PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK KOMPUTER UNTUK PEMILIHAN POMPA AIR IRIGASI Oleh KIKI FOTEDI PRAMONO F14102019 2007 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK KOMPUTER UNTUK
PEMILIHAN POMPA AIR IRIGASI
Oleh
KIKI FOTEDI PRAMONO
F14102019
2007
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN
PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK KOMPUTER UNTUK
PEMILIHAN POMPA AIR IRIGASI
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknik Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor
Oleh
KIKI FOTEDI PRAMONO
F14102019
Dilahirkan pada tanggal 18 Maret 1984
Di Riau
Tanggal Lulus : Desember 2007
Menyetujui,
Bogor, Desember 2007
Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,
Dr. Ir. I Wayan Astika, MSi. Ir. Mohamad Solahudin, MSi. NIP. 131841745 NIP. 131965838
Mengetahui,
Dr. Ir. Wawan Hermawan, M.S. Ketua Departemen Teknik Pertanian
Kiki Fotedi Pramono. F14102019. Pengembangan Perangkat Lunak Komputer Untuk Pemilihan Pompa Air Irigasi. Di bawah bimbingan: Dr. Ir. I Wayan Astika, M.Si. dan Ir. Mohamad Solahudin, MSi. 2007.
RINGKASAN
Pemilihan pompa yang sesuai dengan kondisi lahan dan kebutuhan air tanaman perlu dilakukan untuk memberikan keuntungan yang optimal dalam suatu usaha pertanian. Fakor utama pemilihan pompa adalah terdiri dari berapa banyak keperluan irigasi untuk tanaman, berapa besar debit sumber air (sungai, kolam, sumur), ketersediaan dan biaya dari jenis pompa dan energi.
Masalah yang dihadapi dalam melakukan pemilihan pompa untuk irigasi ini adalah perlu dilakukannya analisa dan perhitungan-perhitungan matematis yang akan menyulitkan bagi petani di Indonesia yang sebagian besar masih merupakan petani tradisional dan memiliki pengusahaan lahan yang relatif kecil. Masalah ini dapat diatasi dengan membangun suatu sistem bantu komputer dalam bentuk program komputer (software) yang mudah digunakan dan diaplikasikan.
Tujuan penelitian ini adalah membangun sebuah perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menentukan jenis pompa yang sesuai dengan kondisi suatu lahan usaha pertanian untuk memanfaatkan air tanah dan air permukaan sebagai air irigasi
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Pebruari 2006 sampai dengan bulan Juni 2006, dan dilanjutkan lagi dari bulan Juli 2007 sampai dengan bulan Agustus 2007, bertempat di Laboratorium Sistem Manajemen dan Mekanisasi Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Program pengembangan yang digunakan adalah Gambas versi 1.0.17 yang berjalan pada sistem operasi Linux
Perangkat lunak pemilihan pompa air irigasi yang diberi nama GWAPS (Gwaps is Water Pump Selection) ini mampu melakukan perhitungan-perhitungan untuk menentukan beberapa nilai. Perhitungan-perhitungan yang dilakukan antara lain menentukan debit pemompaan dengan input jenis tanaman, luas lahan, lokasi penanaman, dan lama pemberian irigasi. Menentukan diameter pipa yang akan digunakan berdasarkan besarnya debit pemompaan. Menentukan head loss pada pipa hisap dan pipa hantar dengan input tinggi hisap statik, tinggi tekan statik dan berbagai macam komponen yang terpasang pada pipa seperti berbagai jenis katup, saringan, elbow dll, kemudian dilakukan perhitungan menentukan daya yang dibutuhkan oleh pompa, selanjutnya software akan memberikan tampilan beberapa pompa yang sebaiknya digunakan, tampilan selanjutnya pengguna dapat melihat detail dari masing-masing pompa yang telah direkomendasikan itu.
Teknik pemberian air pada tanaman dalam perangkat lunak ini dibagi menjadi dua jenis. Pertama pemberian air secara langsung ke lahan dari sumber air dengan menggunakan pompa air, kedua menyimpan air terlebih dahulu pada wadah air pada elevasi tertentu dan kemudian dialirkan ke lahan dengan memanfaatkan energi gravitasi.
Evaluasi software oleh pengguna dilakukan dengan pengisian kuisioner dengan jumlah responden sebanyak sepuluh orang. Secara umum, penilaian responden terhadap penggunaan software cukup mudah. Responden juga menilai
software ini sangat membantu dalam menentukan jenis pompa yang sesuai dengan kondisi lahan dan jenis tanaman yang ditanam. Data iklim dari lokasi lain perlu ditambahkan di dalam software ini untuk memperluas penggunaan software. Responden menilai perlu penambahan gambar atau ilustrasi untuk memperjelas hal-hal yang sulit dimengerti.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Air Molek, salah satu kecamatan di
Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau, pada tanggal 18 Maret
1984. Menyelesaikan pendidikan SD di SDN 018 Rengat pada
tahun 1996, menyelesaikan pendidikan SMP di SMP N 1 Rengat
pada tahun 1999, menyelesaikan SMU di SMU N 1 Rengat pada
tahun 2002. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian
Bogor pada Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian. Penulis
juga menjadi penerima beasiswa dari PT. Caltex Pacific Indonesia selama
menjalani pendidikan di Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 2005 penulis
melaksanakan praktek lapang di PT. Perkebunan Nusantara V Riau. Penulis juga
menjadi asisten dosen untuk mata kuliah Gambar Teknik dan mata kuliah Teknik
Komputasi Numerik. Tahun 2005 sampai tahun 2007 penulis melakukan
penelitian untuk mengembangkan software pemilihan pompa air irigasi dengan
sistem operasi Linux, sekaligus menjadi bahan skripsi.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala karunia
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
Pengembangan Perangkat Lunak Komputer Untuk Pemilihan Pompa Air Irigasi.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. I Wayan Astika, MSi., dan Ir. Mohamad Solahudin, MSi. selaku
dosen pembimbing akademik yang telah memberikan arahan dan
bimbingan selama pelaksanaan penelitian ini.
2. Dr. Ir. Erizal, MAgr., yang telah bersedia menjadi dosen penguji skripsi.
3. Liyantono, STP yang telah memberikan masukan dan saran-sarannya
selama pelaksanaan penelitian ini.
4. CREATA (Center of Research for Engineering Aplication in Tropical
Agriculture) yang telah memberi bantuan dana dalam pelaksanaan
penelitian ini.
5. PT. Caltex Pasific Indonesia yang telah memberi dukungan berupa
beasiswa selama penulis menjalankan studi di Institut Pertanian Bogor.
6. Ibu serta keluarga atas doa dan dukungannya.
7. Renato, Leo, Niken, Ridwan, teman-teman di Gratify, dan semua teman-
teman di TEP 39.
8. Semua pihak yang telah berjasa selama penulis menjalankan studi.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukan di
kemudian hari.
Bogor, Desember 2007
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................. ........ iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ......................................................................... 1
B. TUJUAN.. ............................................................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 3
A. IRIGASI .............................................................................................. 3
B. KLASIFIKASI TANAH...................................................................... 5
C. POMPA AIR ........................................................................................ 10
D. BAHASA PEMEROGRAMAN GAMBAS ........................................ 12
E. PENELITIAN TERDAHULU ............................................................ 14
III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 18
A. WAKTU DAN TEMPAT .................................................................... 18
B. ALAT DAN BAHAN .......................................................................... 18
C. PEMBANGUNAN PERANGKAT LUNAK PEMILIHAN POMPA AIR
IRIGASI ............................................................................................... 18
D. ASUMSI-ASUMSI .............................................................................. 19
E. PEMILIHAN POMPA AIR IRIGASI ................................................. 19
1. Pemberian Irigasi Secara Langsung............................................... 19
2. Pemberian Air dengan memanfaatkan Gravitasi Bumi.................. 25
F. UJI COBA PENGGUNAAN SOFTWARE DI LAPANGAN.............. 27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................ 30
A. ARSITEKTUR PROGRAM PEMILIHAN POMPA AIR
IRIGASI............................................................................................... 28
B. PROSES KERJA PROGRAM PEMILIHAN POMPA AIR IRIGASI
DENGAN METODE IRIGASI LANGSUNG .................................... 29
1. Form untuk menghitung debit pemompaan ................................... 29
2. Form untuk menentukan diameter pipa hantar dan pipa hisap yang
akan digunakan .............................................................................. 33
3. Form untuk menentukan head loss (kehilangan energi) pada pipa hisap
dan pipa hantar ............................................................................... 35
C. PROSES KERJA PROGRAM PEMILIHAN POMPA AIR IRIGASI
DENGAN METODE MEMANFAATKAN GRAVITASI................. 42
1...................................................................................................Form
untuk menghitung debit pemompaan............................................. 42
2...................................................................................................Form
untuk menentukan diameter pipa yang akan digunakan ................ 43
3...................................................................................................Form
untuk menentukan head loss (kehilangan energi) pada pipa hisap dan
pipa hantar...................................................................................... 44
D. PENANGANAN KESALAHAN (ERROR HANDLING) SOFTWARE
PEMILIHAN POMPA AIR IRIGASI................................................. 50
E. UJI COBA PENGGUNAAN SOFTWARE DI LAPANGAN............. 52
V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 58
B. KESIMPULAN.................................................................................... 58
C. SARAN.. .............................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 60
LAMPIRAN.................................................................................................... 62
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Nilai TAM pada berbagai jenis tanah ………………………………. 9
Tabel 2. Nilai fraksi dari TAM pada berbagai jenis tanaman ………………... 10
Tabel 3. Kemampuan kerja beberapa merk pompa ………………………….. 11
Tabel 4. Data iklim daerah Bogor …………………………………………….. 21
Tabel 5. Curah hujan dan hujan efektif daerah Darmaga, Bogor …………….. 22
Tabel 6. Pegangan umum diameter pipa berdasarkan kapasitas pompa ……... 23
Tabel 7. Contoh hasil perhitungan interval pemberian air irigasi pada setiap
masa pertumbuhan tanaman……………............................................. 32
Tabel 8. Contoh hasil perhitungan debit air irigasi pada setiap masa
pertumbuhan tanaman……….............................................................. 32
Tabel 9. Nilai koefisien kehalusan pipa ……………………………………… 34
Tabel 10. Hasil kuisioner untuk pertanyaan kemudahan penggunaan
Software .............................................................................................. 52
Tabel 11. Hasil kuisioner untuk pertanyaan tampilan, ilustrasi gambar,
dan tata letak software......................................................................... 53
Tabel 12. Hasil kuisioner untuk pertanyaan kesesuaian tombol-tombol
terhadap informasi yang ditampilkan................................................. 53
Tabel 13. Hasil kuisioner untuk pertanyaan respon pengguna terhadap
menu bantuan dalam software............................................................ 53
Tabel 14. Hasil kuisioner untuk pertanyaan pilihan merk pompa yang
direkomendasikan oleh software......................................................... 55
Tabel 15. Hasil kuisioner untuk pertanyaan bagian yang susah untuk
diisi atau informasi yang sulit untuk dimengerti................................. 55
Tabel 16. Hasil kuisioner untuk pertanyaan manfaat yang diberikan
software terhadap pengguna................................................................ 56
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Tampilan input dari software pompa honda ....………………….. 15
Gambar 2. Tampilan output dari software pompa Honda …………………... 15
Gambar 3. Salah satu tampilan input software Spaix …………...................... 16
Gambar 4. Salah satu tampilan output software Spaix ………........................ 17
Gambar 5. Form judul………………………………………………………... 28
Gambar 6. Form pilihan cara irigasi yang akan digunakan………………….. 28
Gambar 7. Form untuk menghitung debit air kebutuhan tanaman…………... 30
Gambar 8. Form yang menunjukkan hasil perhitungan debit pompa………... 33
Gambar 9. Form untuk menentukan diamater pipa yang akan digunakan….. 33
Gambar 10. Ilustrasi dari bagian pipa hantar dan pipa hisap…………………... 34
Gambar 11. Form hasil penentuan diameter pipa yang digunakan……………. 35
Gambar 12. Form untuk memilih perlengkapan yang terpasang pada
pipa hisap………………………………....................................... 36
Gambar 13. Form untuk memilih perlengkapan yang terpasang pada
pipa hantar………………………………...................................... 36
Gambar 14. Ilustrasi instalasi pompa………………………………………….. 37
Gambar 15. Form yang menampilkan hasil perhitungan…………………….. 40
Gambar 16. Form yang menampilkan pompa yang direkomendasikan……… 41
Gambar 17. Form yang menampilkan detail pompa yang dipilih……………. 41
Gambar 18. Form untuk menghitung debit air kebutuhan tanaman………….. 42
Gambar 19. Form yang menunjukkan hasil perhitungan debit pompa………. 43
Gambar 20. Form untuk menentukan diameter pipa dari tempat
penampungan air ke lahan………………………………………. 43
Gambar 21. Form untuk menentukan diameter pipa dan volume
tempat penampungan air………………………………………… 44
Gambar 22. Form untuk memilih perlengkapan pada pipa dari tempat
penampungan air ke lahan…………………………………….... 45
Gambat 23. Form untuk memilih perlengkapan pada pipa dari pompa ke
tempat penampungan air………………………………………… 45
Gambar 24. Form untuk memilih perlengkapan dari sumber air ke pompa….. 46
Gambar 25. Form hasil pada metode irigasi dengan gravitasi……………….. 49
Gambar 26. Form yang menampilkan pompa yang direkomendasikan
pada metode irigasi gravitasi……………………………………. 49
Gambar 27. Form yang menampilkan detail pompa yang dipilih……………. 52
Gambar 28. Pesan peringatan batasan input luas lahan dan lama
pemberian air ................................................................................ 51
Gambar 29. Pesan peringatan atas ketidak lengkapan input data
pada software ................................................................................ 51
Gambar 30. Form bantuan dengan bentuk explorasi ……………………….... 54
Gambar 31. Form bantuan dengan bentuk pencarian ………………………… 54
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Diagram alir software pemilihan pompa irigasi………………… 62
Lampiran 2. Faktor pembobot (W) untuk efek radiasi pada ETo untuk suhu
dan ketinggian (altitude) yang berbeda…………………………. 64
Lampiran 3. Radiasi pada Bagian bumi (Ra) berdasarkan garis lintang
(latitude), dalam mm/hari.............................................................. 65
Lampiran 4. Kemungkinan lama penyinaran maksimum dalam sehari (N)
berdasarkan daris lintang (latitude), dalam satuan jam................ 66
Lampiran 5. Perkiraan nilai ETo dari W.Rs pada kondisi kelembaban
dan kecepatan angin yang berbeda............................................... 67
Lampiran 6. Nomogram penentuan kehilangan gesekan pada perlengkapan
pipa (minor losses)........................................................................ 68
Lampiran 7. Tabel kehilangan gesekan pada perlengkapan
pipa (minor losses)........................................................................ 69
Lampiran 8. Nilai Kc beberapa tanaman pada setiap masa pertumbuhan
tanaman.......................................................................................... 70
Lampiran 9. Kuisioner untuk para petani........................................................... 71
Lampiran 10. Kuisioner untuk para penjual pompa............................................. 73
Lampiran 11. Kuisioner untuk dosen dan mahasiswa........................................ 75
Lampiran 12. Nilai ETo dan ETc hasil perhitungan software pemilihan pompa
air irigasi dengan menggunakan data iklim daerah Bogor ........... 77
Lampiran 13. Grafik hubungan antara debit dan head pompa pada setiap BHP
(break horse power) yang berbeda ............................................... 78
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Irigasi bertujuan untuk memberikan air yang cukup pada pertumbuhan
tanaman, memenuhi kecukupan kelembaban tanah serta mengatasi kekurangan
air tanaman (Doorenbos dan Pruitt, 1977). Kebutuhan air tanaman adalah
jumlah air yang digunakan tanaman untuk dapat tumbuh normal (consumptive
use) atau melakukan evapotranspirasi.
Air sebagai bahan utama dalam irigasi memiliki peranan yang sangat
penting, tidak hanya untuk irigasi namun juga sebagai sumber air minum bagi
makhluk hidup dan pemanfaatannya dalam bidang industri. Menurut Seyhan
(1990) bahwa lebih dari 98 % dari semua air di atas bumi tersimpan di bawah
permukaan dalam pori–pori batuan dan bahan–bahan butiran, 2 % sisanya
merupakan air permukaan seperti danau, sungai dan reservoir. Pada
kenyataannya, air permukaan (surface water) sering dimanfaatkan dari pada
air tanah (ground water), karena air permukaan lebih mudah diperoleh. Akan
tetapi, bila dilihat dari distribusi air di bumi tersebut maka air tanah memiliki
potensi pemanfaatan yang sangat besar.
Pemanfaatan air tanah untuk irigasi pada saat ini ditekankan untuk
membantu penyediaan air, dan dimanfaatkan juga sebagai pengganti apabila
air permukaan pada waktu tertentu berkurang, terutama pada musim kemarau.
Pemanfaatan air tanah untuk irigasi pada umumnya dengan menggunakan
pompa, terutama pada daerah yang mempunyai potensi air tanah yang perlu
dikembangkan.
Penggunaan pompa air dimaksudkan untuk mengalirkan air ke lahan
yang tidak mungkin diairi secara gravitasi. Dengan pemanfaatan pompa,
jumlah air yang tersedia akan lebih banyak sehingga luas areal pertanian yang
dapat ditanami akan bertambah. Selain itu juga ketersediaan air yang lebih
banyak akan memungkinkan jadwal penanaman dapat diatur lebih efisien.
Pemilihan pompa yang sesuai perlu dilakukan untuk memberikan
keuntungan yang optimal dalam suatu usaha pertanian. Fakor utama pemilihan
pompa adalah terdiri dari berapa banyak keperluan irigasi untuk tanaman,
berapa besar debit sumber air (sungai, kolam, sumur), ketersediaan dan biaya
dari jenis pompa dan energi (Kalsim, 2003).
Masalah yang dihadapi dalam melakukan pemilihan pompa untuk
irigasi ini adalah perlu dilakukannya analisa dan perhitungan – perhitungan
matematis dari variabel – variabel yang berasal dari kondisi lahan yang akan
diterapkan sistem irigasi dengan menggunakan pompa. Hal ini tentunya sangat
menyulitkan terutama bagi petani Indonesia yang sebagian besar masih
merupakan petani tradisional dan memiliki pengusahaan lahan yang relatif
kecil. Masalah ini dapat diatasi dengan membangun suatu sistem bantu
komputer dalam bentuk perangkat lunak (software) yang mudah digunakan
dan diaplikasikan. Software ini dapat digunakan untuk melakukan pemilihan
jenis pompa yang sesuai dengan masukan berupa kondisi lahan, jenis
tanaman, dan beberapa variabel lain yang terkait.
B. TUJUAN
Tujuan penelitian ini adalah membangun sebuah software yang dapat
digunakan untuk menentukan jenis pompa yang sesuai dengan kondisi suatu
lahan usaha pertanian untuk memanfaatkan air tanah sebagai air irigasi
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. IRIGASI
Pengertian irigasi secara umum yaitu pemberian air kepada tanah
dengan maksud untuk memasok lengas tanah esensial bagi pertumbuhan
tanaman (Hansen, et al., 1986). Tujuan umum irigasi kemudian dirinci lebih
lanjut, yaitu
1. Menjamin keberhasilan produksi tanaman dalam menghadapi kekeringan
jangka pendek.
2. Mendinginkan tanah dan atmosfir sehingga sesuai untuk pertumbuhan
tanaman.
3. Mengurangi bahaya kekeringan.
4. Mencuci atau melarutkan garam dalam tanah.
5. Melunakkan lapisan olah dan gumpalan – gumpalan tanah.
6. Menunda pertunasan dengan cara pendinginan lewat evaporasi.
Kebutuhan air tanaman adalah jumlah air yang digunakan tanaman
untuk dapat tumbuh normal (consumtive use) atau melakukan
evapotranspirasi. Evapotranspirasi tanaman (ETc) merupakan kebutuhan air
tanaman yang dibatasi sebagai kedalaman air yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman yang optimal dalam keadaan bebas penyakit, tumbuh
tanpa stagnasi dari kadar air tanah dan kesuburan serta lingkungan sekitarnya
(Doorenbos dan Pruitt, 1977).
Menurut Dorenbos dan Pruitt (1977) untuk menghitung ETc ada tiga
prosedur yang harus dilakukan :
1. Menentukan pengaruh iklim terhadap kebutuhan air tanaman ditunjukkan
dengan nilai dari evapotranspirasi tanaman acuan (ETo), yang
didefenisikan sebagai rata-rata evapotranspirasi dari permukaan yang luas
dari rumput yang tumbuh seragam dengan ketinggian antara 8 – 15 cm,
tumbuh secara aktif, ternaungi sempurna dan tidak kekurangan air. Nilai
ETo dapat dihitung dengan menggunakan banyak metoda yang berbeda,
beberapa diantaranya adalah metode Blaney-Criddle, metode radiasi,
metode Penman, dan metode panci evaporasi. ETo dihitung menggunakan
rata-rata data iklim harian dari 30 atau 10 harian. ETo dinyatakan dalam
mm/hari dan menunjukkan nilai rata-rata pada suatu periode. Persamaan
untuk menghitung ETo dengan menggunakan metode radiasi adalah
sebagai berikut.
).( RsWcETo = ………………….………….. (1)
di mana :
ETo : evapotranspirasi acuan (mm/hari).
Rs : evaporasi yang setara dengan radiasi matahari (mm/hari).
W : faktor pembobot berdasarkan suhu dan ketinggian (altitude).
W ditentukan dengan menggunakan tabel pada Lampiran 2.
c : faktor koreksi berdasarkan kelembaban udara dan kecepatan
angin, dengan menggunakan diagram pada Lampiran 5.
Nilai Rs dihitung dengan menggunakan persamaan berikut.
Rs = (0.25 + 0.50 n/N) Ra ................................ (2)
di mana :
Ra : radiasi luar angkasa yang dinyatakan dalam evaporasi yang setara
dalam mm/hari berdasarkan garis lintang (latitude). Nilai Ra ini
ditentukan dengan menggunakan tabel pada Lampiran 3.
n : lama penyinaran matahari dalam satu hari (jam).
N : kemungkinan lama penyinaran maksimum dalam sehari berdasarkan
garis lintang (latitude) dalam satuan jam. Ditentukan dengan
menggunakan tabel pada Lampiran 4.
Perhitungan ETo pada Persamaan 1 dilakukan dengan menggunakan
diagram pada Lampiran 5. Nilai c adalah kemiringan dari garis ETo.
2. Menentukan pengaruh dari karakteristik tanaman terhadap kebutuhan air
tanaman ditunjukkan dengan nilai koefisien tanaman (kc) yang memiliki
hubungan dengan ETo sebagai berikut.
ETc = kc x ETo ......................................................(3)
di mana :
ETc : evapotranspirasi tanaman (mm/hari).
kc : koefisien tanaman. Nilai Kc dapat dilihat pada Lampiran 8.
Nilai kc dinyatakan untuk menunjukkan perbedaan dari tanaman, masa
pertumbuhan, musim pertumbuhan dan kondisi cuaca secara umum. ETc
dinyatakan dalam mm per hari yang merupakan rata-rata dari 30 atau 10
hari periode.
3. Pengaruh kondisi lokal dan kegiatan pertanian terhadap kebutuhan air
tanaman, termasuk pengaruh lokal dari variasi iklim sepanjang waktu,
jarak dan ketinggian, luas lahan, kesedian air tanah, salinitas, metode
irigasi dan metode pengolahan lahan.
Menurut Doorenbos dan Pruitt, 1977, kebutuhan air irigasi bersih bagi
tanaman dapat dihitung dengan menggunakan neraca keseimbangan air.
Persamaannya adalah sebagai berikut.
In = ETc – (Pe + Ge + Wb) ...................................... (4)
di mana :
In : kebutuhan air irigasi bersih bagi tanaman (mm)
ETc : evapotranspirasi tanaman (mm)
Pe : curah hujan (mm)
Ge : kontribusi air tanah (mm)
Wb : sisa air tanah pada awal setiap periode pemberian air (mm)
B. KLASIFIKASI TANAH
Istilah tanah (soil) berasal dari kata latin “solum” yang berarti bagian
teratas dari kerak bumi yang dipengaruhi oleh proses pembentukan tanah.
Tanah dapat diartikan sebagai medium berpori yang terdiri dari padatan (solid),
cairan (liquid), dan gas (udara). Fase padatan terdiri dari bahan mineral bahan
organik dan organisme hidup (Kalsim dan Sapei, 1992).
Tanah adalah campuran partikel-partikel yang terdiri dari salah satu atau
seluruh jenis berikut : berangkal (boulders), kerikil (gravel), pasir (sand), lanau
(silt), lempung (clay), dan koloid (colloids) (Bowles, 1989). Tanah pada
umumnya dapat disebut sebagai kerikil (gravel), pasir (sand), lanau (silt), atau
lempung (clay) tergantung pada ukuran partikel yang paling dominan pada
tanah tersebut (Das, 1998).
Sifat fisik tanah terdiri dari terkstur tanah, struktur tanah, kadar air,
permeabilitas tanah, berat jenis tanah, berat isi tanah (bulk density), porositas
(n), angka pori (e), konsistensi tanah, dan potensial air tanah (pF).
Tekstur tanah dapat didefinisikan sebagai penampilan visual suatu tanah
berdasarkan komposisi kualitatif dari ukuran butiran tanah dalam suatu massa
tanah tertentu. Partikel-partikel tanah yang besar dengan beberapa partikel
kecil akan terlihat kasar atau disebut partikel yang bertekstur kasar. Gabungan
partikel yang lebih kecil akan memberikan bahan yang bertekstur sedang, dan
gabungan partikel yang berbutir halus akan menghasilkan tanah yang
bertekstur halus (Bowles, 1989). Untuk menentukan suatu partikel tanah
tergolong ke dalam fraksi pasir, lanau, atau lempung didasarkan kepada ukuran
diameter partikel tanah tersebut. Kelompok partikel ini kemudian disebut
separasi tanah (soil separate). Tanah dengan fraksi pasir yang tinggi memiliki
daya lolos air dan aerasi yang tinggi, sebaliknya tanah dengan fraksi lempung
yang tinggi memiliki kemampuan menahan air yang tinggi (Sumarno, 2003).
Struktur tanah merupakan penggabungan dari sekelompok partikel-
partikel primer tanah. Secara garis besar, struktur tanah dapat dibedakan
menjadi stuktur lepas (single grained), massive dan agregat. Struktur tanah
menentukan sifat aerasi, permeabilitas dan kapasitas menahan air serta sifat-
sifat mekanik dari tanah tersebut (Kalsim dan Sapei, 1992).
Kadar air tanah merupakan petunjuk bagi banyaknya air yang
terkandung di dalam tanah. Untuk menentukan kadar air tanah, dapat
dinyatakan dalam beberapa cara diantaranya melalui perbandingan relatif
terhadap massa padatan tanah, volume padatan tanah, dan terhadap pori tanah.
(Wesley, 1973) menyatakan bahwa kadar air tanah merupakan perbandingan
berat air dengan berat butiran tanah.
Menurut wesley (1973) permeabilitas atau daya rembesan adalah
kemampuan tanah untuk melewatkan air. Air yang dapat melewati tanah
hampir selalu berjalan linear, yaitu jalan atau garis yang ditempuh air
merupakan garis dengan bentuk yang teratur (smooth curve).
Berat jenis (spesific gravity) tanah (Gs) adalah sebagai perbandingan
antara berat volume butiran padat (γs) dengan berat volume air (γw) pada
temperatur 4° C. Berat jenis dari berbagai jenis tanah berkisar antara 2.65 –
2.75. untuk tanah tak berkohesi biasanya nilai berat jenisnya adalah 2.67,
sedangkan untuk tanah kohesif tak organik berkisar antara 2.68 – 2.72
(Hardiyatmo, 1992).
Berat isi tanah didefenisikan sebagai perbandingan antara berat tanah
dengan volume tanah total. Berat isi tanah merupakan salah satu indikator
kepadatan tanah, makin padat suatu tanah, maka nilai berat isi tanah semakin
besar yang mengakibatkan tanah makin sulit untuk melewatkan air atau
ditembus akar tanaman. Hal ini disebabkan oleh ruangan pori yang terdapat di
dalam tanah sedikit dan berupa pori mikro (Hakim, et al., 1986).
Porositas adalah perbandingan antara volume pori dan volume total,
yang dinyatakan sebagai suatu desimal atau persentase (Dunn, et al., 1979)
Angka pori adalah rasio ruang pori terhadap volume bahan padat
(Terzaghi, 1978). Menurut Das (1998) angka pori merupakan perbandingan
antara volume pori dan volume butiran padat.
Istilah konsistensi berhubungan dengan derajat adhesi antara partikel
tanah dan tahanan yang muncul guna melawan gaya yang cenderung berubah
atau meruntuhkan agregat tanah. Konsistensi digambarkan dengan sitilah-
istilah seperti keras, kaku, rapuh, lengket, plastis, dan lunak (Terzaghi, 1987).
Potensial air tanah (pF) menurun dengan meningkatnya kandungan air
(makin banyak air tanah, makin berkurang energi yang diperlukan untuk
memegang air dalam tanah). Lempung dengan pF diatas 2.0 menggambarkan
kenyataan bahwa tanah lempung kehilangan air secara lebih berangsur-angsur
dibandingkan pasir, yang tentunya berarti bahwa lempung mengikat lebih
banyak air (Herlina 2003).
Dari sudut pemandangan teknis tanah dapat digolongkan sebagai
berikut:
1. Tanah bertekstur kasar terdiri dari batu kerikil (gravel), kerakal
(cobblestone), dan berangkal (boulder). Golongan ini terdiri dari pecahan-
pecahan batu dengan berbagai ukuran dan bentuk. Batu kerikil biasanya
terdiri dari pecahan-pecahan batu, tetapi kadang-kadang mungkin pula
terdiri dari satu macam zat mineral tertentu, misalnya kwartz atau flint.
Butir-butir pasir hampir selalu terdiri dari satu macam zat mineral, terutama
kwartz. Jenis tanah ini tidak dapat menyimpan air dalam waktu lama karena
memiliki tingkat kohesi yang rendah, sehingga sangat mudah ditembus air.
Kohesi menunjukkan kenyataan bahwa bagian-bagian bahan itu melekat
satu sama lainnya. Batu kerikil dan pasir ini dapat dirinci lagi menjadi
beberapa bagian, karena sifat heterogennya yang bercampur dengan jenis
tanah lain.
a. Batu kerikil memiliki ukuran 2 mm – 80 mm, kerakal memiliki ukuran
antara 80 mm – 200 mm, dan berangkal memiliki ukuran lebih dari 200
mm.
b. Pasir kasar adalah jenis tanah dengan butiran pasir kasar yang memiliki
ukuran antara 0.6 mm – 2 mm. Dalam beberapa hal, mungkin hanya
terdapat butir-butir dari satu ukuran saja, dalam hal ini bahan tersebut
dikatakan seragam. Pada jenis lain mungkin terdapat juga ukuran
butiran-butiran yang mencakup seluruh daerah ukuran, dari ukuran batu
besar sampai ukuran pasir halus, dan dalam hal ini bahan tersebut
dikatakan bergradasi baik.
c. Pasir sedang adalah jenis tanah yang memiliki butiran pasir lebih halus
dibandingkan butiran pasir kasar. Memiliki ukuran antara 0.2 mm – 0.6
mm.
d. Pasir halus berlanau adalah jenis tanah dengan butiran pasir halus yang
juga mengandung lanau. Ukuran butiran pasir yang halus adalah 0.006
mm – 0.2 mm.
2. Lanau adalah bahan yang merupakan peralihan antara lempung dan pasir
halus. Kurang plastis dan lebih mudah ditembus air dari pada lempung dan
memperlihatkan sifat dilatasi yang tidak terdapat pada lempung, namun
lebih lama menyimpan air daripada pasir. Plastis adalah sifat yang
memungkinkan bentuk bahan itu diubah-ubah tanpa perubahan isi atau
tanpa kembali ke bentuk asalnya, dan tanpa terjadi retakan-retakan atau
terpecah-pecah, sedangkan dilatasi menunjukkan gejala perubahan isi
apabila lanau itu dirubah bentuknya. Lanau dapat dirinci menjadi beberapa
bagian.
a. Lanau murni, ukuran butirannya antara 0.002 mm - 0.06 mm.
b. Lanau berlempung adalah jenis tanah dengan butiran lanau yang
mengandung butiran lempung.
c. Lanau berpasir adalah jenis tanah dengan butiran lanau yang
mengandung butiran pasir halus.
3. Lempung terdiri dari butir-butir yang sangat kecil dan menunjukkan sifat-
sifat plastis dan kohesi yang cukup tinggi. Sulit untuk ditembus air dan
menyimpan air lebih lama daripada lanau dan pasir. Lempung dapat dibagi
menjadi beberapa bagian.
a. Lempung murni, ukuran butiran lempung kurang dari 0.002 mm.
b. Lempung berlanau adalah butiran-butiran lempung yang mengandung
butiran lanau.
c. Lempung berpasir adalah butiran-butiran lempung yang mengandung
butiran pasir.
Jenis tanah menentukan besarnya nilai total air tanah tersedia atau total
available moisture (TAM). TAM adalah total air tanah yang tersedia yang
besarnya adalah selisih antara kapasitas lapang dan titik layu permanen. Dari
nilai TAM dapat ditentukan besarnya nilai air tanah yang siap digunakan oleh
tanaman atau readly available moisture (RAM), besarnya nilai RAM
ditentukan oleh nilai fraksi dari TAM yang nilainya berbeda-beda pada setiap
tanaman. Tabel 1 menunjukkan nilai-nilai TAM pada setiap jenis tanah, dan
Tabel 2 menunjukkan nilai-nilai fraksi dari TAM pada berbagai jenis tanaman.
Tabel 1. Nilai TAM pada berbagai jenis tanah
NO Jenis Tanah TAM (mm/m) 1 Tekstur kasar (kerikil,kerakal, berangkal) 20 2 Pasir kasar 20 3 Pasir sedang 20 4 Pasir halus berlanau 50 5 Lanau 50 6 Lanau berlempung 70 7 Lanau berpasir 30 8 Lempung 80 9 Lempung berlanau 100
10 Lempung berpasir 60 Sumber : Doorenbos dan Pruitt, 1977
Tabel 2. Nilai fraksi dari TAM pada berbagai jenis tanaman
NO Jenis Tanaman Fraksi dari TAM (p)
1 Jagung 0.60 2 Kedelai 0.45 3 Tomat 0.40 4 Bawang 0.25 5 Kentang 0.25 6 Tebu 0.65 7 Buncis 0.45 8 Kacang-kacangan 0.40 9 Kubis 0.45
10 Sorghum 0.55 11 Gandum 0.55 12 Sayuran 0.20
Sumber : Doorenbos dan Pruitt, 1977
B. POMPA AIR
Pompa air digunakan untuk mengadakan air bagi lahan yang tak
mungkin diairi secara gravitasi karena letaknya yang lebih tinggi dari pada
sumber air. Tipe pompa air yang dapat digunakan untuk irigasi adalah pompa
sentrifugal, pompa aksial, pompa campuran, dan pompa piston (Hansen, et al.,
1986).
Irigasi pompa layak digunakan pada tempat dimana tersedia air tetapi
permukaan air lebih rendah dari daerah yang akan diairi. Jenis–jenis pompa
adalah sebagai berikut :
1. Pompa Sentrifugal
Prinsip kerja pompa sentrifugal adalah aliran air yang dihisap oleh
pompa mempunyai arah aksial dan meninggalkannya dengan arah radial.
Keuntungan menggunakan jenis pompa ini yaitu konstruksinya yang
sederhana, jarang mengalami kerusakan, biaya rendah, mudah dipasang
dan dapat digunakan pada putaran tinggi. Kelemahannya antara lain
terbatasnya tinggi hisapan dan kehilangan air pada rumah pompa (Hansen
et al., 1986).
Pompa sentrifugal ini biasanya sering digunakan untuk irigasi yang
mempunyai karakteristik nilai kecepatan spesifik yang rendah atau head
yang tinggi, tetapi debit kecil. Pompa ini cocok untuk irigasi curah dan
tetes dimana diperlukan head yang cukup tinggi (Kalsim, 2003). Pompa
sentrifugal biasa disebut juga dengan pompa radial.
2. Pompa Aksial
Pompa aksial adalah pompa untuk menaikkan air dengan kapasitas
besar dengan kecepatan putar 1350 – 1750 rpm, diameter antara 20 – 25
cm. Prinsip kerja pompa adalah mengangkat air dengan arah aliran secara
aksial, sehingga sejajar dengan poros. Pompa jenis ini mempunyai
karakteristik kecepatan spesifik yang besar yakni debit besar tetapi head
kecil, sehingga biasanya digunakan untuk irigasi padi sawah atau untuk
keperluan drainase (Kalsim, 2003).
3. Pompa Mixed
Pompa aliran campuran (mixed flow) adalah campuran dari aliran
axial dan sentrifugal. Pompa aliran campur lebih efisien untuk memompa
karena debit debitnya lebih besar dari pada pompa sentrifugal, selain itu
juga lebih efisien untuk memompa pada tekanan tinggi dari pada pompa
axial (Kalsim, 2003).
Sifat pompa merupakan perpaduan antara pompa axial dan
sentrifugal yang sangat sensitif terhadap perubahan tinggi serta memiliki
efisiensi ± 85 % (Schwab et al., 1981).
Tabel 3. Kemampuan kerja beberapa merk pompa
Merk Pompa Air Tenaga Motor
(HP)
Ukuran pipa
(inci)
Debit Air
(m3/menit)
Head
(m)
Takasago
(H-O/Mitsubishi)
8 4 0.9 18
Takasago VMK 1252
Mitsubishi
57.5 5 1.32 53
Kawasaki 3.4 2 0.38 27
Kubota KT-20 3 2 0.36 21
Kubota KT-30 3 - 6 3 0.91 25
Kubota KT-40 6 - 9 4 1.50 25
Sumber : Frans J.D., 1992 di dalam Prasasti, 2005.
Kehilangan head pada instalasi pipa termasuk energi atau head
yang diperlukan untuk menanggulangi gesekan (tahanan) pada pipa dan
perlengkapan lainnya (saringan klep kaki, sambungan, siku, socket dll).
Gesekan terjadi baik pada pipa hisap dan pipa hantar yang besarnya
tergantung pada kecepatan aliran, ukuran pipa, kondisi pipa bagian dalam
dan bahan pembuat pipa. Kehilangan energi gesekan pipa umumnya
dihitung dengan menggunakan rumus Hazen-William berikut ini.
LDC
Qhf ×=
87.485.1
85.1684.10............................................ (5)
di mana :
hf : kehilangan energi (m).
Q : debit aliran (m3/s).
C : koefisien gesekan pipa.
D : diameter dalam pipa (m).
Menurut Hansen, et.al (1986) WHP (water horse power) adalah
tenaga teoritis yang diperlukan untuk memompa air dengan debit dan
tinggi head tertentu dalam satuan HP, dan BHP (break horse power)
adalah tenaga aktual yang diperlukan oleh mesin untuk memompa dalam
satuan HP, persamaan untuk menentukan nilai WHP dan BHP adalah
sebagai berikut.
75
HtQWHP
×= ..……………………………….. (6)
Ef
WHPBHP = …………...................…....…..….. (7)
di mana :
WHP : tenaga teoritis (water horse power) (HP).
BHP : tenaga aktual (break horse power) (HP).
Q : debit (liter/s).
Ht : head loss total (m).
Ef : efisiensi pompa (%).
C. BAHASA PEMEROGRAMAN GAMBAS
Gambas adalah salah satu bahasa pemerograman yang berorientasi pada
grafis atau visual, namun dapat juga untuk membuat program text oriented.
Gambas berkerja dalam lingkungan sistem operasi Linux. Model bahasa yang
dimiliki oleh Gambas mirip dengan bahasa pemerograman Visual Basic
karena pada dasarnya Gambas memang dibuat sebagai interpreter bahasa
Basic. Walaupun memiliki kemiripan dengan Visual Basic dan file-file bagian
programnya memiliki kesamaan, Gambas tidak bisa membaca program yang
dibuat dengan Visual basic (Info Linux, 2005).
Gambas diciptakan oleh seorang Prancis bernama Benoit Minisini. Pria
yang lahir tahun 1973 ini memiliki kesenangan pada pemerograman sejak usia
12 tahun. Bahasa pemerograman yang pertama dikuasainya adalah bahasa
Basic pada mesin CPC Amstrad 464, yang kemudian beralih pada Atari 520
STE.
Secara prinsip Gambas berbeda dengan Visual Basic. Walaupun
memiliki kemiripan dalam bahasa pemerogramannya, Gambas bukan clone
dari Visual Basic. Perbedaan antara keduanya dapat dirinci sebagai berikut :
1. Visual Basic
a. Berjalan pada sistem operasi Windows.
b. Merupakan program dengan lisensi proprietary atau komersil. Artinya
untuk dapat menggunakan produk ini programer harus membeli atau
membayar lisensi secara resmi. Bila programer menggunakan produk
bajakan, maka programer bisa terkena sanksi hukum yang berlaku.
Jadi, bila programer membuat program dengan Visual Basic, maka
programer membeli lisensi untuk melegalkan program hasil buatannya
dengan Visual Basic.
c. Merupakan program yang bersifat tertutup, artinya program ini tidak
dilengkapi kode sumbernya.
2. Gambas
a. Berjalan pada sistem operasi Linux.
b. Merupakan program yang bersifat Open Source, artinya pengguna
diperbolehkan untuk memodifikasi hal–hal yang diperlukan.
c. Untuk mendapatkan program ini pengguna tidak harus membeli.
d. Programer boleh menjual program karyanya yang dibuat dengan
Gambas tanpa harus membayar lisensi ke pembuat Gambas, dan itu
legal.
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh bahasa pemerograman Gambas
ini antara lain adalah sebagai berikut :
1. Memiliki tampilan interface GUI yang familiar dan sederhana.
2. Lingkungan kerja Gambas dibuat dengan Gambas itu sendiri.
3. Gambas dapat dijadikan debugger yang baik
4. Komponen program Gambas diletakkan dalam satu direktori, sehingga
bila ingin menghapus Gambas dari sistem, bisa dilakukan hanya dengan
menghapus direktori tempat Gambas berada.
5. Gambas sangat mudah untuk diterjemahkan ke dalam bahasa apapun.
6. Gambas mampu mendukung database SQL, seperti PostgreSQL dan
MySQL.
D. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian tentang penggunaan pompa untuk keperluan irigasi telah
banyak dilakukan, namun belum ada penelitian yang melakukan
pengembangan perangkat lunak untuk melakukan pemilihan pompa untuk
keperluan irigasi. Perangkat lunak yang ada untuk melakukan pemilihan
pompa untuk keperluan irigasi biasanya hanya untuk kepentingan komersial.
Penelitian tentang penggunaan pompa biasanya dihubungkan dengan metode
aplikasi irigasinya, seperti irigasi tetes, curah ataupun irigasi permukaan.
Prasasty (2005) melakukan penelitian mengkaji kinerja dari
pengoperasian pompa air pada jaringan irigasi air tanah dangkal untuk
tanaman bawang merah. Rabindra (2001) meneliti efektifitas penerapan
irigasi pompa air di air tanah dangkal.
Perangkat lunak pemilihan pompa air biasanya dibuat oleh suatu
produsen merk pompa tertentu. Produsen pompa biasanya menyediakan suatu
perangkat lunak untuk membantu memilih pompa yang sesuai dengan kondisi
di lapangan, namun perangkat lunak ini memiliki banyak keterbatasan, baik
dari segi input-input yang harus diberikan ataupun hasil dari perhitungan
perangkat lunak tersebut, dan biasanya jenis-jenis pompa yang
direkomendasikan hanya dari merk pompa tertentu. Misalnya perangkat lunak
yang dibuat oleh produsen pompa merk Honda. Perangkat lunak ini hanya
menentukan beberapa variabel seperti head loss total, dan debit pompa dari
pompa yang dipilih terlebih dahulu. Gambar 1 menampilkan tampilan input
dari software produsen pompa Honda ini, dan Gambar 2 menampilkan hasil
perhitungannya.
Gambar 1. Tampilan input dari software pompa Honda
Gambar 2. Tampilan output dari software pompa Honda
Contoh perangkat lunak lainnya yang dibuat adalah software pemilihan
pompa yang diberi nama Spaix. Pembuatan software ini merupakan kerjasama
antara beberapa produsen pompa, sehingga pilihan pompa yang diberikan
lebih beragam. Software ini lebih kompleks dibandingkan dengan software
yang dikeluarkan oleh Honda, namun penggunaan software ini tergolong
rumit, karena banyaknya input-input yang harus diberikan dan output yang
banyak menampilkan kurva-kurva hasil perhitungan. Software jenis ini lebih
cocok digunakan untuk para petani modern dengan pemanfaatan lahan skala
besar, atau digunakan oleh kalangan akademisi dan peneliti. Gambar 2 dan
Gambar 3 menampilkan contoh salah satu tampilan dari software pemilihan
pompa Spaix.
Gambar 3. Salah satu tampilan input software Spaix
Gambar 4. Salah satu tampilan output software Spaix
III. METODE PENELITIAN
A. WAKTU DAN TEMPAT
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Pebruari 2006 sampai dengan
bulan Juni 2006, dan dilanjutkan lagi dari bulan Juli 2007 sampai dengan
bulan Agustus 2007, bertempat di Laboratorium Sistem Manajemen dan
Mekanisasi Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
B. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Satu unit komputer dengan spesifikasi processor Intel Pentium III 866
MHz, RAM 192 MB, kapasitas hardisk 40 GB, sebuah CD Writer,
monitor, keyboard dan mouse.
b. Sistem operasi Linux. Distro Linux yang digunakan adalah distro
Linux Mandriva 2006 dan Knoppix 3.7.
c. IDE (Integrated Development Environment) Gambas versi 1.0.17.
Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data iklim rata-
rata daerah Bogor dari tahun 1981-1990, dan data beberapa merk pompa
dengan spesifikasinya
C. PEMBANGUNAN PERANGKAT LUNAK PEMILIHAN POMPA AIR
IRIGASI
Perangkat lunak pemilihan pompa irigasi yang diberi nama GWAPS
(Gwaps is Water Pump Selection) ini bertujuan melakukan perhitungan untuk
menentukan beberapa nilai. Nilai-nilai ini nantinya akan digunakan sebagai
bahan pertimbangan untuk menentukan pilihan pompa yang sesuai. Nilai-
nilai tersebut adalah debit, head loss hisap, head loss hantar, head loss total,
dan daya atau BHP (Break Horse Power). Perangkat lunak ini dibangun
dengan menggunakan bahasa pemerograman Gambas versi 1.0.17 yang
berjalan pada sistem operasi Linux. Kerangka kerja atau diagram alir dari
perangkat lunak yang dibangun dapat dilihat pada Lampiran 1.
D. ASUMSI-ASUMSI
Dalam pembangunan software ini perlu ditentukan beberapa asumsi
untuk memudahkan perhitungan, karena kesulitan dalam menentukan nilai-
nilai beberapa variabel yang berhubungan dengan kondisi alam yang selalu
berubah. Asumsi-asumsi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Debit sumber air yang tersedia selalu dapat memenuhi kebutuhan debit
yang diperhitungkan.
2. Nilai efisiensi daya motor dari setiap pompa yang direkomendasikan oleh
software ini memiliki efisiensi 70 %.
3. Petani melakukan penanaman dengan jarak tanam yang sesuai pada
masing-masing komoditi yang dipilih.
E. PEMILIHAN POMPA AIR IRIGASI
Pemilihan pompa air untuk irigasi memerlukan beberapa input yang
akan digunakan sebagai perhitungan untuk mendapatkan jenis pompa air yang
sesuai. Pompa air yang terpilih tersebut diharapkan merupakan pilihan pompa
air yang optimal.
Teknik pemberian air pada tanaman dalam perangkat lunak ini dibagi
menjadi dua bagian. Pertama pemberian air secara langsung ke lahan dari
sumber air dengan menggunakan pompa air, kedua menyimpan air terlebih
dahulu pada wadah air pada elevasi tertentu, dan kemudian dialirkan ke lahan
dengan memanfaatkan gravitasi.
1. Pemberian Irigasi Secara Langsung
Data awal yang diperlukan adalah besarnya debit pemompaan (Q)
dalam satuan liter/s. Besarnya debit pemompaan ini tergantung pada luas
areal tanaman (A) dalam satuan hektar, kebutuhan air irigasi bagi tanaman
dalam satuan mm/hari, dan lama pemberian air dalam satu kali pemberian
air, dalam satuan jam pada setiap masa pertumbuhan tanaman. Persamaan
untuk menghitung debit ini adalah sebagai berikut.
78.2××=T
yAQ ……………………..….. (8)
di mana :
Q : debit kebutuhan tanaman (liter/s).
A : luas areal tanaman (hektar).
y : jumlah air irigasi (mm).
T : lama pemompaan (jam).
Nilai 2.78 adalah faktor pengali untuk konversi satuan.
Nilai kebutuhan air irigasi dihitung berdasarkan data iklim yang terdapat
dalam database software. Nilai ini dihitung berdasarkan nilai ETo, ETc, dan
kondisi curah hujan suatu daerah. Jadi input yang mempengaruhi nilai
kebutuhan irigasi ini adalah input lokasi.
Selain debit dihitung juga interval irigasi, yaitu selang waktu antara
satu pemberian air dengan pemberian air berikutnya. Interval irigasi
ditentukan dengan rumus berikut.
ETc
DRAMi
×= ……………………..….. (9)
di mana :
i : interval irigasi (hari).
RAM : air tanah yang siap digunakan tanaman (readly available moisture)
(mm/m).
D : kedalaman akar tanaman (m).
ETc : evapotranspirasi tanaman atau kebutuhan air tanaman (mm/hari)
dihitung berdasarkan data iklim yang terdapat dalam software.
RAM dihitung dengan persamaan berikut.
pTAMRAM ×= ……………………..….. (10)
di mana :
TAM : total air tanah tersedia (total available moisture), nilai TAM
ditentukan berdasarkan input lokasi yang menentukan jenis tanah,
seperti ditunjukkan pada Tabel 2 dengan satuan mm/m.
p : fraksi dari TAM, yang nilainya berbeda-beda pada setiap jenis
tanaman seperti ditunjukkan pada Tabel 3.
Nilai ETc yang digunakan dalam software ini dihitung berdasarkan
nilai ETo yang ditentukan berdasarkan data iklim suatu daerah. Data iklim
yang ada di dalam software ini adalah data iklim daerah Bogor. Dengan
memilih lokasi Darmaga, Bogor maka software akan mengambil data iklim
daerah Bogor dan mengolahnya untuk menentukan ETo, ETc, dan
kebutuhan irigasi tanaman. Daerah Bogor terletak pada ketinggian 250 m
dpl, dan pada koordinat 6.5° L.S. dan 106.80° B.T. Data iklim daerah
Bogor dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Data iklim daerah Bogor
Bulan
Suhu rata-rata
(oC) Kelembaban
(%) Kecepatan angin (m/s)
Lama penyinaran
(jam) Januari 24.7 90 1.9 4.3 Pebruari 24.8 87 1.9 5.4 Maret 24.8 87 1.9 7.6 April 25.6 81 1.5 7.4 Mei 26.0 85 1.4 9.1 Juni 26.1 81 1.3 10.0 Juli 25.3 84 1.5 9.3 Agustus 24.8 82 1.6 9.1 September 25.8 83 1.9 8.3 Oktober 25.4 87 1.8 7.0 Nopember 25.5 85 1.8 7.0 Desember 24.9 88 1.8 3.1
Sumber : Stasiun Klimatologi kelas 1 Darmaga, Bogor.
Nilai ETo dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa metode
diantaranya adalah metode Blaney-Criddle, metode radiasi, metode
Penman, dan metode panci evaporasi. Metode yang digunakan di dalam
software ini adalah metode radiasi.
Penentuan ETo dengan menggunakan metode radiasi memerlukan
data iklim diantaranya suhu rata-rata dalam oC, kecepatan angin dalam m/s,
lama penyinaran matahari dalam jam, kelembaban udara dalam %,
ketinggian lokasi diatas permukaan laut dalam meter, dan koordinat lokasi
berdasarkan garis lintang. Nilai ETo dihitung dengan menggunakan
Persamaan 1.
Nilai ETo adalah nilai perkalian W dengan Rs setelah dilakukan
koreksi dengan menggunakan gambar pada Lampiran 5. Nilai c pada
Persamaan 1 adalah kemiringan dari garis ETo. Cara menentukan nilai ETo
dengan melihat diagram pada Lampiran 5 adalah tentukan grafik yang akan
digunakan berdasarkan kelembaban suatu daerah, untuk daerah Bogor
grafik yang digunakan adalah grafik IV pada Lampiran 5, sumbu x
merupakan nilai dari perkalian W sengan Rs, tarik garis lurus ke atas yang
akan memotong garis kecepatan angin. Garis 1 untuk kecepatan angin 0-2
m/s, garis 2 untuk kecepatan angin 2-5 m/s, garis 3 untuk kecepatan angin
5-8 m/s, dan garis 4 untuk kecepatan angin lebih dari 8 m/s. Kemudian tarik
garis mendatar dari garis kecepatan angin yang akan memotong sumbu y,
maka akan didapat nilai ETo. Kemudian dilakukan penentuan nilai ETc
dengan menggunakan Persamaan 3.
Selanjutnya dilakukan penentuan nilai kebutuhan irigasi tanaman (y).
Nilai ini dipengaruhi oleh kondisi curah hujan suatu daerah. Kebutuhan
irigasi tanaman dihitung dengan mengurangi nilai ETc dengan nilai hujan
efektif suatu daerah pada setiap bulannya. Nilai kebutuhan irigasi yang
digunakan dalam perhitungan di dalam software ini adalah nilai kebutuhan
irigasi tertinggi pada setiap masa pertumbuhan tanaman. Jumlah curah
hujan dan hujan efektif dari daerah Darmaga, Bogor dapat dilihat pada
Tabel 5.
Tabel 5. Curah hujan dan hujan efektif daerah Darmaga, Bogor
Bulan Hujan
(mm/bulan) Hujan efektif (mm/bulan)
Januari 385 163.5 Pebruari 368 161.8 Maret 308 155.8 April 476 172.6 Mei 338 158.8 Juni 272 152.2 Juli 223 143.4 Agustus 226 144.3 September 348 159.8 Oktober 413 166.3 Nopember 518 176.8 Desember 454 170.4
Sumber : Stasiun Klimatologi kelas 1 Darmaga, Bogor.
Input lokasi juga menentukan jenis tanah pada lokasi tersebut, yang
juga akan menentukan besarnya nilai TAM pada masing-masing lokasi
tersebut. Jenis tanah untuk daerah Darmaga, Bogor adalah lempung.
Nilai debit pada masing-masing masa pertumbuhan tanaman dihitung
pada masa awal, vegetatif, generatif, dan masa pematangan. Dari masing-
masing nilai debit ini dipilih nilai debit terbesar untuk kemudian digunakan
dalam perhitungan berikutnya.
Dalam penerapannya di lapangan debit pemompaan yang didapat ini
juga disesuaikan dengan karakteristik sumur atau sumber air yang tersedia.
Perubahan lama pemberian air diperlukan jika debit yang dapat disediakan
oleh sumber air tidak dapat memenuhi debit pemompaan berdasarkan
hitungan awal. Hal ini menjadi masalah dalam pembangunan perangkat
lunak ini karena terkait dengan kondisi sumber air yang tersedia pada suatu
lahan, maka dalam hal ini diambil asumsi bahwa debit sumber air yang
tersedia selalu dapat memenuhi debit yang diperhitungkan.
Diameter pipa hantar dan diameter pipa hisap ditentukan
berdasarkan kapasitas (debit) pemompaan. Sebagai pegangan ukuran
diameter pipa hantar dan hisap diperlihatkan pada Tabel 6.
Tabel 6. Pegangan umum diameter pipa berdasarkan kapasitas pompa
Debit (m3/jam) 30 - 60 60 - 100 100 - 140 140 -180 180 - 220 Debit (liter/detik) 8 - 17 17 - 28 28 - 39 39 - 50 50 - 62 Diameter pipa (mm) 50 75 100 125 150 Diameter pipa (inchi) 2 3 4 5 6
Sumber : Kalsim, 2003
Perhitungan untuk menentukan total head loss memerlukan data
jenis pipa yang digunakan, jenis–jenis perlengkapan yang terpasang pada
pipa hisap dan pipa hantar, panjang pipa hantar, dan panjang pipa hisap.
Kehilangan energi gesekan pipa umumnya dihitung dengan rumus
dari Hazen-William. Untuk kehilangan energi pada perlengkapan lainnya
dihitung dengan persamaan berikut.
Pada saringan pompa:
g
vKhf s 2
2
×= …………….…………..….. (11)
Pada klep kaki :
g
vKhf f 2
2
×= …………….…………..….. (12)
v adalah kecepatan aliran dalam satuan m/s yang didapat dari persamaan
A
Qv = …………..….……….…….…..….. (13)
Velocity head dihitung dengan persamaan berikut.
g
vvh
2
2
= …………….………….………..(14)
di mana :
A : luas dari penampang pipa (m2).
V : kecepatan aliran (m/s).
g : gravitasi bumi, bernilai 9.81 m/s2.
vh : velocity head (m).
K f dan Ks adalah konstanta, umumnya diasumsikan nilai Ks = 0.95 dan
nilai Kf = 0.80.
Head loss dalam klep dan sambungan pipa lainnya ditentukan
dengan menggunakan nomogram pada Lampiran 6. Pada nomogram dapat
ditentukan panjang (L) dari masing- masing perlengkapan yang terpasang,
dengan cara menarik garis lurus yang menghubungkan antara jenis
perlengkapan yang terpasang dengan diameter pipa yang digunakan, garis
lurus ini akan memotong panjang (L), atau dengan menggunakan tabel
yang menunjukkan kehilangan gesekan pada berbagai diameter pipa pada
Lampiran 7. Nilai ini akan digunakan dalam rumus Hazen-William, seperti
pada Persamaan 5.
Head loss pada pipa hisap dan pipa hantar dapat dihitung dengan
menambahkan semua head loss yang terjadi karena gesekan, dan
perlengkapan yang terpasang pada pipa. Kemudian total head loss didapat
dengan menjumlahkan total head loss pada pipa hisap dan total head loss
pada pipa hantar.
Perhitungan selanjutnya adalah menentukan WHP (water horse
power) atau tenaga teoritis yang diperlukan untuk memompa air dengan
debit dan tinggi head tertentu dalam satuan HP, dihitung dengan
menggunakan Persamaan 6.
Asumsi efisiensi daya motor yang digunakan di dalam perhitungan
software ini adalah 0.70. Kemudian dihitung BHP (break horse power) atau
tenaga aktual yang diperlukan oleh mesin untuk memompa dalam satuan
HP. BHP dihitung dengan Persamaan 7.
Selanjutnya software akan menentukan pompa yang sebaiknya
digunakan. Program akan memilih pompa dari database dengan nilai BHP
yang sama atau sedikit lebih tinggi dari nilai BHP yang dibutuhkan.
Kemudian menentukan nilai head dengan memasukkan nilai debit yang
dibutuhkan. Head dihitung dengan menggunakan persamaan linier yang
menunjukkan hubungan antara debit dan head pada setiap BHP yang
berbeda. Grafik dan persamaan hubungan antara debit dan head pada BHP
yang berbeda ini disajikan pada Lampiran 13. Nilai head ini dibandingkan
dengan nilai head yang dibutuhkan, jika nilainya sama dengan atau lebih
dari nilai head yang dibutuhkan maka pompa ini dianggap mencukupi. Jika
nilai head lebih kecil dari nilai head yang dibutuhkan, maka program akan
memilih pompa dengan BHP yang lebih tinggi dan melakukan prosedur
yang sama untuk membandingkan nilai head berdasarkan persamaan dengan
nilai head yang dibutuhkan.
2. Pemberian Air dengan Memanfaatkan Gravitasi Bumi
Teknik pemberian air berikut ini dilakukan dengan memanfaatkan
gravitasi bumi. Air yang akan diberikan ke lahan disimpan terlebih dahulu
di tempat air berupa drum atau bak air, setelah itu air dialirkan ke lahan
dengan memanfaatkan gravitasi bumi. Pompa yang digunakan pada teknik
pemberian air seperti ini hanya memiliki fungsi sebagai pengangkut air
dari sumber air ke tempat penyimpanan air sementara.
Pada perangkat lunak yang dikembangkan ini input-input yang
dibutuhkan dengan menggunakan cara ini memiliki kemiripan dengan
input-input yang dibutuhkan dengan menggunakan cara irigasi langsung,
perbedaannya pada cara pemberian air dengan memanfaatkan gravitasi ini
dibutuhkan perhitungan untuk menentukan besarnya volume tempat
penampungan air sementara dan beda elevasi antara elevasi tempat
penampungan air dengan elevasi keluarnya air pada ujung pipa.
Data awal yang dibutuhkan tidak jauh berbeda dengan cara
pemberian air secara langsung yaitu debit dan input yang diberikan juga
sama, yaitu jenis tanaman yang ditanam pada lahan, luas area penanaman,
lokasi penanaman, dan lama pemberian air per harinya. Perhitungan yang
dilakukan juga sama dengan cara pemberian air langsung. Hanya saja pada
cara ini debit air yang dihitung adalah debit yang keluar dari tenpat
penampungan air, sedangkan untuk pemberian air secara langsung debit
yang dihitung adalah debit yang langsung keluar dari pompa. Perbedaan
lainnya adalah pada perhitungan debit ini dapat sekaligus menentukan
volume atau kapasitas dari tempat penampungan air sementara yang
optimal. Rumus perhitungan debit dan volume ini ditunjukkan pada
Persamaan 15 dan Persamaan 16.
3600
1×=T
VQp ……….………….………..(15)
di mana :
Qp : debit pemompaan (liter/s).
T : lama pengisian tempat penampungan air (jam).
1/3600 adalah faktor pengali untuk konversi satuan.
3600××= tQV …………….......………..(16)
di mana :
V : volume tempat penampungan air (liter).
Q : debit kebutuhan tanaman (liter/s).
t : lama penyiraman air irigasi (jam).
3600 adalah faktor pengali untuk konversi satuan.
Volume tempat penampungan air ini didapat dari nilai debit yang
telah dihitung. Debit yang dihitung sebelumnya adalah debit dalam satuan
liter/s, maka untuk mendapatkan nilai volume yang tepat untuk tempat
penampungan air adalah nilai debit dalam satuan liter/lama pemberian air
dalam satu hari.
Setelah debit yang dibutuhkan diketahui maka nilai berikutnya yang
dibutuhkan adalah head loss sepanjang pipa dari tempat penampungan air
ke tujuan. Nilai head loss ini juga merupakan nilai beda elevasi antara
elevasi tempat penampungan air dengan elevasi keluarnya air pada bagian
ujung pipa. Perhitungan head loss ini juga menggunakan rumus Hazen-
William.
Perhitungan kehilangan energi pada bagian perlengkapan yang
terpasang pada pipa, seperti klep, saringan, keran dan lain-lain juga sama
dengan perhitungan pada metode irigasi langsung.
Perhitungan head loss pada bagian pipa dari sumber air ke pompa
dan pada bagian pipa dari pompa ke tempat penampungan air digunakan
untuk menentukan daya motor pompa yang diperlukan. Rumus-rumus
yang digunakan sama dengan rumus yang digunakan pada pemberian
irigasi secara langsung.
F. UJI COBA PENGGUNAAN SOFTWARE DI LAPANGAN
Uji coba dilakukan dengan penggunaan software secara langsung di
lapangan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kemudahan dan respon
pengguna terhadap software ini. Uji coba dilakukan dengan menggunakan
software oleh beberapa responden. Responden yang dipilih terdiri dari petani,
penjual pompa, dosen, dan mahasiswa.
Untuk mengetahui respon pengguna terhadap software ini diberikan
kuisioner kepada para responden. Kuisioner ini memiliki 9 pertanyaan, yang
meliputi pertanyaan dengan pilihan jawaban yang disediakan dan pertanyaan
yang menanyakan pendapat responden. Lampiran 9 sampai Lampiran 11
menampilkan kuisioner yang diberikan pada para responden.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. ARSITEKTUR PROGRAM PEMILIHAN POMPA AIR IRIGASI
Program pemilihan pompa untuk irigasi ini diberi nama GWAPS yang
merupakan akronim dari Gwaps is Water Pump Selection. GWAPS terdiri atas
23 buah form, database pompa, dan sebuah modul kontrol variabel.
Keseluruhan program disimpan dalam folder gwaps. Form pertama yang akan
muncul ketika program dijalankan adalah form judul seperti terlihat pada
Gambar 5, kemudian dilanjutkan dengan form untuk memilih cara pemberian
air irigasi yang akan digunakan, seperti ditunjukkan pada Gambar 6.
Gambar 5. Form judul
Gambar 6. Form pilihan cara irigasi yang akan digunakan
Jika pilihan yang dipilih adalah pemberian irigasi secara langsung maka
form-form berikutnya adalah sebagai berikut.
1. Form untuk menghitung kebutuhan debit pemompaan.
2. Form untuk menampilkan hasil penghitungan debit pompa.
3. Form untuk menentukan diameter pipa yang akan digunakan.
4. Form untuk menampilkan diameter pipa yang akan digunakan.
5. Form untuk menghitung head loss pada pipa hisap.
6. Form untuk menghitung head loss pada pipa hantar.
7. Form untuk menampilkan hasil dari perhitungan-perhitungan yang
dilakukan.
8. Form untuk menampilkan beberapa pompa yang direkomendasikan.
9. Form untuk menampilkan data-data pompa.
Jika cara pemberian air irigasi yang dipilih adalah irigasi dengan
memanfaatkan gravitasi, maka form-form berikutnya yang akan muncul
adalah sebagai berikut.
1. Form untuk menghitung debit.
2. Form untuk menentukan diameter pipa yang akan digunakan.
3. Form untuk menampilkan diameter pipa yang akan digunakan.
4. Form untuk menghitung head loss pipa dari bak penampungan air ke
lahan.
5. Form untuk menentukan diameter pipa dari sumber air ke pompa dan dari.
pompa ke bak penampungan air, dan menentukan volume bak
penampungan air minimal.
6. Form untuk menghitung head loss pipa dari sumber air ke pompa.
7. Form untuk menghitung head loss pipa dari pompa ke bak penampungan
air.
8. Form untuk menampilkan hasil dari perhitungan-perhitungan yang
dilakukan.
9. Form untuk menampilkan beberapa pompa yang direkomendasikan
10. Form untuk menampilkan data-data pompa.
B. PROSES KERJA PROGRAM PEMILIHAN POMPA AIR IRIGASI
DENGAN METODE IRIGASI LANGSUNG
1. Form untuk menghitung debit pemompaan
Pada form untuk menghitung besarnya debit air kebutuhan tanaman
ini terdapat beberapa input yaitu : jenis tanaman, luas area penanaman,
lokasi, dan lama pemberian air irigasi pada masing-masing masa
pertumbuhan tanaman, seperti terlihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Form untuk menghitung debit air kebutuhan tanaman
a. Jenis tanaman
Pada form ini input jenis tanaman berupa combobox dengan pilihan
13 jenis tanaman, yaitu : jagung, kedelai, tomat, bawang, kentang, tebu,
buncis, kacang-kacangan, kubis, sorghum, gandum sayuran. Tanaman-
tanaman ini dipilih karena merupakan tanaman semusim dan merupakan
tanaman yang bisa ditanam pada musim kemarau. Misalnya pada pilihan
jenis tanaman ini dipilih jenis tanaman kedelai, seperti terlihat pada
Gambar 7.
b. Luas area penanaman
Pada luas area penanaman nilai yang dimasukkan adalah dalam
satuan hektar. Misalnya dimasukkan nilai 2 hektar untuk luas tanaman
kedelai, seperti terlihat pada Gambar 7. Dengan asumsi petani melakukan
penanaman dengan jarak tanam yang sesuai pada masing-masing
komoditi yang dipilih.
c. Lokasi
Pilihan lokasi yang ada pada software ini hanya ada satu lokasi
yaitu daerah Darmaga, Bogor, karena data iklim, curah hujan dan jenis
tanah yang tersedia hanya untuk lokasi tersebut..
d. Lama pemberian air irigasi
Input yang terakhir pada form ini adalah lama pemberian air irigasi
pada masing-masing masa pertumbuhan, satuannya dalam jam. Masa
pertumbuhan tanaman terdiri dari masa awal, masa vegetatif, masa
generatif, dan masa pematangan. Lama masa pertumbuhan ini berbeda
bagi masing-masing tanaman. Contohnya seperti terlihat pada Gambar 7,
lama pemberian air yang dimasukkan selama 7 jam untuk setiap masa
pertumbuhan.
Berdasarkan input-input yang diberikan yaitu jenis tanaman kedelai,
luas lahan 2 hektar, lokasi Darmaga, Bogor, dan lama pemberian air irigasi
untuk semua masa pertumbuhan 7 jam, maka program akan menjalankan
prosedur sebagai berikut.
Berdasarkan jenis tanaman kedelai yang dipilih, program akan
menentukan nilai fraksi dari TAM (p) adalah 0.45 seperti ditunjukkan pada
Tabel 1. Kemudian dengan menggunakan data iklim yang terdapat dalam
database, program akan melakukan perhitungan ETo, ETc, dan kebutuhan
irigasi tanaman. ETo dihitung dengan menggunakan metode radiasi seperti
yang dijelaskan pada Bab II, selanjutnya ETc dihitung dengan
menggunakan Persamaan 3. Nilai yang digunakan dalam perhitungan
berikutnya adalah nilai kebutuhan irigasi tanaman dan ETc.
Nilai ETc yang dihitung berdasarkan data iklim Darmaga, Bogor
adalah 2.340 mm/hari untuk masa pertumbuhan awal, 5.252 mm/hari untuk
masa pertumbuhan vegetatif, 5.460 mm/hari untuk masa pertumbuhan
generatif, dan 4.212 mm/hari untuk masa pertumbuhan pematangan. Nilai
kebutuhan air irigasi bagi tanaman yang dihitung berdasarkan data iklim
pada lokasi Darmaga, Bogor adalah 0 untuk masa pertumbuhan awal, 2.062
mm/hari untuk masa pertumbuhan vegetatif, 2.230 mm/hari untuk masa
pertumbuhan generatif, dan 0 untuk masa pertumbuhan pematangan. Nilai
kedalaman akar dari masing-masing masa pertumbuhan, pada masa awal :
0.3 m, vegetatif : 0.9 m, generatif : 1 m, dan pematangan : 1 m.
Berdasarkan lokasi Darmaga yang dipilih, maka jenis tanahnya adalah
lempung, maka program akan menentukan nilai TAM adalah 80 mm/m.
Kemudian dengan menggunakan Persamaan 10 maka didapatkan nilai
RAM = 36 mm/m.
Setelah itu program akan melakukan perhitungan nilai interval
pemberian air irigasi pada setiap masa pertumbuhan (i) pada setiap masa
pertumbuhan tanaman dengan menggunakan Persamaan 9. Pada masa awal
dan pematangan tidak diperlukan pemberian irigasi karena kebutuhan air
tanaman telah tercukupi oleh curah hujan di daerah Darmaga, Bogor.
Hasilnya disajikan pada Tabel 7 berikut.
Tabel 7. Contoh hasil perhitungan interval pemberian air irigasi pada setiap masa pertumbuhan tanaman
Masa pertumbuhan tanaman Interval (hari)
Masa awal - Masa vegetatif 6 Masa generatif 6 Masa pematangan -
Perhitungan nilai debit pada setiap masa pertumbuhan dilakukan
dengan menggunakan Persamaan 8, hasil nilai debit ini disajikan pada
Tabel 8 untuk setiap masa pertumbuhan tanaman.
Tabel 8. Contoh hasil perhitungan debit air irigasi pada setiap masa
pertumbuhan tanaman
Masa pertumbuhan tanaman Debit (liter/s/ha)
Masa awal - Masa vegetatif 1.638 Masa generatif 1.771 Masa pematangan -
Selanjutnya program akan menentukan nilai debit yang akan
digunakan untuk perhitungan selanjutnya, dengan cara mengambil nilai
tertinggi dari nilai debit pada setiap masa pertumbuhan. Nilai yang diambil
adalah 1.771 liter /s.
Hasil dari perhitungan yang dilakukan pada form ini dapat dilihat pada
form berikutnya dengan mengklik tombol lanjut, seperti terlihat pada
Gambar 8.
Gambar 8. Form yang menunjukkan hasil perhitungan debit pompa
2. Form untuk menentukan diameter pipa hantar dan pipa hisap yang akan
digunakan
Pada form ini input-input yang harus diberikan adalah panjang pipa
hantar, jenis pipa hantar, panjang pipa hisap, dan jenis pipa hisap. Seperti
terlihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Form untuk menentukan diamater pipa yang akan digunakan
a. Panjang pipa hantar
Panjang pipa hantar adalah panjang pipa yang digunakan untuk
mengalirkan air dari poros pompa ke ujung tempat keluarnya air. Seperti
ditunjukkan pada Gambar 10. Panjang pipa ini meliputi panjang semua
pipa yang digunakan untuk mengalirkan air dari poros pompa sampai ke
lahan. Satuan yang digunakan adalam meter. Misalnya panjang pipa yang
dimasukkan adalah 24 meter.
Gambar 10. Ilustrasi dari bagian pipa hantar dan pipa hisap
b. Jenis pipa hantar
Input jenis pipa hantar ini berupa combobox yang terdiri dari 6
pilihan, terdiri dari : pipa besi cor (baru), pipa baja (baru), pipa dengan
lapisan semen, pipa PVC, pipa besi galvanis, pipa alumunium. Seperti
terlihat pada Gambar 5, jenis pipa yang dipilih adalah pipa besi cor
(baru). Input berupa jenis pipa ini diperlukan saat melakukan perhitungan
nilai head loss, jenis pipa akan menentukan nilai koefisien kehalusan pipa
(C), Tabel 9 menunjukkan nilai koefisien kehalusan dari beberapa jenis
pipa.
Tabel 9. Nilai koefisen kehalusan pipa
NO Jenis pipa Koefisien kehalusan (C) 1 Pipa besi cor (baru) 130 2 Pipa baja (baru) 130 – 130 3 Pipa dengan lapisan semen 130 – 140 4 Pipa PVC 140 – 150 5 Pipa besi galvanis 110 – 120 6 Pipa alumunium 135 - 140 Sumber : Kalsim (2003).
c. Panjang pipa hisap
Panjang pipa hisap adalah panjang pipa yang digunakan mulai dari
poros pompa sampai dengan sumber air. Seperti ditunjukkan pada Gambar
10. Misalnya input yang diberikan untuk panjang pipa hisap ini adalah 8
meter.
d. Jenis pipa hisap
Input jenis pipa hisap ini berupa combobox, dan memiliki pilihan
yang sama dengan pilihan jenis pipa pada bagian pipa hantar.
Form berikutnya adalah form untuk menampilkan diameter pipa yang
akan digunakan, ditunjukkan oleh Gambar 11. Penentuan diameter pipa ini
berdasarkan debit keluar pada pipa tersebut. Secara umum sebagai pegangan
ukuran diameter pipa keluar dan debit pompa ditunjukkan pada tabel yang
terdapat pada Gambar 11.
Gambar 11. Form hasil penentuan diameter pipa yang digunakan
Pada Gambar 11 ditunjukkan bahwa diameter pipa yang direkomendasikan
untuk digunakan adalah diameter pipa ukuran 1.5 inchi, sesuai dengan
besarnya debit pompa yaitu 1.771 liter/s.
3. Form untuk menentukan head loss (kehilangan energi) pada pipa hisap dan
pipa hantar
Pada form ini dilakukan perhitungan untuk menentukan total head
loss. Input yang harus dimasukkan adalah tinggi hisap statik dan tinggi
tekan statik, dan jenis-jenis perlengkapan yang terpasang pada pipa hisap
dan pipa hantar seperti terlihat pada Gambar 12 dan Gambar 13.
Gambar 12. Form untuk memilih perlengkapan yang terpasang pada pipa hisap.
Gambar 13. Form untuk memilih perlengkapan yang terpasang pada pipa hantar.
a. Tinggi hisap statik dan tinggi tekan statik
Tinggi hisap statik adalah jarak vertikal dari poros pompa ke muka
air sumber, dalam satuan meter. Tinggi tekan statik adalah jarak vertikal
dari poros pompa ke elevasi muka air yang keluar dari pompa, dalam
satuan meter. Seperti terlihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Ilustrasi instalasi pompa
b. Jenis-jenis perlengkapan yang terpasang pada pipa
Perlengkapan yang terpasang pada pipa yang tersedia adalah
sebanyak 26 jenis bentuk perlengkapan. Untuk memilih perlengkapan
yang terpasang dilakukan dengan menceklis perlengkapan yang terpasang
dan menuliskan jumlahnya pada bagian kotak jumlah.
Kehilangan energi gesekan pipa umumnya dihitung dengan rumus
dari Hazen–William seperti pada Persamaan 5. Untuk kehilangan energi
pada perlengkapan lainnya yaitu pada saringan pompa dihitung dengan
menggunakan Persamaan 11, pada klep kaki dengan menggunakan
Persamaan 12, dan kecepatan aliran dihitung dengan menggunakan
Persamaan 13. Head loss dalam klep dan sambungan pipa lainnya
ditentukan dengan menggunakan nomogram pada Lampiran 6, dari
nomogram ini dapat ditentukan nilai kehilangan gesekan minor pada pipa
berdasarkan diameter, dengan cara menarik garis lurus yang
menghubungkan jenis perlengkapan dengan diameter pipa, maka akan di
dapat nilai kehilangan gesekan minor. Dalam rumus Hazen-William nilai
minor losses ini adalah L. Lampiran 7 adalah tabel yang menunjukkan
nilai-nilai kehilangan gesekan minor berdasarkan nomogram pada
Lampiran 6.
Head loss pada pipa hisap dan pipa hantar dapat dihitung dengan
menambahkan semua head loss yang terjadi karena gesekan, dan
perlengkapan yang terpasang pada pipa. Kemudian total head loss didapat
dengan menjumlahkan total head loss pada pipa hisap dan total head loss
pada pipa hantar. Misalnya pada form untuk menentukan head loss pada
pipa hisap nilai tinggi hisap statik adalah 5 meter dan perlengkapan yang
terpasang adalah saringan dengan jumlah 1 dan globe valve open dengan
jumlah 1, perhitungan yang akan dilakukan oleh program adalah
menentukan luas penampang pipa dengan diameter pipa hisap 1.5 inchi,
setara dengan 0.0381 m, maka di dapat luas penampang pipa 0.00114 m2.
Kemudian dilakukan perhitungan cepat aliran (v) dengan menggunakan
Persamaan 13, maka didapat nilai v = 1.553 m/s. Kemudian dilakukan
perhitungan head loss dengan menggunakan Persamaan 5 sebagai berikut.
Head loss pada pipa hisap sepanjang 8 meter :
694.080381.0130
)1000/771.1(684.1087.485.1
85.1
=××
×=hf m
Head loss pada saringan :
117.081.92
553.195.0
2
=×
×=hf m
Perhitungan head loss pada globe valve open menggunakan nilai
koefisien kehalusan pada pipa hisap, dengan nilai 130, untuk jenis pipa besi
cor baru. Nilai panjang pipa yang ekuivalen (L) pada perlengkapan globe
valve open ini berdasarkan Lampiran 7 adalah 10 m, kemudian perhitungan
dilakukan dengan menggunakan Persamaan 5.
867.0100381.0130
)1000/771.1(684.1087.485.1
85.1
=××
×=hf m
Kemudian dilakukan perhitungan velocity head pada pipa hisap dengan
menggunkan Persamaan 14, dan didapat niali velocity head sebesar 0.123 m.
Head total pada pipa hisap dihitung dengan menjumlahkan semua
head loss dan head yang ada pada pipa hisap. Head pada pipa hisap = tinggi
hisap statik + head loss pada pipa + head loss pada saringan + head loss
pada globe valve, open + velocity head = 6.801 m.
Pada pipa hantar input yang diberikan pada contoh form di Gambar 8
adalah tinggi tekan statik 8 m, perlengkapan yang terpasang adalah saringan
dengan jumlah 1, square elbow dengan jumlah 1, dan gate fully open
dengan jumlah 1. Perhitungan yang dilakukan pada form ini sama dengan
perhitungan pada form penentuan head loss pada pipa hisap. Sesuai contoh
pada Gambar 8, maka untuk nilai luas penampang pipa, kecepatan aliran,
head loss pada saringan, dan velocity head pada pipa hantar ini sama dengan
nilai yang ada pada pipa hisap.
Luas penampang pipa (A) = 00114.0 m2.
Kecepatan aliran (v) = 1.553 m/s.
Head loss pada saringan = 0.117 m.
Velocity head = 0.123 m.
Perhitungan head loss pada pipa hantar dan pada perlengkapan square
elbow dihitung dengan rumus Hazen-William pada Persamaan 5, dengan
panjang pipa ekuivalen 2.5 m, sesuai dengan Lampiran 7.
Head loss pada pipa hantar :
081.2240381.0130
)1000/771.1(684.1087.485.1
85.1
=××
×=hf m
Head loss pada square elbow :
217.05.20381.0130
)1000/771.1(684.1087.485.1
85.1
=××
×=hf m
Pada perlengkapan gate fully open panjang pipa ekuivalen sesuai dengan
Lampiran 7 adalah 0.39 m.
034.039.00381.0130
)1000/068.0(684.1087.485.1
85.1
=××
×=hf m
Total head pada pipa hantar = Tingi tekan statik + head loss pada pipa
hantar + head loss pada saringan + head loss pada square elbow + head
loss pada gate fully open + velocity head = 10.572 m. Maka total head
adalah total head hisap + total head hantar = 6.801 + 10.572 = 17.373 m.
Selanjutnya perhitungan yang dilakukan adalah menentukan daya
pompa yang dibutuhkan, dengan menggunakan Persamaan 6.
HPWHP 410.075
373.17771.1 =×=
Kemudian dihitung nilai (break horse power) atau tenaga aktual tenaga
yang diperlukan oleh mesin untuk memompa dalam satuan HP dengan
menggunakan Persamaan 7.
HPBHP 57.070.0
410.0 ==
Selanjutnya program akan menampilkan hasil dari perhitungan yang
telah dilakukan, terdiri dari debit, total head loss hisap, total head loss
hantar, total head loss, dan daya pompa, seperti terlihat pada Gambar 15.
Gambar 15. Form yang menampilkan hasil perhitungan
Selanjutnya program akan menampilkan beberapa pilihan pompa yang
memenuhi daya yang telah didapat sesuai perhitungan, seperti terlihat pada
Gambar 16. Detail dari pompa dapat dilihat dengan memilih jenis pompa
yang akan dilihat detailnya dari combobox, dan mengklik lanjut, maka akan
muncul form yang menampilkan detail dari pompa seperti terlihat pada
Gambar 17.
Gambar 16. Form yang menampilkan pompa yang direkomendasikan
Gambar 17. Form yang menampilkan detail pompa yang dipilih
Dari form pada Gambar 12 ini, pengguna dapat kembali ke form
sebelumya atau kembali ke menu awal, yaitu pada form pemilihan metode
irigasi yang akan digunakan, dengan mengklik Menu Pilihan pada menu
File.
C. PROSES KERJA PROGRAM PEMILIHAN POMPA AIR IRIGASI
DENGAN METODE MEMANFAATKAN GRAVITASI
Pada pemberian air irigasi dengan memanfaatkan gravitasi, penentuan
debit dan penentuan diameter pipa yang digunakan sama dengan penentuan
yang dilakukan pada metode irigasi secara langsung.
Form-form pada pemilihan irigasi dengan memanfaatkan gravitasi adalah
sebagai berikut.
1. Form untuk menghitung debit pemompaan
Form dan perhitungan yang dilakukan pada penentuan debit dengan
metode irigasi dengan gravitasi ini sama dengan penentuan debit pada
metode irigasi langsung. Gambar 18 dan Gambar 19 berurutan menampilkan
form pengisian input untuk penentuan debit dan form yang menampilkan
hasil perhitungan debit.
Gambar 18. Form untuk menghitung debit air kebutuhan tanaman
Gambar 19. Form yang menunjukkan hasil perhitungan debit pompa
2. Form untuk menentukan diameter pipa yang akan digunakan
Perbedaan penentuan pipa dengan metode gravitasi dan penentuan
pipa dengan metode irigasi langsung, pada penentuan pipa dengan metode
irigasi gravitasi diameter pipa yang digunakan terdiri dari pipa hantar dari
tempat penampungan air ke lahan, pipa dari pompa ke tempat penampungan
air, dan pipa dari sumber air ke pompa. Gambar 20 menampilkan form
pengisian untuk menentukan diameter pipa dari tempat penampungan air ke
lahan dan Gambar 21 menampilkan form pengisian untuk menentukan
diameter pipa dari pompa ke tempat penampungan air dan dari sumber air
ke pompa. Pada form ini juga terdapat input lama pengisian tempat
penampungan air, dalam jam. Nilai ini akan digunakan untuk menentukan
besarnya debit pompa yang dibutuhkan.
Gambar 20. Form untuk menentukan diameter pipa dari tempat penampungan air ke lahan
Gambar 21. Form untuk menentukan diameter pipa dan volume tempat penampungan air
3. Form untuk menentukan head loss (kehilangan energi) pada pipa hisap dan
pipa hantar
Pada metode irigasi dengan memanfaatkan gravitasi ini head loss
yang dihitung terdiri dari head loss pada pipa dari tempat penampungan air
ke lahan, head loss pada pipa dari pompa ke tempat penampungan air dan
head loss pada pipa dari sumber air ke pompa. Rumus-rumus dan cara
perhitungannya sama dengan perhitungan yang dilakukan pada penentuan
head loss dengan menggunakan metode irigasi secara langsung. Gambar 22,
Gambar 23, dan Gambar 24 secara berurutan menampilkan form untuk
penentuan head loss pada pipa dari tempat penampungan air ke lahan, head
loss dari pompa ke tempat penampungan air dan head loss dari sumber air
ke pompa.
Gambar 22. Form untuk memilih perlengkapan pada pipa dari tempat penampungan air ke lahan.
Gambar 23. Form untuk memilih perlengkapan pada pipa dari pompa ke tempat penampungan air.
Gambar 24. Form untuk memilih perlengkapan pada pipa sumber air ke pompa
Perhitungan-perhitungan yang dilakukan pada penentuan head loss
dengan input-input seperti yang terdapat pada Gambar 22, Gambar 23, dan
Gambar 24 adalah sebagai berikut.
Nilai-nilai yang sama dengan perhitungan pada metode irigasi
langsung adalah :
Debit (Q) = 1.771 liter/s.
Diameter untuk semua bagian pipa (D) = 1.5 inchi = 0.0381 m.
Luas penampang pipa (A) = 0.00114 m2.
Cepat aliran pipa (v) = 1.553 m/s.
Koefisien kehalusan pipa (C) = 130.
Penentuan head loss pada pipa dari tempat penampungan air ke lahan
dengan menggunakan Persamaan 5.
Head loss pada pipa sepanjang 25 meter :
168.2250381.0130
)1000/771.1(684.1087.485.1
85.1
=××
×=hf m
Head loss pada saringan :
117.081.92
553.195.0
2
=×
×=hf m
Head loss pada Globe valve, open :
867.0100381.0130
)1000/771.1(684.1087.485.1
85.1
=××
×=hf m
Head loss pada Square elbow, dengan jumlah 2 :
433.02)5.20381.0130
)1000/771.1(684.10(
87.485.1
85.1
=×××
×=hf m
Velocity head dengan menggunakan persamaan 14 :
123.081.92
553.1 2
=×
=vh m
Head loss total pada pipa dari tempat penampungan air ke lahan =
head loss pada pipa + head loss saringan + head loss globe valve, open +
head loss square elbow + velocity head = 3.708 m.
Penentuan volume minimal tempat penampungan air dilakukan pada
setiap masa pertumbuhan. Pada contoh form, lama penyiraman pada setiap
masa pertumbuhan adalah 7 jam. Persamaan yang digunakan adalah
Persamaan 16, didapat nilai V = 44635.68 liter.
Kemudian penentuan debit pemompaan dihitung menggunakan
Persamaan 15, didapat nilai Qp = 1.24 liter/s.
Penentuan head loss pada pipa pompa ke tempat penampungan air
dengan menggunakan Persamaan 5.
Head loss pada pipa sepanjang 3 meter :
134.030381.0130
)1000/24.1(684.1087.485.1
85.1
=××
×=hf m
Head loss pada Square elbow, dengan jumlah 2 :
224.02)5.20381.0130
)1000/24.1(684.10(
87.485.1
85.1
=×××
×=hf m
Head loss pada gate valve fully open :
017.039.00381.0130
)1000/24.1(684.1087.485.1
85.1
=××
×=hf m
Perhitungan Velocity head dengan menggunakan Persamaan 14, dengan
nilai cepat aliran sebesar 1.088 m adalah 0.060 m.
Head total pada pipa dari pompa ke tempat penampungan air = tinggi tekan
statik + head loss pada pipa + head loss gate fully open + head loss square
elbow + velocity head = 5.435 m.
Penentuan head loss pada pipa dari sumber air ke pompa dengan
menggunakan Persamaan 5 :
Head loss pada pipa sepanjang 5 meter :
224.05381.0130
)1000/24.1(684.1087.485.1
85.1
=××
×=hf m
Head loss pada Square elbow :
112.05.2381.0130
)1000/24.1(684.1087.485.1
85.1
=××
×=hf m
Velocity head dengan menggunakan Persamaan 14 dengan nilai cepat
aliran sebesar 1.088 m adalah 0.060 m.
Head total pada pipa dari pompa ke tempat penampungan air = tinggi
hisap statik + head loss pada pipa + head loss square elbow + velocity head
= 8.396 m. Maka head total = 5.435 + 8.396 = 13.831 m.
Perhitungan lainnya yang ditampilkan pada form hasil adalah debit
pemompaan, daya pompa, dan volume minimal tempat penampungan air.
Untuk nilai elevasi minimal antara tempat penampungan air dengan
ketinggian keluarnya air adalah nilai dari head loss pada pipa hantar, yaitu
3.708 m.
Penentuan daya dihitung dengan menggunakan Persamaan 6, dan BHP
dengan menggunakan Persamaan 7.
HPWHP 229.075
831.1324.1 =×=
HPBHP 327.070.0
229.0 ==
Hasil dari perhitungan dapat dilihat pada form seperti pada Gambar 25.
Gambar 25. Form hasil pada metode irigasi dengan gravitasi
Selanjutnya program akan menampilkan beberapa pilihan pompa yang
memenuhi daya yang telah didapat sesuai perhitungan. Seperti terlihat pada
Gambar 26. Detail dari pompa dapat dilihat dengan memilih jenis pompa
yang akan dilihat detailnya dari combobox, dan mengklik lanjut, maka akan
muncul form yang menampilkan detail dari pompa seperti terlihat pada
Gambar 27.
Gambar 26. Form yang menampilkan pompa yang direkomendasikan pada metode irigasi gravitasi
Gambar 27. Form yang menampilkan detail pompa yang dipilih
D. PENANGANAN KESALAHAN (ERROR HANDLING) SOFTWARE
PEMILIHAN POMPA AIR IRIGASI
Uji coba dengan nilai input yang bervariasi perlu dilakukan pada
software untuk mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan input yang
menyebabkan software tidak dapat berjalan dengan baik, atau dapat berjalan
tapi memberikan output atau hasil yang tidak sesuai harapan.
Beberapa hal telah dilakukan untuk mencegah pengguna melakukan
kesalahan input, diantaranya bila pengguna tidak melakukan input data yang
lengkap pada suatu form, atau ada yang dikosongkan, maka jika ingin
melanjutkan ke menu berikutnya, software secara otomatis akan menampilkan
pesan peringatan berupa messege box yang berisi peringatan bahwa pengguna
harus melengkapi input data pada software. Gambar 28 manampilkan pesan
peringatan atas ketidaklengkapan pengisian data. Baris program yang
ditambahkan untuk mencegah ketidak lengkapan pengisian data ini adalah
sebagai berikut.
CATCH
message.error("Harap diisi dengan benar dan lengkap agar
aplikasi dapat melanjutkan ke menu berikutnya." & "\n\n")
Gambar 28. Pesan peringatan atas ketidak lengkapan input data pada software
Selain itu secara khusus pada bagian input data penentuan debit
kebutuhan tanaman, diberikan batasan terhadap input luas lahan dan lama
pemberian air. Batasan luas lahan adalah adalah 0 - 5 hektar, sedangkan
batasan lama pemberian air adalah 6 – 15 jam. Hal ini dilakukan karena
software tidak memiliki database pompa yang memenuhi, jika input yang
diberikan melebih batasan yang ditetapkan tadi. Maka jika pengguna
memeberikan input yang kurang atau melebihi batasan tadi, software akan
menampilkan pesan peringatan untuk memberikan input yang benar, seperti
diperlihatkan pada Gambar 29.
Gambar 29. Pesan peringatan batasan input luas lahan dan lama pemberian air
E. UJI COBA PENGGUNAAN SOFTWARE DI LAPANGAN
Uji coba dilakukan dengan menggunakan software pemilihan pompa
ini oleh beberapa pengguna. Setelah mencoba menggunakan software ini
pengguna diberi kuisioner untuk mengetahui respon pengguna terhadap
software ini. Responden yang dipilih berjumlah 10 orang, terdiri dari 3 orang
petani, 3 orang penjual pompa, 2 orang dosen, dan 2 orang mahasiswa.
Kendala yang dialami ketika uji coba untuk para petani dan penjual
pompa adalah sangat kurangnya interaksi pengguna dengan komputer sebagai
media sosialisasi software ini. Kebanyakan para petani dan penjual pompa
belum pernah menggunakan komputer, sehingga tingkat kemudahan
penggunaan software ini sulit untuk diketahui. Akan tetapi dari kalangan
dosen dan mahasiswa yang mencoba menggunakan software ini mengatakan
cukup mudah untuk menggunakannya.
Untuk mengetahui respon pengguna terhadap software ini disebarkan
kuisioner pada pengguna. Kuisioner ini terdiri dari 9 pertanyaan untuk
penjual pompa dan petani, dan 8 pertanyaan untuk dosen dan mahasiswa.
Lampiran 9 menunjukkan kuisioner untuk para petani, Lampiran 10
menampilkan kuisioner untuk para penjual pompa, dan Lampiran 11
menampilkan kuisioner untuk dosen dan mahasiswa. Persentase jawaban
responden dari kuisioner yang diberikan disajikan pada Tabel 10 sampai
Tabel 16 berikut.
Tabel 10. Hasil kuisioner untuk pertanyaan kemudahan penggunaan software
Pilihan jawaban Petani Penjual pompa Dosen Mahasiswa Persentase (%)
Sangat mudah - 1 1 1 30
Mudah - - 1 1 20
Sedang 1 1 - - 20
Sulit 2 1 - - 30
Sangat sulit - - - - -
Untuk kemudahan penggunaan software ini responden yang memilih
penggunaan software ini sulit adalah 30 %, hal ini dikarenakan kurangnya
interaksi responden dengan komputer sebagai media sosialisasi. Responden
yang memilih pilihan sulit ini berasal dari kalangan petani. Sedangkan untuk
pilihan sangat mudah sebesar 30 % berasal dari kalangan mahasiswa dan
dosen.
Tabel 11. Hasil kuisioner untuk pertanyaan tampilan, ilustrasi gambar, dan
tata letak software
Pilihan jawaban Petani Penjual pompa Dosen Mahasiswa Persentase (%)
Sangat sesuai 1 2 1 - 40
Sesuai 1 - 1 1 30
Cukup sesuai 1 1 - 1 30
Tidak sesuai - - - - -
Sangat tidak sesuai
- - - - -
Sebanyak 40 % responden memilih tampilan, ilustrasi gambar dan
tata letak software sangat sesuai. Hal ini karena bantuan ilustrasi yang
ditampilkan pada menu bantuan.
Tabel 12. Hasil kuisioner untuk pertanyaan kesesuaian tombol-tombol
terhadap informasi yang ditampilkan
Pilihan jawaban Petani Penjual pompa Dosen Mahasiswa Persentase (%)
Sangat sesuai 1 1 1 2 50
Sesuai 1 1 1 - 30
Cukup sesuai 1 1 - - 20
Tidak sesuai - - - - -
Sangat tidak sesuai
- - - - -
Untuk kesesuaian tombol terhadap informasi yang ditampilkan 50 %
responden memilih sangat sesuai, 30 % responden memilih sesuai, dan 20 %
responden memilih cukup sesuai.
Tabel 13. Hasil kuisioner untuk pertanyaan respon pengguna terhadap menu
bantuan dalam software
Pilihan jawaban Petani Penjual pompa Dosen Mahasiswa Persentase (%)
Sangat membantu 1 1 1 2 50
Membantu 1 - 1 - 20
Cukup membantu 1 2 - - 30
Tidak membantu - - - - -
Sangat tidak membantu
- - - - -
Sebanyak 50 % dari responden memilih sangat membantu untuk
pertanyaan respon menu bantuan dalam software. Hal ini karena di dalam
software disediakan form khusus untuk bantuan, yang terdiri bantuan
dengan bentuk eksplorasi, dan menu bantuan dengan menggunakan kata
kunci pencarian. Pada bantuan yang telah tersedia pengguna dapat mengklik
kata yang ingin diketahui penjelasannya, dan keterangan menganai kata
tersebut akan muncul pada text box di sebelah kanan. Pada menu bantuan
dengan sistem pencarian, pengguna dapat memasukkan kata kunci yang
ingin diketahui artinya, dan mengklik tombol cari, maka arti kata yang
dicari akan muncul pada text box disebelahnya. Gambar 28 dan Gambar 29
menampilkan form menu bantuan.
Gambar 30. Form bantuan dengan bentuk explorasi
Gambar 31. Form bantuan dengan bentuk pencarian
Tabel 14. Hasil kuisioner untuk pertanyaan pilihan merk pompa yang
direkomendasikan oleh software
Pilihan jawaban Petani Penjual pompa Dosen Mahasiswa Persentase (%)
Sangat banyak 1 - - - 10
Banyak - - 1 1 20
Cukup banyak 1 1 1 1 40
Sedikit 2 1 - - 30
Sedikit sekali - - - - -
Untuk pilihan pertanyaan banyaknya merk pompa yang
direkomendasikan software, sebanyak 40 % responden menjawab cukup
banyak. Jumlah merk pompa yang direkomendasikan di dalam software ini
sebanyak 90 pompa. Jumlah ini dapat ditambah lagi dengan
menambahkannya pada database, dan hanya dapat dilakukan oleh
pengembang software ini.
Tabel 15. Hasil kuisioner untuk pertanyaan bagian yang susah untuk diisi
atau informasi yang sulit untuk dimengerti
Pilihan jawaban Petani Penjual pompa Dosen Mahasiswa Persentase (%)
Sangat banyak - - 2 1 30
Banyak 1 - - 1 20
Cukup banyak 1 1 - - 20
Sedikit 2 1 - - 30
Sedikit sekali - - - - -
Sebanyak 30 % responden menyatakan banyak bagian dari software
yang sulit untuk diisi, terutama pada bagian-bagian yang berhubungan
dengan kondisi di lapangan, seperti jenis tanah, tinggi hisap statik, dan tinggi
tekan statik.
Tabel 16. Hasil kuisioner untuk pertanyaan manfaat yang diberikan software
terhadap pengguna
Pilihan jawaban Petani Penjual pompa Dosen Mahasiswa Persentase (%)
Sangat bermanfaat 1 1 2 2 60
Bermanfaat 1 2 - - 30
Cukup bermanfaat 1 - - - 10
Tidak bermanfaat - - - - -
Sangat tidak
bermanfaat
- - - - -
Sebanyak 60 % responden menyatakan sangat bermanfaat untuk
manfaat yang diberikan oleh software ini, 30 % menyatakan bermanfaat dan
10 % menyatakan cukup bermanfaat.
Pertanyaan berikutnya dalam kuisioner yang diberikan pada para
petani adalah cara apa yang digunakan selama ini untuk memilih pompa
untuk irigasi. Pertanyaan ini sulit untuk dijawab oleh para petani, karena
sebagain besar petani yang dijadikan responden, belum menggunakan pompa
secara permanen sebagai alat bantu untuk irigasi, tetapi menggunakan irigasi
dari bendungan atau waduk. Petani menggunakan pompa untuk melakukan
penyiraman tanaman hanya bila kondisi tanah sangat kering, dan tidak
digunakan seterusnya. Pompa yang digunakan juga hanya pompa jenis rumah
tangga dengan sumber tenaga listrik, dan hanya memiliki daya antara 0.5 HP
sampai 1 HP. Tetapi jika mereka membeli pompa, mereka memilih pompa
berdasarkan saran dari para penjual pompa.
Pertanyaan yang diberikan kepada para penjual pompa adalah cara apa
yang disarankan kepada para pembeli dalam memilih pompa untuk irigasi.
Biasanya mereka menyarankan pompa yang dipilih berdasarkan tinggi hisap
statik yang ada di lapangan. Maka mereka menyarankan pompa dengan
kemampuan head hisap yang memenuhi kondisi di lapangan. Penjual pompa
biasanya juga menanyakan berapa kira-kira tinggi tekan statik yang ada di
lapangan, hal ini juga mempengaruhi pompa yang disarankan pada para
pembeli.
Responden juga memberikan saran untuk perbaikan software ini,
diantaranya :
1. Memberikan ilustrasi gambar yang lebih jelas.
2. Menambah database merk-merk pompa yang direkomendasikan.
3. Menyertakan perintah mencetak (print) pada software.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Software untuk pemilihan pompa irigasi yang telah dibangun bernama
GWAPS, yang merupakan singkatan dari Gwaps Is Water Pump Selection.
Software ini dibangun dengan software pengembangan Gambas versi 1.0.17.
GWAPS hanya dapat digunakan pada sistem operasi Linux, seperti Mandrake,
Knoppix, Suse, dan Redhat, namun jika harus menjalankannya di sistem
operasi Windows, GWAPS dapat digunakan dengan bantuan software lain
yaitu Vmware sebagai software virtual machine bagi sistem operasi Linux.
Software ini telah mampu melakukan perhitungan-perhitungan yang
diperlukan untuk melakukan pemilihan pompa untuk irigasi yang optimal.
Nilai-nilai yang ditentukan untuk melakukan pemilihan pompa antara lain
debit pemompaan, head loss hisap, head loss hantar, total head loss, dan daya
pompa.
Pengguna dapat memilih dua metode pemberian irigasi dalam software
ini yaitu pemberian air irigasi secara langsung dari sumber air ke lahan dan
metode pemberian air dengan cara menyimpan air terlebih dahulu di tempat
penyimpanan air sementara dan dialirkan ke lahan dengan memanfaatkan
energi gravitasi.
Pencegahan kesalahan pemberian input pada software ini dilakukan
dengan memberikan peringatan berupa messege box kepada pengguna.
Kesalahan pengisian seperti tidak melakukan input data yang lengkap atau
memberikan nilai input yang menyebabkan software tidak dapat memberikan
rekomendasi jenis pompa yang sesuai dengan perhitungan karena tidak
trersedia dalam database, diatasi dengan memberikan peringatan berupa
messege box, dan pengguna tidak dapat melanjutkan ke menu berikutnya jika
belum melakukan input data yang benar.
Kelemahan dari software ini diantaranya kurangnya database lokasi
penanaman tanaman, database lokasi yang ada di dalam software ini hanya
daerah Bogor. Software memiliki keterbatasan dalam memberikan jenis
pompa yang sebaiknya digunakan dalam irigasi, batas daya pompa yang
mampu direkomendasikan software adalah pompa yang memiliki daya dari
0.5 HP sampai 12 HP.
Evaluasi software oleh pengguna dilakukan dengan pengisian
kuisioner dengan jumlah responden sebanyak sepuluh orang. Secara umum,
penilaian responden terhadap penggunaan software cukup mudah. Responden
juga menilai software ini sangat membantu dalam menentukan jenis pompa
yang sesuai dengan kondisi lahan dan jenis tanaman yang ditanam. Database
dari lokasi lain perlu ditambahkan di dalam software ini untuk memperluas
penggunaan software. Responden menilai perlu penambahan gambar atau
ilustrasi untuk memeperjelas hal-hal yang sulit dimengerti.
B. SARAN
Saran yang diperlukan untuk pengembangan software pemilihan pompa
irigasi ini adalah :
1. Perlu penambahan database iklim dan jenis tanah di berbagai lokasi yang
akan menentukan ETc dan kebutuhan air tanaman secara otomatis.
2. Perlu dibangun software pemilihan pompa irigasi yang berbasiskan web
sehingga dapat diakses oleh pengguna tanpa perlu melakukan instalasi
software ke sistem operasi komputer.
3. Perlu penambahan database pompa dalam software, supaya pengguna
memiliki banyak pilihan pompa dan menambah keragaman jenis pompa,
sehingga software juga dapat memberikan pilihan untuk pompa yang
memiliki daya lebih dari 12 HP.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, B.D. 2003. Rancang Bangun dan Uji Teknis Sistem Kendali Berbasis PLC (Programmable Logic Controller) pada Jaringan Irigasi Tetes Hidroponik Substrat untuk Berbagai Jenis dan Umur Tanaman. Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian. FATETA. IPB. Bogor.
Bowles, J. E. 1989. Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah) Edisi
2. Erlangga. Jakarta. Bustamiruddin. 2002. Peta Tanah Tinjau Mendalam dan Peta Kesesuaian Lahan
Kota Bogor dan Sekitarnya. Skripsi. Ilmu Tanah, Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.
Das, B. M, et al. 1998. Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis).
Erlangga. Jakarta. Doorenbos, J., and W. O. Pruitt. 1977. Guidelines for Predicting Crop Water
Requirement. FAO Irrigation and Drainage Paper. FAO, UN. Rome. Hakim, et al. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung. Hansen, V.E., O.W. Israelsen dan GE. Stringham. 1986. Dasar–Dasar dan Praktek
Irigasi. Erlangga. Jakarta. Hardiyatmo, H. C. 1992. Mekanika Tanah 1. PT. Gramedia Pustaka Umum.
Jakarta. Herlina, E. 2003. Hubungan Antara Tingkat Kepadatan Tanah dengan pF dan
Permeabilitas Pada Tanah Latosol Darmaga Bogor. Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian. IPB. Bogor.
Hermawan, I. 2003. Kajian Penyebaran Kadar Air Tanah pada Irigasi Tetes
dengan Pemberian Air Secara Kontinyu dan Terputus. Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian. FATETA. IPB. Bogor.
Info Linux. 2005. Menguasai Gambas, Pemerograman Visual Basic di Linux.
Dian Rakyat. Jakarta. Kalsim, D.K., A. Sapei. 1992. Fisika Lengas Tanah Edisi Pertama. Laboratorium
Teknik Tanah dan Air, Jurusan Mekanisasi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.
Kalsim, D.K. 2000. Cropwat Manual and Guidelines. Laboratorium Teknik Tanah
dan Air. IPB. Bogor. Kalsim, D.K. 2003. Irigasi Pompa. Teknik tanah dan Air. Fateta – IPB. Bogor.
Linsley, R.K., M.A. Kohler and J.L.H. Paulhus. 1975. Hydrology for Engineer. Mc Graw – Hill Book Company, Inc. New york.
Michael, A.M. 1978. Irrigation-Theory and Practice. Vikas Publishing House
PVT Ltd. New Delhi. Prasasty, D. 2005. Kajian Pengoperasian Pompa Air pada Jaringan Irigasi Air
Tanah Dangkal untuk Tanaman Bawang Merah. Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian. FATETA. IPB. Bogor.
Pusposutardjo, S. 2001. Pengembangan Irigasi, Usaha Tani Berkelanjutan dan
Gerakan Hemat Air. Ditjen DIKTI. Jakarta. Rabindra. 2000. Kajian Efektifitas Penerapan Irigasi Pompa Air Tanah Dangkal.
Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian. FATETA. IPB. Bogor. Schwab, G.O., R.K. Frevert, T.W. Edmister, dan K.K. Barnes. 1981. Soil and
Water Conservation Engineering. John Wiley and Sons. New York. Seyhan, E. 1990. Dasar–Dasar Hidrologi. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta. Sumarno, Z. F. 2003. Hubungan Antara Tingkat Kepadatan Tanah dengan Tingkat
Konsolidasi Tanah pada Tanah Latosol Darmaga Bogor. Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian. IPB. Bogor.
Terzaghi, K. dan Ralph B. Peck. 1987. Mekanika Tanah dalam Praktek Rekayasa.
Erlangga. Jakarta. Wesley, L.D. 1973. Mekanika Tanah. Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Jakarta. Zimmerman, J.D. 1966. Irrigation. John Wiley and Sons Inc. New York.
MULAI
Form Pilihan:1. Irigasi langsung2. Irigasi gravitasi
Form perhitungan debit kebutuhan tanaman.INPUT:1. Jenis tanaman2. Luas lahan (hektar)3. Lokasi4. Lama penyiraman pada setiap masa pertumbuhan tanaman (jam)
Irigasi Langsung
Form untuk menentukan diameter pipa yang digunakan.INPUT:1. Panjang pipa hantar (meter)2. Jenis pipa hantar3. Panjang pipa hisap (meter)4. Jenis pipa hisap
Form untuk menentukan head loss pada pipa hisap:INPUT:1. memilih jenis-jenis katup, belokan dan perubahan pipa yang ada pada pipa hisap, dan jumlahnya.2. Tinggi hisap statik (meter)
Form perhitungan debit kebutuhan tanaman.INPUT:1. Jenis tanaman2. Luas lahan (hektar)3. Lokasi4. Lama penyiraman pada setiap masa pertumbuhan tanaman (jam)
Irigasi Gravitasi
Form untuk menentukan diameter pipa yang digunakan dari bak penampungan air ke lahan.INPUT:1. Panjang pipa hantar (meter)2. Jenis pipa hantar
Form untuk menentukan head loss pada pipa hantar:INPUT:1. memilih jenis-jenis katup, belokan dan perubahan pipa yang ada pada pipa hisap, dan jumlahnya.2. Tinggi hisap statik (meter)
BA
Proses penentuan ETo dengan metode radiasi, ETc, kebutuhan Irigasi tanaman, interval irigasi, dan debit kebutuhan tanaman
Data iklim
Proses penentuan ETo dengan metode radiasi, ETc, kebutuhan Irigasi tanaman, interval irigasi, dan debit kebutuhan tanaman
Form untuk menampilkan hasil dari diameter pipa yang akan digunakan berdasarkan debit
Form untuk menampilkan hasil dari diameter pipa yang akan digunakan berdasarkan debit
Form yang menampilkan hasil perhitungan interval irigasi dan debit kebutuhan tanaman
Form yang menampilkan hasil perhitungan interval irigasi dan debit kebutuhan tanaman
Lampiran 1. Diagram alir software pemilihan pompa irigasi
Lampiran 1. (lanjutan)
Form untuk menentukan head loss
pada pipa hantar:
INPUT:
1. memilih jenis-jenis katup, belokan
dan perubahan pipa yang ada pada
pipa hisap, dan jumlahnya.
2. Tinggi tekan statik (meter)
Form tampilan hasil, berupa:
1. Debit kebutuhan pompa (liter /detik)
2. Total head loss hisap (meter)
3. Total head loss hantar (meter)
4. Total head loss (meter)
5. Daya motor (HP)
Form tampilan beberapa jenis
pompa yang direkomendasikan.
INPUT:
Memilih type pompa dari combo box
untuk melihat detail pompa tersebut.
Form tampilan dari detail pompa yang dipilih
sebelumnya, terdiri dari:
1. Gambar pompa
2. Grafik hubungan antara debit dan head (jika
tersedia)
3. Merk pompa
4. Type pompa
5. Dimensi pompa (panjang, lebar, tinggi)
6. Berat (kg)
7. Sumber tenaga
8. Daya pompa (HP)
9. Head hisap (meter)
10. Head total (meter)
11. Kapasitas pompa
Data detail dari
pompa
Form untuk menampilkan hasil dari
diameter pipa yang akan digunakan
berdasarkan debit
Form untuk menentukan head loss
pada pipa hisap:
INPUT:
1. memilih jenis-jenis katup, belokan
dan perubahan pipa yang ada pada
pipa hisap, dan jumlahnya.
2. Tinggi hisap statik (meter)
Form untuk menentukan head loss
pada pipa hantar:
INPUT:
1. memilih jenis-jenis katup, belokan
dan perubahan pipa yang ada pada
pipa hisap, dan jumlahnya.
2. Tinggi tekan statik (meter)
Form tampilan hasil, berupa:
1. Debit kebutuhan pompa (liter /detik)
2. Total head loss hisap (meter)
3. Total head loss hantar (meter)
4. Total head loss (meter)
5. Daya motor (HP)
6. Volume minimum bak penampungan air
7. Beda elevasi minimum antara elevasi
tempat penampungan air dengan elevasi
muka air yang keluar dari pipa hantar
Form untuk menentukan diameter pipa dari
sumber air ke pompa dan dari pompa ke bak
penampungan air, dan penentuan volume bak
penampungan air.
INPUT:
1. Panjang pipa dari sumber air ke pompa (meter)
2. Jenis pipa dari sumber air ke pompa
3. Panjang pipa dari pompa ke bak penampungan
air (meter)
4. Jenis pipa dari pompa ke bak penampungan air
5. Lama pengisian bak yang diinginkan dalam satu
hari (jam)
A B
Lampiran 2. Faktor pembobot (W) untuk efek radiasi pada ETo untuk suhu dan ketinggian (altitude) yang berbeda
Suhu (oC) 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 Altitude (m)
0 0.43 0.46 0.49 0.52 0.55 0.58 0.61 0.64 0.66 0.68 0.71 0.73 0.75 0.77 0.78 0.80 0.82 0.83 0.84 0.85 500 0.45 0.48 0.51 0.54 0.57 0.60 0.62 0.65 0.67 0.70 0.72 0.74 0.76 0.78 0.79 0.81 0.82 0.84 0.85 0.86 1000 0.46 0.49 0.52 0.55 0.58 0.61 0.64 0.66 0.69 0.71 0.73 0.75 0.77 0.79 0.80 0.82 0.83 0.85 0.86 0.87 2000 0.49 0.52 0.55 0.58 0.61 0.64 0.66 0.69 0.71 0.73 0.75 0.77 0.79 0.81 0.82 0.84 0.85 0.86 0.88 0.88
Sumber : Dorenbos dan Pruitt, 1977.
Lampiran 3. Radiasi luar angkasa (Ra) yang dinyatakan dalam evaporasi yang setara dalam mm/hari
Sumber : Dorenbos dan Pruitt, 1977.
Belahan Bumi Bagian Utara Belahan Bumi Bagian Selatan
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Latitude
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
11.2 12.7 14.4 15.6 16.3 16.4 16.3 15.9 14.8 13.3 11.6 10.7 20 17.3 16.5 15.0 13.0 11.0 10.0 10.4 12.0 13.9 15.8 17.0 17.4
11.6 13.0 14.6 15.6 16.1 16.1 16.1 15.8 14.9 12.6 12.0 11.1 18 17.1 16.5 15.1 13.2 11.4 10.4 10.8 12.3 14.1 15.8 16.8 17.1
12.0 13.3 14.7 15.6 16.0 15.9 15.9 15.7 15.0 13.9 12.4 11.6 16 16.9 16.4 15.2 13.5 11.7 10.8 11.2 12.6 14.3 15.8 16.7 16.8
12.4 13.6 14.9 15.7 15.8 15.7 15.7 15.7 15.1 14.1 12.8 12.0 14 16.7 16.4 15.3 13.7 12.1 11.2 11.6 12.9 14.5 15.8 16.5 16.6
12.8 13.9 15.1 15.7 15.7 15.5 15.5 15.6 15.2 14.4 13.3 12.5 12 16.6 16.3 15.4 14.0 12.5 11.6 12.0 13.2 14.7 15.8 16.4 16.5
13.2 14.2 15.3 15.7 15.5 15.3 15.3 15.5 15.3 14.7 13.6 12.9 10 16.4 16.3 15.5 14.2 12.8 12.0 12.4 13.5 14.8 15.9 16.2 16.2
13.6 14.5 15.3 15.6 15.3 15.0 15.1 15.4 15.3 14.8 13.9 13.3 8 16.1 16.1 15.5 14.4 13.1 12.4 12.7 13.7 14.9 15.8 16.0 16.0
13.9 14.8 15.5 15.4 15.1 14.7 14.9 15.2 15.3 15.0 14.2 13.7 6 15.8 16.0 15.6 14.7 13.4 12.8 13.1 14.0 15.0 15.7 15.8 15.7
14.3 15.0 15.5 15.5 14.9 14.4 14.6 15.1 15.3 15.1 14.5 14.1 4 15.5 15.8 15.6 14.9 13.8 13.2 13.4 14.3 15.1 15.6 15.5 15.4
14.7 15.3 15.6 15.3 14.6 14.2 14.3 12.9 15.3 15.3 14.8 14.4 2 15.3 15.7 15.7 15.1 14.1 13.5 13.7 14.5 15.2 15.5 15.3 15.1
15.0 15.5 15.7 15.3 14.4 13.9 14.1 12.8 15.3 15.4 15.1 14.8 0 15.0 15.5 15.7 15.3 14.4 13.9 14.1 14.8 15.3 15.4 15.1 14.8
Lampiran 4. Kemungkinan lama penyinaran maksimum dalam sehari (N) berdasarkan daris lintang (latitude), dalam satuan jam
Lintang Utara Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Lintang Selatan Jul Ags Sep Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun
20 11.0 11.5 12.0 12.6 13.1 13.3 13.2 12.8 12.3 11.7 11.2 10.9 15 11.3 11.6 12.0 12.5 12.8 13.0 12.9 12.6 12.2 11.8 11.4 11.2 10 11.6 11.8 12.0 12.3 12.6 12.7 12.6 12.4 12.1 11.8 11.6 11.5 5 11.8 11.9 12.0 12.2 12.3 12.4 12.3 12.3 12.1 12.0 11.9 11.8 0 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1
Sumber : Dorenbos dan Pruitt, 1977.
Lampiran 5. Perkiraan nilai ETo dari W.Rs pada kondisi kelembaban dan kecepatan angin yang berbeda
Sumber : Dorenbos dan Pruitt, 1977.
Lampiran 6. Nomogram penentuan kehilangan gesekan pada perlengkapan pipa (minor losses)
Sumber : Hansen, et al., 1986.
Lampiran 7. Tabel kehilangan gesekan pada perlengkapan pipa (minor losses)
Kehilangan Gesekan Minor Pada Pipa berdasarkan Diameter Pipa (m) Jenis Perlengkapan 0.5" 0.75" 1" 1.5" 2" 2.5" 3" 3.5" 4" 4.5" 5" 5.5" 6" 6.5" 7" 7.5" 8" 8.5" 9" 9.5" 10"
Globe Valve Open 2.5 3.5 4.5 8 10 13 15 20 23 26 30 32 37 40 42 45 50 55 58 60 68
AngleValve,Open 1.5 2 2.5 4 5.5 7 9 11 13 14.5 17 18 20 22.5 24 25 28 30 31 34 3.8
Swing Sheck Valve,Fully Open 0.75 1.1 1.5 2.2 3 3.5 4.8 5.5 6.5 7.5 8.5 9.5 10.5 12 13 14 14.5 15 16 18 19
Close Return Bend 0.7 1 1.4 2.3 2.8 3.4 4.7 5 6 7 8 8.5 9.5 10 12 13 14 14.5 15 17 18 Standard Tee, Through Side Outlet 0.6 0.9 1.2 2 2.5 3 3.5 4.8 5.5 6.5 7 8 9 9.5 10 12 13 14 14.5 15 16
Standard Elbow 0.35 0.5 0.6 1.1 1.4 1.7 2.2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.2 5.5 6.2 6.5 7 7.5 8 9
Medium Swep Elbow 0.3 0.4 0.55 0.9 1.25 1.4 1.8 2.2 2.6 3 3.5 3.8 4 4.8 5 5.2 5.5 6 6.5 7 7.5
Long Swep Elbow 0.22 0.33 0.45 0.75 1 1.2 1.5 1.8 2.2 2.4 2.75 3 3.5 3.8 4 4.2 4.8 5 5.2 5.5 6
Gate Valve, 3/4 Closed 5 8 10 17 23 29 36 43 50 55 65 70 78 80 90 100 110 120 125 135 145
Gate valve,1/2 Closed 1.5 2.4 3 5.5 7 9 11.5 13 15 18 20 23 25 27.5 30 32 35 38 40 43 46
Gate Valve, 1/4 Closed 0.43 0.6 0.8 1.4 1.7 2 2.7 3.2 3.7 4.2 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 9 9.5 10 11
Gate Valve, Fully Open 0.09 0.14 0.17 0.29 0.39 0.49 0.6 0.7 0.8 0.95 1.2 1.3 1.4 1.45 1.5 1.6 1.8 1.9 2 2.3 2.5
Square Elbow 0.6 0.9 1.2 2 2.5 3 3.5 4.8 5.5 6.5 7 8 9 9.5 10 12 13 14 14.5 15 16
Borda Enterance 0.3 0.45 0.6 1 1.4 1.5 2.1 2.4 2.8 3.4 3.8 4 4.5 5 5.5 5.8 6 6.5 7 7.5 8
Sudden Enlargement, d/D=1/4 0.35 0.5 0.6 1.1 1.5 1.7 2.2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.2 5.8 6.2 6.5 7 7.5 8 9
Sudden Enlargement, d/D=1/2 0.23 0.32 0.4 0.7 0.95 1.2 1.4 1.75 2.1 2.3 2.5 2.8 3.3 3.5 3.8 4 4.3 4.8 5 5.5 6
Sudden Enlargement, d/D=3/4 0.09 0.14 0.17 0.29 0.39 0.49 0.6 0.7 0.8 0.95 1.2 1.3 1.4 1.45 1.5 1.6 1.8 1.9 2 2.3 2.5
Ordinary Enterance 0.21 0.3 0.4 0.65 0.85 1.1 1.3 1.5 1.8 2.1 2.4 2.7 3 3.2 3.6 3.8 4 4.7 4.9 5 5.2
Sudden Contraction, d/D=1/4 0.18 0.25 0.33 0.55 0.73 0.9 1.2 1.4 1.5 1.7 2.1 2.3 2.5 2.75 3 3.2 3.4 3.5 3.6 3.7 3.9
Sudden Contraction, d/D=1/2 0.14 0.18 0.25 0.43 0.55 0.7 0.9 1.1 1.3 1.4 1.5 1.8 1.9 2 2.3 2.5 2.8 2.9 3 3.2 3.6
Sudden Contraction, d/D=3/4 0.09 0.14 0.17 0.29 0.39 0.49 0.6 0.7 0.8 0.95 1.2 1.3 1.4 1.45 1.5 1.6 1.8 1.9 2 2.3 2.5
45 degree Elbow 0.18 0.25 0.33 0.55 0.73 0.9 1.2 1.4 1.5 1.7 2.1 2.3 2.5 2.75 3 3.2 3.4 3.5 3.6 3.7 3.9
Sumber : Hansen, et al., 1986.
Lampiran 8. Nilai Kc beberapa tanaman pada setiap masa pertumbuhan tanaman
Kc Tanaman awal vegetatif generatif pematangan
Jagung 0.50 1.01 1.10 0.83 Kedelai 0.45 1.01 1.05 0.81 Tomat 0.70 1.05 1.10 0.93 Bawang merah 0.70 0.92 0.95 0.92 Kentang 0.55 1.05 1.10 0.90 Tebu 0.55 1.02 1.10 1.00 Buncis 0.35 1.02 1.15 0.92 Kacang-kacangan 0.45 1.01 1.15 1.01 Kubis 0.70 0.98 1.00 0.93 Sorghum 0.40 0.97 1.05 0.96 Gandum 0.50 1.08 1.20 1.10 Sayur-sayuran 0.75 1.03 1.10 1.00
Sumber : Dorenbos dan Pruitt, 1977.
Lampiran 9. Kuisioner untuk para petani
KUISIONER SOFTWARE PEMILIHAN POMPA AIR IRIGASI UNTUK PETANI
NAMA :
Isikan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X)
pada pendapat yang sesuai.
1. Kemudahan penggunaan software
� Sangat mudah
� Mudah
� Sedang
� Sulit
� Sangat sulit
2. Tampilan, ilustrasi gambar, dan tata letak software
� Sangat sesuai
� Sesuai
� Cukup sesuai
� Tidak sesuai
� Sangat tidak sesuai
3. Kesesuaian tombol-tombol terhadap informasi yang ditampilkan
� Sangat sesuai
� Sesuai
� Cukup sesuai
� Tidak sesuai
� Sangat tidak sesuai
4. Respon pengguna terhadap menu bantuan dalam software
� Sangat membantu
� Membantu
� Cukup membantu
� Tidak membantu
� Sangat tidak membantu
Lampiran 9. (lanjutan) 5. Pilihan merk pompa yang direkomendasikan oleh software
� Sangat banyak
� Banyak
� Cukup banyak
� Sedikit
� Sedikit sekali
6. Bagian yang susah untuk diisi atau informasi yang sulit untuk dimengerti
� Tidak ada
� Ada
� Cukup banyak
� Banyak
� Sangat banyak
7. Manfaat yang diberikan software terhadap pengguna
� Sangat bermanfaat
� Bermanfaat
� Cukup bermanfaat
� Tidak bermanfaat
� Sangat tidak bermanfaat
8. Cara apa yang digunakan selama ini untuk memilih pompa untuk irigasi
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
9. Saran terhadap perbaikan software
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Lampiran 10. Kuisioner untuk para penjual pompa
KUISIONER SOFTWARE PEMILIHAN POMPA AIR IRIGASI UNTUK PENJUAL POMPA
NAMA :
Isikan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X)
pada pendapat yang sesuai.
1. Kemudahan penggunaan software
� Sangat mudah
� Mudah
� Sedang
� Sulit
� Sangat sulit
2. Tampilan, ilustrasi gambar, dan tata letak software
� Sangat sesuai
� Sesuai
� Cukup sesuai
� Tidak sesuai
� Sangat tidak sesuai
3. Kesesuaian tombol-tombol terhadap informasi yang ditampilkan
� Sangat sesuai
� Sesuai
� Cukup sesuai
� Tidak sesuai
� Sangat tidak sesuai
4. Respon pengguna terhadap menu bantuan dalam software
� Sangat membantu
� Membantu
� Cukup membantu
� Tidak membantu
� Sangat tidak membantu
Lampiran 10. (lanjutan)
5. Pilihan merk pompa yang direkomendasikan oleh software
� Sangat banyak
� Banyak
� Cukup banyak
� Sedikit
� Sedikit sekali
6. Bagian yang susah untuk diisi atau informasi yang sulit untuk dimengerti
� Tidak ada
� Ada
� Cukup banyak
� Banyak
� Sangat banyak
7. Manfaat yang diberikan software terhadap pengguna
� Sangat bermanfaat
� Bermanfaat
� Cukup bermanfaat
� Tidak bermanfaat
� Sangat tidak bermanfaat
8. Cara apa yang disarankan kepada para pembeli dalam memilih pompa untuk
irigasi
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
9. Saran terhadap perbaikan software
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Lampiran 11. Kuisioner untuk dosen dan mahasiswa
KUISIONER SOFTWARE PEMILIHAN POMPA AIR IRIGASI UNTUK DOSEN DAN MAHASISWA
NAMA :
Isikan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X)
pada pendapat yang sesuai.
1. Kemudahan penggunaan software
� Sangat mudah
� Mudah
� Sedang
� Sulit
� Sangat sulit
2. Tampilan, ilustrasi gambar, dan tata letak software
� Sangat sesuai
� Sesuai
� Cukup sesuai
� Tidak sesuai
� Sangat tidak sesuai
3. Kesesuaian tombol-tombol terhadap informasi yang ditampilkan
� Sangat sesuai
� Sesuai
� Cukup sesuai
� Tidak sesuai
� Sangat tidak sesuai
4. Respon pengguna terhadap menu bantuan dalam software
� Sangat membantu
� Membantu
� Cukup membantu
� Tidak membantu
� Sangat tidak membantu
Lampiran 11. (lanjutan)
5. Pilihan merk pompa yang direkomendasikan oleh software
� Sangat banyak
� Banyak
� Cukup banyak
� Sedikit
� Sedikit sekali
6. Bagian yang susah untuk diisi atau informasi yang sulit untuk dimengerti
� Tidak ada
� Ada
� Cukup banyak
� Banyak
� Sangat banyak
7. Manfaat yang diberikan software terhadap pengguna
� Sangat bermanfaat
� Bermanfaat
� Cukup bermanfaat
� Tidak bermanfaat
� Sangat tidak bermanfaat
8. Saran terhadap perbaikan software
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Lampiran 12. Nilai ETo dan ETc hasil perhitungan software pemilihan pompa air irigasi dengan menggunakan data iklim daerah Bogor
Nilai ETo
Bulan Suhu rata-rata (oC)
Kelembaban (%)
Kecepatan angin (m/s)
Sinar matahari
(jam) ETo
(mm/hari) Januari 24.7 90 1.9 4.3 3.5 Pebruari 24.8 87 1.9 5.4 3.5 Maret 24.8 87 1.9 7.6 4.0 April 25.6 81 1.5 7.4 4.0 Mei 26.0 85 1.4 9.1 4.0 Juni 26.1 81 1.3 10.0 5.2 Juli 25.3 84 1.5 9.3 5.2 Agustus 24.8 82 1.6 9.1 5.2 September 25.8 83 1.9 8.3 5.2 Oktober 25.4 87 1.8 7.0 5.2 Nopember 25.5 85 1.8 7.0 4.3 Desember 24.9 88 1.8 3.1 3.0
Catatan : Nilai ETo dihitung dengan menggunakan metode radiasi Nilai ETc pada setiap masa pertumbuhan tanaman
ETc (mm/hari) Tanaman Awal Vegetatif Generatif Pematangan
Jagung 1.960 3.970 4.670 1.010 Kedelai 2.340 5.252 5.460 4.212 Tomat 2.800 4.750 5.740 4.850 Bawang merah 2.800 4.970 5.090 3.430 Kentang 2.200 4.160 4.590 3.800 Tebu 2.330 5.030 5.740 4.580 Buncis 1.400 2.930 4.730 3.860 Kacang-kacangan 2.080 3.950 4.630 3.080 Kubis 2.800 3.530 4.110 3.860 Sorghum 1.600 3.820 4.400 2.500 Gandum 1.980 4.280 4.090 4.740 Sayur-sayuran 3.140 3.520 4.430 4.420
Grafik hubungan antara debit dan head pada pompa dengan BHP 0.1 HP - 0.35 HP
y = -15.187x + 19.646
R2 = 0.9409
0
5
10
15
20
25
0 0.25 0.5 0.75 1 1.25Debit (l/s)
Hea
d (m
)
Grafik hubungan antara debit dan head pada pompa dengan BHP 0.35 HP - 0.5 HP
y = -11.027x + 31.05
R2 = 0.9886
0
5
10
15
20
25
30
35
0 0.25 0.5 0.75 1 1.25 1.5 1.75 2Debit (l/s)
Hea
d (m
)
Lampiran 13. Grafik hubungan antara debit dan head pompa pada setiap BHP
(break horse power) yang berbeda
Grafik hubungan antara debit dan head pada pompa dengan BHP 0.5 HP - 1 HP
y = -17.609x + 65.005
R2 = 0.927
0
10
20
30
40
50
60
70
0 0.25 0.5 0.75 1 1.25 1.5 1.75 2 2.25 2.5Debit (l/s)
Hea
d (m
)
Grafik hubungan antara debit dan head pada pompa dengan BHP 1 HP - 1.5 HP
y = -29.947x + 93.933
R2 = 0.9632
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0 0.25 0.5 0.75 1 1.25 1.5 1.75 2 2.25 2.5Debit (l/s)
Hea
d (m
)
Lampiran 13. (lanjutan)
Grafik hubungan antara debit dan head pada pompa dengan BHP 1.5 HP - 2 HP
y = -30.023x + 95.575
R2 = 0.9633
0
20
40
60
80
100
120
0 0.25 0.5 0.75 1 1.25 1.5 1.75 2 2.25 2.5Debit (l/s)
Hea
d (
m)
Grafik hubungan antara debit dan head pada pompa dengan BHP 2 HP - 3 HP
y = -30.023x + 98.695
R2 = 0.9613
0
20
40
60
80
100
120
0 0.25 0.5 0.75 1 1.25 1.5 1.75 2 2.25 2.5
Debit (l/s)
Hea
d (
m)
Lampiran 13. (lanjutan)
Grafik hubungan antara debit dan head pada pompa dengan BHP 3 HP - 5 HP
y = -33.501x + 104.3
R2 = 0.9521
0
20
40
60
80
100
120
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Debit (l/s)
Hea
d (
m)
Grafik hubungan antara debit dan head pada pompa dengan BHP di atas 5 HP
y = -30.291x + 108.34
R2 = 0.9835
0
20
40
60
80
100
120
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5Debit (l/s)
Hea
d (
m)
Lampiran 13. (lanjutan)