Top Banner
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR INPRES BELAKA KABUPATEN GOWA SKRIPSI DiajukanUntukMemenuhi Salah Satu SyaratGunaMemperoleh GelarSarjanaPendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam UniversitasMuhammadiyah Makassar Oleh MUH IRSAN M 105191100516 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITASMUHAMMADIYAH MAKASSAR 1441H/2020 i
107

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

Oct 26, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN

PROBLEM POSING DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS

SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR INPRES

BELAKA KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

DiajukanUntukMemenuhi Salah Satu SyaratGunaMemperoleh

GelarSarjanaPendidikan (S.Pd) Pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam

UniversitasMuhammadiyah Makassar

Oleh

MUH IRSAN M

105191100516

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITASMUHAMMADIYAH MAKASSAR

1441H/2020

i

Page 2: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …
Page 3: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …
Page 4: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul Skripsi : Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam Melalui Pendekatan Problem Posing Dalam

Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas IV SD

Inpres Belaka Kabupaten Gowa

Nama : Muh Irsan M

Nim : 105191100516

Fakultas/Jurusan : Agama Islam/Pendidikan Agama Islam

Setelah dengan seksama memeriksa dan meneliti, maka skripsi ini

dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diujikan di depan tim penguji

ujian skripsi pada Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 8 Muharram 1442 H

27 Agustus 2020 M

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si.

NBM : 774 234

Dr. Hj. Sumiati, MA

NIDN : 2112087201

Page 5: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …
Page 6: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

ABSTRAK

MUH IRSAN M. 2020. Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Melalui Pendekatan Problem Posing Dalam Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas

IV SD Inpres Belaka Desa Taeng Kab. Gowa. Dibimbing oleh Amirah Mawardi

dan Hj. Sumiati.

Masalah utama dalam peneletian ini yaitu bagaimana Pendekatan Problem

Posing untuk meningkatkan kreativitas siswa pada siswa kelas IV SD Inpres Belaka

Desa Taeng Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Penelitian ini bertujuan untuk

meningkatkan kreativitas Siswa dengan pendekatan Problem Posing pada siswa

kelas IV SD Inpres Belaka Desa Taeng kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Class Action

Reaserch) yang terdiri dari dua siklus dimana dua siklus dilaksanakan sebanyak

dua kali pertemuan. Prosedur penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan

tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV

SD Inpres Belaka Desa Taeng Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa sebanyak

25 siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada siklus pertama yang tuntas

secara individual dari 25 siswa hanya 4 siswa dengan persentase 16% yang

memenuhi kriteria ketuntasan minimum (KKM) atau berada pada kategori sangat

rendah. Secara klasikal belum terpenuhi karena nilai rata-rata diperoleh sebesar

61,96. Sedangkan pada siklus II dimana dari 25 siswa terdapat 23 orang atau 92%

telah memenuhi KKM dan secara klasikal sudah terpenuhi yaitu nilai rata-rata yang

diperoleh sebesar 99,28 atau berada dalam kategori sangat tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

melalui pendekatan problem posing dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas IV

SD Inpres Belaka dapat meningkat.

Kata Kunci: Pengembangan pembelajaran PAI, problem posing, Kreativitas Siswa

vi

Page 7: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan hidayah dan karunia kesehatan, sehingga penulis dapat menyusun

karya ilmiah (skripsi) yang memunyai nilai dan arti dalam rangka memenuhi

sebahagian syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) pada

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dari perencanaan, pelaksanaan, perumusan, sampai kepada penulisan skripsi

ini, penulis banyak mengalami tantangan dan rintangan baik secara langsung

maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih atas

segala bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak, baik moril maupun

material. Teristimewa dan terutama disampaikan ucapan terima kasih yang paling

tulus kepada Ayahanda Makkasau dan Ibunda Kasturi, atas segala pengorbanan,

jerih payah, pengertian, dan terutama doa restunya demi keberhasilan penulis

dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka korbankan selama ini

menjadi mahkota keselamatan di dunia dan akhirat.

Penghargaan dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

2. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I. Dekan Fakultas Agama Islam Universitas

.Muhammadiyah Makassar, beserta stafnya.

vii

Page 8: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

3. Dr. Amirah Mawardi, M.Si, kaprodi dan pembimbing I, serta para dosen

jurusan pendidikan agama islam yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan kepada penulis.

4. Dr. Hj. Sumiati, MA, pembimbing II yang telah memberikan arahan dan

bimbingan yang baik, sehingga penulis tidak terlalu mengalami kesulitan

selama penulisan skripsi ini.

5. Drs. Abd. Rasyak, kepala SD Inpres Belaka Kecamatan Pallangga Kabupaten

Gowa yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian ini.

6. Hasmawati, S.Pd.I. guru mata pelajaran pendidikan agama islam di SD Inpres

Belaka Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa, yang telah membantu penulis

selama penelitian.

7. Mursalin, S.Pd. yang senantiasa memberikan semangat, motivasi, dan

perhatian yang tulus kepada penulis.

Sebagai manusia biasa yang penuh dengan kekurangan dan kelemahan,

penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini tentunya terdapat kekurangan dan

ketidak sempurnaan baik bentuk asli maupun formula kalimatnya. Untuk itu

segala saran, koreksi, dan kritikan yang bermaksud menyempurnakan tulisan ini,

penulis terima dengan hati yang ikhlas.

Makassar, 02 Agustus 2020

Penulis

vii

Page 9: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................i

PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................ii

PENGESAHAN SKRIPSI ..........................................................................iii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ..........................................................iv

HALAMAN JUDUL ...................................................................................v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................vi

ABSTRAK ...................................................................................................vii

KATA PENGANTAR .................................................................................viii

DAFTAR ISI ...............................................................................................ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................x

DAFTAR BAGAN ......................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................1

B. Rumusan Masalah .............................................................................5

C. Tujuan Penelitian ..............................................................................5

D. Manfaat Penelitian.............................................................................5

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pendekatan Problem Posing ..............................................................7

B. Kreativitas Siswa ...............................................................................17

C. Materi Pembelajaran PAI ..................................................................30

D. Kerangka Pikir ..................................................................................36

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..................................................................................40

B. Lokasi dan Subyek Penelitian ............................................................40

C. Faktor yang Diselidiki .......................................................................40

D. Prosedur Penelitian ............................................................................41

Page 10: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

E. Instrumen Penelitian ..........................................................................45

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................45

G. Teknik Analisis Data .........................................................................46

H. Indikator Keberhasilan ......................................................................47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................................48

B. Pembahasan ......................................................................................49

BAB V PENUTUP

A. kesimpulan ........................................................................................70

B. Saran .................................................................................................70

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................71

LAMPIRAN ................................................................................................72

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................73

Page 11: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 . Kategori Standar Skor Hasil Belajar Siswa...................................... 46

Tabel 4.1 . Statistik Skor Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I………………....... 52

Tabel 4.2 . Statistik Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar

Siswa untuk Siklus I........................................................................... 53

Tabel 4.3 . Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tes Siklus I.. 54

Tabel 4.4 . Distribusi Frekuensi Aktivitas dan Sikap Siswa Pada Siklus I......... 56

Tabel 4.5 . Statistik Skor Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II............................. 62

Tabel 4.6 . Statistik Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Siswa untuk

Siklus II............................................................................................. 63

Tabel 4.7 . Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tes Siklus II. 64

Tabel 4.8 . Distribusi Frekuensi Aktivitas dan Sikap Siswa Pada Siklus II......... 65

Page 12: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Pikir Penelitian………...................................................... 38

Bagan 3.1 Gambaran Umum Setiap Siklus......................................................... 41

Page 13: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan agama islam adalah salah satu mata pelajaran yang diarahkan

untuk menyiapkan peserta didik mengenal, memahami, menghayati dan

mengamalkan hukum islam yang kemudian menjadi dasar kehidupan manusia

melalui kegiatan, pengajaran, pengamalan dan pembiasaan. seperti ini

digambarkan oleh Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 14.

ا انا معكم ا ا امنا واذا خلوا الى شيطينهم قالو نما واذا لقوا الذين امنوا قالو

نحن مستهزءون

Terjemahnya: Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang

beriman, mereka berkata, “kami telah beriman.” Tetapi apabila

mereka kembali kepada setan-setan (para pemimpin) mereka,

mereka berkata, “sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya

berolok-olok.” (Q.S. Al-Baqarah:14)

Salah satu pokok pada mata pelajaran pendidikan agama islam adalah siswa

mampu memahami, mengetahui dan mengamalkan setiap apa yang di sampaikan

oleh guru pendidikan agama islam itu sendiri, dengan begitu guru harus

memberikan metode kepada siswa agar siswa mampu memahami setiap apa yang

di sampaikan, Dengan model pembelajaran problem posing salah satu alternatif

model pembelajaran dengan karakteristik pembelajaran yang menuntut keaktifan

peserta didik melalui kegiatan elaborasi yang melatih peserta didik dalam

mengindentifikasi setiap unsur-unsur yang terkait dengan materi. Dengan

1

Page 14: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

pendekatan problem posing peserta didik diminta mengajukan sebuah soal yang

mungkin berbentuk peryataan yang diajukan oleh guru, dengan pendekatan

problem posing siswa dapat berfikir kritis karna siswa mampu mencari masalah

lalu memecahkannya sendiri, dengan problem posing siswa dapat mengajukan

sebuah masalah terhadap pembelajaran pendidikan agama islam itu sendiri.

Pendidikan agam islam di desain dengan sedemikian rupa menjadikan peserta

didik mendapatkan hikmah nilai ajaran agama islam. Pengalaman berharga

membekas sepenuhnya di qalbu peserta didik. Karena moral generasi penerus

menjadi sebuah produk pendidikan agama islam yang paling berharga dan

bernilai.

Hal ini sesuai dengan tiga tujuan pembelajaran yang berlaku untuk semua

bentuk pembelajaran, yaitu :1 1) Tahu, mengetahui disebut sebagai aspek knowing.

Dalam tingkatan ini guru memiliki tugas untuk mengupayakan kepada peserta

didiknya agar mengetahui sesuatu konsep. 2) Terampil melaksanakan atau

mengerjakan yang ia ketahui itu disebut sebagai aspek doing. Dan 3)

Melaksanakan atau mengamalkan yang disebut dengan aspek being.

Tiga tujuan pembelajaran tersebut merupakan suatu kesatuan yang saling

terkait. Guru seharusnya dapat melaksanakan tiga rumusan tujuan dengan baik.

Tetapi pada kenyataanya banyak guru agama yang belum melaksanakan tiga

tujuan tersebut dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan hasil lulusan yang kurang

bisa mengamalkan kepada masyarakat maupun untuk dirinya sendiri. Dalam hal

ini juga dalam sebuah pembelajaran, kurikulum sangat berperan penting terhadap

1 Ahmad Tafsir, Strategi Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam (Bandung:

Maestro,2014),34-35.

2

Page 15: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

pembelajaran, kurikulum secara umum bisa diartikan dokumen tertulis yang

dipakai oleh sekolah sebagai pedoman untuk menyelanggarakan pembelajaran.

Smith, Stanley dan Shores mendefinisikan kurikulum sebagai kumpulan

pengalaman belajar yang ditentukan oleh lembaga sekolah, dengan tujuan

mendisiplinkan siswa dan mendidik mereka dalam berpikir dan berperilaku.2

Dalam proses pembelajaran masih sering ditemui adanya dominasi guru

(teacher oriented), sehingga menyebabkan kecendurungan siswa lebih bersifat

pasif dan juga disebabkan kurangnya perhatian guru terhadap variasi penggunaan

model pembelajaran dalam meningkatkan mutu pembelajaran secara baik. Kondisi

seperti ini tidak akan menumbuh kembangkan aspek kemampuan dan aktivitas

seperti yang diharapkan.

Pendidikan di masa sekarang tidak lagi sekedar mengisi otak siswa dengan

berbagai teori dan konsep ilmu pengetahuan akan tetapi lebih bersifat mendorong

menggerakkan , dan membimbing peserta didik agar dapat mengembangkan

ispirasinya secara aktual. Untuk itu perlu dikembangkan suatu pembelajaran

yang memungkinkan siswa lebih leluasa untuk menyampaikan ide-idenya

tentang pelajaran yang disampaikan, aktivitas-aktivitas yang mendorong siswa

belajar aktif baik secara mental, fisik dan sosial sengga siswa dapat mengikuti

proses pembelajaran secara aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan.

Salah satu pembelajaran yang dapat mengakomodasikan hal tersebut adalah

dengan problem posing . problem posing adalah suatu pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan atau membuat soal

2 Ni Nyoman Padmadwi,dkk, Pengantar Micro Teaching. PT RajaGrafindo Persada(Jakarta,2017)

3

Page 16: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

sendiri berdasarkan situasi atau informasi yang diberikan, Kemudian

menyelesaikan sendiri . problem posing kegiatan yang mengarah pada sikap kritis

dan kreatif. Sebab dalam pembelajaran ini mengharuskan siswa membuat

pertanyaan dari informasi yang diberikan. Bertanya merupakan pangkal semua

kreasi, Orang yang memiliki kemampuan berkreasi dikatakan memiliki sikap

kreatif. Selain itu dengan pengajuan soal, siswa di berikan kesempatan aktif secara

mental, fisik, dan sosial serta memberikan kesempatan pada siswa untuk

menyelidiki dan membuat jawaban. Seperti yang diungkapkan oleh Florence

bahwa masalah itu harus diciptakan atau ditemukan oleh pemecah masalah itu

sendiri.3 Dengan model pembelajaran problem posing, kreatifitas siswa dapat

tumbuh.

Kreativitas anak dalam berfikir tercermin dalam berbagai hal diataranya

dalam diri siswa punya hasrat untuk selalu ingin tahu. Siswa selalu mengajukan

berbagai pertanyaan berkaitan dengan materi yang disampaikan, apabila merasa

kurang puas dengan penjelasan guru mereka mencari referensi atau sumber lain

untuk mendapatkan jawaban yang valid atas pertanyaan yang diajukan.4 Hal ini

sangat cocok dengan langkah-langkah pembelajaran problem posing yang

mengharuskan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan memberikan solusi

jawabannya.

Silver menjelaskan hubungan berpikir tingkat tinggi dengan problem posing

tidak banyak berada pada perumusan masalah sendiri tetapi lebih kepada saling

3 Florence Mihaela Singer, Nerida F. Ellerton, Jinfa Cai, Mathematical Problem Posing From

Research to Effctive Practive (New York: Springer science+Busines Media,2015),5. 4 Munandar, Kreativitas Dan Keberbakatan (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2014) 12

4

Page 17: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

pengaruh antar masalah dan perumusan masalah.5 Pendidikan selama ini

menekankan pada hafalan dan mencari satu jawaban yang benar tehadap soal-soal

yang di berikan. Sehingga kurang memberikan kesempatan siswa untuk

memberikan jawaban yang beragam dan orisinal. Hal ini mengakibatkan

rendahnya kreativitas siswa. Seperti yang terjadi di SD INPRES BELAKA DESA

TAENG. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan guru hanya fokus pada satu

jawaban yang benar dan menyalahkan jawaban yang lain. Sehingga kreativitas

siswa tidak dapat berkembang.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang

“Pengembangan Pembelajaran Agama Islam Melalui Pendekatan Problem Posing

Dalam Meningkatkan Kreativitas Pada Siswa Kelas 1V SD Inpres Belaka Desa

Taeng”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut: Bagaimana pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI) melalui pendekatan problem posing dalam meningkatkan kreativitas

siswa di SD Inpres Belaka Desa Taeng?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai

5 Silver,Model Pembelajaran problem posing & solving Meningkatkan Kemampuan Pemecahan

Masalah. CV Jejak,2018

5

Page 18: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

berikut: Untuk mengetahui proses pengembangan pembelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI) melalui pendekatan problem posing dalam meningkatkan

krativitas siswa.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai nilai guna sebagai berikut:

1. Bagi pengembang ilmu, hasil penelitian ini memberikan inovasi yang lebih

praktis dalam pembelajaran yang dapat digunakan dalam mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam

2. Bagi keperluan praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan rujukan

referensi bagi pengembang penelitian selanjutnya.

3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini memberikan pengalaman yang baru yang

berharga dalam meningkatkan profesionalitas peneliti pada bidang

Pendidikan Agama Islam.

6

Page 19: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pendekatan problem posing

Belajar merupakan suatu proses usaha dalam diri seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Didalam belajar seseorang akan memiliki perubahan-perubahan yang

senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik

dari sebelumnya. Belajar bukan hanya proses menghafal dan mengingat tetapi

belajar adalah sebuah proses yang ditandai dengan adanya perubahan akibat

adanya pengalaman. Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.6

Model pembelajaran problem posing mulai dikembangkan tahun 1998

oleh Lyn D. English, dan awal mulanya diterapkan dalam mata pelejaran

matematika. Selanjutnya dikembangkan pula pada mata pelajaran yang lain.

Pembelajaran hendaknya lebih ditekankan pada kegiatan problem posing. Hal

ini untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan dapat dilakukan dengan

cara membiasakan siswa mengajukan soal. Mengajukan soal merupakan

salah satu kegiatan yang dapat menantang siswa untuk lebih berfikir dan

membangun pengetahuan mereka. Pada prinsipnya metode pembelajaran

6 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belejar Mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya,2014),hlm.22

7

Page 20: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

problem posing adalah model pembelajaran yang mewajibkan para siswa

untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar berlatih soal secara mandiri.7

Menurut Hobri problem posing mempunyai arti yaitu, (1) Perumusan

soal sederhana atau perumusan kembali soal yang ada dengan beberapa

perubahan agar lebih sederhana dan daapat dikuasai; (2) Perumusan soal yang

berkaitan dengan syarat-syarat pada soal yang telah diselesaikan dalam

rangka mencari alternative pemecahan; (3) Perumusan soal dari informasi

atau situasi yang tersedia, baik dilakukan sebelum atau setelah memecahkan

soal. Problem posing merupakan suatu model pembelajaran yang dimana

siswa dalam kegiatan pembelajaran diminta menyusun soal berdasarkan

situasi atau informasi yang diberikan.8

Suyatno menjelaskan bahwa problem posing merupakan istilah

dalam bahasa inggris yang artinya “merumuskan masalah” atau “membuat

masalah”. Problem posing yaitu pemecah masalah dengan melalui elaborasi,

yaitu merumuskan kembali masalah menjadsi bagian-bagian yang lebih

sederhana sehingga mudah dipahami.9 Masalah yang dimaksudkan adalah

soal-soal dalam matematika, sehingga problem posing dapat diartikan sebagai

membuat soal atau membuat masalah.

Upu memberikan tiga pengertian pengajuan masalah (problem posing)

dalam pustaka pendidikan matematika. Pertama , pengajuan masalah

(problem posing) adalah perumusan ulang masalah yang telah diberikan

7 Amin Suyitno, Pembelajaran Inovatif, (Semarang: Jurusan Matematika FPMIPA

Universitas Negeri Semarang,2014),hlm,3. 8 Hobri,Model-Model Pembelajaran Inonatif (jember;CSS,2008), 95-96 9 Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (sidoarjo: Masmedia Pustaka, 2014) hal 6

8

Page 21: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

dengan beberapa cara dalam rangka menyelesaikan masalah masalah yang

rumit. Kedua, pengajuan masalah (problem posing) adalah perumusan

masalah yang berkaitan syarat-syarat pada masalah yang dipecahkan dalam

rangka mencari alternatif penyelesaian masalah yang relavan. Ketiga,

pengajuan masalah (problem posing) adalah merumuskan atau mengajukan

masalah dari situasi yang diberikan, baik sebelum, pada saat atau setelah

penyelesaian.10

Dari beberapa pengertian diatas penelitin menyimpulkan bahwa

problem posing adalah suatu model pembelajaran dimana siswa dalam

kegiatan pembelajaran diminta menyusun soal berdasarkan situasi atau

informasi yang telah diberikan oleh guru.

1. Karakteristik Pembelajaran Problem Posing

Dalam mencari pemecahan masalah tidak harus didapatkan satu

solusi. Seorang guru harus melatih siswa untuk mencari kemungkinan

soslusi yang lain untuk mengembangkan konsekuensi yang diterima jika

mereka mengambil salah satu solusi masalah tersebut11. Dalam

pembelajaran problem posing masalah yang diajukan tidak harus baru.

Hal tersebut jika menyangkut pembentukan kembali dari permasalahan

yang telah ada atau pembentuk masalah dari masalah yang telah ada atau

bahkan pembentuk dari masalah yang telah ada atau bahkan membentuk

10 Hamzah Upu, Problem Posing dab Problem Solving dalam pembelajaran

matematika,(bandung: Pustaka Ramadhan, 17 11 Ibid, Hobri,96

9

Page 22: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

masalah yang telah ada solusinya. Belajar adalah proses perubahan

perilaku berkat pengalaman dan latihan.12

Keterlibatan siswa yang turut belajar dengan cara menetapkan

model pembelajaran problem posing merupakan suatu indikator

keefektifan belajar. Siswa tidak hanya menerima materi dari guru.

Melainkan siswa juga berusaha menggali dan mengembangkan sendiri.

Jadi dalam model pembelajaran problem posing ini tidak hanya dapat

meningkatkan kreativitas siswa tetapi hasil belajar yang baik.

Silver dan Cai telah menglasifikasikan problem posing menjadi 3

yaitu, (1) pre-solution sebelum peneyelesaian masalah, dimana beberapa

masalah dihasilkan secara teliti dari stimulus yang disajikan seperti sebuah

gambar, kisah atau cerita, diagram dan lain-lain. (2) During (whithin-

solution) Selama penyelesaian masalah ketika siswa secara sengaja

merubah suatu hasil dan kondisi dari permasalahan. (3) After problem

posing (post-solution). Setelah penyelesaian masalah, ketika pengalaman

dari konteks penyelesaian masalah diterapkan pada situasi yang baru13.

Dalam penelitian ini, menggunakan dari salah satu dari tiga bentuk

aktivitas kongnitif tersebut yaitu pengajuan pre-solution posing dalam

meemberikan tugas pengajuan masalah pada siswa di tuntuit untuk

mengeluarkan ide-ide yang mereka miliki.

12 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT

Rineka Cipta,2014)hlm 10. 13 Thobroni, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Praktik. Ar-Ruzz Media:

(Yogyakartam 2015),288

10

Page 23: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

Brown dan Walter yang dikutip oleh hobri mengatakan bahwa

informasi atau situasi problem posing dapat berupa gambar, benda

manipulatif, permainan teorema atau konsep, alat peraga, masalah atau

penyelesaian dari suatu masalah14.

Soedjadi menjelaskan bahwa ada syarat harus dimiliki siswa agar

dapat mengajukan masalah adalah kemampauan membaca, kemampuan

memahami informasi yang disajikan dan kemampuan mengkomunikasikan

pola piker dalam bentuk kata-kata, baik lisan maupun tulisan15. Sedankan

Stoyanova menyatakan bahwa situasi atau informasi dalam problem posing

dapat di klarifikasikan menjadi tiga, yaitu16:

a. Problem posing bebas

Pada situasi Problem Posing bebas, siswa tidak memberikan informasi yang

harus dipatuhi, tetapi siswa diberikan kesempatan yang seluas-luasnya

untuk membentuk masalah sessuai dengan apa yang dikehendaki. Siswa

dapan menggunakan fenomena dalam kehidupan sehari-hari sebagai acuan

dalam pembentukan masalah.

b. Probelem posing semiterstruktur

Pada situasi Problem Posing semiterstruktur, siswa diberi situasi atau

informasi yang terbuka. Kemudian siswa diminta untuk mencari atau

menyelidiki situasi atau informasi dengan cara menggunakan pengetahuan

14 Ibid, Model-Model Pembelajaran, 96 15 Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematis di Indonesia: Konstantasi Keadaan Masa Kini

Menuju Harapan Masa Depan,(Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas,2014) 16 Ibid, Model-model pembelajaran, 96

11

Page 24: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

yang dimilikinya. Selain itu, siswa harus mengkaitkan informasi itu dengan

konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang diketahuinya dengan membuat

masalah.

c. Problem Posing terstruktur

Pada situasi problem posing terstruktur, informasi atau situasinya

berupa masalah atau selesaian dari suatu masalah.

Dalam penelitian ini, jenis situasi atau informasi yang digunakan

adalah problem posing semiterstruktur. Brown dan Walter menyatakan

bahwa pengajuan masalah terdiri dari dua aspek penting, yaitu accepting

dan challenging. Accepting berkaitan dengan kemampuan siswa yang

memahami situasi yang diberikan oleh guru atau situasi yang sulit

ditentukan. Sementara challenging, berkiatan dengan sejauh mana siswa

merasa tertantang dari situasi yang diberikan sehingga melahirkan

kemampuan untuk mengajukan masalah.17 Dua aspek tersebut digunakan

untuk mengetahui siswa dalam mengidetifikasi kreativitas pengajuan

masalah siswa.

2. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Problem Posing

Pembelajaran Problem Posing cukup memberikan banyak manfaat bagi

siswa. Upu menjelas bahwa pengajuan masalah merupakan salasatu

pendekatan yang mampu meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif

17 Stephen I, Brown, Marion I, Walter, The Art of Problem Posing Edition, (New Jersey:

Laurence Erlbaum Associates, Inc, publishers,2014)

12

Page 25: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

dalam proses pembelajaran matematika.18 Pengajuan masalah dapat

bermanfaat dan digunakan dalam mempertemukan sejumlah tujuan belajar

yang banyak dan bervariasi, baaik dalam strategi pembelajaran

berkelompok maupun secara individu.

Sedangkan siswono dalam menyebutkan beberapa manfaat daan

kelemahan dalam pengajuan masalah, yaitu sebagai berikut:19

a. Manfaat pengajuan masalah

1) Membantu siswa dalam mengembangkan keyakinan dan kesukaan

terhadap matematika, sebab ide-ide matematika siswa dicobakan

untuk memahami masalah yang sedang dikerjakan dan dapat

meningkatkan performennya dalam pemecahan masalah.

2) Merupakan tugas kegiatan yang mengarah pada sikap kritis dan

kreatif.

3) Mempunyai pengaruh positif terhadap kemampuan memecahkan

masalah dan sikap siswa terhadap matematika.

4) Dapat memperhatikan sikap inkuiri dan membentuk pikiran yang

berkembang dan fleksibel.

5) Mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajarnya.

6) Berguna untuk mengetahui kesalahan dan miskonsepsi siswa.

7) Mempertinggi kemampuan pemecahan masalah peserta didik, sebab

pengajuan masalah memberikan penguatan-penguatan dan

memperkaya kosep-konsep dasar.

18 Hamza Upu, Problem Posing dan Problem Solving dalam pembelajaran matematika,

(Bandung: Pustaka Ramadhan,2014),8 19 Ibid, 9

13

Page 26: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

8) Menghilangkan kesan keseraman dan kekunoan dalam belajar.

9) Mempersiapkan pola piker atau kriteria berfikir matematis, berkorelasi

positif dengan kemampuan memecahkan masalah.

Problem posing dapat membantu siswa menemukan topik dengan

lebih tajam dan memungkinkan siswa memperoleh pemahaman yang

mendalam. Problem posing juga dapat mendorong siswa untuk

menciptakan ide-ide baru dalam setiap topik.20

b. Manfaat pengajuan masalah

1) Seringkali siswa melakukan penipuan, siswa hanya meniru atau

menyalin hasil pekerjaan temannya, tanpa mengalami peristiwa

belajar.

2) Membutuhkan waktu lebih banyak bagi siswa untuk menyelesaikan

tugas yang diberikan. Menyita waktu yang lebih banyak untuk

pengajar, khususnya waktu koreksi tugas siswa.

3) Memerlukan keahlian khusus dan kemampuan guru dalam

mengarahkan siswa untuk membuat masalah, sebab masalah yang

dibuat siswa dapat beragam dan guru harus menilai apakah masalah

yang diajukan tersebut benar/salah, apakah sesuai dengan informasi

yang ada, atau apakah dapat dipahami siswa lain.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dalam

penelitian ini manfaat dari pengajuan masalah adalah dapat membantu

keyakinan, kesukaan, dan kreativitas, berpengaruh terhadap kemampuan

20 Stephen I. Brown, Marion I. Walter, The Art of Problem Posing Edition, (New Jersey:

Lawrence Erlnbaum Associates, Inc, Publishers,2014),1

14

Page 27: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

memecahkan masalah, mendorong siswa lebih bertanggung jawab dengan

belajarnnya, dapat mengetahui kesalahan dan miskonsepsi siswa, membantu

memperkaya konsep-konsep dasar.

Sedangkan kelemahan pengajuan masalah adalah siswa yang

hanyaa meniru atau menyalin hasil pekerjaan temannya dalam membuat

masalah, siswa membjutuhkan waktu yang lebih banyak untuk

menyelesaikan tugas yang diberikan, menyita waktu yang lebih banyak bagi

pengajar untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa, dan guru memerlukan

keahlian dalam mengarahkan siswa un tuk membuat masalah.

Oleh karena itu, untuk mengurangi kelemahan tersebut daalam penelitian

ini guru melaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP), guru memberikan arahan kepada siswa, guru segera mungkin

mengoreksi hasil pekerjaan siswa dan guru mencari banyak wawasan

mengenai pengajuan masalah.

3. Langkah langkah Pembelajaran problem posing

Dengan menggabungkan tahap problem posing menurut pendapat

Browndan Walter (accepting dan Challenging), dengan pendapat Hamzah

Upu (Situasi masalah,pengajuan masalah, pemecahan masalah) serta tahap

dalam pengembangan berpikir kreatif (Persiapan, Inkubasi, Iluminasi, dan

Verifikasi) dapat disusun langkah-langkah pendekatan problem posing,

yaitu (a) Persiapan, penyampaian tujuan pembelajaran dan menggali

pengetahuan awal siswa tentang materi; (b) Pemahaman, penjelasan

15

Page 28: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

singkat guru tentang materi yang akan dipelajari siswa; (c) Situasi

masalah, pemberian situasi masalah atau informasi terbuka pada siswa,

situasi masalah dapat berubah studi kasus atau informasi terbuka beberapa

teks dan gambar; (d) Pengajuan masalah, siswa mengajukan pertanyaan

dari situasi masalah atau informasi terbuka yang diberikan guru; (e)

Pemecahan masalah, siswa memberikan jawaban atau penyelesaian soal

dari pertanyaan yang telah diajukan oleh siswa; (f) Verifikasi, mengecek

pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.21

Menurut As’ari yang dikutip oleh Hobri ada sembilang langkah

bersesuaian yang dapat dilakukan guru dan siswa dalam pembelajaran

dengan problem posing. Kesembilan langkah tersebut sebagai berikut.22

a. Guru menyediakan bahan atau alat pembelajaran, sementara siswa

menyiapkan bahan atau alat belajar

b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan siswa memahami

tujuan pembelajaran tersebut.

c. Guru menjelaskan materi pembelajaran, sedangkan siswa

memperhatikan dan mencoba memahami penjelasan guru.

d. Guru memberikan contoh cara membuat atau mengajukan soal, dan

siswa diminta untuk memperhatikannya.

e. Guru memberikan kesempatan terhadap siswa untuk bertanya.

21 Era Budi Waluyo, Penerapan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berfikir Kreatif Pada Siwa SD, JPGSD, Vol,01,No. 2 (2013),3 22 Ibid, Model-Model Pembelajaran,101-102

16

Page 29: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

f. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat soal

sebanyak mungkin dari situasi yang diberikan, sedangkan siswa

melakukan kegiatan merumuskan soal berdasarkan situasi yang

diberikan.

g. Guru mempersilahkan siswa menyelesaikan soal yang dibuatnya

sendiri.

h. Guru memberikan kesempatan lagi agar siswa mengajukan soal

sesuai dengan informasi yang diberikan, tetapi situasi yang

diberikan harus berbeda dengan situasi sebelumnya, kemudian

siswa membuat soal sesuai dengan situasi yang diberikan dan

mendiskusikan dengan teman-temannya.

i. Guru mempersilahkan siswa untuk menyelesaikan soal yang dibuat

temannya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan enam langkah seperti

yang dikemukakan oleh Era Budi yaitu Persiapan, Pemahaman, Situasi

Masalah’ Pengajuan Masalah, dan Verifikasi.

B. Kreativitas Siswa

1. Pengertian Kreativitas

Ditinjau dari bebrapa aspek kehidupan, pengembangan kreativitas

sangatlah penting. Banyak permasalahan serta tantangan hidup menurut

kemampuan adaptasi secara kreatif dan kemampuan dalam mencari

pemecahan masalah yang imajinatif. Kreatifitas yang berkembang

dengan baik akan melahirkan pola piker yang solutif yaitu keterampilan

17

Page 30: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

dalam mencari mengenali permasalahan yang ada, serta kemampuan

perencanaan-perencanaan dalam mencari pemecahan masalah. Bagi

Alfret Alder, manusia menciptakan seni, ilmu pengetahuan,dan aspek

kebudayaan lainnya adalah dalam rangka membuat perimbangan-

perimbangan bagi kelemahan-kelemahan mereka sendiri.23

Menurut munandar kreativitas adalah kemampuan seorang untuk

melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata

yang relative berbeda dengan apa yang ada sebelumnya.24 Lebih lanjut

lagi Utami Munandar menekankan bahwa kreativitas sebagai

keseluruhan kepribadian merupakan hasil interaksi dengan

lingkungannya. Lingkungan yang merupakan tempat individu

berinteraksi itu dapat mendukung berkembannya kreatifitas kreativitas

individu. Kreativitas yang ada pada individu itu digunakan untuk

menghadapi berbagai permasalahan yang ada ketika berinterksi dengan

lingkungannya dan mencari berbagai alternative pemecahannya

sehingga dapat tercapai penyesuaian diri secara memadai.25

Drevdal medenifisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk

memproduksi komposisi dan gagasan-gagasan baru yang dapat

berwujud aktivitas imajinatif sintesis yang mungkin melibatkan

23 Rollo May, kreativitas dan keberanian,(Terbitan New York: W.W.

Norton&Company,Inc,2014) hal,8. 24 Munandar, Kreativitas dan Keberbakatan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2014),6 25 Asrori. Psikologi Pembelajaran. (Bandung: CV Wacana.2014),hal.62.

18

Page 31: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

pembentukan pola-pola baru dan kombinasi dari pengalaman masalalu

yang dihubungkan dengan yang sudah ada pada situasi sekarang.26

Torrance berpendapat bahwa kreativitas adalah proses

kemampuan individu untuk memahami kesenjangan-kesenjangan atau

hambatan-hambatan-hambatan dalam hidupnnya, merumuskan

hipotesis baru dan mengkomunikasikan hasil-hasilnya serta sedapat

mungkin memodifikasi dan menguji hipotesis-hipotesis yang telah

dirumuskan. Untuk dapat melakukan semua itu memerlukan adanya

dorongan-dorongan dari lingkungan yang didasari oleh potensi-potensi

kreatif yang telah ada dalam dirinya.27

Kreativitas adalah proses menantang ide-ide dan cara-cara

melakukan hal-hal yang sudah diterima untuk menemukan solusi-solusi

atau konsep-konsep baru.28 Menurut Suryosubroto, kreativitas

merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru,

berupa gagasan maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri aptitude

maupun non aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-

hal yang sudah ada yang relative berbeda debgab apa yang sudah ada.29

Mednick dalam lefrancois mendefinisikan kreativitas , kreativitas

merupakan bagin dari unsur-unsur Asosiatif dalam kombinasi baru yang

memenuhi syarat-syarat tertentu dengan beberapa cara yang berguna.

26 Ibid. hal.62. 27 Ibis. Hal.65. 28 George P. Boulden. Mengembangkan Kreativitas Anda. (Jakarta: Dholpin

Books.2014),10. 29 Suryosubroto. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. (Jakarta: PT. Rineka

Cipta.2014),191.

19

Page 32: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

Makin jauh timbal balik unsur-unsur kombinasi baru, makin kreatif

proses pemecahan masalah itu.30 Menurut Guilford kreativitas adalah

berfikir divergen yang menekankan kepada kegiatan pencarian jawaban

melalui kebebasan berfikir yang tersebar keberbagai arah untuk

menemukan berbagai alternative jawaban terhadap suatu permasalahan.

Menurut Nursisto kreativitas adalah kemampuan untuk

berhayal. Misalkan anak berhayal merayakan hari ulangtahunnya, maka

dengan sendirinya pikiran yang terbayang adalah kue ulangtahun yang

cantik.31

Dari beberapa sember diatas dapat disimpulkan bawha

kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan suatu

yang baru dan orisinal sesuai imajinasi atau khayalannya untuk

menemukan berbagai alternativ jawaban terhadap suatu permasalahan.

2. Tujuan Pengembangan Kreativitas

Menurut Nursisto kemampuan belajar siswa jadi lebih baik jika

kemampuan kreativitasnya juga ikut dilibatkan. Pada dasarnya semua

siswa memiliki kreativitasdalam dirinya yang harus dikembangkan agar

hidup jadi semangat dan produktif. Kesadaran akan kemampuan

kreativitas ini harus dilatih untuk memacu keberhasilan siswa demi

menyonsong masa depan.32 Hal ini sejalan dengan ungkapan Getzels

dalam Nursisto yang mengemukakan dalam achievenment test, siswa

yang memiliki IQ tinggi tapi hasilnya sama bagusnya dengan siswa

30 Ibid, hal 192 31 Nursisto. Kiat Menggali Kreativitas (Yogyakarta: Mitra Gama Widya,2014),37. 32Ibid,6-7.

20

Page 33: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

yang memiliki kreativitas tinggi.33 Ibarat pepatah tidak ada rotan

akarpun jadi, maksudnya tiada IQ tinggi tapi punya kreativitas tinggi

akan sama manfaatnya. Menurut Renzulli yang dikutip oleh Munandar

kreativitas dapat memunculkan penemuan baru dalam berbagai bidang

ilmu dan bidang usaha manusia, yang dapat bermanfaat bagi kehidupan

manusia dimasa yang akan datang.34 Menurut Rollo May krearivitas

terjadi dalam suatu tindak perjumpaan dan harus dipahami dengan

menepatkan perjumpaan ini sebagaI pusatnya.35

Menurut Munandar menekankan perlunya kreativitas dipupuk

sejak dini, disebabkan beberapa faktor antara lain.36

a. Dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya. Perwujudan diri

merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup

manusia.

b. Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi

sepenuhnya.

c. Kreativitas atau berfikir kreatif sebagai suatu kemampuan untuk

melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian suatu

masalah. Hal inilah yang sampai saat ini kurang mendapat perhatian

dalampendidikan. Di sekolah yang masih menjadi fokus perhatian

adalah penerimaan pengetahuan, ingatan dan penalaran.

33 Ibid 34-35. 34 Ibid, Kreativitas Dan Keberbakatan,4. 35 Rollo May, Kreativitas Dan Perjumpaan,hal.4 36 Ibid,31.

21

Page 34: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

d. Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri dan

lingkungannya, tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu.

e. Kreativitas menungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya

secara individu serta kualitas hidup umat manusia.

Berkembangnya kemampuan siswa untuk menggali kreativitas

akan menjadikan anak percaya diri, mengurangi rasa takut salah, serta

rendah diri. Apabila sudah timbul rasa percaya diri dan hilangnya

rendah diri maka siswa akan menjadi optimis.37 Dengan begitu siswa

lebih semangat mengikuti semua pelajaran di sekolah. Dengan tujuan

dan fungsi pengembangan kreativitas sebagaimana yang telah

dipaparkan di atas maka ruang lingkup dalam pengembangan harus ada.

3. Tahap-tahap Pengembangan Kreativitas

Kreativitas menurut Munandar teori Wallas yang dikemukakan

pada tahun 1926 dalam bukunya “The Atr of Thounght” yang

menyatakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap, yaitu.38 1)

persiapan, 2) inkubasi, 3) iluminasi, dan 4)verifikasi.

Pada tahap pertama, siswa mempersiapakan diri mengumpulkan

informasi atau data untuk memecahkan masalah dengan belajar berfikir,

mencari jawaban, bertanya kepada orang lain, dan sebagainya. Siswa

mencoba memikirkan berbagai alternative pemecahan terhadap masalah

yang dihadapi itu. Dengan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman

37 Ibid, Kiat Menggali Kreativitas, 109. 38 Ibid, Kreativitas Dan Keberbakatan, 59

22

Page 35: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

yang dimiliki, siswa berusaha menjajangi berbagai kemungkinan jalan

yang dapat ditempuh untuk memecahkan masalah itu. Namun, pada

tahap ini belum ada arah yang tetap meskipun sudah mampu

mengekplorasi berbagai alternatif pemecahan masalah. Pada tahap ini

masih diperlukan pengembangan kemampuan berfikir divergen.

Pada tahap kedua, kegiatan mencari dan menghimpun data atau

informasi tidak dilanjutkan. Tahap inkubasi adalah tahap dimana siswa

seakan-akan melepaskan diri untuk sementara diri dari masalah

tersebut, dalam arti bahwa ia tidak memikirkan masalahnya secara sadar

tetapi mengeramnya dalam alam pra sadar. Prosese inkubasi ini dapat

berlangsung lama(berhari-hari atau bahkan bertahun-tahun). Dan juga

bisa sebentar(beberapa jam saja) sampai kemudiaan timbul ninspirasi

atau gagasan untuk pemecahan masalah.

Tahap iluminasi adalah tahap timbulnya “insight” atau “Aba-

Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru, beserta proses-

proses psikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi

atau gagasan baru. Ini timbul setelah diedapkan dalam waktu yang lama

atau bisa juga sebentar pada tahap inkubasi.

Tahap verifikasi atau evaluasi adaalah tahap dimana ide atau kreasi

baru tersebut Harus diuji terhadap realitas. Di sini diperlukan pemikiran

kritis dan konvergen. Dengan kata lain, proses divergensi (pemikiran

kreatif) harus dikuti oleh proses konvergensi (pemikiran kritis).

Pemikiran dan sikap spontan harus diikuti oleh pemikiran selektifan

23

Page 36: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

sengaja. Penerimaan secara total harus diikuti oleh kritik. Firasat harus

diikuti oleh pemikiran logis. Keberanian harus diikuti oleh sikap hati-

hati. Dan, imajinasi harus diikuti oleh pengujian terhadap realitas.

Kreativitas diukur melalui skala penilaian yang meliputi 5 (lima)

kriteria, yaitu : Kelancaran (fluency) yaitu kemampuan mengemukakan

ide-ide yang serupa untuk memecahkan suatu masalah., Kelenturan

(flexibility) yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai macam ide

guna memecahkan suatu masalah diluar kategori yang bisa., Keaslian

(originality) yaitu kemampuan memberikan respon yang unik atau luar

biasa., Keterperincian (elaboration) yaitu kemampuan menyatakan

pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi

kenyataan., dan perumusan kembali (redefinition) kemampuan untuk

mengkaji atau menilik kembali suatu persoalan melalui cara dan

perspektif yang berbeda dengan apa yang sudah lazim. Namun dalam

penelitian ini peneliti hanya menggunakan 3 (tiga) kriteria yaitu

kelancaran (fluency), Kelenturan (flexibility), dan Keaslian (originality).

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas

Hasil penelitian beberapa ahli menunjukkan bahwa factor-faktor

dalam kreativitas meliputi : daya imajinasi, rasa ingin tahu dan

orisinalitas (kemampuan menciptakan suatu yang baru dan tidak biasa)

dapat mengimbangi kekurangan dalam daya ingat, daya tangkap,

penalaran, pemahaman terhadap tugas dan faktor lain dalamintelegensi.

Jadi, pendidikan yang berorentasi pada pengembangan kreatifitas

24

Page 37: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

sangatlah penting. Kreativitas perlu dicari atau dilatih oleh pendidik dan

orang tua, setiap anak pada dasarnya memiliki potensi atas

kreativitasnya. Oleh kerena itu pendidik dan orang tua harus bisa

meningkatkan kreatifitas dengan melakukan pengamatan dan penilaian

secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai alat pemantau

keefektifan kemampuan berkreatifitas.

Menurut Clark factor-faktor yang mempengaruhi kreativitas

dikelompokkan menjadi dua kelompok, faktor yang mendukung dan

menghambat kreativitas yaitu:39

a. Faktor-faktor yang mendukung pengembangan kreativitas:

1) Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta keterbukaan.

2) Situasi yang memungkinkan timbulnya banyak pertanyaan.

3) Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu.

4) Situasi yang mendorong tanggung jawab dan kemandirian.

5) Situasi yang menekankan inisiatif diri untuk menggali, mengamati,

bertanta, merasa, mengklarifikasikan, mencatat, menerjemahkan,

memprakirakan, menguji hasil prakiraan, dan mengkomunikasikan.

6) Kedwibahasaan memungkinkan untuk mengembangkan potensi

kreativitas secara lebih luas kareana akan memberikan pandangan

dunia secara lebih bervariasi, lebih fleksibel dalam menghadapi

masalah dan mampu mengekspresikan dirinya dengan cara yang

39Ibid, psikologi 74

25

Page 38: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

berbeda umumnya orang lain yang dapat muncul dari pengalaman

yang dimilikinya.

7) Posisi kelahiran (berdasarkan tes kreativitas, anak sulung laki-laki

lebih kreatif dari pda anak laki-laki yang lahir kemudian).

8) Perhatian orang tua terahadap minat anaknya, stimulasi dari

lingkungan sekolah, dan motivasi diri.

b. Faktor-faktor yang menghambat perkembangan kreativitas:

1) Adanya kebutuhan akan keberhasilan, ketidak beranian dalam

menanggung resiko atau upaya mengejar sesuatu yang belum

diketahui.

2) Konformitas terhadap teman-teman kelompoknya dan tekanan

sosial.

3) Kurang berani dalam melekukan sksplorasi, menggunakan

imajinasi dan penyelidikan.

4) Stereoptik peran sex/jenis kelamin.

5) Diferensiasi anatara bekerja dan bermain.

6) Otoritarisnisme.

7) Tidak menghargai terhadap fantasi dan khayalan.

Guru yang waspada pada karakteristik anak didik yang

yang menunjukkan potensi dapat mengakui perbedaan individu

dalam masa kanak-kanak dan pemeliharaan perkembangan dari

kreativitas melalui tingkat dalam semua daerah perkembangan.

Oleh karena itu dukungan guru untuk memahami segala aspek

26

Page 39: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

perkembangan anak hendaknya dapat memunculkan atau menggali

potensi anak yang masih tersembunyi, dan mengembangkan yang

sudah muncul dalam bermain sampai anak merasa senang

melakukan semua kegiatan.

5. Ciri-ciri kreativitas

Anak yang kreatif cirinya yaitu punya kemampuan berfikir kritis,

ingin tahu, tertarik pada kegiatan atau tugas yang dirasakan sebagai

tantangan, berani mengambil resiko, tidak mudah putus asa, menghargai

keindahan, mampu berbuat atau berkarya, menghargai diri sendiri dan

orang lain.40 Sementara, Sund yang dikutip oleh Nursisto menyatakan

bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenali secara mudah

melalui pengamatan ciri-ciri yang dimiliki terutama dalam setiap

pertemuan atau diskusi, ciri-ciri tersebut, antara lain:41 a) Mempunyai

hasrat ingin mengetahui b) Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru

c) Panjang akal d) Keinginan untuk menemukan dan meneliti e)

Cenderung lebih suka melakukan tugas yang lebih berat dan sulit f)

Berfikir fleksibel, bergairah, aktif, dan berdedikasi dalam melakukan

tugas g) Menanggapi pertanyaan dan punya kebiasaan untuk

memberikan jawaban lebih banyak.

Menurut Guilford yang dikutip oleh Munandar membagi ciri anak

yang dapat mendukung kreativitas kedalam dua bagian yaitu:42 ciri bakat

40 Sumanto, Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak Tk (Jakarta : Diretur Pembinaan

Pendidikan Tenaga Kependidikan dan ketenagaan Perguruan Tinggi, 2014),39. 41 Ibid, Kiat Menggali Kreativitas,35. 42 Ibid, Kreativitas Dan Keberbakatan,12.

27

Page 40: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

(aptitude trait) dan ciri non bakat (non-aptitude trait). Ciri-ciri yang berupa

bakat/ aptitude sikap kreativitas (sikap kreatif) seperti kelancaran,

kelenturan, keluwesan atau fleksibilitas, dan orisinalitas dalam berfikir,

ciri-ciri bakat//aptitude sikap kreatif perlu dikembangkan sejak dini

sebagai potensi kreatif yang dimiliki seorang anak yang dapat berkembang

optimal. Selain ciri bakat atau aptitude, sikap kreatif perlu didukung oleh

kematangan pribadi. Beberapa karakteristik pribadi yang sudah teruji

dalam penelitian atau kajian ilmiah, memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kreativitas adalah rasa ciri non aptitude antara lain: percaya diri,

keuletan atau daya juang yang tinggi, apresiasi estetik, serta kemandirian

C. Problem Posing dalam Meningkatkan Kreativitas Siswa

Hasil penelian Silver dan Chai menunjukkan bahwa kemampuan

pembentukan soal berkorelasi positif dengan kemampuan memecahkan

masalah.43 Dengan demikian kemampuan pembentukan soal sesuai dengan

tujuan pembelajaran di sekolah sebagai usaha meningkatkan hasil

pembelajaran dan dapat meningkatkan kreativitas siswa. Dari sini

diperoleh bahwa pembentukan soal penting dalam pelajaran guna

meningkatkan kreativitas siswa.

Problem posing akan memacu kemampuan siswa dalam membuat

banyak ide (fluency), menyusun ide yang baru dan berbeda (originality),

menciptakan ide yang bervariasi (flexibility) dan dan membuat ide yang

43 Ibid, Thobroni…,282

28

Page 41: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

detail dan rinci (elaboration). Melalui pendekatan problem posing siswa

akan mampu membuat banyak pertanyaan yang akan mengembangkan

aspek fluency atau kelancaran dalam menciptakan ide. Dari pertanyaan

siswa yang bersifat divergen (pertanyaan memungkinkan banyak jawaban)

akan memunculkan banyak jawaban yang bervariasi (flexibility). Selain

itu, pertanyaan dan jawaban yang dibuat siswa akan memunculkan ide-ide

baru yang unik dan berbeda (originality). Dan dari proses siswa menjawab

pertanyaan secara terperinciruntut dan jelas (elaboration).44

Kreativitas penting bagi siswa sekolah dasar karna dengan berfikir

kreatif memungkinkan siswa untuk mempelajari masalah secara sistematis,

menghadapi masalah dengan terorganisasi, merumuskan pertanyaan yang

inovatif, dan merancang solusi orisinal. Dengan demikian siswa memilikki

rasa ingin tahu yang besar terhadap berbagai hal, memunculkan banyak

gagasan baru, orisinal dan unik dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

Selain itu siswa juga akan memiliki daya imajinasi yang tinggi dan mampu

mengemukakannya dalam memecahkan masalah.

44 Ibid, Era Budi….,3

29

Page 42: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

C. Materi pembelajaran PAI di SD

1. Materi pembelajaran ciri-ciri orang munafik45

عن أبى هريرة عن النبى صلى الله عليه وسلم – قال آية المنافق ثلاث إذا حدث

كذب ، وإذا وعد أخلف ، وإذا اؤتمن خان

Artinya: Dari Abu Hurairah r.a bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW

bersabda: Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga; apabila berkata selalu

berbohong, apabila berjanji selalu mengingkari, dan apabila dipercaya

selalu berkhianat. (H.R Bukhari dan Muslim).

Isi kandungan hadist tentang ciri-ciri orang munafik

1. Secara khusus, kaitannya dengan iman, munafik adalah orang yang

mengatakan beriman dengan mulut, tetapi sebenarnya dalam hatinya

tidak beriman (kafir). Sedangkan kaitannya dengan keyakinan,

munafik berada diatara mukmin dan kafir. Mukmin adalah orang yang

percaya kepada Allah, sedangkan munafik lidahnya berucap percaya

kepada Allah, akan tetapi hatinya tidak.

2. Munafik merupakan penyakit rohani yang sangat dipengaruhi oleh

batin manusia. Oleh karena itu, penyakit ini tidak tampak. Namun yang

dapat diketahui hanyalah penjelmaan dari batin tersebut dari bentuk

sikap dan tingkah laku sehari hari-hari.

3. Adapun sikap dan perilaku orang munafik sebagai berikut:

a. Apabila berkata berdusta. Ciri pertama dari kata munafik adalah

dusta, yaitu menyatakan apa yang tidak sebenarnya. Sikap berdusta

45 Abdul Hamid, Buku Siswa Al-Qur’an Hadits Kelas V (Jakarta: Kementrian Agama

Republik Indonesia,2014),87-91

30

Page 43: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

ini baik dalam bidang akidah, misalnya lidahnya mengatakan

beriman, namun dihatinya tidak beriman. Sikap munafik itu seperti

ini digambarkan oleh Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 14.

ا انا معكم انما واذا لقوا الذين امنوا قالو ا امنا واذا خلوا الى شيطينهم قالو

نحن مستهزءون

Terjemahnya: Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang

beriman, mereka berkata, “kami telah beriman.” Tetapi apabila

mereka kembali kepada setan-setan (para pemimpin) mereka,

mereka berkata, “sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya

berolok-olok.” (Q.S. Al-Baqarah:14)

Dalam bidang muamalah, orang munafik mempunyai kebiasaan

berkata dusta. Dusta mempunyai arti yang sama dengan bohong. Oleh

karena itu perkataan orang munafik tidak bisa dipercaya. Mereka pada

umunya mempunyai sikap lain di mulut lain di hati. Apa yang telah

keluar dari mulutnya tidak sama dengan apa yang ada dalam benak

hatinya.

b. Apabila berjanji mengingkari. Ciri yang kedua dari munafik adalah

apabila berjanji sering menyalahi. Mereka dengan mudah membuat

janji dan mereka juga yang tidak memenuhi janjinya. Tindakan

mengingkari janji ini sudah menjadi sikap dan perilaku dalam

hidup orang munafik.

Pada masa Rasulullah perbuatan semacam ini seringkali dijumpai

oleh beliau dan para sahabatnya. Misalnya, ketika akan terjadi

peperangan. Pertama, mereka berjanji bersama nabi untuk membela

agama Islam. Namun, ketika pasuka islam telah siap maju

31

Page 44: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

kemudian perang mereka (orang-orang munafik) sibuk mencari-

cari alasan agar tidak ikut berperang .

c. Apabila diberi amanat berkhianat. Ciri yang ketiga dari munafik

adalah abila menerima amanat dia selalu berkhianat. Sifat ketiga ini

muncul sebagai kelanjutan dari dua sifat diatas yaitu sifat sering

berdusta dan mengingkari janji. Dua ciri tersebut erat kaitannya

dengan ucapan orang munafik.

Orang munafik mempunyai sifat sulit untuk melaksanakan amanat.

Jika menerima amanat, maka ia berkhianat.Sifat munafik

merupakan penyakit rohani yang sangat berbahaya, dan akan

membawa akibat kerugian pada diri sendiri dan orang lain. Akibat

yang ditimbulkan dari sifat munafik tersebut diantaranya:

1. Bersikap ragu-ragu (bingung) dalam menentukan sikap, karena

sikap mendua.

2. Dijauhi orang, karena sering merugikan orang lain.

3. Sifat munafik akan merusak tatanan persahabatan.

4. Akan memperoleh siksa yang sangat pedih yaitu masuk dalam

nereka yang paling bawah.

2. Materi Pelajaran Puasa Wajib

a. Ketentuan puasa

1. Syarat sah puasa

a. Syarat sah puasa

32

Page 45: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

b. Orang diwajibkan puasa: Islam, Baligh, Berakal, Mampu Melaksanakan.

2. Rukun Puasa

a) Niat

b) Menahan diri dari semua yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai

magrib.

3. sunah-sunah puasa

a) Mengakhirkan makan sahur.

b) Menyegerakan berbuka puasa setelah masuk wakru berbuka.

c) Berbuka dengan kurma atau dengan sesuatu yang manis.

d) Berdoa sewaktu berbuka.

e) Mengakhirkan makan sahur.

f) Memperbanyak iktikaf di masjid, terutama pada akhir bulan ramadhan,

yaitu tanggal 21, 23, 25, 27 dan 29.

g) Memperbanyak ibadah seperti membaca Al-Qur’an.

h) Salat sunnah.

i) Memperbanyak amal kebaikan seperti sedekah, tolong-menolong dalam

kebaikan.

33

Page 46: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

4. Yang mebatalkan puasa

a) Makan dan minum dengan sengaja.

b) Keluar mani dengan sengaja.

c) Nifas.

d) Haid.

e) Berubah akal, mabuk, pingsan.

f) Muntah dengan sengaja.

g) Murtad (keluar dari islam).

h) Hubungan suami istri waktu siang hari pada saat berpuasa.

5. Orang Yang Boleh Berbuka Puasa

a) Orang yang sakit parah (harus mengqada, yaitu mengganti sejumlah hari

yang ditinggalkan).

b) Orang yang dalam perjalanan jauh atau musafir (wajib mengqada atau

mengganti).

c) Orang lanjut usia berkewajiban membayar fidiah, yaitu bersedekah tiga

perempat liter beras kepada fakir miskin. Orang yang hamil tua atau

menyusui berkewajiban membayar fidiah.

34

Page 47: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

b. Hikmah Puasa

a) sebagai tanda syukur atas nikmat yang diberikan Allah, puasa ramadhan

mendidik manusia untuk senantiasa mensyukuri nikmat pemberian

Allah swt. Dengan berpuasa melatih jiwa kita untuk senantiasa ingat pada

kenikmatan yang telah diberikan kepada kita. Sehingga dapat

menimbulkan

b) Mendidik umat untuka taat pada peraturan (mendidik disiplin). Puasa

mendidik kita untuk bersikap disiplin. Kita tidak akan makan dan minum

sebelum waktu berbuka tiba, meskipun tidak ada orang yang melihatnya.

c) Mendidik untuk berbelas kasihan kepada fakir miskin. Puasa mendidik

kita untuk merasakan orang-orang fakir dan miskin. Bagaimana keadaan

orang yang berpuasa, baik kaya maupun miskin, mereka merasakan lapar

dan dahaga. Hal ini mengingatkan kepada kita tentang bagaimana

rasanya menahan lapar dan dahaga, sehingga kita dapat merasakanya.

d) Mendidik untuk hidup dengan tertib dan teratur. Puasa mendidik kita

untuk selalu hidup teratur, teratur dalama makan, minum, maupun tidur.

Dengan pola hidup yang teratur , maka semua aktivitas kehidupan

terjadwal dengan baik.

e) Menjaga kesehatan. Puasa menjaga kesehatan jasmani maupun

rohanikita, Menurut hasil penelitian telah banyak penyakit yang dapat

35

Page 48: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

disembuhkan dengan cara berpuasa. Rasulullah saw bersabda :

“Berpuasalah, niscaya kamu akan sehat”. 46

D. Kerangka Pikir

Prestasi belajar siswa ditentukan berbagai faktor, satu diantaranya

yang dominan ditentukan oleh pemilihan pendekatan pembelajaran oleh

guru. Pendekatan pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi

pelajaran sangat mendukung dari keberhasilan proses kegiatan belajar.

Dalam penelitian ini dengan pendekatan pembelajaran problem posing

yang menekankan siswa untuk aktif dalam mencari, merumuskan hingga

memecahkan masalah secara mandiri. Pembelajaran di kelas IV masih

menekankan pada aspek kognitif dengan menggunakan hafalan dalam

menguasai materi pelajaran.

Penggunaan pendekatan problem posing diharapkan siswa mampu

berlatih mengerjakan soal-soal yang telah diberikan, dengan cara mencari

pemecahan masalahnya dengan teman satu kelompok. Pendekatan problem

posing ini, diharapkan mampu menjadikan siswa belajar dari pengalaman-

pengalaman yang ada yaitu pengalaman mengerjakan soal-soal, sehingga

pada waktu ujian siswa dapat dengan cepat, karena terbiasa berlatih

sebelumnya.Guru harus melibatkan peran siswa dalam proses pembelajaran

sehingga kegiatan mengajar dapat berlangsung dengan baik, dan dapat

46 Ngatmin Abbas, Pendidikan Agama Islam Untuk Sekolah Dasar Kelas V (Jakarta: Pusat

Kurikulum dan Pembukuan, KEMENTRIAN Pendidikan Nasional,2011),119-123

36

Page 49: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

terjalin interaksi antara guru dan siswa. Untuk meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa, guru harus memahami dan menyesuaikan tugas-

tugasnya, memilih pendekatan yang sesuai dengan kondisi siswa dan harus

mengetahui masalah-masalah yang dihadapi siswa yang menyebabkan

rendahnya kemampuan pemecahan masalaholeh siswa.

Diharapkan setelah penggunaan pendekatan problem posing,

kemampuan pemecahan masalah siswa dapat meningkat serta dapat

menyelesaikan masalah di kehidupan nyata. Selain itu, hasil belajar siswa

dapat meningkat. Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini

dapat digambarkan sebagai berikut:

37

Page 50: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Input

1. Guru

menekank

an hafalan

terhadap

siswa

2. Kemampua

n

pemecahan

masalah

siswa

rendah

3. Hasil

belajar

siswa

rendah

Output

Kemampuan

pemecahan

masalah siswa

meningkat Hasil

belajar siswa

meningkat

Proses

1. Pendekatan Problem Posing

2. Pendekatan

Ilmiah

38

Page 51: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori di atas, maka hipotesis tindakan pada

penelitian ini adalah “Pengembangan pembelajaran agama islam

melalui pendekatan problem posing dalam meningkatkan kreativitas

pada siswa kelas IV SD Inpres Belaka Desa Taeng dapat berkembang

dan meningkat”.

39

Page 52: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research) dengan tahapan pelaksanaan yaitu perencanaan (Planning), tindakan

(Action), observasi (Observation), dan refleksi (Reflection).

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di SD Inpres Belaka desa Taeng. Subjek

penelitian adalah siswa pada satu kelas yaitu Kelas IV sebanyak 25 orang siswa,

dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 15 orang dan siswa perempuan 10 orang,

dan peneliti berperan sebagai guru pendidikan agama islam pada kelas tersebut.

C. Faktor yang diselidiki

Ada beberapa faktor yang diselidiki sebagai berikut:

1. Faktor input: memperhatikan kemampuan siswa dalam pembelajaran agama

islam.

2. Faktor proses: Dengan mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran

berlangsung. Aktivitas siswa yang dimaksud adalah :

a. Siswa yang hadir pada saat proses pembelajaran berlangsung

b. Siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru

c. Siswa yang menjawab pertanyaan / permasalahan yang diajukan guru

d. Siswa yang aktif pada saat pembelajaran berlangsung

e. Siswa yang mempresentasekan soal temuannya di depan kelas

40

Page 53: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

f. Siswa yang melakukan kegiatan lain seperti ribut, bermain, dan lain-lain

g. Siswa yang mengerjakan pekerjaan rumah.

3. Faktor hasil: Dengan melihat hasil belajar pendidikan agama islam siswa

setelah diterapkan pendekatan pembelajaran problem posing.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan pelaksanaannya selama dua

Siklus. Siklus pertama dan siklus kedua berlangsung dua minggu (4 kali

pertemuan) secara lebih rinci prosedur penelitian dijabarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Gambaran Umum Tiap Siklus

Pelaksanaan

Tindakan

SIKLUS I

Perencanaan

Observasi

Dan

Evaluasi

Refleksi Perencanaan

Pelaksanaan

Tindakan

HASIL

SIKLUS II

Refleksi

Observasi

Dan

Evaluasi

41

Page 54: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan ini dilaksanakan sebagai

berikut:

1. Siklus I

Siklus I berlangsung selama 4 kali pertemuan, 3 kali pertemuan digunakan

proses belajar mengajar, 1 kali pertemuan dilaksanakan untuk tes siklus I.

a. Tahap Perencanaan

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan ini adalah sebagai

berikut:

a. Menelaah materi yang akan diajarkan.

b. Membuat skenario pembelajaran untuk pelaksanaan tindakan.

c. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana keaktifan siswa di kelas

ketika metode tersebut diaplikasikan.

d. Membuat angket mengenai respon siswa tentang kegiatan pembelajaran

melalui pendekatan problem posing.

e. Membuat tes akhir Siklus I.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahap ini adalah menjelaskan

materi sesuai rencana pelajaran dan mensosialisasikan pembelajaran matematika

dengan pendekatan problem posing. Adapun langkah-langkah yang dilakukan

pada tahap ini sebagai berikut:

a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran yaitu pembahasan materi secara klasikal

disertai dengan pemberian contoh-contoh soal.

42

Page 55: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

b. Guru memberikan contoh menyusun/membuat soal berdasarkan situasi yang

diberikan atau yang tersedia. Setelah itu, guru memberi penugasan kepada

siswa untuk menyusun soal yang berbeda dari contoh yang ada dalam buku.

Lalu siswa itu sendiri yang menyelesaikan sendiri soal yang dibuatnya. Guru

tetap membimbing dan mengawasi siswa yang belum bisa menyusun soal dan

menyelesaikan soal.

c. Mencatat semua kegiatan yang dianggap penting baik mengenai kegiatan

siswa dalam mengikuti pelajaran, mengerjakan soal maupun tanggapan-

tanggapan yang diberikan siswa.

d. Dengan memberikan motivasi interaksi yang harmonis antara guru dan siswa,

siswa diarahkan untuk menyelesaikan masalah atau soal secara berkelompok

dengan menggunakan pendekatan, metode dan teknik problem posing, dalam

hal ini guru hanya menjadi pengarah dan pembimbing.

c. Tahap Observasi dan Evaluasi

Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan (observasi) terhadap pelaksanaan

tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat serta

melaksanakannya evaluasi.

d. Tahap Refleksi

Setelah data terkumpul pada tahap observasi selanjutnya dianalisis untuk

melihat tingkat keberhasilan program pengajaran setelah diberikan tindakan pada

Siklus I. Hasil yang telah diperoleh dapat dijadikan patokan untuk merumuskan

rencana perbaikan pengajaran selanjutnya.

43

Page 56: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

2. Siklus II

Dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan, 3 kali pertemuan digunakan

untuk proses belajar mengajar, 1 kali pertemuan dilaksanakan untuk tes Siklus II.

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dirumuskan persiapan tindakan Siklus II yang sama dengan

Siklus I dengan memperhatikan kesulitan yang dialami siswa.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap tindakan ini, yang dilakukan relatif sama dengan pelaksanaan

Siklus I yaitu dengan menggunakan pendekatan problem posing dengan sejumlah

perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada Siklus I.

c. Tahap Observasi dan Evaluasi

Pada tahap ini dilakukan pengamatan (observasi) terhadap pelaksanaan

tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Hal-hal yang

diobservasi adalah keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran, selain itu

diamati pula perubahan-perubahan sikap yang terjadi pada siswa dalam proses

pembelajaran, serta dalam tahap observasi ini dilaksanakan evaluasi berupa tes

untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah berlangsungnya tindakan pada Siklus

II.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan pada akhir Siklus. Hasil yang diperoleh pada tahap

observasi dikumpulkan serta dianalisis untuk mengetahui tingkat keberhasilan

setelah diterapkannya pendekatan problem posing.

44

Page 57: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

adalah:

1. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui data tentang kehadiran siswa,

keaktifan siswa, perhatian siswa dan interaksi siswa dan siswa dalam

mengikuti proses belajar mengajar.

2. Tes hasil belajar

Tes hasil belajar digunakan untuk memperoleh informasi tentang penguasaan

siswa setelah proses pembelajaran.

3. Angket respon siswa terhadap pendekatan pembelajaran problem posing

diterapkan.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis data

Jenis data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kuantitatif dan

kualitatif.

2. Cara pengambilan data

a. Data mengenai hasil belajar pendidikan agama islam siswa diperoleh

dari tes setiap akhir siklus.

b. Data mengenai keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar

diperoleh melalui lembar observasi selama proses pembelajaran.

45

Page 58: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

c. Data mengenai sikap siswa terhadap pendekatan problem posing

diperoleh dari angket yang diberikan kepada siswa pada setiap akhir

Siklus.

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini selanjutnya dianalisis

dengan menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Data skor yang dicapai

subyek penelitian dalam tes pada akhir siklus I dan siklus II akan diolah secara

kuantitatif. Sedangkan data tanggapan siswa dan hasil observasi kegiatan

pembelajaran akan diolah secara kualitatif.

Untuk analisis kuantitatif berupa analisis deskriptif yaitu skor rata-rata

dan persentase. Selain itu ditentukan pula standar deviasi, tabel frekuensi, nilai

minimum dan maksimum yang siswa peroleh pada setiap siklus.

Data hasil belajar siswa dianalisis dengan tekhnik kategorisasi tingkat

penguasaan hasil belajar menurut Nana Sudjana (WardaTifah, 2008) yaitu:

Tabel 3.1. Kategori Standar Skor Hasil Belajar

Skor hasil belajar Kategori

0 – 54 Sangat rendah

55 – 64 Rendah

65 – 79 Sedang

80 – 89 Tinggi

90 – 100 Sangat tinggi

46

Page 59: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

H. Indikator Keberhasilan

Yang menjadi indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah

apabila skor rata-rata hasil belajar atau ketuntasan belajar siswa mengalami

peningkatan, dimana siswa dikatakan tuntas jika memperoleh skor rata-rata

meningkat dari siklus I ke siklus II

47

Page 60: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pada bagian ini peneliti akan menguraikan secara umum lokasi

penelitian dengan tujuan untuk memberikan informasi terkait tempat

penelitian sebagai berikut:

1. Sejarah singkat lokasi penelitian

Sebagai langkah awal dalam pembahasan ini akan dikemukakan

sejarah singkat Sekolah Dasar Inpres Belaka Desa Taeng Kecematan

Pallangga Kabupaten Gowa yang dijadikan sebagai objek penelitian.

Sekolah Dasar Inpres Belaka Desa Taeng Kecematan Pallangga Kabupaten

Gowa merupakan salasatu pendidikan formal yang terletak di Desa Taeng

Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa yang berdiri pada tanggal 31-12-

1981

2. Visi dan Misi SD Inpres Belaka

1. Visi

Terwujudnya Siswa yang unggul dalam prestasi Cerdas, Terampil dan

Berbudi Pekerti disertai Iman Dan Taqwa.

2. Misi

a. Meningkatkan disiplin guru dalam proses belajar mengajar.

b. Membangkitkan motivasi belajar peserta didik melalui pembelajaran

PAIKEM

c. Menyiapkan generasi yang memiliki potensi dibidang IMTAQ dan

IPTEK melalui kegiatan kerohanian dan pembelajaran yang inovatif.

d. Melaksanakan dan mentaati semua tatatertib yang ada di sekolah

e. Membangun citra sekolah sebagai mitra terpercaya di masyarakat.

f. Meningkatkan kejujuran, kedisiplinan, kepedulian lingkungan bagi

peserta didik melalui pembiasaan.

48

Page 61: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

g. Pembinaan profesi guru dalam meningkatkan mutu pelayanan.

h. Membina karakter salimh salaman ketika memasuki halaman sekolah

bagi siswa dan guru melalui pembiasaan.

B. Pembahasan

Pada bagian ini akan dibahas hasil-hasil penilaian mengenai

Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Pendekatan

Problem Posing Dalam Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas IV SD Inpres

Belaka Desa Taeng Kab. Gowa dari siklus I ke siklus II dengan menggunakan

analisis kuantitatif untuk data hasil belajar siswa, dan analisis kualitatif untuk

data hasil observasi.

1. Paparan Data Siklus Pertama

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan tindakan dalam pengembangan pembelajaran Pendidikan

Agama Islam melalui pendekatan problem posing pada siklus I disusun sebelum

tindakan dilaksanakan. Peneliti terlebih dahulu menelaah kurikulum serta

mempersiapkan materi pelajaran dalam hal ini materi pelajaran Pendidikan

Agama Islam, setelah itu peneliti membuat lembar observasi dan evaluasi untuk

melihat secara faktual sasaran teliti. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan

untuk melihat semua aktivitas siswa saat melaksanakan pembelajaran sedangkan

evaluasi digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan

soal-soal Pendidikan Agama khususnya pada materi mengetahui ciri-ciri orang

49

Page 62: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

munafik. Setelah mempersiapkan lembar observasi dan evaluasi, peneliti

menyusun rencana pembelajaran yang dipersiapkan untuk dilaksanakan.

Rencana pelaksanaan pembelajaran dirancang agar relevan dengan

kondisi siswa. Oleh karena itu, ditentukan upaya tindakan yang memiliki tujuh

unsur pembelajaran yang meliputi; (1) indikator, (2) tujuan pembelajaran, (3)

materi (uraian materi), (4) strategi pembelajaran (pendekatan, metode, dan teknik

pembelajaran), (5) langkah-langkah pembelajaran (kegiatan awal, inti, dan akhir),

(6) sumber, alat, dan media pembelajaran, (7) penilaian.

Berdasarkan indikator tersebut, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah (1)

dengan menerapkan pendekatan problem posing siswa dapat meningkatkan

kreativitasnya.

Strategi (pendekatan, metode, dan teknik) pembelajaran yang digunakan

adalah ceramah, pendekatan problem posing, tanya jawab, dan penugasan.

Ceramah digunakan guru pada kegiatan awal untuk membuka pembelajaran,

menyampaikan tujuan pembelajaran, memberi motivasi, menyampaikan informasi

dan tugas-tugas, mengorganisasikan kelas menjadi kelompok-kelompok kecil, dan

menutup pembelajaran. Pendekatan problem posing digunakan ketika guru

melakukan pembelajaran pada kegiatan inti.

b. Tahap Pelaksanaans

Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus I ini berlangsung selama lima

kali pertemuan dengan lama waktu setiap pertemuan adalah dua jam pelajaran.

Pertemuan I sampai IV diisi dengan kegiatan belajar mengajar dengan Pendekatan

50

Page 63: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

problem posing, sedangkan pertemuan V diisi dengan pemberian tes siklus I

dengan pokok bahasan ciri- orang munafik.

Pelaksanaan merupakan langkah kedua setelah perencanaan

pembelajaran. Pada tahap ini, semua komponen yang telah dipersiapkan dan

direncanakan diterapkan sesuai dengan prosedur pembelajaran. Keberhasilan

pembelajaran sangat ditentukan apabila pelaksanaannya disesuaikan dengan

prosedur yang telah dipersiapkan. Rencana pembelajaran merupakan pedoman

guru dalam mengajar di kelas. Jadi, sasaran pengamatan pada tahap ini tidak

terlepas dari kehadiran rencana pembelajaran dan kenyataannya dalam proses

pembelajaran di kelas. Berdasarkan hal tersebut kegiatan belajar-mengajar

difokuskan atas tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

akhir.

Kegiatan awal. Pada kegiatan awal, guru memberi salam, menyapa, dan

memberi arahan kepada siswa. Pengarahan yang disampaikan berupa penjelasan

tentang seluruh aktivitas yang akan dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran

Agama Islam tentang materi mengenal ciri-ciri orang munafik. Kegiatan tersebut

dilaksanakan selama lima belas menit.

Kegiatan inti. Pada kegiatan inti, siswa diberikan buku cetak pendidikan Agama

Islam untuk dibaca lalu siswa membuat soal terkait buku yang dibacanya

kemudian siswa sendiri yang menjawab soal tersebut., sehingga membuka

peluang kepada siswa untuk meningkatkan kreativitasnya dalam menjawab soal

tersebut.

51

Page 64: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

Kegiatan akhir. Pada kegiatan akhir, guru dan siswa mengadakan refleksi

tentang proses dan hasil pembelajaran. Pada kegiatan refleksi, guru menanyakan

kepada siswa tentang kendala yang dihadapi pada saat mengenaal ciri-ciri orang

munafik dan memberikan solusi atau jalan keluar untuk menghadapi

permasalahan tersebut.

c. Tahap Observasi dan Evaluasi

Pada tahap ini diperoleh data kuantitatif hasil tes ulangan harian siswa

dan data kualitatif hasil observasi aktivitas siswa.

1. Hasil tes

Pada siklus ini dilaksanakan tes hasil belajar yang berbentuk ulangan

harian.

Adapun analisis deskriptif skor perolehan siswa setelah diterapkan pendekatan

pembelajaran problem posing pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

Statistik Nilai statistik

Subjek 25

Skor ideal 100

Skor tertinggi 75

Skor terendah 50

Rentang skor 25

Skor rata-rata 61,96

Simpangan Baku 6,28

52

Page 65: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa setelah

diterapkan strategi pembelajaran pendekatan problem posing pada siklus I adalah

61,96 dari skor ideal 100, skor tertinggi 75, skor terendah 50 dan simpangan baku

6,28 dengan rentang skor 25 yang berarti hasil belajar yang dicapai siswa kelas IV

SD Inpres Belaka Desa Taeng tersebar dari skor terendah 50 sampai skor ideal

100. Jika skor hasil belajar siswa tersebut dikelompokkan ke dalam empat

kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase seperti disajikan pada

tabel berikut:

Tabel 4.2 Statistik Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Siswa untuk

Siklus I

No. Kategori Rentang Nilai Frekuensi Persen (%)

1 Sangat Baik 85-100 0 0

2 Baik 70-84 4 16

3 Kurang 60-69 16 64

4 Sangat Kurang 0-59 5 20

Jumlah 25 100

53

Page 66: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

Berdasarkan tabel 3.4 hasil tes belajar siswa siklus I tampak bahwa kemampuan

belajar siswa dengan Pendekatan Problem Posing kelas IV SD Inpres Belaka

Desa Taeng adalah dalam kategori kurang. Adapun rincian data tersebut

dijelaskan sebagai berikut. Dari jumlah keseluruhan 25 siswa, kategori sangat

kurang dengan skor 0-59 masih terdapat 5 siswa atau 20%. Kategori kurang

dengan skor 60-69 dicapai oleh siswa sebanyak 16 atau 64%. Kategori baik

dengan skor 70-84 dicapai oleh 4 siswa atau 16%. Sedangkan, siswa yang

mencapai kategori sangat baik dengan skor 85-100 belum ada.

Apabila kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada tes siklus I

dianalisis, maka persentase ketuntasan belajar siswa pada tes siklus I dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Siswa pada Tes Siklus I

Skor Kategori Frekuensi

Persentase

(%)

0-69 Tidak Tuntas 21 84

70-100 Tuntas 4 16

Jumlah 25 100

54

Page 67: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pada tes siklus I, persentase ketuntasan

siswa sebesar 16% yaitu hanya 4 dari 25 siswa yang mengikuti tes yang tuntas,

sedangkan 84% lainnya termasuk dalam kategori tidak tuntas. Artinya, dari 25

siswa yang mengikuti tes siklus I, hanya 4 orang yang tuntas.

Hasil penilaian pada siklus I menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam

belajar masih kurang. Hal tersebut dapat dilihat dari skor rata-rata yang diperoleh

siswa yakni 61,96 dengan persentase ketuntasan hanya mencapai 16% atau dari 25

orang siswa yang mengikuti tes hanya 4 orang siswa yang tuntas. Artinya

Pendekatan Problem Posing ini masih perlu ditingkatkan lagi, karena sebagian

besar siswa belum terlalu menguasai cara membuat soal dan menjawab soal

tersebut.

Ketidak mampuan siswa dalam membuat soal diakibatkan oleh faktor

internal maupun faktor eksternal, yaitu siswa belum termotivasi betul untuk

mengikuti pelajaran sehingga tidak memperhatikan secara keseluruhan materi

yang disampaikan oleh guru. Terpakunya pembelajaran pada penugasan secara

tertulis juga mengakibatkan siswa menjadi agak bosan untuk mengikuti pelajaran,

untuk itu perlu diadakan perbaikan pada siklus II dengan perlakuan yang berbeda.

2. Data aktivitas siswa pada siklus I

Data aktivitas siswa pada siklus I diperoleh melalui hasil pengamatan

aktivitas dan sikap siswa selama proses pembelajaran di setiap pertemuan.

Adapun deskripsi aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

55

Page 68: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Aktivitas dan Sikap Siswa pada Siklus I

N

o

Komponen yang diamati

S

I

K

L

U

S

I

Pertemuan Ke-

E

V

A

L

U

A

S

I

S

I

K

L

U

S

I

Rata-

Rata

Persentase

(%) 1 II III IV

1. Jumlah siswa yang hadir 25 24 23 25

24,25 97

2. Siswa yang memperhatikan

pelajaran

4 10 23 25 43,25 62

3. Siswa yang aktif dalam

proses pembelajaran

15 17 22 24 60 78

4. Siswa yang aktif bertanya 6 6 7 8 21 27

5. Siswa yang membuat soal

dengan benar dan sesuai

dengan hasil yang diamati

15

16

16

15

50

62

6. Siswa yang masih perlu

bimbingan dalam membuat

soal

12 11 13 11 38,75 47

7. Siswa yang kurang percaya

diri dalam membuat soal

15 12 10 8 39 45

8. Siswa yang melakukan

aktifitas yang negatif pada

proses pembelajaran

(mengganggu teman)

4

4

5

5

14,25

18

Berdasarkan tabel di atas, di peroleh data bahwa dari 25 siswa kelas IV

SD Inpres Belaka pada siklus I, siswa yang hadir pada saat kegiatan pembelajaran

56

Page 69: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

berlangsung sebanyak 97%, siswa yang memperhatikan pelajaran sebanyak 62%,

siswa yang aktif dalam proses pembelajaran 78%, siswa yang aktif bertanya 27%,

Siswa yang yang membuat soal dengan benar dan sesuai dengan hasil yang

diamati sebanyak 62%, siswa yang masih perlu bimbingan dalam membuat soal

sebanyak 47%, siswa yang kurang percaya diri dalam membuat soal sebanyak

45%, Siswa yang melakukan aktifitas yang negatif pada proses pembelajaran

(mengganggu teman) sebanyak 18%. Hasil observasi mengenai aktivitas siswa

pada siklus I ini akan menjadi bahan refleksi pada siklus II.

d. Hasil Refleksi

Pada siklus I, aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar masih

kurang. Sebagian besar siswa belum terlalu menguasai membuat soal dan

menjawab soal tersebut.

Ketidak mampuan siswa dalam dalam membuat soal dan menjawab soal tersebut

diakibatkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal, yaitu siswa belum

termotivasi betul untuk mengikuti pelajaran sehingga lebih cenderung untuk

bermain-main dan tidak memperhatikan secara keseluruhan materi yang

disampaikan oleh guru. Terpakunya pembelajaran pada penugasan secara tertulis

juga mengakibatkan siswa menjadi agak bosan untuk mengikuti pelajaran.

Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa perlu ada tindakan baru yang

dilakukan untuk mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut. Dalam hal ini,

guru dan peneliti merancang pembelajaran baru, yaitu dengan pendekatan

57

Page 70: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

problem posing dalam meningkatkan kreativitas siswa dengan menambahkan

metode baru di dalamnya.

2. Paparan Data Siklus Kedua

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan tindakan dalam pengembangan pembelajaran Pendidikan

Agama Islam melalui pendekatan problem posing pada siklus II disusun sebelum

tindakan dilaksanakan. Peneliti terlebih dahulu menelaah kurikulum serta

mempersiapkan materi pelajaran dalam hal ini materi pelajaran ciri-ciri orang

munafik, setelah itu peneliti membuat lembar observasi dan evaluasi untuk

melihat secara faktual sasaran teliti. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan

untuk melihat semua aktivitas siswa saat melaksanakan pembelajaran sedangkan

evaluasi digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membuat soal-

soal pendidikan Agama Islam khususnya dalam pembelajaran ciri-ciri orang

munafik. Setelah mempersiapkan lembar observasi dan evaluasi, peneliti

menyusun rencana pembelajaran yang dipersiapkan untuk dilaksanakan.

Rencana pelaksanaan pembelajaran dirancang agar relevan dengan

kondisi siswa. Oleh karena itu, ditentukan upaya tindakan yang memiliki tujuh

unsur pembelajaran yang meliputi; (1) indikator, (2) tujuan pembelajaran, (3)

materi (uraian materi), (4) strategi pembelajaran (pendekatan, metode, dan teknik

pembelajaran), (5) langkah-langkah pembelajaran (kegiatan awal, inti, dan akhir),

(6) sumber, alat, dan media pembelajaran, (7) penilaian.

58

Page 71: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

Berdasarkan indikator tersebut, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

adalah (1) siswa dapat membuat soal berdasarkan buku cetak berdasarkan

kreativitasnya, (2) dengan mengamati buku cetak, siswa dapat menentukan soal

yang ingin dibuat, (3) dengan membuat soal dan menjawab soal yang di buatnya

maka siswa dapat meningkatkan kreativitasnya dalam belajar.

Strategi (pendekatan, metode, dan teknik) pembelajaran yang digunakan

adalah ceramah, pendekatan problem posing, tanya jawab, dan penugasan.

Ceramah digunakan guru pada kegiatan awal untuk membuka pembelajaran,

menyampaikan tujuan pembelajaran, memberi motivasi, menyampaikan informasi

dan tugas-tugas, mengorganisasikan kelas menjadi kelompok-kelompok kecil, dan

menutup pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan

Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus II ini berlangsung selama lima

kali pertemuan dengan lama waktu setiap pertemuan adalah dua jam pelajaran.

Pertemuan I sampai IV diisi dengan kegiatan belajar mengajar dengan

menggunakan pendekatan problem posing, sedangkan pertemuan V diisi dengan

pemberian tes siklus II dengan pokok bahasan ciri-ciri orang munafik.

Pelaksanaan merupakan langkah kedua setelah perencanaan

pembelajaran. Pada tahap ini, semua komponen yang telah dipersiapkan dan

direncanakan diterapkan sesuai dengan prosedur pembelajaran. Keberhasilan

pembelajaran sangat ditentukan apabila pelaksanaannya disesuaikan dengan

59

Page 72: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

prosedur yang telah dipersiapkan. Rencana pembelajaran merupakan pedoman

guru dalam mengajar di kelas. Jadi, sasaran pengamatan pada tahap ini tidak

terlepas dari kehadiran rencana pembelajaran dan kenyataannya dalam proses

pembelajaran di kelas. Berdasarkan hal tersebut kegiatan belajar-mengajar

difokuskan atas tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

akhir.

Kegiatan awal. Pada kegiatan awal, guru memberi salam, menyapa, dan

memberi arahan kepada siswa. Pengarahan yang disampaikan berupa penjelasan

tentang seluruh aktivitas yang akan dilaksanakan selama kegiatan membagikan

buku cetak dan membuat soa lalu menjawab soal yang dibuatnya. Kegiatan

tersebut dilaksanakan selama lima belas menit.

Kegiatan inti. Pada kegiatan inti, siswa diberikan tugas untuk membuat

soal dan menjawab soal yang dibuatnya, sehingga siswa mampu meningkatkan

kreativitasnya dalam membuat soal.

Sebelum memasuki tahap pembuatan soal siswa terlebih dahulu

diberikan buku cetak untuk membuat soal dan menjawab soal tersebut, setelah itu

siswa diberikan kesempatan untuk membuat soal dan menjawab soal hasil

temuannya dalam berfikir. Guru selaku pendidik memandu dan membantu siswa

yang mengalami kesulitan membuat soal dan menjawab soal yang dibuatnya.

Setelah tugas membuat soal dan menjawab soal selesai, guru menerapkan metode

kunjung karya, yakni memberikan kesempatan kepada siswa atau peserta didik

untuk saling melihat hasil karyanya masing-masing. Siswa berjalan mengamati

60

Page 73: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

hasil karya temannya (siswa yang berkunjung bertanya, memberikan komentar

dan saran, sementara pihak yang dikunjungi menjawab, menanggapi komentar

dan saran secara produktif). Tujuan diterapkannya metode kunjung karya ini, agar

siswa mampu mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam membuat soal

masing-masing.

Tahap terakhir dari kegiatan inti adalah tahap penyajian. Tahap

penyajian ini berupa pembacaan soal di depan kelas. Sebelum memulai kegiatan

pembacaan soal, diberikan kesempatan kepada yang lain untuk membaca dan

memahami soal yang telah mereka buat. Sebagai pemodelan dalam membuat soal,

salah seorang siswa diminta untuk membacakan soal yang dibuatnya di depan

kelas. pada saat pembacaan soal berlangsung, siswa lain disarankan untuk

mengamati dan memberikan tanggapan terhadap soal yang dibuat siswa. Guru

memberikan komentar dan penilaian cara membuat soal dan menjawab soal yang

dibuatnya. Dengan pemodelan dan pengarahan yang diberikan, masing-masing

siswa berlatih membuat soal yang telah ditulisnya. Pengaturan giliran untuk naik

didepan kelas untuk pembacaan soal yang dibuastnya dan ditawarkan kepada

siswa. Berdasarkan kesepakatan, diatur giliran secara acak dengan menyebutkan

nomor absensi siswa. Setiap siswa yang selesai membacakan soal yang

dubuatnya, guru memberikan penguatan. Sementara itu, siswa yang lain

memberikan tepuk tangan.

Kegiatan akhir. Pada kegiatan akhir, guru dan siswa mengadakan refleksi

tentang proses dan hasil pembelajaran. Pada kegiatan refleksi, guru menanyakan

kepada siswa tentang kendala yang dihadapi pada saat soal dan memberikan

61

Page 74: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

solusi atau jalan keluar untuk menghadapi permasalahan tersebut.

c. Tahap Observasi dan Evaluasi

Pada tahap ini diperoleh data kuantitatif hasil tes ulangan harian siswa

dan data kualitatif hasil observasi aktivitas siswa.

1. Hasil tes

Pada siklus ini dilaksanakan tes hasil belajar yang berbentuk ulangan harian.

Adapun analisis deskriptif skor perolehan siswa setelah diterapkan

melalui pendekatan problem posing selama siklus II dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.5 Statistik Skor Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

Statistik Nilai statistik

Subjek 25

Skor ideal 100

Skor tertinggi 95

Skor terendah 60

Rentang skor 35

Skor rata-rata 99,28

Simpangan Baku 9,98

62

Page 75: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa setelah

diterapkan pendekatan problem posing pada siklus II adalah 99,28% dari skor

ideal 100, skor tertinggi 95, dan skor terendah adalah 60 dengan rentang skor 35

yang berarti hasil belajar siswa yang dicapai siswa kelas IV SD Inpres Belaka

Desa Taeng tersebar dari skor terendah 60 sampai skor ideal 100. Jika skor hasil

belajar siswa tersebut dikelompokkan ke dalam empat kategori, maka diperoleh

distribusi frekuensi dan persentase seperti disajikan pada tabel berikut:

[

Tabel 4.6 Statistik Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Siswa untuk

Siklus II

No. Kategori Rentang Nilai Frekuensi Persen (%)

1 Sangat Baik 85-100 19 76

2 Baik 70-84 4 16

3 Kurang 60-69 2 8

4 Sangat Kurang 0-59 0 0

Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel 3.9 hasil tes keterampilan menulis puisi siswa pada siklus II

tampak bahwa kemampuan belajar siswa kelas VI SD Inpres Belaka Desa Taeng

telah mengalami peningkatan yaitu dalam kategori sangat baik. Adapun rincian

63

Page 76: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

data tersebut dijelaskan sebagai berikut. Dari jumlah keseluruhan 25 siswa, sudah

tidak ada seorang siswapun yang termasuk dalam kategori sangat kurang dengan

skor 0-59. Kategori kurang dengan skor 60-69 dicapai oleh siswa sebanyak 2

siswa atau 8%. Kategori baik dengan skor 70-84 dicapai oleh 4 siswa atau 16%,

sedangkan siswa yang mencapai kategori sangat baik atau dengan skor 85-100

dicapai oleh 19 siswa atau 76%.

Apabila kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada tes

siklus II dianalisis, maka persentase ketuntasan belajar siswa pada tes siklus II

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Siswa pada Tes Siklus II

Skor Kategori Frekuensi

Persentase

(%)

0-69 Tidak Tuntas 2 8

70-100 Tuntas 23 92

Jumlah 25 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pada tes siklus II, persentase ketuntasan

siswa sebesar 92% yaitu 23 dari 25 siswa yang mengikuti tes sudah tuntas,

64

Page 77: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

sedangkan 8% lainnya termasuk dalam kategori tidak tuntas. Artinya, dari 25

siswa yang mengikuti tes siklus II, sebagian besar sudah masuk kategori tuntas.

Berdasarkan hasil tes yang telah dilaksanakan pada siklus II menunjukkan

bahwa kemampuan siswa dalam dalam belajar sudah meningkat. Hal tersebut

dapat dilihat dari skor rata-rata yang diperoleh siswa yakni 99,28% dengan

persentase ketuntasan 92% atau dari 25 orang siswa yang mengikuti tes 23 orang

siswa sudah tuntas, dibandingkan dengan hasil tes siklus I yang hanya

memperoleh skor rata-rata 61,96 dengan persentase ketuntasan hanya mencapai

16% atau dari 25 orang siswa yang mengikuti tes hanya 4 orang siswa yang

tuntas. Artinya siswa yang mampu membuat soal dan menjawab soal tersebut

meningkat dengan menggunakan pendekatan problem posing.

2. Data aktivitas siswa pada siklus II

Data aktivitas siswa pada siklus II diperoleh melalui hasil pengamatan

aktivitas dan sikap siswa selama proses pembelajaran di setiap pertemuan.

Adapun deskripsi aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Aktivitas dan Sikap Siswa pada Siklus II

N

o

Komponen yang diamati

S

I

K

Pertemuan Ke-

E

V

A

Rata-

Rata

Persentase

(%) 1 II III IV

1. Jumlah siswa yang hadir 25 23 25 25 24,5 98

2. Siswa yang memperhatikan

pelajaran

20 23 25 25 23,25 93

65

Page 78: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

3. Siswa yang aktif dalam

proses pembelajaran

L

U

S

I

19 22 25 25 L

U

A

S

I

S

I

K

L

U

S

I

22,75 91

4. Siswa yang aktif bertanya 8 10 15 20 13,25 53

5. Siswa yang membuat soal

dengan benar sesuai dengan

hasil yang diamati

16

19

20

23

19

78

6. Siswa yang masih perlu

bimbingan dalam membuat

soal

12 11 11 10 11 36,66

7. Siswa yang kurang percaya

diri dalam membuat soal

12 12 11 10 11,25 37,5

8. Siswa yang melakukan

aktifitas yang negatif pada

proses pembelajaran

(mengganggu teman)

2 1 1 - 1 3,33

Berdasarkan tabel di atas, di peroleh data bahwa dari 25 siswa kelas IV SD Inpres

Belaka Desa Taeng pada siklus II, siswa yang hadir pada saat kegiatan

pembelajaran berlangsung sebanyak 98%, siswa yang memperhatikan pelajaran

sebanyak 93%, siswa yang aktif dalam proses pembelajaran 91%, siswa yang aktif

bertanya 53%, siswa yang membuat soal dengan benar sesuai dengan hasil yang

diamati 78%, siswa yang masih perlu bimbingan dalam membuat soal sebanyak

36,66%, siswa yang kurang percaya diri dalam membuat soal sebanyak 37,5%,

Siswa yang melakukan aktifitas yang negatif pada proses pembelajaran

(mengganggu teman) sebanyak 3,33%.

66

Page 79: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

d. Hasil Refleksi

Pada siklus II, aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sudah

menunjukkan kemajuan dibandingkan siklus I. Hal ini terlihat dari antusias siswa

yang tinggi dalam mengikuti pelajaran,membuat soal dan menjawab soal yang

dibuatnya, sesuai dengan hasil yang diamati. Pada siklus II, hampir semua siswa

aktif dalam proses pembelajaran, meskipun masih ada beberapa siswa yang masih

kesulitan untuk membuat soal dan menjawab soal yang dibuatnya.

Nilai hasil belajar siswa setelah pemberian tes pada siklus II sudah menunjukkan

peningkatan. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata yang diperoleh jauh lebih tinggi

dibandingkan siklus I. Demikian pula dengan persentase ketuntasan yang

meningkat hampir dua kali lipat. Hal ini dikarenakan pembelajaran pada siklus II

lebih baik daripada siklus I sehingga materi yang diajarkan lebih terserap. Selain

itu, siswa juga lebih antusias dan termotivasi mengikuti pelajaran khususnya

dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam dengan adanya pendekatan

problem posing dalam meningkatkan kreativitas siswa.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa Pendidikan agama islam adalah salah

satu mata pelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik mengenal,

memahami, menghayati dan mengamalkan hukum islam yang kemudian menjadi

dasar kehidupan manusia melalui kegiatan, pengajaran, pengamalan dan

pembiasaan.

Salah satu pokok pada mata pelajaran pendidikan agama islam adalah siswa

mampu memahami, mengetahui dan mengamalkan setiap apa yang di sampaikan

67

Page 80: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

oleh guru pendidikan agama islam itu sendiri, dengan begitu guru harus

memberikan metode kepada siswa agar siswa mampu memahami setiap apa yang

di sampaikan, Dengan model pembelajaran problem posing salah satu alternatif

model pembelajaran dengan karakteristik pembelajaran yang menuntut keaktifan

peserta didik melalui kegiatan elaborasi yang melatih peserta didik dalam

mengindentifikasi setiap unsur-unsur yang terkait dengan materi. Dengan

pendekatan problem posing peserta didik diminta mengajukan sebuah soal yang

mungkin berbentuk peryataan yang diajukan oleh guru, dengan pendekatan

problem posing siswa dapat berfikir kritis karna siswa mampu mencari masalah

lalu memecahkannya sendiri, dengan problem posing siswa dapat mengajukan

sebuah masalah terhadap pembelajaran pendidikan agama islam itu sendiri.

Pada tabel 4.1 dan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa skor rata-rata

yang diperoleh siswa pada tes siklus I adalah 61,96 dengan ketuntasan 16%, ini

menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memuat soal masih kurang dan

perlu untuk ditingkatkan. Hal tersebut terjadi karena sebagian besar siswa belum

terlalu memahami cara membuat soal karna metode sebelumya tdk terlalu efektif.

Ketidak mampuan siswa dalam membuat soal dan mejawab soal yang

dibuatnya diakibatkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal, yaitu siswa

belum termotivasi betul untuk mengikuti pelajaran sehingga tidak memperhatikan

secara keseluruhan materi yang disampaikan oleh guru. Terpakunya pembelajaran

pada penugasan secara tertulis juga mengakibatkan siswa menjadi agak bosan

untuk mengikuti pelajaran. Karena nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa pada

68

Page 81: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

siklus I belum memenuhi standar KKM, maka peneliti melanjutkan penelitian

pada siklus II.

Pada penelitian siklus II, siswa mengalami perubahan yang sangat

signifikan. Dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, siswa merasa sangat

tertarik dan antusias untuk mengikuti pembelajaran pendidikan Agama Islam,

karena Strategi (metode, pendekatan dan teknik) yang digunakan oleh peneliti

mampu menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Melalui pembelajaran pendekatan Problem Posing dalam meningkatkan

kreatifitas siswa, siswa lebih leluasa dalam berpikir dan cenderung untuk

memikirkan materi yang diajarkan karena materi yang diajarkan telah tersaji di

depan mata (konkret), sehingga siswa lebih mudah untuk mengumpulkan ide-ide

untuk dijadikan sebuah soal, jadi pembelajaran lebih menyenangkan dan makin

memperkuat motivasi belajar siswa. Oleh karena itu, skor rata-rata yang diperoleh

siswa dalam membuat soal pada siklus II sudah melebihi standar KKM yaitu

dengan skor rata-rata 99,28 dengan ketuntasan 92%.

69

Page 82: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kemampuan membuat soal dan menjawab soal yang dibuat siswa kelas IV SD

Inpres Belaka Desa Taeng, setelah diadakan penelitian dengan menggunakan

Problem Posing mengalami peningkatan. Kemampuan membuat soal siswa

tersebut diketahui dari hasil tes siklus I dan siklus II. Nilai rata-rata tes siklus I

mencapai 61,96% dengan ketuntasan 16% , sedangkan rata-rata pada siklus II

mencapai 99,28 dengan ketuntasan 92% . Ini membuktikan bahwa kemampuan

siswa kelas IV SD Inpres Belaka Desa Taeng dalam membuat soal dan menjawab

soal yang dibuat, dapat ditingkatkan melalui pendekatan Problem Posing dalam

meningkatkan kreativitas siswa.

B. Saran

Telah terbukti bahwa pendekatan Problem Posing dalam meningkatkan

kreativitas siswa telah berhasil dalam mata pembelajaran pendidikan Agama

Islam maka peneliti sarankan sebagai berikut:

1. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru diharapkan menjadikan pendekatan

Problem Posing sebagai suatu alternatif untuk meningkatkan kreativitas siswa,

khususnya dalam membuat soal.

2. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat bagi guru dan siswa, maka kegiatan ini

dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam pembelajaran pendidikan Agama

Islam ataupun pelajaran lain.

70

Page 83: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

DAFTAR PUSTAKA

Abbas Ngatmin, Pendidikan Agama Isalam Untuk Sekolah Dasar Kelas V.

Jakarta:pusat kurikulum dan pembukuan, Kementrian Pendidikan Nasional,

2011

Arikunto, Suharsimi dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Asrori. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana.2014.

Boulden George P, Menegmbangkan Kreativitas Anda. Jogjakarta: Dholpin

Books.2014.

Hamid Abdul, Buku Siswa Al-Qur’an Hadits Kelas V. Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2014

Hobri, Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jember: ChSS, 2014.

May Rollo, Kreativitas dan Keberanian. Yogyakarta: IRCiSoD, 2019.

Munandar, Kreativitas dan Keberbakatan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2014.

Nur Syarif, Asfar Taufan Irfan.A.M, Model Pembelajaran Problem Posing

Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah. Jawa Barat:CV

Jejak,2018.

Nursisto, Kiat Menggali Kreativitas. Yogyakarta: Mitra Gama Widya, 2014.

Patmadewi Ni Nyoman, Artini Luh Putu, Agustini Eka Ayu Dewa, Pengantar

Micro Teaching:PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.2017.

Singer Florence Mihaela, Nerida F. Ellerton, Jinfa Cai, Mathematical Problem

Posing From Research to Effective Practice New York: Spinger Science

Business Media, 2015.

Soedjadi, Kiat pendidikan Matematis di Indonesia: Konstantasi Keadaan Masa

Kini Menuju Harapan Masa Depan, Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas,

2014.

Sudjana Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014.

Sumanto, Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK. Jakarta: Diretur

Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan

Tinggi, 2014.

71

Page 84: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

Suryosubroto. Proses Belajar Mengajar di Sekolah.. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.2014.

Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Pustaka, 2014.

Suyitno Amin, Pembelajaran Inovatif. Semarang: FPMIPA, 2014.

Tafsir Ahmad, Strategi Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam.

Bandung:Maestro,2014.

Upu Hamzah, Problem Posing dan Problem Solving dalam Pembelajaran

Matematika. Bandung: Pustaka Ramadhan, 2014.

Waluyo Era Budi, “Penerapan Pendekatan Problem Posing untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kreatif Pada Siswa SD”, JPGSD, Vol. 01, No. 2,

2013.

Zain Aswan dan Djanarah Bahri Syaiful,Strategi Belajar Mengajar.Jakarta : PT

Rineka Cipta,2014.

72

Page 85: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

RIWAYAT HIDUP

Muh Irsan M. Dilahirkan di Desa Taeng Kabupaten

Gowa pada tanggal 07 Maret, dari pasangan Ayahanda

Makkasau dan Ibunda Kasturi. Penulis masuk sekolah

dasar pada tahun 2002 di SD Inpres Belaka Kabupaten

Gowa dan tamat tahun 2008, tamat SMP Gunung Sari

Makassar tahun 2011, dan tamat SMK YAPIP Makassar tahun 2014. Pada tahun

2016, penulis melanjutkan pendidikan pada program Strata Satu (S1) Program

Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas

Muhammadiyah Makassar sampai sekarang. Selama berada dibangku perkuliahan

penulis aktif pada organisasi seni yaitu organisasi KOMET (Komunitas

Mahasiswa Kreatif).

Page 86: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 87: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan (12 Menit) :

1.Salam, doa dan Apersepsi

2.Pendidik mengecek kehadiran peserta didik

3.Siswa membaca Al-Qur’an 15 menit sebelum pembelajaran dimulai

4.Peserta didik mendengarkan informasi tentang kompetensi, tujuan, materi, dan

manfaat yang akan dilaksanakan/dicapai.

Kegiatan Inti (90 Menit) : Stimulation

1. Peserta didik membaca/membuka materi ciri orang munafik

2. Peserta didik mengamati hadist tentang ciri orang munafik

Problem Statement

3. Peserta didik bertanya jawab tentang ciri-ciri orang munafik

4. Peserta didik memberi komentar terhadap ciri-ciri orang munafik

Data Collection

5. Peserta didik secara individu membaca materi tentang ciri-ciri orang

munafik

Data Processing

6. Peserta didik secara individu menjelaskan ciri-ciri orang munafik

Verification

7. Peserta didik secara individu menulis pertanyaan serta jawaban

mengenai ciri-ciri orang munafik

Generalization

8. Peserta didik menyimpulkan pembelajaran terkait ciri-ciri orang

munafik

Satuan

Pendidikan

: SD INPRES BELAKA

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas / Semester : IV / 1 (Ganjil)

Alokasi Waktu : 3 JP

Kompetensi Dasar : 3.5 Memahami isi kandungan hadits tentang ciri-ciri orang munafik riwayat

Bukhari Muslim dari Abu Hurairah

3.5.1 Menjelaskan arti orang munafik

3.5.2 Menyebutkan ciri-ciri orang munafik

Materi : 1. Pengertian orang munafik

2. Ciri-ciri orang munafik

Tujuan

Pembelajaran

: Melalui pendekatan problem possing, peserta didik diharapkan dapat :

Menjelaskan pengertian orang munafik dan menyebutkan ciri-ciri orang

munafik

Sumber Belajar : Buku Siswa kelas IV Pendidikan Agama Islam, Jakarta pusat kurikulum

dan pembukuan, kementrian pendidikan Nasional,2011

Page 88: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

Penutup (18 Menit) :

1. Guru memberi apresiasi kepada peserta didik.

2. Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran dan

memberikan penilaian terhadap hasil belajar peserta didik.

3. Bersama guru, peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang

dialami dalam mengidentifikasi unsur-unsur berita.

4. Guru bersama peserta didik menutup proses pembelajaran dengan doa yang

dipimpin oleh ketua kelas.

Penilaian

Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan

Penilaian Pengetahuan : Penugasan

Mengetahui Belaka, 8

Februari 2019

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa

Peneliti

Hasmawati, S.Pd.I Muh. Irsan. M

NIP: 1970011520000032002 NIM: 10519110516

Kepala SD Inpres Belaka

Drs. Abd Rasyak

196401181983061001

Page 89: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

Lampiran 1

1. Pengetahuan

Nama Sekolah : SD Inpres Belaka

Kelas/Semester : IV/Ganjil

Tahun Pelajaran : 2019/2020

No. Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Teknik

Penilaian

3.5 Memahami isi

kandungan hadis

tentang ciri-ciri

orang munafik

riwayat Bukhari

Muslim dari Abu

Hurairah

3.5.1 Menjelaskan

arti orang munafik

3.5.2 Menyebutkan

ciri-ciri orang

munafik

1. Pengertian orang

munafik

2. Ciri-ciri orang

munafik

1. Disajikan sebuah buku

cetak pendidikan agama

islam, peserta didik

dapat membuat soal

seputar ciri-ciri orang

munafik, kemudian

menjawabnya

Individu

a. Instrumen penilaian

Bacalah buku cetak terkait ciri-ciri orang munafik, kemudian buatlah tiga

soal dan jawabannya di buku tugasmu masing-masing

b. Pedoman peskoran:

No Deskripsi jawaban Skor

1 Jawaban lengkap

Jawaban kurang lengkap

Jawaban tidak lengkap

3

2

1

2 Jawaban tepat

Jawaban kurang tepat

Jawaban tidak tepat

3

2

1

3 Jawaban jelas

Jawaban kurang jelas

Jawaban tidak jelas

3

2

1

Skor maksimun 9

Page 90: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

Lampiran 2

1.. Teknik Penilaian

c. Sikap (spiritual dan sosial)

Catatan: Jurnal dipergunakan untuk mencatat perilaku luar biasa (positif atau

negatif) peserta didik.

Jurnal Sikap Spiritual dan Sosial

Nama Sekolah : SD Inpres Belaka

Kelas/Semester : IV/Ganjil

Tahun Pelajaran : 2019/2020

No. Teknik Bentuk

Instrumen

Butir

Instrumen

Waktu

Pelaksanaan Ket.

1. Observasi Jurnal Terlampir

Saat

pembelajaran

berlangsung

Penilaian

untuk dan

pencapaian

pembelajaran

(assessment for

and of learning)

No. Waktu Nama Peserta

Didik Catatan Perilaku

Butir

Sikap Ttd.

Tidak

lanjut

1.

2.

3.

dst

Page 91: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

DAFTAR NAMA-NAMA SISWA

No.

Nama Siswa

Jenis Kelamin

1 Agung L

2 Fadil L

3 Syafira P

4 M. Rifki L

5 Reski Awalia P

6 Nasrun L

7 Rasul. S L

8 Thalib L

9 Muh. Nur. Ridho L

10 Muh. Ibnu L

11 M. Wahyu Syhahid L

12 Raditya L

13 Zaki L

14 Sani L

15 Nur Aisyah P

16 Hasnur L

17 Siti Dafiah P

18 Sarifah Fadilah P

19 Jesica Putri P

20 Rahman L

21 Nurul Sasmita P

22 Shopia Awalia P

23 Dita Puspita P

24 Azizah Nadia Rahayu P

25 Balqis L

Page 92: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

Nilai Siswa Pada Siklus I

No

Nama Siswa

Kriteria Penilaian

Nilai

I II III IV V

1 Agung 17 15 12 14 2 60

2 Fadil 16 16 12 14 2 60

3 Syafira 16 12 9 10 3 50

4 M. Rifki 17 17 14 15 3 66

5 Reski Awalia 17 15 11 14 3 60

6 Nasrun 17 12 11 11 3 54

7 Rasul. S 17 12 11 11 3 54

8 Thalib 16 14 13 14 3 60

9 Muh. Nur. Ridho 16 15 14 13 2 60

10 Muh. Ibnu 16 14 13 14 3 60

11 M. Wahyu Syhahid 17 14 12 14 3 60

12 Raditya 17 17 14 15 3 66

13 Zaki 16 15 14 13 2 60

14 Sani 18 18 16 15 3 70

15 Nur Aisyah 18 18 16 15 3 70

16 Hasnur 17 17 14 15 3 66

17 Siti Dafiah 16 15 14 13 2 60

18 Sarifah Fadilah 17 18 13 15 3 66

19 Jesica Putri 16 12 9 10 3 50

20 Rahman 17 18 18 19 3 75

21 Nurul Sasmita 16 17 11 13 3 60

22 Shopia Awalia 16 14 12 15 3 60

23 Dita Puspita 16 12 11 11 2 54

24 Azizah Nadia Rahayu 17 17 14 15 3 66

25 Balqis 18 15 13 11 3 60

Page 93: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

Nilai Siswa Pada Siklus II

No

Nama Siswa

Kriteria Penilaian

Nilai

I II III IV V

1 Agung 17 14 12 14 3 60

2 Fadil 27 18 18 22 4 89

3 Syafira 26 17 17 21 4 85

4 M. Rifki 17 14 12 14 3 60

5 Reski Awalia 28 18 17 22 4 89

6 Nasrun 23 17 17 24 4 85

7 Rasul. S 17 14 12 14 3 60

8 Thalib 28 14 13 17 3 75

9 Muh. Nur. Ridho 27 19 17 22 4 89

10 Muh. Ibnu 17 14 12 14 3 60

11 M. Wahyu Syhahid 23 17 14 18 3 75

12 Raditya 24 17 17 19 3 80

13 Zaki 26 20 18 22 5 91

14 Sani 24 17 14 17 3 75

15 Nur Aisyah 27 18 18 22 4 89

16 Hasnur 26 18 17 24 4 89

17 Siti Dafiah 26 20 18 22 5 91

18 Sarifah Fadilah 27 19 18 22 5 91

19 Jesica Putri 27 19 17 22 4 89

20 Rahman 25 20 19 21 4 89

21 Nurul Sasmita 22 19 16 19 4 80

22 Shopia Awalia 26 18 17 24 4 89

23 Dita Puspita 22 19 16 19 4 80

24 Azizah Nadia Rahayu 27 19 18 22 5 91

25 Balqis 26 17 19 19 4 85

Page 94: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU SIKLUS I

Tujuan : Mengamati aktivitas guru dalam mengelola

pembelajaran

Sekolah/Kelas : SD Inpres Belaka Desa Taeng

Materi : Agama Islam

Komponen yang Diamati

Skor tiap

Pertemuan

I II III IV

1. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam

dan mengecek kehadiran siswa.

2

2

2

2

8

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai.

1 2 2 2

7

3. Guru memberi motivasi kepada siswa dalam

mengikuti pembelajaran.

1

1

2

2

6

4. Guru memberikan penjelasan tentang yang

diajarkan secara ringkas.

2

2

2

3

9

5. Ketepatan menggunakan (metode mengajar)

3

3

3

3

12

6. Mengarahkan siswa dalam pembelajaran

2

2

3

3

10

7. Membimbing siswa yang mengalami kesulitan

dalam membuat soal

2 2 3 3 10

8. Memberikan penguatan 2 2 2 2 8

9. Ketepatan waktu belajar mengajar 2 2 2 2 8

10. Memberikan pertanyaan

1

2

3

3

9

11. Guru memberi penghargaan kepada siswa 1 1 2 2 6

12. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan. 1 1 1 2 5

13. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari

materi yang akan dibahas pada pertemuaan

berikutnya

1

1

2

2

6

14. Guru mengakhiri pertemuan dengan salam 3 3 3 3 12

Jumlah 24 26 32 34 116

Rat-Rata 1,7 1,8 2,2 2,4 2,1

Page 95: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

Keterangan Skala penilaian :

1 : Kurang

2 : Cukup

3 : Baik

4 : Baik Sekali

Persentase ketuntasan skenario pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru

pada siklus 1 yaitu:

2,1

4× 100 % = 52,5%

Page 96: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU SIKLUS II

Tujuan : Mengamati aktivitas guru dalam mengelola

pembelajaran

Sekolah/Kelas : SD Inpres Belaka Desa Taeng

Materi : Agama Islam

Komponen yang Diamati

Skor tiap

Pertemuan

I II III IV

1. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam

dan mengecek kehadiran siswa.

2

3

3

4

12

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai.

2 3 3 3

11

3. Guru memberi motivasi kepada siswa dalam

mengikuti pembelajaran.

2

3

3

4

12

4. Guru memberikan penjelasan tentang yang

diajarkan secara ringkas.

3

3

3

4

13

5. Ketepatan menggunakan (metode mengajar)

3

4

4

4

15

6. Mengarahkan siswa dalam pembelajaran

3

4

4

4

15

7. Membimbing siswa yang mengalami kesulitan

dalam membuat soal

3 3 4 4 14

8. Memberikan penguatan 3 4 4 4 15

9. Ketepatan waktu belajar mengajar 3 3 3 3 12

10. Memberikan pertanyaan

3

3

3

4

13

11. Guru memberi penghargaan kepada siswa 3 4 4 4 15

12. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan. 3 3 3 3 12

13. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari

materi yang akan dibahas pada pertemuaan

berikutnya

3

3

3

3

12

14. Guru mengakhiri pertemuan dengan salam 3 4 4 4 15

Jumlah 39 47 48 52 186

Rat-Rata 2,8 3,3 3,4 3,7 3,3

Page 97: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

Keterangan Skala penilaian :

1 : Kurang

2 : Cukup

3 : Baik

4 : Baik Sekali

Persentase ketuntasan skenario pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru

pada siklus 2 yaitu:

3,3

4× 100 % = 82, 5 %

Page 98: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

ANALISIS DATA

A. Siklus I

1. Rata-rata

96,6125

1549.

fi

xifiX

2. Rentang Skor = Skor maksimum – Skor minimum

= 75 – 50

= 25

3. Nilai Variansi (s2)

s2 = )1(

)( 22

nn

fixifixin

= 25(96965) – (1549)2

25(25 – 1)

= 2424125 – 2399401

25(24)

= 24724

600

Skor (xi) Banyaknya

Siswa (fi)

fi.xi xi2 fi. xi2

50 2 100 2500 5000

54 3 162 2916 8748

60 9 540 3600 32400

66 7 462 4356 30492

70 3 210 4900 14700

75 1 75 5625 5625

Jumlah 25 1549 23897 96965

Page 99: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

= 41,20

4. Standar Deviasi (s)

s =

2

11

2 .).)((1

ii

xifixifinn

= 2)1549()96965)(25(

25

1

= 2399401242412525

1

= 28,625

1572324724

25

1

B. Siklus II

Skor (xi) Banyaknya

Siswa (fi)

fi.xi xi2 fi. xi2

60 3 180 3600 10800

75 2 150 5625 11250

80 2 160 6400 12800

85 4 340 7225 28900

89 8 712 7921 63368

91 5 455 8281 41405

95 1 95 9025 9025

Jumlah 25 2092 48077 177548

Page 100: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

1. Rata-rata

68,8325

2092.

fi

xifiX

2. Rentang Skor = Skor maksimum – Skor minimum

= 95 – 60

= 35

3. Nilai Variansi (s2)

s2 = )1(

)( 22

nn

fixifixin

= 25(177548) – (2092)2

25(25 – 1)

= 4438700 – 4376464

25(24)

= 62236

600

= 103,72

4. Standar Deviasi (s)

s =

2

11

2 .).)((1

ii

xifixifinn

= 2)2092()177548)(25(

25

1

= 4376464443870025

1

Page 101: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

= 97,925

47,24962236

25

1

Page 102: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …

DOKUMENTASI

Dokumentasi saat melakukan penelitian

Page 103: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …
Page 104: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …
Page 105: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …
Page 106: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …
Page 107: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN …