i PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING MATERI KUBUS DAN BALOK Oleh KHOIRUL INAYAH NIM. 12020170041 Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019
80
Embed
PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS DISCOVERY …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8825/1/Tesis Khoirul Inayah... · MATERI KUBUS DAN BALOK Oleh KHOIRUL INAYAH NIM. 12020170041
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA
BERBASIS DISCOVERY LEARNING
MATERI KUBUS DAN BALOK
Oleh
KHOIRUL INAYAH
NIM. 12020170041
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
ii
iii
iv
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Raditya dan Nararya Rakha As-Said) yang senantiasa menjadi
penyemangat dalam berkarya dan menuntut ilmu. Semoga kelak
kalian menjadi orang yang gemar mencari dan mengamalkan
ilmu.
ix
PRAKATA
Alhamdulillah segala puji dan rasa syukur Penulis panjatkan kepada Allah
SWT Yang Maha Pengasih dan lagi Maha Penyayang dan atas kasih sayang – Nya
segala nikmat dan karunia yang telah Allah berikan kepada Penulis, sehingga
dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada seorang hamba Allah yang paling dikasihi-Nya, Penutup para
Rasul dan para Nabi, pembawa risalah Islam kepada ummatnya, dialah Nabi Besar
Muhammad Saw.
Penulisan tesis ini tidak dapat dilakukan tanpa bantuan, dukungan dan
sugesti dari berbagai pihak. Oleh karenanya, penulis sampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor IAIN
Salatiga;
2. Bapak Prof. Dr. Widiyanto, M.A. selaku Direktur Program
Pascasarjana IAIN Salatiga;
3. Ibu Dr. Hj. Maslikhah, M.Si. selaku Ketua Program Studi PGMI
Pascasarjana IAIN Salatiga, dan selaku dosen pembimbing
akademik;
4. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi,M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang
telah berkenan meluangkan waktu dan dengan sabar memberikan
bimbingan, saran, dan motivasi dalam penulisan tesis ini hingga
selesai.
x
5. Seluruh Dosen Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan
bekal ilmu dan pengetahuan sehingga penulis mampu
menyelesaikan tesis ini.
6. Ibu Dr. Erna Risfaula K., S.Si., S.Pd., M.Si., Ibu Ratna
Prilianti,S.Pd.MSI. dan Ibu Masyithoh Aini. selaku Validator.
7. Bapak Abdul Azis.S.Pd.I selaku Kepala MIN 1 Magelang yang
telah memberikan ijin kepeda penulis untuk melaksanakan
penelitian.
8. Bapak Drs Muthohir.MM.Pd,Ibu Subiyati,S.Pd.I dan Ibu Hj
Masyithoh Aini,S.Pd.I.MSI selaku Kepala MIN 7 Magelang yang
telah memberikan ijin penulis sehingga dapat meyelesaikan
Pascasarjana.
9. Seluruh Guru MIN 1 Magelang yang bersedia menjadi narasumber
dan memberikan berbagai informasi yang berguna dalam
penulisan tesis ini.
10. Kedua orang tuaku, kakaku, suami, dan anak-anakku yang
senantiasa memberikan doa, motivasi dan semangat sejak awal
studi hingga selesainya penulisan tesis ini.
11. Semua pihak dan teman-temanku seperjuangan yang tidak saya
sebut satu persatu yang telah banyak membantu dalam proses
penulisan tesis ini.
Tiada yang pantas kami haturkan kepada mereka, selain ucapan
terima
xi
kasih yang tidak terhingga dan doa. Semoga Allah SWT
melipatgandakan pahala dan memberikan balasan atas kebaikan yang
telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan demi
perbaikan penulisan di masa yang akan mendatang. Penulis berharap
tesis ini bermanfat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.
Salatiga, 10 Maret 2020
Penulis,
Khoirul Inayah
NIM. 12020170041
xii
ABSTRAK
Inayah, Khoirul 2019. Pengembangan Modul Matematika berbasis
Discovery Learning Materi Kubus dan Balok. Tesis. Program
Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dr.
Rahmat Hariyadi,M.Pd
Kata Kunci: Pengembangan Modul, Discovery Learning.
Kurikulum 2013 dirancang dengan kateristik diantaranya
mengembangkan keseimbangan rasa ingin tahu dan kerjasama antara
siswa, tapi kenyataannya masih berpusat pada pendidik, bahan ajar
yang digunakan juga masih terbatas, Lembar Kerja Peserta didik yang
digunakan belum sesuai dengan kebutuhan, dan guru belum
mengembangkan bahan ajar berupa modul secara mandiri. Penelitian
ini bertujuan:(1)mendeskripsikan kebutuhan pengembangan modul;(2)
mengetahui kelayakan modul yang dikembangkan; dan(3)mengetahui
keefektifan, kepraktisan, dan kemenarikan modul dalam pembelajaran.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan yang
menggunakan prosedur pengembangan ADDIE. Analysis dilakukan
untuk menganalisis kebutuhan pengembangan Modul Matematika
berbasis Discovery Learning; Design merupakan perancangan produk
berupa modul; Development merupakan pengembangan modul yang
selanjutnya dinilai kelayakannya oleh ahli materi dan media guna
perbaikan; Implementation penerapan modul sebagai bahan ajar
pembelajaran; dan Evaluation merupakan hasil evaluasi yang
menunjukkan bahwa Modul Matematika berbasis Discovery Learning
layak digunakan. Jumlah subjek penelitian adalah 22 peserta didik
sebagai kelas ujicoba dan 22 peserta didik sebagai kelas kontrol.
Analisis data menggunakan teknik deskripsi kualitatif dan kuantitatif.
Jenis instrumen yang digunakan adalah angket untuk menilai
kelayakan modul, dan soal pretest dan postest untuk pengumpulan data
nilai peserta didik.
Hasil penelitian menunjukkan informasi sebagai berikut, (1)
modul matematika berbasis discovery learning dibutuhkan guru dalam
pembelajaran;
(2) modul berhasil dikembangkan layak diujicobakan dalam
pembelajaran, terbukti praktis, dan menarik dalam penggunaannya; (3)
modul matematika dengan pendekatan kontekstual terbukti efektif,
praktis, dan menarik digunakan dalam pembelajaran dan menunjukkan
adanya perbedaan antara hasil belajar pada pembelajaran
menggunakan modul dengan pembelajaran tidak menggunakan modul
(hasil uji independent samples T Test p = 0,041 < 0,05).
xiii
ABSTRACT
Inayah, Khoirul 2019. The development of mathematics module based Discovery
learning on cubes and block materialsthesis. Study program teacher
education of Madrasah Ibtidaiyah postgraduate of Institute Agama Islam
Negeri salatiga. Supervisor is Dr Rahmat Haryadi,M.Pd.
Key words : Development Modul, Discovery Learning
The 2013 curriculum was designed with characteristics,including :develop
a balance of curiosity and collaboration among the students, but the reality is still
centered on the teachers, teaching materials used are also still limited. Students
work sheets that are used not appropriate yet with the need, and the teacher has rif
developed teaching materaials in the form of models independently. The aims of
this study/research are :(1) describe the module development needs (2) know the
feasibility of the module being developed and (3) Know the effectiveness.
Practicality and attractiveness of modules in learning.
This type of research is research and development that uses ADDIE
development procedures. Analysis ia carried out to analyze the need of
development mathematics module based discovery learning. Design is designing
product in the form of modules,development is a module development which is
subsequently assessed as feasible by material and media experts for
improvement;Implementation of the application which shows that mathematics
module based discovery learning is appropriate to of research subject was 22
students as afrial classandd 22 students as a control class. Data analysis used was
a questionnaire to assess the feasibility of the module, pretest and posttest to
collect students grate data.
The result of the study show the following information(1)Mathematics
module based discovery learning is needed by the teacher in learning
process.(2)The module has been successfully developed,it is worth to be tested in
its use.(3)Mathematichal modules with contextual approaches are proven to be
effective, practical and interesting to use in learning andshow the differences
between learning outcomes in learning using modules and without it.
( independent sample T test result are p = 0,041 < 0,005 )
xiv
DAFTAR ISI
SAMPUL................................................................................................................................................. i
LEMBAR BERLOGO ......................................................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................................................... .v
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................................................. xi
ABSTRACT .......................................................................................................................................... xii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... .xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................................... xvii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang ....................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 4
C. Signifikansi Penelitian ......................................................................................................... 6
D. Landasan Teori ..................................................................................................................... 7
E. Hipotesis Pengembangan ..................................................................................................... 13
8. Revisi Penulisan Miring untuk Istilah Asing .................................................... 33
9. Hasil Uji t ............................................................................................................... 45
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Penilaian Modul oleh Ahli Materi
2. Penilaian Modul oleh Ahli Media
3. Angket Tanggapan Guru
4. Angket Tanggapan Peserta Didik
5. Analisis Hasil Penilaian Modul oleh Ahli Materi
6. Analisis Hasil Penilaian Modul oleh Ahli Media
7. Analisis Kepraktisan Modul oleh Guru
8. Analisis Kemenarikan Modul oleh Peserta Didik
9. Instrumen Pretest
10. Instrumen Posttest
11. Contoh Pekerjaan Peserta Didik pada Pretest
12. Contoh Pekerjaan Peserta Didik pada Posttest
13. Analisis Hasil Pretest
14. Analisis Hasil Posttes
15. Dokumentasi
16. Lembar Bimbingan Tesis
17. Daftar Riwayat Hidup Peneliti
18. Produk: Modul Matematika berbasis Discovery Learning
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu aspek keberhasilan pembelajaran adalah bagaimana seorang guru
dalam melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran saat ini masih berpusat pada
guru dengan bercerita atau berceramah,hal ini dibuktikan dengan tidak aktifnya
siswa dalam menjawab pertanyaan dikarenakan siswa kurang terlibat aktif dalam
proses pembelajaran. akibatnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi rendah
Guru menjadi faktor kunci untuk mengembangkan potensi siswa. Perannya sangat
strategis, terutama dalam kegiatan pembelajaran, peran guru sebagai agen
perubahan dalam proses pembelajaran perubahan dalam proses pembelajaran
berfungsi untuk meningkatkan pendidikan1.
Sebagai mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa, pembelajaran matematika
memerlukan strategi dan teknik tersendiri dalam penyampaiannya. matematika
perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar, untuk membekali
siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, inovatif dan
kreatif, serta kemampuan bekerjasama (Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014). Menurut Uno2 dalam pembelajaran modern
saat ini yang penting adalah bagaimana mengaktifkan keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran secara mandiri, yaitu melelui kegiatan pembelajaran yang
berorientasi pada penemuan dan pencarian. Menurut Suryosubroto metode
1 Hamzah Uno,”Belajar dengan pendekatan PAILKEM”, Jakarta:Bumi Aksara,2017,152
2 Uno,H.B dan Nurdi Mohamad, Belajar dengan Pendekatan Pailkem Pembelajaran
Aktif,Inovatif,Lingkungan,Kreatif,Efektif, Menarik,Jakarta : Bumi Aksara,2013,31.
2
penemuan adalah komponen praktik pendidikan yang meliputi metode mengajar
yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses,mencari
sendiri3.Menurut Suparno ciri siswa yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran
adalah aktif dalam berpikir dan aktif dalam berbuat. Agar siswa dapat terlibat aktif
dalam proses pembelajaran diperlukan proses pembiasaan. Kemampuan bertanya,
pemecahan masalah, dan kemampuan berkomunikasi dapat menunjang siswa
terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran yang menekankan
proses siswa aktif perlu didukung dengan evaluasi terhadap proses belajar dan
hasil belajar siswa4.
Berdasar hasil wawancara dengan Ibu Akhri Isti’anah, M.Pd.I. guru kelas
VA diperoleh informasi bahwa bahan ajar yang dikembangkan oleh guru masih
terbatas, belum ada yang mengembangkan modul. Bahan ajar yang biasa
digunakan adalah lembar kerja peserta didik buatan penerbit yang masih
memfokuskan pada penjabaran materi dan latihan soal saja, belum sesuai
dengan kebutuhan dan kurang sesuai dengan kondisi lingkungan belajar. Hal
senada juga disampaikan kepala madrasah Ibu Siti Nurul Wachidah, M.Pd.
bahwa di MIN 1 Magelang belum pernah dikembangkan modul matematika
berbasis discovery learning oleh guru secara mandiri.
Modul efektif dan praktis digunakan dalam proses pembelajaran,
sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Dewi Nasiroh pada tahun 2014
dan Anisah Kurniati pada tahun 2016 tentang pengembangan modul dengan
berbasis discovery learning, menyatakan bahwa modul efektif digunakan 3 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah: Wawasan dan beberapa Komponen Layanan
dalam pembelajaran.5 Alasan pengembangan modul dalam penelitian ini selain
merupakan hasil analisis kebutuhan, modul memiliki beberapa keunggulan,
antara lain dapat digunakan oleh peserta didik secara mandiri, mengatasi
keterbatasan waktu pada pembelajaran tatap muka, dapat dikembangkan sendiri
oleh guru, dan dapat digunakan sebagai bahan ajar dalam pengembangan
modul dan penggunaanya.
Permasalahan sebagaimana tersebut di atas, sangat penting untuk segera
dicarikan solusinya yaitu dengan pemenuhan bahan ajar berupa modul
matematika dengan berbasis discovery learning. Oleh karena hal tersebut
peneliti merasa perlu melakukan penelitian dan pengembangan dengan judul
Pengembangan Modul Matematika berbasis Discovery Learning Materi
Kubus dan Balok
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kebutuhan guru terhadap pengembangan modul matematika berbasis
“discovery learning” untuk pembelajaran pada peserta didik kelas V MIN 1
Magelang?
2. Bagaimana pengembangan modul berbasis “discovery learning” untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik ?
3. Bagaimana keefektifan modul matematika berbasis discovery learning materi kubus
dan balok dalam pembelajaran pada peserta didik kelas V MIN 1 Magelang?
C. Signifikasi Penelitian
5 Dewi Nasiroh, “Pengembangan Modul dengan Pendekatan Kontekstual pada
Materi Barisan dan Deret Siswa SMP Terbuka Kelas IX”, Skripsi, UNY, 2014, vii; Annisah Kurniati, “Pengembangan Modul Matematika ..., 43–58.
4
1. Tujuan penelitian
a. Mengetahui tingkat kebutuhan guru terhadap pengembangan pembelajaran
berbasis discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik
b. Mengetahui pengembangan guru terhadap pengembangan pembelajaran
berbasis discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik
c. Menguji kefektifan guru terhadap pengembangan pembelajaran berbasis
discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoretis
1) Mendapatkan teori baru tentang aktivitas dan hasil belajar melalui guru
terhadap pengembangan pembelajaran berbasis discovery learning
sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya
2) Pembelajaran berbasis discovery learning sebagai salah satu bahan ajar
yang efektif dalam pembelajaran Matematika untuk meningkatkan
hasil belajar peserta didik
b. Manfaat Praksis
1). Bagi Peserta Didik
a). Meningkatnya aktivitas belajar peserta didik dalam proses
pembelajaran Matematika
b). Peserta didik dapat memperoleh pengalaman belajar yang lebih
bermakna dan menyenangkan dengan adanya modul sebagai
sumber belajar
c). Meningkatnya hasil belajar dan pemahaman terhadap suatu konsep
5
yang dipelajari.
2). Bagi Guru
a). Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk
mengembangkan penelitian serupa pada mata pelajaran lain
b). Hasil penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
peserta didik pada materi bidang studi yang lain
c). Dapat digunakan sebagai referensi dan sarana berbagi dengan guru
mata pelajaran yang lain
3). Bagi Madrasah
a). Hasil Penelitian dapat digunakan untuk memperkaya referensi karya
ilmiah yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh warga MIN
Magelang
b). Sebagai rujukan bagi penelitian serupa di sekolah atau madrasah lain yang
berada di sekitar MIN Magelang.
4).Bagi peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang pembelajaran berbasis
discovery learning
D. Landasan Teori
1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang terkait dengan judul tesis ini adalah sebagai
berikut:
Pengembangan Perangkat Model Discovery learning Berpendekatan
Saintifik Untuk Meningkatkan Berpikir Kreatif Dan Rasa Ingin Tahu oleh
6
Florentina Indiastuti.6 Penelitian ini menghasilkan perangkat pembelajaran
matematika dengan model Discovery learning berpendekatan Saintifik untuk
meningkatkan berpikir kreatif dan karakter rasa ingin tahu siswa yang valid,
praktis, dan efektif. Persamaan dengan penelitian ini adalah pada desain,
prosedur, mata pelajaran, dan pendekatan pengembangan modul.
Perbedaannya dengan penelitian ini adalah pada isi materi, jenjang
pendidikan, dan lokus penelitian.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Discovery
learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
Kelas VIII SMP oleh Sherlyane Hendri, Ary Kiswanto Kenedi
Universitas
Negeri Padang.7 Kemampuan pemecahan masalah merupakan hal yang
penting dalam proses pembelajaran matematika. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa
adalah mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berbasis
Discovery Learning. Persamaan dengan penelitian ini adalah pada desain,
prosedur, mata pelajaran, dan pendekatan pengembangan modul.
6 Florentina Indiastuti, “Pengembangan Perangkat Model Discovery learning Berpendekatan
Saintifik Untuk Meningkatkan Berpikir Kreatif Dan Rasa Ingin Tahu”, JPM RAFA Vol.2, No.1,
September, 2016. Hendra Erik Rudyanto, “ Model Discovery Learning Dengan Pendekatan
Saintifik Bermuatan Karakter Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Premiere
Educandum”, Volume 4 Nomor 1, Juni 2014, 41-48.
7Sherlyane Hendri,dkk. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis
Discovery learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIII
SMP”, JIP, Vol.8, No.2, Agustus 2018, 10-24. Fhina Haryanti, “Pengembangan Modul
Matematika Berbasis Discovery Learning Berbantuan Flipbook Maker Untuk Meningkatkan
kemampuan Pemahaman Konsep Pada Materi Segitiga”,Jurnal Pendidikan matematika Vol. I, No.
2, November 2016.Lisda Qodariyah, Mengembangkan Kemampuan Komunikasi dan Disposisi
Matematik Siswa Smp Melalui Discovery Learning , Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol.
2 No. 3, Desember 2015.
7
Perbedaannya dengan penelitian ini adalah pada isi materi, jenjang
pendidikan, dan lokus penelitian.
Pengembangan Model Computer-Based E-Learning Untuk Meningkatkan
Kemampuan High Order Mathematical Thinking Siswa SMA oleh Jarnawi
Afgani Dahlan bahwa Pembelajaran matematika dapat diseting melalui
pembelajaran interaktif berbasis computer sehingga lebih menarik, efisien,
dan efektif melalui pola interaksi tutorial, simulasi, ataupun permainan.
Secara umum peningkatan kemampuan matematik tingkat tinggi dapat
dikatakan cukup baik. Hal ini terlihat dari peningkatan kemampuan
komunikasi, penalaran, koneksi, dan pemecahan masalah matematiknya
berada pada kategori sedang, sedangkan peningkatan kemampuan berfikir
kreatif siswa berada pada kategori tinggi. Hal tersebut sebagai akibat dari
peran media pembelajaran berbasis computer yang dikembangkan memuat
berbagai aktivitas dalam memahami, mengekspresikan, dan mengevaluasi
ide-ide matematika melalui lisan dan tulisan, mampu mendemontrasikan dan
menggambarkan secara visual, serta menggambarkan hubungan-hubungan
antar konsep matematika ilmu pengetahuan lain dan kehidupan sehari-hari8
Persamaan dengan penelitian ini adalah pada desain, prosedur, mata
pelajaran, dan pendekatan pengembangan modul. Perbedaannya dengan
penelitian ini adalah pada isi materi, jenjang pendidikan, dan lokus
penelitian.
8 Jarnawi Afgani Dahlan, “Pengembangan Model Computer-Based E-Learning untuk
Meningkatkan Kemampuan High Order Mathematical Thinking Siswa SMA”, Jurnal Pengajaran
MIPA, Volume 16, Nomor 2, Oktober 2011, hlm. 71-77
8
Bertolak dari ketiga penelitian di atas, peneliti mempunyai asumsi
bahwa Salah satu kendala utama yang membuat pendidik jarang membuat
bahan ajar sendiri, berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, diantaranya
lebih disebabkan terbatasnya kemampuan dalam pembuatan bahan ajar.9 Maka
dari itu untuk memperbaiki kondisi itu penulis mengembangkan bahan ajar
pembelajaran matematika berbasis discovery learning materi kubus dan balok
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
2. Kerangka Teori
a. Modul Pembelajaran
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan tertulis atau tidak tertulis
dan merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis dan
menampilkan keutuhan dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik,
bahan tersebut digunakan oleh guru atau instruktur dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran sebagai informasi dan alat yang diperlukan untuk
perencanaan dan penelaahan pelaksanaan pembelajaran sehingga tercipta
lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar.10
Bahan ajar banyak ragamnya, salah satu di antaranya adalah modul.
Modul adalah materi pembelajaran meliputi serangkaian pengalaman belajar
yang disusun secara sistematis sesuai dengan kurikulum tertentu, dikemas
dalam unit pembelajaran terkecil dan memungkinkan peserta didik untuk
9 Witri Lestari & Sherly Handayani, “Pengembangan Modul Matematika Berbasis Matematika Realistik Untuk Kelas VII SMP Semester I”,Jurnal Analisa, Volume 4, Number 1 (2018), 51–60.
10 Agus Susilo, “Pengembangan Modul Berbasis ..., xvii.
9
belajar mandiri dalam waktu tertentu dan membantu peserta didik mencapai
tujuan belajar.11
Pemanfaatan modul dalam kegiatan pembelajaran dapat
melibatkan peserta didik secara aktif dalam belajar dan dapat menciptakan
proses belajar yang mandiri.12
Kunci dari penyusunan modul adalah
menyelaraskan antara kebutuhan peserta didik, tujuan, hasil belajar, sumber
daya, strategi belajar dan mengajar, dan kriteria penilaian.13
.
Berdasar pengertian di atas, disimpulkan bahwa modul adalah bahan
ajar tentang bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional dan
terarah untuk digunakan peserta didik secara mandiri dalam belajar disertai
pedoman penggunaan bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Bertolak dari uraian tentang modul di atas, dalam pengembangannya
harus memperhatikan lima karakteristik modul yaitu: self instructional
(belajar mandiri), self contained (meliputi seluruh materi dari suatu
kompetensi), stand alone (berdiri sendiri), adaptif (menyesuaikan
11 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar ..., 218-219. Nurul Zuriah, Hari Sunaryo, & Nurbani
Yusuf, “IbM Guru dalam Pengembangan Bahan Ajar Kreatif Inovatif Berbasis Potensi
Lokal”,Jurnal Dedikasi, Volume 13 (2016), 39–49. 12 Yunieka Putri Sukiminiandari, Budi Agus Setyo, & Yetti Supriyati, “Pengembangan
Modul Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Saintifik”, Seminar Nasional Fisika,
Jakarta
13 Dewi Purnama Sari & Edy Surya, “Development the Module of Mathematics
Statistics 1 by using the Model of Dick and Carey Design”, International Journal of
Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR), Volume 34, Number 1 (2017), 237–
246.
10
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi), user friendly (bersahabat
dengan pemakainya).14
b. Pembelajaran Discovery Learning
Discovery Learning adalah pembelajaran yang memajukan cara
belajar aktif, berorientasi pada proses,mengarahkan sendiri, mencari sendiri, dan
reflektif.15
. Pembelajaran Discovery learning merupakan metode pembelajaran
yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat mendorong
siswa belajar aktif menemukan peetahuan sendiri.16
.
Beberapa ciri pembelajaran dengan discovery learning diantaranya adalah
adanya keterlibatan dan interaksi antara guru dengan siswa, dan antara siswa
dengan siswa; adanya kesesuaian antara tuntutan kognitif konsep yang akan
dipelajari siswa dan kesiapan mental siswa atau pengetahuan siswa dalam
menginternalisasi konsep-konsep yang dipelajari.17
Langkah langkah pembelajaran Discovery Learning diawali dari kegiatan
pendahuluan yang didalamnya berisi penjelasan kompetensi dasar dan
menginformasikan tentang ,etode pembelajaran Discovery Learning kemudian
kegiatan inti yang berisi pemberian stimulus ( rangsangan), Identifikasi
masalah, Pengumpulan data, Pembuktian dan kesimpulan.18
14
Tri Indra Prasetya, “Meningkatkan Keterampilan Menyusun Instrumen Hasil Belajar Berbasis
Modul Interaktif bagi Guru-Guru IPA SMP N Kota Magelang,” Journal of Educational Research
and Evaluation, Volume 1, Number 2 (2012,: 106–112. 15
Dr Hj Euis Eti Rohaeti dkk.,Pembelajaran Inovatif Matematika Bernuansa Pendidikan Nilai dan
Karakter”PT Refika Aditama,:261 16
Dr Hj Euis Eti Rohaeti dkk.”Pembelajaran ….,:261-262
17
Dr Hj Euis Eti Rohaeti dkk, Pembelajaran….262 18
Dr Hj Euis Eti Rohaeti dkk, Pembelajaran….262
11
E. Spesifikasi Produk
Produk yang dikembangkan berupa pengembangan modul pembelajaran
matematika kelas V berbasis discovery learning pada materi bangun kubus dan
balok pada kompetensi dasar menjelaskan Menjelaskan, dan menentukan volume
bangun ruang dengan menggunakan satuan volume (seperti kubus satuan) serta
hubungan pangkat tiga dengan akar pangkat tiga serta Menyelesaikan masalah
yang berkaitan V dengan volume bangun ruang dengan menggunakan satuan
volume (seperti kubus satuan) melibatkan pangkat tiga.
Modul disusun atas tiga bagian yaitu: bagian awal, inti, dan penutup.
Pada bagian awal berisi: halaman judul, kata pengantar,peta konsep, pengantar,
daftar isi, dan rencana pembelajaran. Bagian inti modul berisi kegiatan inti
pembelajaran yang dilengkapi dengan langkah pembelajaran discovery learning
yaitu pemberian stimulus, pengumpulan data, pembuktian dan Kesimpulan ,
rangkuman, tes formatif. Bagian akhir modul terdiri atas: glossarium, dan
daftar pustaka.
Modul dirancang sedemikian rupa agar peserta didik aktif belajar secara
mandiri. Modul ini menggiring pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
dan mendorong peningkatan hasil belajar peserta didik.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan
(research and development atau R & D). Penelitian dan pengembangan adalah
12
suatu proses atau langkah – langkah untuk mengembangkan suatu produk baru
atau menyempurnakan produk yang telah ada sehingga dapat
dipertanggungjawabkan.19
Produk tersebut tidak selalu berbentuk hardware
software tetapi program computer untuk pengolahan data,pembelajaran di
kelas,perpustakaan atau laboratorium,pelatihan, bimbingan, evaluasi
manajemen. Produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah bahan ajar yang
berupa modul Matematika berbasis discovery learning Materi Kubus dan
Balok untuk siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah.
2. Prosedur Pengembangan
Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan ADDIE yang
merupakan singkatan dari tahap-tahap kegiatan terdapat dalam model
pengembangan tersebut yang terdiri dari Analysis, Design, Development,
Implementation, dan Evaluation.20
Gambar 1. ADDIE Model
19
Prof Dr Endang Widi Winarni, Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif Kualitatif Penelitian
Tindakan Kelas Research and Development, Bumi Aksara,248 20 Robert Maribe Branch & Tonia A. Dousay, Survey of Instructional Development
Models,
USA: Association for Educational Communications and Technology, 2015……..28-29
13
Sumber: Christine Peterson (2003) 21
A. Analysis (analisis); menganalisis segala sesuatu yang dibutuhkan
dalam pengembangan.
B. Design (desain); membuat desain atau kerangka modul yang akan
dikembangkan baik susunan maupun tampilan.
C. Development (pengembangan produk); pengembangan bahan ajar
modul mulai pengumpulan bahan, penyusunan, validasi, revisi, dan
produksi modul
D. Implementation (penerapan); menggunakan modul yang
dikembangkan dalam pembelajaran.
E. Evaluation (evaluasi); mengevaluasi modul yang digunakan terkait
keefektifan, kepraktisan, dan kemenarikannya dalam pembelajaran
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian pengembangan ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1
Magelang yang beralamat di Santan Sumberejo Mertoyudan Magelang.
Tempat penelitian ini dipilih dengan pertimbangan bahwa di madrasah tersebut
ada permasalahan dalam pembelajaran yang penting untuk dilakukan penelitian
dan pengembangan Penelitian ini rencana akan dilaksanakan mulai tanggal 2
Februari 2019 sampai dengan 27 April 2019.
4. Subyek Penelitian
Subyek penilitian ini adalah peserta didik kelas V MIN 1 Magelang,
Kabupaten Magelang dengan jumlah 44 peserta didik yang terbagi menjadi
21 Christine Peterson, “Bringing ADDIE to Life: Instructional Design at Its Best”, Journal of Educational Multimedia and Hypermedia, Volume 12, Number 3 (2003), 227–241.
14
2 kelas yaitu kelas A berjumlah 22 sebagai kelas kontrol dan kelas B yang
berjumlah 22 sebagai kelas ujicoba.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil
wawancara tidak terstruktur, observasi, angket dan hasil tes tertulis (pretest
dan posttest) peserta didik kelas V MIN 1 Magelang.
6. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data secara
kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yang diperoleh dari wawancara
terhadap kepala madrasah, guru MIN 1 Magelang dan siswa kelas V MIN 1
Magelang dipaparkan secara deskriptif, selanjutnya dibuat kesimpulan. Data
kuantitatif digunakan untuk (1) menguji kelayakan modul menurut ahli
materi dan media; (2) mengetahui kepraktisan modul menurut tanggapan
guru; dan (3) kemenarikan modul menurut tanggapan peserta didik. Analisis
dilakukan dengan cara menghitung rata-rata skor setiap aspek yang dinilai
dan mengkonversi skor rata-rata menjadi nilai kualitatif dengan
klasifikasi sebagai berikut.
15
Tabel 1. Konversi dan Klasifikasi Skor Modul Skala 5
Rumus Rerata Skor Klasifikasi
> 4,2 Sangat Baik
X >Xi + 1,8 ×
3,4<X≤4,2 Baik
X i+ 0,6 ×< X ≤ Xi +1,8×
2,6<X≤3,4 Cukup
X i–0,6 ×< X ≤ Xi +0,6×
1,8<X≤2,6 Kurang
X i–1,8 ×< X ≤ Xi – 0,6 ×
≤ 1,8 Sangat Kurang
X ≤ Xi – 1,8 ×
Sumber: S. Eko Putro Widoyoko (2017: 238)
Keterangan:
1
(skor maksimum ideal + skor minimum
X i
= Rerata ideal =
2
ideal)
= Simpangan baku ideal =
1
(skor maksimum ideal–
6
skor minimum ideal)
X = Skor Empiris.
X= Skor Empiris22
22
S. Eko Putro Widoyoko,Evaluasi Program Pembelajaran,Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2017,238
16
Analisis keefektifan dilakukan untukmengevaluasi modul dengan cara
menentukan persentase ketuntasan belajar klasikal, dan menganalisis