PENGERTIAN, FUNGSI, DAN RAGAM SASTRA A. Pengertian Sastra Kesusastraan : susastra + ke – an su + sastra su berarti indah atau baik sastra berarti lukisan atau karangan Susastra berarti karangan atau lukisan yang baik dan indah. Kesusastraan berarti segala tulisan atau karangan yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah. B. Fungsi Sastra Dalam kehidupan masayarakat sastra mempunyai beberapa fungsi yaitu : 1. Fungsi rekreatif, yaitu sastra dapat memberikan hiburan yang menyenangkan bagi penikmat atau pembacanya. 2. Fungsi didaktif, yaitu sastra mampu mengarahkan atau mendidik pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya. 3. Fungsi estetis, yaitu sastra mampu memberikan keindahan bagi penikmat/pembacanya karena sifat keindahannya. 4. Fungsi moralitas, yaitu sastra mampu memberikan pengetahuan kepada pembaca/peminatnya sehingga tahu moral yang baik dan buruk, karena sastra yang baik selalu mengandung moral yang tinggi. 5. Fungsi religius, yaitu sastra pun menghasilkan karya-karya yang mengandung ajaran agama yang dapat diteladani para penikmat/pembaca sastra. C. Ragam Sastra 1. Dilihat dari bentuknya, sastra terdiri atas 4 bentuk, yaitu : a) Prosa, bentuk sastra yang diuraikan menggunakan bahasa bebas dan panjang tidak terikat oleh aturan-aturan seperti dalam puisi. b) Puisi, bentuk sastra yang diuraikan dengan menggunakan habasa yang singkat dan padat serta indah. Untuk puisi lama, selalu terikat oleh kaidah atau aturan tertentu, yaitu :
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGERTIAN, FUNGSI, DAN RAGAM SASTRA
A. Pengertian SastraKesusastraan : susastra + ke – ansu + sastrasu berarti indah atau baiksastra berarti lukisan atau karangan
Susastra berarti karangan atau lukisan yang baik dan indah.Kesusastraan berarti segala tulisan atau karangan yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah.
B. Fungsi SastraDalam kehidupan masayarakat sastra mempunyai beberapa fungsi yaitu :1. Fungsi rekreatif, yaitu sastra dapat memberikan hiburan yang menyenangkan bagi penikmat atau pembacanya.2. Fungsi didaktif, yaitu sastra mampu mengarahkan atau mendidik pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya.3. Fungsi estetis, yaitu sastra mampu memberikan keindahan bagi penikmat/pembacanya karena sifat keindahannya.4. Fungsi moralitas, yaitu sastra mampu memberikan pengetahuan kepada pembaca/peminatnya sehingga tahu moral yang baik dan buruk, karena sastra yang baik selalu mengandung moral yang tinggi.5. Fungsi religius, yaitu sastra pun menghasilkan karya-karya yang mengandung ajaran agama yang dapat diteladani para penikmat/pembaca sastra.
C. Ragam Sastra1. Dilihat dari bentuknya, sastra terdiri atas 4 bentuk, yaitu :
a) Prosa, bentuk sastra yang diuraikan menggunakan bahasa bebas dan panjang tidak terikat oleh aturan-aturan seperti dalam puisi.b) Puisi, bentuk sastra yang diuraikan dengan menggunakan habasa yang singkat dan padat serta indah. Untuk puisi lama, selalu terikat oleh kaidah atau aturan tertentu, yaitu :
(1) Jumlah baris tiap-tiap baitnya,(2) Jumlah suku kata atau kata dalam tiap-tiap kalimat atau barisnya,(3) Irama, dan(4) Persamaan bunyi kata.c) Prosa liris, bentuk sastra yang disajikan seperti bentuk puisi namun menggunakan bahasa yang bebas terurai seperti pada prosa.d) Drama, yaitu bentuk sastra yang dilukiskan dengan menggunakan bahasa yang bebas dan panjang, serta disajikan menggunakan dialog atau monolog. Drama ada dua pengertian, yaitu drama dalam bentuk naskah dan drama yang dipentaskan.
2. Dilihat dari isinya, sastra terdiri atas 4 macam, yaitu :
a) Epik, karangan yang melukiskan sesuatu secara obyektif tanpa mengikutkan pikiran dan perasaan pribadi pengarang.b) Lirik, karangan yang berisi curahan perasaan pengarang secara subyektif.c) Didaktif, karya sastra yang isinya mendidik penikmat/pembaca tentang masalah moral, tatakrama, masalah agama, dll.d) Dramatik, karya sastra yang isinya melukiskan sesuatu kejadian(baik atau buruk) denan pelukisan yang berlebih-lebihan.
3. Dilihat dari sejarahnya, sastra terdiri dari 3 bagian, yaitu :a) Kesusastraan Lama, kesusastraan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat lama dalam sejarah bangsa Indonesia. Kesusastraan Lama Indonesia dibagi menjadi :
(1) Kesusastraan zaman purba,(2) Kesusastraan zaman Hindu Budha,(3) Kesusastraan zaman Islam, dan(4) Kesusastraan zaman Arab – Melayu.
b) Kesusastraan Peralihan, kesusastraan yang hidup di zaman Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Karya-karya Abdullah bin Abdulkadir Munsyi ialah :(1) Hikayat Abdullah(2) Syair Singapura Dimakan Api(3) Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jeddah(4) Syair Abdul Muluk, dll.
c) Kesusastraan Baru, kesusastraan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat baru Indonesia. Kesusastraan Baru mencangkup kesusastraan pada Zaman :(1) Balai Pustaka / Angkatan ‘20(2) Pujangga Baru / Angkatan ‘30(3) Jepang(4) Angkatan ‘45(5) Angkatan ‘66(6) Mutakhir / Kesusastraan setelah tahun 1966 sampai sekarang
D. Unsur Intrinsik dan EkstrinsikKarya sastra disusun oleh dua unsur yang menyusunnya.Dua unsur yang dimaksud ialah unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra, seperti : tema, tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran, latae dan pelataran, dan pusat pengisahan. Sedangkan unsur ekstrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari luarnya menyangkut aspek sosiologi, psikologi, dan lain-lain.
1. Unsur Intrinsika) Tema dan AmanatTema ialah persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya sastra. Tema mayor ialah tema yang sangat menonjol dan menjadi persoalan.Tema minor ialah tema yang tidak menonjol.Amanat ialah pemecahan yang diberikan oleh pengarang bagi persoalan di dalam karya
sastra.Amanat biasa disebut makna.Makna dibedakan menjadi makna niatan dan makna muatan.Makna niatan ialah makna yang diniatkan oleh pengarang bagi karya sastra yang ditulisnya.Makna muatan ialah makana yang termuat dalam karya sastra tersebut.
b) Tokoh dan PenokohanTokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama.Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra.Dua jenis tokoh adalah tokoh datar (flash character) dan tokoh bulat (round character).Tokoh datar ialah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalny6a baik saja atau buruk saja. Sejak awal sampai akhir cerita tokoh yang jahat akan tetap jahat. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya.Jadi ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini. Dari segi kejiwaan dikenal ada tokoh introvert dan ekstrovert. Tokoh introvert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh ketidaksadarannya. Tokoh ekstrovert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh kesadarannya.Dalam karya sastra dikenal pula tokoh protagonis dan antagonis.Protagonis ialah tokoh yang disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya.Antagonis ialah tokoh yang tidak disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya.Penokohan atau perwatakan ialah teknik atau cara-cara menampilkan tokoh. Ada beberapa cara menampilkan tokoh. Cara analitik, ialah cara penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. Jadi pengarang menguraikan ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung. Cara dramatik, ialah cara menampilkan tokoh tidak secara langsung tetapi melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian pelaku atau tokoh dalam suatu cerita.Dialog ialah cakapan antara seorang tokoh dengan banyak tokoh.Dualog ialah cakapan antara dua tokoh saja.Monolog ialah cakapan batin terhadap kejadian lampau dan yang sedang terjadi.Solilokui ialah bentuk cakapan batin terhadap peristiwa yang akan terjadi.
c) Alur dan PengaluranAlur disebut juga plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu bulat dan utuh. Alur terdiri atas beberapa bagian :(1) Awal, yaitu pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya.(2) Tikaian, yaitu terjadi konflik di antara tokoh-tokoh pelaku.(3) Gawatan atau rumitan, yaitu konflik tokoh-tokoh semakin seru.(4) Puncak, yaitu saat puncak konflik di antara tokoh-tokohnya.(5) Leraian, yaitu saat peristiwa konflik semakin reda dan perkembangan alur mulai terungkap.(6) Akhir, yaitu seluruh peristiwa atau konflik telah terselesaikan.
Pengaluran, yaitu teknik atau cara-cara menampilkan alur.Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur erat dan alur longggar.Alur erat ialah alur yang tidak memungkinkan adanya pencabangan cerita.Alur longgar adalah alur yang memungkinkan adanya pencabangan cerita.Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur tunggal dan alur ganda.Alur tunggal ialah alur yang hanya satu dalam karya sastra.Alur ganda ialah alur yang lebih dari satu dalam karya sastra.Dari segi urutan waktu, pengaluran dibedakan kedalam alur lurus dan tidak lurus.Alur lurus ialah alur yang melukiskan peristiwa-peristiwa berurutan dari awal sampai akhir cerita.Alur tidak lurus ialah alur yang melukiskan tidak urut dari awal sampai akhir cerita.Alur
tidak lurus bisa menggunakan gerak balik (backtracking), sorot balik (flashback), atau campauran keduanya.
d) Latar dan PelataranLatar disebut juga setting, yaitu tempat atau waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sebuah karya sastra. Latar atau setting dibedakan menjadi latar material dan sosial.Latar material ialah lukisan latar belakang alam atau lingkungan di mana tokoh tersebut berada.Latar sosial, ialah lukisan tatakrama tingkah laku, adat dan pandangan hidup.Sedangkan pelataran ialah teknik atau cara-cara menampilkan latar.
e) Pusat PengisahanPusat pengisahan ialah dari mana suatu cerita dikisahkan oleh pencerita.Pencerita di sini adalah privbadi yang diciptakan pengarang untuk menyampaikan cerita.Paling tidak ada dua pusat pengisahan yaitu pencerita sebagai orang pertama dan pencerita sebagai orang ketiga.Sebagai orang pertama, pencerita duduk dan terlibat dalam cerita tersebut, biasanya sebagai aku dalam tokoh cerita. Sebagai orang ketiga, pencerita tidak terlibat dalam cerita tersebut tetapi ia duduk sebagai seorang pengamat atau dalang yang serba tahu.
2. Unsur EkstrinsikTidak ada sebuah karya sastra yang tumbuh otonom, tetapi selalu pasti berhubungan secara ekstrinsik dengan luar sastra, dengan sejumlah faktor kemasyarakatan seperti tradisi sastra, kebudayaan lingkungan, pembaca sastra, serta kejiwaan mereka.Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa unsur ekstrinsik ialah unsur yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri.Untuk melakukan pendekatan terhadap unsur ekstrinsik, diperlukan bantuan ilmu-ilmu kerabat seperti sosiologi, psikologi, filsafat, dan lain-lain.
Pengertian Sastra Secara Umum dan Menurut Para Ahli Sastra Dalam Pengertian Umum
Sastra (Sanskerta: shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’, yang
berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar ‘Sas’ yang
berarti “instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau “sarana”. Dalam bahasa
Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis
tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.
Yang agak bias adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih
mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks.Sedang sastrawi lebih mengarah pada
sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya.Istilah sastrawan adalah salah satu
contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.
Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan
(sastra oral).Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa
yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.
Sastra dibagi menjadi 2 yaitu Prosa dan Puisi, Prosa adalah karya sastra yang tidak terikat
sedangkan Puisi adalah karya sastra yang terikat dengan kaidah dan aturan tertentu.
Contoh karya Sastra Puisi yaitu Puisi, Pantun, dan Syair sedangkan contoh karya sastra
Prosa yaitu Novel, Cerita/Cerpen, dan Drama.
Pengertian Sastra Menurut Para Ahli
Mursal Esten (1978 : 9)
Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai
manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan
memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).
Semi (1988 : 8 )
Sastra.adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia
dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
Panuti Sudjiman (1986 : 68)
Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti
keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapanya.
Ahmad Badrun (1983 : 16)
Kesusastraan adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan garis simbol-simbol
lain sebagai alai, dan bersifat imajinatif.
Engleton (1988 : 4)
Sastra adalah karya tulisan yang halus (belle letters) adalah karya yang mencatatkan
bentuk bahasa.harian dalam berbagai cara dengan bahasa yang dipadatkan, didalamkan,
dibelitkan, dipanjangtipiskan dan diterbalikkan, dijadikan ganjil.
Plato
Sastra adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis).Sebuah karya sastra
harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model
kenyataan.Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide.
Aristoteles
Sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat.
Robert Scholes (1992: 1)
Tentu saja, sastra itu sebuah kata, bukan sebuah benda
Sapardi (1979: 1)
Memaparkan bahwa sastra itu adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai
medium.Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial.Sastra menampilkan gambaran
kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan social.
Taum (1997: 13)
Sastra adalah karya cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif” atau “sastra adalah
penggunaan bahasa yang indah dan berguna yang menandakan hal-hal lain”
Pengertian Cerita Pendek (Cerpen)Dalam dunia sastra kita mengenal prosa dan puisi. Prosa meliputi roman(novel), dan cerita pendek(cerpen). Ada juga
jenis prosa yang lebih pendek dari novel, tetapi lebih panjang dari cerpen, yang disebut novelet.Cerpen, novelette
atau novel, tergolong tulisan kreatif (creative writing).
Menulis Cerpen
Lalu apakah yang disebut cerita pendek atau cerpen itu?Cerpen adalah cerita yang ditulis pendek.Tetapi seberapa
pendeknya?Bukankah panjang atau pendek itu relative?Karena itu lalu dibuat patokan yang sudah umum
berlaku.Sebagai patokan atau pedoman umum, ceroen terdiri dari 2000 kata sampai dengan 10.000 kata.
Penggolongannya adalah sebagai berikut:
Cerita Pendek (short story)
Cerita pendek yang pendek (short, short story)
Cerita pendek yang sangat pendek (very short-short story)
Cerpen yang pendek hanya terdiri dari 750 sampai dengan 1000kata.Cerpen jenis ini biasanya disebut cerita mini
yang lazaim disingkat cermin. Di Barat cermin disebut flash – yang artinya sekilas atau sekelebatan membacanya.
Jenis ini tergolong dalam very short-short story.
Sedangkan cerpen yang ditulis sampai dengan 10.000 kata bisa disebut dengan cerpan(cerita pendek yang
panjang).Jenis cerpen ini bisa dikembangkan menjadi novelette atau novel pendek. Karya-karya cerpen para
sastrawan Eropa, Amerika Latin dan AS tahun 1940 – 1960-an pada umumnya ditulis begitu panjang dan layak
ejaan yang disempurnakan diterapkan, kalimat dan penggunaan kata, terutama untuk buku ilmiah.
- Aspek teknis; bagaimana tata letak, tata wajah, kerapian dan kebersihan, dan pencetakannya (banyak salah cetak
atau tidak).
Sebelum menilai, alangkah baiknya jika terlebih dahulu dibuat semacam garis besar (outline) resensi itu. Outline ini
sangat membantu kita ketika menulis, mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan menggunakan dasar dan
kriteria yang kita tentukan sebelumnya.
Untuk melengkapi pemaparan mengenai resensi, saya sertakan bentuk resensi sebuah cerpen di
bawah ini
RESENSI CERPEN
1). Indentitas Cerpen
a. Judul Cerpen : Setangkai Bunga Bermahkota Biru
b. Nama Pengarang : Umar Said
c. Tempat Terbit : Yogyakarta
d. Tanggal Terbit : 5 April 2009
e. Jumlah Halaman : 3 Halaman
f. Jumlah kata-kata : 1253 kata
2). Sinopsis Cerpen
Puspita, seorang gadis yang banyak tahu akan tentang makna bunga mulai dari jenis bunga, makna tiap bunga yang
ia kenal, warna bunga, dan semua bagian-bagian bunga ia dapat mengartikan setiap bagian dari bunga yang
dikenalnya. Suatu hari ada seorang pria dengan sangat memprihatinkannya duduk disebuah taman bersama
seorang adiknya yang bermain di taman ditaman tersebut. Puspita yang heran lantas menghampiri seorang pria yang
tengah termenung juga. Kebetulan juga pria tersebut menyukai bunga walaupun ia sempat berkata “Aku juga tidak
tahu kapan aku mulai menyukai bunga” pria itu berkata kepada Puspita tentang satu bunga yang pernah pria itu
milikki, tanpa enggan Puspita menikmati cerita pria tersebut. Sekuntum bunga bukan anggrek dan bukan juga
mawar.Puspita yang mendengarnya langsung seloroh saja bercerita tentang bunga anggrek sepengetahuannya;
“Aku mengenal anggrek.Tahukah kau, anggrek adalah simbol cinta, kemewahan, dan keindahan.”Si pria hanya
menjawab “aku tahu.”“Bangsa yunani menggunakan anggrek sebagai simbol kejantanan.Dan bangsa tiongkok
percaya aroma anggrek berasal dari tubuh kaisar mereka. Jika anggrek muncul di mimpi seseorang, hal itu dipercaya
sebagai simbol dari kebutuhan akan kelembutan, romantisme, dan kesetiaan. Bahkan anggrek jadi bahan baku
utama dari ramuan cinta. Begitu dahsyat bukan?”Gadis itu panjang lebar menceritakan kembali tentang bunga
anggrek.Lama-kelamaan si pria justru ingin mendengar tentang bunga mawar dan dengan senang hati Puspita
bercerita; “Dari budaya barat, kita mengenal mawar sebagai cinta dan kecantikan,” imbuh si gadis.Bahkan di Inggris
mawar dijadikan bunga nasional. Di Kanada, bunga mawar liar merupakan bunga provinsi Alberta. Di Amerika
Serikat, bunga mawar merupakan bunga negara bagian Iowa, North Dakota, Georgia, dan New York. “Mawar
merupakan lambang dunia!,” teriak gadis itu lantang bersemangat. Puspita melanjutkan; “Biasanya untuk
menyatakan seberapa besar cinta.Satu tangkai berarti cintaku hanya untukmu seorang.Dua tangkai, kau dan aku
saling mencintai.Tiga tangkai, aku cinta kamu.“Semakin banyak, semakin kuat maknanya.” 100 tangkai, jadilah
pasangan yang mengasihi sampai lanjut usia. 144 tangkai, mencintaimu pagi hingga malam selama-lamanya.365
tangkai, memikirkanmu setiap hari, mencintaimu setiap hari.Hingga 1001 tangkai yang melambangkan cinta
selamanya.”Si pria hanya berkata “banyak sekali, aku hanya memiliki setangkai.” Dan pria itu menekankan bila pria
itu memiliki satu tangkai bunga namun memiliki banyak makna akan bunganya itu, lebih dari seribu tangkai, dan
mengartikannya sebagai Cinta Sepenuhnya ujar pria itu, seketika membuat Puspita diam. Kemudian si Gadis
bertanya kepada si pria tentang apa warna bunga pria yang dimiliki pria itu, sempat tidak ada jawaban dari mulut si
pria. Puspita berkata;”Aku paham tentang warna-warna bunga.” namun akhirnya si pria berkata “bungaku berwarna
biru.”Namun Puspita tidak percaya dengan diperkuat dengan pengetahuaannya tentang warna bunga; “Di mawar
saja, merah lambang cinta romantis.Putih, kesucian dan rahasia.Merah jambu, keanggunan dan kelembutan.Kuning,
persahabatan dan kegembiraan.Jingga, hasrat dan semangat, cinta yang mulai tumbuh.Tak ada warna biru,” jelas
gadis itu.namun pria itu bersikeras bila bunganya berwarna biru;
“Tapi aku ingat, bunga itu bermahkota biru.”
“Apakah kau merasa kehilangan?Seperti aku kehilangan makna warna biru.”
“Bisa jadi.”
“Jadi warna itu tinggal kenangan?Mengapa kau tak memanamnya lagi?”
“Tidak.”
“Mengapa?”
“Karena aku takkan menanam bunga yang telah layu.”
Si gadis menatap heran.Ia tak mengerti. Seharusnya bukankah pria itu bisa menanamnya lagi. Lelaki itu hanya
menatap taman yang penuh dengan bunga putih. Namun setelah berpikir beberapa saat, si gadis baru
mengerti.Tiba-tiba langit mendung.Suasana sedikit temaram.Romantis.Titik-titik gerimis menyirami.Sejuk
rasanya.Tercium aroma wangi tanah.
“Dan sekarang inginkah kau memiliki bunga lagi?”
“Tentu saja.”
“Benarkah?”
“Benar.Kenapa tidak.”
“Jika ada bunga berwarna biru, benar mau?”
“Yakin.Mau.”
“Kau tahu namaku Puspita?”
“Iya.Aku tahu.”
“Tahukah kau maknanya?”
“Tidak.Memangnya?”
“Puspita itu bunga.Sekarang jadikan aku bungamu.”
Seketika si lelaki mengalihkan pandang dari taman. Bola matanya haru menatap tajam ke gadis bergaun biru itu.
3). Analisis Unsur Instrinsik
a. Tema : Bunga yang Melambangkan Cinta
b. Setting : Suatu sore yang mendung di suatu taman dengan penuh bunga putih
c. Alur : Campuran
d. Tokoh : Si Pria kaku dan Puspita, gadis banyak tahu tentang makna bunga
e. Perwatakan : Si Pria ( kaku dan banyak diam ), Puspita ( cerdas dan sangat ingin tahu )
f. Sudut Pandang : Pengarang sebagai orang ketiga yang banyak tahu
g. Amanat : “Segala sesuatu yang telah tercipta dalam kehidupan ini tidak dilahirkan begitu saja
tanpa makna dan sebuah arti. Contoh ringanya setangkai bunga yang tiap-tiap bentuk,
jumlah tangkai, warna mahkota, dan harumnya.Seperti yang Puspita ceritakan.Jadi,
semua yang ada pada kehidupan kita ini memiliki artinya sendiri sama seperti manusia
yang memiliki arti hidupnya masing-masing dengan bunganya masing-masing.”
4). Analisis Unsur Ekstrinsik
a. Nilai moral : cinta selalu membawa keindahan bagi setiap memilikinya beribu-ribu kali indahnya dari
memiliki seribu tangkai bunga mawar.
b. Nilai sosial : semua hal yang telah tercipta memiliki maknanya sendiri-sendiri, tidak terlahir tanpa
mempunyai maksud dan tujuannya.
5). Keunggulan Cerpen
a. Menawarkan banyak pengetahuan didalam isi cerita cerpen ini seperti halnya makna bunga-bunga yang
indah.
b. Bahasanya yang ringan dan mudah dimengerti.
c. Tokohnya terdiri dari dua tokoh yang membuat cerita menjadi satu-kesatuan cerita yang padu, tanpa
menghadirkan tokoh yang berlebihan didalam cerita.
d. Ceritanya menganut cerita yang mudah dipahami oleh kalangan remaja saat ini sehingga memungkinkan
menarik minat baca kaum muda.
6). Kelemahan Cerpen
a. Cerita yang terlalu panjang dan menggantung.
b. Pembaca harus benar-benar mengerti jalan ceritanya karena pemikiran pengarang yang tinggi sehingga
ceritanya sulit untuk dicerna.
7). Kesimpulan
“Berdasarkan dari keungglan dan kelemahan cerpen diatas, sebagai perensensi suatu bacaan menilai
cerpen atau bacaan ini layak untuk di publikasikan di masyarakat.”
Pengertian Novel 8:35:00 AM Arianto Sam 34 comments
Pengertian Novel
2.1. Pengertian Novel
Dari sekian banyak bentuk sastra seperti esei, puisi, novel, cerita pendek, drama, bentuk novel, cerita pendeklah yang paling banyak dibaca oleh para pembaca.Karya– karya modern klasik dalam kesusasteraan, kebanyakan juga berisi karya– karya novel.
Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling popular di dunia.Bentuk sastra ini paling banyak beredar, lantaran daya komunikasinya yang luas pada masyarakat.Sebagai bahan bacaan, novel dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu karya serius dan karya hiburan.Pendapat demikian memang benar tapi juga ada kelanjutannya.Yakni bahwa tidak semua yang mampu memberikan hiburan bisa disebut sebagai karya sastra serius.Sebuah novel serius bukan saja dituntut agar dia merupakan karya yang indah, menarik dan dengan demikian juga memberikan hiburan pada kita. Tetapi ia juga dituntut lebih dari itu. Novel adalah novel syarat utamanya adalah bawa ia mesti menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas setelah orang habis membacanya.
Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri.Novel yang baik adalah novel yang isinya dapat memanusiakan para pembacanya.Sebaliknya novel hiburan hanya dibaca untuk kepentingan santai belaka.Yang penting memberikan keasyikan pada pembacanya untuk menyelesaikannya.Tradisi novel hiburan terikat dengan pola – pola.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa novel serius punya fungsi social, sedang novel hiburan Cuma berfungsi personal.Novel berfungsi social lantaran novel yang baik ikut membina orang tua masyarakat menjadi manusia.Sedang novel hiburan tidak memperdulikan apakah cerita yang dihidangkan tidak membina manusia atau tidak, yang penting adalah bahwa novel memikat dan orang mau cepat–cepat membacanya.
Banyak sastrawan yang memberikan yang memberikan batasan atau definisi novel.Batasan atau definisi yang mereka berikan berbeda-beda karena sudut pandang yang mereka pergunakan juga berbeda-beda. Definisi – definisi itu antara lain adalah sebagai berikut :
1. Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak
dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat
(Jakob Sumardjo Drs).
2. Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya social, moral,
dan pendidikan (Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd, Dra. Abdul Roni, M. Pd).
3. Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsure, yaitu : undur intrinsik dan
unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam
kehadiran sebuah karya sastra (Drs. Rostamaji,M.Pd, Agus priantoro, S.Pd).
4. Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsure-unsur intrinsic
(Paulus Tukam, S.Pd)
2.1.1. Unsur-Unsur Novel
Novel mempunyai unsure-unsur yang terkandung di dalam unsure-unsur tersebut adalah :
1. Unsur Intrinsik
Unsure Intrinsik ini terdiri dari :
a. Tema
Tema merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari jalan cerita novel (Drs. Rustamaji, M.Pd, Agus priantoro, S.Pd)
b. Setting
Setting merupakan latar belakang yang membantu kejelasan jalan cerita, setting ini meliputi waktu, tempat, social budaya (Drs, Rustamaji, M.Pd, Agus Priantoro, S.Pd)
c. Sudut Pandang
Sudut pandang dijelaskan perry Lubback dalam bukunya The Craft Of Fiction (Lubbock, 1968).
Menurut Harry Show (1972 : 293) sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Pengarang menggunakan sudut pandang took dan kata ganti orang pertama, mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan mengungkapkan perasaannya sendiri dengan kata-katanya sendiri.
2. Pengarang mengunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak mengamati dari luar daripada terlihat di dalam cerita pengarang biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga.
3. Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri di luar cerita, ia serba melihat, serba mendengar, serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh.
d. Alur / Plot
Alur / plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel.Alur dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu alur maju (progresif) yaitu apabila peristwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. Sedangkan alur mundur (flash back progresif) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung (Paulus Tukan, S.Pd)
e. Penokohan
Penokohan menggambarkan karakter untuk pelaku. Pelaku bisa diketahu karakternya dari cara bertindak, ciri fisik, lingkungan tempat tinggal. (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd)
f. Gaya Bahasa
Merupakan gaya yang dominant dalam sebuah novel (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd)
2. Unsur Ekstinsik
Unsure ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi pengarang, dan lain – lain, di luar unsure intrinsic.Unsur – unsur yang ada di luar tubuh karya sastra. Perhatian terhadap unsur – unsur ini akan membantu keakuratan penafsiran isi suatu karya sastra (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd).
2.2. Unsur – unsur Novel Sastra
Novel sastra serius dan novel sastra hiburan mempunyai beberapa unsur yang membedakan keduanya. Unsure – unsure novel sastra serius adalah sebagai berikut :
- Dalam teman : Karya sastra tidak hanya berputar – putra dalam masalah cintaasmara muda – mudi belaka, ia membuka diri terhadap semua masalah yang penting untuk menyempurnakan hidup manusia. Masalah cinta dalam sastra kadangan hanya penting untuk sekedar menyusun plot cerita belaka, sedang masalah yang sebenarnya berkembang diluar itu.
- Karya sastra : Tidak berhenti pada gejala permukaan saja, tetapi selalu mencoba memahami secara mendalam dan mendasar suatu masalah, hal ini dengan sendirinya berhubungan dengan kematangan pribadi si sastrawan sebagai seorang intelektual.
- Kejadian atau pengalaman yang diceritakan dalam karya sastra bisa dialami atau sudah dialami oleh manusia mana saja dan kapan saja karya sastra membicarakan hal – hal yang universal dan nyata. Tidak membicarakan kejadian yang artificial (yang dibikin – bikin) dan bersifat kebetulan.
- Sastra selalu bergerak, selalu segar dan baru. Ia tidak mau berhenti pada konvensialisme. Penuh inovasi.
- Bahasa yang dipakai adalah bahasa standard an bukan silang atau mode sesaat.
Sedangkan novel sastra hiburan juga mempunya unsure – unsure sebagai berikut :
- Tema yang selalu hanya menceritakan kisah asmara belaka, hanya itu tanpa masalah lain yang lebih serius.
- Novel terlalu menekankan pada plot cerita, dengan mengabaikan karakterisasi, problem kehidupan dan unsur-unsur novel lain.
- Biasanya cerita disampaikan dengan gaya emosional cerita disusun dengan tujuan meruntuhkan air mata pembaca, akibatnya novel demikian hanya mengungkapkan permukaan kehidupan, dangkal, tanpa pendalaman.
- Masalah yang dibahas kadang-kadang juga artificial, tidak hanya dalam kehidupan ini. Isi cerita hanya mungkin terjadi dalam cerita itu sendiri, tidak dalam kehidupan nyata.
- Karena cerita ditulis untuk konsumsi massa, maka pengarang rata-ratatunduk pada hokum cerita konvensional, jarang kita jumpai usaha pembaharuan dalam jenis bacaan ini, sebab demikian itu akan meninggalkan masa pembacanya.
- Bahasa yang dipakai adalah bahasa yang actual, yang hidup dikalangan pergaulan muda-mudi kontenpores di Indonesia pengaruhgaya berbicara serta bahasa sehari-hariamat berpengaruh dalam novel jenis ini.
2.3. Nilai-nilai yang terkandung dalam novel sastra.
2.3.1. Nilai Sosial
Nilai sosial ini akan membuat orang lebih tahu dan memahami kehidupan manusia lain.
2.3.2. Nilai Ethik
Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri yaitu novel yang isinya dapat memausiakan para pembacanya, Novel-novel demikian yang dicari dan dihargai oleh para pembaca yang selalu ingin belajar sesuatu dari seorang pengarang untuk menyempurnakan dirinya sebagai manusia.
2.3.3. Nilai Hedorik
Nilai hedonik ini yang bisa memberikan kesenangan kepada pembacanya sehingga pembaca ikut terbawa ke dalam cerita novel yang diberikan
2.3.4. Nilai Spirit
Nialai sastra yang mempunyai nilai spirit isinya dapat menantang sikap hidup dan kepercayaan pembacanya. Sehingga pembaca mendapatkan kepribadian yang tangguh percaya akan dirinya sendiri.
2.3.5. Nilai Koleksi
Novel yang bisa dibaca berkali-kali yang berakibat bahwa orang harus membelinya sendiri, menyimpan dan diabadikan.
2.3.6. Nilai Kultural
Novel juga memberikan dan melestarikan budaya dan peradaban masyarakat, sehingga pembaca dapat mengetahui kebudayaan masyarakat lain daerah.
2.4. Jenis Novel Hiburan
Jenis dari novel hiburan bermacam-macam menurut upaya, seperti :
a. Novel detektif
b. Novel roman
c. Novel mistery
d. Novel Gothis
e. Novel criminal
f. Novel science fiction(sf)
Novel hiburan ini merupakan bacaan ringan yang menghibur dan novel hiburan ini jauh lebih banyak ditulis dan diterbitkan serta lebih banyak dibaca orang sebagai pembaca untuk jenis novel hiburan ini jumlahnya amat banyak karena sifatnya yang personal dan isinya hanya kenyataan semua dan gambaran fantasi pengarang saja.
Novel hiburan juga menceritakan hal-hal yang indah seperti cerita percintaan yang sentimentil, sehingga pembaca sangat menyukainya.Novel hiburan ini juga diperhatikan oleh para kritisi yang menyangkut masalah komersialnya, Novel ini gemari oleh semua golongan masyarakat mulai dari anak-anak sampai orang dewasa, baik laki-laki maupun dewasa.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Novel
Dalam kesusastraan dikenal bermacam-macam jenis sastra (genre).
Menurut Warren dan Wallek (1995: 298) bahwa genre sastra bukan sekedar nama,
karena konvensi sastra yang berlaku pada suatu karya membentuk ciri karya
tersebut. Menurutnya, teori genre adalah suatu prinsip keteraturan. Sastra dan
sejarah sastra diklasifikasikan tidak berdasarkan waktu dan tempat, tetapi
berdasarkan tipe struktur atau susunan sastra tertentu. Genre sastra yang umum
dikenal adalah puisi, prosa dan drama.
Menurut Nurgiyantoro (1995 : 1) Dunia kesusastraan mengenal prosa
(Inggris: prose) sebagai salah satu genre sastra di samping genre-genre yang lain.
Prosa dalam pengertian kesusastraan juga disebut fiksi (fiction), teks naratif
(narrative text) atau wacana naratif (narrative discourse). Istilah fiksi dalam
pengertian ini berarti cerita rekaan (disingkat: cerkan) atau cerita khayalan.
Bentuk karya fiksi yang berupa prosa adalah novel dan cerpen. Novel
sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model
kehidupan yang diidealkan, dinia imajinatif, yang dibangun melalui sebagai unsur
instrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain,
yang kesemuannya tentu bersifat naratif.
Novel berasal dari bahasa italia novella, yang dalam bahasa jerman
Novelle, dan dalam bahasa Yunani novellus. Kemudian masuk ke Indonesia
menjadi novel. Dewasa ini istilah novella dan novella mengandung pengertian
yang sama dengan istilah Indonesia novelette (Inggris: novelette), yang berarti
sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cakupan, tidak terlalu panjang, namun
juga tidak terlalu pendek. Novel merupakan karya fiksi yang mengungkapkan
aspek-aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikan dengan halus
(Nurgiyantoro, 1995: 9)
Universitas Sumatera Utaraxviii
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1995 : 694) Novel adalah
karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang
dengan orang-orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap
pelaku.
Dalam bahasa Arab novel disebut dengan /al-qissatu/. Jaudah(19991
:41) mendefinisikan novel sebagai berikut:
/Al-qissatu bimafhūmihā al-hadīsu hiya majmū‛atun min al -hadāsi yuhkīhā alkātibu wa tata‛allaqu tilka al -ahdāsu bisyakhsiyyātin insāniyyatin mukhtalifatin
mutabāyinatin, fi tasarrufātiha wa asālībi hayātihā, ‛alā nahwi mā tatabāyyan u
hayātu al-nāsi ‘ala wajhi al-ardi/ ‘novel adalah kumpulan peristiwa yang
diceritakan oleh peneliti dan peristiwa-peristiwa tersebut terkait erat dengan
kepribadian manusia itu yang beraneka ragam, berlainan karena tindakannya, dan
yang beragam sikap dan gaya hidupnya, sebagaimana keberagaman tingkah laku
manusia di seluruh penjuru dunia’.
2.2 Pengertian Struktural
Penelitian sastra seharusnya bertolak dari interprestasi dan analisis karya
sastra itu sendiri (Wellek dan Warren, 1989 : 157). Pendekatan yang bertolak dari
dalam karya sastra itu disebut pendekatan objektif. Analisis struktural adalah
bagian yang terpenting dalam merebut makna di dalam karya sastra itu sendiri.
Karya sastra mempunyai sebuah sistem yang terdiri atas unsur yang saling
berhubungan. Untuk mengetahui kaitan antar unsur dalam karya sastra itu sangat
tepat jika penelaahan teks sastra diawali dengan pendekatan struktural.
Strukturalisme sering digunakan oleh peneliti untuk menganalisis seluruh
karya sastra dimana kita harus memperhatikan unsur-unsur yang terkandung
dalam karya sastra tersebut. Struktur yang membangun sebuah karya sastra
Universitas Sumatera Utaraxix
sebagai unsur estetika dalam dunia karya sastra antara lain alur, penokohan, sudut
pandang, gaya bahasa, tema dan amanat (Ratna, 2004:19-94)
Analisis struktur dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi, mengkaji,
mendeskripsikan fungsi dan hubungan antar unsur intrinsik yang
bersangkutan.(Nurgiyantoro, 2000: 37).
Menurut Stanton dan Kenny (dalam Nurgiyantoro, 1995 : 67), tema adalah
makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Tokoh menurut Nurgiyantoro (1995:
173) adalah pelaku, sekaligus penderita kejadian dan penentu perkembangan
cerita baik itu dalam cara berfikir, bersikap, berperasaan, berperilaku, dan
bertindak secara verbal maupun non verbal. Latar menurut Sudjiman (1991 : 44),
adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu,
ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra.
Alur menurut Stanton (dalam Nurgiyantoro, 1995 : 113), adalah cerita
yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara
sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya
peristiwa yang lain.
Adapun Aminuddin (2000: 80-81) menambahkan bahwasanya dalam
memahami watak tokoh utama, pembaca dapat menelusurinya lewat (1) tuturan
pengarang terhadap karakteristik pelakunya, (2) gambaran yang diberikan
pengarang lewat gambaran lingkungannya maupun cara berpakaian, (3)
menunjukkan bagaimana prilakunya, (4) melihat bagaimana tokoh it berbicara
tentang dirinya, (5 memahami bagaimana jalan pikirannya, (6) melihat bagaimana
tokoh lain berbicara tentangnya, (7) melihat bagaimana tokoh lain berbicara
dengannya, (8) melihat bagaimana tokoh-tokoh yang lain itu memberikan reaksi
terhadapnya, dan (9 melihat bagaimana tokoh itu dalam mereaksi tokoh yang
lainnya.
2.3 Pengertian Semiotik
Menganalisis karya sastra berarti memahami makna karya sastra. Untuk
menganalisis karya sastra, selain berdasarkan strukturalisme, juga diperlukan
analisis berdasrkan teori yang lain yang disebut dengan teori semiotik. (Pradopo
dalam Jabrohim, 2001 : 98)
Universitas Sumatera Utaraxx
Secara etimologis istilah semiotika berasal dari bahasa Yunani “semeion”
yang berarti ’tanda’(Sudjiman dan van Zoest, 1996: vii) atau seme,yang berarti
Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidakharus
ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai.Yang perlu diingat, judul resensi
selaras dengan keseluruhan isi resensi.
2. Menyusun data buku
Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
a. judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan judul
aslinya.);
b. pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada
buku.);
c. penerbit;
d. tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);
e. tebal buku;
f. harga buku (jika diperlukan).
3. Membuat pembukaan
Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini:
a. memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang
diperoleh;
b. membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh
pengarang lain;
c. memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;
d. memaparkan keunikan buku;
e. merumuskan tema buku;
f. mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;
g. mengungkapkan kesan terhadap buku;
h. memperkenalkan penerbit;
i. mengajukan pertanyaan;
j. membuka dialog.
4. Tubuh atau isi pernyataan resensi buku
Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini:
a. sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;
b. ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;
c. keunggulan buku;
d. kelemahan buku;
e. rumusan kerangka buku;
f. tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);
g. adanya kesalahan cetak.
5. Penutup resensi buku
Bagian penutup, biasnya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa.
~BERSAMBUNG~
Pengertian Drama dan Teaterby Akmal M Roem on 26 March 2009
1. DRAMA
Drama berarti perbuatan, tindakan.Berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya.Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak. Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama
Dalam bahasa Belanda, drama adalah toneel, yang kemudian oleh PKG Mangkunegara VII dibuat istilah Sandiwara.
Drama (Yunani Kuno δρᾶμα) adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor.Kosakata ini berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “aksi”, “perbuatan”. Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung,film, dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik dantarian, sebagaimana sebuah opera.
2. TEATER
Secara etimologis : Teater adalah gedung pertunjukan atau auditorium. Dalam arti luas, teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Teater bisa juga diartikan sebagai drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan media : Percakapan, gerak dan laku didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian, tarian, dsb.
Teater (Bahasa Inggris “theater” atau “theatre”, Bahasa Perancis “théâtre” berasal dari Bahasa Yunani “theatron”, θέατρον, yang berarti “tempat untuk menonton”) adalah cabang dari seni pertunjukan yang berkaitan dengan akting/seni peran di depan penonton dengan menggunakan gabungan dari ucapan, gestur (gerak tubuh),mimik, boneka, musik, tari dan lain-lain. Bernard Beckerman, kepala departemen drama di Univesitas Hofstra, New York, dalam bukunya, Dynamics of Drama, mendefinisikan teater
sebagai ” yang terjadi ketika seorang manusia atau lebih, terisolasi dalam suatu waktu/atau ruang, menghadirkan diri mereka pada orang lain.” Teater bisa juga berbentuk: opera, ballet, mime, kabuki, pertunjukan boneka, tari India klasik, Kunqu, mummers play, improvisasi performance serta pantomim.
3. AKTING YANG BAIK
Akting tidak hanya berupa dialog saja, tetapi juga berupa gerak.
Dialog yang baik ialah dialog yang :
1. terdengar (volume baik)
2. jelas (artikulasi baik)
3. dimengerti (lafal benar)
4. menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)
5. Gerak yang balk ialah gerak yang :
6. terlihat (blocking baik)
7. jelas (tidak ragu-ragu, meyakinkan)
8. dimengerti (sesuai dengan hukum gerak dalam kehidupan)
9. menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)
Penjelasan :
1. Volume suara yang baik ialah suara yang dapat terdengar sampai jauh.
2. Artikulasi yang baik ialah pengucapan yang jelas. Setiap suku kata terucap dengan jelas dan terang meskipun diucapkan dengan cepat sekali.Jangan terjadi kata-kata yang diucapkan menjadi tumpang tindih.
3. Lafal yang benar pengucapan kata yang sesuai dengan hukum pengucapan bahasa yang dipakai .Misalnya berani yang berarti “tidak takut” harus diucapkan berani bukan ber-ani.
4. Menghayati atau menjiwai berarti tekanan atau lagu ucapan harus dapat menimbulkan kesan yang sesuai dengan tuntutan peran dalam naskah.
5. Blocking ialah penempatan pemain di panggung, diusahakan antara pemain yang satu dengan yang lainnya tidak saling menutupi sehingga penonton tidak dapat melihat pemain yang ditutupi.
6. Pemain lebih baik terlihat sebagian besar bagian depan tubuh daripada terlihat sebagian besar belakang tubuh. Hal ini dapat diatur dengan patokan sebagai berikut
a. Kalau berdiri menghadap ke kanan, maka kaki kanan sebaiknya berada didepan.
b. Kalau berdiri menghadap ke kiri, maka kaki kiri sebaiknya berada didepan.
c. Harus diatur pula balance para pemain di panggung. Jangan sampai seluruh pemain mengelompok di satu tempat. Dalam hal mengatur balance, komposisinya:
Bagian kanan lebih berat daripada kiri
Bagian depan lebih berat daripada belakang
Yang tinggi lebih berat daripada yang rendah
Yang lebar lebih berat daripada yang sempit
Yang terang lebih berat daripada yang gelap
Menghadap lebih berat daripada yang membelakangi
Komposisi diatur tidak hanya bertujuan untuk enak dilihat tetapi juga untuk mewarnai sesuai adegan yang berlangsung; Jelas, tidak ragu-ragu, meyakinkan, mempunyai pengertian bahwa gerak yang dilakukan jangan setengah-setengah bahkan jangan sampai berlebihan.Kalau ragu-ragu terkesan kaku sedangkan kalau berlebihan terkesan over acting. Dimengerti, berarti apa yang kita wujudkan dalam bentuk gerak tidak menyimpang dari hukum gerak dalam kehidupan. Misalnya bila mengangkat barang yang berat dengan tangan kanan, maka tubuh kita akan miring ke kiri, dsb. Menghayati berarti gerak-gerak anggota tubuh maupun gerak wajah harus sesuai tuntutan peran dalam naskah, termasuk pula bentuk dan usia.
Arti Definisi / Pengertian Drama Dan Jenis / Macam Drama - Pelajaran Bahasa IndonesiaSubmitted by godam64
on Wed, 26/03/2008 - 01:06
Drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa yunani).Sedangkan dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalan suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Sandiwara adalah sebutan lain dari drama di mana sandi adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang memainkan drama disebut aktor atau lakon.
Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama lama.
1. Drama Baru / Drama ModernDrama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.
2. Drama Lama / Drama KlasikDrama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.
Macam-Macam Drama Berdasarkan Isi Kandungan Cerita :
1. Drama KomediDrama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.
2. Drama TragediDrama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.
3. Drama Tragedi KomediDrama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.
4. OperaOpera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.
5. Lelucon / DagelanLelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.
6. Operet / OperetteOperet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
7. PantomimPantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.
8. TablauTablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.
9. PassiePassie adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius.
10. WayangWayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan lain sebagainya.