Top Banner
PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG WARISAN BUDAYA PADA ANAK USIA DINI DI TK KHALIFAH 25 SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Oleh Nurul hidayah 1601412042 PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019
69

PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

Jul 04, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

i

PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG WARISAN BUDAYA

PADA ANAK USIA DINI DI TK KHALIFAH 25 SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh

Nurul hidayah

1601412042

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

Page 2: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

ii

Page 3: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

iii

Page 4: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

iv

Page 5: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya

sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS. Al-Insyirah: 5-6).

2. Tanpa manusia, tidak ada kebudayaan, dan tanpa kebudayaan tidak akan ada

manusia. (Clitford Geetz)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. BapakArifin, Ibu Poniyem, adik Haris, terima

kasih atas doa, bimbingan dan kasih sayang

yang telah diberikan kepada saya.

2. Seluruh keluarga besar dan orang tercinta yang

turut mendoakan.

3. Teman dekat, sahabat yang selalu memberikan

dukungan.

4. Teman-teman PG-PAUD FIP UNNES 2012

yang senantiasa memberikan doa, bantuan,

motivasi, dan dukungan.

5. Universitas Negeri Semarang.

Page 6: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, taufiq, hidayah, serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Penggunaan “Novel Graphic” Punakawan Untuk

Peningkatan Pengetahuan Tentang Warisan Budaya Pada Anak Usia Dini di TK

Khalifah 25 Semarang”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak

Usia Dini. Banyak pihak yang telah membantu dalam penelitian dan

penyusunan skripsi ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Oleh

karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan kesempatan penulis untuk belajar

di Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Achmad Rifai RC, M.Pd Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin dan dukungan

kepada penulis dalam penelitian ini.

3. Edi Waluyo, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak

Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang

telah memberikan kesempatan untuk memaparkan gagasan dalam bentuk

skripsi ini.

Page 7: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

vii

4. Neneng Tasu’ah, M.Pd., dan Edi Waluyo, M.Pd., selaku Dosen

Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi

selama penyusunan skripsi ini.

5. Semua dosen Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah

banyak membekali penulis dengan ilmu pengetahuan.

6. Kepala Sekolah dan segenap guru TK Khalifah 25 Semarang yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

penyusunan skripsi.

7. Kedua orang tuaku, seluruh keluarga dan orang tersayang yang selalu

memberikan dukungan, kasih sayang, dan doa serta motivasi.

8. Sahabat-sahabat yang selalu mendukung dan memberikan semangat.

9. Teman-teman mahasiswa PG PAUD Fakultas Ilmu pendidikan

Universitas Negeri Semarang angkatan 2012 yang saling memberikan

semangat dan motivasi.

10. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.

Semoga semua pihak yang telah membantu penulis dalam

penyusunan skripsi ini mendapatkan pahala dari Allah SWT. Penulis berharap

semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis sendiri.

Semarang, Desember 2018

Penulis

Nurul Hidayah

Page 8: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

viii

ABSTRAK

Hidayah, Nurul. 2018. Penggunaan “Novel Graphic” Punakawan Untuk

Peningkatan Pengetahuan Tentang Warisan Budaya Pada Anak Usia Dini di TK Khalifah 25 Semarang.Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Neneng Tasu’ah, M.Pd., dan Edi Waluyo, M.Pd.,

Kata kunci: Novel Graphic, Punakawan, Warisan Budaya

Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman budayanya. Keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia saat ini mulai mengalami kegoncangan, kegoncangan tersebut diakibatkan oleh masuknya kebudayan asing yang kemudian mendominasi kebudayaan lokal. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat perbedaan pengetahuan tentang warisan budaya pada anak usia dini ditinjau dari penggunaan novel graphic punakawan dan apakah terdapat peningkatan pengetahuan tentang warisan budaya pada anak usia dini ditinjau dari penggunaan novel graphic punakawan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perbedaan pengetahuan tentang warisan budaya pada anak usia dini ditinjau dari penggunaan novel graphic punakawan serta untuk mengetahui peningkatan pengetahuan tentang warisan budaya pada anak usia dini ditinjau dari penggunaan novel graphic punakawan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan pengetahuan tentang warisan budaya pada anak usia dini ditinjau dari penggunaan novel graphic punakawan dan terdapat pengetahuan tentang warisan budaya pada anak usia dini ditinjau dari penggunaan novel graphic punakawan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain Pre-Experimental Designs. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa di TK Khalifah Semarang yang berusia 5-6 tahun, sedangkan sampelnya sebanyak 32 anak yang berusia 5-6 tahun yang menjadi kelas eksperimen yang mana diberikan treatment oleh peneliti dengan menggunakan media buku novel graphic “Jelajah

Budaya Bersama Punakawan”. Berdasarkan perhitungan statistik menggunakan Independent Sample t-Test diperoleh t hitung > t table (11,825 > 2,039) dan nilai sig (2-tailed) 0,00 < 0,05, maka hipotesis diterima. Perhitungan persentase pengetahuan warisan budaya pada anak usia dini berdasarkan penerapan media novel graphic mengalami kenaikan sebesar 28% antara pretest dan posttest. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat perbedaan dan peningkatan pengetahuan tentang warisan budaya pada anak usia dini ditinjau dari penggunaan novel graphic punakawan.

Page 9: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

ix

DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................ Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ....................... Error! Bookmark not defined.

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ..................................................... 1

1.2 RUMUSAN MASALAH ...................................................................... 6

2.2 TUJUAN PENELITIAN ...................................................................... 7

2.3 MANFAAT PENELITIAN .................................................................. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 9

2.1 Novel graphic ....................................................................................... 9

2.1.1 Pengertian Novel ........................................................................... 9

2.1.2 Pengertian Graphic..................................................................... 10

2.1.3 Pengertian Novel Graphic .......................................................... 11

2.2 Warisan Budaya ................................................................................ 13

2.2.1 Pengertian warisan budaya ............................................................ 13

2.2.2 Macam-Macam Warisan Budaya .................................................. 14

2.2.3 Manfaat warisan budaya ............................................................... 31

2.2.4 Nilai-nilai luhur budaya bangsa indonesia ..................................... 35

2.3 Punakawan ......................................................................................... 37

2.3.1 Pengertian Punakawan .................................................................. 37

2.3.2 Peran Punakawan .......................................................................... 37

2.3.3 Tokoh Punakawan ........................................................................ 39

Page 10: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

x

2.4 Anak usia dini .................................................................................... 44

2.4.1 Pengertian Anak Usia Dini............................................................ 44

2.4.2 Karakteristik Anak Usia Dini ........................................................ 46

2.4.3 Prinsip-prinsip Perkembangan Anak Usia Dini ............................. 47

2.5 KERANGKA BERFIKIR.................................................................. 49

2.6 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 50

2.7 HIPOTESIS ....................................................................................... 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 52

3.1 Pendekatan Penelitian .......................................................................... 52

3.2 Desain Penelitian ................................................................................. 52

3.3 Variabel Penelitian............................................................................... 54

3.3.1 Variabel Independen (x) ............................................................. 55

3.3.2 Variabel Dependen (y) ................................................................ 55

3.4 Subjek Penelitian ................................................................................. 55

3.4.1 Populasi ........................................................................................ 55

3.4.2 Sampel.......................................................................................... 56

3.5 Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 57

3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 59

3.7 Instrumen Penelitian ............................................................................ 62

3.8 Teknik Analisis Data ........................................................................... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 66

4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 66

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 66

a. Identitas Sekolah.................................................................................. 66

b. Visi dan Misi Sekolah .......................................................................... 67

4.1.2 Analisis Statistik Deskriptif .......................................................... 68

4.1.3 Analisis Data ................................................................................ 71

4.2 Pembahasan ....................................................................................... 77

4.2.1 Perbedaan pengetahuan tentang warisan budaya pada anak usia dini ditinjau dari penggunaan novel graphic punakawan. .............. 77

Page 11: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

xi

4.2.2 Peningkatan pengetahuan tentang warisan budaya pada anak usia dini ditinjau dari penggunaan novel graphic “Jelajah Budaya

Bersama Punakawan”. ............................................................................. 83

4.3 Keterbatasan Penelitian..................................................................... 86

BAB V ............................................................................................................... 87

PENUTUP ........................................................................................................ 87

5.1 Simpulan ............................................................................................ 87

5.2 Saran .................................................................................................. 87

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 89

Page 12: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

xii

DAFTAR TABEL

TABEL 1 Kerangka Berfikir .................................................................. 49

TABEL 2 Desain Penelitian Eksperiment ............................................... 53

TABEL 3 Jadwal Treatment ................................................................... 58

TABEL 4 Sebaran Item Skala Pengetahuan Warisan Budaya ................. 61

TABEL 5 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Skala Pengetahuan Warisan

Budaya .................................................................................. 63

TABEL 9 Statistik Deskriptif ................................................................. 68

TABEL 10 Pedoman Kaegori Nilai Pretest Dalam SPSS ........................ 69

TABEL 11 Hasil Kategori Nilai Pretest Kelompok Eksperimen ............. 69

TABEL 12 Histogram Nilai Pretest Kelompok Eksperimen ................... 69

TABEL 13 Pedoman Kaegori Nilai Posttest Dalam SPSS ....................... 70

TABEL 14 Hasil Kategori Nilai Posttest Kelompok Eksperimen ........... 70

TABEL 15 Histogram Nilai Posttest Kelompok Eksperimen ................... 70

TABEL 16 Hasil Uji Normalitas ............................................................. 72

TABEL 17 Hasil Uji Homogenitas ......................................................... 73

TABEL 18 Hasil Uji Paired Smple t-Test ................................................ 74

TABEL 19 Data Hasil Nilai Rata-Rata Skala Pengetahuan Warisan

Budaya ................................................................................ 75

TABEL 20 Presentase Perbedaan Nilai Rata-Rata Pretest Dan Posttest ... 76

Page 13: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Surat Penetapan Dosen Pembimbing ............................... 92

LAMPIRAN 2 Surat Ijin Penelitian.......................................................... 94

LAMPIRAN 3 Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian ......................... 96

LAMPIRAN 4 Data Responden ............................................................... 98

LAMPIRAN 5 Uji Coba Instrumen Penelitian ........................................ 103

LAMPIRAN 7 Hasil Penelitian ............................................................... 114

LAMPIRAN 8 Jadwal Penelitian ............................................................. 120

LAMPIRAN 9 RPPH Penelitian .............................................................. 123

LAMPIRAN 10 Dokumentasi .................................................................. 168

LAMPIRAN 11 Buku Novel Graphic Punakawan .................................... 174

Page 14: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman

budayanya. Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan

mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia

mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi yang tersebar dari

Sabang sampai Merauke. Data yang di dapat dari BPS (Badan Pusat Statistik)

Indonesia terdiri dari sekitar 17.504 pulau besar dan kecil, dan terdiri kurang lebih

1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat

mengagumkan. Keanekaragaman budaya tersebut dapat dilihat dari kebudayaan

khasnya diantaranya yaitu rumah adat, pakaian adat, upacara adat, tarian daerah,

alat musik daerah, makanan khas, kerajinan daerah, dan karya seni daerah.

Banyaknya keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia saat ini mulai

mengalami kegoncangan, kegoncangan tersebut diakibatkan oleh masuknya

kebudayan asing yang kemudian mendominasi kebudayaan lokal (Sachari,2007 :

6). Dengan melestarikan dan memahami warisan budaya Indonesia, diharapkan

para generasi muda mampu lebih menghargai nilai-nilai khas bangsa Indonesia,

mengambil suatu falsafah yang baik dan berguna bagi kehidupan.

Page 15: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

2

Seni tari, musik, norma, sastra lisan dan tertulis merupakan kebudayaan

lainnya yang digunakan untuk menyebarkan nilai-nilai filosofis bangsa Indonesia.

Salah satu kesenian Indonesia yang dimanfaatkan sebagai sarana penyampaian

pesan, baik itu pesan keagamaan, pesan moral, dan cerita rakyat adalah pentas

seni pertunjukan wayang. Wayang merupakan salah satu karya seni daerah di

bangsa Indonesia yang paling menonjol diantara banyak karya seni lainnya.

Paling tidak wayang sudah tersebar di pulau-pulau padat penduduk yaitu Jawa,

Madura, Bali dan ditambah dengan beberapa daerah di Sumatera. Wayang terus

berkembang dari zaman ke zaman, yang juga merupakan salah satu media

penerangan, dakwah, pendidikan, pemahaman filsafat serta hiburan (Kresna,2012:

1).

Pengertian wayang secara luas menurut Jajang Suryana (Aizid,2012: 19),

yaitu dapat mengandung gambar, boneka tiruan manusia yang terbuat dari kulit

atau bahan lain yang berbentuk pipih berwujud dua dimensi. Dalam kata lain

wayang berarti sebuah pertunjukan atau sebuah drama, bisa dibilang sebuah

pertunjukan drama yang menggunakan/memainkan boneka. Wayang digunakan

sebagai media komunikasi yang populer di kalangan masyarakat, kisah-kisahnya

sendiri memiliki keanekaragaman yang hampir seluruhnya menyimpan nilai-nilai

moral dan kebudayaan yang dapat dijadikan sebagai pedoman dan contoh.

Dari banyaknya jenis kisah-kisah pewayangan dan tokoh-tokohnya, salah

satunya yang paling populer di masyarakat adalah punakawan. Tokoh punakawan

sendiri pada dasarnya adalah manivestasi dari beberapa bentuk dan karakter

manusia yang banyak mempunyai nilai – nilai falsafah yang menyiratkan tentang

Page 16: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

3

karakter perlakuan dan perbuatan manusia yang paling rendah secara kasta

dalam falsafah Jawa dan mampu memberi contoh bagi kehidupan manusia.

Punakawan berasal dari kata-kata Puna dan Kawan. Puna berarti susah,

sedangkan kawan berarti kanca, teman atau saudara. Jadi arti Punakawan itu juga

bisa diterjemahkan teman di kala susah. Ada penafsiran lain dari kata-kata

Punakawan yaitu, Puna bisa juga disebut Pana yang berarti terang, sedangkan

Kawan berarti teman atau saudara. Jadi penafsiran lain dari arti kata Punakawan

adalah teman atau saudara yang mengajak ke jalan yang terang.

Hingga saat ini cerita bergambar dan dongeng di dalam buku dianggap sarana

yang paling efektif dalam menyampaikan sebuah pesan dan informasi. Pada masa

anak-anak, bermain merupakan sarana edukasi yang penting dalam

mengeksplorasi otak. Oleh sebab itu, konsep pendidikan yang paling tepat pada

masa ini adalah konsep pendidikan yang dipadukan dengan bermain. Salah satu

sarana edukasi yang sesuai dengan konsep belajar yang menyenangkan adalah

melalui buku cerita bergambar (Ikada, 2010).

Gambar merupakan media yang efektif untuk mengungkapkan gagasan

karena lebih mudah dicerna. Kesinambungan antara gambar dengan alur cerita

yang menarik dapat menstimulasi otak anak untuk menerima pesan dan

mengingatnya dengan baik.

Anak-anak merupakan masa yang ideal untuk mempelajari keterampilan

tertentu, dimana anak usia dini merupakan masa keemasan, mereka dapat dengan

mudah menerima semua pembelajaran yang didapatnya dari lingkungan, di usia

Page 17: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

4

ini anak juga lebih senang mengulang aktivitas sampai mereka terampil dalam

melakukannya, anak-anak lebih cepat belajar, lebih aktif dan gembira atau tertawa

riang, keterampilan motorik yang mendorong anak agar aktif bermain dengan

hiburan, karena bermain merupakan bentuk yang dominan.

Sebagai bangsa Indonesia terutama anak yang tengah berjuang untuk maju

dalam era globalisasi sangat memerlukan nilai-nilai moral agar tidak larut oleh

pengaruh negatif budaya negara-negara barat. Indonesia kaya dengan kearifan

lokal yang tersimpan dalam budaya bangsa, maka dari itu nilai-nilai budaya

kearifan lokal maupun nilai-nilai etika yang terkandung dalam wayang perlu

diperkenalkan kepada anak-anak, agar anak-anak nantinya bisa belajar dari tokoh

pewayangan, karena wayang tidak hanya memiliki cerita yang menarik tetapi juga

penuh tuntunan moral keutamaan hidup (Solichin, 2010: 301).

Kurangnya wawasan pengetahuan anak-anak mengenai pewayangan yang

termakan oleh zaman di era modern ini, karena pelestarian budaya-budaya yang

semakin hilang dan kurangnya media pembelajaran yang dapat menarik minat

anak untuk membaca. Buku-buku pendidikan budaya lokal yang ada dinilai

kurang menarik minat baca anak karena berbeda jauh dengan komik dan buku

ilustrasi yang mengandung unsur kebudayaan luar dengan model ilustrasi dan

gambar yang jauh lebih menarik, contohnya buku-buku seperti Frozen, Bobo Boy,

Masha and The Bear dan karakter-karakter lainnya yang berkembang dan

bermunculan. Peristiwa ini mengakibatkan keindahan budaya bangsa kita semakin

tergeser oleh budaya asing.

Page 18: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

5

Sebagai bangsa Indonesia seharusnya mampu mempertahankan kebudayaan

yang di miliki saat ini, karena perkembangan zaman saat ini yang sangat pesat,

semestinya kebudayaan yang kita miliki juga bisa berkembang pesat. Hal

tersebutlah yang melandasi penciptaan buku ilustrasi Punakawan yang diharapkan

anak-anak Indonesia khususnya di Pulau Jawa dapat mengenal dan mengingat

bahwa wayang sebagai warisan budaya yang kaya akan makna, filosofi dan mitos

dibalik pembuatan karakternya.

Salah satu media yang dapat digunakan untuk mengenalkan warisan budaya

pada anak adalah media novel graphic . Novel graphic adalah gabungan antara

novel dan komik, yang berarti sebuah novel dengan banyak media gambar di

dalamnya. Alasannya adalah karena media gambar atau ilustrasi dalam novel

graphic merupakan metode yang paling cepat untuk menenemukan pemahaman,

walau gambar tidak disertai tulisan sekalipun. Penampilan secara visual juga

selalu mampu menarik emosi pembaca dan dapat menolong seseorang untuk

menganalisa, merencanakan dan memutuskan suatu problema, kemudian

mengkhayalkannya pada kejadian sebenarnya. (Kusmiati, 85-86). Selain itu,

penyampaian pesan melalui visual adalah cara yang paling efektif untuk anak-

anak hingga remaja.

Dengan upaya pembuatan Novel Graphic yang berbasis desain graphic vektor

diharapkan dapat menghasilkan buku yang bermutu tinggi. Akan menjadi

kebanggaan bagi masyarakat karena memiliki karya seni yang bermutu tinggi dan

modern namun tetap memiliki nilai filosofis khas Indonesia. Jika seni wayang dan

seni pedalangan menjadi seni yang bermutu tinggi, harapannya buku ini mampu

Page 19: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

6

menarik minat baca masyarakat terutama anak-anak yang dimana buku ini

menyampaikan pesan-pesan, nilai nilai moral keutamaan hidup dan tentunya

tentang warisan budaya yang ada di Jawa Tengah.

Menggunakan desain graphic vektor karena terkait dengan segmentasi yaitu

anak-anak, ilustrasi vektor karena mudah dicapai dan mudah dimengerti oleh

anak-anak, yang nantinya menggunakan teknik pewarnaan, karena warna akan

dapat membuat kesan atau mood untuk keseluruhan gambar. Warna merupakan

bagian yang paling utama dalam pembuatan buku sehingga dapat menarik minat

anak untuk membaca buku, karena warna-warna ini bisa diartikan sebagai warna

keceriaan lebih ditujukan kepada anak-anak dimana kesannya selalu ceria.

Beberapa permasalahan yag telah dijelaskan melandasi penulis melakukan

penelitian tentang “Penggunaan “Novel Graphic” Punakawan Untuk

Peningkatan Pengetahuan Tentang Warisan Budaya Pada Anak Usia Dini di TK

Khalifah 25 Semarang”. Melalui media informasi berbentuk buku tersebut,

diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang tokoh-tokoh

Punakawan melalui makna dan karakter yang terkandung dalam tokoh

pewayangan tersebut, sehingga pelestarian budaya leluhur dapat dipertahankan

kembali serta sebagai upaya pengenalan warisan budaya Indonesia.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah terdapat perbedaan pengetahuan tentang warisan budaya pada anak

usia dini ditinjau dari penggunaan novel graphic punakawan?

Page 20: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

7

2 Apakah terdapat peningkatan pengetahuan tentang warisan budaya pada anak

usia dini ditinjau dari penggunaan novel graphic punakawan?

2.2 TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan tentang warisan budaya pada anak

usia dini apabila ditinjau dari penggunaan novel graphic punakawan.

2. Untuk mengetahui peningkatan pengetahuan tentang warisan budaya pada

anak usia dini apabila ditinjau dari penggunaan novel graphic punakawan .

2.3 MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan menjadi landasan bagi

peneliti lain untuk mengadakan penelitian sejenis dalam rangka

mengenalkan warisan budaya indonesia.

Untuk menambah media yang menyenangan untuk anak dalam pengenalan

warisan budaya lokal.

2. Manfaat praktis

a. Bagi guru,

Sebagai media penunjang untuk mengenalkan berbagai warisan

budaya indonesia pada anak usia dini

Menambah wawasan dan pengetahuan guru pada tokoh pewayangan

punakawan dan warisan budaya di Jawa Tengah.

Page 21: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

8

b. Bagi sekolah,

Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk menetukan kebijakan

dalam penggunakan media pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran.

c. Bagi siswa,

Menarik minat anak usia dini untuk gemar membaca dan lebih mengenal

warisan budaya indonesia juga tokoh pewayangan punakawan.

Page 22: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Novel graphic

2.1.1 Pengertian Novel

Novel berasal dari bahasa novella, yang dalam bahasa jerman

disebut novelle dan novel dalam bahasa inggris, dan inilah yang kemudian

masuk ke Indonesia. Secara harfiah novella berarti sebuah barang baru

yang kecil, yang kemudian diartikan sebagai cerita pendek yang berbentuk

prosa. (nurgiyanto, 2010: 9)

Nurgiyantoro (2010: 10) mengemukakan bahwa novel

merupakan karya fiksi yang dibangun oleh unsur-unsur pembangun,

yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Novel juga diartikan

sebagai suatu karangan berbentuk prosa yang mengandung rangkaian

cerita kehidupan seseorang dengan orang lain di sekelilingnya dengan

menonjolkan watak dan sifat pelaku. Novel merupakan jenis karya

sastra yang ditulis dalam bentuk naratif yang mengandung konflik

tertentu dalam kisah kehidupan tokoh-tokoh dalam ceritanya.

Novel menurut H. B. Jassin dalam bukuny Tifa Penyair dan

Daerahnya adalah suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-

orang luar biasa karena kejadian ini terlahir suatu konflik, suatu pertikaian,

yang mengalihkan jurusan nasib mereka.

Page 23: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

10

Novel adalah karangan yang panjang dan berbentuk prosa dan

mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang lain di

sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Novel

adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya,

sosial, moral dan pendidikan.

Biasanya novel kerap disebut sebagai suatu karya yang hanya

menceritakan bagian kehidupan seseorang. Hal ini didukung oleh pendapat

Sumardjo (1984: 65) yaitu sedang novel sering diartikan sebagai hanya

bercerita tentang bagian kehidupan seseorang saja, seperti masa menjelang

perkawinan setelah mengalami masa percintaan; atau bagian kehidupan

waktu seseorang tokoh mengalami krisis dalam jiwanya, dan sebagainya.

Berdasarkan beberapa pendapat pakar mengenai pengertian novel

di atas, peneliti menyimpulkan bahwa novel ialah suatu karangan atau

karya yang bersifat cerita yang menceritakan suatu kejadian yang luar

biasa dari kehidupan orang-orang (tokoh cerita), luar biasa karena dari

kejadian ini terlahir konflik, suatu pertikaian yang terjadi antara tokoh

tersebut.

2.1.2 Pengertian Graphic

Dalam bahasa Indonesia, kata “Graphic” sering dikaitkan dengan

seni graphic dan design graphic atau desain komunikasi visual. Design

graphic adalah suatu bentuk komunikasi visual kepada khalayak yang

Page 24: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

11

menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan

se’efektif mungkin.

Rachmat dalam buku desain komunikasi visual mengatakan bahwa

Desain Grafis adalah salah satu bentuk seni terapan yang

mengkomunikasikan pesan, informasi, ide, konsep, atau ajakan

menggunakan bahasa visual. Penerapan desain grafis umumnya ada di

dalam dunia periklanan, perfilman, broadcasting, branding, profil

perusahaan, dan lain-lain. Desain grafis juga merupakan pemecahan

masalah atau solusi komunikasi yang dilakukan desainer untuk

memecahkan masalah klien.

Berdasarkan penjelasan diatas peneliti menyimpulkan bahwa

graphic atau design graphic adalah sebuah seni dalam bentuk gambar yang

digunakan untuk menyampaian informasi atau pesan kepada orang lain.

2.1.3 Pengertian Novel Graphic

Novel Graphic adalah istilah yang pertama kali dipopulerkan oleh

Will Eisner dari Amerika Serikat pada paruh terakhir tahun 1970-an.

Ketika terbit pertama kali pada 1978 di Amerika Serikat, Will Eisner

(1917-2005) sengaja membedakan diri dari sembarang komik, yakni

menerapkan istilah novel graphic di sampulnya.

Novel Graphic merujuk pada sebuah bentuk komik yang

mengambil tema-tema lebih serius dengan panjang cerita seperti halnya

sebuah novel. Istilah novel Graphic juga ditujukan pada karya-karya

Page 25: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

12

komik pendek yang diterbitkan sekaligus dalam satu edisi gabungan (trade

paper back). Apabila sebuah karya novel graphic diterbitkkan hanya sekali

dan tidak diperbanyak majalah dan/atau surat kabar maka dapat disebut

original graphic novel, atau karya orisinal novel grafis (Eisner 3-4).

Suasana ringan yang biasanya didapat ketika menikmati komik-

komik biasa akan sulit didapatkan pada karya novel graphic. Sebaliknya,

cara penyampaian yang tidak biasa, baik dalam penyampaian teks maupun

dalam penyampaian adegan-adegan visual yang begitu kreatif memakai

aneka teknik perspektif, dengan segera akan membawa pembaca pada

keunikan gaya bertutur sang pencerita yang punya ciri khasnya masing-

masing, sama halnya seperti ketika sedang menikmati sebuah karya sastra.

Menurut Seno Gumira Ajidarma letak keseriusan sebuah novel

graphic adalah adanya semangat pembobotan yang setara dengan sastra.

Namun sebagai suatu karya seni graphic menurutnya novel graphic juga

punya prestis tersendiri. Sehingga sebagai karya yang punya bobot sastra

dan punya prestis sebagai karya seni, novel graphic berbeda dari komik

kebanyakan dalam hal tujuannya, serta ideologi di baliknya. Novel graphic

tidak hanya bertumpu pada kekuatan gambar seperti pada komik biasa,

juga tidak pada kekuatan teks seperti layaknya karya novel. Kedua aspek

visual dan bahasa lalu jadi unsur penting bersama-sama.

Penelitian pergerakan graphic novel, yang digambarkan oleh Eddie

Campbell dalam bukunya: Graphic novel manifesto mendefinisikan

Page 26: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

13

graphic novel secara simple yaitu Form atau bentuk dari komik naratif,

dalam kata lain adalah sebuah alat untuk bercerita.

Berdasarkan penjelasan arti kata novel dan graphic yang telah

peneliti simpulkan, juga berdasarkan penjelasan diatas maka dapat

disimpulkan bahwa novel graphic adalah sebuah karya penggabungan

antara tulisan dan gambar yang bertujuan untuk menyampaikan informasi

dari penulis kepada pembaca dalam bentuk buku.

2.2 Warisan Budaya

2.2.1 Pengertian warisan budaya

Warisan Budaya diartikan oleh Davidson sebagai “ Produk atau hasil

budaya fisik dari tradisi – tradisi yang berbeda dan prestasi – prestasi

spiritual dalam bentuk nilai dari masa lalu yang menjadai elemen pokok

dalam jatidiri suatu kelompok atau bangsa”. Jadi warisan budaya

merupakan hasil budaya fisik (tangible), dan nilai budaya (intangible), dari

masa lalu.

Warisan budaya adalah salah satu bagian dari Pusaka suatu bangsa,

yaitu Pusaka Budaya. Pusaka Budaya adalah hasil cipta, rasa, dan karsa

yang istimewa dari lebih 500 suku bangsa di Tanah Air Indonesia, secara

sendiri – sendiri, sebagai kesatuan Bangsa Indonesia, dan dalam

interaksinya dengan budaya lain sepanjanag sejarah keberadaannya.

Warisan budaya mencakup warisan berwujud (tangible), dan warisan

tidak berwujud (intangible).

Page 27: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

14

“Warisan budaya tidak berwujud (intangible) ” adalah berbagai

praktek, representasi, ekspresi, pengetahuan, keterampilan, serta instruemn

– instrument, obyek, artefak dan lingkungan budaya yang terkait meliputi

berbagai komunitas, kelompok, dan dalam berbapa hal tertentu,

perseorangan yang diakui sebagai warisan budaya mereka.

Warisan budaya tidak berwujud ini, diwariskan dari generasi ke

generasi, secara terus – menerus diciptakan kembali oleh berbagai

komunitas dan kelompok sebagai tanggapan mereka terhadap

lingkungannya, interaksi mereka dengan alam, serta sejarahnya, dan

memberikan mereka makna jati diri dan keberlanjutan, untuk memajukan

penghormatan keanekaragaman budaya dan kreatifitas manusia.

2.2.2 Macam-Macam Warisan Budaya

a. Tempat bersejarah / cagar budaya

Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 11

Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya menyatakan bahwa: Cagar

Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda

Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya,

Situs Cagar Budaya, Kawasan Cagar Budaya di darat/atau di air

yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai

penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama,

dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan .

Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010

Tentang Cagar Budaya menyatakan bahwa: “Bangunan Cagar

Page 28: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

15

Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau

benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang

berdinding dan/atau tidak berdinding, dan beratap .

Hal tersebut menjelaskan bahwa bangunan cagar budaya

merupakan cagar budaya yang perlu dilestarikan keberadaannya

karena memiliki nilai penting bagi sejarah. Salah satu cara untuk

melestarikan cagar budaya dengan cara mengenal satu persatu

cagar budaya tersebut.

1. Candi Borobudhur

Borobudur adalah sebuah candi yang terletak di daerah

borobudur, magelang, jawa tengah. Candi berbentuk stupa ini

didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar

abad ke 8 masehi, pada masa pemerintahan Wangsa

Syaaailendra. Borobudhur juga merupakan candi buddha

terbesar di dunia.

Candi ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar

yang diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada

dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan terdapat

504 arca bunddha.Borobudur memiliki koleksi relief Buddha

terlengkap dan terbanyak di dunia.

Candi Borobudur kini masih digunakan sebagai tempat

ziarah keagamaan yang tiap tahunnya umat Buddha yang

datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di

Page 29: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

16

Borobudur untuk memperingati Trisuci Waisak. Selain untuk

tempat ibadah candi borobudhur juga digunakan masyarakat

untuk tempat wisata yang pengunjungnya datang dari

masyarakat domestik dan luar negeri.

2. Candi Prambanan

Candi Prambanan adalah kompleks candi Hindu terbesar

di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini

dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu

yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa

pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah.

Nama asli kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahasa

Sanskerta yang bermakna 'Rumah Siwa'), dan sebagai ruang

utama di candi ini adalah adanya arca Siwa Mahadewa setinggi

tiga meter yang menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa

lebih diutamakan.

Kompleks candi ini terletak di kecamatan Prambanan,

Sleman. Candi ini adalah termasuk Situs Warisan

Dunia UNESCO, candi Hindu terbesar di Indonesia, sekaligus

salah satu candi terindah di Asia Tenggara. Arsitektur

bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan

arsitektur Hindu pada umumnya dengan candi Siwa sebagai

candi utama memiliki ketinggian mencapai 47 meter menjulang

di tengah kompleks gugusan candi-candi yang lebih

Page 30: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

17

kecil.Sebagai salah satu candi termegah di Asia Tenggara,

candi Prambanan menjadi daya tarik kunjungan wisatawan dari

seluruh dunia.

3. Candi Gedong Songo

Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek

bangunan candipeninggalan budaya Hindu yang terletak di

desa Candi, Kecamatan bandungan, KabupatenSemarang, Jawa

Tengah, tepatnya di lereng Gunung Ungaran.

Di kompleks candi ini terdapat sembilan buah candi.

Karena jumlah candinya sembilan maka candi tersebut diberi

nama candi gedong songo yang artinya sembilan (kelompok)

bangunan candi.

Lokasi 9 candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini

memiliki pemandangan alam yang indah. Selain itu, objek

wisata ini juga dilengkapi dengan pemandian air panas

dari mata air yang mengandung belerang, area perkemahan,

dan wisata berkuda.

4. Museum Ronggowarsito

Museum Ronggowarsita merupakan sebuah aset pelayanan

publik di bidang pelestarian budaya, wahana pendidikan dan

rekreasi. Pendirian museum ini pertama kali dirintis oleh

proyek rehabilitasi dan permuseuman Jawa Tengah pada tahun

Page 31: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

18

1975 dan secara resmi dibuka oleh Prof Dr Fuad Hasan pada

bulan Juli 1989.

Museum yang terletak di jalan Abdurrahman Saleh ini

merupakan museum terlengkap di Semarang yang memiliki

koleksi sejarah, alam, arkeologi, kebudayaan, era pembangunan

dan wawasan nusantara. Dengan nama yang diambil dari nama

salah satu pujangga Indonesia, Ranggawarsita, yang terkenal

dengan hasil karyanya dalam bidang filsafat dan kebudayaan,

museum ini menempati luas tanah 1,8 hektar. Museum ini

dibuka setiap hari pukul 08.00 sampai 16.00 wib. Berjarak

kurang lebih 3 Km dari tugumuda. Dan dapat dijangkau dengan

transportasi umum maupun pribadi

5. Maerokoco

Puri Maerokoco atau sering disebut Taman Mini Jawa

Tengah Indahadalah sebuah objek wisatayang berada di Jalan

Yos Sudarso Semarang, yang merupakan salah satu

bagian taman dari kawasan PRPP (Pusat Rekreasi dan Promosi

Pembangunan) Jawa Tengah.

Sebagai taman mini Jawa Tengah didalamnya merangkum

semua rumah adat dari 35 kabupaten dan kota yang ada di Jawa

Tengah. Di dalam rumah-rumah tersebut digelar hasil–hasil

industri dan kerajinan yang diproduksi oleh masing–masing

daerah. Selain menampilkan rumah– rumah adat, objek wisata

Page 32: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

19

ini dilengkapi dengan fasilitas rekreasi air seperti, sepeda air,

perahu, juga kereta bagi pengunjung. Dibuka untuk umum dari

jam 08.00 sampai 18.00. Dapat dijangkau dengan kendaraan

umum maupun kendaraan pribadi.

b. Rumah adat

Rumah adat merupakan bangunan yang memiliki ciri khas

khusus, digunakan untuk tempat hunia oleh suatu suku bangsa

tertentu. Rumah adat ialah salah satu representasi kebudayaan yang

paling tinggi dalam sebuah komunitas suku/masyarakat.

Keberadaan rumah adat di Indonesia sangat beragam dan

mempunyai arti yang penting dalam perspektif sejarah, warisan

dan kemajuan masyarakat dalam sebuah peradaban.

Rumah-rumah adat di Indonesia mempunyai bentuk dan

arsitektur masing-masing daerah sesuai dengan budaya adat lokal.

Rumah adat pada umumnya dihiasai ukiran-ukiran indah, pada

jaman dulu, rumah adat yang tampak paling indah biasa dimiliki

para keluarga kerajaan atau ketua adat setempat menggunakan

kayu-kayu pilihan dan pengerjaannya dilakukan secara tradisional

melibatkan tenaga ahli dibidangnya, banyak rumah-rumah adat

yang saat ini masih berdiri kokoh dan sengaja dipertahankan dan

dilestarikan sebagai simbol budaya Indonesia.

Page 33: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

20

Di Jawa Tengah sendiri juga memiliki rumah adat yang

beragam, ada 35 kabupaten atau kota yang memiliki rumah adat

yang berbeda-beda.

c. Alat musik tradisional

Indonesia adalah negara yang terkenal akan keaneka

ragaman budayanya, salah satunya adalah alat musik tradisional.

Alat musik tradisional di Indonesia memiliki nama dan kegunaan

yang unik di masing-masing daerah.Sama juga dengan jawa tengah

memiliki bermacam-macam alat musik tradisional, diantaranya

adalah:

1. Kendang

Kendang adalah alat musik tradisional Jawa Tengah yang

terbuat dari kulit hewan (lembu, kambing, dan sapi) dan kayu

(nangka, cempedak, dan kelapa). Dimainkan dengan cara

ditepak dengan telapak tangan, alat musik ini menghasilkan

bunyi yang dapat menjadi penanda bagi pemain alat musik

gamelan lainnya untuk mengatur tempo atau irama lagu.

2. Bonang

Bonang adalah alat musik tradisional yang juga dimainkan

dengan cara dipukul. Alat musik ini umumnya terbuat dari

logam-logam seperti kuningan, perunggu, atau besi. Untuk

memainkan alat musik ini, bonang dipukul menggunakan

pemukul khusus yang terbuat dari kayu yang dilapisi dengan

Page 34: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

21

kain atau karet. Ada 2 jenis bonang, pertama adalah bonang

barung yang berukuran lebih besar dan berfungsi sebagai

pembuka atau penuntun dari sebuah iringan musik gamelan,

dan bonang penerus yang berukuran lebih kecil dan digunakan

pada saat-saat tertentu saja.

3. Saron

Saron atau ricik merupakan bagian dari alat musik gamelan

yang termasuk keluarga balungan. Instrumen yang terbuat dari

lembaran-lembaran logam ini dimainkan dengan cara dipukul

menggunakan alat pemukul khusus yang terbuat dari kayu. Saat

setelah dipukul, wilahan harus dipencet atau dipathet untuk

menghentikan dengungan yang dihasilkan sebelum wilahan

lainnya dipukul.

4. Demung

Demung adalah saron yang berukuran besar. Dalam sebuah

pertunjukan, alat musik tradisional Jawa Tengah yang satu ini

juga dimainkan dengan cara dipukul menggunakan pemukul

khusus. Ada 2 jenis demung yang biasanya dimainkan, yaitu

demung Slendro dan demung Pelog. Perbedaan keduanya

terletak pada ukuran dan bunyi yang dihasilkan.

5. Kenong

Kenong adalah instrumen yang berfungsi sebagai penegas

sebuah iringan musik dalam permainan gamelan. Alat musik

Page 35: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

22

tradisional Jawa Tengah yang satu ini juga dibunyikan dengan

cara dipukul. Kenong mempunyai bentuk yang sama persis

dengan bonang

6. Slenthem

Slenthem adalah alat musik tradisional Jawa Tengah yang

dimainkan untuk menghasilkan dengungan rendah atau gema.

Dengungan dari slenthem ini akan mengikuti nada saron dan

balungan. Ia juga dimainkan dengan cara dipukul.

7. Gong dan kempul

Gong dan kempul terbuat dari timah atau tembaga. Alat musik

tradisional Jawa Tengah ini juga dimainkan dengan cara

dipukul.

8. Gambang

Gambang adalah alat musik tradisional Jawa Tengah yang

terbuat dari bahan kayu dan difungsikan sebagai pangrengga

lagu. Instrumen yang berbentuk rangkaian 20 bilah nada ini

dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tabung khusus.

9. Siter

Siter adalah salah satu alat musik tradisional Jawa Tengah yang

dimainkan dengan cara dipetik. Sumber bunyi yang berasal dari

string (kawat) pada instrumen ini menghasilkan nada-nada

harmonis yang kian memperindah untaian musik gamelan. Ada

2 jenis siter, yaitu siter penerus (kecil) dan clempung (besar)

Page 36: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

23

10. Suling

Suling juga merupakan instrumen penting dalam permainan

gamelan. Terbuat dari pring wuluh atau paralon, alat musik

yang dimainkan dengan cara ditiup ini menghasilkan nada-nada

yang laras dan mampu melengkapi harmonisasi dari bunyi alat

musik lainnya.

d. Senjata Tradisional

Senjata tradisional merupakan produk budaya yang lekat

hubungannya dengan suatu masyarakat. Selain digunakan untuk

berlindung dari serangan musuh, senjata tradisional juga

digunakan dalam kegiatan berladang dan berburu. Lebih dari

fungsinya, senjata tradisional kini menjadi identitas suatu bangsa

yang turut memperkaya khazanah kebudayaan nusantara. Di jawa

tengah memiliki macam-macam senjata tradisional, diantaranya

adalah :

1. Keris

Keris merupakan senjata tradisional yang sudah sangat terkenal

khususnya di Indonesia. Senjata dengan bentuk lekukan yang

khas ini tidak hanya berfungsi sebagai senjata untuk berperang

atau mempertahankan diri. Lebih dari itu, senjata keris juga di

gunakan sebagai lambang jati diri, baik untuk diri sendiri, untuk

keluarga ataupun untuk suku. Dalam kepemilikannya, keris

milik raja tidaklah sama dengan bawahan dan rakyaktnya.

Page 37: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

24

Berbeda dari bilah kerisnya, juga berbeda dari perhiasan-

perhiasan piranti pelengkap juga berbeda.

Dalam pembuatannya, keris dibuat oleh beberapa empu

pembuat keris sejak zaman dahulu. Kombinasi bahan dasar

pada materi baja dan meteorit, dengan menggunakan teknik

tempa lipat, menjadikan indah pada fisik keris yang sudah

terbentuk.

2. Wedhung

Wedhung adalah merupakan senjata tradisional Jawa Tengah

yang barangkali masih kurang dikenal oleh masyarakat

Indonesia, tidak seperti halnya keris. Bentuk dari senjata

tradisional wedhung ini hampis sama seperti pisau yang

memiliki satu mata bilah yang sangat tajam. Dia dilengkapi

dengan serangka yang terbuat dari kayu jati.

Wedhung yang merupakan senjata tradisional Jawa Tengah

dimaknai sebagai kesiapan abdi dalem kepada raja yang sedang

berkuasa.

3. Tombak

Salah satu senjata tradisional Jawa Tengah yang banyak

digunakan pada masa lalu khususnya oleh para prajurit kerajaan

adalah tombak. Bahkan sampai dengan saat ini senjata tombak

ini masih banyak digunakan oleh masyarakat Jawa Tengah

sebagai senjata keramat.

Page 38: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

25

4. Thulup

Thulup atau tulup merupakan senjata tradisional masyarakat

Jawa Tengah. Namun tidak hanya di Jawa Tengah, beberapa

daerah juga memiliki senjata yang digunakan dengan cara

ditiup. Sebut saja di masyarakat Kalimantan maupun suku

sasak di Lombok. Mereka menggunakan senjata sejenis dengan

nama yang berbeda. Fungsi utama dari senjata ini adalah untuk

menyerang dari jarak jauh, seperti halnya busur dan anak

panah.

5. Condroso

Condroso merupakan salah satu senjata masyarakat Jawa

termasuk Jawa Tengah. Namun senjata ini hanya digunakan

oleh kaum wanita. Hal ini karena bentuk senjata condroso yang

berbentuk tusuk konde yang biasanya diselipkan di rambut /

konde.

Senjata rahasia kaum wanita ini cukup mematikan karena

terbuat dari besi dengan ujung yang tajam sehingga bisa

melukai orang yang tekenanya. Senjata ini biasanya tidak

digunakan pada pertempuran terbuka, namun digunakan pada

keadaan darurat saja, terutama untuk menjaga harkat dan

martabat kaum wanita.

Page 39: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

26

6. Plintheng

Plintheng alat untuk berburu binatang. Pegangan plintheng

terbuat dari kayu, sedangkan talinya menggunakan sejenis karet

(pentil). Plintheng dikenal oleh masyarakat Indonesia pada

umumnya dengan nama ketepel/ ketapel.

e. Kesenian wayang

1. Wayang Kulit

Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia yang

terutama berkembang di Jawa. Wayang berasal dari kata

'Ma Hyang' yang artinya menuju kepada roh spiritual, dewa,

atau TuhanYang Maha Esa. Ada juga yang mengartikan

wayang adalah istilah bahasa Jawa yang bermakna 'bayangan',

hal ini disebabkan karena penonton juga bisa menonton wayang

dari belakang kelir atau hanya bayangannya saja.

Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga

menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi

oleh sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh

para pesinden. Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir,

yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di

belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak

(blencong), sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari

layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir.

Page 40: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

27

2. Wayang Orang

Wayang orang adalah salah satu jenis teater tradisional

Jawa yang merupakan gabungan antara seni drama yang

berkembang di Barat dengan pertunjukan wayang yang tumbuh

dan berkembang di Jawa. Jenis kesenian ini pada mulanya

berkembang terutama di lingkungan kraton dan kalangan para

priyayi (bangsawan) Jawa.

Wayang orang adalah wayang yang dimainkan dengan

menggunakan orang sebagai tokoh dalam cerita wayang

tersebut. Wayang orang diciptakan oleh Sultan Hamangkurat I

pada tahun 1731. Sesuai dengan nama sebutannya, wayang

tersebut tidak lagi dipergelarkan dengan memainkan boneka-

boneka wayang (wayang kulit yang biasanya terbuat dari bahan

kulit kerbau ataupun yang lain), akan tetapi menampilkan

manusia-manusia sebagai pengganti boneka-boneka wayang

tersebut. Mereka memakai pakaian sama seperti hiasan-hiasan

yang dipakai pada wayang kulit. Supaya bentuk muka atau

bangun muka mereka menyerupai wayang kulit (kalau dilihat

dari samping), sering kali pemain wayang orang ini

diubah/dihias

Page 41: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

28

f. Makanan khas

1. Lumpia

lumpia adalah makanan khas semarang yang berisi

perpaduan rebung muda, udang, dan telur ditambah dengan

saus serta daun bawang segar. Tersedia dua macam yaitu

lumpia basah dan lumpia kering

2. Bandeng presto

Bandeng presto merupakan olahan dari ikan bandeng yang

dimasak dengan cara presto untuk menghilangkan duri atau

melunakkan duri pada ikan tersebut. Presto sendiri adalah cara

memasak menggunakan tekanan tinggi dari uap air, biasanya

dimasak dengan panci presto atau panci yang dapat dikunci

rapat agar air tidak meluap. Memasaknya dalam panci dengan

cara presto, harus diberi alas daun pisang di bawahnya. Namun

sebelum dipresto, ikan dengan nama latin Chanos chanos ini

harus diberi bumbu berupa bawang putih, garam, dan kunyit

yang telah dihaluskan.

Walaupun ditemukan oleh Hanna Budimulya, seorang

warga Pati pada 1977 silam, namun bandeng presto mulai

menyebar cepat ke Semarang dan Sidoarjo khusunya. Karena

perkembangan itulah, di Semarang bandeng presto menjadi

oleh-oleh khas ibukota Jawa Tengah tersebut. Salah satunya

adalah dengan muculnya Bandeng Presto Juwana di Semarang.

Page 42: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

29

Bahkan sentra bandeng presto tersebut dikatakan adalah asal

muasal dari presto pertama, yang pindah ke Semarang karena

merupakan ibukota Jawa Tengah.

3. Wingko babat

Wingko babat adalah makanan tradisional khas Indonesia.

Wingko adalah sejenis kue yang terbuat dari kelapa muda,

tepung beras ketan dan gula. Wingko sangat terkenal di pantai

utara pulau Jawa. Kue ini sering dijual di stasiun kereta api,

stasiun bus atau juga di toko-toko kue untuk oleh-oleh keluarga.

Wingko biasanya berbentuk bundar biasa disajikan dalam

keadaan hangat dan dipotong kecil-kecil. Wingko dapat dijual

dalam bentuk bundar yang besar atau juga berupa kue-kue kecil

yang dibungkus kertas. Kombinasi gula dan kelapa menjadikan

kue ini nikmat.

4. Roti ganjel rel

Roti ganjel rel adalah roti dengan teksturnya yang keras dan

alot seperti ganjalan rel kereta api. Dinamakan roti ganjel rel

karena bentuknya yang mirip dengan bantalan rel kereta api.

Roti ganjel rel merupakan sajian wajib dalam acara ‘dugderan’

atau pawai sebelum bulan puasa.

Page 43: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

30

5. Nasi kucing

Nasi kucing adalah nasi sekepal dibungkus daun pisang

dengan lauk sambal bandeng atau oseng tempe. Diberi nama

nasi kucing karena porsinya yang kecil seperti makanan kucing.

Kata tersebut berasal dari kebiasaan masyarakat Jawa yang

memelihara kucing dan memberikan makanan untuk

peliharaannya dengan porsi kecil.

6. Tahu gimbal

Tahu gimbal adalah olahan yang terdapat tahu dan gimbal

dalam penyajiannya. Namun lebih dari itu, karena terdapat pula

potongan lontong dan kol yang disiram bumbu kacang dan petis

dalam satu porsinya. Jika belum kenal apa itu gimbal, maka

gimbal adalah olahan udang yang diberi tepung, atau mirip

dengan bakwan udang. Untuk menikmati satu porsi tahu

gimbal, biasanya akan dinikmati dengan kerupuk udang yang

tekenal renyah.

Makanan ini memang agak mirip dengan ketoprak khas

Jakarta, namun bedanya adalah tahu gimbal menggunakan

bumbu kacang yang disajikan dengan cara disiramkan ke

makanan. Selain itu, adanya gimbal dan petis membuatnya agak

berbeda. Rasanya yang gurih dan rasa bumbu kacang yang

sangat terasa menjadi daya tarik bagi para konsumen.

Page 44: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

31

2.2.3 Manfaat warisan budaya

Pada setiap Warisan budaya pasti memiliki manfaat sumber daya

budaya yang berbeda-beda, Pemanfaatan sumberdaya budaya sering

memberi dua dampak yaitu dampak positif dan negatif. Dampak positif

adalah munculnya keinginan masyarakat untuk memberi perhatian kepada

sumberdaya budaya sehingga muncul kesadaran untuk melestarikan dan

memanfaatkannya.

Dampak negatif akan muncul seiring dengan pemanfaatan

sumberdaya yang sangat eksploitatif. Agar pemanfaatan sumber daya

budaya tidak hanya bertujuan untuk eksploitasi dan ekonomis saja, maka

diperlukan pemahaman terhadap aspek yuridis, aspek arkeologis serta

aspek manajerial. Oleh karena itu, dalam pemanfaatan sumberdayabudaya

perlu ada asas keseimbangan sehingga tidak terjadi konflik antara pihak-

pihak yangberkepentingan dengan sumberdaya tersebut.

Secara teoritik dengan berdasarkan aturan perundangan, seperti

telah diatur dalam UU No.11, Tahun 2010, maka Warisan Budaya dan

Kawasan Warisan Budaya dapat dimanfaatkan untukkepentingan antara

lain:

1. Ilmu Pengetahuan

Pemanfaatan seluas-luasnya terhadap pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, seperti ilmu arkeologi ataupun

lembaga arkeologi dan purbakala, antropologi, sejarah, arsitektur,

Page 45: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

32

dan ilmu-ilmu lainnya yang ada hubungannya dengan warisan

budaya.

2. Agama

Warisan Budaya yang masih digunakan oleh masyarakat

pendukungnya untuk kepentingan keagamaan, tidak boleh dibatasi

fungsi-fungsi tersebut, yang penting tetap menjaga kelestarian,

keselamatan dan kebersihannya.

3. Kreativitas Seni

Warisan Budaya dapat dimanfaatkan sebagai sumber

inspirasi bagi para seniman, sastrawan, penulis dan fotografer

untuk dapat memanfaatkan obyek Warisan Budaya sebagai obyek

yang dapat membangkitkan kreativitas dalam berkarya.

4. Pendidikan

Warisan Budaya mempunyai peranan penting dalam

pendidikan bagi pelajar dan generasi muda, terutama dalam upaya

menanamkan rasa bangga terhadap kebesaran bangsa dan tanah air.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Warisan Budaya perlu dipahami

oleh generasi muda kita, baik dalam sistem sosial yang diwariskan

dari generasi ke generasi, maupun dalam sistem pendidikan formal.

Bentuk dan nilai-nilai yang terkandung di dalam Warisan

Budaya, perlu untuk diajarkan kepada peserta didik (SD, SMP,

SMA, Pendidikan Tinggi), dengan menyusun kurikulum dan buku

ajar yang berhubungan dengan Warisan Budaya. Muatan lokal

Page 46: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

33

masing-masing daerah (tingkat Propinsi dan Kabupaten)

seharusnya mempunyai mata pelajaran dan buku ajar tentang

Warisan Budaya atau n ilai-nilai yang dikandungnya yang ada di

daerah masing-masing.

5. Rekreasi dan pariwisata

Pemanfaatan Warisan Budaya dan Kawasan Warisan

Budaya untukkepentingan sebagai obyek wisata yang dikenal

dengan wisata budaya. Warisan Budaya atauKawasan Warisan

Budaya yang dikelola dengan baik, lingkungannya ditata

sedemikian rupa agardapat menarik perhatian dan memberikan

kenyamanan, apalagi kalau Warisan Budaya atauKawasan Warisan

Budaya memang berada pada lingkungan alam yang menarik dan

eksotik, makasangat berpotensi untuk dijadikan sebagai tujuan

wisata dan dapat mendukung berjalannya rodaindustri pariwisata di

suatu daerah.

6. Representasi simbolik

Warisan Budaya ataupun Kawasan Warisan Buadaya

kadang-kadangdimanfaatkan sebagai gambaran secara simbolis

bagi kehidupan manusia. Beberapa contohnya,antara lain: Benteng

Ujung Pandang (Fort Rotterdam) di Makassar sebagai lambang

PemkotMakassar, Kompleks Makam Sultan Hasanuddin sebagai

simbol kebesaran Kerajaan Gowa,bahkan banyak Warisan Budaya

Page 47: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

34

yang menjadi simbol kebesaran manusia secara individu,kelompok

atau komunitas, etnik bahkan Negara.

7. Alat legitimasi sosial

banyak pejabat dan orang-orang yang berduit, setelah

mendapatkankedudukan atau kekayaan, mereka kadang-kadang

berusaha untuk dapat memiliki ataumenguasai Warisan Budaya

tertentu agar dapat meyakinkan kepada masyarakat umum

tentangkesuksesan dirinya dan untuk meraih kesuksesan yang lebih

tinggi. Tokoh-tokoh masyarakatbanyak yang menggunakan

Warisan Budaya sebagai simbol kebesara ataupun sebagai

simbollegitimasi sosial.

8. Solidaritas sosial dan integrasi

Warisan Budaya dapat dijadikan sebagai alat untuk

membinasolidaritas sosial dan integrasi yang kuat dalam suatu

masyarakat. Banyak contoh WarisanBudaya, seperti makam para

pembesar, pada saat-saat tertentu para ahli waris yang

merasaketurunan mengadakan acara ziarah secara bersama-sama,

maka pada sat itulah akan munculkesadaran di antara mereka.

Rumah-rumah adat atau bekas istana-istana kerajaan, sering

berfungsi sebagai media untuk membina solidaritas dan integrasi

sosial, dan masih banyakWarisan Budaya lainnya yang digunakan

sebagai medium dalam kegiatan sosial dan keagamaanyang dapat

berfungsi sebagai media solidaristas dan integrasi sosial.

Page 48: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

35

9. Ekonomi

Warisan Budaya dan Kawasan Warisan Budaya dapat

dimanfaatkan sebagai obyekwisata budaya yang akan

mendatangkan keuntungan terutama bagi masyarakat di sekitar

obyek.Pemerintah pun juga akan mendapatkan pemasukan sebagai

pendapatan asli daerah yang berasaldari pungutan retribusi.

2.2.4 Nilai-nilai luhur budaya bangsa indonesia

Masyarakat Indonesia adalah majemuk. Kemajemukan itu antara lain

tidak hanya ditandai oleh adanya agama yang berbeda, tetapi juga

sukubangsa yang satu dengan lainnya mengembangkan kebudayaan yang

berbeda. Ini artinya dalam masyarakat majemuk di dalamnya terdapat

kebudayaan yang majemuk, yaitu kebudayaan daerah (lokal), umum lokal,

dan nasional yang penggunaannya bergantung pada suasana-suananya.

Dalam suasana keluarga atau adat misalnya, acuan yang digunakan adalah

budaya daerah. Kemudian, dalam suasana umum (tempat-tempat umum)

acuan yang digunakan adalah budaya umum lokal. Dan, dalam suasana-

suasana resmi acuan yang digunakan adalah kebudayaan nasional.

Mengingat fungsi kebudayaan adalah sebagai acuan dalam bersikap

dan bertingkah laku, maka setiap sukubangsa pasti akan mengembangkan

nilai-nilai yang kemudian dijadikan sebagai acuan berintekraksi dengan

sesamanya. Nilai yang dikembangkan oleh suatu masyarakat bisa saja

tidak sesuai dengan masyarakat lainnya. Misalnya, “meminta” pada

masyarakat dianggap sebagai sesuatu yang “tabu”, tetapi pada masyarakat

Page 49: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

36

Batak hal itu tidak menjadi masalah karena mereka mempunyai ungkapan

“Kalau tidak diminta tidak akan dikasih”. Meskipun demikian ada nilai-

nilai yang dianggap baik oleh suatu masyarakat sukubangsa dianggap baik

pula oleh masyarakat sukubangsa lainnya. Nilai-nilai yang dapat diterima

oleh masyarakat Indonesia yang multietnik dan sekaligus multikultural itu

sering disebut sebagai nilai-nilai luhur (adiluhung). Nilai-nilai tersebut

adalah: kegotong-royongan (kebersamaan), persatuan dan kesatuan,

saling-monghormati, kesantunan, kedemokrasian (kemufakatan),

keseimbangan, kejujuran, keadilan, dan keramah-tamahan.

Setiap komunitas atau masyarakat, baik yang masih diupayakan untuk

berkembang (masyarakar terasing) maupun yang sudah maju, baik

masyarakat bangsa maupun masyarakat negara, pada dasarnya

menghendaki suasana kehidupan yang, selaras, serasi, dan harmonis (tata

tentrem kerta raharja), serta adil dan makmur (bukannya suasana

kehidupan yang meresahkan). Untuk itu, perlu dikembangkan nilai-nilai

luhur yang dapat mendukungnya. Sulit dibayangkan bagaimana sebuah

masyarakat yang menghendaki kehidupan bersama yang tata tentrem kerta

raharjo tanpa mengacu kepada nilai-nilai luhur budaya bangsa. Oleh

karena itu, walaupun arus globalisasi di segala bidang kehidupan tidak

bisa kita hindari. Namun, dalam kehidupan bermasyarakat (berbangsa dan

bernegara) kita mestinya tetap berpegang pada nilai-nilai budaya bangsa.

Untuk itu, nilai-nilai luhur budaya bangsa perlu ditanamkan pada anak

usia dini, muda juga generasi tua dalam kehidupan berbangsa dan

Page 50: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

37

bernegara. Dengan demikian, di samping persatuan dan kesatuan kita

tetap terjaga, kebudayaan kita tumbuh kembang tidak lepas dari akarnya.

Dalam konteks ini bangsa Indonesia maju, dapat berperan aktif dalam

globalisasi, tetapi tetap berkepribadian bangsa Indonesia. (makalah

kebudayaan jawa tengah, 2010)

2.3 Punakawan

2.3.1 Pengertian Punakawan

Punakawan merupakan tokoh wayang kulit khas indonesia Mereka

melambangkan orang kebanyakan. Karakternya mengindikasikan

bermacam-macam peran, seperti penasihat para ksatria, penghibur, kritisi

sosial, badut bahkan sumber kebenaran dan kebijakan. Dalam wayang

Jawa karakter punakawan terdiri atas Semar, Gareng, Bagong, dan Petruk.

Dalam wayang Bali karakter punakawan terdiri atas Malen dan Merdah

(abdi dari Pandawa) dan Delem dan Sangut (abdi dari Kurawa)

2.3.2 Peran Punakawan

Punakawan itu berasal dari kata-kata Puna dan Kawan. Puna berarti

susah; sedangkan kawan berarti kanca, teman atau saudara. Jadi arti

Punakawan itu juga bisa diterjemahkan teman/saudara di kala susah.

Ada penafsiran lain dari kata-kata Punakawan. Puna bisa juga disebut

Pana yang berarti terang, sedangkan kawan berarti teman atau saudara.

Jadi penafsiran lain dari arti kata Punakawan adalah teman atau saudara

yang mengajak ke jalan yang terang.

Page 51: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

38

Penafsiran lainnya, Puna atau Pana itu berarti fana. Jadi Punakawan

juga bisa ditafsirkan teman/saudara yang mengajak ke jalan kefanaan. Jadi

jika digabungkan maka arti dari tokoh Semar, Nala Gareng, Petruk,

Bagong itu memiliki arti “bergegaslah memperoleh kebaikan,

tinggalkanlah perkara buruk”.

Hal yang paling khas dari keberadaan punakawan adalah sebagai

kelompok penebar humor di tengah-tengah jalinan cerita. Tingkah laku

dan ucapan mereka hampir selalu mengundang tawa penonton. Selain

sebagai penghibur dan penasihat, adakalanya mereka juga bertindak

sebagai penolong majikan mereka di kala menderita kesulitan. Misalnya,

sewaktu Bimasena kewalahan menghadapi sangkuni dalam perang

Baratayuda, semar muncul memberi tahu titik kelemahan Sangkuni.

Dalam percakapan antara para punakawan tidak jarang bahasa dan

istilah yang mereka pergunakan adalah istilah modern yang tidak sesuai

dengan zamannya. Namun hal itu seolah sudah menjadi hal yang biasa dan

tidak dipermasalahkan. Misalnya, dalam pementasan wayang,

tokoh Petruk mengaku memiliki mobil atau handphone, padahal kedua

jenis benda tersebut tentu belum ada pada zaman pewayangan.

Dalam pagelaran wayang kulit, kelompok Punakawan Semar, Gareng,

Petruk, Bagong selalu mendapatkan tempat di hati para pemirsa.

Punakawan tampil pada puncak acara yang ditunggu-tunggu pemirsa

yakni goro-goro, yang menampilkan berbagai adegan dagelan, anekdot,

satire, penuh tawa yang berguna sebagai sarana kritik membangun sambil

Page 52: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

39

bercengkerama (guyon parikena). Punakawan menyampaikan kritik, saran,

nasehat, maupun menghibur para kesatria yang menjadi asuhan sekaligus

majikannya. Suara punakawan adalah suara rakyat jelata sebagai amanat

penderitaan rakyat, sekaligus sebagai “suara” Tuhan menyampaikan

kebenaran, pandangan dan prinsip hidup yang polos, lugu namun

terkadang menampilkan falsafah yang tampak sepele namun memiliki

esensi yang sangat luhur. Itulah sepak “terjang punakawan” bala

tengenyang suara hatinuraninya selalu didengar dan dipatuhi oleh para

kesatria asuhan sekaligus majikannya.

2.3.3 Tokoh Punakawan

1. Semar

Kyai Lurah Semar Badranaya (Semar) adalah nama tokoh

punakawan paling utama dalam pewayangan Jawa dan Sunda. Tokoh

ini dikisahkan sebagai pengasuh sekaligus penasihat para kesatria

dalam pementasan kisah-kisah Mahabharata dan Ramayana. Tentu saja

nama Semar tidak ditemukan dalam naskah asli kedua wiracarita

tersebut yang berbahasa Sanskerta, karena tokoh ini merupakan asli

ciptaan pujangga Jawa.

Semar dikatakan sebagai penjelmaan dari dewa. Semar merupakan

pengasuh para pandawa, dan memiliki nama lain Hyang Ismaya.

Semar dalam filosofi jawa adalah sebagai Badranaya dari kata

bebadra=membangun sarana dari dasar, naya=nayaka=Utusan

Page 53: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

40

mangrasul artinya mengemban sifat membangun dan melaksanakan

Perintah Allah demi kesejahteraan manusia. Semar yang mempunyai

petuah-petuah yang bijak dan dapat mengayomi semua orang

disekitarnya sehingga tak jarang semar disebut sebagai perlambangan

pemimpin yang sempurna. Domisili semar adalah sebagai lurah

karangdempel, karangdempel mempunyai makna yaitu Karang =

gersang dan Dempel = keteguhan jiwa.

Ciri-ciri sosok Semar adalah Semar berambut kuncung seperti

anak-anak, tapi juga berwajah sangat tua. Semar tertawanya selalu

diakhiri nada tangisan. Semar Berwajah mata menangis namun

mulutnya tertawa. Semar Berprofil berdiri sekaligus jongkok Semar

Tak pernah menyuruh namum memberi konsekuensi atas nasehatnya

2. Gareng

Nama lengkap Gareng adalah Nala Gareng berasal dari kata nala

khairan (memperoleh kebaikan). Gareng adalah anak Semar yang

berarti pujaan atau didapatkan dengan memuja. Nalagareng adalah

seorang yang tak pandai bicara, apa yang dikatakannya kadang-

kadang serba salah. Tetapi ia sangat lucu dan menggelikan. Nala

gareng merupakan tokoh punakawan yang memiliki ketidak lengkapan

bagian tubuh. Nala gareng mengalami cacat kaki, cacat tangan, dan

mata. Karakter yang disimbolkan adalah cacat kaki menggambarkan

manusia harus berhati-hati dalam menjalani kehidupan. Tangan yang

cacat menggambarkan manusia bisa berusaha tetapi Tuhan yang

Page 54: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

41

menentukan hasil akhirnya. Mata yang cacat menunjukkan manusia

harus memahami realitas kehidupan

Dalam suatu carangan Gareng pernah menjadi raja di

Paranggumiwayang dengan gelar Pandu Pragola. Saat itu dia berhasil

mengalahkan Prabu Welgeduwelbeh raja dari Borneo yang tidak lain

adalah penjelmaan dari saudaranya sendiri yaitu Petruk.

Dulunya, Gareng berujud satria tampan bernama Bambang

Sukodadi dari pedepokan Bluktiba. Gareng sangat sakti namun

sombong, sehingga selalu menantang duel setiap satria yang

ditemuinya. Suatu hari, saat baru saja menyelesaikan tapanya, ia

berjumpa dengan satria lain bernama Bambang Panyukilan. Karena

suatu kesalahpahaman, mereka malah berkelahi. Dari hasil perkelahian

itu, tidak ada yang menang dan kalah, bahkan wajah mereka berdua

rusak. Kemudian datanglah Batara Ismaya (Semar) yang kemudian

melerai mereka. Karena Batara Ismaya ini adalah pamong para satria

Pandawa yang berjalan di atas kebenaran, maka dalam bentuk

Jangganan Samara Anta, dia (Ismaya) memberi nasihat kepada kedua

satria yang baru saja berkelahi itu.

Karena kagum oleh nasihat Batara Ismaya, kedua satria itu minta

mengabdi dan minta diaku anak oleh Lurah Karang Kadempel, titisan

dewa (Batara Ismaya) itu. Akhirnya Jangganan Samara Anta bersedia

menerima mereka, asal kedua satria itu mau menemani dia menjadi

pamong para kesatria berbudi luhur (Pandawa), dan akhirnya mereka

Page 55: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

42

berdua setuju. Gareng kemudian diangkat menjadi anak tertua (sulung)

dari Semar.

3. Petruk

Petruk adalah tokoh punakawan dalam pewayangan Jawa, di pihak

keturunan/trah Witaradya. Petruk tidak disebutkan dalam kitab

Mahabarata. Jadi jelas bahwa kehadirannya dalam dunia pewayangan

merupakan gubahan asli Jawa. Di ranah Pasundan, Petruk lebih

dikenal dengan nama Dawala atau Udel

Dari kegagalan menciptakan Gareng, lahirlah Petruk. dengan

tangan dan kaki yang panjang, tubuh tinggi langsing, hidung mancung,

wujud dari CIPTA, yang kemudian diberi RASA, sehingga terlihat

lebih indah dengan begitu banyak kelebihan

Petruk memiliki nama alias yakni Dawala. Dawa artinya panjang,

la artinya ala atau jelek. Sudah panjang, tampilan fisiknya jelek.

Hidung, telinga, mulut, kaki, dan tangannya panjang. Namun jangan

gegabah menilai, karena Petruk adalah jalma tan kena kinira, biar jelek

secara fisik tetapi ia sosok yang tidak bisa diduga-kira. Gambaran ini

merupakan pralambang akan tabiat Petruk yang panjang pikirannya,

artinya Petruk tidak grusah-grusuh (gegabah) dalam bertindak, ia akan

menghitung secara cermat untung rugi, atau resiko akan suatu rencana

dan perbuatan yang akan dilakukan. Petruk Kanthong Bolong,

Page 56: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

43

menggambarkan bahwa Petruk memiliki kesabaran yang sangat luas,

hatinya bak samudra, hatinya longgar, plong dan perasaannya bolong

tidak ada yang disembunyikan, tidak suka menggerutu dan ngedumel.

Dawala, juga menggambarkan adanya pertalian batin antara para

leluhurnya di kahyangan (alam kelanggengan) dengan anak turunnya,

yakni Petruk yang masih hidup di mercapada. Petruk selalu

mendapatkan bimbingan dan tuntunan dari para leluhurnya, sehingga

Petruk memiliki kewaskitaan mumpuni dan mampu menjadi abdi

dalem (pembantu) sekaligus penasehat para kesatria.

Petruk wajahnya selalu tersenyum, bahkan pada saat sedang

berduka pun selalu menampakkan wajah yang ramah dan murah

senyum dengan penuh ketulusan. Petruk mampu menyembunyikan

kesedihannya sendiri di hadapan para kesatria bendharanya. Sehingga

kehadiran petruk benar-benar membangkitkan semangat dan

kebahagiaan tersendiri di tengah kesedihan.

4. Bagong

Bagong adalah anak ketiga Semar. Secara filosofi Bagong adalah

bayangan Semar. Sewaktu Semar mendapatkan tugas mulia dari

Hyang Manon, untuk mengasuh para kesatria yang baik, Semar

memohon didampingi seorang teman. Permohonan Semar dikabulkan

Hyang Maha Tunggal, dan ternyata seorang teman tersebut diambil

dari bayangan Semar sendiri. Setelah bayangan Semar menjadi

manusia berkulit hitam seperti rupa bayangan Semar, maka diberi

Page 57: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

44

nama Bagong. Sebagaimana Semar, bayangan Semar tersebut sebagai

manusia berwatak lugu dan teramat sederhana, namun memiliki

ketabahan hati yang luar biasa. Ia tahan menanggung malu, dirundung

sedih, dan tidak mudah kaget serta heran jika menghadapi situasi yang

genting maupun menyenangkan.

Penampilan dan lagak Bagong seperti orang dungu. Meskipun

demikian Bagong adalah sosok yang tangguh, selalu beruntung dan

disayang tuan-tuannya. Maka Bagong termasuk punakawan yang

dihormati, dipercaya dan mendapat tempat di hati para kesatria.

Istilahnya bagong diposisikan sebagai bala tengen, atau pasukan

kanan, yakni berada dalam jalur kebenaran dan selalu disayang

majikan dan Tuhan. Ciri-ciri Bagong adalah karena dia sosok yang

harmonis dia digambarkan dengan perut bulat,mata Lebar dan bibir

memble semakin menambah kehumoran bagong.

2.4 Anak usia dini

2.4.1 Pengertian Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah anak yang berada pada usia 0-8 tahun. Menurut

Beichler dan Snowman (Dwi Yulianti, 2010: 7), anak usia dini adalah

anak yang berusia antara 3-6 tahun. Sedangkan hakikat anak usia dini

(Augusta, 2012) adalah individu yang unik dimana ia memiliki pola

pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik, kognitif, sosio-

emosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus yang sesuai

Page 58: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

45

dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut. Dari berbagai

definisi, peneliti menyimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang

berusia 0-8 tahun yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan

perkembangan, baik fisik maupun mental.

Masa anak usia dini sering disebut dengan istilah “golden age” atau

masa emas. Pada masa ini hampir seluruh potensi anak mengalami masa

peka untuk tumbuh dan berkembang secara cepat dan hebat.

Perkembangan setiap anak tidak sama karena setiap individu memiliki

perkembangan yang berbeda. Makanan yang bergizi dan seimbang serta

stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan

perkembangan tersebut. Apabila anak diberikan stimulasi secara intensif

dari lingkungannya, maka anak akan mampu menjalani tugas

perkembangannya dengan baik.

Masa kanak-kanak merupakan masa saat anak belum mampu

mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Mereka cenderung

senang bermain pada saat yang bersamaan, ingin menang sendiri dan

sering mengubah aturan main untuk kepentingan diri sendiri. Dengan

demikian, dibutuhkan upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi

semua aspek perkembangan, baik perkembangan fisik maupun

perkembangan psikis. Potensi anak yang sangat penting untuk

dikembangkan. Potensi-potensi tersebut meliputi kognitif, bahasa, sosio-

emosional, kemampuan fisik dan lain sebagainya.

Page 59: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

46

2.4.2 Karakteristik Anak Usia Dini

Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik,

sosial, moral dan sebagainya. Menurut Siti Aisyah,dkk (2010: 1.4-1.9)

karakteristik anak usia dini antara lain; a) memiliki rasa ingin tahu yang

besar, b) merupakan pribadi yang unik, c) suka berfantasi dan

berimajinasi, d) masa paling potensial untuk belajar, e) menunjukkan sikap

egosentris, f) memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek, g) sebagai

bagian dari makhluk sosial, penjelasannya adalah sebagai berikut.

Usia dini merupakan masa emas, masa ketika anak mengalami

pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Pada usia ini anak paling

peka dan potensial untuk mempelajari sesuatu, rasa ingin tahu anak sangat

besar. Hal ini dapat kita lihat dari anak sering bertanya tentang apa yang

mereka lihat. Apabila pertanyaan anak belum terjawab, maka mereka akan

terus bertanya sampai anak mengetahui maksudnya. Di samping itu, setiap

anak memiliki keunikan sendiri-sendiri yang berasal dari faktor genetik

atau bisa juga dari faktor lingkungan. Faktor genetik misalnya dalam hal

kecerdasan anak, sedangkan faktor lingkungan bisa dalam hal gaya belajar

anak.

Anak usia dini suka berfantasi dan berimajinasi. Hal ini penting bagi

pengembangan kreativitas dan bahasanya. Anak usia dini suka

membayangkan dan mengembangkan suatu hal melebihi kondisi yang

nyata. Salah satu khayalan anak misalnya kardus, dapat dijadikan anak

sebagai mobil-mobilan. Menurut Berg, rentang perhatian anak usia 5 tahun

Page 60: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

47

untuk dapat duduk tenang memperhatikan sesuatu adalah sekitar 10 menit,

kecuali hal-hal yang biasa membuatnya senang. Anak sering merasa bosan

dengan satu kegiatan saja. Bahkan anak mudah sekali mengalihkan

perhatiannya pada kegiatan lain yang dianggapnya lebih menarik. Anak

yang egosentris biasanya lebih banyak berpikir dan berbicara tentang diri

sendiri dan tindakannya yang bertujuan untuk menguntungkan dirinya,

misalnya anak masih suka berebut mainan dan menangis ketika

keinginannya tidak dipenuhi. Anak sering bermain dengan teman-teman di

lingkungan sekitarnya. Melalui bermain ini anak belajar bersosialisasi.

Apabila anak belum dapat beradaptasi dengan teman lingkungannya, maka

anak anak akan dijauhi oleh teman-temannya. Dengan begitu anak akan

belajar menyesuaikan diri dan anak akan mengerti bahwa dia

membutuhkan orang lain di sekitarnya.

2.4.3 Prinsip-prinsip Perkembangan Anak Usia Dini

Menurut Bredekamp dan Coople (Siti Aisyah dkk, 2010: 1.17-1.23),

beberapa prinsip perkembangan anak usia dini yaitu sebagai berikut:

Aspek-aspek perkembangan anak seperti aspek fisik, sosial, emosional,

dan kognitif satu sama lain saling terkait secara erat. Perkembangan anak

tersebut terjadi dalam suatu urutan yang berlangsung dengan rentang

bervariasi antar anak dan juga antar bidang perkembangan dari masing-

masing fungsi. Perkembangan berlangsung ke arah kompleksitas,

organisasi, dan internalisasi yang lebih meningkat. Pengalaman pertama

anak memiliki pengaruh kumulatif dan tertunda terhadap perkembangan

Page 61: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

48

anak. Perkembangan dan belajar dapat terjadi karena dipengaruhi oleh

konteks sosial dan kultural yang merupakan hasil dari interaksi

kematangan biologis dan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial

tempat anak tinggal. Perkembangan mengalami percepatan bila anak

memiliki kesempatan untuk mempraktekkan keterampilan-keterampilan

yang baru diperoleh dan ketika mereka mengalami tantangan. Sarana

penting bagi perkembangan sosial, emosional, dan kognitif anak serta

merefleksikan perkembangan anak yaitu dengan bermain. Melalui bermain

anak memiliki kesempatan dalam pertumbuhan dan perkembangannya

sehingga anak disebut dengan pembelajar aktif. Anak akan berkembang

dan belajar dengan baik apabila berada dalam suatu konteks komunitas

yang aman (fisik dan psikologi), menghargai, memenuhi kebutuhan-

kebutuhan fisiknya, dan aman secara psikologis. Anak menunjukkan cara

belajar yang berbeda untuk mengetahui dan belajar tentang suatu hal yang

kemudian mempresentasikan apa yang mereka tahu dengan cara mereka

sendiri.

Dari berbagai uraian, dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip anak

usia dini adalah anak merupakan pembelajar aktif. Perkembangan dan

belajar anak merupakan interaksi anak dengan lingkungan antara lain

melalui bermain. Bermain itu sendiri merupakan sarana bagi

perkembangan dan pertumbuhan anak. Melalui bermain anak memiliki

kesempatan untuk mempraktekkan keterampilan yang baru diperoleh

sehingga perkembangan anak akan mengalami percepatan.

Page 62: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

49

2.5 KERANGKA BERFIKIR

(Tabel 1: Bagan Kerangka Berpikir)

Berdasarkan tabel 1 gambar bagan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

Anak usia dini adalah anak yang selalu mengikuti perkembangan zaman,

dan dengan adanya modernisasi warisan kebudayaan indonesia semakin terpuruk

dan jauh dari kehidupan anak usia dini. Budaya indonesia semakin tergeser

dengan budaya asing yang muncul pada zaman yang modern, pengenalan warisan

budaya pada anak usia dini dirasa semakin susah, karena anak usia dini

menganggap warisan budaya adalah hal yang kuno sehingga pengetahuan anak

terhadap warisan budaya sangatlah kurang. Media pendukung tentang warisan

Permasalahan Kurangnya pengetahuan anak

usia dini terhadap warisan budaya

Permasalahan Kurangnya media tentang

warisan budaya untuk anak usian dini

Pembuatan desain buku

Penggunaan Novel Graphic

Hipotesis 1 Terdapat perbedaan pengetahuan tentang

warisan budaya

Hipotesisi 2 Terdapat peningkatan tentang pengetahuan

warisan budaya

Page 63: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

50

budaya untuk anak juga sangat kurang. Dengan permasalahan yang ada maka

penulis akan membuat media pembelajaran untuk pengenalan warisan budaya

pada anak terutama punakawan melalui sebuah buku novel graphic. Diharapkan

dengan adanya media ini dapat menanamkan nilai-nilai warisan budaya pada

anak.

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah penelitian yang dilakukan sebelum-

sebelumnya oleh peneliti lain. Tujuannya adalah sebagai bahan masukan bagi

pemula dan untuk membandingkan antara peneliti yang satu dengan yang lain.

Dalam penelitian terdahulu akan diuraikan pokok bahasan sebagai berikut:

Penelitian yang pernah dilakukan oleh intan atikasari 2014. Mahasiswa

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur, dari program studi S1

Desain Komunikasi Visual, dengan judul Novel Grafis Pewayangan Astabasu,

penelitian ini dilakukan pada dua target audiens yaitu anak usia 6-8 tahun (target

audiens primer) dan orang tua usia 25-35 tahun (target audiens skunder).

Kesimpulan setelah melakukan wawancara mendalam dengan target audiens dapat

disimpulkan bahwa dengan pembuatan novel grafis pewayangan jawa ini mampu

memberikan respon yang baik dari anak pada orang tua, tidak hanya hubungan

baik yang timbul namun juga pesan moral yang disampaikan dari cerita wayang

Astabasu, anak pun mampu menyukai kebudayaan Jawa sejak dini.

Page 64: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

51

2.7 HIPOTESIS

Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih

perlu pembuktian (Sutrisno Hadi, 2000: 210). Sedangkan menurut suharsimi

arikunto (1997: 64) hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Berdasarkan teori di atas, maka dapat dibuat rumusan hipotesis, yaitu :

1. Terdapat perbedaan pengetahuan tentang warisan budaya pada anak usia

dini ditinjau dari penggunaan novel graphic punakawan.

2. Terdapat peningkatan pengetahuan tentang warisan budaya pada anak usia

dini ditinjau dari penggunaan novel graphic punakawan.

Page 65: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

87

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian penggunaan novel graphic punakawan untuk

mengetahui perbedaan dan peningkatan pengetahuan warisan budaya pada anak

usia dini maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat perbedaan pengetahuan tentang warisan budaya pada anak usia

dini ditinjau dari penggunaan Novel Graphic Jelajah Budaya Bersama

Punakawan. Hal ini dapat dilihat dari uji beda pada paired sample t-Test

yaitu terdapat perbedaan antara nilai pretest dan nilai posttest pada

kelompok eksperimen.

2. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat peningkatan

pengetahuan warisan budaya pada anak usia dini setelah diberikan buku

Novel Graphic Jelajah Budaya Bersama Punakawan. Dilihat dari nilai rata-

rata pretest dan nilai rata-rata postest terdapat peningkatan sebesar 28 %.

Peniingkatan tersebut menunjukkan bahwa nilat posttest lebih tinggi dari

pada nilai pretest.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dikemukakan

saran sebagai berikut :

Page 66: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

88

1. Bagi Yayasan

a. Memperbaharui kurikulum dengan memasukkan tema kebudayaan

terutama kebudayaan lokal Jawa Tengah.

b. Menambah sarana dan prasarana untuk mengenalkan warisan budaya

atau kebudayaan pada anak usia dini,

c. Lebih banyak mengadakan kegiatan kebudayaan supaya anak-anak

dapat lebih memahami kebudayaan-kebudayaan lokal.

2. Bagi Pendidik

a. Untuk memanfaatkan media yang ada sebagai pengenalan pengetahuan

tentang kebudayaan pada anak usia dini.

b. Dapat mengimplementasikan pembelajaran dan kegiatan yang ada di

sekolah pada kebudayaan.

3. Bagi Orang Tua

a. Kenalkan anak pada kebudayaan Jawa Tengah terutama pada macam-

macam warisan budayanya, bisa dilakukan dengan mengajak anak

berwisata ke tempat warisan budaya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti tentang pendidikan sejarah

untuk anak usia dini diharapkan dapat memperdalam dan memperluas

kajian maupun referensi mengenai faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi pegetahuan warisan budaya. Peneliti selanjutnya juga dapat

menggunakan pendekatan kuatitatif sekaligus kualitatif untuk memperoleh

data yang lebih spesifik agar hasil penelitian lebih baik.

Page 67: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

89

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sachari. (2007). Budaya Visual Indonesia. Jakarta: Erlangga Arikunto, & Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT Rineka Cipta. Ardian Kresna. (2012). Punakawan. Yogyakarta: Narasi Azhar, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press. Darsono, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV. IKIP

Semarang Press. Diana, AR. 2013. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Anak dengan

Memanfaatkan Media Pembelajaran Berbasis Flash di TK B Al-Madina Semarang Tahun 2012/2013.Skripsi. Teknologi Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Diana. 2013. Model-Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Jogjakarta:

Deepublish. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Profinsi Jawa Tengah (2015). Rapat

Koordinasi Pusat dan Daerah Bidang Kebudayaan. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Profinsi Jawa Tengah

Dwi Umi Rachmawati. (2013). Penanaman Pendidikan Karakter Melalui

Dongeng (Folktale) Dengan Media Wayang Pada Anak Usia Dini di TK Pelita Kecamatan Subah Kabupaten Batang. Semarang: UNNES

Ferdinandus, Pieter.E.J. 2003. Alat Musik Jawa Kuno. Yogyakarta: Yayasan

Mahardhika. Handayani, Ni Wayan Kiki, dkk. (2016). Penerapan Metode Bercrita

Berbantuan Media Wayang Kertas Untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Kelompok A. e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha. 4(2). 1-11.

Hasnida. (2014). Media Pembelajaran Kreatif Mendukung Pengajaran Pada

Anak Usia Dini. Jakarta Timur: PT.Luxima Metro Media. Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan anak jilid 1.Jakarta : erlangga

Page 68: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

90

Indarni, Novita D. 2012. Efektivitas Cerita Bergambar Terhadap Pemahaman Peran Gender Pada Anak Di Taman Kanak-Kanak. Semarang: Unnes.

Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bercerita Untuk Anak Usia Dini. Jakarta : Depdikbud

Musthafa, Fahim. (2005). Agar Anak Anda Gemar Membaca. Bandung:

Hikmah. Nurgiyantoro, Burhan. (2011). Wayang dan Pengembangan Karakter Bangsa.

Jurnal Pendidikan Karakter FBS Universitas Negeri Yogyakarta. 18-34. Permendiknas No. 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia

Dini. Kementrian Pendidikan Nasional. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Rahyono, F.X. (2015). Kearifan Budaya dalam Kata edisi revisi. Jakarta:

Wedatama Widya Sastra. Sadiman, A. (2011). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya. Jakarta: Pustekom Depdikbud dan CV Rajawali.

Soewito, DS. 2009. Mengenal Berbagai Alat Musik (Tradisional & Non Tradisional). Jogjakarta: Titik Terang.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA Sukinah. 2011. Seni Gamelan Jawa Sebagai Alternatif Pendidikan Karakter

Bagi Anak Autis. Seminar Nasional Revitalisasi NilaiNilai Budaya jawa dalam Membentu Generalisasi yang Berkarakter. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Suprapti. 2006. Mengoptimalkan Kecerdasan Anak Usia TK Melalui Musik.

TA PGTK. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif dan Progresif:

Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Vincent Subrata. (2012) Punakawan And His Journey. Yogyakarta: Narasi Warih J, Margono N. 51 Karakter Tokoh Wayang Populer. Klaten: PT

HAFAMIRA

Page 69: PENGGUNAAN “NOVEL GRAPHIC” PUNAKAWAN UNTUK …lib.unnes.ac.id/35051/1/1601412042_Optimized.pdf · 1.340 suku yang masing-masing mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat mengagumkan.

91

Wiyani, Novan Ardy (2013) bina karakter anak usia dini. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Yunanto ,Galih Tri.Perancangan Novel Grafis Adaptasi Dari Novel

Pramoedya Ananta Toer. Studi Kasus Novel : Sekali Peristiwa Di Banten Selatan’.2007