Pengertian Ilmu menurut para ahli Ashley Montagu menyebutkan bahwa “Science is a systemized knowledge services form observation, study, and experimentation carried on under determine the nature of principles of what being studied.” (ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang disusun dalam suatu system yang berasal dari pengamatan, studi dan pengalaman untuk menentukan hakikat dan prinsip hal yang sedang dipelajari). Harold H. titus mendefinisikan “Ilmu (Science) diartikan sebagai common science yang diatur dan diorganisasikan, mengadakan pendekatan terhadap benda-benda atau peristiwa-peristiwa dengan menggunakan metode-metode observasi yang teliti dan kritis). Dr. Mohammad Hatta mendefinisikan “Tiap-tiap ilmu pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan kausal dalam satu golongan masalah yang sama tabiatnya, baik menurut kedudukannya tampak dari luar maupun menurut bangunannya dari dalam.” Drs. H. Ali As’ad dalam buku Ta’limul Muta’allim menafsirkan ilmu sebagai : “Ilmu adalah suatu sifat yang kalau dimiliki oleh seorang maka menjadi jelaslah apa yang terlintas di dalam pengertiannya” Filsafat ilmu sangat penting peranannya terhadap penalaran manusia untuk membangun ilmu. Sebab, filsafat ilmu akan menyelidiki, menggali, dan menelusuri sedalam, sejauh, dan seluas mungkin semua tentang hakikat ilmu. Dalam hal ini, kita bisa mendapatkan gambaran bahwa filsafat ilmu merupakan akar dari semua ilmu dan pengetahuan . Beberapa pandangan mengenai filsafat ilmu Filsafat ilmu merupakan suatu tinjauan kritis tentang pendapat- pendapat ilmiah . Filsafat ilmu adalah pembandingan atau
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Pengertian Ilmu menurut para ahli
Ashley Montagu menyebutkan bahwa “Science is a systemized knowledge services form observation, study, and experimentation carried on under determine the nature of principles of what being studied.” (ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang disusun dalam suatu system yang berasal dari pengamatan, studi dan pengalaman untuk menentukan hakikat dan prinsip hal yang sedang dipelajari). Harold H. titus mendefinisikan “Ilmu (Science) diartikan sebagai common science yang diatur dan diorganisasikan, mengadakan pendekatan terhadap benda-benda atau peristiwa-peristiwa dengan menggunakan metode-metode observasi yang teliti dan kritis). Dr. Mohammad Hatta mendefinisikan “Tiap-tiap ilmu pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan kausal dalam satu golongan masalah yang sama tabiatnya, baik menurut kedudukannya tampak dari luar maupun menurut bangunannya dari dalam.” Drs. H. Ali As’ad dalam buku Ta’limul Muta’allim menafsirkan ilmu sebagai :“Ilmu adalah suatu sifat yang kalau dimiliki oleh seorang maka menjadi jelaslah apa yang terlintas di dalam pengertiannya”
Filsafat ilmu sangat penting peranannya terhadap penalaran manusia untuk membangun ilmu. Sebab, filsafat ilmu akan menyelidiki, menggali, dan menelusuri sedalam, sejauh, dan seluas mungkin semua tentang hakikat ilmu.
Dalam hal ini, kita bisa mendapatkan gambaran bahwa filsafat ilmu merupakan akar dari semua ilmu dan pengetahuan.
Beberapa pandangan mengenai filsafat ilmu
Filsafat ilmu merupakan suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah. Filsafat ilmu adalah pembandingan atau pengembangan pendapat-pendapat masa lampau terhadap pendapat-pendapat masa sekarang yang didukung dengan bukti-bukti ilmiah.
Filsafat ilmu merupakan paparan dugaan dan kecenderungan yang tidak terlepas dari pemikiran para ilmuwan yang menelitinya. Filsafat ilmu dapat dimaknai sebagai suatu disiplin, konsep, dan teori tentang ilmu yang sudah dianalisis serta diklasifikasikan. Filsafat ilmu adalah perumusan pandangan tentang ilmu berdasarkan penelitian secara ilmiah.
Inti sari filsafat ilmu
Kebenaran Fakta Logika
Konfirmasi
Ciri-ciri dan cara kerja filsafat ilmu
Mengkaji dan menganalisis konsep-konsep, asumsi, dan metode ilmiah. Mengkaji keterkaitan ilmu yang satu dengan ilmu yang lainnya. Menkaji persamaan ilmu yang satu dengan yang lainnya, tanpa mengabaikan persamaan
kedudukan masing-masing ilmu. Mengkaji cara perbedaan suatu ilmu dengan ilmu yang lainnya. Mengkaji analisis konseptual dan bahasa yang digunakannya. Menyelidiki berbagai dampak pengetahun ilmiah terhadap:
o Cara pandang manusiao Hakikat manusiao Nilai-nilai yang dianut manusiao Tempat tinggal manusiao Sumber-sumber pengetahuan dan hakikatnyao Logika dengan matematikao Logika dan matematika dengan realitas yang ada
Cara filsafat ilmu melakukan penelitian, pengkajian, dan penyelidikan meliputi:
Sebab akibat Pemastian Penggolongan Pengendalian Hukum Pengukuran Model Ramalan Kemungkinan Teori Pembenaran Deduksi Definisi Fakta empiris Induksi Hipotesis
Fungsi filsafat ilmu
Alat untuk menelusuri kebenaran segala hal-hal yang dapat disaksikan dengan panca indra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah.
Memberikan pengertian tentang cara hidup dan pandangan hidup. Panduan tentang ajaran moral dan etika. Sumber ilham dan panduan untuk menjalani berbagai aspek kehidupan.
Sarana untuk mempertahankan, mendukung, menyerang atau juga tidak memihak terhadap pandangan filsafat lainnya.
Melihat uraian di atas, filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Dengan demikian, filsafat ilmu sangatlah penting peranannya bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Tentu juga, filsafat ilmu sangat bermanfaat bagi manusia untuk menjalani berbagai aspek kehidupan.
Ada orang yang menamakannya ilmu, ada yang menamainya ilmu pengetahuan, dan
pula ada yang menyebutnya sains. Keberagaman istilah tersebut adalah suatu usaha
untuk melahirkan padanan (meng-Indonesiakan) kata science yang asalnya dari
bahasa Inggris. Pengertian yang terkandung dibalik kata-kata yang berbeda tersebut
ternyata juga tidak kalah serba ragamnya. Keserbaragamannya bahkan kadang-kadang
seolah-olah mengingkari citra ilmu pengetahuan itu sendiri yang pada dasarnya
bertujuan untuk merumuskan sesuatu dengan tepat, tunggal dan tidak bias.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, terbitan Balai Pustaka,
Jakarta, 2001, ilmu artinya adalah pengetahuan atau kepandaian. Dari penjelasan
dan beberapa contohnya, maka yang dimaksud pengetahuan atau kepandaian tersebut
tidak saja berkenaan dengan masalah keadaan alam, tapi juga termasuk “kebatinan”
dan persoalan-persoalan lainnya. Sebagaimana yang sudah kita kenal mengenai
beberapa macam nama ilmu, maka tampak dengan jelas bahwa cakupan ilmu
sangatlah luas, misalnya ilmu ukur, ilmu bumi, ilmu dagang, ilmu hitung, ilmu silat, ilmu
tauhid, ilmu mantek, ilmu batin (kebatinan), ilmu hitam, dan sebagainya.
Kata ilmu sudah digunakan masyarakat sejak ratusan tahun yang lalu. Di
Indonesia, bahkan sebelum ada kata ilmu sudah dikenal kata-kata lain yang maksudnya
sama, misalnya kepandaian, kecakapan, pengetahuan, ajaran, kawruh, pangrawuh,
kawikihan, jnana, widya, parujnana, dan lain-lain. Sejak lebih dari seribu tahun yang
lampau nenek moyang bangsa kita telah menghasilkan banyak macam ilmu, contohnya
wedastra (ilmu olah senjata), yudanegara atau niti (ilmu politik), wagmika (ilmu pidato),
sandisutra (sexiology), dharmawidi (ilmu keadilan), dan masih banyak lagi yang lainnya.
Ada yang mencoba membedakan antara pengetahuan (knowledge) dan ilmu
(science). Pengetahuan diartikan hanyalah sekadar “tahu”, yaitu hasil tahu dari usaha
manusia untuk menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa batu, apa gunung, apa air,
dan sebagainya. Sedangkan ilmu bukan hanya sekadar dapat menjawab “apa” tetapi
akan dapat menjawab “mengapa” dan “bagaimana” (why dan how)., misalnya mengapa
batu banyak macamnya, mengapa gunung dapat meletus, mengapa es mengapung
dalam air.
Pengetahuan dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi ilmu apabila memenuhi tiga
kriteria, yaitu obyek kajian, metoda pendekatan dan bersifat universal. Tidak selamanya
fenomena yang ada di alam ini dapat dijawab dengan ilmu, atau setidaknya banyak
pada awalnya ilmu tidak dapat menjawabnya. Hal tersebut disebabkan ilmu yang
dimaksud dalam terminologi di sini mensyaratkan adanya fakta-fakta.
Filsafat adalah suatu ilmu yang kajiannya tidak hanya terbatas pada fakta-fakta saja
melainkan sampai jauh diluar fakta hingga batas kemampuan logika manusia. Batas
kajian ilmu adalah fakta sedangkan batas kajian filsafat adalah logika atau daya pikir
manusia. Ilmu menjawab pertanyaan “why” dan “how” sedangkan filsafat menjawab
pertanyaan “why, why, dan why” dan seterusnya sampai jawaban paling akhir yang
dapat diberikan oleh pikiran atau budi manusia (munkin juga pertanyaan-pertanyaannya
terus dilakukan sampai never ending)..
Sementara ada yang berpendapat bahwa filsafat pada dasarnya bukanlah ilmu,
tetapi suatu usaha manusia untuk memuaskan dirinya selagi suatu fenomena tidak /
belum dapat dijelaskan secara keilmuan. Sebagai contoh dulu orang percaya bahwa
orang yang sakit lantaran diganggu dedemit, meletusnya gunungapi adalah akibat dewa
penguasa gunung tersebut murka, gempabumi terjadi karena Atlas dewa yang
menyangga bumi “gagaro lantaran ateul bujur”, dan masih banyak lagi.
Pengertian Filsafat Ilmu
Untuk memahami arti dan makna filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan pengertian filsafat ilmu dari beberapa ahli yang terangkum dalam Filsafat Ilmu, yang disusun oleh Ismaun (2001)
* Robert Ackerman “philosophy of science in one aspect as a critique of current scientific opinions by comparison to proven past views, but such aphilosophy of science is clearly not a discipline autonomous of actual scientific paractice”. (Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.
* Lewis White Beck “Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine the value and significance of scientific enterprise as a whole. (Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan)
* A. Cornelius Benjamin “That philosopic disipline which is the systematic study of the nature of science, especially of its methods, its concepts and presuppositions, and its place in the general scheme of intellectual discipines. (Cabang pengetahuan filsafati yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.)
* Michael V. Berry “The study of the inner logic if scientific theories, and the relations between experiment and theory, i.e. of scientific methods”. (Penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah.)
* May Brodbeck “Philosophy of science is the ethically and philosophically neutral analysis, description, and clarifications of science.” (Analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan – landasan ilmu.
* Peter Caws “Philosophy of science is a part of philosophy, which attempts to do for science what philosophy in general does for the whole of human experience. Philosophy does two sorts of thing: on
the other hand, it constructs theories about man and the universe, and offers them as grounds for belief and action; on the other, it examines critically everything that may be offered as a ground for belief or action, including its own theories, with a view to the elimination of inconsistency and error.
(Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan ketakajegan dan kesalahan.
* Stephen R. Toulmin “As a discipline, the philosophy of science attempts, first, to elucidate the elements involved in the process of scientific inquiry observational procedures, patens of argument, methods of representation and calculation, metaphysical presuppositions, and so on and then to veluate the grounds of their validity from the points of view of formal logic, practical methodology and metaphysics”.(Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbinacangan, metode-metode penggantian dan perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan metafisika).
Berdasarkan pendapat di atas kita memperoleh gambaran bahwa filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengakaji hakikat ilmu, seperti :
* Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan ? (Landasan ontologis)
* Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendakan pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan epistemologis)
* Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional ? (Landasan aksiologis). (Jujun S. Suriasumantri, 1982)
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Ciri-ciri berfikir filosfi :
1. Berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi. 2. Berfikir secara sistematis. 3. Menyusun suatu skema konsepsi, dan 4. Menyeluruh.
Empat persoalan yang ingin dipecahkan oleh filsafat ialah :
1. Apakah sebenarnya hakikat hidup itu? Pertanyaan ini dipelajari oleh Metafisika 2. Apakah yang dapat saya ketahui? Permasalahan ini dikupas oleh Epistemologi. 3. Apakah manusia itu? Masalah ini dibahas olen Atropologi Filsafat.
Beberapa ajaran filsafat yang telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah ilmu adalah:
1. Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan yang sebenarnya adalah alam semesta badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya kenyataan spiritual. Aliran materialisme memiliki dua variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme humanistis.
2. Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya rohani atau intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif dan idealisme objektif.
3. Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi murupakan hakitat yang asli dan abadi.
4. Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak (absolut) tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada kemampuan minusia.
Manfaat filsafat dalam kehidupan adalah :
1. Sebagai dasar dalam bertindak. 2. Sebagai dasar dalam mengambil keputusan. 3. Untuk mengurangi salah paham dan konflik. 4. Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah.
PENGANTAR
FILSAFAT DAN ILMU
FILSAFAT ILMU
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Filsafat berasal dari Griek berasal dari kata Pilos (cinta), Sophos (kebijaksanaan),
tahu dengan mendalam, hikmah.
Filsafat menurut term : ingin tahu dengan mendalam (cinta pada kebijaksanaan)
Menurut Ciceros (106-43 SM), penulis Romawi orang yang pertama memakai
kata-kata filsafat adalah Phytagoras (497 SM), sebagai reaksi terhadap cendikiawan
pada masanya yang menamakan dirinya ”Ahli pengetahuan”, Phytagoras mengatakan
bahwa pengetahuan dalam artinya yang lengkap tidak sesuai untuk manusia . tiap-tiap
orang yang mengalami kesukaran-kesukaran dalam memperolehnya dan meskipun
menghabiskan seluruh umurnya, namun ia tidak akan mencapai tepinya. Jadi
pengetahuan adalah perkara yang kita cari dan kita ambil sebagian darinya tanpa
mencakup keseluruhannya. Oleh karena itu, maka kita bukan ahli pengetahuan,
melainkan pencari dan pencinta pengetahuan 1
Menurut Prof, I.R. PUDJAWIJATNA menerangkan juga ”Filo” artinya cinta
dalam arti seluas-luasnya yaitu ingin dan karena ingin itu selalu berusaha mencapai
yang diinginkannya . ”Sofia artinya kebijaksanaan artinya pandai, mengerti dengan
mendalam.2
Syekh Mustafa abdurraziq, setelah meneliti pemakaian kata-kata filsafat dikalangan
muslim, maka berkesimpulan bahwa kata-kata hikmah dan hakim dalam bahasa arab dipakai
dalam arti ”filsafat dan filosof” dan sebaliknya, mereka mengatakan hukama-ul-islam atau
Falasifatul-islam .3
Hikmah adalah perkara tertinggi yang bisa dicapai oleh manusia dengan melalui alat-alat
tertentu, yaitu akal dan metode-metode berfikirnya. Allah berfirman : QS Albaqorah (2) :269 :
Allah memberikan hikmah kepada orang yang dikehendaki-Nya dan siapa yang diberikan
hikmat, Maka ia telah diberi kebaikan yang banyak sekali 4
Datangnya hikmah bukan dari penglihatan saja, tetapi juga dari penglihatan dan
hati, atau dengan kata-kata lain , dengan mata hati dan pikiran yang tertuju kepada
alam yang ada disekeling kita, banyak orang yang melihat tetapi tidak memperhatikan,
karena itu Allah mengajak kita untuk melihat dan berfikir: QS Adz Dzariyat (51) 20
21 Allah berfirman :” Pada bumi ada tanda-tanda (kebesaran Tuhan ) bagi orang yang
yakin, apakah kamu tidak mengetahui 5
Konon orang pertama yang menggunakan akal secara serius adalah Thales (Bapak
filsafat) gelar ini diterima karena ia mengajukan pertanyaan :”Apakah sebenarnya
bahan alam semesta ini? Ia menjawab ”Air” setelah itu silih berganti filisof zaman itu
1
Ahmad hanafi, Ma, Pengantar filsafat islam , Bulan Bintang Jakarta 1990) hal 3
. H. Endang Saifuddin Anshari, M,A ,ilmu Filsaft dan Agama. Bina Ilmu tahun 1981
Ahmad Hanafi , Hal 3
dan sesudahitu mengajukan jawaban. Ada yang menjawab (1) Anaximandros (To
Apeiron = asas pertama, tak terbatas), (2) Anaximenes (udara) ,(3) Phytagoras
(Bilangan, jiwa kekal) .(4) Zeno realitas yang ada., Dari Thales sampai Zeno
menganut paham Monisme (kenyataan seluruh bersifat satu). Sedangkan dari
Empedos hingga Demokritos bersifat berlawanan dengan Monisme. (5) Empedokles
menyatakan (6) anasir /Rizomata: air , udara., api, tanah. (7) socrates ( Kebenaran
objektif) , (8) Plato ( idea) (9) aristoteles (penggerak pertama /a first cause or motion)
. DR. Ali Anwar,M si dkk Rangkuman Ilmu Perbandingan Agama Dan Filsafat ,Pustaka
Setia,Bandung, 2005.hal 26
BAB II
FILSAFAT
I. PENGERTIAN FILSAFAT
Orang yang berfilsafat dapat diumpamakan sebagai seseorang yang berpijak di
bumi sedang tengadah ke bintang-bintang , ia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam
kemestaan alam, Karakteristiknya berfikit filsafat yang pertama adalah menyeluruh,
yang kedua mendasar. 7
Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi
segala sesuatu berdasarkan pikiran/ rasio belaka.
a. Menurut Harun Nasution filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika)
dengan bebas (tak terikat tradisi, dogma atau agama) dan dengan sedalam-
dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan
b. Menurut Plato( 427-347 SM) filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada
c. Aristoteles (384-322 SM) yang merupakan murid Plato menyatakan filsafat
menyelidiki sebab dan asas segala benda.
d. Marcus Tullius Cicero (106 – 43 SM) mengatakan bahwa filsafat adalah
pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha untuk mencapainya.
e. Al Farabi (wafat 950 M) filsuf muslim terbesar sebelum Ibn Sina menyatakan
filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan bertujuan
menyelidiki hakekatnya yang sebenarnya.
f. Immanuel kant (1724 – 1804) menyatakan bahwa filsafat adalah ilmu pokok dan
pangkal segala pengetahuan yang mencakup didalamnya 4 persoalan : yaitu (1)
apakah yang dapat kita ketahui (dijawab dengan Metafisika) ,(2) Apakah yang
boleh kita kerjakan (dijawab dengan etika), (3) Sampai dimanakah pengharapan
kita (dijawab dengan agama) (4) Apakah yang dinamakan manusia (dijawab
dengan antropologi)
g. Harold H.Titus mengemukakan 4 pengertian filsafat. adalah :
(1) satu sikap tentang hidup dan tentang alam semesta(Philosophy is an
attitude toward life and the universe)
(2) Filsafat adalah satu metode pemikiran reflektif dan penyelidikan
Akliah(Philosophy is a method of reflective thinking and reasoned
inquired)
(3) Filsafat adalah satu perangkat masalah ( philosophy is a group pf problems)
(4) Fissafat ialah satu perangkat teori atau isi pikiran (philosophy is a group of
system of thouhg. .8
h.Prof. Dr. Fuad Hassan guru besar psikologi universitas indonesia menyimpulkan
bahwa filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berfikir radikal dalam arti mulai dari
radix suatu gejala dari akar suatu hal yang hendak dimasalahkan, dan dengan
jalan penjajagan yang radikal filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-
kesimpulan yang universal
7
. Endang Saifuddin Anshari Ilmu, Filsafat dan Agama ,Bina ilmu Surabaya 1979 hal 79
8
ibid
4
h. Al- Farabi mengatakan bahwa filsafat adalah mengetahui semua yang wujud
karena ia wujud.(al-ilm bil maujudat bimahiya maujudah). Tujuan terpenting
mempelajari filsafat adalah mengetahui tuhan, bahwa ia esa dan tidak bergerak,
bahwa ia memjadi sebab yang aktif bagi semua yang ada , bahwa ia mengatur
alam ini dengan kemurahan, kebijaksanaan dan keadilan-Nya, Seorang filosof
atau al hakim adalah orang yang mempunyai pengetahuan tentang zat yang ada
dengan sendirinya (al-wajibli-dzatihi), Wujud selain Allah , yaitu mahluk adalah
wujud yang tidak sempurna.
i. Ikwanushafa bagi golongan ini, filsafat itu bertingkat-tingkat , pertama cinta
kepada ilmu, kemudian mengetahui hakikat wujud-wujud, menurut kesanggupan
manusia dan yang terakhir ialah berkata dan berbuat sesuai ilmum mengenai
lapangan filsafat diketahui ada 4 yaitu matematika, logika, fisika dan ilmu
ketuhanan. Sedang ilmu ketuhanan mempunyai bagian:1. mengenal Tuhan, 2 ilmu
kerohanian yaitu malaikat, 3. ilmu kejiwaan 4. Ilmu politik (politik kenabian,
politij pemerintahan, politik umum, politik khusus) 5. ilmu akherat. .9
j. IBNUSINA
Pembagian filsafat bagi Ibnu sina pada pokoknya tidak berbeda dengan
pembagian yang sebelumnya, filsafat teori dan filsafat amalan. Filsafat ketuhanan
menurut Ibnu Sina adalah: 1. ilmu tentang turunnya wahyu dan mahluk-mahluk
rohani yang membawa wahyu itu, dengan demikian pula bagaimana cara wahyu
itu disampaikan, dati sesuatu yang bersifat rohani kepada sesuatu yang dapat
dilihat dan didengar. 2. ilmu akherat (Ma’ad) antara lain memperkenalkan kepada
kita bahwa manusia ini tidak dihidupkan lagi badannya, maka rohnya yang abadi
itu akan mengalami siksa dan kesenangan. .10
k. AL-KINDI ,diikalangan kaum muslimin , orang yang pertama memberikan
pengertian filsafat dan lapangannya adalah Al-kindi, ia membagi filsafat 3
bagian :(1)Thibiyyat (ilmu fisika) sebagi sesuatu yang berbenda (2) al-ilm-ur-
riyadli (matematika) terdiri dari ilmu hitung , tehnik, astronomi, dan musik,
berhubungan dengan benda tapi punya wujud sendiri, dan yang tertinggi adalah (3)
ilm ur-Rububiyyah (ilmu ketuhanan)/ tidak berhubungan dengan benda sama
sekali.
II.OBYEK FILSAFAT
1. OBYEK MATERIA FILSAFAT
Ialah segala sesuatu yang menjadi masalah filsafat , segala sesuatu yang
dimasalahkan oleh atau dalam filsafat. Tiga persoalan pokok (1) hakikat tuhan, (2)
hakikat Alam dam (3) hakikat manusia
2. OBYEK FORMA FILSAFAT, ialah usaha mencari keterangan secara radikal
(sedalam-dalamnya sampai keakarnya) tentang obyek materi filsafat 11.
Ahmad hanafi hal 8
Ibid hal 8 - 9
11
Ibid hal 82 - 83
5
III.CABANG- CABANG FILSAFAT
(1) Epistemologi (filsafat pengetahuan)
(2) Etika (Filsafat Moral)
(3) Estetika (filsafat Seni)
(4) Matafisika
(5) Politik (Filsafat pemerintahan)
(6) Filsafat Agama
(7) Filsafat ilmu
(8) Filsafat Pendidikan
(9) Filsafat Hukum
10 Filsafat Sejarah
11 Filsafat matematika
IV .FILSAFAT ILMU
Merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik
mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu merupakan cabang ilmu pengetahuan
yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Meskipun secara metodologis ilmu tidak
membedakan antara ilmu-ilmu alam dengan sosial namun permasalah-permasalahan
teknis yang khas, maka filsafat ilmu itu sering dibagi menjadi filsafat ilmu alam dan
filsafat ilmu sosial. Filsafat ilmu merupakan telaah secara filsafat yang ingin menjawab
beberapa pertanyaan mengenai hakekat ilmu seperti :
- Obyek mana yang ditelaah ilmu? Ujud hakiki obyek? Hubungan obyek dengan
tangkapan manusia
(berfikir, merasa, mengindera( yang membuahkan
pengetahuan).
- Bagaimana proses yang memungkinkan ditimba pengetahuan yang berupa ilmu?
Bagainama prosedurnya. ? hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapat
pengetahuan yang benar, Apa yang disebut kebenaran itu sendiri? Apa kriterianya?
Cara dan tehnik sarana yang membantu kita mendapat pengetahuan yang berupa
ilmu
- Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan
antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana
penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana
kaitan antara tehnik prosedural yang merupakan operasinal metode ilmiah dengan
norma-norma moral/ profesional. 12
FILSAFAT ILMU MERUPAKAN CABANG ILMU FILSAFAT yang hendak mengkaji ilmu dari sisi
filsafat untuk memberi jawaban terhadap sejumlah pertanyaan yang mencakup apa itu
ilmu (ONTOLOGI), Bagaimana ilmu itu diperoleh (dijawab dengan epistemologi) dan
untuk apa ilmu itu dilahirkan (aksiologi).
Filsafat ilmu mempersoalkan dan mengkaji segala persoalanyang berkaitan
dengan ilmu pengetahuan, fisik, dan metafisik. Filsafat ilmu memfokuskan
pembahasan dalam metodologi ilmu pengetahuan .ilmumerupakan salah satu
cara untuk mengetahui bagaimana budi manusia bekerja.ilmu pengetahuan
meupakan karya budi manusia bekerja , karya budi logis dan imajinatif sekaligus
12
Jujun S Suriasumantri, Filsafat ilmu Sebuah Pengantar Populer, Pustaka sinar Harapan jakarta 1993 hal