1 PENGEMBANGAN SOSIAL SKILL PADA SISWA DI MTS ITTIHADIL UMMAH KARANG ANYAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh: Muh.Nizar Sua’idi NIM. 15.1.13.6.173 FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM 2017
1
PENGEMBANGAN SOSIAL SKILL PADA SISWA DI MTS ITTIHADIL UMMAH KARANG ANYAR
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Oleh:
Muh.Nizar Sua’idi NIM. 15.1.13.6.173
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2017
2
PENGEMBANGAN SOSIAL SKILL PADA SISWA DI MTS ITTIHADIL UMMAH KARANG ANYAR
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Skripsi
DiajukankepadaUniversitas Islam NegeriMataram Untukmelengkapipersyaratanmencapaigelar
SarjanaPendidikan (S.Pd)
Oleh:
Muh.Nizar Sua’idi NIM. 15.1.13.6.173
JURUSAN PENDIDIKAN IPS EKONOMI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2017
ii
UNIVERSITASFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jl.Gajah Mada
Skripsi Muh. Nizar Sua’idi, NIM. 15.1.13.6.173, yang berjudul Pengembangan Sosial
Skill Siswa Di MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Tahun Pelajaran 2016/2017
telah memenuhi syarat dan disetujui untuk di
PadaTanggal Juli2017
Pembimbing I
Dr. Hj. Lubna, M.Pd NIP. 196812311993032008
KEMENTRIAN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UI N) MATARAMFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN IPS EKONOMIJl.Gajah Mada No. 100, Telp. (0370) 620783, Jempong
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi Muh. Nizar Sua’idi, NIM. 15.1.13.6.173, yang berjudul Pengembangan Sosial
Skill Siswa Di MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Tahun Pelajaran 2016/2017
telah memenuhi syarat dan disetujui untuk di-munaqasyah
7.
Di bawah bimbingan:
Pembimbing II
H. IbnuHizam, M. Pd196812311993032008 NIP.197312312005011009
iii
3
N) MATARAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IPS EKONOMI Jempong – Mataram
Skripsi Muh. Nizar Sua’idi, NIM. 15.1.13.6.173, yang berjudul Pengembangan Sosial
Skill Siswa Di MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Tahun Pelajaran 2016/2017”
munaqasyah-kan.Disetujui
Pembimbing II
H. IbnuHizam, M. Pd 197312312005011009
UNIVERSITAS FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jl.Gajah Mada
Hal : Munaqasyah
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan sesuai dengan masukan
pembimbing dan pedoman penulisan skripsi, kami berpendapat bahwa skripsi Muh.
Nizar Sua’idi NIM.15.1.13.6.173,
PadaSiswa MTsIttihadilUmmahKarangAnyarTahunPelajaran 2016/2017
memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang
Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram.
Demikian, ata
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing I
Dr. Hj. Lubna, M.Pd NIP. 196812311993032008
KEMENTRIAN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN ) MATARAMFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN IPS EKONOMIJl.Gajah Mada No. 100, Telp. (0370) 620783, Jempong
NOTA DINAS PEMBIMBING
Munaqasyah
Mataram,Juli
Kepada
Yth. Rektor UIN Mataram
di-
Mataram
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan sesuai dengan masukan
pembimbing dan pedoman penulisan skripsi, kami berpendapat bahwa skripsi Muh.
NIM.15.1.13.6.173, yang berjudul “PengembanganSosial Skill
PadaSiswa MTsIttihadilUmmahKarangAnyarTahunPelajaran 2016/2017
memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram.
Demikian, atas perhatian Bapak Rektor disampaikan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing II
H. IbnuHizam, M.Pd196812311993032008 NIP.197312312005011009
iv
4
) MATARAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IPS EKONOMI Jempong – Mataram
2017
Yth. Rektor UIN Mataram
Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan sesuai dengan masukan
pembimbing dan pedoman penulisan skripsi, kami berpendapat bahwa skripsi Muh.
“PengembanganSosial Skill
PadaSiswa MTsIttihadilUmmahKarangAnyarTahunPelajaran 2016/2017” telah
skripsi Fakultas Ilmu
s perhatian Bapak Rektor disampaikan terima kasih.
Pembimbing II
H. IbnuHizam, M.Pd 197312312005011009
5
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : MUH. NIZAR SUA’IDI
NIM : 15.1.13.6.173
Jurusan : Pendidikan IPS Ekonomi
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Institusi : UIN Mataram
Dengan ini menyatakan bahwa SKRIPSI dengan judul “Pengembangan
Sosisal Skill Pada Siswa Di MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Tahun Pelajaran
2016/2017” ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali
pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.
Apabila dibelakang hari ternyata karya tulis ini tidak asli, saya siap dianulir
gelar kesarjanaan saya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Mataram.
Mataram,7 Juli 2017 Saya yang menyatakan,
Muh.Nizar Sua’idi NIM. 15.1.13.6.173
v
UNIVERSITASFAKULTAS ILMU
Jl.Gajah Mada
Skripsi dengan
Ittihadil Ummah Karang
Muh. Nizar Sua’idi NIM. 15.1.13.6.173, Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram telah di
17 Juli 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk mencapai gel
Pendidikan.
1. Ketua Sidang/ Pembimbing I
2. Sekertaris Sidang/Pembimbing II
3. Penguji I
4. Penguji II
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
KEMENTRIAN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (U IN) MATARAMFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN IPS EKONOMIJl.Gajah Mada No. 100, Telp. (0370) 620783, Jempong
HALAMAN PENGESAHAN
dengan judul “Pengembangan Sosial Skill Pada
Karang Anyar Tahun Pelajaran 2016/2017” yang diajukan oleh
Nizar Sua’idi NIM. 15.1.13.6.173, Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram telah di-munaqasah-
17 Juli 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk mencapai gel
Dewan Munaqasyah:
:Dr. Hj. Lubna, M.Pd ( NIP. 196812311993032008
Sekertaris Sidang/ :H. Ibnu Hizam, M.Pd ( NIP.197312312005011009
:Dr. Baharudin, ( NIP.197112311998031010
:Sarapudin, M,A ( NIP. 197812312007011090
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Mataram
Dr. Hj. Nurul Yakin,M.Pd NIP.196412311991032006
vi
6
IN) MATARAM TARBIYAH DAN KEGURUAN
IPS EKONOMI Jempong – Mataram
Sosial Skill Pada Siswa Di MTs
yang diajukan oleh
Nizar Sua’idi NIM. 15.1.13.6.173, Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi, Fakultas
-kan pada hari senin
17 Juli 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana
)
)
)
)
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
7
MOTTO
$pκ š‰ r'≈tƒ â¨$Ζ9$# (#θà)®? $# ãΝ ä3−/ u‘ “ Ï% ©! $# / ä3s)n= s{ ÏiΒ <§øΡ ;ο y‰Ïn≡ uρ t,n=yz uρ $pκ÷] ÏΒ $yγy_÷ρy— £] t/ uρ
$uΚåκ ÷]ÏΒ Zω%y Í‘ #Z��ÏWx. [ !$|¡ÎΣ uρ 4 (#θà)? $#uρ ©!$# “ Ï% ©!$# tβθä9u!$|¡s? ϵÎ/ tΠ%tnö‘F{$#uρ 4 ¨βÎ) ©!$# tβ%x.
öΝ ä3ø‹n=tæ $Y6Š Ï% u‘ ∩⊇∪
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasikamu. (QS. An-Nisa : 1).1
1Departemen Agama RI. Al-Jumanatul Ali, Qur’an danTerjemahannyaSurat An-Nisa: 1 (Bandung : CV. J-Art, 2005)
vii
8
PERSEMBAHAN :
Bismillahirrohmanirrahim
Skripsi ini kupersembahkanbuat orang-orang yang sayacintaiyaitu:
1. Kedua orang tuaku, ayahandaku tercinta (H. Anhar, S.Pd.I) dan ibundaku tersayang (Ripdah, S.Pd), sebagai ungkapan terimakasih ananda yang sebesar-besarnya atas setiap tetesan keringat, didikan, bimbingan, dorongan, nasehat serta curahan kasihsayang yang tiada henti-hentinya disetiap hembusan napasku. Baktiku serta pengorbanan apapun takakan bis amenggantikan jasa kalian, semoga Allah membalas semuanya.
2. Kakak-kakaku tercinta (Nurul Khaeroni, Amd. Kep dan M. Habiburrahman, S.Pd) yang telah membimbing dan mengayomi serta Adik-adikku tersayang dan tercinta (M. Ilham Thayyibi dan Riyadul Jannah) semoga kelak menjadi orang yang berguna, sukses menggapai cita-cita yang diimpikan baik di dunia maupun di akherat.
3. Bapak Drs. H. Moh. Fakhri M.Pd dan ibuHj. Nurul Khaeroni sekeluarga yang telah membimbingku, memberikan motivasi, nasehat serta kasih sayang yang tulus yang tidak dapat terhitung nilainya, karena kalianlah yang menjadi orang tuaku selama diperantauan saya ucapkan terimakkasih yang terdalam.
4. Buat semua sahabat-sahabatku
viii
9
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah swt yang telah
memberikan penulis kekuatan serta kesabaran, sehingga penulis mampu
merampungkan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam kepada junjungan alam
Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari alam yang
gelap gulita (kebodohan) menuju alam yang terang benderang seperti sekarang ini.
Skripsi ini merupakan karya kecil penulis selaku mahasiswa pada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Pendidikan IPS (Ekonomi), Universitas Islam
Negeri (UIN) Mataram, sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd).
Penyusunan skripsi yang berjudul “Pengembangan Sosial Skill Pada Siswa di
MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Tahun Pelajaran 2016/2017”, tidak terlepas dari
bantuan semua pihak terutama dosen pembimbing, maka dengan itu penulis dengan
hati yang ikhlas mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada yang
terhormat :
1. Ibu Dr. Hj Lubna, M.Pd selaku pembimbing I dan Bapak H. Ibnu Hizam, M. Pd
selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya untuk
memberikan arahan serta petunjuk secara intensif dan konsisten kepada penulis
selama proses penyusunan skripsi ini.
ix
10
2. Ibu Dekan Fakultas Tarbiyah, Ketua Jurusan IPS (Ekonomi) serta seluruh
jajarannya yang telah memberikan pelayanan akademik selama penyusunan
skripsi ini.
3. Bapak/Ibu dosen Pendidikan IPS (Ekonomi) yang selama ini telah memberikan
penulis berbagai macam pengalaman dan pengetahuan baru selama perkuliahan.
4. Paozan, S.Pd, selaku kepala MTs.Ittihadil Ummah, dan seluruh guru dan staf tata
usaha MTs Ittihadil Ummah yang telah banyak memberikan bantuan selama
penelitian berlangsung dan tidak lupa juga terima kasih yang sebesar-besarnya
untuk para siswa-siswi yang telah bersedia menjadi responden dalam penelian ini.
5. Dan seluruh rekan-rekan yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan
selama penyusunan skripsi ini.
Apa yang penulis paparkan dalam karya kecil ini tentunya masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi penulisan maupun kelengkapan data yang penulis
paparkan, hal ini terlepas dari keterbatasan kapasitas keilmuan penulis, karena itu
kritik dan saran dari semua pihak, merupakan solusi terbaik dalam rangka menjadikan
karya kecil ini sebagai sebuah karya yang berkualitas, sehingga layak menjadi
konsumsi dalam kajian keilmuan.
x
11
Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat terutama bagi penulis dan
semoga Allah SWT. Senantiasa menaungi kita semua dengan payung hidaya-Nya.
Amin
Mataram, 07 Juli 2017
Muh. Nizar Sua’idi
xi
12
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... iii
HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................... v
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi
ABSTRAK ........................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Konteks Penelitian .................................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ........................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
E. Telaah Pustaka .......................................................................................... 6
F. Kajian Teori .............................................................................................. 8
xii
13
1. Pengertian Sosial Skill ....................................................................... 8
2. Faktor-faktor Yang mempengaruhi sosial skill ................................. 11
3. Dimensisosial skill ............................................................................. 15
4. Teknik dalam pengembangan sosial skill........................................... 17
G. Metode Penelitian...................................................................................... 20
1. Pendekatan Penelitian ......................................................................... 20
2. Kehadiran Peneliti ............................................................................... 22
3. Lokasi Penelitian ................................................................................. 23
4. Sumber Data ........................................................................................ 24
5. Teknik Pengeumpulan Data ................................................................ 25
6. Teknik Analisis Data ........................................................................... 29
7. Keabsahan Data ................................................................................... 31
BAB IIPaparan Data dan Temuan .................................................................... 33
A. Gambaran UmumLokasiPenelitian ......................................................... 33
B. Program MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar dalam mengembangkan
sosial skill siswa. ..................................................................................... 37
C. Peran guru dalam mengembangkan sosial skill siswa di MTs Ittihadil
Ummah Karang Anyar ............................................................................ 41
BAB III Pembahasan .......................................................................................... 43
A. Program MtsIttihadil Ummah Karang Anyar dalam mengembangkan
sosial skill siswa. ....................................................................................... 43
xiii
14
B. Peran Guru DalamPengembanganSosial Skill Siswa di MTs Ittihadil
Ummah Karang Anyar Tahun Pelajaran 2016/2017 ................................. 50
BAB VI PENUTUP ............................................................................................. 53
A. Simpulan ................................................................................................. 53
B. Saran ....................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
15
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Nama-nama Guru dan Pegawai MTs Ittihadil Ummah ................... 35
Tabel 1.2 Data siswa-siswi MTs Ittihadil Ummah ......................................... 36
xv
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Pedoman wawancara Kepala sekolah MTs Ittihadil Ummah
Lampiran 2: Pedoman wawancara MTs Ittihadi lUmmah
Lampiran 3:Pedoman Dokumentasi
Lampiran 4:Pedoman Observasi
Lampiran 5:Kisi-Kisi Observasi
Lampiran 6:FotoWawancara dengan Siswa
Lampiran 7:FotoWawancara dengan Kepala Sekolah
Lampiran 8:Foto Wawancara dengan Guru
Lampiran 9:Foto Kegiatan Imtaq
Lampiran 10:Foto Kegiatan Muhadaroh
Lampiran 11:Foto Kegiatan Muhadaroh
Lampiran 12:Foto Kegiatan Pencak Silat Merah Putih (MP)
Lampiran 13:Pedoman Wawancara Guru
xvi
17
PENGEMBANGAN SOSIAL SKILL PADA SISWA DI MTS ITTIHADIL UMMAH KARANG ANYAR
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Oleh: Muh.NizarSua,idi
151.13.6.173
ABSTRAK Setiap siswa akan memiliki sosial skill tersendiri. Bahkan bagi yang tidak
memilikinya kelak pasti akan mendapatkannya. Hanya saja sosial skill tiap siswa itu berbeda-beda, ada yang tinggi dan juga ada yang rendah. Semua itu tergantung dari proses pengembangannya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif jenis fenomenologis.
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengidentifikasi program apa saja yang ada di MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar dalam mengembangkan sosial skill siswa Tahun Pelajaran 2016/2017, Untuk mengidentifikasi peran guru dalam mengembangkan sosial skill siswa di MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Tahun Pelajaran 2016/2017.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif jenis fenomenologis. Dimana dalam pelaksanaan penelitian, peneliti dapat memberikan makna-makna logis terhadap fenomena sosial secara sistematis dan bertahap, kemudian menguatkannya dengan teori atau dalil-dalililmiah agar pemaknaannya bertahan dan kuat dan argumentasi yang otoritatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Kemudian teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data Miles and Huberman.
Hasil penelitian dan anlisa peneliti tentang pengembangan sosial skill siswa yang peneliti dapatkan di MTs Ittihadil Ummah , maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: Program yang dimiliki Pondok Pesantren dalam pengembangan sosial skill siswa yaitu: (1) Muhadarah atau sering disebut pidato di depan halayak umum dengan syarat tertentu, (2) Pencak Silat Merpati Putih (MP) atau sering disebut kegiatan silat bela diri yang bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri dan melatih ketahanan mental siswa, (3) Imtaq adalah suatu kegiatan keagamaan yang bertujuan untuk meningkatkan iman siswa kepada Allah, meningkatkan mental spiritual siswa.
Peran Guru dalam pengembangan sosial skill siswayaitu (1) Guru sebagai fasilitator, (2) Guru sebagai model, (3) Guru sebagai Komunikator, (4) Guru sebagaimotifator. Guru sangat berperan dalam mengembangkan sosial skill siswa karena guru memberikan contoh yang baik pada siswa, membentuk karakater siswa, yang memberikan layanan dalam kegiatan pembelajaran dan sekaligus memberikan motifasi pada siswa. Kata Kunci: Sosial Skill
xvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Pendidikan merupakan aspek penting untuk menjadikan manusia yang
berakhlak mulia, dan tempat untuk mengembangkan bakat dan minat yang
dimilikinya oleh seseorang (peserta didik). Oleh karena itu, pendidikan nasional
akan mampu membentuk manusia-manusia yang dapat mengembangkan potensi
yang ada pada dirinya sendiri. seperti yang diterangkan dalam UU Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2013.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2 Untuk menumbuhkan kreatifitas dan menjadikan siswa menjadi mandiri
banyak sekolah yang melaksanakan program sekolah yang berbentuk
pengembangan sosial skill di sekolah ada yang berbentuk program pengembangan
diri dan ekstrakurikuler. Sosial skill sangat dibutuhkan oleh setiap siswa
mengingat bahwa siswa merupakan makhluk sosial yang pada hidupnya tidak
dapat terlepas dari pengaruh orang lain.
Sebagai makhluk sosial, individu dituntut untuk mampu mengatasi segala
permasalahan hidup yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan
sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan dan norma yang
2 UU RI No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grapika, 2003), h. 5
1
2
berlaku. Oleh karena itu setiap individu dituntut untuk mampu menguasai sosial
skill dan mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitarnya. Sosial skill
menjadi semakin penting, apalagi sikap siswa ketika sudah memasuki dunia
pergaulan yang lebih luas, di mana pengaruh teman-teman dan lingkungan sosial
akan sangat menentukan. Hal ini dikarenakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari
tidak dapat terlepas dari sosial skill.
Menurut Syamsul Bachri Thalib, Sosial skill merupakan keterampilan
individu dalam mengatasi segala permasalahan yang timbul sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan
aturan atau norma yang berlaku.3 Sosial skill, baik secara langsung maupun tidak
langsung akan membantu seseorang untuk dapat menyesuaikan diri dengan
standar harapan masyarakat dalam norma-norma yang berlaku di sekelilingnya
atau istilah lainnya yang biasa menjadikan seseorang untuk tetap mampu bertahan
dalam kehidupannya meski dengan berbagai keadaan dan situasi yang
dihadapinya. Kemampuan mengolah emosi minimal dapat menghantarkan
seseorang bertahan dalam mengatasi kesulitan, menghadapi tantangan atau
mampu merespon kesulitan yang dihadapinya dengan baik.
Madrasah sebagai institusi pendidikan Islam memiliki peran yang penting
dalam mengembangkan sosial skill pada siswa. Mengingat selama ini madrasah
telah terbukti memberikan sumbangan dalam mewujudkan kualitas sumber daya
3 Syamsul Bachri Thalib, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif
(Yogyakarta: Kencana Media Group, 2010), hal, 159.
3
manusia yang handal, serta dapat mengantarkan anak didik atau siswa untuk
mencapai keberhasilan dalam hidupnya. Kehidupan di madrasah mengajarkan
kepada siswa mengenai sosial skill. Sosial skill tersebut adalah keterampilan-
keterampilan yang dikaitkan dengan berbagai kegiatan di madrasah serta
pergaulan dengan sesama siswa.
Hubungan pertemanan atau pergaulan yang seimbang dapat diperoleh jika
siswa memiliki rasa percaya diri dan menghadapi berbagai masalah serta mencari
solusinya. Sosial skill juga membuatnya mudah diterima oleh siswa lain karena
mampu berperilaku sesuai harapan lingkungannya secara tepat.
Hasil observasi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 12 Januari dan
5 April 2017, menunjukkan beberapa program penegembangan sosial skill siswa
sudah dilaksanakan di MTs Ittihadil Ummah, akan tetapi program sosial skill
tersebut masih menemukan beberapa kendala, Sehingga terlihat para siswa belum
mampu mengexpresikan sosial skill secara maksimal dalam pergaulan sehari-
sehari di sekolah. Dilihat dari cara bermain dan juga komunikasi siswa dengan
siswa, ada siswa yang menyendiri dalam bermain ada siswa yang membentuk
kelompok atau geng dalam bermain, ini menyebabkan siswa yang satu dengan
yang lainnya tidak bisa mengembangkan sosial skillnya dengan baik.4
Setiap siswa akan memiliki sosial skill tersendiri. Bahkan bagi yang tidak
memilikinya kelak pasti akan mendapatkannya. Hanya saja sosial skill tiap siswa
4Observasi Awal, di Sekolah MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Mataram, 12 Januari dan 5
April 2017
4
itu berbeda-beda, ada yang tinggi dan juga ada yang rendah. Semua itu tergantung
dari proses pengembangannya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
metode kualitatif jenis fenomenologis.
Hal tersebut mendorong untuk diteliti lebih lanjut tentang “Pengembangan
Sosial skill Siswa Di MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Tahun Pelajaran
2016/2017”.
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini memfokuskan diri pada pengembangan sosial skill pada diri
siswa yang dirinci sebagai berikut:
1. Apa saja program MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar dalam mengembangkan
sosial skill siswa Tahun Pelajaran 2016/2017?
2. Bagaimana peran guru dalam mengembangkan sosial skill siswa di MTs
Ittihadil Ummah Karang Anyar Tahun Pelajaran 2016/2017?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengidentifikasi program apa saja yang ada di MTs Ittihadil Ummah
Karang Anyar dalam mengembangkan sosial skill siswa Tahun Pelajaran
2016/2017.
2. Untuk mengidentifikasi peran guru dalam mengembangkan sosial skill siswa
di MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Tahun Pelajaran 2016/2017.
5
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan dapat
dijadikan refrensi oleh semua kalangan. Adapun manfaat yang diharapkan yaitu
manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan dan
memberikan informasi baru bagi peneliti serta dapat dijadikan sebagai bahan
atau modal dasar dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang kaitannya
dengan pengembangan sosial skill siswa sehingga siswa mampu berinteraksi
dengan masyarakat luas.
2. Manfaat Praktis
1) Sebagai bahan masukan bagi para guru khususnya di MTs Ittihadil Ummah
Karang Anyar untuk mencari solusi dalam mengembangkan sosial skill
siswa.
2) Untuk menambah pengetahuan, pengembangan cakrawala berpikir peneliti.
3) Hasil dari penelitian ini diharapkan digunakan sebagai salah satu
pertimbangan dalam membuat program untuk mengembangkan sosial skill
siswa .
6
E. Telaah Pustaka
Telaah Pustaka merupakan karya ilmiah yang memiliki kemiripan atau
keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Adanya keterkaitan
tersebut menunjukkan bahwa suatu penelitian bisa ditindak lanjuti dari penelitian
sebelumnya, atau adanya hubungan dan relevansi yang berkaitan antara penelitian
terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Akan tetapi hubungan
atau relevansi tersebut bukan berarti memiliki kesamaan dan kemiripan yang
persis sama dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya. Setiap penelitian, baik
itu penelitian terdahulu maupun penelitian yang dilakukan peneliti.memiliki fokus
masalah yang berebeda-beda dan beragam.
Penelitian Anisa Setia Novian Nuha, yang berjudul tentang Pengaruh
Sosial Skill Pustakawan Terhadap Minat Kunjung Pembaca Di Perpustakaan
Madrasah Aliyah Negeri 2 Banjarnegara, (2014), Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh yang positif dan signifikan serta seberapa
besar pengaruh social skill pustakawan terhadap minat kunjung pemustaka di
perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Banjarnegara, Penelitian ini termasuk
penelitian yang menggunakan metode kuantitatif yang mempunyai variabel
independen (sosial skill pustakawan) dan variabel dependen ( minat kunjung
pembaca), Hasil analisis menunjukan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan
sosial skill terhadap minat kunjung pembaca di perpustakaan Madrasah Aliyah
Negeri 2 Banjarnegara.
7
Penelitian Munawarotul Fauziyah, yang berjudul tentang Pengaruh Sosial
Skill Terhadap Kepedulian Santri Komplek Q Al-Munawwir Krapyak
Yogyakarta, (2012), penelitian ini bertujuan yang pertama, untuk menganalisa
tingkat sosial skill dan tingkat kepedulian santri komplek Q Al-Munawwir
sedangkan yang kedua, untuk mengetahui besarnya pengaruh antara sosial skill
terhadap kepedulian santri Q Al-Munawwir, Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas santri komplek Q
Al-Munawwir memiliki tingkat sosial skill dan kepedulian yang cukup tinggi,
yaitu sebesar 46,4 %. Berdasarkan hasil perhitungan regresi, sosial skill
berpengaruh terhadap kepedulian santri sebesar 24 % pada setiap kenaikan 1 %,
dan nilai R Square sebesar 0,49 (49 %) menunjukkan ketepatan variable
independen dalam mengukur dependen variabel adalah sebesar 49 %. Sedangkan
sisanya sebesar 51 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak di masukkan
dalam penelitian ini.
Penelitian Susi Komalasari, yang berjudul tentang Pengaruh Model
pembelajaran Advokasi Terhadap Sosial skill Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran
IPS Ekonomi di MA Al Mannan Bagik Nyaka Kec. Aikmel Lotim Tahun
Pelajaran 2016/2017, (2016), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
“Pengaruh Model Pembelajaran Advokasi Terhadap Sosial skill Siswa Kelas X
Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi di MA Al Mannan Bagik Nyaka Kec. Aikmel
Lotim Tahun Pelajaran 2016/2017, penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif jenis metode eksperimen semu yang desainnya berupa nonequivalent
8
control group design, Hasil penelitian ini menujukkan bahwa terdapat perbedaan
sosial skill siswa yang diterapkan model pembelajaran advokasi dibandingkan
dengan siswa yang tidak diberikan dengan model pembelajaran advokasi.
Perbedaan rata-rata kelas kelas ini dapat disebabkan oleh adanya perbedaan
perlakuan terhadap kedua kelompok kelas tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh model pembelajaran advokasi terhadap sosial skill siswa kelas
X pada mata pelajaran IPS ekonomi di MA Al Mannan Bagik Nyala Kec. Aikmel
Lotim Tahun Pelajaran 2016/2017.
Dari beberapa telaah pustaka di atas, terdapat kesamaan variabel antara
penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu sama-sama
meneliti tentang sosial skill. Perbedaannya terletak pada metode, subyek,obyek,
hasil dan tempat penelitian, penelitian terdahulu menggunakan pendekatan
kuantitatif sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif.
F. Kajian Teori
1. Pengertian Sosial skill
Sosial skill merupakan aspek penting yang harus dimiliki oleh peserta
didik. Oleh karena itu sosial skill akan membantu peserta didik dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari. Seperti yang dikatakan oleh Musyarafah
bahwa :
Sosial skill merupakan kemampuan untuk menciptakan hubungan sosial yang serasi dan memuaskan, penyesuaian terhadap lingkungan sosial dan memecahkan masalah sosial yang dihadapi serta mampu
9
mengembangkan aspirasi dan menampilkan diri, dengan ciri saling menghargai, mandiri, mengetahui tujuan hidup, disiplin dan mampu membuat keputusan. Sosial skill dapat berupa keterampilan komunikasi, manajemen marah, solusi konflik, situasi berteman dan menjadi bersama dengan teman kerja dan teman sekamar .5
Sosial skill merupakan bagian penting dari kemampuan hidup manusia.
Tanpa memiliki sosial skill ini maka manusia tidak mulus dalam berinteraksi
dengan orang lain, sehingga hidupnya kurang harmonis. Menurut Nandang
Budiman menyatakan bahwa “sosial skill merupakan keterampilan
berkomunikasi, penyesuaian diri, dan keterampilan menjalin hubungan baik
dengan orang lain”.6
Sosial skill ini terkait dengan keterampilan bagaimana siswa
berkomunikasi, berinteraksi, berinterrelasi, dan berinterpedensi dengan orang
lain secara beradab.7 Menurut Gimpel dan Merell dalam Tita Septiani Sosial
skill merupakan kemampuan individu untuk berkomunikasi efektif dengan
orang lain baik secara verbal maupun non verbal sesuai dengan situasi dan
kondisi yang ada pada saat itu, dimana keterampilan ini merupakan perilaku
yang dipelajari. Remaja dengan sosial skill akan mampu mengungkapkan
5Musyarofah, “Pengembangan Keterampilan Sosial Pada Santri di Pondok Pesantren
Addimiyati Jember, ( Skripsi: IAIN Jember, Jember, 2014), h. 4 6Hilma Irawati, “Penggunaan Model Pembelajaran Advokasi Dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa di Praya Timur, ( Skripsi: IAIN Mataram, Mataram, 2014), h. 38 7 Hariyanto, Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar Kelas Rendah, (Mataram: Cerdas Press.
2010), h. 74
10
perasaan, baik positif maupun negatif dalam hubungan interpersonal, tanpa
harus melukai orang lain.8
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sosial skill
memuat aspek-aspek seperti keterampilan hidup dan bekerja sama,
keterampilan untuk saling berinteraksi antara orang yang satu dengan yang
lainnya, keterampilan untuk mengontrol diri dengan orang lain, keterampilan
dalam bertukar pikiran dan pengalaman sehingga tercipta suasana yang
menyenangkan bagi setiap anggota kelompok. Sosial skill merupakan salah satu
komponen yang harus dimiliki seseorang agar dapat menjalankan kehidupannya
secara baik sebagai makhluk individu maupun sosial.
Sosial skill sangat diperlukan ketika siswa memasuki kelompok sebaya.
Pada kenyataannya menunjukkan siswa dengan sosial skill yang rendah
umumnya tidak disukai, dikucilkan, atau diabaiakan oleh teman-teman. Siswa
yang sering kali mengalami kegagalan dalam lingkungannya akan mendapatkan
penilaian negatif dari lingkungannya, demikian juga siswa yang tidak memiliki
sosial skill akan sulit mempertahankan dan menjalin hubungan dengan teman
lain, perilakunya sering merugikan diri sendiri dan orang lain sehingga
menimbulkan reaksi negatif dari teman-teman lain.
8Tita Septiani, “Peningkatan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Penerapan Metode Simulasi
Pada Pembelajaran IPS Kelas V SD Negeri PAKEM 2 Sleman. ( Skripsi : UNY, Yogyakarta, 2014), h. 6
11
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sosial skill
Menurut hasil studi Davis dan Forsythe dalam Patimah Enung terdapat
8 aspek yang mempengaruhi sosial skill (social skill) dalam kehidupan remaja
yaitu :9
a. Keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi anak dalam
mendapatkan pendidikan. Kepuasan psikis yang diproleh anak dalam
keluarga akan sangat menentukan bagaimana ia akan bereaksi terhadap
lingkungan. Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang tidak
harmonis atau broken home sehingga tidak mendapatkan kepuasaan psikis
yang cukup akan sulit mengembangkan sosial skillnya. Hal ini dapat terlihat
dari:
1) Kurang adanya saling pengertian (low mutual understanding)
2) Kurang mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan orangtua dan
saudara
3) Kurang mampu berkomunikasi secara sehat
4) Kurang mampu mandiri
5) Kurang mampu memberi dan menerima sesama saudara
6) Kurang mampu bekerja sama
7) Kurang mampu mengadakan hubungan yang baik
9 Fatimah Enung, Psikologi Perkembangan, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2010), h. 96
12
Dengan memerhatikan hal-hal tersebut, amatlah penting bagi
orangtua untuk menjaga keharmonisan keluarganya. Dan hal yang paling
penting diperhatikan oleh orangtua adalah menciptakan suasana yang
demokratis di dalam keluarga sehingga remaja dapat menjalin komunikasi
yang baik dengan orangtua maupun saudara-saudaranya. Dengan adanya
komunikasi timbal balik antara anak dan orangtua, segala konflik yang
timbul akan mudah diatasi. Sebaliknya, komunikasi yang kaku, dingin,
terbatas, menekan, penuh otoritas, hanya akan memunculkan berbagai
konflik berkepanjangan sehingga suasana menjadi tegang, panas, emosional.
b. Lingkungan
Sejak dini, anak-anak harus sudah diperkenalkan dengan lingkungan.
Lingkungan dalam batasan ini meliputi lingkungan fisik (rumah, pekarangan)
dan lingkungan sosial (tetangga), lingkungan keluarga (keluarga primer &
sekunder), lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat luas. Dengan
pengenalan lingkungan sejak dini, anak sudah mengetahui bahwa dia
memiliki lingkungan sosial yang luas, tidak hanya terdiri dari orangtua,
saudara, atau kakek dan nenek saja.
c. Kepribadian
Secara umum, penampilan sering diidentikkan dngan manifstasi dari
kepribadian sesorang, padahal sebenarnya tidak demikian karna apa yang
tampil tidak selalu menggambarkan pribadi yang sebenarnya (bukan aku yang
sebenarnya). Dalam hal ini amatlah penting bagi remmaja untuk tidak menilai
13
seseorang berdasarkan penampilan semata, sehingga mengucilkan orang yang
memiliki penampilan tidak menarik. Disinilah pentinngnya orangtua
memberikan mmberikan penanaman nilai-nilai yang menghargai harkat dan
martabat orang lain tanpa mendasarkan peda hal-hal fisik, seperti materi atau
penampilan.
d. Rekreasi
Rekreasi merupakan kebutuhan sekunder yang sebaiknya dapat
terpenuhi. Dengan rekreasi, seseorang akan merasa mendapat kesegaran fisik
maupun pisikis, sehingga terlepas dari rasa capek, bosan, monoton, serta
mendapatkan semangat baru.
e. Pergaulan dengan lawan jenis
Untuk menjalankan peran menurut jenis kelamin, anak, dan remaja
seyogianya tidak dibatasi pergaulannya hanya dengan teman-teman yang
memiliki jenis kelamin yang sama. Pergaulan dengan lawan jenis akan
memudahkan anak dalam mengidentifikasi sex role behavior yang menjadi
sangat penting dalam persiapan berkeluarga maupun berkeluarga.
f. Pendidikan
Pada dasarnya, sekolah mengajarkan berbagai keterampilan kepada
anak. Salah satu keterampilan tersebut adalah sosial skill yang dikaitkan
dengan cara-cara belajar yang efisien dan berbagai teknik belajar sesuai
dengan jenis pelajaranya. Dalam hal ini peran orang tua adalah menjaga agar
14
keterampilan-keterampilan tersebut tetap dimiliki oleh anak dan
dikembangkan terus-menerus sesuai tahap perkembangannya.
g. Persahabatan dan solidaritas kelompok
Pada masa remaja, peran kelompok dan teman-teman amatlah besar.
Sering remaja bahkan lebih mementingkan urusan kelompok dibandingkan
urusan dengan keluarganya. Hal tersebut merupakan suatu yang normal sejauh
kegiatan yang dilakukan remaja dan kelompoknya bertujuan positif dan tidak
merugikan orang lain. Dalam hal ini orang tua perlu memberikan dukungan
sekaligus pengawasan agar remaja dapat memiliki pergaulan yang luas dan
bermamfaat bagi perkembangan psikososialnya.
h. Lapangan kerja
Cepat atau lambat, setiap orang pasti akan menghadapi dunia kerja.
Sosial skill untuk memilih lapangan kerja sebenarnya telah disiapkan sejak
anak masuk sekolah dasar. Melalui berbagai pelajaran di sekolah, mereka
telah mengenal berbagai lapangan pekerjaan yang ada dalam masyarakat.
Setelah masuk SLTA, mereka mendapat bimbingan karir untuk mengarahkan
karir masa depan. Dengan memahami lapangan kerja dan keterampilan-sosial
skill yang dibutuhkan, remaja yang terpaksa tidak dapat melanjutkan sekolah
ke prguruan tinggi akan siap untuk bekerja.
Berdasarkan ulasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa sosial skill
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor keluarga, lingkungan,
15
keperibadian, rekreasi, pergaulan dengan lawan jenis, pendidikan prsahabatan
dan solidaritas kelompok, dan lapangan kerja.
3. Dimensi Sosial skill
Dimensi Sosial skill Caldarella dan Merrell (dalam Gimpel & Merrell)
mengemukakan 5 (lima) dimensi yang terdapat dalam sosial skill, yaitu :10
1) Hubungan dengan teman sebaya (Peer relation), ditunjukkan melalui
perilaku yang positif terhadap teman sebaya seperti memuji atau
menasehati orang lain, menawarkan bantuan kepada orang lain, dan
bermain bersama orang lain
2) Manajemen diri (Self-management),merefleksikan remaja yang memiliki
emosional yang baik, yang mampu untuk mengontrol emosinya,
mengikuti peraturan dan batasan-batasan yang ada, dapat menerima
kritikan dengan baik.
3) Kemampuan akademis (Academic), ditunjukkan melalui pemenuhan
tugas secara mandiri, menyelesaikan tugas individual, menjalankan
arahan guru dengan baik.
4) Kepatuhan (Compliance), menunjukkan remaja yang dapat mengikuti
peraturan dan harapan, menggunakan waktu dengan baik, dan
membagikan sesuatu.
10Musyarofah, Pengembangan Keterampilan Sosial Pada Santri di Pondok Pesantren
Addimiyati Jember, ( Skripsi: IAIN Jember. 2014), h. 5
16
5) Perilaku assertive (Assertion),didominasi oleh kemampuan-kemampuan
yang membuat seorang remaja dapat menampilkan perilaku yang
tepatdalam situasi yang diharapkan.
Syamsul Bachri Thalib menjelaskan bahwa keterampilan sosial skill
menyangkut sejumlah sikap antara lain:11
a. Kesadaran situasional atau sosial (sosial awareness)
b. Kecakapan ide, efektifitas, dan pengaruh kita dalam melakukan
komunikasi dengan orang orang lain atau kelompok
c. Berkembangnya sikap empati atau kemampuan individu melakukan
hubungan dengan orang lain pada tingkat yang lebih personal,
d. Terampil berinteraksi.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dimensi sosial skill
diartikan sebagai ukuran sosial skill, dimana sosial skill anak dikatakan
berjalan dengan baik apabila didalam diri anak tersebut terdapat sejumlah
sikap yaitu : terampil berinteraksi dengan orang lain, dapat mengontrol emosi
dengan baik, dapat mematuhi dan mengikuti peraturan serta menggunakan
waktu dengan baik, dan juga dapat menjaga hubungan baik dengan teman
sebaya baik itu dengan cara menasehati teman, memberikan bantuan, dan
bermain bersama teman.
11
Syamsul Bachri Thalib, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatit, .. hal, 165
17
4. Teknik dalam pengembangan sosial skill adalah sebagai berikut:
a. Tenik sosialisasi
Pada dasarnya, sosialisasi memberikan dua konstribusi
fundamental bagi kehidupan kita. Pertama, memberikan dasar atau
pondasi kepada individu bagi terciptanya partisipasi yang efektif dalam
masyarakat, dan kedua memungkinkan lestarinya suatu masyarakat-karena
tana sosialisasi akan hanya ada satu geberasi saja sehingga kelestarian
,masyarakat akan sangat tergangu. Contohnya masyarakat sunda, jawa,
batak, dan sebagainya akan lenyap manakala satu generasi tertentutidak
mensosialisasikan nilai-nilai kesundaan, kejawaan, kebatakan keada
generasi berikutnya agar dua hal tersebut dapat berlangsung maka ada
beberapa kondisi yang harus ada agar proses sosialisasi terjadi. Ppertama
adanya warisan biologikal, dan kedua adanya warisan sosial.
Berdasarkan teori pembelajaran sosial, pembelajaran terjadi
melalui dua cara. (1) dikondisikan dan (2) meniru prilaku prilaku orang
lain. Tokoh utama pendekatan pertama adalah B.F. Skinner yang terkenal
dengan kosep operant conditioning. Bersasarkan beberapa percobaan
menalui tikus, dan merpati, skinner memperkrnalkan konsepnya tersebut.
Prilaku yang sekarang ditampilakan meruppakan hasil konsekuensi positif
atau negatif dari prilaku yang sama sebelumnya. Seorang ppeserta didik
rajin belajar karena memperoleh nilai baik, dipuji-puji di depan orang
banyak.. memuji, memberi imbalan, merupakan cara untuk memunculkan
18
bentuk prilaku tertentu. Memarahi, membri hukuman, merupakan cara
untuk menghilangkan prilaku tertentu.
b. Teknik SPACE
Albrecht dalam bukunya the new science of success menyebutkan
lima elemen kunci yang bisa mengasah kecerdasan sosial kita, yang ia
singkat menjadi kata SPACE. Elemen pertama adalah kata S yang
merujuk pada siruational awareness (kesadaran situasional). Makna dari
kesdaran ini adalah sebuah kehendak untuk nisa memahami dan peka akan
kebutuhan serta hak orang lain. Orang yang tanpa rasa dosa mengeluarkan
gas di lift yang penuh sesak itu pastilah buklah tipe orang yang paham
akan makna kesadaran situasional. Demikian juga, orang yang merokok di
ruang ber-AC atau yang merokok di ruang terbuka dan menghembuskan
asap secara serampangan pada semua orang disekitarnya.
Elemen yang kedua adalah presense (atau kemampuan membawa
diri). Meliputi etika penampilan seseorang, tutur kata, dan sapa yang
seseorang bentangkan, gerak tubuh ketika bicara dan mendengharkan
adalah sejumlah aspek yang tercakup dalam elemen ini. Setiap orang pasti
akan meninggalkan impresi yang berlainan tentang mutu presense yang
dihadirkannya. Seseorang tentu bisa mengingat siapa rekan atau atasan
yang memeiliki kualitas presense yang baik dan mana yang buruk.
Elemen yang ketiga adalah authetincity (autensitas) atau sinyal dari
prilaku kita yang akan membuat orang lain menilai kita sebagai orang
19
yang layak dipercaya (trusted), jujur, terbuka, dan mampu menghadirkan
sejumput ketulusan. Elemen ini amat penting, sebab hanya dengan aspek
inilah kita bisa membentangkan berjejak relasi yang mulia dan
bermartabat.
Elemen yang keempat adalah clarity (kejelasan). Aspek ini
menjelaskan sejauh mana seseorang dibekali kemampuan untuk
menyampaikan gagasan dan ide secara renyah dan persuasif sehingga
orang lain bisa menerimanya dengan tangan terbuka. Seringkali
seseoranmg memiliki gagasan yang baik, namun gagal
mengkomunikasikannya secara cantik sehingga atasan atau rekan kerja
kita tidak berhasil diyakinkan. Kecerdasan sosial yang produktif hanya
akan bisa dibangun manakala seseorang mampu mengartikulasikan
segenap pemikiran dengan penuh kejernihan.
Elemen yang terakhir adalah empathy (atau empati). Aspek ini
merujuk pada sejauh mana kita bisa berempati pada pandangan dan
gagasan orang lain. Dan sejauh mana kita memiliki keterampilan untuk
bisa mendengarkan dan memahami maksud pemikiran orang lain. Kita
barangkali akan bisa merajut sebuah jalinan relasi yang guyub dan
meaningfull kalau saja kita semua selalu dibekali dengan raa em,pati yang
kuat terhadap sesama rekan kita.12
12
Hairun Nufus, Pengembangan Potensi Peserta Didik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), hal. 43-46
20
Sosial skill siswa dapat dikembangkan melalui penggunaan metode
Tanya jawab, diskusi, menceritakan diri sendiri. Dengan pembiasaan
berkomunikasi, berinteraksi, berinterrelasi, dan berinterdepedensi, para
siswa memiliki hubungan sosial dengan orang lain.13
Jadi dapat disimpulkan bahwa teknik dalam mengembangkan
sosial skill siswa yaitu dengan cara bersosialisasi secara rutin dengan
masyarakat, dan juga menjaga hubungan baik dengan masyarakat,
keluarga, dan juga teman-teman. Oleh karena itu siswa perlu melakukan
sosialisasi secara rutin dan juga menjaga hubungan baik, supaya
perkembangan sosial skill siswa berjalan dengan baik.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut
terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data,
tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada
cirri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti
kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga
terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu
dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan
mengetahui cara-cara yang digunakan. (Bedakan cara yang tidak ilmiah, misalnya
13 Hariyanto, Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar Kelas Rendah,…, h. 74
21
mencari uang yang hilang, atau provokator, atau tahanan yang melarikan diri
melalui paranormal). Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian
itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.14
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Dimana
Menurut Sugiyono, pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang berlandaskan
pada filsafat pospositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan
data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menenkankan makna dari
pada generalisasi.15
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif jenis fenomenologis. Dimana dalam pelaksanaan penelitian, peneliti dapat memberikan makna-makna logis terhadap fenomena sosial secara sistematis dan bertahap, kemudian menguatkannya dengan teori atau dalil-dalil ilmiah agar pemaknaannya bertahan dan kuat dan argumentasi yang otoritatif.16 Menurut Saebani, terdapat beberapa karakteristik penelitian dengan pendekatan kualitatif yaitu: (1) Mempunyai sifat induktif, (2) Penelitian bersifat menyeluruh (holistik), (3) memahami responden dari titik tolak pandangan responden sendiri, (4) Menekankan validitas penelitian pada kemampuan peneliti, (5) Menekankan pada setting alami, (6) Mengutamakan proses daripada hasil, (7) Menggunakan nonprobabilitas sampling, (8) peneliti sebagai instrumen, (9) Menganjurkan penggunaan triangulasi, (10) Menguntungkan diri pada teknik dasar studi lapangan, (11) Mengadakan analisis data sejak awal.17
14 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2008),
h. 2. 15Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D
(Bandung: Alfabeta, 2014), h. 15. 16 Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2008), h. 91. 17 Ibid, h. 186.
22
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memecahkan masalah yang
ditemukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif jenis fenomenologis,
dimana dalam hal ini peneliti akan menliti suatu fenomena sosial mengenai
“Pengembangan Sosial Skill Pada Siswa di MTs Ittihadil Ummah Karang
Anyar Tahun Pelajaran 2016/2017”. Dengan demikian, pendekatan kualitatif
ini menurut peneliti dapat menghasilkan data deskripsi yang berupa kalimat
tertulis, atau kalimat lisan dari perilaku orang-orang yang telah diamati dan
tidak dalam pengujiannya tidak menggunakan hipotesis maupun dalam bentuk
angka-angka (non statistik).
Alasan peneliti disini dalam menggunakan pendekatan kualitatif yaitu:
a. Karena peneliti ingin menggambarkan fenomena mengenai
Pengembangan Sosial Skill Pada Siswa di MTs Ittihadil Ummah
Karang Anyar Tahun Pelajaran 2016/2017.
b. Karena peneliti secara langsung terjun ke lapangan dalam
mengumpulkan data ke informan atau objek dalam memahami
Pengembangan Sosial Skill Pada Siswa di MTs Ittihadil Ummah
Karang Anyar Tahun Pelajaran 2016/2017.
2. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti merupakan hal yang harus ada di dalam suatu
penelitian kualitatif dimana kehadiran peneliti merupakan instrument yang
utama, tujuannya peneliti secara langsung terjun ke lokasi peneelitian untuk
23
mengumpulkan semua data yang diperlukan dalam penelitian di saat
penelitian dilakukan.18
Di dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti terlebih dahulu
mengobservasi obyek yang terkait dengan apa yang menjadi permasalahan
yang diteliti. Dimana dalam menghasilkan penelitian kualitatif peneliti
mengumpulkan data dengan cara deskriftif yang berbentuk kata-kata lisan
maupun tertulis dengan melakukan wawancara secara langsung dengan
pertanyaan yang sudah dirancang terlebih dahulu sehingga mendapatkan data
yang empiris sesuai dengan kondisi sosial.
Di dalam melakukan penelitian ini, sebelum peneliti terjun ke lokasi
penelitian terlebih dahulu peneliti memperoleh izin dalam penelitian dari
pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan penelitian.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTs Ittihadil Ummah yang berada di
daerah Karang Anyar, Pagesangan Timur, Mataram dimana dalam memilih
lokasi, pertimbangan yang melatar belakanginya yaitu :
a) Sumber masalah berasal dari subjek yang ada di lokasi ini,
b) Karena MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar sudah menerapkan
pengembangan sosial skill pada siswa, akan tetapi banyak siswa yang
sosial skillnya belum berjalan dengan baik meskipun sampai saat ini
sudah diterapkan pengembangan sosial.
18 M. Taufik, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, (Mataram : IAIN Mataram, 2015), hal. 44.
24
c) Situasi kondisi di lapangan yang sangat mendukung berupa kenyamanan
dan mudahnya akses serta penelusuran untuk melakukan penelitian.
4. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data diproleh. Pengumpulan data
dilakukan pada (natural setting) kondisi yang alamiah, sumber data primer,
dan tekhnik pengumpulan data lebih banyak diperoleh dari hasil observasi
berperan serta, dokumentasi dan wawancara.19 Peneliti sebagai instrumen
kunci berfungsi untuk memilih informan sebagai sumber data.
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Sumber data primer
Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung
dari subyek dan obyek penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan
dan observasi. Adapun subyek yang peneliti wawancara adalah siswa
MTs Ittihadil Ummah, guru MTs Ittihadil Ummah,wali kelas, dan Kepala
Mts Ittihadil Ummah Karang Anyar. Dan obyek yang peneliti observasi
adalah pengembangan sosial skill siswa di MTs Ittihadil Ummah Karang
Anyar.
b) Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah data-data yang tersedia di lokasi
penelitian yang bersumber dari pihak kedua. Adapun subyek yang peneliti
wawancara adalah organisasi intra madrasah (OSIM), dan pihak-pihak
19 Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, …, h. 186.
25
yang terkait yang ada di lokasi penelitian MTs Ittihadil Ummah Karang
Anyar.
5. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan sejumlah metode yang dapat membantu dalam
mendapatkan data-data yang diperlukan. Adapun metode tersebut adalah
sebagai berikut:
a) Teknik Observasi
Metode observasi merupakan cara dalam mendapatkan data
melalui pengamatan secara langsung ke lokasi. Melalui observasi ini
peneliti dapat memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial,
jadi akan dapat memperoleh pandangan yang holistic (seimbang) atau
menyeluruh. Menurut Suharsimi Arikunto mengartikan observasi itu
disebut juga dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian
terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi
mengobservasi dapat dilakukan melalui pengamatan, penciuman,
pendengaran, peraba, dan pengecap.20
Metode observasi dibagi menjadi 2 yaitu observasi partisipan dan
nonpartisipan. Observasi partisipan adalah suatu pengamatan bagian
dalam yang dilakukan oleh observer dengan ikut mengambil bagian
dalam kehidupan orang-orang yang akan diobservasi. Sedangkan
nonpartisipan adalah observer tidak ikut serta dalam kehidupan orang
20 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), h. 197.
26
yang akan diteliti atau diobservasi dan secara terpisah berkedudukan
selaku pengamat.21 Dalam observasi partisipan merupakan dimana dalam
observasi ini, penelitian terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian,
sehingga di dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi
nonpartisipan, dimana peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan sehari-hari
atau peneliti hanya mengamati saja tidak ikut serta dalam kehidupan yang
diobservasi.
Adapun data-data yang ingin didapatkan dari observasi yaitu
berupa data-data tentang :
1) Peran kepala sekolah MTs Ittihadil Ummah dalam mengembangkan
sosial skill siswa
2) Peran guru MTs Ittihadil Ummah baik itu dalam pembelajaran
maupun di luar jam pembelajaran dalam mengembangkan sosial skill
siswa
3) Aktivitas siswa saat bermain dan juga dalam kegiatan pembelajaran
b) Teknik Wawancara
Wawancara (Interview) merupakan suatu proses interaksi dan
komunikasi verbal dengan tujuan untuk mendapatkan informasi penting
yang diinginkan. Dalam kegiatan wawancara terjadi hubungan antara dua
21 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan; Teori Aplikasi. (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2006), h. 175.
27
orang atau lebih, dimana keduanya berperilaku sesuai dengan status dan
peranan mereka masing-masing.22
S. Margono mengemukakan pendapat ada 2 jenis wawancara
yaitu: (a) wawancara berstruktur dan (b) wawancara tidak terstruktur.23
Macam-macam wawancara ada 3 yaitu: (a) wawancara terstruktur, (b)
wawncara semi terstruktur, dan (c) wawancara tidak terstruktur.
Dari penjelasan diatas mengenai pengertian wawancara dapat
disimpulkan wawancara merupakan tehnik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan secara langsung kepada
responden yang akan dipilih oleh peneliti. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan jenis wawancara terstruktur, dimana dalam melakukan
wawancara peneliti terlebih dahulu menyiapkan daftar pertanyaan yang
akan diberikan kepada orang yang diwawancarai. Sehingga dalam
penelitian ini peneliti sudah menetapkan siapa saja yang akan
diwawancarai di lokasi penelitian.
22 Ibid, h. 180. 23 Ibid, h. 180.
28
Adapun yang menjadi terwawancara atau informan dalam
penelitian ini adalah:
1. Subjek utama yaitu:
a. Guru Mata Pelajaran IPS yaitu untuk memperoleh data spesifik
tentang sosial skill, peran guru dalam mengembangkan sosial skill
siswa.
2. Informan
a. Kepala MTs Ittihadil Ummah yaitu untuk memperoleh data
tentang gambaran umum dari MTs Ittihadil Ummah, khususnya
tentang program yang dapat mengembangkan sosial skill siswa
b. Siswa yaitu untuk memperoleh data tambahan tentang latar
belakang kenapa siswa tidak dapat mengexpresikan sosial skill
secara maksimal dalam pergaulan sehari-hari di sekolah.
c) Teknik Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang.24
Dalam penelitian ini, dokumen yang diperlukan peneliti bisa
berupa catatan-catatan keadaan sekolah, kepala sekolah, guru-guru
dan siswa, administrasi, sarana dan prasarana, dan struktur
organisasi. Data yang didokumentasikan ada juga beberapa
24 Sugiono, Metode Penelitian, . . . , h. 329.
29
dokumentasi yang diperlukan peneliti yaitu program Pondok
Pesantren dalam mengembangkan sosial skill siswa MTs Ittihadil
Ummah Karang Anyar.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.25
Menurut beni ahmad saebani “Analisis data merupakan proses
penyusunan data agar dapat di interprestasi.26 Analisis data secara sistematis
dilakukan dengan tiga langkah secara bersamaan yaitu:
a) Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusutan
perhatian pada penyederhanaan data, pengabstrakan dari transformasi
data besar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan.27
Menurut Sugiono mereduksi berarti merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dari
25 Ibid, h. 244. 26 Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, …, h. 95. 27 Ibid, h. 96.
30
polanya dan membuang yang tidak perlu.28 Dengan demikian data yang
sudah direduksi akan mudah memberikan gambaran yang telah jelas, dan
memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya,
dan akan mudah mencari data bila ada yang diperkukan.
b) Data Display (Penyajian Data)
Setelah mereduksi data selanjutnya, mendisplay data yang sudah
kita dapatkan baik dalam bentuk uraian singkat, bahan, grafik maupun
kata-kata. Sugiono mengatakan bahwa, “penyajian data bisa dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart
dan sejenisnya. Akan tetapi yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif”.29
Dengan cara kita mendisplay data tersebut dari hasil observasi
maupun wawancara baik tertulis maupun non tertulis peneliti dengan
lebih mudah memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarakan apa yang telah dipahami.
c) Consulision Drawing /Verification (Penarikan Kesimpulan)
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan dari verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
28 Sugiono, Metode Penelitian, . . . , h. 338. 29 Ibid, h. 341.
31
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin
dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal,
akan tetapi mungkin juga tidak, karena telah dikemukakan bahwa
masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.30
Dalam penelitian ini akan dilakukan kesimpulan dari hasil
observasi, wawancara, maupun dokumentasi dengan demikian peneliti
dapat membandingkan dari hasil tersebut dengan cara menganalisisnya
secara induktif ke deduktif mengenai bagaimana Pengembangan Sosial
skill Pada Siswa Di MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Tahun Pelajaran
2016/2017.
7. Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif, kriteria utama terhadap data hasil
penelitian adalah valid, dimana valid merupakan derajad ketepatan antara data
yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh
peneliti.31
Berikut ini beberapa teknik pemeriksaan keabsahan data yang perlu
dilakukan oleh peneliti yaitu :
30 Ibid, h. 345. 31 Ibid, h. 363.
32
a. Triangulasi
Triangulasi dalam mengujikan ke krediabilitas ini diartikan
sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu. Dengan demikian terdapat jenis-jenis triangulasi sumber,
triangulasi teknik dan triangulasi waktu.32
Dimana dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi
metode untuk mengecek data, triangulasi ini dilakukan dengan cara
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari
sumber yang sama. Peneliti menggunakan tehnik dokumentasi, tehnik
wawancara terstruktur, dan tehnik observasi nonpartisipan untuk sumber
data yang sama secara serempak. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
data dari sumber yang sama dengan teknik yang berbeda untuk menguji
keabsahan data yang diperoleh.
32 Ibid, h. 378.
33
BAB II
PAPARAN DATA dan TEMUAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya MTs. Ittihadil Ummah
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha dasar untuk memanusiakan
manusia. Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang, tanggung jawab
penyelenggaraan pendidikan itu berada di pundak keluarga, masyarakat dan
pemerintah. Untuk mengambil peran sebagai penyelenggara pendidikan
tersebut, pada pertengahan tahun 1995 masyarakat Lingkungan Karang Anyar
Kelurahan Pagesangan Kota Mataram bersama-sama dengan pemuka agama
dan tokoh masyarakat bersepakat untuk mendirikan sebuah lembaga
pendidikan bercirikan agama islam yaitu MTs. Ittihadil Ummah.
Seiring perjalanan waktu dan gejolak dalam masyarakat, MTs. Ittihadil
Ummah telah beberapa kali mengalami pergantian kepemimpinan. Adapun
mereka yang pernah memimpin MTs. Ittihadil Ummah antara lain : 1) H.
Zainul Islam, SH. (1995 – 1997), 2) Muslihin, S.Ag. (1997 – 1999), 3) H.
Burhanudin, SP. (1999 – 2002), 4) Tohirin, S.Pd. (2002 – 2005), 5) Isnaini,
S.Th.I. (2005 – 2010) dan 6) Paozan, S.Pd. (2010 – sekarang). Secara fisik,
kondisi MTs. Ittihadil Ummah juga mengalami beberapa proses rehabilitasi.
Pada tahun 2001 dengan bantuan imbal swadaya telah dilakukan
pembangunan 2 (dua) lokal ruang kelas berlantai 1 dengan menggunakan
tanah pekarangan milik masjid Al-Istiqomah (atas persetujuan tokoh agama
34
dan tokoh masyarakat). Selanjutnya pada tahun 2003 dilakukan pemasangan
paving block untuk sarana olahraga. Tahun 2004 dan 2007 telah dilakukan
rehab lantai dari semen menjadi keramik. Yang terakhir pada tahun 2010,
MTs. Ittihadil Ummah telah mendapat bantuan berupa peralatan Laboratorium
TIK (Komputer) sebanyak 10 (sepuluh) unit beserta fasilitas jaringan
internetnya.33
2. Visi dan Misi MTs Ittihadil Ummah
Visi
“Cerdas, Kreatif & Religius
Misi
a. Membekali peserta didik dengan keimanan dan budi pekerti luhur, akhlak
karimah guna membentuk insane yang beriman dan bertaqwa kepada
ALLAH SWT.
b. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan
untuk melanjutkan studi da di dunia kerja.
c. Menciptakan hubungan yang sinergis antar masyarakat dan pemerintahan
guna menjamin keberlangsungan pendidikan.34
33 Dokumentasi, Sejarah Berdirinya MTs Ittihadil Ummah (Mataram: 5 Mei 2017) 34 Dokumentasi, Visi dan Misi MTs Ittihadil Ummah (Mataram: 5 Mei 2017)
35
3. Guru-guru yang ada di MTs Ittihadil Ummah
Tabel : 1.2 Nama-nama Guru dan Pegawai MTs Ittihadil Ummah
No Nama Jabatan
1 Paozan, S.Pd Guru Tetap/Kepala Madrasah
2 Nurlailah Intan, S.Ag Guru Tetap/Guru BK
3 Abdillah, S.Pd Guru Tetap/ Kepala LABTIK
4 Raja’ah Munarsi, S.Pd.I Guru Tetap/ Kepala PERPUS
5 H. Burhanudim, S.P Guru Tetap
6 Junani Hadmi, S.Pd. I Guru Tetap/BENDUM
7 Rusni Bil Makruf, M.Pd.I Guru Tetap
8 Lilik Udayani, S.Hi Guru Tetap/ Wakamad Kesiswaan
9 Hariati Guru Tetap
10 L. M. Amin, MA Guru Tetap/HUMAS
11 Sri Masdalifah, S.Pd Guru Tetap
12 Zuhaeratunnida, S.Pd Guru Tetap
13 Syaputra Guru Tetap
14 Zuhratul Laili, S.Pd Guru Tetap/KTU
Sumber: Data Personal MTs Ittihadil Ummah35
4. Keadaan Siswa
Secara kualitas Siswa-siswi MTs Ittihadil Ummah Mataram dapat
dikategorikan sebagai Madrasah yang relatif bagus dengan kapasitas
yang cukup memadai. Sedangkan secara kuantitas siswa-siswi MTs
Ittihadil Ummah Mataram pada tahun ajaran 2016/2017 berjumlah
41orang siswa, dengan rincian sebagai berikut :
35 Dokumentasi, Nama-nama Guru dan Pegawai MTs Ittihadil Ummah (Mataram: 5 Mei
2017)
36
Tabel 1.1 : Data siswa-siswi MTs Ittihadil Ummah Mataram36
No Kelas Jumlah
1 VII 11
2 VIII 16
3 IX 13
Jumlah Seluruh Siswa 40
5. Batas Wilayah
• Sebelah Utara : Berbatasan dengan rumah penduduk
• Sebelah Selatan : Berbatasan dengan persawahan penduduk
• Sebelah Barat : Berbatasan dengan rumah penduduk
• Sebelah Timur : Berbatasan dengan persawahan penduduk37
6. Masyarakat Sekitar
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti peroleh, keadaan
masyarakat di sekitar madrasah tidak memiliki pengaruh yang negatif
terhadap jalannya proses pembelajaran yang berlangsung di madrasah, bahkan
masyarakat atau penduduk yang ada di sekitar madrasah tidak hanya ditempati
oleh orang-orang Muslim namun terdapat segolongan umat Hindu yang
berbatasan di sebelah barat madrasah. Meskipun letak MTs Ittihadil Ummah
berada di tengah-tengah rumah penduduk, hal ini dapat pula memberikan
ketenangan dalam suasana belajar bagi para siswa dengan adanya sikap saling
36 Dokumentasi, Dokumen Jumlah siswa MTs Ittihadil Ummah tahun pelajaran
2014/2015(Mataram: 6 Mei 2017) 37Batas Wilayah MTs Ittihadil Ummah (Observasi tanggal 6 Mei 2017).
37
bertoleransi dan tenggang rasa antara pihak madrasah dengan masyarakat di
sekitarnya.
Di samping kondisi masyarakat yang corak sikap toleransi antara
madrasah yang cukup tinggi, terdapat pula dampak positif yang telah menjadi
kebiasaan yakni para siswa dilatih untuk shalat berjama’ah setelah selesai dari
jam belajar, dengan adanya sikap yang demikian para siswa telah
menunjukkan kapasitasnya sebagai santri dan santriwati Ponpes Ittihadil
Ummah.
Dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berada di sekitar madrasah
cukup ramah dan memiliki tingkat kesadaran yang tinggi terhadap pendidikan.
Hal ini dapat dibuktikan dengan sikap yang ditunjukkan oleh masyarakat
terhadap proses pembelajaran yang berlangsung di madrasah.38
B. Program MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar dalam mengembangkan sosial skill
siswa.
Program MTs Ittihadil Ummah dalam mengembangkan sosial skill siswa
masih dalam ranah kegiatan intra sekolah dan dilakukan secara berkelanjutan
untuk memperoleh hasil yang maksimal. Seperti yang dituturkan oleh Kepala
Sekolah bahwa:
Ada beberapa program di sekolah ini dalam mengembangkan sosial skill siswa yaitu: Bulan Sabit Merah Putih (BSMR), Pencak Silat Merpati Putih (MP), Muahadarah (Pidato 3 bahasa), Pramuka, Imtaq. Akan tetapi yang masih aktif sampai saat ini yaitu Merpati Putih (MP), Muhadarah (Pidato 3 bahasa), dan Imtaq. Pramuka dan Bulan Sabit Merah Putih
38Masyarakat sekitar MTs Ittihadil Ummah (Observasi tanggal 6 Mei 2017).
38
kegiatannya pernah dijalankan akan tetapi ditengah- tengah pelaksanaan program tersebut kurang mendapat apresiasi dari para siswa sehingga pihak pondok meniadakan sementara kedua kegiatan program pengembangan sosial skill tersebut.Di sekolah ini kegiatan Imtaq sudah mulai ada pada tahun 2008, Mahadarah mulai ada pada tahun 2010, Pencak Silat Merah Putih (MP) mulai ada pada tahun 2012, Bulan Sabit Merah Putih (BSMR) mulai ada pada tahun 2008, dan Pramuka mulai ada pada tahun 2009.39 Hal senada juga diungkapkan oleh guru bimbingan dan konseling yaitu
Nurlailah Intan , S.Ag beliau mengatakan:
Ada beberapa program yang ibu tahu yang di kembangkan di sekolah ini
untuk melatih keterampilan sosial dari siswa seperti: Kegiatan Bulan Sabit Merah
Remaja (BSMR), kegiatan imtaq yang diadakan setiap hari sabtu, dan kegiatan
Pramuka untuk melatih mental siswa kami.40
Data-data di atas diperkuat oleh hasil observasi dari peneliti sendiri,
menemukan bahwa kegiatan-kegiatan di atas dilaksanakan dan mempunyai
jadwal yang teratur.
Hasil Observasi menunjukkan kegiatan-kegiatan dalam mengembangkan
sosial skill sudah mempunyai jadwal tersendiri seperti kegiatan Imtaq
dilaksanakan seminggu sekali tepatnya hari sabtu siang skitar jam 11.00,
Muhadarah dilaksanakan seminggu sekali tepatnya jumat malam ba’da isya skitar
jam 20.00-21.30, dan latihan Pencak Silat Merah Putih dilaksanakan seminggu
sekali tepatnya pada hari rabu skitar jam 20.30-22.00.41
39 Faozan, S.Pd (Kepala Sekolah), Wawncara pada tanggal 13 Mei 2017.
40 Nurlailah Intan, S.Ag (Guru Bk), Wawncara pada tanggal 18 Mei 2017.
41 Kegiatan Program Sosial Skill MTs Ittihadil Ummah (Obsevasi tanggal 13 Mei 2017)
39
Hasil wawancara dengan ibu Liliq Udayani S.Hi, beliau menyatakan
bahwa:
“Kegiatan program sosial skill disekolah ini memiliki tujuan masing-
masing dek, yang ibu tahu Imtaq bertujuan untuk meningkatkan keimanan siswa
kepada Allah dan akan membentuk karakter siswa, Muhadarah bertujuan untuk
mengasah mental siswa untuk berbicara atau berpidato di muka umum.”42
Untuk mengetahui manfaat kegiatan program sosial skill yang lainnya
peneliti mencoba untuk mewawancarai informan yang lain yaitu Paozan, S.Pd
selaku Kepala Sekolah di MTs Ittihadil Ummah beliau mengatakan:
“Menurut bapak dek Pencak Silat Merah Putih (MP) itu bertujuan untuk
membentuk mental spiritual siswa, Pramuka bertujuan untuk melatih kedisiplinan
siswa, Bulan Sabit Merah Putih bertujuan untuk membuat siswa senantiasa saling
tolong menolong dalam menghadapi kehidupan.”43
Hasil Observasi menunjukkan ada beberapa sarana yang digunakan dalam
kegiatan program mengembangkan sosial skill siswa sperti dalam kegiatan imtaq
yaitu Al-qur’an dan alat perlengkapan sholat, sarana yang dibutuhkan dalam
kegiatan Muhadarah yaitu sound system dan microphone, buku tulis dan bolpoin,
Musholla, mimbar, karpet, buku pidato dan makalah, sedangkan sarana yang
42
Lilik Udayani, S.Hi (Guru Akidah Akhlak), Wawncara pada tanggal 19Mei 2017. 43
Faozan, S.Pd (Kepala Sekolah), Wawancara pada tanggal 13 Mei 2017.
40
dibutuhkan dalam kegiatan Pencak Silat Merah Putih (MP) yaitu body perpect,
matras, batako dan baju seragam silat.44
Selain manfaat, jadwal kegiatan, sarana yang digunakan, selanjutnya
untuk mengetahui nama pembina kegiatan program sosial skill peneliti
mewancarai siswa yang bernama Riski Akbar Maulana mengatakan:
“Yang saya ketahu kak Muhadarah itu dibina oleh M. Ramdan Al-Qadri,
sedangkan Imtaq dibina oleh Faozan, S.Pd, dan Pencak Silat Merah Putih (MP)
dibina oleh Irfan Yahya.45
Masalah-masalah yang dihadapi sekolah dalam pengembangan sosial skill
siswa
Setiap sekolah memiliki berbagai macam bentuk masalah, baik masalah
itu ditimbulkan oleh siswa maupun guru, akan tetapi masalah itu pada umumnya
banyak ditimbulkan oleh subyek pendidikan itu sendiri yakni siswa.
Masalah umumnya yang ditimbulkan dari segi siswa yaitu siswa nakal,
siswa suka memukul temannya sampai menangis, membuat keributan, sering
tidak masuk sekolah, suka menganggu teman, tidak mengerjakan tugas, tidak
menjaga kebersihan, kurang displin, kurangnya motivasi belajar, tidak
menghargai guru.46
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan siswa, yang
bernama M. Fikri mengatakan meskipun siswa telah mengikuti program
44
Kegiatan Program Sosial Skill MTs Ittihadil Ummah (Obsevasi tanggal 13 Mei 2017) 45
Wawancara Riski Akbar Maulana, siswa MTs Ittihadil Ummah (Mataram: 13 Mei 2017). 46
Faozan, S.Pd (Kepala Sekolah), Wawncara pada tanggal 13 Mei 2017.
41
pengembangan sosial skill masih saja sosial skill siswa belum berjalan dengan
baik yang menjadi penyebabnya yaitu, lingkungan madrasah yang kurang
kondusif karena terlalu dekat dengan asrama, minat belajar siswa masih
rendah, fasilitas belajar mengajar yang kurang memadai, dan kurangya
kepercayaan diri pada siswa .47
C. Peran guru dalam mengembangkan sosial skill siswa di MTs Ittihadil Ummah
Karang Anyar
Menurut Ibu Rajaah Munarsi bahwa guru berperan sebagai fasilitator,
sebagai model atau memberikan contoh yang baik pada siswa dan juga
memberikan bimbingan pada siswa. Guru sebagai komunikator dan juga guru
sebagai motifator yang memberikan dukungan pada siswa untuk ikut aktif dan
terlibat dalam mengikuti program program penegembangan sosial skill yang
sudah ada di sekolah.48
Proses temuan data peneliti menemukan peran guru sangat penting dalam
mengembangkan sosial skill siswa, karna guru dapat membentuk kepribadian
siswa dengan cara guru memberikan nasehat yang baik pada siswa dan guru
memberikan contoh yang baik pada siswa. Sehingga siswa dapat mengexpresikan
sosial skill secara maksimal dalam kehidupan sehari-hari.
47 M Fikri, siswa MTs Ittihadil Ummah (Wawancara tanggal 13 Mei 2017). 48 Rajaah Munarsi (guru ips), Wawancara tanggal 18 Mei 2017.
42
D. Peran Pembelajaran IPS dalam pengembangan Sosial Skill Siswa
Peran pembelajaran IPS sangat penting dalam mengembangkan sosial skill
siswa sesuai dengan pengamatan yang dilakukan peneliti, karna pembelajaran IPS
merupakan bidang ilmu yang membahas, mencakup tentang sosial skill secara
keseluruhan. Adapun tujuan pembelajaran IPS dalam mengembangkan sosial skill
yaitu supaya siswa mampu berinteraksi dengan teman-temannya sehingga siswa
mampu menyelesaikan tugas bersama, dan hasil yang dicapai akan dirasakan
kebaikannya oleh semua anggota masing-masing.49
Hal senada juga diungkapkan oleh guru mata pelajaran IPS bernama
Rajaah Munarsi yang dalam proses wawancara mengungkapkan bahwa : fitrah
manusia sebagai mahluk sosial sangat dipengaruhi oleh masyarakatnya, baik
kepribadian individu tersebut, termasuk reaksi emosionalnya, aktivitas dan
kreativitasnya, dan lain sebagainya dipengaruhi oleh kelompok tempat hidupnya,
baik itu di sekolah ataupun di rumah.50
Jadi dapat disimpulkan peran pembelajaran IPS sangatlah penting dalam
mengembangkan sosial skill siswa, karena pembelajaran IPS mengajarkan pada
siswa bagaimana berinterkasi yang baik antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok, kelompok dengan kelompok. Dan juga pembelajaran IPS
membahas nilai, moral dan sikap yang akan membantu siswa dalam menjalankan
hidup yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
49 Kegiatan Pembelajaran IPS MTs Ittihadil Ummah (Obsevasi tanggal 13 Mei 2017) 50 Rajaah Munarsi, S.Pd (Guru IPS), Wawancara tanggal 18 Mei 2017.
43
BAB III
PEMBAHASAN
A. Program Mts Ittihadil Ummah Karang Anyar dalam mengembangkan sosial skill
siswa.
Sosial Skill merupakan keterampilan dalam berhubungan, berinteraksi
sosial, baik itu dengan masyarakat, teman sekolah, guru dan orangtua.
Pendidikan sosial sangat bermanfaat bagi siswa mana kala dia menjadi warga
masyarakat kedepannya. Dalam rangka mengembangkan sosial skill siswa pihak
sekolah MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Pagesangan Timur Kota Mataram
melakukannya dengan mengadakan program-program sebagai berikut:
1. Muhadarah
Muhadarah adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau
berorasi untuk menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran
tentang suatu hal. Pidato biasanya dibawakan oleh seorang siswa dengan
materi yang dipersiapkan khusus sesuai tema apa yang ingin diberikan
sesuai kebutuhan audien. Orang yang berpidato, atau disebut dengan orator,
biasanya menyampaikan pernyataan tentang suatu hal atau peristiwa yang
penting dan patut diperbincangkan.
Di MTs Ittihadil Ummah Muhadaroh telah dilaksanakan sejak tahun
2010. Saat ini kegiatan Muhadaroh dilaksanakan seminggu sekali pada jumat
malam jam 20.00-21.30. Tujuan diadakannya muhadaroh yaitu untuk
44
membentuk mental siswa dalam berbicara dan berpidato di depan halayak
umum.
Seperti yang dikatakan oleh Musyarafah bahwa :
Sosial skill merupakan kemampuan untuk menciptakan hubungan sosial yang serasi dan memuaskan, penyesuaian terhadap lingkungan sosial dan memecahkan masalah sosial yang dihadapi serta mampu mengembangkan aspirasi dan menampilkan diri, dengan ciri saling menghargai, mandiri, mengetahui tujuan hidup, disiplin dan mampu membuat keputusan. Sosial skill dapat berupa keterampilan komunikasi, manajemen marah, solusi konflik, situasi berteman dan menjadi bersama dengan teman kerja dan teman sekamar.51
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa program Muhadarah di MTs
Ittihadill Ummah sangat penting dalam proses pengembangan sosial skill
siswa, karena dengan muhadarah siswa diharapkan dapat berbicara di depan
umum, dapat melatih keterampilan berkomunikasi serta sebagai sarana untuk
menampilkan diri. Adapun pembina program Muhadarah bernama M.
Ramdan Al-Qadri.
Sarana prasarana yang digunakan dalam kegiatan Muhadarah yaitu:
a) Sound System dan Microphone: sound system dan microphone
berfungsi untuk menjadi pengeras suara, supaya suara yang
berpidato terdengar jelas di telinga pendengar.
b) Buku Tulis dan Bolpoin: buku tulis dan bolpoin berfungsi sebagai
alat tulis yang berguna untuk siswa yang tidak bertugas pidato
51
Musyarofah, “Pengembangan Keterampilan Sosial Pada Santri di Pondok Pesantren Addimiyati Jember, ( Skripsi: IAIN Jember, Jember, 2014), h. 4
45
merangkum isi pidato yang di sampaikan oleh temannya yang
bertugas berpidato.
c) Mimbar: mimbar berfungsi sebagai tempat berdirinya siswa yang
menyampaikan isi pidatonya dan tempat berdirinya microphone
yang digunakan untuk berpidato
d) Karpet: karpet berfungsi sebagai alas duduk untuk siswa yang
mendengarkan dan merangkum isi pidato dari temannya yang
berpidato.
e) Buku Pidato dan Makalah: buku pidato berfungsi sebagai alat dan
sumber untuk dijadikan bahan berpidato oleh siswa dan kemudian
di buat menjadi sebuah makalah. Kemudian makalah akan di
kumpulkan di pengurus pondok sebelum tampil berpidato dan
makalah berfungsi sebagai syarat bahwa siswa tersebut sudah siap
untuk berpidato.
f) Musholla: berfungsi sebagai tempat berkumpulnya siswa dalam
melaksanakan kegiatan Muhadarah
2. Pencak Silat Merpati Putih (MP)
a. Pengertian Pencak Silat
Pencak Silat Merpati Putih merupakan suatu kegiatan latihan
bela diri yang bertujuan untuk mengontrol emosi seseorang dengan baik
dan diciptakan untuk mempertahankan diri dari bahaya yang dapat
mengancam kesalamatan dan kelangsungan hidup. Pencak Silat
46
merupakan seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia, dan di
mana Pencak Silat Merah Putih lebih dikenal dengan bela diri tangan
kosong (betako).
Di MTs Ittihadil Ummah Pencak Silat Merah Putih telah
dilaksanakan sejak tahun 2012. Saat ini kegiatan Pencak Silat Merah
Putih dilaksanakan seminggu sekali pada rabu malam jam 20.30-22.00.
Tujuan diadakannya kegiatan Pencak Silat Merah putih yaitu untuk
membentuk mental spiritual siswa yang dapat membangun dan
mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang sehingga
dapat mengontrol emosinya dengan baik. Mengontrol emosi dengan
baik merupakan salah satu dimensi sosial skill.
Selaras dengan pendapat yang diungkapkan oleh Syamsul Bachri
Thalib mengungkapkan bahwa: “Manajemen diri (Self-management),
merefleksikan remaja yang memiliki emosional yang baik, yang mampu
untuk mengontrol emosinya, mengikuti peraturan dan batasan-batasan
yang ada, dapat menerima kritikan dengan baik”.
Jadi kegiatan pencak silat merah putih yang ada di MTs Ittihadill
Ummah Karang Anyar Pagesangan Timur bertujuan untuk melatih mental
spiritual siswa, sehingga siswa dapat mengontrol emosinya dengan baik
dan juga membuat siswa mengikuti peraturan dan batasan-batasan yang
ada di sekolah. Adapun pembina program Pencak Silat Merah Putih (MP)
bernama Irfan Yahya.
47
Sarana Prasarana yang diguanakan dalam kegiata Pencak Silat
Merah Putih yaitu :
a) Body perpect : merupakan sebuah alat yang digunakan untuk
melindungi badan supaya tidak terjadi cidera dalam kegiatan
pencak silat
b) Matras : merupakan sebuah alat yang digunakan sebagai alas dalam
proses pemanasan dalam kegiatan pencak silat.
c) Batako : merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur
ketahanan fisik dalam kegiatan pencak silat.
d) Baju seragam silat : sebuah seragam husus yang digunakan untuk
latihan pencak silat.
3. Imtaq
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ibu
Lilik Udayani, S.Hi selaku guru mata pelajaran Akidah Akhlak, beliau
menyatakan bahwa pengertian Imtaq itu terdiri dari dua kata yaitu iman
dan taqwa. Iman menurut bahasa adalah percaya atau yakin, keimanan
berarti kepercayaan atau keyakinan. Dengan demikian, rukun iman
adalah dasar, inti, atau pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini
oleh setiap pemeluk agama Islam. Kata iman juga berasal dari kata kerja
amina-yu’manu-amanan yang berarti percaya. Oleh karena itu iman
berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak dalam hati.
Sedangkan Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi ,wiqayah, yang berarti
48
takut, menjaga, memelihara dan melindungi.Sesuai dengan makna
etimologis tersebut, maka taqwa dapat diartikan sikap memelihara
keimanan yang diwujudkan d alam pengamalan ajaran agama Islam
secara utuh dan konsisten ( istiqomah ). 52
Di MTs Ittihadil Ummah kegiatan Imtaq telah dilaksanakan
sejak tahun 2008. Saat ini kegiatan Imtaq dilaksanakan pada hari sabtu
jam 11.00-selesai. Tujuan diadakannya kegiatan Imtaq yaitu untuk
menguatkan iman siswa kepada Allah yang dapat membentuk karakter
dan budi pekerti yang baik.
Sejalan dengan hal tersebut hasil studi Davis dan Forsythe dalam
Patimah Enung terdapat 8 aspek yang mempengaruhi sosial skill dalam
kehidupan remaja yang salah satunya adalah lingkungan.
Sejak dini, anak-anak harus sudah diperkenalkan dengan lingkungan. Lingkungan dalam batasan ini meliputi lingkungan fisik (rumah, pekarangan) dan lingkungan sosial (tetangga), lingkungan keluarga (keluarga primer & sekunder), lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat luas. Dengan pengenalan lingkungan sejak dini, anak sudah mengetahui bahwa dia memiliki lingkungan sosial yang luas, tidak hanya terdiri dari orangtua, saudara, atau kakek dan nenek saja.53
Sehingga dalam hal ini peran imtaq dalam pengembangan sosial
skill siswa di MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar, Pagesangan Timur
sangat berpengaruh karena imtaq salah satu kegiatan di sekolah yang
dapat menjadikan kehidupan remaja menjadi nyaman dan tentram di
52
Wawancara Lilik Udayani (Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak) pada tgl 13 mei 2017 53
Fatimah Enung, Psikologi, h. 96
49
sekolah yang merupakan lingkungan yang berpengaruh besar bagi sosial
skill siswa. Adapun pembina program Imtaq bernama Faozan, S.Pd.
Sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan Imtaq
yaitu:
a) Al-qur’an: merupakan kitab suci agama Islam yang dibaca dalam
kegiatan Imtaq yang esensinya siswa diharapkan dapat
mengamalkan isi dari Al-qur’an tersebut dalam kehidupan sehari-
hari.
b) Alat perlengkapan sholat: merupakan alat yang digunakan dalam
melaksanakan shlat sunnat dan sholat wajib dalam kegiatan imtaq.
c) Sound System dan Microphone: sound system dan microphone
berfungsi untuk menjadi pengeras suara, supaya suara yang
memipin kegiatan imtaq terdengar jelas di telinga pendengar yang
mengikuti kegiatan imtaq.
d) Musholla: berfungsi sebagai tempat berkumpulnya siswa dalam
melaksanakan kegiatan Muhadarah
4. Adapun program pengembangan sosial skill yang sedang vakum saat ini di
MTs Ittihadil Ummah yaitu: Pramuka dan Bulan Sabit Merah Putih.
Program-program diatas pernah dijalankan akan tetapi ditengah-tengah
pelaksanaan program tersebut kurang mendapat apresiasi dari para siswa
sehingga pihak pondok meniadakan sementara kedua kegiatan program
pengembangan sosial skill tersebut.
50
B. Peran Guru Dalam Pengembangan Sosial Skill Siswa di MTs Ittihadil Ummah
Karang Anyar Tahun Pelajaran 2016/2017
1. Guru Sebagai fasilitator
Sebagai fasilitator, guru di MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar,
Pagesangan Timur berperan dalam pemberian pelayanan untuk
memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Oleh sebab itu,
agar lebih bagus ada kalanya pertanyaan tersebut diarahkan pada siswa.
Misalnya apa yang harus dilakukan agar siswa mudah mempelajari bahan
pelajaran sehingga tujuan belajar mencapai secara optimal. Pertanyaan
tersebut mengandung makna kalau tujuan mengajar adalah mempermudah
siswa belajar. Inilah hakikat peran fasilitator dalam proses pembelajaran.
Jika guru sudah melakukan perannya sebagai fasilitator yang baik maka
siswa akan nyaman dan senang dalam kegiatan pembelajaran. Rasa senang
dan nyaman tersebut akan membuat siswa antusias dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah, rasa senang dan nyaman akan menimbulkan sifat-
sifat positif yang baik dalam mengembangkan sosial skill siswa.
2. Guru Sebagai model
Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak
mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh
karena itu tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh
masyarakat harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat,
bangsa dan negara. Karena nilai nilai dasar negara dan bangsa Indonesia
51
adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh
nilai-nilai Pancasila.Guru yang memberikan contoh perilaku baik pada siswa
maka akan memberikan dampak yang baik pada perilaku siswa. Guru yang
baik sebagai model akan membentuk kakarakter pribadi siswa yang baik.
Sejalan dengan pendapat tersebut pendapat Suparlan dalam Maimun
menyatakan bahwa: ”Peran guru sebagai educator memiliki fungsi: (a)
mengembangkan kepribadian; (b) membimbing; (c) membina budi pekerti;
(d) memberikan pengarahan”.54
Jadi peran guru sebagai model di MTs Ittihadil Ummah Karang
Anyar, Pagesangan Timur yaitu dapat mengembangkan sosial skill siswa
khususnya pada kepribadian siswa, yang dapat membentuk karakter siswa
menjadi budi pekerti yang baik yang sesuai dengan norma-norma yang
berlaku di masyarakat.
3. Guru Sebagai komunikator
Peranan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat.
Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala
bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat mengembangkan kemampuannya
pada bidang-bidang dikuasainya.membuat rencana mengajar, mencatat hasil
belajar dan sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah
melaksanakan tugasnya dengan baik. Dan juga peran guru di MTs Ittihadil
54
Maimun, Kiat Sukses Menjadi Guru Halal (Mataram: Lembaga Pengkajian-Publikasi Islam & Masyarakat (LEPPIM) IAIN Mataram, 2015), h. 11 .
52
Ummah Karang Anyar, Pagesangan Timur sebagai komunikator yaitu
dengan berkomunikasi secara baik, menjalin hubungan yang baik dengan
siswa akan mengembangkan sosial skill siswa dan hubungan yang baik
dapat membuat suasana belajar menjadi nyaman.
4. Guru Sebagai Motivator
Motivasi sangat erat hubungannya dengan kebutuhan, sebab memang
motivasi muncul karena kebutuhan. Proses pembelajaran akan berhasil
manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, guru
menemukan motivasi belajar siswa. Untuk memproleh hasil belajar yang
optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa. Selain
itu juga guru di MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar, Pagesangan Timur
berperan dalam memotivasi siswa untuk selalu mengikuti kegiatan program
pengembangan sosial skill siswa yang ada di Pondok Pesantren di mana
kegiatan-kegaiatan pondok tersebut dapat mengembangkan sosial skill siswa
53
BAB IV
KESIMPULAN dan SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan anlisa peneliti tentang pengembangan
sosial skill siswa yang peneliti dapatkan di MTs Ittihadil Ummah , maka peneliti
dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Program yang dimiliki Pondok Pesantren dalam pengembangan sosial skill
siswa yaitu: (1) Muhadarah atau sering disebut pidato di depan halayak
umum dengan syarat tertentu, (2) Pencak Silat Merpati Putih (MP) atau
sering disebut kegiatan silat bela diri yang bertujuan untuk meningkatkan
rasa percaya diri dan melatih ketahanan mental siswa, (3) Imtaq adalah suatu
kegiatan keagamaan yang bertujuan untuk meningkatkan iman siswa kepada
Allah, meningkatkan mental spiritual siswa.
2) Peran Guru dalam pengembangan sosial skill siswa yaitu (1) Guru sebagai
fasilitator, (2) Guru sebagai model, (3) Guru sebagai Komunikator, (4) Guru
sebagai motifator. Guru sangat berperan dalam mengembangkan sosial skill
siswa karena guru memberikan contoh yang baik pada siswa, membentuk
karakater siswa, yang memberikan layanan dalam kegiatan pembelajaran dan
sekaligus memberikan motifasi pada siswa.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, selaku penulis memberikan beberapa saran
yang berguna untuk perkembangan pendidikan khususnya di bidang
54
pengembangan sosial skill siswa di sekolah, karna sosial skill sangat vital pada
siswa. Saran saran yang penulis bisa berikan sebagai berikut:
1. Pihak sekolah dalam hal ini harus bisa memberikan fasilitas yang memadai
terhadap kegiatan program pengembangan sosial skill, karena masih banyak
fasilitas yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut yang dapat menunjang
minat siswa dalam mengikuti program-program pengembangan sosial skill.
2. Orang tua siswa diharapakan dapat memberikan perhatian yang lebih dan
memberikan motifasi pada siswa, supaya siswa dapat menjalankan hidup yang
baik dan juga supaya siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dan
kegiatan program pengembangan sosial skill dengan bagaiamana semestinya
yang dapat mengembangkan sosial skillnya.
55
DAFTAR PUSTAKA
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2008. Fatimah Enung, Psikologi Perkembangan, Bandung : CV Pustaka Setia, 2010. Hairun Nufus, Pengembangan Potensi Peserta Didik, Jakarta: Rineka Cipta,
2014. Hariyanto, Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar Kelas Rendah, Mataram:
Cerdas Press. 2010. Hilma Irawati, Penggunaan Model Pembelajaran Advokasi Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di Praya Timur, Skripsi: IAIN Mataram. 2014
M. Taufik, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, Mataram : IAIN Mataram, 2015 . Musyarofah, Pengembangan Sosial skill Pada Santri di Pondok Pesantren
Addimiyati Jember, Skripsi: IAIN Jember. 2014. Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan; Teori Aplikasi.
Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D
Bandung: Alfabeta, 2006. ______, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R & D Bandung: Alfabeta, 2014. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Jakarta: Rineka Cipta, 2014. Syamsul Bachri Thalib, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris
Aplikatif, Yogyakarta: Kencana Media Group, 2010. Tita Septiani, Peningkatan Sosial skill Siswa Melalui Penerapan Metode
Simulasi Pada Pembelajaran IPS Kelas V SD Negeri PAKEM 2 Sleman, Skripsi : UNY, 2014.
UU RI No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Sinar Grapika,
2003. Maimun, Kiat Sukses Menjadi Guru Halal Mataram: Lembaga Pengkajian-
Publikasi Islam & Masyarakat (LEPPIM) IAIN Mataram, 2015.
56
LAMPIRAN-LAMPIRAN
57
Lampiran 1
Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
1. Apa yang bapak ketahui tentang sosial skill ?
2. Langkah-langkah apa saja yang dilakukan pihak sekolah dalam
mengembangkan sosial skill siswa ?
3. Selain bapak siapa saja yang dilibatkan dalam program pengembangan sosial
skill siswa ?
4. Bagaimanakah menurut bapak peran guru dalam mengembangkan sosial skill
siswa di sekolah ?
5. Apakah Pembina ekstrakurikuler menjalankan fungsinya dengan baik atau
tidak dalam menjalankan program pengembangan sosial skill siswa ?
6. Apa saja kendala yang dihadapi pihak sekolah dalam mengembangkan sosial
skill siswa ?
7. Program apa saja yang banyak diminati siswa dalam pengembangan sosial
skill di sekolah ?
58
Lampiran 2
Pedoman Wawancara Siswa
1. Apa yang anda ketahui tentang sosial skill ?
2. Apa saja program pengembangan sosial skill yang ada di sekolah anda ?
3. Apakah menurut anda program pengembangan sosial skill di sekolah sudah
berjalan dengan baik atau tidak ?
4. Apa saja yang menjadi kendala anda dalam mengikuti kegiatan program
pengembangan sosial skill di sekolah ?
5. Bagaimana menurut anda peran guru dalam mengembangkan sosial skill di
sekolah ?
6. Bagaimanakah peran orang tua dalam mengembangkan sosial skill anda ?
7. Apa yang menyebabkan sosial skill anda berjalan kurang baik ?
8. Program apa yang anda paling sukai dalam mengembangkan sosial skill
59
Lampiran 3
PEDOMAN DOKUMENTASI
1. Letak geografis sekolah
2. Sejarah berdirinya sekolah
3. Keadaaan guru dan siswa
4. Visi dan misi pengembangan sosial skill
5. Sarana dan prasarana pengembangan sosial skill
6. Stuyktur organisasi dan tugas Pembina program sosial skill
7. Program pengembangan sosial skill
8. Data siswa yang mengikuti program pengembangan sosial skill
60
Lampiran 4
PEDOMAN OBSERVASI
Obervasi atau pengamatan yang diulakukan dalam penelitian ini, yakni
melakukan pengamatan tentang gambaran MTS ittihadil Ummah meluputi:
1. Mengamati lokasi dan keadaan sekitar sekolah
a. Alamat atau lokasi sekolah serta lingkungan sekitar sekolah
b. Mengamati kondisi dan fasilitas sekolah
2. Mengamati kegiatan sebelum dan sesudah pembelajaran
a. Mengamati kedatangan siswa kesekolah
b. Persiapan yang dilakukan sebelum memulai pembelajaran
c. Ketetapan waktu dalam mulai dan mengahiri pelajaran
d. Mengamati kepulangan siswa dari sekolah
3. Mengamati interaksi warga sekolah
a. Interaksi guru dengan guru
b. Interaksi guru dengan siswa
c. Interaksi siswa dengan guru, teman dan warga sekolah lainnya
4. Mengamati kinerja guru dalam mengembangkan sosial skill siswa
a. Fasilitas pendukung untuk program sosial skill
b. Program sosial skill yang ada disekolah
61
Lampiran 5
KISI-KISI OBSERVASI
1. Kapan berdirinya sekolah ?
2. Bagaimana visi, misi dan tujuan sekolah ?
3. Bagaimana keadaaan guru dan pegawai yang ada disekolah ?
4. Apa saja fasilitas yang tersedia disekolah ?
5. Jam berapa siswa masuk kelas ?
6. Apa kegiatan siswa sebelum masuk kelas dan memulai pembelajaran ?
7. Apa kegiatan siswa sebelum pulang kelas dan memulai pembelajaran ?
8. Bagaimana komunikasi guru antar guru dalam mengembangkan sosial skill
siswa ?
9. Bagaimana komunikasi guru antar siswa dalam lingkungan sosial ?
10. Bagaimana sosialisasi dan komunikasi yang terjalin antara siswa dengan
warga sekolah lainnya?
11. Apa saja fasilitas yang tersedia disekolah dalam mendukung program
pengembangan sosial skill?
12. Apa saja program sosial skill yang ada disekolah?
62
Lampiran 6
Proses wawancara dengan siswa
63
Lampiran 7
Proses wawancara dengan kepala sekolah
64
Lampiran 8
Proses wawancara dengan guru
65
Lampiran 9
Kegiatan Imtaq
66
Lampiran 10
Foto Kegiatan Muhadaroh
67
Lampiran 11
Foto Kegiatan Muhadaroh
68
Lampiran 12
Foto Kegiatan Pencak Silat Merah Putih (MP)
69
Lampiran 13
Pedoman Wawancara Guru
1. Apa yang ibu ketahui tentang sosial skill ?
2. Bagaimanakah peran kepala sekolah dalam mengembangkan sosial skill ?
3. Apa saja kendala yang dihadapi pihak sekolah dalam mengembangkan sosial
skill siswa ?
4. Program apa saja yang banyak diminati siswa dalam mengembangkan sosial
skill siswa di sekolah ?
5. Bagaimana selama ini peran guru dalam mengembangkan sosial skill siswa ?
6. Bagaimana cara mengembangkan sosial skill siswa di sekolah ?
7. Bagaimana peran proses pembelajaran dalam mengembangkan sosial skill
siswa ?
70
71
72
73
74
75