1 PENGEMBANGAN MODUL FISIKA KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER 2 DI SMK NEGERI 3 SINGARAJA Sang Putu Sri Jaya Program Studi Teknologi Pembelajaran Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK Penelitian pengembangan ini bertujun menghasilkan produk berupa modul fisika kontekstual untuk peserta didik kelas X semester 2 di SMK Negeri 3 Singaraja yang teruji kelayakan dan keunggulannya untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran fisika. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian pengembangan (research and development), dengan desain pengembangan yang dipilih adalah menggunakan model pengembangan De geng. Langkah-langkah pengembangan nya adalah sebagai berikut. 1) analisis tujuan dan karakteristik bidang studi; 2) analisis sumber belajar; 3) analisis karakteristik pebelajar; 4) menetapkan tujuan belajar dan isi pembelajaran; 5) menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran; 6) menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran; 7) mene tapkan strategi pengelolaan pembelajaran; dan 8) pengembangan prosedur pengu kuran hasil pembelajaran. Validasi draft mencakup 1) uji ahli isi dan media pembelajaran; 2) uji ahli desain pembela jaran; 3) uji siswa perorangan; 4) uji siswa kelompok kecil; dan 4) uji lapangan. Hasil review dari ahli isi dan ahli media menyatakan bahwa modul fisika kontekstual yang dikembangkan sudah sesuai. Hasil tanggapan ahli desain untuk uji ahli desain pembelajaran memper lihatkan bahwa ahli desain memberikan tanggapan sangat baik dengan persentase 90%. Hasil tanggapan peserta didik untuk uji siswa perorangan memperlihatkan bahwa peserta didik memberikan tangga pan sangat baik sebanyak 33,3%, baik sebanyak 66,7 %, dan sebanyak 0% untuk kategori cukup, kurang dan sangat kurang. Hasil persentase keseluruhan peserta didik untuk uji siswa perorangan sebesar 91% terletak pada kualifikasi sangat baik. Hasil tanggapan peserta didik untuk uji kelom pok kecil memperlihatkan bahwa peserta didik memberikan tanggapan sangat baik sebanyak 22,2%, baik sebanyak 66,7%, cukup sebanyak 11,1% dan sebanyak 0% untuk kategori kurang dan sangat kurang. Hasil persentase keseluruhan peserta didik untuk uji kelompok kecil sebesar 85% terletak pada kualifikasi baik. Hasil tangga pan pendidik untuk uji lapangan memper lihatkan bahwa pendidik memberikan tanggapan baik dengan persentase 83%. Hasil tanggapan peserta didik untuk uji lapangan memperlihatkan bahwa peserta didik memberikan tanggapan sangat baik sebanyak 55%, baik sebanyak 45%, dan sebanyak 0% untuk kategori cukup, ku rang dan sangat kurang. Hasil persentase keseluruhan peserta didik untuk uji lapangan sebesar 90% terletak pada kualifikasi sangat baik. Hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t memberikan hasil sig sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata pretest dan posttest peserta didik. Nilai rata-rata pretest (Mean=75,17, Standard Deviation=9,03) lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata posttest (Mean = 30,21, Standard Deviation = 7,75). Kata kunci: pengembangan, model pengembangan Degeng, modul fisika kontekstual, hasil belajar fisika
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
PENGEMBANGAN MODUL FISIKA KONTEKSTUALUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA
PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER 2DI SMK NEGERI 3 SINGARAJA
Sang Putu Sri JayaProgram Studi Teknologi Pembelajaran Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha
ABSTRAK
Penelitian pengembangan inibertujun menghasilkan produk berupamodul fisika kontekstual untuk pesertadidik kelas X semester 2 di SMK Negeri 3Singaraja yang teruji kelayakan dankeunggulannya untuk meningkatkan hasilbelajar dalam pembelajaran fisika.
Metode penelitian yang digunakanadalah metode penelitian pengembangan(research and development), dengandesain pengembangan yang dipilih adalahmenggunakan model pengembangan Degeng. Langkah-langkah pengembangannya adalah sebagai berikut. 1) analisistujuan dan karakteristik bidang studi; 2)analisis sumber belajar; 3) analisiskarakteristik pebelajar; 4) menetapkantujuan belajar dan isi pembelajaran; 5)menetapkan strategi pengorganisasian isipembelajaran; 6) menetapkan strategipenyampaian isi pembelajaran; 7) menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran;dan 8) pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Validasi draftmencakup 1) uji ahli isi dan mediapembelajaran; 2) uji ahli desain pembelajaran; 3) uji siswa perorangan; 4) uji siswakelompok kecil; dan 4) uji lapangan.
Hasil review dari ahli isi dan ahlimedia menyatakan bahwa modul fisikakontekstual yang dikembangkan sudahsesuai. Hasil tanggapan ahli desain untukuji ahli desain pembelajaran memperlihatkan bahwa ahli desain memberikantanggapan sangat baik dengan persentase90%. Hasil tanggapan peserta didik untukuji siswa perorangan memperlihatkanbahwa peserta didik memberikan tanggapan sangat baik sebanyak 33,3%, baiksebanyak 66,7 %, dan sebanyak 0% untuk
kategori cukup, kurang dan sangat kurang.Hasil persentase keseluruhan peserta didikuntuk uji siswa perorangan sebesar 91%terletak pada kualifikasi sangat baik. Hasiltanggapan peserta didik untuk uji kelompok kecil memperlihatkan bahwa pesertadidik memberikan tanggapan sangat baiksebanyak 22,2%, baik sebanyak 66,7%,cukup sebanyak 11,1% dan sebanyak 0%untuk kategori kurang dan sangat kurang.Hasil persentase keseluruhan peserta didikuntuk uji kelompok kecil sebesar 85%terletak pada kualifikasi baik. Hasil tanggapan pendidik untuk uji lapangan memperlihatkan bahwa pendidik memberikantanggapan baik dengan persentase 83%.Hasil tanggapan peserta didik untuk ujilapangan memperlihatkan bahwa pesertadidik memberikan tanggapan sangat baiksebanyak 55%, baik sebanyak 45%, dansebanyak 0% untuk kategori cukup, kurang dan sangat kurang. Hasil persentasekeseluruhan peserta didik untuk ujilapangan sebesar 90% terletak padakualifikasi sangat baik. Hasil perhitungandengan menggunakan uji-t memberikanhasil sig sebesar 0,001 yang lebih kecildari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H0ditolak dan H1 diterima. Dapat dikatakanbahwa terdapat perbedaan nilai rata-ratapretest dan posttest peserta didik. Nilairata-rata pretest (Mean=75,17, StandardDeviation=9,03) lebih tinggi dibandingkannilai rata-rata posttest (Mean = 30,21,Standard Deviation = 7,75).
Kata kunci: pengembangan, modelpengembangan Degeng, modul fisikakontekstual, hasil belajar fisika
2
CONTEXTUAL PHYSICS MODULE DEVELOPMENTTO IMPROVE STUDENTS’ACHIEVEMENT IN STUDYING PHYSICS
FOR CLASS X IN SEMESTER 2 OF SMK NEGERI 3 SINGARAJA
Sang Putu Sri JayaEducational Technology Post-graduate Program
Ganesha University of Education.
ABSTRACT
This development research aimedto produce a contextual physics modulefor class X in semester 2 students ofSMKN 3 Singaraja in which thefeasibility and advantages had beentested to improve learning achievementsin learning Physics.
The research method used was theresearch and development method. Thechosen of the design development wasDegeng model. The Development stepswere as follows.1) analysis goals andcharacteristics of the study area, 2)analysis of learning resources, 3)analysis of the characteristics oflearners; 4) establish learning objectivesand content of learning; 5) determine theorganization of learning contentstrategy; 6) establish a strategy deliveryof learning content; 7) determine thelearning management strategies, and 8)the development of learning outcomesmeasurement procedures. Validationdraft covered : 1) the content expert testand learning media, 2) the instructionaldesign experts test, 3) individual studenttest, 4) a small group of students test,and 4) field test.
The results of the expert review ofcontent and media stated that contextualphysics module had been developedaccordingly. The results of designexperts responses toward the expertlearning design test showed that thelearning design experts gave very wellpositive responses in the percentage of90%. The results of learner responses toindividual students' test showed thatstudents’ responses very well was
33.3%, good was 66.7% and 0% wasfor the category of enough, less andpoor. The overall percentage of studentsto test individual students by 91% islocated in a very good qualification. Theresults of the responses of students tosmall groups of test showed thatstudents respond very well 22.2%,66.7% good, just 11.1% and 0% for thecategory of less and less. The result ofthe overall percentage of students to testsmall groups of 85% is located in a goodqualification. The results of the responseof educators to the field test showed thateducators respond well to the percentageof 83%. The results of the responses ofstudents to the field test showed thatstudents respond very well 55%, both45% and 0% for the category of pretty,less and less. The result of the overallpercentage of students for field testingby 90% is located in a very goodqualification. The results of calculationsusing the t-test sig yield of 0.001 issmaller than 0.05. This shows that H0 isrejected and H1 accepted. It can be saidthat there were differences in theaverage value of study of studentsbefore and after learning. The averagevalue after learning (mean = 75.17,standard deviation = 9:03) was higherthan before the study (mean = 30.21,standard deviation = 7.75).
Adnyana, P. B. 2004. Pengembanganmodel pembelajaran kooperatif bermodul yangberwawasan sains tenologidan masyarakat (STM) danpengaruh implementasinyaterhadap hasil belajarbiologi siswa SMA diSingaraja. Disertasi (Tidakdipublikasikan). Malang:Program Pasca SarjanaUniversitas Negeri Malang.
Anderson, L. W., & Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy forlearning, teaching, andassessing. New York:Longman.
Arikunto, S. 2002. Dasar-dasarevaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. 2003. Dasar-dasarEvaluasi. Jakarta: BumiAksara.
Atiomo, W. 2009. A constructiviststrategy for medium/largestudent groups-the contextual learning model. TheOpen Medical EducationJournal. 2. 1-9.
Bawayasa, I P. G. 2011. Pengaruhpembelajaran kontekstualterhadap hasil belajarfisika peserta didik kelas XSMA ditinjau dari motivasi berpretasi. Tesis(Tidak dipublikasikan).Singaraja: Program PascaSarjana Universitas Pendidikan Ganesha.
Candiasa, I M. 2010. Pengujianinstrumen penelitian disertai aplikasi iteman danbigsteps. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Chang, W. 2011. Limitation andfunction: Four examples ofintegrating thermodynamics. Asia-Pasific Forumon Science Learning andTeaching. 12(1). 1-8.
Cheng, E. C. K. 2011. The role ofself regulated learning inenhancing learning performance. The InternationalJournal of Research andReview. 6(1). 1-16.
Cole, M. 1996. Cultural Psycology:A once and futurediscipline. Cambridge: Harvard University Press.
Depdiknas. 2008a. Panduan pengembangan bahan ajar.Dirjen Dikdasmen Direktorat Pembinaan SMA.
Depdiknas. 2008b. Teknik penyusunan modul. DirjenDikdasmen DirektoratPembinaan SMK.
Depdiknas. 2008c. Penyusunan laporan hasil belajar pesertadidik. Dirjen Dikdasmen Direktorat PembinaanSMA.
20
Depdiknas. 2008d. Panduan pengembangan indikator.Dirjen Dikdasmen Direktorat Pembinaan SMA.
Depdiknas. 2008e. Panduan pengembangan materi pembelajaran. Dirjen Dikdasmen Direktorat PembinaanSMA.
Depdiknas. 2008f. Penulisan modul.Dirjen Peningkatan MutuPendidik dan Tenaga Kependidikan.
Etuk, E. N., Etuk, G. K., Eyo, E. U.E., & Samuel, J. 2011.Constructivist instructionalstrategy pupils’ achievement and attitude towardprimary science. BulgarianJournal of Science andEducation Policy. 5(1). 30-46.
Fakir, R. M., & Kumari, R. 2007.Effective use of textbooks:A neglected aspect ofeducation in Pakistan.Journal of Education forInternational Development, 3(1), 1-12.
Finkelsteins, N. D. 2001. Context inthe context of physics andlearning. San Diego:Department of Physics andLaboratory of Comparative Human CognitionUniversity of California.Available at:http://lchc.ucsd.edu/-nfinkels/perc.context.Diakses pada tanggal 15Oktober 2011.
Francom, G. M. 2010. Teach me howto learn: Principle forfostering students’ self-directed learning skils.International Journal ofSelf-Directed Learning. 7(1). 29-39.
Garbett, D. 2011. Constructivitismdeconstructed in scienceteacher education. Australian Journal of TeacherEducation. 36(1). 36-49.
Horsley, M., Knight, B., & Huntly,H. 2010. The role oftextbooks and other teaching and learning resourcesin higher education inAustralia: Change andcontinuity in supportinglearning. IARTEM 1-Journal. 3(2). 43-61.
Kobsiripat, W., Kidrakarn, P., &Ruangsuwan, C. 2011. Thedevelopment of selfdirected learning by usingSDL e-training system.European Journal ofSocial Science. 21(4). 556-562.
Komalasari, K. 2009. The effect ofcontextual learning in civiceducation on students’civic competence. Journalof Social Science. 5(4).261-270.
Libman, Z. 2010. Integrating real-lifedata analysis in teachingdescriptive statistics: Aconstructivist approach.Journal of StatisticsEducations. 18(1). 1-23.
21
Macaulay, J. O., Damme, V., &Walker, K. Z. 2009. Theuse of contextual learningto teach biochemistry todietetic students’. Biochemistry and MolekularBiology Education. 37(3).137-143.
Mahayukti, G. A. 2003. Pengaruhpenerapan pendekatan realistik terhadap penalarandan komunikasi matematika peserta didik SLTP1 Singaraja. JurnalPendidikan danPengajaran. 75-77.
Mariawan, I. M., & Suma, K. 2009.Pengembangan perangkatpembelajaran fisika SMPberotientasi contextualopen-ended problem solving. Laporan Penelitian.Lemlit Undiksha.
Mih, C., & Mih, V. 2010.Component of selfregulated learning: Implication for school performance. Acta DidacticaNapocensia. 3(1). 39-48.
Mustafa, J. 2011. Proposing a modelfor intergration of socialissues in school curriculum. International Journal of Academic Research.3(1). 925-931.
Narli, S. 2011. Is constructivistlearning environment realyeffective on learning andlong-term knowledge retention in mathematics? Example of the infinity concept.Eduational Research andReview. 6(1). 36-49.
Nugraheni, D. 2007. Meningkatkanminat belajar sains (IPA)dengan menggunakan pendekatan kontekstual (CTL)pada pokok bahasancahaya peserta didik kelasV semester II sekolahdasar negeri kedungmudu01 semarang tahunpelajaran 2006/2007.Skripsi (tidak diterbitkan).Semarang: UniversitasNegeri Semarang.
Oka, G. P. A. 2011. Pengembanganbahan ajar interaktif berbasis component displaytheory (CDT) pada matakuliah multimedia jurusanteknologi pendidikan FIPUndiksha. Tesis (Tidakdipublikasikan). Singaraja:Program Pasca SarjanaUniversitas PendidikanGanesha.
Raharjo, S. 2011. Pengaruh modelpembelajaran kontekstualterhadap hasil belajarkimia ditinjau dari motivasi berprestasi: Studieksperimen pada pesertadidik kelas XI IPA SMANegeri 1 Kuta. Tesis(Tidak dipublikasikan).Singaraja: Program PascaSarjana Universitas Pendidikan Ganesha.
Rusmono, D. 2009. Sajian materipenulisan modul.Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
22
Sadiman, A. S., Raharjo, R.,Haryono, A., & Rahardjito. 2005. Media pendidikan: Pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya. Jakarta: PTRajaGrafindo Persada.
Santrock, J. W. 2008. Psikologipendidikan, edisi kedua.Jakarta: Kencana.
Santyasa, I W. 2003. Pendidikan,pembelajaran, danpenilaian berbasis kompetensi. Makalah. Disajikan dalam seminarakademik HMJ pendidikanfisika IKIP NegeriSingaraja tanggal 27Februari 2003.
Santyasa, I W. 2004. Pengaruhmodel dan seting pembelajaran terhadap remidiasi miskonsepsi, pemahaman konsep dan hasil belajarfisika pada peserta didikSMU. Orasi ilmiah (tidakdipublikasikan). Pengenalan Jabatan Pendidik BesarTetap dalam Disiplin IlmuPendidikan Fisika Universitas Pendidikan GaneshaSingaraja tanggal 28Agustus 2006.
Santyasa, I W. 2006. Pengakomodasian perubahan paradigma peserta didik dalampembelajaran. Makalahdisajikan dalam pelatihanbagi para pendidik TK,SD, SMP, SMA, dan SMKtanggal 12-14 januari2009, di kecamatan Nusa
Penida kabupaten Klungkung.
Santyasa, I W. 2009. Metodepenelitian pengembangandan teori pengembanganmodul. Makalah disajikandalam pelatihan bagi parapendidik TK, SD, SMP,SMA, dan SMK tanggal12-14 januari 2009, dikecamatan Nusa PenidaKabupaten Klungkung.
Santyasa, I W. 2011. Pengembangantes: Analisis butir dankonsistensi internal-nya(bahan ajar mata kuliahmetode penelitian dananalisis data kuan-titatif).Singaraja: ProgramPascasarjana Undiksha.
Seels, B. B., & Richey, R. C. 1994.Instructional technology:The definition anddomains of the field.Washington: Associationfor Educational andTechnology.
Semela, T. 2010. Who is joiningphysics and why? Factorinfluencing the choice ofphysics among Ethiopinuniversity students. International Journal of environmental & ScienceEducation. 5(3). 319-340.
Setiawan, I. G. A. N. 2008. Penerapan pengajaran kontekstualberbasis masalah untukmeningkatkahn hasil belajar biologi peserta didikkelas X2 SMA Laboratorium Singaraja. JurnalPenelitian dan Pengem
23
bangan Pendidikan. 2(1).45-59.
Srijaya, S. P. 2005. Pengaruh tipemasalah dalam pembelajaran pemecahan masalahdengan setting kelas kelompok kompetitif terhadapkinerja pemecahan masalah fisika peserta didikSMA Negeri 2 Singarajatahun pelajaran 2004/2005.Skripsi (tidak diterbitkan).Singaraja: IKIP NegeriSingaraja.
Sudjana. 1996. Metoda Statika.Bandung: Tarsito.
Suharta, I. G. P. 2001. Pendidikanmatematika realistik Indonesia (PMRI): Pengembangan dan pengimplementasian prototype I danII pada peserta didik SD diSingaraja. Makalah disajikan dalam konferensinasional matematika XIdan kongres HMI di UM.22–25 Juli.
Sujanem, R., Suwindra, I. N. P., &Tika, K. 2009. Pengembangan modul fisikakontekstual interaktif berbasis web untuk meningkatkan pemahaman konsepdan hasil belajar fisikapeserta didik SMA disingaraja. Laporan penelitian. Lemlit Undiksha.
Syamaun, M., Chairawati., &Zakaria, F. 2010. Pendekatan matematika realistik: Cara efektif meningkatkan pemahaman logikamatematika peserta didik.
Tegeh, IM., & Kirna,IM. 2010.Pengembangan bahan ajarmetode penelitian pengembangan pendidikan denganADDIE model. LaporanPenelitian. Puslit Undiksha.
Vanderlinden, D. W. 2007. Teachingthe content and context ofscience: The effect ofusing historical narrativesto tech the nature ofscience and sciencecontent in an undergraduate introductorygeology course. Disertasi(Tidak dipublikasikan).Iowa: Iowa StateUniversity.
Vesali, M., & Noori, N. 2009. Therole of context in students’styles of answeringphysics questions. Proceedings of the 2nd
International Conferenceof Teaching and Learning.Malaysia: INTI UniversityColege.
Wan, N., & Nguyen, V. T. 2006.Investigating the integration of everyday phenomenaand practical work inphysics teaching inVietnamese high schools.International EducationJournal. 7(1). 36-50.
24
Warpala, I W. S. 2011. Pedomandasar pengembangan bahan ajar cetak dan pemilihan media pembelajaran.Makalah disampaikan dalam Pelatihan pengembangan bahan ajar bagipendidik-pendidik SD,SMP, SMA dan SMK sePropinsi Bali, pada tanggal9 – 13 Mei 2011.
Warsita, B. 2011. Teknologi pembelajaran: Landasan danaplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Webmaster, M. 2003. On-line dictionary. Avaliable at: http://www.webmaster-.com/.Diakses pada tanggal 12November 2011.
Westera, W. 2011. On the changingnature of learning context:
Anticipating the virtualextensions of the world.Educational Technology &Society. 14(2). 201-212.
Wibowo, I G. A. W. 2011. Keterampilan self-regulatedpeserta didik dalam pembelajaran fisika dankaitannya dengan prestasibelajar: Studi kasus dikelas XI IA 5 SMA Negeri1 Semarapura. Tesis (Tidak dipublikasikan). Singaraja: Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha.
Wren, J., & Wren, B. 2009.Enhancing learning byintegrating theory andpractice. InternationalJournal of Teaching andLearning in HigherEducation. 21(2). 258-265.