Top Banner
pengertian keamanan Negara UNDANG-Undang Dasar 1945 Bab XII berjudul "Pertahanan dan Keamanan Negara". Dalam bab itu, Pasal 30 Ayat (1) menyebut tentang hak dan kewajiban tiap warga negara ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Ayat (2) menyebut "usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung". (huruf kursif oleh penulis). Ayat (3) menyebut tugas TNI sebagai "mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara". Ayat (4) menyebut tugas Polri sebagai "melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, dan menegakkan hukum". Ayat (5) menggariskan, susunan dan kedudukan, hubungan kewenangan TNI dan Polri dalam menjalankan tugas, serta hal-hal lain yang terkait dengan pertahanan dan keamanan, diatur dengan undang- undang (UU). Dari pembacaan Pasal 30 secara utuh dapat disimpulkan, meski TNI dan Polri berbeda dalam struktur organisasi, namun dalam menjalankan tugas dan fungsi masing-masing keduanya bekerja sama dan saling mendukung dalam suatu "sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta". Pengaturan tentang sinkronisasi tugas pertahanan negara (hanneg) dan keamanan negara (kamneg) itulah yang seyogianya ditata ulang melalui undang-undang yang membangun adanya "ke-sistem-an" yang baik dan benar. TANGGAL 8 Januari Tahun 2002 DPR melahirkan UU No 2 dan UU No 3 Tahun 2002, masing- masing tentang Polri dan tentang Hanneg, hasil dari Ketetapan MPR No VI dan VII Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dan Polri . Pada 18 Agustus 2000 Komisi Konstitusi meresmikan Amandemen Kedua UUD 1945 yang menghasilkan Ayat (2) Pasal 30 UUD 1945 dengan rumusan sistem "han" dan "kam" serta "ra" dan "ta" . Pada Agustus 2003 Ketetapan I MPR Tahun 2003 menggugurkan Ketetapan VI dan VII MPR Tahun 2000 setelah ada perundang-undangan yang mengatur Polri dan tentang Hanneg. Pertengahan Oktober 2004 DPR meluluskan UU No 34 Tahun 2004 tentang TNI. Dengan demikian, pada awal Maret 2005 telah ada UU tentang Hanneg, UU tentang Polri, dan UU tentang TNI. Namun, hingga kini belum ada UU tentang "Keamanan Negara" guna merangkai "Kamneg" dalam satu sistem dengan "Hannneg" (kata "dan" antara "han" dan "kam" untuk membedakan dan memisahkan organisasi TNI dari Polri). Sayang, UU tentang Polri, UU tentang Hanneg, dan UU tentang TNI sama sekali tidak menyebut "sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta" sebagai landasan pokok pemikiran bahwa ada kaitan sinergis antara fungsi "pertahanan negara" dan "keamanan negara".
18

pengertian keamanan Negara.docx

Dec 18, 2015

Download

Documents

Joshua Dotson
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

pengertian keamanan NegaraUNDANG-Undang Dasar 1945 Bab XII berjudul "Pertahanan dan Keamanan Negara". Dalam bab itu, Pasal 30 Ayat (1) menyebut tentang hak dan kewajiban tiap warga negara ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Ayat (2) menyebut "usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung". (huruf kursif oleh penulis).Ayat (3) menyebut tugas TNI sebagai "mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara". Ayat (4) menyebut tugas Polri sebagai "melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, dan menegakkan hukum". Ayat (5) menggariskan, susunan dan kedudukan, hubungan kewenangan TNI dan Polri dalam menjalankan tugas, serta hal-hal lain yang terkait dengan pertahanan dan keamanan, diatur dengan undang-undang (UU).Dari pembacaan Pasal 30 secara utuh dapat disimpulkan, meski TNI dan Polri berbeda dalam struktur organisasi, namun dalam menjalankan tugas dan fungsi masing-masing keduanya bekerja sama dan saling mendukung dalam suatu "sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta". Pengaturan tentang sinkronisasi tugas pertahanan negara (hanneg) dan keamanan negara (kamneg) itulah yang seyogianya ditata ulang melalui undang-undang yang membangun adanya "ke-sistem-an" yang baik dan benar.TANGGAL 8 Januari Tahun 2002 DPR melahirkan UU No 2 dan UU No 3 Tahun 2002, masing-masing tentang Polri dan tentang Hanneg, hasil dari Ketetapan MPR No VI dan VII Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dan Polri . Pada 18 Agustus 2000 Komisi Konstitusi meresmikan Amandemen Kedua UUD 1945 yang menghasilkan Ayat (2) Pasal 30 UUD 1945 dengan rumusan sistem "han" dan "kam" serta "ra" dan "ta" . Pada Agustus 2003 Ketetapan I MPR Tahun 2003 menggugurkan Ketetapan VI dan VII MPR Tahun 2000 setelah ada perundang-undangan yang mengatur Polri dan tentang Hanneg. Pertengahan Oktober 2004 DPR meluluskan UU No 34 Tahun 2004 tentang TNI.Dengan demikian, pada awal Maret 2005 telah ada UU tentang Hanneg, UU tentang Polri, dan UU tentang TNI. Namun, hingga kini belum ada UU tentang "Keamanan Negara" guna merangkai "Kamneg" dalam satu sistem dengan "Hannneg" (kata "dan" antara "han" dan "kam" untuk membedakan dan memisahkan organisasi TNI dari Polri). Sayang, UU tentang Polri, UU tentang Hanneg, dan UU tentang TNI sama sekali tidak menyebut "sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta" sebagai landasan pokok pemikiran bahwa ada kaitan sinergis antara fungsi "pertahanan negara" dan "keamanan negara".Oleh karena itu, apabila kita konsisten dengan amanat Pasal 30 Ayat (2), yaitu membangun sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta, perlu disiapkan UU tentang Pertahanan dan Keamanan Negara yang lebih bermuatan semangat dan kinerja "sishankamrata". Bila penyebutan pertahanan negara (hanneg) dan keamanan negara (kamneg) dipilih sebagai peristilahan baku sesuai judul Bab XII UUD 1945, dari logikanya seharusnya ada UU Keamanan Negara yang mewadahi UU Polri. Sebagaimana pasal-pasal dalam UU Hanneg menyebut, pertahanan negara bukan sekadar mengurus tentang TNI, maka UU Kamneg perlu menegaskan, keamanan negara bukan sekadar tugas dan wewenang Polri. Penjelasan UU tentang TNI menyebutkan, "di masa mendatang TNI akan berada dalam Departemen Pertahanan (Dephan)", suatu pengukuhan konsep dan praktik supremasi sipil serta efisiensi kebijakan, strategi, dan penggunaan kekuatan TNI. UU Polri pun perlu "ditemani" UU Kamneg yang kelak mengintegrasikan Polri ke dalam suatu institusi sipil (misalnya, Departemen Dalam Negeri) sebagaimana Dephan kelak menjadi instansi yang mengintegrasikan TNI di dalamnya.PRAKARSA Dephan menyiapkan naskah akademik melalui undang-undang yang 1) Mencerminkan adanya "kesisteman" antara pertahanan negara dan keamanan negara; 2) Mengandung adanya semangat kerja sama TNI dan Polri dalam departemen dengan otoritas sipil yang berbeda; dan 3) Membina kerja sama, baik antara fungsi TNI dan fungsi Polri di lapangan; diharapkan "merapikan" dan "menyelaraskan" pasal-pasal yang ada dalam UU tentang Polri, UU tentang Hanneg serta UU tentang TNI.Tak ada niat dari Departemen Pertahanan untuk "memadukan", "menggabungkan", apalagi "meleburkan" organisasi TNI dan organisasi Polri ke dalam pola "hankam" seperti keadaan pada pra Juli 2000, saat Polri masih ada di bawah kewenangan Departemen Pertahanan.Yang ada adalah ikhtiar untuk menyebarluaskan pada khalayak ramai bahwa menurut Bab XII dan Pasal 30 UUD 1945, pertahanan negara tidak sekadar pengaturan tentang TNI dan bahwa keamanan negara tidak sekadar pengaturan tentang Polri. Pertahanan negara dan keamanan negara perlu dijiwai semangat Ayat (2) tentang "sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta". Makna dari bunyi Ayat (5), "hal-hal lain yang terkait pertahanan dan keamanan negara, diatur dengan undang-undang" adalah bahwa RUU, UU, dan Peraturan Pemerintah lain seperti RUU Intelijen, UU tentang Keimigrasian, UU tentang Kebebasan Informasi, UU Hubungan Luar Negeri, RUU tentang Rahasia Negara, UU tentang Otonomi Daerah, dan hal-hal lain yang terkait pertahanan dan keamanan negara perlu terjalin dalam semangat kebersamaan "sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta".Setelah melantik Kabinet Indonesia Bersatu 21 Oktober 2004, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggariskan bahwa sebagai seorang "konstitusionalis" ia bertekad agar hal-hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan negara taat pada ketentuan UUD 1945.Sejalan dengan tekad itu, perluasan dan pendalaman sekitar makna Bab XII dan Pasal 30 UUD 1945 adalah salah satu tugas menteri pertahanan. Namun, Bab XII UUD 1945 bukanlah monopoli departemen dan/atau kementerian negara yang sehari-hari ada di bawah koordinasi Menko Polhukam. Bab XII UUD 1945 adalah bagian dari bab dan pasal lain dalam UUD 1945 secara keseluruhan.Marilah kita baca dengan saksama Bab XII Pasal 30 UUD 1945. Marilah kita gelar wacana tentang makna Pasal 30 serta ayat-ayat yang terkandung di dalamnya secara utuh dan lengkap, termasuk kaitannya dengan pasal-pasal lain dalam UUD 1945. Pertahanan dan keamanan negara yang dijiwai "sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta" adalah hal yang terlalu penting untuk dibahas hanya di kalangan TNI dan Polri. Sumber : http://keamanan-negara.blogspot.com

Keamanan negara

Keamanan merupakan istilah yang secara sederhana dapat dimengerti sebagai suasana "bebas dari segala bentuk ancaman bahaya, kecemasan, dan ketakutan". Dalam kajian tradisional, keamanan lebih sering ditafsirkan dalam konteks ancaman fisik (militer) yang berasal dari luar. Walter Lippmann merangkum kecenderungan ini dengan pernyataannya yang terkenal: "suatu bangsa berada dalam keadaan aman selama bangsa itu tidak dapat dipaksa untuk mengorbankan nilai-nilai yang diaggapnya penting (vital) ...dan jika dapat menghindari perang atau, jika terpaksa melakukannya, dapat keluar sebagai pemenang. Karena itu, seperti kemudian disimpulkan Arnord Wolfers, masalah utama yang dihadapi setiap negara adalah membangun kekuatan untuk menangkal (to deter) atau mengalahkan (to defeat) suatu serangan. Dengan semangat yang sama, kolom keamanan nasional dalam International Encyclopaedia of the Social Science mendefinisikan keamanan sebagai kemampuan suatu bangsa untuk melindungi nilai-nilai internalnya dari ancaman luar".Kajian keamanan mengenal dua istilah penting, dilemma keamanan (security dilemma) dan dilemma pertahanan (defence di1emma). Istilah yang pertama, dilema keamanan, menggambarkan betapa upaya suatu negara untuk meningkatkan keamanannya dengan mempersenjatai diri justru, dalam suasana anarki internasional, membuatnya semakin rawan terhadap kemungkinan serangan pertama pihak lain. Istilah kedua, dilema pertahanan, menggambarkan betapa pengembangan dan penggelaran senjata baru maupun aplikasi doktrinal nasional mungkin saja justeru tidak produktif atau bahkan bertentangan dengan tujuannya untuk melindungi keamanan nasional. Berbeda dari dilema keamanan yang bersifat interaktif dengan apa yang [mungkin] dilakukan pihak lain, dilema pertahanan semata-mata bersifat non-interaktif, dan hanya terjadi dalam lingkup nasional, terlepas dari apa yang mungkin dilakukan pihak lain.

Sumber : http://pertahanandankeamanannegara.blogspot.com/2010/03/pertahanan-dan- keamanan-negara.html

Essay1As part of your school assignment, your teacher has asked you to describe on eye-witness account of an accident.It was a very cold morning as it had been raining very heavily the previous night. As my mother was feeling a little under the weather, my sister volunteered to drive me to school. I had overslept and as a result, was running a bit late for school. We got into the car hurriedly. The road was already congested with traffic. It appeared that everyone was late as well.My sister was a careful driver and despite the fact I was already late, she refused to drive fast on the slippery road. I was lucky she was such a resolute and careful person because a few hundred meters away from the school, we witnessed a tragic accident. it all happened very quickly, as most accidents do. A car full of school children had made a left turning without signaling and as a result a school bus crashed into it. A few cars behind the school bus rammed into the bus as they could not brake in time and soon it became a pile up. The already congested road became jammed with vehicles that came to a crawl. I told my sister that I wanted to help the victims and she nodded silently. She brought the car to a halt not too far from the accident spot.The scene that greeted us was something I would never forget. It left an indelible imprint in my mind to date. The impact of the accident had plunged three school children out of the car. The driver, a lady, lay lifeless on the steering wheel. I rushed to the children who were preschoolers. Two of them were seriously hurt and bleeding profusely from the head and hands. they were conscious although too weak to realize what had happened. One of them had her left hand severed and appeared unconscious. I think she was killed on the spot. In the meantime passers-by had called the ambulance and while waiting we tried as best as possible to help the victims.The passengers in the school bus too were injured. I dashed into the bus and saw the driver laid slumped on the wheels. He had severe injuries on the head. While my sister helped him down from the bus, I told the injured school children to stay calm. Most of them appeared to suffer from minor cuts and bruises on their arms and bodies. it was really fortunate that nobody was badly hurt. By then a few adults had entered the bus and together we instructed the children to come out of the bus slowly. The children were crying and screaming for their parents and we had to hug them to keep them quiet.Meanwhile, two ambulances had arrived. A traffic police car was there too. Two policemen were taking down statements from eye-witnesses. The injured and the dead were whisked away to the hospital. My sister and I later gave an account to the police of what had happened.I was late for school. In fact, many drives were also late for their work. I informed my teacher of the accident and both felt that it could have been prevented if the drivers had been more careful. Innocent lives would not have been lost otherwise.

Essay2One rainy day last year, while I was returning home from Mersing, a town in the east coast of Malaysia, I witnessed an accident which I shall never forget.I was returning home in my fathers car. It was raining heavily and the road therefore could not be seen clearly. My father, an old man, was driving slowly to avoid an accident. The journey seemed longer than usual, which made me begin to feel tired.All of a sudden, a small car ran at great speed, overtaking us. My father was shocked at the recklessness of the driver of the car. We could not count the number of persons in the car, but were sure that there were at least five, including two children. My father at once predicted that tragedy would befall the occupants of the car. After the prediction, I began to grow impatient. I did not wish to see any horrific scene resulting from accident. Although the car had gone quite far away from us, its rear lights could still be seen.In the distance, there was a narrow bridge. Looking at the way the car was running, I too was now sure that an accident would come.A lorry was coming from the other side of the bridge. It was already on the bridge. The driver of the small car, however, could not slow down in time. He lost control of the car which skidded and plunged into the river. Somehow, the driver managed to slip out of the car. The others however were doomed. When we arrived at the bridge, we were touched deeply by what we saw. Two children were struggling in the river and we could do nothing to save them. Their mother, as we came to know later, was at the bottom of the river, trapped in the car. They were swept away by the rush of the current and drowned. The driver, father of the children, began to cry piteously because of the death of the wife and children. He had lost them so suddenly.It was indeed a very touching scene that I shall never forget.

Essay3The road in front of my school is a narrow one. It is also very busy. Every afternoon when school is dismissed the road becomes almost impassable as children, bicycles, cars and buses jostle and struggle to use it. Sometimes a policeman is there to help things out, but generally chaos reigns and we have to be careful not to get involved in an accident.A few accidents had already occurred. I was a witness to one.If happened just after school. As usual the road was an utter mad house. Children were running across the road to get to their cars and buses. Cars and buses honked angrily at them.Just then I saw a young boy make a dash across the road. There was a loud blare of horn, a squeal of brakes and I saw a car knock into the boy. He fell as though his feet were swept from under him.Fortunately the car was not moving very fast and the driver managed to stop the car before a wheel could run over the fallen boy.All traffic stopped. I ran over to the boy and saw blood on the road. He was bleeding from a cut on his head. A man came and examined the boy. Then he lifted the boy and carried him to a car. They sped off, presumably to the hospital.Many people surrounded the driver who looked dazed and bewildered. A policeman came to calm things down.As there was nothing I could do, I turned and walked down the road carefully. It was terrible to witness an accident. I certainly would not like to be involved in one.

KepentingAN Keamanan NegaraSatu Malaysia jadi pegangan, Rukun Negara teras panduan, Satu Malaysia benteng negara, Rakyat Malaysia taat setia. Serangkap lagu satu Malaysia di atas menunjukkan betapa pentingnya perpaduan kaum diamalkan oleh rakyat Malaysia. Sudah terang lagi bersuluh, slogan kata Satu Malaysia yang menjadi pegangan wazir negara kita, Dato Seri Najib Abdul Razak merupakan satu langkah yang jelas bagi memantapkan perpaduan kaum dalam kalangan rakyat Malaysia. Hal ini demikian kerana, banyak kepentingan yang boleh kita peroleh daripada amalan perpaduan kaum di Malaysia. Antara kepentingan perpaduan kaum di Malaysia ialah mewujudkan masyarakat yang harmoni. Sebagai rakyat Malaysia, pasti kita sudah tidak asing lagi dengan wujudnya masyarakat berbilang kaum di negara kita seperti Cina, Melayu, India, Kadazan dan sebagainya. Peribahasa rambut sama hitam, hati lain-lain jelas menunjukkan walaupun manusia mempunyai warna rambut yang sama tetapi sukma dan keinginan manusia adalah berbeza. Dengan mewujudkan perpaduan kaum dalam kalangan masyarakat, barulah masyarakat harmoni yang mempunyai aspirasi yang sama dapat tercapai. Oleh hal yang demikian, sebagai rakyat Malaysia yang prihatin, kita hendaklah mewujudkan perpaduan kaum dalam kalangan rakyat Malaysia, seperti kata peribahasa, bulat air kerana pembetung, bulat manusia kerana muafakat. Industri pelancongan merupakan salah satu industri yang menjadi penyumbang terbesar kepada pendapatan negara. Kunci utama dalam menarik kedatangan pelancongan ke Malaysia ialah dengan rakyat Malaysia mengamalkan perpaduan kaum. Perpaduan kaum yang wujud dalam kalangan rakyat Malaysia akan menarik minat pelancong dari luar negara untuk melihat sendiri amalan perpaduan kaum yang menjadi pegangan setiap rakyat Malaysia. Hal ini secara implicit dapat memperkenalkan keindahan Malaysia kepada masyarakat luar seterusnya menaikkan nama negara. Oleh itu, wajarlah rakyat Malaysia mengamalkan perpaduan kaum kerana selain dapat menarik kedatangan pelancong, perpaduan juga mampu menaikkan nama negara, seperti kata peribahasa, sambil menyelam minum air. Selain itu, dengan mengamalkan perpaduan kaum, kita juga dapat memajukan ekonomi negara. Apabila perpaduan kaum diamalkan oleh rakyat Malaysia, penindasan ekonomi tidak akan berlaku kerana setiap kaum akan bersaing dengan adil tanpa sedikit pun perasaan hasad dengki dalam diri mereka. Contohnya, persaingan yang berlaku dalam dunia perniagaan. Bukan itu sahaja, apabila rakyat mengamalkan peribahasa, bersatu kita teguh, bercerai kita roboh, nescaya rakyat juga dapat bersama-sama memajukan ekonomi negara. Keamanan negara turut dapat dipertingkatkan apabila amalan perpaduan kaum telah meresap ke dalam jiwa s etiap rakyat Malaysia. Seperti yang kita ketahui, tanpa perpaduan kaum, keamanan tidak dapat diwujudkan kerana rakyat akan bergaduh sesama sendiri sehingga menghancurkan keamanan sesebuah negara yang telah dibina itu. Pertelingkahan yang berlaku antara rakyat hanya akan menghasilkan suasana hidup yang porak-peranda. Oleh hal yang demikian, benarlah perpaduan kaum itu penting untuk meningkatkan keamanan negara. Konklusinya, semua pihak harus berganding bahu dan tidak mengharapkan pihak kerajaan semata-mata dalam mewujudkan perpaduan kaum. Janganlah kita bersikap evasif mahupun bagai enau dalam belukar melepaskan pucuk masing-masing kerana perpaduan kaum itu hanya akan wujud apabila semua kaum menjalankan obligasi masing-masing dengan sempurna dan bersikap bertolak ansur.

Sumber : http://noraini-ismail.blogspot.com/2013/04/kepentingan-perpaduan-kaum-di- malaysia.html

Kepentingan Perpaduan Kaum

Membina struktur masyarakat yang hidup harmoniRakyat Malaysia yang terdiri daripada berbilang kaum mempunyai amalan, budaya dan keinginan yang berbeza-beza - sekiranya perpaduan kaum dapat dicapai - dapat membentuk masyarakat yang bermuafakat dan mempunyai aspirasi yang sama - hidup aman dan harmoni tanpa sengketa.Membentuk masyarakat yang saling menghormati tanpa mengira status, agama atau bangsaPerpaduan dijadikan teras dalam hidup bermasyarakat - tidak timbul isu status, agama atau bangsa yang berbeza - setiap ahli masyarakat akan belajar menghormati antara satu sama lain - bergabung atas nama 1Malaysia - rakyat yang membawa identiti Malaysia, bukan hanya bangsa atau kaum tertentu.Memupuk semangat patriotisme atau cinta akan negaraApabila semangat perpaduan telah meresap dalam jiwa masyarakat - semangat patriotisme akan dapat disemai dan dipupuk - semuanya hidup bersatu padu - sama-sama akan gembleng tenaga agar keamanan dan kesejahteraan negara dapat dilestarikanMemelihara kedaulatan negaraRakyat yang memiliki semangat cinta akan negara - kuat mempertahankan negara - mengekalkan kemerdekaan - menangkis campurtangan kuasa luar - kedaulatan negara terpelihara - keselamatan negara lebih terjaminMeningkatkan imej negara di mata duniaPerpaduan kaum antara tulang belakang kejayaan negara - rakyatnya yang berbilang kaum - hidup bersama-sama - memancing perhatian dunia - bagaimana rakyat boleh hidup bersatu-padu? - amalan perpaduan inilah yang menaikkan nama MalaysiaMembangunkan ekonomi negarai. Menarik pelancong dari luar datang ke Malaysia - selain keindahan tempat-tempat di Malaysia, amalan perpaduan rakyat Malaysia yang berbilang kaum turut menjadi tarikan pelancong untuk berkunjungii. Dapat mengelakkan penindasan ekonomi - apabila wujudnya perpaduan - penindasan tidak akan berlaku - semua akan bersaing secara sihat dan adil

Mengekalkan kestabilan politikAmalan perpaduan amat penting terutama sekali dalam pentadbiran negara - jabatan yang menjalankan fungsi pentadbiran negara sama-sama berganding bahu tanpa mengira kaum, kestabilan politik dapat dikekalkan - struktur pentadbiran negara akan jadi lebih ampuh - politik yang stabil akan mengundang minat pelabur asing - pulangan lumayan buat negara

Sumber : http://funcrayons.blogspot.com/2014/07/pt3-sejarah-2014-kepentingan- perpaduan.html

Contoh Kepentingan Perpaduan Kaum Antara kepentingan perpaduan kaum di Malaysia adalah mewujudkan masyarakat yang harmoni dan sejahtera (1 Markah). Tanpa persefahaman diantara kaum, negara Malaysia yang terdiri daripada pada bangsa Melayu, Cina, India dan lain-lain akan huru hara (1 Markah). Maka, peristiwa 13 Mei 1996 akan berulang dimana rusuhan kaum telah tercetus dan merupakan kemuncak masalah perpaduan dalam sejarah Malaysia (1 Markah).

Kepentingan perpaduan ialah dapat menjadikan Malaysia sebagai sebuah negara yang merdeka (1 Markah). Sebelum Malaysia mencapai kemerdekaan, pelbagai ranjau berduri yang dilalui oleh generasi terdahulu untuk menuntut kemerdekaan (1 Markah). Hasil perpaduan masyarakat Tanah Melayu ketika itu yang berganding bahu menuntut kemerdekaan telah membuka mata pihak Inggeris supaya memberikan kemerdekaan kepada Tanah Melayu (1 Markah).

Selain itu, perpaduan kaum juga dapat membangunkan ekonomi negara (1 Markah). Keharmonian masyrarakat majmuk di Malaysia akan meningkatkan keyakinan pelabur asing di Malaysia (1 Markah). Isu perbalahan kaum di Malaysia yang tercetus akan menyebabkan pelabur asing mengganggap ekonomi dan politik Malaysia tidak stabil (1 Markah).

Perpaduan kaum juga dapat mewujudkan masyarkat yang saling menghormati (1 Markah). Di Malaysia, setiap kaum mempunyai pegangan adat, budaya dan agama yang tersendiri (1 Markah) Setiap individu haruslah menghormati agama lain dengan tidak menghina agama yang dianuti bagi mengekalkan semangat perpaduan (1 Markah).

Perpaduan kaum juga dapat meningkatkan kadar pelancong asing ke Malaysia (1 Markah). Ramai pelancong asing datang ke Malaysia hanya untuk mengenali adat, budaya dan lokasi menarik di Malaysia (1 Markah). Jika perbalahan kaum berlaku, pelancong asing akan merasakan negara Malaysia tidak selamat untuk dikunjungi (1 Markah).

Sumber : http://www.melvister.com/2014/07/kepentingan-perpaduan-kaum-tugasan- sejarah-pt3-2014.html3.0 Kepentingan Mengekalkan Keamanan Negara Malaysia3.1 Keharmonian dan Kedamaian Keamanan negara merupakan perkara yang amat mustahak untukmengekalkan keharmonian dan kedamaian rakyat di Malaysia.Malaysia yang aman dan damai dapat manjamin kebahagiaan dankeselamatan rakyatnya. Kedamaian dan kesejahteraan dalam kalanganmasyarakat Malaysia dapat mengelakkan daripada berlakunyapertelingkahan dan perselisihan faham antara satu sama lain. Sikaptoleransi turut dilahirkan daripada kedamaian dalam kalangan rakyatMalaysia. Hal ini berlaku demikian, kerana rakyat Malaysia sedar bahawasikap bertolak ansur penting bagi mengekalkan keharmonian negara.3.2 Perpaduan Masyarakat Keamanan negara Malaysia amat penting dalam menjadikannegara Malaysia sebagai negara maju menjelang tahun 2020.Perpaduan masyarakat Malaysia penting bagi mencapai hasratWawasan 2020. Bekas Perdana Menteri Malaysia kita, Tun Dr.Mahathir Mohamad telah mengemukakan Wawasan 2020 dalampersidangan pertama Majlis Perdagangan Malaysia pada tahun 1991.Dalam ucapannya, beliau mengemukakan perpaduan rakyat Malaysiasebagai cabaran pertama untuk membentuk sebuah negara yang utuh.Perpaduan hanya tercapai jika rakyat kita yang terdiri daripadaberbilang kaum dan agama mempunyai perasaan kekitaan sebagaiwarga Malaysia. Tanpa perpaduan kaum, kita tidak dapat membawanegara kita ke tahap kemajuan yang optimum. Oleh itu, Wawasan2020 akan tercapai dengan keamanan negara Malaysia.

4.0 KesimpulanKesimpulannya, keadaan keamanan yang sebegini perlu dikekalkan untuk selama-lamanya. Pada masa yang sama aspek pembangunan negara harus diberikan penekanan juga kerana inilah kemodenan yang harus dinikmati oleh semua. Kita harus sedar dan menghargai aspek keamanan ini dengan sebaik mungkin. Peribahasa jika tidak dipecahkan ruyung manakan dapat sagunya kerana keamanan ini memerlukan satu usaha yang gigih daripada semua pihak.

http://bmngaifen.blogspot.com/2011/11/pemeliharaan-keamanan-sesebuah-negara.html

http://semekarcintaku.blogspot.com/2013/09/langkah-mengatasi-ancaman-komunis.html