Top Banner
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS STRUCTURED INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS (Tesis) Oleh SISKA WIDI WULANDARI 1623021008 PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2019
68

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

Jun 26, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN

BERBASIS STRUCTURED INQUIRY TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

MATEMATIS

(Tesis)

Oleh

SISKA WIDI WULANDARI

1623021008

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2019

Page 2: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARANBERBASIS STRUCTURED INQUIRY TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITISMATEMATIS

Oleh

SISKA WIDI WULANDARI

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untukmemperoleh multimedia berbasis structured inquiry yang dapat meningkatkankemampuan berpikir kritis matematis. Populasi penelitian ini adalah siswa kelasXI SMK Ma’arif I Metro Tahun Pelajaran 2017/2018. Prosedur penelitian inimengacu prosedur Ivers dan Baron, yaitu DDD-E (Decide, Design, Develop,Evaluate). Tahapan pengembangan adalah studi pendahuluan, pembuatanmultimedia, validasi multimedia dan tes kemampuan berpikir krtis matematis.Data penelitian diperoleh melalui tes berpikir kritis matematis. Teknik analisisdata menggunakan uji t. Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruhpembelajaran menggunakan multimedia terhadap kemampuan berpikir kritismatematis. Hasil studi pendahuluan menunjukkan kebutuhan dikembangkannyamultimedia. Hasil validasi multimedia menunjukkan bahwa multimedia termasukdalam kategori baik. Rerata Hasil posttest terhadap pembelajaran multimediamenunjukkan kemampuan berpikir kritis matematis lebih baik dibanding dengankemampuan berpikir kritis matematis dengan pembelajaran yang tidakmenggunakan multimedia.

Kata kunci: Multimedia , berpikir kritis matematis, structured inquiry.

iii

Page 3: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

ABSTRACT

DEVELOPING THE STRUCTURED INQUIRY MULTIMEDIALEARNING TOWARD MATHEMATICALLY

CRITICAL THINKING ABILITY

SISKA WIDI WULANDARI

This study is a development research that aims to obtain how the result of thedeveloping of structured inquiry-based multimedia on mathematically criticalthinking ability is. The populations of the study are the students of grade XI SMKMa’arif I Metro academic year 2017/2018. The procedure of this study refers toIvers and Baron's procedures, so the development model used in this study coversthe DDD-E Model namely (Decide, Design, Develop, Evaluate). The stages of thedevelopment model consist of preliminary studies, developing multimedia,validating multimedia and tests of mathematically critical thinking skills, initialfield tests, and field tests..The research data was obtained through mathematicalcritical thinking tests. The data analysis technique uses the t test. This test wasconducted to determine the effect of learning using multimedia on mathematicallycritical thinking skills. The results of the preliminary study indicate that there isthe need to develop multimedia. The results of multimedia trials show thatmultimedia is included in the good category. The average of learning outcomestoward multimedia learning show mathematical critical thinking skills are betterthan those of learning without using multimedia.

Keywords: multimedia, mathematical critical thinking, structured nquiry.

iv

iv

Page 4: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN

BERBASIS STRUCTURED INQUIRY TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

MATEMATIS

Oleh

SISKA WIDI WULANDARI

16230210081008

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

MAGISTER PENDIDIKAN

Pada

Program Pascasarjana Magister Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2019

Page 5: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro
Page 6: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro
Page 7: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro
Page 8: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Siska Widi Wulandari, dilahirkan pada

tanggal 25 Oktober 1987 di Desa Nambah Dadi,

Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung

Tengah. Penulis merupakan anak kelima dari lima

bersaudara dari pasangan Bapak Pardan Susanto dan Ibu

Yanti Ermawati.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah di TK PKK yang diselesaikan

pada tahun 1993, dilanjutkan di SD Negeri 2 Nambah Dadi yang diselesaikan

pada tahun 1999, kemudian dilanjutkan di SLTP Negeri 1 Terbanggi Besar yang

diselesaikan pada tahun 2002, kemudian dilanjutkan di SMU PGRI 1 Terbanggi

Besar yang diselesaikan pada tahun 2005, dan kemudian dilanjutkan kuliah pada

program studi Pendidikan Matematika di Universitas Muhammadiyah Metro yang

diselesaikan pada tahun 2009. Pada tahun 2016 diterima menjadi mahasiswa

Universitas Lampung, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan, Jurusan

Pendidikan MIPA dengan Program Studi Magister Pendidikan Matematika dan

diselesaikan pada tahun 2019.

viii

Page 9: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

MOTTO

”selalu hadirkan Allah dalam setiap perjuangan”

Siska Widi Wulandari

ix

Page 10: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

PERSEMBAHAN

Dengan penuh syukur atas limpahan rahmat dan nikmat Allah AWT, karya ini

penulis persembahkan untuk:

1. Suami Dedy hidayatullah Al Arifin dan anak Yusuf Abdur Rahman Al arifin

tercinta yang selalu mencurahkan kasih sayang, bimbingan, motivasi, dan do’a

Semoga dilimpahkan kesehatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.

2. Ayahanda Pardan Susanto dan ibunda Yanti Ermawati tercinta sebagai

ungkapan rasa hormat, bangga dan syukur atas segala kasih sayang,

bimbingan, motivasi, dan do’a. Semoga dilimpahkan kesehatan dan

kebahagiaan dunia dan akhirat.

3. Ayahanda Kasmin Subagiyo dan ibunda Suranti tercinta sebagai ungkapan

rasa hormat, bangga dan syukur atas segala kasih sayang, bimbingan,

motivasi, dan do’a. Semoga dilimpahkan kesehatan dan kebahagiaan dunia

dan akhirat.

4. Kakak-kakaku tersayang, yang memberikan semangat dan do’a.

5. Keluarga besarku yang selalu mendukung selama.

6. Sahabat seperjuangan yang selalu memberi motivasi dan semangat.

7. Almamater tercinta, Universitas Lampung.

x

Page 11: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan

hidayah-Nya dapat diselesaikanya Tesis dengan judul ”Desain Pengembangan

Multimedia Pembelajaran Berbasis structured Inquiry Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Matematis” adalah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister

Pendidikan Matematika di Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa terselesaikanya penyusunan tesis ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang

tulus ikhlas kepada:

1. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku dosen pembimbing I dan Ketua Jurusan

Pendidikan MIPA yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk

membimbing, memberikan perhatian, dan motivasi selama penyusunan tesis

sehingga menjadi lebih baik.

2. Bapak Drs. Suharsono S, M.Sc., Ph.D., selaku dosen pembimbing II yang

telah bersedia meluangkan waktunya untuk konsultasi dan memberi

bimbingan, sumbangan pemikiran, kritik, dan saran selama penyusunan tesis,

sehingga tesis ini menjadi lebih baik..

3. Bapak Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd., selaku dosen pembahas I dan Ketua

Program Studi Magister Pendidikan Matematika yang telah memberi

xi

Page 12: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

masukan, kritik, dan saran kepada penulis serta memberikan kemudahan

dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Bapak Dedy Hidayatullah Alarifin. M.P.d, selaku validator ahli media

interaktif yang telah memberikan penilaian dan saran perbaikan.

5. Bapak Swaditya Rizky. M.Sc., selaku validator ahli materi pada media

interaktif dan soal kemampuan berpikir kritis dalam penelitian yang telah

memberi banyak penilaian dan saran perbaikan.

6. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung, beserta staf dan jajaranya yang telah memberikan bantuan kepada

penulis dalam menyelesaikan tesis.

7. Bapak Prof. Drs. Mustofa., MA., Ph.D., selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Lampung, beserta staf dan jajaranya yaang telah memberikan

perhatian dan arahan dalam menyelesaikan tesis.

8. Bapak ibu Dosen Magister Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruanan

dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan pada

penulis.

9. Bapak Drs. H. Muslan, selaku kepala sekolah SMK Ma’arif 1 Metro beserta

wakil, staf, dan karyawan yang telah memberi kemudahan selama penelitian.

10. Ibu Fitri kurniasari, S.Pd., selaku guru mata pelajaran matematika yang telah

membantu dalam penelitian.

11. Bapak Ruswandi, S.Pd, selaku validator ahli pada perangkat pembelajaran

yang telah memberikan masukan dan saran.

12. Siswa/siswi kelas XI SMK Negeri 1 SMK Ma’arif 1 Metro tahun pelajaran

2017/2018, atas semangat dan kerjasamanya.

xii

Page 13: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini.

Semoga dengan kebaikan, bantuan dan dukungan yang telah diberikan pada

penulis, mendapat balasan pahala yang setimpal dari Allah SWT dan semoga tesis

ini bermanfaat.

Bandar Lampung, 13 Januari 2019

Penulis

xiii

Page 14: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL............................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 5D. Manfaat Penelitian................................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Pembelajaran Matematika .................................................................... 6B. Model Pembelajaran Inquiry ................................................................ 8C. Model Pembelajaran Structured Inquiry .............................................. 9D. Media Pembelajaran ............................................................................. 12E. Berpikir Kritis Matematis..................................................................... 18F. Penelitian yang Relevan ....................................................................... 22G. Definisi Operasional............................................................................. 23H. Kerangka Pikir...................................................................................... 24I. Hipotesis Penelitian.............................................................................. 26

BAB III METODE PENELITIANA. Subjek Penelitian.................................................................................. 27B. Jenis Penelitian dan Prosedur Penelitian .............................................. 27C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 31D. Instrumen Penelitian ............................................................................ 31E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 39

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian...................................................................................... 43B. Pembahasan .......................................................................................... 59

BAB VKESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan........................................................................................... 64B. Saran..................................................................................................... 65

xiv

Page 15: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 66

LAMPIRAN..................................................................................................... 71

xv

Page 16: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Sintak Model Structured Inquiry ........................................................... 11

2.2 Indikator Kemampuan Berpikir kritis .................................................... 22

3.1 Hasil Validitas Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis... 35

3.2 Interprestasi Indeks Tingkat Kesukaran Butir Tes

Kemampuan Berpiki Kritis ..................................................................... 36

3.3 Hasil Indeks Kesukaran Instrumen Tes Kemampuan Berpiki Kritis ...... 37

3.4 Interprestasi Nilai Daya Pembeda Tes Kemampuan Berpiki Kritis........ 38

3.5 Hasil Daya Pembeda Instrumen Tes Kemampuan Berpiki Kritis .......... 38

3.6 Hasil Uji Normalitas .............................................................................. 40

3.7 Hasil Uji T............................................................................................... 41

4.1 Skor dan Kriteria Hasil Validasi Multimedia Ahli Materi...................... 50

4.2 Skor dan Kriteria Hasil Validasi Multimedia Ahli Media ...................... 51

4.3 Rekapitulasi Skor SkalaUji Coba Multimedia ........................................ 54

4.4 Data Nilai Post Test Kemampuan Berpiki Kritis Matematis ................. 58

4.5 Data Hasil Uji T Nilai Post Test ............................................................. 59

xvi

Page 17: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Langkah-Langkah Metode Penelitian Dan Pengembangan ................... 30

4.1 Gambar Cover Multimedia ..................................................................... 48

4.2 Gambar Storyboard Multimedia ............................................................. 48

4.3 Gambar Flowchart struktur linear Multimedia ....................................... 49

4.4 Gambar Cover Multimedia sebelum dan sesudah direvisi...................... 52

4.5 Gambar Menu Utama Multimedia sebelum dan sesudah direvisi .......... 52

4.6 Gambar Menghilangkan Tombol Menu Multimedia sebelum

dan sesudah direvisi ............................................................................... 53

4.8 Apresepsi Guru Saat Kegiatan Pembelajaran ........................................ 55

4.9 Siswa Menyelesaikan Masalah yang Disajikan ..................................... 56

4.10 Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi .............................................. 57

xvii

Page 18: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. MULTIMEDIA PEMBELAJARAN

A1. Media Pembelajaran Matematika Berbasis structured inquiry

Untuk Meningkatkan KemampuanBerpikir Kritis

Matematis Siswa. ........................................................................... 71

A2. Silabus ............................................................................................ 112

A3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)..................................... 120

B. INSTRUMEN PENELITIAN

B1. Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ................ 148

B2. Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ........ 150

B3 kisi- kisi soal uji coba tes kemampuan berpikir kritis ...................... 151

B4 Rubrik Penskoran kemampuan berpikir kritis.................................. 155

B5. Soal Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ................................. 157

B6. Kunci Jawaban Soal Kemampuan Berpikir Kritis Metematis ........ 158

B7. Kisi- Kisi Angket Respon Siswa Terhadap Multimedia ................. 164

B8. Angket Respon Siswa Terhadap Multimedia.................................. 165

C. ANALISIS DATA

C1. Analisis Validasi Soal Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ..... 168

C2. Analisis Reliabilitas Soal Kemampuan Berpikir Kritis Matematis. 168

C3. Analisis Indeks Kesukaran Soal Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis ....................................................................................... 168

C4. Analisis Daya Pembeda Soal Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis........................................................................................ 168

C5. Analisis Validasi Pengembangan Multimedia

xviii

Page 19: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

oleh Ahli Materi... ........................................................................... 169

C6. Analisis Validasi Pengembangan Multimedia oleh

Ahli Media...............................................................................172

C7. Analisis Angket Respon Siswa Uji Coba Kelompok Kecil

Terhadap Multimedia...................................................................... 175

C8. Analisis Angket Respon Siswa Uji lapangan Terhadap

Multimedia..................................................................................... 178

C10. Rekapitulasi nilai Post Test .......................................................... 179

C11. Analisis Uji Normalitas ................................................................ 181

C12. Analisis Uji Homogenitas ............................................................ 182

C13. Analisis Uji Sampel T-Test .......................................................... 183

D. LEMBAR PENILAIAN VALIDASI AHLI

D1. Lembar Penilaian Validasi Ahli Soal Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis ....................................................................................... 185

D2. Lembar Penilaian Validasi Multimedia Ahli Materi ...................... 188

D3. Lembar Penilaian Validasi Multimedia Ahli Media. ...................... 191

E. LAIN-LAIN

E1. Surat Izin Penelitian Pendahuluan .................................................. 195

E2. Surat Izin Penelitian ....................................................................... 196

E3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ......................... 197

E4. Surat Kesediaan Membimbing Tesis .............................................. 198

xix

Page 20: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan generasi bangsa.

Penataan kualitas pendidikan yang baik dan peningkatkan program pendidikan

akan meningkatkan sumber daya manusia. Pembaharuan pendidikan di

Indonesia perlu terus dilakukan untuk menciptakan dunia pendidikan yang

fleksibel terhadap perubahan zaman. Menurut Susanto (2013:185) salah satu

disiplin ilmu yang berkaitan dengan pengetahuan dan pengembangan teknologi

adalah matematika yang dapat meningkatkan kemampuan bepikir dan

memberikan konstribusi dalam masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja,

serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Matematika menjadi mata pelajaran wajib di semua jenjang

pendidikan. Untuk itu, pembelajaran matematika harus dilaksanakan

berdasarkan tujuan pendidikan nasional.

Pembelajaran matematika berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(Depdiknas, 2006) bertujuan untuk menjadikan siswa mampu memahami

konsep matematika, menggunakan penalaran, memecahkan masalah,

mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain

untuk memperjelas keadaan atau masalah serta sikap menghargai kegunaan

matematika dalam kehidupan. Menurut Rochmad (2013: 2) pada mata pelajaran

Page 21: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

2

matematika banyak materi yang dapat mengantarkan siswa memiliki

keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Proses tersebut dilalui setelah

menentukan tujuan dan mempertimbangkan sasaran. Berpikir kritis merupakan

bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah,

merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai kemungkinan dan membuat

keputusan ketika menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif

dalam tipe yang tepat. Keterampilan berpikir kritis matematis perlu

dikembangkan dalam diri peserta didik karena melalui keterampilan berpikir

kritis matematis, peserta didik dapat lebih mudah memahami konsep, peka

akan masalah yang terjadi sehingga dapat memahami dan menyelesaikan

masalah, dan mampu mnegaplikasikan konsep dalam situasi yang berbeda.

Siswa perlu mengembangkan berpikir kritis agar memiliki keterampilan hidup,

memiliki kemampuan bersikap dan berperilaku adaptif dalam menghadapi

tantangan dan tuntutan kehidupan sehari-hari secara efektif. Pengembangan

keterampilan berpikir kritis matematis dalam proses pembelajaran memerlukan

keahlian guru. Keahlian dalam memilih media yang tepat merupakan faktor

yang menentukan keberhasilan pengembanagan keterampilan berpikir kritis

matematis dan hasil belajar peserta didik.

Kendati demikian, Indonesia memiliki nilai rendah pada mata pelajaran

matematika karena siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit.

Hal ini berdasarkan data kemendikbud tahun 2016 rata-rata nilai Ujian

Nasional matematika tingkat SMK secara nasional hanya 48,24 lebih rendah

dari rata rata nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Rata-

rata Nilai Ujian Nasional matematika di Lampung yaitu 33,67 dan nilai

Page 22: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

3

tersebut merupakan ketiga terbawah dari 34 provinsi di Indonesia. Oleh karena

itu diperlukan upaya peningkatan kualitas pendidikan di Provinsi Lampung

untuk memperbaiki sumber daya yang dibutuhkan dunia global.

Peningkatan kualitas pendidikan guna menunjang naiknya peringkat nilai rata-

rata ujian matematika untuk itu pada proses pembelajaran matematika

diperlukannya metode yang menarik salah satumya dengan penggunaan media

untuk memunculkan kreativitas dan berpikir kritis siswa di dalam kelas. Untuk

itu pembelajaran berbasis komputasi selayaknya sudah digunakan guru dalam

proses pembelajaran di sekolah. Dalam proses pembelajaran, media dapat

mempermudah siswa untuk memahami materi pembelajaran. Media

pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran lebih menarik dan

mudah dimengerti dari segi penampilan gambar, tulisan, dan animasi. Oleh

karena itu media dapat menyampaikan pesan dari guru ke siswa secara lebih

menarik dan menyenangkan. Media pembelajaran menempati posisi yang

cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Media

sebagai alat komunikasi dalam pembelajaran agar terjadi proses pembelajaran

yang optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem

pembelajaran. Menurut Paivio (1971:12) belajar dengan menggunakan indra

pandang dan dengar akan memberikan keuntungan bagi siswa. Siswa akan

belajar lebih banyak jika materi pelajaran disajikan hanya dengan stimulus

pandang atau hanya dengan stimulus dengar. Kemudian Dale (Arsyad 2002:13)

memperkirakan bahwa pemerolehan hasil belajar melalui indra pandang

berkisar 75%, melalui indra dengar sekitar 13%, dan melalui indra lainnya

sekitar 12%.

Page 23: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

4

Proses pembelajaran guru masih menjelaskan materi secara konvensional

menggunakan spidol dan papan tulis. Pembelajaran tersebut terkesan monoton

dan kurang menarik. Disekolah Sarana dan prasarana sudah mendukung untuk

penggunaan media berbasis komputasi seperti LCD, tetapi belum di

manfaatkan secara maksimal. Untuk itu guru mengharapkan adanya media dan

model pembelajaran yang baru. Agar proses guru dalam melakukan

pembelajaran bisa lebih menarik. Maka penelitian ini menggembangkan

multimedia berbasis structured inquiry untuk digunakan pada proses

pembelajaran disekolah.

Metode inkuiri merupakan metode pengajaran yang berusaha meletakkan dasar

dan mengembangkan cara berfikir ilmiah. Dalam penerapan metode ini siswa

dituntut untuk lebih banyak belajar sendiri dan berusaha mengembangkan

kreatifitas dalam pengembangan masalah yang dihadapinya sendiri. Metode

inquiry akan menciptakan kondisi belajar yang efektif dan kondusif serta

mempermudah dan memperlancar kegiatan belajar mengajar (Sudjana:2004).

Pembelajaran multimedia berbasis komputer memiliki nilai lebih dibanding

bahan pembelajaran tercetak biasa. Pembelajaran menggunakan multimedia

berbasis structured inquiry akan menunjang pemahaman peserta didik terhadap

materi yang di ajarkan. Karena pembelajaran yang menngunakan indra

pandang dan dengar akan jauh lebih efektif dari pada menggunakan indra

dengar saja. Oleh karena itu penngunaan multimedia akan sangat membantu

proses belajar mengajar peserta didik dan guru. Dengan penggunaan mutimedia

dalam proses pembelajaran di sekolah maka akan memunculkan berpikir kritis

siswa sehinnga hasil belajar yang diperoleh akan menjadi baik.

Page 24: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dirumuskan permasalahan

dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengembangan multimedia pembelajaran berbasis structured

inquiry yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis?

2. Bagaimanakah efektivitas multimedia pembelajaran berbasis structured

inquiry untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menghasilkan multimedia pembelajaran berbasis structured inquiry untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis.

2. Menghasilkan multimedia pembelajaran berbasis structured inquiry yang

efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan akan

memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai pengembangan multimedia

matematika dengan menggunakan Model structured inquiry yang dapat

dimanfaatkan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran di sekolah. Dengan

demikian siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis.

Page 25: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Matematika

Proses belajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi penyampaian pesan

dari sumber pesan melalui media tertentu ke penerima pesan. Undang-undang RI

Nomor 20 Tahun 2003 mendefinisikan “pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar”. Menurut Slavin (2011:177) sebagai perubahan dalam diri seseorang

yang disebabkan oleh pengalaman. Pembelajaran sangat erat kaitannya dengan

perkembangan sehingga melalui pembelajaran siswa dapat berkembang dan

menjadi dewasa. mbelajaran dan berperan memberikan pelayanan untuk

memudahkan siswa dalam pembelajaran. Belajar menurut Hamalik (2008: 28),

adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan

lingkungan, yang di dalamnya terjadi serangkaian pengalaman-pengalaman

belajar.

Matematika memiliki posisi yang penting dalam kurikulum pendidikan di

Indonesia. Hal ini dapat dilihat pula dari Ujian Nasional dimana Matematika

menjadi salah satu mata pelajaran yang diujikan. Matematika merupakan suatu

bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses

penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis

Page 26: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

7

dari kebenaran sebelumnya sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika

bersifat sangat kuat dan jelas (Depdiknas, 2004: 6). Ebbutt dan Straker

(Marsigit, 2009) menyatakan bahwa pembelajaran matematika di sekolah

merupakan kegiatan penelusuran pola dan hubungan. Implikasi dari pandangan

ini terhadap pembelajaran matematika adalah: (1) memberi kesempatan siswa

untuk melakukan kegiatan penemuan dan menyelidiki pola-pola untuk

menentukan hubungan; (2) memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan

berbagai cara; (3) mendorong siswa untuk menemukan adanya urutan,

perbedaan, perbandingan, pengelompokan.

Herman (1989: 3) hakekat matematika berkenaan dengan ide-ide (gagasan-

gagasan), struktur-struktur dan hubungan-hubungannya diatur secara logika

sehingga matematika itu berkaitan dengan konsep-konsep abstrak. Menurut

Abdurahman (2003: 252) matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi

praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan

keruangan sehingga fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir.

Belajar matematika bagi para siswa merupakan pembentukan pola pikir dalam

pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan

(Suherman, 2003).

Definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian matematika

adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang susunan atau struktur yang

terorganisasikan dan fungsi praktisnya berguna mengekspresikan hubungan-

hubungan kuantitatif serta keruangan sehingga fungsi teoritisnya ialah guna

memudahkan berfikir.

Page 27: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

8

B. Model Pembelajaran Inquiry

Inquiry termasuk dalam bahasa Inggris yang secara harfiah memiliki arti

penyelidikan. Inquiry berasal dari kata “to inquire” yang berarti ikut serta,

mencari informasi, dan melakukan penyelidikan (Yuniyanti:2012). Inquiry

merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan hasil dari diskusi

untuk mempelajari dan menjelaskan suatu fakta yang ada (Colburn, 2000).

Siswa dapat menganalisis seluruh data yang mereka kumpulkan dan dapat

menarik suatu kesimpulan. Hasil dari penyelidikan atau penelitian yang

berupa informasi juga dapat meningkatkan pemahaman konsep dan teori dari

siswa (Kitot: 2010). Pembelajaran inkuiri dipandang sebagai suatu proses

dimana siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, merumuskan pertanyaan,

menginvestigasi secara luas, dan kemudian membangun pemahaman baru,

pengertian dan pengetahuan. Pengetahuan tersebut merupakan suatu hal yang

baru bagi siswa dan mungkin dapat digunakan untuk menjawab sebuah

pertanyaan, untuk mengembangkan solusi permasalahan atau untuk

menguatkan suatu keadaan atau pendapat (Alberta : 2004). Menurut Kardi

(2003: 3) inkuiri adalah pembelajaran yang dirancang untuk membimbing

siswa bagaimana meneliti masalah dan pertanyaan berdasarkan fakta. Model

inkuiri menekankan pada proses mencari dan menemukan, peran siswa dalam

model ini adalah mencari dan menemukan sendiri pemecahan masalah dalam

suatu materi pelajaran sedangkan guru sebagai fasilitator dan pembimbing

siswa untuk belajar. Kemudian Cleaf (1999: 2) menyatakan bahwa inkuiri

adalah strategi yang digunakan dalam kelas yang berorientasi proses. inkuiri

Page 28: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

9

merupakan sebuah strategi pengajaran yang berpusat pada siswa, yang

mendorong siswa untuk menyelidiki masalah dan menemukan informasi.

Menurut Abimanyu (2009: 7) kebaikan pembelajaran inkuiri adalah sebagai

berikut:

1) Siswa belajar bagaimana belajar melalui proses penemuan.2) Pengetahuan yang diperoleh melalui penemuan sangat kokoh.3) Metode penemuan membangkitkan gairah siswa dalam belajar.4) Metode penemuan memungkinkan siswa bergerak untuk maju sesuai

dengan kemampuannya sendiri.

Menurut Abimanyu (2009: 10) kelemahan pembelajaran inkuiri adalah

sebagai berikut:

1) Metode ini mempersyaratkan kesiapan mental, dalam arti siswa yangpandai akan memonopoli penemuan dan siswa yang bodoh akan frustasi.

2) Metode ini kurang berhasil untuk kelas besar karena waktu guru akanhabis untuk membantu siswa dalam kegiatan penemuannya.

3) Dalam pelajaran tertentu, fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-idemungkin terbatas.

4) Metode ini terlalu mementingkan untuk memperoleh pengertian,sebaliknya kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan keterampilan.

C. Model Pembelajaran Structured Inquiry

Colburn (2000: 42) mengelompokkan inquiry menjadi beberapa tingkatan,

yaitu inkuiri terstruktur (structured inquiry), inkuiri terbimbing (guided

inquiry), inkuiri terbuka (open inquiry). Penjelasannya sebagai berikut: (1)

inkuiri terstruktur, pada kegiatan pembelajaran guru menyediakan rumusan

masalah penyelidikan, bahan, dan prosedur, sedangkan hasilnya dicari oleh

siswa sendiri; (2) inkuiri terbimbing, pada kegiatan pembelajaran guru hanya

menyediakan bahan dan rumusan masalah penyelidikan, dan siswa

merancang prosedur penyelidikan untuk mencari jawaban permasalahan;

Page 29: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

10

(3) inkuiri terbuka, pada inkuiri ini siswa terlibat dalam merumuskan

masalah yang diteliti. Inkuiri ini mirip seperti cara kerjanya para peneliti.

Beberapa tipe dari inquiry, yaitu confirmation inquiry (inkuiri konfirmasi),

dimana siswa mengonfirmasi suatu teori atau prinsip berdasarkan hasil

penelitian yang sudah pernah dilakukan; structured inquiry (inkuiri

terstruktur), dimana guru memberikan permasalahan dan guru menjelaskan

prosedurnya kemudian siswa diminta menyelesaikan masalah tersebut secara

runtut dan terstruktur; guided inquiry (inkuiri terbimbing), pada tipe ini siswa

mendapat bimbingan dari guru berupa pertanyaan-pertanyaan yang

mengarahkan pada pokok permasalahan; open inquiry (inkuiri terbuka atau

bebas), siswa melakukan aktivitas inquiry secara mandiri dimulai dari

mengidentifikasi masalah, merumuskan percobaan sampai menarik suatu

kesimpulan (Bell: 2005).

Dari level inkuiri tersebut, pada prinsipnya tidak ada perbedaan. Dasar

pembeda level tersebut hanyalah pada kebebasan siswa dalam melakukan

kegiatan inkuiri. structured inquiry merupakan pendekatan dimana guru

melibatkan siswa dalam kegiatan hand-on untuk melakukan penyelidikan

sesuai dengan prosedur dan konsep, akan tetapi guru tidak memberitahukan

siswa alternatif hasil. Siswa menemukan hubungan antara variabel- variabel

atau disamping itu siswa menyimpulkan data yang telah dikumpulkan

(colburn: 2000). Inquiry terstruktur merupakan kegiatan inkuiri dimana guru

menentukan topik, pertanyaan, bahan, dan prosedur sedangkan analisis hasil

dan kesimpulan dilakukan oleh siswa (Amri : 2010). Menurut Zulfiani

(2009:121) dalam tingkat structured inquiry tindakan utama guru adalah

Page 30: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

11

mengidentifikasi permasalahan dan proses, sementara itu siswa

mengidentifikasi alternatif hasil.

1. Tahapan structured inquiry

Langkah pendekatan inkuiri terstruktur yang digunakan dalam penelitian ini

didasarkan pendapat Suryosubroto (1993: 27). Langkah pembelajaran

tersebut terdiri dari lima langkah. Berikut dijelaskan liima langkah tersebut

sebagai berikut:

Tabel 2.1 Tahapan structured inquiry

Fase Perilaku Guru

Menyajikan

pertanyaan atau

masalah

Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah.

Guru membagi siswa dalam kelompok

Berhipotesis Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk

memberikan pendapat dalam bentuk hipotesis. Guru

membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang

relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan

hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan

Melakukan diskusi

untuk memperoleh

Informasi

Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui

hasil diskusi.

Mengkomunikasikan

Hasil diskusi

Guru memberi kesempatan kepada setiap kelompok

untuk menyampaikan hasil diskusi yang terkumpul

Membuat

Kesimpulan

Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan

Page 31: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

12

2. Kelebihan dan kelemahan structured inquiry

Menurut Suryosubroto (1993: 33) ada beberapa kelebihan pembelajaran

structured inquiry , antara lain:

1. Menerapkan pengetahuan dalam situasi yang berbeda2. Mendapatkan kemampuan untuk belajar dan menerapkan materi

pengetahuan3. Mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan sehari- hari4. Memperoleh dan menganalisa informasi menjadi lebih trampil

Suryosubroto (1993: 34) menyatakan bahwa walaupun demikian baiknya

structured inquiry ini, masih ada pula kelemahan yang perlu diperhatikan.

Kelemahan pendekatan structured inquiry dijelaskan sebagai berikut:

1. Diharuskan adanya persiapan mental2. Pembelajaran ini kurang berhasil dalam kelas yang besar, misalnya

sebagian waktu hilang karena membantu siswa menemukan teori -teori.

3. Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakansiswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pembelajaran secaratradisional jika guru tidak menguasai pembelajaran inkuiri terstrukturini.

D. Media Pembelajaran

Pada proses Pembelajaran matematika diperlukannya media untuk

memunculkan kreativitas dan berpikir kritis siswa di dalam kelas. Untuk itu

pembelajaran berbasis komputasi selayaknya sudah digunakan guru dalam

proses pembelajaran di sekolah. Dalam proses pembelajaran, media dapat

mempermudah siswa untuk memahami materi pembelajaran. Media

pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran lebih menarik dan

mudah dimengerti dari segi penampilan gambar, tulisan, dan animasi.

Menurut Gerlach (1971: 3) bahwa media apabila dipahami secara garis besar

adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang

Page 32: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

13

membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Menurut Gagne (1970:6) media merupakan berbagai jenis komponen dalam

lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar Sehingga media

yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat membuat siswa aktif.

Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional (NEA) media merupakan bentuk -

bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Oleh

karena itu media dapat menyampaikan pesan dari guru ke siswa secara lebih

menarik dan menyenangkan. Media pembelajaran menempati posisi yang

cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Media

sebagai alat komunikasi dalam pembelajaran agar terjadi proses pembelajaran

yang optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem

pembelajaran. Menurut Usman (2002: 11) media pembelajaran adalah sesuatu

yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan

dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses

belajar pada dirinya. Menurut Musfiqon (2012: 28) Media pembelajaran

merupakan alat bantu berupa fisik atau non fisik yang sengaja digunakan

sebagai perantara guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran agar

lebih efektif dan efisien.

Menurut Arsyad (2013:74) terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam pemilihan media pembelajaranyakni sebagai berikut:

1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,

prinsip, atau generalisasi.3) Praktis, luwes dan bertahan4) Guru trampil menggunakannya5) Pengelompokan sasaran6) Mutu teknis

Page 33: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

14

Kemudian Gagne (Anitah, 2008:59) dalam pemilihan media perlu

mempertimbangkan beberapa hal berikut:

1) Variabel TugasDalam pemilihan media, guru harus menentukan jenis kemampuan yangdiharapkan dari pebelajar sebagai hasil pembelajaran, sehinggadisarankan untuk menentukan jenis stimulus yang diinginkan sebelummelakukan pemilihan media.

2) Variabel pebelajarKarakteristik pebelajar perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media,walaupun belum ada kesempatan karakteristik mana yang penting,namun guru menyadari bahwa pebelajar mempunyai gaya belajar yangberbeda.

3) Lingkungan belajarPertimbangan ini lebih bersifat administratif. Berbagai hal yang masukdidalamnya, antara lain: (a) besarnya biaya sekolah, (b) ukuran ruangankelas, (c) kemampuan mengembangkan materi baru, (d) ketersediaanradio, televisi, atau perlengkapan, (e) kemampuan guru dan kesediaanuntuk usaha-usaha mendesain pembelajaran, (f) sikap pemimpin sekolahmaupun guru terhadap inovasi, (g) Arsitektural sekolah.

4) Lingkungan pengembanganJelas akan sia-sia untuk merencanakan penyajian yang baik, bilapengembangan sumber- sumber tidak mendukung untuk tugas tersebut.

5) Ekonomi dan budayaDalam pemilihan media perlu mempertimbangkan apakah media itu,dapat diterima oleh pemakai dan sesuai dengan sumber dana sertaperalatan yang tersedia.

Menurut Gerlach (1971:18) media di kelompokkan berdasarkan ciri-ciri

fisiknya atas delapan kelompok, yaitu benda sebenarnya, presentasi verbal,

presentasi grafis, gambar diam, gambar bergerak, rekaman suara, pengajaran

terprogram, dan simulasi. Kemudian menurut Ibrahim (Daryanto, 2013:18)

media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta kompleks tidaknya alat dan

perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi dua

dimensi, media tanpa proyeksi tiga dimensi, media audio, media proyeksi,

televisi, video, komputer. Menurut Azhar Arsyad (2002: 6) ciri-ciri umum

yang terkandung dalam media pembelajaran, adalah: (1) Media pembelajaran

memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware

Page 34: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

15

(perangkat keras) yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba

dengan panca indera. (2) Media pembelajaran memiliki pengertian non fisik

yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang

terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan

siswa. (3) Penekanan media pembelajaran terdapat pada visual dan audio.

(4) Media pembelajaran memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar

baik di dalam maupun di luar kelas. (5) Media pembelajaran digunakan dalam

rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

(6) Media pembelajaran dapat digunakan secara massa (misalnya: radio,

televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide, viseo,

OHP), atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio tape/kaset, video

recorder). (7) Sikap perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang

berhubungan dengan penerapan suatu ilmu. Media pembelajaran mempunyai

beberapa fungsi.

Menurut Kemp dan Dayton (Arsyad, 2002: 20-21), fungsi media

pembelajaran ada tiga, yaitu:

a. Memotivasi minat dan tindakan

Untuk memenuhi fungsi, motivasi media pembelajaran dapat

direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan

adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa untuk bertindak.

b. Menyajikan informasi

Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dalam hal ini media

pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi di

hadapan siswa.

Page 35: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

16

c. Memberi instruksi

Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang

terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau

mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran

dapat berlangsung.

Sudjana dan Rivai (Azhar Arsyad, 2002: 25) mengemukakan manfaat media

pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa.

b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya.

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi.

d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar.

Berdasarkan teori-teori yang telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa

media pembelajaran merupakan alat untuk menyampaikan informasi yang

berupa isi pembelajaran dari sumber ke penerima. Media pembelajaran dapat

berupa hardware atau software yang gunanya untuk memotivasi, menarik

perhatian siswa, dan memberikan pembelajaran yang bermakna.

Murdanu (2005:4) menyatakan bahwa media pembelajaran merupakan segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (isi pembelajaran)

dari sumber ke penerimanya sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian, dan minat pebelajar sedemikian rupa proses belajar terjadi.

Kemudian, Arsyad (2002: 3) menyatakan bahwa secara lebih khusus,

pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai

alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses,

dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media pembelajaran

Page 36: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

17

adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi

untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai

tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna (Sutjipto :2013).

Sutjipto (2013: 68-69), mengkategorikan multimedia menjadi dua, yaitu

multimedia linear dan multimedia interaktif. Multimedia linear adalah

multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat kontrol yang dapat

dioperasikan oleh user/pengguna, berjalan secara sekuensial (berurutan),

misalnya TV dan film. Multimedia digunakan sebagai sarana belajar yang

disebut multimedia pembelajaran. Multimedia pembelajaran adalah aplikasi

multimedia yang dimanfaatkan dalam proses belajar dan pembelajaran untuk

menyalurkan pesan yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta

dapat merangsang pikiran, perasaan, kemauan, dan perhatian pebelajar.

Darmawan (2012: 55), menyatakan bahwa pembelajaran multimedia

memiliki beberapa karakteristik, yaitu:

a. Berisi konten materi yang representatif dalam bentuk visual, audio, danaudiovisual.

b. Beragam media komunikasi dalam penggunaannya.c. Memiliki kekuatan bahasa warna, dan bahasa resolusi obyek.d. Tipe-tipe pembelajaran yang bervariasi.e. Respon terhadap pembelajaran dan penguatan bervariasi.f. Mengembangkan prinsip Self Evaluation dalam mengukur proses dan

hasil belajarnya.

Menurut Mayer (2009: 3) mendefinisikan multimedia sebagai presentasi

materi dengan menggunakan kata-kata sekaligus gambar- gambar. kata yang

dimaksud adalah bentuk verbal menggunakan teks yang tercetak atau terucap

dan gambar adalah materi yang tersaji berbentuk gambar dapat berupa grafik

statis maupun dinamis. Penggunaan multimedia diharapkan dapat mencapai

Page 37: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

18

efektivitas belajar berupa peningkatan pengetahuan dan kreativitas siswa

dalam berpikir kritis serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian- uraian yang telah disampaika dapat diambil pemahaman

bahwa multimedia adalah perpaduan dari berbagai bentuk media, yaitu teks,

yang penggunanya mendapatkan keleluasaan dalam mengontrol multimedia

tersebut. model pembelajaran Structured inquiry adalah suatu model

pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dan berpikir kritis dalam proses

penemuan pengetahuan melalui kegiatan pembelajaran menggunakan media

pembelajaran yang telah disediakan rumusan masalah, dan prosedur

penelitian, sedangkan tugas siswa menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan

serangkaian tahapan penelitian yang dimulai dari tahap penetapan masalah,

merumuskan hipotesis, melaksanakan penyelidikan, mengolah dan

menganalisis data, dan menguji hipotesis.

E. Berpikir Kritis Matematis

Berpikir kritis adalah suatu kegiatan melalui cara berpikir tentang ide atau

gagasan yang berhubungan dengan konsep yang diberikan atau masalah yang

dipaparkan. Uraian tersebut selaras dengan pernyataan Susanto (2013),

“Berpikir kritis adalah suatu kegiatan menganalisis idea atau gagasan yang

lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi,

mengkaji dan mengembangkannya kearah yang lebih sempurna”. Berpikir

kritis berkaitan dengan asumsi bahwa berpikir merupakan potensi yang ada

pada manusia yang perlu dikembangkan untuk kemampuan optimal.

Page 38: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

19

Berpikir kritis merupakan proses mental untuk menganalisis informasi yang

diperoleh. Informasi tersebut didapatkan melalui pengamatan, pengalaman,

komunikasi, atau membaca (Suryosubroto: 2009). Kemudian menurut

Gerhand (Mayadiana: 2009) berpikir kritis merupakan suatu proses kompleks

yang melibatkan penerimaan dan penguasaan data, analisis data, evaluasi data

dan mempertimbangkan aspek kualitatif dan kuantitatif, serta membuat

seleksi atau membuat keputusan berdasarkan hasil evaluasi. Menurut Paul

(2008) berpikir kritis kritis merupakan seni menganalisis dan mengevaluasi

pikiran dengan pandangan lebih lanjut. Sedangkan menurut Johnson (2008)

menjelaskan berpikir kritis sebagai sebuah proses yang terarah dan jelas yang

digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil

keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitan ilmiah.

Dewey (Fisher 2007:2), mengungkapkan bahwa berpikir kritis adalah

pertimbangan aktif, persistent (terus-menerus), dan teliti mengenai sebuah

keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari

sudut alasan–alasan yang mendukungnya dan kesimpulan–kesimpulan

lanjutan yang menjadi kecenderungannya. Berpikir kritis merupakan runtutan

pemikiran yang sistematis dan terstruktur untuk menemukan suatu

pembuktian. Pernyataan tersebut selaras dengan pernyataan Chaffe

(2010:187), berpikir kritis didefinisikan sebagai berpikir untuk menyelidiki

secara sistematis proses berpikir itu sendiri. Maksudnya tidak hanya

memikirkan dengan sengaja, tetapi juga meneliti bagaimana kita dan orang

lain menggunakan bukti dan logika. Menurut Paul (2017:176) Berpikir kritis

adalah mode berpikir mengenai hal, substansi atau masalah apa saja, dimana

Page 39: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

20

si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara

terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan

standar-standar intelektual padanya.

Menurut Karim (2015:93) bahwa berpikir kritis adalah berpikir rasional

dalam menilai sesuatu. Sebelum mengambil suatu keputusan atau melakukan

suatu tindakan, maka dilakukan pengumpulkan informasi sebanyak mungkin

tentang sesuatu tersebut. Oleh karena itu, berpikir merupakan proses kognitif

yang tidak dapat dilihat secara fisik. Hasil dari berpikir dapat berupa ide,

pengetahuan, prosedur, argumen, dan keputusan. Spliter (1991) menyatakan

bahwa siswa yang berpikir kritis adalah siswa yang mampu mengidentifikasi

masalah, mengevaluasi dan mengkonstruksi argumen serta mampu

memecahkan masalah tersebut dengan tepat. Pendapat yang serupa juga

diungkapkan oleh Facione (1992) yang menyatakan bahwa berpikir kritis

yang meliputi kemampuan menganalisis, menarik kesimpulan, melakukan

interpretasi, penjelasan, pengaturan diri, ingin tahu, sistematis, bijaksana

mencari kebenaran, dan percaya diri terhadap proses berpikir yang dilakukan

sangat dibutuhkan seseorang dalam usaha memecahkan masalah.

1. Strategi Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Fisher (Susanto, 2013 : 122), membagi strategi berpikir kritis ke dalam

tiga jenis, yaitu: (1) strategi afektif; (2) kemampuan makro; (3)

keterampilan mikro. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai ketiga

hal tersebut:

Page 40: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

21

1. Strategi afektif bertujuan untuk meningkatkan berpikir independen dengan

sikap menguasai atau percaya diri, misalnya “saya dapat mengerjakan soal

ini sendiri”. Peserta didik harus didorong untuk mengembangkan

kebiasaan self questioning seperti: apa yang saya yakini? bagaimana saya

dapat meyakininya? apakah saya benar-benar menerima keyakinan ini?

Untuk mencapainya, peserta didik perlu suatu pendamping yang

mengarahkan pada saat mengalami kebuntuan, memberikan motivasi pada

saat mengalami kejenuhan dan lain sebagainya, misalnya guru.

2. Kemampuan makro adalah proses yang terlibat dalam berpikir,

mengorganisasikan keterampilan dasar yang terpisah pada saat urutan yang

diperluas dari pikiran, tujuannya tidak untuk menghasilkan suatu

keterampilan-keterampilan yang saling terpisah, tetapi terpadu dan mampu

berpikir secara komperhensif.

3. Keterampilan mikro adalah keterampilan yang menekankan pada

kemampuan global. Guru dalam melakukan pembelajaran harus

memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan proses kemampuan

berpikir kritis, melakukan tindakan yang mereflesikan kemampuan, dan

disposisi seperti yang direkomendasikan.

2. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Indikator kemampuan berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini

didasarkan pada pendapat Facione (2015), yaitu sebagai berikut.

Page 41: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

22

Tabel 2.2 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Indikator Umum IndikatorMenginterpretasi Memahami masalah yang ditunjukkan dengan

menulis yang diketahui maupun yang ditanyakan soaldengan tepat.

Menganalisis Mengidentifikasi hubungan-hubungan antarapernyataan-pernyataan, pertanyaan-pertanyaan, dankonsep-konsep yang diberikan dalam soal yangditunjukkan dengan membuat model matematikadengan tepat dan memberi penjelasan dengan tepat.

Mengevaluasi Menggunakan strategi yang tepat dalammenyelesaikan soal, lengkap dan benar dalammelakukan perhitungan.

Menginferensi Membuat kesimpulan dengan tepat.(Diambil dari Facione, 2015)

F. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah

penelitian dari Nafli Zakiah pada tahun 2011, dengan judul “Pengaruh

pendekatan inkuiri terstruktur terhadap keterampilan proses sains siswa pada

konsep sistem pernapasan manusia”. Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan

pendekatan inkuiri terstruktur memberikan pengaruh terhadap keterampilan

proses sains siswa. Post test menunjukkan rata- rata proses keterampilan sains

kelompok eksperimen termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan kelompok

kontrol termasuk dalam kategori sedang. Keterampilan proses sains yang

paling tinggi yaitu keterampilan mengamati. Dan paling rendah pada

keterampilan berhipotesis.

Selanjutnya Penelitian yang dilakukan oleh Putri Dwi Safitri (2010) dalam

jurnal yang berjudul “Pengembangan Media CAI (Computer Assisted

Page 42: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

23

Instruction) Pada Mata Pelajaran Animasi 2 Dimensi Materi Pokok

Pembuatan Obyek Pada Aplikasi Animasi 2 Dimensi Kelas XI Jurusan

Multimedia Di SMK Mahardika Surabaya”. Model pengembangan yang

digunakan yaitu “ Model DDD-E (Decide, Design, Develop, Evaluate)”. Hasil

dari Pengembangan media CAI (Computer Assisted Instruction) layak dan

efektif dilihat dari kemampuan awal siswa dikelas eksperimen dan kelas

kontrol memiliki kemampuan awal yang berbeda dan perbandingan antara

post test kelas eksperimen lebih besar dari post test kelas kontrol dapat

diartikan bahwa media yang diuji cobakan efektif dan dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.

Dari hasil penelitian tersebut, didapatkan kesimpulan bahwa penggunaan

metode pembelajaran struktur inkuiri dapat dijadikan sebagai metode untuk

mengembangkan media pembelajaran oleh karena itu peneliti bermaksud

melakukan penelitian yang sama yaitu mengukur sejauh mana kemampuan

berpikir kritis matematis siswa melalui pengembangan multimedia

pembelajaran berbasis structured inquiry.

G. Definisi Operasional

Untuk mengindari salam penafsiran istilah dalam penelitian ini, maka terdapat

istilah-istilah yang perlu dijelaskan, diantaranya adalah:

1. Multimedia Pembelajaran merupakan sebuah program multimedia yang

dapat menunjang proses belajar mengajar lebih menarik dan menyenangkan.

2. Model Pembelajaran structured Inquiry merupakan suatu cara yang

digunakan guru dalam mengajar siswa dimana didalamnya guru memberikan

Page 43: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

24

permasalahan dan guru menjelaskan prosedurnya kemudian siswa diminta

menyelesaikan masalah tersebut secara runtut dan terstruktur hingga siswa

tetap aktif mempelajari materi.

3. Berpikir Kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang

digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil

keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitan

ilmiah.

H. Kerangka Berpikir

Salah satu kemampuan yang penting dalam proses pembelajaran adalah

berpikir kritis matematis. Pengembangan kemampuan berpikir kritis

matematis merupakan suatu hal yang penting untuk dilakukan dan perlu

dilatihkan kepada siswa. Menurut Dewey (Fisher 2007 : 2), mengungkapkan

bahwa berpikir kritis adalah pertimbangan aktif, persistent (terus-menerus),

dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima

begitu saja dipandang dari sudut alasan–alasan yang mendukungnya dan

kesimpulan–kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya.

Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan, bahwa berpikir krtis siswa

dapat di tunjang dengan penggunaan media pembelajaran interaktif, sehingga

dalam proses belajar mengajar menjadi menyenangkan. Salah satu metode

pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis

adalah dengan model pembelajaran Structured Inquiry. Structured Inquiry

merupakan suatu cara yang digunakan guru dalam mengajar dimana

didalamnya guru memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa baik secara

Page 44: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

25

lisan dan yang tertulis menggunakan media pembelajaran interaktif. Pada

pembelajaran Structured Inquiry ini siswa diberikan masalah dengan

menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis Structured Inquiry,

siswa diharuskan untuk berperan aktif untuk mencari tahu secara mandiri

terlebih dahulu dalam menemukan konsep dari materi yang sedang dipelajari,

dan sesekali bertanya dengan guru jika mengalami kesulitan. keaktifan siswa

itu terwujud dalam salah satu karakteristik model pembelajaran Structured

Inquiry.

Pada proses pembelajaran menggunakan multimedia pembelajaran berbasis

Structured Inquiry, permasalahan dibangun dari pengetahuan yang

direkontruksi oleh siswa sendiri lewat pengetahuan yang dimiliki dan siswa

mengembangkan ide-idenya sesuai dengan persepsinya, seperti yang

diungkapakan Dewey pada teori kontruktivisme. Pada saat siswa

mengkontruksi pengetahuan yang dimilikinya dan mengembangkan ide-idenya,

siswa harus berpikir secara kritis dengan di tunjang media pembelajaran

interaktif yang menarik sehingga betapapun sulitnya permasalahan yang

diberikan, mereka yakin bisa menyelesaikannya dengan baik dan lebih teliti.

Berdasarkan uraian- uraian yang telah disampaikan, diharapkan pengembangan

multimedia pembelajaran berbasis Structured Inquiry, dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis matematis.

Page 45: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

26

I. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan hasil kajian teoritis, maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Pengembangan multimedia pembelajaran berbasis structured inquiry dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis pada materi Peluang di

kelas XI SMK.

2. Keefektivitasan hasil pengembangan multimedia pembelajaran berbasis

structured inquiry dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis

pada materi Peluang di kelas XI SMK.

Page 46: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

27

III. METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Ma’arif 1 Metro. Subjek dalam penelitian ini

adalah siswa kelas XI Teknik Komputer Jaringan dan Akuntansi memiliki siswa

sebanyak 30 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun

pelajaran 2017/2018.

B. Jenis dan Prosedur Penelitian

Jenis penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian dan pengembangan atau

Research and Development (R&D), penelitian ini mengacu pada prosedur Ivers

dan Baron (2002:15). Model pengembangan yang digunakan yaitu “ Model

DDD-E (Decide, Design, Develop, Evaluate)” Model DDD-E merupakan desain

pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengembangkan multimedia

pembelajaran. Pengembangan multimedia menggunakan model DDD-E terdiri

atas :

1. Decide

Tahap decide merupakan tahap awal yang dilakukan sebelum pembuatan

produk dengan tujuan mengumpulkan data mengenai hal- hal yang

dibutuhkan multimedia pembelajaran yang terdapat dilapangan dan

disesuaikan dengan tuntutan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)

Page 47: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

28

dengan study lapangan. pada tahap ini dilakukan wawancara awal kepada

guru di SMK Ma’arif 1 Metro terkait dengan masalah belajar. Hasilnya yaitu

pada proses belajar mengajar belum menggunakan media pada kelas XI.

Kemudian merencanakan produk multimedia. Pada tahap ini dilakukan

kegiatan determine project goals yang meliputi penentuan tujuan

pembelajaran, Berikutnya yaitu menentukan tema atau ruang lingkup yang

akan digunakan dalam mengembangkan multimedia pembelajaran.

Berikutnya, mengembangkan kemampuan prasyarat yang merupakan salah

satu syarat siswa untuk mencapai ketuntasan belajar. Berikutnya menilai

sumber daya berdasarkan sasaran yang ada pada lingkungan siswa kelas XI

SMK Ma’arif 1 Metro. Setelah melakukan manajemen awal dari tahap decide

maka dari tahap brainstorm content, pengembang akan mulai mencari atau

mengumpulkan ide-ide yang sesuai dengan media yang akan dikembangkan.

Setelah menemukan ide atau gagasan-gagasan mengenai multimedia

pembelajaran yang akan dikembangkan maka pengembang mengumpulkan

informasi bahan atau materi yang dibutuhkan (Conduct Research).

2. Design

Pada tahap design (Merencanakan), pada tahap design merupakan tahap

penuangan ide karena menghasilkan cetak biru untuk keseluruhan produk

multimedia dalam bentuk garis besar isi, outline materi, tampilan atau layout,

flowchart dan storyboard. Sebelum memulai mengembangkan media,

pengembang harus mengklasifikasikan elemen- elemen yang akan

dimasukkan dalam multimedia pembelajaran yang cocok digunakan seperti

Page 48: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

29

mengatur materi, suara dan urutan unsur media yang tergambar dalam

flowchart. Pada tahap ini produk yang dihasilkan dinamakan prototype 1.

3. Develop

Pada tahap develop (mengembangkan), tahap ketiga dari model DDD-E

adalah pengembangan, yang meliputi produksi komponen media seperti teks,

grafik, animasi, audio dan video atau memproduksi elemen media atau

membuat tampilan multimedia. Pada tahap ini dilakukan uji coba kelayakan

kepada ahli materi, ahli media, uji coba perorangan. Kemudian media yang

telah dikembangkan dan mendapat perbaikan dan dinyatakan layak oleh ahli

media dan ahli materi kemudian diujicobakan kepada siswa SMK kelas XI.

Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap media

pembelajaran yang dikembangkan. Setelah uji coba selesai dilaksanakan,

siswa diminta mengisi angket respon siswa terhadap media pembelajaran

tersebut dan dilaksanakan tes hasil belajar. Pada tahap ini, guru mata

pelajaran matematika melakukan penilaian terhadap media yang

diujicobakan.

4. Evaluate

Evaluasi dalam model DDD-E dilakukan pada setiap tahap pengembangan.

Tidak hanya pada pada produk akhir, evaluasi dilakukan pada tahap decide,

design dan develop. Pada tahap decide dilakukan penilaian terhadap

ketepatan antar topik dengan multimedia dan kelayakan hasil penelitian awal

untuk memastikan kecocokan produk multimedia sebagai solusi mengatasi

masalah pembelajaran. Pada tahap design dilakukan penilaian terhadap

dokumen multimedia yaitu outline konten, flowchart, storyboad dan tampilan

Page 49: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

30

interface. Pada tahap develop dilakukan penilaian terhadap elemen – elemen

multimedia yaitu gambar, animasi, audio dan video. Umpan balik yang

diperoleh rubrik penilaian dijadikan acuan untuk merevisi luaran dari setiap

tahap. Tahap evaluasi dilakukan agar setiap tahap yang dilewati benar-benar

efektif sebelum dilakukan validasi kepada ahli materi, ahli media dan diuji

cobakan kepada siswa. Kemudian tahap evaluasi dimaksudkan untuk

mengetahui kelayakan media yang telah dibuat untuk digunakan dalam

pembelajaran. Hasil evaluasi dilakukan dengan menganalisis angket respon

siswa dan data tes hasil belajar.

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan ini dijelaskan sebagai

berikut:

Gambar 3.1 Skema Model DDD-E

DEVELOP

Evaluate

Evaluate

DECIDEStudy lapangan, Menentukantujuan, Menentukan materi.

DESIGNMembuat flowchart, Mendesaintampilan (interface), Membuatstoryboard

Audio

Video

Gam

bar

Anim

asi

Penggabungan

Evaluate

Page 50: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

31

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan

nontes (observasi, wawancara, dan dokumentasi).

1. Tes

Pengumpulan data melalui posttest. Bentuk tes yang digunakan dalam

pengumpulan data adalah tes uraian.

2. Nontes

Teknik nontes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Observasi dan Wawancara

Observasi dan wawancara ini digunakan untuk mengetahui kondisi objektif

saat kegiatan belajar mengajar matematika, faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi proses belajar matematika dan ketersediaan sumber belajar di

kelas.

b. Dokumentasi

Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang nama-nama

pesrta didik yang digunakan subjek penelitian.

D. Instrumen Penelitian

1. Jenis Instrumen

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari dua jenis instrumen,

yaitu nontes dan tes. Instrumen – instrumen tersebut akan dijelaskan sebagai

berikut:

Page 51: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

32

1.1 Instrumen Nontes

Instrumen nontes ini terdiri dari beberapa bentuk yang disesuaikan dengan

langkah – langkah dalam penelitian pengembangan. Terdapat dua jenis

instrumen nontes yang digunakan yaitu pedoman wawancara dan angket.

Pedoman wawancara digunakan saat studi pendahuluan, untuk mengetahui

kondisi awal siswa dan pemakaian bahan ajar di sekolah. Instrumen yang kedua,

yaitu angket digunakan pada beberapa tahapan penelitian. Beberapa jenis angket

dan fungsinya dijelaskan sebagai berikut:

a. Angket Validasi Multimedia

Instrumen dalam validasi multimedia pembelajaran diserahkan kepada ahli

materi dan ahli media. Instrumen yang diberikan berupa pernyataan skala

likert dengan empat pilihan jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak

setuju (TS), sangat tidak setuju (STS), serta dilengkapi dengan komentar dan

saran dari para ahli. Kriteria dari ahli media adalah: (1) aspek kemudahan

penggunaan, meliputi kejelasan flowchat, keruntutan letak posisi tombol pada

materi, kejelasan dan audio visual; (2) aspek kelayakan kegrafikan, meliputi

desain, isi multimedia pembelajaran; serta (3) aspek kelayakan bahasa,

meliputi kelugasan, komunikatif, dialogis, kesesuaian dengan perkembangan

siswa, kesesuaian dengan kaidah bahasa, penggunaan istilah dan simbol.

Pemberian skala ini bertujuan untuk menilai tampilan multimedia

pembelajaran yang dirancang berdasarkan structured inqury dengan isi materi

pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis.

Page 52: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

33

b. Angket Respon Siswa

Instrumen angket ini diberikan kepada siswa yang menjadi subjek uji coba

multimedia pembelajaran yang dirancang berdasarkan structured inqury,

untuk mengetahui bagaimana keterbacaan, ketertarikan siswa, dan

tanggapannya terhadap multimedia pembelajaran. Instrumen yang diberikan

berupa pernyataan skala likert dengan empat pilihan jawaban yaitu sangat

setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).

1.2 Instrumen Tes

Instrumen ini berupa tes kemampuan berpikir kritis matematis berbentuk uraian.

Tes ini dibuat dengan menyesuaikan kurikulum yang berlaku pada sekolah yang

diteliti. Tes ini diberikan setelah siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran

menggunakan media yang telah dikembangkan selama enam pertemuan . Tes ini

dikonsultasikan dengan guru matematika. Soal tes terdiri dari enam soal uraian.

Tes ini diberikan secara individual dan bertujuan untuk mengetahui efektivitas

penggunaan multimedia pembelajaran terhadap berpikir kritis matematis.

Penilaian hasil tes dilakukan sesuai dengan pedoman penilaian yang

dimodifikasi dari (Facione: 2015) terlihat pada lampiran C.2.

Sebelum diberikan pada akhir pembelajaran, instrumen ini diujicobakan terlebih

dulu pada kelas lain yang telah menempuh materi untuk mengetahui validitas,

reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal. Uji – uji tersebut

dijelaskan sebagai berikut:

Page 53: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

34

a. Uji Validitas

Validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas isi yaitu validitas yang

ditinjau dari isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar siswa, isinya

telah dapat mewakili secara representative terhadap keseluruhan materi atau

bahan pelajaran yang akan diteskan. Validitas isi dari suatu tes berpikir kritis

matematis dapat diketahui dengan jalan membandingkan antara isi yang

terkandung dalam tes berpikir kritis matematis dengan indikator yang akan

dicapai dalam pembelajaran, apakah hal-hal yang tercantum dalam indkator

yang akan dicapai dalam pembelajaran sudah terwakili dalam tes berpikir kritis

matematis tersebut atau belum terwakili. Validitas tes ini dikonsultasikan dengan

dosen pembimbing terlebih dahulu kemudian dikonsultasikan kepada guru.

Penilaian terhadap kesesuaian isi tes dengan kisi-kisi tes yang diukur melalui

perhitungan product moment .

2222

YYnXXn

YXXYnrxy

Keterangan:

rxy : validitas untuk butir ke-in : Jumlah respondenX : Skor variabel (jawaban responden)Y : Skor total variabel untuk responden (Siregar, 2011: 164).

Tabel 3.2. menyajikan hasil validitas instrumen tes berpikir kritis matematis.

Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran C.1.

Page 54: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

35

Tabel 3.1 Perhitungan Validitas Instrumen Tes Berpikir Kritis Matematis

Nomor Soal rxy Keterangan1 0,950 Valid2 0,830 Valid3 0,940 Valid4 0,850 Valid5 0,880 Valid6 0,900 Valid

Setelah dinyatakan valid, maka soal tes tersebut diujicobaan. Uji coba dilakukan

di kelas XI Perbankan Syariah, setelah diujicobakan, diukur tingkat reliabilitas.

Jika soal tes telah memenuhi kriteria-kriteria, maka soal tersebut masuk kedalam

kriteria tes yang baik dan layak diuji cobakan.

b. Menentukan Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dikatakan

mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan

hasil yang tetap. Perhitungan untuk mencari nilai reliabilitas instrumen

didasarkan pada pendapat Arikunto (2008: 109) yang menyatakan bahwa untuk

menghitung koefisien instrumen tes dapat digunakan rumus Alpha, yaitu:

2

2

11 11

t

i

n

nr

Keterangan :

r11 : koefisien instrumen tesn : banyak butir soal (item)

: varians skor item ke-i: total skor

Page 55: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

36

Sudijono (2013) berpendapat bahwa suatu tes dikatakan baik apabila memiliki

nilai reliabilitas ≥ 0,70. Perhitungan data hasil kemampuan berpikir kritis,

diperoleh nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,8835 pada Lampiran . Hal ini

menunjukkan bahwa instrumen yang diujicobakan memiliki reliabilitas yang

sangat tinggi.

c. Tingkat Kesukaran

Instrumen yang baik adalah instrumen yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu

sukar. Instrumen yang terlalu mudah tidak akan merangsang siswa untuk

mempertinggi usahanya dalam memecahkan masalah. Sebaliknya soal yang

terlalu sukar akan menyebabkan siswa putus asa dan tidak mempunyai semangat

untuk mencoba lagi, karena diluar jangkauannya (Arikunto, 2009: 207). Untuk

menentukan tingkat kesukaran item instrumen penelitian dapat menggunakan

rumus sebagai berikut:

=∑

Keterangan:

= Tingkat kesukaran butir i∑ = Jumlah skor yang diperoleh oleh testee pada butir i= Skor maksimum= Banyak testee (Rasyid, 2007: 225)

Selanjutnya penafsiran atas tingkat kesukaran butir tes digunakan kriteria

menurut Thorndike (Sudijono, 2011) sebagai berikut:

Tabel 3.2 Interprestasi Tingkat Kesukaran Butir Tes

Besar P Interprestasi0,00 −0,30

0,31 - 0,70

0,71 -1,00

Sukar

Cukup (Sedang)

Mudah

Page 56: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

37

Kriteria soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal dengan

interpretasi sedang, yaitu memiliki nilai tingkat kesukaran 0.30 ≤ P ≤ 0.70.

Hasil perhitungan tingkat kesukaran uji coba soal disajikan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Tingkat Kesukaran Butir Soal

No. Butir Soal Indeks TK Interpretasi

1 0,42 Sedang2 0,51 Sedang3 0,38 sedang4 0,52 Sedang5 0,60 Sedang6 0,37 Sedang

Dengan melihat hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal yang diperoleh,

maka instrumen tes berpikir kritis yang sudah diujicobakan telah memenuhi

kriteria tingkat kesukaran soal yang sesuai dengan kriteria yang diharapkan.

Hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat pada Lampiran C.1.

d. Uji Daya Pembeda

Daya beda suatu butir tes adalah kemampuan suatu butir untuk membedakan

antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Daya

beda butir dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya tingkat diskriminasi

atau angka yang menunjukkanbesar kecilnya daya beda. Sudijono (2008: 120)

mengemukakan bahwa menghitung daya pembeda ditentukan dengan rumus:

Page 57: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

38

Keterangan:

DP : indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

JA : jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah

JB : jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah

IA : jumlah skor ideal kelompok (atas/bawah)

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Daya Pembeda

Nilai InterpretasiNegatif≤ DP ≤ 0,10 Sangat buruk

0,11≤ DP ≤ 0,19 Buruk0,20≤ DP ≤ 0,29 sedang0,30≤ DP ≤ 0,49 Baik

DP≥ 0,50 Sangat baikSumber : Sudijono (2008:121)

Kriteria soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal dengan interpretasi

baik, yaitu memiliki nilai tingkat kesukaran 0,30 ≤ P ≤ 0,49. Hasil perhitungan

tingkat kesukaran uji coba soal disajikan pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Daya Pembeda Butir Soal

No. Butir Soal Nilai P Interpretasi

1 0,42 Baik2 0,31 Baik3 0,30 Baik4 0,30 Baik5 0,31 Baik6 0,30 Baik

Berdasarkan kriteria tingkat kesukaran butir tes 0,30 ≤ P ≤ 0,49. Hasil

perhitungan daya beda butir tes menunjukkan bahwa indeks kriteria dengan hasil

DP = JA − JBIA

Page 58: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

39

daya beda tersebut dapat digunakan. Hasil perhitungan daya pembeda butir soal

dapat dilihat pada Lampiran C.1

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan

reliabilitas, dari 6 soal yang diujikan semua soal bisa digunakan.

E. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis kuantitatif, hal ini didasarkan

pada data-data yang diperoleh berupa kuantitatif sebagai berikut: .

Data Kemampuan Berpikir Kritis

Data kuantitatif diperoleh dari tes kemampuan berpikir kritis matematis.

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan tes

kemampuan berpikir kritis matematis setelah pembelajaran (posttest) pada kelas

eksperimen dan kontrol. Data yang diperoleh dari postest dianalisis

menggunakan uji statistik induktif. Sebelum melakukan analisis uji statistik

perlu dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah sebaran data responden

berdistribusi normal atau tidak (Sugiyono, 2010). Uji normalitas ini

menggunakan bantuan program SPSS, dengan membaca nilai signifikansi

menggunakan rumus shapiro-wilk, dengan mengambil taraf signifikansi 5%.

Kriteria pengujian adalah data berasal dari populasi yang berdistribusi

normal.

Hasil perhitungan uji normalitas data posttest, untuk menguji kemampuan

berpikir kritis matematis. Dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 59: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

40

Data uji normalitas diperoleh dari hasil posttest kelas XI Akutansi sebagai

kelas eksperimen dan kelas XI Teknik Komputer Jaringan (TKJ) sebagai

kelas kontrol. Berikut hasil uji normalitas sebaran posttest pada kelas

eksperimen maupun kelas kontrol terlihat pada Tabel 3.5 Lampiran C. 10.

Tabel 3.5 Hasil Uji Normalitas

Data Asymp. Sig (2-tailed) KeteranganPosttest

kelaseksperimen

0,81

Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 = normal

Posttestkelas kontrol 127

Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 = normal

Hasil perhitungan normalitas sebaran data posttest kemampuan berpikir kritis

kelas eksperimen diketahui bahwa data tersebut memiliki signifikansi =

0,081. Dengan demikian, signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan

kelas berdistribusi normal. Hasil perhitungan normalitas sebaran data posttest

kemampuan berpikir kritis kelas kontrol diketahui bahwa data tersebut

memiliki signifikansi = 0,127. Dengan demikian, signifikansi lebih dari 0,05

maka dapat disimpulkan kelas berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kelompok responden

berasal dari populasi yang sama atau tidak (Sugiyono, 2010). Dengan

menggunakan SPSS, dapat melakukan perhitungan test of homogenity of

variance melalui menu (tool) (analyze-compare means-one way anova). Uji

homogenitas ini menggunakan statistik uji Levene, dengan mengambil taraf

signifikansi 5%. Kriteria pengujian adalah data berasal dari populasi yang

mempunyai varians sama.

Page 60: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

41

Hasil perhitungan uji homogenitas data posttest, untuk menguji kemampuan

berpikir kritis matematis dapat dijelaskan sebagai berikut:

Setelah dilakukan uji normalitas, kemudian dilakukan uji homogenitas.

Berikut hasil uji homogenitas varian posttest kemampuan berpikir kritis pada

kelas eksperimen maupun kelas kontrol dibantu program SPSS didapat nilai

posttest 0,626 sehingga nilai Sig > 0,05 = homogen hasil perhitungan pada

Lampiran C.11.

Hasil perhitungan homogenitas data posttest kemampuan berpikir kritis kelas

eksperimen dan kelas kontrol diketahui bahwa data tersebut memiliki nilai

0,0819. Dengan demikian, Signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa data posttest kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen

dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen.

Setelah data memenuhi uji normalitas dan uji homogenitas, maka analisis

yang digunakan adalah uji t (t test) dengan bantuan SPSS. Hasil perhitungan

uji-t terlihat pada Tabel 3.6 pada lampiran C.12

Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Uji T-test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

nilai Equal

variances

assumed

.240 .626 2.378 54 .021 10.23846

Page 61: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

42

Hasil perhitungan uji T-test menunjukan bahwa nilai sig. (2-tailed) 0,021 nilai

artinya Sig < 0,05 maka ada perbedaan rata-rata skor antara kemampuan

berpikir kritis matematis siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan

multimedia dengan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang tidak

mengikuti pembelajaran menggunakan multimedia.

Page 62: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

65

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

1. Pengembangan multimedia berbasis structured inquiry untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis matematis, dilakukan dengan menggunakan

model DDD-E (Decide, Design, Develop, Evaluate) diawali dari penelitian

pendahuluan yang menunjukkan kebutuhan dikembangkannya multimedia

berbasis structured inquiry. Hasil validasi media menunjukkan bahwa telah

layak digunakan dan termasuk dalam kategori sangat baik, begitupun dengan

hasil uji coba multimedia menunjukkan bahwa multimedia termasuk dalam

kategori baik. Hasil akhir dari penelitian pengembangan ini adalah

Pengembangan multimedia berbasis structured inquiry.

2. Pembelajaran menggunakan multimedia berbasis structured inquiry menjadi

lebih efektif dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis

dibandingkan pembelajaran tanpa menggunakan multimedia.

Page 63: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

65

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil dan pembahasan penulis memberikan saran

sebaiknya guru memberikan motivasi, reward, dan Punishment kepada sebagian

siswa yang menunjukan sikap pasif selama pembelajaran dengan multimedia

berbasis structure inquiry. Pada multimedia diselipkan aktifitas permainan

walaupun tidak harus setiap pertemuan sehingga membuat siswa lebih tertarik

untuk memahami materi dan mengerjakan soal-soal. Diharapkan ada

pengembangan selanjutnya yang menggunakan aplikasi yang lebih lengkap.

Page 64: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

66

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta,

Jakarta. 308 hlm.

Arsyad, A . 2002. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. 242hlm.

Arief, Anung,Rahardjo, dan Rahardjito . 2007. Media Pendidikan. pustekkomdikbud, Jakarta. 332 hlm.

Archambault, J. 2008. “The Effect of Developing Kinematics ConceptsGraphicallyPrior to Introducing Algebraic Problem Solving Techniques”.Action Research Reguared for the Master of Natural Science Degree withConcentration in Physics. Arizona State University.

Abimanyu, S. 2009. Model-model pembelajaran. IKIP Malang, Malang. Hlm156.

Abdullah. 2013. Berpikir Kritis Matematik. Delta-Pi: Jurnal Matematika danPendidikan Matematika Vol. 2, No. 1, hlm 66-75.https://www.ejournal.unkhair.ac.id/index.php/deltapi/article/download/100/69 . diakses pada tanggal 29 desember 2017.

Alberta. 2004. Focus On Inquiry: A Teacher’s Guided to Implementing Inquiry-Based Learning. Alberta Learning, Canada. hlm 128 .

Budiyono. 2009. Statistik Untuk Penelitian. Pers, Surakarta ,UNS. hlm 145.

Bell, R.L., Smetana,L & Binns, I. 2005. Simplifying inquiry instruction,TheScience Teacher, 72, no 7, hlm 30-33.

Bruner, Jerome.S. 1966. Toward a Theory of Instruction. Harvard University,Cambridge. hlm 176.

Colburn, A. 2000. An Inquiry Primer, California State University. hlm. 42-43.http://www. Experientiallearning. Ucdavis. Edu/module2/el2-60-primer. Pdf.diakses 17 November 2017.

Page 65: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

67

Cleaf, D.W.V. 1991. Action in Elementary Social Studies. Singapore: Allyn andBacon. hlm 409.

Depdiknas. 2004. Model pembelajaran matematika. Depdiknas, Jakarta.hlm 117.

Dale, E. 1969. Audiovisual Methos in Teaching. (Third Edition). The DrydenPress, Holt, Rinehart and Winston, Inc, New York. hlm 546.

Elaine B. Johnson. 2010, Contextual Teaching and Learning : MenjadikanKegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna : terj, IbnuSetiawan . Kaifa .Bandung. hlm187.

Fitri, Dhita. 2017. Pengembangan Media Interaktif Untuk MeningkatkanKemampan Berpikir Kritis.http://simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/.../31a6ff2fcf84ee200e3586534aa654fc. diakses pada tanggal 25 september 2018

Fisher Alec. 2007. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Erlangga. Jakarta. hlm 243.

Facione, P. A. 2015. Critical Thinking. What it is and Why it Counts. InsightAssesment. From http://www.insightassessment.com/pdf_files/what&why2017.pdf Diakses 25 Oktober 2017.

Gagne, R.M. 1987. Instructional Technology: Foundations.Lawrence Erlmaum Associates, Publishers. Hillsdale. hlm 298.

Gerlach, V.G. dan Ely, D.P. 1971. Teaching and Media. A Systematic Approach.Englewood Cliffs: Prentice Hall, Inc.

Hudoyo, H. 1989. Pengembangan kurikulum matematika dan pelaksanaan didepan kelas. Usaha Nasional, Surabaya. hlm 317.

Hamalik, O. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta.hlm 196.

Invers, S. & Barron, Ann E. 2002.Multimedia project in education: Designing,producing, and assessing. libraries Unlimited, Westport.Hlm 105

Ismanuza, D. 2013. Pengembangan Instrumen Kemampuan Berpikir KritisMatematis untuk Siswa SMP. Prosiding Seminar Nasional Sains danMatematika Jurusan Pendidikan MIPA FKIP UNTAD. Palu.hlm 375.

Page 66: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

68

Johnson, E.B. 2008. Contextual Teaching and Lerning: Menjadikan KegiatanBelajarMengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Diterjemahkan oleh IbnuSetiawan. Penerbit MLC, Bandung.hlm 352.

Kardi, R. K., dan Nur, M. 2003. Pengajaran Langsung. Universitas NegeriSurabaya Press. Surabaya.

Kowiyah.2012. kemampuan berpikir krtis. Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5hlm175-179.http://download.portalgaruda.org/article.php?article=201158&val=6649&title.diakses pada tanggal 12 desember 2017.

Kitot A. K. A., Ahmad A. R., dan Seman A. A. 2010. “The Effectiveness ofInquiry Teaching in Enhancing Students’ Critical Thinking”. ProcediaSocial and Behavioral Sciences. 7. hlm 264–273.

Kustandi, C dan Sutjipto, B. 2013. Media Pembelajaran; Manual dan Digital.Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor. hlm 160.

Kemendikbud. Nilai rata – rata Ujian Nasional SMK tahun 2016.http://m.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/16/06/10/o8k0jf284-nilai-matematika-paling-turun. diakses pada tanggal 21 maret 2018.

Mayadiana.S,Dina. 2009. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika,Cakrawala Maha Karya, Jakarta. hlm112.

Mayer, R. E. 2009. Multimedia Learning Prinsip-prinsip dan Aplikasi.Penyunting: Ir. Baroto Tavip I. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Hlm 300.

Musffiqon. 2012. Pngembangan media dan sumber pembelajaran. PT. PrestasiPustakaraya, Jakarta. Hlm 215.

Nowaya, K. 2015. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam PembelajaranMatematika Dengan Menggunakan Model Jucama Di Sekolah MenengahPertamahttps://www.download.portalgaruda.org/article.php?...Kemampuan%20Berpikir%20Kritis%20Siswa. diakses pada tanggal 12 oktober 2017.

Paul, R. and Elder, L. 2008. The Miniature Guide to Critical Thinking: Conceptsand Tools. 28th Annual International Conference On Critical Thinking.California. Hlm 499.

Page 67: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

69

Rudi, S dan Riyana, C. 2008. Media Pembelajaran. Jurusan Kurtekpend FIP UPI,Bandung. Hlm 490.

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group,Jakarta. hlm 310.

Sudijono, A. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Persada,Jakarta. hlm 488.

Suharsimi, A. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta.hlm 320.

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. PT Rineka Cipta,Jakarta. hlm 193.

1993. Hakekat inovasi pembelajaran. Rineka Cipta, Bandung.Hlm 176.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung. hlm 200.

Splinter, L. J. 1991. Critical thinking; what, why, when,and how. EducationalPhilosophy and Theory 23(1). Hlm 89-109.

Safitri, P. Pengembangan Media Cai (Computer Assisted Instruction) Pada MataPelajaran Animasi 2 Dimensi Materi Pokok Pembuatan Obyek Pada AplikasiAnimasi 2 Dimensi Kelas Xi Jurusan Multimedia Di Smk Mahardika Surabaya.Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2 Nomor 1 P-ISSN: 2502-7638; E-

ISSN: 2502-8391. diakses pada tanggal 10 desember 2017.

Trianto. 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.Prestasi Pustaka, Jakarta. 235 hlm

Usman, B. 2002. Media pembelajaran. Ciputat pers, Jakarta. hlm 178.

Yuniyanti, E.D., Sunarno, W., dan Haryono. 2012, Pembelajaran KimiaMenggunakan Inkuiri Terbimbing Dengan Media Modul dan E-LeamingDitinjau dari Kemampuan Pemahaman Membaca dan Berpikir Abstrak,Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, 2Q\ : I 12-120.

Zulfiani. 2009. Strategi pembelajaran sains. lembaga penelitian sains UIN,Jakarta.121 hlm.

Page 68: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS …digilib.unila.ac.id/55445/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif I Metro

70

Zakiah, N .2011. Pengaruh pendekatan inkuiri terstruktur terhadap keterampilanproses sains siswa pada konsep sistem pernapasan manusia. diakses padatanggal 12 oktober 2017.