Top Banner
PENGENALAN KONSEP SISTEM INOVASI PENGENALAN KONSEP SISTEM INOVASI Tatang A. Taufik Workshop Nasional Workshop Nasional Strategi Pengelolaan Keuangan Daerah Strategi Pengelolaan Keuangan Daerah sebagai Langkah Awal Keberpihakan sebagai Langkah Awal Keberpihakan Pemerintah Daerah terhadap Rakyat Pemerintah Daerah terhadap Rakyat Miskin,” Miskin,” Yogyakarta, 11 Mei 2007 Yogyakarta, 11 Mei 2007
83

Pengenalan Konsep Sistem Inovasi Tatang A Taufik

Oct 29, 2014

Download

Business

Tatang Taufik

Pengenalan singkat tentang konsep sistem inovasi daerah di Yogyakarta
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

PENGENALAN KONSEP SISTEM PENGENALAN KONSEP SISTEM INOVASIINOVASI

Tatang A. Taufik

Workshop NasionalWorkshop Nasional““Strategi Pengelolaan Keuangan Daerah Strategi Pengelolaan Keuangan Daerah sebagai Langkah Awal Keberpihakan sebagai Langkah Awal Keberpihakan Pemerintah Daerah terhadap Rakyat Pemerintah Daerah terhadap Rakyat Miskin,” Miskin,” Yogyakarta, 11 Mei 2007Yogyakarta, 11 Mei 2007

Page 2: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

WHY CHANGE?WHY CHANGE?

• Insanity is doing the same thing over and Insanity is doing the same thing over and over again and expecting different . . .over again and expecting different . . .

• ‘‘If you do, what you always did, you will If you do, what you always did, you will get what you always got’get what you always got’

• We cannot solve problems using the same kind of thinking we used when we created them . . . .Albert Albert

EinsteinEinstein

Peter Drucker“Father of Modern Management”

1909 - 2005

One cannot manage change. One can only be ahead of it.

Business has only two functions – marketing and innovation.

Page 3: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

OUTLINEOUTLINE

DISKUSI

CATATAN PENUTUP

BEBERAPA CONTOH PRAKARSA

PARADIGMA SISTEM INOVASI

PENDAHULUAN : INOVASI

Page 4: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

OUTLINEOUTLINE

DISKUSI

CATATAN PENUTUP

BEBERAPA CONTOH PRAKARSA

PARADIGMA SISTEM INOVASI

PENDAHULUAN : INOVASI

Page 5: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

A. BEBERAPA DEFINISI INOVASIA. BEBERAPA DEFINISI INOVASI

Inovasi adalah aplikasi komersial yang pertama kali dari suatu produk atau proses yang baru (lihat misalnya Clark dan Guy, 2001);

Inovasi merupakan suatu proses kreatif dan interaktif yang melibatkan kelembagaan pasar dan non-pasar (OECD, 1999);

Innovation is a locally driven process, succeeding where organizational conditions foster the transformation of knowledge into products, processes, systems, and services. (Malecki, 1997; Dikutip dari Jelinek dan Hurt, 2001).

Inovasi adalah transformasi pengetahuan kepada produk, proses dan jasa baru; tindakan menggunakan sesuatu yang baru (Rosenfeld, 2002);

Inovasi merupakan eksploitasi yang berhasil dari suatu gagasan baru (the successful exploitation of a new idea; (Mitra, 2001 dan the British Council, 2000), atau dengan kata lain

Inovasi merupakan (“proses atau hasil”) mobilisasi pengetahuan, keterampilan teknologis dan pengalaman untuk menciptakan produk, proses dan jasa baru;

Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi (UU No. 18 tahun 2002).

Page 6: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

INNOVATION :INNOVATION :The successful exploitation of a new idea

MarketsMarkets

TechnologyTechnology

OpportunityOpportunity

CreativityCreativity

Sumber: Mitra (2001).

INOVASI :INOVASI :Eksploitasi (= pendayagunaan) yang berhasil dari suatu

gagasan baru

Page 7: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

B. ESENSI PENGERTIANB. ESENSI PENGERTIAN

“proses’ (dan/atau “hasil”) pengembangan dan/atau pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem yang baru.

proses di mana gagasan, temuan tentang produk atau proses diciptakan, dikembangkan dan berhasil disampaikan kepada pasar ~ pengertian “teknokratik”.

Kreativitas tentang perubahan (pembaruan, perbaikan) (Potensi) nilai komersial (nilai kegunaan/kemanfaatan).

Inovasi:Inovasi:

Inovasi produktif Inovasi produktif (productive innovation).(productive innovation).

Kata Kunci:Kata Kunci:

Page 8: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

C. INOVASIC. INOVASI

InovasiInovasi

Teknologis Jasa (Services)

Organisasional Barang (Goods)

ProsesProses ProdukProduk SistemSistem

Pengertian “Teknokratik”

Page 9: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

Invensi vs. InovasiInvensi vs. Inovasi

Invensi

Menciptakan teknologi, kemampuan, proses, bahan baru atau lainnya

Inovasi

Mencarai aplikasi bernilai komersial (atau bermanfaat sosial ekonomi) dari invensi

Page 10: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

Inovasi Bertahap (Inkremental) – PenaInovasi Bertahap (Inkremental) – Pena

“membangun di atas dan memperkuat potensi penerapan dari pengetahuan yang ada/dimiliki”“memperbaiki dan mendayagunakan lintasan teknologi yang ada”

Teknologi pena modern

Page 11: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

Inovasi RadikalInovasi Radikal

“mengubah/mengganti nilai dari basis pengetahuan yang ada”“mengubah lintasan teknologi yang ada”

Page 12: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

Inovasi RadikalInovasi Radikal

“mengubah/mengganti nilai dari basis pengetahuan yang ada”“mengubah lintasan teknologi yang ada”

Page 13: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

Gelombang “Radikal dan Inkremental”Gelombang “Radikal dan Inkremental”

Waktu

Ino

vasi

& M

anfa

at

Leifer, R. et al. (2000). Radical Innovation: How mature companies can outsmart upstarts. Harvard Business School Press.

Radikal

Inkremental

Page 14: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

D. PERKEMBANGAN PERSPEKTIF TENTANG INOVASID. PERKEMBANGAN PERSPEKTIF TENTANG INOVASI

Technology Push:Technology Push:Rangkaian “Sekuensial Linier” Dorongan Kemampuan

1960an – 1970an

Technology Push:Technology Push:Rangkaian “Sekuensial Linier” Dorongan Kemampuan

1960an – 1970an

Riset Riset DasarDasar LitbangLitbangRiset Riset

TerapanTerapanManufaktur/Manufaktur/

ProduksiProduksiPenjualan/Penjualan/DistribusiDistribusi

Demand Pull:Demand Pull:Rangkaian “Sekuensial Linier” Tarikan Kebutuhan

1970an – 1980an

Demand Pull:Demand Pull:Rangkaian “Sekuensial Linier” Tarikan Kebutuhan

1970an – 1980an

““Permintaan”Permintaan”

Riset Riset TerapanTerapan

Riset Riset DasarDasar

Market Driven:Market Driven:Rangkaian Proses “Interaktif dan Iteratif” dan sebagai Proses Pembelajaran

1980an – . . . .

Market Driven:Market Driven:Rangkaian Proses “Interaktif dan Iteratif” dan sebagai Proses Pembelajaran

1980an – . . . .

Manufaktur/Manufaktur/ProduksiProduksiLitbangLitbang Penjualan/Penjualan/

DistribusiDistribusi

Page 15: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

E. MODEL INOVASI E. MODEL INOVASI CHAIN-LINKCHAIN-LINK

Riset – Penciptaan Pengetahuan (Knowledge Creation)

Kebutuhan Pasar

Analisis Persaingan

Invent

Pembuktian Konsep

Prototyping

Desain detail

Uji produk

Redesain

Produksi

Pasar

Distribusi

Dukungan klien

Siklus Pengembangan Produk

Proses Transfer (Beragam)

Sumber : Diadopsi dari Kline dan Rosenberg (1986).

Page 16: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

MODEL INOVASIMODEL INOVASISains Dasar

PengembanganTeknologi

Manufaktur Pemasaran Penjualan

Technology Push

Demand Pull

KebutuhanKonsumen

Pengembangan Manufaktur Penjualan

MODEL LINIER

Gagasan Baru

PengembanganGagasan Pengembangan

Teknologi Baru

PembuatanPrototipe

ManufakturPemasaran &

Penjualan

Pasar(Market Place)

Kebutuhan Masyarakat dan Pasar

Kemajuan Teknologi dan Produksi

MODEL INTERAKTIF

Sumber : Diadopsi dari Dodgson dan Bessant (1996).

F. ILUSTRASI PERKEMBANGAN PERSPEKTIF: MODEL F. ILUSTRASI PERKEMBANGAN PERSPEKTIF: MODEL INTERAKTIFINTERAKTIF

Page 17: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

G. BEBERAPA FENOMENA PENTINGG. BEBERAPA FENOMENA PENTING

Inovasi seringkali bukan technology push (driven) atau demand pull (driven) secara “hitam – putih” yang tegas, namun lebih merupakan proses di antaranya dan kombinasi keduanya.

Walaupun inovasi muncul sebagai kejadian (event) yang mengubah sesuatu secara signifikan, inovasi bukan merupakan kejadian sesaat dan/atau tidak terjadi/muncul dengan sendirinya. Inovasi merupakan suatu proses.

Inovasi lebih merupakan proses kompleks dan dinamis (dan adakalanya terkesan sporadis) yang sering menunjukkan paradoks. Walaupun inovasi didorong oleh kompetisi (persaingan), inovasi tidak berkembang tanpa kerjasama (co-operation), adakalanya bahkan antara perusahaan yang saling bersaing. Inovasi tak lagi semata hanya bergantung pada bagaimana perusahaan, perguruan tinggi dan para pembuat kebijakan bekerja, namun pada bagaimana mereka bekerjasama.

Page 18: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

G. BEBERAPA FENOMENA PENTINGG. BEBERAPA FENOMENA PENTING

Inovasi merupakan proses pembelajaran sosial (social learning). Para inovator dan adopters (pengguna) sama-sama perlu melalui proses belajar, baik menyangkut isu teknis maupun kemanfaatan dan hal penting lain, serta membutuhkan “interaksi” yang efektif bagi keberhasilan inovasi.

Iklim persaingan yang sehat memberikan tekanan persaingan yang efektif dalam mendorong kebutuhan akan inovasi dan keberhasilannya akan semakin bergantung pada bagaimana berbagai elemen penting, baik pelaku usaha, lembaga litbang, perguruan tinggi dan pembuat kebijakan berkolaborasi. Di sisi lain, sifat inovasi (iptek atau litbang) yang mengandung “barang publik/public goods” (setidaknya “sebagian”) berpotensi membawa kepada “kegagalan pasar” (market failures). Karenanya, intervensi tertentu seringkali dipandang perlu untuk mendorongnya.

Page 19: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

H. BEBERAPA FENOMENA PENTING (OECD, 1999)H. BEBERAPA FENOMENA PENTING (OECD, 1999)

Inovasi merupakan suatu proses kreatif dan interaktif yang melibatkan lembaga-lembaga pasar dan non-pasar.

Inovasi bergantung pada kemajuan saintifik. Inovasi membutuhkan lebih dari sekedar litbang. SDM

merupakan faktor yang sangat kunci. Produksi barang dan jasa semakin knowledge-intensive, tetapi tak selalu berarti lebih R&D intensive.

Perusahaan merupakan aktor utama, tetapi tidak bertindak sendiri.

Semakin penting untuk dipahami:

Inovasi pada dasarnya merupakan hasil dari KEWIRAUSAHAAN, KREATIVITAS INTELEKTUAL,

DAN UPAYA KOLEKTIF.

Page 20: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

I. FAKTOR PENDORONG PENTINGI. FAKTOR PENDORONG PENTING

Perkembangan/kemajuan teknologi (technical novelty).

Perubahan kebutuhan/keinginan atau “selera” konsumen.

Perubahan dalam segmen pasar atau kemunculan segmen pasar yang baru.

Tekanan persaingan yang semakin ketat. Perubahan atas faktor produksi (kelangkaan relatif)

dan faktor ekonomi tertentu (misalnya nilai tukar mata uang).

Peraturan/kebijakan pemerintah.

Page 21: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

OUTLINEOUTLINE

DISKUSI

CATATAN PENUTUP

BEBERAPA CONTOH PRAKARSA

PARADIGMA SISTEM INOVASI

PENDAHULUAN : INOVASI

Page 22: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

INOVASI TEKNOLOGI : INOVASI TEKNOLOGI : SUPPLY, DEMAND & LINKAGESSUPPLY, DEMAND & LINKAGES Contoh Tingkat Adopsi di AS

10010090908080707060605050404030302020101011 110110

Listrik Listrik (1873)(1873) TeleponTelepon

(1876)(1876)

MobilMobil(1886)(1886)

TelevisiTelevisi(1926)(1926)

RadioRadio(1905)(1905)

VCRVCR(1952)(1952)

MicrowaveMicrowave(1953)(1953)

Cell PhoneCell Phone(1983) (1983)

PCPC(1975) (1975)

Source: Rich Kaplan, Microsoft

InternetInternet(1975)(1975)

9090

8080

7070

6060

5050

4040

3030

2020

1010

00

100100P

ersentase

“Kep

em

ilikan”

Persen

tase “K

epe

milikan

” (O

wn

ership

)(O

wn

ership

)

Lama (dalam Tahun) sejak InvensiLama (dalam Tahun) sejak Invensi

Page 23: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

SALAH SATU VERSI TENTANG PERGESERAN SALAH SATU VERSI TENTANG PERGESERAN PANDANGAN TENTANG SISTEM INOVASI PANDANGAN TENTANG SISTEM INOVASI

4th Generation Theories of Innovation

5th Generation Theories of Innovation

Main characteristic:Systems integration and networkingtheory (SIN)Parallel processes, collaboratingcompanies, collaborative innovationnetworks

Main characteristic:Integrated theory of innovationParallel development with integrateddevelopment teams

3rd Generation Theories of InnovationMain characteristic:Sequential Interactive Process

1st Generation Theories of Innovation

2nd Generation Theories of InnovationMain characteristic:Demand-pull (linear)

Main characteristic:Technology-push (linear)

Sumber : HUT Dipoli – Roadmap, Tapio Koskinen, Markku Markkula – 2005 (Bahan Presentasi - www.dipoli.tkk.fi)

Page 24: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

REVIEW : PENGERTIAN SISTEM INOVASI DAN KEBIJAKAN REVIEW : PENGERTIAN SISTEM INOVASI DAN KEBIJAKAN INOVASIINOVASI

Sistem Inovasi : suatu kesatuan dari sehimpunan aktor, kelembagaan, jaringan, hubungan, interaksi dan proses produktif yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi dan difusinya (termasuk teknologi dan praktik baik/terbaik), serta proses pembelajaran.

Kebijakan inovasi (innovation policy) merupakan kelompok kebijakan yang mempengaruhi kemajuan-kemajuan teknis dan bentuk inovasi lainnya, yang pada dasarnya bertujuan : Membangun/mengembangkan kapasitas inovatif setiap

“simpul” (fungsi/kegiatan/proses) dalam sistem inovasi; Meningkatkan/memperlancar aliran pengetahuan dalam dan

antarfungsi/kegiatan/proses dalam sistem inovasi (ini juga berarti meningkatkan proses pembelajaran dalam sistem); dan

Memperkuat hubungan dan keterkaitan rantai nilai vertikal dan horisontal antar- fungsi/kegiatan/proses produksi, litbang, adopsi dan difusi (termasuk komersialisasi) dan fungsi/kegiatan/proses penunjang dalam sistem inovasi.

Page 25: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

Sistem Pendidikan dan Litbang

Pendidikan dan Pelatihan Profesi

Pendidikan Tinggi dan Litbang

Litbang Pemerintah

Sistem Industri

Perusahaan Besar

UKM “Matang/ Mapan”

PPBT

IntermediariesLembaga Riset

Brokers

Konsumen (permintaan akhir)Produsen (permintaan antara)

Permintaan (Demand)

Framework ConditionsKondisi Umum dan Lingkungan Kebijakan pada Tataran Internasional, Pemerintah Nasional, Pemerintah

Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota

PerbankanModal Ventura

Supra- dan Infrastruktur KhususHKI danInformasi

Dukungan Inovasi dan Bisnis

Standar danNorma

Catatan : RPT = Riset dan Pengembangan Teknologi (Research and Technology Development)PPBT = Perusahaan Pemula (Baru) Berbasis Teknologi.

AlamiahSDA (Natural Endowment)

Budaya• Sikap dan nilai• Keterbukaan terhadap

pembelajaran dan perubahan• Kecenderungan terhadap

Inovasi dan kewirausahaan• Mobilitas

Kebijakan Ekonomi• Kebijakan ekonomi makro• Kebijakan moneter• Kebijakan fiskal• Kebijakan pajak• Kebijakan perdagangan• Kebijakan persaingan

Kebijakan Industri/ Sektoral Kebijakan Keuangan

Sistem Politik

Pemerintah

Penadbiran (Governance)

Kebijakan RPT

Kebijakan Promosi & Investasi

Infrastruktur Umum/ Dasar

SISTEM INOVASI: BERBAGAI ELEMEN PENTINGSISTEM INOVASI: BERBAGAI ELEMEN PENTING

Page 26: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

Pemerintah Bisnis

Litbang & PT

Sistem Inovasi

Pengetahuandan

InovasiInteraksi

PembelajaranKeterkaitan

danJaringan

Daerah

Sistem Sistem Inovasi Inovasi Daerah Daerah (SID)(SID)

SISTEM INOVASI: DINAMIKA INTERAKSISISTEM INOVASI: DINAMIKA INTERAKSI

Page 27: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

Klaster Industri 1-A

Klaster Industri 2-C

Klaster Industri 3-B

Klaster Industri 1-Z

Klaster Industri:

Kla

ster

Ind

ust

ri 3

Kla

ster

Ind

ust

ri 1

Sektor I

Sektor II

Sektor III

DaerahC

DaerahA

SID SID

Sistem Inovasi Nasional

SID : Sistem Inovasi Daerah.

SISTEM INOVASI: SUBSISTEM DAN KETERKAITAN SISTEM INOVASI: SUBSISTEM DAN KETERKAITAN MULTIDIMENSIMULTIDIMENSI

Page 28: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

Inovasi

Iptek

PERGESERAN ~ Istilah KebijakanPERGESERAN ~ Istilah Kebijakan

Teknologi

Sistem

Sektor

Bidang / Kasus Spesifik

Kebijakan Paradigma

Dalam perspektif/paradigma “sistem inovasi”, kebijakan teknologi merupakan bagian integral dari kebijakan inovasi.

Page 29: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

J. PERGESERAN PANDANGAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKANJ. PERGESERAN PANDANGAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

Cara Pandang Era Implikasi KebijakanSebagai residual (faktor ”marjinal”) pertumbuhan/ kemajuan (model-model pertumbuhan neo-klasik dan sebelumnya).

Era di mana inovasi belum memperoleh perhatian khusus (terutama masa sebelum 1960an).

Tidak/belum ada upaya khusus intervensi.

Inovasi sebagai proses sekuensial linier (pineline linear model).

Era Technology push (tahun 1960an – tahun 1970an).

Tekanan kebijakan pada sisi penawaran sangat dominan (supply driven).Kebijakan sains/riset sangat dominan.Kebijakan teknologi/iptek mulai berkembang.

Era Demand pull (1970an – 1980an).

Tekanan kebijakan pada sisi permintaan sangat dominan (demand driven).Kebijakan teknologi dan/atau kebijakan iptek berkembang, namun yang bersifat satu arah/sisi (one-side policy) masih dominan.

Inovasi dalam kerangka pendekatan sistem proses interaktif-rekursif (feedback loop/chain link model) dari kompleksitas dan dinamika pengembangan (discovery, invensi, litbang maupun non litbang), pemanfaatan, dan difusi serta pembelajaran secara holistik.

Era Sistem Inovasi (1980an – sekarang).

Kebijakan inovasi, dengan kerangka pendekatan sistem. Kebijakan inovasi merupakan proses pembelajaran yang perlu diarahkan pada pengembangan sistem inovasi yang semakin mampu beradaptasi. Kebijakan inovasi tak lagi hanya menjadi ranah monopoli Pemerintah ”Pusat,” tetapi juga Pemerintah ”Daerah.”

Page 30: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

Kerangka Kebijakan Inovasi Kerangka Kebijakan Inovasi

Kebijakan Pendidikan Pengetahuan dan

Keterampilan Kreativitas Profesionalisme Kewirausahaan

Kebijakan Ekonomi Makro Moneter Fiskal Perdagangan

Kebijakan Industri Investasi Perpajakan - Subsidi Insentif Regulasi - Deregulasi

Kebijakan Litbang Kebijakan Daerah

Kemajuan Industri: Daya Saing, Kapasitas Inovatif, Tingkat Difusi, Pembelajaran, Kewirausahaan

Kemajuan Industri: Daya Saing, Kapasitas Inovatif, Tingkat Difusi, Pembelajaran, Kewirausahaan

Kebijakan Inovasi

Perbaikan Bisnis yang Ada

Perkembangan Investasi

Perkembangan Bisnis Pemula yang Inovatif

Kebijakan Sains Kebijakan Teknologi

Page 31: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

TANTANGAN : PEMBANGUNAN YANG BERBASIS TANTANGAN : PEMBANGUNAN YANG BERBASIS PENGETAHUANPENGETAHUAN

Sistem Inovasi

Daya Saing dan Kohesi SosialDaya Saing dan Kohesi Sosial

Kesejahteraan/Kemakmuran & Kesejahteraan/Kemakmuran & Peradaban BangsaPeradaban Bangsa

Kesejahteraan/Kemakmuran & Kesejahteraan/Kemakmuran & Peradaban BangsaPeradaban Bangsa

Kemajuan Iptek,Inovasi

Kemajuan Iptek,Inovasi

Ekonomi Pengetahuan

Ekonomi Pengetahuan

EkonomiJaringan

EkonomiJaringanGlobalisasiGlobalisasi Faktor-faktor

Lokalitas

Faktor-faktorLokalitas

Isu-isu KontekstualIsu-isu KontekstualIsu-isu KontekstualIsu-isu Kontekstual

Kecenderungan dan Tantangan UniversalKecenderungan dan Tantangan Universal

1. SDM yang terdidik, kreatif, dan terampil2. Infrastruktur komunikasi yang dinamis3. Sistem inovasi yang efektif4. Pemerintahan, insentif ekonomi dan

rejim kelembagaan yang mendukung

Knowledge EconomyKnowledge Economy

Kla

ste

r In

du

str

i

Knowledge SocietyKnowledge Society

1. Sistem informasi dan komunikasi2. Pembelajaran seumur hidup dan budaya inovasi 3. Sistem inovasi yang efektif 4. Kohesi sosial 5. Kepemimpinan/kepeloporan dalam pemajuan

sosial budaya masyarakat6. Rejim kebijakan yang kondusif

UU No. 18/2002 :• Memperkuat daya dukung iptek

untuk mempercepat pencapaian tujuan negara

• Meningkatkan daya saing• Meningkatkan kemandirian

Penjelasan :• Peningkatan pencerdasan

bangsa dan kehidupan masyarakat

• Mengembangkan perekonomian negara

• Meningkatkan dan menyerasikan sosial budaya bangsa

• Memperkuat pertahanan negara

Page 32: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

TANTANGAN : PEMBANGUNAN YANG BERBASIS TANTANGAN : PEMBANGUNAN YANG BERBASIS PENGETAHUANPENGETAHUAN

Sistem Inovasi

Daya Saing dan Kohesi SosialDaya Saing dan Kohesi Sosial

Kemajuan Iptek,Inovasi

Kemajuan Iptek,Inovasi

Ekonomi Pengetahuan

Ekonomi Pengetahuan

EkonomiJaringan

EkonomiJaringanGlobalisasiGlobalisasi Faktor-faktor

Lokalitas

Faktor-faktorLokalitas

Isu-isu KontekstualIsu-isu KontekstualIsu-isu KontekstualIsu-isu Kontekstual

Kesejahteraan/Kemakmuran & Kesejahteraan/Kemakmuran & Peradaban BangsaPeradaban Bangsa

Kesejahteraan/Kemakmuran & Kesejahteraan/Kemakmuran & Peradaban BangsaPeradaban Bangsa

Kecenderungan dan Tantangan UniversalKecenderungan dan Tantangan Universal

1. SDM yang terdidik, kreatif, dan terampil2. Infrastruktur komunikasi yang dinamis3. Sistem inovasi yang efektif4. Pemerintahan, insentif ekonomi dan

rejim kelembagaan yang mendukung

Knowledge EconomyKnowledge Economy Knowledge SocietyKnowledge Society

Kla

ste

r In

du

str

i 1. Sistem informasi dan komunikasi2. Pembelajaran seumur hidup dan budaya inovasi 3. Sistem inovasi yang efektif 4. Modal sosial 5. Kepemimpinan/kepeloporan dalam pemajuan

sosial budaya masyarakat6. Rejim kebijakan yang kondusif

Page 33: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

CATATAN TERMINOLOGI :CATATAN TERMINOLOGI :PENGERTIAN TENTANG DAYA SAINGPENGERTIAN TENTANG DAYA SAING

Beragam definisi ~ perbedaan keberterimaan (acceptability) oleh berbagai kalangan (misalnya akademisi, praktisi, pembuat kebijakan).

PORTER (1990): “There is NO ACCEPTED DEFINITION OF COMPETITIVENESS. Whichever definition of competitiveness is adopted, an even more serious problem has been there is no generally accepted theory to explain it”.

“Pembedaan” pada beragam tingkatan: Perusahaan (mikro) : definisi yang paling “jelas.” Industri (meso) : walaupun beragam, umumnya dapat dipahami: pergeseran perspektif

pendekatan “sektoral” pendekatan “klaster industri.” Ekonomi (makro) : dipandang sangat penting, walaupun masih sarat perdebatan dan kritik

(latar belakang teori).

Kemampuan/daya tarik (attractiveness); kemampuan membentuk/menawarkan lingkungan paling produktif bagi bisnis, menarik talented people, investasi, dan mobile factors lain, dsb.; dan Kinerja berkelanjutan.

Mikro ~ Perusahaan

Meso ~ Industri

“Makro” ~ Ekonomi

Memiliki pengertian

yang berbeda,

tetapi saling berkaitan

Kemampuan suatu industri (agregasi perusahaan ~ “sektoral” “klaster industri”) menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dari industri pesaing asingnya

Kemampuan suatu perusahaan mengatasi perubahan dan persaingan pasar dalam memperbesar dan mempertahankan keuntungannya (profitabilitas), pangsa pasar, dan/atau ukuran bisnisnya (skala usahanya)

“Tingkatan Analisis” /Dimensi “Sektoral”

“Konteks Telaahan”(Perbandingan) /

Dimensi Teritorial /Spasial

Neg

ara

/ Dae

rah

Rujukan : a.l. Porter & McFetridge (1995)

Page 34: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

DAYA SAING (KEUNGGULAN) DAERAHDAYA SAING (KEUNGGULAN) DAERAH

Kemampuan daerah menciptakan/ mengembangkan dan menawarkan :iklim/lingkungan yang paling

produktif bagi bisnis dan inovasi, daya tarik atau menarik “investasi,”

talenta (talented people), dan faktor-faktor mudah bergerak (mobile factors) lainnya, serta

potensi berkinerja unggul yang berkelanjutan.

Page 35: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

Faktor Lokalitas & Konteks GlobalFaktor Lokalitas & Konteks GlobalDAERAH DAERAH ~ Makro~ Makro

• Himpunan SDM & Entitas Organisasi• Hubungan - Jaringan - Interaksi

• Kolaborasi - Sinergi

SISTEM INOVASI - KLASTER INDUSTRISISTEM INOVASI - KLASTER INDUSTRI ~ Meso~ Meso

• SDM• Kompetensi• Spesialisasi

Organisasi/Perus.Organisasi/Perus. ~ Mikro ~ Mikro

CONTOH : MEMBANGUN KEUNGGULAN DAYA SAING DAERAHCONTOH : MEMBANGUN KEUNGGULAN DAYA SAING DAERAH

ProdukProduk

Page 36: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

Prakarsa Tematik dan/atau Spesifik

Kondisi Umum (Framework Conditions)

Dimensi DaerahDimensi Nasional

N

A

S

I

O

N

A

L

D

A

E

R

A

H

KERANGKA UMUM POLA KOORDINASIKERANGKA UMUM POLA KOORDINASI

Kerangka Kebijakan Inovasi

Page 37: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

TANTANGAN KEBIJAKAN INOVASITANTANGAN KEBIJAKAN INOVASI

Merumuskan konsep KERANGKA KEBIJAKAN INOVASI (INNOVATION POLICY FRAMEWORK) yang menjadi acuan bersama, diterjemahkan ke dalam tindakan dengan sasaran

yang jelas dan terukur, secara konsisten diimplementasikan, dipantau dan dievaluasi, serta diperbaiki secara terus-menerus.

Proses dan produk kebijakan inovasi yang baik pada dasarnya merupakan proses dan produk

pembelajaran

Page 38: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

KRITERIA KEBIJAKANKRITERIA KEBIJAKAN

1. Efektivitas.

2. Efisiensi.

3. Memiliki daya bangkitan yang signifikan (significant leveraging effects).

4. Kelayakan cakupan (adequacy of scope).

5. Memenuhi kaidah pasar (conforming to the market mechanisms).

6. Konsistensi.

7. Koherensi.

8. Keterbukaan dan akuntabilitas.

9. Komitmen kebijakan.

Page 39: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

TIGA DIMENSI PENTING KEBIJAKAN INOVASITIGA DIMENSI PENTING KEBIJAKAN INOVASI

Dimensi ”penadbiran kebijakan” (policy governance), bahwa kebijakan inovasi dapat ditentukan pada beragam tataran (lokal, daerah, nasional dan internasional), di mana koherensi dan komplementasi satu dengan lainnya sangatlah penting.

Dimensi sektoral di mana terdapat beragam faktor yang akan memberikan pengaruh umum serupa walaupun dengan tingkat yang berbeda dan pengaruh yang mungkin bersifat spesifik sektor. Karenanya, respons kebijakan yang dikembangkan perlu mempertimbangkan hal ini.

Interaksi dengan bidang kebijakan lainnya, di mana kebijakan inovasi seringkali perlu diimplementasikan melalui kebijakan lainnya (mis.: selain kebijakan litbang/kebijakan teknologi). Karenanya, konsepsi inovasi dan sistem inovasi perlu semakin ”lekat/terpadu” dalam beragam kebijakan terkait lainnya.

Page 40: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

ISU KOORDINASI - KOHERENSI KEBIJAKAN INOVASIISU KOORDINASI - KOHERENSI KEBIJAKAN INOVASI

Fragmentasi “sektoral”; Dikotomi “Pusat/Nasional” – “Daerah”; Tumpang-tindih dan inkonsistensi antar

“bidang/ aspek”; Perkembangan sistem pemerintahan; Kebutuhan proses pembelajaran kebijakan

yang lebih baik; Kebutuhan respons kebijakan yang cepat,

tepat, dan terkoordinasi atas dinamika perubahan dan tantangan.

Page 41: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

KERANGKA KEBIJAKAN INOVASI : KERANGKA KEBIJAKAN INOVASI : THE MISSING LINKSTHE MISSING LINKS

Bab Lain Bab Lain

The “Missing Links” :Dimensi yang lebih tegas dan

koheren menyangkut pengembangan sistem inovasi

Kerangka Kebijakan Inovasi

Bab 22 dalam RPJMN 2004-2009

Program Litbang Iptek

Program Difusi dan

Pemanfaatan Iptek

Program Penguatan

Kelembagaan Iptek

Program Peningkatan

Kapasitas Iptek Sistem Produksi

RPJMN 2004-2009

Page 42: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

ISU KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INOVASI ISU KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INOVASI DI INDONESIADI INDONESIA

1. Kelemahan kerangka umum.

2. Kelemahan kelembagaan dan daya dukung iptek/litbang serta rendahnya kemampuan absorpsi UKM.

3. Kelemahan keterkaitan, interaksi dan kerjasama difusi inovasi (termasuk praktik baik/terbaik dan/atau hasil litbang).

4. Persoalan budaya inovasi.

5. Kelemahan fokus, rantai nilai, kompetensi dan sumber pembaruan ekonomi dan sosial.

6. Tantangan global.

Page 43: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

HEKSAGON KEBIJAKAN INOVASIHEKSAGON KEBIJAKAN INOVASI

1. Mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi inovasi dan bisnis.

2. Memperkuat kelembagaan dan daya dukung iptek/litbang dan mengembangkan kemampuan absorpsi UKM.

3. Menumbuhkembangkan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan difusi inovasi, praktik baik/terbaik dan/atau hasil litbang.

4. Mendorong budaya inovasi.5. Menumbuhkembangkan dan memperkuat keterpaduan

pemajuan sistem inovasi dan klaster industri nasional dan daerah.

6. Penyelarasan dengan perkembangan global.

4

5

1

62

3

Page 44: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

ILUSTRASI SKEMA STRUKTUR MODEL INSTRUMEN KEBIJAKAN ILUSTRASI SKEMA STRUKTUR MODEL INSTRUMEN KEBIJAKAN (PROGRAM)(PROGRAM)

Pengelolaan Nasional

Program PayungProgram Payung

Kementerian/ Departemen/Badan + DRN

& Para Pemangku Kepentingan

Pelaku Riset, Inovasi/Bisnis & PendukungPelaku Riset, Inovasi/Bisnis & Pendukung

Pemerintahan Daerah + DPDS, DRD & Pemangku

Kepentingan

Pola Koordinasi

Terbuka

Pemangku Kepentingan Lain

Pengelolaan Daerah

Page 45: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

Pengetahuan “Lokal”• Embodied• Disembodied (tacit dan yang

terkodifikasi)

Pengetahuan “Global” (Nasional & Internasional)

• Embodied• Disembodied (tacit dan yang

terkodifikasi)

Kebutuhan “Pasar”• Lokal• Global (antardaerah,

nasional, internasional)

Lembaga/Organisasi lain yang Terkait dengan Daerah(pemerintah, swasta, dan non-pemerintah, termasuk lembaga internasional)

Sistem Pembiayaan bagi Aktivitas Inovasi

• Pendanaan litbang• Modal berisiko• Perbankan• Jasa keuangan lain• Pasar modal

Infrastruktur dan Dukungan Khusus

dan/atau Terspesialisasi

• Litbang (& rekayasa)• Lab. Khusus (& Taman

Iptek)• Inkubator & PJPB/BDSP• Jasa legal, bisnis/

manajemen, kewirausahaan

• SDM• Organisasi profesi &

bisnis• Jaringan khusus

Bisnis• Yang telah ada• Baru dan/atau pemula

Investasi• Ke daerah• Ke luar daerah

Infrastruktur Dasar

Kerangka Kebijakan(kerangka dan instrumen, termasuk regulasi daerah)

Keterkaitan, Jaringan & Interaksi Produktif

Permintaan pengetahuan/ inovasi:

• Akses• Adopsi• Pemanfaatan• Pengembangan

Penyediaan pengetahuan/

inovasi:• Penciptaan/

pengembangan• Alih

Kewirausahaan, Komersialisasi &

Difusi

Kerangka dan Elemen Penting bagi Perkembangan Sistem Inovasi Kerangka dan Elemen Penting bagi Perkembangan Sistem Inovasi DaerahDaerah

Page 46: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

Inovasi dan Difusi serta Pembelajaran

• Kualitas Hidup & Kesejahteraan Masyarakat

• Kemajuan ekonomi

Produktivitas/ Produktivitas/ Daya Saing & Daya Saing & Kohesi SosialKohesi Sosial

Reposisi, fokus, dan sinergi agar memberikan efektivitas, efisiensi, jangkauan (outreach) dan daya ungkit (leverage) lebih besar dalam menghasilkan

dampak ekonomi dan sosial

Instrumenkebijakan

daya ungkit (leverage)

Instrumenkebijakan

daya ungkit (leverage)Lebih besar

Reposisi, fokus, dan sinergi

REPOSISI, FOKUS, DAN SINERGI PROGRAM/KEGIATANREPOSISI, FOKUS, DAN SINERGI PROGRAM/KEGIATAN

Page 47: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

PengembanganBisnis Baru

PerbaikanBisnis yang Ada

(Existing)

InvestasiDari Luar

Faktor keunggulanlokalitas

Keterkaitan

Investasi (& perdagangan

)Ke Luar

INOVASI,INOVASI, TECHNOPRENEURSHIP TECHNOPRENEURSHIP DAN MODERNISASI DAN MODERNISASI “SUMBER” PERKEMBANGAN EKONOMI“SUMBER” PERKEMBANGAN EKONOMI

RantaiNilai

Inovasi & Difusi

Pengetahuan &Kompetensi

Penyediaan pengetahuan/ teknologi

Pembelajaran, termasuk

Litbangyasa

Daya Saing yang Lebih

Tinggi

Investasi untuk Inovasi

ROI yang Lebih Tinggi

RantaiNilai

Produksi

Interaksi & Keterkaitan

Siklus yang Makin Menguat(Dari vicious cycle menjadi

virtuous cycle)

Page 48: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

INOVASI,INOVASI, TECHNOPRENEURSHIP TECHNOPRENEURSHIP DAN MODERNISASI DAN MODERNISASI “SUMBER” PERKEMBANGAN EKONOMI“SUMBER” PERKEMBANGAN EKONOMI

PengembanganBisnis Baru

PerbaikanBisnis yang Ada

(Existing)

InvestasiDari Luar

Faktor keunggulanlokalitas

Keterkaitan

Investasi (& perdagangan

)Ke Luar

RantaiNilai

Inovasi & Difusi

Pengetahuan &Kompetensi

Penyediaan pengetahuan/ teknologi

Pembelajaran, termasuk

Litbangyasa

Daya Saing yang Lebih

Tinggi

Investasi untuk Inovasi

ROI yang Lebih Tinggi

RantaiNilai

Produksi

Interaksi & Keterkaitan

Siklus yang Makin Menguat(Dari vicious cycle menjadi

virtuous cycle)

Page 49: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

Pentingnya Perusahaan Pemula yang Inovatif (PPBT)Pentingnya Perusahaan Pemula yang Inovatif (PPBT)

Sekitar 81,5% kesempatan kerja baru di AS pada periode 1969 – 1976 terletak pada perusahaan-perusahaan kecil dengan tenaga kerja kurang dari 100 orang (66% kesempatan kerja baru berasal dari perusahaan dengan tenaga kerja kurang dari 20 orang) (David Birch, 1980, dikutip dari Case, 1989).

High-potential entrepreneurial firms (atau disebut juga gazelles) berkontribusi atas lebih dari 70% pertumbuhan kesempatan kerja di AS dalam periode 1992 – 1996, walaupun hanya sekitar 3% dari keseluruhan populasi bisnis di AS (Autio, 2003).

7 dari 10 kesempatan kerja baru di Swedia dalam periode 1985 – 1989 diciptakan oleh usaha kecil dan menengah (Davidsson, et al., 1995 ).

4% dari perusahaan baru (the high-potential entrepreneurs atau PPBT) muncul setiap tahun dan berkontribusi atas sekitar 50% kesempatan kerja dalam perusahaan yang bertahan selama 10 tahun berikutnya (Studi oleh Storey [Autio, 2003]).

Global Entrepreneurship Monitor (Neck, et al., 2003) mengungkapkan bahwa tingkat aktivitas kewirausahaan menjelaskan 70% perbedaan dalam pertumbuhan ekonomi antar negara.

Page 50: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

Studi GEM juga mengungkapkan antara lain berikut ini: Negara dengan tingkat kewirausahaan di atas rata-rata

cenderung mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Dukungan keuangan sangat terkait erat dengan tingkat aktivitas kewirausahaan.

Pendidikan (menengah atas) memiliki peran sangat penting bagi kewirausahaan (menjelaskan 40% perbedaan aktivitas kewirausahaan di antara negara-negara GEM) dan pendidikan kewirausahaan khususnya dinilai sebagai prioritas.

Selain itu, pandangan legitimasi sosial tentang kewirausahaan merupakan faktor yang juga sangat penting.

Page 51: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

OUTLINEOUTLINE

DISKUSI

CATATAN PENUTUP

BEBERAPA CONTOH PRAKARSA

PARADIGMA SISTEM INOVASI

PENDAHULUAN : INOVASI

Page 52: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

CONTOH PRAKARSACONTOH PRAKARSA

1. Kabupaten Tegal : Tahapan klaster industri Kelembagaan Dewan Peningkatan Daya Saing dan DRD Pusat Pelayanan dan Inovasi Teknologi Parkarsa-prakarsa tematik sektoral Pengembangan pewirausaha pemuda

2. Kabupaten Sumedang : Tahapan mula klaster industri Kelembagaan Peningkatan Daya Saing dan DRD (melebur) Pengembangan pewirausaha pemuda

3. Kabupaten Barru : Tahapan mula klaster industri Kelembagaan Dewan Peningkatan Daya Saing BDSP Rumput Laut

4. Kabupaten Malang :1. Tahapan mula klaster industri hrotikulutura2. Terminal Agribisnis3. BDSP

5. Kabupaten Agam Tahapan mula klaster industri

Page 53: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

KERJASAMA ANTAR DAERAH : JAWA TENGAHKERJASAMA ANTAR DAERAH : JAWA TENGAH

Barlingmascakeb

Sapta Mitra Pantura

Subosukawonosraten

1. Surakarta2. Boyolali3. Sukoharjo4. Karanganyar5. Wonogiri6. Sragen7. Klaten

Page 54: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

CONTOH PRAKARSACONTOH PRAKARSA

6. Kabupaten Jembrana:

E-Government Jaringan informasi dan komunikasi

Jimbarwana.Net (seluruh desa/kelurahan dan kecamatan, untuk administrasi pemerintahan, pelayanan publik, pendidikan, dan bisnis)

IGOS Support Center7. Kabupaten Sawah Lunto, Pulang Pisau, Morowali,

Banyuwangi, Gianyar, dll :

E-Government8. UNDIKSHA : E-Learning

9. Yayasan Pekerti : SIM

Page 55: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

TECHNICAL ASSISTANCE PENGEMBANGAN E-GOV / E-LEARNING 2006TECHNICAL ASSISTANCE PENGEMBANGAN E-GOV / E-LEARNING 2006

AcehAce

hUtar

aPr

ovin

si

Rencana &/ Infrastruktur

Perluasan

Upgrade

Implementasi/ Operasionalisasi

Instalasi & Uji Sistem & Modul

Dasar

Peningkatan Kapasitas SDM

Setempat

Awareness

SultengSumbar

Jabar Jateng Jatim Bali NTT Kalteng

T. Data

rS.

Lun

to

Prov

insi

Kota

Peka

long

anKab

Teg

alPr

ov &

BKAD

Pono

rogo

Banyu

wangi

Jem

bran

aU G

anes

haGian

yar

Kab B

elu

Prov

insi

Prov

insi

P. P

isau

Kapua

s

Palo

poM

orow

ali

Atambu

a

Page 56: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

BEBERAPA PRAKARSABEBERAPA PRAKARSA

Dialog reformasi kebijakan di tingkat nasional. Ini termasuk dalam bentuk:

• dialog dalam DRN, fora peningkatan kapasitas di KNRT, focus Group discussion/FGD Sistem Inovasi Nasional, visi dan misi iptek 2025, strategi dan prinsip kemitraan iptek, sistem insentif riset;

• prakarsa sistem pengetahuan/teknologi masyarakat: kajian, rancangan kebijakan, inventarisasi, dokumentasi, pengembangan, perlindungan hukum;

• beberapa pemetarencanaan teknologi (technology roadmapping) terkait dengan program prioritas nasional.

Kemitraan dengan daerah sebagai dukungan peningkatan kemampuan daerah (prakarsa pengembangan sistem inovasi daerah/SID dan klaster industri/KI di daerah dalam PEL), seperti Fora informasi (termasuk awareness campaign), diskusi dan

peningkatan kapasitas stakeholders tentang PEL, SID, KI dan TIK.

Page 57: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

BEBERAPA PRAKARSABEBERAPA PRAKARSA

Panduan dan bantuan teknis dalam pengembangan/penguatan kelembagaan kolaboratif di daerah: misalnya dalam pengembangan Dewan Peningkatan Daya Saing/DPDS, Dewan Riset Daerah/DRD, Tim Klaster Industri daerah. Daerah yang tengah didampingi: Kabupaten Tegal, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Barru. Daerah yang direncanakan didampingi: Kota Pekalongan, Badan Koordinasi Antar Daerah/BKAD Subosukowonosraten).

Panduan dan bantuan teknis dalam penyusunan dokumen Strategi Inovasi Daerah.

Page 58: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

BEBERAPA PRAKARSABEBERAPA PRAKARSA

Panduan dan/atau bantuan teknis dalam tematik spesifik daerah, beberapa contoh:

• panduan dan bantuan teknis dalam pengembangan e-Government (model percontohan: Kabupaten Jembrana).

• panduan dan bantuan teknis dalam pengembangan e-Learning (termasuk kerjasama yang tengah dikembangkan dengan UNDIKSHA – Singaraja).

• kemitraan dan bantuan teknis dalam pengembangan pemuda pewirausaha pemula inovatif (bekerjasama dengan Kementerian pemuda dan Olah Raga).

• kolaborasi nasional dan daerah dalam pengembangan dan pemanfaatan, serta difusi open source software/OSS (filosofi using more is better; Digital Retrieval - Local & Global; Collaborative Work Group Software; Tele/distance Capabilities. Ini juga sebagai upaya dalam mengatasi isu digital/knowledge divide).

• bantuan teknis dalam pengembangan stasiun TV lokal di daerah perbatasan.

Peningkatan peran swasta dalam PEL (forum nasional corporate social responsibility/CSR, peningkatan kapasitas stakeholder dalam PEL)

Kemitraan litbang dengan swasta, termasuk UKM.

Page 59: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

OUTLINEOUTLINE

DISKUSI

CATATAN PENUTUP

BEBERAPA CONTOH PRAKARSA

PARADIGMA SISTEM INOVASI

PENDAHULUAN : INOVASI

Page 60: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIKPELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK

Kerangka kebijakan. Kerangka kebijakan yang “sesuai dan disepakati bersama” perlu dikembangkan sebagai pijakan (platform) para pihak untuk membangun langkah yang lebih terpadu. Reformasi kebijakan perlu diletakkan dalam agenda jangka panjang dan dilakukan dengan kesungguhan, konsisten dan bertahap.

Peningkatan kapasitas penentu kebijakan dan stakeholder. Reformasi kebijakan adalah suatu proses pembelajaran, bukan saja bagi para penentu kebijakan tetapi juga beneficiaries dan stakeholders kunci lainnya. Cara dan kemampuan/keterampilan para pihak perlu dikembangkan agar semakin mampu menghasilkan proses dan produk kebijakan yang semakin baik.

Proses partisipatif. Setiap pihak memiliki peran masing-masing yang perlu terus dikembangkan. Namun kebijakan yang baik memerlukan peran dan upaya komplementatif dan sinergis banyak pihak. Proses partisipatif merupakan cara yang sesuai dalam melakukan reformasi kebijakan, menumbuhkembangkan proses pembelajaran kebijakan dan merupakan investasi sangat penting dalam membangun modal sosial.

Intensitas interaksi fasilitator, pakar, penentu kebijakan dan aktor/stakeholders kunci lain. Intensitas interaksi fasilitator, pakar, penentu kebijakan dan aktor/stakeholders kunci lain sangat mempengaruhi “keberhasilan” dalam mengawali dan memelihara momentum prakarsa tindakan kolaboratif.

Page 61: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK ~ TantanganPELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK ~ Tantangan

Proses panjang untuk meningkatkan pemahaman tentang beberapa konsep dan praktik, termasuk membangun “kemitraan” yang sinergis.

Perbaikan paradigma, perubahan mindset, sikap dan cara tindak semua aktor (penentu kebijakan, swasta, ornop, dan masyarakat). Ini juga terkait dengan good will, willingness to change, komitmen mitra dan komitmen bersama.

Dimensi politik. Local champions, pioneering, leadership dan pelembagaan proses. Langkah-langkah “kecil” dan momentum perbaikan. Komunikasi. One size doesn’t fit all. Upaya pengembangan/penguatan sistem

inovasi daerah memang dapat memanfaatkan “pelajaran” dari pihak lain (daerah/negara lain), termasuk memanfaatkan praktik-praktik baik/terbaik (good/best practices). Para pihak pun sebenarnya tidak perlu “terjebak” dalam reinventing the wheel. Akan tetapi segi-segi positif universal yang diperoleh (dari keberhasilan/kegagalan) tetap memerlukan “penyesuaian” kontekstual sesuai dengan karakteristik dan perkembangan masing-masing “kasus” daerah.

Page 62: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

Bersaing Atas Dasar Murahnya

Tenaga Kerja dan/atau SDA

di Daerah

Bersaing Atas Dasar Murahnya

Tenaga Kerja dan/atau SDA

di Daerah

Pengembangan Posisi Spesifik dalam “Relung” Ekonomi tertentu: Pasar Lokal/Setempat, Segmen

“Antardaerah dan Nasional dan/atau

Regional/Internasional”

Pengembangan Posisi Spesifik dalam “Relung” Ekonomi tertentu: Pasar Lokal/Setempat, Segmen

“Antardaerah dan Nasional dan/atau

Regional/Internasional”

Perluasan Produksi dalam

Sektor Lain yang Memiliki Biaya Rendah atau

Melimpahnya SDA Daerah

Perluasan Produksi dalam

Sektor Lain yang Memiliki Biaya Rendah atau

Melimpahnya SDA Daerah

Perluasan Pelayanan Pasar Lokal, Nasional,

Regional (Antarnegara)

dan/atau Internasional

Perluasan Pelayanan Pasar Lokal, Nasional,

Regional (Antarnegara)

dan/atau Internasional

Menjadi “Pemain

Utama” dalam Pasar Global

Menjadi “Pemain

Utama” dalam Pasar Global

Menjadi “Pemain Khusus” dalam Pasar Nasional,

Regional dan/atau Internasional

Menjadi “Pemain Khusus” dalam Pasar Nasional,

Regional dan/atau Internasional

Membangun Membangun Klaster-klaster Klaster-klaster

Industri Industri Spesifik dan Spesifik dan

SID yang KuatSID yang Kuat

Membangun Membangun Klaster-klaster Klaster-klaster

Industri Industri Spesifik dan Spesifik dan

SID yang KuatSID yang Kuat

Posisi Saat KiniPosisi Saat Kini Tahap AwalTahap Awal Tahap PengembanganTahap Pengembangan Tahap EkspansiTahap Ekspansi

Penghimpunan, Pemanfaatan, dan

Pengembangan Potensi Spesifik

Terbaik Setempat (Sosial, Ekonomi

Budaya)

Penghimpunan, Pemanfaatan, dan

Pengembangan Potensi Spesifik

Terbaik Setempat (Sosial, Ekonomi

Budaya)

Memprakarsai Memprakarsai Pengembangan Pengembangan Klaster-klaster Klaster-klaster

Industri Spesifik Industri Spesifik dan SIDdan SID

Memprakarsai Memprakarsai Pengembangan Pengembangan Klaster-klaster Klaster-klaster

Industri Spesifik Industri Spesifik dan SIDdan SID

Memperkuat Memperkuat Klaster-klaster Klaster-klaster

Industri Spesifik Industri Spesifik dan SID dalam dan SID dalam Konteks GlobalKonteks Global

Memperkuat Memperkuat Klaster-klaster Klaster-klaster

Industri Spesifik Industri Spesifik dan SID dalam dan SID dalam Konteks GlobalKonteks Global

Contoh Kerangka Pentahapan UmumContoh Kerangka Pentahapan Umum

Page 63: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

CONTOH PENDEKATAN PENTAHAPANCONTOH PENDEKATAN PENTAHAPAN

Konsolidasi, Reposisi Strategis & Refocusing

Model Percontohan & Praktik Baik

Penyempurnaan, Perluasan & Penyiapan RPJMD Berikut

Pelaksanaan RPJMD Berikut

LanjutanLanjutan

Tahun 0

Tahun 1

Tahun 2

Tahun 3

Page 64: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

REKOMENDASI PERAN DAERAHREKOMENDASI PERAN DAERAH

1. Menyusun dan memperbaiki strategi inovasi daerah masing-masing secara terus-menerus, menetapkan tujuan strategis kebijakan dan sasaran-sasarannya sesuai dengan konteks masing-masing daerah, serta mengimplementasikannya secara konsisten;

2. Mengembangkan kerjasama dengan pihak-pihak yang berkompeten (misalnya DRN, KRT, kementerian/departemen terkait, lembaga litbang dan perguruan tinggi dan/atau lembaga lainnya) dalam upaya-upaya pengembangan sistem inovasi daerah, termasuk penataan/ pengembangan basisdata (indikator) penting di masing-masing daerah (khususnya yang relevan dengan sistem inovasi dan daya saing) yang sedapat mungkin kompatibel dengan daerah lain dan nasional;

3. Berpartisipasi aktif dalam prakarsa pembelajaran inovasi, termasuk kebijakan inovasi.

Page 65: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

SETIAP DAERAH PERLU PROAKTIFSETIAP DAERAH PERLU PROAKTIF

Membuat/menetapkan inovasi sebagai “jantung” pembaruan/ pembangunan dalam keseluruhan bidang ekonomi di setiap daerah;

Memperbaiki kerangka dan instrumen legislasi serta iklim daerah yang mendukung/kondusif bagi perkembangan inovasi dan bisnis;

Mengembangkan pasar yang dinamis bagi inovasi, pengetahuan/ teknologi dan praktik-praktik baik;

Meningkatkan investasi dalam inovasi; Memperkuat manajemen bidang-bidang kebijakan; Mengembangkan keterampilan/kapasitas bagi pembelajaran

kebijakan inovasi; Mengembangkan penadbiran inovasi (innovation governance) yang

efisien, termasuk kerangka dan instrumen-instrumen kebijakan yang fokus sesuai dengan konteks daerah.

Page 66: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

PERAN NASIONALPERAN NASIONAL

1. Mengembangkan kerangka kebijakan inovasi yang terkoordinasi dan terpadu sebagai acuan bagi para pihak dalam melaksanakan perannya dalam pengembangan sistem inovasi di Indonesia;

2. Meningkatkan koherensi beragam kebijakan di bawah ranah kompetensinya (mandatnya) sebagai bagian integral dari kebijakan inovasi nasional;

3. Mengembangkan program/kegiatan prioritas dalam kerangka sistem inovasi nasional, termasuk misalnya program payung, pola hibah bersaing dan/atau bentuk-bentuk patungan (sharing) ”pusat – daerah,” pola pembiayaan set aside dan/atau kemungkinan pola anggaran struktural DAU, DAK atau dekonsentrasi;

4. Memprakarsai/mengembangkan kerangka proses pembelajaran dalam kebijakan inovasi;

5. Bekerjasama dengan daerah dalam mengembangkan program terpadu pengembangan sistem inovasi dan melakukan pengkajian bersama berkaitan dengan proses pengembangan sistem inovasi, kebijakan inovasi dan kinerjanya;

6. Mengembangkan prakarsa percontohan, bekerjasama dengan beberapa daerah;

Page 67: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

PERAN NASIONALPERAN NASIONAL

7. Mendorong inovasi di sektor swasta dan publik dengan mengorganisasikan pertukaran informasi dan pengalaman dalam mendorong dan mendiseminasikan informasi tentang inovasi di lingkungan industri dan sektor publik;

8. Memprakarsai dan mendorong upaya peningkatan kapasitas para pihak (misalnya melalui pelatihan, semiloka, kampanye keperdulian dan upaya relevan lainnya) terkait dengan kebijakan dan faktor/aspek penting yang mempengaruhi kinerja inovasi dan daya saing bisnis dan daerah;

9. Mengembangkan kerjasama internasional dalam pengembangan sistem inovasi, termasuk dalam penadbiran kebijakan inovasi;

10. Mendorong difusi praktik-praktik baik (termasuk penadbiran kebijakan inovasi) di seluruh wilayah Indonesia;

11. Menyebarluaskan pelaporan/publikasi berkaitan dengan perkembangan sistem inovasi di Indonesia.

Page 68: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

PERAN BERSAMAPERAN BERSAMA

1. Mengembangkan mekanisme yang sesuai bagi koordinasi horisontal maupun “vertikal” untuk mengatasi secara bertahap persoalan-persoalan koherensi pada berbagai dimensi;

2. Mengembangkan prakarsa bersama mekanisme koordinasi, terutama mekanisme koordinasi terbuka, sebagai salah satu cara untuk lebih memungkinkan proses pembelajaran bersama dalam pengembangan dan implementasi kebijakan inovasi;

3. Meningkatkan kerjasama dan prakarsa-prakarsa bersama (kolaboratif) terutama dalam mengembangkan kerangka bersama (di daerah, daerah – daerah, dan daerah – pusat/nasional, maupun untuk kerjasama internasional) dalam rangka memperkuat inovasi di seluruh wilayah Indonesia.

Page 69: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

WP 1: Forum pertemuan dan Sekretariat:

WP Leader : . . .

WP 3: Perluasan pemahaman, community of practice, bantuanteknis

WP leader : . . . .

WP 2: Aktor, aktivitas, danmetodologi

WP leader : . . . .

WP 4: Pemetaan, identifikasiIsu/kebutuhan nasional, kajiankebijakan

WP leader : . . . .

WP 5: Fora/ Konferensi nasional dan antologi

WP leader : . . . .

WP leader : . . . .

DESAIN AKTIVITAS AWALDESAIN AKTIVITAS AWAL

Page 70: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

DESAIN AKTIVITAS AWALDESAIN AKTIVITAS AWAL

WP 1. Forum: Sekretariat dan Seri Pertemuan: Diskusi, pembelajaran, pertukaran pengalaman.

WP 2. Pemetaan Aktor, Aktivitas Penting, dan Metodologi terkait dengan Sistem Inovasi dan Kebijakan Inovasi: Pemutakhiran pemetaan aktor/stakeholders kunci dan deskripsi aktivitas terkait dengan sistem inovasi di daerah, wilayah tertentu dan/atau Indonesia.

WP 3. Perluasan Pemahaman, Pengembangan Community of Practice, Bantuan Teknis (Technical Assistance): Peningkatan kapasitas penentu kebijakan, peneliti, dan stakeholders kunci lain, serta pengembangan jaringan kemitraan; dan Bantuan teknis.

WP 4. Pemetaan, Identifikasi Isu/Kebutuhan Nasional, Kajian Inovasi: Kajian, advokasi, advis kebijakan; dan penghimpunan dan diseminasi “praktik baik/terbaik.”

WP 5: Fora/Konferensi nasional dan Antologi: Konferensi nasional sistem inovasi dan kebijakan inovasi, serta “penghimpunan” bahan dan hasil (pengembangan knowledge management).

Page 71: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

PENUTUPPENUTUP

Peningkatan daya saing dan kohesi sosial perlu menjadi strategi pokok dalam PEL/D dalam rangka peningkatan kesejahteraan/penurunan kemiskinan di daerah. Pilar dalam hal ini adalah pengembangan/penguatan sistem inovasi daerah.

Dalam praktik implementasinya, konsep/pendekatan sistem inovasi dan klaster industri dapat diibaratkan sebagai dua sisi dari mata uang logam daya saing. Melalui semangat berkompetisi dan berkolaborasi, para aktor perlu semakin mampu untuk bermain sesuai dengan peran/fungsi dan kompetensi yang dibutuhkannya dalam membentuk dan memperbaiki mata uang logam yang semakin bernilai.

Gerbang Indah Nusantara pada intinya merupakan suatu upaya untuk memperbaiki proses koordinasi dan sebagai semangat dan ajakan keprakarsaan (kepeloporan) bersama, untuk menumbuhkembangkan kolaborasi sinergis dalam pengembangan/penguatan sistem inovasi daerah. Ini, secara bertahap, diharapkan dapat menjadi gerakan bersama para pemangku kepentingan (setiap sektor ekonomi dan/atau pembangunan, setiap tataran pemerintahan, setiap daerah/wilayah, dan “lintas bidang”) dalam mengembangkan/ memperkuat sistem inovasi (daerah dan nasional) sebagai landasan dan pilar peningkatan daya saing dan kohesi sosial dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang semakin tinggi dan semakin adil.

Page 72: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

PENUTUPPENUTUP

Heksagon kebijakan inovasi ditawarkan sebagai advis bagi kerangka kebijakan inovasi (innovation policy framework) nasional dan daerah diusulkan dan dapat menjadi tititk masuk dan/atau pijakan untuk memperbaiki koordinasi dan meningkatkan koherensi kebijakan.

Bagaimana pun, keberhasilan suatu gerakan berpangkal dari SDM yang memiliki “idealisme” dan menjunjung moral/etika untuk melakukan perbaikan, semangat perbaikan sikap, perilaku dan keterampilan, berkembang menjadi budaya. Setiap daerah pun perlu berupaya mengatasi “kekurang-memadaian SDM berkualitas” dan/atau “kesenjangan” pengetahuan, serta mendorong secara agresif upaya-upaya reversed brain drain. Langkah-langkah yang dikembangkan akan perlu mencapai suatu “masa kritis” (critical mass), agar menjadi gerakan yang mampu membawa kepada perbaikan signifikan.

Inovasi pada umumnya tidak terjadi dalam keterisolasian. Karena itu, mengembangkan/memperkuat jaringan dan kemitraan perlu dilakukan dalam berbagai segi dan proses pengembangan/penguatan sistem inovasi daerah. Pengembangan/penguatan sistem inovasi daerah merupakan suatu proses pembelajaran bersama, yang keberhasilannya pada akhirnya akan ditentukan oleh kesungguhan dan konsistensi para pihak yang terlibat.

Page 73: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

ROAD MAPROAD MAP KEMITRAANKEMITRAAN

A(wareness) I

‘Special Event’ Exploratory Workshop Kemitraan untuk

Pembangunan Daerah

K IPre-assessment

Kesepahaman (MoU)

Kick-start pilot partnerships dan penentuan titik mulai

Peningkatan kapasitas mitra

K IIPrakarsa kemitraan

Operasionalisasi & perbaikan

K IIIPerluasan program

Difusi

K IV

Showcase pilot partnerships

Benchmark praktik baik

Phase-off

Page 74: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

Dr. Tatang A. TaufikPusat Teknologi Informasi dan Komunikasi

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)Gedung BPPT II, Lt 21

Jl. MH. Thamrin 8, Jakarta 10340Telp. (021)-3169813Fax. (021)-3169811

E-mail: [email protected]

TerimakasihTerimakasih

The new wave – innovation!The new wave – innovation!

Page 75: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

CoE for Western Finland•Energytechnology

Oulu Region CoE •IT, Medical-, Bio- and Environmental Technology

Tampere Region CoE•Engineering and automation, ICT, Media Services and Health Care Tech

South-West Finland CoE•Biomaterilas, Diagnostics, Pharmaceutical Development, Surface Tech. of Materials, ICT and Cultural Content Production

Helsinki Region CoE•Active Materials and Microsystems, Gene Technology, Software Product Business, Digital Media, e-Learning and Cultural Industry, Health Care Technology and Logistics

South-East Finland CoE•High Tech Metal Structures, Prosess and Systems for Forest Industry, Logistics and Expertise on Russia

Kuopio Region CoE•Pharmaceutical Development, Health Care- and Agrobiotechnology

Jyväskylä Region CoE•IT, Control of Papermaking, Energy and Environmental Technology

Lapland CoE for the Experience Industry•Experience Industry

Satakunta CoE•Materials and Distance Technology

Lahti Region CoE•Design, Quality and Ecology

Kainuu CoE•Measuring Technique and•Chamber Music

Seinäjoki Region CoE•Foodindustry and Embedded Syst.

North Carelia CoE•Wood Technology and Forestry, Polymer Technology and Tooling

Network CoE for Wood Products

Network CoE for Food Development

Kokkola Region CoE •Chemistry

Hyvinkää Region CoE•Lifting and Transfer Machines

Häme CoE•Vocational Expertise and e-Learning

Mikkeli Region CoE•Composite and coatings

Network CoEfor Turism

Raahe –Nivala –Tornio CoE •Metal and Maintenance Services

1994-1998

1999-2002

2003-2006

Network

Regional

Finnish Centres of Expertise Programmes Finnish Centres of Expertise Programmes (Halme, 2003)

Page 76: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

Spesialisasi Ekonomi Daerah/Regional

Di Amerika Serikat

Note: A geographic area can be either a Metropolitan Area (MSA, PMSA, CMSA or NECMA) or Economic Area as defined by the Bureau of the Census andBureau of Economic Analysis, respectively. Clusters are the three highest ranking clusters in terms of share of national employment.

Sumber: Cluster Mapping Project, Institute for Strategy and Competitiveness, Harvard Business School, Dikutip dari Porter (2001).

BostonAnalytical InstrumentsEducation and Knowledge

CreationCommunications Equipment

Los Angeles AreaApparelBuilding Fixtures,

Equipment andServices

Entertainment

San Francisco-Oakland-San JoseBay AreaCommunications EquipmentAgricultural ProductsInformation Technology

Seattle-Bellevue-Everett, WAAerospace Vehicles and DefenseFishing and Fishing ProductsAnalytical Instruments

ChicagoCommunications EquipmentProcessed FoodHeavy Machinery

HoustonHeavy Construction ServicesOil and GasAerospace Vehicles and Defense

Denver, COLeather and Sporting GoodsOil and GasAerospace Vehicles and Defense

San DiegoLeather and Sporting GoodsPower GenerationEducation and KnowledgeCreation

San DiegoLeather and Sporting GoodsPower GenerationEducation and KnowledgeCreation

Atlanta, GAConstruction MaterialsTransportation and LogisticsBusiness Services

Atlanta, GAConstruction MaterialsTransportation and LogisticsBusiness Services

Raleigh-Durham, NCCommunications EquipmentInformation TechnologyEducation andKnowledge Creation

Raleigh-Durham, NCCommunications EquipmentInformation TechnologyEducation andKnowledge Creation

Pittsburgh, PAConstruction MaterialsMetal ManufacturingEducation and Knowledge

Creation

Pittsburgh, PAConstruction MaterialsMetal ManufacturingEducation and Knowledge

Creation

Wichita, KSAerospace Vehicles and

DefenseHeavy MachineryOil and Gas

Wichita, KSAerospace Vehicles and

DefenseHeavy MachineryOil and Gas

KomposisiEkonomi Daerah/Regional

CONTOH DI AMERIKA SERIKATCONTOH DI AMERIKA SERIKAT

Page 77: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

BENTUK KELEMBAGAAN BERAGAMBENTUK KELEMBAGAAN BERAGAM

Umum

Kamar Dagang

Asosiasi Profesi

Jaringan Sekolah/Perguruan Tinggi

Dewan Penasihat

Dewan Daya Saing

Fokus pada upaya peningkatan daya saing daerah secara keseluruhan (lintas klaster)

Spesifik Klaster Industri

Asosiasi Industri

Asosiasi dan Masyarakat Profesi Khusus/Spesialis

Inkubator

Konsorsium

Tim/Forum/Komite Klaster

Fokus pada upaya pengembangan/penguatan spesifik klaster tertentu

Page 78: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

CONTOH : NEGARA BAGIAN GEORGIACONTOH : NEGARA BAGIAN GEORGIA

The Governor’s Advisory Council on Science and Technology Development (Dewan Penasihat Gubernur di bidang Pengembangan Iptek), yang dibentuk pada tahun 1992, sebagai penentu/pembuat kebijakan iptek dan mendorong peran teknologi dalam pembangunan ekonomi Negara Bagian Georgia;

The Information Technology Policy Council (ITPC) yang dikembangkan pada tahun 1995, untuk berfokus pada pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi;

The Economic Development Institute (EDI) yang bergerak di bidang pembangunan ekonomi, alih teknologi, dan pengembangan perusahaan;

The Georgia Research Alliance, yaitu organisasi nirlaba yang mewakili kemitraan tiga pihak: Pemerintah Negara Bagian Georgia, komunitas bisnis, dan perguruan tinggi. Misi organisasi ini adalah menumbuhkembangkan kemitraan perguruan tinggi-industri yang dapat mengungkit kapabilitas riset untuk meningkatkan pembangunan ekonomi Negara Bagian Georgia.

Strategi Georgia terdiri atas tiga elemen utama, yaitu: mendukung perusahaan-perusahaan pemula (baru) yang berteknologi tinggi, memfasilitasi kemitraan antara perguruan tinggi dengan industri, dan memanfaatkan teknologi informasi

Page 79: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

Georgia, USA – statistik dasar : Penduduk: 7,5 juta; tenaga kerja: 3,5 juta; manufaktur:

17%; jasa: 26%; perdagangan: 25% 12.000+ adalah perush. manufaktur; 98% = UKM, dan

terus berkembang . . . Manufaktur : 600.000 tenaga kerja; 66% = UKM.

Secara tradisi bukan lokasi inovasi : Sebagian besar industri Georgia adalah di sektor

tradisional (mis. tekstil, pengolahan pangan) atau pabrik-pabrik cabang umumnya

Kinerja pendidikannya buruk Budaya inovasi yang lemah Pendanaan litbang industri yang rendah; di masa lalu,

litbang pemerintah didominasi oleh pengadaan pertahanan (defense procurement)

Kecenderungan ke arah peningkatan inovasi : Pendanaan teknologi oleh Georgia meningkat pesat Perusahaan inovatif & pekerjaan teknologi tumbuh (GA –

terdepan di AS dalam pertumbuhan pekerjaan teknologi di tahun 1990an) – namun masih merupakan bagian yang kecil

Tantangan : “many Georgia’s” – perusahaan inovatif sering berlokasi di suburban Atlanta, bukan di pusat kota, mid-metros atau daerah luar

Sumber : Bahan Shapira (2004).

Page 80: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

Advanced Technology Development Center

Georgia Alliance

Support Services

Corporate Partnering Program

Faculty Research Commercialization Program

Mendukung Perusahaan Pemula Teknologi Tinggi

Center for Advanced Tellecomunications Technology

Biotechnology Centers

Environmental Technology Consortium

Information Technology Policy Council

GIS Data Clearinghouse

Standardized Data Warehouse

Electronic Records and Signature Act

Education Network (PeachNet)

Memfasilitasi Kemitraan antara Perguruan Tinggi - Industri

Mengeksploitasi Teknologi Informasi

Sumber: Diadopsi dari Koo, et al. (1999).

PEMAIN PROGRAM STRATEGI

Contoh Upaya Mendorong Aliansi dalam Kebijakan IptekContoh Upaya Mendorong Aliansi dalam Kebijakan Iptekdi Negara Bagian Georgia di Negara Bagian Georgia

Page 81: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

NRC CANADA : A National OrganizationNRC CANADA : A National Organization

$710 million budget – 2005/6 $150 million in revenue $100 million in contributions to Canadian

businesses through IRAP 18 Institutes coast to coast 89 spin-off companies since 1980 640 active patents - 66 issued in 2002-03 95 incubating companies 4100 employees [2005] Over 1200 guest workers annually – many

international Over 304 active license agreements 450 international projects

NRC Research Facilities

IRAP Offices

NRC has been Canada’s leading R&D organization since its establishment in 1916.

Page 82: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

Ocean Engineering(St. John’s)

Ag-Biotech / Nutraceuticals(Saskatoon)

Fuel Cells(Vancouver)

Medical Technologies(Winnipeg)

ICT/Photonics (Ottawa)

Biopharmaceuticals (Montreal)

Life Sciences(Halifax)

e-Business(New Brunswick, Sydney)

Aluminum(Saguenay)

Aerospace (Ottawa, Montreal)

Nanotechnology(Edmonton)

NRC Cluster Initiatives: Geographic Overview

Sustainable Infrastructure(Regina)

Page 83: Pengenalan Konsep Sistem Inovasi   Tatang A Taufik

IRAP Offices

NRC Institute / Innovation Centre

CISTI – NIC’s

CTN Members (>1000)

NRC - National Innovation Network

NRC: Industrial Research Assistance Program