Top Banner
169 Pengembangan Sistem Informasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian Bencana Menggunakan Metode ECLAC (Economic Commission for Latin America and Caribbean) (Studi Kasus Erupsi Gunung Merapi 2010 di Kab. Boyolali) 1) Farisa Oetari, 2) Sri Yulianto JP, 3) Adi Nugroho Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro no. 52-60, Salatiga 50711, Indonesia Email : 1) [email protected], 2) [email protected], 3) [email protected] Abstrak The objective of this study is to develop a system for assessing the distruction and lost caused by natural disaster. This assessment system will be used for rehabilitation and reconstruction post natural disaster. The system uses ECLAC using web technology. There are five stages in the this research; they are identification and data collection, data analysis, system design, coding the designed system and testing the system. The ECLAC method is implemented to help the officers in doing the assessment in post natural disaster especially Merapi eruption in Boyolali area, to be specific are three districts; Selo,Musuk and Cepogo. Those area are the closest are to the top of of the Mount Merapi. Keywords : ECLAC, Assessment for Disaster Distruction, Mount Merapi 1. Pendahuluan Indonesia merupakan Negara yang struktur geologinya didominasi oleh gunung berapi.Gunung Merapi (2968m dpl) terletak di Jawa Tengah pada posisi geografis 110º26’30'’ BT dan 7º32’30'’ LS, adalah gunung api tipe strato paling giat di Indonesia. Sejak tahun 1672 hingga 2010 tercatat lebih dari 80 kali erupsi, dengan selang waktu istirahat antara 1 - 18 tahun atau rata-rata 4 tahun. Gunung ini berada di Kabupaten Sleman yang secara geografis memiliki wilayah terbentang mulai 110º15’13" sampai dengan 110º33’00" Bujur Timur dan 7º 34’51" sampai dengan 7 º 47’03" Lintang Selatan. Selain berada di wilayah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten, Propinsi JawaTengah juga memiliki wilayah Gunung Merapi.[1] Gunung Merapi mengalami letusan-letusan kecil setiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar 10-15 tahun sekali.[2] Pada tahun 2010, gunung Merapi mengeluarkan
15

Pengembangan Sistem Informasi Penilaian Kerusakan …ftiuksw.org/ejournal/assets/pdf/b29fda25d69546d105f120d5362a2eaa.pdf · Pengembangan Sistem Informasi (Oetari, ... Tahap ketiga

Feb 06, 2018

Download

Documents

lytuyen
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pengembangan Sistem Informasi Penilaian Kerusakan …ftiuksw.org/ejournal/assets/pdf/b29fda25d69546d105f120d5362a2eaa.pdf · Pengembangan Sistem Informasi (Oetari, ... Tahap ketiga

169

Pengembangan Sistem Informasi Penilaian Kerusakandan Kerugian Bencana Menggunakan Metode ECLAC

(Economic Commission for Latin America andCaribbean)

(Studi Kasus Erupsi Gunung Merapi 2010 di Kab.Boyolali)

1) Farisa Oetari, 2) Sri Yulianto JP, 3) Adi Nugroho

Fakultas Teknologi InformasiUniversitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro no. 52-60, Salatiga 50711, IndonesiaEmail : 1) [email protected],2) [email protected],

3) [email protected]

Abstrak

The objective of this study is to develop a system for assessing thedistruction and lost caused by natural disaster. This assessment systemwill be used for rehabilitation and reconstruction post natural disaster.The system uses ECLAC using web technology. There are five stagesin the this research; they are identification and data collection, dataanalysis, system design, coding the designed system and testing the system.The ECLAC method is implemented to help the officers in doing theassessment in post natural disaster especially Merapi eruption in Boyolaliarea, to be specific are three districts; Selo,Musuk and Cepogo. Thosearea are the closest are to the top of of the Mount Merapi.

Keywords : ECLAC, Assessment for Disaster Distruction, Mount Merapi

1. Pendahuluan

Indonesia merupakan Negara yang struktur geologinya didominasi oleh gunungberapi.Gunung Merapi (2968m dpl) terletak di Jawa Tengah pada posisi geografis110º26’30'’ BT dan 7º32’30'’ LS, adalah gunung api tipe strato paling giat diIndonesia. Sejak tahun 1672 hingga 2010 tercatat lebih dari 80 kali erupsi, denganselang waktu istirahat antara 1 - 18 tahun atau rata-rata 4 tahun. Gunung ini beradadi Kabupaten Sleman yang secara geografis memiliki wilayah terbentang mulai110º15’13" sampai dengan 110º33’00" Bujur Timur dan 7º 34’51" sampai dengan7 º 47’03" Lintang Selatan. Selain berada di wilayah Kabupaten Sleman, KabupatenMagelang dan Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten, Propinsi JawaTengahjuga memiliki wilayah Gunung Merapi.[1]

Gunung Merapi mengalami letusan-letusan kecil setiap 2-3 tahun, dan yanglebih besar 10-15 tahun sekali.[2] Pada tahun 2010, gunung Merapi mengeluarkan

Page 2: Pengembangan Sistem Informasi Penilaian Kerusakan …ftiuksw.org/ejournal/assets/pdf/b29fda25d69546d105f120d5362a2eaa.pdf · Pengembangan Sistem Informasi (Oetari, ... Tahap ketiga

Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.2, Agustus 2014 : 101 - 202

170

letusan dahsyat yang mengejutkan banyak pihak.Pada tanggal 26 Oktober 2010Gunung Merapi mengalami erupsi pertama dan selanjutnya berturut-turut hinggaNovember 2010.Kejadian erupsi Merapi ini mengakibatkan jatuhnya korban jiwadan kerugian yang tidak sedikit. Letusan ini menyebabkan 37 korban meninggaldan 46 luka-luka akibat awan panas. Setelah letusan tersebut, terjadi hal yang diluar kebiasaan Merapi, masih terdapat energi di dalam dapur magma yangbesar. Akibatnya pada tanggal 5 November 2010 terjadi letusan yang lebihkuat dengan menimbulkan lontaran material vulkanik setinggi 6,5 km daripuncak Merapi dan hembusan awan panas sejauh 14 km ke arah selatan.Letusankedua ini menimbulkan kerusakan yang hebatdan menyebabkan bertambahnyakorban meninggal hingga mencapai total 196 orang.[3]

Kejadian bencana menuntut upaya tanggap darurat secara cepat danmenyeluruh bagi korban dan wilayah yang terkena dampak bencana, serta upayapemulihan kehidupan masyarakat dan daerah pasca bencana. Tanggap daruratbencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saatkejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputikegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhandasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasaranadan sarana.

Setiap terjadi bencana, dilakukan penilaian kerusakan dan kerugian yangterjadiuntuk memperoleh gambaran sampai berapa besar kerusakan dan kerugianyang ditanggung oleh semua pihak, pemerintah, masyarakat dan swasta, sertaseberapa besar dampak bencana mempengaruhi ekonomi makro, baik di tingkatregional maupun di tingkat nasional. Sesuai dengan strategi di dalam rehabilitasidan rekonstruksi maka ada tiga tahapan di dalamnya yaitu kajian penilaian kerusakandan kerugian (damage and losses assessment), kajian penilaian kebutuhan pascabencana (human recovery needs assessment) dan penyusunan rencana aksirehabilitasi dan rekonstruksi.[4]

Penilaian Kerusakan dan Kerugian (Damage and Loss Assessment)menggunakan metode ECLAC (Economic Commission for Latin America andCaribbean) Metode perhitungan ini telah digunakan di Indonesia untuk menilaidampak bencana Tsunami Aceh tahun 2004 dan Gempa Jogja pada tahun 2006.Penilaian kerusakan dan kerugian pasca bencana Gunung Merapi di KabupatenBoyolali belum menerapkan metode ECLAC. Dampaknya adalah hasil penilaiankerusakan dan kerugian bencana yang digunakan pada fase rehabilitasi danrekonstruksi pascabencana kurang akurat dan valid.

Penerapan metode ECLAC diharapkan dapat membantu petugas dalammelakukan proses penilaian kerusakan dan kerugian pasca bencana khususnya padaerupsi Merapi di Kab. Boyolali khususnya Kecamatan Selo, Kecamatan Musukdan Kecamatan Cepogo, karena menurut Peta Daerah Rawan Bencana ErupsiMerapi Kab. Boyolali yang dibuat oleh BPBD Kab.Boyolali ketiga kecamatan inimerupakan wilayah yang dekat dengan puncak Merapi.

Page 3: Pengembangan Sistem Informasi Penilaian Kerusakan …ftiuksw.org/ejournal/assets/pdf/b29fda25d69546d105f120d5362a2eaa.pdf · Pengembangan Sistem Informasi (Oetari, ... Tahap ketiga

171

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang penilaian kerusakan dan kerugian bencana telah banyakdilakukan, misalnya penelitian yang pertama dilakukan oleh BAPPENAS pada tahun2006, yang bertujuan untuk menilai dampak dari becana gempa bumi tahun 2006dengan menggunakan metode DaLA ECLAC.Hasil dari penelitian ini adalah hasilperhitungan kerusakan dan kerugian becana gempa Jogja pada tahun 2006 di daerahJawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. [5]

Penelitian kedua adalah penelitian yang dilakukan Dhelistya Liza pada tahun2013, yang bertujuan menerapkan metode DaLA ECLAC pada sistem informasiberbasis internet dan SIG. Penelitian ini melakukan penilaian kerusakan rumah diDesa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman pasca erupsi Merapi pada tahun 2010. Hasildari penelitian ini adalah prototype sistem informasi penilaian kerusakan rumahberbasis internet dan SIG, nilai kerusakan rumah di Desa Kepuharjo, dan hasilevaluasi nilai kerusakan dan sistem informasi.[7]

Sedangkan penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menerapkan metodeDaLAECLAC pada sistem informasi berbasis web untuk menghitung kerusakandan kerugian pasca erupsi Merapi 2010. Penilaian dampak bencana di Indonesiamenggunakan metode yang dikembangkan oleh Economic Commision for LatinAmerica and the Caribbean(ECLAC) yang dikenal dengan istilah Damagesand Losses Assessment (DaLA).Metodologi ECLAC (Economic Commissionfor Latin America and the Caribbean) diperkenalkan kepada Pemerintah Indonesiaoleh komunitas donor internasional sebagai salah satu instrumen analisa yang telahdikembangkan untuk menghitung jumlah kerusakan dan kerugian yang diakibatkanoleh berbagai jenis bencana (bencana alam maupun bencana yang terjadi akibatulah manusia).[5]

Metoda ECLAC menganalisis tiga aspek utama, yaitu kerusakan, kerugiandan dampak ekonomi.Kerusakan (dampak langsung), merupakan dampak terhadapasset, saham, properti yang dinilai dengan harga unit penggantian (bukan rekonstruksi)yang disepakati.Kerugian (dampak tidak langsung), merupakan proyeksi hambatanproduktivitas akibat asset yang rusak atau hilang akibat bencana, seperti potensipendapatan yang berkurang, pengeluaran yang bertambah dan lain-lain selamabeberapa waktu hingga aset dipulihkan berdasarkan nilai saat ini. Sedangkan dampakekonomi (kadang disebut dampak sekunder) meliputi dampak fiskal, dampakpertumbuhan PDB, dan lain-lain.[5]Metode ini dimaksudkan menyediakan sebuahpenilaian awal mengenai kerusakan dan kehilangan setelah terjadi suatu bencanauntuk mengidentifikasi kebutuhan pemulihan yang segera harus dilakukan ataupunkebutuhan pembangunan kembali (rekonstruksi) dalam jangka panjang.

Penilaian kerusakan dan kerugian (Damage and Loss Assessment)merupakan tahap awal dari upaya pemulihan pasca bencana melalui kegiatanrehabilitasi dan rekonstruksi yang berjangka menengah sampai panjang.[5]

Tujuan dari penilaian kerusakan dan kerugian yaitu menilai kerusakan yangterjadi pada prasarana dan sarana publik dan non-publik, menilai kerugian yangterjadi dan dampaknya terhadap masyarakat, daerah dan Negara serta menilaipengaruh kerusakan terhadap kelembagaan pemerintahan, sekaligus mengantisipasi

Pengembangan Sistem Informasi (Oetari, dkk)

Page 4: Pengembangan Sistem Informasi Penilaian Kerusakan …ftiuksw.org/ejournal/assets/pdf/b29fda25d69546d105f120d5362a2eaa.pdf · Pengembangan Sistem Informasi (Oetari, ... Tahap ketiga

Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.2, Agustus 2014 : 101 - 202

172

resiko terjadinya konflik, pelanggaran hukum dan penyimpangan.Proses penilaian kerusakan dan kerugian terbagi dalam lima tahapan seperti

pada gambar 1.

Gambar 1 Proses Penilaian Kerusakan dan Kerugian

Tahap pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan data primer dansekunder.Berdasarkan Metoda ECLAC, data primer yang perlu dikumpulkan adalahdata sektor berdasarkan pengelompokanyang telah disesuaikan dengan kondisisetempat wilayah yang terkena dampak bencana dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Tabel Daftar Sektor

Page 5: Pengembangan Sistem Informasi Penilaian Kerusakan …ftiuksw.org/ejournal/assets/pdf/b29fda25d69546d105f120d5362a2eaa.pdf · Pengembangan Sistem Informasi (Oetari, ... Tahap ketiga

173

Tahap kedua yaitu konfirmasi dan verifikasi data. Pada tahap ini akan dilakukankonfirmasi terhadap sumber data kerusakan, konfirmasi lokasi dan jenis kerusakan,memverifikasi nilai kerusakan serta memastikan data yang diperoleh sudah mencakupsemua wilayah.Mengkorfirmasikan data kerusakan dengan Kementerian/Lembagadan SKPD yang terkena dampak bencana merupakan bagian yang penting dalamproses penyusunan perkiraan kerusakan dan kerugian.[6]

Tahap ketiga yaitu vilidasi dan valuasi kerusakan.Pada tahap ini yang dilakukanadalah mengelompokan data berdasarkan sektor dan menghitung nilai kerusakanberdasarkan rumus yang sudah ditetapkan pada Tabel 2.[6]

Tabel 2 Tabel Satuan (unit) harga dan estimasi kerusakan

Tahap keempat adalah valuasi nilai kerugian.Hal yang dilakukan pada tahapanini menggunakan pengelompokan data sektor untuk menghitung kerugian akibatbencana. Penilaian terhadap kerugian menggunakan asumsi dan pendekatan yangditunjukan pada Tabel 3.[6]

Pengembangan Sistem Informasi (Oetari, dkk)

Page 6: Pengembangan Sistem Informasi Penilaian Kerusakan …ftiuksw.org/ejournal/assets/pdf/b29fda25d69546d105f120d5362a2eaa.pdf · Pengembangan Sistem Informasi (Oetari, ... Tahap ketiga

Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.2, Agustus 2014 : 101 - 202

174

Tabel 3 Tabel Pendekatan perhitungan nilai kerugian

Tahap kelima adalah memeriksa rasionalitas kerusakan dan kerugian. Padatahap ini melakukan penjumlahan terhadap kerusakan dan kerugian serta memeriksarasionalitasnya.

3. Metode Penelitian

Tahapan penelitian dapat dilihat sebagaimana pada Gambar 2. Setiap tahapmemiliki beberapa bagian yaitu terdiri dari tujuan yang ingin dicapai pada prosestersebut, metode/alat/bahan yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut, sertaoutput yang akan dihasilkan dari tiap tahap.

Gambar 2 Metode Penelitian

Page 7: Pengembangan Sistem Informasi Penilaian Kerusakan …ftiuksw.org/ejournal/assets/pdf/b29fda25d69546d105f120d5362a2eaa.pdf · Pengembangan Sistem Informasi (Oetari, ... Tahap ketiga

175

Tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan identifikasi danmengumpulkan data-data yang dibutuhkan.Pada tahap ini metode yang dilakukanyaitu wawancara dan obeservasi. Wawancara dilakukan dengan BadanPenanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali. Data yangdidapatkan pada penelitian ini yaitu berupa variable/indikator dan data sekunderyang ada di BPBD dan Pemda Kabupaten Boyolali. Data yang dihasilkan berupadata kerusakan yang disebabkan karena erupsi Merapi tahun 2010 di wilayahKabupaten Boyolali.

Tahap kedua adalah —pengolahan data lapangan.Data-data yang telahdiperoleh pada tahap pertama selanjutnya diolah menggunakan metode DaLAECLAC.

Tahap ketiga adalah membuat desain aplikasi atau perancangan sistem.Metodeperancangan sistem yang digunakan untuk membangun aplikasi ini adalah metodeprototyping.Prototyping adalah proses yang digunakan untuk membantupengembangan perangkat lunak dalam membentuk model dari perangkat lunak yangharus dibuat.

Gambar 3 Metode Prototyping

Gambar 3 merupakan tahap-tahap di dalam prototyping model yang akandiimplementasikan di dalam perancangan DaLA system ini antara lain pengumpulankebutuhan.Sistem aplikasi dirancang dengan menggunakan Unified ModellingLanguage (UML), meliputi usecase diagram yang menggambarkan fugsionalitasyang diharapkan dari sebuah sistem. Sebuah usecase mereprentasikan sebuahinteraksi antara aktor dan sistem.

Pengembangan Sistem Informasi (Oetari, dkk)

Page 8: Pengembangan Sistem Informasi Penilaian Kerusakan …ftiuksw.org/ejournal/assets/pdf/b29fda25d69546d105f120d5362a2eaa.pdf · Pengembangan Sistem Informasi (Oetari, ... Tahap ketiga

Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.2, Agustus 2014 : 101 - 202

176

Gambar 4 Usecase diagram

Gambar 4 adalah gambar diagram usecase yang menggambarkan keterlibatanaktor dalam pemakaian sistem beserta peran yang dimiliki seorang aktor dalamsistem tersebut. Tiap aktor memiliki peran masing-masing, misalnya seorang adminmempunyai peran dalam pengelolaan data yang meliputi data sektor, data subsektor,data wilayah bencana, data infrastruktur, data harga, dan data bencana. Diagramkelas (class diagram) adalah diagram yang digunakan untuk menampilkan beberapakelas serta paket-paket yang ada dalam sistem perangkat lunak yang sedangdikembangkan.

Gambar 5 Class Diagram

Page 9: Pengembangan Sistem Informasi Penilaian Kerusakan …ftiuksw.org/ejournal/assets/pdf/b29fda25d69546d105f120d5362a2eaa.pdf · Pengembangan Sistem Informasi (Oetari, ... Tahap ketiga

177

Gambar 5 adalah class diagram dari aplikasi yang dibuat. Dalam membuatclass diagram, dari satu usecase terpecah menjadi dari tiga class yang salingberhubungan yaitu boundary, controller dan entity. Boundary dapat diartikansebagai user interface dimana disini terlihat apa-apa saja yang ada ditampilan user.Controller berisioperation-operation yang digunakan, misalnya insert, update,delete, dan view. Sedangkan entity menggambarkan hubungan antar entitas yangada pada sistem DaLA.

4. Hasil dan Pembahasan

Sistem penilaian kerusakan dan kerugian pasca bencana yang dilakukan selamaini masih bersifat konvensional.Petugas sudah menggunkan bantuan komputer namunadmin masih sering melakukan perhitungan secara manual.Selain itu mengingatpentingnya data ini, petugas sering lalai dalam menyimpan data bencana sehinggasaat mau dipergunakan kembali data yang dicari sudah hilang atau petugas harusmembuka satu per satu file yang ada didalam komputer. Dengan adanya sistem inidata-data bencana dapat terorganisir dengan baik dan proses penialaian kerusakandan kerugian bencana dapat dilakukan secara cepat oleh sistem.

Proses Penilaian Kerusakan dan Kerugian

Proses yang dilakukan dalam melakukan penilaian kerusakan dan kerugianterbagi menjadi lima tahapan, yaitu :

Tahap 1 Mengumpulkan data primer (kerusakan) dan data sekunder. Tabel 4adalah contoh data sekunder yang diperoleh dari pemda Kab. Boyolali berupa datakorban meninggal.

Tabel 4 Tabel pendataan korban meninggal

Kemudian melakukan pendataan kerusakan yang terjadi pada sektorperumahan dan jalan. Kerusakan sektor perumahan yang ditimbulkan akibat dampakbencana ini dibagi ke dalam beberapa wilayah/lokasi per kabupaten, dimana tingkatkerusakan juga dapat dikategorikan. Untuk kerusakan jalan pembagiannyaberdasarkan sektor ruas jalan, wilayah kecamatan dan kabupaten. pengukuranpanjang jalan juga dimasukkan agar lebih detil dan jelas akan tingkat kerusakanyang ditimbulkan akibat erupsi gunung Merapi.

Pengembangan Sistem Informasi (Oetari, dkk)

Page 10: Pengembangan Sistem Informasi Penilaian Kerusakan …ftiuksw.org/ejournal/assets/pdf/b29fda25d69546d105f120d5362a2eaa.pdf · Pengembangan Sistem Informasi (Oetari, ... Tahap ketiga

Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.2, Agustus 2014 : 101 - 202

178

Tabel 5 Tabel pendataan sektor perumahan

Tabel 6 Tabel pendataan kerusakan jalan

Page 11: Pengembangan Sistem Informasi Penilaian Kerusakan …ftiuksw.org/ejournal/assets/pdf/b29fda25d69546d105f120d5362a2eaa.pdf · Pengembangan Sistem Informasi (Oetari, ... Tahap ketiga

179

Tahap 2 Melakukan konfirmasi dan verifikasi data dengan sumbernya.Mengkorfirmasikan data kerusakan dengan Kementerian atau Lembaga dan SKPDyang terkena dampak bencana. Mengelompokan kategori kerusakan fisik secarasederhana agar proses valuasi menjadi lebih mudah.

Tahap 3 Melakukan validasi data dan memperkirakan nilai kerusakan. Padatahap ini dilakukan perhitungan nilai kerusakan dengan rumus yang ada pada metodeECLAC.

Contoh perhitungan kerusakan rumah :Diketahui data kerusakan rumah yang diakibatkan karena erupsi Merapi 2010

Nilai Kerusakan Rumah= (jumlah unit x harga satuan)= (jumlah rusak berat x harga satuan rusak berat) + (jumlah rusak sedang x

harga satuan rusak sedang) + (jumlah rusak ringan x harga satuan rusak ringan)= (61 x Rp. 30.000.000) + (163 x Rp. 10.000.000) + (81 x Rp. 1.000.000)= (Rp. 1.830.000.000 + Rp. 1.630.000.000 + Rp. 81.000.000)= Rp. 3.541.000.000,-

Contoh perhitungan kerusakan jalan

Nilai Kerusakan Jalan= (jumlah unit x harga satuan)=(jumlah rusak berat x harga satuan rusak berat x 70%(depresiasi asset)) +

(jumlah rusak sedang x harga satuan rusak sedangx 50%(depresiasi asset)) + (jumlahrusak ringan x harga satuan rusak ringanx 30%(depresiasi asset))

= (1 x Rp. 1,4 M x 70%) + (23,67 x Rp. 1,4 M x 50%) + (0 x Rp. 1,4 M x30%)

= ( Rp. 1.372.000.000 + Rp. 16.569.000.000 + 0)= Rp. 17.941.000.000

Tahap 4 Memperkirakan nilai kerugian. Pada tahap 4 dilakukan penilaiannilai keugian berdsarkan pendekatan metode ECLAC atau perkiraan SKPD wilayahsetempat.

Pengembangan Sistem Informasi (Oetari, dkk)

Page 12: Pengembangan Sistem Informasi Penilaian Kerusakan …ftiuksw.org/ejournal/assets/pdf/b29fda25d69546d105f120d5362a2eaa.pdf · Pengembangan Sistem Informasi (Oetari, ... Tahap ketiga

Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.2, Agustus 2014 : 101 - 202

180

Contoh:Data kerusakan sektor perdagangan (kios) yang diakibatkan erupsi Merapi

2010 adalah :

Nilai Kerugian = omset x hari tdk beropeasi x jumlah kios = (Rp. 800.000 x 7 hr x 142 unit) + (Rp. 800.000 x 7 hr x 117 unit) = Rp. 795.200.000 + Rp. 655.200.000 = Rp. 1.450.400.000

Tahap 5 Memeriksa rasionalitas dan struktur nilai kerusakan dan kerugianberdasarkan tipe bencana. Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan rasionalitas

dan menjumlahkan nilai kerusakan dan kerugian.

Implementasi metode DaLA ECLAC

Rumus perhitungan kerusakan dan kerugian metode DaLA ECLAC yangdigunakan pada penelitian ini diletakkan pada kode program PHP.

Kode Program 1 Kode Progam Insert Harga

1. $sql = OCIParse2. ($kon,”insert into TB_HARGA values3. (‘$_POST[kode_harga]’,4. (0.7*’$_POST[harga]’),5. (0.5*’$_POST[harga]’),6. (0.3*’$_POST[harga]’),7. ‘$_POST[id_jenis]’,‘$_POST[kode_infrastruktur]’)”);

Kode program 1 merupakan kode program yang berisi perintah untuk insertatau menambahkan harga satuan bencana. Harga satuan yang ditetapkan pemerintahdaerah akan dibagi menjadi tiga kategori harga yaitu harga rusak berat, harga rusaksedang dan harga rusak ringan. Penetuan harga untuk masing-masing kategoriberdasarkan metode ECLAC yang telah diuraikan sebelumnya. Output dari kodeprogram 1 ditunjukan pada Gambar 6.

Page 13: Pengembangan Sistem Informasi Penilaian Kerusakan …ftiuksw.org/ejournal/assets/pdf/b29fda25d69546d105f120d5362a2eaa.pdf · Pengembangan Sistem Informasi (Oetari, ... Tahap ketiga

181

Gambar 6 Tampilan daftar harga satuan bencana

Kode program 2 adalah kode program yang digunakan untuk menyimpandata-data kerusakan akibat bencana berdasarkan fakta di lapangan.Data-datatersebut diinputkan berdasarkan kategori kerusakan yang telah ditentukan.Outputdari kode program insert data bencana ditunjukan pada Gambar 7. Jumlah kerusakantiap infrastruktur ditunjukan pada 3 kolom terakhir dari tampilan website padaGambar 7.

Gambar 7 Tampilan hasil inputan data bencana

Pengembangan Sistem Informasi (Oetari, dkk)

Page 14: Pengembangan Sistem Informasi Penilaian Kerusakan …ftiuksw.org/ejournal/assets/pdf/b29fda25d69546d105f120d5362a2eaa.pdf · Pengembangan Sistem Informasi (Oetari, ... Tahap ketiga

Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.2, Agustus 2014 : 101 - 202

182

Kode Program 3 kode program perhitungantotal kerusakan

1. $sql=oci_parse($conn,”select b.nomor,initcap(s.sektor) sektor, sb.subsektor,2. initcap(i.keterangan) keterangan,k.kecamatan,b.jumlah_rb, b.jumlah_rs,b.jumlah_rr,3. h.harga_rb, h.harga_rs,h.harga_rr,j.jenis,4. ((b.jumlah_rb * h.harga_rb)+(b.jumlah_rs *h.harga_rs)+(b.jumlah_rr * h.harga_rr)) total5. from tb_bencana b join tb_harga h on (b.kode_harga =h.kode_harga)6. join tb_infrastruktur i on(i.kode_infrastruktur=h.kode_infrastruktur)7. join tb_subsektor sb on (sb.id_subsektor =i.id_subsektor)8. join tb_sektor s on (s.id_sektor = sb.id_sektor)join tb_jenis j on (j.id_jenis=h.id_jenis)jointb_kecamatan k on (k.id_kecamatan = i.id_kecamatan)”);

Kode program 3 adalah kode program yang digunakan untuk menampilkanjumlah total kerusakan tiap infrastruktur. Rumus untuk menampilkan total rupiahkerusakan terletak pada baris perintah nomor empat. Total rupiah kerusakan dihitungdengan cara mengkalikan harga satuan dan jumlah unit seperti pada baris perintahnomor empat pada Kode Program 3. Output dari Kode Program 3 adalah berupatampilan yang menampilkan hasil perhitungan kerusakan dan kerugian yang ditunjukanpada Gambar 8.

Gambar 8 Tampilan hasil penilaian kerusakan dan kerugian

Page 15: Pengembangan Sistem Informasi Penilaian Kerusakan …ftiuksw.org/ejournal/assets/pdf/b29fda25d69546d105f120d5362a2eaa.pdf · Pengembangan Sistem Informasi (Oetari, ... Tahap ketiga

183

5. Simpulan

Metode Economic Commision for Latin America and theCaribbean(ECLAC) efektif digunakan untuk penilaian kerusakan dan kerugian pascabencana secara lebih akurat dan valid. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaiankerusakan dan kerugian pasca bencana Gunung Merapi di Kabupaten Boyolali.Penerapan metode ECLAC diharapkan dapat membantu petugas dalam melakukanproses penilaian kerusakan dan kerugian pasca bencana khususnya pada erupsiMerapi di Kab. Boyolali khususnya Kecamatan Selo, Kecamatan Musuk danKecamatan Cepogo, karena menurut Peta Daerah Rawan Bencana Erupsi MerapiKab. Boyolali yang dibuat oleh BPBD Kab.Boyolali ketiga kecamatan ini merupakanwilayah yang dekat dengan puncak Merapi.

6. Daftar Pustaka

[1] BAPPENAS, BNPB, 2011, Rencana Aksi Rehabilitasi Dan RekonstruksiPascabencana Erupsi Merapi Di Wilayah Provinsi Di Yogyakarta Dan ProvinsiJawa Tengah Tahun 2011-2013.

[2] Harwati, 2010, Analisis Dampak, Bencana Merapi Terhadap Aktifitas Industridi Kawasan Cangkringan.Yogyakarta. Universitas Islam Indonesia.

[3] BNPB, 2011, Dari Wasior, Mentawai,Hingga Merapi. GEMA BNPB. 2(1).7- 16.

[4] BNPB, 2011, Dampak Letusan Gunung Merapi Mencapai Rp 3,56 Trilyun.GEMA BNPB. 2(1). 17- 20.

[5] BAPPENAS, 2006, Preliminary Damage and Loss Assessment, Yogyakartaand Central Java Natural Disaster, Jakarta

[6] BAPPENAS, 2008, Penilaian Kerusakan dan Krugian, Jakarta[7] Liza, Dhelistya, 2013, Penerapan DaLA ECLAC Berbasis Internet Dan

Sistem Informasi Geografis Untuk Penilaian Kerusakan Bangunan RumahPascabencana, Program Studi Ilmu Lingkungan Minat Studi Geo-Informasiuntuk Manajemen Bencana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Pengembangan Sistem Informasi (Oetari, dkk)