30 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium adalah agar dapat diketahui cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisasi sedikit mungkin. Hal ini penting supaya saat melakukan penelitian, data yang diperoleh akan benar pula. Data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang. Selain itu bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian harus dalam kondisi steril. Untuk mencapainya maka diperlukan teknik sterilisasi. 1 Dalam melakukan praktikum mikrobiologi, tentunya digunakan berbagai macam alat dengan fungsinya masing-masing sehingga sangat perlu keterampilan dalam menggunakan alat-alat mulai dari cara membersihkan sampel, penggunaan dan penyimpanannya. Olehnya itu maka perlu diadakan praktikum ini yaitu agar 1 Pelezar, Dasar-Dasar Mikrobiologi (Jakarta: Erlangga, 1986), h. 16.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
30
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan
kerja saat melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau
bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Pentingnya
dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium adalah agar dapat diketahui cara
penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, sehingga kesalahan prosedur
pemakaian alat dapat diminimalisasi sedikit mungkin. Hal ini penting supaya saat
melakukan penelitian, data yang diperoleh akan benar pula. Data-data yang tepat
akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang. Selain itu bahan dan peralatan
yang digunakan dalam penelitian harus dalam kondisi steril. Untuk mencapainya
maka diperlukan teknik sterilisasi.1
Dalam melakukan praktikum mikrobiologi, tentunya digunakan berbagai
macam alat dengan fungsinya masing-masing sehingga sangat perlu keterampilan
dalam menggunakan alat-alat mulai dari cara membersihkan sampel, penggunaan
dan penyimpanannya. Olehnya itu maka perlu diadakan praktikum ini yaitu agar
1Pelezar, Dasar-Dasar Mikrobiologi (Jakarta: Erlangga, 1986), h. 16.
31
dapat memberikan pemahaman kepada kita mengenai alat-alat yang sering
digunakan pada praktikum mikrobiologi.
B. Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum ini yakni mahasiswa mengenal dan
mengetahui fungsi dari tiap-tiap alat.
32
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari biologi yang mempelajari
tentang organisme yang mikroskopik yakni meliputi bakteri, virus, fungi, alga dan
protozoa. Mikrobiologi boleh dikatakan merupakan ilmu yang masih baru. Dunia
jasad renik barulah ditemukan sekitar 300 tahun yang lalu dan makna sesungguhnya
mengenai mikroorganisme itu barulah dipahami sekitar 200 tahun kemudian. Selama
40 tahun terakhir, mikrobiologi muncul sebagai bidang biologi yang sangat berarti
karena mikroorganisme digunakan oleh para peneliti dalam penelaah hampir semua
gejala biologis yang utama.2
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat,
prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan
alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi
mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer,
spektrofotometer dan lain-lain. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi
tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph dan barograph.3
Dalam suatu laboratorium ada banyak jenis alat-alat yang digunakan, salah
satu jenis alat yang sering digunakan dalam laboratorium mikrobiologi adalah alat
2Rianto, Mikrobiologi Jilid1 (Bandung: Yrama Widya, 2006), h. 2
3Harvey, Pengenalan Alat dan Bahan (Jakarta: EGC. 2008), h. 22.
33
sterilisasi. Dalam laboratorium sterilisasi media dilakukan dengan menggunakan
autoklaf yang menggunakan tekanan yang disebabkan uap air, sehingga suhu dapat
mencapai 1210C. Sterilisasi dapat terlaksana bila mencapai tekanan 15 psi dan suhu
1210C selama 15 menit. Media biakan yang telah disterilkan harus diberi penutup
agar tidak dicemari oleh mikroorganisme yang terdapat disekelilingnya. Pemanasan
basah bertekanan tinggi (autoklaf) dapat digunakan untuk mensterilkan larutan
komponen media, bahan dan alat-alat yang tahan terhadap pemanasan tinggi.
Sterilisasi ini lebih baik dibandingkan sterilisasi dengan pemanasan kering karena
dengan autoklaf tidak hanya mematikan mikroorganisme tapi juga mematikan
sporanya. Waktu sterilisasi sangat bervariasi, tergantung dari ukuran obyek yang
disterilkan. Lamanya waktu sterilisasi bahan cair (air, media) tergantung pada volume
cairan yang disterilkan. Sterilisasi alat gelas dan metal dapat dilakukan dengan
pemanasan kering (oven).4
Mikroskop adalah alat yang paling khas dalam laboratorium mikrobiologi
yang memberikan perbesaran yang membuat kita dapat melihat struktur
mikroorganisme yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Mikroskop yang
tersedia menungkinkan jangkauan perbesaran yang luas dari beberapa kali hingga
ribuan kali. Adapun alat-alat yang dipergunakan pada laboratorium mikrobiologi
4“Mifta“Pengenalan Alat Laboratorium”, Mifta Blog, http://teenagers-moslem.blogspot.com.
(22 November 2011).
34
antara lain: mikroskop cahaya, autoklaf, hot plate stirrer dan stirrer bar, colony
counter dan mikropipet (micropippete) dan Tip.5
Antonie Van Leuwenhook adalah orang yang pertama kali melihat bakteri
dengan menggunakan instrumen optik yang terdiri atas lensa bikonvens. Pada waktu
itu ia menemukan bakteri dalam berbagai cairan, diantara cairan tubuh, air, ekstrak
lada, serta bir. Penemuan mikroskop pada waktu itu membuka peluang unttuk
dilakukannya penelitian mengenai proses terjadinya fermentasi dan penemuan jasad
renik penyebab penyakit.6
Adapun alat-alat yang dipergunakan pada laboratorium mikrobiologi antara
lain:
1. Mikroskop Cahaya (Brightfield Microscope)
Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya.
Dengan mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang. Pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan
diameter lebih kecil dari 0,1 mm. berikut merupakan uraian tentang cara penggunaan
bagian-bagiandan spesifikasi mikroskop cahaya merk Olympus CH20 yang dimiliki
Laboratorium Mikrobiologi.
2. Autoklaf
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan
yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan.
5Lay, Analisis Mikroba di Laboratorium (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), h. 58.
6Ferdias, Mikrobiologi Pangan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), h. 126
35
Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu
121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15
pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan
biasanya 15 menit untuk 121oC.
3. Inkubator (Incubator)
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu
yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.
Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC.
4. Hot plate stirrer dan Stirrer bar
Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk
menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat
dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi.
Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-
100 dari SBS® misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan
sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425oC.
5. Colony counter
Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh
setelah diinkubasi di dalam cawankarena adanya kaca pembesar. Selain itu alat
tersebut dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan
pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan Petri dapat ditandai
dan dihitung otomatis yang dapat di-reset.
36
6. Biological Safety Cabinet
Biological Safety Cabinet (BSC) atau dapat juga disebut Laminar Air Flow
(LAF) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai
pola pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasisinar
UV beberapa jam sebelum digunakan.
7. Mikropipet (Micropippete) dan Tip
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup
kecil, biasanya kurang dari 1000 µl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet,
misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume
pipette) antara 1µl sampai 20 µl, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya,
hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 µl.
dalam penggunaannya, mukropipet memerlukan tip.
8. Cawan Petri (Petri Dish)
Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme.
Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai
penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang
biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan
cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.
9. Tabung reaksi (Reaction Tube / Test Tube)
Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi
dan menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair.
Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium
37
foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk
menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants
agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media
yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak terlalu
lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena
memperbesar resiko kontaminasi. Untuk alasan efisiensi, media yang ditambahkan
berkisar 10-12 ml tiap tabung.
10. Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)
Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang. Labu
Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan
komposisi media, menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dll.
Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu