PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMBENTUKAN JABATAN FUNGSIONAL TINGKAT AHLI TATA BANGUNAN DAN PERUMAHAN PENGEMBANGAN PROFESI [email protected]KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT MANAJEMEN DAN JABATAN FUNGSIONAL
31
Embed
PENGEMBANGAN PROFESI - bpsdm.pu.go.id filependidikan dan pelatihan pembentukan jabatan fungsional tingkat ahli tata bangunan dan perumahan pengembangan profesi [email protected] kementerian
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENDIDIKAN DAN PELATIHANPEMBENTUKAN JABATAN FUNGSIONAL TINGKAT AHLI
a. mengganti fakta,b. makna ganda,c. berbohong,d. memasukkan dugaan
pribadi.
PERHATIAN TERHADAP TATACARA PENULISAN : 1. Kebahasaan : EYD
Bahasa asing2. Abstrak : judul, tujuan,
metode penelitian/kajian, analisa data, temuanpenelitian/kajian, kesimpulandan saran, kata kunci, 200 –250 kata, satu spasi.
3. Pengutipan : mengutipmerujuk sumber informasinya.
4. Daftar Pustaka : sesuai dengankaidah penulisan
a. Bagian awal yang memuat:
1) Halaman judul (lihat Formulir: Format Lembar Judul KTI
dalam Bentuk Naskah yang Tidak Dipublikasikan);
2) Lembar pengesahan KTI (lihat Formulir: Format Lembar
Pengesahan KTI);
3) Abstrak;
4) Prakata;
5) Daftar isi;
6) Daftar tabel (jika ada);
7) Daftar gambar/grafik (jika ada).
b. Bagian batang tubuh yang memuat:
1) Bagian Pendahuluan Proporsi bagian
pendahuluan ini ± 15% dari isi KTI, yang berisi:
a) Latar belakang, yang memuat:
(1) motif yang mendorong penelitian/
pengkajian;
(2) tingkat kebaruan topik yang akan
diangkat;
(3) kespesifikan topik yang diteliti.
b) Identifikasi masalah, yang memuat:
(1) variabel penelitian/pengkajian;
(2) pola hubungan antar variabel;
(3) penggunaan notasi statistik
matematika universal (jika bersifat
kuantitatif);
(4) pertanyaan penelitian/ pengkajian;
(5) adanya asumsi.
c) Perumusan masalah, yang memuat:
(1) lokasi atau tempat penelitian/ pengkajian
dan cakupan bidang permasalahan yang
dibahas;
(2) konsisten dengan latar belakang;
(3) konsep, teori atau variabel yang dibahas.
d) Tujuan penulisan,
yang memuat: Rumusan tujuan yang ingin
dicapai melalui penulisan KTI, baik bagi pengembangan
ilmu maupun penerapannya.
2) Bagian Isi Bagian isi terdiri dari penyajian kerangka teoritik,
metodologi, serta temuan dan pembahasan. Proporsi bagian ini ±
70% dari isi KTI, yang tersusun atas:
a) Kerangka Teoritik Proporsi bagian ini adalah ± 20% dari
isi KTI, yang memuat :
(1) Kajian kepustakaan.
(2) Teori pendukung yang mutakhir dan relevan dengan
obyek.
(3) Definisi operasional variabel dan indikator yang
digunakan.
(4) Deskripsi kerangka berfikir.
b) Temuan dan Pembahasan Proporsi bagian ini
adalah + 50% dari isi KTI, yang memuat :
(1) Pengungkapan permasa-lahan;
(2) Pembahasan atas fakta atau peristiwa di
lapangan;
(3) Uraian dan analisis tinjauan/ ulasan ilmiah.
(4) Pembahasan/ analisis atas fakta hasil
penelitian/pengkajian dan dikaitkan dengan
teori.
c) Bagian Penutup Proporsi bagian ini adalah ± 15% dari isi
KTI, yang memuat:
(1) Kesimpulan (bukan ringkasan) dari berbagai gejala yang
telah diamati.
(2) Rekomendasi, berisi berbagai alternatif pemecahan
masalah yang bersifat sangat spesifik dan jelas untuk
direkomendasikan.
c. Bagian akhir, berisi:
1) Daftar pustaka;
2) Lampiran-lampiran;
3) Biodata penulis.
abstrak
Laporan
Mengacu kepada lampiran Kep Meneg
Ko bidan Wasbang dan Pendayagunaan
Aparatur Negara : no. 065/KEP/MK.
Waspan/ 10/1999 tentang Jabatan
Fungsional Teknik Tata Bangunan dan
Perumahan dan Angka Kreditnya.
Seminar pada umumnya merupakan sebuah bentuk pengajaran akademis, baik di sebuah universitas maupun diberikan oleh suatu organisasi komersialatau profesional. Kata seminar berasal dari kata Latin seminarum, yang berarti "tanah tempat menanam benih".Sebuah seminar biasanya memiliki fokus pada suatu topik yang khusus, di mana mereka yang hadir dapat berpartisipasi secara aktif. Seminar seringkalidilaksanakan melalui sebuah dialog dengan seorang moderator seminar, ataumelalui sebuah presentasi hasil penelitian dalam bentuk yang lebih formal. Biasanya, para peserta bukanlah seorang pemula dalam topik yang didiskusikan (di universitas, kelas-kelas seminar biasanya disediakan untukmahasiswa yang telah mencapai tingkatan atas). Sistem seminar memilikigagasan untuk lebih mendekatkan mahasiswa kepada topik yang dibicarakan. Di beberapa seminar dilakukan juga pertanyaan dan debat. Seminar memilikisifat lebih informal dibandingkan sistem kuliah di kelas dalam sebuahpengajaran akademis.Perlu dicatat bahwa di beberapa universitas Eropa, sebuah seminar dapatberarti kelas kuliah yang besar, khususnya ketika dibawakan oleh ahli yang termasyhur (tanpa memperhatikan jumlah hadirin atau jangkauanmahasiswa yang berpartisipasi dalam diskusi). Engineering Seminar Topics