PENGETAHUAN IBU TENTANG GANGGUAN MENSTRUASI KARENA EFEK SAMPING PEMAKAIAN KB SUNTIK DI PUSKESMAS LEPO – LEPO KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan pada Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari Disusn OLEH : WA ODE NURFATILLAH P00324013096 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN 2016
70
Embed
PENGETAHUAN IBU TENTANG GANGGUAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/155/1/COVER.pdfABSTRAK Pengetahuan Ibu Tentang Gangguan Menstruasi Karena Efek Samping Pemakaian KB Suntik di Puskesmas
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGETAHUAN IBU TENTANG GANGGUAN MENSTRUASIKARENA EFEK SAMPING PEMAKAIAN KB SUNTIK
DI PUSKESMAS LEPO – LEPO KOTA KENDARIPROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan padaProgram Studi Diploma III Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Kendari
Disusn OLEH :
WA ODE NURFATILLAHP00324013096
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN2016
ABSTRAK
Pengetahuan Ibu Tentang Gangguan Menstruasi Karena Efek SampingPemakaian KB Suntik di Puskesmas Lepo – Lepo Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016Wa Ode Nurfatillah1, Melania Asi2, Fitriyanti2
(x + 49 halaman + 7 tabel + 4 lampiran)
Latar belakang : Prevalensi kontrasepsi menurut alat atau cara kontrasepsiberdasarkan hasil survey peserta aktif tahun 2011, menunjukan bahwaprevalensi pengguna kontrasepsi di Indonesia sebanyak 75,96 %. Alat atau carakontrasepsi yang dominan dipakai adalah suntik (46,47 %), pil (25,81%), IUD(11,28 %), implan (8,82 %), MOW (3,49 %), MOP (0,71 %), dan kondom (2,96%).Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasipengetahuan ibu tentang gangguan menstruasi karena efek samping pemakaianKB suntik di Puskesmas Lepo – Lepo Kota Kendari Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2016.Metode penelitian : Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Populasiberjumlah 246 orang dan sampel sebanyak 71 ibu yang memakai KB suntik diPuskesmas Lepo - Lepo Kota Kendari, pengambilan sampel secara accidentalsampling.Hasil penelitian : Penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan ibu yangditeliti terdapat 44 orang ibu (61,9%) yang mempunyai pengetahuan dengankategori baik dan 27 orang ibu (38,1%) yang mempunyai pengetahuan dengankategori kurang.Kesimpulan : Pengetahuan ibu tentang gangguan menstruasi karena efeksamping pemakaian KB suntik berdasarkan umur kategori baik paling banyakterdapat pada kelompok umur 20 – 35 tahun, berdasarkan tingkat pendidikandengan kategori baik terdapat pada tingkat pendidikan SMA dan berdasarkanparitas dengan kategori baik terdapat pada paritas 2-3.Saran : Diharapkan dapat memberikan informasi dan menjadi bahan masukanbagi instansi terkait dalam menentukan kebijakan dan perencanaan programdalam menangani masalah gangguan menstruasi karena efek sampingpemakaian KB suntik.
4) Adanya keganasan pada kelenjar payudara dan alat
reproduksi.
5) Varises berat.
6) Adanya kehamilan.
b) Kontra Indikasi secara relatif yaitu hipertensi, diabetes,
perdarahan abnormal pervaginam, fibromiomauterus,
penyakit jantung dan ginjal (Saifuddin, Abdul Bahri. 2011).
e. Efektivitas
KB suntik menurut BKKBN (2010) sangat efektif untuk
mencegah kehamilan bila disuntik setiap 1 bulan atau 3 bulan.
Angka kegagalan yang pernah dilaporkan di hampir semua studi
skala besar di berbagai komunitas yaitu di bawah 0,5 per 100
wanita per tahun untuk DMPA. Angka kegagalan dengan NET-
EN sedikit lebih tinggi tetapi biasanya tetap di bawah 1 per 100
wanita per tahun. Insidensi kehamilan ektopik sangat rendah.
Kontrasepsi suntik sekali sebulan juga memiliki angka
kegagalan yang sangat rendah yaitu kurang dari 0,5 per 100
wanita tahun. Efektivitas KB suntik yang tinggi karena
kegagalan pada pemakai KB suntik hanya sekitar 0,3 kehamilan
dari 100 pemakai pada tahun pertama pemakaian atau 1 dari
333 pemakai masih bisa hamil.
f. Efek samping dan penatalaksanaannya
Efek samping KB suntik menurut Glasier dan Gebbie
(2006) adalah penundaan pemulihan kesuburan. Hal ini hanya
menjadi masalah bagi pemakai DMPA, yang mungkin
mengalami interval berkepanjangan sebelum ovulasi normal
pulih. Penundaan ini mungkin disebabkan oleh menetapnya
DMPA dalam sirkulasi, karena mikro kristal pada obat yang
disuntikkan tersebut kadang-kadang larut sangat lambat.
Penundaan pemulihan kesuburan rata-rata berlangsung 7
sampai 8 bulan setelah perhitungan efek 3-4 bulan dari suntikan
terakhir.
Efek samping kontrasepsi suntikan menurut Mahmudah
(2012) meliputi, yaitu :
1) Tidak datang haid (amenorrhoe). Gangguan ini paling sering
terjadi dan yang paling mengganggu. Pola haid yang normal
dapat berubah menjadi amenore, perdarahan ireguler,
perdarahan bercakbercak, perubahan dalam frekuensi, lama
dan jumlah darah yang hilang. Efek pada pola haid
tergantung pada lama pemakaian. Perdarahan
intermenstrual dan perdarahan bercak berkurang dengan
jalannya waktu, sedangkan kejadian amenore bertambah
besar. Bila terjadi amenore, berkurangnya darah haid
sebenarnya memberikan efek yang menguntungkan yakni
berkurangnya insidens anemia. Insiden yang tinggi dari
amenore diduga berhubungan dengan atropi endometrium.
Penatalaksanaan tidak datang haid (amenore) yaitu:
a) Tentukan ada tidak adanya kehamilan.
b) Bila tidak hamil, lakukan konseling.
c) Bila hamil, rujuk ke puskesmas/RS untuk penanganan
lebih lanjut.
d) Bila tidak serius, lakukan konseling.
2) Perdarahan yang mengganggu
a) Bila perlu diobati, berikan obat anti perdarahan seperti
tablet Daflon, Adona AC 17 dan Metergin.
b) Selanjutnya dapat diberikan tablet Lynoral 0,05-0,1 mg
per hari selama 7 – 10 hari.
c) Perdarahan yang banyak dan tidak sembuh oleh
pengobatan harus dilakukan kuretase (Mochtar, 2005).
3) Lain-lain: kenaikan berat badan, sakit kepala, nyeri perut dan
tekanan darah tinggi.
a) Pertambahan berat badan. Umumnya akan terjadi
peningkatan berat badan hingga 2 kg.
1) Bila klien mengeluhkan hal ini atau apabila terdapat
kecenderungan untuk meningkat lagi, boleh dicoba
untuk menurunkan berat badan dengan mengatur
pola makan atau mengurangi makan.
2) Apabila klien tidak dapat menerima atau menjadi
terganggu dianjurkan untuk alasan kecantikan, maka
sebaiknya tidak dilakukan penyuntikan ulangan.
b) Sakit kepala (terutama yang disertai gangguan
penglihatan).
1) Bila sakit kepala ringan sedang dapat diberikan
antalgin.
2) Bila sakit kepala sangat berat dan berulang atau
tekanan darah meningkat sejak penggunaan suntik
KB, maka rujuk ke klinik/Puskesmas.
c) Nyeri perut sebelah bawah/ nyeri pinggul (dengan tanda
hamil). Rujuk segera bila akseptor mempunyai gejala
nyeri perut bawah.
d) Tekanan darah tinggi.
Rujuk ke tempat pelayanan untuk penanganan lebih
lanjut (BKKBN, 2010)
B. Landasan Teori
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah
orang melakukan pengindraan, melalui panca indra. Pengetahuan
merupakan domain yang penting akan terbentuknya tindakan
seseorang. Adapun faktor – faktor pengetahuan yaitu umur ibu,
pendidikan ibu, paritas ibu dan lain – lain (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan ibu tentang KB suntik adalah sejumlah informasi
tentang gangguan menstruasi pada ibu yang memakai KB suntik yang
dikumpulkan, dipahami dan pengenalan terhadap sesuatu hal atau
benda – benda secara obyektif (Notoatmodjo, 2010).
Efek samping kontrasepsi suntikan salah satunya yaitu tidak
datang haid (amenorrhoe) atau gangguan menstruasi. Gangguan ini
paling sering terjadi dan yang paling mengganggu. Pola haid yang
normal dapat berubah menjadi amenore, perdarahan ireguler,
perdarahan bercak-bercak, perubahan dalam frekuensi, lama dan
jumlah darah yang hilang. Efek pada pola haid tergantung pada lama
pemakaian (Mahmudah, 2012).
C. Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 1
Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan :
Variabel Bebas (Independen) : Umur, pendidikan dan paritas ibu
Variabel terikat (Dependen) : Pengetahuan ibu tentang gangguan
menstruasi karena efek samping
pemakaian KB suntik
Umur ibu
Paritas ibu
Pengetahuan Ibu TentangGangguan MenstruasiKarena Efek SampingPemakaian KB Suntik
Pendidikan ibu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang dimaksudkan
untuk mendeskriptifkan atau menguraikan suatu keadaan secara
obyektif dalam hal ini menggambarkan tingkat pengetahuan ibu
tentang gangguan menstruasi karena efek pemakaian KB suntik
(Notoatmodjo, 2007).
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Puskesmas Lepo - Lepo.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 3 Juni s/d 13 Juli
2016.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memakai KB
suntik di Puskesmas Lepo - Lepo Provinsi Sulawesi Tenggara
tahun 2015 berjumlah 246 orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memakai KB suntik di
Puskesmas Lepo - Lepo Provinsi Sulawesi Tenggara yang
berjumlah 71 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara
accidental sampling dengan menggunakan rumus Notoatmodjo
(2010) berikut:
Nn =
1 + N (α)2
246n = = 71,1
1 + 246 (0,1)2
Maka jumlah sampel adalah 71 orang
Keterangan :
N = Jumlah Populasi
n = Jumlah sampel, α = 10% atau 0,1.
D. Definisi operasional
1. Suntikan KB adalah cairan yang berisi hormon estrogen maupun
progesteron dalam jangka waktu tertentu (satu, dua atau tiga bulan)
tergantung dari jenis suntikan (Aritkunto, 2006).
2. Pengetahuan ibu tentang gangguan menstruasi karena efek
samping KB suntik
Pengetahuan adalah sejumlah informasi tentang gangguan
menstruasi pada ibu yang memakai KB suntik yang dikumpulkan,
dipahami dan pengenalan terhadap sesuatu hal atau benda –
benda secara obyektif dengan kriteria sebagai berikut :
a. Cukup bila skor jawaban responden >75%
b. Kurang bila skor jawaban responden <75% (Notoatmodjo,
2010).
3. Umur
Umur adalah usia responden pada saat dilakukan penelitian. Usia
kriterianya adalah :
a. < 20 tahun
b. 20 – 35 tahun
c. > 35 tahun (Syamsuriani. M, dkk. 2013)
4. Pendidikan
Pendidikan adalah jenis pendidikan formal terakhir yang
diselesaikan oleh responden. Pendidikan kriterianya adalah:
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Pendidikan Tinggi
5. Paritas ibu
Paritas ibu adalah jumlah persalinan yang dialami ibu seperti yang
tercatat dalam buku register kebidanan. Kriterianya adalah :
a. Berisiko : Bila paritas 1 atau > 4
b. Tidak berisiko : Bila paritas 2 atau 3.
E. Variabel penelitian
1. Variabel bebas (Independent variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah umur ibu, pendidikan ibu
dan paritas ibu.
2. Variabel terikat (Dependent)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu.
F. Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada
subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan
dalam suatu penelitian (Nursalam, 2008).
Metode yang digunakan pada penelitian ini dengan
menggunakan kuesioner dengan pernyataan tindakan dan pemberian
skor. Data berasal dari :
1. Data Primer
Data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti, data yang
dikumpulkan merupakan data yang langsung diperoleh dari
responden. Pada penelitian ini menggunakan data primer, meliputi
semua jawaban yang diberikan responden terhadap pertanyaan
yang ada pada kuesioner dengan cara diwawancara oleh peneliti.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari berbagai catatan atau informasi
yang telah ada.
G. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner
pengetahuan yang telah dibuat oleh peneliti dengan mengacu kepada
kepustakaan yang terdiri dari beberapa pertanyaan, pengisian
kuisioner oleh responden dengan jawaban yang tersedia. Bila jawaban
benar diberi skor 1 dan bila jawaban salah diberi skor 0.
H. Pengolahan data
1. Memeriksa Data (Editing)
Editing adalah langkah atau kegiatan yang dilakukan dengan
maksud memeriksa data, menghindari yang salah dari data yang
telah dikumpulkan, serta memperjelas data yang diperoleh.
2. Memberi Kode (koding)
Koding adalah kegiatan mengkalifikasikan data menurut kategori
dan jenisnya masing-masing untuk memudahkan dalam
pengolahan data maka setiap kategori diberi kode.
3. Memasukan Data (Entry Data)
Entry Data adalah kegiatan memasukan data sesuai dengan
variable-variabel yang telah ada.
4. Menyusun Data (Tabulating)
Tabulating adalah kegiatan untuk meringkas data yang diperoleh
kedalam tabel-tabel yang telah dipersiapkan. Data yang diperoleh
kemudian dikelompokkan dan diproses dengan menggunakan tabel
tertentu menurut sifat dan kategorinya.
I. Analisa Data
Dalam analisis data, peneliti menggunakan analisis univariat
yang menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil kuisioner
pada ibu primigravida dengan menggunakan persamaan berikut :
X = f/n x k (100%)
Keterangan :
f= Variabel yang di teliti
n= Jumlah sampel peneliti
k= Kostanta 100% (Arikunto, 2006).
J. Penyajian Data
Data yang telah diolah disajikan secara deskriptif dalam
bentuk narasi dan tabel.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil
1. Gambaran umum lokasi penelitian
Puskesmas Lepo-Lepo terletak dikelurahan Lepo-Lepo
Kecamatan Baruga Kota Kendari. Wilayah kerja meliputi empat
kelurahan yaitu Kelurahan Lepo-Lepo, Kelurahan Wundudopi,
Kelurahan Baruga, Dan Kelurahan Watubangga. Dengan luas kerja
wilayah 13,130 km. Batas – batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kecamatan Kadia
b. Sebelah Timur : Kecamatan Poasia
c. Sebelah Selatan : Kecamatan Konda (Kab. Konsel)
d. Sebelah Barat : Kecamatan Ranomeeto (Kab. Konsel)
Puskesmas Lepo-Lepo merupakan sebuah puskesmas
induk non perawatan yang definitif sejak tanggal 1 April 1992. Pada
tahun 2005 di tingkatkan menjadi rawat inap terbatas untuk
persalinan dan unit gawat darurat sederhana. Tahun 2007
dilakukan rehabilitasi fisik untuk meningkatkan menjadi rawat inap
penuh (khususnya rawat inap penuh).
Kegiatan pokok puskesmas meliputi KIA/KB, Usaha
kesehatan gizi, Kesehatan Lingkungan, Pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular, penyuluhan kesehatan
masyarakat, Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena
kecelakaan dan rawat inap, Kesehatan gigi dan mulut,
Laboratorium sederhana, Kesehatan usia lanjut, pencatatan dan
pelaporan.
Pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas salah satunya
diarahkan pada kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Pelayanan di
berikan melalui Poli Umum Puskesmas Lepo-Lepo dan di
Posyandu masing-masing kelurahan di kecamatan Baruga.
Sarana dan prasarana yang terdapat di Puskesmas Lepo-
Lepo meliputi :
1) Tenaga Kesehatan yang terdiri dari Dokter 4 orang, Dokter Gigi
1 orang, D III Keperawatan 25 orang, D III Kebidanan 10 orang,
Perawat Gigi 5 orang, Tenaga Gizi 3 orang, Tenaga Perawat
Umum 11 orang, Tenaga Bidan 8 orang, Tenaga Sanitasi 2
orang, dan Tenaga Pekarya 3 orang.
2) Poli Klinik terdiri dari Poli KIA/KB, Poli Umum, Poli Gizi, dan
Mulut, dan Poli MTBS.
3) Jumlah tempat tidur 12 tempat tidurdengan perincian ruang
perawatann 8 tempat tidur, ruang kebidanan 4 tempat tidur.
2. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Puskesmas Lepo –
Lepo Kota Kendari sejak tanggal 3 Juni s/d 13 Juli 2016, terhadap
71 orang ibu yang memakai KB suntik yang dijadikan sampel dalam
penelitian.
Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang gangguan
menstruasi karena efek pemakaian KB suntik maka dalam
penelitian ini dilakukan wawancara kepada ibu dengan
menggunakan kuesioner. Setelah data tersebut dikumpulkan,
kemudian dilakukan pengolahan data, selanjutnya dibahas dalam
bentuk tabel disertai penjelasan sebagai berikut :
Tabel 1Distribusi Umur Ibu Tentang Pemakaian KB Suntik
di Puskesmas Lepo – Lepo Kota KendariProvinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2016
Umur Ibu n %
< 20 19 26,8
20 – 35 48 67,6
> 35 4 5,6
Total 71 100
Sumber : Data Primer Diolah (2016)
Berdasarkan tabel 1 diatas, diketahui bahwa dari 71
responden terdapat 19 orang ibu (26,8%) berumur < 20 tahun, 48
orang ibu (67,6%) berumur 20 – 35 tahun dan 4 orang ibu (5,6%)
berumur 35 tahun.
Tabel 2Distribusi Pendidikan Ibu Tentang Pemakaian KB Suntik
di Puskesmas Lepo – Lepo Kota KendariProvinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2016
Pendidikan Ibu n %
SD 18 25,4
SMP 6 8,4
SMA 39 55
Perguruan Tinggi 8 11,2
Total 71 100
Sumber : Data Primer Diolah (2016)
Berdasarkan tabel 2 diatas, diketahui bahwa dari 71
responden terdapat 18 orang ibu (25,4%) berpendidikan SD, 6
orang ibu (8,4%) berpendidikan SMP, 39 orang ibu (55%)
berpendidikan SMA dan 8 orang ibu (11,2%) berpendidikan tinggi.
Tabel 3Distribusi Paritas Ibu Tentang Pemakaian KB Suntik
di Puskesmas Lepo – Lepo Kota KendariProvinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2016
Paritas Ibu n %
Berisiko 33 46,5
Tidak berisiko 38 53,5
Total 71 100
Sumber : Data Primer Diolah (2016)
Berdasarkan tabel 3 diatas, diketahui bahwa dari 71
responden terdapat 33 orang ibu (46,5%) memiliki paritas dengan
kategori berisiko dan 38 orang ibu (53,5%) memiliki paritas dengan
kategori tidak berisiko.
Tabel 4Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang Gangguan MenstruasiKarena Efek Samping Pemakaian KB Suntik di Puskesmas
Lepo – Lepo Kota Kendari Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2016
Pengetahuan n %
Baik 44 61,9
Kurang 27 38,1
Total 71 100
Sumber : Data Primer Diolah (2016)
Berdasarkan tabel 4 diatas, diketahui bahwa dari 71
responden terdapat 44 orang ibu (61,9%) yang mempunyai
pengetahuan dengan kategori baik dan 27 orang ibu (38,1%) yang
mempunyai pengetahuan dengan kategori kurang.
Tabel 5Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang Gangguan Menstruasi
Karena Efek Samping Pemakaian Kb Suntik Pada Tingkat UmurIbu di Puskesmas Lepo – Lepo Kota Kendari
Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2016
Umur Ibu
PengetahuanJumlah
Baik Kurang
n % n % n %
< 20 4 5,6 15 21,2 19 26,8
20 – 35 38 53,5 10 14,1 48 67,6
> 35 2 2,8 2 2,8 4 5,6
Total 44 61,9 27 38,1 71 100
Sumber : Data Primer Diolah (2016)
Berdasarkan tabel 5 di atas, dapat di lihat bahwa dari 71
orang ibu yang mempunyai pengetahuan dalam kategori baik
terdapat pada umur 20 – 35 tahun yakni 38 orang (53,5%),
sedangkan yang mempunyai pengetahuan dalam kategori kurang
terdapat pada umur < 20 tahun yakni sebanyak 15 orang (21,2%).
Tabel 6Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang Gangguan MenstruasiKarena Efek Samping Pemakaian Kb Suntik Pada TingkatPendidikan Ibu di Puskesmas Lepo – Lepo Kota Kendari
Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2016
Pendidikan Ibu
PengetahuanJumlah
Baik Kurang
n % n % n %
SD 3 4,3 15 21,1 18 25,4
SMP 4 5,6 2 2,8 6 8,4
SMA 30 42,3 9 12,7 39 55
Diploma/Sarjana 7 9,8 1 1,4 8 11,2
Total 44 61,9 27 38,1 71 100
Sumber : Data Primer Diolah (2016)
Berdasarkan tabel 6 di atas, dapat di lihat bahwa dari 71
orang ibu yang mempunyai pengetahuan dalam kategori baik
terdapat pada tingkat pendidikan SMA yakni 30 orang (42,3%),
sedangkan yang mempunyai pengetahuan dalam kategori kurang
terdapat pada tingkat pendidikan SD yakni sebanyak 15 orang
(21,1%).
Tabel 7Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang Gangguan MenstruasiKarena Efek Samping Pemakaian KB Suntik Pada Jumlah
Paritas Ibu di Puskesmas Lepo – Lepo Kota KendariProvinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2016
Paritas Ibu
PengetahuanJumlah
Baik Kurang
n % n % n %
Berisiko 12 16,9 21 29,6 33 46,5
Tidak Berisiko 32 45 6 8,5 38 53,5
Total 44 61,9 27 38,1 71 100
Sumber : Data Primer Diolah (2016)
Berdasarkan tabel 7 di atas, dapat di lihat bahwa dari 71
orang ibu yang mempunyai pengetahuan dalam kategori baik
terdapat pada paritas tidak berisiko yakni 32 orang (45%),
sedangkan yang mempunyai pengetahuan dalam kategori kurang
terdapat pada paritas berisiko yakni 21 orang (29,3%).
B. Pembahasan
Setelah melakukan pengolahan data sesuai dengan penelitian
yang telah dilakukan di Puskesmas Lepo – Lepo Kota Kendari yang
berlangsung sejak tanggal 3 Juni s/d 13 Juli 2016, maka secara
terperinci hasil penelitian tersebut dapat dibahas berdasarkan variabel
berikut :
1. Pengetahuan Ibu
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil
tau seseorang terhadap obyek melalui indra yang di milikinya
(mata, hidung, telinga dan sebagainya. Pengetahuan seseorang
terhadap obyek mempunyai tingkat yang berbeda-beda
(Nototadmodjo, 2010).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 44 orang ibu
(61,9%) yang mempunyai pengetahuan dengan kategori baik dan
27 orang ibu (38,1%) yang mempunyai pengetahuan dengan
kategori kurang. Berpengetahuan baik dikarenakan ibu sudah
cukup mengetahui tentang efek samping pemakaian KB Suntik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Bulan Novita (2013) menunjukkan bahwa terdapat
20 orang ibu (60,6%) mempunyai pengetahuan dengan kategori
baik dan 13 orang ibu (39,4%) mempunyai pengetahuan dengan
Mahmudah, Anggia R.J. 2012. Hubungan Jenis Dan Lama PemakaianKontrasepsi Hormonal Dengan Gangguan Menstruasi di BPS (BidanPraktek Swasta) Wolita M. J. Sawong Kota Surabaya. JurnalKesehatan Masyarakat Vol.1, No.1, Juni 2012. DepartemenBiostatistika dan Kependudukan FKM UNAIR. Surabaya.
Manuaba, IBG, 2007. Ilmu Kebidanan. Penerbit Buku Kedokteran EGC,Jakarta.
Mustikawati, 2013. Gambaran Tingkat Pengetahuan Akseptor KB SuntikTentang Efek Samping Pemakaian KB Suntik di BPM YulianaBanaran Sragen Surakarta.
Mochtar, R. (2005). Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri PatologiJilid 1. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Notoatmodjo, 2007. Pendidik an dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta.
Puskesmas Lepo - Lepo, 2015. Profil Puskesmas Lepo – Lepo : Kendari.
Rosy, Yustika. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu TentangKeluarga Berencana Hormonal Dengan Tingkat KecemasanMenghadapi Gangguan Menstruasi Di Kelurahan PablenganKabupaten Karanganyar.
Saifuddin, Abdul Bahri. 2011. Buku Panduan Praktis PelayananKesehatan Maternal & Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina PustakaSarwono Prawirohardjo.
Sudirman, Putri Ayu. 2010. Identifikasi Akseptor Kontarsepsi Suntik diPuskesmas Mokoau Kota Kendari. KTI Kebidanan Pelita Ibu Kendari.
Soekanto, 2010. Sumber Pengetahuan Individu. http://kantoardi.go.id.Diakses tanggal 10 Januari 2016.
Syamsuriani, M, dkk. 2013. Pengaruh Pendidikan Inisiasi Menyusui DiniTerhadap Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas LisuKecamatan Tanete Riaja Kabupaten Baru.
WHO, 2011. Low Birth Weight. New York
Wiknjosastro, 2011. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo, Jakarta.
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN
PENGETAHUAN IBU TENTANG GANGGUAN MENSTRUASI KARENAEFEK SAMPING PEMAKAIAN KB SUNTIK DI PUSKESMAS LEPO –
LEPOKOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2016
A. Kriteria Responden
1. Nama responden :
2. Alamat :
3. Umur :
4. Paritas :
5. Pendidikan :
B. Pertanyaan Pengetahuan
Petunjuk soal :
a. Bacalah pertanyaan setiap item berikut ini dengan saksama
b. Pililah jawaban yang dianggap benar dengan memberikan tanda (x)
pada pilihan yang tersedia benar dan salah.
1. Apakah ibu tahu apa yang dimaksud dengan KB suntik?
a. Ya
b. Tidak
2. Kontrasepsi suntikan adalah obat pencegah kehamilan yang
pemakaiannya dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat
tersebut pada wanita subur
a. Benar
b. Salah
3. Apakah pemberian KB suntik dilakukan melalui penyuntikan intra
muskular dalam di regio gluteus
a. Ya
b. Tidak
4. Menghentikan (meniadakan) keluarnya sel telur dari induk telur
merupakan salah satu cara kerja KB suntik
a. Benar
b. Salah
5. Penyakit hipertensi, diabetes, perdarahan abnormal pervaginam,
penyakit jantung dan ginjal merupakan kontra indikasi KB suntik
secara relatif
a. Benar
b. Salah
6. Fungsi hati yang kurang baik merupakan salah satu kontra
indikasi KB suntik secara mutlak
a. Benar
b. Salah
7. Apakah KB suntik sangat efektif untuk mencegah kehamilan bila
disuntik setiap 1 bulan atau 3 bulan?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah ibu mengalami efek samping pada saat memakai KB
suntik?
a. Ya
b. Tidak
9. Menurut ibu, apakah gangguan menstruasi merupakan salah
satu efek samping penggunaan KB suntik?
a. Benar
b. Salah
10.Penatalaksanaan tidak datang haid (amenore) atau gangguan
menstruasi dilakukan dengan cara menentukan ada tidaknya