PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM SMK BERWAWASAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN ANALISIS BAHAN ORGANIK KOMPETENSI KEAHLIAN KIMIA ANALISIS SKRIPSI Program Studi Pendidikan Kimia Disusun oleh: Yosef Yonatan Lewi NIM: 171444021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2021 Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
ii
SKRIPSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
LINGKUNGAN MATA PELAJARAN ANALISIS BAHAN ORGANIK
KOMPETENSI KEAHLIAN KIMIA ANALISIS
Pada Tanggal : 23 Juli 2021
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat.
Susunan Panitia Penguji:
Anggota : Risnita Vicky Listyarini, M.Sc
...................................
Anggota : Fransisca Ditawati Nur P., S.Pd., M.Sc
...................................
Anggota : Johnsen Harta, M.Pd
...................................
Yogyakarta, 23 Juli 2021
Universitas Sanata Dharma
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto: “Segala impian yang kita raih berasal dari keyakinan,
ketekunan, dan
kesabaran yang telah kita terapkan.”
Persembahan:
memberikan rahmat perlindungan, kesehatan, pendampingan, dan rejeki
sehingga
saya dapat menyelesaikan perkuliahan dan tugas akhir ini dengan
baik. Saya
mengucapkan rasa syukur atas karunia yang diberikan Tuhan hingga
saat ini. Saya
sebagai manusia hanya dapat memohon dan meminta kepada Tuhan. Tanpa
Tuhan
saya tidak dapat berbuat apa-apa. Semoga dengan prestasi dan
pencapaian yang
Tuhan berikan dapat saya bagikan manfaatnya kepada orang
lain.
Tugas akhir ini dipersembahkan kepada kedua orang tua saya yang
selalu
mendukung, mendoakan, dan berjuang demi kelancaran saya selama
kuliah.
Semoga Bapak dan Ibu senantiasa diberi kesehatan, panjang umur,
murah rejeki,
berkat yang melimpah. Tanpa dukungan dan doa dari Bapak dan Ibu,
Natan tidak
dapat melangkah hingga sejauh ini. Natan mohon maaf jika sering
memberatkan
Bapak dan Ibu dalam hal apapun. Semoga Natan dapat memberikan yang
terbaik
bagi keluarga kelak. Terima kasih.
Tugas akhir ini dipersembahkan kepada Ibu Risnita Vicky Listyarini,
M.Sc
selaku dosen pembimbing. Terima kasih Bu atas bimbingannya selama
saya
menyusun tugas akhir. Banyak hal yang saya peroleh selama mengikuti
bimbingan
bersama Ibu. Terima kasih atas saran yang mendukung sehingga tugas
akhir saya
semakin baik. Mohon maaf jika selama bimbingan saya selalu
merepotkan Ibu.
Semoga dari kebaikan yang Ibu lakukan, Ibu mendapat berkat melimpah
dari
Tuhan. Semoga Ibu sehat selalu.
Tugas akhir ini dipersembahkan untuk Rosalia Cahyaningrum sebagai
rekan
hidup, rekan cerita, sahabat, sekaligus saudara yang selalu setia
menemani,
berjuang, mendukung, mendoakan, dan membantu dalam banyak hal.
Mohon maaf
jika akhir-akhir ini kurang dapat meluangkan waktu bersama karena
banyak hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
yang saya lakukan, terutama di kebun Pokoh Babadan, mendampingi
anak-anak
Mentawai. Semoga kita bisa lulus bersama dan mendapat hasil yang
memuaskan.
Semoga hubungan kita tetap berjalan dengan baik dan harapan kita
dapat terwujud.
Terima kasih.
Tugas akhir ini dipersembahkan untuk Stanislaus Dio Zevalukito
yang
dengan setia menjadi sahabat dan kakak. Terima kasih karena dengan
rela
meminjamkan laptop untuk mendukung pengerjaan tugas akhir. Terima
kasih
karena telah menjadi teman masak dan teman serumah. Mohon maaf jika
saya
selalu merepotkan karena setiap hari selalu memakai laptop. Semoga
kebaikan dan
ketulusan hatimu membawa kelancaran dan berkat dalam menempuh
kehidupan
sehari-hari.
Tugas akhir ini dipersembahkan untuk anak-anak Mentawai
(Dandi,
Iswanto, Valen, dan Sandro) yang selalu mendukung dan mendoakan
saya selama
menyusun tugas akhir. Terima kasih karena telah menemani tinggal di
kebun Pokoh
Babadan sehingga kebun lebih ramai dan saya merasa lebih terhibur.
Tetap
semangat menjalankan kuliah dan sekolah. Semoga kalian selalu
diberi kelancaran
dan kesuksesan.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis
ini tidak
memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah
disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya
ilmiah.
Yosef Yonatan Lewi
vii
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas
Sanata Dharma:
Nama : Yosef Yonatan Lewi
“Pengembangan Modul Praktikum SMK Berwawasan Lingkungan Mata
Pelajaran Analisis Bahan Organik Kompetensi Keahlian Kimia
Analisis“
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas
Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media
lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara
terbatas dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa
perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yosef Yonatan Lewi
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan tugas akhir
dengan
judul “Pengembangan Modul Praktikum SMK Berwawasan Lingkungan
Mata
Pelajaran Analisis Bahan Organik Kompetensi Keahlian Kimia
Analisis” dapat
diselesaikan dengan baik. Tujuan disusunnya tugas akhir ini sebagai
syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan
Kimia
Universitas Sanata Dharma. Saya mengucapkan banyak terimakasih
kepada pihak
yang sudah membantu saya dalam penyusunan laporan ini :
1. Bapak Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor
Universitas Sanaa
Dharma.
2. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd selaku Ketua Jurusan
Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sanata
Dharma.
4. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Ketua Program
Studi
Pendidikan Kimia, Universitas Sanata Dharma.
5. Ibu Risnita Vicky Listyarini, M.Sc selaku Dosen Pembimbing Tugas
Akhir
yang telah memberikan bimbingan, saran, petunjuk, dan motivasi
selama
penyusunan tugas akhir.
6. Ibu Fransisca Ditawati Nur Pamenang, S.Pd., M.Sc selaku
Kepala
Laboratorium Kimia, Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas
Sanata
Dharma yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian
di
laboratorium kimia.
7. Bapak Johnsen Harta, M.Pd., Ibu Fransisca Ditawati Nur Pamenang,
S.Pd.,
M.Sc., Ibu Dra. Noor Rochmaningsih, dan Ibu Dwi Wuryani, S.Pd
selaku
Validator produk pengembangan dan instrumen penelitian.
8. Bapak Drs. Agus Waluyo, M.Eng selaku Kepala SMK Negeri 2 Depok,
Sleman
Yogyakarta yang telah memberikan izin melakukan penelitian di
sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
9. Ibu Dra. Noor Rochmaningsih selaku Guru Kimia Analisis SMK
Negeri 2
Depok, Sleman Yogyakarta yang telah membantu selama
penelitian.
10. Seluruh Peserta Didik Jurusan Kimia Analisis Kelas XI SMK
Negeri 2 Depok,
Sleman Yogyakarta selaku subjek penelitian.
11. Seluruh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Angkatan
2017
Universitas Sanata Dharma yang saling mendukung selama proses
pelaksanaan
tugas akhir.
12. Keluarga dan saudara yang telah memberikan doa dan
dukungan.
Penulis memohon maaf jika masih banyak kekurangan dalam
penyusunan
tugas akhir ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
dari pembaca
sangat penulis harapkan, guna penyempurnaan tugas akhir ini di masa
mendatang.
Sekian dan terima kasih.
Yogyakarta, 23 Juli 2021
x
ABSTRAK
Pelajaran Analisis Bahan Organik Kompetensi Keahlian Kimia
Analisis
Yosef Yonatan Lewi
Universitas Sanata Dharma
Kegiatan praktikum di SMK Negeri 2 Depok pada mata pelajaran
Analisis Bahan
Organik belum menggunakan modul praktikum. Panduan praktikum yang
biasa
digunakan adalah lembar kerja praktikum. Namun lembar kerja
praktikum itu dirasa
kurang efektif karena konten yang disajikan kurang lengkap,
kurang
mengeksplorasi wawasan lingkungan, dan memiliki risiko hilang
sehingga menjadi
kendala peserta didik dalam belajar. Oleh karena itu, modul
praktikum berwawasan
lingkungan dapat menjadi salah satu bahan ajar pendukung pada mata
pelajaran
Analisis Bahan Organik. Tujuan penelitian ini adalah (1)
Menghasilkan produk
berupa modul praktikum kimia berwawasan lingkungan yang
dikembangkan sesuai
dengan model ADDIE. (2) Mengetahui validitas, kepraktisan, dan
efektivitas
produk berupa modul praktikum kimia berwawasan lingkungan. Jenis
penelitian ini
merupakan Research & Development yang mengacu pada model
pengembangan
ADDIE. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI
Kimia Analisis
berjumlah 60 anak. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara,
validasi produk dan instrumen, tes, portofolio, dan angket. Metode
analisis data
yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dan
kualaitatif. Hasil
penelitian ini adalah (1) Modul praktikum kimia berwawasan
lingkungan sesuai dengan tahapan model pengembangan ADDIE. (2)
Modul praktikum memenuhi
kriteria sangat valid dengan persentase 94,672%, sangat praktis
dengan persentase
90,749%, efektivitas bervariasi dengan rentang nilai 0,071 – 1
berdasarkan N-Gain,
sangat efektif berdasarkan ketuntasan portofolio dengan persentase
87,515%.
Kata kunci: Modul praktikum kimia berwawasan lingkungan; Praktikum
kimia
berkesinambungan
xi
ABSTRACT
High School for Organic Material Analysis Subject of Analytical
Chemistry
Skills Competency
Yosef Yonatan Lewi
Sanata Dharma University
Practical activities at SMK Negeri 2 Depok specifically on the
subject of Organic
Material Analysis has not used the practicum module. The practical
guide that
commonly used is the practicum worksheet. However, the practicum
worksheets are
considered less effective because the content presented is
incomplete, does not
explore environmental insights, and has the risk of being lost so
that it becomes an
obstacle for students in learning. Therefore, the environmentally
friendly practicum
module can be one of the supporting teaching materials in the
subject of Organic
Material Analysis. The aims of this study were (1) Produce a
product of
environmentally friendly chemistry practicum module that developed
according to
the ADDIE model. (2) Knowing the validity, practicality, and
effectiveness of the
product of an environmentally friendly chemistry practicum module.
The type of
this study is Research & Development which refers to the ADDIE
development
model. The sample in this study were students of XI Chemical
Analysis class totaling
60 children. The data collection methods were interviews, product
and instrument
validation, tests, portfolios, and questionnaires. The data
analysis methods is
quantitative and qualitative descriptive analysis. The results of
this study are (1)
Environmentally friendly chemistry practicum module is in
accordance to the
stages of the ADDIE development model. (2) The practicum module
gets the very
valid criteria with a percentage of 94.672%, very practical with a
percentage of
90.749%, effectiveness varies with a value range of 0.071 – 1 based
on N-Gain,
very effective based on portfolio with a percentage of
87.515%.
Keywords: Environmentally friendly chemistry practicum module;
Continous
procedure chemistry practicum
xii
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI...................................................................
III
KATA PENGANTAR
........................................................................................
VIII
A. Landasan Teori
..............................................................................................
5
2. Sikap Kepedulian Terhadap
Lingkungan................................................. 8
3. Limbah Buah
............................................................................................
9
4. Pembuatan Etanol
..................................................................................
10
B. Penelitian Relevan
.......................................................................................
13
C. Kerangka Berpikir
.......................................................................................
17
F. Metode Pengumpulan Data
.........................................................................
23
1. Wawancara
.............................................................................................
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
G. Instrumen Penelitian
....................................................................................
25
1. Lembar Wawancara
...............................................................................
25
2. Lembar Validasi
.....................................................................................
25
4. Portofolio
...............................................................................................
27
H. Metode Analisis Data
..................................................................................
28
1. Analisis
Wawancara...............................................................................
28
3. Analisis Lembar Validasi Butir Soal Pretest – Posttest
........................ 29
4. Analisis Lembar Validasi Portofolio
..................................................... 30
5. Analisis Lembar Validasi Angket Respon Peserta Didik
...................... 30
6. Uji Homogenitas
....................................................................................
31
8. Analisis Penilaian Portofolio
.................................................................
32
9. Analisis Angket Respon Peserta Didik
.................................................. 33
10. Analisis Sikap Kepedulian Peserta Didik terhadap
Lingkungan
............................................................................................
34
A.
Analysis........................................................................................................
36
1. Perancangan Prosedur Praktikum dan Uji Coba di Laboratorium
......... 37
2. Perancangan Kerangka Modul Praktikum
............................................. 51
C. Development
................................................................................................
52
2. Hasil Validasi Produk Pengembangan dan Instrumen Penelitian
.......... 56
3. Revisi Produk Pengembangan dan Instrumen Penelitian
...................... 60
D. Implementation
............................................................................................
68
1. Kelebihan Produk Pengembangan
......................................................... 78
2. Keterbatasan Produk Pengembangan
..................................................... 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
................................................................
80
A. Kesimpulan
..................................................................................................
81
B. Saran
............................................................................................................
81
DAFTAR PUSTAKA
...........................................................................................
82
xiv
Tabel 3.1 Kriteria Validitas Produk pengembangan
........................................... 29
Tabel 3.2 Kriteria Validitas Isi
............................................................................
29
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Instrumen Portofolio
.............................................. 30
Tabel 3.4 Kriteria Validitas Instrumen Angket Respon
...................................... 31
Tabel 3.5 Kriteria Peningkatan Kognitif
.............................................................
32
Tabel 3.6 Kriteria Tafsiran Efektivitas
N-Gain................................................... 32
Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Laporan
..................................................................
33
Tabel 3.8 Kriteria Efektivitas Perangkat Pembelajaran
...................................... 33
Tabel 3.9 Kriteria Respon Peserta
Didik.............................................................
33
Tabel 3.10 Kriteria Kepraktisan Perangkat Pembelajaran
.................................... 34
Tabel 3.11 Kriteria Respon Peserta Didik untuk Menilai Sikap
Kepedulian
Terhadap Lingkungan
.........................................................................
34
Tabel 4.1 Analisis Kualitatif Gugus Fungsi Etanol Hasil Praktikum
................. 43
Tabel 4.2 Analisis Kualitatif Gugus Fungsi Etil Asetat Hasil
Praktikum ........... 49
Tabel 4.3 Hasil Validasi Materi Modul Praktikum Berwawasan
Lingkungan ... 57
Tabel 4.4 Hasil Validasi Media Modul Praktikum Berwawasan
Lingkungan.... 57
Tabel 4.5 Hasil Validasi Butir Soal Pretest –
Posttest........................................ 58
Tabel 4.6 Hasil Validasi Portofolio
.....................................................................
59
Tabel 4.7 Hasil Validasi Angket Respon Peserta Didik
..................................... 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Gambar 3.1 Alur Desain Penelitian Model Pengembangan ADDIE
.................. 22
Gambar 4.1 Tahapan Prosedur Berkesinambungan
............................................ 38
Gambar 4.2 Warna Sampel (a) Sebelum Hidrolisis; (b) Setelah
Hidrolisis ........ 39
Gambar 4.3 Warna Filtrat Setelah Penambahan NaOH
...................................... 40
Gambar 4.4 Warna Filtrat Setelah Penambahan Larutan Ragi
........................... 40
Gambar 4.5 Pengamatan Sampel Setelah Proses Fermentasi
............................. 41
Gambar 4.6 Proses Distilasi Fraksinasi Sampel
.................................................. 42
Gambar 4.7 Spektra IR Etanol Variasi (a) 4 Hari; (b) 5 Hari; (c) 6
Hari............ 43
Gambar 4.8 Perubahan Warna (a) Sebelum Reaksi; (b) Setelah
Reaksi............. 45
Gambar 4.9 Warna Sampel (a) Sebelum Fermentasi; (b) Setelah
Fermentasi .... 47
Gambar 4.10 Spektra IR Asam Asetat
..................................................................
47
Gambar 4.11 Perubahan Warna (a) Sebelum Reaksi; (b) Setelah
Reaksi............. 48
Gambar 4.12 Spektra IR Etil Asetat
......................................................................
49
Gambar 4.13 Perubahan Warna (a) Sebelum Reaksi; (b) Setelah
Reaksi............. 51
Gambar 4.14 Sampul Modul Praktikum Bagian (a) Depan; (b) Belakang
........... 53
Gambar 4.15 Deskripsi Modul Praktikum
............................................................
54
Gambar 4.16 (a) Judul Praktikum; (b) Konteks
.................................................... 55
Gambar 4.17 (a) Landasan Teori (b) Alat dan Bahan
........................................... 55
Gambar 4.18 (a) Prosedur Kerja, Data Pengamatan, Pertanyaan
......................... 56
Gambar 4.19 Kata Pengantar (a) Sebelum Revisi; (b) Setelah Revisi
.................. 60
Gambar 4.20 Daftar Isi (a) Sebelum Revisi; (b) Setelah Revisi
........................... 60
Gambar 4.21 Sistematika (a) Sebelum Revisi; (b) Setelah Revisi
........................ 61
Gambar 4.22 Peta Kedudukan (a) Sebelum Revisi; (b) Setelah Revisi
................ 62
Gambar 4.23 Deskripsi Modul (a) Sebelum Revisi; (b) Setelah Revisi
............... 63
Gambar 4.24 Praktikum 1 (a), (b) Sebelum Revisi; (c), (d) Setelah
Revisi .......... 64
Gambar 4.25 Praktikum 3 (a) Sebelum Revisi; (b) Setelah Revisi
....................... 65
Gambar 4.26 Format Portofolio (a) Sebelum Revisi; (b) Setelah
Revisi .............. 65
Gambar 4.27 Glosarium (a) Sebelum Revisi; (b) Setelah
Revisi.......................... 66
Gambar 4.28 Kriteria Peserta Didik terhadap Peningkatan Hasil
Belajar
Kognitif Praktikum
1.......................................................................
68
Kognitif Praktikum
2.......................................................................
69
Kognitif Praktikum
3.......................................................................
69
Gambar 4.31 Kriteria Peserta Didik terhadap Nilai Portofolio
Praktikum 1 ........ 70
Gambar 4.32 Kriteria Peserta Didik terhadap Nilai Portofolio
Praktikum 2 ........ 71
Gambar 4.33 Kriteria Peserta Didik terhadap Nilai Portofolio
Praktikum 3 ........ 71
Gambar 4.34 Rata-rata Nilai Portofolio Peserta Didik
......................................... 72
Gambar 4.35 Hasil Angket Respon Peserta Didik terhadap Modul
Praktikum
Kimia Berwawasan Lingkungan
..................................................... 74
Gambar 4.36 Hasil Indikator Sikap Kepedulian terhadap Lingkungan
................ 76
Gambar 4.37 Landasan Teori Praktikum 3 (a) Sebelum Revisi; (b)
Setelah
Revisi...............................................................................................
78
xvi
Lampiran 2. Analisis Kompetensi Dasar
.......................................................... 92
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
............................................. 93
Lampiran 4. Kisi-kisi Lembar Wawancara dan Lembar Wawancara
............. 123
Lampiran 5. Transkrip Hasil Wawancara
....................................................... 128
Lampiran 6. Kisi-kisi Lembar Validasi Materi
............................................... 141
Lampiran 7. Kisi-kisi Lembar Validasi Media
............................................... 148
Lampiran 8. Kisi-kisi Lembar Validasi Butir Soal Pretest-Posttest
............... 153 Lampiran 8a. Kisi-kisi Butir Soal
...............................................................................
161
Lampiran 8b. Kunci Jawaban Butir Soal
..................................................................
165
Lampiran 8c. Rubrik Penilaian Butir Soal
................................................................
170
Lampiran 8d. Butir Soal Pretest – Posttest
................................................................
171
Lampiran 9. Kisi-kisi Lembar Validasi Penilaian
Portofolio.......................... 177 Lampiran 9a. Kisi-kisi
Penilaian Portofolio
...............................................................
181
Lampiran 9b. Rubrik Penilaian Portofolio
................................................................
184
Lampiran 10. Kisi-kisi Lembar Validasi Angket Respon Peserta Didik
.......... 191 Lampiran 10a. Kisi-kisi Angket Respon Peserta Didik
............................................. 195
Lampiran 11. Hasil Validasi Materi
..................................................................
201
Lampiran 12. Hasil Validasi Media
..................................................................
221
Lampiran 13. Hasil Validasi Butir Soal Pretest – Posttest
............................... 237
Lampiran 14. Hasil Validasi Portofolio
............................................................
261
Lampiran 15. Hasil Validasi Angket Respon Peserta Didik
............................. 273
Lampiran 16. Analisis Hasil Validasi Materi
.................................................... 285
Lampiran 17. Analisis Hasil Validasi Media
.................................................... 287
Lampiran 18. Analisis Hasil Validasi Butir Soal Pretest – Posttest
................. 288
Lampiran 19. Analisis Hasil Validasi Portofolio
.............................................. 291
Lampiran 20. Analisis Hasil Validasi Angket Respon Peserta Didik
............... 292
Lampiran 21. Nilai Rapor Peserta Didik
...........................................................
293
Lampiran 22. Hasil Uji Homogenitas Peserta Didik
......................................... 294
Lampiran 23. Daftar Nilai Peserta Didik Penelitian
......................................... 295
Lampiran 24. Data N-Gain Berdasarkan Nilai Pretest – Posttest
..................... 298
Lampiran 25. Hasil Angket Respon Peserta Didik
........................................... 300
Lampiran 26. Komentar Umum Peserta Didik pada Angket Respon
............... 303
Lampiran 27. Refleksi Peserta Didik
................................................................
305
Lampiran 28. Dokumentasi Kegiatan
...............................................................
329
Lampiran 29. Surat-surat Penelitian
..................................................................
331
Lampiran 30. Spesifikasi Produk Pengembangan
............................................. 334
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
memperkuat pemahaman peserta didik terhadap suatu materi. Hal
tersebut
dikarenakan peserta didik meneliti, mengamati, mengungkap fakta,
dan
membandingkan dengan teori terkait objek secara langsung selama
praktikum
(Sugiharti & Sugandi, 2020). Materi pembuatan etanol, asam
asetat, dan etil
asetat skala laboratorium merupakan materi pada mata pelajaran
Analisis Bahan
Organik yang diajarkan untuk peserta didik kelas XI semester genap
di
Kompetensi Keahlian Kimia Analisis SMK Negeri 2 Depok, Sleman
Yogyakarta. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi praktikum yang
mengangkat
topik mata pelajaran Analisis Bahan Organik.
Pembelajaran praktikum di SMK Negeri 2 Depok khususnya pada
mata
pelajaran Analisis Bahan Organik, guru dan peserta didik
menggunakan
panduan praktikum berupa lembar kerja praktikum yang didapat dari
buku
Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Buku Sekolah Elektronik (BSE).
Hal
tersebut dilakukan karena guru belum memiliki panduan praktikum
alternatif
yang disajikan secara sistematis. Berdasarkan hasil wawancara
dengan guru
Kimia Analisis SMK Negeri 2 Depok, penggunaan lembar kerja
praktikum
tersebut dianggap kurang efektif oleh guru karena sebelum kegiatan,
guru harus
mencari dan menyesuaikan terlebih dahulu lembar kerja praktikum
yang
terdapat di dalam buku SNI dan BSE. Selain itu, konten yang
disajikan kurang
lengkap, kurang mengeksplorasi wawasan lingkungan, dan memiliki
risiko
hilang. Hal ini dikhawatirkan dapat menjadi kendala belajar bagi
peserta didik.
Guru pernah membuat modul satu paket antara teori dan
praktik.
Namun, seiring dengan perkembangan kurikulum, modul tersebut tidak
dapat
digunakan kembali karena indikator pada modul sudah tidak sesuai.
Guru belum
membuat modul praktikum khusus yang disajikan secara runtut.
Modul
praktikum menjadi hal yang penting untuk dikembangkan. Kehadiran
modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Rustaman (2003), modul praktikum diperlukan agar kegiatan praktikum
dapat
berjalan lancar, tujuan pembelajaran dapat tercapai, dan mengurangi
risiko
kecelakaan kerja. Menurut Furqan dkk. (2016), modul praktikum
diperlukan
sebagai panduan agar peserta didik dapat melakukan kegiatan
praktikum sesuai
dengan prosedur ilmiah.
Lebih lanjut, guru kimia juga menyampaikan bahwa penggunaan
bahan
kimia di sekolah ini masih tergolong banyak. Hal tersebut terlihat
bahwa masih
banyak bahan kimia sisa praktikum yang berada di rak bahan. Bahan
sisa ini
digunakan kembali dalam kegiatan praktikum yang memerlukan bahan
kimia
serupa. Padahal, penggunaan bahan-bahan yang berasal dari
lingkungan sekitar
dapat mengurangi penggunaan bahan kimia sintetis dan meminimalisasi
limbah.
Oleh karena itu, perlu adanya inovasi praktikum yang berwawasan
lingkungan
untuk mata pelajaran Analisis Bahan Organik di SMK. Praktikum
berwawasan
lingkungan merupakan praktikum yang dirancang dengan memanfaatkan
alat
ataupun bahan yang ada di lingkungan sekitar (Maesarah dkk., 2017).
Hal
tersebut membuktikan bahwa lingkungan sangat berpeluang dalam
mendukung
pembelajaran praktikum.
limbah pertanian. Limbah pertanian dapat berupa limbah buah dan
biji-bijian
(Riyanti, 2009). Limbah pertanian yang mengandung pati, serat, dan
glukosa
dapat dimanfaatkan sebagai bahan praktikum pembuatan etanol, asam
asetat,
dan etil asetat skala laboratorium. Limbah buah yang dapat
dijadikan bahan
praktikum adalah limbah buah pepaya, pisang, dan nanas karena mudah
didapat,
tersedia di sepanjang tahun, dan harga terjangkau bahkan tanpa
dipungut biaya
(Walunguru dkk., 2018). Limbah buah berpotensi untuk dimanfaatkan
karena
ketersediaan limbah tersebut tergolong banyak di pasar tradisional.
Kemudahan
dalam mencari limbah buah tersebut membuat kegiatan praktikum
mudah
dilaksanakan. Praktikum dapat dilakukan secara sederhana dan aman
tanpa
mengurangi kualitas materi yang diajarkan kepada peserta didik.
Pengenalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
SMK terhadap pentingnya kepedulian lingkungan.
Sebagai sarana untuk menghemat waktu praktikum yang dilakukan
di
SMK Negeri 2 Depok, perlu adanya praktikum yang terintegrasi
dan
berkesinambungan dari beberapa materi yang masih satu alur,
misalnya pada
pembuatan etanol, asam asetat, dan etil asetat skala laboratorium.
Pada
pembuatan etanol dilakukan proses fermentasi alkohol (Herliati
dkk., 2018),
kemudian dilanjutkan pembuatan asam asetat melalui proses
fermentasi asam
asetat (Rachmawati dkk., 2019). Hasil akhir etanol dan asam asetat
dapat
direaksikan membentuk senyawa etil asetat melalui proses
esterifikasi
(Lidiawati dkk., 2018). Rancangan prosedur berkesinambungan
dapat
mengurangi penggunaan bahan kimia lain.
Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, penelitian ini
mengembangkan modul praktikum berwawasan lingkungan pada
materi
pembuatan etanol, asam asetat, dan etil asetat skala laboratorium
dengan
menerapkan prosedur yang berkesinambungan secara optimal.
Wawasan
lingkungan bertujuan untuk mengenalkan kepada peserta didik suatu
praktikum
kimia yang memanfaatkan potensi lingkungan seperti limbah buah atau
buah
yang tidak layak konsumsi untuk digunakan sebagai bahan
praktikum.
Praktikum kimia berwawasan lingkungan juga dirancang berdasarkan
prinsip-
prinsip kimia hijau yang telah disesuaikan sehingga peserta didik
turut
berkontribusi dalam melestarikan alam. Prosedur berkesinambungan
bertujuan
untuk mengenalkan peserta didik efisiensi tahap reaksi, energi,
waktu, dan
pemanfaatan hasil reaksi untuk digunakan kembali, sehingga
dapat
meminimalisasi limbah yang dihasilkan.
ini adalah:
1. Apakah model ADDIE cocok untuk mengembangkan produk berupa
modul
praktikum kimia berwawasan lingkungan?
4
lingkungan telah memenuhi kriteria valid, praktis, dan
efektif?
C. Tujuan Penelitian
lingkungan yang dikembangkan sesuai dengan model ADDIE.
2. Mengetahui validitas, kepraktisan, dan efektivitas produk berupa
modul
praktikum kimia berwawasan lingkungan.
berwawasan lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
penelitian pengembangan berupa modul praktikum pada lain
kesempatan.
b. Penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi peneliti lain
yang ingin
mengembangkan modul praktikum kimia berwawasan lingkungan
dalam pembelajaran kimia.
2. Manfaat Praktis
didik pembelajaran praktikum kimia yang berwawasan
lingkungan.
b. Penelitian ini dapat membantu guru kimia dalam menerapkan
praktikum
kimia berwawasan lingkungan untuk mendukung pembelajaran
kimia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Modul diperlukan sebagai sarana untuk memfasilitasi kegiatan
belajar dalam meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta
didik.
Modul merupakan bahan ajar yang dirancang secara sistematis dan
menarik,
berisi materi, metode, dan evaluasi untuk mencapai tujuan atau
kompetensi
yang diharapkan (Furqan dkk., 2016). Selain itu, adanya modul
juga
mempermudah peserta didik dalam melaksanakan praktikum
(Dariyo,
2013). Modul praktikum sangat diperlukan ketika melakukan
kegiatan
praktikum karena selain dapat membantu pelaksanaan praktikum
juga
memberikan bantuan berupa informasi bagi peserta didik
(Asy’syakurni
dkk., 2015). Modul yang baik perlu memperhatikan karakteristik
modul
yang terdiri atas self instructional, self contained, stand alone,
adaptive, dan
user friendly (Pramiana dkk., 2017). Pembuatan modul praktikum yang
baik
dapat disusun atas beberapa komponen, yaitu sampul, halaman judul,
kata
pengantar, daftar isi, sistematika penyajian, peta kedudukan,
standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,
deskripsi
modul, tata tertib, keselamatan dan kesehatan kerja, kegiatan
praktikum
(konteks, landasan teori, alat dan bahan, prosedur kerja, data
pengamatan,
pertanyaan pascapraktik, refleksi), format portofolio, daftar
pustaka, dan
glosarium (modifikasi Nursamsu dkk., 2020).
Praktikum kimia berwawasan lingkungan merupakan suatu
praktikum kimia alternatif yang memanfaatkan alat atau bahan yang
dapat
diperoleh di lingkungan sekitar peserta didik. Pemanfaatan alat
ataupun
bahan yang diperoleh di lingkungan sekitar dapat merubah anggapan
peserta
didik terhadap ilmu kimia, di mana penerapan ilmu kimia dekat
dengan
kehidupan sehari-hari. Hal ini juga membuat pembelajaran kimia
lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
bermakna dan berdampak pada hasil belajar peserta didik (Maesarah
dkk.,
2017).
prinsip-prinsip kimia hijau (Lasia & Wiratini, 2016). Kimia
hijau
merupakan suatu konsep pembuatan desain produk atau proses yang
mampu
mengurangi atau menghilangkan pemakaian atau penghasilan zat
berbahaya
(Mitarlis dkk., 2018). Anastas & Warner (1998) mengusulkan 12
prinsip-
prinsip kimia hijau yang dapat dipertimbangkan sebagai
berikut.
1. Pencegahan
menangani bahan buangan tersebut.
3. Sintesis Bahan Kimia yang Kurang atau Tidak Berbahaya.
Metode sintesis yang dirancang harus menghasilkan zat yang
memiliki
tingkat racun rendah atau tidak beracun bagi manusia dan
lingkungan
4. Perancangan Produk Kimia yang Aman.
Produk kimia hasil rancangan harus memiliki fungsi yang efektif,
selain
meminimalkan tingkat racun terhadap manusia dan lingkungan.
5. Penggunaan Pelarut ataupun Peralatan Pendukung yang Lebih
Aman.
Pelarut, alat, dan bahan yang digunakan tidak berbahaya. Tidak
perlu
menggunakan peralatan pendukung tersebut jika memang tidak
dibutuhkan.
Energi yang dibutuhkan dalam proses kimia harus
mempertimbangkan
faktor ekonomi dan lingkungan. Penggunaan energi harus dapat
diminimalkan. Metode sintesis dilakukan pada suhu ruang.
7. Penggunaan Bahan Baku Terbarukan
Bahan baku yang digunakan dapat diperbaharui, praktis, dan
ekonomis.
8. Mengurangi Derivat (Turunan) atau Tahap Reaksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
tambahan rektan, sehingga dapat menghasilkan limbah.
9. Penggunaan Katalis
energi yang dibutuhkan.
Produk kimia harus didesain dapat terdegradasi, sehingga ketika
fungsi
produk tersebut sudah selesai, akan terurai menjadi zat yang
tidak
berbahaya dan tidak bertahan di lingkungan.
11. Analisis Secara Langsung untuk Mencegah Polusi
Metode analisis perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut, yang
dapat
dilakukan secara langsung, pemantauan dalam proses, dan
mengontrol
pembentukan bahan yang berbahaya.
meminimalkan potensi kecelakaan, seperti ledakan dan
kebakaran.
Menurut Lasia dan Wiratini (2016), rancangan praktikum kimia
berwawasan lingkungan dapat menerapkan prinsip-prinsip yang
telah
disesuaikan dari 12 prinsip kimia hijau sebagai berikut.
1. Pencegahan
proses yang beracun lebih baik dicegah daripada ditangani.
2. Sintesis yang Melibatkan Bahan Tidak Berbahaya
Sintesis yang melibatkan bahan tidak berbahaya memiliki arti
bahwa
metode sintesis yang dilakukan memiliki toksisitas sangat rendah
dan
tidak beracun, sehingga menghindari kecelakaan. Penggunaan
bahan-
bahan kimia berbahaya dapat dikurangi atau bahkan
dihilangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Pembuatan produk kimia yang aman memiliki arti bahwa produk
praktikum yang telah dibuat memiliki fungsi yang baik dan
tidak
mencemari lingkungan atau ramah lingkungan.
4. Mereduksi Tahapan Reaksi
diperlukan dalam sintesis produk dapat dikurangi.
5. Penggunaan Katalis
Peran katalis dalam reaksi kimia adalah membuat jalur reaksi
baru
dengan energi aktivasi yang lebih rendah untuk mempercepat laju
reaksi
dan meningkatkan selektivitas. Hal ini menyebabkan waktu yang
diperlukan ketika terjadinya reaksi akan lebih singkat dan energi
yang
diperlukan dalam reaksi juga semakin sedikit atau lebih efisien
(Purnami
dkk., 2015). Katalis tidak mengalami perubahan kimiawi secara
permanen selama reaksi berlangsung sehingga di akhir reaksi
dapat
terbentuk kembali (Setyaningsih dkk., 2017).
Berdasarkan prinsip-prinsip kimia hijau yang telah
dikemukakan,
tujuan dari prinsip ini adalah untuk mengurangi atau
menghilangkan
penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya dengan merancang
proses
sintesis yang ramah lingkungan. Dengan demikian modul praktikum
kimia
berwawasan lingkungan ini dapat membuat peserta didik untuk
turut
berkontribusi dalam melestarikan alam.
Sikap dapat diungkapkan dengan perbuatan atau pernyataan
evaluatif sebagai respon terhadap suatu objek atau peristiwa.
Peduli
merupakan tindakan keberpihakan terhadap suatu objek atau
peristiwa.
Sikap peduli lingkungan berupa tindakan yang berupaya
mencegah
kerusakan pada lingkungan alam sekitar dan upaya untuk
memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi (Asmani, 2013). Sikap peduli
terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
lingkungan merupakan salah satu sikap peserta didik berupa rasa
peduli
terhadap kebersihan lingkungan, peduli terhadap kerusakan
lingkungan, dan
peduli terhadap pencemaran lingkungan, sehingga ada upaya
untuk
memperbaikinya (Elsa dkk., 2014).
Sikap peduli lingkungan harus dibangun di atas tiga komponen
penting dari sikap itu sendiri. Menurut Mar’at (2008), tiga
komponen
penting tersebut, yaitu: 1) Komponen kognisi (kesadaran)
merupakan
komponen yang berhubungan dengan keyakinan, ide dan konsep;
2)
Komponen afeksi (perasaan) merupakan komponen yang menyangkut
kehidupan emosional seseorang; 3) Komponen konasi (perilaku)
merupakan komponen yang merupakan kecenderungan bertingkah
laku.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sikap peduli lingkungan merupakan
perilaku
atau pernyataan yang muncul atas dasar kesadaran dan perasaan
yang
menunjukkan keberpihakan terhadap kelestarian lingkungan.
Menurut Nenggala (2007), indikator kepedulian terhadap
lingkungan dapat dilihat dari (1) Kebiasaan menjaga kelestarian
lingkungan
sekitar; (2) Membuang sampah pada tempatnya; (3) Melaksanakan
kegiatan
membersihkan lingkungan. Menurut Irfianti dkk. (2016), indikator
sikap
peduli lingkungan memiliki upaya dalam mencegah kerusakan
lingkungan
sekitar, di antaranya (1) Perawatan lingkungan untuk menjaga
lingkungan
agar tetap bersih dan rapi; (2) Pengelolaan sampah; (3) Penghematan
energi.
Modul praktikum ini mendukung peserta didik untuk dapat
menjaga
kelestarian dan mencegah kerusakan lingkungan melalui
pemanfaatan
limbah buah. Penghematan energi diterapkan di dalam praktikum
dengan
rancangan berkesinambungan dan penggunaan katalis. Adanya
rancangan
modul praktikum ini diharapkan sikap kepedulian peserta didik
terhadap
lingkungan semakin berkembang.
3. Limbah Buah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dapat dijumpai di sekitar pasar tradisional. Limbah buah yang
digunakan
dalam penelitian ini adalah buah tidak layak konsumsi atau tidak
layak jual
(rusak), yaitu pepaya, pisang, dan nanas. Kandungan buah pepaya,
pisang,
dan nanas disebutkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Kandungan Buah Per 100 g Massa (Rahman, 2013; Rusdaina
&
Syauqy, 2015; Casabar et al., 2019)
Kandungan Buah Per 100 g Massa (g)
Pepaya Pisang Nanas
Lemak (0,14) Lemak (0,10)
Air (88,63) Air (65,94)
dan selulosa (Nurkholis dkk., 2019). Limbah buah dipilih sebagai
bahan
praktikum dikarenakan jumlahnya melimpah dan perlu
dimanfaatkan.
Campuran limbah buah pepaya, pisang, dan nanas dipilih
dikarenakan
kandungan karbohidrat (gula, pati, dan selulosa) buah tersebut
tergolong
tinggi sehingga produk praktikum yang diinginkan semakin
mudah
didapatkan.
Etanol (C2H5OH) merupakan salah satu senyawa organik yang
memiliki titik didih 78,4 oC. Senyawa ini disebut juga dengan
bioetanol jika
diproduksi dari bahan baku karbohidrat melalui proses fermentasi
alkohol
menggunakan mikroorganisme tertentu (Muin dkk., 2015). Etanol
bersifat
mudah menguap, tidak berwarna, dan bersifat polar sehingga dapat
berperan
sebagai pelarut yang ramah lingkungan (Guerra & Gude, 2017).
Etanol
dalam hand sanitizer berfungsi sebagai zat antiseptik yang
mampu
menghambat pertumbuhan mikroorganisme (Susanty dkk., 2020).
Pada skala laboratorium, proses pembuatan etanol terbagi dalam
tiga
tahap. Tahap pertama yaitu proses hidrolisis. Pada proses ini,
karbohidrat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
kompleks (pati atau selulosa) diubah menjadi karbohidrat
sederhana
(glukosa) dengan cara enzimatis atau dengan asam encer dan asam
pekat.
Tahap kedua berupa proses fermentasi yaitu mengubah glukosa
menjadi
etanol dan hasil samping karbondioksida. Tahap ketiga yaitu
proses
distilasi. Pada proses ini, dilakukan pemisahan etanol dari senyawa
lain agar
lebih murni (Safitrie dkk., 2015).
Hidrolisis merupakan proses yang melibatkan pati atau
karbohidrat
dengan air. Karbohidrat akan terurai menjadi monosakarida atau
glukosa.
Pada proses ini ditambahkan katalis asam klorida agar proses
pemecahan
pati menjadi lebih cepat. Persamaan reaksi yang terjadi menurut
Herliati
dkk. (2018) adalah sebagai berikut.
(C6H10O5)n(aq) + nH2O(l) H+
substrat organik melalui aktivitas enzim yang dihasilkan dari
metabolisme
mikroorganisme. Fermentasi glukosa menghasilkan etanol
(fermentasi
alkohol), adalah proses biokimia dari gula seperti glukosa,
fruktosa, dan
sukrosa diubah menjadi etanol dan karbondioksida sebagai hasil
samping
reaksi (Herliati dkk., 2018). Persamaan reaksi yang terjadi
menurut
Rachmawati dkk. (2019) adalah sebagai berikut.
C6H12O6(aq) → 2CH3CH2OH(aq) + 2CO2(g) (2.2)
glukosa etanol karbon dioksida
Konsentrasi etanol yang dihasilkan dalam proses fermentasi
dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti pH, konsentrasi glukosa sebagai
substrat,
konsentrasi kultur starter dan suhu fermentasi (Arnata &
Anggreni, 2013).
Selama proses fermentasi, Saccharomyces cereviceae tetap
membutuhkan
oksigen meskipun dalam jumlah kecil untuk mempertahankan
kehidupan
dan menjaga konsentrasi sel agar tetap tinggi. Tingginya
konsentrasi sel
akibat adanya oksigen membuat Saccharomyces cerevisiae tidak
mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2009).
Distilasi merupakan proses pemurnian etanol dari campuran
lain
seperti air dan dilakukan setelah proses fermentasi selesai. Titik
didih etanol
adalah 78,4 oC, sedangkan titik didih air adalah 100 oC. Pada suhu
78 oC,
etanol akan menguap terlebih dahulu dari air. Uap etanol akan
diteruskan
melalui pipa kondensor kemudian mengalami kondensasi menjadi
etanol
cair murni (Amtiran dkk., 2019). Suhu distilasi perlu dijaga agar
konstan
pada 78 oC untuk mendapatkan etanol murni. Proses distilasi sangat
penting
dilakukan karena akan menghasilkan produk etanol yang lebih
murni
dibandingkan dengan cara konvensional tanpa distilasi.
5. Pembuatan Asam Asetat
produk alkohol (Rosandari, 2011). Asam asetat hasil dari proses
fermentasi
ini memiliki aroma yang lebih baik dari asam asetat industri.
Proses
fermentasinya dilakukan pada suasana aerobik menggunakan
bakteri
Acetobacter aceti (Hardoyo dkk., 2007). Persamaan reaksi yang
terjadi
menurut Rachmawati dkk. (2019) adalah sebagai berikut.
CH3CH2OH(aq) + O2(g) → CH3COOH(aq) + H2O(l) (2.3)
etanol oksigen asam asetat air
Suhu optimum bakteri Acetobacter aceti adaah 15-34 oC dengan
kisaran pH
3-4 (Zubaidah, 2010). Konsentrasi alkohol antara 6%-8% dapat
membuat
fermentasi asam asetat berlangsung cepat (Andayani dkk., 2019).
Menurut
Rachmawati dkk. (2019), hasil proses fermentasi ini dipengaruhi
oleh suhu,
kadar oksigen, pH, waktu fermentasi, dan ragi. Berdasarkan SNI
01-4371-
1996, kadar minimal asam pada asam asetat adalah 4 gram/100
mL.
6. Pembuatan Etil Asetat
Ester dibuat dari reaksi antara asam karboksilat dan alkohol
dengan
bantuan katalis asam melalui proses esterifikasi. Reaksi
esterifikasi bersifat
reversibel dan berjalan sangat lambat, sehingga agar tercapai
kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Fessenden, 1986). Katalis asam kuat yang digunakan adalah asam
klorida.
Reaksi akan berjalan lebih baik jika terdapat perlakuan refluks.
Refluks
menyebabkan senyawa akan menjadi lebih terkonsentrasi dan ester
menjadi
mudah terbentuk (Riswiyanto, 2010). Persamaan reaksi yang
terjadi
menurut Nst dkk. (2015) adalah sebagai berikut.
CH3CH2OH(aq) + CH3COOH(aq) CH3COOCH2CH3(aq) + H2O(l) (2.4)
etanol asam asetat etil asetat air
Etanol direaksikan dengan asam asetat dengan perbandingan yang
sama
kemudian dipanaskan pada suhu 60 oC selama 15 menit atau
hingga
terbentuk etil asetat dengan aroma menyerupai zat perekat dan
pisang
matang (Nst dkk., 2015).
(2017), peneliti mengembangkan modul praktikum kimia dasar yang
dirancang
lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan dengan berpedoman
pada
pengembangan media menurut Lee & Owens (2004). Praktikum yang
dirancang
tidak menimbulkan limbah berbahaya sehingga aman dan ramah
lingkungan.
Kerangka desain modul menyesuaikan berdasarkan standar pembuatan
modul
praktikum.
Borg & Gall. Permasalahan lingkungan dapat diatasi melalui
sikap kepedulian
terhadap lingkungan. Angket pengembangan produk dirancang untuk
menilai
aspek karakteristik, elemen mutu, dan kebahasaan modul. Aspek-aspek
ini
didasarkan pada syarat pengembangan modul yang baik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Idrus dkk. (2020),
peneliti
mengembangkan modul praktikum kimia lingkungan berbasis kimia hijau
mata
kuliah kimia lingkungan yang berpedoman pada pengembangan media
menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
lingkungan berbasis kimia hijau, membuat produk hasil praktikum
menjadi
ramah lingkungan. Hal tersebut dikarenakan mengikuti kaidah
pencegahan,
ekonomi atom, sintesis kimia yang mengurangi bahan berbahaya, dan
efisiensi
energi dengan mengurangi tahapan reaksi. Persamaan yang dilakukan
dalam
penelitian ini adalah mengembangkan produk yang mengacu pada
prinsip-
prinsip kimia hijau. Perbedaan yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah
pemilihan desain penelitian pengembangan yang digunakan yaitu
ADDIE.
Penelitian Wijaya dkk. (2012) menggunakan nira kelapa sebagai
bahan
baku bioetanol. Metode yang digunakan adalah fermentasi, distilasi,
dan
analisis kualitas bioetanol. Nira kelapa difermentasi selama 2 hari
pada suhu
ruangan yaitu 26-28 °C. Setelah itu dihasilkan tuak yang kemudian
didistilasi
pada suhu 78 °C. Distilasi dilakukan secara berulang hingga didapat
kadar
bioetanol di atas 94%. Persamaan yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah
adanya proses fermentasi pada suhu ruangan dan proses distilasi
etanol pada
suhu 78 oC dalam metodenya. Perbedaan yang dilakukan dalam
penelitian ini
adalah menggunakan bahan praktikum dari campuran limbah buah
pepaya,
pisang, dan nanas dengan penambahan proses hidrolisis pada
metodenya untuk
memecah karbohidrat kompleks menjadi karbohidrat sederhana.
Penelitian Warsa dkk. (2013) menggunakan limbah bonggol
pisang
sebagai bahan baku bioetanol. Perlakuan bonggol pisang ini diawali
dengan
proses hidrolisis menggunakan bantuan enzim alfa-amilase dan
gluko-amilase
kemudian diteruskan proses fermentasi menggunakan
Saccharomyces
cereviseae dengan kadar 8%, 9%, dan 10%. Variasi waktu fermentasi
yang
diatur adalah 2, 3, 5, 7, dan 8 hari. Hasil kadar bioetanol terbaik
adalah sebesar
30,59% yaitu dengan konsentrasi Saccharomyces cereviceae 9% dan
waktu
fermentasi 7 hari. Persamaan yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah adanya
proses hidrolisis dan menggunakan Saccharomyces cereviseae pada
proses
fermentasi alkohol. Perbedaan yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah
menggunakan campuran limbah buah pepaya, pisang, dan nanas dengan
proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
hidrolisis menggunakan katalis asam kuat. Variasi waktu fermentasi
yang
dilakukan adalah 4, 5, dan 6 hari dengan kadar ragi 5%.
Penelitian Susanti dkk. (2013) menggunakan limbah kulit nanas
sebagai
bahan baku bioetanol. Limbah ini dihidrolisis dengan katalis HCl.
Variabel
yang dilihat adalah konsentrasi HCl, waktu hidrolisis, dan waktu
fermentasi.
Kadar glukosa terbesar adalah 8,958-9,594% dengan konsentrasi HCl
0,3 N dan
waktu hidrolisis 270-315 menit. Hasil kadar bioetanol terbaik
adalah sebesar
31,399% dan konversi glukosa 58,62% dengan waktu fermentasi 4 hari
dan
massa ragi 6 gram. Persamaan yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah
proses hidrolisis menggunakan katalis HCl. Perbedaan yang dilakukan
dalam
penelitian ini adalah proses hidrolisis yang membutuhkan waktu 60
menit.
Penelitian Nurismanto dkk. (2014) membuat asam cuka dari
pisang
kepok. Variasi yang diakukan adalah konsentrasi inokulum yaitu 5%,
10%, dan
15% dan variasi waktu fermentasi yaitu 5 hari, 10 hari, dan 15
hari. Konsentrasi
inokulum paling optimal adalah sebesar 15% dengan waktu fermentasi
asam
cuka 15 hari, hasilnya adalah 6,77%. Kondisi pH tidak terlalu
berpengaruh pada
kadar asam asetat, namun kadar gula dan alkohol berpengaruh pada
kadar asam
asetat. Ketika proses fermentasi asam asetat semakin lama dan
konsentrasi
inokulum semakin tinggi, kadar asam asetat yang terbentuk semakin
tinggi.
Persamaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan
inokulum
bakteri asam asetat sebanyak 15% dan waktu fermentasi asam asetat 5
hari.
Perbedaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah inokulum
bakteri asam
asetat dan waktu fermentasi asam asetat tidak diberi variasi
perlakuan.
Penelitian Nst dkk. (2015) membuat etil asetat dari kulit pisang
raja.
Kulit pisang raja dilakukan beberapa tahapan proses yaitu
hidrolisis, fermentasi
alkohol, distilasi, dan esterifikasi. Proses esterifikasi dilakukan
dengan
mereaksikan distilat etanol hasil fermentasi dengan asam asetat
glasial dan
tambahan katalis HCl 37%. Perbandingan etanol dan asam asetat
glasial adalah
1:1 dengan jumlah katalis sebanyak 32% reaktan. Reaksi tersebut
dilakukan
pada dilakukan pada suhu 60 oC. Persamaan yang dilakukan dalam
penelitian
ini adalah proses esterifikasi pada suhu 60 oC menggunakan katalis
HCl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
sebanyak 32% reaktan dengan perbandingan etanol dan asam asetat
1:1.
Perbedaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penggunaan
asam asetat
hasil fermentasi.
untuk fermentasi dan menampung hasil distilat bioetanol sebaiknya
tidak terlalu
besar, hal ini bertujuan untuk memperkecil pengaruh udara luar yang
dapat
menghasilkan senyawa lain yang berpengaruh terhadap menurunnya
kadar
etanol itu sendiri. Suhu pada proses distilasi harus dijaga yaitu
pada 78-80 oC
untuk menghindari agar air tidak ikut menguap ke dalam distilat.
Bioetanol yang
akan dijadikan bahan bakar perlu dilakukan distilasi fraksinasi,
dengan tujuan
untuk menghilangkan kadar air yang masih tersisa agar
menghasilkan
pembakaran yang sempurna. Amtiran dkk. (2019) menggunakan serbuk
buah
bidara sebagai bahan baku bioetanol. Proses yang dilakukan adalah
hidrolisis,
fermentasi, dan distilasi. Serbuk buah bidara dihidrolisis
menggunakan HCl 0,5
N dan difermentasi menggunakan ragi tape. Persamaan yang dilakukan
dalam
penelitian ini adalah adanya proses hidrolisis, fermentasi, dan
menggunakan
distilasi fraksinasi untuk memurnikan etanol. Konsentrasi HCl yang
digunakan
sebesar 0,5 M. Perbedaan yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah
menggunakan ragi roti.
Penelitian Rachmawati dkk. (2019) membuat asam cuka dari buah
kersen. Variasi waktu fermentasi adalah 7, 10, dan 13 hari. Waktu
fermentasi
dan inokulum terbaik adalah 13 hari dengan 5%, 10%, dan 15%
konsentrasi
inokulum. Berdasarkan penelitian Nurismanto dkk. (2014), semakin
lama
waktu fermentasi maka nilai pH akan semakin rendah. Hal ini terjadi
karena
semakin lama fermentasi maka asam asetat akan semakin banyak
terbentuk.
Persamaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan
inokulum
bakteri asam asetat sebanyak 15%. Perbedaan yang dilakukan dalam
penelitian
ini adalah inokulum bakteri asam asetat dan waktu fermentasi asam
asetat tidak
diberi variasi perlakuan.
17
C. Kerangka Berpikir
Guru Kimia Analisis di SMK Negeri 2 Depok belum memiliki
modul
praktikum kimia mata pelajaran Analisis Bahan Organik. Guru
hanya
menggunakan lembar kerja praktikum yang diberikan kepada peserta
didik
sebagai panduan dalam melaksanakan praktikum. Penggunaan lembar
kerja
praktikum kurang efektif karena memiliki risiko hilang dan kurang
tertata rapi.
Praktikum mata pelajaran Analisis Bahan Organik akan lebih baik
jika
menerapkan wawasan lingkungan agar peserta didik dapat
mengeksplorasi dan
memanfaatkan potensi lingkungan untuk mendukung praktikum. Oleh
karena
itu, perlu adanya modul praktikum kimia berwawasan lingkungan pada
mata
pelajaran Analisis Bahan Organik. Menurut Furqan dkk. (2016),
modul
diperlukan sebagai sarana untuk memfasilitasi kegiatan belajar
dalam
meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik. Dariyo (2013)
juga
menyatakan bahwa adanya modul dapat mempermudah peserta didik
dalam
melaksanakan praktikum. Peserta didik juga belum mengenal praktikum
kimia
berwawasan lingkungan.
lingkungan yang dapat mendukung pembelajaran praktikum, modul
praktikum
kimia berwawasan lingkungan mata pelajaran Analisis Bahan
Organik
dikembangkan. Materi yang dibahas adalah pembuatan etanol, asam
asetat, dan
etil asetat skala laboratorium. Praktikum kimia berwawasan
lingkungan
dirancang berdasarkan prinsip-prinsip kimia hijau yang telah
disesuaikan (Lasia
& Wiratini, 2016), sehingga peserta didik turut berkontribusi
dalam
melestarikan alam. Modul ini dikembangkan berdasarkan desain
pengembangan ADDIE. Pada tahap uji coba penelitian, peserta
didik
menggunakan modul praktikum kimia berwawasan lingkungan mata
pelajaran
Analisis Bahan Organik sebagai panduan praktikum. Kepraktisan
dan
efektivitas modul praktikum kimia berwawasan lingkungan dapat
diketahui.
Kerangka berpikir penelitian disajikan pada Gambar 2.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
pada mata pelajaran Analisis Bahan Organik
Peserta didik menggunakan lembar kerja praktikum
sebagai panduan dalam melaksanakan praktikum
Peserta didik menggunakan modul praktikum kimia
berwawasan lingkungan mata pelajaran Analisis Bahan Organik
Peserta didik perlu dikenalkan pada praktikum kimia
berwawasan lingkungan mata pelajaran Analisis Bahan Organik
Kepraktisan dan efektivitas modul praktikum
kimia berwawasan lingkungan dapat diketahui
Pengembangan modul praktikum kimia berwawasan lingkungan mata
pelajaran Analisis Bahan Organik menggunakan desain penelitian
ADDIE
Dihasilkan modul praktikum kimia berwawasan
lingkungan yang valid, praktis, dan efektif
Melakukan validasi untuk memperoleh validitas
modul praktikum kimia berwawasan lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono
(2019),
penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang
digunakan
untuk menciptakan atau mengembangkan suatu produk tertentu.
Menurut
Plomp & Nieveen (2007), syarat kelayakan suatu produk
pengembangan dapat
dikatakan berkualitas ketika telah memenuhi kriteria valid,
praktis, dan efektif.
Rochmad (2012) juga menambahkan bahwa kriteria valid dilihat dari
kualitas
produk pengembangan dalam hal materi dan konsistensi. Penilaian
validitas
produk menggunakan instrumen penilaian validitas yang diisi oleh
validator.
Kriteria praktis dilihat dari kebermanfaatan penggunaan
produk
pengembangan. Penilaian kepraktisan produk menggunakan angket
respon
untuk melihat respon peserta didik terhadap produk ketika
digunakan. Kriteria
efektif dilihat dari tujuan yang ingin dinilai dalam penelitian.
Capaian peserta
didik seperti hasil belajar dapat menilai efektivitas produk
pengembangan.
Produk yang dikembangkan pada penelitian ini berupa Modul Praktikum
Kimia
Berwawasan Lingkungan Mata Pelajaran Analisis Bahan Organik
untuk
SMK/MAK Kelas XI Semester Genap Kompetensi Keahlian Kimia
Analisis.
Produk tersebut digunakan sebagai bahan ajar kegiatan praktikum di
sekolah.
B. Desain Penelitian
ini mengadaptasi model pengembangan ADDIE yang dirancang oleh Lee
&
Owens (2004). Menurut Lee & Owens (2004), ada beberapa tahapan
yang perlu
dicermati dalam melakukan penelitian pengembangan menggunakan model
ini
adalah sebagai berikut.
20
lingkungan. Analisis kebutuhan ini menjadi dasar pertimbangan
produk
yang dikembangkan. Analisis kebutuhan guru Kimia Analisis SMK
Negeri
2 Depok terkait pembelajaran praktikum dilakukan melalui
wawancara.
Dari analisis kebutuhan, didapatkan hasil bahwa guru memerlukan
modul
praktikum berwawasan lingkungan yang dapat membantu peserta
didik
dalam melaksanakan praktikum dan lebih peduli terhadap
lingkungan.
Modul ini digunakan sebagai panduan praktikum untuk
menggantikan
lembar kerja praktikum. Analisis materi penelitian ditujukan pada
mata
pelajaran Analisis Bahan Organik kelas XI semester genap dengan
materi
pembuatan etanol, asam asetat, dan etil asetat skala
laboratorium.
Berdasarkan struktur kurikulum Analisis Bahan Organik, pembuatan
etanol
masuk dalam KD 3.6, 4.6, dan 4.7, pembuatan asam asetat masuk dalam
KD
3.8, 4.8, dan 4.9, serta pembuatan etil asetat masuk dalam KD 3.4,
4.4, dan
4.5. Setelah analisis kebutuhan, kajian literatur dilakukan terkait
judul
praktikum untuk mata pelajaran Analisis Bahan Organik dan
menganalisis
indikator praktikum kimia berwawasan lingkungan. Kompetensi Inti
(KI)
dan Kompetensi Dasar (KD) serta Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 3.
2. Design
Rancangan produk berupa modul praktikum kimia berwawasan
lingkungan
mata pelajaran Analisis Bahan Organik. Rancangan modul secara
spesifik
mengacu pada materi pembuatan etanol, asam asetat, dan etil asetat
skala
laboratorium. Rancangan ini berupa kerangka isi modul secara garis
besar
dan prosedur praktikum berwawasan lingkungan materi yang
terkait.
Penyusunan modul praktikum mengacu pada format Nursamsu (2020)
yang
telah dimodifikasi. Rancangan materi dan prosedur praktikum
pembuatan
etanol, asam asetat, dan etil asetat skala laboratorium disusun
berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
disederhanakan prosedurnya agar dapat diikuti oleh peserta
didik.
Rancangan tersebut juga dikembangkan agar berwawasan
lingkungan.
Wawasan lingkungan ini dilihat dari pemanfaatan limbah buah
sebagai
bahan praktikum, melakukan penerapan prinsip-prinsip kimia hijau,
dan
rancangan praktikum yang berkesinambungan. Setelah itu, penelitian
atau
uji coba di laboratorium dilakukan terhadap rancangan prosedur
praktikum
yang telah dibuat.
lingkungan mata pelajaran Analisis Bahan Organik kelas XI semester
genap
mulai dibuat. Instrumen penelitian juga dibuat pada tahap ini.
Kelayakan
produk pengembangan diuji dengan menilai validitas modul
praktikum
kimia berwawasan lingkungan. Validitas produk dan instrumen
yang
dikembangkan didapatkan melalui penilaian oleh validator yaitu dua
dosen
Pendidikan Kimia Universitas Sanata Dharma dan dua guru Kimia
Analisis
SMK Negeri 2 Depok. Revisi produk dilakukan sesuai dengan saran
yang
diberikan validator.
4. Implementation
Uji coba produk pengembangan dilakukan kepada 60 peserta
didik
kelas XI Kimia Analisis SMK Negeri 2 Depok, Sleman Yogyakarta
dengan
rincian 30 orang dari kelas KAA dan 30 orang dari kelas KAB.
5. Evaluation
diberikan peserta didik. Hasil dari evaluasi ini berupa perbaikan
untuk
menyempurnakan produk pengembangan. Pengolahan data juga
dilakukan
untuk mendapatkan hasil kepraktisan dan efektivitas produk
pengembangan. Alur desain penelitian menggunakan model ADDIE
terdapat pada Gambar 3.1.
22
Owens, 2004)
Menurut Arikunto (2013), variabel penelitian merupakan suatu
nilai,
sifat, atribut, atau objek yang ditentukan dan menjadi pusat
perhatian dalam
penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
variabel
tunggal. Menurut Nawawi & Martini (1996), variabel tunggal
merupakan suatu
hal yang paling mendominasi dan mempunyai aspek-aspek tertentu
tanpa
dikaitkan dengan pengaruh atau hal lain. Variabel tunggal dalam
penelitian ini
yaitu pengembangan modul praktikum kimia berwawasan
lingkungan.
D. Sampel Penelitian
SMK Negeri 2 Depok, Sleman Yogyakarta adalah 60 anak. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan yaitu jenis Sampling Jenuh. Pada
teknik
Sampling Jenuh, semua populasi dijadikan sampel penelitian
(Sugiyono, 2019).
Oleh karena itu, sampel dalam penelitian ini adalah 60 peserta
didik dengan
rincian 30 anak dari kelas KAA dan 30 anak dari kelas KAB.
Analysis
Revisi
Revisi
Design
Development
Implementation
Evaluation
23
Uji coba terhadap seluruh praktikum dalam modul praktikum
dilakukan
di Laboratorium Kimia, Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas
Sanata
Dharma pada periode Januari – Februari 2021. Sementara itu, uji
coba
penggunaan produk dilakukan di Laboratorium Kimia SMK Negeri 2
Depok,
Sleman Yogyakarta pada periode April – Mei 2021.
F. Metode Pengumpulan Data
informasi atau data yang dibutuhkan agar dihasilkan rumusan terbaik
dalam
mencapai tujuan penelitian (Rosaliza, 2015). Pada penelitian ini,
wawancara
dilakukan kepada salah satu guru Kimia Analisis SMK Negeri 2
Depok,
Sleman Yogyakarta untuk menganalisis kebutuhan guru terhadap
pembelajaran praktikum kimia. Analisis kebutuhan ini menjadi
latar
belakang dilakukannya penelitian.
Validasi produk dan validasi instrumen penelitian dilakukan
untuk
mengetahui kelayakan produk dan instrumen penelitian yang dinilai
oleh
para ahli. Validasi produk terdiri atas validasi materi dan
validasi media.
Validasi instrumen penelitian terdiri atas validasi instrumen tes,
validasi
instrumen portofolio, dan validasi instrumen angket. Validasi
bertujuan
untuk mendapatkan saran terkait materi atau media yang telah
dirancang
sebelum digunakan oleh masyarakat luas (Eliza & Myori, 2017).
Validasi
dilakukan oleh dua dosen Pendidikan Kimia Universitas Sanata Dharma
dan
dua guru Kimia Analisis SMK Negeri 2 Depok, Sleman Yogyakarta.
Data
validasi digunakan untuk mengetahui kriteria validitas produk
dan
instrumen pada setiap aspek yang dinilai. Saran dari validator
digunakan
untuk memperbaiki produk dan instrumen yang telah
dikembangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
untuk mengetahui pengetahuan awal yang dimiliki oleh peserta
didik.
Posttest memiliki tujuan untuk mengetahui penguasaan materi
dan
pencapaian peserta didik (Novianti & Salim, 2018). Data yang
didapat
digunakan untuk mengetahui kriteria efektivitas produk
pengembangan
berdasarkan nilai peningkatan hasil belajar peserta didik.
4. Penilaian Portofolio
belajar peserta didik terutama terkait dengan keterampilan
(Noerwiyati,
2017). Pada penelitian ini, penilaian portofolio berfokus pada
pembuatan
laporan hasil praktikum peserta didik. Penilaian portofolio ini
mendukung
peserta didik untuk dapat menyajikan hasil percobaan dalam bentuk
laporan
praktikum dengan baik. Data yang didapat digunakan untuk
mengetahui
kriteria efektivitas produk pengembangan berdasarkan nilai hasil
belajar
psikomotorik peserta didik.
Angket respon peserta didik merupakan instrumen yang
digunakan
untuk mengukur pendapat peserta didik terhadap produk
pengembangan.
Angket respon berupa kuesioner tertulis yang diberikan kepada
peserta
didik (Uno & Koni, 2014). Pada penelitian ini, angket respon
dirancang
untuk mengetahui pendapat peserta didik terkait modul dan
kegiatan
praktikum, serta sikap kepedulian peserta didik terhadap
lingkungan. Data
yang didapat digunakan untuk mengetahui kriteria kepraktisan
produk
pengembangan.
mengukur fenomena alam maupun sosial di dalam penelitian.
Instrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
penelitian memiliki peran yang sangat penting karena mencakup
indikator suatu
hal yang sedang diteliti (Sugiyono, 2019).
1. Lembar Wawancara
beberapa aspek yang ingin diketahui yaitu kurikulum sekolah,
pengalaman
mengajar guru, pelaksanaan praktikum di sekolah, model dan metode
yang
digunakan dalam praktikum, penggunaan media yang mendukung
kegiatan
praktikum, dan praktikum berwawasan lingkungan. Aspek-aspek
tersebut
memiliki 37 indikator dan dirumuskan dalam 37 pertanyaan yang
telah
dikembangkan untuk mendukung analisis kebutuhan sekolah menjadi
suatu
penelitian. Kisi-kisi lembar wawancara dan lembar wawancara dapat
dilihat
pada Lampiran 4.
2. Lembar Validasi
mencakup komponen evaluasi produk yang terdiri atas indikator
kualitas ketercapaian tujuan, kuantitas ketercapaian program,
dan
kepuasan pihak-pihak yang dikenai program (Sugiyono, 2019).
Lembar
validasi produk yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi
dua
jenis yaitu lembar validasi materi dan lembar validasi media.
Lembar validasi materi mencakup beberapa aspek yang ingin
dinilai yaitu karakteristik modul, praktikum kimia berwawasan
lingkungan, prosedur praktikum kimia berkesinambungan, sikap
kepedulian terhadap lingkungan, dan keterampilan
berkomunikasi.
Aspek-aspek tersebut memiliki 27 indikator, berisi 27 pertanyaan
yang
telah dikembangkan untuk mengetahui kelayakan produk dari
segi
materi yang dirancang dalam penelitian. Kisi-kisi lembar validasi
materi
dapat dilihat pada Lampiran 6.
Lembar validasi media mencakup beberapa aspek yang ingin
dinilai yaitu elemen mutu modul, bahasa modul, dan kepraktisan
modul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
telah dikembangkan untuk mengetahui kelayakan produk dari
segi
media yang dirancang dalam penelitian. Kisi-kisi lembar validasi
media
dapat dilihat pada Lampiran 7. Kriteria penilaian aspek pada
lembar
validasi produk menggunakan skala Likert, dengan nilai 5 (sangat
baik),
4 (baik), 3 (cukup baik), 2 (kurang baik), dan 1 (tidak baik).
Menurut
Febtriko & Puspitasari (2018), pendapat, persepsi, dan sikap
seseorang
terhadap situasi atau fenomena sosial tertentu dapat diukur
menggunakan skala Likert.
Lembar validasi butir soal pretest – posttest yang digunakan
dalam penelitian ini mencakup beberapa aspek yang ingin dinilai
yaitu
materi, konstruksi, dan bahasa pada butir soal. Aspek-aspek
tersebut
memiliki 8 indikator, berisi 8 pertanyaan yang telah
dikembangkan
untuk mengetahui kualitas butir soal yang dirancang dalam
penelitian.
Kisi-kisi lembar validasi butir soal pretest – posttest dapat
dilihat pada
Lampiran 8. Kriteria penilaian aspek pada lembar validasi butir
soal
pretest – posttest menggunakan skala Likert, dengan nilai 5
(sangat
baik), 4 (baik), 3 (cukup baik), 2 (kurang baik), dan 1 (tidak
baik).
c. Lembar Validasi Portofolio
penelitian ini mencakup beberapa aspek yang ingin dinilai yaitu
materi,
konstruksi, bahasa, dan keterampilan berkomunikasi pada
penilaian
portofolio. Aspek-aspek tersebut memiliki 10 indikator, berisi
10
pertanyaan yang telah dikembangkan untuk mengetahui kualitas
penilaian portofolio yang dirancang dalam penelitian. Kisi-kisi
lembar
validasi penilaian portofolio dapat dilihat pada Lampiran 9.
Kriteria
penilaian aspek pada lembar validasi portofolio menggunakan
skala
Likert, dengan nilai 5 (sangat baik), 4 (baik), 3 (cukup baik), 2
(kurang
baik), dan 1 (tidak baik).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Lembar validasi angket respon peserta didik yang digunakan
dalam penelitian ini mencakup beberapa aspek yang ingin dinilai
yaitu
materi, konstruksi, dan bahasa. Aspek-aspek tersebut memiliki
13
indikator, berisi 13 pertanyaan yang telah dikembangkan untuk
mengetahui kualitas angket respon peserta didik yang dirancang
dalam
penelitian. Kisi-kisi lembar validasi angket respon peserta didik
dapat
dilihat pada Lampiran 10. Kriteria penilaian aspek pada lembar
validasi
angket respon peserta didik menggunakan skala Likert, dengan nilai
5
(sangat baik), 4 (baik), 3 (cukup baik), 2 (kurang baik), dan 1
(tidak
baik).
Cakupan materi dalam butir soal pretest – posttest mengacu
pada
topik pembuatan etanol, asam asetat, dan etil asetat skala
laboratorium yang
termasuk dalam mata pelajaran Analisis Bahan Organik. Nilai pretest
–
posttest digunakan untuk mengetahui efektivitas produk
pengembangan.
Jumlah soal yang dibuat adalah 3 butir dan memiliki sub pertanyaan.
Jenis
soal merupakan soal uraian dengan level kognitif yang diukur yaitu
C2 dan
C4. Soal yang dibuat berhubungan dengan praktikum yang terdapat
di
dalam modul. Kisi-kisi butir soal, kunci jawaban, dan rubrik
penilaian butir
soal dapat dilihat pada Lampiran 8a, Lampiran 8b, dan Lampiran
8c.
4. Portofolio
pembuatan laporan. Peserta didik didukung untuk dapat membuat
laporan
hasil praktikum dengan baik sebagai salah satu bentuk
keterampilan
berkomunikasi secara ilmiah (Majdi dkk., 2018). Portofolio penting
untuk
dikerjakan peserta didik karena portofolio dapat digunakan untuk
menilai
hasil belajar pada ranah psikomotorik. Nilai portofolio digunakan
untuk
mengetahui kriteria efektivitas produk pengembangan. Kisi-kisi
penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
portofolio dan rubrik penilaian portofolio dapat dilihat pada
Lampiran 9a
dan Lampiran 9b.
Di dalam lembar angket respon peserta didik terdapat beberapa
aspek yang perlu dinilai oleh peserta didik yaitu karakteristik
modul, elemen
mutu modul, bahasa modul, kepraktisan modul, praktikum kimia
berwawasan lingkungan, prosedur praktikum kimia
berkesinambungan,
sikap kepedulian terhadap lingkungan, dan keterampilan
berkomunikasi.
Aspek-aspek tersebut memiliki 30 indikator, berisi 30 pertanyaan
yang telah
dikembangkan untuk mengetahui kriteria kepraktisan produk
pengembangan. Kisi-kisi angket respon peserta didik dapat dilihat
pada
Lampiran 10a. Kriteria penilaian aspek pada angket respon peserta
didik
menggunakan skala Likert, dengan nilai 5 (sangat baik), 4 (baik), 3
(cukup
baik), 2 (kurang baik), dan 1 (tidak baik).
H. Metode Analisis Data
Hasil wawancara dengan guru Kimia Analisis SMK Negeri 2 Depok
dianalisis secara kualitatif dan diubah menjadi transkrip
wawancara.
Transkrip Hasil wawancara dapat dilihat pada Lampiran 5.
2. Analisis Lembar Validasi Produk
Lembar validasi produk menilai validitas produk pengembangan
dari segi materi dan media. Data kualitatif lembar validasi produk
didapat
dari saran validator. Persentase hasil lembar validasi produk
menurut Majdi
dkk. (2018) dapat dianalisis secara kuantitatif menggunakan rumus
(3.1).
P = f
N = Total penilaian maksimum
29
3.1 untuk mengetahui tingkat validitasnya.
Tabel 3.1 Kriteria Validitas Produk pengembangan (Arikunto,
2013)
Rentang Nilai Validitas (%) Kriteria
81 – 100 Sangat Valid
Lembar validasi butir soal pretest – posttest menilai validitas isi
butir
soal yang dirancang dalam penelitian. Data kualitatif lembar
validasi butir
soal didapat dari saran validator. Validitas isi butir soal pretest
– posttest
menurut Aiken (1985) dapat dianalisis secara kuantitatif
menggunakan
persamaan Aiken’s V pada rumus (3.2).
V = ∑s
s = r – Io
Io = Angka penilaian validitas terendah
n = Jumlah validator
c = Angka penilaian validitas tertinggi
Hasil analisis validitas isi butir soal tersebut dibandingkan
dengan Tabel 3.2
untuk mengetahui tingkat validitasnya.
Rentang Nilai Validitas Kriteria
0,80 – 1,00 Sangat Tinggi
30
Lembar validasi portofolio menilai validitas portofolio yang
dirancang dalam penelitian. Data kualitatif lembar validasi
portofolio
didapat dari saran validator. Persentase hasil lembar validasi
portofolio
menurut Majdi dkk. (2018) dapat dianalisis secara kuantitatif
menggunakan
rumus (3.3).
P = f
N = Total penilaian maksimum
Tabel 3.3 untuk mengetahui tingkat validitasnya.
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Instrumen Portofolio (Arikunto,
2013)
Rentang Nilai Validitas (%) Kriteria
81 – 100 Sangat Valid
Lembar validasi angket respon peserta didik menilai validitas
angket
respon yang dirancang dalam penelitian. Data kualitatif lembar
validasi
produk didapat dari saran validator. Persentase hasil lembar
validasi angket
respon menurut Majdi dkk. (2018) dapat dianalisis secara
kuantitatif
menggunakan rumus (3.4).
N = Total penilaian maksimum
31
Tabel 3.4 untuk mengetahui tingkat validitasnya.
Tabel 3.4 Kriteria Validitas Instrumen Angket Respon (Arikunto,
2013)
Rentang Nilai Validitas (%) Kriteria
81 – 100 Sangat Valid
varian dari populasi yang akan diambil menjadi sampel
penelitian
(Mahendra, 2017). Data yang diuji homogenitasnya pada penelitian
ini
diambil dari nilai rapor peserta didik mata pelajaran Analisis
Bahan Organik
semester gasal ranah pengetahuan dan keterampilan. Varian dari dua
atau
lebih kelompok dapat dikatakan homogen atau sama jika nilai
signifikansi
lebih besar dari 0,05 (Priyatno, 2016). Uji homogenitas ini
menggunakan
program IBM SPSS Statistics 26. Hasil uji homogenitas dapat dilihat
pada
Lampiran 22.
Jawaban pretest – posttest peserta didik dinilai berdasarkan
rubrik
penilaian yang telah dibuat. Setelah jawaban dinilai, analisis
peningkatan
hasil belajar peserta didik dilakukan. Besarnya peningkatan hasil
belajar
peserta didik pada ranah kognitif menurut Hake (1999) dapat
dianalisis
secara kuantitatif menggunakan N-gain berdasarkan nilai pretest
dan
posttest pada rumus (3.5).
%Post = Nilai posttest (setelah diberi perlakuan)
%Pre = Nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
mengetahui peningkatan kognitif.
Rentang Nilai Kognitif Kriteria
0,7 ≤ ‹g› ≤ 1,0 Tinggi
0,3 ≤ ‹g› < 0,7 Sedang
menggunakan Tabel 3.6.
Rentang Gain (%) Kriteria Tafsiran
‹g› < 40 Tidak Efektif
8. Analisis Penilaian Portofolio
didik dinilai berdasarkan rubrik penilaian yang sudah dibuat. Nilai
yang
didapatkan berupa data kuantitatif. Setelah memperoleh nilai
laporan tiap
peserta didik, nilai rata-rata laporan seluruh peserta didik
dihitung. Menurut
Sudjono (2010), cara perolehan nilai rata-rata tertera pada rumus
(3.6).
X = ∑x
n (3.6)
∑x = Jumlah nilai laporan peserta didik
n = Banyaknya nilai
dibandingkan dengan Tabel 3.7 untuk mengetahui kriteria nilai
laporan
yang didapat peserta didik.
33
Rentang Nilai Laporan Kriteria
90 ≤ Nilai Baik Sekali
80 ≤ Nilai < 90 Baik
70 ≤ Nilai < 80 Cukup
60 ≤ Nilai < 70 Kurang
berdasarkan nilai laporan peserta didik dapat dilihat pada Tabel
3.8.
Tabel 3.8 Kriteria Efektivitas Perangkat Pembelajaran (Widoyoko,
2009)
Persentase Ketuntasan (%) Kriteria
9. Analisis Angket Respon Peserta Didik
Data kualitatif angket respon peserta didik didapatkan dari
saran
peserta didik. Persentase hasil angket respon peserta didik menurut
Majdi
dkk. (2018) dapat dianalisis secara kuantitatif menggunakan rumus
(3.7).
P = f
N = Total penilaian maksimum
Tabel 3.9 untuk mengetahui kriteria respon peserta didik terhadap
produk.
Tabel 3.9 Kriteria Respon Peserta Didik (Zaahirah & Kusrini,
2014)
Rentang Nilai Validitas (%) Kriteria
85 ≤ Respon Sangat Positif
70 ≤ Respon < 85 Positif
Respon < 50 Tidak Positif
pengembangan berdasarkan angket respon peserta didik dapat dilihat
pada
Tabel 3.10.
34
Rentang Persentase Nilai (%) Kriteria
90 – 100 Sangat Praktis
10. Analisis Sikap Kepedulian Peserta Didik terhadap
Lingkungan
Analisis sikap kepedulian peserta didik terhadap lingkungan
dilakukan dengan menghitung nilai angket respon peserta didik pada
aspek
sikap kepedulian lingkungan dan refleksi. Persentase sikap
kepedulian
lingkungan berdasarkan angket respon dianalisis secara
kuantitatif
menggunakan rumus (3.8).
N = Total penilaian maksimum
tersebut dibandingkan dengan Tabel 3.11 untuk mengetahui kriteria
sikap
kepedulian lingkungan peserta didik.
Tabel 3.11 Kriteria Respon Peserta Didik untuk Menilai Sikap
Kepedulian
Terhadap Lingkungan (Zaahirah & Kusrini, 2014)
Rentang Nilai Validitas (%) Kriteria
85 ≤ Respon Sangat Positif
70 ≤ Respon < 85 Positif
Respon < 50 Tidak Positif
deskriptif. Tujuan dari analisis refleksi pada penelitian ini
adalah untuk
mengetahui pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran
praktikum
kimia berwawasan lingkungan. Analisis refleksi juga sebagai
pendukung
untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap kepedulian lingkungan
dan
kontribusi yang dilakukan untuk melestarikan lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
produk tersebut dapat mengatasi kendala atau masalah yang terjadi.
Analisis
kebutuhan guru Kimia Analisis SMK Negeri 2 Depok terkait
pembelajaran
praktikum dilakukan melalui wawancara.
Materi pembuatan etanol, asam asetat, dan etil asetat skala
laboratorium
merupakan materi pada mata pelajaran Analisis Bahan Organik yang
diajarkan
untuk peserta didik SMK kelas XI semester genap di Kompetensi
Keahlian
Kimia Analisis. Berdasarkan struktur kurikulum Analisis Bahan
Organik,
pembuatan etanol masuk dalam KD 3.6, 4.6, dan 4.7, pembuatan asam
asetat
masuk dalam KD 3.8, 4.8, dan 4.9, serta pembuatan etil asetat
(ester) masuk
dalam KD 3.4, 4.4, dan 4.5. Analisis KD secara lengkap dapat
dilihat pada
Lampiran 2. Di SMK Negeri 2 Depok, Sleman Yogyakarta, Analisis
Bahan
Organik merupakan mata pelajaran yang sifatnya sebagai dasar
terapan karena
mengaplikasikan beberapa mata pelajaran yang sudah diajarkan
sebelumnya
yaitu Kimia dan Analisis Kimia Dasar. Jam kegiatan pembelajaran
antara teori
dan praktik sudah ditentukan yaitu 4 jam pelajaran setiap
pertemuan. Pada Kelas
XI mata pelajaran Analisis Bahan Organik, pembelajaran teori
dilaksanakan
pada awal hingga pertengahan semester, sementara pembelajaran
praktik
dilaksanakan pada pertengahan hingga akhir semester.
Penggunaan modul praktikum sudah pernah diterapkan oleh guru.
Atas
keikutsertaannya di dalam diklat dan pelatihan, guru mendapatkan
modul
praktikum yang kemudian diberikan kepada peserta didik sebagai
panduan.
Namun, modul tersebut tidak secara khusus untuk mata pelajaran
Analisis
Bahan Organik, sehingga guru perlu menyeleksi judul praktikum yang
sesuai.
Guru juga pernah membuat modul satu paket antara teori dan praktik.
Namun,
seiring dengan perkembangan kurikulum, modul tersebut tidak dapat
digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
kembali karena indikator sudah tidak sesuai. Guru belum membuat
atau
memiliki modul praktikum khusus mata pelajaran Analisis Bahan
Organik yang
disajikan secara runtut. Menurut Rustaman (2003), kegiatan
praktikum dapat
terlaksana dengan baik ketika didukung dengan adanya modul
praktikum.
Selain itu, risiko kecelakaan kerja selama praktikum dapat diatasi
dan tujuan
praktikum tercapai dengan baik. Menurut Furqan dkk. (2016),
kegiatan
praktikum harus didasarkan pada prosedur ilmiah sehingga perlu
adanya modul
praktikum yang dapat mendukung peserta didik.
Sejauh ini, praktikum yang berkaitan dengan mata pelajaran
Analisis
Bahan Organik belum dapat dilakukan di rumah. Hal tersebut
dikarenakan pada
prosesnya masih memerlukan bahan kimia dan perlu dilakukan di
dalam
laboratorium. Inovasi praktikum yang berwawasan lingkungan untuk
mata
pelajaran Analisis Bahan Organik di SMK perlu dilakukan. Rancangan
yang
diterapkan pada praktikum berwawasan lingkungan adalah
mengeksplorasi dan
memanfaatkan alat ataupun bahan yang ada di lingkungan untuk
digunakan
sebagai pendukung praktikum (Maesarah dkk., 2017).
Beragam jenis tumbuhan seperti ubi-ubian dan buah-buahan
merupakan
tumbuhan yang mengandung karbohidrat tinggi sehingga berpotensi
digunakan
sebagai bahan baku pembuatan etanol, asam asetat, dan etil asetat.
Etanol ini
didapat melalui proses fermentasi (Riyanti, 2009). Produk etanol
tersebut dapat
dilanjutkan menjadi produk asam asetat dan etil asetat. Jika limbah
tersebut
dapat diolah dengan baik, lingkungan akan terkesan lebih baik dan
bersih.
Praktikum yang terintegrasi dan berkesinambungan misalnya
pada
materi pembuatan etanol, asam asetat, dan etil asetat skala
laboratorium perlu
diterapkan di SMK Negeri 2 Depok. Praktikum berkesinambungan
dilakukan
untuk mengurangi durasi praktikum sehingga kegiatan praktikum di
sekolah
tidak membutuhkan waktu yang lama. Guru di SMK Negeri 2 Depok
pernah
menerapkan prosedur praktikum yang berkesinambungan, khususnya
pada
materi pembuatan etanol, asam asetat, dan etil asetat dengan
menggunakan
bahan baku dari lingkungan seperti beras ketan, tetes tebu, dan
nira kelapa.
Namun, hasil yang didapatkan tidak ideal dan kurang optimal karena
prosedur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
kerja yang dirancang kurang tepat sehingga untuk mewujudkan
prosedur yang
berkesinambungan masih memerlukan bahan kimia sintetis sebagai
bahan baku.
Modul praktikum kimia berwawasan lingkungan pada materi
pembuatan etanol, asam asetat, dan etil asetat skala laboratorium
dalam
penelitian ini dikembangkan dengan menerapkan prosedur
berkesinambungan
secara optimal. Modul praktikum yang dikembangkan dalam penelitian
ini
berpedoman pada model pengembangan ADDIE. Pemilihan model
pengembangan ADDIE dikarenakan tahapan model ini sistematis,
interaktif,
dan cocok digunakan dalam pengembangan instruksional (Molenda,
2003).
Model ini dapat beradaptasi dengan baik pada berbagai kondisi
permasalahan.
Model ADDIE dapat diterapkan pada pembelajaran terkait
pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Oleh karena itu, pengembangan modul
praktikum
kimia berwawasan lingkungan cocok menggunakan model ini. Model
ADDIE
memiliki tahapan yang lebih lengkap dan rasional dalam
mengembangkan
media pembelajaran (Mulyatiningsih, 2011). Tahapan yang dilalui
dalam model
ADDIE selalu mengacu pada tahapan sebelumnya melalui proses
perbaikan
sehingga produk pengembangan berupa modul praktikum kimia
berwawasan
lingkungan dapat mendukung pembelajaran yang lebih efektif karena
produk
memiliki kualitas yang baik.
Tahapan perancangan prosedur praktikum sangat diperlukan
dalam
modul praktikum beserta komponen modul yang dibuat berdasarkan
uji
coba praktikum di laboratorium. Praktikum merupakan salah
satu
pembelajaran yang mampu memperkuat pemahaman peserta didik
terhadap
suatu materi. Menurut Rhosalia (2017), pemahaman materi ataupun
praktik
secara kognitif dan akal sehat sangat diperlukan untuk
terciptanya
pembelajaran yang bermakna. Praktikum dilakukan pada materi
pembuatan
etanol, asam asetat, dan etil asetat skala laboratorium. Praktikum
dirancang
berwawasan lingkungan dengan memanfaatkan campuran limbah
buah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
ketersediaannya melimpah dan mudah ditemukan di pasar
tradisional.
Ketersediaan limbah buah ini membuat praktikum lebih mudah
terlaksana.
Limbah tersebut dimanfaatkan agar mengurangi sampah yang
dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan.
artikel di jurnal sehingga menghasilkan prosedur praktikum yang
sederhana,
mudah diikuti oleh peserta didik, dan ramah lingkungan.
Prosedur
praktikum dirancang berkesinambungan antar materi bertujuan
untuk
mengenalkan peserta didik efisiensi tahap reaksi, energi, waktu,
dan
pemanfaatan hasil reaksi untuk digunakan kembali sebagai reaktan
sehingga
dapat meminimalisasi limbah yang dihasilkan. Sebagian produk etanol
yang
didapat dari praktikum 1 akan digunakan sebagai reaktan pada
pembuatan
asam asetat praktikum 2. Produk etanol murni dan asam asetat yang
didapat
dari praktikum 1 dan 2 akan direaksikan untuk menghasilkan produk
etil
asetat pada praktikum 3. Tahapan prosedur berkesinambungan dapat
dilihat
pada Gambar 4.1.
Tahap perancangan praktikum dilakukan di Laboratorium Kimia,
Program
Studi Pendidikan Kimia, Universitas Sanata Dharma. Berikut
adalah
penjelasan masing-masing perancangan judul praktikum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Pembuatan etanol terdiri atas tiga tahapan yaitu proses
hidrolisis,
fermentasi, dan pemurnian. Sebanyak 30 g dari masing-masing
sampel
limbah buah pepaya, pisang, dan nanas dicampur dan dihaluskan
menggunakan blender. Dari perlakuan ini terbentuk bubur dengan
warna
kuning kecokelatan. Proses hidrolisis dilakukan dengan
menambahkan
larutan HCl 0,5 M sebanyak 50 mL sebagai katalis dan dipanaskan
pada
suhu 100 oC selama 60 menit. Pengadukan dilakukan secara
berkala
menggunakan batang pengaduk. Dalam proses hidrolisis terjadi
pemecahan karbohidrat kompleks (pati atau selulosa) oleh air
menjadi
karbohidrat sederhana (glukosa). Proses ini dibantu katalis asam
klorida
untuk mempercepat reaksi (Herliati dkk.,