Pengertian Geologi Geologi adalah pengetahuan bumi yang menyelidiki lapisan-lapisan batuan yang ada dalam kerak bumi. Di dalam kerak bumi terdapat bermacam-macam batuan dan diantar lapisan-lapisan kerak bumi terdapat air yang gunakan sehari-hari. selain itu geologi berarti pengetahuan yang mempelajari sejarah perkembangan bumi serta mahluk yang pernah ada dan hidup di permukaan bumi. 1. Geologi Sebagai Pengetahuan Alam Ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang benda-benda yang terdapat di alam. Pengetahuan alam mempunyai tugas utama, ialah menggambarkan atau melukiskan sesuatu sehingga sifatnya deskriptif. Penyelidikan dalam pengetahuan alam umunya belaku sebagai berikut : kita ikuti dengan seksama suatu gejala sambil mengumpulkan ketentuan-ketentuan elementer dari peristiwa- peristiwa tersebut. Kemudian di induksi lalu dicoba untuk menetapkan hubungan fungsional mengenai gejala tersebut. Geologi juga mempelajari segala gejala yang ada di bumi baik di permukaan maupun di dalam bumi. Akan tetapi tidak semua gejala deologi dapat dilakukan prosesnya dalam laboratorium, seperti fisika, kima, dan lainnya. Proses-proses geologi berlaku di alam itu sendiri, contohnya proses terjadinya minyak bumi. Meskipun dilaboratorium dapat dilakukan tetapi tidak sempurna seperti di alam. Proses geologi biasanya
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Pengertian Geologi
Geologi adalah pengetahuan bumi yang menyelidiki lapisan-lapisan batuan yang ada dalam
kerak bumi. Di dalam kerak bumi terdapat bermacam-macam batuan dan diantar lapisan-lapisan
kerak bumi terdapat air yang gunakan sehari-hari. selain itu geologi berarti pengetahuan yang
mempelajari sejarah perkembangan bumi serta mahluk yang pernah ada dan hidup di permukaan
bumi.
1. Geologi Sebagai Pengetahuan Alam
Ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang benda-benda yang terdapat di alam.
Pengetahuan alam mempunyai tugas utama, ialah menggambarkan atau melukiskan sesuatu
sehingga sifatnya deskriptif.
Penyelidikan dalam pengetahuan alam umunya belaku sebagai berikut : kita ikuti dengan
seksama suatu gejala sambil mengumpulkan ketentuan-ketentuan elementer dari peristiwa-
peristiwa tersebut. Kemudian di induksi lalu dicoba untuk menetapkan hubungan fungsional
mengenai gejala tersebut.
Geologi juga mempelajari segala gejala yang ada di bumi baik di permukaan maupun di
dalam bumi. Akan tetapi tidak semua gejala deologi dapat dilakukan prosesnya dalam
laboratorium, seperti fisika, kima, dan lainnya. Proses-proses geologi berlaku di alam itu
sendiri, contohnya proses terjadinya minyak bumi. Meskipun dilaboratorium dapat dilakukan
tetapi tidak sempurna seperti di alam. Proses geologi biasanya memerlukan waktu yang
sangat lama (sampai berjuta tahun) sehingga pengetahuan geologi tidak semata-mata eksak.
2. Geologi Sebagai Pengetahuan Sejarah
Karena proses yang terjadi di alam membutuhkan waktu yang lama misalnya dalam
pembentukan bumi itu sendiri sampai berjuta-juta tahun, ssehingga untuk mempelajari harus
berdasarkan sejarah. Dahulu ada teori malapetaka yang mengatakan bahwa gejala geologi itu
melalui perubahan yang revolusioner, misalnya muncul dan tenggelamnya daratan secara
tiba-tiba, juga punah dan munculnya spesies-spesies tertentu (menurut CUVIER).
Bahkan oleh D’Orbugny telah menetapkan bahwa bumi telah mengalami 27 kali revolusi.
Setelah itu muncul teori perkembangan evolusi misalnya menurut Generelli. Ahli lain Hutton
: meyatakan dalam teori Uniformitarismanya bahwa “waktu sekarang adalah kuncinya masa
lalu”. Dengan teori ini dapat mengetahui gejala proses yang terjadi pada masa-masa lalu
(geologi) dengan hanya melihat/mengamati keadaan sekarang.
3. Geologi Sebagai Ilmu Pengetahuan
Karena yang dipelajari segala sesuatu yang berkenaan dengan gejala-gejala yang ada di
bumi baik asal, proses. Hasil misalnya mempelajari bahan-bahan alam yang berguna. Geologi
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang bumi (kulit bumi) baik mengenai
susunannya, komposisi, sejarah, proses terjadinya maupun bentuknya.
Cabang-Cabang Ilmu Geologi
1. Mineralogi
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral,
baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari tentang
sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya.
Minerologi terdiri dari kata mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral mempunyai
pengertian berlainan dan bahkan dikacaukan dikalangan awam. Sering diartikan sebagai
bahan bukan organik (anorganik). Maka pengertian yang jelas dari batasan mineral oleh
beberapa ahli geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun
persesuaian umum untuk definisinya (Danisworo, 1994).
Definisi mineral menurut beberapa ahli:
1. L.G. Berry dan B. Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara
anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atom-
atom yang tersusun secara teratur.
2. D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen mempunyai komposisi
kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.
3. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu
atau dalam batas-batas dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan bukan hasil
suatu kehidupan.
Tetapi dari ketiga definisi tersebut mereka masih memberikan anomali atau suatu
pengecualian beberapa zat atau bahan yang disebut mineral, walaupun tidak termasuk
didalam suatu definisi. Sehingga sebenarnya dapat dibuat suatu definisi baru atau definisi
kompilasi. Dimana definisi kompilasi tidak menghilangkan suatu ketentuan umum bahwa
mineral itu mempunyai sifat sebagai: bahan alam, mempunyai sifat fisis dan kimia tetap dan
berupa unsur tunggal atau senyawa.
Definisi mineral kompilasi: mineral adalah suatu bahan alam yang mempunyai sifat-sifat
fisis dan kimia tetap dapat berupa unsur tunggal atau persenyawaan kimia yang tetap, pada
umumnya anorganik, homogen, dapat berupa padat, cair dan gas.
Mineral adalah zat-zat hablur yang ada dalam kerak bumi serta bersifat homogen, fisik
maupun kimiawi. Mineral itu merupakan persenyewaan anorganik asli, serta mempunyai
susunan kimia yang tetap. Yang dimaksud dengan persenyawaan kimia asli adalah bahwa
mineral itu harus terbentuk dalam alam, karena banyak zat-zat yang mempunyai sifat-sifat
yang sama dengan mineral, dapat dibuat didalam laboratorium. Sebuah zat yang banyak
sekali terdapat dalam bumi adalah SiO2 dan dalam ilmu mineralogi, mineral itu disebut
kuarsa. Sebaliknya zat inipun dapat dibuat secara kimia akan tetapi dalam hal ini tidak
disebut mineral melainkan zat Silisium dioksida .
Kalsit, adalah sebuah mineral yang biasanya terdapat dalam batuan gamping dan
merupakan mineral pembentuk batuan yang penting. Zat yang dibuat dalam laboratorium dan
mempunyai sifat- sifat yang sama dengan mineral kalsit adalah CaCO3. Demikian pula
halnya dengan garam-garam yang terdapat sebagai lapisan-lapisan dalam batuan. Garam
dapur dalam ilmu mineralogi disebut halit sedangkan dalam laboratorium garam dapur
disebut dengan natrium-khlorida. Mineral-mineral mempunyai struktur atom yang tetap dan
berada dalam hubungan yang harmoni dengan bentuk luarnya. Mineral-mineral inilah yang
merupakan bagian-bagian pada batuan-batuan dengan kata lain batuan adalah asosiasi
mineral-mineral.
2. Petrologi
Petrologi adalah bidang geologi yang berfokus pada studi mengenai batuan dan kondisi
pembentukannya. Ada tiga cabang petrologi, berkaitan dengan tiga tipe batuan: beku,
metamorf, dan sedimen. Kata petrologi itu sendiri berasal dari kata Bahasa Yunani petra,
yang berarti "batu".
Petrologi batuan beku berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan beku (batuan
seperti granit atau basalt yang telah mengkristal dari batu lebur atau magma). Batuan beku
mencakup batuan volkanik dan plutonik.
Petrologi batuan sedimen berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan sedimen
(batuan seperti batu pasir atau batu gamping yang mengandung partikel-partikel sedimen
terikat dengan matrik atau material lebih halus). Petrologi batuan metamorf berfokus pada
komposisi dan tekstur dari batuan metamorf (batuan seperti batu sabak atau batu marmer
yang bermula dari batuan sedimen atau beku tetapi telah melalui perubahan kimia,
mineralogi atau tekstur dikarenakan kondisi ekstrim dari tekanan, suhu, atau keduanya)
Petrologi memanfaatkan bidang klasik mineralogi, petrografi mikroskopis, dan analisa
kimia untuk menggambarkan komposisi dan tekstur batuan. Ahli petrologi modern juga
menyertakan prinsip geokimia dan geofisika dalam penelitan kecenderungan dan siklus
geokimia dan penggunaan data termodinamika dan eksperimen untuk lebih mengerti asal
batuan.
Petrologi eksperimental menggunakan perlengkapan tekanan tinggi, suhu tinggi untuk
menyelidiki geokimia dan hubungan fasa dari material alami dan sintetis pada tekanan dan
suhu yang ditinggikan. Percobaan tersebut khususnya berguna utuk menyelidiki batuan pada
kerak bagian atas dan mantel bagian atas yang jarang bertahan dalam perjalanan
kepermukaan pada kondisi asli.
3. Stratigrafi
Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi
perlapisan batuan dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah bumi.
Dari hasil perbandingan atau korelasi antar lapisan yang berbeda dapat dikembangkan lebih
lanjut studi mengenai litologi (litostratigrafi), kandungan fosil (biostratigrafi), dan umur
relatif maupun absolutnya (kronostratigrafi). stratigrafi kita pelajari untuk mengetahui luas
penyebaran lapisan batuan.
Ilmu stratigrafi muncul untuk pertama kalinya di Britania Raya pada abad ke-19.
Perintisnya adalah William Smith. Ketika itu dia mengamati beberapa perlapisan batuan yang
tersingkap yang memiliki urutan perlapisan yang sama (superposisi). Dari hasil
pengamatannya, kemudian ditarik kesimpulan bahwa lapisan batuan yang terbawah
merupakan lapisan yang tertua, dengan beberapa pengecualian. Karena banyak lapisan
batuan merupakan kesinambungan yang utuh ke tempat yang berbeda-beda maka dapat
dibuat perbandingan antara satu tempat ke tempat lainnya pada suatu wilayah yang sangat
luas. Berdasarkan hasil pengamatan ini maka kemudian Willian Smith membuat suatu sistem
yang berlaku umum untuk periode-periode geologi tertentu walaupun pada waktu itu belum
ada penamaan waktunya. Berawal dari hasil pengamatan William Smith dan kemudian
berkembang menjadi pengetahuan tentang susunan, hubungan dan genesa batuan yang
kemudian dikenal dengan stratigrafi.
Berdasarkan dari asal katanya, stratigrafi tersusun dari 2 (dua) suku kata, yaitu kata
“strati“ berasal dari kata “stratos“, yang artinya perlapisan dan kata “grafi” yang berasal dari
kata “graphic/graphos”, yang artinya gambar atau lukisan. Dengan demikian stratigrafi dalam
arti sempit dapat dinyatakan sebagai ilmu pemerian lapisan-lapisan batuan. Dalam arti yang
lebih luas, stratigrafi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang aturan,
hubungan, dan pembentukan (genesa) macam-macam batuan di alam dalam ruang dan
waktu.
Aturan: Tatanama stratigrafi diatur dalam “Sandi Stratigrafi”. Sandi stratigrafi adalah
aturan penamaan satuan-satuan stratigrafi, baik resmi ataupun tidak resmi, sehingga
terdapat keseragaman dalam nama maupun pengertian nama-nama tersebut seperti
misalnya: Formasi/formasi, Zona/zona, Sistem dan sebagainya.
Hubungan: Pengertian hubungan dalam stratigrafi adalah bahwa setiap lapis batuan
dengan batuan lainnya, baik diatas ataupun dibawah lapisan batuan tersebut.
Hubungan antara satu lapis batuan dengan lapisan lainnya adalah “selaras”
(conformity) atau “tidak selaras” (unconformity).
Pembentukan (Genesa): Mempunyai pengertian bahwa setiap lapis batuan memiliki
genesa pembentukan batuan tersendiri. Sebagai contoh, facies sedimen marin, facies
sedimen fluvial, facies sedimen delta, dsb.
Ruang: Mempunyai pengertian tempat, yaitu setiap batuan terbentuk atau diendapkan
pada lingkungan geologi tertentu. Sebagai contoh, genesa batuan sedimen: Darat
(Fluviatil, Gurun, Glacial), Transisi (Pasang-surut/Tides, Lagoon, Delta), atau Laut
(Marine: Lithoral, Neritik, Bathyal, atau Hadal)
Waktu: Memiliki pengertian tentang umur pembentukan batuan tersebut dan biasanya
berdasarkan Skala Umur Geologi. Contoh: Batugamping formasi Rajamandala
terbentuk pada kala Miosen Awal; Batupasir kuarsa formasi Bayah terbentuk pada
kala Eosen Akhir
4. Paleontologi
Paleontologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu paleon yang berarti tua atau yang
berkaitan dengan masa lampau; ontos berarti kehidupan dan; logos yang berarti ilmu atau
pembelajaran, atau di pihak lain menyebutkan bahwa paleontology adalah juga paleobiologi (
paleon = tua, bios = hidup, logos = ilmu ) jadi paleontologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang sejarah kehidupan masa lampau di bumi, termasuk hewan dan tumbuhan yang telah
menjadi fosil.
Shrock &Twenhofel (1952), menatakan bahwa Paleontologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang kehidupan masa lampau dalam skala umur geologi,yaitu umur termuda
adalah Kala Holosen (0,01 jt. th. yang lalu).
Berbeda dengan mempelajari hewan atau tumbuhan yang hidup di jaman sekarang,
paleontology menggunakan fosil atau jejak organisme yang terawetkan di dalam lapisan
kerak bumi, yang terawetkan oleh proses-proses alami, sebagai sumber utama penelitian, dan
dibatasi oleh umur termuda pada Kala Holosen, yang artinya ini akan sangat sulit untuk di
pelajari. Data yang kita peroleh saat ini merupakan data-data hasil penelitian selama
berpuluh-puluh tahun.Oleh karena itu, secara sempit,Paleontologi dapat diartikan ilmu
mengenai fosil sebab jejak kehidupan zaman purba terekam dalam fosil.
5. Geologi Sejarah
Geologi Sejarah merupakan salah satu cabang geologi yang mempelajari sejarah
terjadinya bumi dan peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi padanya. Semenjak manusia
menghuni bumi ini mereka ingin mengetahui dan ingin mendapat jawaban mengenai
bagaimana terjadinya bumi, kapan terjadinya, dan peristiwa-peristiwa apa saja yang telah
terjadi padanya.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut bukan merupakan hal yang mudah. Ini disebabkan
konon manusia “dilahirkan” di bumi beberapa juta yang lalu setelah bumi terbentuk. Itulah
sebabnya untuk menjawab pertanyaan itu manusia akan bertitik tolak dari segala sesuatu
yang terekam dalam kulit bumi baik yang merupakan rekaman kejadian pada masa lampau
ataupun kejadian pada masa kini. Berikut ini adalah beberapa teori yang mengacu pada
pembentukan bumi,
Teori Malapetaka (Teori Kastafora)
Baron Georges Cuvier (1769-1832) orang Perancis yang ahli dalam bidang anatomi dan
juga mempelajari geologi telah banyak mempelajari fosil Vertebrata yang merupakan
hasil penelitiannya di daerah Paris dan sekitarnya.
Dari hasil penelitiannya itu, beliau telah berhasil menulis buku mengenai fosil Vertebrata
sebanyak 12 jilid dan berhasil mengambil kesimpulan antara lain :
1. kehidupan di alam pada waktu itu dijumpai dalam waktu yang sangat berlimpah.
2. tiap lapisan kulit bumi yang tertentu mengandung fosil yang tertentu pula.
3. perbedaan kelompok kehidupan yang terdapat di dalam lapisan-lapisan itu sama
besarnya dengan kelompok kehidupan yang sekarang masih hidup.
4. kehidupan dari tiap-tiap zaman tersebut berjalan tidak berubah dan sewaktu
terjadinya revolusi, maka hewan-hewan maupun tumbuh-tumbuhan punah.
5. sesudah malapetaka tersebu, maka akan muncul hewan dan tumbuhan baru yang
nantinya akan mengalami revolusi yang memusnahkannya.
6. manusia, hewan dan tumbuhan sekarang ini terjadi sesudah malapetaka yang
terakhir.
Pada waktu lahirnya, teori ini sangat populer karena dapat menyesuaikan dengan ajaran
gereja, yaitu dengan timbulnya banjir raksasa pada zaman Nabi Nuh. Namun teori ini
hanya bertahan hingga pertengahan abad 18, yaitu munculnya Generelli yang
mengemukakan pendapat bahwa sejarah bumi ini berlaku tidak dengan jalan kekerasan
akan tetapi kejadian pada masa lampau dapat diterangkan dengan bertitik tolak pada
kejadian-kejadian zaman sekarang.
Teori Uniformitarisma
James Hutton (1726-1979) seorang ahli geologi berkebangsaan Skotlandia mengadakan
penyelidikan proses sedimentasi yang terjadi di sungai, di danau, maupun di pantai daerah
Skotlandia. Beliau berhasil menyimpulkan bahwa kenampakan yang dijumpai pada
batuan sedimen yang terbentuk pada masa lampau dijumpai pula pada proses
pembentukan sedimen yang terjadi sekarang.
Dari beberapa hasil penelitiannya kemudian disimpulkan suatu teori yang lebih dikenal
sebagai “KONSEPSI UNIFORMITARISMA” yang menyebutkan bahwa waktu
sekarang adalah merupakan kunci pada masa lampau.
PRESENT IS THE KEY TO THE PAST
Dengan demikian, kalau pada waktu sekarang terjadi waktu pelapukan, pengangkatan,
perlipatan, maupun sedimentasi, maka proses seperti itupun pernah terjadi juga ada waktu
lampau. Demikian pula peristiwa pembentukan gunung api yang hingga kini di beberapa
daerah masih berlangsung terus, juga terjadi pada masa lampau.
Hukum Steno
Bertitik tolak dari konsep James Hutton, Steno seorang ahli geologi Italia mengadakan
pengamatan di beberapa jeram sungai di Italia dan sepanjang pantai Italia. Dari hasil
pengamatannya telah dilahirkan 3 buah hukum yang berlaku untuk batuan sedimen.
1. Hukum Superposisi yang menyatakan bahwa pada batuan sedimen dalam
kedudukan yang belum berubah, bagian atas merupakan bagian yang relatif muda
dibandingkan dengan bagian bawah dalam satu seri sedimentasi.
2. Hukum Kejadian Horisontal yang menyatakan bahwa dalam satu seri perlapisan
pada saat mula terbentuk mempunyai kedudukan horisontal. Apabila ternyata
lapisan tersebut telah membentuk sudut dengan bidang horisontal menunjukkan
bahwa perlapisan tersebut sudah pernah terangkat.
3. Hukum Kejadian Menerus yang menyatakan bahwa dalam proses sedimentasi
akan dihasilkan perlapisan yang samatebal apabila tidak terjadi gangguan di
tempat terjadinya (dalam cekungan sedimentasi). Apabila dijumapi lapisan yang
semakin menipis ataupun pembajian pada perlapisan, hal ini disebabkan adanya
gangguan pada saat proses sedimentasi sedang berlangsung.
Hukum Hubungan Potong Menyilang (Cross-Cutting Relationship)
Dari Hukum Superposisi yang semula diterapkan untuk perlapisan batuan sedimen,
kemudian dikembangkan lebih lanjut untuk kenampakan yang mempunyai kejadian
sejenis.
Di alam sering dijumpai kenampakan suatu pahatan dipotong oleh pahatan yang lain,
suatu seri batuan sedimen dipotong oleh pahatan, suatu seri batuan sedimen dipotong
oleh dike batuan beku, suatu vein dipotong oleh vein yang lain.
Dalam hal yang demikian dapat ditentukan mana yang terjadi terlebih dahulu, dengan
bertitik tolak pada Hukum Hubungan Potong Menyilang.
6. Geologi Ekonomi
Geologi ekonomi berhubungan dengan material bumi yang dapat digunakan untuk tujuan
ekonomi dan/atau industri. Material tersebut mencakup logam mulia dan logam murni,
mineral non logam, batu untuk konstruksi, mineral minyak bumi, batubara, dan air. Istilah ini
umumnya mengacu pada endapan mineral logam dan sumber mineral. Teknik yang
digunakan oleh disiplin ilmu kebumian lainnya (seperti geokimia, mineralogi, geofisika, dan
geologi struktur) dapat seluruhnya digunakan untuk mengerti, mencari, dan memanfaatkan
suatu endapan bijih.
Geologi ekonomi dipelajari dan dilaksanakan oleh para ahli geologi, walaupun demikian
hal ini juga menjadi perhatian penting untuk para bankir investasi, analis saham dan pekerja
lainnya seperti teknisi, ilmuwan dan konservator lingkungan dikarenakan akibat jangka
panjang industri pengolahan terhadap masyarakat, perekonomian dan lingkungan.Termasuk
juga didalamnya geowisata, yang merupakan bagian dari ilmu geologi yang mengekploitasi
panorama keindahan alam yang dikarenakan proses-proses geologi,seperti proses
erosi ,patahan maopun pelarutan ,contohnya ,panorama goa kapur,air terjun dll.
7. Geofisika
Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan kaidah
atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk juga meteorologi, elektrisitas atmosferis
dan fisika ionosfer.
Penelitian geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan
pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh
batuan di dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan
kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal.
Dalam skala yang berbeda, metode geofisika dapat diterapkan secara global yaitu untuk
menentukan struktur bumi, secara lokal yaitu untuk eksplorasi mineral dan pertambangan
termasuk minyak bumi dan dalam skala kecil yaitu untuk aplikasi geoteknik (penentuan
pondasi bangunan dll).
Di Indonesia, ilmu ini dipelajari hampir di semua perguruan tinggi negeri yang ada.
Biasaya geofisika masuk ke dalam fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(MIPA), karena memerlukan dasar-dasar ilmu fisika yang kuat, atau ada juga yang
memasukkannya ke dalam bagian dari Geologi. Saat ini, baik geofisika maupun geologi
hampir menjadi suatu kesatuan yang tak terpisahkan Ilmu bumi.
Bidang kajian ilmu geofisika meliputi meteorologi (udara), geofisika bumi padat dan
oseanografi(laut).
Beberapa contoh kajian dari geofisika bumi padat misalnya seismologi yang mempelajari
gempabumi, ilmu tentang gunungapi (Gunung Berapi) atau volcanology, geodinamika yang
mempelajari dinamika pergerakan lempeng-lempeng di bumi, dan eksplorasi seismik yang
digunakan dalam pencarian hidrokarbon.
Metode-metode geofisika
Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori yaitu metode pasif
dan aktif. Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh
bumi. Metode aktif dilakukan dengan membuat medan gangguan kemudian mengukur
respons yang dilakukan oleh bumi. Medan alami yang dimaksud disini misalnya radiasi
gelombang gempa bumi, medan gravitasi bumi, medan magnetik bumi, medan listrik dan
elektromagnetik bumi serta radiasi radioaktifitas bumi. Medan buatan dapat berupa
ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke dalam tanah, pengiriman sinyal radar dan lain
sebagainya.
8. Geomorfologi
Geomorfologi ialah ilmu yang mempelajari tentang bentukan di permukaan bumi baik di
atas maupun di bawah permukaan laut dan menekankan pada genesis dan perkembangan
serta konteks dan kekurangannya. Geomorfologi selama abad ke-17 hanya mendeskripsikan
tentang bentukan-bentukan lahan baik secara kualitatif maupun kuantitatif, misalnya
deskripsi kualitatif biasanya mendeskripsikan tentang bentukan-bentukan lahan biasanya
hanya dengan istilah-istilah kualitatif saja. Misalnya saja bentuk lereng, cekung ataupun
lurus. Perubahan dari kualitatif menjadi kuantitatif karena ditemukannya alat-alat pengukur,
misalnya deskripsi kuantitatif kemiringan lereng 20º, ketinggian puncak gunung mencapai
1500 meter dpl.
Geomorfologi statis ialah geomorfologi yang hanya berpusat pada bentukan yang ada
namun tidak memperhatikan proses perubahan yang terjadi, sedangkan pada akhir abad ke-17
muncul pemahaman tentang konsep proses bentukan. Tokoh-tokoh yang terkenal pada saat
itu ialah:
a. Ibnu Sina dan Leonardo Da Vinci
Beliau menjelaskan tentang proses erosi misalnya yang disadari oleh para ahli
pertanian atau bangunan. Selain itu proses pemahaman yang menyebabkan bentukan-
bentukan yang ada dipermukaan bumi ini mengalami perubahan terhadap proses yang
telah terjadi pada masa lalu yang mulai dilakukan orang.
b. Catastrophism
Beliau mengemukakan tentang teori catastrophisme atau disebut juga teori mala
petaka. Teori ini menjelaskan tentang proses pembentukan bentang alam pada saat itu.
Menurut teori ini bentuk muka bumi disaksikan mengalami perubahan dalam jangka
waktu yang lama.
c. Hutton (1726 - 1797)
Pada awal abad ke-18 Hutton telah berfikir perubahan besar dalam pandangan
pembentukan bentang alam. Teori ini biasanya dikenal dengan nama teori
Uniformitarianism yang menjelaskan tentang semua bentukan alam tidak terbentuk
secara revolusi dengan melalui penciptaan baru tetapi terjadi oleh proses yang sama
sepanjang waktu, hanya kecepatan dan kekuatannya saja yang berbeda.
Proses yang terjadi di permukaan bumi dibedakan oleh iklim, dan berdasarkan ciri-
cirinya, misalnya; saja iklim, iklim mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
d. W. M. Davis
Beliau mengemukakan tentang konsep siklus yang terjadi pada periode ini. Study
Geomorfologi pada saat itu tertuju kepada hal-hal yang faktual dan fungsional, biasanya
hal-hal yang dipelajarinya merupakan fakta, bukan hanya sekedar imajinasi belaka.
Disamping materi yang dipelajari mempunyai fungsi dalam kehidupan manusia.
Batasan Geomorfologi
Batasan tentang geomorfologi tidak terlepas dari apa yang menjadi objek kajiannya,
bisa dilihat dari asal kata yang membentuknya. Atas dasar tersebut Geomorfologi dapat
diartikan sebagai pengetahuan tentang bentuk-bentuk permukaan bumi. Objek yang
menjadi studi Geomorfologi tidak hanya dipelajari dalam bentuk-bentukan yang ada,
tetapi dipelajari juga bagaimana hubungan bentukan dan proses atau genesis dalam suatu
system bentang alam serta apa manfaat yang dipelajari bagi kepentingan hidup manusia
dalam geomorfologi dilakukan penafsiran bentuk dan proses atau genesisnya dalam masa
sekarang ataupun masa lampau.
Melihat proses terjadinya bentukan yang kita lihat sekarang, misalnya suatu macam
bentukan yang terjadi oleh proses yang berlainan, misalnya saja; suatu deretan
pegunungan bisa terjadi oleh proses lipatan atau patahan.
9. Geologi Teknik
Geologi Teknik adalah aplikasi geologi untuk kepentingan keteknikan, yang menjamin
pengaruh faktor-faktor geologi terhadap lokasi, desain, konstruksi, pelaksanaan
pembangunan (operation) dan pemeliharaan hasil kerja keteknikanatau engineering works
(American Geological Institute dalam Attewell & Farmer, 1976).
Didalamnya mempelajari antara lain:
Mekanika Tanah dan Batuan
Teknik Pondasi
Struktur Bawah Tanah
Sebenarnya pengetahuan ini sudah dimengerti dan dipergunakan beberapa abad yang
lalu baik di indonesia maupun di negeri-negeri lain. Di indonesia misalnya pada
pembuatan candi-candi pada waktu itu sudah dapat memilih batu-batu berkualitas.
Pemakaian ilmu geologi untuk bidang teknik sipi dilakukan oleh ahli teknik sipil inggris
bernama William Smith (1839) dikenal sebagai bapak geologi inggris. Dengan
pembuatan terowongan kereta api swiss, bendungan di california, (1928). Di indonesia
kira-kira 50 tahun yang lalu baru mulai ada kesadaran pentingnya geologi dalam
pekerjaan-pekerjaan sipil.
Gambar. Ruang Lingkup Geologi Teknik
Peristilahan material bangunan sering terjadi masalah, oleh karena itu sebagai
konsultan bidang geologi teknik harus memahami istilah-istilah atau batasan-batasan
yang benar menurut teknik sipil. Ada perbedaan pengertian dalam bidang geologi
maupun bidang teknik sipil tentang tanah dan batuan.