1 PENDAHULUAN Perusahaan dalam proses mencapai tujuannya tidak lepas dari kegiatan penjualan yaitu penyerahan suatu produk baik dalam bentuk barang maupun jasa kepada konsumennya. Adapun tujuan dari kegiatan perusahaan ini adalah untuk memperoleh pendapatan yang nantinya akan digunakan untuk menjalankan aktivitas perusahaan itu sendiri. Beberapa perusahaan ada yang menganut sistem penjualan kredit, yang nantinya akan menimbulkan akun piutang didalamnya. Di setiap perusahaan baik perusahaan dagang maupun jasa, piutang merupakan suatu proses penting yang dapat menunjukkan satu bagian yang besar dari harta likuid perusahaan. Piutang merupakan harta lancar perusahaan yang berada di pihak lain dan perusahaan berkewajiban untuk menarik kembali. PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa pelayanan penyediaan listrik di Indonesia. Tujuan dari perusahaan ini adalah sebagai perusahaan yang menyediakan serta melayani kebutuhan dan kepentingan pelanggan akan tenaga listrik. PT. PLN sebagai sebuah perusahaan publik yang menyediakan kebutuhan hajat hidup orang banyak harus menyediakan kualitas layanan jasa terbaiknya kepada para pelanggan, yaitu dapat melayani setiap kepentingan pelanggan. Disisi lain PT. PLN juga perlu mempertimbangkan dampak atau akibat dari piutang tersebut yang memungkinkan adanya konsumen yang menunggak pembayaran atas pemakaian jasa atas listrik yang sudah digunakan. Hal ini menimbulkan piutang tak tertagih bagi PT. PLN yang nantinya harus ada penanganan yang serius dari perusahaan karena kalau tidak hal ini bisa mengakibatkan kerugian bagi PT. PLN itu sendiri. Piutang merupakan akun yang sangat material jumlahnya bagi PT PLN, oleh karena itu diperlukan adanya pengendalian internal terhadap piutang. Hal ini ditujukan agar mengurangi kesalahan pada pencatatan piutang, karena apabila terdapat salah catat yang dilakukan oleh perusahaan bisa merugikan pihak
28
Embed
Pengendalian Internal Atas Piutang Pelanggan Pada PT PLN ... · bagian akuntansi umum dan mengambil topik piutang pelanggan. Akuntansi umum di PT. PLN ini adalah bagian yang berhubungan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
PENDAHULUAN
Perusahaan dalam proses mencapai tujuannya tidak lepas dari kegiatan
penjualan yaitu penyerahan suatu produk baik dalam bentuk barang maupun jasa
kepada konsumennya. Adapun tujuan dari kegiatan perusahaan ini adalah untuk
memperoleh pendapatan yang nantinya akan digunakan untuk menjalankan
aktivitas perusahaan itu sendiri. Beberapa perusahaan ada yang menganut sistem
penjualan kredit, yang nantinya akan menimbulkan akun piutang didalamnya.
Di setiap perusahaan baik perusahaan dagang maupun jasa, piutang
merupakan suatu proses penting yang dapat menunjukkan satu bagian yang besar
dari harta likuid perusahaan. Piutang merupakan harta lancar perusahaan yang
berada di pihak lain dan perusahaan berkewajiban untuk menarik kembali. PT.
Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
jasa pelayanan penyediaan listrik di Indonesia. Tujuan dari perusahaan ini adalah
sebagai perusahaan yang menyediakan serta melayani kebutuhan dan kepentingan
pelanggan akan tenaga listrik. PT. PLN sebagai sebuah perusahaan publik yang
menyediakan kebutuhan hajat hidup orang banyak harus menyediakan kualitas
layanan jasa terbaiknya kepada para pelanggan, yaitu dapat melayani setiap
kepentingan pelanggan.
Disisi lain PT. PLN juga perlu mempertimbangkan dampak atau akibat
dari piutang tersebut yang memungkinkan adanya konsumen yang menunggak
pembayaran atas pemakaian jasa atas listrik yang sudah digunakan. Hal ini
menimbulkan piutang tak tertagih bagi PT. PLN yang nantinya harus ada
penanganan yang serius dari perusahaan karena kalau tidak hal ini bisa
mengakibatkan kerugian bagi PT. PLN itu sendiri.
Piutang merupakan akun yang sangat material jumlahnya bagi PT PLN,
oleh karena itu diperlukan adanya pengendalian internal terhadap piutang. Hal ini
ditujukan agar mengurangi kesalahan pada pencatatan piutang, karena apabila
terdapat salah catat yang dilakukan oleh perusahaan bisa merugikan pihak
2
pelanggan, dan itu bisa memperburuk citra PT PLN di hadapan para
pelanggannya.
Pengendalian internal piutang merupakan suatu rangkaian komponen yang
aktivitasnya dilakukan ditempat yang sama, tetapi di PT PLN (Persero) Distribusi
Jawa Tengah dan D. I. Yogyakarta terpisah. Sebagian aktivitas pengendalian
internal dilakukan di Kantor APJ (Area Pelayanan Jaringan) dan sebagian lagi
dilakukan di KD (Kantor Distribusi), akan tetapi pemagang hanya menganalisi
aktivitas pengendalian pada Kantor Distribusi saja. Maka dari itu pengendalian
internal atas piutang usaha menjadi topik magang yang diambil oleh pemagang di
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D. I. Yogyakarta.
Tujuan dari pengendalian internal di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Tengah & D. I. Yogyakarta sangat luas tetapi pemagang fokus kepada salah satu
tujuan yaitu untuk keandalan pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang handal
demi untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh keuntungan atau laba
supaya dapat membiayai pengembangan perusahaan.
Posisi magang di PT. PLN yaitu di bagian akuntansi, yang terbagi menjadi
dua yaitu akuntansi umum dan AT PDP (aktiva tetap dan pekerjaan dalam
pelaksanaan). Dari kedua bagian tersebut yang menarik pemagang ambil adalah
bagian akuntansi umum dan mengambil topik piutang pelanggan. Akuntansi
umum di PT. PLN ini adalah bagian yang berhubungan dengan verifikasi semua
akun yang ada di neraca kecuali akun aktiva dan persediaan karena merupakan
bagian AT PDP, aktivitas di akuntansi umum ini adalah memonitoring antara
System Application and Product in data processing (SAP) dengan Aplikasi
Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T). SAP merupakan package software
Enterprise Resource Planning (ERP) yang dipilih oleh PLN. Sedangkan ERP
sendiri merupakan suatu sistem dengan konsep perencanaan dan pengelolaan
terpadu terhadap sumber daya perusahaan. PLN menerapkan sistem ERP tersebut
di tiga fungsi bisnis yaitu keuangan (Financial Management/FM), logistik
(Material Management/MM), dan SDM (Human Resource Management/HRM).
3
AP2T adalah Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat untuk distribusi Jawa dan
Bali. Nanti yang akan pemagang kerjakan disana adalah mencocokkan piutang
antara SAP dan AP2T, jika ada perbedaan maka harus dicari penyebabnya dengan
mengecek ulang jurnal manual. Alasan terjadinya perbedaan antara piutang di
SAP dan AP2T diduga karena AP2T merupakan program yang masih baru
sehingga aplikasinya masih belum sempurna, jadi unsur piutang yang ada di
AP2T belum terinterface di SAP semua, begitupun sebaliknya. Saat ini aplikasi
AP2T masih dalam proses penyempurnaan. Hal-hal tersebut mengakibatkan
perbedaan saldo piutang SAP dan AP2T.
Sejak AP2T mulai diterapkan pada tanggal 24 Mei 2011, menurut Ibu Dini
selaku supervisor akuntansi umum kendala yang sering dihadapi adalah salah
penginputan data yang berakibat error pada sistem, sehingga pekerjaan terganggu.
Yang kedua adalah ketika terdapat beberapa orang yang membuka file yang sama,
file tersebut tidak bisa dibuka, walaupun sistem memberi tahu status file yang
ingin dibuka tersebut sedang dibuka oleh pegawai lain, tetapi pegawai akan
membutuhkan waktu yang lama hanya untuk membuka file tersebut.
Adapun yang menjadi tujuan melakukan magang adalah untuk mengetahui
dan melakukan analisis serta terlibat langsung dalam salah satu kegiatan akuntansi
yang mendukung pengendalian internal atas piutang pelanggan pada PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta.
Kegiatan yang diperoleh pemagang selama melakukan magang di PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta ini diharapkan akan
memberikan manfaat atau kontribusi bagi pemagang yaitu memperoleh informasi,
menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai akuntansi di perusahaan jasa
khususnya di bagian piutang, mampu mengembangkan dan menerapkan ilmu
yang didapatkan dan dipelajari di bangku kuliah ke dalam dunia perusahaan.
LANDASAN TEORI
4
Piutang menurut Ratma et al. (2010: 36), piutang adalah suatu tagihan
terhadap perusahaan atau orang-orang tertentu yang timbul akibat penjualan
jasa/barang secara kredit atau tagihan yang disebabkan perusahaan telah
memberikan jasa tertentu. Sedangkan menurut Warren et al. (1999: 324) piutang
(receivable) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya,
termasuk individu, perusahaan, atau organisasi lainnya.
Pada umumnya piutang bersumber dari kegiatan operasi normal
perusahaan, tetapi selain itu masih banyak sumber-sumber yang dapat
menimbulkan piutang. Oleh karena itu (Noviyanti, Suzy dan Rita Widayanti,
2003: 19) menguraikan klasifikasi piutang kedalam 2 kategori, yaitu piutang
usaha dan piutang lain-lain.
1. Piutang usaha
Piutang usaha adalah suatu aktiva berwujud tagihan yang timbul dari
penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan
dari kegiatan pokok (utama) perusahaan.
2. Piutang lain-lain
Piutang lain-lain adalah aktiva yang timbul dari transaksi diluar
kegiatan pokok perusahaan. Misalnya piutang pegawai, piutang
pesanan pembelian saham.
Piutang termasuk dalam komponen aktiva lancar. Dalam hubungannya
dengan penyajian piutang di dalam neraca digunakan dasar pengukuran Nilai
Realisasi/penyelesaian (realizable/settlement value), dasar pengukuran ini
mengatur bahwa piutang dinyatakan sebesar jumlah bruto tagihan dikurangi
dengan taksiran jumlah yang tidak dapat diterima. Untuk melaporkan piutang
dalam neraca adalah sebesar jumlah yang akan direalisasikan yaitu jumlah yang
diharapkan akan dapat ditagih. Jumlah piutang yang diharapkan akan ditagih
dihitung dengan mengurangkan jumlah yang diperkirakan akan tidak dapat ditagih
kepada jumlah piutang. Karena neraca disusun setiap akhir periode maka setiap
akhir tahun perlu dihitung jumlah kerugian dari piutang-piutang. Kerugian piutang
5
ini dibebankan pada periode yang bersangkutan sehingga dapat dihubungkan
antara kerugian piutang dengan penjualan-penjualan yang mengakibatkan
timbulnya piutang tersebut. Pencatatan kerugian piutang sebelah debit akan
dikreditkan ke rekening cadangan kerugian piutang, sehingga tidak diperlukan
perubahan-perubahan dalam buku pembantu piutang (Baridwan, 2004: 125).
Piutang yang diperkirakan tidak dapat tertagih akan dicatat dengan
menggunakan dua metode (Warren et al. 1999: 327) yaitu :
1. Metode Penyisihan (Allowance Method)
Kebanyakan perusahaan besar menggunakan metode penyisihan untuk
mengestimasi besarnya piutang tak tertagih.
a. Penghapusan Akun Penyisihan
Apabila piutang usaha dari pelanggan dapat dipastikan tidak dapat
tertagih sama sekali, maka piutang tersebut dihapuskan dari akun
penyisihan. Piutang usaha yang telah dihapuskan dari akun penyisihan
mungkin saja dapat ditagih di kemudian hari. Jika itu terjadi, piutang
tersebut harus ditimbulkan kembali dengan ayat jurnal yang merupakan
kebalikan dari ayat jurnal penghapusan. Kas yang diterima sebagai
pembayaran harus dicatat sebagai penerimaan pembayaran piutang.
b. Estimasi Piutang Tak Tertagih
Estimasi piutang tak tertagih pada akhir periode fiskal didasarkan pada
pengalaman perusahaan di masa lalu dan prediksi kegiatan perusahaan di
masa depan. Estimasi piutang tak tertagih biasanya didasarkan pada :
1. Jumlah penjualan
Piutang usaha diperoleh dari hasil penjualan kredit. Oleh karenanya,
jumlah penjualan kredit selama suatu periode bisa digunakan untuk
mengestimasi jumlah beban piutang tak tertagih.
2. Jumlah piutang seperti diperlihatkan dalam neraca akhir periode, dan
umur piutang usaha.
6
Dalam hal ini, kita dapat menggunakan proses yang dinamakan
penentuan umur piutang usaha (aging the receivable). Titik awal
dalam menentukan umur piutang adalah tanggal jatuh tempo piutang
tersebut. Jumlah hari dinyatakan telah jatuh tempo adalah ditentukan
dari tanggal jatuh tempo sampai tanggal skedul umur piutang dibuat.
2. Metode Penghapusan Langsung Dalam Akuntansi Untuk Piutang Tak
Tertagih
Jika sebuah perusahaan menjual sebagian besar barang dan jasanya secara
tunai, maka jumlah beban dari piutang tak tertagih biasanya kecil. Dalam hal
ini, jumlah piutang juga merupakan bagian kecil dari total aktiva lancar.
Metode yang digunakan untuk mencatat beban piutang tak tertagih adalah
metode penghapusan langsung (direct write-off method).
Pengendalian internal (internal control) menurut Romney et al.
(2011:229) adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk
menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan
memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan
kebijakan yang telah diterapkan.
Selanjutnya, masih menurut Romney et al. Pengendalian internal
melaksanakan tiga fungsi penting, yaitu :
1. Pengendalian untuk pencegahan (preventive control)
Mencegah timbulnya suatu masalah sebelum mereka muncul.
Mempekerjakan personil akuntansi yang berkualifikasi tinggi, pemisahan
tugas pegawai yang memadai, dan secara efektif mengendalikan akses fisik
atas aset, fasilitas dan informasi, merupakan pengendalian pencegahan yang
efektif. Oleh karena tidak semua masalah mengenai pengendalian dapat
dicegah
2. pengendalian untuk pemeriksaan (detective control)
7
Dibutuhkan untuk mengungkap masalah begitu masalah tersebut muncul.
Contoh dari pengendalian untuk pemeriksaan adalah pemeriksaan salinan atas
perhitungan, mempersiapkan rekonsiliasi bank dan neraca saldo setiap bulan.
3. Pengendalian korektif (corrective control)
Memecahkan masalah yang ditemukan oleh pengendalian untuk pemeriksaan.
Pengendalian ini mencakup prosedur yang dilaksanakan untuk
mengidentifikasi penyebab masalah, memperbaiki kesalahan atau kesulitan
yang ditimbulkan, dan mengubah sistem agar masalah di masa mendatang
dapat diminimalisasikan atau dihilangkan. Contoh dari pengendalian ini
termasuk pemeliharaan kopi cadangan (backup copies) atas transaksi di file
utama, dan mengikuti prosedur untuk memperbaiki kesalahan memasukkan
data, seperti juga kesalahan dalam menyerahkan kembali transaksi untuk
proses lebih lanjut.
Masih dalam buku Romney at al. yang berjudul Sistem Informasi
Akuntansi, pengendalian internal memberikan jaminan yang wajar, bukan yang
absolute, karena kemungkinan kesalahan manusia, kolusi, dan penolakan
manajemen atas pengendalian, membuat proses ini menjadi tidak sempurna.
COSO (Committee of Sponsoring Organizations) adalah kelompok sektor swasta
yang terdiri dari American Accounting Association (AAA), AICPA, Institute of
Internal Auditors, Institute of Management Accountants, dan Financial Executives
Institute. Penelitian COSO mendefinisikan pengendalian internal sebagai proses
yang diimplementasikan oleh dewan komisaris, pihak manajemen, dan mereka
yang berada di bawah arahan keduanya, untuk memberikan jaminan yang wajar
bahwa tujuan pengendalian dicapai dengan pertimbangan hal-hal berikut :
efektivitas dan efisiensi operasional organisasi, keandalan pelaporan keuangan,
kesesuaian dengan hukum dan peratursan yang berlaku. Berikut adalah lima
komponen model pengendalian internal COSO yang saling berhubungan:
1. Lingkungan Pengendalian
Inti dari bisnis apa pun adalah orang-orangnya – ciri perorangan, termasuk
integritas, nilai-nilai etika, dan kompetensi – serta lingkungan tempat
8
beroperasi. Mereka adalah mesin yang mengemudikan organisasi dan
dasar tempat segala hal terletak.
2. Aktivitas Pengendalian
Kegiatan-kegiatan pengendalian merupakan kebijakan dan peraturan yang
menyediakan jaminan yang wajar bahwa tujuan pengendalian pihak
manajemen, dicapai. Kegiatan-kegiatan pengendalian yang dimaksud;
otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai, pemisahan tugas, desain
dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai, penjagaan aset dan
catatan yang memadai, dan pemeriksaan independensi atas kinerja.
3. Penilaian Risiko
Dalam hal ini akuntan memainkan peran yang penting dalam membantu
manajemen mengontrol bisnis dengan mendesain sistem pengendalian
yang efektif, dan mengevaluasi system yang ada untuk memastikan bahwa
system tersebut berjalan dengan efektif.
4. Informasi dan Komunikasi
Tujuan utama dari SIA adalah mencatat, memproses, menyimpan,
meringkas, dan mengkomunikasikan informasi atas suatu organisasi. Hal
ini berarti bahwa akuntan harus memahami bagaimana (1) transaksi
diawali, (2) data didapat dalam bentuk yang dibaca oleh mesin, atau data
diubah dari dokumen sumber ke bentuk yang dapat dibaca oleh mesin, (3)
file komputer diakses dan diperbarui, (4) data diproses untuk
mempersiapkan sebuah informasi, dan (5) informasi dilaporkan ke para
pemakai internal dan pihak eksternal.
5. Mengawasi Kinerja
Seluruh proses harus diawasi, dan perubahan dilakukan sesuai dengan
kebutuhan. Melalui cara ini, sistem dapat beraksi secara dinamis, berubah
sesuai tuntutan keadaan. Metode utama untuk mengawasi kinerja
mencakup supervise yang efektif, pelaporan yang bertanggung jawab dan
audit internal.
9
METODOLOGI PEMAGANGAN
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis untuk memperoleh dan
mengumpulkan data adalah :
1. Wawancara
Pemagang melakukan wawancara langsung dengan Ibu Liana Ariadini,
SE.Akt sebagai Supervisor Akuntansi Umum. Pemagang melakukan
wawancara untuk mengetahui sejarah dari PT. PLN (Persero) Distribusi
Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Praktek kerja
Pemagang melakukan praktek kerja atau ikut serta secara langsung dalam
kegiatan di lingkungan kerja (PT. PLN) khususnya di bidang akuntansi
untuk memperoleh data tentang prosedur administrasi piutang di PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Berikut adalah tabel aktivitas magang di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa
Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta
No. Tanggal Keterangan
1. 1 – 6 Mei
2012
Pengenalan lingkungan perusahaan, terutama staff
bagian akuntansi
Mempelajari Pedoman Kebijakan Akuntansi PT
PLN (Persero)
2. 7 – 13 Mei
2012
Mereview laporan posisi keuangan tahunan PT.
PLN (Persero) dan dokumen-dokumen lain terkait
piutang
Mempelajari laporan piutang pelanggan gabungan
per area
Mempelajari laporan piutang pelanggan ragu-ragu
per area
Menghitung jumlah piutang dari nota kredit
10
3. 14 – 20 Mei
2012
Menghitung jumlah piutang dari nota kredit
Mempelajari prosedur pencatatan piutang di PT.
PLN
Mempelajari metode penyisihan piutang yang tak
tertagih di PT. PLN
Mempelajari pengakuan piutang di PT. PLN
(Persero)
Mencocokkan piutang di SAP dengan AP2T
4. 21 – 27 Mei
2012
Menghitung jumlah piutang dari nota kredit
Membuat kertas kerja piutang per golongan
Membantu mencocokkan gaji dibayar dimuka per
area
Membantu merekap realisasi biaya-biaya bulan
Februari 2012
5. 28 Mei – 3
Juni 2012
Menghitung jumlah piutang dari nota kredit
Membuat laporan rekonsiliasi piutang langganan
berdasarkan golongan dan piutang ragu-ragu
Membantu merekap realisasi biaya-biaya bulan
Maret 2012
6. 4 – 10 Juni
2012
Mencocokkan piutang di SAP dengan AP2T
Membuat kertas kerja piutang per golongan
Membuat laporan rekonsiliasi piutang langganan
berdasarkan golongan dan piutang ragu-ragu
Membantu merekap hutang pajak PPh 21 per area
7. 11 – 17 Juni
2012
Menghitung jumlah piutang dari nota kredit
Membuat kertas kerja piutang per golongan
Membuat laporan rekonsiliasi piutang langganan
berdasarkan golongan dan piutang ragu-ragu
Merekap saldo piutang berdasarkan tingkat
kolektibitas
11
8. 18 - 24 Juni
2012
Menghitung jumlah piutang dari nota kredit
Membuat kertas kerja piutang per golongan
Membantu entry saldo awal untuk LK semester I
Membantu merekap rekening koran
9. 25 Juni – 1
Juli 2012
Membantu entry saldo awal untuk LK semester I
Membantu mencocokkan gaji dibayar dimuka area
purwokerto
Membantu mencocokkan utang di Laporan dengan
SAP
10. 2 – 8 Juli
2012
Membuat Laporan piutang usaha berdasarkan
unsur
Membuat laporan penghapusan piutang tahun
berjalan dan penerimaan kembali piutang yang
telah dihapus
11. 9 – 15 Juli
2012
Membuat laporan rincian piutang ragu-ragu
Membuat perhitungan penyisihan piutang usaha
Membuat laporan rincian piutang macam-macam
12. 16 – 22 Juli
2012
Membuat laporan piutang pegawai PUMP KPR /
BPRP per 30 Juni 2012
Membuat laporan piutang usaha berdasarkan umur
13. 23 – 31 Juli
2012
Merekap piutang Mitra Binaan Bersih
Merekap saldo piutang berdasarkan tingkat
kolektibitas
Tabel 3.1 Aktivitas Magang
HASIL KEGIATAN MAGANG
Profil Perusahaan
PT PLN (Perusahaan Listrik Negara) merupakan salah satu perusahaan
milik pemerintah atau lebih dikenal dengan BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
yang bergerak di bidang pelayanan jasa tenaga listrik. PT PLN yang berkantor
12
pusat di Jakarta memiliki anak perusahaan. Salah satu cabang dari PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah & D.I.Yogyakarta yang berada di Jalan Teuku
Umar No. 47, Semarang.
Wilayah usaha PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah &
D.I.Yogyakarta dibagi menjadi beberapa daerah Pelayanan yang melayani
wilayah administrasi propinsi Jawa Tengah & D.I. Yogyakarta. Karenanya PT.
PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & D.I.Yogyakarta membawahi 11 Area
Pelayanan Jaringan (APJ) dan 1 Area Pengatur Distribusi (APD) Semarang, yaitu
APJ Kudus, Surakarta, Yogyakarta, magelang, Purwokerto, Tegal, Semarang,
Salatiga, Klaten, Pekalongan, Cilacap, dan APD Semarang.
Terdapat 6 bidang di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah &
D.I.Yogyakarta yaitu bidang perencanaan, distribusi, keuangan, Sumber Daya
Manusia (SDM) dan organisasi, kom. Hukum dan adm, niaga. Dalam bidang
keuangan memiliki 4 bagian, antara lain pengelola biaya, pengelola pendapatan,
akuntansi, pengendalian anggaran. Pada bagian akuntansi telah memiliki 3 sistem
informasi yaitu AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat), ERP (Enterprise
Resource Planning), dan SAP (Systems Applications Product) yang telah
diterapkan dalam pengolahan data laporan keuangan. Karena dengan melihat area
bisnis di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta
membawahi 11 Area Pelayanan Jaringan (APJ) dan 1 Area Pengatur Distribusi
(APD) Semarang, sehingga data dari semua kantor APJ dan APD yang ada di
seluruh wilayah Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta akan diverifikasi di kantor PT
PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta pada bagian
Akuntansi.
PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk
Perusahaan Perseroan (Persero) berkewajiban untuk menyediakan tenaga listrik
bagi kepentingan umum dengan tetap memperhatikan tujuan perusahaan yaitu
menghasilkan keuntungan sesuai dengan Undang-Undang No. 19/2000. Kegiatan
usaha perusahaan meliputi :
13
Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik yang meliputi kegiatan
pembangkitan, penyaluran, distribusi tenaga listrik, perencanaan dan
pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik.
Menjalankan usaha penunjang dalam penyediaan tenaga listrik yang
meliputi kegiatan konsultasi, pembangunan, pemasangan, pemeliharaan
peralatan ketenagalistrikan. Pengembangan teknologi peralatan yang
menunjang penyediaan tenaga listrik.
Menjalankan kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam
dan sumber energi lainnya untuk kepentingan penyediaan tenaga listrik.
Melakukan pemberian jasa operasi dan pengaturan (dispatcher) pada
pembangkitan, penyaluran, distribusi dan retail tenaga listrik. Menjalankan
kegiatan perindustrian perangkat keras dan perangkat lunak bidang
ketenagalistrikan dan peralatan lain yang terkait dengan tenaga listrik.
Melakukan kerja sama dengan badan lain atau pihak lain atau badan
penyelenggara bidang ketenagalistrikan baik dari dalam negeri maupun
luar negeri di bidang pembangunan, operasional, telekomunikasi dan
informasi yang berkaitan dengan ketenagalistrikan.
Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur Tatanan Organisasi yang diterapkan oleh PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta adalah jenis organisasi garis lurus. Ini
dapat dilihat dari garis wewenang mengalir dari pimpinan langsung ke pimpinan
unit atau satuan unit di bawahnya. Masing-masing kepala satuan organisasi
memiliki wewenang dan tanggung jawab penuh mengenai hal-hal yang terjadi
pada bidang-bidang satuan kerja dibawahnya, sehingga dalam organisasi ini
ketegasan perintah lebih jelas. Struktur organisasi PT. PLN (Persero) Distribusi
Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta dapat dilihat pada lampiran 1. Mengingat
pemagang melakukan magang di bagian akuntansi maka berikut adalah job
description di bagian akuntansi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan
D.I.Yogyakarta :
14
1. Deputi Manager Akuntansi
Tugasnya adalah melaksanakan kegiatan administrasi keuangan sesuai
dengan kebijaksanaan pimpinan, mencakup bidang-bidang penyusunan
anggaran yang menggunakan metodologi serta data yang akurat,
pembelanjaan dan pengendalian keuangan, baik konstruksi maupun
pengusahaan, tata usaha 30 langganan, termasuk sistem pelaporan dan
akuntansi juga membuat laporan dalam bidangnya.
2. Supervisor Akuntansi Umum
Tugasnya adalah :
a. Mengevaluasi dan verifikasi nota masuk dan nota keluar wilayah atau
distribusi lain.
b. Mengevaluasi dan verifikasi hasil rekonsiliasi utang pajak, piutang
pegawai, piutang rekening listrik, bank, dana pensiun, Yayasan
Pendidikan dan Kesejahteraan (YPK).
c. Mengevaluasi dan verifikasi pembuatan Laporan Kantor Distribusi
bulanan, triwulan, semester dan tahunan.
d. Melaksanakan inventarisasi fisik material, Aset Tetap (AT) dan
Pekerjaan Dalam Pelaksanaan (PDP), rekening listrik, kas dan bank
sampai pembuatan dan penandatanganan berita acara.
3. Supervisor Akuntansi AT dan PDP (Aset Tetap dan Pekerjaan Dalam
Pelaksanaan)
Tugasnya adalah :
a. Menerima laporan cabang-cabang untuk selanjutnya didistribusikan ke
staf akuntansi AT dan PDP untuk diproses lebih lanjut.
b. Menerima hasil verifikasi dari staf akuntansi AT dan PDP mengenai
daftar B, C, D, E, F, DPAT dan PMAT.
c. Meneliti usulan relokasi/penghapusan dari cabang (AE 1 + 1.1)
diteruskan ke staf akuntansi AT dan PDP untuk dibuat dan diverifikasi
usulan relokasinya (AE 2.2.1 dan AE 3.3.1)
15
d. Melaksanakan inventarisasi fisik material, AT dan PDP, rekening
listrik, kas dan bank sampai pembuatan dan penandatanganan berita
acara.
e. Membuat laporan hasil inventarisasi.
f. Melaksanakan tugas lainnya sesuai perintah dari atasan.
4. Juru Utama Akuntansi Umum
a. Memonitor piutang rekening listrik ;
Mencocokan data akuntansi dengan data bagian niaga untuk
selanjutnya digabung sebagai bahan menyusun Laporan Keuangan.
b. Memonitor biaya penyambungan (BP).
c. Memonitor uang jaminan langganan.
d. Verifikasi LK cabang serta melaporkan hasil verifikasi kepada
supervisor verifikasi.
e. Melaksanakan inventarisasi fisik material, AT dan PDP, rekening
listrik, kas dan bank sampai pembuatan dan penandatanganan berita
acara.
f. Melaksanakan tugas lainnya sesuai perintah dari atasan.
5. Juru Utama Akuntansi AT dan PDP
a. Membuat laporan aktiva tetap :
Diinput dan diverifikasi lalu diproses ke dalam aplikasi AT-DTE.
b. Memonitor laporan daftar F :
Setelah dicocokan dengan LP, PMAT dan DPAT selanjutnya hasilnya
untuk dilaporkan.
c. Verifikasi LP dan LK cabang serta melaporkan verifikasi ke supervisor
verifikasi.
d. Melaksanakan inventarisasi fisik material, AT dan PDP, rekening
listrik, kas dan bank sampai pembuatan dan penandatanganan berita
acara.
Pengendalian Internal atas Piutang Pelanggan pada PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta
16
Piutang pelanggan adalah kewajiban pelanggan yang harus dibayar oleh
pelanggan kepada PLN yang berkaitan dengan penjualan tenaga listrik. Piutang
pelanggan terdiri dari :
a. Piutang listrik (Biaya Beban, Pemakaian kWh, kelebihan kVArh)
b. Piutang Biaya Pemakaian Trafo /Piutang sewa trafo/sewa kapasitor
c. Piutang Biaya Penyambungan
Biaya yang harus dibayar kepada PLN oleh calon pelanggan atau
pelanggan untuk memperoleh penyambungan baru atau tambah daya.
d. Piutang Uang Jaminan pelanggan (UJL)
Uang yang disetorkan sebagai jaminan saat pertama kali menjadi
pelanggan. Tetapi mulai 2011 UJL dihapuskan karena dirasa tidak
terlalu diperlukan.
e. Piutang Tagihan Susulan
Sebagai akibat adanya penyesuaian dengan ketentuan atau sebagai
akibat adanya pelanggaran.
f. Piutang Biaya Keterlambatan (BK)
Biaya yang dibebankan pada pelanggan karena tidak memenuhi
kewajiban membayar tagihan PLN tepat pada waktunya.
g. Piutang Pajak Penerangan Jalan Umum (PPJU)
Pajak yang dibayar oleh semua pelanggan PLN, dipungut oleh PLN
dan selanjutnya disetor ke kas Pemerintah Daerah.
h. Piutang Pajak Pertambahan Nilai (PPn)
i. Piutang Bea Materai
j. Piutang Biaya Pelayanan Informasi Tagihan Listrik (piutang invoice)
Proses munculnya piutang diawali dengan pembacaan meter, pemakaian
tenaga listrik setiap bulannya dicatat melalui angka pada KWHmeter dibangunan
pelanggan, kemudian menghasilkan data stand meter. Data stand meter digunakan
sebagai sumber data untuk pembuatan rekening listrik. Rekening listrik juga
dibuat berdasarkan perhitungan Tarif Dasar Listrik yang telah ditentukan. Selain
itu juga dikelompokkan berdasarkan golongan pelanggan umum, TNI/Polri, non
17
TNI, PEMDA, BUMN/BUMD. Setelah dihitung tagihan listriknya per pelanggan
selanjutnya dibukukan ke bagian pembukuan dan rekap dari pembukuan tersebut
dikirimkan ke bagian akuntansi dan bagian niaga. Pada fungsi akuntansi akan
dicatat sebagai transaksi untuk membukukan piutang listrik, sedangkan pada
fungsi niaga akan dicatat dalam kartu pengawasan piutang listrik. Semua piutang
dikirimkan ke bagian penagihan untuk ditagih ke pelanggan. Fungsi pelayanan