Top Banner
MAKALAH MATA KULIAH BAHASA INDONESIA “PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA LAYANAN UMUM DAN LAYANAN NIAGA” OLEH : ANGGITA REZKY RAMADHANA (125150207111010) AZWAR MUSTOFA WAHYUDI (125150207111013) JANUAR ANAS FAUZI SYAMS (125150207111020) RANGGA DINATA B (12515020711102) ANGGIA DEWANTARA ! (12515020711103) D"#$% : E%&'% W$ &*%*% #*+ !ROGRAM TEKNOLOGI INFORMASI DAN ILMU KOM!UTER UNI,ERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012 KATA !ENGANTAR 1
19

Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Layanan Umum Dan Layanan Niaga

Nov 02, 2015

Download

Documents

maxioktavianus

ina
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

MAKALAH BINDO.docx

MAKALAHMATA KULIAH BAHASA INDONESIAPENGGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA LAYANAN UMUM DAN LAYANAN NIAGA

OLEH :ANGGITA REZKY RAMADHANA(125150207111010)AZWAR MUSTOFA WAHYUDI(125150207111013)JANUAR ANAS FAUZI SYAMS(125150207111020)RANGGA DINATA B(125150207111028) ANGGIA DEWANTARA P(125150207111038)

Dosen : Endang Werdiningsih

PROGRAM TEKNOLOGI INFORMASI DAN ILMU KOMPUTERUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2012

1

16

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT, kepada-Nya penulis memuji dan mohon pertolongan serta ampunan dan kepada-Nya pula penulis mohon perlindungan. Syukur kehadirat Illahi Raabi, atas limpahan berkah, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Penggunaan Bahasa Indonesia pada Informasi Layanan Umum dan Layanan Niaga ini. Penulis juga merasa bersyukur atas bimbingan, bantuan dan dorongan serta kritik dan saran yang telah diberikan oleh semua pihak. Melalui tulisan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :1) Allah SWT atas semua nikmat dan karunia yang diberikan.2) Kedua orang tua dan seluruh anggota keluarga, yang senantiasa memberi dukungan dan motivasi.3) Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan bimbingan. Penulis senantiasa menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi materi, sistematika, pembahasan, maupun susunan bahasanya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan, untuk perbaikan penulisan makalah selanjutnya.

Malang, 3 Desemberi 2012

Penulis

Daftar Isi

KATA PENGANTARi

BAB I PENDAHULUAN11.1 Latar Belakang11.2 Tujuan3

BAB II PEMBAHASAN42.1 Penggunaan Bahasa Indonesia pada Layanan Umum dan Layanan Niaga42.2 Penggunaan Bahasa Indonesia pada Layanan Umum: Penunjuk Jalan Raya, Rambu- Rambu Lalu Lintas52.3 Penggunaan Bahasa Indonesia pada Spanduk62.4 Penggunaan Bahasa Indonesia pada Papan Iklan82.5 Penggunaan Bahasa Indonesia pada Brosur102.6 Kondisi Penggunaan Bahasa Asing di Dunia Usaha 12

BAB III PENUTUP16Simpulan16DAFTAR PUSTAKA17Pertanyaan18

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDalam menghadapi era globalisasi diperlukan suatu rumusan ketentuan mengenai penggunaan bahasa Indonesia. Hal ini mengingat bahwa masalah kebahasaan di Indonesia sangat rumit. Di Indonesia terdapat lebih dari 728 bahasa daerah. Bahasa-bahasa daerah itu hidup dan berkembang serta dipergunakan dengan setia oleh penuturnya. Selain itu, di Indonesia terdapat bahasa asing. Walaupun kedudukan dan fungsi bahasa daerah dan bahasa asing itu sudah diatur penggunaannya, tetap saja pemakaian bahasa daerah dan bahasa asing (Inggris) dipergunakan semaunya oleh pemakainya.Kenyataan itu akan menyudutkan penggunaan bahasa Indonesia. Kalau bahasa Indonesia tidak segera diatur penggunaannya, bahasa Indonesia tidak akan mampu menunjukkan gengsinya, baik di negara sendiri (nasional) maupun internasional.Untuk pemilihan ragam nonformal tidaklah perlu dipermasalahkan. Penggunaan bahasa Indonesia yang bercampur kode dengan bahasa gaul, prokem, slang, ataupun bahasa daerah selagi tidak tidak dipakai dalam situasi formal tidaklah perlu dirisaukan. Namun,yang menjadi kerisauan kalau ragam formal bahasa Indonesia (baku) itu digunakan tidak sebagaimana mestinya.Variasi atau ragam formal itu digunakan, antara lain, dalam pidato kenegaraan, rapat dinas, surat-menyurat dinas, ceramah keagamaan, buku pelajaran, karya ilmiah. Sesuai dengan laju perkembangan dunia yang global, bahasa Indonesia ragam baku juga harus digunakan pada layanan umum dan layanan niaga. Hal ini disebabkan layanan umum dan layanan niaga merupakan salah satu bentuk untuk penyebaran penggunaan bahasa Indonesia. Jadi, penggunaan bahasa Indonesia ragam baku pada layanan masyarakat dan layanan niaga akan memberikan fungsi pemersatu dan prestise. Selain fungsi penggunaannya untuk situasi-situasi resmi, ragam baku menurut Gravin dan Mathiot dalam (Chaer dan Agustina, 2004) juga mempunyai fungsi lain yang bersifat sosial-politik, antara lain fungsi pemersatu dan harga diri.Masalah kebahasaan di Indonesia tidak terlepas dari kehidupan masyarakat pendukungnya. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia telah terjadi berbagai perubahan, baik sebagai akibat tatanan kehidupan dunia yang baru, globalisasi, maupun sebagai dampak perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat. Kondisi itu telah memengaruhi prilaku masyarakat Indonesia. Gerakan reformasi yang telah bergulir sejak tahun 1998 telah mengubah paradigma tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Tatanan kehidupan yang serba sentralistik telah berubah ke desentralistik, masyarakat bawah yang menjadi sasaran kini didorong untuk menjadi pelaku dalam proses pembangunan bangsa. Dalam upaya peningkatan mutu sumber daya manusia, presiden telah mencanangkan Gerakan Nasional Peningkatan Mutu Pendidikan pada tanggal 2 Mei 2002 disertai dengan gerakan Pengembangan Perpustakaan oleh Menteri Pendidikan Nasional, serta disambut oleh Ikatan Penerbit Indonesia dengan Hari Buku Nasional pada tanggal 17 Mei 2002. Sebagai upaya untuk menindaklanjuti kebijakan tersebut, perlu diupayakan pengembangan bahasa dalam rangka peningkatan mutu penggunaan bahasa Indonesia.Melalui peningkatan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia diupayakan agar penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar serta dengan rasa bangga makin menjangkau seluruh lapisan masyarakat, memerkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, dan memantapkan kepribadian bangsa.Strategisnya kedudukan bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia tercermin dalam ikrar ketiga Sumpah Pemuda tahun 1928 yang berbunyi Kami putera-puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia dan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 36 yang menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia.Kalaulah pemakaian bahasa dibiarkan saja tentu akan menimbulkan kegamangan perkembangan bahasa Indonesia pada masa yang akan datang. Bagaimana bahasa Indonesia akan menjadi bahasa internasional, pemakaian bahasa Indonesia di negeri sendiri masih amburadul. Untuk menyikapi itu Pusat Bahasa telah menyusun Rancangan Undang-Undang Kebahasaan. Rancangan itu untuk melegalkan perlindungan terhadap bahasa Indonesia, terutama dalam situasi formal.Walaupun Rancangan Undang-Undang Kebahasaan itu sudah disosialisasikan ke berbagai daerah. Penggunaan bahasa Indonesia pada layanan umum dan layanan niaga yang dipampangkan di tempat umum masih terdapat kesalahan.

1.2 TujuanTujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui penggunaan bahasa indonesia pada layanan umum dan layanan niaga serta untuk mengetahui kondisi penggunaan bahasa asing pada di dunia usaha.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Penggunaan Bahasa Indonesia pada Layanan Umum dan Layanan NiagaPada bab III pasal 19 butir (5) Rancangan Undang-Undang Kebahasaan dijelaskan informasi layanan umum dan/atau layanan niaga yang berupa rambu, penunjuk jalan, spanduk, papan iklan, brosur, katalog, dan sejenisnya wajib menggunakan bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa pada situasi itu pemakai bahasa harus menggunakan bahasa Indonesia. Berkaitan dengan masyarakat pemakai bahasa atau pengguna bahasa, dewasa ini kepedulian terdapat bahasa Indonesia makin menipis dan penggunaan bahasa Indonesia pun kian menyempit. Penggunaan bahasa Indonesia pada media massa, media iklan dan luar ruang kini banyak menggunakan bahasa asing, terutama Inggris. Pendapat ini mengisyaratkan bahwa jika penggunaan bahasa Indonesia tidak segera ditertibkan, akan mempengaruhi perkembangan bahasa IndonesiaKepeduliaan masyarakat pengguna bahasa terhadap penggunaan bahasa Indonesia itu berkaitan erat dengan sikap bahasa seseorang. Garvin dan Mathiot dalam (Suwito, 1983) mengemukakan, sikap bahasa itu setidak-tidaknya mengandung tiga ciri pokok, yaitu kesetiaan bahasa (loyalitas bahasa), kebangaan bahasa, dan kesadaran akan norma bahasa. Dengan demikian, ketika seseorang akan menggunakan suatu bahasa, ketepatan dan kebenaran bahasa yang digunakan salah satu faktornya adalah sikap bahasa. Menurut masyarakat kita umumnya, bahasa Indonesia adalah bahasa untuk ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi atau perdagangan. Sementara untuk urusan-urusan seni, kebudayaan, dan kehidupan keluarga, orang-orang Indonesia lebih senang menggunakan bahasa daerah sehari-hari. Oleh karena itu, muncul persoalan loyalitas kepada bahasa nasional di berbagai daerah. Tidak semua daerah memiliki derajat loyalitas yang sama terhadap bahasa Indonesia.Pendapat di atas mengindikasikan bahwa persoalan loyalitas terhadap penggunaan bahasa Indonesia tidaklah sama. Demikian pula loyalitas penggunaan bahasa Indonesia pada layanan umum dan layanan niaga. 2.2 Penggunaan Bahasa Indonesia pada Layanan Umum: Penunjuk Jalan Raya, Rambu-Rambu Lalu LintasPenggunaan bahasa Indonesia pada penunjuk jalan dan rambu-rambu lalu lintas sebagian besar sudah mengikuti kaidah. Untuk penunjuk jalan, penulisan kata sudah benar, misal nama aerah/wilayah sudah menggunakan huruf kapital yang diikuti dengan tanda. Selain itu, ada juga tulisan yang menunjukkan arah sudah cukup komunikatif, seperti lurus boleh langsung belok kiri langsung. Untuk jalan protokol, jalan raya, penggunaan bahasa Indonesia sudah benar, seperti Jl. Soekarno Hatta, Jl. Bandung, sedangkan penulisan nama jalan yang agak kecil masih ada yang salah, tidak menggunakan tanda titik setelah singkatan, seperti Jl Melati, Jln Bunga, jalan Kopi. Di samping itu, terdapat juga penujuk jalan yang menggunakan bahasa Indonesia dan daerah, seperti LURUS MENTOK!. Berikut contoh untuk Penunjuk Jalan Raya, Rambu-Rambu Lalu Lintas yang menggunakan bahasa daerah :

2.3 Penggunaan Bahasa Indonesia pada SpandukSpanduk adalah kain rentang yang berisi slogan, propaganda, atau berita yang perlu diketahui umum. Spanduk itu sendiri memiliki arti kain membentang biasanya berada tepi tepi jalan yang berisi text, warna dan gambar. Spanduk merupakan suatu media informasi. Spanduk bisa kita buat sendiri, bisa dengan menggunakan cat, sablon (screen printing) ataupun dengan cara cat mesin (offset). Spanduk sebagai media promosi yang cukup populer belakangan ini karena harganya yang murah dan proses pengerjaannya yang cepat. Jaman Sekarang ini Sudah Banyak Perusahaan Yang bergerak di bidang periklanan memiliki mesin Digital Print Sendiri. Penggunaan bahasa Indonesia pada spanduk masih terdapat banyak kesalahan, terutama spanduk yang berisi propaganda, seperti pada iklan rokok, voucer isi ulang dari berbagai merk. Pada spanduk propaganda jenis ini penggunaan bahasa non baku dan bahasa asing sangat dominan. Berikut contoh untuk spanduk yang membuat orang tertarik :

Contoh spanduk yang salah :

Berikut contoh untuk spanduk berupa himbauan kepada masyarakat :

Berikut contoh untuk spanduk yang menggunakan kata nonbaku :

2.4 Penggunaan Bahasa Indonesia pada Papan IklanPapan iklan adalah yg papan berukuran besar yg ditempatkan di luar ruang (ruang terbuka) dan berfungsi untuk menempatkan iklan. Penggunaan bahasa Indonesia pada papan iklan hanya sebagian kecil mengikuti kaidah. Sebagian besar papan iklan yang diletakkan di luar ruang itu umumnya menggunakan bahasa nonbaku dan bahasa Inggris. Apalagi iklan rokok masih banyak menggunakan kosakata bahasa Inggris,sedangkan iklan kartu telepon pada umumnya menggunakan bahasa nonbaku, seperti kata nelpon, banget, sampe.Contoh papan iklan yang menggunakan kosakata bahasa nonbaku dan bahasa inggris :

Contoh papan iklan kartu selular yang menggunakan kosakata bahasa nonbaku :

Menarik juga untuk disimak terdapat pada papan iklan anti HIV/AIDS yang menggunakan bahasa Indonesia sepenuhnya tanpa kosakata bahasa Inggris. Pembuat iklan cukup membuat slogan yang pendek, tetapi makna yang terkandung cukup berarti.

Seperti slogan pada papan iklan anti HIV/AIDS yang berisi tentang ajakan kepada masyarakat berikut:

Akan tetapi, untuk papan iklan yang berisi layanan mayarakat dari suatu instansi, seperti pada pemlu SBY, penggunaan bahasa Indonesia yang benar.

berikut contoh:

2.5 Penggunaan Bahasa Indonesia pada BrosurBrosur adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. Halamannya sering dijadikan satu (antara lain dengan stapler, benang, atau kawat), biasanya memiliki sampul, tapi tidak menggunakan jilid keras. Menurut definisi UNESCO, brosur adalah terbitan tidak berkala yang tidak dijilid keras, lengkap (dalam satu kali terbitan), memiliki paling sedikit 5 halaman tetapi tidak lebih dari 48 halaman, di luar perhitungan sampul.Penggunaan bahasa Indonesia pada brosur sudah benar. Ini berarti bahwa penggunaan bahasa Indonesia di brosur masih salah. Kesalahan itu umumnya terdiri atas penulisan kata, penggunaan tanda baca, dan penggunana kosakata asing. Berdasarkan pengamatan dari beberapa brosur yang tersebar, seperti brosur dari rumah sakit, brosur dari perguruan tinggi swasta, kursus, brosur dari penawaran produk (alat rumah tangga dan mobil) masih digunakan kosakata asing dan kosakata nonbaku, seperti , photocopy atau fotocopy, good luck, full ac, design, show room, buat ngeceng, pasti keren, Dai care, pake, nelpon. Selain itu, terdapat penulisan kata dan huruf kapital yang salah, s/d, Hadiah akan diganti dengan Souvenir..., Dalam Rangka mengenalkan show room kami...Contoh brosur :

2.6 Kondisi Penggunaan Bahasa Asing di Dunia UsahaBahasa Inggris di Indonesia secara umum diajarkan sebagai bahasa asing. Istilah bahasa asing dalam bidang pengajaran bahasa berbeda dengan bahasa kedua. Bahasa asing adalah bahasa yang yang tidak digunakan sebagai alat komunikasi di negara tertentu di mana bahasa tersebut diajarkan. Sementara bahasa kedua adalah bahasa yang bukan bahasa utama namun menjadi salah satu bahasa yang digunakan secara umum di suatu negara.Di Indonesia, masyarakat lebih memilih menggunakan bahasa asing (Inggris) di dunia usaha daripada menggunakan bahasa indonesia. Karena mereka beranggapan dengan menggunakan bahasa asing (Inggris) akan lebih menarik. Mereka juga beranggapan bahwa karena sudah memasuki globalisasi dan banyak menggunakan bahasa asing (Inggris). Masyarakat bukan hanya berhadapan dengan warga lokal, tetapi juga dengan warga asing dalam dunia usaha. Itu sebabnya banyak masyarakat yang menggunakan bahasa asing (Inggris) daripada bahasa lokal.

BAB IIIPENUTUP SimpulanKesimpulan dari bahasan di atas adalah teori penggunaan bahasa Indonesia pada layanan umum dan niaga mempunyai tujuan utama agar terciptanya kesejahteraan bagi masyarakat. Pelayanan masyarakat mencoba membuat kesejahteraan ada di tangan individu yang bersifat liberal, dimana mereka menyerahkan semuanya pada mekanisme pasar yang ternyata mereka mampu menciptakan kesejahteraan.Tapi, pada hakikatnya penggunaan bahasa indonesia pada layanan umum dan niaga mendapatkan kesejahteraan yang sesungguhnya bagi masyarakat luas. Lalu munculah pola ekonomi baru yang di sebut sebagai sosialis sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap semua masyarakat pengguna,dimana pada akhirnya system yang berbau secular itu justru tumbang .Dan pada titik dimana semua orang berlomba lomba memenuhi kebutuhannya dengan cara yang cenderung agak tak manusiawi, munculah penggunaan bahasa bagi masyarakat yang benar-benar mengajak menusia untuk kembali pada keberadaban bagi manusia, dimana untuk peduli kepada sesama, tak mengedepankan egoisme, tapi tetap membolehkan manusia untuk sukses dengan memberikan rambu rambu tertentu bagi kepentingan umat itu sendiri.Pada dunia usaha sekarang penggunaan Bahasa asing harus lebih di pergunakan dengan lancar. Karena para pesaing kita tidak hanya dalam negeri saja tapi mencangkup dunia luas. Dalam usaha perdagangan kita dapat menggunaka bahasa asing dengan benar serta pengafalan bahasa di ucapkan dengan lafal yang jelas.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan dan Dendy Sugono. 2000.Politik Bahasa: RisalahSeminar Politik Bahasa. Jakarta: Pusat Bahasa. Alwi, Hasan. 2003.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Bali Pustaka. Chaer, Abdul dan Agustina, Leonie. 2004.Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Bhineka Cipta. Hudson. R.A. 1980.Sociolinguistics. Cambridge: Cambridge University Press.