-
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA
BERBASIS PPR GUNA MENUMBUHKAN PENGETAHUAN,
KESADARAN SERTA KEPEDULIAN LINGKUNGAN
TERHADAP BAHAYA SAMPAH PLASTIK PADA SISWA
KELAS IIIB DI SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Skolastika Teri Hapsari
NIM: 131134010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
i
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA
BERBASIS PPR GUNA MENUMBUHKAN PENGETAHUAN,
KESADARAN SERTA KEPEDULIAN LINGKUNGAN
TERHADAP BAHAYA SAMPAH PLASTIK PADA SISWA
KELAS IIIB DI SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Skolastika Teri Hapsari
NIM: 131134010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
PERSEMBAHAN
Dengan penuh cinta dan syukur, skripsi ini kupersembahkan
untuk:
1. Tuhan Yesus, Bunda Maria Santo Yosef dan Santa Skolastika
2. Bapak, Ibu dan Mbak Elsa yang sungguh sangat aku sayangi,
3. Keluarga Besar Praptodiharjo dan Keluarga Besar Kotomarsono,
terlebih
Simbah Putri dan Kakung yang sungguh sangat aku kasihi
4. Orang-orang istimewa yang luar biasa: Inge Bertha (Inge),
Inosencia Dini P.
(Nana) dan Monica Dessy R. (Monde), Clara Shinta Rydananda
(Shinta),
Martina Yuni (Tina), Widi Astuti (Widi), Rezeki Meivawati
(Wati), Bernadeta
Cahya (Cahya), Asteria C. (Aster), dan Ayu Ratna K. (Ayu)
5. Teman-teman satu payung penelitian yang selalu membantu dan
mendukung
dalam penyusunan karya ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
MOTTO
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi
nyatakanlah
dalam segala hal keinginanmu terhadap Allah dalam doa, dalam
permohonan
dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampui
segala akal akan
memelihara hati dan pikiran dalam Kristus Yesus”
Filipi 4:6-7
“Matahari tak pilih kasih akan menyinari bunga itu, bunga ini,
pohon itu, pohon
ini. Ia berbagi tanpa melihat siapa dan apa yang diyakini ”
Adimas Immanuel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya
tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam
kutipan dari daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya
ilmiah.
Yogyakarta, 7 Agustus 2017
Peneliti
Skolastika Teri Hapsari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas
Sanata Dharma
Nama : Skolastika Teri Hapsari
Nomor Mahasiswa : 131134010
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGEMBANGAN
MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS PPR GUNA
MENUMBUHKAN PENGETAHUAN, KESADARAN SERTA
KEPEDULIAN LINGKUNGAN TERHADAP BAHAYA SAMPAH
PLASTIK PADA SISWA KELAS IIIB DI SD KANISIUS KALASAN
YOGYAKARTA
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian
saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal 7 Agustus 2017
Yang menyatakan
Skolastika Teri Hapsari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS PPR
GUNA MENUMBUHKAN PENGETAHUAN, KESADARAN SERTA
KEPEDULIAN LINGKUNGAN TERHADAP BAHAYA SAMPAH
PLASTIK PADA SISWA KELAS IIIB DI SD KANISIUS KALASAN
YOGYAKARTA.
Skolastika Teri Hapsari
Universitas Sanata Dharma
2017
Penanaman sikap kepedulian terhadap lingkungan semestinya
dilakukan
sedari dini. Hal inilah yang sedang menjadi upaya pendidikan
untuk menanamkan
bahkan membenahi sikap-sikap yang kurang baik dalam diri
manusia, dengan
menyelipkan pendidikan karakter didalam pembelajaran. Oleh
karena itu, peneliti
terdorong untuk mengembangkan bahan pembelajaran berupa modul
yang berbasis
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) guna menumbuhkan pengetahuan,
kesadaran
serta peduli lingkungan terhadap bahaya sampah plastik pada
siswa kelas IIIB di
SD Kanisus Kalasan Yogyakarta.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan
(Research and
Development). Penelitian ini menggunakan 5 langkah pengembangan
bahan
menurut Tomlinson yang telah diadaptasi dan telah dimodifikasi,
yaitu 1) analisis
kebutuhan, 2) desain, 3) revisi, 4) implementasi dan 5)
evaluasi. Pada modul yang
dikembangkan, didalamnya telah memuat perangkat pembelajaran
berupa RPP dan
Silabus. Modul pembelajaran dievaluasi oleh ahli IPA, guru kelas
sebelum
diimplementasikan. Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan skor
rata-rata 3,6
sehingga termasuk dalam kategori “sangat baik” (SB) dan sudah
layak untuk
diimplementasikan. Hasil validasi terhadap kualitas modul
pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa, didapatkan skor rata-rata 3,31. Skor
tersebut dikategorikan
“Sangat Baik” (SB) sehingga modul ini layak untuk digunakan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan saat implementasi,
modul
pembelajaran yang dikembangkan telah mampu memberikan pengaruh
sebagai
varian perencanaan kegiatan pembelajaran yang mampu menumbuhkan
kesadaran
dan sikap peduli lingkungan. Hal ini tercermin dari munculnya 9
prinsip
pengembangan menurut Tomlison.
Kata Kunci: PPR, modul pembelajaran IPA, peduli lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF PPR-SCIENCE BASED LEARNING MODULE
TO IMPROVE KNOWLEDGE, AND ENVIRONMENT AWARENESS OF
THE DANGERS OF PLASTIC WASTE IN CLASS IIIB GRADER OF
KANISIUS ELEMENTARY SCHOOL KALASAN YOGYAKARTA.
Skolastika Teri Hapsari
Sanata Dharma University
2017
A caring attitude towards the environment should be taught since
early
stage. Providing character education in daily lesson becomes an
effort to fix bad
attitude in human being. Therefore, researcher encouraged to
develop learning
materials in the form of modules based on Reflective Pedagogical
Paradigm (PPR)
in order to cultivate knowledge, awareness and environmental
concern of the
dangers of plastic waste in grader IIIB of Kanisus Kalasan
Yogyakarta Elementary
School.
This research was a research and development (Research and
Development). This research used 5 steps of development of
materials according to
Tomlinson that has been adapted and has been modified, namely 1)
needs analysis,
2) design, 3) revision, 4) implementation and 5) evaluation.
The module that developed contains learning tools in the form of
RPP and Syllabus.
The learning module was evaluated by a Science expert, a
classroom teacher before
it was implemented. Based on the evaluation results, the average
score was 3.6 out
of 4 meaning that it was "very good" (SB) and feasible to be
implemented. The result
of validation on the quality of learning modules conducted by
students, got an
average score of 3.31. The score was categorized as "Excellent"
(SB) so the module
was eligible to use.
Based on the observations that done during the implementation,
the
learning module that developed has been able to give effect as a
variant of the
learning activity plan that could raise the environmental
concern. This was
reflected in the emergence of 9 principles of development
according to Tomlinson.
Keywords: PPR, Science learning module, environmental
concern.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Bapa di Surga atas segala berkat,
campur tangan,
pertolongan, penghiburan, dan cinta kasihNya sehingga skripsi
ini dapat
terselesaikan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD).
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan
dukungan,
bimbingan, motivasi dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu
pada kesempatan
ini, dengan sepenuh hati penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Kaprodi
Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD).
3. Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakaprodi
Pendidikan Guru Sekolah
Dasar (PGSD).
4. Ibu Eny Winarti, M.Hum., Ph.D., selaku dosen pembimbing I
yang telah
membimbingan dan mengarahkan selama proses penyusunan skripsi
ini.
5. Ibu Wahyu Wido Sari, S.Si., M.Biotech., selaku dosen
pembimbing II yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis
dengan
penuh kesabaran selama menyusun skripsi ini.
6. Segenap dosen dan karyawan FKIP PGSD yang telah membimbing,
membantu
serta memberikan ilmunya kepada peneliti.
7. Ibu Patricia Agustin Ria Dewi, S.Pd., selaku kepala sekolah
SD Kanisius
Kalasan Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan dan izin
untuk
melakukan penelitian
8. Ibu Maria Indarti R., S.Pd selaku guru kelas IIIB yang telah
memberikan
kesempatan, motivasi, doa serta cinta kasih dan bantuan selama
proses penelitian
9. Bapakku Ignatius Heri Siswanto, Ibuku Cicilia Pudjisetyati,
Kakakku Elisabet
Andarini dan Yosua Kristian Hadi atas motivasi, dukungan, doa,
perhatian serta
cinta kasih yang telah diberikan kepada penulis hingga dapat
menyelesaikan
skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
10. Siswa-siswi kelas IIIB SD Kanisius Kalasan, yang telah
bersedia membantu
penulis melakukan penelitian.
11. Semua sahabat-sahabatku, dan teman-teman Pendidikan Guru
Sekolah Dasar
2013 yang aku sayangi.
12. Segenap pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis
dalam
meyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat peneliti sebutkan
satu per satu.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna.
Maka dengan rendah hati penulis bersedia menerima kritik dan
saran yang
bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Peneliti
Skolastika Teri Hapsari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
..............................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN
..............................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
..........................................................................
iv
HALAMAN MOTTO
............................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
..............................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
.......................................................... vii
ABSTRAK
..........................................................................................................
viii
ABSTRACT
...........................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR
............................................................................................
x
DAFTAR ISI
........................................................................................................
xii
DAFTAR BAGAN
................................................................................................
xv
DAFTAR TABEL
..............................................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR
.........................................................................................
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
....................................................................................
xviii
BAB I PENDAHULUAN
.......................................................................................
1
1.1. Latar Belakang
............................................................................................
1
1.2. Batasan Masalah
.........................................................................................
7
1.3. Rumusan Masalah
.......................................................................................
8
1.4. Tujuan Penelitian
........................................................................................
8
1.5. Manfaat Penelitian
......................................................................................
9
1.6. Definisi Operasional
.................................................................................
10
1.7. Spesifik Produk yang Dikembangkan
....................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI
.............................................................................
13
2.1. Kajian Pustaka
..........................................................................................
13
2.1.1. Modul
Pembelajaran......................................................................13
2.1.2.
Pembelajaran..................................................................................18
2.1.3.
KTSP.............................................................................................19
2.1.4. Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA).......................................................21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
2.1.5. Paradigma Pedagogi
Reflektif........................................................24
2.1.6.
Pengetahuan...................................................................................28
2.1.7. Kepedulian
Lingkungan.................................................................29
2.1.8.
Kesadaran.......................................................................................30
2.1.9.
Sampah...........................................................................................31
2.1.10. Pendidikan
Emansipatoris..............................................................33
2.2. Penelitian yang Relevan
............................................................................
35
2.2.1. Penelitian yang Relevan tentang
Modul........................................35
2.2.2. Penelitian yang Relevan tentang Sikap Peduli
Lingkungan..........37
2.3. Desain Diagram
........................................................................................
41
2.4. Kerangka Berpikir
.....................................................................................
42
BAB III METODE PENELITIAN
.....................................................................
44
3.1 Jenis Penelitian
...........................................................................................
44
3.2 Setting Penelitian
.......................................................................................
45
3.2.1 Subyek
Penelitian...........................................................................45
3.2.2 Obyek
Penelitian............................................................................45
3.2.3 Tempat
Penelitian..........................................................................46
3.2.4 Waktu
penelitian............................................................................46
3.3 Prosedur Pengembangan
............................................................................
46
3.4 Instrumen Pengumpulan Data
....................................................................
51
3.5 Teknik Pengumpulan Data
.........................................................................
58
3.6 Teknik Analisis
Data..................................................................................61
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
............................................................ 63
4.1. Analisis Kebutuhan
...................................................................................
63
4.2. Prosedur Pengembangan Modul
...............................................................
68
4.3. Data Hasil Validasi
Modul........................................................................
79
4.4. Data Hasil Validasi Kualitas Modul oleh Siswa
....................................... 80
4.5. Revisi Modul
.............................................................................................
82
4.6. Implementasi
.............................................................................................
83
4.7. Evaluasi
.....................................................................................................
83
4.8.
Pembahasan...............................................................................................
85
4.8.1. Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis
PPR...............87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
4.8.2. Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Dikembangkan
Berdasar 5 Langkah dan 10 Prinsip Menurut
Tomlinson..............88
BAB V PENUTUP
................................................................................................
91
5.1. Kesimpulan
...............................................................................................
91
5.2. Keterbatasan dan Saran
.............................................................................
92
DAFTAR PUSTAKA
...........................................................................................
93
LAMPIRAN
..........................................................................................................
96
CURRICULUM VITAE
......................................................................................
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Penelitian yang
Relevan..................................................... 41
Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan
.................................................... 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Guru
Kelas..........................................................
51
Tabel 3.2 Pedoman Observasi
................................................................................
52
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Validasi oleh Ahli
................................................. 52
Tabel 3.4 Instrumen Validasi oleh Ahli
.................................................................
54
Tabel 3.5 Instrumen Kualitas Modul oleh Siswa
................................................... 56
Tabel 3. 6 Skala Likert
...........................................................................................
62
Tabel 3. 7 Rekapitulasi Instrumen Modul oleh Validator
...................................... 79
Tabel 3. 8 Rekapitulasi Instrumen Modul oleh Siswa
........................................... 81
Tabel 3. 9 Tabel Komentar
....................................................................................
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Sampul Modul
....................................................................................
69
Gambar 4.2 Halaman Prakata
................................................................................
70
Gambar 4.3 Halaman Daftar Isi
.............................................................................
70
Gambar 4.4 Halaman SK, KD dan Indikator
......................................................... 71
Gambar 4.5 Halaman Tujuan Pembelajaran
.......................................................... 71
Gambar 4.6 Halaman Materi
..................................................................................
72
Gambar 4.7 Halaman Refleksi
...............................................................................
73
Gambar 4.8 Hasil Pekerjaan Siswa
........................................................................
74
Gambar 4.9 Kegiatan Berdiskusi
...........................................................................
75
Gambar 5.0 Panduan Kegiatan Kelompok dan Diskusi
......................................... 75
Gambar 5.1 Konten Modul
....................................................................................
76
Gambar 5.2 Siswa Mengajukan Pertanyaan dan Menjawab
.................................. 77
Gambar 5.3 Pemanfaatan Kain yang Sudah Tidak Terpakai
................................. 78
Gambar 5.4 Pemanfaatan Plastik Snack Makanan
................................................. 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran Silabus
..................................................................................................
97
Lampiran RPP
.....................................................................................................
102
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian
..........................................................................
123
Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
................................ 124
Lampiran 3 Rubrik Penilaian Validator untuk Menilai RPP Ahli 1
.................... 125
Lampiran 4 Rubrik Penilaian Validator untuk Menilai RPP Ahli 2
.................... 128
Lampiran 5 Rubrik Penilaian Validator untuk Menilai Modul Ahli 1
................. 131
Lampiran 6 Rubrik Penilaian Validator untuk Menilai Modul Ahli 2
................. 133
Lampiran 7 Rubrik Penilaian Kualitas Modul oleh Siswa
................................... 135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan (1) latar belakang, (2) batasan masalah,
(3) rumusan
masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian, (6)
definisi operasional,
serta (7) spesifikasi produk yang dikembangkan
1.1. Latar Belakang
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya,
yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan,
dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (Undang-undang
Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup). Lingkungan adalah kombinasi dari kondisi
fisik yang
meliputi keadaan sumber daya alam seperti tanah, energi
matahari, mineral
serta flora dan fauna yang tumbuh dan berkembang biak di darat,
maupun
di laut.
Di jaman yang semakin modern dan maju ini, banyak manusia
justru
terjerumus dalam kegiatan yang dikategorikan sebagai tindakan
yang
merusak alam lingkungan. Manusia bahkan memanfaatkan
perkembangan
jaman dengan menggunakan alat-alat canggih untuk meratakan
persawahan
yang luas guna dijadikan sebuah hunian manusia hanya dalam
waktu
sekejap. Ribuan hektar hutan ditebangi bahkan segaja dibakar
guna
membuat lahan barupun, rela dilakukan tanpa memperhatikan
ekosistem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
yang tinggal didalamnya termasuk hewan-hewan bahkan tumbuhan
yang
dikategorikan langka akhirnya pun punah. Adapula pembangunan
pabrik-
pabrik modern di berbagai daerah, yang sengaja dibangun
tanpa
memperhatikan hasil yang ditimbulkan dari pengolahan pabrik
tersebut
seperti polusi udara, polusi air sampai polusi tanah bahkan
pencemaran
limbah plastik sudah mulai mengancam kelangsungan manusia di
bumi ini.
Hal inilah yang harus menjadi kesadaran dan kepedulian
manusia
terhadap lingkungan di sekitar. Hal inilah pulalah yang harusnya
menjadi
keprihatinan dan menjadi kesadaran manusia terhadap ekosistem
alam yang
telah rusak. Manusia wajib dan berhak bertanggung jawab atas
kejadian
yang menimpa alam di sekitar karena sebagian besar punah karena
alasan
yang berkaitan dengan aktivitas manusia. “Karena kita, ribuan
spesies tidak
akan lagi memuliakan Allah dengan keberadaan mereka, atau
menyampaikan pesan mereka kepada kita. Kita tidak punya hak
seperti itu”.
“Karena semua makhluk terkait, masing-masing harus dihargai
dengan
kasih sayang dan kekaguman, sebab sebagai makhluk hidup kita
semua
saling bergantung. (Paus Fransiskus, 2015). Dengan timbulnya
keprihatinan
dan kesadaran manusia akan pentingnya melestarikan dan
merawat
makhluk hidup di sekitar, diharapkan tidak akan ada lagi kabar
koran atau
siaran televisi yang mengabarkan bahwa harimau-harimau atau
satwa-satwa
lainnya dikabarkan mati karena ulah manusia dalam konteks
kepentingan
bisnis dan konsumerisme manusia, di berbagai daerah di Indonesia
bahkan
di dunia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
Kepedulian dan kesadaran inilah yang perlu ditanamkan kepada
anak-anak mulai sejak dini. Kata peduli memiliki pengertian yang
beragam.
Sesuatu dikatakan peduli apabila menunjukkan sikap kepedulian
yang
menyangkut tugas, peran, dan hubungan.
Berawal dari keprihatinan pengetahuan akan kurangnya
kesadaran
dan pengetahuan siswa-siswi terhadap pelesterarian lingkungan
terlebih
dalam bahaya penggunaan plastik serta berbagai macam pencemaran
yang
terjadi akibat sisa sampah plastik yang mulai mengancam
kesehatan dan
kelestarian lingkungan alam. Peneliti mengajak siswa-siswa
menerapkan
Aktifitas 3R (Reuse, Reduce and Recycle) yang sudah dikemas
dalam suatu
kegiatan belajar dalam suatu modul pembelajaran.
Melalui pengamatan yang peneliti lakukan selama PPL di SD
Kanisius Kalasan Yogyakarta, peneliti menemukan beberapa
penyediaan
fasilitas positif yang dikembangkan oleh sekolah. Fasilitas
positif yang
dikembangkan oleh pihak sekolah ini adalah adanya penyediaan
pembuangan sampah yang dikategorikan menjadi beberapa
kategori
berdasarkan jenis sampahnya. Namun, pada kenyataannya setelah
peneliti
mengadakan observasi, melalui wawancara dengan guru kelas
dan
pengamatan langsung di kelas, peneliti mendapatkan fakta di
lapangan
bahwa masih sulitnya siswa-siswa membuang sampah berdasarkan
jenisnya, padahal di sekolah sudah disiapkan belasan tong sampah
yang
sudah dibedakan berdasarkan jenisnya. Dari situlah, menurut
peneliti
aktivitas 3R melalui pengembangan modul pembelajaran yang
diharapkan
menjadi cara terbaik atau solusi tepat dalam mengelola dan
menangani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
masalah sampah yang terdapat di sekolah, terlebih menangani
permasalahan
akan kesadaran dan kepedulian siswa-siswi akan pentingnya
membuang
sampah berdasarkan jenisnya terlebih membedakan sampah plastik
dengan
sampah lainnya. Selain itu, diharapkan pembuatan keterampilan
berbasis 3R
dengan menggunakan limbah sampah plastik mempunyai dampak
positif
terhadap kebersihan lingkungan. Dari aktifitas 3R inilah,
peneliti hendak
mengajak anak-anak mau menyadari akan bahaya yang ditimbulkan
dari
sampah plastik, contohnya saja dari bekas sampah plastik snack
ringan yang
mereka beli di kantin sekolah, dan juga bekas sampah plastik
lainnya,
dimana kegiatan ini merupakan salah satu dari ribuan aktivitas
manusia
yang dikategorikan dalam merusak lingkungan.
Aktivitas 3R bersama siswa-siswi kelas 3B akan peneliti
lakukan
dengan cara mengajak anak-anak untuk mengumpulkan
sampah-sampah
plastik bekas snack ringan, bungkus kopi, bungkus mie instan,
bungkus
detergen serta bungkus plastik lainnya yang sudah tidak terpakai
dan masih
dalam keadaan baik di sekitar sekolah, maupun di sekitar
lingkungan rumah
mereka, guna dijadikan sebuah barang bernilai guna seperti
dompet mini
atau pun juga dapat dijadikan wadah pensil ataupun kerajinan
lainnya.
Dengan aktivitas sederhana, seperti melakukan aktifitas 3R
(Reuse, Reduce
and Recycle) inilah, diharapkan anak-anak mampu menyadari
akan
pentingnya membuang sampah berdasarkan jenisnya terlebih
sampah
plastik, yang tentu juga merupakan salah satu kegiatan yang
mampu
mengurangi berbagai permasalahan sampah yang terjadi di dunia
ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
Adapun siswa-siswa diharapkan mampu menggunakan sampah
yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama dan juga
fungsi
lainnya (reuse), mampu mengurangi segala sesuatu yang
mengakibatkan
sampah (reduce) dan juga mampu mengembangkan
kekreatifitasannya
dengan mengelola kembali (daur ulang) sampah menjadi barang
atau
produk baru yang bermanfaat (recycle). Adapun menurut J.
Piaget
mengharapkan agar “seorang anak berpikir sepanjang ia berbuat.
Agar ia
berpikir sendiri (aktif) ia harus diberi kesempatan untuk
berbuat sendiri”.
Siswa-siswa diberikan pengalaman mengolah limbah dimana mereka
akan
mampu menyadari bahwa sekalipun barang tersebut sudah tidak
berharga,
namun apabila kita cermat dan cerdik, segala sesuatunya dapat
diolah
kembali, dan dapat menjadi suatu barang yang berguna dan
bernilai jual.
Proses pembelajaran dapat dilakukan dengan tidak hanya
menstranfer, namun materi yang diberikan kepada siswa dapat
melalui
pengalaman secara langsung atau kontekstual. Pembelalajaran
yang
memunculkan unsur konteks dalam pelaksanaannya adalah dengan
menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Paradigma
Pedagogi
Reflektif adalah salah satu pedagogi untuk membantu kebutuhan
dan
pendidikan yang utuh dan menyeluruh. Melalui Paradigma
Pedagogi
Reflektif diharapkan dapat membantu perkembangan, bukan hanya
menjadi
lebih cerdas dalam bidang pengetahuannya, tetapi berkembang
menjadi
pribadi yang peka pada kebaikan dan peka pada kebutuhan orang
lain.
Bahkan diharapkan dengan bantuan PPR, dapat berkembang
menjadi
manusia bagi orang lain dan bersama orang lain (menjadi people
with and
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
for other) (Suparno, 2015). Selain itu diharapkan dengan
menggunakan
PPR mampu menumbuh kembangkan pribadi siswa menjadi individu
yang
memiliki komitmen untuk menyadari tentang “iman, pendidikan
dan
perubahan sosial”.
Oleh Kolvenbach (dalam Subagya, 2010) pimpinan Jesuit
berikutnya, tujuan manusia utuh (people with and for other)
dalam
pendidikan itu diterjemahkan dalam rumusan 3 C berikut:
competence,
conscience dan compassion. Competence: berarti menguasai
ilmu
pengetahuan/keterampilan sesuai bidangnya. Conscience:
berarti
mempunyai hati nurani yang dapat membedakan baik dan tidak
baik
sedangkan Compassion: berarti mempunyai untuk berbuat baik bagi
orang
lain yang membutuhkan, punya kepedulian pada orang lain terutama
yang
miskin dan kecil (option fot the poor). Adapun dalam proses
pembelajaran
mempelajari beberapa hal secara kognitif, maka jelas pengalaman
juga akan
menyangkut pengalaman kognitif. Bagaimana siswa mengalami
bepikir
keras untuk mengerti bahan, untuk mengolah bahan agar dapat
dikonsepkan,
bagaimanaa mengkontruksi pengertian mereka dari bahan yang
digeluti.
Pengalaman juga menyangkut afektif, menyangkut perasaan dan
emosi, dan
yang terakhir adalah pengalaman yang menyangkut segi
psikomotorik,
dimana seorang siswa melakukan sesuatu dengan tubuh dan
tenaganya.
Dalam mempelajari sesuatu siswa bukan hanya berpikir dan
mengerti, tetapi
hatinya terkena dan akhirnya melakukan tindakan yang sesuai.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk
mengadakan
penelitian, adapun judul penelitian ini adalah “PENGEMBANGAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS PPR GUNA
MENUMBUHKAN PENGETAHUAN, KESADARAN SERTA
KEPEDULIAN LINGKUNGAN TERHADAP BAHAYA SAMPAH
PLASTIK PADA SISWA KELAS IIIB DI SD KANISIUS KALASAN
YOGYAKARTA”.
1.2. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, batasan masalah dalam
penelitian
ini dapat dilakukan secara terarah dan tidak menyimpang dari
tujuan
penelitian. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti
membatasi hal-hal
sebagai berikut:
1.2.1 Materi yang disajikan dalam Modul Pembelajaran IPA adalah
materi
dengan Standar Kompetensi 6. Memahami kenampakan permukaan
bumi, cuaca dan pengaruh bagi manusia serta hubungan dengan
cara
manusia memlihara dan melestarikan alam, dengan Kompetensi
Dasar 6.4 Mengidentifikasi cara manusia memelihara dan
melestarikan alam di lingkungan sekitar.
1.2.2 Penelitian ini khusus dibatasi pada peserta didik kelas
IIIB di SD
Kanisius Kalasan Yogyakarta.
1.2.3 Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Pendekatan
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan dibahas
dalam
penelitian ini adalah:
1.3.1 Bagaimana proses pengembangan modul pembelajaran IPA
dengan
tema “Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan yang Lebih
Baik di Hari Esok” terhadap pengetahuan, kesadaran serta
kepedulian siswa kelas IIIB terhadap lingkungan pada tahun
pelajaran 2016/2017?
1.3.2 Bagaimana kualitas pengembangan modul pembelajaran IPA
tema
“Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan yang Lebih Baik
di
Hari Esok” sebagai salah satu varian perencanaan kegiatan
pembelajaran kelas IIIB SD Kanisius Kalasan pada
tahun2016/2017?
1.4. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini,
maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1.4.1 Memaparkan proses pengembangan modul pembelajaran IPA
dengan tema “Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan
yang
Lebih Baik di Hari Esok” terhadap pengetahuan, kesadaran
serta
kepedulian siswa kelas IIIB terhadap lingkungan pada tahun
pelajaran 2017/2018.
1.4.2 Mengetahui kualitas pengembangan modul pembelajaran IPA
tema
“Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan yang Lebih Baik
di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
Hari Esok” sebagai salah satu varian perencanaan kegiatan
pembelajaran kelas IIIB SD Kanisius Kalasan pada
tahun2017/2018.
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman sebagai
seorang calon guru dalam menyusun suatu modul pembelajaran
yang tepat sesuai dengan tujuannya.
2. Bagi Guru
Melalui penelitian ini, diharapakan guru mengetahui
perencanaan kegiatan pembelajaran yang bervariasi dan
diharapkan
dapat memperbaiki serta meningkatkan sistem pembelajaran
sehingga mampu mengambangkan berbagai macam sikap, terlebih
dalam menyikapi persoalan masalah lingkungan sekitar.
3. Manfaat yang diperoleh siswa
Hasil ini akan bermanfaat bagi siswa yaitu, siswa mampu
berpikir dan bertindak cepat dan tepat dalam menyikapi
permasalahan yang berhubungan dengan masalah lingkungan
sekitar. Selain itu siswa diharapkan akan lebih mudah,
menyenangkan dan dapat menambah keterampilan dalam proses
penyerapan ilmu pengetahuan sehingga dapat membantu
mengatasi
kesulitan individu siswa dalam memahami ilmu pengetahuan
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
1.6. Definisi Operasional
Peneliti merasa perlu untuk memberikan penegasan
istilah-istilah
yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.6.1 Modul Pembelajaran adalah bahan ajar yang dikemas dan
dibuat
semenarik mungkin yang disusun secara sistematis sebagai
sarana belajar yang bersifat mandiri.
1.6.2 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan
yang
membahas mengenai lingkungan alam, semesta berserta isinya.
1.6.3 Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dilakukan guna
menunjang proses belajar siswa sehingga tidak menghampat
menyampaian dan penerapan materi.
1.6.4 Paradigma Pedagogi Reflektif adalah pendidikan yang
dilakukan dalam pendidikan Jesuit guna
menumbuhkembangkan pribadi seseorang menjadi pribadi
kristiani.
1.6.5 Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui.
1.6.6 Kepedulian Lingkungan adalah segala macam bentuk
tindakan
yang dilakukan guna menyelamatkan, melestarikan,
memperbaiki, melindungi,dan mencegah kerusakan lingkungan
alam sekitar.
1.6.7 Kesadaran adalah keadaan mengerti
1.6.8 Sampah adalah segala sesuatu yang dibuang atau tidak
digunakan kembali/sudah tidak terpakai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
1.7. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Spesifikasi produk yang dikembangkan peneliti adalah sebagai
berikut:
Spesifikasi produk yang akan dihasilkan dalam penelitian ini
yaitu
bahan ajar pada pembelajaran IPA berupa pengembangan sebuah
modul
pembelajaran IPA yang berbasis pada Paradigma Pedagogi Reflektif
(PPR)
dan sesuai dengan kurikulum KTSP dengan Standar Kompetensi
6.
Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruh bagi
manusia serta hubungan dengan cara manusia memlihara dan
melestarikan
alam, dengan Kompetensi Dasar 6.4 Mengidentifikasi cara
manusia
memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar dengan
tema
“Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan yang Lebih Baik di
Hari
Esok. Dalam produk berupa modul ini berisi: silabus, rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan LKS. Silabus memuat acuan penyusunan
kerangka pembelajaran antara lain: identitas sekolah, identitas
mata
pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok,
kegiatan
pembelajaran, serta penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP
dikembangkan dengan menggunakan pendekatan Paradigma
Pedagogi
Reflektif dimana guru atau fasilitator memfasilitasi anak dengan
suatu
pengalaman belajar yang menarik sehingga pengalaman tersebut
memberikan suatu ingatan yang dapat menyentuh pikiran, hati
dan
perasaan dan diharapkan siswa dapat memetik dan menemukan
sendiri
makna dari bahan yang dipelajarinya.
Modul “Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan yang
Lebih
Baik di Hari Esok” dilengkapi dengan LKS yang memuat bahan
ajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
kepedulian terhadap lingkungan. Modul ini memuat: tujuan,
petunjuk
kegiatan pembelajaran, soal latihan, diskusi kelompok, refleksi
dan
evaluasi. Modul ini dikembangkan pada mata pembelajaran IPA
dengan
mengambil materi pelestarian lingkungan, jenis sampah dan
pemanfaatan
limbah plastik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas mengenai (1) kajian teori yang akan
menjelaskan
mengenai modul, pembelajaran, KTSP, IPA, PPR, pengeahuan,
kepedulian
lingkungan, kesadaran, sampah (2) penelitian yang relevan, (3)
kerangka berpikir,
dan (4) pertanyaan penelitian
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Modul Pembelajaran
2.1.1.1 Hakikat Modul
Daryanto, (2012), menyatakan bahwa modul adalah bentuk bahan
ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya
memuat
seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain
untuk
membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik.
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (Wahmuji, 2008), modul
diartikan
sebagai suatu standar atau satuan pengukur kegiatan program
belajar
mengajar yang dapat dipelajari oleh murid dengan bantuan yang
minimal
dari guru pembimbing, meliputi perencanaan tujuan yang akan
dicapai
secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan,
serta alat
untuk penilai, mengukur keberhasilan murid dalam penyelesain
pelajaran.
Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat
mandiri,
sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri sesuai
dengan kecepatan
masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
Jadi, dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran adalaj
bahan
ajar yang disengaja dikembangkan secara utuh dan sistematis,
yang dapat
dipelajari oleh peserta didik/ murid baik secara mandiri maupun
di bimbing
yang didesain agar memudah proses belajar mengajar.
2.1.1.2 Prinsip Modul
Terdapat enam belas (16) prinsip milik Tomlinson (dalam
Harsono,
2007) untuk mengembangkan bahan pembelajaran. Peneliti
kemudian
menentukan sembilan (9) dari enam belas (16) prinsip yang
diyakini relevan
dengan penelitian ini. Berikut ini adalah kesembilan prinsip
yang digunakan
peneliti untuk mengembangkan modul: 1) materi-materi harus
membuat
pengaruh. Materi yang digunakan sebagai bahan ajar/materi
pembelajaran
dalam pembuatan modul harus memberi pengaruh yang kuat
terhadap
siswa. Materi pembelajaran diharapkan dapat membentuk pondasi
pikiran
siswa, sehingga siswa dapat menemukan dan memaknai sendiri
materi yang
dipelajarinya. 2) Materi-materi yang diberikan harus membantu
siswa
merasa nyaman dan mudah untuk dipelajari. Materi yang
dikembangkan
didesain/dikemas sedemikian rupa, sehingga dapat memberikan
efek
nyaman tanpa menimbulkan beban dalam belajar. Hal inilah
yang
memudahkan penyerapan materi pembelajaran oleh siswa. 3)
Materi-materi
harus membantu siswa untuk mengembangkan percaya diri. Dalam
kegiatan
pembelajaran terdapat kegiatan yang dapat melibatkan siswa
dalam
berbagai aktivitas yang dilakukan secara mandiri maupun
aktivitas yang
dilakukan dalam kelompok. Macam-macam aktivitas inilah yang
diharapkan mampu mengembangkan bakat, kreasi serta
meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
kepercayaan diri siswa dalam berbagai aspek kehidupan. 4)
Pembelajaran
yang diajarkan harus dirasakan oleh siswa secara relevan dan
berguna.
Materi yang diajarkan oleh guru/fasilitator sekiranya mempunyai
ikatan,
hubungan erat dan dapat dikaitkan terhadap situasi yang
berlangsung saat
ini, guna menambah pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap
materi
tersebut. 5) Materi harus menyediakan siswa kesempatan untuk
menggunakan bahasa sebagai tujuan komunikasi. Komunikasi antara
siswa
dengan guru/fasilitator diharapkan sebagai jembatan dan
interakasi edukasi,
dimana adanya penyampaian dan pertukaran pesan pembelajaran
yang
dapat menghubungkan dimensi guru/fasilitator dengan dimensi
siswa
maupun dari dimensi siswa dengan dimensi guru/fasilitator.
Sehingga
bahasa dalam pembelajaran, dapat membantu proses pembelajaran
menjadi
lebih efektif. 6) Materi-materi harus mempertimbangkan bahwa
setiap
siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Materi yang
didesain
dan dikemas dalam modul pembelajaran harus disesuaikan
dengan
karakteristik belajar dari siswa tersebut. 7) Materi-materi
pembelajaran
harus memaksimalkan potensi belajar dan mengembangkan
intelektual,
estetika dan emosi yang melibatkan aktivitas otak kanan dan
kiri. 8) Materi
yang diberikan tidak boleh bergantung pada latihan yang
terkontrol.
Pemberian materi yang diberikan tidak melulu soal mengerjakan
tugas
dalam buku, tetapi juga memberikan berbagai bentuk aktivitas
belajar yang
menarik. 9) Materi-materi harus menyediakan kesempatan untuk
umpan
balik hasil. Dalam materi pembelajaran dilengkapi dengan
berbagai soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
latihan, refleksi dan aksi untuk mengetahui umpa balik yang
diberikan siswa
(seberapa jauh pemahaman siswa dalam memahami materi).
2.1.1.3 Karakteristik Modul
Karakteristik dalam modul menurut Daryanto (2012) terbagi
menjadi 5
bagian yang meliputi:
1) Self Instruction
Merupakan karakteristik yang penting dalam modul. Dengan
karakter tersebut memungkinkan seseorang belajar secara
mandiri
dan tak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter
self
instruction, maka modul harus: (a) Memuat tujuan pembeajaran
yang jelas, dan dapat menggambarkan pencapaian Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar. (b) Memuat materi
pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatan yang
kecil/spesifik, sehingga memudahkan dipelajari secara tuntas.
(c)
Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan
pemaparan
materi pembelajaran. (d) Terdapat soal-soal latihan, tugas
dan
sejenisnya yang memungkinkan untuk mengukur penugasan
peserta
didik. (e) Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait
dengan
suasana tugas atau konteks kegiatan dan lingkungan peserta
didik.
(f) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif. (g)
Terdapat rangkuman materi pembelajaran. (h) Terdapat
instrumen
penilaian, yang memungkinkan peserta didik, sehingga peserta
didik
mengetahui tingkat penguasaan materi. (i) Terdapat informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
tentang rujukan/ pengayaan/ referensi yang mendukung materi
pembelajaran tersebut.
2) Self Contained
Modul dikatakan self contained bila seluruh materi
pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut.
Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempaan peserta
didik
mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi
belajar dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus
dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu standar
kompetensi/kompetensi dasar harus dilakukan dnegan hati-hati
dan
memperhatiakn keluasan standar kompetensi dan kompetensi
dasar
yang harus dikuasai oleh peserta didik.
3) Berdiri Sendiri (Stand Alone)
Stand alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik
modul
yang tidak tergantung pada bahan ajar/media lain, atau tidak
harus
digunakan bersama-sama dengan bahan ajar/media lain. Dengan
menggunakan modul, peserta didik tidak perlu bahan ajar lain
untuk
mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut
tidak
dikategorikam sebagai modul yang berdiri sendiri.
4) Adaptif
Hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika
modul
tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
teknologi, serta fleksibel/luwes digunakan diberbagai
perangkat
keras (hardware).
5) Bersahabat/akrab (User Friendly)
Modul hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau
bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan
paparan
informasi yang terampil bersifat membantu dan bersahabat
dengan
pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan
mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang
sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang
umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam penyusunan sebuah modul
perlu
juga diperhatikan karakteristik-karakteristik didalamnya, yang
bisa meliputi
tujuan penyusunan modul, materi yang akan dipelajari, kesesuaian
bahasa dan
juga informasi referensi/pengayaan yang digunakan.
2.1.2 Pembelajaran
2.1.2.1 Hakikat Pembelajaran
Winker (dalam Siregar, 2011) pembelajaran adalah seperangkat
tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa,
dengan
memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan
terhadap
rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami
siswa.
Gagne (dalam Siregar 2011) mengartikan bahwa pembelajaran
merupakan seperangkat peristiwa-peristiwa eksternal yang
dirancang untuk
mendukung beberapa proses belajar yang sifatnya internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
Miarso (dalam Siregar, 2011) pembelajaran adalah usaha
pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang
telah
ditetapkan dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta
pelaksanaannya
terkendali.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan segala
bentuk tindakan maupun rancangan yang dilakukan mampu
menunjang
proses belajar siswa dan guru dalam memahami materi.
2.1.2.2 Ciri-ciri Pembelajaran
Siregar (2011) menyebutkan beberapa ciri-ciri dalam
pembelajaran,
sebagai berikut: (1) Merupakan upaya sadar dan disengaja,
(2)
Pembelajaran harus membuat siswa belajar, (3) Tujuan harus
ditetapkan
terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, (4)
Pelaksanaannya
terkendali, naik isinya, waktu, proses, maupun hasilnya.
2.1.3 KTSP
2.1.3.1 Hakikat KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing
satuan
pendidikan/sekolah. (Muslich, 2007)
KTSP adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang
disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan. (BSNP,
2006)
Sedangkan, menurut Sanjaya (2010) kurikulum KTSP adalah
kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing
satuan pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
Jadi, dapat disimpulkan bahwa KTSP merupakan kurikulum
satuan
pendidikan yang disusun dan direncanakan oleh masing-masing
satuan
pendidikan dengan tetap memperhatikan undang-undang.
2.1.3.2 Prinsip dan Pengembangan KTSP
Prinsip dan pengembangan KTSP menurut Muslich (2007) adalah
sebagai berikut: (a) Berpusat pada potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya. (b) Beragam dan
terpadu. (d)
Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni. (e)
Relevan dengan kebutuhan kehidupan. (f) Menyeluruh dan
berkesinambungan. (g) Belajar sepanjang hayat. (h) Seimbang
antara
kepentingan nasional dan kepentingan daerah
KTSP juga disusun dengan memperhatikan acuan operasional
sebagai berikut: (a) Peningkatan iman dan takwa akhlak mulia.
(b)
Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan
tingat
perkembangan dan kemampuan peserta didik. (c) Keragaman potensi
dan
karakteristik daerah dan lingkungan. (d) Tuntutan pembangunan
daerah dan
nasional. (e) Tuntutan dunia kerja. (f) Perkembangan ilmu
pengetahuan,
teknologi dan seni. (g) Agama. (h) Dinamika perkembangan global.
(i)
Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaaan. (j) Kondisi
sosial budaya
masyarakat setempat. (k) Kesetaraan gender. (l) Karakteristik
satuan
pendidikan
2.1.3.3 Komponen dalam KTSP
Menurut Muslich (2011) dalam KTSP terdapat empat komponen,
yaitu: a) Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, b)
Struktur muatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
kurikulum tingkat satuan pendidikan, c) Kalender pendidikan, d)
Silabus
dan rencana pelaksanaan pengajaran
2.1.4 IPA
2.1.4.1 Hakikat IPA
Dramojo (dalam Samatowa, 2011) menyatakan IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam) adalah pengetahuan yang rasional dan objektif
tentang
alam semesta dengan segala isinya. Darmojo juga mengatakan bahwa
IPA
adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Cara IPA
mengamati
dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat serta menghubungkan
antar suatu
fenomena dengan fenomena lainnya, sehingga keselurhannya
membentuk
suatu prespektif yag baru tentang objek yang diamati.
Ilmu Pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam
bahasa Inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan
alam (IPA).
Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam (IPA)
atau
science itu pengetiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang
alam. Ilmu yang
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini
(Samatowa, 2011)
Dalam kamus Fowler (1951), natural science didefinisikan
sebagai
systematic and formulated knowledge dealing with material
phenomena and
based mainly on observation and induction yang diartikan bahwa
“ilmu
pengetahuan alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang
sistematis dan
tersusun.
Wahyana (dalam Trianto, 2012), IPA adalah suatu pengetahuan
tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum
terbatas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai
oleh
adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan
sikap ilmiah.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan alam
semesta,
gejala alam dan makhluk hidup yang tersusun secara
sistematik.
2.1.4.2 IPA untuk Sekolah Dasar
Samatowa (2011) menjelaskan bahwa setiap guru harus paham
akan
alasan mengapa IPA diajarkan di sekolah dasar. Alasan itu
dapat
digolongkan menjadi empat golongan yakni: (a) Bahwa IPA
berfaedah bagi
suatu bangsa, kiranya perlu dipersoalkan panjang lebar.
Kesejahteraan
materil suatu bangsa, banyak sekali tergantung pada kemampuan
bangsa itu
dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi, sering
disebut-
sebut sebagai tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar
untuk
teknologi adalah IPA. Orang tidak menjadi insinyur eletronika
yang baik,
atau dokter yang baik, tanpa dasar yang cukup luas mengenai
berbagai
gejala alam. (b) Bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat,
maka IPA
merupakan suatu mata pelajaran yang memberi kesempatan berpikir
kritis.
(c) Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang
dilakukan sendiri
oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang
bersifat
hapalan belaka. (d) Mata pelajaran IPA memiliki nilai-nilai
pendidikan
yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak
secara
keseluruhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
2.1.4.3 Tujuan Pembelajaran IPA
Pusat Kurikulum (Depdiknas, 2006) menyebutkan tujuan
pembelajaran
IPA di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut: Pertama, menanamkan
rasa
ingin tahu dan sikap positif terhadap sains, teknologi dan
masyarakat.
Kedua, mengembangan keterampilan proses untuk menyelidiki
alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. Ketiga,
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains
yang
akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Keempat, ikut serta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan
lingkungan alam. Kelima, menghargai alam sekitar dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
Samatowa (2011) menyebutkan pengembangan aplikasi teori
perkembangan kognitif pada pendidikan IPA, dibagi dalam
beberapa
bagian: Pertama, konsep IPA dapat berkembang baik, hanya
bila
pengalaman langsung mendahului pengenalan
generalisasi-generalisasi
abstrak. Metode seperti ini berlawanan dengan metode
tradisional, dimana
konsep IPA diperkenalkan secara verbal saja. Kedua, daur belajar
yang
mendorong perkembangan konsep IPA sebagai berikut: a)
Eksplorasi, yaitu
kegiatan dimana anak mengalami atau mengindra objek secara
langsng.
Pada langkah ini anak memperoleh informasi baru yang
adakalanya
bertentangan dengan konsep yang telah dimilikinya, b)
Generalisasi, yaitu
menarik kesimpulan dari beberapa informasi (pengalaman) yang
tampak
bertentangan dengan yang telah dimiliki anak, c) Deduksi,
yaitu
mengaplikasikan konsep baru (generalisasi) itu pada situasi dan
kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
baru. Ketiga, proses berpikir berkembang melalui tahap-tahap
daur belajar
ini mendorong perkembangan berpikir sietiko-deduktif, yakni anak
dapat
menganlisis objek IPA dari pemahaman umum hingga pemahama
khusus.
Adapun ciri-ciri tahapan yang digambarkan 1) Tahapan
Ekplorasi:
merupakan awal dari daur belajar. Dalam tahapan ini guru
berperan secara
tidak langsung. Guru merupakan pengamat yang memilki
pertanyaan-
pertayaan dan membantu individu murid maupun kelompok. Peranan
murid
dalam tahap ini sangat aktif. Mereka memanipulasi materi yang
dibagikan
guru, 2) Tahapan Pengenalan Konsep: dalam tahap ini guru
berperan lebih
tradisional. Guru mengumpulkan informasi dari murid-murid
yang
berkaitan dengan pengalaman mereka dalam eksplorasi. Bagian
ini
merupakan waktu untuk penyusunan perbendaharaan kata.
Materi-materi
seperti buku, alat pandang dengar dan materi tertulis lainnya
diperlukan
untuk penyusunan konsep-konsep, 3)Tahap Penerapan Konsep: pada
bagian
ini guru mempunyai situasi atau masalah yang dapat
dipecahkan
berdasarkan pengalaman eksplorasi sebelum pengenalan konsep.
Seperti hal
lainnya pada tahap eksplorasi murid-murid terlibat dalam
berbagai kegiatan.
2.1.5 Paradigma Pedagogi Reflektif
2.1.5.1 Hakikat Paradigma Pedagogi Reflektif
Tim Redaksi Kanisius (2010), mengartikan PPR (Paradigma
Pedagogi Reflektif) merupakan pola pikir (paradigma=pola)
dalam
menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kristiani
(pedagogi
reflektif=pendidikan kristiani). Selain itu, dengan PPR
diharapkan
terbentuk wujud nyata pribadi man for others, seorang pribadi
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
memiliki kesadaran kemanusiaan dan kekuatan kehendak untuk
melaksanakan kehidupan berdasarkan kesadaran manusia
tersebut.
Menurut Suparno (2015) Paradigma Pedagogi Refleftif (PPR)
adalah suatu paradigma pendidikan yang sudah sejak lama
dilakukan dalam
pendidikan Jesuit, yaitu sejak tahun 1586. Praktik pendidikan
yang sudah
lama itu selalu di perbaharui dan sekarang ini dipraktekan di
seluruh dunia.
Pendidikan dan pengajaran di sekolah Jesuit berusaha
mengubah
cara insani lain, sistem-sistem sosial dan struktur masyarakat.
Mengubah
cara mereka menilai bangsa manusia dan seluruh ciptaan. Serta,
menjadikan
mereka pria dan wanita yang berkompeten, bertanggung jawab
dan
berkepedulian.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Paradigma Pedagogi Reflektif
(PPR)
adalah pendidikan dan pengajaran yang dilakukan dalam pendidikan
Jesuit
yang berusaha mengubah pola pikir, serta menumbuhkembangkan
pribadi
kristiani man for others, seorang pribadi yang memiliki
kesadaran
kemanusiaan dan kekuatan kehendak untuk melaksanakan
kehidupan
berdasarkan kesadaran manusia tersebut.
2.1.5.2 Ciri-ciri Paradigma Pedagogi Refletif
Menurut Subagya (2010), terdapat tata cara pelaksanaan yang
menjadi unsur utama PPR adalah pengalaman, refleksi dan aksi.
Ketiga
unsur utama itu dibantu oleh unsur sebelum pembelajaran yaitu
konteks dan
dibantu oleh unsur setelah pembelajaran dengan evaluasi. Maka
secara garis
besar PPR mempunyai dinamika maupun gambaran pembinaan siswa
untuk
membentuk budaya alternatif secara singkat sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
1. Konteks: Konteks merupakan bagian suatu uraian atau kalimat
yang
dapat mendukung atau menambah kejelasan makna. Konteks
merupakan unsur pertama dalam pembelajaran PPR. Oleh dari
itu
fasilitator (guru) perlu mengerti konteksnya, terutama konteks
siswa
yang dibantu, pelajaran apa yang akan diampu, dan lingkungan
dimana
fasilitator (guru) memberikan pembelajaran. Apabila
pembelajaran
sudah sesuai dengan konteksnya, maka siswa akan semakin
mudah
menangkap dan mengerti apa yang fasilitator (guru) bantukan.
2. Pengalaman: Pengalaman (experience) adalah suatu kejadian
yang
sungguh terjadi, dilakukan, dialami, dihidupi, dan dapat
menyentuh
pikiran, hati kehendak, perasaan, maupun hasrat. Pengalaman
sangat
penting dalam proses PPR. Tanpa pengalaman, baik pengalaman
langsung maupun tidak langsung dalam pembelajaran maka tidak
dapat
mendalami bahan dan memetik makna yang mendalam dari bahan
yang
dipelajari.
3. Refleksi: Guru atau fasilitator memfasilitasi dengan
pertanyaan agar
siswa terbantu untk berefleksi. Pertanyaan yang lebih baik
adalah
pertanyaan yang divergen agar siswa secara otentik dapat
memahami,
mendalami, dan meyakini temuannya. Melalui refleks, siswa
meyakini
makna nilai yang terkandung dalam pengalamannya.
4. Aksi: Guru atau fasilitator memfasilitasi dengan pertanyaan
aksi agar
siswa terbantu untuk membangun niat dan bertindak sesuai
dengan
hasil refleksinya. Dengan membangun niat dan perilaku manusia
dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
kemauannya sendiri siswa membentuk pribadinya agar nantinya
(lama-
kelamaan)menjadi pejuang bagi nilai-nilai yang
direfleksikannya.
5. Evaluasi: Evaluasi dimaksud untuk melihat secara
keseluruhan
bagaimana proses PPR itu terjadi dan berkembang. Evalusi
dilakukan
setelah pembelajaran berlangsung, yakni dengan guru
memberikan
evaluasi atas kompetensinya dari sisi akademik.
2.1.5.3 Kelebihan Paradigma Pedagogi Reflektif
Subagya (2010), menyebutkan bahwa terdapat kelebihan-
kelebihan sekaligus keuntungan menerapkan PPR dalam proses
pembelajaran di sekolah, antara lain sebagai berikut:
1. Murah Meriah: dalam praktik, pembelajaran PPR
diintegrasikan
dengan bidang studi yang diajarkan, maka tidak memerlukan
sarana
atau prasarana khusus, kecuali yang dibutuhkan dalam bidang
studi
yang dibutuhkan.
2. Segala Kurikulum: PPR dapat diterapkan pada semua
kurikulum:
KTSP, KBK, Kurikulum 1994, bahkan pada kurikulum mana pun.
Paradigma ini tidak menuntut tambahan bidang studi baru, jam
pelajaran tambahan, maupun peralatan khusus. Hal pokok yang
dibutuhkan hanyalah pendekatan baru pada cara kita mengajarkan
mata
pelajaran yang ada.
3. Cepat Kelihatan Hasilnya: melalui PPR tanda-tanda seorang
siswa
menjadi berkembang ke arah yang diharapkan, adalah mudah
terlihat.
Kenyataan ini dapat diamati di sekolah-sekolah yang telah
menerapkan
PPR. Kalau sekolah sepakat dan semua gur menerapkap PPR,
dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
waktu satu tahun sudah terlihat jelas betapa siswa akrab satu
sama lain,
mau solider, dan saling membantu dalam belajar, mau saling
menghargai satu sama lain, pengelolaan kelas menjadi mudah,
kenakalan berkurang tak kelihatan lagi.
Secara ringkas keuntungan-keuntungan menerapkan PPR di
sekolah
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Dari segi integrasi: pembelajaran berpola PPR murah,
tidak
terhambat kurikulum baru, para Pengawas atau Diknas,
mengajarkan dan melatih nilai-nilai kristiani 42 jam per
minggu.
2) Dari segi pengalaman, Refleksi, dan Aksi: tidak perlu
banyak
aturan, banyak sanksi dan macam-macam pemaksaan seperti
lazim di sekolah lain dan pendidikan yang otentik
3) Dari segi pendidikan kristiani/ Pendidikan Kemanusiaan:
ciri
khas sekolah Kristen/Katolik dapat diwujudkan dalam kegiatan
kelas sehari-hari, menjadikan keunggulan sekolah yang tidak
dapat diungguli sekolah lainnya.
4) Dampak lain: menambah calon siswa dalam PSB dan lebih
mudah menepis isu kristenisasi.
2.1.6 Pengetahuan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (Wahmuji, 2008)
pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui/kepandaian.
Salah satu ciri
khas pada diri manusia adalah selalu ingin tahu, dan rasa selalu
ingin tahu
tersebut tidak pernah berhenti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
2.1.7 Kepedulian Lingkungan
2.1.7.1 Hakikat Kepedulian
Hariyanto, (2013) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan
peduli
lingkungan adalah menghargai alam lingkungan dengan
kewajiban
melestarikan fungsinya agar terjadi kehidupan yang
berkelanjutan, jauh dari
pencemaran lingkungan.
Wibowo (dalam Kurniawan, 2013) menambahkan bahwa yang
dimaksud dengan dengan peduli lingkungan adalah sikap dan
tindakan yang
selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkunga alam
sekitarnya dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang
sudah terjadi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa peduli lingkungan adalah segala
macam bentuk tindakan maupun upaya yang dilakukan guna
mencegah,
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi
2.1.7.2 Indikator Kepedulian
Zubaedi, (2011) menjelaskan bahwa berakhklak terhadap alam
dapat dilakukan manusia dengan upaya-upaya pelestarian alam
sebagai
berikut: (a) Melarang penebangan pohon secara liar. (b)
Melarang
perburuan binatang secara liar. (c) Melakukan reboisasi
(penghijauan). (d)
Membuat cagar alam dan suaka margasatwa. (e) Menerapkan tata
guna
lahan yag lebih sesuai. (f) Memberikan pengertian yang lenih
baik perlunya
menjaga lingkungan kepada seluruh lapisan masyarakat. (g)
Memberikan
sanksi-sanksi kepada pelanggar-pelanggar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
Salim (1986), menyebutkan ha-hal yang dapat dilakukan untuk
mengupayakan pelestarian lingkungan hidup sehari-hari adalah:
(a)
Peningkatan kesehatan lingkungan yang menyangkut usaha
kebersihan
selokan, tempat mandi-cuci-kaskus, terpeliharanya sumur air
minum. (b)
Kebersihan di dalam rumah, termasuk jendela yang bisa memberi
celah
untuk masuknya sinar matahari, serta kebersihan dapur. (c) Usaha
hemat
energi seperti menghemat aliran listrik, memadamkan lampu yang
sudah
tidak dipakai. Selain itu juga menghemat pemakaian air, dengan
menutup
kran, jangan biarkan air mengalir/menetes terus. (d) Pemanfaatan
kebun
atau pekarangan dengan tumbuh-tumbuhan yang berguna, penanaman
bibit
tumbuh-tumbuhan untuk penghijauan (e) Penanggulangan sampah,
memanfaatkan kembali sampah organik dan mendaur ulang sampah
anorganik.
2.1.8 Kesadaran
2.1.8.1 Hakikat Kesadaran
Solso, (2008) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan
kesadaran
adalah kesiagaan (awareness) individu terhadap
peristiwa-peritiwa kognitif
memori, pikiran, perasaan, dan sensasi-sensasi fisik. Sedangkan,
menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (Wahmuji, 2008),
mengartikan
bahwa kesadaran merupakan keadaan mengerti/ hal yang dirasakan
atau
dialami oleh seseorang.
Berdasarkan penjelasan yang sudah dipaparkan di atas,
kesadaran
merupakan keadaan dimana seseorang mengerti akan siaga terhadap
segala
sesuatu yang berlangsung disekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
2.1.8.2 Fungsi Kesadaran
Pierson dan Trout (dalam Solso, 2008) menyatakan bahwa satu-
satunya alasan kita memiliki kesadaran adalah kesadaran
memungkinkan
kita melakukan pergerakan atas kemauan sendiri (votional
movement).
Daimiso (dalam Solso, 2008) menyatakan bahwa kesadaran
berfungsi memampukan kita merencanakan perilaku kita, alih-alih
hanya
mengandalkan insting semata. Kemampuan tersebut (yang
diperkuat
dengan adanya kesadaran-diri) memberikan kita kemampuan
bertahan
hidup yang lebih besar dalam lingkungan kita. Senada dengan
pendapat
Bars Mcgovern (dalam Solso, 2008) Fungsi pertama kesadaran
adalah
fungsi konteks-setting (context setting), yakni fungsi dimana
sistem-sistem
bekerja untuk mendefinisikan konteks dan pengetahuan mengenai
sebuah
stimuli yang datang ke dalam memori.
Berdasarkan pemaparan para ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa
fungsi kesadaran digunakan sebagai pengontrol dalam diri manusia
dalam
melakukan kemampuan pergerakan atas kemauan diri sendiri
2.1.9 Sampah
2.1.9.1 Hakikat Sampah
Penggolongan sampah menurut Hadiwiyoto (dalam Sejati, 2013),
didasarkan atas beberapa kriteria, yaitu: asal, komposisi,
bentuk, lokasi,
proses terjadinya, sifat, dan jenisnya.
1. Penggolongan Sampah Berdasarkan Asalnya: sampah hasil
kegiatan
rumah tangga, termasuk didalamnya sampah rumah sakit, hotel
dan
kantor, sampah hasik kegiatan industri/pabrik, sampah hasil
kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
pertanian meliputi perkebunan, kehutanan, perikanan, dan
peternakan,
sampah hasil kegiatan perdagangan, misal sampah pasar dan
toko,
sampah hasik kegiatan pembangunan dan sampah jalan raya.
2. Penggolongan Sampah Berdasarkan Komposisinya: a) sampah
seragam. Sampah hasil kegiatan industri umumnya termasuk
dalam
golongan ini. Sampah dari kantor sering hanyaterdiri dari
kertas,
karton, kertas karbon, dan semacamnya yang masih tergolong
seragam atau sejenis, b) sampah campuran. Misal, sampah yang
berasal dari pasar atau sampah dari tempat-tempat umum yang
sangat
beraneka ragam dan bercampur menjadi satu.
3. Penggolongan Sampah Berdasarkan Bentuknya: a) sampah
padatan
(solid), misalnya daun, kertas, karton, kaleng, plastik, dan
logam, b)
sampah cairan (termasuk bubur), misalnya bekas air pencuci,
bekas
cairan yang tumpah, tetes tebu, dan limbah industri yang cair,
dan c)
sampah berbentuk gas, misal karbondioksida, amona.
4. Penggolongan Sampah Berdasarkan Lokasinya: sampah kota
(urban)
yang terkumpul di kota-kota dan sampah daerah yang terkumpul
di
daerah-daerah luar perkotaan.
5. Penggolongan Sampah Berdasarkan Proses Terjadinya: a)
sampah
alami, ialah sampah yang terjadi karena proses alami.
Misalnya
rontokan dedaunan.(b) Sampah nonalami, ialah sampah yang
terjadi
karena kegiatan manusia. Misalnya plastik dan kertas.
6. Penggolongan Sampah Berdasarkan Sifatnya: a) sampah
organik,
terdiri atas dedaunan, kayu, tulang, sisa makanan ternak, sayur,
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
buah. Sampah organik adalah sampah yang mengandung senyawa
organik dan tersusun oleh unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen.
Sampah ini mudah didegradasi oleh mikroba, dan b) sampah
anorganik, terdiri atas kaleng, plastik, besi, logam, kaca dan
bahan-
bahan lainnya yang tidak tersusun oleh senyawa organik. Sampah
ini
tidak dapat didegregradasi oleh mikroba sehingga sulit untuk
diuraikan.
7. Penggolongan sampah berdasarkan jenisnya: sampah makanan,
sampah kebun/pekaranngan, sampah kertas, sampah plastik,
karet,
dan kulit, sampah kain, sampah kayu, sampah logam, sampah
gelas
dan keramik, dan sampah abu atau debu.
2.1.10 Pendidikan Emansipatoris
2.1.10.1 Hakikat Pendidikan Emansipatoris
Suprijono, (2016) menjelaskan bahwa pendidikan emansipatoris
adalah model pembelajaran yang mengarahkan siswa pada objek
yang
dipelajari, kemudian siswa memahami diri dan tindakan belajarnya
dengan
kesadaran reflektif.
Mangunwijawa, (2004) menjelaskan bahwa emansipatoris adalah
menyantuni dan memberdayakan peserta didik sebagai subyek
kegiatan
belajar. Pendidikan yang mengembangkan bakat siswa,
menghormati
kepribadian murid, merangsang daya cipta, tanggung jawab,
otonomi dan
kesadaran moral.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
Giroux (dalam Winarti dan Anggadewi, 2015) menyatakan bahwa
pendidikan emansipatoris dipandang sebagai pendidikan yang
pergerakannya menekankan perwujudan masyarakat yang adil dan
demokratis. Tiga kata kunci untuk model pendidikan
emansipatoris, yaitu
humanisasi, kesadaran kritis, dan mempertanyakan sistem.
2.1.10.1.1 Humanisasi
Menurut Zuchdi (2009) pendidikan humanisasi bukan sekedar
pengembangan kualitas kognitif, melainkan juga sebuah proses
yang
terjadi pada diri individu dan melibatkan seluruh domain yang
ada.
Menurut (Kamus Besar Bahasa Indonesia) (KBBI) humanisasi
adalah
sebagai penumbuhan rasa perikemanusiaan. Berdasarkan dua
pernyataan di atas, humanisasi merupakan perubahan dalam diri
peserta
didik, yang melibatkan keseluruhan melalui akal budi dan hati
nurani.
2.1.10.1.2 Kesadaran Kritis
Winarti dan Anggadewi (2015), menjelaskan bahwa kesadaran
kritis
memiliki makna belajar menerima keadaan sosial, ekonomi dan
politik
yang bertolak belakang dan kemudian melawan arus dan
penindasan
realitas.
Smith (2001) menjelaskan bahwa kesadaran kritis merupakan
keadaan dimana seseorang mampu menerima dan menolak realitas
dalam kehidupan serta mampu mempertahankan pendapatnya
sesuai
kebenaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kesadaran kritis merupakan
keadaan
dimana seseorang mampu memahami keadaan di sekitar, namun
tetap
berpegang teguh atas pendirian yang benar.
2.1.10.1.3 Mempertanyakan Sistem
Winarti dan Anggadewi, (2015) dialog merupakan salah satu
cara
untuk menanyakan sistem. Dialog yang dilakukan guru dan
siswa
sebagai pembelajar pemahaman dan mengalaman akan realitas
kehidupan guru dan siswa yang berkembang.
2.2 Penelitian yang Relevan
2.2.1 Penelitian yang Relevan tentang Modul
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2016).
Tujuan
utama dari penelitian tersebut adalah menghasilkan suatu produk
berupa
modul pratikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 untuk
mendorong
berpikir kristis pada siswa kelas IV Sekolah Dasar. Selain itu,
tujuan
pengembangan ini adalah: 1) Mengetahui cara mengembangkan
modul
pratikum IPA. 2) mengetahui kualitas modul pratikum IPA. 3)
Mengetahui
pengaruh penggunaan modul pratikum IPA. Jenis penelitian
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan
(research and development) (RnD). Prosedur pengembangan modul
yang
dilakukan dalam penlitian ini melalui beberapa langkah: (1)
Potensi dan
masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain Produk, (4) Validasi
produk
pada ahli, (5) Revisi Produk, (Uii coba produk, (7) Revisi
Produk. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa modul pratikum IPA layak
untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
digunakan sebagai bahan ajar siswa kelas IV Sekolah Dasar. Hal
ini
ditunjukkan dari hasil keseluruhan validasi mempereroleh
rata-rata 3,3
dengan kategori layak.
Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Harjanto (2017).
Tujuan
utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk
berupa modul
pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris untuk
menanamankan
sikap peduli lingkungan pada siswa kelas III. Tujuan yang
dilakukan
peneliti dalam pengembangan ini adalah: 1) Mengembangkan
modul
pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris untuk
menanamkan
sikap peduli lngkungan pada siswa kelas IIIB 2016/2017, 2)
Mengembangkan modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan
emansipatoris yang berkualitas sebagai alat belajar pentingnya
lingkungan
sehat di kelas IIIB tahun ajaran 2016/2017, 3) Mengetahui dampak
modul
pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris terhadap
proses
pembelajaran siswa pada implementasi. Jenis penelitian yang
digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan
(research and
development) (RnD). Prosedur pengembangan modul yang dilakukan
dalam
penlitian ini melalui beberapa langkah: (1) Analisis kebutuhan,
(2) Desain
modul, (3) Revisi modul, (4) Implementasi modul, (5) Evaluasi
modul.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modul pratikum IPA
layak/sangat
baik untuk digunakan sebagai bahan ajar siswa kelas III Sekolah
Dasar. Hal
ini ditunjukkan dari hasil uji coba lapangan memperoleh skor
4,3. Skor
tersebut dikategorikan “sangat baik”, sehingga modul
pembelajaran IPA
dalam penelitian ini layak untuk digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Halawa (2016). Tujuan
utama dari penelitian ini adalah mengembangkan produk berupa
modul
tanaman obat “Daun Ajaib” untuk kelas V sekolah dasar agar
mereka dapat
mengetahui pentingnya melesatrikan tanaman obat. Jenis
penelitian yang
digunakan dalam peneltian ini adalah penelitian dan
pengembangan
(research and development) (RnD). Prosedur pengembangan modul
yang
dilakukan dalam penlitian ini melalui beberapa langkah: 1)
Potensi dan
masalah, 2) Pengumpulan data, 3) desain produk, 4) Validasi
desain, 5)
Revisi desain, 6) Uji coba produk. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
berdasarkan uji coba modul pada 27 siswa kelas V di SDN No.
075046
Lolofitu Kabupaten Nias, kualitas modul yang dikembangkan
mendapat
skor rata-rata 4,55 yang berarti sangat baik dan sangat layak
untuk
digunakan.
Berdasarkan ketiga penelitian relevan di atas, dapat dilihat
bahwa
modul yang dikembangkan berupa modul pratikum IPA, modul
pembelajaran IPA dan modul tanaman obat. Maka dari itu,
peneliti
mengembangkan modul pembelajaran IPA Peduli Lingkungan Hari
Ini,
untuk Kehidupan yang Lebih Baik di Hari Esok berbasis PPR
(Paradigma
Pedagogi Reflektif) untuk siswa kelas IIIB di SD Kanisius
Kalasan.
2.2.2 Penelitian yang Relevan tentang Sikap Peduli
Lingkungan
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2013).
Dalam
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah
implementasi
pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran
IPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
yang dapat meningkatkan sikap peduli lingkungan siswa kelas IV.1
di SD
Keputran “A”. Dalam penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus
tindakan.
Dalam tidakan siklus yang I belum mencapai kriteria
keberhasilan, karena
berdasarkan lembar observasi siklus I menunjukkan bahwa sikap
peduli
lingkungan sebesar 75% siswa dikategorikan sedang dan hasil
angket
menunjukkan sebesar 25& siswa berada pada kategori tinggi.
Kemudian
pada penelitian tindakan siklus yang ke II sebanyak 27 siswa
(96,43%)
berada pada kategori tinggi dan sebanyak 1 siswa (3,57) berada
pada
kategori sedang. Berdasarkan hasil angket tindakan siklus II
sebanyak 27
siswa (96,43) berada pada kategori tinggi dan sebanyak 1 orang
siswa
(3,57%) berada pada kaegori sedang. Hasil pada siklus II telah
mencapai
kriteria keberhasilan sehingga tindakan dihentikan pada siklus
tersebut.
Kedua, penelitian dilakukan oleh Sumiyati (2016). Dalam
penelitian
ini bertujuan untuk meneliti tentang pengembangan multimedia
pendidikan
karakter peduli lingkungan. Dalam penelitian ini juga bertujuan
untuk
mengasilkan produk multimedia pendidikan karakter peduli
lingkungan
yang layak digunakan dalam pembelajaran. Subyek penelitian ini
adalah
siswa kelas IV SD. Dalam penelitian ini menggunakan tiga
model
pengembangan yakni model penelitian dan pengemabngan
Borg&Gall
(1989), model pengembangan Alessi dan Trolip (2001) dan
model
pengembangan sesain pembelajaran Dick and Carey (2005). Ketika
model
pengembangan tersebut dimodifikasi sehingga dapat mengasilkan
tahapan
sederhana yaitu pendahuluan, perencanaan, dan pengembangan.
Berdasarkan hasil validasi dengan menggunakan skala 5 yang
dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
39
oleh peneliti dengan meliputi hasil validasi ahli materi pada
aspek
pembelajaran adalah 4,35 “Sangat Baik” dan aspek materi
memperoleh
skor 4,57 “Sangat Baik”. Adapun hasil validasi ahli media dalam
aspek fisik
memperoleh skor 4,50 “Sangat Baik”, aspek tampilan 4,31 “Sangat
Baik”,
dan aspek pemograman 4,33 “Sangat Baik”. Hasil penilaian guru
pada aspe
tampilan memperoleh skor 4,36 “Sangat Baik”, aspek pemograman
4,66
“Sangat Baik”, aspek materi 4,60 “Sangat Baik”, dan aspek
pembelajaran
4,80 “Sangat Baik”. Jadi berdasarkan hasil validasi yang
dilakukan, dapat
di simpulkan bahwa produk yang dikembangkan telah layak
untuk
digunakan sebagai media dalam proses pembelajaran.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Selviana Desi
Ambarwati
(2017). Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan
suatu produk
berupa modul pembelajaran IPA untuk kelas III eksistensial
sekolah dasar
berbasis pendidikan emansipatoris untuk menanamkan sikap
peduli
lingkungan. Jenis peneletian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
penelitian pengemabngan materi (Material Development) yang
termasuk
dalam salah satu penelitian dan pengembangan (Research and
Development) (RnD). Adapun proses pengembangan modul ini
mengikuti
5 langkah pengemabngan materi dari Tomlinson (dalam Harsono,
2007)
yaitu (1) analisis, (2) desain, (3) revisi, (4) implementasi,
dan (5) evaluasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan para ahli, dalam
penelitian ini
mendapatkan skor 3,39 yang masuk dalam kategori “sangat baik”
sehingga
layak digunakan pada thap implementasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
40
Berdasarkan ketiga penelitian yang relevan di atas dapat
dilihat
bahwa penanaman sikap peduli lingkungan dilakukan dengan
pendekatan
STM, pengembanga multimedia pendidikan karakter peduli
lingkungan dan
modul pembelajaran IPA berbasis emansipatoris guna memananmkan
sikap
peduli lingkungan, sehingga belum ada penanaman sikap peduli
lingkunngan dengan modul peduli lingkungan hari ini, untuk
kehidupan
yang lebih baik di hari esok berbasis PPR. Maka dari itu,
peneliti
mengembangkan modul pembelajaran IPA Peduli Lingkungan Hari
Ini,
untuk Kehidupan yang Lebih Baik di Hari Esok berbasis PPR
(Paradigma
Pedagogi Reflektif) untuk siswa kelas IIIB di SD Kanisius
Kalasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
41
2.3 Desain Diagram
MODUL PEDULI LINGKUNGAN
Theresia Dwi Kurniawati
(2016)
Hasilnya, modul pratikum IPA
layak untuk digunakan sebagai
bahan ajar siswa kelas IV
Sekolah Dasar.
Handayani (2013)
Hasilnya, langkah-langkah
implemenatasi pendekatan
Sains Teknologi Masyarakat
“STM” dalam pembelajaran
IPA untuk meningkatkan sikap
peduli menunjukkan kriteria
keberhasilan.
Dedy Anggit Harjanto (2017)
Hasilnya, modul pembelajaran
IPA “Ayo Cintai Lingkungan “
berbasis emansipatoris layak
untuk digunakan sebagai bahan
ajar kelas IIIB Sekolah Dasar.
Sumiyati (2016)
Hasilnya, pengembangan
multimedia pendidikan
karakter peduli lingkungan
telah layak untuk digunakan
sebagai media dalam proses
pembelajaran.
Rismawati Halawa (2016)
Hasilnya, modul tanaman obat
“Daun Ajaib” untuk
pendidikan konservasi layak
diuji coba
Selviana Desi Ambarwati
(2017)
Hasilnya, pengembangan
modul pembelajaran IPA
berbasis pendidikan
emansipatoris untuk
menanamkan sikap peduli
lingkungan layak untuk
digunakan sebagai modul
dalam pembelajaran.
Menghasilkan produk berupa
modul
Mengetahui dan meningkatkan sikap
peduli lingkungan
Judul Penelitian:
Pengembanan Modul Pembelajaran IPA Berbasis PPR Guna
Menumbuhkan Pengetahuan, Kesadaran Serta Kepedulian
Lingkungan
Terhadap Bahaya Sampah Plastik pada Siswa Kelas IIIB di SD
Kanisius
Kalasan Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
42
2.4 Kerangka Berpikir
Lingkungan menjadi satu-satunya tempat dimana segala makhluk
hidup
tinggal didalamnya. Namun seiring berjalannya waktu, kini
lingkungan
mengalami berbagai macam penurunan dan kerusakan di berbagai
aspeknya
yang sungguh sangat mengkhawatirkan dunia ini. Adapun penurunan
dan