PENGGUNAAN KARTU DISKON DALAM TRANSAKSI JUAL BELI MENURUT PERSPEKTIF FIKIH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy) Oleh: M.SYA'BAN EVENDI NIM 11100043100014 KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB FIKIH PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLLAH JAKARTA 2015 M/1436 H
75
Embed
penggunaan kartu diskon dalam transaksi jual beli menurut ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGGUNAAN KARTU DISKON DALAM TRANSAKSI JUAL
BELI MENURUT PERSPEKTIF FIKIH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy)
Oleh:
M.SYA'BAN EVENDI
NIM 11100043100014
KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB FIKIH
PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLLAH
JAKARTA
2015 M/1436 H
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan kebutuhan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukanlah hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 1 April 2015 M
3 Jumaditsaniah 1436 H
M.Sya'ban Evendi
NIM: 1110043100014
iii
ABSTRAK
M.Sya'ban Evendi,NIM: 1110043100014, Penggunaan Kartu Diskon dalam Transaksi
Jual Beli Menurut Perspektif Fikih, Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum,
Konsentrasi Perbandingan Mazhab Fikih, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 1436/2015.
Skiripsi ini merupakan upaya untuk menjelaskan mengenai permasalahan ketika sebagian
masyarakat melakukan transaksi jual beli dengan menggunakan kartu diskon. Alasannya,agar
mendapatkan potongan harga dari produk barang atau jasa yang tertentu. Hal ini tidak berlaku
untuk yang tidak memiliki kartu diskon tersebut. Dimana pengguna kartu diskon di wajibkan
membayar sejumlah uang untuk pendaftaran selama setahun, dan membayar juga untuk
perpanjangan masa aktif kartu setiap tahunnya. Seperti halnya yang terjadi di diskonplus.com,
dengan kartu diskon FlipFlop Card nya. Jual beli seharusnya sesuai dengan syarat dan rukunnya
dan tidak melanggar dari prinsip-prinsip fiqh muamalat.
Tujuan dari penelitian ini supaya masyarakat mengetahui hukum penggunaan kartu
diskon dalam transaksi jual beli menurut perspektif fikih.. Karena bisa dibilang, ini merupakan
masalah fikih muamalat kontemporer.
Jenis penelitian yaitu menggunakan Metode Pendekatan kualitatif, yang memiliki
karakteristik alami (natural setting) sebagai sumber data langsung, yang diselidiki dengan
menggambarkan keadaan subyek/obyekpenelitian (seorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain)
pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak.Data pun dicari melalui studi
kepustakaan (library research), sumber data primer dan sumber data sekunder. Adapun
metodenya menggunakan metode induktif, yaitu pengambilan kesimpulan dan Metode deduktif,
menarik fakta yang bersifat umum, untuk dijadikan fakta umum yang bersifat khusus.
Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa jual beli dengan menggunakan kartu
diskon baik yang diberikan secara gratis atau yang berbayar adalah sah atau boleh. Karena tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip fikih muamalah.
Kata kunci : Jual Beli, Kartu Diskon, dan Muamalah
Pembimbing : Prof.Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA
Tahun Daftar Pustaka : Dari Tahun 1994-2012
iv
ABSTRAK
M.Sya'ban Evendi,NIM: 1110043100014, Penggunaan Kartu Diskon dalam
Transaksi Jual Beli Menurut Perspektif Fikih, Program Studi Perbandingan Mazhab
dan Hukum, Konsentrasi Perbandingan Mazhab Fikih, Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1436/2015.
Skiripsi ini merupakan upaya untuk menjelaskan mengenai permasalahan
ketika sebagian masyarakat melakukan transaksi jual beli dengan menggunakan kartu
diskon. Alasannya,agar mendapatkan potongan harga dari produk barang atau jasa
yang tertentu. Hal ini tidak berlaku untuk yang tidak memiliki kartu diskon tersebut.
Dimana pengguna kartu diskon di wajibkan membayar sejumlah uang untuk
pendaftaran selama setahun, dan membayar juga untuk perpanjangan masa aktif kartu
setiap tahunnya. Seperti halnya yang terjadi di diskonplus.com, dengan kartu diskon
FlipFlop Card nya. Jual beli seharusnya sesuai dengan syarat dan rukunnya dan tidak
melanggar dari prinsip-prinsip fiqh muamalat.
Tujuan dari penelitian ini supaya masyarakat mengetahui hukum penggunaan
kartu diskon dalam transaksi jual beli menurut perspektif fikih.. Karena bisa dibilang,
ini merupakan masalah fikih muamalat kontemporer.
Jenis penelitian yaitu menggunakan Metode Pendekatan kualitatif, yang
memiliki karakteristik alami (natural setting) sebagai sumber data langsung, yang
diselidiki dengan menggambarkan keadaan subyek/obyekpenelitian (seorang,
lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
tampak.Data pun dicari melalui studi kepustakaan (library research), sumber data
primer dan sumber data sekunder. Adapun metodenya menggunakan metode induktif,
yaitu pengambilan kesimpulan dan Metode deduktif, menarik fakta yang bersifat
umum, untuk dijadikan fakta umum yang bersifat khusus.
Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa jual beli dengan menggunakan
kartu diskon baik yang diberikan secara gratis atau yang berbayar adalah sah atau
boleh. Karena tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip fikih muamalah.
Kata kunci : Jual Beli, Kartu Diskon, dan Muamalah
Pembimbing : Prof.Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA
Tahun Daftar Pustaka : Dari Tahun 1994-2012
v
بسم هللا الرحمن الرحيم
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan taufik dan hidayahNYA, ridho dan ‘inayahNYA kepada penulis,
sehingga bisa menyelesaikan penulisan skripsi yang insyallah dengan
keridhoaanNYA memberi manfaat kepada penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umunya. Amin
Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah sampaikan kepada junjungan
alam, uswatun hasanan kita, Nabi besar Muhammad SAW, yang dengan wasilah
ilmu-ilmunya lewat para pengikutnya, kemudian sampai kepada penulis, memberi
peranan penting bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Tiada untaian kata yang pantas untuk disenandungkan, selain rasa syukur
yang tiada terhingga yang menunjukan betapa Allah telah memberikan rasa kasih
dan sayang-NYA kepada penulis dengan memberikan kekuatan fisik, psikis dan ilmu
pengetahuan untuk dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGGUNAAN
KARTU DISKON DALAM TRANSAKSI JUAL BELI MENURUT PERSPEKTIF
FIKIH”
Penulis sangat menyadari selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan beberapa pihak, baik berupa semangat, tukar pikiran maupun berupa fiansial,
sehingga penulisan ini selesai. Adapaun penulis, tidak dapat melukiskan degan
untaian kata-kata, ungkapan yang pantas penulis haturkan kepada mereka. Penulis
hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada:
vi
1. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA.,selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negri (UIN) Syaraif Hidayatullah Jakarta. Semoga menjadi
pemimpin yang memberikan teladan dan integritas yang lebih baik.
2. Dr. Khamami, MA selaku Ketua Program Studi PMH, yang telah memberikan
pelayanan dan bantuan kepada penulis. Dan ibu Siti Hanna, MA selaku Sekretaris
Prodi yang sudah membantu menyelesaikan penilaian penulis dari awal hingga
akhir.
3. Ibu Prof.Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA yang telah membimbing,
memberi ilmu, memotivasi penulis dengan penuh keihklasan selama melakukan
penulisan skripsi sampai dapat diselesaikan dengan hasil yang memuaskan.
4. Dosen penguji yang telah menguji penulis dalam ujian skripsi ini, dan telah
memberikan kritik maupun saran serta arahan masukannya untuk kesempurnaan
skripsi ini.
5. Bapak Ibu dosen yang telah memberikan tenaga dan pikirannya, untuk mendidik
penulis agar kelak menjadi manusia yag berguna dalam agama, duni dan akhirat.
Semoga doa dan didikannya menjadi berkah dan dappat menuntun penulis untuk
memasuki kehidupan yang lebih baik.
6. Ayahku yang senantiasa mensuport, membimbing, mendidik penulis dan beramat
berjasa, arif mendidik, tiada hentinya mendoakan anaknya agar menjadi manusia
yang shaleh yang berbakti kepada keduanya dan berguna bagi Bangsa dan Negara
terlebih untuk Agama. ”Doaku selalu ada untukmu yah”. Serta Adikku Rani yang
selalu memberikan semangat dan doa kepada penulis.
7. Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi, M.si yang selalu memberi masukan saran dan
kritiknya dalam penulisan skripsi ini. Moga apa yang abah berikan ke penulis,
vii
menjadi uswatun hasanah bagi penulis dan diberikan balasan dengan sebaik-
baiknya balasan. Amin.
8. Pegawai perpustakaan Utama dan Perpustakan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
menyediakan bahan-bahan yang menjadikan referensi dalam penulisan skripsi ini.
9. Kepada My big family yang telah memberi semangat, kepada penulis agar bisa
B. Praktek Penggunaan Kartu Diskon dalam Transaksi Jual Beli
Allah swt mensyariatkan jual beli sebagai pemberian keluangan dan
keleluasan kepada hamba-hambanya-Nya. Karena semua manusia secara pribadi
mempunyai kebutuhan berupa sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan seperti ini
tak pernah putus selama manusia masih hidup. Tak seorangpun dapat memenuhi
hajat hidupnya sendiri, karena itu manusia dituntut berhubungan satu sama
lainnya.7 Inilah yang menyebabkan adanya praktek jual beli.
Pada umunya praktek transaksi sama, namun ada beberapa pelaku bisnis
yang menggunakan sarana kartu diskon kepada konsumennya untuk lebih
menarik perhatian pelanggannya. Cara ini banyak digunakan di supermarket,
outlet-outlet dan juga di www.diskonplus.com sebagai pihak ketiga.
Kartu diskon atau biasa juga disebut kartu member adalah kartu yang hanya
dimiliki oleh anggota perusahaan atau organisasi. Kartu member biasanya
menawarkan keuntungan-keuntungan tertentu seperti potongan harga) diskon
terhadap pemegangnya.
Pemilik kartu member akan merasa lebih eksklusif dengan kartu
eksklusifnya dalam transaksi barang ataupun jasa. Dan membuat member tersebut
merasa lebih dihargai.
Sebagai contoh pelaku bisnis yang menggunakan sarana kartu diskon adalah
7Abdul Rahman Ghazaly dkk, Fiqh Muamalat, cet II, (Jakarta : Prenada Media Group, 2012),
hlm.88-89
45
dari website www.diskonplus.com. lebih tepatnya sebagai penyelenggara atau
perantara yang membantu para pelaku bisnis yang sudah bergabung untuk
mendapatkan manfaat. Danpara customer yang sudah bergabung dengan Flip Flop
Card supaya mendapatkan kemudahan dari discount-discount yang sudah
diberikan dari pelaku bisnis barang maupun jasa yang sudah bergabung.8
Kartu member akan membuat anggotanya merasa lebih ekslusif dan
mendapatkan keuntungan yang lebih dibanding dengan yang tidak memilikinya.
Cara Mendapatkan Kartu Exclusive DiskonPlus dari Flipflop
1. Foto copy KTP/identitas lain
2. Membayar biaya registrasi Rp.150.000. dan transfer ke rekening yang
ditentukan
3. Setelah Transfer Selesai ,lalu pengiriman kartu diskon ke alamat pelanggan
4. Exclusive Card/ Kartu Eksklusif berlaku 1 tahun
Setelah konsumen memiliki karu exclusive tersebut atau di
www.diskonplus.com biasa disebut dengan FlipFlop Card, maka konsumen
tersebut akan seacara langusng bisa menikmati semua promo diskon berupa
barang dan jasa tertentu yang ada di websitenya..
Secara sederhana praktek transaksi di jual beli dengan kartu diskon di
www.diskonplus.com sangat mudah. Setelah member mendapatkan kartu
exclusive atau kartu member yang berlaku untuk setahun. Konsumen dapat
melihat promo apa aja yang tersedia di situs tersebut. Setelah sudah mengetahui
8http://www.diskonplus.com/flipflop.html
46
produk atau jasanya, ketika konsumen membayar harus membawa kartu exclusive
tersebut ketika transaksi berlangsung, dan langsung mendapatkan potongan harga
atau diskon sesuai ketentuan masing-masing produk dan jasa tersebut.
FlipFlop Card adalah nama kartu diskon eksklusif yang digunakan di
www.diskonplus.com sebagai penyelenggara, atau perantara yang memberikan
kemudahan bagi konsumen dan perusahaaan-perusahaan bisnis tertentu yang
bekerjasama.
Adapun beberapa produk berupa barang dan jasa yang sedang promo di
diskonplus.com periode 2015.
1. The jungle waterpark bogor, bisa mendapatkan 3 tiket, dengan harga harga
hanya 2 tiket, berlaku setiap hari dari bulan Februari-Maret 2015.
2. Paparonz Pizza, mendapatkan diskon 20% setiap hari, promo ini berlaku dari
1 Mei sampai 30 April 2015.
3. Gondola di Taman Impian Jaya Ancol, mendapatkan diskon 20% berlaku
untuk maksimal 4 orang,
4. D’Frenz Family Karaoke, mendapatkan diskon dari 25%-50% setiap harinya,
promo ini berlaku sampai 31 Juli 2015.
5. Dairy Queen, Dapatkan Discount 20% All Item dengan minimal belanja Rp :
50.000, Promo ini berlaku sampai 31 Desember 2015
Konsumen yang memiliki kartu member diskon flipflop card dapat
keuntungan tersendiri dibandingkan dengan konsumen biasa yang tidak
menggunakan kartu diskon. Pelanggan yang memiliki kartu diskon dapat
47
menikmati potongan harga dari produk ataupun jasa tertentu seperti diatas. Hanya
saja member yang sudah menjadi pelanggan Flipflop Card, diharuskan membayar
sebesar Rp.150.000 setiap tahunnya untuk memperpanjang masa aktif kartu
diskonnya, seperti yang dikatakan dalam situs diskonplus.com.
Praktek jual beli merupakan bagian dari ta'aawun (saling menolong). Bagi
pembeli menolong penjual yang membutuhkan uang (keuntungan), sedangkan
bagi penjual juga berarti menolong pembeli yang sedang membutuhkan baran.
Karenanya, jual beli itu merupakan perbuatan yang mulia dan pelakunya
mendapat keridhaan Allah swt. Bahkan Rasulullah saw, menegaskan bahwa
penjual yang jujur dan benar kelak diakhirat akan ditempatkan bersama para nabi,
syuhada, dan orang-orang saleh. Hal ini menunjukan tingginya derajat penjual
yang jujur dan benar.
Lain halnya, jika jual beli yang mengandung unsur kezaliman, seperti
berdusta, mengurangi takaran, timbangan, dan ukuran, maka tidak lagi bernilai
ibadah, tetapi sebaliknya, yaitu perbuatan dosa. Untuk menjadi pedagang yang
jujur itu sangat berat, tetapi harus disadari bahwa kecurangan, kicuhan, dan
kebohongan itu tudak ada gunanya. Untuk sementara, jual beli ini sepertinya
menguntungkan, tetapi justru sebaliknya, sangat merugikan. Misalnya, pembeli
yang merasa dirugikan, baik karena dikurangi kadarnya maupun kualitasnya,
dapat dipastikan tidak akan ada lagi orang yang berbelanja, maka bangkrutlah
usahanya. Selain itu, juga praktik kezaliman seperti ini akan mendapatkan murka
48
dari Allah swt.9
Kondisi demikian telah memberi banyak manfaat bagi para konsumen,
namun di sisi lain konsumen menjadi objek aktivitas bisnis bagi para pelaku usaha
yang mengharapkan keuntungan sebesar-besarnya baik para pelaku usaha yang
mengharapkan keuntungan sebesar-besarnya baik melalui promosi, pemotongan
harga, maupun penjualan yang sering merugikan para konsumen.10
. Jangan
sampai kesempatan ini dijadikan iming-iming penipuan belaka. Karena Al-qur'an
sangat tidak setuju dengan penipuan dalam bentuk apapun. Penipuan (kelicikan)
digambarkan oleh Al-qur'an sebagai karakter utama kemunafikan, dimana Al-
qur'an telah menyediakan siksa yang pedih bagi tindakan ini, di dalam neraka,
Allah berfirman :
145. Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang
paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang
penolongpun bagi mereka.(Q.S An-nisaa' :145).
Islam menuntut pemeluknya untuk menjadi orang yang jujur dan amanah.
Orang yang melakukan penipuan dan kelicikan tidak dianggap sebagai umat Islam
yang sesungguhnya, meskipun dari lisannya keluar pernyataan bahwasannya
9Abdul Rahman Ghazaly dkk, Fiqh Muamalat, cet II, (Jakarta : Prenada Media Group, 2012),
hlm.89 10Sri Neni Imaniati, Hukum Ekonomi dan Ekonomi Islam, (Bandung: Mandarmaju,
2002).hlm 162
49
dirinya adalah seorang Muslim.11
Dengan hanya menjual keunggulan produk
tanpa memberitahukan faktor-faktor yang mendukung ataupun efek samping yang
mungkin muncul, berarti sama dengan melakukan pembohongan pada
konsumen.12
Oleh karena itu diperlukan rasa saling percaya dan kerelaan (ridha/taradhi)
kedua belah pihak untuk melakukan transaksi jual beli. Akan tetapi, karena unsur
kerelaan itu merupakan unsur harti yang sulit untuk diindra sehingga tidak
kelihatan, maka diperlukan indikasi yang menunjukkan kerelaan itu dari kedua
belah pihak yang melakukan transaksi jual beli menurut mereka boleh tergambar
dalam ijab dan kabul, atau melalui cara saling memberikan barang dan harga
barang (ta'athi).13
11Mustaq Ahmad, Etika Bisnis dalam Islam, penerj. Samson Rahman cet I (Jakarta : Pustaka
Al-Kautsar, 2001), hlm.136. 12Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, Strategi Handal dan Jitu Praktik Bisnis Nabi
Muhammad SAW (Bandung: Madania Prima, 2007), h.59
13 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah 12, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007) hlm.115
50
BAB IV
PENGGUNAAN KARTU DISKON DALAM TRANSAKSI JUAL BELI
MENURUT PERSPEKTIF FIKIH
A. Hukum Penggunaan Kartu Diskon dalam Transaki Jual Beli menurut
Perspektif Fikih
Kartu diskon merupakan suatu hal yang baru dalam transaksi jual beli. Salah
satunya, FlipFlop Card dari diskonplus.com sebagai pihak penyelenggara atau
perantara antara penjual dan pembeli. Namun ini hanya salah satu bentuk lain dari
potongan harga (diskon). Menurut fikih sebenarnya boleh atau sah-sah saja
penggunaan kartu diskonnya, asalkan memang bentuk transaksinya masih sesuai
dengan prinsip-prinsip fikih muamalat.
Menurut Juhaya S. Praja, terdapat lima prinsip dalam melaksanakan kegiatan
muamalah yaitu tabadul al-manafi (memberikan keuntungan dan manfaat
bersama), pemerataan, 'an taradhin (suka sama suka), 'adamul ghurur (tidak boleh
terdapat tipu daya), kebaikan dan takwa, dan musyawarah (kerjasama).1
Sedangkan dalam hukum ekonomi syariah (Fikih Muamalat) menurut buku
Mar'ruf Amin terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan, karena prinsip-
prinsip ini merupakan salah satu substansi dari aktifitas ekonomi yang dianjurkan
oleh syariah. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1Juhaya S.Praja, Filsafat Hukum Islam, (Bandung: LPPM UNISBA, 1995),h.114
51
Pertama, pada dasarnya segala bentuk mu'amalat adalah boleh (mubah)
kecuali jika ditentukan lain oleh suatu dalil, baik al-Qur'an maupun hadits. Ini
mengandung arti bahwa hukum Islam memberi kesempatan luas bagi
perkembangan bentuk dan macam mu'amalat baru sesuai dengan perkembangan
kebutuhan hidup masyarakat.
Adapun landasan prinsip ini salah satunya adalah ayat :2
"Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku tentang rezki yang diturunkan Allah
kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya Haram dan (sebagiannya) halal".
Katakanlah: "Apakah Allah telah memberikan izin kepadamu (tentang ini)
atau kamu mengada-adakan saja terhadap Allah ?" (QS.Yunus : 59)
Dalam hal ini penggunaan kartu diskon dalam transaksi jual beli berarti boleh-
boleh saja, karena tidak ada dalil al-Qur'an maupun Hadits yang menentukan
larangannya.
Kedua, Ekonomi syariah (fikih muamalat) dilakukan atas dasar sukarela
(taradhi) tanpa mengandung unsur paksaan (ikrah). Prinsip sukarela ini
merupakan prinsip yang fundamental dalam setiap aktifitas perekonomian
syariah.3 Dalam hal ini pengguna kartu member FlipFlop Card, sudah melakukan
pendaftaran, membayar uang pendaftaran, mengetahui produk khusus apa saja
2Ma'ruf Amin, Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam, Cet-I(Jakarta : elSAS Jakarta, 2008)
hlm.293
3Ma'ruf Amin, Fatwa Dalam Sistem Hukum, hlm.297
52
yang mendapatkan diskon dan kedua belah pihak sudah saling merelakan dalam
transaksi jual beli.
Ketiga, terciptanya pelayanan sosial (tahqiq al-khidmah al-ijtima'iyah)
Aktifitas ekonomi syariah harus diorientasikan pada terciptanya pelayanan sosial
yang bisa meringankan beban kaum yang lemah secara ekonomi. Prinsip ini
menjadi tujuan dari setiap aktifitas ekonomi syariah, karena dalam ekonomi
syariah selain diperbolehkan untuk menambah keuntungan dan kekayaan yang
berlimpah, juga harus memperhatikan kondisi sosial disekitarnya.4
Keempat, terciptanya keadilan dan keseimbangan (al-'adlu wa at-tawazun).
Muamalat dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan dan menghindari unsur-
unsur kezaliman. Segala bentuk muamalat yang mengandung unsur penindasan
tidak dibenarkan. Keadilan adalah salah satu sifat Tuhan dan Al-qur'an
menekankan agar manusia menjadikannya sebagai ideal moral sebagaimna firman
Allah SWT :5
…
Artinya: "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat
kebajikan," (QS.An-Nahl :90)
Kelima, tidak ada tipu daya ('adam al-gharar). Salah satu prinsip lainnya itu
adalah tidak adanya gharar dalam setiap transaksinya. Al-imam al-Khithabi
4Ma'ruf Amin, Fatwa Dalam Sistem Hukum, hlm.302
5Ma'ruf Amin, Fatwa Dalam Sistem Hukum, hlm.303
53
menyatakan bahwa setiap jual beli yang tidak diketahui maksudnya dan tidak bisa
diukur maka itu gharar.
Akan tetapi tentu sulit untuk menghindari unsur gharar seratus persen dalam
setiap transasksi, karena gharar ini termasuk hal yang sulit dihindari seratus
persen. Oleh karenanya, yang dilarang adalah gharar yang banyak, sedangkan
gharar yang sedikit tetap diampuni oleh ajaran Islam. Bolehnya jual-beli yang
mengandung sedikit mengandung gharar ini merupakan kesepakatan diantara para
ulama, dengan alasan bahwa gharar yang sedikit tersebut sulit untuk dihindari, dan
dalam kaidah fikih sesuatu yang sulit untuk dihindari termasuk yang diampuni.
Diantara contoh bolehnya gharar kecil ini sebagaimana yang lazim di setiap
hotel, bahwa makan pagi telah termasuk dalam harga sewa kamar hotel. Akan
tetapi pihak hotel tidak mematok harga makan pagi dengan menu tertentu, tidak
peduli apakah yang sewa kamar makan pagi sedikit ataupun banyak. Sebenarnya
contoh kasus ini mengandung unsur gharar, tapi menurut para ulama gharar dalam
kasus tersebut termasuk gharar yang kecil, sehingga diampuni, dan transaksinya
tetap dianggap sah.6
Keenam, Profitable (al-Istirbah). Setiap kegiatan ekonomi tentunya yang
diharapkan adalah adanya keuntungan. Tidak logis jika transaksi ekonomi tidak
mengharapkan keuntungan.
Begitu juga dengan yang dilakukan oleh FlipFlop Card dari diskonplus.com
yang mengadakan kartu diskon dengan biaya pembuatan Rp.150.000 dan
6Ma'ruf Amin, Fatwa Dalam Sistem Hukum, hlm.304-305
54
perpanjangan masa aktifnya setiap tahun Rp.150.0000 yang dibebankan kepada
konsumennya. Pihak penyelenggara kartu diskon ini hanya sekedar mengambil
keuntungan untuk pembayaran administrasi dan gaji karyawannya.
Tidak ada aturan dalam syariah yang melarang mengambil keuntungan dalam
aktifitas perekonomian. Sebaliknya, syariah menganjurkan berniaga yang
menguntungkan, sehingga bisa membayar zakat dan shadaqah.7
Ketujuh, mu'amalat dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan
manfaat dan menghindarkan mudharat (jalb al-mashalih wa dar'u al-mafasid).
Konsekuensi dari prinsip ini adalah bahwa segala bentuk mu'amalat yang dapat
merusak atau mengganggu kehidupan masyarakat tidak dibenarkan, seperti
perjudian, penjualan narkotika secara tidak sah, prostitusi dan sebagainya.8
Transaksi jual beli dengan kartu diskon FlipFlop Card dari diskonplus.com
jelas memberikan manfaat kepada pelanggannya, dibandingkan dengan mereka
yang tidak menggunakan kartu diskon Mereka akan mendapatkan bonus diskon
potongan harga dari produk atau jasa tertentu dari harga normal tidak
menggunakan kartu tersebut.
Pada umumnya orang memerlukan benda yang ada pada orang lain
(pemiliknya) dapat dimiliki dengan mudah, tetapi pemiliknya kadang-kadang tidak
mau memberikannya. Adanya syariat jual beli menjadi wasilah (jalan) untuk
7Ma'ruf Amin, Fatwa Dalam Sistem Hukum, hlm.306
8Ma'ruf Amin, Fatwa Dalam Sistem Hukum, hlm.306
55
mendapatkan keinginan tersebut, tanpa berbuat salah9. Dalam melakukan aktivitas
jual beli, seseorang tidak bisa bermuamalah secara sendirian, bila ia menjadi
penjual, maka sudah jelas ia memerlukan pembeli, dan seterusnya10
Jual beli merupakan proses perpindahan hak kepemilikan yang dalam Islam
diperbolehkan dan dihalalkan oleh Allah SWT. Sebagaimana dalam surat Al-
Baqarah 275, berbunyi
…. ....
Artinya :..."padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba"
Dengan diperbolehkannya jual beli, maka manusia dapat memperoleh apa
yang diinginkan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam Al-
Qur'an. Sedangkan hikmah diperbolehkannya jual beli dalam Islam untuk
menghindarkan manusia dari kesulitan dalam bermuamalah dengan hartanya.
Seseorang memiliki harta di tangannya namun dia tidak memerlukannya,
sebaliknya dia memerlukan harta, namun harta yang diperlukannya itu ada di
tangan orang lain. Kalau seandainya orang lain yang memiliki harta yang
diinginkannya itu juga memerlukan harta yang ada di tangannya yang tidak
diperlukannya itu, maka dapat berlaku usaha tukar-menukar yang dalam istilah
bahasa arab disebut al-ba'i/ jual beli.11
9Muhammad Arifin bin Badri Sifat Perniagaan Nabi SAW, (Jakarta : Darul Ilmi, 2012), hlm
hlm.65 10Muhammad Arifin bin Badri Sifat Perniagaan Nabi SAW,hlm. 31
11 Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, cet I(Bogor: Kencana,2003),hlm.194
56
Dengan adanya aturan-aturan tersebut diharapkan mampu menciptakan
keadilan dalam transaksi jual beli yang terjadi di masyarakat.
Islam telah mengajarkan bahwa segala perbuatan yang berhubungan dengan
sesama manusia harus berlandaskan pada akad dan manfaat terhadap sesamanya
dan juga bahwa setiap perbuatan yang merugikan pihak lain itu dilarang terutama
dalam barang dan jasa. Karena Allah SWT telah mengisyaratkan bahwa transaksi
ekonomi dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia harus dengan cara yang baik
dan benar, yaitu harus saling merelakan dan cara-cara yang bathil dilarang oleh
agama.
Sehubungan dengan hal tersebut, Allah SWT, berfirman :
29.Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu (Q.S.An-Nissa:29)
Ayat tersebut memberikan isyarat, bahwa perniagaan yang diperbolehkan
dalam muamalah yang Islami adalah perniagaan yang dapat memperoleh
keuntungan disamping juga bisa menimbulkan kerugian, tidak dapat disebut
perdagangan, sehingga tidak diperbolehkan melakukan riba. Pada dasarnya, setiap
tindakan untuk mengembangkan harta kekayaan itu diperbolehkannya perniagaan
asalkan saling rela.12
12Muhamad Abu Zahrah, Ushul Fiqh, penerj: Saefullah Mas'shum dkk, cet XIV (Jakarta:
Pustaka Firdaus,2011), hlm.129-131
57
Sekalipun Al-Qur'an menyerukan ta'awun (pertolongan semata-mata mencari
ridha Allah), dalam batasan tertentu Al-qur'an menghalalkan tijarah (niaga) yang
bertujuan mencari keuntungan berdasarkan prinsip antaradhin (saling rela)
sebagaimana diajarkan dalam surat An-Nisa' (4:29,30)
Tijarah (niaga) sesungguhnya merupakan kerja-usaha untuk menghasilkan
suatu produk (barang) atau memberikan pelayanan kepada pihak lain. Dalam hal
ini konsep tijarah harus dipahami secara luas, tidak hanya terbatas pada kerja-
usaha mengerahkan potensi SDM, melainkan termasuk juga kerja-usaha dengan
mengerahkan asset (barang dan modal).
Menurut Ghufran S. Mas'adi dalam bukunya Fiqh Muamalah Kontekstual
keuntungan atas barang atau modal yang dipinjamkan dalam konteks tijarah
(kerja-usaha) bukan dalam konteks ta'awun (pertolongan kepaa fakir miskin), tidak
tergolong riba.
Demikianlah terdapat dua konteks dalam pinjaman (atau piutang) yakni
konteks tijarah dan ta'awun. Keduanya harus dipahami secara proporsional.
Memungut keuntungan atau manfaat atas pinjaman terhadap orang yang