Top Banner
i PENGENALAN MOTIF BATIK YOGYAKARTA DENGAN METODE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS (LDA) (STUDI KASUS DI MUSEUM BATIK YOGYAKARTA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Informatika Oleh: Agatha Widyastuti NIM: 065314010 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERISTAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010
146

PENGENALAN MOTIF BATIK YOGYAKARTA DENGAN ...repository.usd.ac.id/32486/2/065314010_Full.pdfFinePixJ20 10MP dengan ukuran data motif batik hasil crop 200x200 piksel. Pengenalan motif

Feb 05, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • i

    PENGENALAN MOTIF BATIK YOGYAKARTA

    DENGAN METODE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS (LDA)

    (STUDI KASUS DI MUSEUM BATIK YOGYAKARTA)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

    Program Studi Teknik Informatika

    Oleh:

    Agatha Widyastuti

    NIM: 065314010

    PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

    JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERISTAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2010

  • ii

    MOTIF BATIK OF YOGYAKARTA RECOGNITION

    USING LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS (LDA) METHOD

    (CASE STUDY IN THE MUSEUM BATIK YOGYAKARTA)

    A Thesis

    Presented as Partial Fullfillment of the Requirements

    To Obtain the Sarjana Teknik Degree

    In Department of Informatics Engineering

    By:

    Agatha Widyastuti

    Student ID: 065314010

    INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM

    INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT

    FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

    SANATA DHARMA UNIVERSITY

    YOGYAKARTA

    2010

  • iii

  • iv

  • v

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    “APA PUN JUGA YANG KAMU PERBUAT,

    PERBUATLAH DENGAN SEGENAP HATIMU

    SEPERTI UNTUK TUHAN

    DAN BUKAN UNTUK MANUSIA”

    (KOLOSE 3: 23)

    “Apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup,

    apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.

    Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak

    dapat ditutup oleh seorang pun.”

    (Wahyu 3 : 7-8)

    TIADA YANG MUSTAHIL DALAM NAMA-NYA,

    DIA SELALU PUNYA CARA UNTUK MENOLONG…

    Skripsi ini saya persembahkan untuk:

    Yesus Kristus Penolongku Sahabatku,

    Kedua orang tuaku tercinta,

    Sahabat-sahabatku,

    Kekasihku tercinta…

    Terima kasih untuk karunia, kesempatan,

    senyuman, perhatian, motivasi dan segalanya …

  • vi

  • vii

  • viii

    Abstrak

    Batik memiliki keanekaragaman motif yang khas. Sebagian besar masyarakat

    mengetahui sedikit tentang batik, salah satunya adalah mengenal jenis motif batik.

    Dalam tugas akhir ini, penulis akan membahas dan mengatasi masalah tersebut

    dengan menggunakan metode Linear Discriminant Analysis karena memiliki daya

    pembeda yang lebih besar.

    Linear Discriminant Analysis merupakan teknik statistik multivariate yang

    terkait dengan pemisahan atau klasifikasi sekelompok obyek ke dalam kelompok

    yang telah terlebih dahulu didefinisikan. Dalam tujuan pengenalan obyek, metode ini

    mencoba menemukan suatu fungsi diskriminan yang nilainya mampu memisahkan

    obyek yang karakteristiknya telah diketahui.

    Terdapat 20 jenis motif batik Yogyakarta yang ingin dikenali dan masing-

    masing motif ada 25 sampel motif batik. Keseluruhan motif batik Yogyakarta yang

    dipakai sebagai data uji diambil menggunakan camera digital pocket Fujifilm tipe

    FinePixJ20 10MP dengan ukuran data motif batik hasil crop 200x200 piksel.

    Pengenalan motif batik Yogyakarta menggunakan fase pelatihan dan fase

    pengujian. Proses pelatihan dilakukan untuk membuat satu model dari setiap motif

    dari 25 sampel motif batik dengan membentuk fungsi diskriminan. Fungsi

    diskriminan diperoleh dengan menghitung mean dari setiap kelompok dan mean dari

    keseluruhan kelompok, menghitung matriks covariance, membentuk pooled within

    group covariance matrix, dan menghitung probabilitas vektor.

    Proses pengujian dilakukan dengan menguji fungsi diskriminan yang

    terbentuk dengan 100 data motif batik untuk mendapatkan angka kemiripan terbesar.

    Kemudian, data hasil pengujian dievaluasi menggunakan metode 5-fold cross

    validation untuk mendapatkan nilai prosentase akurasi dari 500 data motif.

    Pengujian 6 bentuk pengolahan feature yaitu rata-rata keseluruhan edge, rata-

    rata edge horizontal, rata-rata edge vertikal, gabungan rata-rata keseluruhan edge

    dengan rata-rata edge horizontal dan vertikal, gabungan rata-rata edge horizontal dan

    vertikal, dan gabungan warna dengan rata-rata keseluruhan edge dan rata-rata edge

    vertikal dan horizontal, ditujukan untuk mendapatkan nilai akurasi yang baik. Dari

    pengujian menggunakan feature tersebut, didapati feature terbaik dalam pengenalan

    motif batik Yogyakarta dengan metode LDA yaitu feature rata-rata edge horizontal

    dengan akurasi sebesar 36.4%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa

    pengenalan motif batik Yogyakarta dengan metode Linear Discriminant Analysis

    menggunakan feature-feature di atas relatif kurang baik.

  • ix

    Abstract

    Batik has a unique diversity of motifs. Most people know little about batik,

    one of which is known types of batik motifs. In this thesis, the author will discuss and

    resolve the issue using Linear Discriminant Analysis because of its distinguishing

    features is greater.

    Linear Discriminant Analysis is a multivariate statistical technique associated

    with the separation or classification of a group of objects into groups that previously

    defined. The purpose of object recognition, this method tries to find a discriminant

    function capable of separating an object whose value is already known

    characteristics.

    There are 20 types of Batik Yogyakarta motifs that wants to be recognized

    and each motif there are 25 samples of batik motifs. Entire Yogyakarta batik used as

    test data was taken using a digital camera Fujifilm type FinePixJ20 10MP pockets

    with batik data size 200x200 pixel crop results.

    Introduction of Batik Yogyakarta motifs using the training phase and testing

    phase. Training process is used to make one model of each motif from the 25 samples

    of batik motifs by forming the discriminant function. Discriminant function is

    obtained by calculating the mean of each group and the mean of the whole group,

    calculate the covariance matrix, forming the pooled within group covariance matrix,

    and calculate the probability vector.

    Testing process is conducted by examining the discriminant function is

    formed by 100 data batik to get the largest number of similarities. Then, data test

    results are evaluated using five-fold cross validation to obtain the value of the

    percentage of occurrence of 500 data patterns.

    Testing six forms processing features are average overall edge, the average

    horizontal edge, vertical edge on average, the combined average overall edge to the

    average horizontal and vertical edges, the combined average of horizontal and

    vertical edges, and the combined color with the overall average and the average edge

    vertical and horizontal edge, intended to get the value of good accuracy. Of testing

    using these features, the best features found in the introduction to batik of Yogyakarta

    with LDA method is the average feature a horizontal edge with an accuracy of 36.4%.

    From these data it can be concluded that the introduction of Batik Yogyakarta with

    Linear Discriminant Analysis method using features above relatively less well.

  • x

    Kata Pengantar

    Puji syukur kepada Yesus Kristus Sahabat dan Penolongku yang telah

    memberikan karunia dan kesempatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

    dengan judul “Pengenalan Motif Batik Yogyakarta dengan Metode Linear

    Discriminant Analysis (Studi Kasus di Museum Batik Yogyakarta)”.

    Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut member

    dukungan, semangat dan bantuan hingga selesainya skripsi ini:

    1. Bapak Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T., selaku Dekan Fakultas Sains dan

    Teknologi Universitas Sanata Dharma.

    2. Ibu A. Rita Widiarti, S.Si, M.Kom selaku dosen pembimbing atas kesabaran,

    bimbingan, waktu dan saran yang diberikan.

    3. Bapak Dr. Ir. Linggo Sumarno, M.T. dan Bapak Ir. Ig. Aris Dwiatmoko,

    M.Sc. sebagai dosen penguji atas saran dan kritikan yang diberikan.

    4. Romo Drs. C. Kuntoro Adi SJ, M.A, M.S., Ph.D yang telah menjadi

    pembimbing dan teman diskusi yang sangat inspiratif.

    5. Laboran Komputer dan Staff Sekretariat Fakultas Sains dan Teknologi atas

    bantuan kepada penulis ketika melaksanakan ujian akhir.

    6. Kedua orang tuaku yang tercinta, bapak Richardus Taryono dan ibu

    Bernadetta Retno Palupi untuk doa, dukungan, perhatian, dan pengertian yang

    sepenuhnya.

  • xi

    7. Kakak dan adikku tersayang, Bernardus Hery Krisno Nugroho dan Ignatia

    Yulistyowati untuk dukungan dan canda tawa yang menjadi penyemangat.

    8. Kekasihku tercinta Hieronymus Dimas Febrianto untuk senyuman, doa,

    semangat, saran dan kritik, perhatian, dan pengertian yang diberikan.

    9. Galang Anugerah, S.T yang telah membimbing dan membantu tentang

    pemahaman metode Linear Discriminant Analysis.

    10. Aprina Sulistia Melantika, Paulina Indah Tiarani, Agnes Retnaningsih, Bagas

    Pradipta, A. Cahyo Ridho, Andreas Hermawan, selaku teman yang berjuang

    bersama dalam skripsi.

    11. Seluruh civitas akademika Teknik Informatika angakatan 2006 dan pihak-

    pihak lain yang telah berjuang bersama dari awal masa perkuliahan, proses

    belajar, masa penulisan tugas akhir hingga saat wisuda tiba. Terima kasih atas

    sejuta inspirasi berharga.

    Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada

    penulisan tugas akhir ini. Saran dan kritik saya harapkan untuk perbaikan pada masa

    yang akan datang. Semoga bermanfaat.

    Yogyakarta, 20 September 2010

    Penulis

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL BAHASA INDONESIA ............................................................ i

    HALAMAN JUDUL BAHASA INGGRIS ....................................................................... ii

    HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................................... iii

    HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................. iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................................... v

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi

    HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................................... vii

    ABSTRAK ........................................................................................................................... viii

    ABSTRACT ......................................................................................................................... ix

    KATA PENGANTAR ......................................................................................................... x

    DAFTAR ISI ....................................................................................................................... xii

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xv

    DAFTAR TABEL ............................................................................................................... xvii

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

    1.1. Latar Belakang............................................................................................ 1

    1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

    1.3. Tujuan ......................................................................................................... 2

    1.4. Batasan Masalah ......................................................................................... 2

    1.5. Metodologi Penelitian ................................................................................ 3

    1.6. Sistematika Penulisan ................................................................................. 4

    BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................. 5

    2.1. Pengertian Batik ......................................................................................... 5

    2.2. Pengenalan Pola.......................................................................................... 7

    2.2.1. Deteksi Tepi Canny .......................................................................... 9

    2.2.2. Ekstraksi Feature ............................................................................. 12

    2.2.3. Proses Training ................................................................................ 13

    2.2.4. Proses Testing .................................................................................. 14

  • xiii

    2.2.5. Metode Linear Discriminant Analysis (LDA) ................................. 14

    2.2.5.1. Algoritma Pemodelan Linear Discriminant Analysis......... 15

    2.2.6. Metode Evaluasi 5-Fold Cross Validation ...................................... 22

    2.3. Matriks Data Multivariat ............................................................................ 26

    2.4. Matlab ......................................................................................................... 27

    BAB III ALGORITMA DAN PERANCANGAN SISTEM ............................................ 28

    3.1. Pengambilan Data Batik Yogyakarta ......................................................... 28

    3.2. Perancangan Sistem Secara Umum ............................................................ 29

    3.3. Algoritma yang Digunakan ........................................................................ 33

    3.3.1. Algoritma Penyimpanan Informasi Rata-Rata Edge ........................ 33

    3.3.2. Algoritma Perhitungan Metode Linear Discriminant Analysis ....... 39

    3.3.3. Algoritma Metode Evaluasi 5-Fold Cross Validation ..................... 40

    3.3.4. Algoritma Proses Training ............................................................... 41

    3.3.5. Algoritma Proses Testing ................................................................. 41

    3.3.6. Algoritma Fase Pengenalan Motif Batik .......................................... 42

    3.3.7. Algoritma Fase Pengujian Akurasi .................................................. 42

    3.4. Perancangan Fase Training ........................................................................ 42

    3.4.1. Ekstraksi Feature ............................................................................. 43

    3.4.2. Pengolahan Feature ......................................................................... 47

    3.4.3. Training ............................................................................................ 47

    3.5. Perancangan Fase Pengenalan (Testing) .................................................... 48

    3.5.1. Ekstraksi Feature ............................................................................. 48

    3.5.2. Pengolahan Feature ......................................................................... 48

    3.5.3. Pencocokan Kemiripan .................................................................... 48

    3.6. Perancangan Proses Evaluasi ..................................................................... 49

    3.7 Perancangan Antar Muka ............................................................................ 52

    3.7.1. Halaman Home ................................................................................ 52

    3.7.2. Halaman Pengenalan Motif Batik Yogyakarta ................................ 53

  • xiv

    3.7.3. Halaman Pengujian LDA ................................................................. 54

    3.7.4. Halaman Konsep Linear Discriminant Analysis .............................. 54

    3.7.5. Halaman Identitas Program (About) ................................................ 55

    3.7.6. Halaman Bantuan (Help) ................................................................. 55

    BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA SISTEM ................................................... 57

    4.1. Implementasi Antar Muka yang Digunakan pada Sistem .......................... 57

    4.1.1. Halaman Utama ............................................................................... 57

    4.1.2. Halaman Pengenalan Motif Batik Yogyakarta ................................ 60

    4.1.3. Halaman Pengujian Linear Discriminant Analysis .......................... 62

    4.1.4. Halaman Konsep Metode ................................................................. 63

    4.1.5. Halaman About ................................................................................. 66

    4.1.6. Halaman Bantuan (Help) ................................................................. 66

    4.2. Hasil Penelitian ........................................................................................... 67

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 76

    5.1. Kesimpulan ................................................................................................. 76

    5.2. Saran ........................................................................................................... 78

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 80

    LAMPIRAN 1 CODING PROGRAM .............................................................................. 82

    LAMPIRAN 2 DATA PENELITIAN .............................................................................. 123

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar2.1. Beberapa motif Batik Yogyakarta (Sumber: Museum Batik Yogyakarta) ....... 6

    Gambar2.2. Blok diagram pengenalan motif batik ..................................................... 9

    Gambar2.3. Motif batik dikenakan deteksi tepi Canny .............................................. 11

    Gambar2.4. Hasil perhitungan fungsi diskriminan ..................................................... 22

    Gambar2.5. Gambaran metode evaluasi 5-Fold Cross Validation ............................. 26

    Gambar2.6. Matriks data multivariat .......................................................................... 27

    Gambar3.1. Alur fase pengenalan motif batik Yogyakarta Secara Umum ................. 30

    Gambar3.2. Blok diagram sistem ................................................................................ 30

    Gambar3.3. Rata-rata keseluruhan edge ..................................................................... 45

    Gambar3.4. Matriks persegi 8x8 ................................................................................. 46

    Gambar3.5. Contoh pengelompokanmotif batik untuk proses evaluasi ..................... 49

    Gambar3.6. Rancangan halaman Home ..................................................................... 52

    Gambar3.7. Rancangan halaman pengenalan motif batik Yogyakarta ....................... 53

    Gambar3.8. Rancangan halaman pengujian LDA ...................................................... 54

    Gambar3.9. Rancangan halaman konsep LDA ........................................................... 54

    Gambar3.10. Rancangan halaman identitas program (about)..................................... 55

    Gambar3.11. Rancangan halaman bantuan (help) ...................................................... 55

    Gambar4.1. Halaman utama sistem pengenalan motif batik Yogyakarta ................... 59

    Gambar4.2. Halaman fase pengenalan motif batik Yogyakarta ................................. 60

    Gambar4.3. Kotak file selector untuk mengambil gambar ......................................... 60

    Gambar4.4. Peringatan tidak ada file yang dipilih...................................................... 61

    Gambar4.5. Halaman fase pegujian Linear Discriminant Analysis ............................ 62

    Gambar4.6. Halaman penjelasan konsep metode LDA .............................................. 64

    Gambar4.7. Halaman penjelasan konsep metode 5-Fold Cross Validation ............... 65

    Gambar4.8. Bagan metode 5-Fold Cross Validation .................................................. 65

    Gambar4.9. Halaman About ........................................................................................ 66

  • xvi

    Gambar4.10. Halaman bantuan fase pengenalan motif batik Yogyakarta .................. 67

    Gambar4.11. Halaman bantuan fase pengujian motif batik Yogyakarta .................... 67

  • xvii

    DAFTAR TABEL

    Tabel2.1. Data chip rings .......................................................................................... 18

    Tabel2.2. Data set chip ring ...................................................................................... 18

    Tabel3.1. Contoh tabel confusion matriks ................................................................ 50

    Tabel5.1. Rangkuman hasil percobaan ..................................................................... 76

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Indonesia terkenal dengan keanekaragaman budaya mulai dari suku, tari

    daerah, pakaian adat, lagu daerah, dan adat istiadat. Salah satu budaya yang dimiliki

    oleh negara kita adalah batik. Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang

    memiliki keanekaragaman motif.

    Dahulu batik hanya dikenakan oleh kalangan raja, kerabat dan pekerjanya,

    selain itu digunakan juga pada acara ritual budaya Jawa. Seiring dengan

    perkembangan zaman batik telah menjadi kebutuhan sekunder. Banyak masyarakat

    yang menggunakan batik dalam kesehariannya. Perancang desain busana pun

    menjadikan batik sebagai sumber inspirasi untuk membuat model busana modern.

    Sebagian besar masyarakat bangga menggunakan batik, tetapi sedikit yang

    mengenal motif-motif batik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut sebenarnya

    terdapat banyak metode, salah satunya adalah metode Linear Discrimant Analysis.

    Metode ini akan menjadi alat bantu untuk pengenalan motif batik. Penulis

    menggunakan metode ini karena memiliki daya pembeda yang akurat dan lebih besar

    dari metode Principal Components Analysis (PCA) (Resmana Lim, 2002).

  • 2

    1.2. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah tugas akhir ini berdasarkan latar belakang di atas adalah

    “Bagaimana secara otomatis mengenal motif batik Yogyakarta dengan

    mempergunakan metode Linear Discriminant Analysis (LDA)?”

    1.3. Tujuan

    Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk mengenali motif batik Yogyakarta dan

    menganalisa serta mengetahui kelebihan dan kekurangan metode Linear Discriminant

    Analysis dalam menangani data citra motif batik Yogyakarta.

    1.4. Batasan Masalah

    Adapun batasan masalah dalam tugas akhir ini, yaitu:

    1. Penelitian hanya pada batik Yogyakarta. Penulis hanya menggunakan 20

    motif batik Yogyakarta, yaitu Ceplok Kece, Kawung Galar, Nitik

    Cengkeh, Parang Barong, Parang Pancing, Parisewuli Seling Pamor,

    Truntum, Tambal, Parang Tuding, Parang Keris, Parang Kusumo Ukel,

    Parang Curigo, Parang Klitik, Parang Kembang Sawut Cecek, Ceplok

    Dempel, Kawung Kembang Cempoko Hitam, Kawung Picis, Lereng

    Kusuma, Parang Kawung Picis, Parang Kunci.

    2. Metode yang digunakan untuk pengenalan motif batik Yogyakarta adalah

    Linear Discriminant Analysis.

  • 3

    3. Pembuatan program hanya sebuah prototipe untuk membantu analisa

    algoritma Linear Discriminant Analysis dalam menangani pola batik

    Yogyakarta.

    4. Pada tugas akhir ini sampel motif batik Yogyakarta yang digunakan

    berdasarkan:

    a. Ukuran citra motif batik Yogyakarta 200 x 200 piksel dengan format

    data .jpg.

    b. Data batik diambil menggunakan camera digital pocket Fujifilm tipe

    FinePixJ20 dengan 10MP.

    c. Jarak pengambilan gambar dengan kain batik sekitar 30 cm.

    d. Data batik yang didapat dan akan digunakan dalam tugas akhir ini

    terlebih dahulu di-crop untuk menghilangkan sinar blitz serta

    mengambil bagian pola (motif) batik yang merupakan ciri dari motif

    tersebut. Kemudian ukuran data motif batik hasil crop diubah menjadi

    200 x 200 piksel.

    5. Proses ekstraksi feature berdasarkan warna dan edge information.

    1.5. Metodologi Penelitian

    a. Survei dengan langsung mendatangi Museum Batik Yogyakarta untuk

    mendapatkan data motif batik.

    b. Studi literatur dilakukan dengan mempelajari materi dan artikel tentang

    metode Linear Discriminant Analysis.

  • 4

    c. Wawancara dengan pakar budaya Museum Batik Yogyakarta.

    d. Tahap implementasi yang meliputi pembuatan alat bantu berupa suatu

    perangkat lunak untuk pengenalan motif batik.

    e. Tahap analisa dari data hasil percobaan.

    1.6. Sistematika Penulisan

    BAB I PENDAHULUAN

    Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah,

    metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Berisi landasan teori yang dipakai untuk pembahasan tugas akhir.

    BAB III PERANCANGAN SISTEM

    Berisi gambaran umum mengenai perancangan sistem yang akan

    dibangun, yaitu sebuah perangkat lunak yang dapat mengenali motif batik

    Yogyakarta dan menerjemahkannya ke dalam sebuah informasi.

    BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA ALGORITMA

    Berisi implementasi sistem dan membahas mengenai analisis algoritma-

    algoritma dalam metode Linear Discriminant Analysis (LDA).

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang diperoleh dari keseluruhan

    proses pembuatan tugas akhir ini, serta beberapa saran untuk

    pengembangan sistem lebih lanjut.

  • 28

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1. Pengertian Batik

    Batik berasal dari Bahasa Jawa ambatik dari kata “ba” dan “tik”, masing-

    masing mempunyai padanan kata “bud” dan “am” yang artinya “a-mba-tik” dengan

    arti kata membentuk titik (nitik), “tik” berarti kecil. Jadi, batik berarti menulis atau

    menggambar atau membuat titik (tulis).

    Bunyi am berasal dari kata “ha” pada huruf Jawa merupakan kata imbuhan

    pada suatu kata, contoh:

    “ha” + batik ambatik artinya membuat batik

    “ha” + babar ambabar artinya membuat babar (membersihkan atau

    mencuci)

    “ha” + serat amserat artinya membuat serat.

    Batik merupakan seni karya tulis yang mempunyai arti tersendiri dan mampu

    mengungkapkan rasa perasaan indah (setelah melihat atau menangkap) maknanya.

    Batik tulis juga mampu mengangkat status sosial seseorang seperti kewibawaan,

    kepangkatan, derajat, dan asal usul. Batik juga memiliki nilai ganda yaitu seni, sosial,

    dan ekonomi.

    Batik merupakan karya seni pada kain dengan perintang warna yang

    menggunakan malam (lilin). Batik juga merupakan lukisan atau gambar pada mori

    5

  • 6

    yang dikerjakan dengan alat canting, dan disebut membatik (Konsensus Nasional,

    1996). Beberapa motif batik tulis Yogyakarta sebagai berikut:

    Ceplok Kece

    Kawung Galar

    Nitik Cengkeh

    Parang Barong

    Parang Pancing

    Parisewuli Seling Pamor

    Truntum

    Tambal

    Parang Tuding

    Parang Keris

    Parang Kusumo Ukel

    Parang Curigo

    Gambar 2.1. Beberapa motif batik Yogyakarta (Sumber: Museum Batik Yogyakarta)

  • 7

    Parang Klitik

    Parang Kembang Sawut

    Cecek

    Ceplok Dempel

    Kawung Kembang

    Cempoko Hitam

    Kawung Picis

    Lereng Kusuma

    Parang Kawung

    Picis

    Parang Kunci

    Gambar 2.1. (Lanjutan)

    2.2. Pengenalan Pola

    Pola merupakan kumpulan akan sesuatu (instances) yang memiliki kemiripan

    dan keteraturan, ada perulangan, dapat diobservasi baik secara per bagian ataupun

    seluruhnya. Ketika sebuah mesin mengenali pola, maka akan memindai pola tersebut

    dengan sensor dengan kehadiran derau (noise) dan distorsi pada citra pola itu.

    Pengenalan pola adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari cara-cara

    mengklasifikasikan obyek ke beberapa kelas atau kategori dan mengenali

    kecenderungan data. Tergantung pada aplikasinya, obyek-obyek ini bisa berupa

  • 8

    pasien, mahasiswa, pemohon kredit, citra atau sinyal atau pengukuran lain yang perlu

    diklasifikasikan atau dicari fungsi regresinya. Biasanya subyek ini disebut dengan

    pengenalan pola atau pattern recognition.

    Langkah-langkah pengenalan motif batik secara umum adalah sebagai berikut:

    1. Data masukan berupa citra .jpg disiapkan. Citra ini masih berisi kumpulan

    piksel yang memiliki data warna RGB (Red – Green – Blue).

    2. Ekstraksi feature merupakan langkah pemilihan ciri yang ingin diidentifikasi

    dari citra batik yang telah dikenai proses pre-processing.

    3. Tahap klasifikasi citra merupakan tahap utama dalam pengenalan pola.

    Klasifikasi ini bisa berdasarkan unsupervised maupun supervised learning.

    Unsupervised learning berarti kategori tercipta dengan sendirinya sesuai

    dengan feature yang ditangkap, sedangkan supervised learning berarti sudah

    ada batas-batas pengetahuan untuk menentukan kelas dari obyek yang

    ditangkap. Pada tahap ini, feature dibandingkan kemiripannya dengan model

    yang sudah diketahui oleh mesin.

    4. Tahap terakhir yaitu mendapatkan output berupa pengenalan motif batik,

    sehingga keputusan dapat diambil dari hasil pengenalan ini.

  • 9

    Gambar 2.2. Blok diagram pengenalan motif batik

    2.2.1 Deteksi Tepi dengan Metode Canny

    Tepi (edge) merupakan perubahan intensitas derajat keabuan yang

    besar dalam jarak yang singkat. Tepi mencirikan batas-batas objek sehingga

    berguna untuk proses segementasi dan identifikasi dalam citra. Tujuan

    pendeteksian tepi adalah untuk meningkatkan penampakan garis batas suatu

    daerah atau objek di dalam citra.

    Metode Canny merupakan salah satu algoritma deteksi tepi. Metode

    Canny akan mendeteksi tepi dengan mencari nilai gradien maksimal lokal dari

    sebuah citra. Gradien tersebut dihitung menggunakan turunan dari Gaussian

    filter. Metode Canny menggunakan dua thresholds yang berguna untuk

    mendeteksi tepian yang terlihat jelas dan tepian yang kurang jelas atau lemah,

    termasuk juga tepian yang kurang jelas terlihat pada output yang terhubung

    dengan tepian yang jelas. Thresholding digunakan untuk mengatur jumlah

    pengenalan/klasifikasi

    output

    mode

    ekstraksi feature

    Data citra .jpg

  • 10

    derajat keabuan yang ada pada citra. Metode Canny lebih utama akan

    mendeteksi tepian yang kurang jelas, yang tidak dapat diperoleh dengan

    menggunakan metode lain. Ada beberapa kriteria penteksian tepian paling

    optimum yang dapat dipenuhi oleh algoritma Canny:

    a. Mendeteksi dengan baik (kriteria deteksi)

    Kemampuan untuk meletakkan dan menandai semua tepi yang ada sesuai

    dengan pemilihan parameter-parameter konvolusi yang dilakukan.

    Sekaligus juga memberikan fleksibilitas yang sangat tinggi dalam hal

    menentukan tingkat deteksi ketebalan tepi sesuai yang diinginkan.

    b. Melokalisasi dengan baik (kriteria lokalisasi)

    Dengan Canny dimungkinkan dihasilkan jarak yang minimum antara tepi

    yang dideteksi dengan tepi yang asli.

    c. Respon yang jelas (kriteria respon)

    Hanya ada satu respon untuk tiap tepi. Sehingga mudah dideteksi dan

    tidak menimbulkan kerancuan pada pengolahan citra selanjutnya.

    Penulis menerapkan metode Canny untuk citra motif batik yaitu dengan

    menggunakan fungsi yang disediakan dalam Matlab. Sebagai contoh,

    motif batik Truntum dikenakan metode Canny menggunakan fungsi

    Matlab, yaitu:

    batik = imread ('truntum_21.jpg'); % mengambil/membaca motif

    gray=rgb2gray(batik); % mengubah RGB menjadi gray

    motif=edge(gray,'canny'); % dikenakan fungsi metode Canny

    imshow(motif) % menampilkan hasil deteksi tepi

  • 11

    Hasil citra motif batik Yogyakarta yang dikenakan metode Canny sebagai

    berikut:

    Ceplok Kece

    Kawung Galar

    Nitik Cengkeh

    Parang Barong

    Parang Pancing

    Parisewuli Seling Pamor

    Truntum

    Tambal

    Parang Tuding

    Parang Keris

    Parang Kusumo Ukel

    Parang Curigo

    Gambar2.3. Motif batik dikenakan deteksi tepi Canny

  • 12

    Parang Klitik

    Parang Kembang Sawut

    Cecek

    Ceplok Dempel

    Kawung Kembang

    Cempoko Hitam

    Kawung Picis

    Lereng Kusuma

    Parang Kawung Picis

    Parang Kunci

    Gambar2.3. (Lanjutan)

    2.2.2. Ekstraksi Feature

    Feature merupakan suatu hal yang digunakan untuk menjadi model

    dalam Linear Discriminant Analysis yang kemudian diekstrak cirinya untuk

    diolah dalam perhitungan training maupun testing.

    Ekstraksi ciri berfungsi untuk menajamkan perbedaan-perbedaan pola

    (motif) sehingga akan sangat memudahkan dalam pemisahan antar kelas pada

    proses klasifikasi. Ekstraksi ciri merupakan tahap yang sangat penting dan

    sulit dalam teknik klasifikasi pola, bahkan seringkali tingkat keberhasilan dari

    sistem pengenalan pola selalu dikaitkan dengan metode ekstraksi ciri yang

    digunakan.

  • 13

    Ekstraksi yang dapat dilakukan ialah dengan mengolah informasi

    piksel secara diskret. Pengolahan diskret dapat dilakukan dengan membagi

    suatu motif batik ke dalam zona yang memiliki ukuran yang sama

    (Theeramunkong, Wongtapan, Sinthupinyo, 2004). Kemudian, informasi

    piksel dari tiap zona digunakan untuk data input dalam membentuk model.

    Tidak ada ukuran yang menentukan untuk perhitungan feature, oleh

    karena itu penulis mencoba menggunakan feature warna yang terdiri dari

    RGB (Red-Green-Blue), dan edge information dengan ukuran 200x200 piksel.

    Warna dijadikan feature dalam pengenalan motif batik karena motif

    batik Yogyakarta dapat dibedakan dalam warnanya, warna yang berbeda

    dengan bentuk motif yang sama maka nama motif batik pun berbeda.

    Feature edge information (deteksi tepi) juga merupakan unsur penting

    dalam pengenalan motif batik Yogyakarta ini. Edge information berguna

    untuk mendeteksi bagian tepi dari motif batik Yogyakarta. Dengan adanya

    bagian tepi motif batik maka motif batik pun dapat diketahui. Dalam hal ini

    sebelum dikenakan proses edge information, citra dikenakan proses deteksi

    tepi dengan menggunakan metode canny, karena pembentukan deteksi tepi

    lebih terlihat jelas.

    2.2.3. Proses Training

    Proses training merupakan proses klasifikasi atau pembentukan model

    motif batik. Pada proses ini dari 500 data motif batik yang digunakan,

    sebanyak 400 data digunakan untuk training. Proses training menggunakan

  • 14

    metode Linear Discriminant Analysis, yaitu membentuk dengan membentuk

    fungsi diskriminan.

    2.2.4. Proses Testing

    Proses testing merupakan proses pencocokan kemiripan dan

    pengenalan motif batik Yogyakarta. Data test akan dimasukkan pada fungsi

    diskriminan yang terbentuk pada proses training. Pada proses ini data citra

    motif batik yang digunakan sebanyak 100 dari 500 data citra motif batik.

    2.2.5. Metode Linear Discriminant Analysis (LDA)

    Banyak metode yang dapat digunakan untuk klasifikasi pengenalan

    pola. Salah satu teknik yang sangat populer dan cukup sederhana untuk

    menyelesaikan masalah klasifikasi adalah analisis diskriminan linear (Linear

    Discriminant Analysis), selanjutnya disebut dengan LDA. LDA termasuk

    dalam kategori supervised learning, karena dalam pemakaian LDA ada

    tahapan training untuk menemukan parameter model yang diperlukan.

    Selanjutnya model yang diperoleh digunakan untuk melakukan prediksi bila

    ada data baru dan harus dilakukan pengelompokan.

    Metode LDA memaksimalkan diskriminasi antar kelas dan

    meminimalkan persebaran dalam kelas. Metode ini memiliki kegunaan untuk

    mengklasifikasikan obyek ke dalam dua grup atau lebih.

    Analisis diskriminan berguna ketika ingin membentuk sebuah model

    prediktif dari beberapa kelompok (group) berdasarkan pada karakteristik

    masing-masing kasus. Prosedur pembentukan fungsi diskriminan (pada lebih

  • 15

    dari dua kelompok, serangkaian set dari fungsi diskriminan) berdasarkan pada

    kombinasi linear dari variabel-variabel prediktor yang memberikan pembeda

    terbaik dari kelompok-kelompok tersebut. Fungsi dibentuk dari sebuah

    sampel pada sebuah kasus di dalam sebuah group yang telah diketahui; fungsi

    lalu dapat diaplikasikan pada kasus baru dengan pengukuran pada variabel-

    variabel prediktor yang tidak diketahui masuk pada kelompok mana.

    2.2.5.1. Algoritma Pemodelan Linear Discriminant Analysis

    Analisis diskriminan adalah teknik statistik multivariate yang

    terkait dengan pemisahan (separating) atau alokasi/klasifikasi

    (classification) sekelompok obyek atau observasi ke dalam kelompok

    (group) yang telah terlebih dahulu didefinisikan. Dalam tujuan

    pengenalan obyek (observasi), metode ini mencoba menemukan suatu

    discriminant yang nilainya mampu memisahkan obyek yang

    karakteristiknya telah diketahui. Sedangkan dalam tujuan klasifikasi

    obyek, metode ini akan mensortir obyek (observasi) ke dalam dua atau

    lebih kelas.

    Cara kerja Linear Discriminant Analysis yaitu dengan mencari

    bobot untuk setiap kelompok. Metode ini memaksimalkan jarak antar

    kelas dan meminimalkan jarak dalam kelas. Fungsi diskriminan yang

    terbentuk berfungsi untuk memisahkan kelompok.

    Setelah feature didapat, maka pemodelan Linear Discrminant

    Analysis dapat dibangkitkan. Linear Discriminant Analysis

  • 16

    mengasumsikan matriks-matriks kovarians kelas yang sama. Output

    dari analisis diskriminan ini yaitu mendapatkan fungsi yang digunakan

    untuk mengelompokkan observasi-observasi ke dalam salah satu kelas,

    yang kemudian disebut fungsi diskriminan. Model persamaan

    diskriminan, yaitu:

    𝒇𝒊 = 𝝁𝒊𝑪−𝟏𝒙𝒌

    𝑻 −𝟏

    𝟐𝝁𝒊𝑪

    −𝟏𝝁𝒊𝑻 + 𝐥𝐨𝐠(𝑷𝒊)

    Dimana: 𝜇𝑖 = rata-rata kelas ke-i,

    𝑥𝑘𝑇 = data yang ditranspose,

    𝐶−1 = matriks covariance yang diinverskan,

    𝑃𝑖 = probabilitas data dalam kelas i terhadap seluruh data.

    Untuk mendapatkan fungsi diskriminan tersebut, terdapat beberapa

    langkah yang harus dilakukan, yaitu:

    1. Dengan menghitung mean dari setiap kelompok atau kelas dan

    mean dari keseluruhan kelompok atau kelas. Perhitungan ini

    untuk menghitung bobot setiap kelompok sehingga dapat

    meminimalkan jarak dalam kelompok atau kelas.

    2. Menghitung matriks covariance kelompok i yang didapati dari:

    𝐶𝑖 = (𝑥𝑖

    0)𝑇 𝑥𝑖0

    𝑛𝑖

    (2.1)

    (2.2)

  • 17

    Dimana:

    𝑥𝑖0 = mean corrected data, merupakan hasil dari pengurangan

    data dari kelompok xi dengan rata-rata keseluruhan

    kelompok.

    𝑛𝑖 = banyaknya kelompok ke-i.

    3. Membentuk pooled within group covariance matrix (matriks

    covariance dalam kelompok), rumus yang digunakan:

    𝐶 𝑟, 𝑠 =1

    𝑛 𝑛𝑖

    𝑔𝑖=1 . 𝐶𝑖(𝑟, 𝑠)

    Dimana:

    𝑛 = total dari banyaknya setiap kelompok ke-i,

    𝑔 = banyaknya kelompok (kelas),

    𝑛𝑖 = banyaknya kelompok ke-i,

    𝐶𝑖(𝑟, 𝑠) = nilai covariance kelompok ke-i pada baris ke-r dan

    baris ke-s.

    4. Kemudian hasil dari perhitungan dari langkah ke-3 diinverskan,

    maka nilai matriks covariance ini yang akan digunakan dalam

    perhitungan fungsi diskriminan.

    5. Menghitung Pi yang merupakan probabilitas vektor. Setiap baris

    merepresentasikan probabilitas dari kelompok ke-i.

    𝑃𝑖 =𝑛𝑖𝑁

    (2.3)

    (2.4)

  • 18

    Dimana:

    𝑛𝑖 = Banyaknya anggota dari kelompok ke-i,

    𝑁 = Jumlah anggota dari seluruh kelompok.

    Contoh perhitungan menggunakan metode Linear Discriminant

    Analysis:

    Berikut merupakan data chip rings yang lulus (passed) dan tidak

    lulus (not passed) uji kualitas dari suatu perusahaan yang

    memproduksi chip ring berkualitas tinggi dengan pertimbangan

    curvature dan diameter.

    Tabel2.1 Data chip rings

    Curvature Diameter Quality Control Result

    2.95 6.63 Passed

    2.53 7.79 Passed

    3.57 5.65 Passed

    3.16 5.47 Passed

    2.58 4.46 Not Passed

    2.16 6.22 Not Passed

    3.27 3.52 Not Passed

    Terdapat data chip ring baru untuk diuji kualitasnya dengan

    menggunakan metode LDA, yaitu:

    Tabel2.2 Data test chip ring

    Curvature Diameter Quality Control Result

    2.81 5.46 ????

    Catatan:

    ???? = hasil data test chip rings termasuk passed atau not passed

  • 19

    Penyelesaian:

    x = feature seluruh data. Setiap baris merepresentasikan satu kelas;

    setiap kolom berdiri untuk satu feature.

    y = indeks kelas (passed = 1; not passed = 2).

    dan

    ,

    = data feature untuk kelas i. Setiap baris merepresentasikan satu

    kelas; setiap kolom berdiri untuk satu feature. Penulis

    memisahkan x ke dalam beberapa kelompok berdasarkan indeks

    kelas pada y.

    Langkah pertama dalam perhitungan LDA yaitu mencari rata-rata

    feature dalam setiap kelas dan menghitung rata-rata keseluruhan kelas,

    yaitu:

    = rata-rata feature kelas, yang mana merupakan rata-rata dari

  • 20

    ,

    = rata-rata keseluruhan kelas, mean dari seluruh data.

    Langkah kedua yaitu mencari matriks covariance kelas i dengan

    menggunakan rumus 2.10, yaitu:

    = mean corrected data, dari data feature untuk kelas i.

    ,

    Sehingga didapat matriks covariance dari kelas i dengan

    menggunakan rumus 2.2, yaitu:

    ,

    Langkah ketiga, menghitung pooled within group covariance matrix

    (matriks covariance dalam kelompok) dengan menggunakan rumus

    2.3, yaitu:

    , , dan

  • 21

    Maka, pooled covariance matriks yang didapat yaitu:

    Langkah keempat, inverse dari pooled covariance matriks, yaitu:

    Langkah kelima, menghitung probabilitas kelas ke-i, dengan

    menggunakan rumus 2.4, yaitu:

    Hasil perhitungan dari setiap langkah-langkah tersebut digunakan pada

    fungsi diskriminan (rumus 2.1) untuk setiap kelas, pada contoh ini

    akan menghasilkan dua fungsi diskriminan, yaitu:

    𝒇𝟏 = 𝝁𝟏𝑪−𝟏𝒙𝒌

    𝑻 −𝟏

    𝟐𝝁𝟏𝑪

    −𝟏𝝁𝟏𝑻 + 𝐥𝐨𝐠(𝑷𝟏)

    𝒇𝟏 = 𝟑. 𝟎𝟓 𝟔. 𝟑𝟖 𝟓. 𝟕𝟒𝟓 𝟎. 𝟕𝟗𝟏𝟎. 𝟕𝟗𝟏 𝟎. 𝟕𝟎𝟏

    𝒙𝒌𝑻 −

    𝟏

    𝟐 𝟑. 𝟎𝟓 𝟔. 𝟑𝟖

    𝟓. 𝟕𝟒𝟓 𝟎. 𝟕𝟗𝟏𝟎. 𝟕𝟗𝟏 𝟎. 𝟕𝟎𝟏

    𝟑. 𝟎𝟓𝟔. 𝟑𝟖

    + 𝐥𝐨𝐠(𝟎. 𝟓𝟕𝟏)

    𝒇𝟐 = 𝝁𝟐𝑪−𝟏𝒙𝒌

    𝑻 −𝟏

    𝟐𝝁𝟐𝑪

    −𝟏𝝁𝟐𝑻 + 𝐥𝐨𝐠(𝑷𝟐)

    𝒇𝟐 = 𝟐. 𝟔𝟕 𝟒. 𝟕𝟑 𝟓. 𝟕𝟒𝟓 𝟎. 𝟕𝟗𝟏𝟎. 𝟕𝟗𝟏 𝟎. 𝟕𝟎𝟏

    𝒙𝒌𝑻 −

    𝟏

    𝟐 𝟐. 𝟔𝟕 𝟒. 𝟕𝟑

    𝟓. 𝟕𝟒𝟓 𝟎. 𝟕𝟗𝟏𝟎. 𝟕𝟗𝟏 𝟎. 𝟕𝟎𝟏

    𝟐. 𝟔𝟕𝟒. 𝟕𝟑

    + 𝐥𝐨𝐠(𝟎. 𝟒𝟐𝟗)

    Kemudian data-data chip rings setiap baris yang ditranspose

    terlebih dahulu (𝑥𝑘𝑇) dimasukkan dalam perhitungan tersebut. Untuk

    menentukan hasil quality control lulus uji atau tidak yaitu dengan

    melihat hasil dari perhitungan 𝑓1 dan 𝑓2 yang memiliki nilai

    Covariance matriks inilah yang akan digunakan

    untuk setiap kelas dalam pembentukan fungsi

    diskriminan untuk klasifikasi (membentuk

    model).

  • 22

    maksimum. Berikut hasil yang diperoleh dari perhitungan fungsi

    diskriminan untuk setiap baris data, yaitu:

    Gambar2.4. Perhitungan fungsi diskriminan

    Dari hasil perhitungan dengan metode LDA di atas, data test

    yaitu data baru chip ring yang akan diuji quality control-nya

    menghasilkan indeks 2 yaitu termasuk dalam kelas not passed.

    2.2.6. Metode Evaluasi 5-Fold Cross Validation

    Setelah melakukan proses training dan testing maka metode evaluasi

    dengan 5-fold cross validation dapat dilakukan. Metode evaluasi digunakan

    untuk mengetahui tingkat akurasi sistem pengenal motif batik. Metode 5-fold

    cross validation membagi tiap kelompok motif batik Yogyakarta menjadi

    lima kelompok data yang kemudian secara bergantian dijadikan data untuk

    training maupun testing dalam lima langkah pengujian yang saling silang.

    Dimisalkan terdapat n-buah motif batik untuk satu jenis motif batik

    Yogyakarta, sehingga tiap kelompok memiliki n/5 buah anggota. Diberikan

    nilai n = 25 data, sehingga pembagiannya ialah:

  • 23

    Kelompok 1:

    data motif “Ceplok Kece” ke 1 hingga 5,

    data motif “Kawung Galar” ke 1 hingga 5,

    data motif “Nitik Cengkeh” ke 1 hingga 5,

    data motif “Parang Barong” ke 1 hingga 5,

    data motif “Parisewuli Seling Pamor” ke 1 hingga 5,

    data motif “Truntum” ke 1 hingga 5,

    data motif “Tambal” ke 1 hingga 5,

    data motif “Parang Tuding” ke 1 hingga ke 5,

    ………..

    data motif “Parang Kunci” ke 1 hingga 5.

    Kelompok 2:

    data motif “Ceplok Kece” ke 6 hingga 10,

    data motif “Kawung Galar” ke 6 hingga 10,

    data motif “Nitik Cengkeh” ke 6 hingga 10,

    data motif “Parang Barong” ke 6 hingga 10,

    data motif “Parisewuli Seling Pamor” ke 6 hingga 10,

    data motif “Truntum” ke 6 hingga 10,

    data motif “Tambal” ke 6 hingga 10,

    data motif “Parang Tuding” ke 6 hingga ke 10,

    …………

  • 24

    data motif “Parang Kunci” ke 6 hingga 10.

    Kelompok 3:

    data motif “Ceplok Kece” ke 11 hingga 15,

    data motif “Kawung Galar” ke 11 hingga 15,

    data motif “Nitik Cengkeh” ke 11 hingga 15,

    data motif “Parang Barong” ke 11 hingga 15,

    data motif “Parisewuli Seling Pamor” ke 11 hingga 15,

    data motif “Truntum” ke 11 hingga 15,

    data motif “Tambal” ke 11 hingga 15,

    data motif “Parang Tuding” ke 11 hingga 15,

    …………

    data motif “Parang Kunci” ke 11 hingga 15.

    Kelompok 4:

    data motif “Ceplok Kece” ke 15 hingga 20,

    data motif “Kawung Galar” ke 15 hingga 20,

    data motif “Nitik Cengkeh” ke 15 hingga 20,

    data motif “Parang Barong” ke 15 hingga 20,

    data motif “Parisewuli Seling Pamor” ke 15 hingga 20,

    data motif “Truntum” ke 15 hingga 20,

    data motif “Tambal” ke 15 hingga 20,

    data motif “Parang Tuding” ke 15 hingga 20,

  • 25

    …………

    data motif “Parang Kunci” ke 15 hingga 20.

    Kelompok 5:

    data motif “Ceplok Kece” ke 16 hingga 25,

    data motif “Kawung Galar” ke 16 hingga 25,

    data motif “Nitik Cengkeh” ke 16 hingga 25,

    data motif “Parang Barong” ke 16 hingga 25,

    data motif “Parisewuli Seling Pamor” ke 16 hingga 25,

    data motif “Truntum” ke 16 hingga 25,

    data motif “Tambal” ke 16 hingga 25,

    data motif “Parang Tuding” ke 16 hingga 25,

    …………

    data motif “Parang Kunci” ke 16 hingga 25.

    Data masukan dipisah untuk memastikan bahwa evaluasi dilakukan

    tanpa memproses data yang sama. Pemrosesan dengan data yang sama dapat

    terjadi ketika data masukan berjumlah sangat banyak. Jika data yang sama

    diproses dalam training dan testing, maka nilai validasi terhadap evaluasi

    akan berkurang walaupun angka akurasi meningkat.

  • 26

    Gambar2.5. Gambaran metode evaluasi 5-Fold Cross Validation

    Masing-masing kotak yang terdapat pada gambar merupakan kotak

    yang mewakili satu kelompok data. Tiap satu kelompok data bergantian

    menjadi data testing pada satu langkah pengujian, sedangkan lainnya menjadi

    data training.

    2.3. Matriks Data Multivariat

    Data multivariate adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap n

    observasi-observasi berdasarkan variabel-variabel random p. Secara umum data

    multivariate disajikan dalam bentuk matriks X berukuran p x n sebagai berikut:

    1

    2

    3

    4

    5

    Testing

    Pengujian 1

    Pengujian 2

    Pengujian 3

    Pengujian 4

    Pengujian 5

    Training

    2 3 5 4

    1 3 5 4

    1

    1

    2 5 4

    1 2 5 3

    1 2 4 3

    Kelompok data no.5 menjadi data training bersama dengan kelompok data 2, 3, 4.

    Kelompok data no.5 menjadi data

    testing.

  • 27

    Gambar2.6. Matriks data multivariat

    dimana I = 1, 2, ….., p dan j = 1, 2, ….., n.

    Data multivariate dinotasikan dengan X = {Xij}, dengan Xij merupakan pengamatan

    terhadap variabel random ke-i pada observasi ke-j.

    2.4. Matlab

    Studi pengenalan karakter ini membutuhkan sebuah alat bantu untuk

    menghitung data matematis yang kompleks. Matlab merupakan sebuah alat bantu

    yang dapat menangani permasalahan tersebut. Matlab merupakan bahasa

    pemograman sekaligus lingkungan penghitung numerik yang dibuat oleh MathWorks

    (Hanselman, 1997).

  • 28

    BAB III

    ALGORITMA DAN PERANCANGAN SISTEM

    Bab Analisa dan Perancangan Sistem merupakan bab berisi penjelasan

    mengenai rancangan dan cara kerja sistem pengenal motif batik yang dibangun.

    Sistem ini berfungsi sebagai alat bantu untuk menganalisis cara kerja dan akurasi

    metode Linear Discriminant Analysis dalam mengenal motif batik. Analisa

    kebutuhan seperti kebutuhan perangkat lunak, perangkat keras, dan perancangan antar

    muka juga dijelaskan dalam bab ini.

    3.1. Pengambilan Data Batik Yogyakarta

    Penulis mendapatkan data batik Yogyakarta yaitu dari Museum Batik

    Yogyakarta. Keanekaragaman motif batik Yogyakarta di Museum Batik cukup

    banyak, tetapi untuk keperluan tugas akhir ini penulis hanya mengambil 20 motif

    batik dengan asumsi 20 motif batik ini sudah mewakili motif batik yang lainnya.

    Data batik diambil menggunakan camera digital pocket Fujifilm tipe

    FinePixJ20 dengan 10MP. Kemudian hasil pengambilan data-data motif batik

    tersebut dimasukkan ke komputer. Ukuran yang didapat dari pengambilan dengan

    kamera tersebut yaitu berdimensi 3648 x 2736 piksel. Hasil pengambilan data batik

    tersebut tidak sempurna karena terdapat pantulan sinar blitz, ini disebabkan kain batik

    yang dipajang terdapat pelindung plastik.

  • 29

    Data batik yang didapat dan akan digunakan dalam tugas akhir ini terlebih dahulu di-

    crop untuk menghilangkan sinar blitz serta meng-crop bagian pola (motif) batik yang

    merupakan ciri dari motif tersebut, misalnya pada motif Nitik Cengkeh akan di-crop

    bagian motif seperti bunga cengkeh, kemudian ukuran data motif batik hasil crop

    diubah menjadi 200 x 200 piksel. Penulis memilih ukuran tersebut karena sudah ada

    jurnal yang menggunakan ukuran citra 200 x 200 piksel dalam pengenalan pola

    (Riyanto Sigit, 2002) dan (Adhi Surahman, 2006).

    3.2. Perancangan Sistem Secara Umum

    Sistem pengenalan motif batik ini digunakan metode Linear Discriminant

    Analysis dalam menangani motif batik. Data citra yang dimasukkan ke dalam sistem

    ialah citra dari satu karakter motif batik Yogyakarta. Sistem mengolah citra karakter

    motif batik Yogyakarta tersebut sebagai feature yang digunakan pada saat proses

    training model maupun proses pengenalan (testing). Setelah melalui proses pengujian

    dalam sistem dengan menggunakan metode Linear Discriminant Analysis, pengguna

    mendapatkan hasil keluaran berupa nama dari motif batik Yogyakarta berserta angka

    akurasinya.

  • 30

    Pengguna

    Sistem Pengenal Motif

    Batik Yogyakarta

    citra motif batik .jpg

    Ekstraksi featureBeberapa jenis feature

    Evaluasi Nama motif batik Yogyakarta dikenali

    Gambar3.1. Alur fase pengenalan motif batik Yogyakarta secara umum

    [.....]Ekstraksi featurePengolahan

    featureTraining

    Ekstraksi featurePengolahan

    feature

    Pencocokan

    Kemiripan

    Evaluasi

    Sistem Pengenal Motif Batik Yogyakarta dengan Metode LDA

    Motif batik dikenali

    M1 M2 M3 M4 ….. Mn

    Motif Batik Yogyakarta

    Gambar3.2. Blok diagram sistem

  • 31

    Langkah-langkah perancangan proses pengujian motif batik:

    1. Data citra batik berukuran 200x200 piksel dikenakan proses ekstraksi feature.

    2. Baca citra motif batik.

    3. Ekstraksi feature yaitu memilih feature yang tepat untuk data motif batik

    tersebut. Feature yang digunakan yaitu rata-rata keseluruhan edge, rata-rata

    edge horizontal, rata-rata edge vertikal, gabungan rata-rata keseluruhan edge

    dengan rata-rata edge horizontal dan vertikal, rata-rata edge horizontal dan

    vertikal, gabungan warna dengan rata-rata keseluruhan edge, rata-rata edge

    vertikal dan horizontal. Misal, data motif batik masukan akan dikenakan

    feature rata-rata edge horizontal.

    4. Proses pengolahan feature rata-rata edge horizontal yaitu:

    a. Citra motif batik akan diubah ke gray.

    b. Citra motif batik gray dikenakan deteksi tepi dengan metode canny.

    c. Data motif batik berukuran 200x200 piksel dibagi menjadi 8 vektor secara

    horizontal dan vertikal, sehingga terdapat 64 unit yang setiap unitnya

    berukuran 25x25 piksel.

    d. Menjumlahkan object (satu) dalam setiap unit.

    e. Jumlah objek (satu) dalam setiap unit dibagi dengan 625 (ukuran 25x25 =

    625), sehingga didapat hasil rata-rata dalam satu unit. Hal ini dilakukan

    untuk setiap unit.

  • 32

    f. Hasil rata-rata setiap unit dijumlahkan secara vektor vertikal kemudian

    dibagi 8 (8 merupakan jumlah unit yang dijumlahkan secara vektor

    vertikal). Hal ini dilakukan untuk setiap unit.

    g. Sehingga didapat matriks hasil rata-rata edge vektor vertikal berukuran

    1x8.

    5. Proses training dengan metode LDA menggunakan 400 data motif batik dari

    500 data motif batik Yogyakarta. Terdapat 20 jenis motif batik Yogyakarta

    yang ingin dikenali, pada proses training akan membuat satu model dari 20

    sampel motif batik dengan membentuk fungsi diskriminan yang diperoleh

    dengan cara menghitung mean dari setiap kelompok dan mean dari

    keseluruhan kelompok, menghitung matriks covariance, membentuk pooled

    within group covariance matrix, dan menghitung probabilitas vektor.

    6. Pencocokan kemiripan merupakan fase testing, yaitu dengan menguji fungsi

    diskriminan yang terbentuk dengan 100 data motif batik untuk mendapatkan

    angka kemiripan terbesar.

    7. Untuk proses evaluasi menggunakan metode 5-fold cross validation. Data

    hasil pengujian dievaluasi menggunakan metode 5-fold cross validation untuk

    mendapatkan nilai prosentase akurasi dari 500 data motif.

  • 33

    3.3. Algoritma yang Digunakan

    3.3.1. Algoritma Penyimpanan Informasi Rata-Rata Edge

    a. Penyimpanan informasi piksel rata-rata keseluruhan edge.

    Input: Citra motif batik berukuran 200 x 200 piksel.

    Output: Matriks hasil rata-rata keseluruhan edge berukuran 1x64.

    Algoritma:

    1. Baca citra motif batik.

    2. Ubah citra motif batik ke gray 8 bit.

    3. Citra motif batik gray dikenakan deteksi tepi menggunakan

    Canny.

    4. Hitung tinggi dan lebar citra motif batik.

    5. Membagi citra motif batik berukuran 200x200 piksel menjadi 8

    vektor secara vertikal dan horizontal sehingga mendapatkan 64

    unit,setiap unit berukuran 25x25 piksel.

    6. Menjumlahkan objek (satu) dalam setiap unit untuk

    dijumlahkan.

    7. Jumlah objek (satu) keseluruhan dalam setiap unit dibagi

    dengan 625 (ukuran 25x25 = 625), sehingga didapat hasil rata-

    rata dalam satu unit. Hal ini dilakukan untuk setiap unit.

    8. Hasil rata-rata keseluruhan edge disimpan.

    9. Sehingga didapat matriks hasil rata-rata edge berukuran 1x64.

    b. Penyimpanan informasi piksel vektor horizontal

    Input: Citra motif batik berukuran 200 x 200 piksel.

    Output: Matriks hasil rata-rata edge horizontal berukuran 1x8.

    Algoritma:

    1. Baca citra motif batik.

  • 34

    2. Ubah citra motif batik ke gray 8 bit.

    3. Citra motif batik gray dikenakan deteksi tepi menggunakan

    Canny.

    4. Hitung tinggi dan lebar citra motif batik.

    5. Membagi citra motif batik berukuran 200x200 piksel menjadi 8

    vektor secara vertikal dan horizontal sehingga mendapatkan 64

    unit,setiap unit berukuran 25x25 piksel.

    6. Menjumlahkan objek (satu) dalam setiap unit.

    7. Jumlah objek (satu) dalam setiap unit dibagi dengan 625

    (ukuran 25x25 piksel = 625), sehingga didapat hasil rata-rata

    dalam satu unit. Hal ini dilakukan untuk setiap unit.

    8. Hasil rata-rata setiap unit dijumlahkan secara vektor

    horizontal kemudian dibagi 8 (8 merupakan jumlah unit yang

    dijumlahkan secara vektor horizontal). Hal ini dilakukan

    untuk setiap unit.

    9. Sehingga didapat matriks hasil rata-rata edge vektor

    horizontal berukuran 1x8.

    c. Penyimpanan informasi piksel vektor vertikal

    Input: Citra motif batik berukuran 200 x 200 piksel

    Output: Matriks hasil rata-rata edge vertikal berukuran 1x8

    Algoritma:

    1. Baca citra motif batik.

    2. Ubah citra motif batik ke gray 8 bit.

    3. Citra motif batik gray dikenakan deteksi tepi menggunakan

    Canny.

    4. Hitung tinggi dan lebar citra motif batik.

  • 35

    5. Membagi citra motif batik berukuran 200x200 piksel menjadi 8

    vektor secara vertikal dan horizontal sehingga mendapatkan 64

    unit,setiap unit berukuran 25x25 piksel.

    6. Menjumlahkan objek (satu) dalam setiap unit.

    7. Jumlah objek (satu) dalam setiap unit dibagi dengan 625

    (ukuran 25x25 piksel = 625), sehingga didapat hasil rata-rata

    dalam satu unit. Hal ini dilakukan untuk setiap unit.

    8. Hasil rata-rata setiap unit dijumlahkan secara vektor

    vertikal kemudian dibagi 8 (8 merupakan jumlah unit yang

    dijumlahkan secara vektor vertikal). Hal ini dilakukan untuk

    setiap unit.

    9. Sehingga didapat matriks hasil rata-rata edge vektor vertikal

    berukuran 1x8.

    d. Penyimpanan informasi piksel rata-rata keseluruhan edge, vektor

    horizontal, dan vertikal.

    Input: Citra motif batik berukuran 200 x 200 piksel.

    Output: Matriks rata-rata keseluruhan edge, rata-rata edge

    vektor horizontal, dan vektor vertikal berukuran 1x80.

    Algoritma:

    1. Baca citra motif batik.

    2. Ubah citra motif batik ke gray 8 bit.

    3. Citra motif batik gray dikenakan deteksi tepi menggunakan

    Canny.

    4. Hitung tinggi dan lebar citra motif batik.

    5. Membagi citra motif batik berukuran 200x200 piksel menjadi 8

    vektor secara vertikal dan horizontal sehingga mendapatkan

    64 unit,setiap unit berukuran 25x25 piksel.

  • 36

    6. Menjumlahkan objek (satu) dalam setiap unit.

    7. Jumlah objek (satu) dalam setiap unit dibagi dengan 625

    (ukuran 25x25 piksel = 625), sehingga didapat hasil rata-

    rata dalam satu unit. Hal ini dilakukan untuk setiap unit.

    8. Kemudian hasil rata-rata setiap unit dijumlahkan secara

    vektor horizontal kemudian dibagi 8 (8 merupakan jumlah unit

    yang dijumlahkan secara vektor horizontal). Hal ini

    dilakukan untuk setiap unit.

    9. Kemudian hasil rata-rata setiap unit dijumlahkan secara

    vektor vertikal kemudian dibagi 8 (8 merupakan jumlah unit

    yang dijumlahkan secara vektor vertikal). Hal ini dilakukan

    untuk setiap unit.

    10. Hasil rata-rata keseluruhan edge disimpan.

    11. Hasil rata-rata edge vektor horizontal disimpan.

    12. Hasil rata-rata edge vektor vertikal disimpan.

    13. Sehingga didapat matriks hasil rata-rata keseluruhan edge,

    rata-rata edge vektor vertikal, dan vektor horizontal

    berukuran 1x80.

    e. Penyimpanan informasi piksel rata-rata edge vektor horizontal dan

    vektor vertikal.

    Input: Citra motif batik berukuran 200 x 200 piksel.

    Output: Matriks rata-rata edge vektor horizontal, dan vektor

    vertikal berukuran 1x16.

    Algoritma:

    1. Baca citra motif batik.

    2. Ubah citra motif batik ke gray 8 bit.

  • 37

    3. Citra motif batik gray dikenakan deteksi tepi menggunakan

    Canny.

    4. Hitung tinggi dan lebar citra motif batik.

    5. Membagi citra motif batik berukuran 200x200 piksel menjadi 8

    vektor secara vertikal dan horizontal sehingga mendapatkan

    64 unit,setiap unit berukuran 25x25 piksel.

    6. Menjumlahkan objek (satu) dalam setiap unit.

    7. Jumlah keseluruhan objek (satu) dalam setiap unit dibagi

    dengan 625 (ukuran 25x25 piksel = 625), sehingga didapat

    hasil rata-rata dalam satu unit. Hal ini dilakukan untuk

    setiap unit.

    8. Hasil rata-rata setiap unit dijumlahkan secara vektor

    horizontal kemudian dibagi 8 (8 merupakan jumlah unit yang

    dijumlahkan secara vektor horizontal). Hal ini dilakukan

    untuk setiap unit.

    9. Hasil rata-rata setiap unit dijumlahkan secara vektor

    vertikal kemudian dibagi 8 (8 merupakan jumlah unit yang

    dijumlahkan secara vektor vertikal). Hal ini dilakukan untuk

    setiap unit.

    10. Hasil rata-rata edge vektor horizontal disimpan.

    11. Hasil rata-rata edge vektor vertikal disimpan.

    12. Sehingga didapat matriks hasil rata-rata edge vektor

    vertikal dan vektor horizontal berukuran 1x16.

    f. Penyimpanan informasi piksel warna RGB, rata-rata keseluruhan edge,

    rata-rata edge vektor horizontal, dan vektor vertikal.

  • 38

    Input: Citra motif batik berukuran 200 x 200 piksel.

    Output: Matriks warna RGB, rata-rata keseluruhan edge, rata-rata

    edge vektor horizontal, dan vektor vertikal berukuran 1x87.

    Algoritma:

    1. Baca citra motif batik.

    2. Hitung nilai rata-rata red, rata-rata green, rata-rata blue,

    kadar red, kadar green, kadar blue, dan rata-rata hasil

    rata-rata red, green, blue.

    3. Ubah citra motif batik ke gray 8 bit.

    4. Citra motif batik gray dikenakan deteksi tepi menggunakan

    Canny.

    5. Hitung tinggi dan lebar citra motif batik.

    6. Membagi citra motif batik berukuran 200x200 piksel menjadi 8

    vektor secara vertikal dan horizontal sehingga mendapatkan

    64 unit,setiap unit berukuran 25x25 piksel.

    7. Menjumlahkan objek (satu) dalam setiap unit.

    8. Kemudian jumlah objek (satu) dalam setiap unit dibagi dengan

    625 (ukuran 25x25 piksel = 625), sehingga didapat hasil

    rata-rata dalam satu unit. Ini merupakan rata-rata

    keseluruhan edge. Hal ini dilakukan untuk setiap unit.

    9. Hasil rata-rata setiap unit dijumlahkan secara vektor

    horizontal kemudian dibagi 8 (8 merupakan jumlah unit yang

    dijumlahkan secara vektor horizontal). Ini merupakan rata-

    rata edge vektor horizontal. Hal ini dilakukan untuk setiap

    unit.

    10. Hasil rata-rata setiap unit dijumlahkan secara vektor

    vertikal kemudian dibagi 8 (8 merupakan jumlah unit yang

    dijumlahkan secara vektor vertikal). Ini merupakan rata-rata

    edge vektor vertikal. Hal ini dilakukan untuk setiap unit.

  • 39

    11. Hasil perhitungan warna RGB disimpan.

    12. Hasil rata-rata keseluruhan edge disimpan.

    13. Hasil rata-rata edge vektor horizontal disimpan.

    14. Hasil rata-rata edge vektor vertikal disimpan.

    15. Sehingga didapat matriks hasil perhitungan warna, rata-rata

    keseluruhan edge, rata-rata edge vektor vertikal, dan

    horizontal berukuran 1x87.

    3.3.2. Algoritma Perhitungan Metode Linear Discriminant Analysis

    Input: Nilai hasil perhitungan feature.

    Output: Fungsi diskriminan.

    Algoritma:

    1. Mengambil data nilai hasil perhitungan feature.

    2. Menghitung mean setiap kelompok dan mean keseluruhan

    kelompok (mean total).

    3. Menghitung mean corrected data, yaitu pengurangan data nilai

    hasil perhitungan feature dengan mean total.

    4. Menghitung matriks covariance setiap kelompok.

    5. Membentuk pooled within group covariance matrix (matriks

    covariance total). Matriks yang terbentuk hanya 1 buah

    matriks.

    6. Hasil perhitungan dari langkah ke-5 diinverskan, maka nilai

    matriks covariance total ini yang akan digunakan dalam

    pembentukan dan perhitungan fungsi diskriminan.

    7. Menghitung probabilitas vektor.

    8. Membentuk fungsi diskriminan.

  • 40

    3.3.3. Algoritma Metode Evaluasi 5-Fold Cross Validation

    Input: Angka pencocokan kemiripan.

    Output: Akurasi pencocokan kemiripan.

    Algoritma:

    1. Membagi data keseluruhan citra motif batik menjadi 5

    kelompok. Dengan asumsi: masing-masing kelompok terdiri dari

    100 data citra motif batik (terdapat 25 motif batik untuk

    satu jenis motif batik, sehingga tiap kelompok memiliki 5

    buah anggota untuk satu jenis motif batik).

    2. Secara bergantian 5 kelompok dijadikan data untuk proses

    training dan testing (kelompok 2-4 untuk proses training,

    kelompok 1 untuk proses testing ; kelompok 1, 3-5 untuk

    training, kelompok 2 untuk testing, ; dan seterusnya).

    3. Menjalankan proses training.

    4. Menjalankan proses testing.

    5. Membaca jumlah angka pencocokan kemiripan.

    6. Membentuk tabel confusion matriks sebanyak 5.

    7. Memasukkan angka pencocokan kemiripan untuk setiap motif

    batik.

    8. Membentuk tabel confusion matriks total.

    9. Hitung jumlah data yang digunakan.

    10. Hitung jumlah motif yang dikenali.

    11. Hitung jumlah motif tak dikenali.

    12. Hitung akurasi yaitu dengan secara diagonal nilai angka

    kemiripan dijumlahkan kemudian dibagi banyaknya data motif

    batik dikali 100%.

    13. Nilai akurasi pencocokan kemiripan didapat.

  • 41

    3.3.4. Algoritma Proses Training

    Input: Data feature motif batik.

    Output: Fungsi diskriminan sebanyak 20.

    Algoritma:

    1. Membaca data feature motif batik.

    2. Perhitungan dengan metode LDA.

    3. Dari perhitungan metode LDA maka terbentuk fungsi

    diskriminan sebanyak 20 (kelas (jenis motif batik) ada 20).

    Fungsi ini digunakan untuk pembentukan model setiap jenis

    motif batik.

    3.3.5. Algoritma Proses Testing

    Input: Data feature motif batik.

    Output: Angka pencocokan kemiripan motif batik.

    Algoritma:

    1. Membaca data feature motif batik.

    2. Memasukan angka data feature motif batik pada fungsi

    diskriminan yang terbentuk.

    3. Hasil dari perhitungan fungsi diskriminan tersebut dipilih

    yang nilainya paling maksimal. Nilai maksimal ini yang

    menentukan data testing yang dicoba tergolong jenis motif

    batik yang mana dalam bentuk indeks.

    4. Indeks motif batik dihitung sebagai jumlah data motif batik

    yang dikenali.

    5. Diperoleh angka pencocokan kemiripan.

  • 42

    3.3.6. Algoritma Fase Pengenalan Motif Batik

    Input: Citra motif batik berukuran 200x200 piksel.

    Output: Nama motif batik.

    Algoritma:

    1. Membaca citra motif batik masukan.

    2. Menjalankan proses pembentukan feature.

    3. Menjalankan proses training.

    4. Menjalankan proses testing.

    5. Indeks motif batik dicocokkan dengan kamus motif batik.

    6. Nama motif batik dikenali.

    3.3.7. Algoritma Fase Pengujian Akurasi

    Input: Citra motif batik berukuran 200x200 piksel.

    Output: Jumlah data, jumlah motif dikenali, jumlah motif tak

    dikenali, dan akurasi pencocokan kemiripan.

    Algoritma:

    1. Menjalankan proses pembentukan feature.

    2. Menjalankan proses metode evaluasi 5-fold cross validation.

    3. Hasil yang diperoleh yaitu jumlah data, jumlah motif

    dikenali, jumlah motif tak dikenali, dan akurasi.

    3.4. Perancangan Fase Training

    Pada perancangan fase training model motif batik Yogyakarta meliputi

    langkah-langkah ekstraksi feature, pengolahan feature dan training. Fase ini

    merupakan langkah pembuatan model karakter motif batik Yogyakarta yang akan

  • 43

    dijadikan pembanding dengan motif baru yang dimasukkan pada fase pengenalan.

    Proses training model dapat dijelaskan sebagai berikut:

    3.4.1 Ekstraksi Feature

    a. Feature Warna

    Ekstraksi feature warna pada motif batik Yogyakarta terdapat 7

    macam feature yaitu rata-rata red (𝑅 ), rata-rata green (𝐺 ), rata-rata blue (𝐵 ),

    kadar red (R), kadar green (G), kadar blue (B), dan rata-rata hasil rata-rata

    red, green, blue (𝑅𝐺𝐵 ). Untuk penjabaran rata-rata tersebut sebagai berikut:

    𝑅 = 𝑅𝑖𝑗

    𝑛𝑗=1

    𝑚 𝑖=1

    𝑚×𝑛

    𝐺 = 𝐺𝑖𝑗

    𝑛𝑗 =1

    𝑚𝑖=1

    𝑚 × 𝑛

    𝐵 = 𝐵𝑖𝑗

    𝑛𝑗 =1

    𝑚𝑖=1

    𝑚 × 𝑛

    𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑅 =𝑅

    𝑅 + 𝐺 + 𝐵

    𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐺 =𝐺

    𝑅 +𝐺 +𝐵

    𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐵 =𝐵

    𝑅 +𝐺 +𝐵

    𝑅𝐺𝐵 =𝑅 +𝐺 +𝐵

    3

    dimana, m merupakan banyaknya kolom dan n merupakan banyaknya baris.

    (3.1)

    (3.2)

    (3.3)

    (3.5)

    (3.4)

    (3.6)

    (3.7)

  • 44

    b. Feature Edge Information

    Pada feature edge information ini citra akan dikenakan proses deteksi

    tepi (edge detection) dengan menggunakan metode canny. Penulis

    menggunalan metode canny karena hasil deteksi tepi terlihat lebih jelas.

    Feature edge information yang akan dicobakan yaitu rata-rata

    keseluruhan edge yang akan menghasilkan matriks berukuran 1x64, rata-rata

    vektor vertikal yang akan menghasilkan matriks berukuran 1x8, dan rata-rata

    vektor horizontal yang akan menghasilkan matriks berukuran 1x8, gabungan

    rata-rata edge vektor vertikal dan horizontal, gabungan rata-rata keseluruhan

    edge 1x64 dengan rata-rata vektor vertikal dan horizontal, dan gabungan rata-

    rata warna dengan rata-rata keseluruhan 1x64 dengan rata-rata vektor

    horizontal dan vertikal.

    1. Rata-rata keseluruhan yang berukuran 1x64.

    Citra motif batik berukuran 200x200 piksel dibagi menjadi 8 vektor secara

    horizontal dan vertikal, sehingga terdapat 64 unit. Setiap unit berukuran

    25x25 piksel dihitung rata-rata (mean) sehingga akan menghasilkan

    matriks persegi berukuran 8x8. Rumus untuk perhitungan rata-rata setiap

    unit, yaitu

    𝑅𝑡 = 𝑃𝑖𝑗

    25𝑖=1

    25𝑖=1

    25×25

    Rata-rata setiap unit ini berjumlah 64 yang akan dijadikan data input

    dalam membentuk model.

    (3.8)

  • 45

    1--------25 26-------50 51------75 76------100 ---------------------------------------- 176----200

    Rt1 Rt2 Rt3 Rt4 Rt5 Rt6 Rt7 Rt8

    Rt9 Rt10 Rt11 Rt12 Rt13 Rt14 Rt15 Rt16

    Rt17 Rt18 Rt19 Rt20 Rt21 Rt22 Rt23 Rt24

    Rt25 Rt26 Rt27 Rt28 Rt29 Rt30 Rt31 Rt32

    Rt33 Rt34 Rt35 Rt36 Rt37 Rt38 Rt39 Rt40

    Rt41 Rt42 Rt43 Rt44 Rt45 Rt46 Rt47 Rt48

    Rt49 Rt50 Rt51 Rt52 Rt53 Rt54 Rt55 Rt56

    Rt57 Rt58 Rt59 Rt60 Rt61 Rt62 Rt63 Rt64

    Gambar3.3. Rata-rata keseluruhan edge Keterangan:

    Rt = hasil perhitungan rata-rata jumlah objek satu dibagi ukuran 1 unit berukuran

    25x25 piksel.

    2. Rata-rata vektor vertikal dan horizontal yang menghasilkan matriks 1x8

    Citra berukuran 200x200 piksel dibuat menjadi 8 vektor secara horizontal

    dan vertikal, sehingga terdapat 64 unit. Setiap unit berukuran 25x25

    piksel. Kemudian setiap unit dihitung rata-rata sehingga akan

    mendapatkan matriks persegi berukuran 8x8. Rumus perhitungan rata-rata

    untuk setiap unit dapat dilihat pada rumus 2.8.

    1

    25 26

    50

    |

    |

    |

    |

    |

    |

    |

    |

    |

    |

    |

    |

    200

  • 46

    E11 E12 E13 E14 E15 E16 E17 E18

    E21 …. …. …. …. …. …. E28

    E31 …. …. …. …. …. …. E38

    E41 …. …. …. …. …. …. E48

    E51 …. …. …. …. …. …. E58

    E61 …. …. …. …. …. …. E68

    E71 …. …. …. …. …. …. E78

    E81 E82 E83 E84 E85 E86 E87 E88

    Gambar3.4. Matriks persegi 8x8

    Keterangan:

    E = hasil perhitungan rata-rata jumlah object (satu) dibagi dengan ukuran satu unit

    (25x25 piksel).

    Vektor = penarikan garis.

    Unit = 1 kotak hasil pembagian vektor.

    Dari matriks persegi 8x8 di atas akan dilakukan penjumlahan dari rata-rata

    setiap unit secara vektor vertikal dan vektor horizontal.

    Penjumlahan rata-rata secara vertikal:

    Total1 = E11 + E21 + E31 + E41 + E51 + E61 + E71 + E81

    Total2 = E12 + E22 + E32 + E42 + E52 + E62 + E72 + E82

    .... …. ….

    Total8 = E18 + E28 + E38 + E48 + E58 + E68 + E78 + E88

    Penjumlahan rata-rata secara horizontal:

    Total1 = E11 + E12 + E13 + E14 + E15 + E16 + E17 + E18

    Satu vektor horizontal

    Satu vektor

    vertikal

    Satu unit berukuran 25x25

  • 47

    Total2 = E21 + E22 + E23 + E24 + E25 + E26 + E27 + E28

    … … …

    Total8 = E81 + E82 + E82 + E84 + E85 + E86 + E87 + E88

    3.4.2. Pengolahan Feature

    Pada langkah pengolahan feature ini setiap karakter yang memiliki ciri

    (feature) akan diolah dengan menggunakan metode Linear Discriminant

    Analysis.

    3.4.3. Training

    Langkah training merupakan langkah pengolahan motif batik

    Yogyakarta menjadi suatu fungsi model yang digunakan untuk mewakili satu

    motif batik Yogyakarta. Proses training menggunakan metode Linear

    Discriminant Analysis. Hasil dari perhitungan fungsi diskriminan yang

    terbentuk akan dipilih yang bernilai maksimum, dalam kasus ini hasil

    perhitungan fungsi diskriminan berjumlah 25 untuk setiap kelompok motif

    batik (terdapat 20 kelompok), dari 25 hasil perhitungan ini akan dipilih nilai

    maksimal untuk mewakili satu kelompok motif batik, sehingga akan diperoleh

    20 hasil perhitungan fungsi diskriminan untuk 20 motif batik Yogyakarta.

    Nilai maksimum ini yang akan menjadi model untuk setiap kelompok motif

    batik. Pengkategorian motif batik pada langkah ini ditentukan oleh langkah

    ekstraksi feature.

  • 48

    3.5. Perancangan Fase Pengenalan (Testing)

    Perancangan fase pengenalan motif batik Yogyakarta meliputi langkah

    ekstraksi feature, pengolahan feature dan pencocokan kemiripan. Pada fase ini motif

    batik Yogyakarta akan diuji untuk dikenali polanya oleh sistem. Langkah-langkah

    tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

    3.5.1. Ekstraksi Feature

    Langkah ekstraksi feature pada proses testing ini hampir sama pada

    proses training.

    3.5.2. Pengolahan Feature

    Pada langkah pengolahan feature ini setiap pola yang memiliki ciri

    (feature) akan diolah dengan menggunakan metode Linear Discriminant

    Analysis.

    3.5.3. Pencocokan Kemiripan

    Langkah pencocokan kemiripan ini merupakan langkah pencocokan

    model berupa fungsi-fungsi diskriminan yang memodelkan 20 pola motif

    batik yang sebelumnyag telah diproses pada fase training dengan

    menggunakan metode Linear Discriminant Analysis. Hasil yang didapat dari

    pencocokan kemiripan berupa hasil perhitungan fungsi diskriminan model

    input dengan model yang ada dalam sistem. Untuk menentukan model yang

    diinputkan termasuk dalam kelompok mana yaitu angka hasil perhitungan

    yang paling mendekati dengan salah satu model.

  • 49

    3.6. Perancangan Proses Evaluasi

    Langkah evaluasi merupakan langkah pengujian akurasi metode Linear

    Discriminant Analysis dalam mengenali motif batik Yogyakarta. Proses evaluasi

    menggunakan metode 5-fold cross validation dengan confusion matrix. Proses

    evaluasi dilakukan pada setiap motif batik Yogyakarta yang hasil pengenalannya

    disimpan dalam sebuah matriks confusion matrix. Pengujian akurasi terhadap masing-

    masing motif batik Yogyakarta dapat dijelaskan sebagai berikut:

    1. Penentuan lima kelompok matif batik Yogyakarta

    Terdapat masing-masing 25 model untuk satu motif batik

    Yogyakarta untuk satu pengujian akurasi. 25 model ini dibagi menjadi 5

    kelompok data yang diberi label “motifbatik_1” sampai “motifbatik_5”.

    Motif Parang Barong 1-5 Parang Barong_1

    Motif Parang Barong 6-10 Parang Barong_2

    Motif Parang Barong 11-15 Parang Barong_3

    Motif Parang Barong 16-20 Parang Barong_4

    Motif Parang Barong 21-25 Parang Barong_5

    Gambar3.5. Contoh pengelompokan motif batik untuk proses evaluasi

  • 50

    2. Pengujian akurasi

    Terdapat dua langkah dalam pengujian akurasi, yaitu langkah training dan

    testing. Langkah training untuk membentuk model, sedangkan langkah

    testing digunakan untuk menguji pengenalan motif batik.

    3. Penentuan confusion matrix

    Matriks ini menyediakan informasi angka pencocokan kemiripan

    pengenalan motif batik untuk setiap motif batik yang telah diuji pada

    langkah pengujian akurasi. Setelah melalui proses testing maka angka

    pencocokan kemiripan dapat dimasukan ke dalam tabel ini.

    Tabel 3.1. Contoh tabel confusion matriks

    Motif

    batik a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t

    a x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

    b x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

    c x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

    d x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

    e x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

    f x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

    g x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

    h x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

    i x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

    j x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

    k x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

    l x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

    m x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

    n x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

    o x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

  • 51

    Keterangan:

    x = angka pencocokan

    kemiripan

    a = Ceplok Kece

    b = Kawung Galar

    c = Nitik Cengkeh

    d = Parang Barong

    e = Parang Pancing

    f = Parisewuli Seling Pamor

    g = Trumtum

    h = Tambal

    i = Parang Tuding

    j = Parang Keris

    k = Parang Kusumo Ukel

    l = Parang Curigo

    m = Parang Klitik

    n = Parang Kembang Sawut Cecek

    o = Ceplok Dempel

    p = Kawung Kembang Cempoko Hitam

    q = Kawung Picis

    r = Lereng Kusuma

    s = Parang Kawung Picis

    t = Parang Kunci

    4. Perhitungan angka akurasi

    Angka akurasi dapat dihitung dengan cara menjumlahkan hasil

    pengenalan diagonal dari confusion matrix dibagi dengan keseluruhan

    jumlah pengujian.

    𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖𝑎𝑔𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑛𝑓𝑢𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑥

    𝑚𝑜𝑑𝑒𝑙 𝑚𝑜𝑡𝑖𝑓 𝑏𝑎𝑡𝑖𝑘× 100%

    p x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

    q x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

    r x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

    s x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

    t x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

    (3.9)

  • 52

    3.7. Perancangan Antar Muka

    Alat bantu pengenalan motif batik Yogyakarta memiliki 3 halaman utama

    yaitu halaman home, halaman pengenalan motif batik Yogyakarta, dan halaman

    pengujian LDA. Terdapat beberapa halaman berisi informasi mengenai sistem yaitu

    pada halaman Linear Discriminant Analysis (LDA), About, dan Help.

    3.7.1. Halaman Home

    Gambar3.6. Rancangan halaman Home sistem pengenal motif batik Yogyakarta

    Rancangan halaman „Home‟ berisi pengenalan mengenai judul

    program dan identitas penulis.

  • 53

    3.7.2. Halaman Pengenalan Motif Batik Yogyakarta

    Gambar3.7. Rancangan halaman pengenalan motif batik Yogyakarta

    Pada halaman pengenalan motif batik Yogyakarta pengguna dapat

    memasukkan citra motif batik hasil pindai dengan menggunakan tombol

    „Browse‟, kemudian citra motif batik akan terlihat pada kotak „Preview‟.

    Proses pengenalan citra motif batik akan dimulai setelah menekan tombol

    „OK‟ yang terletak di kanan bawah dalam kotak preview. Kotak „Proses‟ akan

    menampilkan jalannya proses pengenalan motif batik dengan menggunakan

    metode LDA. Hasil ekstraksi feature dan perhitungan kemiripan dari citra

    motif batik akan ditampilkan pada kotak „Hasil‟.

  • 54

    3.7.3. Halaman Pengujian LDA

    Gambar3.8. Rancangan halaman pengujian LDA sistem pengenal motif batik

    Halaman Pengujian LDA ini merupakan halaman pengujian citra motif

    batik hasil pindai dengan menggunakan metode Linear Discriminant Analysis.

    Pengguna akan melihat jalannya proses pengenalan dengan memasukkan

    parameter berupa feature dari citra motif batik yang akan dilakukan pengujian

    kemudian menekan tombol „Test the LDA‟. Data hasil pengenalan citra motif

    batik akan terlihat pada kotak „Hasil‟.

    3.7.4. Halaman Konsep Linear Discriminant Analysis

    Gambar3.9. Rancangan halaman konsep LDA

  • 55

    Halaman konsep LDA berisi tentang metode-metode yang digunakan

    dalam sistem pengenalan motif batik Yogyakarta ini. Metode yang digunakan

    yaitu Linear Discriminant Analysis dan 5-fold cross validation. Pengguna

    dapat memilih metode-metode yang ada pada kotak „Daftar Isi‟, kemudian

    sistem akan merespon dengan menampilkan informasi pada kotak „Deskripsi‟.

    3.7.5. Halaman Identitas Program (About)

    Gambar3.10. Rancangan halaman identitas program (about)

    Halaman identitas program ini berisi informasi indentitas program

    bagi pengguna tentang sistem pengenal motif batik Yogyakarta

    3.7.6. Halaman Bantuan (Help)

    Gambar3.11. Rancangan halaman bantuan (help)

  • 56

    Halaman bantuan (help) berisi tentang cara penggunaan sistem

    pengenal motif batik Yogyakarta ini. Pengguna dapat memilih salah satu

    menu yang ada pada kotak „Daftar Isi‟ kemudian sistem akan memberikan

    informasi tentang halaman sistem beserta fungsi-fungsinya.

  • 28

    BAB IV

    IMPLEMENTASI DAN ANALISA SISTEM

    Bab ini akan membahas hasil implementasi sistem berupa hasil tangkapan

    tampilan tampilan antar muka sistem, pembahasan algoritma yang digunakan dalam

    tugas akhir ini, serta hasil penelitian yang merupakan bagian terpenting dari bab ini.

    Bagian pertama akan membahas implementasi sistem. Pembahasan ini disertai

    juga dengan penjelasan penggunaan tombol dan menu untuk setiap halaman.

    Sedangkan dalam bagian kedua berisi penjelasan algoritma beserta kompleksitasnya.

    Bagian akhir membahas hasil penelitian untuk setiap percobaan yang

    dilakukan. Hasil penelitian ini dituangkan dalam tabel hasil akurasi yang disertai

    confusion matriks untuk akurasi terbaik.

    4.1. Implementasi Antar Muka yang Digunakan pada Sistem

    4.1.1. Halaman Utama

    Pada halaman utama, terdapat identitas dan tujuan pembuatan prototipe

    sistem pengenalan motif batik Yogyakarta. Terdapat 3 menu editor dan 2 menu

    push button, yaitu:

    57

  • 58

    1. Menu Editor Konsep Metode

    Menu editor ini berfungsi menampilkan halaman pengenalan konsep Linear

    Discriminant Analysis dan konsep 5-fold cross validation yang digunakan

    dalam pengenalan motif batik Yogyakarta.

    2. Menu Editor About

    Menu teks ini berfungsi menampilkan halaman identitas program dan

    pembuatnya.

    3. Menu Editor Help

    Menu berfungsi menampilkan halaman panduan dalam menggunakan fungsi

    pengenalan dan pengujian metode LDA.

    4. Menu Push Button Fase Pengenalan Batik

    Menu yang menampilkan halaman pengenalan motif batik Yogyakarta.

    5. Menu Push Button Fase Pengujian Batik

    Menu yang berfungsi menampilkan halaman pengujian metode Linear

    Discriminant Analysis dalam melakukan training dan testing data motif batik

    Yogyakarta.

  • 59

    Gambar4.1. Halaman utama (Home) sistem pengenalan motif batik Yogyakarta

  • 60

    4.1.2. Halaman Pengenalan Motif Batik Yogyakarta

    Gambar4.2. Halaman fase pengenalan motif batik Yogyakarta

    Gambar4.3. Kotak file selector untuk mengambil gambar

  • 61

    Gambar4.4. Peringatan tidak ada file yang dipilih

    Halaman pengenalan motif batik Yogyakarta merupakan

    halaman yang berfungsi membaca motif batik Yogyakarta yang

    dimasukkan lewat tombol browse. Pengguna dapat memasukkan

    gambar yang dipilih melalui jendela file selector yang muncul ketika

    tombol browse ditekan. Jika tidak ada file yang dipilih, maupun