PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN LKPD DENGAN TAHAPAN POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS (Tesis) Oleh YESHINTA SARI PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2019
97
Embed
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/56522/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · berbantuan LKPD dengan tahapan Polya yang dikembangkan telah valid menurut
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAHBERBANTUAN LKPD DENGAN TAHAPAN POLYA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASIMATEMATIS
(Tesis)
Oleh
YESHINTA SARI
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG2019
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAHBERBANTUAN LKPD DENGAN TAHAPAN POLYA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASIMATEMATIS
Oleh
Yeshinta Sari
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pembelajaran berbasis masalahberbantuan LKPD dengan tahapan Polya dan menguji efektivitasnya terhadapkemampuan komunikasi matematis. Tahapan pengembangan ini dimulai daristudi pendahuluan, penyusunan sintak pembelajaran berbasis masalah,penyusunan LKPD dengan tahapan Polya, validasi, uji coba lapangan awal, danuji lapangan. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri30 Bandarlampung tahun pelajaran 2018/2019. Data penelitian diperolehmelalui tes kemampuan komunikasi matematis. Pembelajaran berbasis masalahberbantuan LKPD dengan tahapan Polya yang dikembangkan telah validmenurut ahli desain pembelajaran, ahli materi, dan ahli media. Hasil uji cobalapangan awal menunjukan bahwa pembelajaran berbasis masalah berbantuanLKPD dengan tahapan Polya termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil ujilapangan menunjukan bahwa kemampuan komunikasi matematis peserta didikmenggunakan pembelajaran berbasis masalah berbantuan LKPD dengan tahapanPolya lebih tinggi daripada kemampuan komunikasi matematis peserta didikyang menggunakan pembelajaran konvensional, sehingga dapat disimpulkanbahwa pembelajaran berbasis masalah berbantuan LKPD dengan tahapan Polyaefektif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis peserta didik.Peningkatan kemampuan komunikasi matematis peserta didik yangmenggunakan pembelajaran berbasis masalah berbantuan LKPD dengan tahapanPolya dikategorikan tinggi.
Kata kunci: komunikasi matematis, LKPD, pemecahan masalah Polyapembelajaran berbasis masalah.
.
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF PROBLEM BASED LEARNING ASSISTEDWORK SHEETS WITH POLYA STAGES TO INCREASE
MATHEMATICAL COMMUNICATION
By
Yeshinta Sari
This research aims to develop problem-based learning assisted worksheet basedwith the Polya stages and test its effectiveness on mathematical communicationskills. The stages of development start from preliminary studies, the preparationof the syntax of problem-based learning, preparation of worksheet with thePolya's stages, validation, initial field trials, and field tests. The subject of thisresearch was conducted on the eighth class students at SMP Negeri 30Bandarlampung in the academic year of 2018/2019. This research data wasobtained through tests of mathematical communication skills. problem-basedlearning assisted worksheet based with the Polya stages developed has beenvalid valid according to learning design experts, material experts and mediaexperts. The results of the initial field trials showed that problem-based learningassisted worksheet based with the Polya stages was included in the excellentcategory. The results of field tests show that the mathematical communicationskills of students using problem-based learning assisted worksheet based withthe Polya stages are higher than the mathematical communication skills ofstudents using conventional learning, so it can be concluded that problem-basedlearning assisted worksheet based with the Polya stages are effective forimproving students' mathematical communication skills. Increased mathematicalcommunication skills of students using problem-based learning assistedworksheet based with the Polya stages are categorized as high.
Keywords: mathematical communication, worksheet, problem based learning,Polya problem solving.
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAHBERBANTUAN LKPD DENGAN TAHAPAN POLYA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASIMATEMATIS
Oleh
YESHINTA SARI
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk MencapaiGelar MAGISTER PENDIDIKAN
MATEMATIKA
Pada
Program Studi Magister Pendidikan MatematikaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Rantau Fajar, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi
Lampung pada 03 Februari 1994. Penulis adalah anak pertama dari dua
bersaudara pasangan Bapak Gunawan dan Ibu Maryanti.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 2 Rantau Fajar pada tahun
2006, pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 2 Raman Utara pada tahun
2009, dan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Seputih Raman pada
tahun 2012. Penulis menyelesaikan sarjana program studi Pendidikan Matematika
di STKIP PGRI Bandar Lampung pada tahun 2016. Penulis melanjutkan
pendidikan pada program studi Pasca Sarjana Pendidikan Matematika Universitas
Lampung tahun 2016.
MOTTO
Kadang kita patah semangat, namun jangan pernah putus asa, karenamatahari selalu terbenam setiap malam, namun terbit kembali di esok
hari(Henry Van Dyke)
Jangan pernah menyerah atas impianmu. Rintangan memang kadangmenjatuhkanmu, namun kamu harus bangkit dan terus melangkah.
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin
Dengan hati yang ikhlas dan rasa syukur kepada Allah SWT,
yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya,
kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku
kepada:
Ayahanda dan Ibunda tercinta Gunawan dan Maryanti yang
selalu berusaha memberikan yang terbaik, mencurahkan kasih
sayang, dukungan, kerja keras tanpa mengenal lelah, serta doa
yang tulus yang selalu mengiringi keberhasilanku.
Adikku Sahrul Saputra serta seluruh keluarga besar yang terus
memberikan dukungan dan doanya padaku.
Chandra Pratama Syaimar yang selalu memberikan semangat,
motivasi dan dukungan. You are the best partner.
Para pendidik yang dengan tulus dan sabar dalam mendidik dan
memberikan ilmunya.
Sahabat-sahabat seperjuangan.
Almamater Universitas Lampung tercinta.
ii
SANWACANA
Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul “Pengembangan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Matematis Peserta Didik SMP Kelas VIII” sebagai syarat untuk mencapai gelar
Magister pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Lampung.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selesainya tesis ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Budi Koestoro, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan perhatian,
dan memotivasi selama penyusunan tesis sehingga tesis ini menjadi lebih
baik.
2. Ibu Dr. Asmiati, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk konsultasi dan memberikan bimbingan,
sumbangan pemikiran, kritik, dan saran selama penyusunan tesis sehingga
tesis ini menjadi lebih baik.
3. Ibu Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd., selaku Pembahas yang telah memberikan
iii
masukan, kritik dan saran yang bersifat kritis dan membangun sehingga tesis
ini menjadi lebih baik.
4. Bapak Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Magister
Pendidikan Matematika, dan validator ahli desain pembelajaran dalam
penelitian ini yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam
menyelesaikan tesis ini dan memberikan waktu untuk menilai serta memberi
dalam penelitian ini yang telah memberikan waktu untuk menilai serta
memberi saran perbaikan produk pengembangan.
6. Bapak Dr. Bambang Sri Anggoro, M.Pd., selaku validator ahli media dalam
penelitian ini yang telah memberikan waktu untuk menilai serta memberi
saran perbaikan produk pengembangan.
7. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas Lampug
beserta staf dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada panulis
dalam menyelesaikan tesis ini.
8. Bapak Prof. Drs. Mustofa, MA., Ph.D., selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Lampung beserta staf dan jajarannya yang telah memberikan
perhatian dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis.
9. Bapak dan Ibu Dosen Magister Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan bekal
ilmu pengetahuan kepada penulis.
10. Bapak Syaifudin, M.Pd., selaku guru SMP N 30 Bandar Lampung yang telah
membantu dan membimbing selama penelitian.
iv
11. Ibu Ita Oktriani, S.Pd., sebagai guru mitra yang telah banyak membantu
dalam penelitian.
12. Siswa/siswi kelas VIII dan IX SMP Negeri 30 Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2018/2019, atas semangat dan kerjasamanya.
13. Sahabat-sahabat seperjuanganku dalam menyusun tesis ini: Chandra Pratama
Syaimar, Esty Pramitasari A, Citra Fertika Putri, dan Avissa Purnama Yanti
atas dukungan, motivasi, serta bantuan yang telah diberikan.
14. Almamater tercinta yang telah mendewasakanku.
15. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini.
Semoga dengan kebaikan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan pada
penulis, mendapat balasan pahala yang setimpal dari Allah SWT dan semoga tesis
ini dapat bermanfaat.
Bandar Lampung, Maret 2019Penulis
Yeshinta Sari
v
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL............................................................................................... viiDAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viiiDAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... ix
I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1B. Rumusan Masalah................................................................................. 11C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 11D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 11
II. TINJAUAN PUSTAKAA. Lembar Kerja Peserta Didik.................................................................. 13B. Pembelajaran Berbasis Masalah ........................................................... 18C. Pemecahan Masalah Polya.................................................................... 22D. Kemampuan Komunikasi Matematis.................................................... 25E. Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan LKPD
dengan Tahapan Polya ......................................................................... 31F. Teori Belajar yang Mendukung ............................................................ 34G. Penelitian yang Relevan........................................................................ 36H. Kerangka Pikir ...................................................................................... 39I. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 44
III. METODE PENELITIANA. Jenis Penelitian...................................................................................... 45B. Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian.................................................. 45C. Prosedur Pengembangan....................................................................... 47D. Instrumen Penelitian ............................................................................. 51E. Teknik Analisis Data............................................................................. 63
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian ..................................................................................... 72
1. Hasil Studi Pendahuluan .................................................................. 732. Hasil Penyusunan Pembelajaran Berbasis Masalah
Berbantuan LKPD dengan Tahapan Polya ............................................ 753. Hasil Validasi Ahli ........................................................................... 78
vi
4. Uji Coba Lapangan Awal................................................................. 825. Hasil Revisi Uji Coba Lapangan...................................................... 836. Uji Coba Lapangan........................................................................... 83
B. Pembahasan........................................................................................... 901. Hasil Pengembangan Pembelajaran Berbasis Masalah
Berbatuan LKPD dengan Tahapan Polya......................................... 902. Kemampuan Komunikasi Matematis ............................................... 102
V. SIMPULAN DAN SARANA. Simpulan .............................................................................................. 105B. Saran ..................................................................................................... 106
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 107
LAMPIRAN....................................................................................................... 112A. Perangkat Pembelajaran............................................................................... 112B. Instrumen Penelitian dan Angket................................................................. 214C. Analisis Data ................................................................................................ 236D. Lembar Penilaian Ahli ................................................................................. 273
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Kisi-kisi Intrumen Validasi Ahli Model Pembelajaran ............................. 523.2 Kisi-kisi Intrumen Validasi Ahli Media .................................................... 533.3 Kisi-kisi Intrumen Validasi Silabus........................................................... 533.4 Kisi-kisi Instrumen Validasi RPP.............................................................. 543.5 Kisi-kisi Instrumen LKPD Oleh Ahli Materi ............................................. 543.6 Kisi-kisi Instrumen Respon Guru Terhadap LKPD................................... 553.7 Kisi-kisi Instrumen Respon Peserta Didik Terhadap LKPD ..................... 563.8 Pedoman Penilaian Tes Kemampuan Komunikasi Matematis.................. 573.9 Hasil Validitas Tes Kemampuan Komunikasi Matematis......................... 583.10 Interpretasi Tingkat Kesukaran.................................................................. 603.11 Tingkat Kesukaran Butir Soal ................................................................... 603.12 Interpretasi Nilai daya Pembeda................................................................ 623.13 Daya Pembeda Butir Soal.......................................................................... 623.14 Konversi Nilai Tiap Kategori Penilaian .................................................... 643.15 Konversi Nilai Tanggapan Guru dan Peserta Didik Terhadap LKPD....... 653.16 Kriteria Nilai N-Gain................................................................................. 663.17 Uji Normalitas Skor Awal Kemampuan Komunikasi Matematis ............. 673.18 Uji Normalitas Skor Akhir Kemampuan Komunikasi Matematis............. 683.19 Uji Homogenitas Skor Awal Kemampuan Komunikasi Matematis.......... 693.20 Uji Homogenitas Skor Akhir Kemampuan Komunikasi Matematis ......... 694.1 Hasil Pengembangan Pembelajaran Berbasis Masalah Masalah............... 764.2 Tahapan LKPD dengan Tahapan Polya..................................................... 774.3 Kategori Penilaian Validasi Ahli Desain Pembelajaran ............................ 794.4 Kategori Penilaian Validasi LKPD Oleh Ahli Materi ............................... 804.5 Kategori Penilaian Validasi LKPD Oleh Ahli Materi ............................... 804.6 Kategori Penilaian LKPD Tanggapan Guru .............................................. 814.7 Kategori Penilaian LKPD Tanggapan Peserta Didik ................................ 814.8 Rekapitulasi Skor Skala Uji Coba LKPD.................................................. 824.9 Data Skor Awal Kemampuan Komunikasi Matematis.............................. 844.10 Hasil Uji t Skor Awal Kemampuan Komunikasi Matematis..................... 854.11 Data Skor Akhir Kemampuan Komunikasi Matematis ............................. 864.12 Hasil Uji t Skor Akhir Kemampuan Komunikasi Matematis .................... 874.13 Data Pencapaian Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis
Setelah Pembelajaran................................................................................. 884.14 Data Indeks Gain Kemampuan Komunikasi Matematis ........................... 89
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Desain Penelitian the one group pretest-postest design ............................ 514.1 Peserta Didik berdiskusi untuk menyelesaikan permasalahan ................ 974.2 Jawaban Peserta Didik Menggunakan Strategi Membuat Model
Matematika ................................................................................................ 984.3 Jawaban Peserta Didik Menggunakan Strategi Membuat Tabel ............... 994.4 Guru Memberikan Bimbingan Kepada Peserta Didik ............................... 100
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A. Perangkat PembelajaranA.1 Silabus ................................................................................................ 112A.2 RPP ..................................................................................................... 141A.3 LKPD.................................................................................................. 164
B. Instrumen Penelitian dan AngketB.1 Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Kemampuan Komunikasi
Matematis ........................................................................................... 214B.2 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ......... 216B.3 Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis .................................. 217B.4 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ................. 219B.5 Angket Tanggapan LKPD Oleh Guru ................................................ 228B.6 Angket Tanggapan LKPD Oleh Peserta Didik................................... 232
C. Analisis DataC.1 Analisis Validitas Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ............. 236C.2 Analisis Reliabilitas Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ......... 238C.3 Analisis Daya Pembeda Soal dan Tingkat Kesukaran Soal ............... 240C.4 Data Skor Awal, Skor dan Indeks Gain Akhir Kemampuan
Komunikasi Matematis Kelas Kontrol ............................................... 242C.5 Data Skor Awal, Skor Akhir dan Indeks Gain Kemampuan
Komunikasi Matematis Kelas Eksperimen......................................... 243C.6 Analisis Statistik Deskriptif Skor Awal dan Skor Akhir
Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas Eksperimen danKelas Kontrol...................................................................................... 244
C.7 Uji Normalitas Skor Awal dan Skor Akhir KemampuanKomunikasi Matematis....................................................................... 246
C.8 Homogenitas Skor Awal dan Skor Akhir KemampuanKomunikasi Matematis....................................................................... 248
C.9 Uji t Skor Awal dan Skor Akhir Kemampuan KomunikasiMatematis ........................................................................................... 251
C.10 Pencapaian Indikator Skor Awal dan Skor Akhir KemampuanKomunikasi Matematis Kelas Eksperimen......................................... 252
C.11 Pencapaian Indikator Skor Awal dan Skor Akhir KemampuanKomunikasi Matematis Kelas Kontrol ............................................... 256
= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y.N = Jumlah Peserta didik.∑ = Jumlah skor peserta didik pada setiap butir soal.∑ = Jumlah total skor peserta didik.∑ = Jumlah hasil perkalian skor peserta didik pada setiap butir soal.
dengan total skor peserta didik.
Penafsiran harga korelasi dilakukan dengan membandingkan dengan harga
kritik untuk validitas butir instrumen, yaitu 0,3961. Artinya apabila ≥0,3961, nomor butir tersebut dikatakan valid dan memuaskan (Widoyoko,
2012). Tabel 3.9. menyajikan hasil validitas instrumen tes komunikasi
matematis. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran C.1.
Tabel 3.9 Hasil Validitas Instrumen Tes Komunikasi Matematis
Instrumen dikatakan reliabel jika hasil pengukuran yang dilakukan dengan
menggunakan instrumen tersebut berulang kali terhadap subjek yang sama
menunjukkan hasil yang tetap sama atau sifatnya ajeg (stabil). Bentuk soal tes
yang digunakan pada penelitian ini adalah soal tes tipe uraian. Menurut Lestari
dan Yudhanegara (2015: 206) untuk mencari koefisien reliabilitas soal tipe
uraian menggunakan rumus Alpha Chronbach yang dirumuskan sebagai berikut:
= 1 − ∑Keterangan:
r = Koefisien reliabilitas.= Banyak butir soal.∑ = Varians skor butir soal ke-i.
st2 = Varians skor total.
Sudijono (2008) berpendapat bahwa suatu tes dikatakan baik apabila
memiliki nilai reliabilitas ≥ 0,70. Berdasarkan hasil perhitungan uji coba
instrumen kemampuan komunikasi matematis, diperoleh nilai koefisien
reliabilitas sebesar 0,75. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen yang
diujicobakan memiliki reliabilitas yang tinggi sehingga instrumen tes dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis peserta didik.
Hasil perhitungan reliabilitas selengkapnya terdapat pada Lampiran C.2.
c. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran digunakan untuk menentukan derajat kesukaran suatu
butir soal. Suatu tes dikatakan baik jika memiliki derajat kesukaran sedang,
60
tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Untuk menghitung tingkat kesukaran
suatu butir soal digunakan rumus sebagai berikut.
TK = JIKeterangan:
TK : nilai tingkat kesukaran suatu butir soalJT : jumlah skor yang diperoleh peserta didik pada butir soal yang diperolehIT : jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh peserta didik pada suatu
butir soal
Sudijono (2008: 372) mengintepretasikan nilai tingkat kesukaran suatu butir
soal seperti pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Interpretasi Tingkat Kesukaran
Nilai Interpretasi0,00 ≤ TK ≤ 0,15 Sangat sukar0,16 ≤ TK ≤ 0,30 Sukar0,31 ≤ TK ≤ 0,70 Sedang0,71 ≤ TK ≤ 0,85 Mudah0,86 ≤ TK ≤ 1,00 Sangat mudah
Kriteria soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal memiliki nilai
tingkat kesukaran 0,31 ≤ TK ≤ 0,85. Hasil perhitungan tingkat kesukaran uji
coba soal kemampuan komunikasi matematis disajikan pada Tabel 3.11.
Dengan melihat hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal yang diperoleh,
maka instrumen tes kemampuan komunikasi yang sudah diuji cobakan telah
memenuhi kriteria tingkat kesukaran yang sesuai dengan kriteria yang
diharapkan. Hasil perhitungan kesukaran selengkapnya terdapat pada Lampiran
C.3.
d. Daya Pembeda
Daya beda suatu butir tes adalah kemampuan suatu butir untuk membedakan
antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Daya
beda butir dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya tingkat diskriminasi
atau angka yang menunjukkan besar kecilnya daya beda. Untuk menghitung
daya pembeda, terlebih dahulu diurutkan dari peserta didik yang memperoleh
nilai tertinggi sampai peserta didik yang memeperoleh nilai terendah. Kemudian
diambil 27% peserta didik yang memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok
atas) dan 27% peserta didik yang memperoleh nilai terendah (disebut kelompok
bawah).
Berikut perhitungan indeks daya pembeda soal uraian digunakan rumus sebagai
berikut berdasarkan pendapat Sudijono (2008:120)
DP = JA − JBIAKeterangan :DP : indeks daya pembeda satu butir soal tertentuJA : jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolahJB : jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolahIA : jumlah skor ideal kelompok (atas/bawah)
62
Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang
tertera dalam Tabel 3.12.
Tabel 3.12 Interpretasi Nilai Daya Pembeda
Nilai Interpretasi1,00 DP 0,10 Sangat Buruk0,10 ≤ DP ≤ 0,19 Buruk0,20 ≤ DP ≤ 0,29 Agak baik, perlu revisi0,30 ≤ DP ≤ 0,49 Baik0,50 ≤ DP ≤ 1,00 Sangat Baik
Kriteria soal tes yang digunakan dalam penelitian ini memiliki interpretasi baik,
yaitu memiliki daya pembeda ≥ 0.30. Hasil perhitungan daya pembeda butir
soal yang telah diujicobakan disajikan pada Tabel 3.13.
Tabel 3.13 Daya Pembeda Butir Soal
No. Butir Soal Daya Pembeda Interprestasi1a 0,34 Baik1b 0,38 Baik1c 0,56 Sangat baik2 0,66 Sangat baik3 0,69 Sangat baik4a 0,56 Sangat baik4b 0,31 Baik
Dengan melihat hasil perhitungan daya pembeda butirsoal yang diperoleh, maka
instrumen tes yang sudah diujicobakan telah memenuhi kriteria daya
pembeda soal yang sesua dengan kriteria yang diharapkan. Hasil perhitungan
daya pembeda butir soal selengkapnya terdapat pada Lampiran C.3.
63
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian pengembangan ini dijelaskan berdasarkan
jenis instrumen yang digunakan dalam setiap tahapan penelitian pengembangan,
yaitu :
1. Analisis Data Pendahuluan
Data studi pendahuluan berupa hasil observasi dan wawancara dianalisis secara
deskriptif sebagai latar belakang diperlukannya pembelajaran berbasis masalah
berbantuan LKPD dengan tahapan Polya. Hasil review berbagai buku teks serta
KI dan KD matematika SMP kelas VIII juga dianalisis secara deskriptif sebagai
acuan untuk menyusun LKPD
2. Analisis Data
a. Angket Validitas Ahli
Data yang diperoleh dari validasi desain pembelajaran, silabus, RPP, LKPD
dengan tahapan Polya dan soal kemampuan komunikasi matematis adalah hasil
validasi ahli desain pembelajaran, materi dan ahli media melalui angket skala
kelayakan. Analisis yang digunakan berupa deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Data kualitatif berupa komentar dan saran dari validator dideskripsikan secara
kualitatif sebagai acuan untuk memperbaiki desain pembelajaran, silabus, RPP,
dan LKPD. Data kuantitatif berupa skor penilaian ahli desain pembelajaran, ahli
materi, dan ahli media dideskripsikan secara kuantitatif menggunakan skala
likert dengan 4 skala kemudian dijelaskan secara kualitatif. Skala yang
digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah
4 skala,yaitu.
64
1) Skor 1 adalah kurang baik.
2) Skor 2 adalah cukup baik.
3) Skor 3 adalah baik.
4) Skor 4 adalah sangat baik.
Data kualitatif yang telah diperoleh kemudian dianalisis presentase
kevalidannya menggunakan persamaan.
= ∑∑ × 100%Keterangan:
P : Presentase yang dicari∑ X : Jumlah nilai jawaban responden∑ Xi : Jumlah nilai ideal atau jawaban tertinggi
Sedangkan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk merevisi produk yang
dikembangkan menggunakan kriteria penilaian yang dijelaskan pada Tabel 3.14.
Tabel 3.14 Konversi Nilai Tiap Kategori Penilaian
Presentasi (%) Kategori76 – 100 Valid56 – 75 Cukup Valid40 – 55 Kurang Valid0 -39 Tidak Valid
Arikunto (2016)
b. Analisis Tanggapan Guru dan Peserta Didik terhadap LKPD
Data yang diperoleh dari hasil tanggapan guru dan peserta didik terhadap LKPD
yang dikembangkan melalui skala kelayakan. Analisis yang digunakan berupa
deskripsi kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif berupa tanggapan
dideskripsikan secara kualitatif sebagai acuan untuk memperbaiki LKPD. Data
65
kuantitatif berupa skor penilaian dideskripsikan secara kuantitatif menggunakan
skala Likert dengan 4 skala kemudian dijelaskan secara kualitatif. Skala yang
digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah 4 skala, yaitu:
1) Skor 1 adalah kurang baik.
2) Skor 2 adalah cukup baik.
3) Skor 3 adalah baik.
4) Skor 4 adalah sangat baik.
Hasil tanggapan guru dan peserta didik terhadap LKPD dengan tahapan Polya
dilakukan dengan mengubah nilai kualitatif menjadi nilai kuantitatif. Penilaian
berdasarkan data angket yang diperoleh. Kriteria analisis nilai rata-rata yang
digunakan disajikan dalam Tabel 33.15 di bawah ini:
= ∑∑ × 100%Keterangan:
: Presentase penilaian∑ : Jumlah nilai jawaban responden∑ : Jumlah nilai ideal atau jawaban tertinggi
Tabel 3.15 Konversi Nilai Tanggapan Guru dan Peserta Didik TerhadapLKPD
Presentasi Kategori85− 100 Sangat Praktis70− 84 Praktis55− 69 Cukup Praktis50− 54 Kurang Praktis0− 49 Tidak Praktis
Arikunto (2009)
66
c. Analisis Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah erbantuan LKPDdengan Tahapan Polya
Data yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest kemampuan komunikasi
matematis kemudian dianalisis untuk mengetahui besarnya peningkatan
kemampuan komunikasi matematis peserta didik pada kelas yang menggunakan
pembelajaran berbasis masalah berbantuan LKPD dengan tahapan Polya dan
peserta didik yang mengikuti pembelajaran konvensional. Menurut Lestari dan
Yudhanegara (2015: 235) besarnya peningkatan kemampuan peserta didik
dihitung dengan rumus N-gain, yaitu:
N − gain = Skor Postes − Skor PretesSkor Maksimum Ideal − Skor PostesHasil perhitungan N-gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan
klasifikasi dari Lestari dan Yudhanegara (2015: 235) seperti terdapat pada Tabel
3.16.
Tabel 3.16 Kriteria Nilai N-Gain
Nilai N-Gain KriteriaN-gain ≥ 0,70 Tinggi
0,30 < N-gain ≤ 0,70 Sedang
N-gain ≤ 0,30 Rendah
Pengolahan dan analisis data kemampuan komunikasi matematis dilakukan
dengan menggunakan uji statistik terhadap peningkatan kemampuan komunikasi
matematis peserta didik (N-Gain) dari kelas eksperimen dan kelas kontrol
dengan bantuan software SPPS versi 20.0. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut.
67
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah data yang didapat berasal
dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji ini menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov Z. Adapun hipotesis uji adalah sebagai berikut:
H0 : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Uji normalitas dilakukan dengan uji dengan uji Kolmogorov-Smirnov Z (K-S
Z) menggunakan software SPPS versi 20.0 dengan kriteria pengujian yaitu jika
nilai probabilitas (sig.) dari Z lebih besar dari = 0,05, maka hipotesis nol
diterima (Trihendradi, 2005: 113). Setelah dilakukan pengujian normalitas pada
skor awal (pretest) didapat hasil yang disajikan pada Tabel 3.17.
Tabel 3.17 Uji Normalitas Skor Awal Kemampuan Komunikasi Matematis
KelompokPenelitian
BanyaknyaPeserta Didik
K-S Z Probabilitas(Sig.)
Eksperimen 31 .140 .200Kontrol 31 .129 .124
Pada Tabel 3.20 terlihat bahwa probabilitas (Sig.) untuk kelas eksperimen dan
kelas kontrol lebih besar dari 0,05, sehingga hipotesis nol diterima. Hal ini
berarti bahwa data kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi
yang berdistribusi normal. Perhitungan uji normalitas data kemampuan
komunikasi matematis awal dapat dilihat pada Lampiran C.7. Uji normalitas
juga dilakukan terhadap data skor posttest kemampuan komunikasi matematis,
setelah dilakukan perhitungan didapatkan hasil yang disajikan pada Tabel 3.18.
68
Tabel 3.18 Uji Normalitas Skor Akhir Kemampuan Komunikasi Matematis
KelompokPenelitian
BanyaknyaPeserta Didik
K-S Z Probabilitas(Sig.)
Eksperimen 31 .131 .186Kontrol 31 .155 .055
Pada Tabel 3.18 terlihat bahwa probabilitas (Sig.) untuk kelas eksperimen dan
kelas kontrol lebih besar dari 0,05, sehingga hipotesis nol diterima. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa data skor akhir (posttest) berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan uji normalitas data posttest
kemampuan komunikasi matematis awal dapat dilihat pada Lampiran C.7.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari
populasi yang memiliki variansi yang sama (homogen) atau tidak. Untuk
menguji homogenitas variansi maka dilakukan uji Levene. Adapun hipotesis
untuk uji ini adalah:
Ho : 12 = 22 (kedua kelompok populasi memiliki varians yang homogen)
H1 : 12 ≠ 22 (kedua kelompok populasi memiliki varians yang tidak homogen)
Dalam penelitian ini perhitungan uji homogenitas menggunakan Levene Test
dengan soffware SPSS versi 20.0. Untuk menentukan hipotesis dilihat dati Fhitung
atau dapat dilihat dari Asymp.Sig dengan kriteria pengujian jika nilai probabilitas
(Sig.) lebih besar dari = 0,05, maka hipotesis nol diterima, artinya kedua data
sampel berasal dari populasi yang sama atau homogen (Trihendradi, 2005: 145).
69
Berdasarkan hasil uji normalitas pada data skor awal dan skor akhir (posttest)
kemampuan komunikasi matematis diketahui bahwa kedua kelas berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. Sehingga selanjutnya dilakukan uji
homogenitas terhadap skor awal dan skor akhir kemampuan komunikasi
matematis. Setelah dilakukan perhitungan diperoleh hasil uji homogenitas skor
awal yang disajikan pada Tabel 3.19. dan untuk hasil uji homogenitas skor akhir
(posttest) dapat dilihat pada Tabel 3.20.
Tabel 3.19 Uji Homogenitas Skor Awal Kemampuan KomunikasiMatematis
KelompokPenelitian
Variansi StatistikLevene
Probabilitas(Sig.)
Eksperimen 29.045 .033 .857Kontrol 23.206
Tabel 3.20 Uji Homogenitas Skor Akhir Kemampuan KomunikasiMatematis
KelompokPenelitian
Variansi StatistikLevene
Probabilitas(Sig.)
Eksperimen 26.791 3.477 .067Kontrol 49.858
Pada Tabel 3.19 dan Tabel 3.20 terlihat bahwa nilai probabilitas (Sig.) lebih
besar dari = 0,05, sehingga hipotesis nol diterima. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa data skor awal dan skor akhir (posttest) kemampuan komunikasi
matematis peserta didik dari kedua kelompok populasi memiliki varians yang
homogen atau sama. Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada Lampiran
C.8.
70
3. Uji hipotesis
Setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas data, diperoleh bahwa
data skor awal dan skor akhir (posttest) kelas eksperimen dan kelas kontrol
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Menurut Sudjana (2005: 243),
apabila data dari kedua sampel berdistribusi normal dan memiliki varian
yang sama maka analisis data dilakukan dengan menggunakan uji kesamaan dua
rata- rata, yaitu Uji-t dengan hipotesis uji sebagai berikut.
1) Hipotesis data untuk skor awal
H0: μ1 = μ2, tidak ada perbedaan kemampuan awal komunikasi matematis
peserta didik yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah
berbantuan LKPD dengan tahapan Polya dengan kemampuan
awal komunikasi matematis peserta didik yang menggunakan
pembelajaran konvensional.
H1: μ1 ≠ μ2,. ada perbedaan kemampuan awal komunikasi matematis peserta
didik yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah
berbantuan LKPD dengan tahapan Polya dengan kemampuan
awal komunikasi matematis peserta didik yang menggunakan
pembelajaran konvensional.
Hipotesis data untuk skor akhir
H0: μ1 = μ2, tidak ada perbedaan kemampuan akhir komunikasi matematis
peserta didik yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah
berbantuan LKPD dengan tahapan Polya dengan kemampuan
akhir komunikasi matematis peserta didik yang menggunakan
pembelajaran konvensional.
71
H1: μ1 ≠ μ2,. ada perbedaan kemampuan akhir komunikasi matematis peserta
didik yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah
berbantuan LKPD dengan tahapan Polya dengan kemampuan
akhir komunikasi matematis peserta didik yang menggunakan
pembelajaran konvensional.
Dengan menggunakan SPSS versi 20.0 dengan kriteria uji jika nilai probabilitas
(Sig.) lebih besar dari α = 0,05, maka hipotesis nol diterima (Trihendradi, 2005).
Jika hipotesis nol ditolak maka perlu dianalisis lanjutan untuk mengetahui
apakah kemampuan komunikasi matematis peserta didik yang menggunakan
pembelajaran berbasis masalah berbantuan LKPD dengan tahapan Polya lebih
tinggi daripada kemampuan komunikasi matematis peserta didik yang
menggunakan pembelajaran konvensional. Adapun analisis lanjutan tersebut
dengan melihat data sampel mana yang rata-ratanya lebih tinggi.
105
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pengembangan pembelajaran berbasis masalah berbantuan LKPD dengan
tahapan Polya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis
peserta didik diawali dari studi pendahuluan yang menunjukkan kebutuhan
dikembangkannya pembelajaran berbasis masalah berbantuan LKPD
dengan tahapan Polya. Hasil validasi menunjukkan bahwa pembelajaran
berbasis masalah berbantuan LKPD dengan tahapan Polya pada materi
sistem persamaan linear dua variabel telah valid/layak digunakan. Hasil
akhir dari penelitian pengembangan ini adalah sintak/tahapan pembelajaran
berbasis masalah berbantuan LKPD dengan tahapan Polya untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis peserta didik.
2. Pembelajaran berbasis masalah berbantuan LKPD dengan tahapan Polya
efektif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis peserta
didik. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan komunikasi matematis peserta
didik yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah berbantuan LKPD
dengan tahapan Polya lebih tinggi daripada kemampuan komunikasi
matematis peserta didik yang menggunakan pembelejaran konvensional.
106
Selain itu, kemampuan komunikasi matematis peserta didik yang
menggunakan pembelajaran berbasis masalah berbantuan LKPD dengan
tahapan Polya dikategorikan tinggi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dikemukakan sara-saran sebagai
berikut:
1. Guru dapat memanfaatkan produk pengembangan pembelajaran berbasis
masalah berbantuan LKPD dengan tahapan Polya yang diharapkan dapat
dijadikan alternatif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis
peserta didik pada materi sistem persamaan linear dua variabel.
2. Pembaca dan peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian lanjutan
pembelajaran berbasis masalah berbantuan LKPD dengan tahapan Polya
hendaknya:
a. Mengembangkan pembelajaran berbasis masalah berbantuan LKPD
dengan tahapan Polya pada ruang lingkup yang berbeda, atau dalam
kemampuan lainnya yang harus dimiliki peserta didik dalam
pembelajaran matematika.
b. Memperhatikan karakteristik masing-masing peserta didik dalam
pembentukan kelompok diskusi. Selain memperhatikan tingkat
kemampuan matematika peserta didik, kemampuan interaksi sosial
peserta didik juga harus diperhatikan agar diskusi dapat berjalan secara
aktif dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
c. Permasalahan yang dibuat dalam LKPD harus sesuai dengan
karakteristik permasalahan pembelajaran berbasis masalah.
107
DAFTAR PUSTAKA
.Akinoglu, Orhan dan Tandongan, Ruhan Ozkardes. 2007. The Effects of
Problem- Based Active Learning in Science Education on Student’sAcademic Achievement, Attitude and Concept Learning. Eurasia Journalof Mathematics, Science & Technology Education.
Ansari, Bansu.I. 2003. Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman danKomunikasi Matematis Siswa SMU Melalui Strategi Think-Talk-Write.Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. [Disertasi].
Arends, Richrad. 1997. Classroom instruction and management. New York:McGraw Hill Companies.
. 2008. Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar. BukuDua.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.
. 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.
Astuti, A dan Leonard. 2015. Peran Kemampuan Komunikasi Matematikaterhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa. Jurnal Formatif 2(2): 102-110.
Astuti, Y dan Setiawan, B. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing dalam PembelajaranKooperatif pada Materi Kalor. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 2(1),hlm. 88-92.
Azizah, Siti Maryam Noer. 2011. Pengaruh Penerapan Model PembelajaranKooperatif Tipe Think Pair Share Terhadap Kemampuan KomunikasiMatematis Siswa. Jakarta: UIN Jakarta. [Skripsi]
Barrody, A, J. 1993. Problem Solving, Reasoning, and Communicating. K-8Helping Children Think Mathematically. New York Macmillan PublishingCompany.
108
Borg, W.R dan Gall, M.D. 1989. Educational Research and Introduction. NewYork: Longman.
Clark, Keren K, et.al. 2005. Strategies for Building MathematicalCommunication in the Middle School Classroom: Modeled inProfesional Development, Implemented in the Classroom. CurrentIssues in the Middle Level Education. 11(2), 1-12.
Darmawan. 2010. Penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah dalamMeningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran IPSdi MI Darrusaadah Pandeglang. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol. 11No.2.
Darmodjo, Hendro dan Jenny R.E Kaligis. 1992. Pendidikan IPA II. Jakarta:
Depdikbud
Delisle, R. 1997. How to use problem-based learning in the classroom.Alexandria,VA:ASCD
Depdiknas. 2006. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2006, tentang StandarIsi. Depdiknas. Jakarta
. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: PusatKurikulum Depdiknas.
. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58Tahun 2014, tentang Kurikulum 2013 Sekolah MenengahPertama/Madrasah Tsanawiyah. Depdiknas. Jakarta
Duch, B., Groh, S., dan Allen, D. 2001. The power of problem-based learning:A practical “how to” for teaching undergraduate courses in anydiscipline. Sterling: Stylus Publishing.
Greenes, C. dan Schulman, L. 1996. Communication Processes inMathematical Explorations and Investigations. In P.C. Elliott and M.J.Kenney (Eds). 1996 Yearbook. Communication in Mathematics. K-12and Be.vond. USA: NCTM
Hendriana, H. 2016. Meningkatkan kemampuan Komunikasi dan PemecahanMasalah serta Disposisi Matematik Siswa SMA melalui MetodePenemuan Terbimbing. Bandung: STKIP Siliwangi. [Tesis]
Herman, Tatang. 2007. Pembelajaran Berbasis Masalah untuk MeningkatkanKemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa SekolahMenengah Pertama. Educationist. Vol 1, hlm 47-55.
109
Hidayat, M. A. 2004. Bahan Penelitian Matematika “Teori-Teori BelajarMatematika”. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Lestari, K.E. dan Mokhamad R.Y. 2015. Penelitian Pendidikan Matematika.Bandung: Refika Aditama.
McKenzie, Fiona. 2001. Developing Children’s Communication Skill to AidMathematical Understanding. ACE Papers, 10.
National Council of Teachers of Mathematics (NCTM). (1996). Communicattionin Mathematics. K-12 and Byon, Virginia.
. 2000. Principles and Standards for School Mathematics.NCTM: Reston VA.
Polya, G. 1962. Mathematical discovery: On understanding learning andteaching problem solving. New York: John Wiley and son, Inc.
. 1973. How to Solve It. A New Aspect of Mathematical Method(1st ed.). New Jersey: Princeton University Press.
Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.Yogyakarta: Diva Press.
Purba, Nirmala. 2016. Peningkatan Kemampuan Komunikasi SiswaMenggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah. Matematics Paedagogic.Vol 1, No 1, hlm 19-28.
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme.Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sudarman. 2007. Problem Based Learning: Suatu Model Pembelajaran untukMengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah.Jakarta: Jurnal pendidikan inovatif.
Sudijono, Anis. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja GrafindoPersada. ‘
Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi ke-6. Bandung: Tarsito.
110
Sumarmo, U. 2006. Pembelajaran untuk Mengembangkan KemampuanBerfikir Matematik. Makalah disajikan pada seminar nasionalpendidikan MIPA,FMIPA. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
. 2010. Teori, Paradigma, Prinsip, dan Pendekatan PembelajaranMIPA dalam Konteks Bahasa Indonesia: Evaluasi dalam PembelajaranMatematika. Bandung: FMIPA UPI.
Suparno, Paul. 2001. Filsafat Kontruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:Kanisius.
Surya, E. Syahputra, E dan Juanita, N. 2018. Pengaruh Problem BasedLearning terhadap kemampuan komunikasi matematis dan self regulatedlearning. Journal of Education and Practice. Vol. 9, No.6, hlm 14-23.
Tasdikin. 2012. Pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkankemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP.Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Diakses pada tanggal 3Februari 2018, dari http://repository.upi.edu/tesisview. [Tesis]
. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta:PrestasiPustaka
. 2010. Mendesain Model Pembelajran Inovatif-Progresif: Konsep,Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat satuanpendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Umar, Wahid. 2012. Membangun Kemampuan Komunikasi Matematis dalamPembelajaran Matematika. Jurnal Ilmiah Program Studi MatematikaSTKIP Siliwangi Bandun., Vol 1, No 1.
UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003-2006. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.Bandung: Fokus Media.
Wardani, V. Novia dan Merona S. Putri. 2016. Implementasi ModelPembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan KomunikasiMatematis Siswa. Jurnal Silogisme: Kajian Ilmu Matematika danPembelajarannya. Vol. 1, No.2.
Widjajanti, E. 2008. Kualitas Lembar Kerja Siswa. Jurnal Pendidikan KimiaFMIPA. Universitas Negeri Yogyakarta.
111
Widoyoko, Eko Putro. 2013. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:Pustaka Bealajar.
Wulandari. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis CeritaBergambar Materi Sistem Pencernaan Di SMP. J.bio.edu.2(3).
Yeager, A dan Yeager, R. 2008. Teaching Trough the Mathematics Processes.Jurnal Communication mathematical Vol 2(1). Diakses pada tanggal 13Februari 2018 dari http://gains-wikispaces.com.