Top Banner
Drs. Asep Yadi Windradi NIP. 196603121993031009 Diktat Pelajaran Sosiologi Kelas X Semester 1 Drs. Asep Yadi Windradi : Pengendalian Sosial 1 Pengendalian Sosial (Social Control)
45

Pengendalian Sosial Atur

Nov 16, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PENGENDALIAN SOSIAL

Diktat Pelajaran

Sosiologi Kelas X

Semester 1

LEMBAR PENGESAHAN

Dengan mengucapkan Puji Syukur ke-Hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Hidayah-Nya, Kepala SMA Negeri 3 Rangkasbitung mengesahkan Diktat Pelajaran dengan judul :

PENGENDALIAN SOSIAL

(Referensi)MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

KELAS X SEMESTER 2SMA NEGERI 3 RANGKASBITUNGPenyusun :

Drs. Asep Yadi Windradi (NIP. 19660312 1993031009), Penata Tingkat I/ III.d Guru Sosiologi Kelas X dan XII Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SMAN 3 Rangkasbitung

Rangkasbitung, Agustus 2009Mengesahkan :

Kepala SMA Negeri 3 Rangkasbitung

Drs. H. Ika Santika, M.Si.

NIP. 195804141986031014

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji Syukur ke-Hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Hidayah-Nya akhirnya Penyusun dapat menyelesaikan tulisan yang sederhana berupa Diktat Pelajaran Sosiologi Semester 2 Kelas X SMA Negeri 3 Rangkasbitung.

Penyusunan Diktat Pelajaran ini disesuaikan dengan kebutuhan yang ada dengan mempertimbangkan adanya keseimbangan antara unsur pengetahuan dengan unsur keterampilan. Materi Diktat Pelajaran ini ditujukan untuk Peserta Didik Kelas X Semester 2, tentang Pengendalian Sosial.Diktata Pelajaran ini diberi judul :

PENGENDALIAN SOSIAL

(Referensi)

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

KELAS X SEMESTER 2SMA NEGERI 3 RANGKASBITUNGSelesainya penyusunan Diktat Pelajaran ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh sebab itu Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung khususnya kepada yang terhormat Bapak Drs. H. Ika Santika, M.Si, selaku Kepala SMA Negeri 3 Rangkasbitung yang telah memberikan dorongan dan bimbingan kepada Penyusun sampai tersusunnya Diktat Pelajaran ini.Penyusun menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan Diktat Pelajaran ini masih banyak kekurangannya baik dalam cara penulisan maupun isinya. Oleh sebab itu Penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran untuk kesempurnaan penulisan Dikat Pelajaran pada masa yang akan datang.Akhirnya dengan segala kerendahan hati, Penyusun mengucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT selalu memberikan petunjuk dan ilmu yang berguna bagi kita semua. Amien.

Rangkasbitung, Agustus 2009

Penyusun,

Drs. Asep Yadi Windradi

NIP. 196603121993031009

KATA PENGANTAR

Hal

Lembar Pengesahan............................................................................. i

Kata Pengantar ..................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................... iv

PENGENDALIAN SOSIAL (SOCIAL CONTROL)A. DEFINISI PENGENDALIAN SOSIAL ........................................ 3B. JENIS PENGENDALIAN SOSIAL 1. Pengendalian individu terhadap individu lain ........................... 42. Pengawasan individu dengan kelompok 5

3. Pengawasan kelompok dengan individu 5

4. Pengawasan antar kelompok . 5C. SIFAT PENGENDALIAN SOSIAL 6D. TEKNIK PENGENDALIAN SOSIAL 1. Persuasif .................................................................................... 82. Koersif ..................................................................................... 9E. CARA DAN BENTUK PENGENDALIAN SOSIAL ................................. 10F. FUNGSI PENGENDALIAN SOSIAL 1. Meyakinkan masyarakat tentang kebaikan norma .................. 112. Mempertebal kebaikan norma ................................................. 12

G. PERANAN PRANATA SOSIAL DALAM PENGEN-DALIAN SOSIAL ........................................................................ 12H. KONSEKUENSI PENGGUNAAN TEKNIK-TEKNIK PENGENDALIAN SOSIAL ..................................................... 14KEGIATAN 1 .................................................................................... 17KEGIATAN 2 ................................................................................... 19UJI KOMPETENSI ......................................................................... 21PENGENDALIAN SOSIAL

(SOCIAL CONTROL)

Akhir-akhir ini sering kita membaca, mendengar dan melihat banyak terjadi kasus penyimpangan di masyarakat. Pembunuhan, mutilasi, pemerkosaan, penipuan, narkoba dan sebagainya, selalu menjadi berita utama di media massa. Masyarakat semakin dibuat resah dengan berbagai peristiwa tersebut. Berbagai upaya telah dilakukan, baik secara preventif maupun represif, untuk mengendalikan berbagai penyimpangan yang terjadi di masyarakat. Berbagai analisa bergulir terhadap terjadinya sebuah kasus, tetapi terkadang tindakan solutif dan preventif tidak terealisasi. Artinya, penyimpangan sosial tetap menjadi tontonan dan momok bagi masyarakat. Timbul pertanyaan, mengapa banyak terjadi penyimpangan sosial? Bisakah terbentuk sebuah masyarakat tanpa penyimpangan? Upaya untuk mengantisipasi dan memberikan solusi terhadap penyimpangan sosial dikenal dengan pengendalian sosial (social control). Pengendalian sosial merupakan sebuah proses yang direncanakan atau tidak direncanakan dengan tujuan mengajak, membimbing, bahkan memaksa masyarakat agar mematuhi nilai-nilai atau aturan-aturan yang berlaku, atau dengan kata lain pengendalian sosial merupakan tindakan pengawasan terhadap perilaku anggota masyarakat agar tidak melakukan penyimpangan. Manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa lepas dari orang lain. Interkasi sosial merupakan bentuk dari hubungan antar manusia yang saling membutuhkan. Dalam berinteraksi tersebut tidak jarang timbul masalah, misalnya terjadi beda pendapat, salah paham, berselisih dam kemudian berkelahi. Adu fisik terkadang dianggap sebagai alternatif penyelesaian masalah, padahal kenyataannya justru menambah masalah baru. Benar tidak ? Pernahkah kalian berbuat seperti itu? Bagaimana sikap kita jika timbul masalah dengan orang lain? Tentunya kita semua berharap masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan akan kembali pada situasi dan kondisi semula, sehingga akan terwujud suatu keseimbangan sosial (social equilibrium). Hal penting yang perlu diperhatikan, bahhwa untuk menciptakan keseimbangan sosial tersebut diperlukan upaya-upaya menghilangkan penyimpangan-penyimpangan sosial yang terjadi di masyarakat. Perhatikan gambar berikut ini.

Gambar disamping adalah pihak keamanan atau kepolisian yang merupakan salah satu agen dalam pengendalian sosial, dimana kepolisian memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menghilangkan berbagai bentuk penyimpangan di masyarakat dengan tujuan terciptanya keamanan dan ketertiban dalam masyarakat. A. DEFINISI PENGENDALIAN SOSIAL

Social control atau pengendalian sosial adalah sesuatu yang nyata dilakukan oleh masyarakat sebagai bentuk upaya untuk menciptakan kondisi yang mereka inginkan. Ada beberapa pendapat tentang definisi pengendalian sosial, antara lain: Astrid S. Susanto mengemukakan, bahwa pengendalian sosial adalah kontrol yang bersifat psikologis dan nonfisik karena merupakan tekanan mental terhadap individu sehingga individu akan bersikap dan bertindak sesuai dengan penilaian dalam kelompok tersebut.

Joseph Roucek mengemukakan bahwa pengendalian sosial merupakan segala proses, baik yang direncanakan maupun tidak direncanakan yang bersifat mendidik, mengajak, atau bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi kaidah/norma/aturan yang berlaku di masyarakat.

Menurut Berger, pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang membangkang.

Karel Veeger mendefinisikan pengendalian sosial sebagai kelanjutan dari proses sosialisasi dan berhubungan dengan cara-cara dan metode-metode yang dipergunakan untuk mendorong seseorang agar berperilaku selaras dengan kehendak kelompok atau masyarakat, yang jika dijalankan secara efektif, perilaku individu akan konsisten dengan tipe perilaku yang diharapkan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa upaya untuk mewujudkan kondisi seimbang didalam masyarakat disebut pengendalian sosial (Social Control). Menurut Koentjaraningrat, ada tiga proses sosial yang perlu mendapat pengendalian sosial, yaitu:

1. Ketegangan sosial yang terjadi antara adat-istiadat dan kepentingan individu.2. Ketegangan sosial yang terjadi karena adanya pertemuan antar golongan khusus.

3. Ketegangan sosial yang terjadi karena golongan yang melakukan penyimpangan secara sengaja menentang tata kelakuan atau peraturan. B. JENIS PENGENDALIAN SOSIAL Siapa saja yang terlibat dalam pengendalian sosial? Berdasarkan pihak yang melakukan pengendalian soaial, jenis-jenis pengendalian sosial terdiri dari:

5. Pengendalian individu terhadap individu lain. Hal ini terjadi jika individu melakukan pengawasan terhadap individu lain, baik disadari maupun tidak. Contohnya:

Guru yang menasehati muridnya yang berbuat kesalahan

Amir menyuruh adiknya agar berhenti berteriak-teriak.

Tono mengawasi adiknya agar tidak berkelahi.

6. Pengawasan individu dengan kelompok. Guru mengawasi ujian di kelas.

Polisi mengatur lalu lintas.

Bapak memerintah anak-anaknya untuk segera belajar dari pada ribut terus.

Dari contoh di atas guru, polisi, dan bapak sebagai individu yang melakukan pengendalian sosial terhadap kelompok individu, yaitu murid, pengguna jalan dan anak-anak.

7. Pengawasan kelompok dengan individu. Bapak dan Ibu Nabil selalu mengontrol perilaku anak tunggalnya. Kawanan massa menghajar seorang pencopet. Tim gabungan polisi yang menangkap seorang pengedar narkoba

Dari contoh di atas Bapak dan Ibu, kawanan massa , dan tim gabungan polisi merupakan kelompok pengendali sosial terhadap seorang individu, yaitu anak tunggal, seorang pencopet, dan pengedar narkoba.

8. Pengawasan antar kelompok. Contoh:

Pengawasan oleh KPK kepada DPR

Dua perusahaan yang melakukan joint venture (patungan) selalu melakukan saling pengawasan.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memeriksa Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas).

Dua atau lebih negara berkembang bergabung dalam pengawasan peredaran obat-obatan terlarang.

Dari contoh di atas, KPK, kelompok orang dalam perusahaan, BPK dan Negara yang mengawasi atau sebagai pengendali sosial kelompok lain yaitu DPR, perusahaan, Depdiknas dan negara berkembang.

C. SIFAT PENGENDALIAN SOSIAL Bagaimana masyarakat melakukan pengendalian sosial terhadap perilaku anggotanya? Ada dua sifat yang dipakai dalam pengendalian sosial, yaitu :

1. Preventif: yaitu pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadi pelanggaran, artinya mementingkan pada pencegahan agar tidak terjadi pelanggaran. Contoh:

Seoarang bapak menasehati anaknya agar tidak merokok

Untuk mencegah anaknya berkelahi Ibu Amir menyuruh anak-anaknya tidak bermain di luar rumah.

Tidak bosan-bosannya guru menasehati murid-muridnya untuk segera pulang dan tidak nongkrong-nongkrong dulu di jalanan; untuk menghindari terjadinya tawuran pelajar, merokok atau terlibat narkoba.

2. Represif: adalah pengendalian sosial yang dilakukan setelah orang melakukan suatu tindakan penyimpangan (deviasi). Pengendalian sosial ini bertujuan untuk memulihkan keadaan seperti sebelum terjadinya tindakan penyimpangan.Contoh pengendalian represif yang betul, misalnya :

Pemberian hukuman bagi seseorang yang melakukan pelanggaran

Hakim menjatuhkan hukuman kepada terpidana.

Pak Darmawan di PHK karena korupsi.

D. TEKNIK PENGENDALIAN SOSIAL Kita sering mendengar, membaca dan melihat banyaknya penyimpangan yang terjadi di masyarakat. Terjadinya tawuran antara kelompok masyarakat yang kadang-kadang berbau SARA (Suku, Agama, Ras, Antar golongan), pembunuhan, perampokan, kasus narkoba dan lain-lain. Dengan berbagai peristiwa tersebut, apakah yang bisa kita lakukan? Bagaimana cara pengendalian sosial yang sebaiknya dilakukan kelompok masyarakat tersebut? Bagaimana cara Anda mengatasinya bila itu terjadi di lingkungan Anda? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan reflektif yang mengingatkan kita sebagai mahluk sosial.Bila dilihat dari segi cara pengendaliannya, dapat dikelompokkan dalam beberapa cara/teknik, yaitu:a. Persuasif Persuasif merupakan cara pengendalian tanpa kekerasan. Cara pengendalian lebih menekankan pada usaha untuk mengajak atau membimbing anggota masyarakat agar dapat bertindak sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku di masyarakat, terkesan halus dan berupa ajakan atau himbauan. Contoh:

1. Tokoh masyarakat membina warganya yang bertikai agar selalu hidup rukun, menghargai sesama, mentaati peraturan, dan menjaga etika pergaulan..

2. Seorang ibu dengan penuh kasih sayang menasehati anaknya yang ketahuan mencuri. Ibu itu berusaha memberi pengertian pada anaknya bahwa mencuri itu perbuatan yang tercela dosa dan sangat merugikan orang lain. Mencuri itu akan berakibat buruk pada kehidupannya kelak. Ia akan menjadi orang terkucil dan tersingkir dari masyarakat.

3. Guru membina dan menasehati muridnya yang ketahuan merokok di sekolah. Dengan penuh kewibawaan dan kesabaran guru tersebut menanamkan pengertian bahwa merokok itu merusak kesehatan, merugikan orang lain, dan juga merupakan pemborosan.

b. Koersif Cara koersif lebih menekankan pada tindakan atau ancaman yang menggunakan kekerasan fisik. Tujuan tindakan ini agar si pelaku jera dan tidak melakukan perbuatan buruknya lagi. Jadi terkesan kasar dan keras. Cara ini hendaknya merupakan upaya terakhir sesudah melakukan cara persuasif, contoh:

1. Massa menghajar perampas sepeda motor agar jera. Tindakan tersebut sebenarnya dilarang secara hukum, karena telah main hakim sendiri. Namun cara tersebut dilakukan masyarakat dengan maksud agar para perampas sepeda motor lainnya takut untuk berbuat serupa.

2. Penerapan hukuman mati bagi pelaku kejahatan. Hal ini dilakukan agar para pelaku kejahatan atau orang yang akan berniat jahat menjadi takut untuk melakukan tindak kejahatan. 3. Orang tua yang menjewer telinga anaknya yang nakal. Hal ini dilakukan dengan harapan anaknya tidak melakukan kesalahan lagi. E. CARA DAN BENTUK PENGENDALIAN SOSIAL Robert M.Z Lawang mengemukakan beberapa cara dan bentuk pengendalian sosial yang biasanya dilakukan orang dalam suatu masyarakat untuk mengontrol perilaku orang lain yang menyimpang, antara lain:

1. Desas-desus (Gosip), yaitu kabar burung atau kabar angin yang kebenarannya sulit dipercaya. Namun dalam masyarakat pengendalian sosial ini sering terjadi. Gosip sebagai bentuk pengendalian sosial yang diyakini masyarakat mampu untuk membuat pelaku pelanggaran sadar akan perbuatannya dan kembali pada perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma dalam masyarakat. Gosip kadang dipakai sebagai alat untuk mengangkat popularitas seseorang, misalnya artis, pejabat, dsb.

2. Kekerasan Fisik, dilakukan sebagai alternatif terakhir dari pengendalian sosial, apabila alternatif lain sudah tidak dapat dilakukan. Namun banyak kejadian, perlakuan ini terjadi tanpa melakukan bentuk pengendalian sosial lain terlebih dahulu. Contoh:

Seorang bapak memukul anaknya karena membantah dan berani kepada orang tua.

Rumah dukun santet dibakar.

Petugas keamanan menembak perusuh tanpa tembakan peringatan terlebih dahulu.

3. Hukuman (Punishment), adalah sanksi negatif yang diberikan kepada pelaku pelanggaran tertulis maupun tidak tertulis. Pada lembaga formal diberikan oleh Pengadilan, pada lembaga non formal oleh Lembaga Adat. 4. Intimidasi, yaitu berhubungan dengan segala hal yang membuat pelaku menjadi takut sehingga ia mengakui perbuatannya. Intimidasi biasanya berupa ancaman, misalnya: penetapan hukuman mati bagi pengedar narkoba merupakan ancaman agar tidak ada lagi yang berani mengedarkan narkoba.

5. Ostratisme, yaitu pengendalian dengan cara pengucilan. Hal ini dilakukan agar orang menyadari perbuatannya sehingga ia bisa berbaur kembali dengan orang lain. Misalnya, anak yang sombong dikucilkan dan dijauhi oleh teman-temannya.

F. FUNGSI PENGENDALIAN SOSIAL Kalian sudah mempelajari dan memahami uraian tentang pengendalian sosial, dan ternyata pada hakikatnya ada dua fungsi pengendalian sosial, yaitu: 1. Meyakinkan masyarakat tentang kebaikan norma. Usaha ini ditempuh melalui pendidikan baik formal maupun non formal. Melalui pendidikan formal ditanamkan kepada peserta didik kesadaran untuk patuh aturan, sadar hukum dan sebagainya melalui mata pelajaran-mata pelajaran yang ada. Melalui pendidikan non formal, mass media dan alat-alat komunikasi menyadarkan warga masyarakat untuk beretika baik, tertib lalu lintas, dan sebagainya.

2. Mempertebal kebaikan norma. Hal ini dilakukan dengan cara mempengaruhi alam pikiran seseorang dengan legenda, hikayat-hikayat, cerita-cerita rakyat maupun cerita-cerita agama yang memiliki nilai-nilai terpuji, contohnya cerita Malin Kundang, cerita Nabi Sulaiman, dan sebagainya.

G. PERANAN PRANATA SOSIAL DALAM PENGENDALIAN SOSIALPeranan pranata sosial atau lembaga sosial dalam pengendalian sosial yang terjadi di masyarakat adalah sangat besar dan dibutuhkan, khususnya terhadap perilaku yang menyimpang demi keseimbangan sosial. Lembaga sosial merupakan wadah/tempat dari aturan-aturan khusus, wujudnya berupa organisasi atau asosiasi. Contohnya KUA, mesjid, sekolah, partai, CV, dan sebagainya. Sedangkan pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan yang mengatur perilaku dan hubungan antara anggota masyarakat agar hidup aman, tenteram dan harmonis. Dengan bahasa sehari-hari kita sebut aturan main/cara main. Jadi peranan pranata sosial sebagai pedoman kita berperilaku supaya terjadi keseimbangan sosial. Pranata sosial merupakan kesepakatan tidak tertulis namun diakui sebagai aturan tata perilaku dan sopan santun pergaulan. Contoh: kalau makan tidak berbunyi, di Indonesia pengguna jalan ada di kiri badan jalan, tidak boleh melanggar hak orang lain, dan sebagainya.

Pranata sosial atau lembaga sosial yang terdapat dalam masyarakat yang dipakai sebagai pengendalian sosial dapat dilakukan oleh:

1. Polisi, sebagai aparat negara, bertugas memelihara keamanan dan ketertiban, mencegah dan mengatasi perilaku menyimpang. Peran Polisi bukan hanya menangkap, menyidik, dan menyerahkan pelaku pelanggaran ke instansi lain seperti Kejaksaan, tetapi juga membina dan mengadakan penyuluhan terhadap orang yang menyimpang dari hukum.

2. Pengadilan, merupakan alat pengendalian sosial untuk menentukan hukuman bagi orang yang melanggar peraturan. Tujuannya agar orang tersebut jera dan sadar atas kesalahan yang diperbuatnya, serta agar orang lain tidak meniru berbuat hal yang melanggar hukum atau merugikan orang lain. Sanksi yang tegas akan diberikan bagi mereka yang melanggar hukum, berupa denda, kurungan atau penjara. 3. Adat, merupakan lembaga atau pranata sosial yang terdapat pada masyarakat tradisional. Dalam hukum adat terdapat aturan untuk mengatur tata tertib tingkah laku anggota masyarakatnya. Adat yang sudah melembaga disebut tradisi. Pelanggaran terhadap hukum adat dan tradisi akan dikucilkan atau diusir dari lingkungan masyarakatnya tergantung tingkat kesalahannya berat atau ringan.

4. Tokoh Masyarakat, adalah orang yang memiliki pengaruh atau wibawa (kharisma) sehingga ia dihormati dan disegani masyarakat. Tokoh masyarakat diharapkan menjadi teladan, pembimbing, penasehat dan petunjuk. Ada dua macam tokoh masyarakat:

tokoh masyarakat formal, misalnya Presiden, Ketua DPR/MPR, Dirjen, Bupati, Lurah, dsb;

tokoh masyarakat informal, misalnya pimpinan agama, ketua adat, pimpinan masyarakat.

H. KONSEKUENSI PENGGUNAAN TEKNIK-TEKNIK PENGENDALIAN SOSIAL Apa itu konsekuensi? Konsekuensi adalah akibat yang harus ditanggung dari hasil perbuatan, pemecahan masalah, rencana atau langkah yang sudah diambil. Teknik-teknik atau cara-cara pengendalian sosial adalah persuasif, koersif, melalui sosialisasi, melalui tekanan. Ternyata cara-cara atau teknik-teknik dalam pengendalian sosial tersebut tidak semuanya cocok kita terapkan dalam kondisi, situasi, waktu dan tempat yang sama. Oleh karena itu kita perlu hati-hati dalam penerapan cara pengendalian sosial tersebut. Konsekuensi yang harus kita tanggung dalam teknik-teknik pengendalian sosial adalah diperlukannya hukum, pendidikan, agama dan kedisiplinan individu yang betul-betul menunjang terciptanya keseimbangan sosial. Hukum Hukum adalah aturan yang tertulis yang mengatur hak dan kewajiban dan hubungan hukum antar manusia. Hukuman adalah penderitaan yang dijatuhkan secara resmi oleh lembaga yang berwenang terhadap pihak yang melakukan pelanggaran atau kejahatan. Hukuman adalah sanksi yang negatif. Sedangkan sanksi positif disebut Rewards, yang berupa pujian, hadiah, bagi orang yang mematuhi aturan sehingga dapat dijadikan teladan. Tujuan hukuman ialah agar si pelaku menjadi jera atas perbuatannya dan menjadi baik lagi seperti keadaan sebelum ia menjadi jahat.

1. Pendidikan, baik formal maupun pendidikan informal. Pendidikan formal adalah pendidikan melalui sekolah sedangkan pendidikan non formal melalui pergaulan di masyarakat. Pendidikan sekolah akan mampu membentuk perilaku manusia untuk disiplin, mematuhi tata tertib, membina hubungan baik dengan sesama. Melalui pergaulan masyarakat sangat berpengaruh bagi perkembangan pribadi seseorang. Pemahaman diri, pemahaman masyarakat dan pemahaman nilai-nilai hidup akan membantu terciptanya masyarakat yang terkendali. Pelaku pelanggaran akan berkurang kalau masyarakat cukup berpendidikan.

2. Agama, adalah bentuk hubungan pribadi antara manusia dengan Allah. Orang yang beragama akan mencoba agar semua pikiran, ucapan dan tindakannya sesuai dengan hukum Allah.Tidak ada agama yang mengajarkan kejahatan. Tidak saling mengganggu, tidak saling menjelekkan, tidak saling memfitnah, tetapi saling menghargai pihak lain, menghargai bahwa ada perbedaan (hak untuk berbeda) adalah sikap seorang pemeluk agama dalam pengendalian sosialnya. Oleh karena itu kalau terjadi pelanggaran terhadap nilai-nilai dan norma-norma agama seseorang akan sangat merasa berdosa dan mendapat sanksi berat dari kelompok agamanya.

3. Kedisiplinan Individu. Masyarakat terdiri dari individu-individu, karena itu bila semua individu mengusahakan kebenaran, kejujuran dan kedisiplinan, maka seluruh masyarakat akan menjadi tertib. Orang akan menjadi sedih, menyesal, karena merasa bersalah, berdosa, merupakan hasil mawas diri atas introspeksi. Orang yang menyesal akan berusaha memperbaiki kesalahannya, diminta atau tidak diminta. Oleh karena itu dengan mendisiplinkan diri sendiri niscaya pelanggaran tidak pernah terjadi.

Carilah data berkaitan dengan upaya pengendalian sosial dari berbagai sumber (koran, majalah, internet dll). Temukan berbagai macam praktek penyimpangan sosial dan berikan tanggapan bagaimana upaya pengendaliannya. Isikan pada tabel di bawah ini.

NONAMA/JUDUL PENYIMPANGANSUMBERIDE/SOLUSI PENGENDALIAN

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

Kalian sudah mempelajari pengendalian sosial beserta contoh-contohnya. Nah, untuk lebih memahami dan mengerti, coba berikan contoh pada masing-masing aspek pengendalian sosial di bawah ini. Good Luck

NO

PENGENDALIAN SOSIALCONTOH

1PREVENTIF1.

2.

3.

2REPRESIF1.

2.

3.

3INDIVIDU KE INDIVIDU1.

2.

3.

4INDIVIDU KE KELOMPOK1.

2.

3.

5KELOMPOK KE KELOMPOK1.

2.

3.

6KEKERASAN FISIK1.

2.

3.

7PERSUASIF1.

2.

3.

1. Pengendalian sosial adalah control yang bersifat psikologis dan nonfisik, merupakan pendapat yang dkemukakan oleh....a. Robert M.Z Lawang

c. Astrid Susantob. Joseph Roucek

d. Berger

2. Tujuan dari pengendalian sosial adalah .

a. mendidik masyarakat awan

b. menghukum orang yang bersalah

c. menciptakan keamanan dan ketertiban

d. meningkatkan pengetahuan masyarakat

3. Seorang ibu menasehati anaknya yang melakukan tawuran merupakan pengendalian sosial....a. individu ke individu

b. individu ke kelompok

c. kelompok ke individu

d. kelompok ke kelompok

4. Pemberian hukuman kepada seseorang yang melanggar merupakan pengendalian sosial.... a. represif

c. preventif

b. koersif

d. efektif

5. Salah satu tugas polisi sebagai lembaga sosial adalah. a. membuat keputusan hukum

b. menghukum masyarakat yang bersalah

c. menghakimi pelanggar hukum

d. menciptakan ketertiban dan keamanan masyarakat

6. Penggusuran kios-kios atau warung PKL merupakan bentuk pengendalian sosial.... a. persuasif

c. compultion

b. preventif

d. koersif

7. Pengendalian dengan menguncilkan seseorang dari suatu kelompok disebut....

a. adapatas

c. fraudulensi b. intimidasi

d. Ostrasisme

8. Berikut ini yang bukan merupakan lemabaga pengendalian di masyarakat adalah .... a. pengadilan

c. sekolah

b. kepolisian

d. Surat keputusan

9. Pengendalian sosial yang menekankan pembinaan rohani dapat dicapai melalui....

a. denda

c. pengorbanan

b. penjara

d. Pendidikan agama

10. Pengendalian sosial dapat dilakukan melalui proses....

a. peringatan-teguran-hukuman

b. hukuman-peringatan-teguran

c. teguran-peringatan-hukuman

d. peringatan-hukuman-teguran

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar.

1. Setelah memhami definisi pengendalian sosial dari beberapa ahli sosiologi, coba berikan pendapatmu tentang definisi pengendalian sosial. ..........................................................................................................................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

2. Jelaskan lembaga-lembaga dalam pengendalian sosial......................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

3. Sebutkan cara-cara dalam pengendalian sosial beserta contohnya.

.....................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

4. Jelaskan sifat pengendalian sosial beserta contohnya.

.....................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

5. Jelaskan upaya-upaya pengndalian sosial menurut Koentjaraningrat.

.....................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

Disusun oleh :

Drs. Asep Yadi Windradi

NIP. 196603121993031009

Pengendalian Sosial

(Social Control)

Friendswhat the meaning of Social Control?

Sadarkah anda jika pernah mengawasi dan selalu diawasi orang lain?

Nah, kalian kini telah mempelajari dan memahami dua sifat pengendalian sosial. Cobalah kalian cari contoh-contoh lain agar kalian lebih memahaminya. Diskusikan dengan teman atau guru, okeee.

PAGE 11Drs. Asep Yadi Windradi : Pengendalian Sosial