreng dengan

menggunakan minyak goreng. Makanan ini tersebar hampir

merata di seluruh Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh.

Keripik pisang Bireuen dibuat dari pisang gepok,

pisang wak dan pisang jenis yang lainnya. Keberadaan

beberapa agroindustri di Kabupaten Bireuen ini masih

berskala rumah tangga (home industry) dan merupakan usaha

yang dilakukan masyarakat untuk meningkatkan

keuntungan.

Kecamatan Jeumpa mempunyai potensi yang cukup besar

dalam pengembangan agroindustri, terutama untuk

agroindustri keripik pisang dengan orientasi pasar

antar daerah. Hal ini dikarenakan Kecamatan Jeumpa

mampu menghasilkan produksi pisang sebagai bahan baku

industry, sebesar 7.092 ton setiap tahunnya, sehingga

memungkinkan pengembangan agroindustri usaha kecil

pembuatan keripik pisang.

Berdasarkan survei diketahui bahwa pembuatan

keripik pisang di lokasi Kota Meuligoe Kecamatan Jeumpa

Kabupaten Bireuen masih menggunakan cara tradisional

dalam pemanfaatan setiap tahapan proses sehingga hasil

yang dicapai belum maksimal. Keripik pisang yang

Page 11: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

dihasilkan warnanya kurang menarik, mudah menurun

kerenyahannya dan sisa produksi hanya ditumpuk dalam

bentuk sampah. Penggunaan teknologi sederhana dengan

modal yang terbatas, dan kualitas sumberdaya manusia

yang rendah, diharapkan ada peningkatan tambahan

pendapatan dari pengelolahan pisang secara terpadu

Penggunaan teknologi akan mengoptimalkan setiap tahapan

proses proses dan pemanfaatan hasil samping sehingga

dapat menambah pendapatan keluarga tani.

Namun, di dalam proses pengolahan keripik ini

terdapat beberapa permasalahan, salah satunya adalah

masalah pemotongan/perajangan bahan baku keripik,

pemotongan bahan baku masih dilakukan secara manual,

sehingga membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga.

Padahal proses pemotongan bahan baku merupakan salah

satu langkah terpenting yang menentukan hasil akhir

dari keripik tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan suatu

cara untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi

kerja, sehingga produktifitas kerja dapat meningkat

pula. Untuk itu, tim penyusun mencoba menjelaskan

pengaruh penggunaan mesin perajang dalam memecahkan

masalah yang dihadapi para pengusaha keripik pisang

untuk meningkatkan produktifitas home industri keripik.

Mesin perajang serbaguna yang menggunakan prinsip

putaran dan menggunakan beberapa pisau untuk memotong

bahan baku keripik. Pembuatan mesin ini bertujuan untuk

Page 12: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga. Selama ini

pengolahan dengan cara manual hanya dapat menghasilkan

keripik sebanyak 10 kg setiap harinya, dengan dibuatnya

mesin perajang serbaguna berkapasitas produsi 10 kg

tiap 40 menit maka mesin tersebut dapat meningkatkan

produksi keripik.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan,

maka perumusan masalah dalam karya tulis ilmiah ini

adalah:

1. Apakah dengan menggunakan mesin perajang pisang

dapat meningkatan produksi dan pendapatan usaha

keripik pisang ?

2. Apa saja kendala yang dihadapi dalam usaha keripik

pisang ?

3. Berapa besar nilai tambah dan keuntungan yang

diperoleh dari usaha keripik pisang ?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui peningkatan produksi dan

pendapatan usaha keripik pisang

2. Untuk menetahui kendala yang dihadapi usaha

keripik pisang

Page 13: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

3. Untuk menetahui besarnya nilai tambah dan

keuntungan yang diperoleh usaha keripik pisang

1.4. Manfaat Penulisan

Karya tulis ilmiah ini diharapkan memberikan

manfaat bagi berbagai pihak, antara lain:

- Bahan informasi bagi pengusaha keripik pisang

sebagai pertimbangan dalam upaya pengembangan

usahanya.

- Informasi bagi peneliti untuk menelaah lebih

lanjut dalam memberikan masukan bagi agroindustri

dalam penjualan hasil produksi.

Page 14: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendapatan

Pendapatan merupakan suatu tujuan utama dari

perusahaan karena dengan adanya pendapatan maka

operasional perusahaan kedepan akan berjalan dengan

baik atau dengan kata lain bahwa pendapatan merupakan

suatu alat untuk kelangsungan hidup perusahaan.

Mubyarto (1994) menyatakan bahwa pendapatan adalah uang

yang diterima dan diberikan kepada subjek ekonomi

berdasarkan prestasi-prestasi yang diserahkan sebagai

balas jasa dari penyerahan prestasi tersebut untuk

mempertahankan hidupnya.

Pengertian pendapatan menurut Winardi (1992) adalah

saluran penerimaan, baik berupa uang maupun barang,

baik dari pihak lain maupun dari hasil sendiri yang

dimulai dengan sejumlah uang atau jasa atas dasar harga

yang berlaku pada saat itu. Pendapatan dapat dibedakan

menjadi:

1. Sektor pekerjaan pokok, yaitu menjadi sumber

utama kehidupan keluarga.

2. Sektor pekerjaan sampingan, yaitu pekerjaan yang

hasilnya dipakai sebagai penunjang untuk

mencukupi kebutuhan hidup suatu keluarga.

Page 15: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

3. Sektor subsistem yaitu, sumber pendapatan yang

sering diartikan sebagai pekerjaan yang

menghasilkan sesuatu untuk dikonsumsi sendiri.

Menurut Supriyono (1999) pendapatan perkapita rata-

rata masyarakat kita sampai saat ini masih tergolong

rendah sehingga hampir seluruh pendapatan digunakan

untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Jumlah

pendapatan seseorang yang diperoleh sehari-hari sangat

tergantung dari jenis pekerjaan itu sendiri dan tingkat

pendidikan.

Pengertian pendapatan yang dimaksud di sini adalah

semua barang dan jasa serta uang yang diterima baik

secara individu maupun golongan masyarakat dalam jangka

waktu tertentu. Tinggi rendahnya pendapatan seseorang

sangat tergantung pada keterampilan, keahlian, luasnya

kesempatan kerja dan besarnya modal yang digunakan

(investasi).

2.2. Nilai Tambah

Nilai tambah (added value) merupakan pertambahan

nilai suatu produk atau komoditas karena mengalami

proses pengolahan, pengangkutan ataupun penyimpanan

dalam suatu produksi. Menurut Hayami dan Sudiyono

(2002), ada dua cara untuk menghitung nilai tambah

yaitu: nilai tambah untu pengelolahan dan nilai tambah

untuk pemasaran. Nilai untuk pengelolahan dapat

dikategorikan ke dalam faktor teknis dan faktor pasar.

Page 16: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

Faktor teknis yang berpengaruh adalah kapasitas

produksi, jumlah bahan baku yang digunakan dan tenaga

kerja yang berpengaruh adalah harga output, upah tenaga

kerja, harga bahan baku dan nilai input lainnya.

Menurut Daniel (2002), secara ekonomis peningkatan

nilai tambah suatu barang dapat dilakukan melalui :

1. Melalui perubahan bentuk (form utility) suatu produk

akan mempunyai nilai tambah ketika barang

tersebut mengalami perubahan bentuk.

2. Melalui perubahan tempat (place utility) suatu barang

akan memperoleh nilai tambah apabila barang

tersebut mengalami pemindahan tempat.

3. Melalui perubahan waktu (time utility) suatu barang

akan memperoleh nilai tambah ketika dipergunakan

pada waktu berbeda.

4. Melalui perubahan kepemilikan (potition utility)

barang akan memperoleh nilai tambah ketika

kepemilikan akan barang tersebut berpindah dari

satu pihak ke pihak lainnya.

Menurut Sudiyono (2000), dasar perhitungan dari

analisis nilai tambah adalah per kg hasil, standar

harga yang digunakan untuk bahan baku dan produksi di

tingkat pengolahan/pengusaha. Nilai tambah

menggambarkan imbalan bagi tenaga kerja, modal dan

manajemen, secara matematis faktor-faktor yang

Page 17: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

mempengaruhi nilai tambah dapat dinyatakan sebagai

berikut:

Nilai tambah = f(K.B.T.U.H,H,L)

Dimana K = kapasitas produksi (kg)

B = bahan baku yang digunakan (sisir)

T = tenaga kerja yang digunakan (orang)

U = upah tenaga kerja (Rp)

H = harga output (Rp/kg)

H = harga bahan baku (Rp/sisir)

L = nilai output lain (Rp/kg)

Dari hasil perhitungan tersebut akan dihasilkan

keterangan sebagai berikut:

1. Perkiraan nilai tambah (Rp)

2. Rasio nilai tambah (%)

3. Imbalan tenaga kerja (Rp)

4. Imbalan bagi modal dan manajemen (Rp).

2.3. Keuntungan

Page 18: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

Keuntungan adalah penerimaan total dikurangi biaya

total. Keuntungan ditentukan oleh dua hal, yaitu

penerimaan dan biaya. Jika perubahan penerimaan lebih

besar dari pada perubahan biaya dari setiap output,

maka keuntungan yang diterima akan meningkat. Jika

perubahan permintaan lebih kecil dari pada perubahan

biaya, maka keuntungan yang diterima akan menurun.

Keuntungan atau laba menunjukkan nilai tambah (hasil)

yang diperoleh dari modal yang dijalankan (Muhammad,

1995).

Menurut Soekartawi (2003), keuntungan (profit) dari

sisi pengusaha adalah selisih penerimaan dari hasil

penjualan dengan biaya produksi pada tahun yang

bersangkutan. Penerimaan pengusaha adalah adalah total

nilai penjualan yaitu harga penjualan di pintu gerbang

pengusaha dengan jumlah produksi. Biaya produksi adalah

keseluruhan biaya yang dikeluarkan pengusaha untuk

mengelola usahatani pada tahun tertentu.

Dalam kegiatan perusahaan atau agroindustri,

keuntungan ditentukan dengan cara mengurangkan berbagai

biaya yang dikeluarkan dari hasil penjualan yang

diperoleh. Biaya yang dikeluarkan meliputi pengeluaran

untuk bahan mentah, pembayaran upah, pembayaran bunga,

dan sewa tanah. Apabila hasil penjualan yang diperoleh

dikurangi denga biaya-biaya tersebut nilainya adalah

positif maka diperoleh keuntungan.

Page 19: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

2.4. Agroindustri

Agroindustri adalah industri yang berbahan baku

utama dari produk pertanian. Studi agroindustri pada

konteks menekankan pada food processing management dalam

suatu perusahaan produk olahan yang bahan baku utamanya

adalah produk pertanian. Menurut FAO suatu industri

yang menggunakan bahan baku dari pertanian dengan

jumlah minimal 20% dari jumlah bahan baku yang

digunakan disebut agroindustri.

Pembangunan agroindustri merupakan bagian dari

usaha jangka panjang untuk mengubah struktur

perekonomian menjadi seimbang antara pertanian dengan

industri. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka

pengembangan berbagai jenis agroindustri merupakan

salah satu alternatif yang lebih sesuai. Pengembangan

agroindustri yang mempunyai keunggulan komperatif,

sehingga bisa meningkatkan nilai tambah, memperluas

lapangan kerja dan kesempatan berwirausaha serta

pemerataan pendapatan.

Agroindustri juga dapat dipandang sebagai kegunaan

yang memerlukan input kemudian merubahnya untuk

menciptakan tujuan tertentu. Input dalam kegunaan

agroindustri terdiri dari bahan mentah hasil pertanian

maupun bahan tambahan, tenaga kerja, modal dan faktor

pendukung lainnya, antara lain teknologi, informasi,

manajeman, ketersediaan infrastruktur dan fasilitas

Page 20: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

penunjang serta penelitian dan penggunaan maupun

kebijakan, sedangkan kegiatan agroindustri meliputi

usaha untuk meningkatkan nilai tambah produk-produk

pertanian melalui pengolahan lanjut dari bahan-bahan

mentah hasil pertanian atau memberikan jasa kepada

pengrajin. Penunjang serta penelitian dan penggunaan

maupun kebijakan, sedangkan kegiatan agroindustri

meliputi usaha untuk meningkatkan nilai tambah produk-

produk pertanian melalui pengolahan lanjut dari bahan-

bahan mentah hasil pertanian atau memberikan jasa

kepada pengrajin.

Agroindustri yang melakukan kegiatan pengadaan dan

pengeluaran saprodi, alat mesin pertanian disebut

agroindustri hulu (up stream), sedangkan yang melakukan

kegiatan penanganan dan pengolahan produk primer

disebut agroindustri hilir (down stream). Kaitan antara

agroindustri dengan sektor pertaian pada umumnya

dibatasi pada kaitan langsung, karena makin tinggi

proses produksi berlangsung, maka akan jauh

kedudukannya dari pengertian agroindustri.

Menurut Hicks (1995), agroindustri adalah kegiatan

dengan ciri: (a) meningkatkan nilai tambah, (b)

menghasilkan produk yang dapat dipasarkan atau

digunakan atau dimakan, (c) meningkatkan daya simpan,

dan (d) menambah pendapatan dan keuntungan produsen.

2.5. Pisang

Page 21: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

Tanaman pisang (Musa paradisiaca ) merupakan salah

satu hasil komoditi pertanian di Indonesia yang dipakai

sebagai bahan makanan. Seiring dengan perkembangan

teknologi, pisang juga bisa digunakan sebagai bahan

baku industri, bahan makanan pengganti, misalnya saja

keripik pisang. Pembuatan keripik pisang merupakan

salah satu cara pengolahan pisang untuk menghasilkan

suatu produk yang relatif awet dengan tujuan untuk

menambah jenis produk yang dihasilkan (Prasasto, 2008).

Pisang segar memiliki beberapa kelemahan,

diantaranya adalah mudah mengalami penurunan kualitas

(rusak) apabila tidak segera dijual dan diolah setelah

pemanenan. Peningkatan nilai ekonomi pisang dapat

dilakukan dengan mengelolah pisang tersebut manjadi

berbagai macam produk olahan baik dalam bentuk basah

maupun kering. Beberapa macam produk olahan pisang

antara lain adalah keripik pisang, kremes pisang,

tepung pisang, kerupuk pisang, pangsit kulit pisang,

bonggol pisang, dan lain sebagainya (Djaafar et al.,

2003).

2.6. Mesin Perajang Serbaguna

Mesin perajang serbaguna adalah mesin yang

pengiris atau perajang pisang dengan ketebalan yang

sesuai untuk produk olahan keripik, untuk meningkatkan

hasil dan kualitas produk akhir. Mesin ini juga dapat

dimanfaatkan untuk mengiris atau merajang bahan baku

Page 22: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

selain buah pisang, antara lain; singkong, ubi, talas,

sukun, kentang dan lain-lain.

Konsep mesin perajang serbaguna dikembangkan

dengan kriteria perancangan dan bobot yang berbeda-

beda. Kriteria yang digunakan adalah hasil irisan

pisang yang seragam, mudah dalam pengoperasian dan

perawatan, aman dan awet, mudah dimanufaktur, serta

harga yang murah.

Mesin perajang memiliki tiga buah pisau pada

piringan yang diputar dengan menggunakan motor dan

ditransmisikan melalui pulley dan beltke poros. Mata

pisau dapat diatur posisinya sesuai kebutuhan irisan

pisang yang diinginkan. Mesin perajang serbaguna

membutuhkan daya motor yang 0,038 kW, dengan

spesifikasi: supply tegangan 230 VAC, daya 0,25 HP dan

putaran 1400 rpm. Hasil analisis teknik mesin perajang

tercantum pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 1. Hasil Analisis Teknik

Fitur SpesifikasiMotor Penggerak

Motor

230VAC / 0,25 HP / 1400 rpm

Mekanisme pengiris

pisang

Pisau berputar dengan 3 buah mata

pisau yang dapat diatur posisinya

Sistem transmisi Belt-Pulley; V-belt tipe A no. 65

Diameter pulley motor = 70 mm

Page 23: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

Diameter pulley poros piring

berputar = 260 mm

Mesin perajang serbaguna ini sangat mudah

diperoleh di pasaran dan ramah lingkungan. Beberapa

jenis material yang digunakan pada mesin ini antara

lain: kerangka utama dari baja profil, piringan

berputar dari besi cor, dan komponen yang bersentuhan

dengan pisang dari stainless steel. Mesin perajang

serbaguna ini menggunakan konsep acuan proses pembuatan

produk dengan standar yang berlaku, baik dalam bentuk

maupun kualitas.

Langkah-langkah penggunaan mesin, yaitu:

1. Menyediakan bahan berupa pisang mentah yang telah

dikupas kulitnya. Pisang yang digunakan sebagai

bahan baku keripik pisang adalah pisang yang masih

agak keras.

2. Menyiapkan tempat penampungan untuk hasil potongan

pisang.

3. Mengatur posisi pisau pada piring berputar, agar

tebal irisan pisang sesuai dengan yang diinginkan.

4. Menyalakan mesin dengan menghubungkan mesin pada

arus listrik dan menekan tombol on pada mesin,

kemudian memasukkan pisang pada tempat pemegang

pisang, satu persatu sampai pisang habis.

Page 24: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

Mesin pengiris serbaguna ini dapat menjawab semua

permasalahan dan kebutuhan yang ada, baik dari operator

maupun pemilik home industry keripik pisang karena:

1. Proses pengirisan menjadi lebih mudah, higienis,

dan tidak membahayakan operator.

2. Kapasitas mesin lebih besar dari alat yang sudah

ada, yaitu sebesar ± 60 kg/jam, dengan 2 variasi

pemotongan, yaitu lurus (melintang) dan miring.

3. Ketebalan hasil irisan pisang lebih seragam dan

dapat diatur.

4. Motor yang digunakan: motor AC dengan daya = ¼

HP, putaran = 1400 rpm.

5. Dimensi umum = 50 cm x 40 cm x 75 cm.

2.7. Kajian Terdahulu

Dewi (2008), menyatakan bahwa nilai tambah yang

dihasilkan dari pengolahan kentang mentah menjadi

keripik kentang sebesar Rp. 7.08,69,- dengan ratio

nilai tambah sebesar 50,03%. Keuntungan yang diperoleh

pengusaha agroindustri keripik kentang Argonas/gizifood

rata-rata sebesar Rp. 2.405,560,-dalam satu kali proses

produksi yang diperoleh dai penerimaan rata-rata

persekali proses produksi sebesar Rp. 4.1944,933,-

(diperoleh dari hasil produksi keripik kentang rata-

rata persekali proses roduksi sebesar 39,8 bungkus

dengan harga Rp. 105.000,- ) dikurang biaya pengolahan

rata-rata persekali proses produksi. Hasil penelitian

Page 25: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

pengolaan agroindustri keripik kentang Argonas/gizifood

mempunyai koefisien tenaga sebesar 0,02.

Hasil penelitian Safriani (2013), diketahui bahwa dalam

sekali produksi keripik pisang dengan modal sebesar Rp.

2.596.910,-, maka penerimaan total home industry Rp

439.090,-. Keuntungan total sebesar Rp. 439.090,-.

Produksi keripik pisang mampu memberikan nilai tambah

sebesar Rp. 1.264,- dengan rasio nilai tambah lebih

besar dari rate keuntungan.

Page 26: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

III. METODE PENULISAN

3.1. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri

dari data primer dan data skunder. Data primer

diperoleh melalui wawancara langsung dengan Bapak

M, Yakob Mahmud sebagai pemilik UD. Mudah Rezeki yang

berlokasi di Kota Meuligoe Kecamatan Jeumpa Kabupaten

Bireuen. Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan

yang berkaitan dengan materi penulisan.

3.2. Analisis Data

Sudiyono, (2002) data yang terkumpulkan diolah dan

dianalisis secara kuantitatif dan disajikan dalam

bentuk tabel. Analisis nilai tambahan dan keuntungan

keripik pisang menggunakan tabel nilai tambah pada

Tabel 2.

Tabel 2. Prosedur Perhitungan Nilai Tambah Agroindustri

No Output, Input danHarga

Satuan Notasi

1. Output kg/pp (1)2. Input sisir

bb/pp(2)

3. Tenaga Kerja orang (3)4. Faktor Konversi (4)= (1)/(2)5. Koefisien Tenaga (5)=(3)/(2)

Page 27: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

Kerja6. Harga Output Rp/kg (6)7. Upah Tenaga Kerja Rp/

orang(7)

Penerimaan danKeuntungan

8. Input Bahan Baku Rp/sisirbb

(8)

9. Input Lain Rp/kgbb

(9)

10. Nilai Output Rp (10) = (4)x(6)11. a. Nilai Tambah Rp (11a) = (10)-(9)-

(8)b. Rasio NilaiTambah

% (11b) =(11a)/(10)x100%

12. a. Pendapatan TenagaKerja Langsung

Rp (12a) = (5)x(7)

b. Pangsa TenagaKerja

% (12b) =(12a)/(11a)x100%

13. a. Keuntungan Rp (13a) = (11a) -(12a)

  b. Rute Keuntungan % (13b) = (13a)/(10)x100%

Keterangan: kg bb = kilogram bahan baku, kg =

kilogram; pp = proses produksi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum UD. Mudah Rezeki

Agroindustri UD. Mudah Rezeki terletak Desa Kuta

Meuligoe, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen.

Agroindustri ini merupakan salah satu agroindustri yang

berskala rumah tangga. Usaha ini didirikan oleh Bapak

Muhammad Yakob Mahmud, pada tahun 1996. Bangunan ini

Page 28: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

didirikan di atas tanah seluas 400 m² dengan luas rumah

produksi 6x10m². Inisiatif pendirian usaha ini adalah

untuk membuat produk makanan olahan yang bahan bakunya

berasal dari komoditi pisang, yaitu keripik pisang.

Pendirian usaha ini juga tidak lepas dari pemikiran

untuk memberdayakan masyarakat sekitar sebagai tenaga

kerja dan untuk menambah pendapatan keluarga.

Proses pengolahan pisang menjadi keripik pisang

masih dilakukan secara manual dengan menggunakan pisau

tajam pada tahap pengirisan/perajangan. Kapasitas

produksi yang dihasilkan per proses sebanyak 132 kg.

Pisang sebagai bahan baku diperoleh dari petani

setempat, Kecamatan Jeumpa bahkan luar Kabupaten

Bireuen.

4.2 Proses Pembuatan Keripik Pisang Pada UD. Mudah

Rezeki

Proses pembuatan atau pengolahan pisang menjadi

produk (keripik pisang) melalui beberapa tahapan, yaitu

dapat dilihat pada skema di bawah ini :Sortasi

Pengupasan dan Pengirisan/Perajangan

Perendaman

Penggorengan

Pendinginan

Page 29: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

Pengemasan

1. Sortasi

Pisang yang berasal dari petani biasanya bentuk

campuran pisang yang berukuran kecil dan besar.

Sortasi yaitu memisahkan pisang yang berukuran

kecil dengan pisang berukuran besar maupun pisang

yang tidak layak untuk bahan baku keripik.

2. Pengupasan dan Pengirisan/Perajangan

Buah pisang dikupas, kemudian ditempatkan ke dalam

wadah yang berisi air dan selanjutnya dilakukan

pengirisan (perajangan).

3. Perendaman

Hasil irisan direndam dalam larutan natrium

bisulfit (Na2SO3) 0,3 – 0,5% selama 10 menit lalu

ditiriskan.

4. Penggorengan

Setelah dilakukaan pengirisan maka proses

selanjutnya adalah penggorengan. Penggorengan

dilakukan oleh tenaga kerja yang terampil agar

hasil keripik pisang sesuai dengan permintaan

konsumen, yaitu warna yang menarik dan kualitas

yang bagus. Selama penggorengan, dilakukan

pengadukan secara pelan-pelan. Penggorengan

dilakukan sampai keripik cukup kering dan garing.

Page 30: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

Tiap 1 kg irisan pisang membutuhkan 3 liter minyak

goreng.

5. Pendinginan

Keripik yang sudah matang didinginkan atau

diangin-anginkan hingga keripik benar-benar kering

sambil ditiriskan agar minyak goreng yang ada

menetes dengan tuntas.

6. Pengemasan

Setelah keripik dingin kemudian dikemas dengan

menggunakan plastik polipropilen dengan ketebalan

minimal 0,8 mm atau aluminium foil dengan ukuran

17 kg dan 20 kg.

4.3 Biaya Produksi Pada UD. Mudah Rezeki

Biaya produksi meliputi biaya tetap dan biaya

tidak tetap. Biaya tetap merupakan jenis biaya yang

dikeluarkan dalam satu kali proses produksi adalah

tetap jumlahnya dan tidak mengalami perubahan. Dalam

melakukan proses produksi keripik pisang yang termasuk

biaya tetap adalah penyusutan alat-alat yang digunakan,

yang dihitung berdasarkan umur ekonomis masing-masing

alat.

Page 31: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

Biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan

dalam proses produksi tergantung dari besar kecilnya

produksi yang dihasilkan. Biaya tidak tetap dalam

proses produksi keripik pisang meliputi biaya yang

digunakan untuk pembelian bahan baku utama (Pisang

Wak), upah tenaga kerja, pembelian bahan baku

penunjang. Biaya produksi yang dikeluarkan pada

Agroindustri UD. Mudah Rezeki tercantum pada Tabel 3.

Tabel 3. Rincian Penggunaan Biaya Produksi PadaAgroindustri UD. Mudah Rezeki Per ProsesProduksi

No. Jenis Pengeluaran Jumlah Persentase (%)

1. Biaya bahan baku    A. Bahan baku utama    a. Pisang Wak

(sisir)

500  

b. Nilai (Rp) 1.500.000 57,78B. Bahan baku

penunjang

904.000 34,81

   2. a. Penyusutan alat 6. 399 0,25

b. Bangunan 6.510 0,25     

3.

Biaya tenaga kerja 180.001 6,93

  Total Biaya 2.596.910 100

Sumber : Data Primer (diolah)

Page 32: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

Tabel 3 menunjukkan bahwa biaya yang paling besar

dikeluarkan untuk memproduksi oleh UD. Mudah Rezeki

adalah untuk pembelian bahan baku. Adapun rincian biaya

pada penggunaan bahan baku untuk pembuatan keripik

pisang pada UD. Mudah Rezeki tercantum pada Tabel 4.

Tabel 4. Rincian Penggunaan Bahan Baku Untuk PembuatanKeripik Pisang Dalam Satu Kali Proses ProduksiPada Agroindustri UD. Mudah Rezeki

No Jenis Bahan Baku Jumlah Satuan Harga

(Rp/Satua

n)

Jumlah

Biaya

(Rp)

1. Bahan baku utama

(Pisang Wak)

500 sisir 3.000 1.500.000

2. Bahan baku

penunjang

       

  a. Minyak goreng 52 kg 10.000 520.000  b. Solar, ensin 70 liter 4.500 315.000  c. Garam 1 kg 3.000 3.000  d. Plastik 10 buah 2.000 20.000  e. Bawang merah 2,5 kg 12.000 30.000  f. Sari manis 2 buah 2.000 4.000  g. Karung 4 buah 3.000 12.000  Jumlah       904.000  Total       2.404.000

Sumber : Data Primer (diolah)

Berdasarkan Tabel 4 rincian biaya biaya produksi

di atas juga terdapat biaya untuk penggunaan tenaga

kerja. Tenaga kerja yang digunakan sebagian berasal

dari anggota keluarga dan penduduk sekitar. Upah kepada

Page 33: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

tenaga kerja diberikan setiap hari tergantung pada

pekerjaan masing-masing. Rincian penggunaan tenaga

kerja per proses produksi pada UD. Mudah Rezeki

tercantum pada Tabel 5.

Tabel 5. Rincian Penggunaan Tenaga Kerja Per ProsesProduksi Pada Agroindustri UD. Mudah Rezeki

No Jenis

Kegiatan

Jumla

h

Satua

n

Upah

(Rp/Orang)

Jumlah

1. Pengupas

Pisang

3 orang 16.667 50.001

2. Perajang 2 orang 30.000 60.0003. Penggoreng 2 orang 35.000 70.000

Total 180.001

Sumber : Data Primer (diolah)

Tabel 5 menunjukkan bahwa total biaya tenaga kerja

pada Agroindustri UD. Mudah Rezeki sebesar Rp. 180.001

per hari. Pengeluaran upah tenaga kerja tergantung pada

pekerjaan yang dilakukan dan jenis pekerjan masing-

masing. Upah terbesar dikeluarkan untuk pembayaran

tenaga kerja penggorengan dan upah terkecil dikeluarkan

untuk pengupasan pisang.

4.4. Produksi dan Nilai Produksi

Nilai produksi merupakan besar kecilnya nilai

hasil produksi yang diperoleh dan sangat dipengaruhi

oleh besar kecilnya produksi dan harga produksi.

Page 34: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

Besarnya nilai produksi untuk pembuatan keripik pisang

pada UD. Mudah Rezeki dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Produksi, Harga Jual dan Nilai ProduksiKeripik Pisang Per Proses Produksi

No

.

Uraian Satuan Jumlah

1. produksi keripik

pisang

kg 132

2. harga jual Rp/ kg 23.0003. nilai produksi Rp 3.036.000Sumber : Data Primer (diolah)

Tabel 6 menunjukkan bahwa produksi keripik pisang

yang dihasilkan UD. Mudah Rezeki per proses produksi

sebanyak 132 kg, dengan harga jual

Rp. 23.000/kg, maka diperoleh nilai hasil produksi

yaitu sebesar Rp. 3.036.000.

4.5. Keuntungan dan Nilai Tambah Agroindustri Keripik

Pisang

Tujuan analisis nilai tambah adalah untuk

mengetahui besarnya perolehan nilai tambah pada setiap

sisir pisang yang diolah menjadi keripik pisang. Dari

angka ini dapat dihitung pendapatan bagi tenaga kerja.

Apabila pangsa tenaga kerja lebih besar dari nilai

tambah maka nilai tambah tersebut bagian dari

pendapatan tenaga kerja. Sisa nilai tambah yang tidak

digunakan sebagai imbalan tenaga kerja merupakan bagian

Page 35: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

dari keuntungan pengusaha keripik pisang. Nilai tambah

dan keuntungan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 7. Hasil Analisis Nilai Tambah dan KeuntunganKeripik Pisang Pada Agroindustri UD. MudahRezeki

No

.

Input, Output, dan Harga Jumlah

1. Produksi (Kg/pp) 1322. Bahan Baku (sisir/pp) 5003. Tenaga Kerja (orang/pp) 74. Faktor Konversi 1:2 0,2645. Koefisien Tenaga Kerja (3:2) 0,0146. Harga Produk (Rp/Kg) 23.0007. Upah Tenaga Kerja (Rp/orang) 25.7148. Input : Pisang (Rp/sisir pp) 3.0009. Input Penunjang (RpKg bb) 1.80810

.

Nilai Keripik Pisang (4x6) 6.072

11

.

a. Nilai Tambah (10-8-9)

b. Rasio Nilai Tambah %

(11a/10x100%)

1.264

20,81

12

.

a. Pendapatan Tenaga Kerja

Langsung (5x7)

b. Pangsa Tenaga Kerja %

(12a/11ax100%)

359,996

28,48

13

.

a. Keuntungan (11a-12a)

b. Rate Keuntungan %

(13x10x100%)

904,01

14,89

Sumber : Data Primer (diolah)

Page 36: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

Berdasarkan hasil perhitungan nilai tambah pada

Tabel 7 terlihat bahwa dengan bahan baku pisang

sebanyak 500 sisir dihasilkan keripik pisang sebanyak

132 kg. Usaha ini menggunakan tenaga kerja sebanyak

tujuh orang per proses produksi. Sehingga, curahan

tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengolah satu sisir

pisang menjadi keripik pisang adalah 0,014 jam. Apabila

harga keripik pisang sebesar Rp. 23.000/kg dan faktor

konversi sebesar 0,264 maka nilai produksi sebesar Rp.

6.072. Nilai produksi dialokasikan untuk bahan baku

utama sebesar Rp. 3.000 dan input-input agroindustri

lainnya, termasuk penyusutan peralatan sebesar Rp.

1.808. Dengan demikian, nilai tambah yang didapatkan

dalam setiap sisir pisang adalah Rp. 1.264 atau 20,81%

dari nilai produksi. Pendapatan tenaga kerja dari

setiap sisir pisang yang diolah menjadi keripik pisang

ini sebesar Rp. 359,996. Maka, pangsa tenaga kerja

agroindustri keripik pisang sangat kecil yaitu 28,48%.

Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa rate keuntungan

sebesar 14,89% dari nilai produksi, artinya setiap

sisir pisang yang diproduksi akan memperoleh keuntungan

sebanyak 904,01.

Nilai tambah keripik pisang pada Agroindustri UD.

Mudah Rezeki selain dipengaruhi oleh kemampuan

pengusaha dalam memproduksi dan menjual produknya juga

dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku yang terus-

menerus. Ketersediaan bahan baku yang terus-menerus

Page 37: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

dipengaruhi oleh ketersediaan modal dan tempat

penyimpanan pascapanen pisang yang memadai, sehingga

pengusaha akan selalu memproduksi keripik pisang

sepanjang tahun. Variasi nilai tambah yang diciptakan

dari setiap sisir pisang disebabkan oleh harga bahan

baku dan harga input lainnya. Variasi bahan baku dalam

menciptakan produk agroindustri dicerminkan oleh faktor

konversi pada masing-masing pengolah agroindustri.

Faktor konversi tersebut akan berpengaruh pada nilai

produksi agroindustri. Rasio nilai tambah yang

diciptakan pada masing-masing komoditi pertanian yang

digunakan sebagai bahan baku agroindustri menunjukkan

persentase yang berbeda-beda. Hal ini terlihat dari

hasil penelitian bahwa setiap sisir pisang rasio nilai

tambah sebesar 20,81%.

Pendapatan tenaga kerja dalam penelitian nilai

tambah ini dipengaruhi oleh koefisien tenaga kerja dan

upah tenaga kerja per jam. Koefisien tenaga kerja ini

menyatakan perbandingan antara input tenaga kerja

dengan bahan baku pisang yang digunakan. Jumlah tenaga

kerja yang diserap per sisir pisang sangat kecil.

Sehingga, pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja

juga sangat kecil. Meskipun demikian, perlu

diperhatikan bahwa yang digunakan dalam proses produksi

adalah tenaga kerja yang dibayar harian. Kondisi pangsa

tenaga kerja pada agroindustri keripik pisang relatif

sangat kecil. Agroindustri UD. Mudah Rezeki sangat

Page 38: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

memperhatikan alokasi pendapatan dari faktor manajemen

yang berupa nilai tambah agroindustri.

4.6 Analisis Biaya Produksi Keripik Pisang Dengan

Menggunakan Mesin Perajang Serbaguna

Analisi biaya produksi dalam penerapan mesin

perajang serbaguna hampir dengan pengelolaan pisang

menjadi keripik pisang secara manual. Di mana, dalam

proses produksi keripik pisang menggunakan mesin

perajang serbaguna memiliki biaya tetap dan biaya tidak

tetap. Adapun yang termasuk biaya tetap adalah alat-

alat yang digunakan , yang dihitung berdasarkan umur

ekonomis masing-masing alat. Sedangkan yang termasuk

biaya tidak tetap dalam proses produksi keripik pisang

meliputi biaya untuk pembelian bahan baku penunjang,

bahan baku utama, biaya listrik serta upah tenaga

kerja. Tabel berikut menjelaskan tentang penggunaan

biaya produksi.

Tabel 8. Rincian Penggunaan Biaya Produksi KeripikPisang Dengan Menggunakan Mesin PerajangSerbaguna

No. Jenis Pengeluaran Jumlah Persentase (%)

1. Biaya bahan baku    A. Bahan baku    

Page 39: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

utama a. Pisang Wak

(sisir)

1.000  

b. Nilai (Rp) 3.000.000 40,79B. Bahan baku

penunjang

4.122.000 56,05

     2. a. Penyusutan alat 25.060 0,34

b. Bangunan 6.510 0,25     

3

.

Biaya tenaga kerja 190.000 2,58

  Total Biaya 7.353.570 100,01

Sumber : Data Primer (diolah)

Tabel 8 menunjukkan bahwa biaya yang paling besar

dikeluarkan untuk memproduksi keripik pisang adalah

untuk pembelian bahan baku. Rincian penggunaan bahan

baku untuk pembuatan keripik pisang denga ditampilkan

pada Tabel 9.

Tabel 9. Rincian Penggunaan Bahan Baku Untuk PembuatanKeripik Pisang Per Proses Produksi DenganMenggunakan Mesin Perajang Serbaguna

No Jenis Bahan

Baku

Jumla

h

Satua

n

Harga

(Rp/Satua

n)

Jumlah

Biaya

(Rp)

1. Bahan baku

utama (Pisang

1000 sisir 3.000 3.000.00

0

Page 40: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

Wak)2. Bahan baku

penunjang

       

  a. Minyak

goreng

100 kg 10.000 1.000.00

0

  b. Garam 2 kg 3.000 6.000  d. Plastik 20 buah 2.000 40.000  e. Bawang merah 5 kg 10.000 50.000  f. Sari manis 4 buah 2.000 8.000  g. Karung 6 buah 3.000 18.000  Jumlah       1.122.00

0  Total       4.122.00

0

Sumber : Data Primer (diolah)

Berdasarkan Tabel 9 rincian biaya produksi di atas

dapat diketahui bahwa biaya yang harus dikeluarkan

untuk penggunaan bahan baku pembuatan keripik pisang

dengan menggunakan mesin perajang serbaguna sebesar Rp.

4.122.000. Sedangkan untuk upah tenaga kerja

ditampilkan pada tabel berikut :

Tabel 10. Rincian Penggunaan Tenaga Kerja Untuk

Pembuatan Keripik Pisang Per Proses Produksi Dengan

Menggunakan Mesin Perajang Serbaguna

Page 41: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

No Jenis

Kegiatan

Jumla

h

Satua

n

Upah

(Rp/Orang)

Jumlah

1. Pengupas

Pisang

3 orang 20.000 60.000

2. Penggerak

Mesin

1 orang 20.000 20.000

3. Penggoreng 2 orang 55.000 110.000  Total       190.000

Sumber : Data Primer (diolah)

Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai total biaya

penggunaan tenaga kerja sebesar Rp. 190.000. Upah

terbesar dikeluarkan untuk pembayaran tenaga kerja

penggorengan dan upah terkecil dikeluarkan untuk

pengupasan pisang.

4.7 Produksi dan Nilai Produksi Keripik Pisang

Kapasitas produksi dan nilai produksi keripik

pisang dengan menggunakan mesin perajang serbauna

dicantumkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 10. Produksi, Harga Jual dan Nilai ProduksiKeripik Pisang Per Proses Produksi DenganMenggunakan Mesin Perajang Serbaguna

No

.

Uraian Satuan Jumlah

1. Produksi Keripik

Pisang

kg 300

2. Harga Jual Rp/ kg 23.0003. Nilai Produksi Rp 6.900.000

Page 42: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

Sumber : Data Primer (diolah)

Tabel 10 menunjukkan bahwa produksi keripik pisang

yang dihasilkan per proses produksi sebanyak 300 kg

dengan harga jual Rp 23.000, maka diperoleh nilai

produksi sebesar Rp. 6.900.000.

4.8 Keuntungan dan Nilai Tambah Yang Diperoleh Dengan

Menggunakan Mesin Perajang Pisang

Tujuan analisis nilai tambah menggunakan mesin

perajang serbaguna adalah untuk mengetahui besarnya

perolehan nilai tambah pada setiap sisir pisang yang

diolah serta untuk membuat perbandingan dengan

perolehan nilai tambah dengan pengolahan keripik pisang

secara manual. Nilai tambah dan keuntungan dapat

dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil Analisis Nilai Tambah dan KeuntunganKeripik Pisang Per Proses Produksi DenganMenggunakan Mesin Perajang Serbaguna

No

.

Input, Output, dan Harga Jumlah

1. Produksi (kg/pp) 3002. Bahan Baku (sisir/pp) 1000

Page 43: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

3. Tenaga Kerja (orang/pp) 64. Faktor Konversi 1:2 0,35. Koefisien Tenaga Kerja (3:2) 0,0066. Harga Produk (Rp/g) 23.0007. Upah Tenaga Kerja (Rp/orang) 31.6668. Input : Pisang (Rp/sisir pp) 3.0009. Input Penunjang (Rp/kg bb) 1.80810

.

Nilai Keripik Pisang (4x6) 6.900

11

.

a. Nilai Tambah (10-8-9)

b. Rasio Nilai Tambah %

(11a/10x100%)

2092

30,31

12

.

a. Pendapatan Tenaga Kerja

Langsung (5x7)

b. Pangsa Tenaga Kerja %

(12a/11ax100%)

189.996

9,08

13

.

a. Keuntungan (11a-12a)

b. Rate Keuntungan %

(13x10x100%)

1902,004

19020,04

Sumber : Data Primer (diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan nilai tambah pada

Tabel 12 terlihat bahwa dengan bahan baku pisang

sebanyak 1000 sisir dihasilkan keripik pisang sebanyak

300 kg. Usaha ini menggunakan tenaga kerja sebanyak

enam orang per proses produksi. Analisis lebih lanjut

menunjukkan bahwa rate keuntungan sebesar 19020,04%

Page 44: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

dari nilai produksi, artinya setiap sisir pisang yang

diproduksi akan memperoleh keuntungan sebanyak

1902,004.

Nilai tambah keripik pisang yang didapatkan karena

adanya pengaruh dari mesin perajang serbaguna karena

dengan adanya mesin tersebut kapasitas produksi yang

dihasilkan meningkat. Di samping itu, nilai tambah juga

dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku. Ketersediaan

bahan baku yang terus-menerus erta kaitannya dengan

modal dan tempat penyimpanan pascapanen pisang yang

memadai, sehingga produksi keripik pisang bisa

dilakukan sepanjang tahun.

Berdasarkan perolehan nilai tambah dan keuntungan

produksi keripik pisang dengan menggunakan mesin

perajang serbaguna, maka pengusaha akan mendapatkan

pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan

produksi keripik pisang secara manual. Untuk itu,

diharapkan pengolahan keripik pisang dengan menggunakan

mesin perajang serbaguna bisa berkembang lebih pesat.

Page 45: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Keripik pisang adalah salah satu produk makanan

ringan yang dibuat dari irisan buah pisang dan digoreng

dengan atau tampa bahan tambahan makanan yang

diizinkan. Tujuan pengolahan pisang menjadi keripik

pisang adalah untuk memberikan nilai tambah dan

meningkatkan/memperpanjang pemanfaatan buah pisang,

sehingga hasil panen petani pisang Desa kota Meuligoe

Kec. Jeumpa Kabupaten Bireuen tersebut diolah menjadi

keripik, dengan harapan petani Desa Kota Meuligoe

Kecamatan Jeumpa Kabupaten. Bireuen bisa meningkatkan

Page 46: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

harga jual hasil panennya serta mendapat nilai lebih

dari hasil panen.

Mengiris merupakan salah satu kendala utama dalam

menghasilkan keripik pisang yang berkualitas.

Kebanyakan industri keripik pisang masih menggunakan

cara manual yaitu, dengan menggunakan pisau, hasil

irisan belum maksimal. Penggunaan mesin perajang

serbaguna akan membuat pekerja lebih mudah dalam

bekerja, produktivitas meningkat, kualitas hasil lebih

baik, sehingga akan meningkatkan nilai tambah bagi

pengusaha agroindustri keripik pisang.

5.2. Saran

Dalam upaya peningkatan jumlah produksi keripik

pisang, maka industri keripik pisang perlu melakukan

penerapan penggunaan mesin perajang pisang. Untuk

meningkatkan penjualan keripik pisang, perlu

diperhatikan kebersihan, kesehatan, kualitas dari

produk keripik pisang, baik dari segi tempat produksi

sampai pada tahap penggorengan dan pengemasan. Industri

keripik pisang perlu memberi label pada produknya dan

menciptakan berbagai rasa untuk meningkatkan penjualan.

Page 47: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

DAFTAR PUSTAKA

Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi

Aksara. Jakarta.

Djaafar, T, F dan Siti R. 2003 Pisang dan Olahannya.

Kanisius. Yogyakarta.

Hendriksen. 1999. Manajemen Pemasaran. LP3N. Jakarta.

Hernanto. 1992. Akutansi Biaya. Edisi Pertama. BPFE,

Yogyakarta.

Hicks. 1995. An Overview of Issues and Strategies in

The Development of Food Processing Industries in

Asia and The Pasific, APO Symposium, 28 September-5

Oktober. Tokyo.

Lipsey, G. R, Peter, O.S dan Douglas, D. P. 1990.

Pengantar Mikro Ekonomi, Jilid I. Erlangga.

Jakarta.

Mansyhuri, 1994. Pengembangan Agroindustri melalui

Penelitian Pengembangan Produk yang Intensif dan

Berkesinambungan Dalam Jurnal Agroekonomi Vol

VII/No.1 Juni/2000. Yogyakarta.

Mubyarto. 1994. Teknik-teknik Manajemen Modren. Pena

Tinta. Jakarta.

Setiawan, I. 2008. Alternatif Pemberdayaan Bagi

Peningkatan Kesejahteraan Petani Lahan Kering

Page 48: Penggunaan Mesin Perajang Serbaguna Pada Agroindustri Keripik Pisang

“Studi Kasus Literatur Petani Jagung di Jawa

Barat”, Jurusan Ekonomi

Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas

Padjadjaran, Bandung.

Soekartawi. 2000. Pengantar Industri, Raja Grafindo

Persada. Jakarta..

Soekartawi. 2003. Agribisnis Teori dan Aplikasinya, PT

Raja Grafindo. Jakarta.

Supriyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Alf ABETA.

Bandung.

Tarigan, R. 2004. Ekonomi Regional. Bumi Angkasa.

Jakarta.