i PENGENALAN NILAI-NILAI ISLAM PADA MODUL PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI KELAS IV MI DARUSSALAM LAMPUNG SELATAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Oleh: NOVITA DEWI NPM: 1611100361 Jurusan: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1441 H / 2020 M
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PENGENALAN NILAI-NILAI ISLAM PADA MODUL PEMBELAJARAN
IPA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI KELAS IV MI
DARUSSALAM LAMPUNG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi
Syarat-syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1
dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh:
NOVITA DEWI
NPM: 1611100361
Jurusan: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1441 H / 2020 M
ii
PENGENALAN NILAI-NILAI ISLAM PADA MODUL PEMBELAJARAN
IPA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI KELAS IV MI
DARUSSALAM LAMPUNG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi
Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S1
Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh:
NOVITA DEWI
NPM: 1611100361
Jurusan: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Pembimbing I : Prof. Dr. Syaripudin Basyar, MA
Pembimbing II : Ida Fiteriani, M.Pd
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1441 H / 2020
iii
ABSTRAK
Penelitian ini bermula dari kurangnya media pembelajaran dalam kegiatan
belajar mengajar sehingga perlu dikembangkan produk berupa modul sebagai
media pembelajaran. Adapun rumusan masalahnya yaitu: (1)Bagaimana
langkah-langkah pengenalan nilai-nilai islam pada modul pembelajaran IPA
dengan pendekatan inkuiri pada kelas IV MI Darussalam Lampung Selatan, (2)
Bagaimana tingkat kelayakan penggunaan modul pembelajaran IPA dengan
pendekatan inkuiri pada kelas IV MI Darussalam Lampung Selatan, (3)
Bagaimana respon peserta didik terhadap pengenalan nilai-nilai islam pada
modul pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri pada kelas IV MI
Darussalam Lampung Selatan. Penelitian ini bertujuan agar peserta didik lebih
tertarik dan termotivasi dalam kegiatan belajar mengajar serta memahami arti
penting dari sumber daya alam dilingkungan.
Penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau Research and
Development dengan model ADDIE yang meliputi 5 langkah yaitu analysis,
design, deveopment, implementation, evaluation. Uji kelayakan produk
dilakukan oleh beberapa validator yaitu 2 ahli materi, 2 ahli media, 2 ahli
bahasa, 1 guru mata pelajaran, dan uji coba lapangan pada peserta didik kelas
IV.
Hasil penelitian menujukan bahwa bahan ajar modul IPA dengan
melakukan uji coba di MI Darussalam Lampung Selatan dan MIN 9 Bandar
Lampung mendapatkan presentase 68% dan 89%. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa produk yang digunakan oleh responden sangat menarik sehingga bisa
digunakan untuk salah satu referensi dalam meningkatkan minat belajar peserta
didik serta dapat menjadikan sebuah buku pegangan guru disekolah.
Kata Kunci: Buku Panduan Ilmu Pengetahuan Alam
iv
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Novita Dewi
Npm : 1611100361
Jurusan/Prodi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengenalan Nilai-nilai islam pada
modul pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri kelas IV MI Darussalam
Lampung selatan” adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan
duplikasi ataupun saduran dari karya orang lain kecuali pada bagian yang telah
dirujuk dan disebut dalam foodnote atau daftar pustaka. Apabila dilain waktu
terbukti adanya penyimpangan dalam karya ini, maka tanggung jawab sepenuhnya
ada pada penyusun.
Demikian surat pernyataan ini saya buat agar dapat dimaklumi.
Bandar Lampung, 2020
Penulis
Novita Dewi
1611100361
v
vi
vii
MOTTO
لفساد ٱظهر لبحرٱولبر ٱفي أيدي كسبت لي ذيقه ملناسٱبما
عمل ىالعله ميرجع ىنلذيٱبعض
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
(QS. Ar-Rum: 41)1
1 Kementerian Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemah, (Surabaya: CV Penerbit Fajar
Mulya, 2015), h. 326.
viii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah dengan penuh kebahagiaan dan rasa bangga, selesainya
skripsi ini penulis persembahkan untuk orang-orang yang berjasa dalam hidupku,
karena sudah memberikan motivasi dan dorongan dalam penulisan Skripsi yang
berjudul Pengenalan Nilai-nilai Pada Modul Pembelajaran IPA Dengan
Pendekatan Inkuiri. Kupersembahkan Skripsi ini kepada:
1. Kedua orangtua yang sangat saya Cintai dan Sayangi yaitu Ayahanda
Herman R dan Ibunda Erlina.
2. Kepada Adik-adik saya tercinta (Doni Afrizal), dan (Alm, Romi Mahyudi),
3. Kepada seluruh keluarga besarku, serta ayahanda Imron dan Ibunda Wati
yang sudah menemani perjuangan penulisan karyaku dari awal sampai
akhir.
4. Almamater tercinta UIN Raden Intan Lampung.
ix
RIWAYAT HIDUP
Novita Dewi dilahirkan di desa Lubuk-Liku Kec. Buay Sandang Aji Kab
Oku Selatan pada tanggal 04 Agustus 1997. Penulis merupakan anak pertama dari
tiga bersaudara dari pasangan Bapak Herman R dan Ibu Erlina.
Pendidikan yang ditempuh oleh peneliti adalah dari pendidikan Sekolah
Dasar di SD Lubuk-Liku Bungamas dari tahun 2003-2009 dan melanjutkan
Pendidikan Menengah Pertama di SMP Lubuk-Liku Bungamas dari tahun 2009-
2012. Setelah lulus dari Pendidikan Menengah Pertama, penulis melanjutkan ke
tingkat Pendidikan Menengah Atas di MA Darussalam Lampung Selatan dari
tahun 2012-2015.
Pada tahun 2016, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibridaiyah (PGMI) di UIN Raden Intan Lampung melalui jalur
test, dan Alhamdulillah pada tahun 2020 penulis menyelesaikan karya ilmiah di
jenjang S1.
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini
dalam rangka memenuhi syarat guna mendpaatkan gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd) pada jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menerima banyak bantuan dan
bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati dan segala rasa hormat, penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Prof. Dr. Hj Nirva Diana, M.Pd Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
2. Syofnidah Ifrianti, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) UIN Raden Intan Lampung.
3. Prof. Dr. Syaripudin Basyar, MA selaku Pembimbing Akademik I dan Ida
Fiteriani, M.Pd Selaku Pembimbing Akademik II yang senantiasa
membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak dan ibu dosen yang sudah membantu dan mengarahkan serta
membekali ilmu kepada peneliti.
5. Ibu Suwarni, S.Pd.I selaku kepala sekolah MI Darussalam Lampung
Selatan.
xi
6. Ibu Hj. Fakihah, S.Ag.M.M.Pd selaku Kepala Sekolah MIN 9 Bandar
Lampung, Ibu Reni Yulianti, S.Ag.M.Pd selakuWali Kelas IV MIN 9
Bandar Lampung, Guru dan Staf MIN 9 Bandar Lampung serta adik-adik
MIN 9 Bandar Lampung yang telah membantu dan meluangkan waktunya
untuk menyelesaikan penelitian.
7. Kepada saudara-saudaraku diperantauan (Syahri Romadhon, Nikmatul Fitri,
Novika Anggraini dan Defrian) yang selalu memberikan nasehat serta
dukungan untuk setiap langkahku, terimakasih karena sudah memberikan
banyak pelajaran untuk hidup mandiri.
8. Teman-temanku Neli Lindayati, Giska Rizki Karunia Putry, Mita Isnani,
Nesa Febriyana, Chintia Gapila, Astriana Putri serta teman-temanku
dipondok Pesantren Darussalam Lampung Selatan dan tak lupa kepada
teman-teman seperjuanganku PGMI Kelas H yang sudah memberikan
semangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat menunjang
kemajuan pendidikan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................. iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. iv
PENGESAHAN ............................................................................................ v
MOTTO ........................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN .............................................................................. vii
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 13
C. Pembaatasan Masalah ........................................................................ 14
D. Perumusan Masalah ........................................................................... 15
E. Tujuan Masalah .................................................................................. 15
F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 16
G. Rancangan Produk ............................................................................ 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep pengembangan modul ........................................................... 19
1. modul pembelajaran ipa .............................................................. 19
a. Pengertian dan Tujuan Pembelajaran Modul ......................... 19
b. Tujuan Pembelajaran Modul .................................................. 21
c. Jenis Pembelajaran Modul ..................................................... 22
d. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Pembelajaran Modul ................. 23
e. Unsur-unsur Modul dan Langkah-langkah Penyusunannya .. 24
f. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Modul IPA .......... 26
xiii
2. Pembelajaran IPA disekolah dasar (SD/MI) ............................... 28
a. Pengertian pembelajaran IPA ................................................. 28
b. Tujuan Pembelajaran IPA ....................................................... 30
c. Perlunya IPA Diajarkan di Sekolah Dasar ............................. 30
d. Hakikat Pembelajaran IPA ..................................................... 31
e. Konsep dan Proses Sains ........................................................ 33
3. Nilai-nilai Islam ................................................................................. 35
a. Pengertian Nilai-nilai Islam .................................................... 35
b. Teori Konsep Nilai-nilai Islam ............................................... 39
Pendidikan adalah suatu proses. Proses interaksi antara pendidik dan
peserta didik (terdidik). Sebagai suatu proses pendidikan merupakan hasil
rekayasa manusia. 2Di samping sebagai suatu proses yang direkayasa,
pendidikan juga merupakan proses alamiah dalam kehidupan manusia.
Pendidikan sama dengan hidup. Proses pertumbuhan dalam kehidupan
manusia yang terjadi dengan sendirinya tanpa direkayasa.
Pada hakikatnya pendidikan sebagai hasil rekayasa manusia maupun
alamiah terjadi bersamaan, tidak mungkin terjadi proses rekayasa pendidikan
tanpa pengaruh alamiah dan sebaliknya proses alamiah pendidikan tanpa ada
pengaruh manusia, sekurang-kurang-nya pengaruh manusia sebagai subjek.
Pendidikan adalah salah satu kegiatan dalam kehidupan manusia. Pendidikan
dalam arti operasional sistematis adalah proses belajar mengajar.
Driyarkarya mengemukakan rumusan pendidikan, bahwa pendidikan
adalah hidup bersama dalam kesatuan tritunggal ayah-ibu-anak, di mana
terjadi pemanusiaan anak, dengan mana dia berproses untuk akhirnya
memanusia sendiri sebagai manusia purnawan. Pemanusiaan di sini
mempunyai dua arti: pendidikan memanusia-kan anak didik, dan anak didik
me-manusiakan dirinya. Pemanusiaan itulah yang merupakan proses dalam
2 Rahman Assegaf Abd, Pendidikan Islam Integratif (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2017), h. 131
2
pendidikan. Proses itu akan berakhir, jika anak sudah dapat memanusia
sendiri sebagai manusia purnawan. Sedangkan menurut definisi Herbart
bahwa pendidikan yaitu melatih manusia untuk dapat menikmati hidup yang
sempurna. 3
Tujuan pendidikan adalah untuk membentuk insan kamil atau manusia
sempurna.4 Manusia dapat dikatakan sebagai insan kamil, apabila dalam
hidupnya menunjukkan adanya keselarasan/harmonis antara jasmaniah dan
rohaniah. Harmonis antara segi-segi dalam kejiwaan. Harmonis antara
kehidupan sebagai individu dan kehidupan bersama. Atau dengan kata lain:
bahwa kehidupan sebagai insan kamil adalah merupakan suatu kehidupan di
mana terjamin adanya ketiga inti hakikat manusia. Yaitu, manusia sebagai
makhluk individuil, manusia sebagai makhluk sosial dan manusia sebagai
makhluk sosial.
Tujuan pendidikan memiliki tujuan yang dirumuskan dalam Undang-
undang Nomor 02 Tahun 1989 Pasal 4 dinyatakan “pendidikan nasional
bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani
dan rohani, berkepribadian yang mantap, mandiri dan bertanggung jawab
terhadap masyarakat bangsa (UU Sisdiknas Nomor 02 Tahun 1989).5 UU
3 Zainal Aqib, Manajemen Lembaga Pendidikan ISLAM (Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani
Sejahtera, 2015), h. 8 4 Nur Uhbiati, Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2015), h. 106 5 Ali Mudlofir, Evi Fatimah Rusydiyah, desain pembelajaran inovatif dari teori ke praktek, (Jakarta:
Rajawali Pres, 2017), h. 251-252
3
tersebut diperbaharui melalui Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun
2003 Pasal 3 pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa.6
Allah SWT memerintahkan manusia agar senantiasa membekali dirinya
dengan ilmu pengetahuan melalui proses pembelajaran untuk mengetahui
kebenaran haqiqi yakni Allah SWT,asebagaimana disebutkan dalam Q.S. Al-
Alaq (96): 1-5 yang berbunyi: 7
ي ٱخلق خلق لزٱسثل سن ٱث قشأ ٱ س وسثل قشأ ٱ هي علق ل
ي ٱ علن لقلن ٱعلن ث لزٱ لمشم ٱ س هب لن علن ل
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) Nama Tuhanmu yang menciptakan.
Dia telah menciptakan manusia dari segumpalan darah. Bacalah
dan Tuhanmulah yang maha mulia. Yang mengajar (manusia)
dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya. Sekali- kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-
benar melampaui batas. Apabila melihat dirinya serba cukup.
Sungguh, hanya kepada Tuhanmulah tempat kembali(mu)”.
Berdasarkan ayat alquran di atas, sudah terlihat jelas bahwa Allah SWT
telah menerangkan manusia- manusia diciptan dari benda yang tidak berharga
kemudian memuliakannya dengan mengajar membaca, menulis, dan
memberinya pengetahuan.
Pengembangan bahan ajar adalah kegiatan mendesain suatu materi yang
sudah ada menjadi format materi yang baru dengan tujuan untuk menciptakan
kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif, menarik dan bermakna dari
sebelumnya, serta tidak bertentangan dengan ketentuan kurikulum yang
6 Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Pendidikan Nasional. 7 Q.S. Al- Alaq (96): 1-5
4
berlaku. Pengembangan bahan ajar mesti mengacu pada tujuan pembelajaran,
kebutuhan peserta didik, bersifat baru, kontemporer dan memiliki nilai lebih
dari bahan ajar sebelumnya. Bahan ajar yang dihasilkan dari proses
pengembangan harus mengandung empat kompetensi yaitu spiritual, afektif,
kognitif dan psikomotorik.8
Pengembangan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah segala hal
yang menjadi konten kurikulum yang harus dikuasai oleh peserta didik
dengan kompetensi dasar. Untuk mencapai standar kompetensi dari setiap
mata pelajaran di unit pendidikan tertentu. Untuk alasan ini, materi pelajaran
adalah bagian terpenting dari proses pembelajaran, bahkan dalam
pembelajaran yang berpusat pada materi pelajaran (pengajaran yang berpusat
pada subjek), memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang
diinginkan dan diharapkan. Dalam proses pendidikan harus selalu dilakukan
inovasi atau pengembangan dalam bentuk media. Kenapa bahan ajar selalu
dikembangkan karena bahan ajar sangat dibutuhkan oleh peserta didik.9
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta
didik belajar mandiri tanpa atau dengan bimbingan seorang guru. Pemilihan
modul sebagai sumber belajar mandiri bagi peserta didik diperkuat dengan
hasil yang menunjukkan bahwa modul sangat membantu peserta didik belajar
mandiri, diperlukan sebagai panduan belajar, dan dinilai efektif untuk
8 Dian Andesta Bujuri, Masnun Baiti, “Pengembangan Bahan Ajar Ipa Integratif Berbasis Pendekatan
Kontekstual”. TERAMPIL Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasa, Vol. 5 No.2 (Desember 2018),h. 67-
58 9 Harlinda Syofyan, Zulela MS, M. Syarif Sumantri, “Pengembangan Awal Bahan Ajar Ipa Di Sekolah
Dasar”. Jurnal Pendidikan Dasar, P-ISSN 2086-7433 E-ISSN, h. 53
5
meningkatkan kemampuan belajar peserta didik. Modul merupakan salah satu
bentuk dari bahan ajar. Pengembangan modul ini didukung oleh beberapa
hasil penelitian yang menemukan bahwa pembelajaran dengan modul efektif
meningkatkan hasil belajar siswa.
Kelebihan penggunaan bahan ajar modul adalah, modul mampu
menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang mudah diterima peserta didik sesuai
dengan tingkat pengetahuan dan usianya. Modul merupakan salah satu bahan
ajar yang banyak digunakan karena telah ada urutan proses belajar dan materi
maupun evaluasi dalam modul materi pelajaran yang disusun dan disajikan
secara tertulis sedemikian rupa sehingga pembacanya diharapkan dapat
menyerap sendiri materi tersebut.
Dalam memahami materi hubungan sumber daya alam dengan
lingkungan, teknologi dan masyarakat serta keterkaitannya dengan Alquran
dan Hadist membutuhkan bahan ajar berupa modul pembelajaran yang
memuat gambar, dan potongan ayat-ayat Alquran dan Hadist yang berkaitan,
sehingga siswa bisa tahu manfaat dan mengagumi keesaan Sang Penciptanya.
Guru harus memiliki atau menggunakan bahan ajar sesuai dengan
kurikulum, karakteristik sasaran, tuntutan pemecahan masalah belajar.
Bahan ajar adalah segala bahan yang dapat digunakan untuk membantu
guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. 10
10 Sri Latifah, “Pengembangan Modul Ipa Terpadu Terintegrasi Ayat-Ayat Al-Qur‟an Pada Materi Air
Sebagai Sumber Kehidupan”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, ISSN:2303-1832 (Februari 2015),
h. 157.
6
Modul digunakan untuk memudahkan peserta didik memahami materi
yang disajikan, secara mandiri atau melalui bimbingan guru. Guru melihat
bahwa siswa harus melewati kemampuan dan proses intelektual dengan
beragam pengalaman. Dengan modul dalam pembelajaran IPA juga harus
selalu dilakukan inovasi dalam pengembangan bahan ajar supaya peserta
didik juga lebih update dalam memahami kondisi alam atau kondisi yang
terjadi sekarang.11
Bahan ajar adalah seperangkat bahan yang memuat materi atau isi
pembelajaran yang di desain untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bahan ajar
memuat materi, pesan atau isi mata pelajaran yang berupa ide, fakta, konsep,
prinsip, kaidah, atau teori yang tercakup dalam mata pelajaran sesuai disiplin
ilmu serta in formasi lain dalam pembelajaran.12
Bahan ajar atau materi
pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi
yang telah ditentukan. 13
Sedangkan bagi peserta akan dijadikan sebagai
pedoman yang seharusnya dipelajari selama proses pembelajaran.
Bahan ajar dapat berfungsi dalam pembelajaran individual yang dapat
digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses pemerolehan informasi
peserta didik. Bahan ajar tersebut adalah modul dalam pembelajaran IPA
hubungannya, karena dalam pembelajaran IPA harus dilakukan inovasi dalam
11
Nafi‟atus Sholihah, Ika Kartika, “Pengembangan Modul Ipa Terintegrasi Dengan Ayat Al Qur‟an
Dan Hadis”. Jurnal Lentera Pendidikan, VOL. 21 NO. 14 ( Juni 2018), h. 14. 12
Suci khairani,Asrizal, Harman Amir, “pengembangan bahan ajar ipa terpadu berorientasi
pembelajaran kontekstual tema pemanfaatan tekanan dalam kehidupan untuk meningkatkan literasi siswa
kelas viii smp”. Junal Nasional , Vol. 10.( Oktober 2017, h. 154 . 13 Syafruddin Nurdin, Adriantoni, Kurikulum Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 102
7
pengembangan bahan ajar supaya peserta didik lebih update dalam
memahami kondisi alam yang terjadi saat ini, yang dirancang untuk
membantu peserta didik menguasai tujuan belajar dan sebagai sarana belajar
peserta didik secara mandiri sesuai kecepatan masing-masing. Penyusunan
modul IPA sebagai sumber belajar mandiri tidak hanya pada aspek kognitif
tetapi juga pada aspek keagamaan sesuai dengan tujuan pendidikan madrasah
yang menghendaki peserta didik mempunyai kemampuan dalam bidang
pengetahuan dan bidang keagamaan, sehingga modul yang disusun
diintegrasikan dengan ayat Alquran dan hadis.
Integrasi merupakan penyatuan hingga menjadi kesatuan yang utuh atau
bulat. Upaya integrasi salah satunya dapat dilakukan dengan cara integrasi
nilai agama pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). IPA
merupakan pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur yang
memiliki unsur produk, proses, sikap, dan aplikasi. Keempat unsur tersebut
menekankan bahwa pembelajaran IPA tidak hanya mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan siswa, tetapi juga mengembangkan sikap
siswa. Terbentuknya sikap sebagai salah satu dimensi pembelajaran IPA
dapat diwujudkan melalui integrasi nilai-nilai Islam didalamnya. Nilai agama
yang dimasukkan dalam pembelajaran, baik berupa sisipan dalam materi IPA
8
maupun dalam proses kegiatan pembelajaran IPA melalui sisipan pembiasaan
nilai agama. 14
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Djudin integrasi IPA dan nilai
agama yaitu dengan menyisipkan ayat-ayat Alquran (ayat kauniyah) yang
relevan dengan topik atau bahasan tertentu dalam IPA. Integrasi yang
dimaksud adalah menjadikan Alquran dan Sunnah sebagai grand theory
pengetahuan. Mengintegrasikan IPA dengan nilai agama merupakan suatu
langkah dalam menghasilkan ilmu yang utuh karena IPA sebagai ilmu
pengetahuan dan nilai agama sebagai landasan moral maupun akhlak akan
membuat siswa tidak hanya berpengetahuan yang luas tetapi juga memiliki
akhlak yang baik.
Pengintegrasian juga berupaya untuk memenuhi tujuan Sistem
Pendidikan Nasional yaitu pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Alquran menganjurkan bagi setiap pendidik untuk selalu mencari jalan
dan media terbaik agar memudahkan peserta didik untuk menerima ilmu
Dari uraian tersebut, maka tujuan pembelajaran IPA diharapkan
dapat memberikan pengetahuan (kognitif), ketrampilan
(psikomotorik), dan membentuk sikap ilmiah (afektif) sebagaimana
taksonomi hasil belajar yang telah dipaparkan Benjamin S. Bloom di
atas. Berkenaan dengan pencapaian tujuan ini, maka sudah seharusnya
proses pembelajaran IPA yang dirancang oleh guru diarahkan untuk
mendorong kemampuan berfikir kritis siswa dalam memecahkan
masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal
ini, dengan menghadapkan siswa pada suatu masalah dan selanjutnya
mereka diminta untuk mencari dan menyelidiki masalah tersebut
melalui sebuah percobaan eksperimen.
Dalam konteks ini, pelajaran IPA berarti memberikan
pengalaman nyata pada siswa, bukanlah hanya menjejali dengan
pengetahuan secara teoritis atau bersifat hapalan belaka. Dalam
kondisi itu, pembelajaran IPA didesain secara kontekstual dengan
tujuan agar siswa melalui materi IPA yang dipelajarinya dapat
menemukan relevansi atau kesesuaian apa yang diajarkan dengan
situasi nyata yang mereka temukan sehari-hari.26
c. Perlunya IPA Diajarkan di Sekolah Dasar
Setiap guru harus paham akan alsan mengapa IPA diajarkan di
sekolah dasar. Ada berbagai alasan yang menyebabkan satu mata
26 Ibid, h. 14-15
31
pelajaran itu dimasukkan ke dalam kurikulum suatu sekolah. Alasan
itu dapat digolongkan menjadi empat golongan yakni:
1) Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu
dipersoalkan panjang lebar, kesejahteraan materil suatu bangsa
banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam
bidang IPA, sebab IPA merupakan dsar teknologi, sering disebut-
sebut sebagai tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar
untuk teknologi adalah IPA.
2) Bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat, maka IPA
merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan
berfikir kritis, misalnya IPA diajarkan dengan mengikuti metode
“menemukan sendiri”. Dengan ini anak dihadapkan pada suatu
masalah.
3) Bila IPA diajarkan melalui percobaan- percobaan yang dilakukan
sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran
yang bersifat hapalan belaka.
4) Mata pelajaran ini mempunyai nilai- nilai pendidikan yaitu
mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak
secara keseluruhan
d. Hakikat Pembelajaran IPA
1) Pendekatan Belajar Mengajar IPA
Pendekatan belajar mengajar yang cocok dan paling efektif
adalah pendekatan yang mencakup kesesuaian antara situasi dan
32
belajar anak dengan situasi kehidupan nyata di masyarakat.om
Selanjutnya menemukan ciri- ciri esensial dari siatusi kehidupan yang
berbeda- beda akan meningkatkan kemampuan menalar, dan berfikir
kreatif pada anak didik. Model belajar yang cocok untuk anak
Indonesia adalah belajar melalui mengalaman langsung (Learning by
doing). Model belajar ini memperkuat daya ingat anak dan biayanya
sangat murah sebab menggunakan alat- alat dan media belajar yang
ada di lingkungan anak sendiri.
Piaget mengatakan bahwa pengalaman langsung yang
memegang peranan penting sebagai pedoman lajunya perkembangan
kognitif anak. Pengalama langsung anak yang terjadi secara spontan
dari kecil (sejak lahir) sampai berumur 12 tahun. Efisiensi pengalaman
langsung pada naka tergantung pada konsistensi antara hubungan
metode dan objek yang dengan konsep tertentu hanya bila ia telah
memiliki struktur kognitif (skemata) yang menjadi prasyaratnya yakni
perkembangan kognitif yang bersifat hirarkhis dan integratif.
2) Ipa untuk Sekolah Dasar
IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat
membuat pendidikan IPA menjadi penting. Karena itu struktur
kognitif anka- anak tidak dapat dibandingkan dengan struktur kognitif
ilmuwam, pada hal mereka perlu diberikan kesempatan untuk berlatih
33
keterampilan-keterampilan proses IPA dan yang perlu dibenahi sesuai
dengan tahap perkembangan kognitif.
Keterampilan proses sains didefinisikan oleh paolo dan marten adalah:
1) Mengamati
2) Mencoba memahami apa yang diamati
3) Mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang
terjadi.
4) Menguji ramalan- ramalan dibawah kondisi- kondisi untuk
melihat apakah ramalan tersebut benar.
e. Konsep dan Proses Sains
Dalam domain konsep sains, peserta didik perlu mengambil
beberapa jumlah konsep agar dapat memahami keadaan alam tertentu,
serta perubahan-perubahan yang akan terjadi akibat kegiatan manusia.
Konsep-konsep esensial ini menjadi ide yang disatukan berupa
menjelaskan aspek-aspek dalam lingkungan fisik. Sains berasal dari
kata science yaitu istilah yang mengacu pada masalah-masalah
kealaman (nature). Secara sederhana sains didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala alam. Sains juga
merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang terdiri dari fakta-fakta,
konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang merupakan
produk dari proses ilmiah.27
27 Ibid. h.19
34
Namun demikian sebenarnya sains bukan hanya sebuah produk,
melainkan juga sebagai proses yang menghubungkan sistem, metode
atau proses pengamatan, pemahaman dan penjelasan tentang alam,
seperti yang ditulis dalam salah satu situs internet yang menyatakan
bahwa Sains merupakan suatu sistem yang saling berhubungan dari
metode-metode atau proses-proses yang digunakan untuk menyelidiki,
memahami, dan menjelaskan alam.
Dalam proses sains, mengakses kemampuan peserta didik dalam
menggunakan sebuah pengetahuan serta pemahaman, seperti
kemampuan untuk mencari, menginterpretasikan, dan memperlakukan
bukti-bukti. 28
Pembelajaran sains, termasuk di dalamnya pembelajaran
fisika, yang menekankan pada pelibatan peserta didik dalam proses
berpikir dan aktivitas sains, telah mendapat perhatian khusus hampir
diseluruh pengambil kebijakan pendidikan global selama hampir 5
dekade. Pendekatan ini telah banyak dikenal dengan istilah yang
sangat populer seperti pembelajaran berbasis inkuiri (inquiry-based
instructions), atau sains sebagai inkuiri (science as inquiry), yang
umumnya melibatkan peserta didik dalam merumuskan pertanyaan
ilmiah, mengajukan sejumlah hipotesis atas jawaban pertanyaan,
mengumpulkan dan menganalisis hasil investigasi, mengembangkan
penalaran terhadap fenomena dan temuan sains, serta
28 Yunus, tita mulyati, hana yunansah, Pembelajaran Literasi ( Strategi meningkatkan kemampuan
literasi matematika, sains, membaca, dan menulis), (Jakarta: PT Parogonatama Jaya, 2017), h. 151.
35
mengkomunikasikan eksplanasi tersebut kepada guru dan siswa
lainnya29
.
3. Niai-nilai Islam
a. Pengertian Nilai-nilai Islam
Nilai-nilai adalah memadukan suatu nilai-nilai dengan konsep
lain untuk menghasilkan sebuah perpaduan yang saling menunjang
antar satu dengan yang lain. Sedangkan sains merupakan mata
pelajaran umum yang wajib dipelajari oleh setiap anak di sekolah
sebab merupakan salah satu pelajaran yang diujikan pada waktu
Ujian Nasional (UN). Maedawar Setiadi, menjelaskan bahwa sains
merupakan ilmu teratur yang dapat diuji kebenarannya. Artinya
setiap teori yang diungkap oleh sains, dapat diuji menggunakan
keberadaan benda yang terdapat di alam.30
Alam merupakan karya terindah ciptaan Dzat Yang Maha
Segalanya. Tidak ada yang mampu menandingi kehebatan-Nya
dalam membuat dan menghias keindahan alam. Ketika dua golongan
ilmu berbeda diintegrasikan menjadi kesatuan yang utuh, bukan
hanya pengetahuan anak saja yang akan bertambah. Lebih luas,
wawasan terkait keislaman anak pun akan bertambah melalui
penanaman nilai-nilai Islam yang mempunyai pengaruh positif
29 Abdurrahman, Efektivitas dan Kendala Pembelajaran Sains Berbasis Inkuiri terhadap Capaian
Dimensi Kognitif Siswa: Meta Analisis, Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah 02 (1) (2017) 1-9.
DOI: 10.24042/tadris.v2i1.1206, p-ISSN: 2301-7562 e-ISSN: 2579-7964, Juni 2017, h. 2 30 Fenti Nurjanah, Retno Triwoelandari, M. Kholil Nawawi, Pengembangan Bahan Ajar Tematik
Terintegrasi Nilai-Nilai Islam Dan Sains Untuk Meningktakan Karakter Religius Siswa, Jurnal Ilmiah
Pendidikan Dasar, Volume III Nomor 2 Desember 2018, h. 185-186
36
terhadap perkembangan karakter anak itu sendiri. Sesuai dengan
tujuan dari pembelajaran sains adalah sebagai berikut:
1) Mampu meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan
keteraturan alam ciptaan-Nya.
2) Mengembangkan berbagai macam gejala alam, konsep dan
prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupa sehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran
terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara
IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
4) Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir, bersikap, dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan sarta dalam
memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta
sumber daya alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan yang
terakhir.
7) Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA
sebaga dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
selanjutnya .
37
Tujuan belajar sains tersebut, dapat dicapai dengan
mengintegrasikan nilai-nilai Islam dan sains. Sehingga hal tersebut
dapat membangun pemahaman anak pada ayat alquran terkait cara
menghargai alam dan meningkatkan pemahaman siswa terkait cara
melestarikan lingkungan alam sesuai dengan perintah alquran. Tidak
menjadi masalah besar, apabila belajar sains dipelajari dengan cara
agamis dan belajar nilai-nilai agama melalui ilmu pengetahuan.
Bahkan hal tersebut dapat menjadi suatu keterpaduan yang
menarik. Sebab memudahkan anak mendapatkan nilai tambah dalam
proses belajar sains sekaligus agama. Sebagai, bukti banyak di dalam
ayat alquran yang menjelaskan tentang ilmu pengetahuan. Sebagai
contoh ayat alquran yang menjelaskan terkait proses penciptaan
langit dan bumi terdapat pada Q.S al-Anbiya‟/21: 30.31
ا أى لزي ٱلن ش أو د ٱمفشو ى و مبزب سرقب لسض ٱو لس
هوب وجعلب هي أفل ؤهىى لوبء ٱففزق ء ح مل ش
Artinya: Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa
langit dan bumi keduanya dahulunya menyatu, kemudian
kami pisahkan antara keduanya; dan kami jadikan segala
sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa
mereka tidak beriman?
Ayat tersebut sebagai bukti bahwa mengintegrasikan pelajaran
umum dengan nilai-nilai Islam merupakan salah satu cara untuk
mendekatkan anak kepada Tuhannya. Selain itu, hal tersebut dapat
mengembangkan karakter religius anak melalui belajar dari
31 Q.S Al-Anbiya’ 21:30
38
fenomena alam yang dikaji melalui ayat al quran. Bahkan ayat-ayat
alquran mendorong manusia untuk senantiasa mengkajinya apabila
ingin kaya dengan ilmu pengetahuan. Sejatinya, apapun yang kita
pelajari di dunia baik berupa mempelajari mata pelajaran di sekolah,
pengalaman yang kita dapatkan selama kita hidup hanyalah sebuah
alat yang harus bisa membuat diri kita dekat dengan surga-Nya. 32
Nilai yang terkandung dalam Sains merupakan nilai-nilai
agama yang dapat dikembangkan, misalnya dengan menyisipkan
ayat-ayat Alquran (Kauniyah) yang relevan dengan bahasan dalam
Sains (IPA). Allah menciptakan planet-planet dalam tata surya yang
berjalan di atas khittahyang teratur, dan menciptakan wadah dunia
untuk manusia agar dapat berinteraksi dengan sekitar, hal tersebut
membuktikan bahwa segala sesuatu yang hidup melalui suatu proses.
Alquran berbicara tentang alam semesta, yang meliputi bumi dan
langit, unsurnya yang beranekaragam, para penghuninya, serta
fenomena-fenomena di dalamnya33
32 Fenti Nurjanah, Retno Triwoelandari, M. Kholil Nawawi, Pengembangan Bahan Ajar Tematik
Terintegrasi Nilai-Nilai Islam Dan Sains Untuk Meningktakan Karakter Religius Siswa. Pendas : Jurnal
Ilmiah Pendidikan Dasar, Vol III Nomor 2 Desember 2018, h. 185 33
Sri LatifahRatnasari, Pengembangan Modul IPA Terpadu Terintegrasi Ayat-Ayat Al-
Qur‟an pada Materi Tata Surya. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, Volume 7 Nomor 01
April 2016, h. 27
39
b. Teori Konsep Nilai-nilai Islam
Pengertian dari integrasi nilai-nilai dalam Islam dijelaskan
menurut Suryana: bahwa pembalajaran: pertama, nilai aqidah.
Kedua, nilai ibadah.34
Menurut Al-Asfahany (dalam Pudin Saripudin) istilah
nilai-nilai Islam dalam penelitian ini sejatinya dapat
disederhanakan dengan kata iman dan taqwa yang sering disingkat
dengan kata imtak. Kata-kata ini tidak jarang dituangkan dalam
visi atau misi lembaga pendidikan yang terutama lahir dari
komunitas mayoritas Muslim mempercayai, meyakini, mengakui
tentang adanya sesuatu didalam hati sanubari yang paling dalam.
Selanjutnya, kata iman menunjukan pada dengan lisan, hati
seluruh anggota badan.35
Jadi dari hal diatas dapat kita pahami bahwa keintegrasian
nilai keislaman dikaitkan dengan materi pembelajaran dapat
menambahkan wawasan dan kehidupan nyata agar manusia dapat
memahami bahwa ayat tersebut sangat baik penggunaanya. Hal
tersebut dapat dicermati dalam surat Ar-Rahmaan ayat 1-4:
ي ٱ حو ي ٱخلق لقشءاى ٱعلن لش س لجبى ٱعلو ل
34 Muhammad Nasir, Asdar Dollo, Buhaerah “ Model Pembelajaran Berpikir Kritis yang
Terintegrasi Nilai-Nilai Islami” ( Prosiding SI MaNIs: Seminar Nasional Integrasi Matematika
dan Nilai Islam), Vol. 1, No.1,2017, h. 144.
35 28Pudin Saripudin, “ Integrasi Nilai Islam dalam Pembelajaran Pendidikan Sains (IPA)
Di Sekolah Dasar Negeri Sadamantra Kuningan “ (Jurnal Ilmiah Kajian Islam), Vol. 2, No 2,
2018, h. 45
40
Artinya: “(Tuhan) Yang Maha Pemurah, yang telah mengajarkan Al-
Quran, dia menciptakan manusia, mengajarnya pandai
berbicara” (Q.S. Ar-Rahmaan/55 1-4).
4. Pendekatan Inkuiri
a. Pengertian Pendekatan Inkuiri
Pendekatan dapat diartikan yaitu sebagai titik tolak atau suatu
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan
ini lebih merujuk kepada suatu pandangan tentang terjadinya proses
yang sifatnya masih sangat menyeluruh. Dalam kutipan Roy Keller,
mencatat bahwa termagi menjadi dua bagian pendekatan dalam
pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat kepada guru dan
pendekatan yang berpusat dengan peserta didik.36
Mundilarto, berpendapat bahwa pembelajaran inkuiri adalah
pembelajaran yang menuntut keterlibatan siswa secara aktif dengan
Mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa)
secara sistematis, kritis, logis, analitis, hingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuan dengan penuh percaya diri.37
Sependapat dengan Mundilarto, Rapi, Ni Ketut menjelaskan
bahwa pembelajaran inkuiri adalah pembelajaran yang memberikan
peluang bagi siswa untuk terlibat lebih aktif dalam proses
pembelajaran, mengaitkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya
dengan informasi baru sehingga akan mendapatkan pembelajaran