30
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Setiap bulan, secara periodik, seorang wanita
normal akan mengalami peristiwa reproduksi, yaitu menstruasi,
meluruhnya jaringan endometrium karena tidak adanya telur matang
yang dibuahi oleh sperma. semua wanita yang normal pasti akan
mengalami proses itu. Walaupun begitu, pada kenyataannya banyak
wanita yang mengalami masalah menstruasi, di antaranya adalah nyeri
haid.1Ada beberapa kalangan yang menganggap nyeri haid adalah hal
yang biasa. Kondisi ini hanya terjadi secara temporer pada saat
mulai haid, dialami dalam waktu singkat, dan tidak terlalu
mengganggu aktivitas yang bersangkutan. Setelah beberapa saat
mungkin dalam hitungan jam, rasa nyeri saat haid itu pun hilang
dengan sendirinya.Namun dalam beberapa kasus, tidak sedikit
perempuan yang mengalami nyeri haid berkepanjangan. Mereka
terus-menerus mengalami rasa sakit, bahkan tidak bisa beraktivitas
apapun selama haid karena rasa nyeri bukan main dan tidak
tertahankan. Selain itu juga disertai kondisi psikologis yang tidak
nyaman, seperti mudah marah, cepat tersinggung, bawaannya kesal
pada semua orang dan lain-lain.2Wanita yang mengalami dismenorea
pada saat menstruasi mempunyai lebih banyak hari libur kerja dan
prestasinya kurang begitu baik di sekolah dibandingkan wanita yang
tidak terkena dismenore.
Pada populasi remaja (berusia 12-17 tahun) di Amerika Serikat,
Klein dan Litt melaporkan prevalensi dismenore 59,7 %. Dari mereka
yang mengeluh nyeri, 12 % berat, 37 % sedang, dan 49 % ringan.
Studi ini juga melaporkan bahwa dismenore menyebabkan 14% remaja
putri sering tidak masuk sekolah.2Kondisi di Indonesia lebih banyak
perempuan yang mengalami dismenore tidak melaporkan atau berkunjung
ke dokter. Rasa malu ke dokter dan kecenderungan untuk meremehkan
penyakit sering membuat data penderita penyakit tertentu di
Indonesia tidak bisa dipastikan secara mutlak. Boleh dikatakan 90 %
perempuan di Indonesia pernah mengalami dismenore.2B. Rumusan
Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan
masalah penelitian yaitu Bagaimanakah tingkat pengetahuan dan sikap
remaja putri tentang dismenore di SMA Negeri 7 Bandar Lampung. C.
Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini penulis mempunyai beberapa
tujuan yaitu:
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang
dismenore di SMA Negeri 7 Bandar Lampung. 2. Tujuan Khusus a. Untuk
mengetahui tingkat pengetahuan Siswi SMA Negeri 7 Bandar Lampung
tentang dismenore. b. Untuk mengetahui tingkat sikap Siswi SMA
Negeri 7 Bandar Lampung tentang dismenore. D. Manfaat Penelitian 1.
Bagi peneliti
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri
tentang dismenore di SMA Negeri 7 Bandar Lampung dan dapat menambah
pengetahuan penulis serta dapat menerapkan ilmu yang didapat.
2. Bagi petugas kesehatan instansi terkait
Sebagai bahan informasi atau masukan mengenai tingkat
pengetahuan dan sikap remaja putri tentang dismenore di SMA Negeri
7 Bandar Lampung dan menjadi pertimbangan untuk lebih
mempublikasikan tentang dismenore.
3. Bagi siswi SMA Negeri 7 Bandar Lampung
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan
pengetahuan dan memperbaiki sikap remaja putri terhadap dismenore
di SMA Negeri 7 Bandar Lampung.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan 1.Pengertian Pengetahuan adalah hasil dari tahu
dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu
objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).3 Pengetahuan itu
sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan
sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa
dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas
pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti
seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah
pula. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua
aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini yang akan
menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek positif dan objek
yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap
objek tertentu. Menurut WHO (world Health Organization) yang
dikutip oleh Notoatmodjo (2007), salah satu bentuk objek kesehatan
dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman
sendiri.32.Tingkat Pengetahuan Pengetahuan yang tercakup dalam
Domain kognitif mempunyai enam tingkatan3, yaitu : 1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu tahu ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan
sebagainya.
2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui dan dapat menginterprestaikan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan,
dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebgai kemampuan
untuk mneggunakan materi yang telah dipelajari pada suatu situasi
atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dpat diartikan sebagai
aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, konsep, dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat
menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil
penelitian, dan dapat menggunakan prinsip-primsip siklus pemecahan
masalah (Problem Solving Cyclel) didalam pemecahan masalah
kesehatan dari kasus yang diberikan. 4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek kedalam komponen, tetapi masih didalam satu struktur satu
organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari pengguna kata kerja, seperti dapat
menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokan dan sebagainya.
5) Sintesis (Syntesis) Sintesis merujuk kepada suatu kemampuan
unuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada.
Misalnya : dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas,
dapat menyesuaikan diri dan sebagainya terhadap suatu teori atau
rumusan-rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluasion) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan
untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi
atau objek. Penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang ada. 3. Cara
Memperoleh Pengetahuan
Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari Notoatmodjo,2003
adalah sebagai berikut:3a. Cara kuno untuk memperoleh
pengetahuan
1) Cara Coba Salah (Trial and Error)
Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang pernah digunakan oleh
manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui cara coba coba
atau dengan kata yang lebih dikenal trial and error. Metode ini
telah digunakan oleh orang dalam waktu yang cukup lama untuk
memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai sekarang pun metode ini
masih sering digunakan, terutama oleh mereka yang belum atau tidak
mengetahui suatu cara tertentu dalam memecahkan suatu masalah yang
dihadapi. Metode ini telah banyak jasanya, terutama dalam meletakan
dasar-dasar mennemukan teori-teori dalam berbagai cabang iilmu
pengetahuan. 2) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali
kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang,
tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau
tidak kebiasaan seperti ini tidak hanya terjadi pada masyarakat
tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern.
Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokoh agama,
maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme
yang sama di dalam penemuan pengetahuan. 3) Berdasarkan Pengalaman
Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah.
Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber
pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh karena itu pengalaman
pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan.
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa
yang lalu. b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer
disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh
Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van
Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang
dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah.4. Proses Perilaku
TAHU
Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003),
perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang
dapat diamati langsung dari maupun tidak dapat diamati oleh pihak
luar. Sedangkan sebelum mengadopsi perilaku baru didalam diri orang
tersebut terjadi proses yang berurutan,3 yakni :a. Awareness
(kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
b. Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh
perhatian dan tertarik pada stimulus. c. Evaluation
(menimbang-nimbang) individu akan mempertimbangkan baik buruknya
tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti
sikap responden sudah baik lagi.
d. Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru.
e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Pada
penelitian selanjutnya Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoadmojo
(2003), menyimpulkan bahwa pengadopsian perilaku yang melalui
proses seperti diatas dan didasari oleh pengetahuan, kesadaran yang
positif, maka perilaku tersebut akan berlangsung langgeng (ling
lasting). Namun sebaliknya jika perilaku tersebut tidak didasari
oleh pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tersebut bersifat
sementara atau tidak akan berlangsung lama. Perilaku manusia dapat
dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek fisik, psikis dan sosial yang
secara terinci merupakan refleksi dari berbagai gejolak kejiwaan
seperti pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya yang
ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan,
sarana fisik, dan sosial budaya.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pengetahuan a. Faktor internal1) Usia Mengemukakan bahwa makin tua
usia seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah
baik, akan tetapi pada usia tertentu, bertambahnya proses
perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur
belasan tahun. Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan bahwa
bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan
pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu
atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat
suatu pengetahuan akan berkurang.
2) Pengalaman Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau
pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya
untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
3) Intelegensia Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan
untuk belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara
mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi
seseorang merupakan salah satu modal untuk berfikir dan mengolah
berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu menguasai
lingkungan.b. Faktor Eksternal, antara lain :
1) Pendidikan Menurut Notoadmojo (1997) Pendidikan adalah suatu
kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau
meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu
dapat berdiri sendiri. Menurut Wied Hary (1996) menyebutkan bahwa
tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang
menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya
semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik pula
pengetahuanya.
2) Pekerjaan Memang secara tidak langsung pekerjaan turut andil
dalam mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, hal ini
dikarenakan pekerjaan berhubungan erat dengan faktor interaksi
sosial dan kebudayaan, sedangkan interaksi sosial dan budaya
berhubungan erat dengan proses pertukaran informasi. Dan hal ini
tentunya akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.
3) Sosial budaya dan ekonomi
Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang.
Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubunganya dengan orang
lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar
dan memperoleh suatu pengetahuan. Status ekonomi seseorang juga
akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk
kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang.
4) Lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh
pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal
yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat
kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman
yang akan berpengaruh pada pada cara berfikir seseorang. (Nasution,
1999).
5) Informasi. Menurut Wied Hary (1996) Informasi akan memberikan
pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki
pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang
baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka
hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.6. Kriteria
tingkat pengetahuan Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang
dapat diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat
kualitatif, yaitu:31) Kategori baik (jika dijawab benar
76%-100%)
2) Kriteria cukup (jika dijawab benar jika 56%-75%)
3) Kriteria kurang baik (jika dijawab benar 0,6 .11K. Pengolahan
dan Analisa Data Data diolah dengan alat bantu perangkat program
statistik untuk komputer. Untuk analisis data digunakan analisis
data univariat.
Proses pengolahan data penelitian adalah sebagai berikut:12a)
Pemeriksaan data (editing) yaitu memeriksa data yang telah
dikumpulkan untuk mengecek kelengkapan dan kebenaran data. b)
Pemberian kode (coding) untuk mempermudah pengolahan dimana semua
variabel diberikan kode terutama data klasifikasi. c) Processing
untuk memindahkan isi data atau memproses isi data dengan memasukan
data atau entry data kuesioner kedalam komputer dengan menggunakan
program statistik komputer. d) Cleaning untuk pengecekan kembali
data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak. Analisa
data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu :
1) Data untuk menguji validitas dan reliabilitas kuesioner
pengetahuan dan sikap tentang dismenore. 2) Analisa data yang
digunakan untuk menguji bagaimanakah tingkat pengetahuan dan sikap
tentang dismenore pada siswi di SMA Negeri 7 Bandar Lampung. Data
yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan menggunakan bantuan
program statistik untuk komputer, meliputi analisis data univariat.
Analisis data univariat adalah proses menganalisis tiap variabel
dari hasil penelitian yang hanya distribusi frekuensi dan
presentase dari tiap variabel.13 Peneliti menggunakan analisis
univariat berupa distribusi frekuensi dari variabel yang diteliti
untuk mendapatkan presentase subjek menurut pengetahuan dan sikap
tentang dismenore. L. Protokol Penelitian
a) Pra Penelitian
Mengajukan surat permohonan izin untuk melakukan penelitian
kepada Kepala SMAN 7 Bandar Lampung dengan tembusan :
1. Rektor Universitas Malahayati Bandar Lampung
2. Wakil Rektor Universitas Malahayati Bandar Lampung
3. Dekan Fakultas Kedokteran
4. Wakil Dekan Bagian Akademik b) Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti adalah Siswi SMA Negeri 7 Bandar Lampungc)
Desain penelitian
Digunakan Cross Sectional dimana sampel diobservasi hanya sekali
dan pengukuran variabel independen dan dependen dilakukan saat itu
juga.d) Teknik Pengambilan Sampel
Dilakukan dengan menggunakan Simple Random Sampling atau sampel
acak sederhana yaitu pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga
setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang
sama untuk diseleksi sebagai sampel.e) Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer berupa kuesioner
yang dibagiakan kepada siswi SMAN 7 Bandar Lampung.
f) Pengolahan dan Analisa Data
Data hasil kuesioner tersebut kemudian diolah dengan program
statistik untuk komputer.
Sikap
Pengetahuan
Dismenore
Faktor Eksternal
Pendidikan
Pekerjaan
Sosial budaya & ekonomi
Lingkungan
informasi
Awareness
(kesadaran)
Interest
(perhatian/tertarik)c. Evaluation
(menilai)
Trial
(mencoba)
Sikap siswi tentang dismenore
Tingkat pengetahuan siswi tentang dismenore
Fakto Internal
Usia
Pengalaman
Intelegensia