Penggalan 3 METODE PENELITIANA. Petunjuk 1. 2. Pelajari naskah
Penggalan 3 berikut ini. Jika konsep yang diberikan belum memadai,
Anda dapat memperkayanya
melalui buku/sumber lain yang relevan. 3. Pada akhir penggalan 3
ini terdapat sejumlah pertanyaan yang perlu Anda
jawab. Tujuannya agar Anda menginternalisasi pengetahuan
tersebut, sehingga memperoleh pemahaman yang mendalam. 4. Jawaban
tugas pendalaman sebagaimana pada poin 3, dapat Anda kirim ke
pjjpaud.fip.um.ac.id dan email ke [email protected] 5. Jika
Anda sudah mengunggah jawaban tersebut, sebaiknya menyampaikan
lewat sms ke nomor 08123107814
B. Standar Kompetensi: Diharapkan setelah mendalami penggalan 8
Materi ini mahasiswa memiliki kompetensi: 1. menjelaskan tentang
penelitian pengembangan 2. menjelaskan karakteristik penelitian
pengembangan dalam bidang pendidikan 3. menjelaskan ciri-ciri
penelitian pengembangan 4. menjelaskan langkah-langkah membuat
penelitian pengembangan 5. berlatih membuat penelitian pengembangan
C. Tinjauan: Materi dalam penggalan 3 ini menguraikan tentang
konsep dasar penelitian pengembangan yang meliputi pengertian
penelitian pengembangan, karakteristik penelitian pengembangan
pendidikan, ciri-ciri penelitian pengembangan, dan langkahlangkah
penelitian pengembangan.
D. Materi1
Penelitian PengembanganPenyelenggaraan Pendidikan Nasional
menghadapi berbagai tantangan yang semakin kompleks karena pengaruh
perkembangan lingkungan internal dan kesternal. Guna menghadapi
tantangan tersebut maka diperlukan manajemen pendidikan nasional
yang fleksibel, dinamis, antisipatif, dan responsif terhadap
perubahan internal dan eksternal. Penelitian dan inovasi pendidikan
diharapkan memberi masukan bagi penetapan kebijakan tersebut. Guru
sebagai pelaksana pendidikan memiliki tugas pokok yaitu
melaksanakan pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pelayanan
pada masyarakat. Penelitian yang merupakan salah satu tugas guru
tersebut secara esential merupakan aktivitas untuk mengembangkan
teori atau cara yang dapat digunakan untuk mengatasi
masalah-masalah yang tekait dengan kehidupan khususnya
masalah-masalah yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Aktivitas
penelitian mutlak diperlukan oleh seorang guru karena setiap
pemecahan masalah memerlukan teori-teori yang teruji keunggulannya.
Teori-teori yang ada membutuhkan pembaharuan, oleh karena itu
diperlukan penelitian. Jenis-jenis penelitian yang dapat digunakan
oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah tersebut khususnya dalam
bidang pendidikan adalah penelitian pengembangan. Penelitian
Pengembangan atau research and development (R&D) adalah sebuah
strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki
praktik (Sukmadinata, 2009). Penelitian Pengembangan juga
didefinisikan sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang
telah ada yang dapat dipertanggungjawabakan (Sujadi, 2003:164).
Produk yang dihasilkan dapat berupa benda atau prangkat keras
(hardware) dan dapat juga berupa perangkat lunak (software).
Menurut Borg&Gall (1983) research based development adalah
sebuah riset yang dilakukan untuk mengembangkan dan mengevaluasi
produk untuk keperluan pendidikan. Tujuan dari riset ini adalah
menghasilkan sebuah produk.
2
Senada dengan pengertian-pengertian tersebut, Richey and Nelson
(dalam Hadi, 2001:4) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai
suatu pengkajian sistematis terhadap pendesainan, pengembangan dan
evaluasi program, proses, dan produk pembelajaran yang harus
memenuhi kriteria validitas, praktikalitas dan efektivitas. Akker
dan Plomp (dalam Hadi, 2001:4) mendeskripsikan penelitian
pengembangan berdasarkan dua tujuan, yaitu: 1) pengembangan untuk
mendapatkan prototipe produk, 2) perumusan saran-saran metodologis
untuk pendesainan dan evaluasi prototipe tersebut. Untuk dapat
menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat
analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut
supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan
penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut. Jadi
penelitian pengembangan bersifat longitudinal (bertahap dapat
dilakukan dalam jangka waktu beberapa tahun/multi years).
Penelitian pengembangan dalam bidang pendidikan pada umumnya jarang
diarahkan pada pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan untuk
menemukan pengetahuan baru berkenaan dengan fenomena-fenomena yang
bersifat fundamental, serta praktik-praktik pendidikan. Penelitian
tentang fenomena-fenomena fundamental pendidikan dilakukan melalui
penelitian dasar (basic research), sedangkan penelitian tentang
praktik pendidikan dilakukan melalui penelitian terapan (applied
research). Penelitian pengembangan merupakan metode penghubung atau
pemutus kesenjangan antara penelitian dasar dengan penelitian
terapan. Sering dihadapi adanya kesenjangan antara hasilhasil
penelitian dasar yang bersifat teoretis dengan penelitian terapan
yang bersifat praktis. Kesenjangan ini dapat dihilangkan atau
disambungkan dengan penelitian dan pengembangan.Suatu produk yang
baik yang akan dihasilkan melalui penelitian ini baik itu berupa
hardware ataupun software memiliki karakteristik tertentu.
Karakteristik tersebut merupakan perpaduan dari sejumlah konsep,
prinsip, asumsi, hipotesis, prosedur berkenaan dengan sesuatu hal
yang telah ditemukan atau dihasilkan dari penelitian dasar.
3
Penelitian pengembangan dalam rangka peningkatan kualitas
pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut
(Santyasa,2009:3-4): 1. Masalah yang ingin dipecahkan adalah
masalah nyata yang berkaitan dengan upaya inovatif atau penerapan
teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggung jawaban
profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan kualitas
pembelajaran. 2. Pengembangan model, pendekatan dan metode
pembelajaran serta media belajar yang menunjang keefektifan
pencapaian kompetensi siswa. 3. Proses pengembangan produk,
validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji coba lapangan
secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang dihasilkan
bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses
pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya
dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggung jawabkan
secara akademik 4. Proses pengembangan model, pendekatan, modul,
metode, dan media pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi
dan dilaporakan secara sistematis sesuai dengan kaidah penelitian
yang mencerminkan originalitas. Menurut Visscher-Voerman (1999:17)
paradigma penelitian pengembangan terdiri dari empat pradigma yaitu
1) pradigma instrumental (instrumental paradigma), 2) paradigma
komunikatif (communicative paradigma), 3) Paradigma pragmatis
(pragmatic paradigm), dan 4) paradigma artistik (artistic
paradigm). Paradigma instrumental dikarakteristikan dengan
planning-by-objectiva, yakni rencana yang didasarkan pada tujuan.
Analisis kebutuhan dan masalah dilakukan di awal proses
pengembangan. Rumusan tujuan merupakan pusat dari model. Setelah
merumuskan tujuan , menentukan alat-alat yang diperlukan untuk
mencapai tujuan. Paradigma komunikatif ditentukan oleh keterlibatan
orang-orang dalam penelitian. Mereka memiliki pendapat dan persepsi
yang berbeda-beda tentang produk yang akan dihasilkan dalam
penelitian pengembangan. Dengan adanya keterlibatan sosial dalam
penelitian menjadikan pencapaian dan kesimpulan diperoleh melalui
konsensus dari berbagai pihak. Dengan demikian proses pengembangan
dipengaruhi oleh aktivitas kegiatan sosial antar subyek
(inter-subject). Pardigma pragmatis ditentukan oleh lingkungan
sebagai tempat untuk implementasi produk dan penggunaannya.
Implementasi produk dan penggunaannya merupakan bagian utama dari
proses, misalnya dalam penelitian pengembangan dengan pendekatan
prototipe. Penelitian dipandang berhasil jika prototipe yang
dihasilkan dapat digunakan dan bermanfaat pada suatu
lingkungan.
4
Paradigma artistik berkaitan dengan realitas sosial. Eisner
(dalam VisscherVoerman, 1999:1) melukiskan realitas sosial sebagai
berikut social reality as negotiated subjective, constructed, and
having multiple perspective. Dalam realitas sosial antara lain
terjadi negosiasi, subyektif, konstruktif, dan memiliki berbagai
perspektif. Dalam penelitian pengembangan diperlukan desain
penelitian. Plom (1997:5) menyatakan we characterized educational
design in short as method within which one is working in systematic
way towards the solving of a make problem. Artinya secara singkat
kita mengkarakteristikan desain bidang pendidikan sebagai metode
yang di dalamnya orang bekerja secara sistematik menuju ke
pemecahan dari masalah yang dibuat. Model umum untuk memecahkan
masalah bidang pendidikan yang dikemukakan Plomp (1997;5)
digambarkan sebagai berikut:
I m p l e m e n t a t i o n
Prelimenary investigation design Realization/construction Test,
evaluation and revision
I m p l e m e n t a t i o n
Gambar 1. Model Umum untuk Memecahkan Masalah Bidang Pendidikan
Keterangan: = = = = Kegiatan pengembangan Alur kegiatan tahap
pengembangan Arah kegiatan timbal balik antara tahapan pengembangan
dan implementasi model-model pembelajaran yang sedang berlangsung
Siklus kegiatan pengembangan
5
Model umum pemecahan masalah bidang pendidikan yang dikemukakan
Plom tersebut terdiri dari fase investigasi awal (prelimenary
investigation), fase desain (design), fase realisasi/konstruksi
(realization/construction), dan fase tes, evaluasi dan revisi
(test, evaluation and revision), serta implementasi
(implementation). Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing
fase tersebut: 1. Fase investigasi awal (prelimenary investigation)
Salah satu unsur penting dalam proses desain adalah mendefinisikan
masalah (defining the problem). Jika masalah merupakan kasus,
kesenjangan antara apa yang terjadi dan situasi yang dinginkan,
maka diperlukan penyelidikan penyebab kesenjangan dan
menjabarkannya dengan hati-hati. Istilah prelimenary investigation
juga disebut analisis kebutuhan (needs analysis) atau analisis
masalah (problem analysis). Plomp dan Van De Wolde (1997:8)
menyatakan In this investigation important elements are the
gathering and analysis of information the definition of the problem
and the planning of the possible continuation of the project.
Artinya dalam investigasi unsur-unsur penting adalah mengumpulkan
dan menganalisis informasi, mendefinisikan sebuah masalah dan
merencanakan proyek lanjutan. 2. Fase desain (design) Dalam fase
ini, pemecahan (solution) di desain, mulai dari definisi masalah.
Kegiatan pada fase ini bertujuan untuk mendesain pemecahan masalah
yang dikemukakan pada fase investigasi awal. Hasil dari desain
adalah cetak-biru dari pemecahan. Karakteristik kegiatan dalam fase
ini adalah generasi dari semua bagian-bagian solusi, membandingkan
dan mengevaluasi alternatif-alternatif, menghasilkan pilihan desain
yang terbaik untuk dipromosikan atau merupakan cetak-biru dari
solusi. 3. Fase realisasi/konstruksi (realization/construction)
Desain merupakan rencana kerja atau cetak-biru untuk direalisasikan
dalam rangka memperoleh solusi pada fase realisasi/konstruksi. 4.
Fase tes, evaluasi, dan revisi (test, evaluation and revision)
Suatu solusi yang dikembangkan harus diuji dan dievaluasi dalam
praktik. Evaluasi adalah proses pengumpulan, memproses dan
menganalisis informasi secara 6
sistematik, untuk memperoleh nilai realisasi dari solusi. Tanpa
evaluasi tidak dapat ditentukan apakah suatu masalah telah dapat
dipecahkan dengan memuaskan. Dengan kata lain, apakah situasi yang
diinginkan sebagaimana yang diuraikan pada perumusan masalah telah
berhasil diwujudkan. Berdasarkan pada data yang terkumpul dapat
ditentukan solusi mana yang memuaskan dan mana yang masih perlu
dikembangkan. Ini berarti kegiatan suplemen mungkin diperlukan
dalam fasefase sebelumnya. Fase ini disebut siklus balik (feedback
cicle). Siklus di ulang-ulang sampai pemecahan masalah yang
didinginkan tercapai. 5. Fase implementasi (implementation) Setelah
dilakukan evaluasi dan diperoleh produk hasil, maka produk dapat
diimplementasikan. Borg and Gall (1983) menjelaskan empat ciri
utama dalam penelitian dan pengembangan,yaitu: 1. Studying research
findings pertinent to the product to be develop. Artinya, melakukan
studi atau penelitian awal untuk mencari temuan-temuan penelitian
terkait dengan rpoduk yang akan dikembangkan. 2. Developing the
product base on this findings Artinya, mengembangkan produk
berdasarkan temuan penelitian tersebut. 3. Field testing it in the
setting where it will be used eventually Artinya, dilakukannya uji
lapangan dalam seting atau situasi senyatanya di mana produk
tersebut nantinya digunakan 4. Revising it to correct the
deficiencies found in the field-testing stage. Artinya, melakukan
revisi untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ditemukan dalam
tahap-tahap uji lapangan. Dari empat ciri utama R&D tersebut,
memberikan gambaran kepada kita bahwa ciri utama R&D adalah
adanya langkah-langkah penelitian awal tekait dengan produk yang
akan dikembangkan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut kemudian
produk pendidikan dirancang dan dikembangkan untuk kemudian diuji
dan diperbaiki/direvisi. Adapun langkah-langkah untuk melakukan
R&D menurut Borg and Gall (1989), yaitu:
7
1. Research and Information colletion, Penelitian dan
pengumpulan data. Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian
dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.
2. Planning atau perencanaan. Menyusun rencana penelitian, meliputi
kemampuankemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian,
rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut,
desain atau langkah-langkah penelitian, kemungkinan pengujian dalam
lingkup terbatas. 3. Develop Preliminary form of Product atau
pengembangan draf produk awal. Pengembangan bahan pembelajaran,
proses pembelajaran dan instrumen evaluasi. 4. Preliminary Field
Testing atau melakukan uji coba lapangan awal. Dilakukan di 1
sampai 3 sekolah, menggunakan 6 sampai dengan12 subjek uji coba
(guru). Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara dan
pengedaran angket. Pengumpulan data dengan kuesioner dan observasi
yang selanjutnya dianalisis. 5. Main Product Revision atau Revisi
hasil uji coba. Memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba
berdasarkan masukan dari hasil uji coba awal produk. 6. Main Field
Testing atau uji lapangan untuk produk utama. Dilakukan di 5 sampai
15 sekolah dengan 30 sampai dengan100 subjek. Pengumpulan data efek
sebelum dan sesudah implementasi produk dengan menggunakan kelas
khusus, yaitu data kuantitatif penampilan subjek uji coba (guru)
sebelum dan sesudah menggunakan model yang dicobakan dikumpulkan.
Hasil-hasil pengumpulan dat dievaluasi dan kalau mungkin
dibandingkan dengan kelompok pembanding. 7. Operational Product
Revision atau revisi produk. Menyempurnakan produk hasil uji
lapangan berdasarkan masukan dan hasil uji lapangan utama. 8.
Operational Field Testing atau melakukan uji coba lapangan skala
luas. Dilakukan di 10 sampai 30 sekolah dnegan 40 sampai dengan 200
subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan
observasi dan hasilnya dianalisis. 9. Final Product Revision atau
revisi produk final. Penyempurnaan didasarkan masukan atau hasil
uji coba lapangan dalam skala luas. 10. Disemination and
Implementasi. Desiminasi dan implementasi, yaitu melaporkan produk
pada forum-forum profesional di dalam jurnal dan implementasi 8
produk pada praktik pendidikan. Penerbitan produk untuk
didistribusikan secara komersial untuk dimanfaatkan oleh publik.
Melakukan monitoring terhadap pemanfaatan produk oleh publik untuk
memperoleh masukan dalam kerangka mengendalikan kualitas produk.
Berdasarkan langkah-langkah tersebut, dalam penelitian pengembangan
menuntut peneliti untuk dapat mengkombinasikan berbagai metode
penelitian lain. Dapat dikatakan bahwa dalam penelitian
pengembangan using mixing method. Penelitian ini tentunya menuntut
peneliti untuk mampu memilih, menentukan dan mengkombinasikan
berbagai metode penelitian yang relevan. Pada saat penelitian awal,
mungkin peneliti akan menggunakan metode survei, studi kasus, kaji
hasil penelitian orang lain, dan lain-lain. Pada saat pengembangan
dalam rangka uji coba, validasi, dan revisi produk peneliti
membutuhkan metode survei, eksperimen, dan lain-lain di samping
evaluasi formatif seperti uji lapangan yang berulang-ulang atau
jenis evaluasi lain seperti small group evaluation, expert review,
focus group discussion, dan lain-lain. Langkah-lagkah pelaksanaan
R&D dapat digambarkan seperti bagan berikut ini:Studi
Pendahuluan Studi Pustaka Uji Coba Terbatas Uji Coba Lebih Luas
Pengembangan Pengujian
Pre Test
Penyusunan Draft Produk
Perlakuan
Survei Lapangan
Post Test
Gambar 2. Alur Pelaksanaan Penelitian Pengembangan
Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, terdapat beberapa
metode yang digunakan, yaitu metode deskriptif, evaluatif, dan
eksperimental. Metode Penelitian deskriptif digunakan dalam
penelitian awal untuk menghimpun data tentang
9
kondisi yang ada. Kondisi tersebut mencakup: 1) kondisi
produk-produk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan
dasar (embrio) produk yang akan dikembangkan, 2) Kondisi pihak
pengguna (dalam bidang pendidikan misalnya sekolah, guru, kepala
sekolah, siswa, serta pengguna lainnya), 3) Kondisi faktor-faktor
pendukung dan penghambat pengembangan dan pengguna dari produk yang
akan dihasilkan, mencakup unsur pendidik dan tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan pendidikan
di mana produk tersebut akan diterapkan. Metode evaluatif,
digunakan untuk mengevaluasi produk dalam proses uji coba
pengembangan suatu produk. Produk penelitian dikembangkan melalui
serangkaian uji coba dan pada setiap kegiatan uji coba diadakan
evaluasi, baik itu evaluasi hasil maupun evaluasi proses.
Berdasarkan temuan-temuan hasil uji coba diadakan
penyempurnaan-penyempurnaan. Metode eksperimen digunakan untuk
menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan,walaupun dalam tiap
uji coba telah ada evaluasi (pengukuran), tetapi pengukuran
tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok
pembanding. Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada
kelompok eksperimen juga pada kelompok pembandiing atau kelompok
kontrol. Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dilakukan secara acak atau random. Pembandingan hasil eksperimen
pada kedua kelompok tersebut dapat menunjukkan tingkat keampuhan
dan produk yang dihasilkan. Strategi penelitian dan pengembangan
banyak digunakan dalam teknologi instruksional atau teknologi
pembelajaran yang sekarang lebih difokuskan pada sistem
instruksional atau sistem pembelajaran. Strategi ini banyak
digunakan untuk mengembangkan model-model, desain atau perencanaan
pembelajaran, proses atau pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
pembelajaran dan model-model program pembelajaran. Penelitian dan
pengembangan juga banyak digunakan untuk mengembangkan bahan ajar,
media pembelajaran, serta manajemen 10
pembelajaran. Penggunaan strategi penelitian dan pengembangan
dalam teknologi instruksional banyak digunakan dalam pendidikan dan
pelatihan bidang industri, bisnis, kemiliteran, teknologi,
kedokteran, dll. Pendekatan ini digunakan untuk pengembangan di
bidang software, hardware,teknoware maupun manageware.
11
RangkumanGuru sebagai pelaksana pendidikan memiliki tugas pokok
yaitu melaksanakan pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan
pelayanan pada masyarakat. Penelitian yang merupakan salah satu
tugas guru tersebut secara esential merupakan aktivitas untuk
mengembangkan teori atau cara yang dapat digunakan untuk membahas
masalahmasalah yang tekait dengan kehidupan khususnya
masalah-masalah yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Jenis-jenis
penelitian yang dapat digunakan oleh guru untuk memecahkan
masalah-masalah tersebut khususnya dalam bidang pendidikan adalah
penelitian pengembangan. Penelitian Pengembangan atau research and
development (R&D) adalah sebuah strategi atau metode penelitian
yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktik (Sukmadinata, 2009).
Penelitian Pengembangan juga didefinisikan sebagai suatu proses
atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat
dipertanggungjawabakan (Sujadi, 2003:164). Produk yang dihasilkan
dapat berupa benda atau prangkat keras (hardware) dan dapat juga
berupa perangkat lunak (software). Menurut Borg&Gall (1983)
research based development adalah sebuah riset yang dilakukan untuk
mengembangkan dan mengevaluasi produk untuk keperluan pendidikan.
Tujuan dari riset ini adalah menghasilkan sebuah produk. Senada
dengan pengertian-pengertian tersebut, Richey and Nelson (dalam
Hadi, 2001:4) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai suatu
pengkajian sistematis terhadap pendesainan, pengembangan dan
evaluasi program, proses, dan produk pembelajaran yang harus
memenuhi kriteria validitas, praktikalitas dan efektivitas. Akker
dan Plomp (dalam Hadi, 2001:4) mendeskripsikan penelitian
pengembangan berdasarkan dua tujuan, yaitu: 1) pengembangan untuk
mendapatkan prototipe produk, 2) perumusan saran-saran metodologis
untuk pendesainan dan evaluasi prototipe tersebut.
12
Penelitian pengembangan dalam bidang pendidikan pada umumnya
jarang diarahkan pada pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan
untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan dengan fenomena-fenomena
yang bersifat fundamental, serta praktik-praktik pendidikan.
Penelitian tentang fenomena-fenomena fundamental pendidikan
dilakukan melalui penelitian dasar (basic research), sedangkan
penelitian tentang praktik pendidikan dilakukan melalui penelitian
terapan (applied research). Penelitian pengembangan dalam rangka
peningkatan kualitas pembelajaran memiliki karakteristik sebagai
berikut (Santyasa,2009:3-4): 1) Masalah yang ingin dipecahkan
adalah masalah nyata yang berkaitan dengan upaya inovatif atau
penerapan teknologi dalam pembelajaran, 2) Pengembangan model,
pendekatan dan metode pembelajaran serta media belajar yang
menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa, 3) Proses
pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan
uji coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk
yang dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran,
4) Proses pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut
seyogyanya dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat
dipertanggung jawabkan secara akademik, 5) Proses pengembangan
model, pendekatan, modul, metode, dan media pembelajaran perlu
didokumentasikan secara rapi dan dilaporakan secara sistematis
sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.
Borg and Gall (1983) menjelaskan empat ciri utama dalam penelitian
dan pengembangan,yaitu: 1) Studying research findings pertinent to
the product to be develop, 2) Developing the product base on this
findings, 3) Field testing it in the setting where it will be used
eventually, 4) Revising it to correct the deficiencies found in the
field-testing stage. Dari empat ciri utama R&D tersebut,
memberikan gambaran kepada kita bahwa ciri utama R&D adalah
adanya langkah-langkah penelitian awal tekait dengan produk yang
akan dikembangkan. Adapun langkah-langkah untuk melakukan R&D
menurut Borg and Gall (1989), yaitu: 1) Research and Information
colletion, 2) Planning atau perencanaan, 3) Develop Preliminary
form of Product, 4) Preliminary Field Testing, 5) Main Product
Revision, 6) Main Field Testing, 7) Operational Product Revision
atau revisi produk, 8) Operational Field Testing, 9) Final Product
Revision, dan 10) Disemination and Implementasi. 13
Berdasarkan langkah-langkah tersebut, dalam penelitian
pengembangan menuntut peneliti untuk dapat mengkombinasikan
berbagai metode penelitian lain. Dapat dikatakan bahwa dalam
penelitian pengembangan using mixing method. Beberapa metode yang
digunakan dalam penelitian pengembangan yaitu metode deskriptif,
evaluatif, dan eksperimental. Metode Penelitian deskriptif
digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang
kondisi yang ada. Kondisi tersebut mencakup: 1) kondisi
produk-produk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan
dasar (embrio) produk yang akan dikembangkan, 2) Kondisi pihak
pengguna (dalam bidang pendidikan misalnya sekolah, guru, kepala
sekolah, siswa, serta pengguna lainnya), 3) Kondisi faktor-faktor
pendukung dan penghambat pengembangan dan pengguna dari produk yang
akan dihasilkan, mencakup unsur pendidik dan tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan pendidikan
di mana produk tersebut akan diterapkan. Metode evaluatif,
digunakan untuk mengevaluasi produk dalam proses uji coba
pengembangan suatu produk. Produk penelitian dikembangkan melalui
serangkaian uji coba dan pada setiap kegiatan uji coba diadakan
evaluasi, baik itu evaluasi hasil maupun evaluasi proses.
Berdasarkan temuan-temuan hasil uji coba diadakan
penyempurnaan-penyempurnaan. Metode eksperimen digunakan untuk
menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan,walaupun dalam tiap
uji coba telah ada evaluasi (pengukuran), tetapi pengukuran
tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok
pembanding. Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada
kelompok eksperimen juga pada kelompok pembandiing atau kelompok
kontrol. Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dilakukan secara acak atau random. Pembandingan hasil eksperimen
pada kedua kelompok tersebut dapat menunjukkan tingkat keampuhan
dan produk yang dihasilkan.
14
TUGAS
:
Kerjakanlah soal berikut ini dan kemudian unggah ke
pjjpaud.fip.um.ac.id dan email ke [email protected] pada waktu
yang telah ditentukan 1. Buatlah sebuah judul penelitian
pengembangan dalam bidang pendidikan anak usia dini berdasarkan
masalah yang Anda temukan ketika Anda mengajar! 2. Rancanglah
desain penelitian pengembangan berdasarkan judul yang sudah Anda
buat (pada tugas no.1) dengan mengacu pada langkah-langkah
penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg & Gall !
DAFTAR RUJUKANArikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Gall, M.D., Gall,
J.P & Borg, W.R. 2003. Educational Research. Boston: Pearson
Education. Inc Hendrayana, Aan. 2009. Metode Penelitian
Pengembangan (Developmenal Research), (Online).
(http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/17/metode-penelitianpengembangan-developmental-research/).
Diakses 23 Nopember 2011. Prastowo, Andi.2011. Metode Penelitian
R&D (Penelitian dan Pengembangan), (Online).
(http://andiprastowo.wordpress.com/2011/05/09/metode-penelitianr-d-penelitian-dan-pengembangan/).
Diakses 23 Nopember 2011 Plomp, Tj. 1997. Educational Design:
Introduction. From Tjeerd Plomp (eds). Educational&Training
System Design: Introduction. Design of Education and Training (in
Dutch). Utrecht (the Netherlands): Lemma. Netherland. Faculty of
Educational Science and Technology, University of Twente.
15
Plomp, Tj dan Ven de Wolde, J. 1992. The General Model for
Systematical Problem Solving. From Tjeerd Plomp (Eds.). Design of
Educational and Training (in dutch). Utrecht (the Netherlands):
Lemma. Netherland. Faculty of Educational Science and Technology,
University of twente. Enshede the Netherland. Rosyid, Muh. 2010.
Metode Penelitian Pendidikan, (Online).
(http://www.rosyid.info/2010/06/metode-penelitian-pendidikan.html).
Diakses 23 Nopember 2011 Santyasa, I wayan. 2009. Metode Penelitian
Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul. Makalah disajikan dalam
Pelatihan Bagi Para Guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK, Bali 12-14
Januari 2009. Dalam Santyasa data base, (Online).
(http://santyasa.blogspot.com/2009/01/metode-penelitian-pengembangandan.html).
Diakses 23 Nopember 2011 Sinaja, Hasniah.2010. Penelitian
Pengembangan,(Online)
(http://sinaja4math.blogspot.com/2010/10/penelitian-pengembangan-researchand.html.hasniah).
Diakses 23 Nopember 2011 Sugiyono, 2008. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Jakarta: Alfhabeta Sujadi,
2002. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: Rosda Karya
16